3 Investasi Leher ke Atas untuk Memulai Tahun 2024 dengan Lebih Baik
Tahun 2024 tinggal menghitung hari. Gimana, sudah menyiapkan resolusi untuk tahun baru? Jika boleh menyarankan, jangan ketinggalan untuk memasukkan investasi leher ke atas dalam daftar resolusimu.
Di era yang terus berubah, investasi ini menjadi kunci untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Investasi leher ke atas bukanlah sebuah pilihan, melainkan kebutuhan.
Kita hidup di zaman informasi yang berubah dengan cepat, teknologi yang berkembang pesat, dan kebutuhan pasar kerja yang terus bertransformasi. Untuk memanfaatkan peluang yang ada, kita harus siap secara mental, emosional, dan intelektual.
So, yuk, kita gali lebih dalam mengenai bagaimana investasi leher ke atas dapat menjadi fondasi kita dalam memulai tahun 2024 dengan langkah yang lebih mantap, dan siap menghadapi tantangan yang datang.
Table of Contents
Pentingnya Investasi Diri di Tahun 2024
Saat memasuki tahun 2024, kita bisa menyaksikan perubahan drastis dalam lingkungan sekitar kita, mulai dari lingkup kerja juga pribadi.
Transformasi digital telah meredefinisi banyak aspek kehidupan kita. Kita sudah enggak bisa memungkiri, bahwa teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, dan big data menjadi pilar utama di banyak sektor industri, termasuk di industri keuangan.
Perubahan ini tidak hanya menuntut adaptasi terhadap alat dan platform baru, tetapi juga memerlukan pola pikir yang inovatif dan kecakapan yang terus diperbarui. Di sinilah investasi diri atau investasi leher ke atas memainkan peran kunci.
Melalui investasi diri, kita dapat memastikan bahwa enggak hanya tetap relevan dalam lingkungan yang terus berubah, tetapi juga memiliki keunggulan kompetitif, terutama di sisi profesional kita. So, ada banyak keterampilan yang bisa mulai dikuasai, jika kita ingin bertahan.
Keterampilan ini penting kalau kita ingin punya pertumbuhan karier yang berkelanjutan. Dengan begitu, kita bisa merespons dengan tepat berbagai tantangan yang ada, dan memanfaatkan peluang yang muncul.
Investasi dalam diri sendiri menjadi bukan hanya investasi untuk saat ini saja, tetapi juga untuk masa depan. Dengan demikian, kita dapat membuka jalan untuk pertumbuhan secara pribadi dan profesional di era yang serba cepat dan terus berubah ini.
Jenis Investasi Leher ke Atas untuk Tahun 2024
Berikut beberapa jenis investasi leher ke atas yang bisa mulai kamu pertimbangkan untuk menyambut tahun 2024 mendatang.
1. Menambah Keterampilan yang Berkaitan dengan Karier dan Profesi
Tahun 2024 membawa peluang unik bagi profesional untuk meningkatkan dan memperluas keterampilan. Kita bisa belajar keahlian teknis baru yang relevan dengan industri yang sekarang bertumbuh. Misalnya, seperti pemrograman, analisis data, atau desain digital.
Misalnya, kalau kamu adalah seorang marketing staf, kamu bisa saja belajar menguasai teknik pemasaran digital terkini. Atau, kalau kamu seorang engineer, kamu bisa memperdalam pengetahuan tentang teknologi hijau atau tentang energi yang keberlanjutan.
Investasi dalam keterampilan ini enggak hanya meningkatkan nilai sebagai profesional, tetapi juga membuka jalan untuk kemajuan karier dan peluang yang lebih luas. Imbasnya apa? Tentu saja, peningkatan penghasilan. Amin!
2. Pengetahuan Lebih Mendalam tentang Teknologi
Mengingat teknologi berkembang dengan cepat, menjadi penting untuk memahami dan menguasai alat dan platform teknologi terbaru di tahun 2024 nanti.
Misalnya, belajar cara kerja AI dan bagaimana cara memanfaatkannya untuk membantu tugas sehari-hari, atau belajar machine learning, kalau perlu hingga blockchain dan Internet of Things (IoT).
Bahkan bagi kamu yang enggak bekerja langsung di bidang teknologi, memiliki pemahaman dasar tentang tren ini juga oke banget lo! Pasalnya, nantinya kita akan bergerak maju ke pemanfaatan teknologi cerdas seperti ini. Semua produk teknologi tersebut semakin terintegrasi dalam semua aspek kehidupan dan pekerjaan kita.
Kamu bisa mulai dari yang paling sederhana di tahun 2024. Misalnya, belajar memahami tentang keamanan siber yang sangat penting bagi hampir setiap profesi di era digital.
3.Menjaga Kesehatan Fisik, Mental, dan Finansial
Investasi leher ke atas tidak hanya terbatas pada pengembangan intelektual dan profesional, tetapi juga melibatkan kesehatan fisik dan mental.
Praktik seperti meditasi, yoga, atau olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental, memastikan bahwa kita tetap produktif dan berenergi. Selain itu, pendidikan finansial—memahami cara mengelola keuangan, berinvestasi, dan merencanakan pensiun—adalah aspek penting yang sering diabaikan.
Dengan ekonomi yang berubah-ubah, memiliki pengetahuan finansial dapat memberikan keamanan dan stabilitas, baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun persiapan jangka panjang.
Strategi Memulai dan Menjaga Investasi Leher ke Atas
Memulai investasi leher ke atas memerlukan strategi yang matang. Supaya apa? Tentu saja supaya enggak hanya sekadar wacana. Jadi, apa yang harus dilakukan untuk memastikan hal ini bisa benar-benar dimulai di tahun 2024?
1. Tujuan yang Realistis
Langkah pertama dan terpenting adalah menetapkan tujuan yang realistis dan terukur. Tujuan lo apa? Gitu kan?
Artinya, kamu mesti mengidentifikasi dulu area-area spesifik yang ingin kamu kembangkan, lalu menetapkan target yang dapat diukur dan dicapai. Misalnya, tujuan bisa berupa menyelesaikan kursus online tertentu dalam waktu tiga bulan. Atau bisa juga mengembangkan kebiasaan meditasi harian, atau ikut kelas online FCOS setiap bulan sesuai jenjang.
2. Buat Rencana Belajar
Setelah tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat rencana belajar. Rencana ini harus mencakup jadwal belajar, sumber daya yang akan digunakan, dan metode untuk melacak kemajuan.
Penting juga untuk menyesuaikan rencana ini sesuai dengan perubahan kebutuhan dan situasi kamu.
3. Cari Mentor atau Tempat Belajar yang Pas
Mencari mentor atau tempat belajar yang pas adalah kunci keberhasilan dalam upaya ini.
Kamu memang bisa belajar dari mana saja, mulai dari yang gratis sampai berbayar. Namun, jika terlalu banyak informasi yang didapat, biasanya akan berujung pada kebingungan. So, coba riset dulu, karena mentor dan tempat belajar ini tergantung pada preferensi.
Untuk tempat belajar keuangan, enggak usah ke mana-mana. Karena ada QM Financial yang sudah siap dengan sederetan kelas online keuangan di tahun 2024 yang disusun sesuai kebutuhan. Kamu tinggal update saja di media sosial untuk jadwal kelasnya.
Kamu juga bisa belajar keuangan secara mandiri dengan mengambil kelas di Udemy. Tak terikat oleh waktu, kamu bisa menyelesaikan kelasmu sesuai kecepatan yang kamu inginkan.
Jadi, sudah siap dong, menyambut tahun 2024? Pasti juga sudah siap untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Dengan menetapkan tujuan yang jelas, membuat rencana yang terstruktur, dan mencari dukungan, kamu dapat memastikan bahwa investasi leher ke atas ini menjadi perjalanan yang konsisten, memuaskan, dan berdampak positif bagi pertumbuhan pribadi dan profesional kamu ke depannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami Risiko dalam Investasi Tanah dan Cara Mitigasinya
Orang-orang zaman dulu banyak yang dijuluki sebagai tuan tanah. Ya, enggak salah sih, karena rerata memang punya tanah yang luas. Seiring waktu, apakah ada orang-orang di masa sekarang yang hobi investasi tanah?
Kayaknya sih masih banyak ya. Enggak usah jauh-jauh. Lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, saja juga melakukan investasi tanah. Harapannya, bisa dibangun rumah untuk ditinggali nanti kalau sudah pensiun.
Nah, apakah ada di antara kamu yang juga tertarik investasi properti, khususnya tanah?
Table of Contents
Apa sih Itu Investasi Tanah?
Investasi tanah adalah sebuah bentuk penanaman modal di mana seseorang membeli tanah dengan harapan bahwa nilai tanah tersebut akan meningkat seiring waktu.
Berbeda dari jenis investasi lain seperti saham atau obligasi, investasi tanah adalah investasi fisik atau riil, artinya investor secara langsung memiliki aset berwujud. Uniknya, tanah adalah sumber daya terbatas dan enggak dapat dibuat atau dikembangkan lebih lanjut. Hal inilah yang menjadikannya sebuah aset yang potensial untuk terus bertambah nilainya karena keterbatasan pasokan.
Salah satu daya tarik utama dari investasi tanah adalah potensi keuntungannya yang signifikan. Kenaikan nilai tanah biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan infrastruktur di sekitarnya, perubahan zonasi, atau peningkatan permintaan.
Misalnya saja nih, sebuah lahan yang awalnya berada di area terpencil bisa menjadi sangat bernilai jika di masa depan terdapat pembangunan jalan tol, pusat perbelanjaan, atau fasilitas umum lainnya di dekat lokasi tersebut.
Selain itu, investasi tanah juga sering dianggap sebagai bentuk perlindungan terhadap inflasi, karena nilai tanah cenderung naik melebihi laju inflasi jangka panjang.
Di samping segala potensinya, tetap penting untuk diingat bahwa investasi tanah juga mengandung risiko tertentu. Di antaranya likuiditas yang rendah dan ketergantungan pada kondisi pasar lokal. Artinya, kalau tertarik untuk berinvestasi di sini, kita perlu memahami dinamika pasar lokal, juga melakukan riset menyeluruh, dan merencanakan strategi investasi jangka panjang.
Risiko Umum dalam Investasi Tanah
Apa saja risiko umum investasi tanah yang perlu diperhatikan? Coba kita lihat satu per satu.
Risiko Likuiditas
Berbeda dengan saham atau obligasi, tanah adalah aset yang tidak mudah dijual dengan cepat. Ini berarti, dalam situasi ketika dana tunai diperlukan segera, kita mungkin mengalami kesulitan untuk menjual properti tanah dengan harga yang diinginkan dalam waktu yang singkat.
Risiko Hukum
Investasi tanah sering kali melibatkan masalah hukum yang kompleks. Misalnya seperti keabsahan sertifikat, zonasi, dan perubahan dalam peraturan pemerintah. Kalau sampai kita salah dalam memahami aspek legalnya, maka dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Contohnya, kita membeli tanah sengketa atau ada masalah pada sertifikatnya. Bisa jadi timbul masalah yang akan membuat kita rugi.
Risiko Pasar
Nilai tanah sangat tergantung pada dinamika pasar, yang dapat berfluktuasi karena berbagai faktor ekonomi, politik, atau sosial. Misalnya, penurunan permintaan tanah di suatu area dapat secara signifikan menurunkan harga jual tanah.
Risiko Lingkungan
Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, atau perubahan kondisi lingkungan akibat perubahan iklim dapat mengurangi nilai tanah secara drastis. Investasi di area yang rawan bencana atau mengalami perubahan lingkungan negatif bisa menjadi investasi berisiko tinggi.
Cara Mengidentifikasi Risiko
Mengenali dan mengelola risiko-risiko ini adalah kunci untuk menjaga investasi tanah agar tetap menguntungkan dan aman. So, apa yang harus dilakukan?
Riset Pasar
Mengenali risiko bisa dimulai dengan melakukan riset pasar yang mendalam. Sebagai investor, kita perlu memahami tren dan dinamika pasar, seperti perkembangan area sekitar, rencana infrastruktur pemerintah, dan pergerakan harga tanah di masa lalu.
Informasi ini dapat memberikan gambaran tentang potensi kenaikan nilai tanah di masa depan dan juga membantu mengantisipasi perubahan pasar yang mungkin terjadi.
Cek Legalitas
Selanjutnya, cek legalitas tanah yang hendak dibeli. Pastikan bahwa tanah tersebut memiliki sertifikat yang sah, tidak terlibat dalam sengketa, dan memenuhi semua peraturan pembangunan yang berlaku. Kalau perlu, kita bisa meminta bantuan mereka yang profesional.
Analisis Lokasi
Sama seperti melakukan analisis terhadap fundamental saham, analisis lokasi dan lingkungan sekitar tanah juga penting banget. Faktor-faktor seperti kualitas lingkungan, risiko bencana alam, akses ke fasilitas umum, dan rencana pembangunan daerah sekitar dapat secara signifikan memengaruhi nilai investasi. Catat apa saja hal yang bisa menaikkan dan menurunkan harga tanah ke depannya, sehingga kita tahu apakah potensinya benar-benar baik di masa mendatang.
Strategi Mitigasi Risiko
Dalam menghadapi risiko yang terkait dengan investasi tanah, menerapkan strategi mitigasi risiko yang efektif adalah kunci untuk memastikan keberhasilan investasi. Ini yang harus dilakukan.
Diversifikasi Investasi
Artinya, jangan menaruh semua dana investasi pada tanah saja, melainkan sebarkan investasi ke berbagai jenis aset lain seperti saham, obligasi, atau jenis properti lainnya. Diversifikasi dapat mengurangi risiko karena tidak semua jenis investasi akan terpengaruh oleh faktor pasar yang sama pada waktu yang sama.
Miliki Asuransi Properti
Jika memang diperlukan, asuransi properti juga bisa dipertimbangkan demi memitigasi risiko. Polis asuransi yang dirancang khusus untuk tanah atau properti dapat memberikan perlindungan finansial dari kerugian yang disebabkan oleh risiko tertentu, seperti bencana alam atau kerusakan lingkungan. Dengan demikian, kita bisa dipastikan enggak akan kehilangan seluruh investasi akibat kejadian tak terduga.
Pemilihan dan Pertimbangan yang Cermat
Terakhir, memilih lokasi tanah yang strategis adalah strategi mitigasi risiko yang vital. Jadi pastikan tanah memang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Misalnya pilih area yang diharapkan akan berkembang karena rencana pembangunan infrastruktur atau zona ekonomi baru.
Investasi di lokasi seperti ini enggak hanya mengurangi risiko kerugian, tetapi juga meningkatkan peluang untuk keuntungan yang signifikan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita sebagai investor dapat mengurangi risiko yang terkait dengan investasi tanah dan meningkatkan potensi keberhasilan investasi yang kita lakukan.
Tip Investasi Tanah yang Aman
Investasi tanah yang sukses dan aman membutuhkan perencanaan yang komprehensif, seperti halnya instrumen investasi lainnya. So, berikut adalah beberapa tip investasi yang aman, bagi kamu yang ingin menjajaki peluang ini.
Tentukan Tujuan
Tujuan lo apa? Seperti biasa, kita sebagau investor harus memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapai dengan investasi tanah ini. Apakah nantinya akan dibuat bangunan, mendapatkan keuntungan jual beli, atau sekadar untuk diversifikasi aset.
Tujuan keuangan jangka panjang ini membantu dalam membuat keputusan yang lebih strategis dan terukur, serta mencegah keputusan investasi yang tergesa-gesa.
Hindari Pembelian Impulsif
Pembelian yang didasarkan pada rumor atau spekulasi harus dihindari. Pasar tanah sering kali dipenuhi dengan informasi yang belum tentu akurat, yang bisa memengaruhi investor untuk membuat keputusan yang tidak berdasar.
Sebelum memutuskan pembelian, lakukan riset dan verifikasi semua informasi yang didapat. Termasuk di dalamnya adalah memahami kondisi pasar saat ini, potensi pertumbuhan area tersebut, serta legalitas dan kejelasan status tanah.
Perhatikan Perkembangan ke Depan
Perubahan infrastruktur seperti pembangunan jalan, fasilitas publik, atau area komersial dapat secara signifikan meningkatkan nilai tanah. Demikian pula, kebijakan pemerintah terkait penggunaan tanah dan pembangunan dapat memengaruhi nilai dan potensi tanah secara besar-besaran.
Menjaga diri agar tetap ter-update dengan informasi dan berita dapat membantu mengidentifikasi peluang investasi yang menguntungkan dan mengurangi risiko.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, investasi tanah dapat menjadi lebih aman dan menguntungkan. Bagaimana? Tertarik untuk investasi tanah?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Investasi? Ini Dia Penjelasan Lengkap Sekaligus Contohnya
Salah satu hal penting dalam proses pengelolaan keuangan yang harus kita lakukan adalah berinvestasi. Apa itu investasi?
Mirisnya kalau sampai kamu melakukan sesuatu, tanpa paham apa artinya. Betul enggak? Termasuk juga soal investasi ini. Padahal, kalau investasi tanpa pemahaman yang cukup, alih-alih keuntungan, justru kerugian yang didapat. Terutama tidak bisa tercapainya tujuan finansial. Nah, ini malah yang benar-benar tidak kita inginkan, betul? Akibatnya pensiun enggak sejahtera, enggak bisa sekolahin anak sesuai harapan, dan sebagainya. Lebih fatal ketimbang sekadar kehilangan uang.
Jadi, apakah kamu sudah paham betul apa itu investasi? Kalau belum, yuk, kita kembali ke paling basic lagi: pengertiannya.
Apa Itu Investasi?
Apa itu investasi? Apa pengertian sebenarnya?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi artinya penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pihak yang melakukan investasi disebut investor.
Apa itu investasi, menurut Otoritas Jasa Keuangan, adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Sedangkan apa itu investasi menurut Wikipedia? Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Investasi adalah aktivitas untuk memberikan modal atau menempatkan dana pada instrumen tertentu, dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian mendapatkan keuntungan atau imbal hasil di masa depan. Nah, semakin ke sini, kadang investasi tidak selalu identik dengan uang. Waktu, tenaga, aset lain selain uang, yang diberikan dengan mengharap mendapatkan keuntungan di kemudian hari juga disebut dengan investasi.
Tujuan Orang Berinvestasi
Orang biasanya melakukan investasi untuk tujuan tertentu. In fact, tujuan inilah yang akan menentukan perjalanan investasi kita. So, tujuan jangan sampai salah.
Kita berinvestasi pastinya mengharapkan keuntungan. Tapi, bukan sekadar keuntungan hingga cepat kaya, akan ada baiknya juga kalau kita sudah tahu keuntungannya hendak dipakai untuk apa. Inilah tujuan keuangan yang sebenarnya.
Ada bermacam tujuan keuangan yang bisa dicapai dengan cara berinvestasi, di antaranya:
- Mengumpulkan dana untuk berbagai kebutuhan, misalnya menikah, ibadah ke tanah suci, biaya pendidikan anak dan sebagainya.
- Membangun aset untuk kebutuhan jangka panjang, misalnya dana pensiun
Ya, ini adalah konsep yang lebih tepat, alih-alih kita berinvestasi dengan alasan supaya kaya. Berinvestasi menuntut kita untuk sabar dan memiliki komitmen kuat. Apalagi kalau menghadapi berbagai fluktuasi yang terjadi—seperti saat artikel ini ditulis, ketika The Fed dengan ‘semena-mena’ menaikkan suku bunga acuan menjadi 1.75%.
Jenis Investasi Berdasarkan Waktu
Apa itu investasi, tak lepas dari jangka waktu untuk melakukannya. Biasanya kita bisa membedakan dalam 3 jangka waktu.
Investasi Jangka Pendek
Apa itu investasi jangka pendek? Di QM Financial, investasi jangka pendek dilakukan untuk berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi maksimal dalam 5 tahun. Misalnya, dana liburan, dana menikah, memenuhi dana darurat, dan lain-lain.
Karena dibutuhkan dengan segera, maka kita tidak bisa mempertaruhkan pada instrumen yang tinggi risiko. Jika ini yang dilakukan, maka akan ada peluang nilai investasi turun saat akan dibutuhkan. Dengan demikian, bisa dipilih berbagai instrumen rendah risiko seperti deposito, tabungan berjangka, obligasi negara, hingga reksa dana pasar uang.
Karena rendah risiko, maka imbal juga akan disesuaikan. Bunga deposito berkisar pada 3.5% saat artikel ini ditulis. Sementara, imbal Reksa Dana Pasar Uang berkisar antara 4.0% hingga 4.5% per tahunnya. Obligasi negara juga cukup menguntungkan dengan jangka waktu 3 tahun, kuponnya lebih tinggi daripada deposito.
Investasi Jangka Menengah
Apa itu investasi jangka menengah? Yaitu investasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di atas 5 tahun, tetapi di bawah 15 tahun. Di QM Financial, kebutuhan atau tujuan keuangan jangka menengah adalah 5 – 10 tahun. Misalnya saja untuk mengumpulkan DP rumah pertama, dana renovasi rumah, dan sebagainya
Jangka waktu antara 5 hingga 10 tahun ini bisa dilayani dengan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko sedang. Misalnya saja reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran. Imbal hasilnya juga sepadan dengan tingkat risikonya, yakni sedang.
Investasi Jangka Panjang
Apa itu investasi jangka panjang? Investasi jangka panjang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu di atas 10 tahun. Misalnya, menyiapkan dana pendidikan anak masuk SMP, SMA, hingga kuliah, atau membangun aset untuk dana pensiun.
Instrumen yang cocok dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan atau tujuan keuangan jangka panjang ini misalnya saham atau reksa dana saham, bisa juga dalam bentuk properti.
Imbal hasil investasi jangka panjang akan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan investasi jangka pendek maupun menengah. Hal ini tentu sebanding dengan tingkat risikonya juga.
Nah, itu dia penjelasan singkat tapi lengkap, beserta contohnya. Sudah ada bayangan kan, apa itu investasi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Paling Mudah dan Sederhana untuk Anak Muda
Rasanya, di zaman sekarang, sepertinya sudah banyak sekali anak muda sudah sadar akan pentingnya investasi. Buktinya, pasar modal saja didominasi—sebesar 70%–oleh nvestor muda loh, yang usianya di bawah 30 tahun. Nah, buat kamu yang belum memulai investasi juga, yuk, jangan ketinggalan. Apalagi cara investasi sekarang sudah simpel banget.
Yes, pandangan cara berinvestasi lama yang mengatakan bahwa hanya orang-orang kaya yang bisa melakukan investasi uang itu sekarang sudah enggak relevan lagi. Kamu yang masih mahasiswa, juga bisa dan boleh banget untuk mulai berinvestasi, dengan modal “hanya” Rp100.000 saja. Terjangkau banget kan, untuk pemula?
So, ayo, jangan ketinggalan. Berikut cara investasi paling mudah yang pasti bisa kamu ikuti sebagai pemula.
Cara Investasi Paling Mudah untuk Anak Muda
1. Pastikan keuangan sehat
Cara investasi yang tepat agar hasilnya optimal, lebih dulu kamu harus memastikan bahwa keuanganmu dalam kondisi yang baik dan sehat. Apa saja tanda kesehatan keuangan? Di antaranya:
- Cash flow positif
- Rasio cicilan utang maksimal 30%, dan dapat dibayar dengan lancar
- Punya dana darurat
- Punya proteksi yang memadai, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk pencari nafkah utama dalam keluarga
Bagaimana jika ingin investasi tetapi kondisi keuangan belum memenuhi kriteria sehat seperti di atas? Jika keuangan sehari-hari masih sulit, cara investasi pasti akan terpengaruh juga. Mungkin akan tersendat, bahkan bisa jadi tersabotase, hingga akhirnya tidak akan optimal.
Jadi, yuk, pastikan keuangan kamu sehat dulu, baru kemudian kamu membuat rencana investasi yang cocok.
2. Tentukan tujuan keuangan
Langkah kedua cara investasi yang benar adalah menentukan tujuan keuangan. Tujuan keuangan di sini adalah kondisi yang ingin kamu capai dalam waktu tertentu melalui investasi. Bisa dibilang tujuan keuangan ini adalah cita-cita, keinginan, dan mimpi yang ingin kamu wujudkan dalam hidup. Dan, untuk itu, kamu butuh biaya yang tak sedikit.
Tanpa memiliki tujuan yang jelas, investasi yang kamu lakukan tidak akan terarah dan pada akhirnya sulit juga untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal karena strategi dan target tak jelas.
Apa saja contoh tujuan keuangan? Misalnya:
- Dana menikah
- Dana naik haji
- Dana pendidikan anak
- Dana beli rumah
- Dana pensiun
Dan sebagainya. Semua cita-cita dan keinginan, terutama soal “Pengin hidup seperti apa ke depan nanti?” bisa menjadi tujuan keuangan. Jika perlu, buat daftarnya, untuk kemudian bisa kamu susun prioritasnya.
3. Hitung kebutuhan
Selanjutnya dalam cara investasi yang benar untuk anak muda, hitung kebutuhan dana untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan tersebut. Tak perlu kaget, karena di sini memang angkanya biasanya akan besar.
Misalnya, untuk dana pendidikan anak, cari tahu informasi biaya sekolah per jenjangnya. Dari sini, nantinya akan ketemu, berapa total biaya yang dibutuhkan. Cara yang kurang lebih sama juga bisa kamu lakukan untuk tujuan keuangan yang lain.
Sekali lagi, jangan panik dengan nominalnya yang mungkin besar, karena nanti kamu bisa menyusun berdasarkan prioritas.
4. Tentukan jangka waktu
Cara investasi yang benar adalah yang sesuai dengan prioritas. So, bagilah tujuan keuangan menurut target waktu, yaitu:
- Tujuan jangka pendek, untuk yang harus dipenuhi kurang dari 3 tahun.
- Tujuan jangka menengah, untuk yang harus dipenuhi antara 3 – 10 tahun.
- Tujuan jangka panjang, untuk berbagai hal yang ingin dicapai lebih dari 10 tahun.
Misalnya, kamu pengin menikah satu tahun lagi. Ini artinya tujuan keuanganmu jangka pendek. Ada lagi, kamu ingin mengumpulkan uang untuk DP rumah 5 tahun lagi. Ini berarti masuk ke dalam tujuan keuangan jangka menengah. Kemudian, kamu ingin membangun dana agar bisa pensiun sejahtera 20 tahun lagi. Nah, ini berarti tujuan jangka panjang.
Kamu boleh mengubah time frame tujuan keuangan yang lebih sesuai dengan kondisimu. Susun semuanya berdasarkan timeline, sehingga akan terlihat mana yang bisa diprioritaskan. Pastinya kamu pengin kan, semua tujuan tercapai meskipun mungkin sumber dayanya terbatas. Yah, begitulah manusia, banyak maunya. Karena itu, menyusun rencana keuangan itu penting untuk dilakukan.
5. Pilih instrumen investasi
Kunci cara investasi yang benar adalah kesesuaian antara tujuan keuangan dan jenis investasi. Di sinilah pentingnya kamu menentukan jangka waktu, karena ada kaitannya dengan tingkat risiko dan efektivitasnya dalam membantumu untuk mencapai target nominal kebutuhan.
Contohnya begini. Untuk DP rumah, kamu butuh Rp100 juta 5 tahun ke depan. Karena merupakan jangka menengah, maka kamu akan butuh instrumen investasi dengan tingkat risiko menengah juga. Kamu bisa memanfaatkan misalnya investasi reksa dana campuran, atau reksa dana pendapatan tetap. Bisa saja kamu melakukan cara investasi saham, tetapi ingat akan risiko fluktuasinya. Untuk jangka waktu 5 tahun, mungkin akan terlalu pendek. Karena itu, kamu perlu melakukan analisis yang lebih dalam.
Bagaimana kalau menggunakan instrumen yang lebih minim risiko untuk kebutuhan 5 tahun ini? Bisa saja, tetapi ingat, bahwa instrumen minim risiko, imbal hasilnya juga akan sepadan. Dengan demikian, cara investasi harus diubah. Kamu perlu menghitung dengan lebih saksama lagi, untuk memastikan ketika sudah tiba waktunya, nilai investasimu juga bertumbuh sesuai dengan target.
Selain menimbang jangka waktu dan tujuan keuangan, cara investasi yang benar juga harus memastikan profil risiko yang kamu miliki. Biasanya kamu bisa mengetahuinya dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh sekuritas atau manajer investasi, tempat kamu hendak berinvestasi. Ada 3 profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Kesesuaian pemilihan instrumen dan profil risiko ini juga penting dalam cara investasi yang benar, karena akan menentukan kenyamananmu dalam perjalanan investasimu.
6. Buka rekening
Cara investasi berikutnya adalah kamu perlu membuka rekening investasi, berdasarkan instrumen yang sudah dipilih.
Jika kamu memilih untuk berinvestasi di reksa dana, maka kamu perlu membuka rekening di APERD online, APERD bank, manajer investasi, sekuritas, atau e-commerce, yang merupakan tempat-tempat resmi yang menjual reksa dana. Jika kamu memilih untuk berinvestasi di saham, maka kamu perlu membuka rekening investasi di sekuritas. Jika memilih P2P Lending, maka kamu perlu membuka akun di platform fintech yang sudah ada.
Satu hal besar yang harus selalu diingat: pastikan perusahaan atau platform investasi yang kamu gunakan sudah terdaftar dan berizin Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya yang sesuai ya. Ini penting banget, untuk menghindari kamu terjebak modus penipuan investasi bodong yang kini marak. Untuk kamu yang masih pemula dan berusia muda, adalah penting untuk bisa berinvestasi sesuai rambu-rambu dulu, sebelum mungkin kamu ingin mencoba risiko yang lebih tinggi.
7. Jalankan rencana dengan disiplin
Nah, selanjutnya dalam cara investasi yang benar adalah disiplin, sehingga kamu bisa konsisten berinvestasi sesuai rencana.
Apalagi untuk investasi jangka panjang, bisa jadi akan banyak godaan harus kamu temui. Ini juga termasuk risiko investasi nih, tetapi berasal dari faktor internal yakni diri sendiri. Seharusnya, yang berasal dari diri sendiri seperti ini bisa kamu hindari.
Jangan lupa untuk melakukan review secara berkala. Ini penting agar kamu tahu jika ada yang perlu disesuaikan karena adanya perubahan-perubahan kondisi. Lakukan analisis, riset, dan survei secara saksama untuk menentukan platform investasi. Sabar dan konsisten adalah kunci cara investasi yang tepat, agar hasil optimal nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Risiko, Instrumen, dan Tip Terbaiknya
Kemudahan yang ditawarkan oleh beragam penyedia jasa keuangan untuk berinvestasi ini memang patut diapresiasi. Masyarakat menjadi semakin terdorong untuk bisa investasi, baik untuk tujuan jangka pendek maupun investasi jangka panjang.
Apalagi modal yang dibutuhkan untuk mulai juga bisa dari nominal yang kecil. Ibaratnya, dari sisa uang jajan pun, sudah bisa dipakai untuk modal investasi. But then again, kita memang perlu belajar investasi lebih mendalam seiring waktu. Membekali diri dengan berbagai ilmu dan pemahaman seputar produk investasi, agar upaya investasi kita juga semakin optimal dan tepat sasaran.
Terkhusus investasi jangka panjang, yang akan butuh waktu 10, 20, puluhan tahun untuk konsisten berinvestasi. Itu bukan hal yang mudah loh! Nah, mari kita bahas khusus dalam artikel kali ini.
Apa Maksudnya Investasi Jangka Panjang?
Menurut Investopedia, jenis investasi jangka panjang itu kalau kamu melakukan penanaman aset untuk mendapatkan imbal hasil selama lebih dari 1 tahun. Nah, kalau di QM Financial, investasi jangka panjang itu adalah investasi yang dilakukan untuk tujuan keuangan yang harus dicapai dalam waktu 10 tahun lebih. Di bawah 10 tahun, itu ada tujuan investasi jangka pendek dan jangka menengah.
So, sebenarnya enggak ada teori validnya, lebih cenderung ke relatif saja, disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Tetapi, mari kita sepakat di sini, bahwa investasi jangka panjang adalah investasi untuk tujuan jangka panjang, lebih dari 10 tahun.
Apa saja sih tujuan jangka panjang itu?
Banyak, dan tergantung kondisi serta cita-cita alias mimpi masing-masing individu. Beberapa contoh tujuan jangka panjang, misalnya:
Dana Pendidikan Anak
Saat kamu sedang membuat rencana keuangan agar dapat memastikan biaya anak sekolah hingga jenjang sarjana sedangkan sekarang si kecil masih balita, maka ini termasuk dalam tujuan keuangan jangka panjang. Pasalnya, kamu akan membuat rencana keuangan untuk lebih dari 10 tahun.
Dana Pensiun
Kalau kamu saat ini berumur 20-an, dan sedang membuat rencana pensiun setelah usia 50 tahun, maka itu termasuk tujuan jangka panjang juga.
Kamu juga bisa memasukkan berbagai tujuan lain, yang jangka waktunya lebih dari 10 tahun.
Risiko Investasi Jangka Panjang
Kalau berinvestasi, sudah pasti kita mengharapkan imbal hasil. Namun, enggak hanya itu. Ada risiko yang juga harus siap kita hadapi. In fact, setiap investasi ada risikonya. Kalau ada yang menjamin 100% investasi aman, apalagi ditambah bumbu-bumbu cepat untung besar, maka sudah pasti itu adalah investasi bodong.
Apalagi dalam investasi jangka panjang, risikonya juga semakin tinggi, seiring potensi imbal hasil yang juga semakin besar. Risikonya tinggi terutama karena kebanyakan datang dari faktor eksternal. Namun sebenarnya, kamu tak perlu khawatir, karena dengan strategi investasi jangka panjang yang tepat, risiko tinggi ini bisa kok diminimalkan.
Untuk itu, kamu harus mengenali dulu jenis risiko dalam investasi jangka panjang.
Risiko Pasar
Adalah risiko yang muncul akibat sentimen yang terjadi di pasar. Risiko ini jadi salah satu risiko yang paling sering terjadi, dan tak bisa dihindari. Banyak faktor yang memunculkan risiko investasi jangka panjang akibat sentimen pasar ini. Mulai dari perubahan tingkat pertumbuhan ekonomi, sampai masalah jumlah pengangguran yang meningkat, kerusuhan, bisa menjadi penyebab risiko pasar terjadi.
Di saat sentimen pasar menjadi negatif, investor akan beramai-ramai menarik uang dari pasar modal, sehingga harga saham pun anjlok. Sebaliknya, jika sentimen pasar positif, investor akan ramai-ramai membeli saham, sehingga harga saham melesat. Fluktuasi ini akan besar efeknya bagi nilai investasi kita.
Risiko Suku Bunga
Adalah risiko yang timbul akibat adanya perubahan suku bunga, sehingga memengaruhi nilai investasi. Teorinya, ketika suku bunga naik, maka harga obligasi turun. Begitu juga sebaliknya.
Risiko Inflasi
Risiko investasi jangka panjang ini muncul akibat terlalu tingginya jumlah uang yang beredar, sehingga menyebabkan harga-harga terus naik dan menurunkan daya beli masyarakat. Inflasi meningkat, artinya nilai uang tunai akan menurun, yang artinya nilai portofolio investor bisa menurun juga setiap tahunnya karena inflasi.
Risiko Likuiditas
Risiko ini terjadi akibat langkanya uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Biasanya terjadi pada pasar yang relatif baru, dan belum terbentuk secara solid. Ketika kita hendak menjual instrumennya, tidak ada yang mau membeli. Di situlah muncul risiko likuiditas.
Risiko Nilai Kurs
Risiko ini muncul terkait nilai tukar rupiah dengan mata uang asing. Risiko ini muncul, misalnya kalau kita hendak investasi saham di luar negeri. Di pasar modal Amerika Serikat, misalnya. Jika kamu hendak membeli saham di Nasdaq, maka kamu harus memperhitungkan kurs antara rupiah dan dolar AS. Jika ternyata nilai tukar rupiah sedang anjlok, maka kamu harus mengeluarkan modal lebih banyak.
Risiko Negara
Sudah bisa diduga kan, risiko ini muncul ketika ada polemik melanda negara, misalnya terjadi perang atau kudeta.
Nah, meskipun ada banyak risiko dan tak dapat dihindari seperti di atas, tapi bukan berarti lantas membuatmu mengurungkan niat untuk mulai investasi, ya kan?
Instrumen Investasi Jangka Panjang
Faktanya, ada banyak sekali instrumen yang bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang yang optimal. Mari kita berkenalan sedikit.
1. Emas
Instrumen satu ini sudah menjadi primadona sejak zaman orang tua kita. Dan memang, faktanya, logam mulia cocok banget dijadikan sebagai instrumen investasi jangka panjang, karena pertumbuhan nilainya cukup signifikan untuk lebih dari 5 tahun.
2. Saham
Saham juga menjadi primadona baru untuk instrumen investasi jangka panjang. Apalagi dengan perkembangan terkini yang memungkinkan investor untuk bisa investasi online, bahkan bisa juga ikut beli saham IPO. Jika kita dapat memilih saham yang sesuai dengan tujuan keuangan, bukan tak mungkin, saham bisa memberikan passive income loh di masa depan.
3. Reksa dana
Ini dia primadona instrumen bagi pemula, yang pengin mulai investasi sembari belajar dulu dan bisa dimulai dengan modal yang kecil. Dengan adanya manajer investasi, kamu tinggal fokus saja pada review secara berkala untuk melihat apakah pertumbuhannya sudah sesuai dengan harapan. Untuk investasi jangka panjang, pilihlah reksa dana saham atau campuran.
4. Properti
Ini dia instrumen investasi yang juga sudah jadi primadona sejak zamannya orang tua kita. Orang-orang zaman dulu kalau punya tabungan, kalau enggak emas, ya tanah. Betul? Namun, untuk berinvestasi properti, kamu akan butuh modal yang besar. Namun, imbal hasilnya juga sangat bisa diandalkan, apalagi jika nantinya akan menjadi sumber passive income.
Strategi Investasi Jangka Panjang yang Optimal
Setelah tahu pengertiannya, risiko, serta instrumennya, sekarang bagaimana caranya untuk bisa mulai investasi jangka panjang? Maunya sih ya, bisa optimal imbal hasilnya, plus bisa meminimalkan risikonya. Betul?
Beberapa hal ini bisa kamu lakukan.
1. Hitung kebutuhan
Jadi, berapa kebutuhan dana untuk bisa mencapai tujuanmu? Ini harus kamu hitung dulu sebelum kamu mulai memilih instrumennya. Jika tidak ada nominal kebutuhan dana, nantinya bisa jadi, kamu akan salah memilih instrumen yang kemudian akan membuat hasil investasinya kurang optimal.
2. Pilih yang sudah kamu pahami
Saat ini memang banyak sekali instrumen investasi baru yang tampak sangat canggih dan kekinian. Kalau nggak ikutan, rasanya kurang edgy.
Eits, tunggu dulu. Sebaiknya, hindari FOMO investasi. Investasi bukan soal edgy atau enggak, tapi soal kamu bisa mencapai tujuan keuangan atau tidak. Jadi, pilihlah instrumen yang memang sudah kamu pahami betul cara kerja dan risikonya, sehingga kamu bisa berinvestasi dengan benar.
3. Konsisten, disiplin, dan sabar
Namanya juga investasi jangka panjang, di tengah jalan pasti akan ada saja godaan. Kayak godaan healing, self reward, diskonan, dan sebagainya, itu bisa bikin kamu menyabotase investasimu. Karena itu, kamu harus konsisten, disiplin, dan sabar. Ingat kembali tujuan besarmu, mana kala kamu tergoda ini dan itu.
Yok, bisa yok!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Leher ke Atas: Apa Maksudnya, dan Bagaimana Caranya?
Investasi emas, reksa dana, obligasi, saham, semua sudah? Ada satu lagi lho, jenis investasi yang tak kalah penting—malahan bisa jadi, paling penting—dari semuanya. Investasi leher ke atas.
Apa sih maksudnya?
Yang namanya investasi, biasanya berupa aktivitas keuangan untuk mengembangkan dana atau menanamkan modal. Objeknya adalah uang. Tapi, ternyata yang namanya investasi itu enggak melulu hanya fisik dan yang kasatmata saja. Ada satu jenis investasi yang sangat berharga juga—yang juga penting untuk kamu lakukan: investasi pada otakmu, atau yang sering diistilahkan investasi leher ke atas.
Yuk, kita bahas, mulai dari pengertiannya hingga contoh dan caranya ya. Simak terus artikel ini sampai selesai.
Apa Itu Investasi Leher ke Atas?
Pengertian investasi leher ke atas adalah jenis investasi berupa ilmu, pengetahuan, pemahaman, dan tambahan wawasan yang terus menerus digali untuk dipraktikkan, dan kemudian dapat memberikan nilai tambah dalam hidupmu. Imbal hasilnya bukan berupa uang secara langsung, tetapi bisa membuatmu menjadi orang yang lebih cerdas, ahli, dan terampil. Meskipun nantinya ya, bisa jadi akan memberimu rezeki dengan jalannya sendiri.
Tak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, investasi leher ke atas juga bisa memberikan manfaat untuk orang lain loh. Pasalnya, dengan kamu berinvestasi pada otakmu, nantinya diharapkan kamu juga dapat membagikan ilmumu tersebut pada orang lain yang membutuhkannya.
Yes, persis dengan ketika kamu mendapatkan penghasilan berupa uang, dan kemudian sebagian kamu alokasikan untuk donasi, zakat, sumbangan, persepuluhan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Investasi Leher ke Atas
Apa saja jenis investasi leher ke atas?
1. Investasi Skill
Adalah investasi untuk menambah keterampilan dan keahlian, yang berhubungan dengan self development.
Jenis investasi leher ke atas ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi kamu ke depannya. Menambah keahlian, meningkatkan keterampilan, bikin otak makin cerdas. Kamu bisa melakukannya dengan ikut berbagai training atau pelatihan. Dengan jenis investasi leher ke atas ini, ke depannya kamu bisa jadi membuka peluang karier atau bisnis lebih lebar, sehingga bisa memperkuat income stream kamu.
2. Investasi Spiritual
Yaitu investasi yang bersifat rohaniah, antara hubungan kamu dengan Sang Pencipta. Banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk jenis investasi leher ke atas yang kedua ini. Misalnya, ikut berbagai ceramah, acara-acara, dan bentuk bimbingan keagamaan sesuai dengan agama yang kamu anut.
Dengan berinvestasi spiritual, harapannya kamu akan dapat mengelola emosi dan diri sendiri dengan lebih baik, sehingga ke depannya kamu akan lebih mindful dalam melakukan setiap aktivitasmu.
3. Investasi Sosial
Investasi leher ke atas yang ketiga ini berhubungan dengan sesama kita di sekitar. Dengan demikian, kita tak hanya menjalin relasi secara vertikal (ke atas: dengan Tuhan), tetapi juga secara horizontal.
Bentuknya bisa berupa berkumpul dengan keluarga, teman-teman, dan sahabat kita, atau terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Imbal hasilnya bukan berupa harta benda, melainkan sebuah hubungan yang harmonis dengan sesama, yang akan membawa kebahagiaan dalam diri kita. Yah, bagaimanapun, manusia itu makhluk sosial, bukan?
Cara Investasi Leher ke Atas
Sebenarnya, berani jamin, kamu pasti sudah melakukan beberapa cara investasi leher ke atas ini. Misalnya saja, sembari bekerja, kamu ambil kursus bahasa Inggris, agar semakin fasih. Nantinya, kamu pun bisa berpeluang untuk meniti karier yang lebih tinggi kalau jago berbahasa Inggris, terutama secara lisan. Bahkan, bisa jadi, diminta dinas luar negeri oleh kantor. Peluang baru pun tercipta bukan?
Yuk, kita lihat apa saja yang bisa kita lakukan lainnya untuk bisa investasi leher ke atas.
1. Keluar, dan jalan
Yang pertama kali bisa kita lakukan untuk bisa investasi leher ke atas adalah keluar rumah, dan jalan-jalan. Mudah bukan?
Dengan melihat dunia luar, kamu pun jadi berkesempatan menambah wawasan. Duniamu menjadi lebih lebar dan luas, dan kamu bebas mengamati apa saja yang menarik minatmu. Bahkan, mungkin, kamu bisa menemukan minat baru, yang kemudian bisa kamu kembangkan lebih dalam lagi.
2. Baca, baca, baca
Membaca buku bisa jadi salah satu cara investasi leher ke atas yang mudah juga untuk dilakukan.
Temukan buku dengan topik yang kamu suka dan minati, lalu baca sampai akhir. Kalau memungkinkan, buat catatan mengenai hal-hal penting yang kamu temukan. Kalau perlu juga, buat review terhadap buku tersebut dan posting di Goodreads.
3. Ikut kursus, pelatihan, dan sejenisnya
Kursus, pelatihan, seminar, dan sejenisnya juga bisa menjadi cara investasi leher ke atas yang efektif. Apalagi jika kamu adalah tipe yang memang suka suasana belajar yang intens.
Coba cari info mengenai berbagai pelatihan atau kursus yang sesuai minatmu. Masih pandemi? Jangan khawatir, sekarang banyak banget online class atau webinar yang ditawarkan dengan berbagai topik. Kamu hanya perlu tahu, ke mana mencari informasinya. Biasanya sih banyak promosinya di media-media sosial.
4. Networking
Bertemulah dengan mereka yang sefrekuensi denganmu, dan ngobrol tentang hal-hal yang kalian minati. Punya teman dengan hobi atau minat yang sama itu menyenangkan. Kamu bisa berbagi ide, informasi, dan segala hal yang berhubungan dengan hobi atau minat itu bersama mereka.
Tak hanya itu. Kamu juga perlu loh, ngobrol dengan mereka yang tak sefrekuensi. Untuk apa? Agar wawasanmu semakin luas, dan pikiranmu semakin terbuka akan banyak hal.
5. Coba hal-hal baru
Setelah belajar ini itu, sudah pasti, kamu harus mempraktikannya. Sudah ikut kursus, sudah baca buku, sudah juga bertanya dan cari informasi ini itu pada mereka yang sudah ahli dan lebih berpengalaman, sekarang waktunya kamu mencoba praktik.
Hal-hal baru akan membuatmu semakin bertambah wawasan. Biasanya, ini juga bikin nagih loh, apalagi jika kamu sudah menemukan keasyikannya.
Nah, itu dia ulasan singkat mengenai investasi leher ke atas, berikut contoh dan cara melakukannya. Gimana? Sudah melakukan investasi leher ke atas berupa apa aja nih tahun ini? Saatnya menambah yang baru, kalau gitu!
Apakah kamu sudah investasi untuk menambah pengetahuan dan ilmu dalam hal pengelolaan keuangan pribadi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Jenis Investasi Syariah yang Perlu Diketahui
Semakin banyak pilihan investasi yang ada di depan kita. Nggak hanya jenis produk, tetapi juga ada jenis investasi Syariah. Bagaimana, apakah kamu sekarang sedang mendalami investasi Syariah karena tertarik untuk berinvestasi pada produk ini?
Yes, kamu sudah di track yang bener, kalau sekarang kamu sedang dalam usaha untuk mempelajarinya lebih dalam dan akhirnya sedang membaca artikel ini, karena kan kalau mau beli barang apa pun, kita juga harus mengenalinya agar dapat memanfaatkannya dengan baik. Setuju kan ya?
Berikut adalah beberapa jenis investasi Syariah yang perlu untuk kamu ketahui sebagai investor pemula.
4 Jenis Investasi Syariah
1. Saham Syariah
Saham Syariah adalah surat berharga dengan konsep penyertaan modalnya memakai sistem hak bagi hasil usaha, dan produk dari perusahaannya harus yang sejalan dengan prinsip Syariah. Seperti misalnya, produknya merupakan barang yang tidak dinyatakan haram oleh MUI.
Jika kamu ingin berinvestasi pada saham Syariah, kamu bisa cek daftar emitennya di Jakarta Islamic Index. Jika dalam saham konvensional ada LQ-45 yang berisi daftar saham 45 emiten dengan likuiditas paling tinggi di BEI, saham Syariah ada JII70.
Tingkat imbal dan risiko yang ada pada saham Syariah kurang lebih sama dengan saham konvensional, karena prinsipnya juga sama, yaitu high risk high return.
2. Sukuk Ritel
Sukuk Ritel termasuk dalam jenis obligasi pemerintah. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah menawarkan SR013 pada masyarakat Indonesia. Apakah kamu sempat juga berinvestasi di SR seri 013 ini?
Sukuk Ritel menggunakan akad wakalah dan ijarah. Dengan ikut berpartisipasi berinvestasi Sukuk Ritel, kita tak hanya sudah berinvestasi secara Syariah saja, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam pembangunan negara loh. Imbal yang bisa didapatkan dari Sukuk Ritel ini biasanya selalu diberikan lebih tinggi ketimbang imbal hasil deposito.
3. Reksa Dana Syariah
Sama seperti produk Syariah lainnya, reksa dana Syariah dikelola sesuai dengan prinsip yang sesuai dengan syariat Islam.
Namun, berbeda dengan saham, di reksa dana ada peran manajer investasi yang akan menjadi “perantara” kita untuk berinvestasi. Produk yang dikelola ya produk yang sesuai dengan prinsip Syariah. Jika ada komposisi deposito, ya depositonya yang Syariah. Kalau reksa dana saham, ya, saham yang dibeli adalah saham perusahaan yang pengelolaannya sesuai prinsip Syariah juga.
Untuk berinvestasi di reksa dana Syariah sekarang mudah banget. Tinggal download aplikasi yang sekarang sudah banyak banget. Paling yang butuh waktu agak lebih banyak adalah ketika kamu memilih manajer investasinya.
4. Deposito Syariah
Sedikit banyak, prinsipnya, deposito ini kurang lebih sama dengan tabungan berjangka. Kita menyimpan sejumlah dana, yang kemudian dikelola oleh bank hingga jatuh tempo, dan akan memperoleh imbal yang sesuai dengan kesepakatan. Bedanya, di tabungan berjangka, kita bisa menyetor dana di tengah jalan, sedangkan di deposito tidak. Kamu harus menunggu sampai jatuh tempo, untuk bisa menambah nominal “tabungan”-nya.
Deposito Syariah menggunakan akad mudharabah dengan sistem nisbah atau bagi hasil investasi pada produk yang halal, yang disepakati di awal kita membuka rekening. Untuk bisa berinvestasi di deposito Syariah, kamu tinggal datang ke bank Syariah terdekat ya.
Nah, sudah ada 4 jenis investasi Syariah nih yang sudah kamu pelajari meski baru sekilas. Setidaknya, seharusnya sih sekarang sudah ada gambaran sedikit cara kerja masing-masing jenisnya.
Lalu, bagaimana mengenali mana investasi Syariah yang cocok?
Mau belajar investasi Syariah sekaligus juga kenalan dengan keuangan Syariah pada umumnya? Ikut kelas finansial online yuk!
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja investasi Syariah sebelum kamu mulai berinvestasi. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Sebagai Karyawan, Kamu Harus Mulai Investasi Sekarang! Ini 5 Produk Investasi yang Cocok!
Kadang kala, status sebagai karyawan bikin kita keenakan. Setiap bulan sudah dapat gaji teratur, pun tunjangan-tunjangan lancar mengalir. Hidup sudah terjamin, bahkan sampai masa pensiun. Nah, ini yang bahaya, karena akhirnya kita enggak pernah tahu, pentingnya mulai investasi sejak masih muda.
Padahal banyak tujuan finansial yang belum tercapai kan? Memangnya cukup kalau hanya mengandalkan gaji dan tabungan saja? Ingat, kita ada yang namanya inflasi, yang senyata-nyatanya, membuat apa yang tadinya tampak terjangkau jadi enggak terjangkau.
Dana menikah, dana melahirkan, dana pendidikan anak, dana pensiun, adalah beberapa tujuan finansial yang wajib kamu pikirkan, bahkan sejak kamu mulai bekerja. Semua itu enggak akan tercapai, tanpa kamu mulai investasi sejak sekarang.
Tapi kok … serem ya? Kesan yang timbul selama ini tentang investasi memang menyeramkan sih, karena identik dengan “rugi” dan “duit ilang”.
Itu karena kamu belum banyak tahu saja. Makanya, ayo belajar dan mulai investasi dari jumlah yang kecil dulu.
Lalu, investasi apa ya yang cocok untuk karyawan? Kan, gaji juga enggak seberapa nih. Sudah habis buat bayar tagihan, memenuhi kebutuhan hidup, dan hedon.
Tenang, kamu selalu bisa mulai investasi dari nominal yang kecil, dari mulai Rp100.000 saja. Tuh, kan itu seharga kopi susu dan boba selama seminggu aja? Nggak seberapa kan?
Mari kita lihat beberapa produk yang cocok untuk para karyawan yang baru mulai investasi
1. Deposito
Nah, jika kamu memang baru mulai investasi banget, maka deposito adalah produk yang paling tepat untuk menjadi yang pertama. Dijamin oleh LPS (di bawah Rp2 miliar), dan merupakan produk perbankan. Jadi tingkat keamanannya sangat tinggi. Ya risiko tetap ada, yaitu ketika bunga terus mengecil. Tapi selama ini jarang banget terjadi.
Deposito punya jangka waktu penyimpanan tertentu yang enggak boleh dilanggar. Kalau kamu mengambil tabunganmu sebelum jatuh tempo, maka akan ada denda yang harus dibayar, yang dinamakan penalti.
Suku bunganya lumayan sih, antara 4% hingga 8%. Naik turunnya masih wajar. Tetapi itu belum dipotong pajak ya.
2. Obligasi
Obligasi adalah salah satu produk investasi berupa surat utang. Penerbit obligasi atau surat utang ini bisa saja perseorangan, perusahaan, maupun negara.
Buat kamu yang baru mulai investasi, obligasi negara menjadi pilihan tepat. Soal keamanannya, sudah pasti aman, karena negara sendiri yang menjamin. Masa sih enggak percaya sama pemerintah sendiri?
Keuntungan lainnya yang bisa kamu dapatkan jika kamu turut berinvestasi pada negara melalui obligasi ini adalah kamu bisa mendapatkan kupon atau bunga secara tetap yang lebih besar dari bunga deposito.
Untuk bisa membeli surat utang negara ini sekarang juga semakin dipermudah. Kamu bisa beli secara online di beberapa pihak yang ditunjuk sebagai mitra distribusi.
3. Reksa dana
Reksa dana merupakan produk investasi yang cocok buat kamu yang enggak pengin ribet melakukan analisis ini itu, selayaknya saham. Reksa dana ini cocok banget buat kamu yang baru mulai investasi, lantaran dana investasimu akan dikelola oleh mereka yang sudah profesional.
Untuk membeli reksa dana, kamu juga enggak perlu menyediakan modal terlalu banyak. Bisa mulai dari Rp100.000, dan bahkan kamu bisa membayarnya dengan GoPay di manajer investasi tertentu.
Tuh kan, ketimbang hanya kamu pakai buat foya-foya dengan PayLater tanpa tujuan yang jelas, mending kamu alihkan dana untuk mulai investasi di reksa dana.
4. Saham
Kalau kamu pengin mengelola dana investasimu sendiri–tanpa melalui manajer investasi seperti pada reksa dana–kamu bisa langsung nyebur ke saham. Tapi, ya sebaiknya belajar dulu ya, biar beli sahamnya enggak ngitung kancing atau pakai bakar-bakar sesajen.
Dengan keterampilan analisis fundamental dan analisis teknikal yang mumpuni, kamu akan bisa membaca saham perusahaan mana yang akan mendatangkan keuntungan untukmu.
Buat kamu yang baru mulai investasi, lebih baik memilih saham bluechip dulu saja. Saham bluechip adalah saham perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan, dan punya sistem yang sudah mantap.
Seiring waktu, kamu bisa belajar lagi hingga bisa mengenali perusahaan mana yang cukup agresif mengembangkan diri, sehingga layak kamu tambah modalnya.
5. Properti
Enggak hanya cocok untuk kalangan karyawan, investasi properti memang banyak diminati. Dari ibu rumah tangga sampai pengusaha besar.
Semua itu lantaran harga properti yang cenderung naik setiap tahun. Memang kalau mau mulai investasi properti ini, kamu akan butuh modal besar sih. Tapi, siapa tahu kan, kamu masih tinggal di rumah orang tua, masih single, belum butuh tempat tinggal sendiri tapi sudah bisa mencicil KPR. Enggak ada salahnya, properti yang kamu beli lantas kamu sewakan pada orang lain untuk memberimu penghasilan.
Good idea, huh?
Nah, itu dia 5 produk yang bisa dipilih jika kamu mau mulai investasi sekarang. Mumpung masih muda, masih jadi karyawan–pendapatan bisa diharapkan untuk tetap dan pastinya akan bertambah seiring waktu. Iya kan? Amin!
Yuk, tambah lagi pengetahuanmu akan pengelolaan keuangan! Biar karyawan, punya gaji tetap, sudah dijamin masa pensiunnya, kamu harus tetap bisa mengelola uang dengan baik dong! Ikuti kelas finansial online QM Financial dan pilih kelas yang kamu butuhkan sesuai tujuan finansialmu.
Jangan lupa juga follow akun Instagram QM Financial, supaya enggak ketinggalan berbagai update dan tip keuangan terbaru.