Mengatasi Stres Kerja Seperti Jefri Nichol, Lakukan 3 Hal Ini Tanpa Narkoba
Beberapa artis kedapatan menggunakan narkoba. Yang paling hangat ada Bang Jefri Nichol, aktor muda berbakat itu. Ia mengaku menggunakan narkoba untuk mengatasi stres kerja. Konon, katanya, narkoba bisa membuatnya rileks karena ia tegang lantaran sedang mempersiapkan film. Ia butuh tidur, jadi mengonsumsi narkoba agar bisa beristirahat.
Kalau dilihat, inti alasannya menggunakan narkoba adalah untuk mengurangi stres saat bekerja.
Stres saat bekerja bisa dialami oleh siapa saja, dari para pekerja lapis terbawah, para karyawan kantoran, manajer, hingga para artis. Dan, pastinya semua orang juga sadar, bahwa setiap pekerjaan punya tingkat stres dan risikonya masing-masing. Meskipun dari luar, pekerjaan itu tampak glamor dan menyenangkan–seperti pekerjaan yang dijalani oleh para selebriti.
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health, tingkat stres saat bekerja yang dialami oleh wanita cenderung lebih tinggi 2 kali lipat daripada para pria. Penyebabnya mulai dari beban pikiran lantaran berperan ganda juga sebagai ibu rumah tangga, hingga masalah pelik semisal diskriminasi masalah gender, pun tingginya risiko mengalami sexual harrassment di lingkungan kerja.
So, dengan demikian, tinggal bagaimana kita mengatasi stres kerja itu saja, karena masalah ini umum dialami oleh semua pekerja yang ada di muka bumi. Apakah kemudian mengonsumsi narkoba hanya menjadi satu-satunya jalan untuk mengatasi stres kerja yang terjadi, atau mengajukan resign setiap kali tertekan di kantor, ataukah kita melakukan beberapa hal yang memungkinkan kita melakukan pekerjaan secara fun?
Kalau orang ehem … waras, pastinya akan berusaha memilih opsi yang terakhir. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar pekerjaan bisa lebih fun, dan akhirnya kita bisa mengatasi stres kerja?
3 Hal untuk mengatasi stres kerja
1. Jadwalkan liburan rutin
Liburan itu penting! Siapa yang bilang kita nggak butuh liburan? Duh, kalau ada yang bilang begitu, coba dilihat lagi ke belakang, apakah hidupnya baik-baik saja?
Sekali lagi, liburan itu penting! Karena berlibur itu nggak hanya bisa mengatasi stres kerja, tapi bahkan juga mengurangi risiko depresi dan bisa meningkatkan rasa percaya diri kita.
Tahu nggak sih, di Denmark, para pekerjanya mendapatkan waktu cuti 5 – 6 minggu per tahun lo. Pantas saja Denmark menjadi salah satu dari top 10 the most livable country karena harapan hidup yang tinggi.
Dan Buettner, penulis buku Thrive: Finding Happiness the Blue Zones Way bilang, peraturan pertama untuk mengatasi stres kerja adalah jangan pernah buang jatah cuti begitu saja. Bahkan kalau kita sedang nggak punya uang buat berfoya-foya di suatu tempat yang eksotis, kita tetap bisa memilih liburan murah meriah: staycation.
Nah, karena liburan adalah kebutuhan, maka PR terbesarnya adalah … menyiapkan dana liburan! Jengjeng! *lalu stres lagi*
2. Hangout juga penting
Kadang yang terjadi adalah, kita mengefektifkan waktu kerja sedemikian rupa sehingga kita bisa menghindari lembur dan bisa pulang tenggo, pukul 18.00 tepat, misalnya. Tapi ternyata … tydac gitu juga sih.
Ada kalanya kita perlu bersosialisasi juga dengan rekan kerja yang lain. Nggak ada salahnya kok sekali-sekali hangout bareng, karaokean, makan-makan di food court, atau ngopi di warung kopi kekinian. Ini menjadi cara yang efisien juga buat mengatasi stres kerja. Asalkan dananya ada. Nah.
Jadi, boleh dong kita punya anggaran buat ngopi, makan di luar, or nonton bareng? Boleh banget! Mbak Ligwina Hananto saja bilang boleh kok, hanya pastikan masih dalam batas 20% dari anggaran bulanan kita.
3. Hindari macet
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Princeton University, perjalanan ke kantor adalah hal yang paling tidak favorit yang dilakukan oleh kelas pekerja di pagi hari lo! Bahkan kegiatan membersihkan rumah saja masih lebih favorit ketimbang berangkat kerja.
Kenapa? Yes, macet.
Ada tambahan lain yang menarik juga nih. Scandinavian Journal of Economics menemukan, bahwa pekerja yang menghabiskan waktu sekitar 22 menit ke kantor, memiliki pengeluaran 35% lebih banyak tiap bulannya ketimbang yang tidak. Terutama buat mereka yang tinggal di kota besar, dengan segala hiruk-pikuk kemacetan yang harus dilewati setiap harinya. Wah. bisa dibayangkan deh berapa besar ekstra pengeluaran yang harus disiapkan.
So? Well, sebagian karyawan–terutama yang bekerja di Jakarta–sudah lebih memilih untuk menggunakan transportasi publik. Ada transportasi online, TransJakarta, lalu MRT. Semoga LRT juga segera menyusul diresmikan ya. Ini perubahan bagus sih, untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalan. Buat yang jarak dari kantor ke rumah enggak terlalu jauh, bisa bike to work dong. Selain mengurangi kemacetan, mengatasi stres kerja dengan olahraga juga. Pun, hemat energi.
Atau, kenapa nggak janjian berangkat bareng dengan rekan-rekan sekantor yang arahnya sama. Dulu sih ada komunitas Nebenger ya, entah deh sekarang masih ada atau enggak.
Well, yang pasti, masalah stres saat bekerja ini memang merupakan masalah sejuta umat pekerja di mana pun kok. Meski tingkat, penyebab, dan bentuknya bisa berbeda-beda. Kenapa kita enggak berusaha membuat semuanya jadi fun aja dijalani kan? Dan, bukan malah melarikan diri semacam dengan menggunakan narkoba ataupun memilih resign dan jadi kutu loncat.
Dan, tahu nggak sih. Salah satu pemicu stres saat bekerja itu juga adalah kurangnya keterampilan kita mengelola keuangan pribadi lo! Nah, kalau ini sih obatnya gampang. Ikutan kelas-kelas finansial online dari QM Financial aja. Kelasnya online, pakai aplikasi zoom, dan bisa diikuti di mana saja. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA) untuk mendaftar ya.
Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.