Blueprint Of Your Money
Bagi peserta #FinClic Workshop tentu sudah kenal dengan “Blueprint Of Your Money’, sebuah konsep asli yang ditemukan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto.
Kamu juga penasaran kan apakah “Blueprint of Your Money” itu? Pastikan kamu membaca artikel ini sampai akhir!
Ada 5 hal di dalam konsep “Blueprint of Your Money” yang harus diperhatikan:
- Financial Check Up. Ini merupakan langkah awal untuk mengetahui sehat atau tidaknya keuangan seseorang melalui 3 rasio dasar. Sebaiknya financial check up ini dilakukan secara bersama-sama apabila sudah menikah. Bila kamu belum pernah melakukannya, mulailah dengan melakukan pencatatan keuangan sehingga bisa tahu besaran rasio yang disebutkan tadi.
- Financial Plan. Tujuan keuangan harus memiliki elemen Judul + Nilai + Jangka Waktu. Apa tujuan finansial yang mau dicapai? Dana Darurat, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Dana Liburan (judul)? Semuanya bisa dilakukan dengan menetapkan dulu besaran nilai yang mau dicapai beserta dengan jangka waktunya.
- Protection. Sama seperti halnya rumah yang perlu atap, financial plan membutuhkan perlindungan berupa asuransi. Di dalm kehidupan ini tidak ada yang pasti dan segala yang terjadi mengandung risiko. Itulah fungsinya proteksi yaitu untuk melindungi tujuan finansial dapat berjalan walaupun ada risiko sakit, kecelakaan bahkan meninggal. Ada banyak jenis asuransi yang dapat dibeli tapi yang pasti yang harus dimiliki setiap orang adalah asuransi kesehatan.
- Status Harta & Utang, Akses pada saat darurat, Zakat dan Waris. Penting sekali untuk mengetahui status harta dan utang terutama bagi yang beragama Islam karena hal tersebut berkaitan dengan hal Waris. Akses pada saat darurat menjadi sangat penting karena seringkali pengatur keuangan di keluarga sedang sakit tapi keluarga tidak dapat mengakses keuangan saat darurat sehingga bisa jadi timbul utang baru.
- Aset Aktif. Setelah kondisi keuangan sehat dan tujuan keuangan satu persatu sudah on track, kini saatnya membangun lantai kedua rumah finansial berupa kepemilikan aset aktif seperti bisnis, properti dan surat berharga.
Kamu ingin belajar lebh banyak tentang mengatur keuangan namun memiliki batas ruang dan waktu? Yuk bergabung dengan kelas online melalui aplikasi Zoom, informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
artikel terkait: 5 Hal Yang Sering Ditanyakan Saat Financial Clinic
– Honey Josep –
Solusi Problem Keuangan Generasi Langgas
Halo generasi langgas (millenials)!
Apakah kamu senang berbelanja barang-barang bagus tapi diam-diam ketakutan karena tidak punya tabungan?
Apakah kamu merasa memiliki pendapatan tapi selalu kehabisan uang di akhir bulan?
Apakah kamu merasa sulit sekali menabung?
Sesekali, coba deh periksa kembali apa yang menjadi gaya hidupmu. Jangan-jangan, kamu termasuk bagian dari fenomena generasi langgas yang sanggup bergaya hidup layaknya kalangan jetset, tapi selalu mengeluh kekurangan uang.
Millenials memang dikenal sebagai kaum yang kerap mengikuti gaya hidup kekinian. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut dapat menunjang karier mereka dan dapat membuka peluang networking yang lebih baik. Apalagi kalau mereka mempunyai bisnis atau bekerja di bidang pemasaran. Mereka percaya bahwa lifestyle yang up to date akan memudahkan untuk mendapatkan penghargaan saat bertemu dengan mitra yang memiliki prospek.
Pada kenyataannya, memang benar gaya hidup demikian dapat memengaruhi dan menunjang karier seseorang. Namun ironisnya, di tengah kemampuan untuk bergaya layaknya kelas jetset, banyak generasi langgas yang selalu mengeluh kekurangan uang. Baru seminggu gajian, dompet sudah menipis dan langsung gesek kartu kredit untuk mencukupi kebutuhannya.
Inilah yang menjadi dilema bagi generasi langgas. Mereka ingin menjalani hidup sesuai keinginan mereka, tapi di saat yang bersamaan merasa frustasi karena selalu kehabisan uang. Tidak hanya itu, mereka pun menolak menurunkan standar gaya hidupnya karena gengsi dan takut dibilang culun punya (cupu).
Berikut ini ada beberapa tips dari lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi problem keuangan yang dihadapi oleh generasi langgas.
Pertama, Jangan bersikap cuek terhadap jumlah pendapatan dan pengeluaranmu. Ketahui berapa jumlah pendapatan yang kamu miliki setiap bulan. Setelah itu, buatlah komposisi pengeluaran bulananmu. Hal ini bermanfaat untuk modal dasar perbaikan kondisi keuanganmu.
Kedua, Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan artinya prioritas dan harus segera dipenuhi sedangkan keinginan bisa kamu tunda.
Ketiga, Jangan mudah berhutang. Bagaimana kalau kamu harus berutang? Kalau harus berutang maka pastikan penggunaan utang tersebut harus sesuai dengan tujuan. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan membayar dalam waktu tertentu. Jangan sekali-kali berhutang untuk kebutuhan konsumtif seperti belanja, foya-foya apalagi demi gengsi.
Keempat, Jaga Lifestyle! Millenials kerap memiliki hasrat untuk selalu menjadi yang terdepan ketika sudah berkaitan dengan liburan, teknologi, fesyen dan gadget. Boleh kok liburan kemana saja dan kapan saja, kamu juga boleh kok beli gadget apapun yang kamu mau, asal ada uangnya! Kalau belum ada uangnya, ya nabung dulu. Jadi, apakah kamu termasuk generasi langgas yang bergaya hidup ‘kaya’ tapi sebenarnya ‘miskin’ di kantong? Bila ya, segera ubah gaya hidupmu dan mulailah bijaksana dalam mengatur keuangan agar kamu bisa hidup mapan dan nyaman di hari tua.
Nita Kurniawati
Kebiasaan Mengatur Uang Yang Baik dimulai dari Keluarga Yang Mulai Berinvestasi
Apakah kamu tahu, bahwa kebiasaan kita setiap sehari mempengaruhi kebiasaan mengelola keuangan keluarga?
Mulai dari bangun pagi hari, siang dan malam hari. Pengeluaran kecil sehari-hari yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi cashflow. Contohnya jajan pagi sarapan, ngopi-ngopi di cafe setelah makan siang, bahkan pergi ke mal setelah pulang kantor. Lalu kalau kita tidak mengerem pengeluaran harian tersebut, apa kabar investasi?
Populasi Indonesia sebanyak 267.498.464 orang (menurut data PBB pada 3 Oktober 2018) dan rata-rata usianya 28 tahun, namun pengetahuan dan inklusi untuk berinvestasi masih sangat rendah.
Bursa Efek Indonesia pada Minggu, 7 Oktober 2018, di Summarecon Mall Bekasi mengadakan Indonesia Investment Festival (INVESTIVAL) 2018.
Acara ini mengusung judul ‘Yuk Nabung Saham’, yang merupakan kampanye persuasif kepada masyarakat untuk berinvestasi secara berkala di pasar modal.
Ligwina Hananto, lead trainer dari QM Financial menjadi narasumber dalam acara INVESTIVAL yang bertema “Creating Good Financial Habits For Family : Start Investing!”
Ligwina Hananto memaparkan kebiasaan mengatur keuangan harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga terdekat. Kontrol yang baik dalam pengeluaran sehari-hari dapat membuat kita mulai tergerak dalam berinvestasi. Kenapa begitu? Karena setiap bulan penghasilan dapat bersisa sehingga kita dapat memulai untuk menabung dan berinvestasi. Jumlah menabung VS Investasi sangat jauh perbedaan jumlahnya, karena dengan berinvestasi ada pilihan jangka panjang atau jangka pendek . Namun untuk risiko dalam berinvestasi juga lebih tinggi.
Sebelum berinvestasi harus memikirkan hal berikut:
- Risiko. Jangan hanya membayangkan return yang akan kita dapat dalam berinvestasi, namun kita juga harus memikirkan seperti apakah risiko terburuk yang terjadi jika kita melakukan investasi. Apakah sudah siap dengan kehilangan modal? Seberapa besar kesiapan Anda dalam kehilangan modal? Sampai sepuluh persen, dua puluh persen, lima puluh persen atau sampai hilang semuanya?
- Tujuan Finansial. Tujuan sangatlah penting dalam memulai berinvestasi, karena dari tujuan finansial yang ingin dicapai kita dapat memilih produk investasi yang tepat. Apakah menabung saja sudah cukup? Atau memang perlu berinvestasi?
- Hasil Investasi. Nah ini yang utama, kita harus melihat kinerja dari investasi yang akan kita tanam, bagaimana cara kerja manajer investasi. Kita harus memikirkan perlu tidak untuk investasi di produk yang akan kita pilih. Sebaiknya pelajari juga risiko yang akan muncul, dan jangan malas untuk membandingkan dengan produk lain.
Semoga bemanfaat ☺
Mia Damayanti
Komponen Dana Pendidikan Konvensional
Bulan Oktober biasanya merupakan momen di mana orangtua sedang sibuk melakukan kunjungan open house sekolah yang menjadi pilihan untuk menyekolahkan anak. Selain open house, sekolah konvensional juga membuka pendaftaran penerimaan siswa baru beserta dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi dan salah satunya, pembayaran uang masuk atau uang pangkal.
baca juga: Sudah Siapkah Dana Pendidikan Anak?
Tidak berhenti di uang pangkal, ada banyak uang-uang lainnya yang perlu dipersiapkan setiap tahunnya saat anak sudah mulai bersekolah.
Ingin tahu biaya apa saja yang terjadi saat anak mulai bersekolah? Saya membaginya menjadi 2, pengeluaran tahunan dan bulanan.
TAHUNAN
- Uang Pendaftaran dan daftar ulang. Beberapa sekolah memberlakukan uang pendaftaran sebagai ganti pembelian formulir saat tahun pertama masuk jenjang pendidikan. Beberapa sekolah juga memberlakukan uang daftar ulang setiap tahun yang nilainya di kisaran ratusan ribu rupiah.
- Uang Pangkal Masuk. Ini merupakan uang yang dibayarkan sekali saja saat tahun pertama di setiap jenjang pendidikan. Biaya masuk ini digunakan oleh sekolah untuk membangun dan melengkapi sarana penunjang pendidikan. Uang Pangkal perlu dipersiapkan semenjak anak lahir karena jumlahnya yang besar. Contohnya, anak saya yang bungsu akan bersekolah jenjang TK A pada Juli 2019 di umurnya yang hampir 4 tahun. Uang Pangkal yang ditetapkan sebesar Rp5.150.000. Maka uang pangkal tersebut saya siapkan dengan menabung sebesar Rp150.000 selama 36 bulan sejak si bungsu lahir. Akan berbeda untuk jenjang Universitas yang tidak lagi bisa dikejar hanya dengan menabung karena jumlahnya yang besar!
- Uang Seragam dan buku. Setiap memasuki jenjang pendidikan baru, murid diharuskan membeli seragam yang dipakai berbeda-beda setiap harinya. Ada seragam putih merah, putih biru, putih abu, seragam pramuka, batik dan seragam muslim untuk sekolah yang kebanyakan siswanya beragama Islam. Biaya buku juga tergolong mahal karena untuk buku pelajaran, setiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Ada juga sekolah yang memasukan komponen biaya buku kedalam uang daftar ulang namun ada juga sekolah yang membebaskan murid untuk membeli buku pelajaran di luar sekolah.
- Uang Kegiatan. Biasanya komponen biaya ini merupakan biaya untuk kegiatan selama satu tahun yang terdiri atas kegiatan ekstrakurikuler, acara seni dan fieldtrip.
BULANAN
- Uang SPP bulanan. Uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan yang dibayarkan setiap bulan seharusnya diambil dari pos pengeluaran rutin setiap bulannya. Idealnya, uang SPP bulanan ini tidak melebihi 10% dari penghasilan setiap bulannya agar masih ada sisa penghasilan yang bisa digunakan untuk pengeluaran lainnya.
- Uang Les. Biaya ini merupakan pilihan bagi orangtua apakah butuh untuk memasukkan anak kedalam les. Apabila dirasa perlu untuk memberikan les kepada anak maka biayanya tidak boleh melebihi 10% dari penghasilan setiap bulannya. Saya sendiri tidak memberikan les untuk anak karena melihat jadwal sekolah anak yang padat serta uang SPP bulanan sudah mencapai 10% dari penghasilan saya.
- Biaya transportasi. Salah satu alasan mencari sekolah yang dekat dengan rumah adalah agar anak tidak kelelahan di dalam perjalanan menuju sekolah serta biaya transportasi dapat ditekan. Banyak sekali alternatif yang dapat dipilih orangtua berkenaan dengan biaya transportasi menuju sekolah. Pilihan pertama, anak bisa berangkat bersama orangtua sehingga hanya perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk pulang dari sekolah. Alternatif kedua, jika ada teman anak yang rumahnya berdekatan, kita bisa melakukan car pooling dan berbagi biaya bahan bakar bersama-sama. Alternatif lainnya, bisa menggunakan jasa transportasi online atau bahkan membayar antar jemputan sekolah.
- Biaya makan siang. Saat ini sekolah banyak yang menjalankan proses belajar mengajar melebihi jam 12:00 siang sehingga anak perlu dibekali dengan makan siang. Beberapa sekolah menyiapkan makan siang bagi murid dan biayanya disatukan dengan uang SPP bulanan. Ada juga sekolah yang bekerja sama dengan katering dan orangtua bisa berlangganan sendiri dan pembayaran diberikan langsung kepada pemilik katering. Bisa juga membuatkan bekal makan siang yang tentunya lebih hemat.
Nah kalau melihat begitu banyaknya komponen biaya pendidikan anak, tentunya akan sangat bijak kalau orangtua bisa menyiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin.
-Honey Josep-
Work Life Balance
Menghadapi masalah di kantor mempunyai pengaruh buruk bagi kesehatan apabila kurang waktu olahraga karena kesibukan yang padat, sering makan sembarangan dan tidak membuat rencana keuangan.
Bagaimana cara agar bisa mencapai work-life balance tersebut ?
Pada tanggal 29 Oktober 2018, Sehati by WeCare mengadakan Wealth & Wellness Workshop agar bisa mencapai work-life balance. QM Financial diundang oleh Sehati, sebagai narasumber ‘Sehat Keuangan Untuk Profesional Muda’ di acara tersebut yang dilaksanakan CoCoWork d.Lab, Jakarta Pusat.
Fatma Dewi Vidiasih Wulansari, trainer QM Financial yang akrab dipanggil Wulan menerangkan bahwa profesional muda harus menghadapi kenyataan kondisi keuangannya. Mengapa demikian? Karena profesional muda biasanya tidak memperhatikan cashflow bulanan serta membedakan kebutuhan dengan keinginan.
baca juga: Atur Uang buat Milenial
Untuk mengecek kesehatan tubuh, kita bisa melakukan medical check up. Hasil dari pengecekan tersebut tertera di dalam laporan laboratorium itulah yang membuktikan apakah kita dalam kondisi sehat atau tidak. Sedangkan untuk membuktikan kondisi keuangan sehat atau tidak, kita bisa melakukan financial check up.
Faktor indikator kondisi keuangan sehat, yaitu :
1. Punya harta (total aset positif, setelah dikurangi total utang). Punya harta tersebut adalah mempunyai aset aktif yang dapat menghasilkan diluar penghasilan bulanan, seperti rumah kontrakan, apartemen yang disewa, tanah perkebunan atau sawah yang menghasilkan.
baca juga: Khawatir Gak Siap Pensiun?
2. Masih ada sisa uang yang ditabung. Dari penghasilan bulanan yang didapatkan setelah dikurangi pengeluaran rutin dan cicilan setiap bulanan masih ada sisa untuk ditabung atau diinvestasikan.
baca juga: Financial Planning for Millenials
3. Rasio keuangan yang sehat. Rasio keuangan yang sehat dari penghasilan adalah total cicilan utang 30%, menabung 10%, aset lancar minimal 4X pengeluaran bulanan. Aset lancar adalah aset yang mudah dicairkan seperti reksadana, tabungan, emas, dan uang tunai.
baca juga: Karyawan bisa gampang atur keuangan
Apabila sudah memenuhi indikator kondisi keuangan sehat maka dapat mencapai langkah selanjutnya, yaitu mencapai Tujuan Finansial, ada beberapa langkah mencapainya :
- Financial Check Up. Financial check up sebaiknya dilakukan selama 1 tahun sekali. Apabila sudah menikah, sebaiknya dilakukan berdua dengan pasangan. karena bisa mendiskusikan bersama pengeluaran dan pemasukan secara bersama.
baca juga: Kapan Perlu Financial Check Up?
- Keuangan Sehat. Bagaimana agar mencapai keuangan sehat? Sebaiknya catat semua pengeluaran selama satu bulan dan ke atm 1 minggu sekali. Hal ini dimaksudkan agar dapat melihat pola pengeluaran selama satu bulan. Sehingga apabila ada pengeluaran yang bisa diminimalisasi jumlahnya dapat menambah porsi sisa penghasilan yang dapat ditabung atau diinvestasikan.
baca juga: Greatest Weakness
- Tujuan Finansial. Setelah keuangan sudah sehat tentukan tujuan finansialmu, sesuai kebutuhan. Misalnya traveling, hobi jalan-jalan bisa dijadikan salah satu tujuan finansial. Jadi, enggak perlu berhutang untuk melakukannya.
baca juga: Tujuan Lo Apa?
- Cara Mencapai. Bagaimana cara mencapai tujuan finansialnya bisa menabung atau berinvestasi selama jangka waktu yang telah ditentukan.
baca juga: Memilih Produk yang melayani Tujuan Finansial
Nah, para profesional muda, apakah kamu sudah mencapai indikator kondisi keuangan sehat dan menuju tujuan finansial ? Karena dengan keuangan yang sehat kita bisa menjadi kuat untuk orang lain.
baca juga: “When we are (financially) stronger, we can be stronger for others for longer period of time” – Ligwina Hananto
Semoga bermanfaat!
Mia Damayanti
Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat
Kita sering mendengar pernyataan bahwa sumber daya manusia adalah aset utama dari sebuah bisnis. Dengan sumber daya manusia yang tepat, bisnis akan menjadi kuat. Memilih karyawan yang salah bisa menjadi awal kegagalan bagi sebuah bisnis. Bagaimana tidak? Hampir semua proses dalam bisnis melibatkan karyawan sebagai pengambil keputusan dan pelaksana operasional perusahaan.
Memiliki sumber daya manusia yang tepat dimulai dari proses rekrutmen. Rekrutmen untuk mendapatkan karyawan terpilih membutuhkan proses yang panjang mulai dari mendefinisikan posisi dan kompetensi yang dibutuhkan serta kompensasi yang ditawarkan, mendistribusikan info lowongan pekerjaan, screening CV yang masuk, memilih pendaftar yang memenuhi syarat, hingga proses tes, wawancara dan tes kesehatan jika diperlukan. Sungguh proses yang panjang, melelahkan, dan berbiaya banyak.
Bagi perusahaan besar, biaya untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas tentu bukan masalah. Anggaran sudah tersedia sesuai rencana pengadaan tenaga kerja yang sudah disusun tahun sebelumnya. Namun bagi bisnis kecil seperti UKM, proses rekrutmen perlu dibuat seefisien mungkin. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Biaya inefisiensi sumber daya manusia terlalu mahal bagi sebuah bisnis kecil yang sedang berjuang mencapai target-target jangka pendek maupun jangka panjangnya. Bagaimana caranya mendapatkan sumber daya manusia yang tepat, agar bisnis kecil kita kuat?
Temukan jawabannya di Financial Clinic Bisnis Workshop – Modul Human Capital Management yang akan dilaksanakan pada Sabtu&Minggu, 20-21 Oktober 2018 di Jakarta. Bersama HR Expert dari Indonesia HR Academy – komunitas profesional Human Resource – pemilik bisnis akan dibantu membuat sistem rekrutmen untuk menemukan karyawan yang tepat. Berbagai permasalahan sumber daya manusia lainnya pun akan dibahas secara tuntas.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftar segera di sini: bit.ly/FinClicBisnis2021OKT atau WA 0811 1500 688 (NITA).
QM Admin
Siapkan Diri Menyambut Sang Buah Hati
Memiliki buah hati adalah hal yang sangat dinanti bagi pasangan suami istri, baik yang baru saja menikah maupun yang sudah lama membangun bahtera rumah tangga. Menanti kelahiran sang buah hati tentulah menjadi kebahagiaan tersendiri. Segala persiapan dilakukan mulai dari proses kehamilan hingga kelahiran.
Kalau kamu belum dikaruniai buah hati, janganlah berkecil hati. Ada beberapa cara untuk bisa memiliki buah hati, salah satunya dengan proses bayi tabung. Dalam rangka merayakan anniversary ke 20, Morula IVF Indonesia menyelenggarakan acara seru yang bernama Fertility Science Week. Dengan mengangkat tema A Journey of Making Dreams Come True, Morula IVF Indonesia ingin memperlihatkan bahwa science itu penting di dalam kehidupan khususnya untuk mendukung proses bayi tabung agar sang buah hati bisa lahir dengan sehat dan kuat.
Acara Fertility Science Week ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 6-9 September 2018 di Atrium Central Park Jakarta. Acara ini dikemas dengan sangat menarik dan seru. Banyak pengisi acara yang hadir, salah satunya adalah Lead Trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Ligwina memberikan tips bagaimana cara mengatur keuangan sebelum hingga sesudah melahirkan sang buah hati.
1. Siapkan Anggaran Kehamilan
Memiliki buah hati tentu sangat membahagiakan, namun perlu diingat banyak proses yang harus dilalui dengan biaya yang tidak sedikit. Buatlah anggaran periksa rutin ke dokter, diantaranya biaya konsultasi, biaya obat, biaya cek ultrasonografi atau USG, biaya cek laboratorium, dan biaya administrasi.
Usahakan sebelum memiliki buah hati, kamu sudah mengatur keuangan yang baik untuk proses kehamilan. Jadi ketika masa kehamilan tiba, anggaran pemeriksaan rutin sudah tersedia dan tak perlu lagi mengambil uang dari pos lain.
2. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Pendek
Setelah kehamilan diketahui, kamu punya waktu 9 bulan berinvestasi untuk kebutuhan persalinan nanti. Kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam bentuk tabungan, deposito atau reksadana pasar uang. Instrumen investasi ini memiliki resiko yang rendah dan mudah untuk dicairkan terutama jika ada keadaan darurat. Intinya, investasikan uang Anda dalam bentuk-bentuk yang mudah dan dicairkan. Tidak masalah bila bunganya kecil, karena tujuan investasi bukan untuk mendapatkan return yang sebesar-besarnya.
3. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Panjang
Selain investasi jangka pendek untuk persiapan persalinan, kamu juga perlu mengatur keuangan dan mulai untuk berinvestasi jangka panjang. Pasca persalinan, masih banyak pengeluaran yang harus dianggarkan dan budgetnya bisa lebih besar lho, salah satunya adalah untuk dana pendidikan anak. Karena jangka waktunya masih panjang, kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam instrumen investasi yang memiliki return tinggi seperti reksadana campuran dan reksadana saham.
Nah, kalau kamu adalah pasangan suami istri yang baru menikah, gak ada salahnya mengatur keuangan untuk masa kehamilan mulai dari sekarang. Semakin dini dimulai, keuangan pun bakal lebih matang ketika sang buah hati datang.
Nita Kurniawati
Milenial, Kamu Mampu Kok Beli Properti
Masa muda adalah masa kejayaan. Demikian jargon yang sering kita dengar di kalangan milenial. Walaupun usia rata-rata masih di bawah 30 tahun, mereka sudah mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Umumnya mereka sudah memiliki penghasilan yang terbilang cukup dari pekerjaannya.
Meski punya penghasilan besar, kalangan milenial ini justru diprediksi tidak mampu untuk membeli properti seperti rumah atau apartemen sebagai hunian pribadi bahkan sebagai investasi. Penyebab utamanya adalah gaya hidup mereka yang tinggi. Kalangan milenial cenderung mengikuti tren yang terjadi saat ini mulai dari teknologi, fesyen, travelling, hingga menggunakan berbagai produk dari brand ternama. Hal inilah yang membuat kalangan milenial melupakan pentingnya menabung dan investasi dalam bentuk properti.
Sebagai wujud kepedulian terhadap karyawannya yang mayoritas milenial, pada tanggal 15 Agustus 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengundang Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial – untuk memberikan edukasi finansial kepada para karyawan OJK.
Sharing session kali ini membahas tentang pengelolaan keuangan untuk investasi dalam menjaga nilai kekayaan. Pengelolaan keuangan disini lebih mengarahkan agar para karyawan mempunyai minat untuk memiliki properti seperti rumah atau apartemen di usia muda. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum membeli properti:
- Pilih Lokasi yang Tepat. Lokasi adalah salah satu penentu utama ketika kita hendak membeli properti. Lokasi akan sangat mempengaruhi harga properti itu sendiri. Selain itu, pemilihan lokasi ini juga perlu sekali dipertimbangkan jika properti yang dibeli akan digunakan untuk hunian pribadi. Pilihlah lokasi terbaik yang dekat dengan akses ke berbagai tempat. Misalnya transportasi umum, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya.
- Periksa Reputasi Developer. Sebagaimana investasi lainnya, membeli properti juga memiliki risiko. Hal ini tentu sangat penting diketahui oleh investor pemula atau kamu yang ingin membeli properti untuk hunian pribadi. Untuk meminimalisir terjadinya risiko, pilihlah developer yang memiliki reputasi terbaik di pasaran. Cek juga izin pembangunan dan hal lainnya yang terkait dengan properti yang akan kamu beli, sehingga properti yang akan kamu beli tidak akan menimbulkan masalah/kerugian di masa yang akan datang.
- Ajukan KPR. Kamu bisa mengajukan KPR jika ingin membeli properti. Hal ini dapat meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan. Siapkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari harga properti. Kamu bisa mulai investasi bulanan untuk mencapai target DP properti ini. Misalnya dengan harga properti Rp600.000.000, kamu perlu menyiapkan DP sebesar Rp180.000.000. Jika kamu ingin mencapai target DP dalam jangka waktu 5 tahun, kamu perlu berinvestasi sebesar Rp2.500.000/bulan ke dalam produk yang bisa memberikan imbal hasil 8% per tahun.
- Siapkan Dana Tambahan. Ada beberapa biaya tambahan yang perlu dipenuhi saat hendak membeli properti, antara lain biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi, biaya legalisir notaris, appraisal, clearance sertifikat dan pajak jual beli. Besaran biaya ini bisa mencapai 5-10% dari harga rumah. Siapkan dananya bersama dengan DP ya.
- Pilihlah Jangka Waktu Pembayaran yang Sesuai. Kemampuan finansial setiap orang berbeda. Pilihlah jangka waktu yang sesuai dengan kemampuan kamu. Jangan memaksakan diri bila memang belum mampu mengambil jangka waktu pendek. Jangka waktu cicilan akan mempengaruhi seberapa besar cicilan yang harus kamu bayar setiap bulannya. Ingat, selain cicilan KPR, masih ada kebutuhan hidup lainnya yang perlu dipenuhi. Atur jangka waktu pelunasan agar besaran cicilan maksimum 30% dari pendapatan bulanamu. Jadikan cicilan KPR sebagai salah satu pos terpenting di dalam keuangan. Kamu juga harus mengelola keuangan dengan baik, yakni dengan melakukan penghematan untuk berbagai pengeluaran yang tidak begitu penting.
Memiliki properti menjadi hal yang kerap terlupakan di kalangan milenial yang cenderung memilih gaya hidup yang tinggi ketimbang membeli properti. Dengan kenaikan harga properti yang tinggi, yuk mulai prioritaskan properti sebagai salah satu salah satu aset yang wajib dimiliki sejak muda. Milenial, kamu mampu kok beli properti. Selamat memulai perjalanan memiliki properti pertamamu sendiri!
Nita Kurniawati
Tak Perlu Panik Saat Dolar Naik
Beberapa waktu terakhir, terjadi pelemahan berbagai nilai mata uang terhadap dolar AS – termasuk rupiah. Apakah kamu ikutan panik saat dolar naik?
Apakah kamu khawatir gak bisa beli gadget baru?
Mengingat sebagian besar produk-produk elektronik masih impor, terasa sekali perbedaan harganya kalau mau beli gadget baru. Efek ke industri juga besar karena banyak bahan baku yang impor. Imbasnya, harga jual terpaksa dinaikkan dan daya beli masyarakat jadi melemah. Namun, hal ini tidak bisa dipukul rata. Beberapa pemilik bisnis sudah melakukan strategi hedging (lindung nilai) dengan kontrak pembelian dengan harga dan periode yang sudah disepakati atau bahkan sudah menyetok bahan baku untuk satu hingga dua tahun ke depan.
Apakah kamu khawatir akan terjadi krisis?
Krisis terjadi kalau pertumbuhan ekonomi minus. Faktanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5%. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi.
Y=C+I+G+(X-M)
Pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan GDP (Y) akan dipengaruhi oleh: Consumption (C), Investment (I), Government Tax (G) dan Net Export (X-M).
Kita perlu bersama-sama mendorong pertumbuhan C, I, G dan net export (X-M). Dengan mengelola keuangan pribadi dengan baik, kita akan memiliki kemampuan beli sehingga mendorong konsumi (C). Kita juga akan memiliki kemampuan berinvestasi (I) yang lebih besar. Hal ini akan mendorong penerimaan pajak negara (G). Kita juga bisa memilih mengonsumi produk lokal untuk menekan impor.
Pemerintah kita pastinya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah perlambatan ekonomi. Pertanyannya, apa sih efeknya dolar naik pada keuangan pribadimu? Apakah sudah waktunya saya investasi dalam dolar AS? Jawabannya adalah YA untuk 3 alasan berikut.
- Kamu punya penghasilan dan atau pengeluaran dolar
Kamu perlu menyimpan uang dalam dolar AS kalau home currency-mu dolar. Home currency adalah mata uang utama yang digunakan dalam keluarga. Kalau penghasilan atau pengeluaranmu dolar, YA kamu perlu menyimpan dolar AS. Kalau penghasilan dan pengeluaran rupiah sih, anteng aja ya ☺
- Kamu punya tujuan finansial dalam bentuk dolar
Ada tiga tujuan finansial yang biasanya membutuhkan mata uang asing, yaitu dana pendidikan, dana naik haji dan dana travelling.
Misal, untuk Dana Pendidikan S1 anak di AS. Untuk menghindari risiko nilai tukar, tiga tahun sebelum dibutuhkan, sebaiknya dana dipindah bertahap ke mata uang yang akan digunakan.
Ligwina Hananto pernah punya pengalaman pribadi saat kuliah di Australia. Dia bisa tetap melanjutkan pendidikan meski sedang krisis karena orang tuanya sudah menyimpan dana kuliahnya dalam dolar Australia.
Untuk tujuan finansial naik haji atau umroh, kamu perlu cek ke travel agent, apakah pembayaran menggunakan rupiah atau dolar AS. Simpan sesuai mata uang yang dibutuhkan.
Untuk tujuan finansial travelling – baik untuk tujuan liburan maupun business trip – kamu perlu menyimpan mata uang asing yang dibutuhkan. Namun, berhubung penukaran uang dolar AS harus dalam bentuk sempurna (tidak terlipat atau ada noda), riskan untuk menyimpan dolar dalam jumlah banyak. Simpan sesuai kebutuhanmu ya.
- Kamu punya dana mengangur dalam jumlah besar
Kalau semua dana untuk tujuan finansial sudah terpenuhi, dan kamu masih punya ‘dana menganggur’ yang besar – silakan saja jika ingin membuat variasi portofolio. Definisi untuk uang menggangur dalam jumlah besar adalah uang kas minimal Rp5M. Punya gak? ☺
Jadi, dari tiga alasan untuk menyimpan dana dalam dolar AS, kamu termasuk tipe yang mana? Kalau bukan ketiganya, gak ada alasan untuk panik ya ☺
Yuk, terus perbaharui pengetahuan dan kemampuan kita dalam mengelola uang. Butuh lebih banyak info finansial? Kamu bisa manfaatkan program khusus Financial Education At Your Budget. Edukasi finansial gak perlu mahal kok. Sila ngobrol dulu dengan tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA/NITA) atau langsung daftar di . Hanya di September ya!
QM Admin
Jalan Panjang Menyiapkan Dana Pendidikan Untuk Berbagai Jenjang
Senin, waktunya #FinClic! Kini Financial Clinic tak hanya hadir dalam bentuk stories loh. Kamu juga bisa bertanya langsung pada lead trainer Ligwina Hananto melalui fitur instagram live. Follow dulu instagram @QM_Financial ya.
Topik kali ini adalah tentang Dana Pendidikan. Dana Pendidikan ini adalah topik sepanjang zaman. Selalu seru membahas bagaimana sebaiknya menyiapkan dana pendidikan anak yang terdiri dari berbagai jenjang, mulai dari play group hingga S1 atau bahkan S2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan Dana Pendidikan di berbagai jenjang.
Inflasi
Yang paling mengkhawatirkan dari besarnya Dana Pendidikan adalah tingginya inflasi. Inflasinya bervariasi antara 10-20%. QM Financial menggunakan asumsi inflasi TK-SMA sebesar 12%, sedangkan S1 sebesar 10%. Sekolah yang kamu tuju mungkin berbeda tingkat inflasinya. Dari salah satu pesan yang masuk, ada sekolah yang inflasinya mencapai 28%! Silakan survei dulu inflasi di sekolah tujuanmu ya.
Jangka waktu
Sejak kapan kita harus menyiapkan Dana Pendidikan? Sedini mungkin, kalau bisa setelah kehamilan diketahui. Dengan jangka waktu yang panjang, kita punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dana di masing-masing jenjang pendidikan. Jumlah investasi bulanan pun akan lebih ringan.
Komponen biaya
Untuk jenjang PG-SMA, siapkan dulu uang pangkalnya. SPP bulanan nantinya dibayar dengan penghasilan bulanan. Psst, uang pangkal SD biasanya yang paling berat. Untuk S1, biaya meliputi biaya masuk hingga lulus. Kalau berencana menyekolahkan anak di luar negeri, biaya hidup juga harus disiapkan ya.
Baca juga: Lanjut Studi Ke Luar Negeri, Kenapa Enggak?
Pilihan produk
Jangan setia sama produk, setialah sama tujuan finansial, eh setia sama pasangan aja. ☺
Dengan kebutuhan dana di berbagai jenjang pendidikan, pilihan produk pun bisa disesuaikan dengan jangka waktu: pendek, menengah atau panjang. Untuk tujuan jangka pendek, misal uang pangkal PG-TK kita perlu meminimalkan risiko. Selisih menabung dan investasi tidak terlalu besar. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang, toleransi kita terhadap risiko lebih besar. Jika hasil investasi tidak sesuai yang diharapkan, masih ada waktu untuk mengejar. Di sini, selisih menabung dan investasi akan jadi berarti. Kalau gak sanggup menabung jumlah besar dalam jangka waktu panjang, ambil risiko dengan berinvestasi.
Baca juga: Lawan Inflasi Dana Pendidikan Dengan Investasi
Membuat PLAN Dana Pendidikan untuk berbagai jenjang dan beberapa anak sekaligus tentu bikin keriting. Kamu enggak sendirian kok! Yuk gabung di Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan membahas gimana caranya mencapai tujuan finansial seperti Dana Pendidikan. Kelasnya akan diadakan 27-28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA).
QM Admin