Saham Adalah Judi? Cek Kebenarannya Yuk!
Meskipun data jumlah investor pasar modal bertambah hingga lebih dari 50% menurut data Bursa Efek Indonesia, tetapi ternyata masih banyak yang menganggap bahwa saham adalah judi.
Benarkah saham adalah judi? Apakah kamu juga salah satu yang beranggapan begitu? Bisa jadi, hal ini juga yang membuatmu masih saja ragu untuk melakukan investasi terutama pada saham.
Yuk, coba simak penjelasan berikut, apakah benar saham adalah judi. Semoga dengan begini, pemahamanmu tentang saham akan lebih baik.
Awal Munculnya Persepsi Saham Adalah Judi
Pastinya, semua juga ada sebabnya. Begitu juga dengan anggapan ini, dan sepertinya sih hanya sejauh kesalahpahaman saja.
Beberapa hal yang ada pada saham, yang bisa disalahpersepsikan dengan judi adalah:
1. Tidak adanya pertukaran barang fisik
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, jual beli saham pun dilakukan dengan teknologi. Penyelesaiannya juga dilakukan melalui sistem pemindahbukuan, yang prinsipnya sama persis dengan transfer dana antarbank yang sering kamu lakukan.
Lalu, dengan adanya perpindahan dana ini, maka saham pun dipertukarkan. Kepemilikannya dibuktikan dengan pencatatan di perusahaan sekuritas.
Zaman dulu, ketika kita membeli saham, kita masih akan mendapatkan sertifikat efek fisik. Ada cetakannya, mirip ijazah sekolah. Sekarang, ada di rekening efek pada KSEI. Tidak ada lagi bentuk fisik. Karena itu, hal ini sering disalahkaprahkan, bahwa saham adalah judi, karena kita tak pernah “memegang” barang yang kita beli. Tidak ada wujudnya.
2. Banyaknya orang bertransaksi saham seperti judi
Hal ini juga banyak terjadi sekarang. Masih ingat kan, kasus orang-orang demam saham di awal pandemi, yang membuat mereka memborong saham-saham tertentu yang tengah diisukan hangat, dengan menggunakan dana hasil gadai BPKB, dana titipan arisan orang lain, bahkan dana hasil pinjol.
Tanpa melakukan analisis, mereka pun membeli saham yang “katanya” bakalan memberi keuntungan banyak dalam waktu singkat.
Lalu, hasilnya? Bisa kita lihat sendiri kan?
Hal inilah yang semakin meyakinkan anggapan bahwa saham adalah judi. Padahal ya, enggak gitu mainnya.
Judi biasanya dilakukan dengan spekulasi, tanpa analisis, hanya feeling, dan keberuntungan. Investasi dilakukan harus dengan dasar pengetahuan dan pemahaman yang cukup. Dalam investasi, ada rencana dan strategi, juga sistem, yang memengaruhi.
Judi dilakukan demi mencari untung besar dalam waktu singkat. Dalam investasi saham, tidak pernah ada rumus “untung besar, waktu singkat”. Yang ada adalah hight risk, high return. Agresivitas instrumen dilawan dengan horizon waktu yang panjang.
Judi itu mengharap keuntungan secara instan, sedangkan investasi saham butuh waktu untuk bisa menghasilkan keuntungan.
Agar Kamu Tak Berinvestasi Saham Seperti Berjudi
So, bisa dibilang, bahwa memang bisa saja saham adalah judi, jika kamu melakukannya seperti sedang berjudi. Misalnya berspekulasi, mengharap hasil instan, hanya ikut-ikutan orang tanpa melakukan riset dan analisis sendiri.
Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 juga menyebutkan, bahwa investasi saham dapat dianggap sesuai perintah agama, jika membeli saham syariah dan tidak melakukan transaksi yang dilarang sesuai ajaran agama, yaitu transaksi spekulatif.
Jadi, bagaimana supaya kamu bisa berinvestasi saham dengan benar, dan bukan berjudi?
1. Beli saham syariah
Di Bursa Efek Indonesia, ada loh saham-saham syariah yang bisa kamu pilih. Ada 2 jenis saham syariah:
- Saham yang dinyatakan memenuhi kriteria syariah berdasar atas peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
- Saham yang didaftarkan sebagai saham syariah oleh emiten yang bersangkutan, dengan berpedoman pada peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015.
Ada 4 indeks saham syariah yang bisa kamu lihat-lihat, yaitu Indeks Syariah Saham Indonesia, Jakarta Islamic Index, Jakarta Islamic Index 70, dan IDX-MES BUMN 17. Kamu bisa mencari informasi lebih banyak tentang indeks-indeks saham ini di website Bursa Efek Indonesia langsung.
2. Lakukan riset dan analisis
Lakukan riset dan analisis setiap kali kamu hendak membeli dan menjual saham. Karena memang begitulah cara kerja investasi saham, dan yang tak membuat saham adalah judi.
Ada 2 teknik analisis yang bisa kamu lakukan, yaitu:
- Analisis fundamental, yang berfokus pada penggalian informasi seputar perusahaan penerbit saham, mulai dari laporan keuangannya, perkembangan bisnisnya, hingga kecenderungan pasar terhadap sektornya.
- Analisis teknikal, yang berfokus pada data historis harga saham yang ada di bursa.
Keduanya memiliki fungsinya sendiri-sendiri, yang bisa kamu terapkan sesuai kebutuhan dan tujuan investasimu.
3. Pakai dana yang halal dan sudah dialokasikan untuk investasi
Pakai dana yang halal untuk berinvestasi saham, bukan uang ‘panas’ apalagi yang sebenarnya akan kamu pakai untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban.
Alokasi dana investasi dalam rencana keuangan biasanya ideal pada 10% dari penghasilan rutin. Tentu angka ini bukan angka mutlak. Artinya, kamu bisa mengaturnya sesuai kondisi dan kemampuanmu.
4. Kelola risiko dengan baik
Kelola risiko dengan melakukan diversifikasi instrumen investasi seperlunya, sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan profil risiko yang kamu miliki.
Dengan demikian, jika terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, tidak semua instrumen akan kena dampak. Ada instrumen lain yang bisa tetap menjadi pelindung aset.
Nah, gimana? Apakah kamu masih menganggap bahwa saham adalah judi setelah membaca artikel ini sampai di sini? Semoga tidak ya.
Cari tahu lebih banyak tentang saham dan juga berbagai instrumen investasi lainnya ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Total Kerugian Akibat Investasi Bodong hingga Tahun 2021 Rp117,4 Triliun, Ini 4 Modus Operandinya
Investasi bodong masih saja meminta korban, padahal modus ini sudah ada sejak zaman baheula. Tapi ya, korban bukannya berkurang, justru bertambah karena adanya generasi baru. Nggak cuma pemimpin yang harus regenerasi ternyata ya, korban investasi abal-abal juga. Sedih sih.
Yang paling baru melibatkan sebuah aplikasi yang mengiming-imingi calon korban dapat menghasilkan uang “hanya” dengan menonton iklan. Dari aktivitas yang remeh-temeh itu, member akan mendapatkan poin sesuai levelnya. Poin-poin inilah yang nantinya bisa ditukarkan dengan uang asli. Satu poin dihargai 1 dolar AS, artinya sekitar Rp14.000.
Sebenarnya pada awalnya sih masih biasa saja. Skema seperti ini juga sering dipakai di dunia kripto, yang sering disebut dengan faucet—yang memungkinkan penggunanya bisa mendapatkan mata uang kripto secara cuma-cuma. Tetapi, ketika member sudah harus naik level, untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak, maka member diharuskan membayar sejumlah poin. Di sinilah money game mulai terjadi.
Kerugian Akibat Investasi Bodong
Dilansir dari situs CNBC Indonesia, Satgas Waspada Investasi mencatat total kerugian masyarakat akibat investasi bodong sejak tahun 2011 sampai 2021 sebesar Rp117.4 triliun. Angka ini bukan kaleng-kaleng ya. Ini bisa dipakai buat biayain bangun infrastruktur negara loh.
Padahal sebenarnya ciri-ciri investasi bodong itu sendiri juga sudah cukup jelas dan nyata. Satgas Waspada Investasi menggarisbawahi ciri-ciri berikut ini:
- Adanya janji mendapatkan keuntungan yang tak wajar dalam waktu singkat
- Ada skema member get member
- Memanfaatkan influencer untuk menarik minat
- Klaim zero risk
- Legalitas dan identitas enggak jelas
Modus Operandi Investasi Bodong
Masih menurut Satgas Waspada Investasi, ada sejumlah modus yang sama yang digunakan oleh oknum penyelenggara investasi bodong ini. Dari dulu, sampai sekarang, sebenarnya enggak berubah. Cuma dimodifikasi sedikit demi menyesuaikan tren yang ada.
1. Equity Crowdfunding atau Security Crowdfunding
Equity crowdfunding atau security crowdfunding adalah jenis pembiayaan dengan skema patungan untuk UMKM. Penyelenggaranya akan mempertemukan investor dengan mereka yang memang butuh dana segar untuk tambahan modal bisnisnya.
Sebenarnya, ini adalah skema yang bagus, dengan semangat gotong royong untuk mendorong perkembangan UMKM tanah air. Skema ini sebenarnya adalah skema yang umum digunakan oleh fintech P2P Lending.Tapi sayangnya, selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh para penjahat ini.
Investasi bodong bermodus crowdfunding ini akan menawarkan berbagai proyek untuk didanai oleh investor, tetapi dana justru dibawa kabur oleh penyelenggara sendiri.
2. Money Game
Pernah mendengar tentang skema Ponzi? Skema ini menawarkan keuntungan bagi member yang bisa mendapatkan atau merekrut member baru. Member baru yang bergabung kemudian diwajibkan untuk menyetorkan dana kepada penyelenggara. Namun kemudian oleh penyelenggara, setoran dana dari member baru dibagikan kepada member lama sebagai “keuntungan”. Dengan demikian, para member harus terus mencari member baru agar bisa mendapatkan berbagai keuntungan itu.
Skema Ponzi ini ‘diperkenalkan’ oleh Charles Ponzi di tahun 1920. Sampai sekarang, skema ini masih sering ditemui sebagai modus operandi berbagai investasi bodong. Hanya saja, kadang dimodifikasi sesuai tren atau kemajuan teknologi yang terjadi.
Skema ini juga yang diadopsi oleh si penyelenggara investasi bodong berbasis aplikasi menonton iklan seperti yang disebutkan di atas tadi. Sampai dengan saat ini, aplikasi tersebut sudah memiliki anggota sebanyak 1.7 juta orang, dan sebagian besar sudah melaporkan kerugian yang diderita.
3. Mencatut Instansi Resmi
Modus ketiga ini juga sering digunakan oleh para pelaku investasi bodong. Kebanyakan dari mereka akan mencatut instansi-instansi, atau perusahaan-perusahaan resmi, untuk menipu calon korban. Mereka menggunakan nama, hingga logo pihak yang dicatut, dan menawarkan skema investasinya melalui jalur pribadi, seperti SMS, pesan WhatsApp, serta platform media sosial lainnya.
Kalau sudah begini, tak hanya korban yang dirugikan. Pihak yang dicatut namanya pun juga mengalami kerugian, terutama soal reputasi.
4. Aktivitas Keuangan Tanpa Izin
Yang termasuk dalam modus keempat ini bisa jadi adalah penyelenggara investasi yang memang tidak memiliki izin dari regulator yang sudah diserahi kewenangan. Mulai dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Bappebti – Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan lainnya.
Atau, bisa juga aktivitasnya berbeda dengan izin yang dimiliki. Misalnya, melakukan aktivitas bisnis keuangan, tapi ternyata memiliki izin usaha di luar sektor keuangan. Hal seperti ini bisa menjadi masalah besar jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi di kemudian hari loh.
Dari uraian di atas, maka kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa hanya dengan edukasi yang masiflah, investasi bodong bisa diberantas. Pemerintah memang sudah menyediakan payung hukum, juga sudah ada lembaga yang bertindak sebagai pengawas. Tetapi, semuanya tetap kembali pada kita sebagai warga masyarakat.
Apakah kita bisa cukup jeli mengenali berbagai skema investasi bodong ini, sehingga tak terjebak ke dalamnya? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Nggak Cuma Saham, 5 Instrumen Investasi Populer Ini Juga Menguntungkan!
Semakin banyak orang sadar akan pentingnya berinvestasi, tentu hal ini sangat bagus. Dan, hal ini pun didukung oleh ekosistem keuangan sendiri yang sekarang semakin berkembang dan memudahkan. Berinvestasi tak lagi sulit, bahkan semudah menggerakkan jempol belaka. Hal ini pun membuat beberapa instrumen investasi ikut menjadi populer. Salah satunya adalah saham.
Dikutip dari Katadata, sampai dengan akhir Agustus 2021, terdapat 2.6 juta lebih single investor identification (SID) khusus saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. FYI, jumlah SID akhir tahun 2020 itu “hanya” sebanyak 1.6 juta. Ini artinya ada peningkatan sebesar 53% lebih.
Apa yang menyebabkan semakin banyak investor saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Lagi-lagi dikutip dari artikel yang sama, hal ini ternyata didorong optimalisasi digital yang telah dilakukan yang dilakukan oleh seluruh elemen dalam pasar modal sejak 2019.
Tak hanya menambah jumlah SID saja. Penetrasi digital di bidang keuangan juga menggeser demografi. Data Juli 2021 dari BEI menyiratkan ada pergerakan usia investor ke yang lebih muda, karena sekitar 80% investor di bursa saat ini merupakan milenial dan gen Z.
Instrumen Investasi Saham sebagai Satu-Satunya Pilihan (?)
Ini tentu merupakan pertanda baik, ya kan? Saham semakin digemari, semoga saja diiringi dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup juga.
Sepertinya popularitas saham juga ikut terdongkrak karena media sosial sih. Sekarang banyak banget infulencer investasi—khususnya saham—yang suka sharing di media sosial. Followernya pun luar biasa. Sampai ratusan ribu, bahkan sudah ada yang mencapai jutaan. Keren bangetlah, pokoknya!
However, tahukah kamu, bahwa saham bukanlah satu-satunya pilihan instrumen investasi yang bisa kita miliki?
Loh, memangnya perlu juga instrumen yang lain? Saham kan sudah menawarkan banyak keuntungan? Auto tajir deh, kalau bisa investasi saham dan bisa dapatkan keuntungan!
Ya, memang benar. Saham menawarkan imbal yang tinggi, bahkan bisa sampai sekian ratus persen! Namun, kamu juga harus ingat, bahwa instrumen investasi dengan imbal tinggi biasanya juga akan disertai tingkat risiko yang juga tinggi. Nah, inilah yang harus kamu kelola dengan baik. Caranya, adalah dengan mengombinasikan beberapa jenis instrumen investasi dengan tingkat risiko dan imbal yang bervariasi, agar hasilnya bisa optimal. Tentu saja, harus disesuaikan dengan tujuan keuanganmu, serta profil risikomu.
Berikut beberapa instrumen investasi selain saham yang bisa kamu pilih.
1. Deposito
Deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer juga di kalangan investor sekaligus awam. Bagi yang masih pemula, dan baru saja memulai perjalanan investasinya, deposito bisa menjadi titik awal yang bagus.
Dijamin oleh negara melalui LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sampai nominal Rp2 miliar, tingkat risiko deposito relatif sangat rendah, apalagi jika dibandingkan dengan saham. Tingkat pengembaliannya juga relatif tetap, sehingga bisa dipastikan kamu mendapatkan imbal secara teratur sesuai kesepakatan.
Dengan demikian, instrumen ini sangat cocok dikombinasikan dengan saham dalam portofolio investasi kamu.
2. Logam mulia
Logam mulia dalam hal ini emas, yang kamu beli secara legal dari Antam, Pegadaian, atau sejenisnya.
Emas logam mulia dikenal sebagai safe haven, surga penyelamat bagi para investor. Ingat ketika awal masa pandemi, ketika secara drastis indeks harga saham global anjlok dan tertekan? Harga emas pun melambung tinggi, karena para investor beralih ke emas, demi menyelamatkan aset masing-masing.
Seperti halnya saham, emas juga merupakan instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang, lebih dari 5 tahun.
3. Reksa dana
Buat kamu yang pengin memberi keseimbangan terhadap nilai portofolio investasi, kamu bisa mengombinasikan saham dengan reksa dana.
Reksa dana sendiri ada 4 jenis, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham, yang masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri terutama terkait tingkat risikonya.
Instrumen ini relatifnya akan lebih rendah risiko dibandingkan dengan kalau kamu mengelola sendiri investasi saham maupun obligasi, karena di sini ada peran manajer investasi yang secara profesional terus melakukan analisis dan pantauan terhadap pengembangan dana yang dilakukan.
4. Obligasi
Obligasi artinya surat utang. Ada beberapa jenis obligasi yang biasanya ditawarkan sebagai instrumen investasi, tapi yang terpopuler adalah obligasi negara dan obligasi korporasi.
Dari tingkat risikonya, obligasi negara lebih rendah risiko daripada obligasi korporasi. Pasalnya, obligasi negara dijamin oleh pemerintah, dan sejauh ini pemerintah belum pernah gagal bayar.
Obligasi menawarkan imbal yang teratur juga, seperti halnya deposito. Bahkan besaran kuponnya biasanya ditawarkan lebih tinggi daripada bunga deposito.
5. P2P Lending
Instrumen terakhir ini merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi keuangan dewasa ini. Jadi memang masih sangat baru.
Meski masih gres, tapi imbal yang ditawarkan juga lumayan loh. Cara kerja P2P Lending ini mirip dengan marketplace tempat kita biasa belanja online, yaitu mempertemukan antara “pembeli” dan “penjual”. Namun, kalau di P2P Lending, “pembeli” adalah pemberi pinjaman, sedangkan “penjual” adalah pihak-pihak yang membutuhkan pinjaman dana.
Tak hanya perorangan atau individu, banyak peminjam dana yang berasal dari kalangan UMKM loh! Mereka ini membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan dan pengelolaan bisnisnya, tetapi umumnya tidak dapat terlayani di bank karena satu dan lain sebab.
Pastikan saja, kamu hanya mengembangkan dana di platform P2P Lending yang terdaftar dan berizin di OJK ya, untuk menjamin dana pinjamanmu sendiri.
Ada Instrumen Investasi Lainnya?
Oh, jelas ada.
Cryptocurrencies, salah satu yang lagi naik daun banget belakangan. Meski sebagian menganggap crypto tidak termasuk instrumen investasi melainkan komoditas yang hanya bisa diperjualbelikan dalam jangka waktu pendek, tetapi nyatanya banyak yang sudah mengantongi keuntungan dari cryptocurrencies yang berfundamental bagus.
Ini juga instrumen yang masih sangat baru, sehingga perkembangannya perlu dipantau dengan lebih saksama. Lagi pula, sifatnya yang terdesentralisasi membuatnya jauh dari jangkauan otoritas mana pun di dunia ini, sehingga tanggung jawab risikonya benar-benar ada pada diri kita sendiri.
Instrumen investasi lainnya juga masih banyak yang bisa jadi opsi loh. Misalnya seperti investasi properti; bisa jadi tanah dan bangunan, juga seperti bisnis dan royalti.
Apakah harus punya semua? Tentu tidak. Kamu yang tahu kebutuhanmu, kamu juga yang menentukan, instrumen mana yang bisa melayani kebutuhanmu dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Portofolio Investasi, dan Bagaimana Cara Menyusunnya secara Pas?
Portofolio investasi ibarat rapor untuk seorang investor. Dalam sebuah portofolio, akan terlihat rincian bagaimana seseorang mengalokasikan aset investasinya.
Portofolio investor bisa terdiri atas berbagai macam aset, yang dikumpulkan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu. Bisa mencakup kumpulan saham, obligasi, tabungan, juga bisa terdiri atas mata uang asing, emas, properti, dan nft art, misalnya.
Mari kita lihat lebih lanjut mengenai portofolio investasi ini.
Apa Itu Portofolio Investasi?
Portofolio investasi merupakan kumpulan seluruh aset yang dimiliki, yang terdiri atas berbagai instrumen yang dapat membantu sang investor untuk mencapai imbal terbaik, sesuai dengan profil risiko yang dimiliki oleh si investor.
Portofolio bisa terdiri dari beragam bentuk investasi, atau bisa juga terdiri atas satu kelas aset saja. Misalnya reksa dana, atau saham.
Dalam sebuah portofolio investasi, ada berbagai instrumen yang dikumpulkan sesuai dengan berapa banyak dana yang ingin diperoleh, tergantung tujuan investasi yang dimiliki. Hal ini terkait juga dengan gaya hidup, tingkat toleransi terhadap risiko, serta kemampuan finansial si investor.
Tujuan Membuat Portofolio Investasi
Tujuan seorang investor membangun portofolio investasi adalah untuk menyediakan media kerja agar uang dapat menghasilkan uang lagi bagi si investor. Portfolio ini yang akan menjadi alat kendali dan pemantau akan hasil kinerja investasi yang sudah dilakukan.
Dari data yang ada dalam portofolio investasi, kamu sebagai investor juga kemudian dapat membuat rencana diversifikasi dan penyeimbangan aset, sehingga tidak terkumpul pada satu sektor saja. Aset ini disebar agar meminimalkan risiko dan mengoptimalkan potensi imbal yang bisa diperoleh.
Diversifikasi adalah salah satu langkah penting dalam investasi loh! Dan, hal ini bisa dilakukan jika kamu punya portofolio investasi yang sudah solid.
Cara Menentukan Portofolio Investasi yang Tepat
Kalau begitu, gimana cara menentukan portofolio investasi yang tepat ya?
Ya, sebenarnya mudah saja. Semua kembali ke kamu, dan 3 pertanyaan berikut ini.
1. #TujuanLoApa
Kamu mau investasi untuk apa? Untuk dana menikah? Dana pendidikan anak? Dana pensiun? Dana liburan?
Setelah tahu mau dipakai untuk apa, selanjutnya kamu harus menentukan jangka waktunya. Masih berapa lama lagi tujuan itu ingin kamu targetkan untuk tercapai. Misalnya dana menikah, akan dipakai untuk menikah satu tahun lagi. Atau, dana pendidikan anak, akan dipakai untuk anak masuk SD 3 tahun lagi. Atau juga dana pensiun, yang akan dipakai 20 tahun lagi?
Untuk tujuan investasi jangka panjang, maka kelas aset yang seharusnya lebih besar adalah saham, dibandingkan kelas aset yang lain. Sebaliknya, jika tujuan investasinya jangka pendek, maka kelas aset pasar uanglah yang mendapatkan proporsi terbesar.
2. Profil risiko
Ada 3 profil risiko yang bisa dikenali pada diri investor, yaitu:
- Konservatif, adalah mereka yang kurang toleran terhadap risiko kerugian. Jantungan banget deh, kalau lihat kondisi keuangan yang krisis.
- Moderat, adalah mereka yang sudah dapat menoleransi risiko, tetapi juga masih suka cari aman.
- Agresif, adalah mereka yang fokus untuk meraih keuntungan yang semaksimal mungkin dengan memanfaatkan setiap instrumen yang sesuai.
Nah, kamu termasuk yang mana nih?
Memang, untuk bisa menyusun portofolio investasi yang pas, adalah penting bagimu untuk mengenali diri sendiri lebih dulu. Hal ini penting, agar kamu nggak emosian, nggak mudah tergoda tren sesaat, dan nggak panik ketika nilai investasimu turun seiring kondisi pasar yang juga menurun.
3. Modal
Jika kamu punya modal yang besar, tentu saja kamu akan lebih fleksibel dalam menentukan portofoliomu. Banyak instrumen yang bisa kamu eksplorasi, dan pilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Namun, jika modalmu minim, maka kamu juga harus menyesuaikannya, dan kemudian membuat strategi tertentu agar tetap dapat berinvestasi secara konsisten.
Contoh Membangun Portofolio Investasi
Sebut saja Bunga (sudah pasti bukan nama sebenarnya). Ia adalah seorang karyawan mid-management, dengan gaji Rp20 juta per bulan. Untuk investasi, Bunga mengalokasikan 20% dari gajinya, yang berarti sebesar Rp4 juta.
Bunga ingin membangun dana pensiun untuk dirinya sendiri. Setelah dihitung-hitung dan dianalisis, Bunga ingin membangun portofolionya pada saham. Dipilihlah saham dividend-aristocrate dengan harapan dividennya bisa menjadi passive income di kemudian hari.
Namun, dengan kondisi yang belum stabil pasca pandemi seperti sekarang, dan juga Bunga masih merasa newbie dan belum berani menanggung risiko yang terlalu besar, Bunga pun memperluas pilihan investasinya. Dipilihlah Reksa Dana Pendapatan Tetap, yang proporsi alokasi investasinya ada pada obligasi untuk melengkapi portofolionya.
Dari diversifikasi tersebut, Bunga mempertimbangkan, bahwa risiko investasi saham paling maksimum yang bisa ditoleransi baginya adalah 60%. Dengan demikian, Bunga menempatkan dana sebesar Rp2.400.000 pada saham pilihannya. Sedangkan sisanya, ia setorkan ke manajemen investasi untuk alokasi Reksa Dana Pendapatan Tetapnya.
Dengan demikian, selanjutnya Bunga tinggal setor sesuai alokasi yang sudah dibuatnya pada dua instrumen pilihannya.
Mau Belajar Cara Membangun Portofolio Investasi yang Pas?
Nah, itu contoh sederhana dari Bunga, yang merasa cukup dengan 2 jenis instrumen saja. Dari portofolio sahamnya, sebenarnya juga bisa kalau mau diulik lagi. Misalnya, sekian persen untuk saham dividend aristocrate, lalu sebagian yang lain dialokasikan untuk saham jenis growth stock, untuk memaksimalkan pertumbuhannya.
Mau belajar menyusun portofoliomu sendiri? Yuk, join Special Class Saham dari QM Financial! Cek jadwalnya, dan segera daftarkan diri supaya nggak kehabisan seat
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Panduan Investasi Saham Online untuk Pemula
Bagi kamu yang baru mau mulai untuk investasi saham online, mungkin kamu akan sedikit bingung. Kebayangnya mungkin kayak di film-film semacam The Wolf of Wall Street gitu ya?
Enggak kok. Itu mah dramatisasi film dan kerjaan para broker. Untuk kita, investor ritel, enggak seperti itu cara kerjanya.
Investasi saham online itu mudah banget, dan siapa saja akan dengan mudah melakukannya. Didukung dengan teknologi yang sudah berkembang, investasi (dan trading) saham sekarang itu semudah kamu scroll Instagram. Asal ada modalnya—alias dananya—beli saham itu semudah kamu belanja skincare di marketplace.
So, ini dia panduan buat kamu yang baru pertama hendak investasi saham online.
Panduan Investasi Saham Online
1. Tentukan tujuan, buat rencana
Tentu saja, kita harus mulai dari #TujuanLoApa, untuk mendefinisikan untuk apa hasil investasi kita nanti akan dimanfaatkan. Tanpa tujuan, aktivitas investasi tidak akan optimal, karena ini artinya tidak ada target yang harus dicapai. Tidak adanya target, akan membuatmu sulit untuk disiplin dan konsisten.
Padahal kunci dari investasi adalah keduanya, demi mencapai tujuan besar hidupmu.
So, tentukan dulu tujuan investasi saham kamu; mau dipakai untuk apa? Dana pensiun? Dana pendidikan anak? Dana lanjut S2?
Selanjutnya, buat rencana, kapan kamu memerlukan dana dari hasil investasimu? 5 tahun ke depan? 10 tahun, 20 tahun? Dengan demikian, kamu akan tahu seberapa butuh persiapannya, dan juga kamu bisa tahu seberapa besar kamu harus berinvestasi setiap bulannya.
Ini ibarat kamu bersiap untuk pergi ke Surabaya, dari Jakarta. Memilih naik kereta, berarti kamu harus bersiap perjalanan sekian belas jam. Artinya, kamu akan duduk di dalam kereta selama itu, dan apa yang bisa kamu lakukan agar waktu tak terbuang percuma?
2. Buka rekening sekuritas
Sekuritas akan menjadi perantaramu saat investasi saham online, karena yang boleh bertransaksi di bursa adalah mereka yang sudah menjadi anggota bursa.
Jadi, pilihlah dengan saksama:
- Resmi terdaftar di BEI dan OJK
- Pastikan bereputasi baik, tak pernah terlibat masalah yang terlalu besar. Kalau soal suspensi ataupun kena teguran BEI, rerata perusahaan sekuritas mana pun juga pernah mendapatkannya. So, kamu harus lihat per kasusnya.
- Syarat pembukaan dan operasional rekening yang mudah dan praktis, jangan membebani dirimu sendiri dengan prosedur ribet.
- Biaya transaksinya kecil, atau bahkan Rp0
- Menyajikan data realtime, yang bisa kamu cek dengan mudah
Lakukan survei kecil-kecilan, dengan menelusuri Google maupun akun-akun media sosial mereka. Cek apakah pernah ada komplain? Bagaimana mereka mengatasi masalah-masalah yang terjadi? Dan sebagainya.
Sekuritas kan menjadi partner kamu dalam investasi saham online, jadi pilihlah dengan bijak ya.
3. Instal aplikasi di smartphone
Instal aplikasinya di smartphone. Seharusnya sih ini mudah saja kamu lakukan untuk investasi saham online.
Sesudahnya, kamu akan perlu untuk membuat rekening sekuritas terlebih dulu. Syarat dan ketentuan buka rekening bisa berbeda antara sekuritas yang satu dengan yang lain. Jadi cermati dulu ya, dan penuhi semua syaratnya. Ada yang cukup minta foto identitas diri, dan harus ber-selfie memegang identitas tersebut. Ada yang meminta fotot buku tabungan juga. Ada pula yang meminta verifikasi melalui video call, dan sebagainya.
Karena itu, penting untuk tahu syarat dan ketentuan buka rekening ini di awal kamu memilih sekuritas. Pilihlah yang enggak ribet, dan sesuai dengan kebutuhanmu.
4. Setor deposit
Selanjutnya, kamu perlu untuk menyetor sejumlah deposit ke rekening dana investasi yang sudah kamu miliki di sekuritas pilihanmu.
Zaman sekarang, modal awal untuk bisa investasi saham online itu juga bisa dari nominal yang kecil banget. Ada sekuritas yang memang menentukan minimal deposit, tetapi ada juga yang tidak.
5. Pilih saham sesuai rencana
Nah, sekarang jika kamu sudah punya rekening sekuritas, juga sudah menyetor deposit, maka kamu sudah bisa mulai untuk investasi saham online.
Beberapa hal yang harus diingat:
- Mulailah dengan nominal kecil dulu; nominal yang kamu akan rela ketika nilainya harus turun sesuai pergerakan pasar.
- Belajar kelola emosi dengan baik, karena dalam perjalanan investasi saham online nanti, kamu mungkin akan harus berhadapan dengan situasi-situasi dadakan bak roller coaster.
- Belajar strategi investasi dengan benar, agar kamu bisa mengoptimalkan imbalnya.
- Jangan mudah tergoda dengan hot stocks, yaitu saham-saham yang dapat dipermainkan harganya, sesuai frame story yang terjadi di luar pasar saham itu sendiri.
- Pelajari saham incaranmu, hindari membeli saham yang produknya tak kamu pahami. Hanya beli saham dari perusahaan yang kamu kenal betul.
- Pastikan dana darurat dan asuransimu aman.
Nah, untuk mempelajari lebih lanjut mengenai seluk beluk investasi saham online, yuk, gabung di Special Class Saham. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Powered by:
Saham vs Obligasi: Mana yang Lebih Untung? Ini Dia 4 Perbandingannya
Saham vs Obligasi, mana sih yang lebih untung?
Yah, penginnya sih pasti punya investasi dengan keuntungan yang banyak, tapi risiko yang minim–kalau perlu nggak usah pakai risiko. Betul enggak? Tapi, sayangnya, yang kayak gitu tuh enggak ada. Jadi, kalau kamu penasaran saham vs obligasi, mana yang lebih untung, akan lebih baik jika kamu mempertimbangkannya sesuai dengan tujuan dan kebutuhanmu.
Untuk tujuan dan kebutuhan tertentu, bisa jadi saham akan lebih sesuai. Sedangkan untuk tujuan dan kebutuhan yang lain, obligasi akan lebih cocok. Ini lebih karena masing-masing instrumen punya karakternya sendiri-sendiri.
Nah, buat kamu yang sekarang lagi bingung, pengin investasi sih, mumpung ORI018 masih dalam masa penawaran dan saham lagi banyak diskon–tapi ya yang namanya dana bukannya tak terbatas, jadi harus memutuskan mana yang lebih baik antara saham vs obligasi, berikut beberapa pertimbangannya.
Pengertian
Saham
Mari kita lihat perbandingan saham vs obligasi mulai dari pengertiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham berarti surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
Surat berharga ini dijual dalam satuan lot (= 100 lembar), dengan harga yang sudah ditentukan dan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung situasi dan kondisi pasar modal itu sendiri. Saham bisa dibeli di bursa saham, di Indonesia ada Bursa Efek Indonesia. Pembeliannya bisa melalui perusahaan sekuritas yang kini semakin banyak jumlahnya.
Obligasi
Obligasi, dalam hal ini yang dikeluarkan oleh pemerintah, adalah surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan. Demikian pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dalam artikel yang lalu, kita sudah berkenalan dengan beberapa jenis obligasi. Nah, obligasi pemerintah adalah salah satu jenisnya. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sendiri ada beberapa jenis. ORI, atau Obligasi Ritel Indonesia, adalah salah satunya.
Keuntungan Saham vs Obligasi
Dalam hal keuntungan, saham vs obligasi juga punya keunggulannya sendiri-sendiri.
Dalam saham, kita bisa mendapatkan beberapa bentuk keuntungan:
- Capital gain, yaitu keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
- Dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan yang kita terima sebagai hak sebagai salah satu pemilik saham. Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen, pun punya jadwal yang tetap. Pembagian dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam obligasi–utamanya obligasi pemerintah–kita bisa mendapatkan beberapa keuntungan juga, yaitu:
- Kupon, yaitu bunga yang diterima atas dana yang kita pinjamkan. Besaran kupon biasanya sudah ditentukan di awal. Seperti misalnya pada ORI018 ini, besaran kupon adalah 5.70% per tahun.
- ORI juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga memungkinkan kita mendapatkan capital gain. Tetapi ada juga yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, seperti SBR. Tetapi SBR ada fasilitas early redemption, yang memungkinkan kita menarik dana sejumlah tertentu sesuai kesepakatan sebelum jatuh tempo.
Risiko Saham vs Obligasi
Saham memiliki risiko berupa:
- Capital loss, yang terjadi ketika kita menjual saham perusahaan yang kita miliki dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga belinya. Harga saham sangat fluktuatif di pasar saham. Seperti sekarang misalnya, ketika IHSG sedang merosot, maka harga saham sudah pasti menurun. Ini bisa jadi menimbulkan kerugian kalau kita harus melepas saham sekarang. Karena itu, banyak investor yang hold sahamnya, menunggu sampai harga naik lagi.
- Risiko likuidasi, yang bisa terjadi ketika perusahaan tempat kita menanam dana harus bangkrut.
Seperti instrumen yang lain, ada risiko yang juga dimiliki oleh obligasi, yaitu:
- Capital loss, jika kita menjual obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga beli.
- Gagal bayar, ketika penerbit obligasi tidak bisa membayar kembali pinjaman dana yang dilakukannya. Namun, untuk obligasi pemerintah, risiko yang kedua ini bisa dibilang sangat kecil. Dalam sejarah, pemerintah Indonesia belum pernah gagal bayar sampai sekarang.
Masa Berlaku
Masa berlaku saham tidak terbatas, selama perusahaan yang kita miliki sahamnya terus beroperasi dan selama sahamnya belum kita jual atau hibahkan pada orang lain.
Sedangkan obligasi, ada masa jatuh tempo yang menyertai dan biasanya tercantum pada surat perjanjiannya. Misalnya, untuk ORI, jatuh temponya adalah 3 tahun. Ada yang lebih panjang? Ada, karena hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan si penerbit surat utang, dan tentunya jika si pemberi pinjaman juga sepakat.
Nah, semoga cukup jelas ya, penjelasan mengenai saham vs obligasi ini.
Jadi, mana yang lebih untung? Ya, kembali lagi ke #TujuanLoApa. Saham merupakan instrumen investasi yang akan membantu tujuan keuangan jangka panjang, lantaran fluktuasi harga yang cukup tajam. Sedangkan, obligasi cocok untuk tujuan jangka pendek dan menengah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Yuk, Simak Tip Investasi 5 Investor Sukses Dunia!
Namanya juga investor pemula, ada baiknya kita belajar tip investasi dari mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia investasi, supaya kita bisa mengikuti jalan kesuksesan mereka.
Banyak sudah orang yang sukses menjadi investor, dan sekarang menjadi miliarder atau miliuner. Sudah pasti, usaha mereka juga mengalami pasang surut. Kita dapat belajar dari mereka. Harapannya ya, supaya tujuan keuangan yang hendak kita capai dengan cara investasi bisa terwujud.
So, hari ini, mau belajar investasi dari siapa saja, kita? Yuk, kita lihat beberapa tip investasi berikut ini!
Tip Investasi dari 5 Investor Sukses Dunia
1. Dennis Gartman
“Be patient with winning trades; be enormously impatient with losing trades. Remember it is quite possible to make large sums trading/investing if we are ‘right’ only 30% of the time, as long as our losses are small and our profits are large.”
Dennis Gartman
Dennis Gartman mulai menerbitkan The Gartman Letter, sebuah harian yang khusus membahas kondisi pasar modal di tahun 1987, yang menjadi bacaan wajib orang-orang yang bekerja sebagai fund manager, pialang saham, manajer investasi, dan trade companies di seluruh dunia.
Tip investasi dari Gartman yang paling populer adalah jangan menjual ketika keuntungan pertama baru saja datang. Bersabarlah, biarkan perdagangan berjalan beberapa lama lebih dulu, sehingga bisa mencapai titik maksimal. Tetapi jangan sabar ketika pasar menunjukkan tanda-tanda loss. Dengan demikian kerugian bisa diminimalkan, dan tidak bertambah parah.
2. Warren Buffett
It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.”
Warren Buffett
Siapa yang tak kenal dengan Opa Warren Buffett ini? Dia dicatat sebagai investor paling sukses yang pernah ada dalam sejarah. Nggak hanya sebagai orang terkaya di dunia saja, tetapi ia juga orang yang paling berpengaruh. Ibaratnya, ketika Opa Buffett sudah bersabda, maka pasar dunia akan bergerak sesuai titahnya.
Tak hanya itu, ia juga seorang motivator dan guru saham yang paling mumpuni yang pernah ada. Tulisan-tulisannya sering dijadikan sebagai materi di kelas keuangan perguruan tinggi besar dan bergengsi di Amerika Serikat.
Opa Buffett terkenal dengan teknik investasi fundamentalnya. Karenanya, tip investasi dari beliau selalu berputar di sekitar proses riset kita terhadap kualitas perusahaan yang sahamnya ingin kita beli.
Opa Buffett memberikan dua nasihat kunci ketika kita hendak mengevaluasi sebuah perusahaan untuk dibeli sahamnya. Pertama, lihat kualitas perusahaannya, kedua baru lihat harga saham dan valuasinya. Kamu bisa mengunduh laporan keuangan perusahaan bersangkutan, dan kemudian mencermatinya.
Jangan tergiur akan harga saham yang murah, tetapi perusahaannya tidak bereputasi. Belilah hanya saham perusahaan yang kamu mengerti dan kenal, terutama kalau produknya kamu pakai sehari-hari.
3. Bill Gross
“Do you really like a particular stock? Put 10% or so of your portfolio on it. Make the idea count. Good [investment] ideas should not be diversified away into meaningless oblivion.”
Bill Gross
Bill Gross merupakan salah satu co-founder PIMCO, atau Pacific Investment Management Co, sebuah perusahaan manajemen investasi yang dana kelolanya mencapai 270 miliar dolar. Ia mengelola PIMCO Total Return Fund, salah satu pengelola dana obligasi terbesar di dunia.
Aturan diversifikasi adalah salah satu tip investasi terbaik yang pernah dilontarkan oleh Bill Gross. Jangan menaruh dana dalam satu instrumen yang sama terlalu besar. Bill Gross hanya menyarankan 10% saja taruh di instrumen favorit, yang lain disebar di berbagai pilihan instrumen yang ada.
Bill Gross juga mengingatkan, agar kita tetap harus punya dana segar di dalam rekening, tidak semuanya harus dihabiskan saat itu juga untuk investasi. Dana ini akan menjadi amunisi, jika sewaktu-waktu kesempatan langka datang dalam berinvestasi.
4. Prince Alwaleed Bin Talal
“I’m a long-termer. I’m not a seller.”
Prince Alwaleed Bin Talal
Mungkin namanya belum seterkenal Opa Buffett, tetapi pangeran dari Arab ini adalah pendiri Kingdom Holding Company, dan merupakan pemegang saham terbesar dari Citicorp.
Dia sempat melakukan investasi untuk saham Twitter dan Snap, dan kesabarannya sungguh diuji ketika pasar modal bergolak pada masa Great Recession di akhir 2000-an. Sahamnya di Citicorp merosot tajam nilainya.
Ketika orang lain segera menjual saham Citi, Prince Alwaleed justru menahan sahamnya dengan sabar, dan memetik hasilnya ketika pasar sudah pulih kembali.
Inilah tip investasi yang bisa kita pelajari dari Pangeran Alwaleed: bersabar, terutama jika tujuan keuangan kita masih lama.
5. Carl Icahn
“You learn in this business… If you want a friend, get a dog.”
Carl Icahn
Tip investasi dari Carl mungkin sekilas terdengar tajam, dan enggak ada hubungannya ya, dengan investasi itu sendiri.
Tetapi, sebenarnya bukan itu maksud Carl Icahn. Dia menggarisbawahi, bahwa seharusnya para investor percaya pada diri sendiri untuk melakukan analisis terhadap saham atau instrumen yang akan dimanfaatkannya, dan bukan sekadar percaya “kata teman”.
Carl Icahn adalah salah satu investor besar dunia. Beberapa kepemilikannya termasuk saham Time Warner, Yahoo, Clorox, hingga Blockbuster Video.
Nah, itu dia 5 tip investasi dari investor sukses dunia. Apakah kamu sudah melakukan semua tip tersebut saat ini, demi tujuan keuangan yang tercapai lebih cepat?
Tapi, kan ini lagi masa sulit? Gimana bisa investasi? Tenang, meski sedang krisis, kita juga bisa kok tetap investasi. Coba simak video berikut ini.
Mau belajar investasi lebih lanjut? Yuk, gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial, yang bisa dipilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini
Setiap orang sudah seharusnya memiliki keinginan dan kebutuhan, yang kemudian bisa dicukupi dengan cara bekerja untuk mendapatkan imbalan. Konsep ini juga yang mendasari para karyawan untuk bekerja keras setiap harinya. Tetapi, sebenarnya nggak hanya kebutuhan sehari-hari saja yang harus dipenuhi oleh kamu yang berstatus karyawan. Kamu juga harus membangun aset sejak awal.
Apa itu aset?
Menurut Wikipedia, aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari.
Kalau diterjemahkan secara bebas, aset merupakan hal-hal yang kita miliki sekarang, yang mempunyai nilai ekonomi dan akan memberikan manfaat kembali pada kita ke depannya. Singkatnya, aset adalah total harta yang kita miliki, baik yang dalam bentuk fisik (bisa dilihat) atau nonfisik, misalnya seperti aset keuangan–saham, misalnya.
Mengapa karyawan perlu membangun aset?
Ini dia beberapa alasan pentingnya:
1.Aset merupakan alat untuk mencapai tujuan finansial
Di masa depan, aset akan memberikan nilai ekonomis yang besar manfaatnya untuk hidup kita. Misalnya saja, kita mempunyai aset berupa properti. Tidak hanya ditinggali, properti ini bisa disewakan, sebagai kos, rumah kontrakan untuk keluarga, bahkan juga bisa disewakan sebagai toko ataupun kantor.
Begitu juga dengan bentuk aset yang lain. Tidak semua hal yang kita miliki bisa dimasukkan ke dalam kategori aset. Hanya hal yang memberikan nilai ekonomis kembali ke kitalah yang bisa disebut dengan aset. Dengan aset bernilai ekonomis ini, kita bisa mewujudkan tujuan finansial kita.
Berinvestasi di berbagai instrumen, misalnya saham di beberapa perusahaan besar, agar nantinya bisa dipakai untuk membeli rumah. Setelah rumah terbeli, nantinya akan disewakan sebagai kamar kos. Penghasilan dari kos akan menjadi dana pensiun yang bisa kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di saat kita sudah tak produktif bekerja lagi.
That’s how assets work.
2.Menghindarkan diri sendiri dari masalah keuangan
Tak ada orang yang mau mendapatkan masalah keuangan di masa depan. Konon juga, sebanyak 92% karyawan mengaku merasa nyaman dan aman dalam bekerja jika mereka merasa secure terhadap kondisi keuangan mereka.
Hal ini bisa dicapai, salah satunya, dengan cara membangun aset sejak dini.
Di saat-saat sulit, memiliki aset bisa jadi penyelamat. Setidaknya, aset bisa jadi andalan sampai kondisi membaik lagi. Perasaan jadi lebih tenang, dan bisa berpikir, mencari cara untuk survive dengan lebih baik.
3.Bekal pensiun
Ya, ini adalah tujuan terbesar dari membangun aset sejak dini; sebagai bekal pensiun. Saat kita tak lagi produktif, kita mungkin tak akan bisa mendapatkan penghasilan sebanyak sebelumnya. Tetapi, yang namanya kebutuhan hidup akan terus ada–bahkan mungkin bertambah.
Dengan memiliki aset, kita bisa surviving di masa pensiun. Tentunya, kamu mau kan, jadi pensiunan mandiri, yang bisa menghidupi diri sendiri, enggak menjadi beban buat anak-anak kita, bahkan kalau mungkin malah bisa kasih uang saku meski seadanya buat cucu.
Hidup cukup; buat makan, cukup. Buat belanja ini itu sesuai kebutuhan juga ada, meskipun tanpa pemasukan aktif.
Nah, begitulah gambaran garis besar hidup kita jika kita bisa memiliki aset yang memadai. Lalu, bagaimana cara kita–yang berstatus karyawan ini–bisa membangun aset? Memangnya, gajinya cukup?
Bukan masalah gaji yang besar ataupun kecil. Semua kembali ke diri kita sendiri. Apakah kita sudah bisa mengelola keuangan dengan baik, sehingga di samping bisa cukup dipergunakan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, gaji kita juga cukup digunakan untuk membangun aset demi masa depan?
Nah, yang bisa menjawab kan diri sendiri, ya kan? Sudahkah punya financial habit yang baik? Kalau memang sudah, maka pasti juga sudah bisa mengelola utang dengan baik, punya kebiasaan berinvestasi juga sesuai porsi, pun sudah memiliki proteksi. Ya kan? Dengan demikian, kita bisa membangun aset per tahap dengan rencana yang baik pula.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis
Masa pensiun tidak akan bisa diundur atau ditunda. Karena itu, meski krisis, menyiapkan dana pensiun is a must, apa pun caranya.
Tapi, sekarang kan lagi krisis. Portofolio kebakaran, dan kayaknya enggak akan segera pulih dalam waktu dekat. Apalagi banyak pakar yang menyebut akan datangnya resesi–malahan sebagian bilang, sekarang ini kita sudah berada di periode resesi.
Yah, memang begitulah adanya. Kita memang harus bersiap untuk masa krisis lebih panjang sekarang. Ditambah dengan resesi, maka sudah cukup alasan untuk tidakk menghambur-hamburkan uang yang kita miliki untuk sesuatu yang tidak esensial. Tetapi, dana pensiun ini penting. So, meski resesi atau krisis, kita harus tetap menyiapkannya.
Mengapa? Ya, karena seperti yang sudah ditulis di pembuka artikel ini; bahwa masa pensiun tidak akan dapat ditunda. Masa-masa kita tak produktif lagi itu tetap akan tiba, tak peduli kita lagi krisis atau enggak. Masa pensiun adalah keabsolutan, sehingga rencana pun harus segera dibuat untuk bisa menjalaninya dengan nyaman.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis
1. Siapkan sejak dini
Rasanya tip-tip ini hanya diulang-ulang saja terus ya? Tapi, ya mau bagaimana lagi? Prinsip pengelolaan keuangan sebenarnya sama saja. Yang terus bisa diupdate adalah instrumen-instrumennya, dan penyesuaiannya dengan kondisi yang sering berubah dan berkembang. Tetapi, prinsipnya selalu sama.
Begitu juga dengan persiapan dana pensiun. Akan selalu lebih baik, jika kita menyiapkannya sejak dini. Sejak kita mulai masuk kerja dan mulai mendapat penghasilan sendiri.
Logikanya mudah. Semakin cepat disiapkan, beban untuk menyisihkan setiap bulannya juga semakin ringan. Lalu, kalau baru mulai menyisihkan sekarang, saat usia sudah 30-an atau 40-an, apakah itu berarti sudah terlambat? Nope, bagaimanapun, sudah mulai menyiapkan itu adalah hal yang sangat baik. Kapan pun. Tetapi, buat kamu yang masih di usia 20-an, sekaranglah saat terbaik untuk mulai menyiapkannya.
2. Kenali pengeluaran
Di masa krisis, akan lebih baik jika kita bisa menghemat dan hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan-kebutuhan yang esensial. Apa saja kebutuhan esensial itu? Misalnya saja pengeluaran untuk makan, transportasi, kesehatan, dan utilitas rumah (listrik, air, telepon, dan sebagainya). Cicilan utang sudah pasti masuk ke prioritas pengeluaran, dan tidak boleh diutak-atik.
Lalu, apa saja pengeluaran yang harus dihemat? Hal-hal tersier, seperti traveling, belanja baju (selama yang di lemari masih banyak), sepatu dan tas (apalagi kalau masih ada yang di dalam plastik dan belum pernah dipakai sejak dibeli), hangout bareng teman-teman, dan sejenisnya, bisa dikurangi dulu.
Memang, kita butuh hiburan sih. Bukan berarti pengeluaran untuk hiburan ini harus dihilangkan sama sekali juga, tetapi bisa diperhitungkan dalam anggaran dong. Buat bujet, dan patuhi. Itu saja prinsipnya.
Supaya apa? Supaya kita tetap ada dana yang bisa dianggarkan untuk dana pensiun, juga dana-dana untuk tujuan keuangan lain yang penting. Masa krisis boleh datang, tapi tujuan keuangan tetap harus jalan terus.
3. Sesuaikan dengan kondisi
Nah, ini adalah keharusan. Hanya kamu yang mengerti kondisimu sendiri, pun ketika kita berada di masa krisis keuangan.
Pos investasi memang penting, tetapi sangat bisa disesuaikan dengan kondisi. Ketika kamu kekurangan uang untuk operasional hidup sehari-hari, kamu bisa memotong pos investasi, dan mengalokasikan ulang uangmu untuk memperpanjang napas. Kamu juga bisa menghentikannya dulu, kalau perlu. Kebutuhan hidup tetap harus jadi list nomor satu.
Jadi, pertimbangkan urutan prioritasnya. Akan sangat baik, jika kamu tetap bisa menyiapkan dana pensiun, bahkan dari penghasilan yang menurun. Bagaimana membaginya, hanya kamu yang tahu, karena kamulah perencana keuangan untuk dirimu sendiri. Betul?
Yuk, gabung aja di kelas-kelas finansial online QM Financial, agar bisa belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Ada banyak topik yang dibahas, kamu bisa pilih sesuai kebutuhanmu. Karena menyiapkan dana pensiun enggak hanya soal bagaimana berinvestasi saja, tetapi harus mulai dari memiliki cash flow yang sehat. So, join the class, dan kelola uangmu dengan benar sejak awal.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pembagian Dividen: Apa yang Harus Kamu Tahu?
Meski pasar saham tampak sangat volatile–naik turun manja galau–tapi beberapa emiten tampak tetap pada komitmennya, memenuhi agenda pembagian dividen tahun ini.
Apakah kamu salah satu investor yang beruntung termasuk dalam daftar pemilik saham yang akan menerima pembagian dividen tahun ini? Kalau iya, selamat ya!
Sementara, sebagian lainnya mungkin masih belum terlalu paham tentang dividen, bagaimana mekanisme pembagiannya, dan gimana tip terbaik untuk mengelolanya. Nah, kita bahas khusus dalam artikel kali ini ya. Yuk, simak sampai selesai, karena ini penting untuk kamu ketahui jika kamu punya rencana untuk investasi saham.
Apa Itu Dividen?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dividen berarti:
bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.
Nah, sudah cukup jelas sih sebenarnya, apa arti dari dividen.
Dividen adalah laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan yang kemudian dibagikan kepada seluruh investor atau pemilik saham dalam satu periode tertentu.
Begitu sederhananya.
Biasanya pembagian dividen ini dilakukan setahun sekali, meskipun ada juga perusahaan terbuka baik hati yang membagikan dividen dua kali setahun. Namun, ada juga perusahaan terbuka yang tidak memiliki agenda pembagian dividen sama sekali selama bertahun-tahun. Jadi, semua memang tergantung pada kebijakan perusahaan–yang didukung oleh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bagaimana Proses Pembagian Dividen Berjalan?
Kalau mau dirinci secara singkat, proses pembagian dividen adalah sebagai berikut:
- Pihak perusahaan emiten akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk membahas laporan keuangan tahunan.
- Dalam Rapat Umum Pemegang Saham itu akan terlihat jika ada laba, dan kemudian diputuskan apakah laba tersebut akan dibagikan kepada investor. Jika ternyata tidak ada laba, maka ya enggak ada pembagian dividen. Begitu pun jika perusahaan membutuhkan dana untuk keperluan ekspansi dan pengembangan bisnis, maka bisa saja diputuskan tidak ada pembagian dividen untuk periode tersebut.
- Setelah itu, perusahaan akan menentukan nama-nama penerimanya, jika memang diputuskan ada pembagian dividen tahun ini.
- Menentukan sistem distribusi dividen kepada penerimanya, melalui KSEI ataupun broker tempat investor membeli saham.
- Penentuan waktu kapan pembagian dividen akan dilakukan, biasanya didahului dengan pengumuman secara terbuka. Dalam pengumuman ini biasanya disebutkan declaration date (tanggal pengumuman), date of record (tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen), cum-dividend date (tanggal aktivitas terakhir perdagangan untuk dihitung haknya dalam pembagian dividen), ex-dividend (tanggal berakhirnya perhitungan hak dividen), dan payment date (tanggal pembayaran dividen).
- Penghitungan pajak yang harus ditanggung oleh masing-masing investor, dan sekaligus pemotongannya.
Setelah itu, proses “perjalanan” dana dividen pun dimulai, sesuai hak investor, yang diperhitungkan dari jumlah saham yang dimiliki.
Biasanya sih, kalau dana sudah masuk ke rekening RDN, kita akan mendapatkan notifikasi via email.
Jenis Dividen
Perlu kamu tahu, bahwa dividen juga ada beberapa jenis, yaitu:
- Dividen tunai: dividen dalam bentuk uang tunai yang dibayarkan melalui rekening dana nasabah. Jenis dividen inilah yang paling banyak dibagikan.
- Dividen saham: dividen yang dibagikan dalam bentuk tambahan saham dalam kepemilikan kita.
- Dividen skrip: pembagian dividen dalam bentuk surat utang.
- Dividen properti: pembagian dividen dalam bentuk aset.
So, kamu sendiri pernah menerima jenis dividen yang mana aja tuh?
Apa yang Harus Kamu Lakukan Ketika Sudah Menerima Pembagian Dividen?
Tentu saja, tergantung kebutuhanmu. Ingat pada #TujuanLoApa.
Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengan dana dividen yang sudah kamu terima:
- Kamu belikan saham yang sama kembali, sehingga menambah jumlah saham yang kamu miliki.
- Kamu belikan saham lain dengan performa yang lebih baik, setelah melakukan analisis teknikal dan fundamental.
- Kamu transfer ke rekening dana pribadi, dan kamu alokasikan menjadi dana darurat.
- Kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau alokasikan untuk menambah tujuan keuangan yang lain.
Banyak hal pastinya bisa kita lakukan dengan dana yang diperoleh dari pembagian dividen, terlepas besar kecilnya nominal dividen tersebut. Pertimbangkan dengan saksama ya, itu hasil usahamu sendiri lo! Dan bukan uang kaget.
So, pergunakanlah dengan bijak.
Mau belajar mengelola investasi dan hasil investasimu? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.