9 Istilah Keuangan Pribadi Paling Sederhana yang Harus Dipahami
Susah juga, kalau mau mengelola keuangan tapi belum paham betul apa saja yang dibahas. Bener nggak? Mau baca tip segala macam, tapi beberapa istilah keuangan pribadi enggak paham artinya. Ya bhay saja deh akhirnya.
Pemahaman memang menjadi hal pertama yang harus dicapai lebih dulu. Kalau kita paham betul dengan apa yang kita baca, dan juga apa yang kita omongkan, biasanya sih ya lebih mudah memahami hal-hal lainnya juga.
Banyak istilah keuangan pribadi yang masih terdengar asing di telinga, tapi sudah mencoba belajar investasi, akhirnya ketemulah beberapa istilah dalam saham yang lebih rumit … ya bakalan susah juga.
So, ayo belajar dari yang paling basic dulu, yaitu memahami beberapa istilah keuangan pribadi yang bakalan paling sering kamu temui–terutama sih, kalau kamu suka baca-baca artikel di situs ini ataupun follow akun Instagram QM Financial.
Kamu bakalan banyak menemukan istilah keuangan pribadi berikut ini.
1. Pengeluaran
Dalam laporan keuangan pribadi, pengeluaran berarti adalah uang-uang yang kita belanjakan untuk berbagai keperluan.
Di QM Financial, kita membagi pengeluaran dalam 5 pos:
- Cicilan/utang, yaitu uang yang digunakan untuk mencicil atau membayar kembali utang yang kita lakukan. Misalnya cicilan KPR, cicilan kartu kredit, dan sebagainya.
- Investasi/tabungan, yaitu sejumlah uang yang kita sisihkan untuk disimpan–biar enggak ikut terbelanjakan demi tujuan tertentu. Kadang tak hanya menabung, kita juga berinvestasi, yaitu menanam uang di suatu tempat agar bisa berkembang atau menguntungkan.
- Pengeluaran rutin, yaitu uang-uang yang kita belanjakan untuk keperluan rutin, seperti listrik, groceries, dan sebagainya.
- Dana sosial, adalah uang-uang yang dikeluarkan demi tujuan sosial, seperti zakat, donasi, dan sebagainya.
- Lifestyle, adalah uang yang dibelanjakan untuk kebutuhan tersier, yang penting nggak penting, yang kadang hanya untuk memenuhi keinginan alih-alih kebutuhan.
2. Pendapatan
Pendapatan atau pemasukan atau penghasilan adalah uang atau materi yang kita dapatkan sebagai hasil usaha atau jerih payah kita.
Kalau karyawan ada gaji, untuk freelancer ada fee. Kalau pebisnis? Gaji juga, dari bisnisnya. Kalau investor, dari capital gain ataupun dari deviden.
3. Kekayaan bersih
Istilah keuangan pribadi yang ketiga ini berarti adalah selisih dari pendapatan keseluruhan plus aset, kemudian dikurangi dengan pengeluaran, termasuk posisi utang.
Nilai kekayaan bersih inilah yang akan menentukan apakah kita punya kondisi keuangan yang sehat atau enggak. Kalau hasilnya positif, maka kita punya arus keuangan yang sehat karena berarti pendapatan dan aset kita lebih besar daripada pengeluaran plus utang. Tapi, kalau negatif, berarti kondisi keuangan kita kurang sehat sehingga harus segera dicari cara untuk memperbaikinya.
4. Financial check up
Financial check up merupakan istilah keuangan pribadi yang berarti hal-hal yang kita lakukan dalam rangka cek kondisi kesehatan keuangan kita.
Dalam financial check up, kita akan mengecek status harta serta utang yang kita miliki, yang kemudian hasil data tersebut kita olah menjadi neraca dan arus kas.
Financial check up ini biasanya dilakukan setahun sekali–meski kalaupun lebih sering itu juga bagus. Kita bisa melakukannya sembari membuat review laporan keuangan akhir tahun, atau pada saat kita hendak membuat laporan SPT sebagai wajib pajak.
5. Neraca
Kamu pasti enggak terlalu asing juga dengan istilah keuangan pribadi yang kelima ini, karena sering disebut kalau kita lagi ngomongin soal keuangan di mana pun.
Neraca di sini bukan berarti timbangan, tetapi catatan perbandingan untung rugi, utang piutang, pemasukan dan pengeluaran, dan sebagainya (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia). Neraca inilah hasil dari financial checkup yang kita lakukan, yang menampakkan posisi kekayaan bersih kita yang kemudian bisa menunjukkan kondisi kesehatan keuangan kita.
6. Bocor halus
Istilah ‘bocor halus’ mungkin banyak kamu dengar kalau kamu lagi ngobrol sama trainer-trainer QM Financial saja ya? Inilah istilah yang kami gunakan untuk menyebut sejumlah uang yang enggak ketahuan rimbanya, ngilang gitu aja dari dompet atau tabungan kita tanpa tercatat atau termonitor.
Tahu-tahu duit berkurang aja.
“Saudara” dari bocor halus adalah bocor ambyar, yaitu istilah untuk menyebut arus kas keluar yang tak terkendali.
7. Aset
Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aset berarti:
- sesuatu yang mempunyai nilai tukar
- modal; kekayaan
Aset (aktif) ada beberapa macam yang bisa dijadikan sebagai andalan finansial, yaitu surat berharga, properti, dan bisnis. Dengan memiliki aset aktif, kamu akan mempunyai pendapatan pasif. Biasanya orang-orang membangun aset aktif ini demi menjamin masa pensiun mereka, masa ketika mereka tidak produktif lagi menghasilkan uang.
Sudahkah kamu mempunyai aset aktif milikmu sendiri sekarang?
8. Likuiditas
Kalau dalam istilah keuangan pribadi, likuiditas berarti adalah kemampuan kita untuk membayar utang yang sekarang sedang kita miliki tepat pada waktunya.
9. Inflasi
Istilah keuangan pribadi kesembilan ini akan sering kita dengar terutama kalau lagi bahas mengenai berbagai tujuan finansial jangka panjang, seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, juga dana kepemilikan rumah.
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Lagi-lagi ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ya.
Inflasi merupakan hal yang pasti terjadi di setiap negara di dunia–termasuk Indonesia. So, inflasi memang harus selalu diperhitungkan, terutama jika kamu sedang merencanakan masa depanmu.
Sebenarnya masih banyak istilah keuangan pribadi lain yang seharusnya ikut dijelaskan di sini, tapi akan jadi panjang banget. So, mungkin kita akan sambung lagi di artikel yang lain ya.
Semoga bisa sedikit membantumu saat belajar mengelola keuangan pribadimu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Resolusi Tahun Baru 2020 untuk Kondisi Keuangan yang Lebih Sehat
Selamat tahun baru 2020! Semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dibandingkan tahun 2019 kemarin! Sudahkah kamu mereview bagaimana kondisi keuanganmu di 2019? Adakah yang ingin kamu perbaiki di tahun 2020 ini? Bisa jadi resolusi tahun baru yang oke tuh, kalau kamu punya rencana keuangan yang baik untuk dijalankan tahun ini.
Kalau kondisi keuangan kamu di tahun 2019 kemarin masih belum sehat, maka sekaranglah waktu yang tepat untuk menyusun resolusi tahun baru, agar kondisinya menjadi lebih baik. Enggak perlu muluk-muluk atau terlalu jauh kok.
Coba kamu simak saja 7 resolusi tahun baru, yang sudah dirumuskan oleh QM Financial berikut ini. Mungkin bisa memberimu ide, atau bisa saja langsung dimasukkan sebagai salah satu daftar resolusi tahun baru kamu.
7 Resolusi Tahun Baru untuk Kondisi Keuangan yang Lebih Sehat di Tahun 2020
1. Mencatat
Buat yang di tahun-tahun sebelumnya–enggak cuma di tahun 2019–malas mencatat kondisi keuangan, yuk, sekarang mulai ubah kebiasaannya.
Mulailah dari mencatat pengeluaranmu setiap hari, baik yang dengan uang cash maupun cashless. Punyai satu buku agenda khusus untuk mencatat, atau kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi di smartphone kamu. Mana saja yang nyaman, boleh.
2. Punyai tujuan keuangan yang riil
Kalau kamu belum punya tujuan keuangan di tahun 2019, maka di tahun 2020 ini kamu seharusnya sudah mulai punya.
Apa sih yang pengin kamu capai? Tetapkan tujuan jangka pendek (< 5 tahun), menengah (5 – 10 tahun), hingga jangka panjang (> 10 tahun) versi kamu. Wujudkan mimpi-mimpimu, dan perhitungkan apakah kamu perlu biaya untuk mewujudkan semua keinginanmu itu.
Jadikan ini sebagai tujuan keuanganmu yang riil. Setelah kamu mempunyai tujuan, tentunya akan mudah untukmu membuat rencana untuk benar-benar mewujudkannya kan?
3. Punyai gaya hidup yang lebih baik
Barangkali kamu punya kebiasaan atau gaya hidup yang kurang sehat di tahun 2019?
Nah, ini waktu yang baik juga untuk mengubahnya. Termasuk jika kamu punya kebiasaan kurang sehat dalam hal keuangan.
Mungkin kamu mulai rajin lagi ke gym, supaya iuran membership-mu enggak sia-sia? Atau, misalnya saja, iya kamu sudah bisa menabung atau berinvestasi Rp500.000 per bulan di tahun 2019. Tapi kamu juga menghabiskan uang rata-rata Rp1.300.000 buat ngopi dan nongkrong setiap bulan.
Well, gimana kalau untuk tahun 2020 ini, kamu ubah kondisinya? Kamu menabung Rp1.300.000 setiap bulan, dan buat nongkrong, cukuplah dengan Rp500.000 saja?
Tentunya kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu secara riilnya ya. Yang pasti, buat dirimu sendiri lebih sehat tahun ini. Dengan begini, kamu juga akan lebih cepat mencapai tujuan keuanganmu yang sudah kamu tetapkan seperti di poin kedua di atas.
4. Bebas utang konsumtif
Lalu bagaimana dengan kondisi utang di tahun 2019? Apakah masih banyak utang konsumtif yang enggak perlu?
Yuk, perbaiki sebagai resolusi tahun baru di tahun 2020! Coba buka lagi review keuanganmu untuk 2019 yang lalu. Apa saja sih yang kamu beli dengan cara utang atau mencicil? Apakah barang tersebut memang kamu butuhkan, sedangkan harganya cukup mahal sehingga kamu perlu untuk berutang?
Atau kamu hanya pengin saja belanja? Karena ada promo cashback? Bisa belanja bonus planner?
Ubah kebiasaan belanja impulsif–apalagi dengan berutang–di tahun 2020 yuk!
5. Mulai/tambah aset investasi
Buat yang sudah mulai investasi di tahun 2019 kemarin, bravo! So, tahun ini, kamu harus bisa melanjutkan rencana investasimu. Bahkan, sebagai resolusi tahun baru, kamu bisa menambah aset investasi lagi.
Kalau kemarin sudah mulai dengan reksa dana, bagaimana jika tahun ini kamu mulai investasi saham?
Kalau seumpama, tahun kemarin kamu belum mulai investasi karena berbagai alasan, maka tahun ini juga tahun yang baik untuk mulai lo!
6. Belajar keuangan lebih banyak
Agar kondisi keuanganmu lebih baik di tahun 2020, maka ada baiknya juga kamu belajar lebih banyak lagi mengenai literasi keuangan.
Mungkin kamu bisa mengusulkan ke pihak HR di kantor tempat kamu bekerja untuk mengadakan pelatihan karyawan khusus untuk keuangan? Enggak cuma kamu sendiri kan yang bisa belajar. Belajar ramai-ramai itu seru banget lo!
QM Financial bisa banget menolong perusahaanmu untuk mengadakan training keuangan, agar karyawan semakin terampil mengelola keuangan pribadi masing-masing.
7. Tambah penghasilan
Nah, ini juga bisa menjadi salah satu resolusi tahun baru yang oke nih, demi kesehatan keuangan di tahun 2020.
So, kamu punya hobi apa? Kamu bisa mulai dari hobi kamu itu lo, untuk menambah penghasilan. Kelola waktu luangmu, biar enggak cuma nongkrong-nongkrong unfaedah doang. Siapa tahu, bisa buat nambah tabungan kan?
Nah, sudah ada 7 resolusi tahun baru untuk kondisi keuangan yang lebih sehat di tahun 2020. Kamu punya resolusi yang lain? Mau share dengan QM Financial? Boleh lo, langsung ditulis saja di kolom komen ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
13 Istilah Investasi Saham Paling Dasar yang Harus Dipahami Lebih Dahulu
Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan ketika sedang mulai melakukan satu kegiatan atau kenalan dengan sesuatu (atau seseorang), adalah berusaha memahaminya dari hal yang paling mudah atau yang paling dasar. Termasuk ketika kita hendak mulai berinvestasi saham. Selain mengenal beberapa hal mendasar tentang saham seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, ada baiknya juga kita mengenal beberapa istilah investasi saham yang bakalan sering ditemukan ketika nanti kita benar-benar nyemplung ke kolam investasi.
Kenapa harus?
Ya, supaya enggak zonk–ngerti dan paham apa yang sedang dibahas. Kebayang enggak, lagi baca terus ada kata emiten, capital loss, capital gain, dan seterusnya, lalu kita pun bertanya-tanya, “Ha? Apa itu?”
Nah, banyak istilah investasi saham yang bakalan baru ditemui ketika kita nanti benar-benar bertekun di sini. Kalau ditulis semua, enggak bakalan selesai dibahas dalam semalam. Tapi seenggaknya, mulailah dari memahami beberapa istilah investasi saham berikut, dan kemudian kita bisa berkenalan dengan yang lain sembari jalan.
13 Istilah Investasi Saham yang Harus Dipahami Lebih Dulu
1. Emiten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emiten adalah badan usaha (pemerintah) yang mengeluarkan kertas berharga untuk diperjualbelikan.
Tapi, kalau dilihat-lihat lagi, sekarang istilah investasi saham satu ini enggak hanya untuk menyebut badan usaha pemerintah saja sih, tapi bisa dipakai untuk menyebut seluruh jenis perusahaan yang memperjualbelikan sahamnya di bursa saham.
2. Saham blue chip
Saham blue chip adalah saham perusahaan-perusahaan yang sudah mapan dan mantap posisi bisnisnya di Indonesia. Mereka punya laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan, punya perkembangan bisnis yang baik, dan dipercaya merupakan “penguasa” di sektor tertentu sesuai konsep bisnisnya.
Saham blue chip biasanya punya harga yang cenderung lebih stabil, yang punya kecenderungan grafik yang juga terus meningkat. Saham blue chip cocok banget dikoleksi oleh kita-kita yang baru mulai investasi saham, atau kita-kita yang mau berinvestasi untuk mencapai tujuan finansial tertentu.
3. Bursa saham
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bursa saham merupakan tempat untuk memperjualbelikan saham.
Bursa saham biasa juga disebut bursa efek. Indonesia sebelumnya punya 2 bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Demi efektivitas dan efisiensi operasional, pemerintah menggabungkan keduanya menjadi Bursa Efek Indonesia.
Kalau pengin memantau pergerakan saham, enggak usah capek-capek datang ke gedung BEI juga sekarang. Cukup pantau secara online di situsnya saja.
4. Capital gain
Istilah investasi saham satu ini disebut ketika kita mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli saham yang kita lakukan.
5. Capital loss
Kalau ada ‘gain’, maka biasanya juga ada ‘loss’. Ada capital gain, ada juga capital loss. Istilah investasi saham berikutnya ini–sudah bisa ditebak–artinya kebalikan dari capital gain. Yep, ini berarti kita menderita kerugian akibat selisih harga jual dengan harga beli saham yang kita lakukan.
Misal, awal kita beli saham seharga Rp1.000/lembar. Saat kita mampu menjualnya dengan harga Rp1.200/lembar, maka ada capital gain sebesar Rp200/lembar saham kita dapat. Tapi, kalau kita jual dengan harga Rp900/lembar, maka kita menderita capital loss sebesar Rp100/lembar saham.
6. Cut loss
Ada satu prinsip dalam investasi saham yang mesti dipahami: kita belum rugi selama kita belum menjual saham kita.
Begitulah, terkadang investor bertahan mengoleksi saham tertentu padahal harga saham tersebut turun. Harapannya, dalam beberapa waktu ke depan, harganya bisa naik lagi. Tapi ada kalanya investor harus melakukan cut loss–menjual seluruh saham saat harga turun demi mencegah kerugian lebih besar lagi terjadi.
Biasanya sih ini terjadi ketika investor sudah tidak menemukan ada harapan untuk sahamnya bisa naik harga lagi dengan banyak analisis dan pertimbangan
7. IPO
Singkatan dari Initial Public Offering, atau penawaran saham perdana pada publik.
IPO adalah proses pertama kalinya terjadi jual beli saham antara pihak perusahaan dengan publik. Karena itulah, perusahaan yang pertama kali melepas saham untuk dibeli oleh publik atau investor umum sering disebut go public.
8. Kustodian
Atau bank kustodian. Istilah investasi saham ini dipakai untuk menyebut bank-bank yang ditunjuk membantu administrasi dalam kegiatan investasi, sebagai tempat penitipan aset kita.
Misalnya begini. Kita mau investasi saham dan sudah terdaftar di perusahaan sekuritas. Untuk bisa membeli saham, kita harus setor dulu ke bank yang ditunjuk oleh perusahaan sekuritas, baru kemudian dana kita akan dibelanjakan saham sesuai pilihan kita. Begitu juga ketika kita hendak menjual saham. Uang hasil penjualan akan disimpan di bank kustodian, baru kemudian dipindahkan ke rekening pribadi kita sesuai permintaan.
9. Lot
Lot adalah satuan saham yang diperjualbelikan di bursa efek. Satu lot terdiri atas 100 lembar saham. Biasanya, minimal jumlah beli saham adalah satu lot. Sehingga, misalnya harga saham Rp1.000/lembar, maka minimal kita harus membeli 1 lot dengan harga Rp100.000.
10. Perusahaan sekuritas
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang sudah mengantongi izin resmi dari OJK untuk menjadi perantara dalam transaksi saham. Perusahaan sekuritas bisa dibilang akan menjadi partner kita dalam berinvestasi, so adalah penting untuk bisa memilih perusahaan sekuritas yang terpercaya.
11. Dividen
Sepertinya istilah investasi saham kesebelas ini sudah cukup familier sih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (lagi), dividen artinya:
- Bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
- Sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.
Sudah jelas kan ya? Enggak perlu dijelaskan lebih banyak lagi deh kayaknya.
Dividen ini biasanya dibagikan secara tahunan, jadwalnya sih tergantung perusahaan masing-masing. Biasanya dihitung sekian rupiah per lembar saham. Jadi tinggal dikalikan saja, dengan berapa lot kita punya saham di perusahaan tersebut.
Namun, tidak setiap perusahaan membagikan dividennya secara rutin. Semua tergantung pada rapat pemegang sahamnya.
12. Analisis fundamental
Istilah investasi saham ini berkaitan dengan analisis calon investor terhadap emiten sebelum kemudian melakukan investasi.
Yaitu metode analisis yang mempelajari hal yang berkaitan dengan kondisi dasar (fundamental) sebuah perusahaan baik secara kuantitatif (keuangan) maunpun kualititatif (non keuangan).
Kalau mau penjelasan lebih detailnya, bisa membaca artikel mengenai analisis fundamental yang juga sudah ada di situs ini.
13. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan sebuah pendekatan analisa harga yang mempelajari aktivitas pasar dengan menggunakan data-data historis harga termasuk grafik harga yang sudah terjadi di masa lalu untuk memprediksi dan mengantisipasi pergerakan harga yang akan terjadi.
Bagaimana cara melakukannya? Boleh langsung baca saja artikel yang sudah ditautkan.
Nah, sepertinya sudah lumayan nih acara perkenalannya dengan investasi saham, dengan kenalan beberapa istilah investasi saham yang bakalan banyak ditemui nanti.
Apakah masih kurang?
Kalau masih kurang, kamu bisa ikutan kelas finansial QM Financial. Sila cek jadwal dan daftar sesuai kebutuhan.
Yuk, Review Pengelolaan Keuangan Pribadi di Akhir Tahun 2019
Sebentar lagi, 2019 berakhir. Dan, kita akan segera harus menyambut datangnya 2020. How do you feel, gaes? Excited untuk tahun yang baru? Ataukah malah deg-degan? Lalu, bagaimana dengan pengelolaan keuangan pribadi kamu di tahun 2019 kemarin?
Apakah ada pertumbuhan yang baik? Sudahkah kamu melakukan semua rencana keuangan yang mungkin sudah kamu buat di awal tahun dulu? Ataukah, masih ada beberapa hal yang belum bisa optimal kamu lakukan?
Yes, akhir tahun begini memang menjadi waktu tertepat untuk melakukan review terhadap pengelolaan keuangan pribadi, dan keuangan keluarga jika kamu sudah berkeluarga. Kita lihat, apakah rencana-rencanamu sudah terlaksana dengan baik, tujuan finansialmu semakin dekat terwujud, ataukah kamu perlu melakukan beberapa perbaikan di tahun depan?
Lalu, apa saja yang harus direview? Mari kita lihat satu per satu.
Lakukan Review Pengelolaan Keuangan Pribadi Akhir Tahun terhadap 5 Hal Berikut!
1. Cash flow
Cek buku catatanmu. Seharusnya di sana tercatat 5 pos pengeluaran, yang terdiri atas cicilan dan tagihan, investasi, kebutuhan rutin, sosial, dan lifestyle. Adakah yang kurang seimbang di antara kelimanya?
Yang pasti sih, jika pengeluaran lifestylemu jauh lebih besar ketimbang investasi, maka ada baiknya kamu ulik lagi rencana anggaranmu untuk tahun depan. Masa sih, pengeluaran lifestyle rata-rata sampai Rp6 juta per bulan, sedangkan investasi kamu hanya bisa Rp500 ribu saja setiap bulan, misalnya? Seharusnya sih bisa lebih. Coba lakukan restrukturisasi pos pengeluaranmu ya.
Cek juga pendapatanmu, dan juga kalau perlu proyeksinya tahun depan. Apakah kamu masih saja merasa kalau gajimu cuma numpang lewat doang? Kalau iya, ya mesti kamu review dan cek lagi di catatan pengeluaranmu.
2. Kinerja Investasi
Sudah berinvestasi apa saja di tahun 2019 ini? Sudah bertambahkah portofolio kamu? Atau setidaknya, seberapa pertumbuhan nominalnya? Apakah positif? Atau, malah negatif?
Kinerja investasi yang negatif bisa jadi juga bukan kesalahanmu semata lo. Bisa juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi pasar modal yang sangat fluktuatif di tahun ini, salah satunya.
Meski demikian, kamu tetap bisa melakukan review terhadap pengelolaan investasinya. Dengan kondisi yang penuh kejutan seperti itu, apakah kamu perlu untuk melanjutkannya di tahun depan, ataukah perlu mengganti produk investasimu?
Untuk hal ini, kamu sendiri yang tahu ya. Jadi, lakukan review dengan saksama, karena uangmu adalah tanggung jawabmu pribadi. Bukan tanggung jawab manajer investasi, bukan tanggung jawab financial planner-mu, bukan pula tanggung jawab perusahaan sekuritas.
Apalagi kalau setahun ini kamu sudah ikut kelas-kelas finansial online QM Financial. Pastinya pengetahuanmu seputar investasi bertambah dong, sehingga kamu pasti bisa melakukan review akhir tahun dengan baik.
3. Aset
Sudah bertambah aset apa saja tahun ini? Apakah aset yang sudah kamu miliki sekarang ini mampu memberimu pendapatan tambahan?
Jika belum, mungkin nggak nih menambah aset di tahun 2020 yang dapat memberimu pemasukan sampingan?
Jangan sampai kamu terlalu banyak membeli aset yang justru menggerogoti kesehatan keuanganmu lantaran kamu membelinya dengan berutang, tapi tidak bisa menambah positif neraca keuanganmu. Kalau banyak yang begini, mungkin tahun depan kamu harus banyak-banyak mempertimbangkan setiap kali bernafsu untuk membeli sesuatu, kebutuhankah atau sekadar keinginan?
4. Rasio Kesehatan Keuangan
Seharusnya sih aset-asetmu bisa menutup rasio utang yang kamu punya. Kalau enggak, ya berarti harus dicek lagi nih rasio kesehatan keuanganmu, sebagai bagian dari review pengelolaan keuangan pribadi akhir tahun.
Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa ada 3 rasio kesehatan keuangan, yaitu rasio cicilan utang, rasio menabung atau investasi, dan rasio likuiditas. Lakukan review terhadap keuanganmu di tahun 2019, apakah ketiga rasio itu sudah terpenuhi dengan baik.
Kalau belum, segera buat perencanaan agar keuanganmu lebih sehat di tahun 2020 mendatang.
5. Review terhadap Tujuan Keuangan
Setelah semua kamu lakukan, yang terakhir harus kamu cek dalam review pengelolaan keuangan pribadi akhir tahun ini adalah posisimu terhadap tujuan keuangan yang sudah pernah kamu tentukan sebelumnya.
Are you getting there, or not?
Berapa pertumbuhannya, kalau perlu dibandingkan dengan posisi review akhir tahun 2018–jika kamu juga sudah melakukan review di akhir tahun 2018. Bagaimana posisinya? Bertumbuh, atau justru malah melangkah mundur dari tujuan awal?
Jika memang butuh perbaikan, maka segeralah merencanakan apa saja yang harus dilakukan di tahun 2020 untuk membuatnya jadi lebih baik. Mengubah tujuan keuangan (lebih tepatnya: menyesuaikan) juga enggak salah lo!
Menurut saya sih, review pengelolaan keuangan pribadi di akhir tahun seperti ini menyenangkan. Mengapa? Karena kita jadi tahu, seberapa dekatkah kita dengan tujuan dan cita-cita kita? Kalau masih jauh, jadi menambah motivasi untuk genjot lebih kenceng. Kalau sudah dekat, juga jadi bahan bakar buat ngegas.
So, apa pun kondisinya tetap semangat ya! Segera rumuskan rencana keuangan baru untuk dilakukan di tahun 2020 yang lebih baik!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami
Asuransi unit link merupakan salah satu produk keuangan yang paling banyak ditawarkan oleh institusi keuangan. Banyak orang juga tertarik untuk menjadi nasabah lantaran beberapa keuntungan yang biasanya dijanjikan oleh para agen penjualnya.
Salah satu keuntungan yang memang sangat menggiurkan adalah kita bisa mendapatkan 2 manfaat sekaligus, yaitu perlindungan (asuransi) dan investasi. Jadi, enggak perlu repot-repot harus mengurus premi tersendiri, seperti halnya asuransi jiwa, dan kemudian berinvestasi sendiri–misalnya di reksa dana atau saham ataupun produk investasi yang lain.
Dengan unit link, seolah-olah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
Hmmm, tapi bener gitu enggak sih? Sebermanfaat itu, sebaik itukah produk ini?
Untuk memahaminya, kita memang perlu untuk paham dulu dengan beberapa pengetahuan dasar mengenai asuransi unit link. Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Unit Link
Ada satu hal terbesar yang membuat banyak orang enggan untuk mempunyai ataupun membeli polis asuransi jiwa murni, yaitu seakan-akan kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang belum pasti dirasakan manfaatnya. Seolah-olah, kita membayar for nothing.
Berbeda dengan produk satu ini yang menawarkan “paket lengkap”: asuransi sekaligus investasi. Karena menjadi paket lengkap inilah, maka unit link bisa laris manis. Produk ini menjanjikan pertambahan nilai terhadap uang yang kita keluarkan, lantaran dana juga dialokasikan ke produk investasi. Hingga pada tahun tertentu, biasanya perusahaan asuransi akan menjanjikan kita tidak perlu membayar premi lagi karena nilai polis bisa dipenuhi dari nilai investasi yang sudah didapatkan.
So, apa itu asuransi unit link?
Asuransi unit link adalah produk asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang mungkin terjadi akibat kecelakaan, musibah, ataupun risiko-risiko lain yang bisa terjadi selama hidup dengan biaya premi yang diambil dari kumpulan investasi yang dilakukan oleh si pemegang polis.
Cara Kerja Asuransi Unit Link
Sangatlah penting untuk memahami cara kerja suatu produk keuangan, agar kemudian kita bisa memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan finansial kita. Demikian pula dengan instrumen keuangan yang satu ini.
Ilustrasi yang tergampang mengenai cara kerja asuransi unit link adalah seperti berikut ini:
1. Pembayaran premi
Premi yang kita bayarkan akan dipotong dulu untuk membayar biaya-biaya operasional, mulai dari biaya administrasi, biaya alokasi premi, dan biaya pengelolaan investasi. Jika diakumulasikan, biaya-biaya ini cukup besar juga memotong harga premi yang kita bayarkan. Biasanya kita akan diwajibkan membayar premi dasar selama 5 tahun penuh di awal.
Setelah dipotong biaya-biaya, baru kemudian dana kita sebagai nasabah akan diinvestasikan ke instrumen investasi yang dipilih. Dari investasi ini, kita lantas (diharapkan) mendapatkan imbal.
Jadi, besarnya dana yang diinvestasikan itu adalah nominal yang sudah dipotong administrasi.
2. Hasil investasi dipakai untuk membayar premi dan biaya lain
Setelah investasi menghasilkan imbal, maka hasil investasi ini akan dipakai untuk membayar biaya asuransi jiwa, biaya asuransi tambahan (rider), dan biaya operasional (administrasi).
So, bisa dilihat ya, bahwa kita harus melakukan 2 kali pemotongan dana, yaitu pemotongan nilai premi untuk membayar biaya operasional di 5 tahun pertama (berarti nilai investasi kita = 0), dan kemudian imbal investasi kita juga dipotong untuk biaya asuransi, selama polis masih hidup.
3. Nilai polis
Dengan demikian, setelah semua pemotongan sana-sini itu, barulah kita mendapatkan nilai polis bersih, yang bisa kita ambil sebagai dana pendidikan ataupun dana pensiun.
Kalau nilai investasinya masih sedikit, dan kemudian masih juga dipotong untuk biaya-biaya itu, terus gimana dong? Ya, bisa jadi, kita tidak bisa mengambil apa pun dari apa yang sudah kita berikan pada perusahaan asuransi.
Kalau minus? Ya, di sinilah berarti nasabah harus melakukan topup dana di luar biaya premi yang sudah disepakati di awal. Kalau enggak mau topup? Ya, polis berhenti, dan sebagai akibatnya tidak bisa meneruskan fasilitas proteksi.
Sehingga nilai polis kita itu tergantung pada 2 elemen:
- Besarnya premi yang kita bayarkan, yang disebut dengan premi dasar.
- Kinerja imbal investasi yang dilakukan oleh sang manajer investasi di perusahaan asuransi tersebut, yang dipengaruhi pula oleh pilihan instrumen investasi. Berbeda dengan reksa dana–yang kalau kita merasa manajer investasinya kurang cakap, kita bisa dengan mudah “memecatnya”–di sini kita mau enggak mau harus melanjutkan investasi lantaran ada asuransi yang menjadi risikonya.
Risiko Unit Link
Memang banyak orang tergiur pada perkawinan antara proteksi dan investasi pada asuransi unit link ini, tapi saya sering juga menemukan banyak orang yang mengutarakan kekecewaannya, lantaran nilai investasi unit link yang diikutinya terus menurun, hingga kemudian perusahaan asuransi memintanya untuk melakukan topup dana.
Pertanyaan terbesarnya adalah, mengapa nilai investasinya meluncur turun saat dibutuhkan (untuk menyekolahkan anak, dan tujuan finansial lainnya yang sudah ditentukan sejak awal)? Dan, di saat butuh uang, mengapa nasabah malah diminta untuk topup dana (meski sudah disiplin membayar premi dasar)–kalau enggak di-topup maka rider asuransinya akan terhenti?
Nah, inilah yang kurang dipahami oleh para pemegang polis asuransi unit link.
Bahwa setiap bentuk dari investasi selalu disertai dengan risiko. Besar kecilnya risiko tergantung pula pada jenis dan produk investasinya. Yang pasti prinsipnya, high risk high return.
Sebagian dari premi kita memang diinvestasikan oleh perusahaan asuransi ke berbagai instrumen investasi, mulai dari saham, obligasi, dan produk lainnya. Sehingga, bisa saja terjadi, di satu titik kita tidak mendapatkan imbal sama sekali dari investasinya–atau bahkan malah dana kita menurun lantaran harga saham, obligasi, ataupun instrumen investasi lainnya ini jatuh.
Padahal, risiko investasi akan selalu ditanggung oleh investor–dalam hal ini adalah pemegang polis. Bukan perusahaan asuransinya, bukan pula agen penjualnya. Jadi, kita sendirilah yang harus bertanggung jawab.
Nah, semoga setelah membaca penjelasan singkat ini, kamu sekarang lebih paham mengenai asuransi unit link, dan kemudian bisa memutuskan apakah produk ini sesuai dengan tujuan finansialmu.
Kalau memang sesuai, dan kamu juga paham betul risiko asuransi unit link ini dan tetap pengin membeli polisnya, then go for it. Namun tetap ingat ya, bahwa setiap keputusanmu terkait keuanganmu maka akan menjadi tanggung jawabmu pribadi.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Investasi Properti: 3 Hal untuk Diketahui Sebelum Memulainya
Salah satu bentuk aset aktif yang sering dimanfaatkan untuk mendapatkan passive income–atau pendapatan pasif–adalah investasi properti.
Jenis investasi ini sepertinya juga menjadi favorit cukup banyak orang, lantaran beberapa keuntungannya dibandingkan instrumen investasi yang lain. Nilainya yang cukup besar memungkinkan kita mendapatkan keuntungan yang juga besar, dengan risiko yang relatif kecil.
Nah, mungkin ada di antara kamu yang sekarang juga sedang mempertimbangkan untuk mulai membangun aset aktif berupa properti ini demi tujuan finansialmu? Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya, sebelum kamu memulainya.
Apa Saja yang Termasuk dalam Aset Aktif Properti?
Pada dasarnya, yang aset aktif berupa properti ini adalah semuanya yang berhubungan dengan bangunan, yang kemudian bisa disewakan untuk mendapatkan uang kembali.
Aset aktif ini bisa digolongkan dalam 2 tipe:
- Residential: yaitu menyewakan properti untuk keperluan hunian. Misalnya rumah kontrakan, kamar kontrakan alias kos-kosan, ataupun apartemen.
- Commercial: yaitu menyewakan properti untuk kemudian dijadikan tempat usaha. Misalnya seperti ruko, rukan, restoran, warung kopi, dan sebagainya.
Kamu lebih cenderung memilih tipe yang mana, pastinya tergantung pada tujuan finansial, dan berbagai faktor lainnya–kita akan bahas lebih lanjut pada poin-poin berikutnya.
Keuntungan Investasi Properti
Ada beberapa hal menguntungkan yang dimiliki properti sebagai aset aktif dibandingkan instrumen investasi yang lain. Di antaranya:
1. Nilainya cenderung lebih stabil
Dibandingkan instrumen investasi yang lain–misalnya, saham–properti cenderung stabil nilainya dari waktu ke waktu. Bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun.
Memang sih, mungkin ada beberapa faktor eksternal yang mungkin bisa memengaruhi harga properti, tetapi tidak sesensitif naik turunnya pasar modal dan pasar uang.
2. Prospek baik sepanjang tahun
Kecenderungan harga properti yang selalu naik dari tahun ke tahun juga juga dipengaruhi oleh semakin berkurangnya lahan yang tersedia, namun populasi manusia semakin meningkat. Apalagi di kota-kota besar.
Lokasi kepemilikan aset aktif properti ini juga sangat menentukan sih. Misalnya, kalau lokasinya dekat dengan fasilitas umum maka tentunya nilainya akan lebih tinggi ketimbang properti yang jauh dari fasilitas-fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, mal, dan sebagainya.
3. Bisa dijadikan agunan
Punya investasi properti juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, jika seumpama kita hendak mengambil kredit.
Kecenderungannya, kalau kita mengajukan kredit dengan agunan maka sifat kreditnya akan lebih lunak ketimbang kredit tanpa agunan; bunga lebih manusiawi dengan jatuh tempo yang juga lebih masuk akal.
4. Relatif rendah risiko
Dibandingkan saham terutama, investasi properti relatif lebih rendah risikonya. Hal ini terlebih karena harga properti yang tidak sefluktuatif harga saham.
5. Bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tetap
Dan, tidak seperti instrumen investasi lain yang belum pasti memberikan pendapatan tetap setiap bulannya–bahkan mungkin harus merugi–investasi properti akan memberimu penghasilan yang relatif tetap. Misalnya, kos-kosan yang dibayar per bulan.
Jika kita menyewakan rumah atau apartemen untuk dikontrak, meski bukan bulanan, tapi kita akan menerima uang untuk kontrak jangka waktu 2 tahun, misalnya.
Berbeda dengan emas, yang enggak bisa diapa-apain selain dijual. Atau saham, kalau enggak ada dividen, ya berarti hanya mendapatkan penghasilan saat menjual sahamnya saja.
Risiko Properti sebagai Aset Aktif
Ingat kan ya, bahwa selalu ada risiko pada setiap langkah investasi yang kita lakukan? Begitu juga kalau kita memilih investasi properti ini.
1. Biaya perawatan tinggi
Rumah, apartemen, bangunan apa pun yang kita sewakan butuh perawatan, dan biayanya tidaklah kecil.
2. Butuh modal banyak
Ini dia yang menjadi faktor mundurnya banyak orang untuk memulai investasi properti. Kita akan butuh modal banyak.
Seenggaknya, kamu akan butuh sekian ratus juta untuk DP dan kemudian dilanjut KPR selama sekian belas atau puluh tahun hingga lunas. Ya, kecuali kamu punya privilege untuk bisa beli rumah secara cash.
Berbeda dengan reksa dana, misalnya, yang hanya butuh Rp100.000 saja untuk mulai. Bahkan ada lo, reksa dana yang bisa dimulai dari Rp10.000 dan bayar pakai Gopay.
3. Pajak relatif tinggi
Meski konon ada wacana bahwa Pajak Bumi dan Bangunan akan dihapuskan, tapi sementara ini kan belum. Jadi, ya harus siap-siap juga dengan pajak kalau mau berinvestasi di properti sekarang ini.
Lumayan juga, pajaknya lo! Beda dengan reksa dana, yang bebas pajak.
4. Risiko bencana alam
Kamu juga harus bersiap menghadapi bencana alam yang akhir-akhir ini makin sering terjadi. Terutama, jika lokasi propertimu memang berada dalam lokasi yang rawan bencana.
Well, kalau di Indonesia sih ya, bencana yang sering terjadi dan sewaktu-waktu harus siap dihadapi adalah gempa bumi, banjir, dan angin ribut.
5. Likuiditas rendah
Jika sewaktu-waktu kamu butuh uang, properti juga tidak bisa dengan cepat terjual. Pun saat disewakan. Enggak bisa langsung mendapatkan pembeli ataupun penyewa.
Kadang kamu juga harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan orang yang mau menyewa propertimu. Padahal, sementara properti kosong, kamu tetap harus mengeluarkan biaya perawatan kan?
Nah, semakin tertarik untuk mulai investasi properti?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai seluk beluk investasi–terutama untuk mengelola aset aktif yang sudah kamu punya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Surat Berharga Sebagai Aset Aktif: 3 Hal yang Harus Kamu Tahu
Salah satu jenis aset aktif yang bisa kamu miliki untuk mendapatkan pendapatan pasif–atau passive income–adalah dengan memiliki surat berharga.
Jika kamu sekarang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi pada surat berharga demi mendapatkan passive income, maka ini adalah artikel yang tepat untukmu. Yuk, simak sampai selesai ya.
Apa Itu Surat Berharga?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berharga adalah
1. surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan sebagai agunan saham
2. bukti penyertaan modal
Jadi, kalau mau dijabarkan, surat berharga adalah dokumen yang bernilai uang, biasanya dipergunakan dalam transaksi-transaksi dagang, yang diakui dan dilindungi oleh hukum negara.
Surat berharga dapat diperjualbelikan, ataupun dapat difungsikan sebagai pengganti uang sebagai alat pembayaran.
Jenis-Jenis Surat Berharga Sebagai Aset Aktif
Sebenarnya ada banyak jenis surat berharga yang dikenal di dunia keuangan maupun perdagangan.
Misalnya saja:
- Wesel
- Surat kesanggupan
- Cek
- Kuitansi
- Bilyet giro
- Travel cheque
Bahkan seperti kartu kredit pun bisa dimasukkan ke dalam golongan surat berharga.
Lo, kok bisa? Ya, karena apa pun yang memenuhi ciri berikut, maka bisa dikategorikan sebagai surat berharga:
- Berbentuk dokumen tertulis
- Ada penyebutan nama pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam pembuatannya
- Ada tanda tangan pihak-pihak yang bertanggung jawab
- Ada janji atau perintah mengenai pembayaran
- Ada keterangan waktu pembayaran
Nah, meski surat berharga ada beberapa jenis, namun yang cukup populer untuk dimanfaatkan sebagai aset aktif ada 2 jenis. Mari kita lihat.
Saham
Untuk saham sendiri sebenarnya sudah banyak dibahas dalam artikel-artikel di situs ini. Kamu bisa menelusurinya satu per satu:
- 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula
- Kiat Berkenalan Investasi Saham
- 5 Hal Berinvestasi Saham
Saham merupakan salah satu instrumen aset aktif yang paling populer, dan semakin populer saja belakangan ini seiring semakin berkembangnya literasi keuangan masyarakat.
Mempunyai saham sebagai salah satu aset aktif merupakan salah satu langkah yang direkomendasikan oleh banyak financial planner demi mencapai tujuan finansial. Hal ini terkait dengan tingkat imbal saham yang terhitung cukup tinggi, meski dibarengi dengan tingkat risiko yang juga tinggi.
Karena itu, jika kamu memang mempertimbangkan untuk membeli jenis surat berharga satu ini sebagai salah satu aset aktifmu, maka sebaiknya kamu belajar dulu seluk-beluk mengenainya. Mulai dari mengenali karakteristiknya, trik memilih saham, hingga melakukan analisis dan review.
Surat Utang
Surat utang adalah surat pernyataan suatu pihak yang meminjam dana pada pihak lain, di mana dalam surat tersebut tercantum jumlah pinjaman serta kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak peminjam kepada investor.
Kewajiban tersebut meliputi:
- Pengembalian dana dalam jangka waktu sesuai kesepakatan
- Pemberian bunga atau kupon yang besarnya juga sesuai kesepakatan
Surat utang sering juga disebut obligasi, dan bisa diterbitkan baik oleh perseorangan, perusahaan, maupun negara.
Nah, biasanya sih obligasi negara merupakan salah satu bentuk surat berharga yang paling banyak diminati untuk dibeli sebagai aset aktif. Obligasi negara ada 2 macam, yaitu Obligasi Ritel (ORI) dan Sukuk (obligasi negara berbasis syariah).
Kalau kamu tertarik untuk mempunyai aset aktif yang berupa obligasi negara ini, ada baiknya kamu follow akun Kementrian Keuangan RI, agar enggak ketinggalan update ketika ORI dan Sukuk diluncurkan.
Tip Mulai Berinvestasi Surat Berharga
So, kamu mau membangun aset aktif melalui investasi surat berharga–apa pun itu? Perhatikan beberapa hal berikut ini ya.
1. #TujuanLoApa
Selalu mulailah dari #TujuanLoApa: tentukan tujuan finansialmu, tujuan investasimu, dan tentukan horizon waktumu berinvestasi.
Yes, memang dalam mengelola keuangan pribadi itu semuanya berawal dari #TujuanLoApa, karena tanpa tujuan ya gimana kita bisa memikirkan dan mencari jalan untuk mencapainya? Tujuan aja enggak ada loh!
Ibarat mau liburan, enggak tahu mau ke mana, ya gimana bisa bikin itinerary. Betul?
2. Sesuaikan kemampuan
Yang kedua, sesuaikan kemampuan. Kalau idealnya, jumlah dana yang harus diinvestasikan setiap bulan adalah 10% dari penghasilan.
Tentu saja ini bukan angka mutlak. Misalnya, kalau kamu sekarang sedang ada beban utang dan pengin segera menyelesaikannya, maka boleh saja kamu kurangi sedikit jatah investasi untuk aset aktif ini dan alokasikan ke cicilan utang.
Atau, misalnya kamu baru saja mendapatkan bonus akhir tahun. Maka kamu alokasikan semua bonusmu ke aset aktif, ya itu sah-sah saja.
Angka 10% adalah angka patokan. Kurang atau lebih, tentu harus disesuaikan dengan kondisimu.
3. Diversifikasi
Seperti nasihat yang sudah sangat klise ini: Jangan menaruh telur-telur dalam keranjang yang sama. Demikian juga investasi aset aktif surat berharga ini, sebisa mungkin kamu diversifikasikan juga.
Jika kamu malas ribet, ada reksa dana yang bisa kamu pilih. Tinggal serahkan saja asetmu pada manajer investasi terpercaya, dan kamu tinggal duduk manis sembari memantau asetmu.
4. Sadari risiko
Hal keempat ini harus selalu diingat, bahwa akan selalu ada risiko dalam setiap langkah investasi. Karena itu, belajar dan jangan hanya ikut-ikutan.
Uangmu, tanggung jawabmu sendiri.
5. Keep updated
Keep learning! Perkembangan literasi keuangan itu sangat cepat. Apalagi kalau kamu memang berniat untuk serius membangun aset aktif surat berharga ini.
Follow akun-akun media sosial yang tepat, yang bisa memberimu informasi dan ilmu yang bisa kamu manfaatkan. Sudah follow akun Instagram QM Financial kan? Nah, it’s a good start then!
So, gimana nih? Tertarik untuk menambah surat berharga sebagai aset aktif yang bisa mendatangkan passive income untukmu?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif–terutama surat berharga–sebelum memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
3 Jenis Aset Aktif yang Bisa Menjadi Andalan Finansial
Ada 2 jenis pemasukan yang bisa kita dapatkan, yaitu pemasukan aktif atau active income, dan pemasukan pasif atau passive income. Kalau pemasukan aktif bisa kita dapatkan melalui pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari dan kita mendapatkan imbalan atas hasil kerja, maka pemasukan pasif bisa kamu dapatkan dari beberapa jenis aset aktif.
Kalau kamu sudah paham mengenai konsep Blueprint of Your Money, maka kamu pasti bisa menemukan aset aktif ini di dalamnya. Komponen ini ada di lantai dua cetak biru rumah finansial kita. Artinya, sebelum kamu mulai membangun aset aktifmu, kamu harus sudah punya fondasi, pilar, dan lantai satu yang kuat terlebih dahulu.
Mengapa membangun aset aktif ini penting?
Ya, salah satu alasannya adalah aset aktif ini bakalan bermanfaat banget untukmu di masa pensiun nanti, saat kamu sudah tak produktif bekerja lagi.
Aset aktif adalah aset yang kita miliki, yang kemudian dapat “bekerja” dan menghasilkan uang untuk kita manfaatkan. Kalau sekarang kamu bisa bekerja dan menghasilkan uang, tapi di masa tua nanti kamu harus ingat, bahwa mungkin tenagamu tidak akan sebanyak sekarang lagi. Enggak gesit lagi. Minimal seharusnya sih, kalaupun kamu masih menikmati pekerjaan, tapi kamu melakukannya bukan untuk imbalan tetapi untuk bersenang-senang.
Di sinilah aset aktif akan berperan, untuk memberikan manfaat.
Beberapa Jenis Aset Aktif
Ada 3 jenis aset aktif yang bisa kamu bangun sejak sekarang. Apa saja?
1. Surat berharga
Surat berharga adalah surat-surat yang memiliki nilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum untuk kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan atau sejenis lainnya.
Surat berharga sebagai aset aktif bisa dibagi lagi ke dalam 2 jenis:
- Saham, yaitu surat-surat bukti kepemilikan terhadap perusahaan, yang memungkinkan investor mendapatkan berbagai keuntungan, seperti capital gain dan dividen dari perusahaan di mana ia menanam dana. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat populer, tapi sekaligus menakutkan lantaran sifatnya yang sangat agresif. Apalagi jika kita mencoba menggelutinya tanpa landasan ilmu sama sekali.
- Surat utang atau obligasi, yaitu instrumen investasi yang berupa surat pernyataan peminjaman dana dari satu pihak kepada pihak lain, yang lantas membuat si peminjam dana mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi pada pihak investor. Kewajiban ini adalah bunga atau kupon yang dibayarkan berkala, yang jumlahnya sesuai kesepakatan, dan pengembalian dana sesuai jangka waktu sesuai yang sudah disepakati juga.
2. Properti
Satu hal yang perlu kamu pahami mengenai properti ini adalah bukan berarti kalau kamu sudah punya rumah itu berarti kamu sudah punya aset aktif. Properti akan memberikan passive income saat properti tersebut bisa mendatangkan uang untukmu, alias disewakan.
Kalau kamu beli rumah, dan kemudian kamu tempati sendiri, maka itu bukanlah merupakan aset aktif. Saat kamu beli rumah dan kemudian kamu sewakan sebagai kontrakan atau kos-kosan, nah, itu berarti properti tersebut sudah menjadi aset aktif.
Saat kamu beli rumah lalu dijual lagi, kemudian hasil penjualan kamu jadikan modal untuk beli rumah lagi dan lalu dijual lagi, maka itu masuk ke bisnis. Sama-sama aset aktif sih, tapi masuk ke jenis aset ketiga yang akan kita bahas setelah ini.
Kini, penyewaan properti seperti ini juga mulai berkembang dengan baik. Enggak hanya disewakan untuk dikontrakkan per unit rumah ataupun per kamar saja sebagai kos-kosan, tetapi juga disewakan untuk tempat menginap wisatawan. Ini jelas menguntungkan apalagi kalau propertimu berada di lokasi (atau dekat dengan) wisata. Karena zaman sekarang, tempat menginap sudah enggak melulu di hotel lo! Di properti pribadi juga bisa, entah itu rumah, apartemen, vila, atau sejenisnya.
Menarik kan?
3. Bisnis
Bisnis ini menjadi alternatif banyak orang yang masa pensiunnya akan segera tiba.
Bisnis ini luas banget sih, cakupan dan jenisnya. Dan pastinya memang butuh persiapan yang cukup panjang dan matang. Tapi sebenarnya, siapa pun bisa melakukannya.
Seorang entrepreneur, founder sebuah grup bisnis yang bergerak di penerbitan buku dan home decor pernah berkata begini pada saya, “Pada dasarnya, siapa pun bisa kok berbisnis. Pokoknya, lakukan saja dulu. Tapi, siapkan mental dan niat, karena sambil berjalan, kita akan perlu belajar tentang banyak hal. Termasuk belajar dari kesalahan.”
Hmmm, siapkah kamu?
Nah, itu dia 3 jenis aset aktif yang bisa kamu bangun untuk memberimu pendapatan pasif. Sampai dengan saat ini, yang manakah yang sudah kamu miliki?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif ini sebelum kamu memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Investasi Emas: 5 Hal yang Harus Dipahami Lebih Dulu
Bagi para investor konvensional, investasi emas merupakan cara berinvestasi yang paling aman untuk dilakukan, bahkan sejak zaman dulu.
Ada enggak nih yang orang tuanya nggak punya investasi dalam bentuk emas? Kayaknya memang inilah investasi yang tak lekang dimakan waktu, iya kan? Meski sudah banyak jenis instrumen investasi yang lain, tapi investasi emas tetap dilakukan oleh banyak orang.
Apakah kamu juga termasuk salah satu dari mereka yang berinvestasi dalam bentuk logam mulia ini?
Yuk, kenali seluk beluk investasi emas, agar bisa kamu manfaatkan untuk mencapai tujuan finansialmu, berikut ini.
Emas sebagai Instrumen Investasi
Untuk yang pertama, FYI, tidak semua jenis emas bisa bagus dijadikan sebagai instrumen investasi.
Misalnya, seperti emas perhiasan. Perlu kamu tahu ya, bahwa saat proses perhiasan emas terjadi, akan ada beberapa tahapan yang membuat logam mulia yang digunakan ini menjadi berkurang nilai. Pencampuran dengan logam lain, salah satunya.
Peleburan emas dengan logam lain tersebut biasanya untuk tujuan estetika. Yah, namanya juga perhiasan, jadi memang harus tampak cantik maksimal untuk dipakai. However, peleburan emas dengan logam lain ini lantas mengubah nilai karat dan juga menyebabkan perbedaan warna dari warna asli emas. Selain itu, juga ada biaya tambahan untuk ongkos pembuatan.
Bisa sih, tetap dikoleksi. Tapi dipakai. Kalau untuk instrumen investasi–apalagi jika kita mengharapkan imbal besar–jelas akan sulit.
Akan lebih baik jika investasi emas dalam bentuk batangan, karena tidak akan melalui proses ini itu ataupun pencampuran dengan logam lain. Emas batangan hanya perlu dicetak sederhana saja, dan sudah bisa kita miliki sebagai investasi.
Keuntungan Emas sebagai Instrumen Investasi
1. Tahan terhadap inflasi
Gampangannya begini, saat inflasi naik, maka harga emas bisa dipastikan juga akan naik. Sehingga hal ini akan melindungimu dari kerugian. Bandingkan dengan tabungan uang biasa yang bisa tergerus inflasi, lantaran suku bunga bank juga tak seberapa.
Ketahanan inflasi inilah yang membuat investasi emas cukup diminati, terutama oleh investor konvensional.
2. Likuid
Saat kamu butuh dana dengan cepat, maka investasi emas akan dengan mudah menolong. Emas mudah dijual, dengan harga yang berlaku saat itu di pasar.
Pastikan saja, kamu mempunyai emas yang benar-benar berkualitas baik.
3. Bisa dilakukan oleh siapa saja
Berinvestasi sekarang memang semakin mudah. Tak cuma reksa dana, berinvestasi emas pun sekarang juga bisa online dengan tabungan emas. Ada kok marketplace terkemuka kesayangan para milenial yang menawarkan tabungan emas seperti ini. Bisa dimulai dengan nominal berapa pun.
Jadi, enggak ada alasan untuk nggak segera mulai berinvestasi kan? Lebih cepat mulai lebih baik, mulailah dengan emas.
Risiko Emas
Ada keuntungan, tentu ada risiko. Ini sudah lazim berlaku di dunia investasi. Meski investasi emas cenderung minim risiko terutama soal kerugian, tetapi tetap saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
1. Rentan pencurian
Apalagi kalau kita tidak bisa menemukan tempat yang tepat untuk menyimpan. Misalnya disimpan di rumah. Banyak kasus pencurian yang terjadi, dan salah satu barang yang paling diincar adalah koleksi emas korban.
Karena itu, akan lebih baik jika kamu menyimpannya dalam safety deposit box di bank. Memang akan ada biaya sewa, tetapi pastinya akan lebih aman kan?
2. Tetap terpengaruh fluktuasi harga pasar
Meski tahan terhadap inflasi, namun harga emas tetap berfluktuasi sesuai kondisi pasar. Jadi, bisa saja harganya turun, menjadi lebih murah saat harus kamu jual dibandingkan saat kamu membelinya. Apalagi kalau kamu cuma punya horizon waktu yang pendek untuk investasinya.
Harga emas ditentukan dalam dolar Amerika, sehingga pengaruh perbandingan kurs rupiah terhadap dolar sangat menentukan harga emas ini.
Karena itu, emas lebih cocok dijadikan sebagai instrumen investasi dalam jangka menengah hingga panjang. Konon sih, investasi emas akan menunjukkan keperkasaannya jika sudah diinvestasikan selama 2 tahun lebih.
3. Rentan penipuan
Ini bisa terjadi jika kamu membeli emas tidak dari perusahaan yang punya kredibilitas tinggi. Misalnya, kamu beli dari perseorangan. Akan lebih baik jika kamu membeli ke tempat penjualan emas yang resmi.
Jadi, kamu harus waspada betul jika ingin investasi emas ya. Jangan sampai membeli emas palsu yang banyak beredar di luar sana.
Tujuan Finansial
Investasi emas cocok dilakukan untuk tujuan finansial, lantaran likuiditasnya yang tinggi.
Karena harga emas yang bisa saja berfluktuasi sesuai kondisi inilah, maka kamu perlu menunggu dulu sampai minimal 2 tahun, untuk bisa mendapatkan imbal yang lumayan dari emas ini. Jadi, sesuaikan dengan tujuan finansialmu ya.
Emas tidak akan menguntungkan jika kamu mau melakukannya sekarang, demi bisa mendapatkan hasil 6 bulan ke depan.
Sedikit Tip untuk Investasi Emas
1. Tentukan tujuan finansial
Yang pasti, selalulah mulai dari #TujuanLoApa. Berinvestasi tanpa rencana hanya akan membuatmu blunder pada akhirnya. Maksud dari menentukan tujuan sejak awal ini untuk membantumu mencari jalan yang paling tepat untuk mewujudkan keinginan ataupun cita-citamu.
Jadi, untuk apa kamu melakukan investasi emas? Sebagai tabungan untuk umrah? Berhaji? DP rumah? Atau kamu punya tujuan lain?
Kemudian, berapa banyak waktu yang kamu butuhkan untuk investasi mencapai tujuan finansialmu itu?
2. Variasikan gramasi
Biasanya memang kita akan ditawari emas dalam beberapa jenis gramasi saat akan membeli. Ada yang dijual dalam gramasi kecil–misalnya 5 gram (bahkan ada yang bisa investasi mulai dari 0,1 gram), ada pula yang besar–misalnya 100 gram.
Membeli emas dalam gramasi besar akan lebih menguntungkan, karena jatuhnya harga akan lebih murah ketimbang gramasi kecil. Namun, saat hendak dijual kembali, gramasi kecil akan lebih memudahkan. Karena ya, enggak setiap pihak bisa membeli emas batangan 100 gram sekaligus.
Karena itu, akan lebih baik jika kita variasikan gramasi emas yang kita miliki. Ada yang besar, ada yang kecil. Masing-masing punya nilainya sendiri-sendiri, dan kegunaan yang berbeda.
3. Simpan dengan baik
Jika belum banyak, kamu bisa saja menyimpannya di rumah. Namun, kalau kamu punya emas dalam jumlah banyak, sebaiknya kamu menitipkannya ke safety deposit box di bank.
Memang akan ada biaya penyimpanan, namun akan lebih menjamin keamanannya.
Jadi, gimana? Sudah yakin mau mulai investasi emas?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja investasi emas sebelum kamu memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
9 Istilah dalam Reksa Dana yang Harus Kamu Ketahui Artinya
Setiap orang mempunyai tujuan hidupnya masing-masing. Setiap orang punya cita-cita dan impian yang pengin diwujudkan. Uang memang bukan segalanya, tetapi untuk mewujudkan apa yang kita mau itu kita akan membutuhkan uang. Bukan matre, tetapi ini adalah hal yang sangat realistis. Begitu banyak keinginan yang ingin dicapai, sehingga kita pun perlu untuk mengatur keuangan agar teralokasi dengan baik. Salah satunya dengan investasi reksa dana.
Dengan semakin teredukasinya kita semua belakangan ini mengenai literasi keuangan, investasi reksa dana pun semakin populer dan dikenal, hingga akhirnya banyak yang memfavoritkannya.
Ini tentu tak lepas dari banyaknya keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi reksa dana ini.
Bagi kamu yang baru mulai kenalan dengan reksa dana, pasti masih sedikit bingung ya, dengan jenis investasi kesayangan para investor pemula ini? Jangan khawatir, di artikel ini kita akan ulas tentang beberapa istilah yang bakalan banyak kamu temui jika kamu sedang membaca atau membicarakan mengenai reksa dana. So, you won’t get lost, dan bisa paham sepenuhnya tentang investasi ini untuk kemudian mulai memanfaatkannya untuk mencapai tujuan finansialmu.
9 Istilah dalam Reksa Dana yang Perlu Kamu Tahu
1. Apa Itu Reksa Dana?
Reksa dana adalah usaha atau wadah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat investor, untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi sesuai alokasinya masing-masing, oleh pihak yang disebut sebagai manajer investasi.
Instrumen investasinya apa saja? Mulai dari sertifikat deposito, surat-surat utang dengan jangka pendek kurang dari satu tahun, obligasi atau surat utang berjangka menengah hingga panjang, sampai saham.
Reksa dana–meski bukan produk perbankan dan tidak dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)–diawasi dengan ketat oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sehingga investor tidak perlu khawatir uangnya hilang atau disalahgunakan, karena semua sudah ada aturannya.
2. Apa Itu OJK?
OJK adalah singkatan dari Otoritas Jasa Keuangan, yaitu sebuah lembaga yang dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
OJK akan melindungi kepentingan kita semua dalam setiap kegiatan keuangan. Dengan pengawasan ini, kita tidak perlu khawatir karena setiap hak kita sebagai penanam modal akan dilindungi oleh OJK.
3. Apa Itu Nilai Aktiva Bersih (NAB)?
Nilai Aktiva Bersih adalah nilai total investasi reksa dana yang kita miliki. Nilai Aktiva Bersih akan menggambarkan total kekayaan bersih kita dalam investasi reksa dana setiap harinya.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kekayaan bersih?
Yaitu nilai jumlah dari seluruh aset investasi kita (deposito, surat berharga pasar uang, obligasi, dan saham) ditambah dengan dividen serta kupon yang menjadi hak kita sebagai investor reksa dana, dikurangi biaya operasional reksa dana yang meliputi jasa manajer investasi, biaya bank kustodian, dan biaya-biaya lainnya.
Jadi, kalau dirumuskan:
Kekayaan bersih = (aset investasi + dividen + kupon) – biaya operasional
4. Apa Itu Unit Penyertaan?
Unit Penyertaan adalah satuan yang dipergunakan dalam transaksi di reksa dana. Seperti halnya properti yang dijual per unit rumah, emas yang dijual per unit batang, reksa dana juga dijual dalam satuan unit.
Investor bisa membeli dalam satuan unit maupun rupiah yang kemudian dikonversi dalam satuan unit ini.
Dengan demikian, kalau ada istilah “nilai aktiva bersih per unit” berarti adalah nilai portofolio investor total, dikurangi biaya operasional, kemudian dibagi dengan jumlah unit yang telah kita miliki sebagai investor.
5. Apa Itu Manajer Investasi?
Manajer investasi adalah pihak–bisa perseorangan maupun perusahaan–yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai pengelola aset investor.
Inilah yang membuat berinvestasi di reksa dana itu cocok untuk investor pemula. Di bawah pengelolaan manajer investasi yang tepat, kita tinggal duduk manis sambil memantau perkembangan aset investasi kita saja.
Kita enggak perlu pusing memantau pergerakan pasar, situasi-situasi yang bisa memengaruhi nilai investasi, pun melakukan analisis ini itu, karena semuanya sudah dilakukan oleh manajer investasi.
Manajer investasi lebih tahu kondisi dunia investasi ketimbang kita yang baru memulai, sehingga serahkan saja sepenuhnya pada mereka.
Mungkin kapan-kapan kita bisa ulas lebih jauh mengenai tugas dan wewenang manajer investasi ini ya? Karena cukup menarik lo, untuk diketahui.
6. Apa Itu APERD dan WAPERD?
APERD adalah singkatan dari Agen Penjual Efek Reksa Dana, sedangkan WAPERD adalah Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Anggota APERD adalah bank umum dan juga perusahaan sekuritas yang telah memiliki izin untuk beroperasi, yang kemudian bekerja sama dengan manajer investasi untuk menjual jasa pengelolaan aset investasi.
Nah, orang-orang yang bekerja di bank umum atau perusahaan sekuritas yang bertugas memasarkan produk reksa dana ini disebut WAPERD, yang harus memiliki sertifikasi tertentu terkait pekerjaannya ini.
7. Apa Itu Imbal?
Imbal (dalam bahasa Inggris: yield) merupakan keuntungan dari sebuah investasi–termasuk reksa dana–yang diterima oleh investor.
Imbal bisa berupa bunga atau kupon, dividen, ataupun selisih yang didapatkan dari harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli, tergantung jenis investasinya.
8. Apa Itu Risiko?
Dalam investasi, risiko berarti potensi kerugian yang bisa terjadi akibat investasi yang kurang baik hasilnya.
Risiko dalam investasi bisa terjadi akibat pasang surut kondisi pasar modal maupun pasar uang, situasi sosial, ekonomi, bahkan politik, hingga masalah intern, misalnya perusahaan yang sahamnya kita miliki mengalami kebangkrutan atau gulung tikar.
Adalah penting bagi setiap investor untu menyadari sepenuhnya risiko yang bisa terjadi pada setiap investasi yang dimiliki. Karena pada prinsipnya, kita berinvestasi dengan uang kita sendiri, maka tanggung jawabnya ada pada diri kita sendiri juga.
9. Apa Itu Bank Kustodian?
Bank kustodian adalah bank yang akan membantu mengurus administrasi, mengawasi serta menjaga aset investasi yang kita miliki.
Istilahnya, bank kustodian merupakan tempat untuk menitipkan dana secara kolektif, baik dari investor maupun dari pihak manajemen investasi. Bank kustodian akan menampung dana kita kalau kita topup reksa dana, pun menampung hasil dividen, kupon, atau bentuk imbal lain dari investasi yang sudah kita lakukan, untuk kemudian dicatat.
Bank kustodian mengurus segala macam administrasi, dan melakukan pencairan dana jika kita sebagai investor bermaksud untuk menarik dana.
Gimana, semakin tertarik untuk berinvestasi di reksa dana? Ada 4 jenis reksa dana yang bisa kamu pilih lo, sesuai dengan profil risikomu!
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja reksa dana sebelum kamu mulai berinvestasi. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!