Reksa Dana untuk Pemula sebagai Instrumen Investasi Ideal
Reksa dana untuk pemula merupakan pilihan investasi yang menarik. Alasan utamanya adalah kemudahan pengelolaan dan risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan instrumen pasar saham.
Apalagi dengan beragam pilihan jenis reksa dana, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, hingga campuran, memudahkan penyesuaian dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Reksa dana untuk pemula juga menawarkan keuntungan dari diversifikasi aset secara otomatis. Hal ini berarti, meski dengan modal yang terbatas, peluang untuk mengakses berbagai instrumen investasi bisa terbuka lebar. Selain itu, adanya pengelolaan oleh manajer investasi profesional membantu dalam memonitor dan mengoptimalkan kinerja investasi.
Mau tahu tentang reksa dana, sebelum mulai berinvestasi, dan lanjut ke cara mulai investasi ke reksa dana? Yuk, kita bahas di artikel kali ini.
Table of Contents
Pengertian dan Cara Kerja Reksa Dana
Mari kita mundur dulu, untuk mengingat kembali pengertian reksa dana dan bagaimana cara kerjanya.
Reksa dana adalah sebuah instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio sekuritas oleh manajer investasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan bersama.
Ada beberapa jenis reksa dana berdasarkan jenis investasinya, seperti reksa dana pasar uang, obligasi, campuran, dan saham. Masing-masing memiliki karakteristik yang unik, sehingga sangat penting bagi kamu untuk kenalan dulu lebih jauh sebelum memilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Begini prinsip cara kerja reksa dana:
- Pengumpulan Dana: Investor membeli unit penyertaan reksa dana. Satu unit penyertaan mewakili bagian kepemilikan atas portofolio yang dikelola reksa dana tersebut.
- Pengelolaan oleh Manajer Investasi: Manajer investasi akan mengelola dana yang terkumpul dengan membeli berbagai instrumen investasi. Pilihan instrumen tersebut berdasarkan analisis dan strategi untuk mencapai tujuan investasi dari reksa dana yang bersangkutan.
- Distribusi Hasil Investasi: Keuntungan dari investasi tersebut akan dibagi kepada para investor sesuai dengan jumlah unit penyertaan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika terjadi kerugian, nilai investasi investor juga bisa turun.
- Biaya Pengelolaan: Manajer investasi mengambil fee atau biaya pengelolaan untuk jasa mereka dalam mengelola reksa dana. Biaya ini biasanya berupa persentase tertentu dari total dana kelolaan.
Di reksa dana, kita sebagai investor dapat kapan saja menjual kembali unit penyertaan invetasi kepada manajer investasi sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) per unit pada saat itu, yang diumumkan secara berkala. Tidak ada ikatan durasi waktu penyimpanan di reksa dana, berbeda dengan obligasi ataupun deposito.
Reksa dana untuk pemula sangat populer karena memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk dapat berinvestasi di pasar modal dan instrumen investasi lainnya. Modalnya enggak banyak, sementara dikelola secara profesional, serta risiko yang relatif lebih terdiversifikasi.
Baca juga: Mengukur Kinerja Reksa Dana
Reksa Dana untuk Pemula: Mengapa Tepat?
Setiap kali bertanya pada ahli keuangan—atau mungkin QM Financial trainer—instrumen investasi apa yang paling pas untuk pemula, pasti rata-rata akan dijawab reksa dana. Mengapa?
Reksa dana untuk pemula sering dianggap sebagai pilihan investasi yang cocok karena beberapa alasan utama.
1. Dikelola Secara Profesional
Salah satu keuntungan terbesar dari reksa dana adalah pengelolaannya yang dilakukan oleh manajer investasi profesional. Bagi investor pemula yang mungkin belum memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam berinvestasi, memiliki seorang ahli yang mengelola investasi mereka bisa sangat membantu.
2. Diversifikasi
Reksa dana memberikan diversifikasi “instan”, karena dana dari investor digunakan untuk membeli berbagai jenis sekuritas. Cara ini akan dapat menurunkan risiko secara relatif, karena enggak semua investasi akan mengalami penurunan nilai pada waktu yang sama.
3. Kemudahan Akses
Berinvestasi dengan reksa dana untuk pemula cukup mudah. Investor hanya perlu membuka rekening investasi dengan agen penjual reksa dana, dan bisa mulai berinvestasi dengan nominal yang relatif kecil. Ada yang Rp100.000, bahkan ada yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Hal ini menjadikan reksa dana pilihan yang terjangkau dan mudah diakses.
4. Likuiditas
Reksa dana menawarkan likuiditas yang cukup tinggi. Investor bisa menjual unit penyertaannya kembali kepada manajer investasi atau di pasar sekunder dengan cepat jika diperlukan, sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) pada saat itu.
5. Risiko Relatif Lebih Rendah
Karena adanya diversifikasi dan pengelolaan profesional, reksa dana cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan membeli saham individual. Ini membuat reksa dana menjadi pilihan yang menarik bagi investor pemula yang mungkin lebih berhati-hati dengan risiko.
6. Ada Banyak Pilihan Investasi
Ada berbagai jenis reksa dana untuk pemula yang tersedia, dari yang berinvestasi di pasar uang yang sangat aman, hingga yang berinvestasi di saham yang lebih berisiko. Hal ini memberi investor pemula kesempatan untuk memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka.
Dengan kelebihan-kelebihan ini, reksa dana dapat menjadi langkah awal yang baik bagi mereka yang baru memulai perjalanan investasi, memberikan pengalaman belajar sambil tetap mendapatkan eksposur pada berbagai jenis aset dan strategi investasi.
Cara Memulai Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Berinvestasi reksa dana untuk pemula bisa menjadi langkah pertama yang mengasyikkan. Berikut adalah langkah-langkah dasar yang bisa diikuti oleh pemula untuk mulai berinvestasi di reksa dana.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Tujuan lo apa? Sebelum memulai, tentukan apa tujuan kamu berinvestasi. Apakah untuk dana pensiun, pendidikan, pembelian rumah, atau tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang lainnya?
Tujuan ini akan membantumu untuk dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi yang dibutuhkan.
2. Pahami Profil Risiko
Evaluasi seberapa besar risiko yang dapat kamu terima dan berapa lama kamu berencana untuk berinvestasi. Hal ini akan menentukan apakah kamu harus memilih reksa dana pasar uang, obligasi, campuran, atau saham.
3. Lakukan Riset tentang Reksa Dana
Cari informasi tentang berbagai reksa dana yang tersedia. Fokus pada histori performa, manajer investasi, strategi investasi, biaya yang dibebankan, dan ulasan dari investor lain.
Paling praktis, ya ikut kelas FCOS Memilih Reksa Dana dong. Sudah paket lengkap; ketemu trainer, dijelaskan, diberi tools untuk memilih dan menghitung reksa dana. Kurang apa lagi, coba?
4. Pilih Platform atau Agen Penjual
Kamu bisa membeli reksa dana melalui bank, perusahaan sekuritas, atau platform investasi online. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi pilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu, dan pastikan untuk riset dan membandingkan semua layanan yang tersedia ya. Saran terbaik adalah pilih layanan yang memiliki aplikasi mobile yang mudah digunakan.
5. Daftarkan Diri dan Buka Rekening Investasi
Ikuti proses pendaftaran yang diminta oleh platform atau agen penjual yang kamu pilih. Prosesnya bisa jadi berbeda antara satu penyedia layanan dan yang lainnya. Namun, biasanya meliputi pengisian data diri, kemudian ada verifikasi—bisa jadi harus foto dengan kartu identitas atau melakukan video call—dan setelah itu, biasanya akun sudah aktif.
6. Lakukan Deposit dan Pembelian Unit Penyertaan
Setelah rekening investasi aktif, kamu sudah bisa melakukan deposit awal. Kemudian, pilih reksa dana yang ingin kamu beli dan tentukan berapa banyak uang yang ingin kamu investasikan. Ikuti petunjuk dalam aplikasi.
Baca juga: Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup: Ini 6 Perbedaannya
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa memulai perjalanan investasi reksa dana untuk pemula dengan lebih teratur, konsisten, dan disiplin. Jangan lupa, untuk selalu memantau performa reksa danamu. Akses laporan dan pembaruan yang biasanya disediakan oleh manajer investasi untuk melihat bagaimana investasimu berkinerja.
Berdasarkan perubahan kondisi pasar atau perubahan dalam tujuan atau toleransi risikomu, mungkin diperlukan untuk melakukan rebalancing atau penyesuaian pada alokasi aset.
Untuk memudahkan investasi reksa dana untuk pemula yang lebih rutin, kamu bisa menggunakan fasilitas auto-debit yang banyak ditawarkan oleh platform investasi, sehingga investasimu bisa berjalan secara otomatis setiap bulan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berkenalan dengan Manajer Investasi: Pengertian, Tugas, dan Cara Memilihnya
Untuk kamu yang pengin melakukan investasi reksa dana, sudah berkenalan belum dengan manajer investasi?
Manajer investasi inilah yang nantinya kan mengelola dana investasimu, mau dibelikan instrumen yang mana, sesuai jenis reksa dana yang kamu beli. Makanya, kamu harus kenalan dulu, supaya kamu tahu, apa tugas dan wewenangnya. Dengan tahu tugas dan wewenangnya, nantinya diharapkan perjalanan investasimu bakal nyaman juga.
Nah, enggak perlu berpanjang lebar, yuk, kita langsung kenalan saja dengan posisi yang krusial di dunia investasi ini.
Apa Itu Manajer Investasi?
Manajer investasi, atau yang sering disingkat MI, adalah pihak yang ditunjuk oleh investor untuk mengelola dana investasi dalam bentuk portofolio reksa dana, yang terdirii atas data instrumen, jumlah investasi, dan keuntungan yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu.
Kalau mau diibaratkan, manajer investasi ini ibarat tukang rujak. Kita sebagai pembeli memilih pengin rujak bandung, rujak padang, rujak gobet, atau rujak yang lain. Sama-sama rujak, tapi racikannya beda. Nah, si MI inilah yang meracik rujak-rujak tersebut sesuai orderan kita. Buah-buah yang nantinya dijadikan satu adalah instrumen-instrumen investasi yang dibeli, sesuai resep racikannya. Resep racikannya merupakan jenis reksa dana yang ada.
Duh, ngomongin rujak malah jadi ngiler. Tapi semoga dapat ya, penggambarannya.
So, bisa dibilang, setiap manajer investasi pasti akan melakukan yang terbaik, agar portofolio kelolaannya berkinerja moncer. Karena, kalau enggak, bisa jadi pembeli alias investor bakal cabut dan pindah ke tukang rujak sebelah. Optimalnya keuntungan dari reksa dana nantinya juga akan bergantung pada kompetensi manajer investasi. Makanya, kita enggak boleh sembarangan dalam memilihnya.
Tugas dan Wewenang Manajer Investasi
Tugas manajer investasi secara umum ada 4, yaitu:
- Mengelola modal dari investor, yang sudah dipilih dari beberapa jenis reksa dana yang ditawarkan, seperti pasar uang, pendapatan tetap, saham, campuran, syariah, indeks, dan sebagainya.
- Menganalisis dan memilih instrumen yang sesuai. Jika ternyata kinerjanya kurang oke, manajer investasilah yang juga akan memutuskan mau memindahkannya ke instrumen apa, agar imbal bisa lebih baik lagi.
- Memutuskan membeli, menjual, atau menahan modal investasi.
- Melaporkan hasil investasi yang didapatkan
Lalu, bagaimana dengan biaya jasa MI ini? Kabar baiknya, biaya jasa mereka sudah termasuk dalam paket investasi reksa dana yang kamu beli. Kamu bisa mengeceknya dalam laporan, biasanya tak lebih dari 1% dari biaya transaksinya.
So, isi laporan dari manajer investasi itu apa saja? Laporan investasi reksa dana yang disusun tersebut antara lain terdiri atas:
- Laporan posisi aset dan kewajiban, total unit penyertaan dan nilai aktiva bersih untuk tiap unitnya.
- Laporan laba rugi, yang menjelaskan catatan pendapatan dan beban investasi yang menjadi tanggungan investor
- Laporan transaksi, baik posisi jual atau beli instrumen yang sudah dilakukan.
Cara Memilih Manajer Investasi
Karena nantinya manajer investasi yang akan mengelola dana investasi kita, maka sudah seharusnya kita memilihnya dengan cermat.
1. Cek legalitas perusahaan
Tidak sembarang orang atau perusahaan bisa begitu saja menganggap diri mereka sendiri manajer investasi tanpa mendapatkan izin dari otoritas tertinggi, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan.
Jadi, pastikan MI yang kita pilih sudah terdaftar di OJK sebagai pengelola dana investasi. Kamu bisa mengeceknya langsung ke daftar resmi di website OJK. Hati-hati dengan pihak yang mencoba mencari keuntungan sendiri ya.
2. Cek reputasi
Sebelum mulai membeli reksa dana, disarankan banget bagi kamu untuk mempelajari prospektus reksa dana dengan cermat. Dalam prospektus tersebut ada fund fact sheet yang dapat memberikan gambaran lengkap mengenai kinerja si manajer investasi.
Manajer investasi yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, dengan dana kelolaan yang besar dan hasil pengembangan investasi yang meningkat secara eksponensial dari waktu ke waktu biasanya direkomendasikan, karena itu artinya kompetensinya sudah teruji.
3. Cek biaya
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa ada biaya transaksi yang akan diterapkan untuk setiap aktivitas yang dilakukan oleh manajer investasi atas nama investor. Karena itu, jangan sampai besaran biaya ini justru membuat investasimu menjadi berkurang nilainya.
So, cari tahu informasi mengenai berbagai biaya yang dikenakan, mulai dari biaya pembelian unit, penjualan, pengalihan, dan sebagainya, jika ada. Pilihlah manajer investasi yang paling tidak memberatkan.
4. Gaya investasi yang sesuai
Sebelum berinvestasi reksa dana, akan sangat baik adanya bagi kamu untuk mengetahui bagaimana profil risikomu sendiri. Karena nantinya kamu juga harus menyesuaikannya dengan gaya investasi manajer investasi yang akan mengelola dana investasimu. Hal ini nantinya juga akan memengaruhi jenis reksa dana apa yang paling bisa optimal melayani kebutuhan dan tujuann keuanganmu.
Misalnya saja, kamu yang termasuk investor konservatif, maka kamu sebaiknya mencari jenis reksa dana dengan tingkat risiko rendah yang dikelola oleh MI yang berfokus juga pada risiko yang sama. Namun, perlu diketahui, bahwa tingkat risiko yang rendah nantinya juga akan memberikan imbal hasil yang sepadan. Karena itu, perlu dicek juga, apakah dengan berinvestasi di instrumen ini, tujuan keuanganmu bisa tercapai dengan baik ke depannya. Jangan sampai salah perhitungan ya.
Hal yang sama juga berlaku untuk kamu yang berprofil risiko agresif, harus juga memilih jenis reksa dana dan manajer investasi yang sesuai.
5. Review berkala
Lakukan review berkala terhadap kinerja manajer investasi, misalnya per bulan, per 3 bulan, dan seterusnya sesuai kondisi.
Pada dasarnya nilai investasi memang bisa berfluktuasi, naik atau turun. Sebagai investor, kamu berhak untuk menilai, apakah kinerja manajer investasi sesuai dengan harapan. Misalnya memang turun, coba cek kondisi industrinya. Apakah tren memang sedang turun? Jika ya, kamu bisa jadi tak perlu terlalu khawatir, karena pada saatnya, nilai investasi juga akan naik seiring kondisi pasar yang membaik.
So, memang kamu harus tahu alasan naik dan turunnya nilai investasi untuk bisa mengukur kinerjanya.
Nah, demikian perkenalan kita dengan manajer investasi. Semoga cukup bisa memberi gambaran dan informasi yang lengkap ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Paling Mudah dan Sederhana untuk Anak Muda
Rasanya, di zaman sekarang, sepertinya sudah banyak sekali anak muda sudah sadar akan pentingnya investasi. Buktinya, pasar modal saja didominasi—sebesar 70%–oleh nvestor muda loh, yang usianya di bawah 30 tahun. Nah, buat kamu yang belum memulai investasi juga, yuk, jangan ketinggalan. Apalagi cara investasi sekarang sudah simpel banget.
Yes, pandangan cara berinvestasi lama yang mengatakan bahwa hanya orang-orang kaya yang bisa melakukan investasi uang itu sekarang sudah enggak relevan lagi. Kamu yang masih mahasiswa, juga bisa dan boleh banget untuk mulai berinvestasi, dengan modal “hanya” Rp100.000 saja. Terjangkau banget kan, untuk pemula?
So, ayo, jangan ketinggalan. Berikut cara investasi paling mudah yang pasti bisa kamu ikuti sebagai pemula.
Cara Investasi Paling Mudah untuk Anak Muda
1. Pastikan keuangan sehat
Cara investasi yang tepat agar hasilnya optimal, lebih dulu kamu harus memastikan bahwa keuanganmu dalam kondisi yang baik dan sehat. Apa saja tanda kesehatan keuangan? Di antaranya:
- Cash flow positif
- Rasio cicilan utang maksimal 30%, dan dapat dibayar dengan lancar
- Punya dana darurat
- Punya proteksi yang memadai, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk pencari nafkah utama dalam keluarga
Bagaimana jika ingin investasi tetapi kondisi keuangan belum memenuhi kriteria sehat seperti di atas? Jika keuangan sehari-hari masih sulit, cara investasi pasti akan terpengaruh juga. Mungkin akan tersendat, bahkan bisa jadi tersabotase, hingga akhirnya tidak akan optimal.
Jadi, yuk, pastikan keuangan kamu sehat dulu, baru kemudian kamu membuat rencana investasi yang cocok.
2. Tentukan tujuan keuangan
Langkah kedua cara investasi yang benar adalah menentukan tujuan keuangan. Tujuan keuangan di sini adalah kondisi yang ingin kamu capai dalam waktu tertentu melalui investasi. Bisa dibilang tujuan keuangan ini adalah cita-cita, keinginan, dan mimpi yang ingin kamu wujudkan dalam hidup. Dan, untuk itu, kamu butuh biaya yang tak sedikit.
Tanpa memiliki tujuan yang jelas, investasi yang kamu lakukan tidak akan terarah dan pada akhirnya sulit juga untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal karena strategi dan target tak jelas.
Apa saja contoh tujuan keuangan? Misalnya:
- Dana menikah
- Dana naik haji
- Dana pendidikan anak
- Dana beli rumah
- Dana pensiun
Dan sebagainya. Semua cita-cita dan keinginan, terutama soal “Pengin hidup seperti apa ke depan nanti?” bisa menjadi tujuan keuangan. Jika perlu, buat daftarnya, untuk kemudian bisa kamu susun prioritasnya.
3. Hitung kebutuhan
Selanjutnya dalam cara investasi yang benar untuk anak muda, hitung kebutuhan dana untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan tersebut. Tak perlu kaget, karena di sini memang angkanya biasanya akan besar.
Misalnya, untuk dana pendidikan anak, cari tahu informasi biaya sekolah per jenjangnya. Dari sini, nantinya akan ketemu, berapa total biaya yang dibutuhkan. Cara yang kurang lebih sama juga bisa kamu lakukan untuk tujuan keuangan yang lain.
Sekali lagi, jangan panik dengan nominalnya yang mungkin besar, karena nanti kamu bisa menyusun berdasarkan prioritas.
4. Tentukan jangka waktu
Cara investasi yang benar adalah yang sesuai dengan prioritas. So, bagilah tujuan keuangan menurut target waktu, yaitu:
- Tujuan jangka pendek, untuk yang harus dipenuhi kurang dari 3 tahun.
- Tujuan jangka menengah, untuk yang harus dipenuhi antara 3 – 10 tahun.
- Tujuan jangka panjang, untuk berbagai hal yang ingin dicapai lebih dari 10 tahun.
Misalnya, kamu pengin menikah satu tahun lagi. Ini artinya tujuan keuanganmu jangka pendek. Ada lagi, kamu ingin mengumpulkan uang untuk DP rumah 5 tahun lagi. Ini berarti masuk ke dalam tujuan keuangan jangka menengah. Kemudian, kamu ingin membangun dana agar bisa pensiun sejahtera 20 tahun lagi. Nah, ini berarti tujuan jangka panjang.
Kamu boleh mengubah time frame tujuan keuangan yang lebih sesuai dengan kondisimu. Susun semuanya berdasarkan timeline, sehingga akan terlihat mana yang bisa diprioritaskan. Pastinya kamu pengin kan, semua tujuan tercapai meskipun mungkin sumber dayanya terbatas. Yah, begitulah manusia, banyak maunya. Karena itu, menyusun rencana keuangan itu penting untuk dilakukan.
5. Pilih instrumen investasi
Kunci cara investasi yang benar adalah kesesuaian antara tujuan keuangan dan jenis investasi. Di sinilah pentingnya kamu menentukan jangka waktu, karena ada kaitannya dengan tingkat risiko dan efektivitasnya dalam membantumu untuk mencapai target nominal kebutuhan.
Contohnya begini. Untuk DP rumah, kamu butuh Rp100 juta 5 tahun ke depan. Karena merupakan jangka menengah, maka kamu akan butuh instrumen investasi dengan tingkat risiko menengah juga. Kamu bisa memanfaatkan misalnya investasi reksa dana campuran, atau reksa dana pendapatan tetap. Bisa saja kamu melakukan cara investasi saham, tetapi ingat akan risiko fluktuasinya. Untuk jangka waktu 5 tahun, mungkin akan terlalu pendek. Karena itu, kamu perlu melakukan analisis yang lebih dalam.
Bagaimana kalau menggunakan instrumen yang lebih minim risiko untuk kebutuhan 5 tahun ini? Bisa saja, tetapi ingat, bahwa instrumen minim risiko, imbal hasilnya juga akan sepadan. Dengan demikian, cara investasi harus diubah. Kamu perlu menghitung dengan lebih saksama lagi, untuk memastikan ketika sudah tiba waktunya, nilai investasimu juga bertumbuh sesuai dengan target.
Selain menimbang jangka waktu dan tujuan keuangan, cara investasi yang benar juga harus memastikan profil risiko yang kamu miliki. Biasanya kamu bisa mengetahuinya dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh sekuritas atau manajer investasi, tempat kamu hendak berinvestasi. Ada 3 profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Kesesuaian pemilihan instrumen dan profil risiko ini juga penting dalam cara investasi yang benar, karena akan menentukan kenyamananmu dalam perjalanan investasimu.
6. Buka rekening
Cara investasi berikutnya adalah kamu perlu membuka rekening investasi, berdasarkan instrumen yang sudah dipilih.
Jika kamu memilih untuk berinvestasi di reksa dana, maka kamu perlu membuka rekening di APERD online, APERD bank, manajer investasi, sekuritas, atau e-commerce, yang merupakan tempat-tempat resmi yang menjual reksa dana. Jika kamu memilih untuk berinvestasi di saham, maka kamu perlu membuka rekening investasi di sekuritas. Jika memilih P2P Lending, maka kamu perlu membuka akun di platform fintech yang sudah ada.
Satu hal besar yang harus selalu diingat: pastikan perusahaan atau platform investasi yang kamu gunakan sudah terdaftar dan berizin Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya yang sesuai ya. Ini penting banget, untuk menghindari kamu terjebak modus penipuan investasi bodong yang kini marak. Untuk kamu yang masih pemula dan berusia muda, adalah penting untuk bisa berinvestasi sesuai rambu-rambu dulu, sebelum mungkin kamu ingin mencoba risiko yang lebih tinggi.
7. Jalankan rencana dengan disiplin
Nah, selanjutnya dalam cara investasi yang benar adalah disiplin, sehingga kamu bisa konsisten berinvestasi sesuai rencana.
Apalagi untuk investasi jangka panjang, bisa jadi akan banyak godaan harus kamu temui. Ini juga termasuk risiko investasi nih, tetapi berasal dari faktor internal yakni diri sendiri. Seharusnya, yang berasal dari diri sendiri seperti ini bisa kamu hindari.
Jangan lupa untuk melakukan review secara berkala. Ini penting agar kamu tahu jika ada yang perlu disesuaikan karena adanya perubahan-perubahan kondisi. Lakukan analisis, riset, dan survei secara saksama untuk menentukan platform investasi. Sabar dan konsisten adalah kunci cara investasi yang tepat, agar hasil optimal nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi yang Menguntungkan bagi Kamu yang Berusia 20-an
Investasi yang menguntungkan bisa dimulai sejak usia dini. Bahkan, Warren Buffett, salah satu dari orang terkaya di dunia ini, sudah memulai investasi pertamanya di usia belasan tahun. Ya, segala sesuatu yang berhubungan dengan masa depan memang perlu direncanakan sejak awal.
Jika kamu sekarang berada di rentang usia 20-an, itu artinya sudah waktunya bagi kamu untuk mulai berpikir jauh ke depan. Tentang apa yang ingin kamu raih dan capai dalam hidup. Seseorang enggak akan bisa begitu saja sukses, tanpa membuat rencana. Betul? Dan, salah satu elemen penting dalam rencana sukses itu ada rencana keuangan, yang juga meliputi investasi.
So, apakah mendengar kata investasi lalu yang pertama kali terbayang di pikiran kamu adalah modal awal alias uang? Yah, begitulah yang sering terjadi. Padahal, yang namanya investasi yang menguntungkan itu tidak melulu soal uang.
Wah, terus apa dong ya, kalau enggak uang yang diinvestasikan?
Investasi yang Menguntungkan di Usia 20-an
Memasuki usia 20 berarti masuk ke usia keemasan. Di rentang usia tersebutlah banyak orang telah menemukan jati dirinya. Memiliki banyak pilihan dalam hidup, bisa lebih banyak mengeksplorasi diri, kondisi kesehatan fisik yang masih optimal, dan tentunya belum terlalu banyak beban yang harus ditanggung dan dipikirkan.
Lantaran itulah, momen di usia tersebut perlu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satu caranya dengan memulai berinvestasi. Investasi seperti apa sih yang menguntungkan dan sesuai untuk usia 20-an?
Sebelum kamu memulai investasi yang menguntungkan dalam hal keuangan, sebaiknya kamu mulai untuk melakukan investasi dalam hal berikut ini.
Investasi pada Tubuh
Tubuh juga bisa dianggap sebagai bentuk investasi ya? Tentu saja.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, kondisi tubuh di usia 20-an adalah kondisi yang paling prima. Namun, bila keadaan tersebut tidak dijaga, maka semuanya akan percuma.
Investasi yang menguntungkan pada tubuh bisa kamu lakukan dengan rajin berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan juga mengatur jam tidur lebih rapi. Dengan begitu, kamu sudah bisa menjaga kondisi prima tubuhmu untuk 10 sampai 20 tahun ke depan.
Investasi pada Otak
Investasi yang menguntungkan pada otak itu seperti apa ya? Ada banyak caranya kok. Misalnya, rutin membaca buku yang berkualitas, mengikuti perkembangan teknologi yang up to date, rajin mengikuti webinar atau seminar yang bisa mengeksplorasi cara berpikir dan pemahaman kamu akan segala sesuatu.
Investasi pada Penampilan
Penampilan yang baik tidak harus selalu dengan menggunakan pakaian branded yang mahal atau make up berlapis-lapis.
Kunci dari penampilan yang baik ini berhubungan juga dengan investasi yang kamu lakukan pada tubuh. Saat tubuhmu sehat dan bugar, maka penampilan fisik kamu pun akan lebih enak untuk dilihat. Memilih pakaian dan make up juga tidak perlu yang berlebihan, yang terpenting tetap sedap dipandang dan nyaman saat dikenakan.
Investasi pada Pertemanan
Lingkungan pertemanan yang sehat akan menjaga diri kita tetap sehat. Pernah mendengar kalimat seperti ini? Ya, apa yang disampaikan kalimat tersebut memang benar sekali adanya.
Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa membawa pengaruh positif dalam hidupmu. Orang-orang yang bisa memberimu inspirasi dan motivasi terbaik. Bertemanlah seluas mungkin, karena kamu tidak akan pernah tahu dari sebelah mana pintu rezekimu akan dibukakan.
Jadi, jangan pernah ragu untuk terus bersosialisasi, karena hal itu juga termasuk salah satu investasi yang menguntungkan.
Investasi Keuangan
Setelah daftar investasi yang menguntungkan di atas kamu lakukan semuanya, maka saatnya memulai investasi dalam hal keuangan. Investasi yang bisa kamu jadikan sebagai pendapatan pasif, atau juga sebagai persiapan masa depanmu nanti.
Kendala pertama yang mungkin dirasakan oleh orang-orang di usia 20-an adalah soal modal investasi. Kata investasi memang identik dengan jumlah dana yang besar.
Padahal sebenarnya kamu tidak perlu khawatir. Ada kok pilihan instrumen investasi yang menguntungkan tapi tidak membutuhkan modal besar dan rasanya cukup terjangkau untuk kantong.
Misalnya, investasi dalam bentuk logam mulia, alias emas. Membeli emas bisa kamu lakukan sesuai dengan dana yang kamu miliki, karena tersedia berbagai opsi investasi yang bisa dipilih.
Selain itu, emas juga bersifat relatif lebih likuid ketimbang instrumen lain, terutama untuk gramasi kecil. Mudah dan praktis untuk dijual kembali jika ternyata suatu hari kamu membutuhkan dana darurat. Investasi emas juga dianggap sebagai salah satu bentuk investasi yang rendah risiko, karena harganya yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Ada juga investasi reksa dana yang bisa kamu mulai dengan modal Rp100.000 saja, bahkan ada manajer investasi yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Reksa dana bisa jadi instrumen investasi yang menguntungkan untuk kamu, yang merupakan pemula dan baru belajar mengenai investasi. Kamu akan dibantu oleh manajer investasi dalam pengelolaannya, sehingga bisa mengurangi risiko kesalahan investasi yang bisa terjadi. Sama seperti investasi emas, reksa dana juga termasuk investasi yang relatif rendah risiko, pencairannya cepat, dan yang paling menarik adalah keuntungan yang bisa kamu dapatkan yang jauh lebih besar daripada bunga deposito.
Nah, setelah mengetahui apa saja investasi yang menguntungkan bagi kamu di usia 20-an di atas, apakah kamu masih ragu untuk memulai berinvestasi? Sebaiknya sih sudah nggak ragu lagi ya. Mulailah investasi sejak dini agar keuntungan dan kesuksesan juga bisa datang dengan segera dalam hidupmu.
Yuk, investasi pada otak terlebih dulu, dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Reksa Dana ETF dan Reksa Dana Indeks: Apa Sih Itu?
Investasi merupakan satu cara yang efektif untuk mempersiapkan masa depan yang terjamin. Dan, perkembangan saat ini memungkinkan tersedianya berbagai macam investasi yang bisa kita pilih, mulai dari investasi di bidang properti, saham, emas, hingga reksa dana. Apakah kamu tahu, bahwa ada reksa dana ETF dan reksa dana indeks?
Yes, reksa dana memang ada berbagai jenis. Reksa dana cukup populer di tengah masyarakat adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan, reksa dana saham dan reksa dana campuran. Akan tetapi, sebenarnya masih ada beberapa jenis reksa dana lainnya.
Pernahkah kamu mendengar tentang reksa dana indeks dan reksa dana ETF (Exchange Traded Fund)?
Memahami Reksa Dana Indeks dan Reksa Dana ETF
Reksa Dana Indeks
Tenang saja, jika kamu masih asing dengan reksa dana indeks dan reksa dana ETF itu merupakan hal yang wajar. Reksa dana indeks dan reksa dana ETF memang less familiar.
Reksa dana indeks merupakan reksa dana yang dikelola dengan tujuan mendapatkan hasil imbal investasi yang sesuai dengan indeks acuan, baik itu indeks saham atau obligasi.
Misalnya indeks acuan yang dipakai adalah LQ-45 dan Kompas 100, maka hasil yang diperoleh dari investasi akan mirip dengan indeks acuan tersebut.
Kelebihan Reksa Dana Indeks
Reksa dana indeks memiliki beberapa kelebihan, yaitu pengelolaannya yang beracuan sehingga terlihat kurang agresif jika dibandingkan dengan reksa dana konvensional. Hal tersebut akan memudahkan manajer investasi karena sudah tersedia acuan tertentu untuk menaruh dana kelolaan dari investor. Adanya indeks acuan juga membuat biaya pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi menjadi lebih murah daripada reksa dana lainnya.
Reksa Dana ETF
Reksa dana ETF merupakan reksa dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif di mana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. Hal yang unik dari reksa dana ETF adalah produk reksa dana ini diperdagangkan di bursa efek. Jadi, reksa dana ETF memiliki mekanisme sama seperti saham dalam hal transaksi beli ataupun jual, sedangkan mekanisme pengelolaannya sama seperti reksa dana.
Reksa dana ETF dan reksa dana indeks sama-sama memiliki tujuan untuk memaksimalkan return. Lalu, apa saja keuntungan reksa dana ETF?
Fleksibel dan Mudah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mekanisme transaksi reksa dana ETF sama seperti saham jadi kamu tidak akan repot melakukan transaksi. Kamu dapat menjual dan membeli reksa dana ETF kapanpun selama masih dalam jam perdagangan bursa efek.
Biaya dan Risiko Rendah
Biaya transaksi reksa dana ETF relatif lebih rendah dibandingkan reksa dana yang lain. Biaya transaksi reksa dana ini di pasar sekunder sesuai dengan komisi yang ditetapkan oleh masing-masing broker. Selain biaya rendah, risiko yang dimiliki oleh reksa dana ETF juga tergolong rendah karena cukup likuid.
Cakupan ETF Luas
ETF memiliki cakupan yang cukup luas karena jika kamu memiliki 1 unit ETF maka itu berarti kamu memiliki beberapa saham unggulan sekaligus. Jenis reksa dana EFT yang ditawarkan pun cukup beragam. Jadi kamu tidak perlu khawatir akan terbatasnya jenis reksa dana ETF. Hanya saja, kamu perlu investasi waktu agar dapat memilih produk reksa dana ETF yang paling sesuai.
Transparan
Reksa dana ETF bisa dibilang memiliki kedudukan yang sejajar dengan saham. Meskipun keduanya merupakan dua produk investasi yang berbeda, keduanya memiliki persamaan yang akan menguntungkan investor yaitu memiliki transparansi. Jika kinerja reksa dana konvensional dapat dipantau sebulan sekali, maka investasi reksa dana ETF—seperti halnya saham—dapat dipantau setiap hari di bursa efek.
Seru ya, mengenali berbagai macam produk investasi seperti ini? Sekarang kamu sudah berkenalan lagi dengan 2 produk investasi alternatif. Lalu, ada produk apa lagi ya?
Yuk, belajar berbagai produk investasi, sehingga kamu bisa menentukan sesuai dengan tujuan dan kemampuanmu! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Ini Dia 5 Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
Buat PNS, produk investasi apa ya yang paling cocok?
Tunggu, memangnya PNS harus investasi? Hmmm, mengingat betapa banyak kebutuhan kita ke depannya, iya, sangat disarankan agar PNS berinvestasi. Kita semua memang perlu berinvestasi, karena tanpa investasi, rasanya akan sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan kita. Tapi, sebelum benar-benar berinvestasi, kamu wajib mengenal dulu beberapa produk investasi agar bisa memilih dengan tepat.
Lagi pula, zaman sekarang, mau investasi itu gampang banget. Tinggal modal smartphone, kuota, dan pastinya dana investasi yang sudah dialokasikan khusus, siapa saja bisa berinvestasi dengan mudah dan praktis. Nggak perlu dana yang besar juga untuk mulai berinvestasi. So, siapa pun kamu–terutama para PNS–pasti bisa jadi investor.
Berikut beberapa produk investasi yang bisa dipertimbangkan, untuk dipilih sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu sebagai PNS
Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
1. Investasi emas
Produk investasi satu ini bisa dibilang yang tertua, karena sejak nenek moyang kita pasti sudah memanfaatkannya sebagai bentuk tabungan. Tak jarang nenek, kakek, dan orang tua kita bisa memiliki rumah, membiayai sekolah anaknya, dan memenuhi kebutuhan besar lainnya dengan bermodalkan tabungan emas mereka.
Buat PNS, investasi emas bisa jadi produk yang cocok sebagai awalan berinvestasi. Risiko kerugian minim untuk jangka panjang, pengelolaan relatif mudah, dan bisa menjadi safe haven saat sedang krisis.
2. Investasi reksa dana
Produk investasi kedua yang cocok untuk PNS adalah investasi reksa dana.
Dengan dikelola oleh manajer investasi–yang sudah dipilih secara cermat–membuat kamu tak perlu terlalu repot memikirkan strategi investasinya. Yang perlu kamu lakukan adalah memonitor dan memantau kinerja si manajer investasi. Pastikan nilai investasi berkembang dari waktu ke waktu, sesuai dengan target dan tujuan keuanganmu.
Reksa dana–terutama reksa dana pasar uang–juga bisa menjadi media untuk menyimpan dana darurat, lantaran paling minim risiko dibandingkan beberapa produk investasi lainnya. Dana untuk mulai juga bisa dari nominal kecil, bahkan ada reksa dana yang menawarkan dana minimal awal sebesar Rp10.000 dan bisa dibayar/di-topup dengan ewallet.
Praktis banget kan?
3. Deposito
Deposito bisa dibilang juga salah satu produk investasi old-fashioned tapi masih digemari lantaran risikonya yang juga relatif minim dibandingkan produk yang lain. Memang imbalnya terbatas, tetapi jaminan keamanan dari pemerintah sampai dengan nominal Rp2 miliar, sebagai salah satu produk perbankan, menjadi keunggulan tersendiri untuk deposito.
Cara investasinya yang hanya sekali setor di awal, dan kemudian tinggal menunggu bunga di setiap bulannya juga dinilai cukup praktis. Kamu bisa memilih deposito ARO, agar ketika jatuh tempo, depositomu diperpanjang secara otomatis, ataupun deposito nonARO, yang akan langsung ditransfer ke rekening induk ketika jatuh tempo tiba.
Setoran awal untuk deposito sih cukup lumayan ya, apalagi jika dibandingkan dengan reksa dana. Ada bank yang memberlakukan setoran awal minimal Rp5 juta ataupun Rp10 juta. Silakan cek dulu ke bank terkait ya, dan minta informasi sebanyak-banyaknya lebih dulu, sebelum mulai berinvestasi deposito.
4. Investasi saham
Investasi saham bisa jadi merupakan produk investasi yang tergolong agresif. Fluktuasi pasar bisa membuat nilai saham naik turun harian, dan bisa jadi ini menjadi kendala tersendiri buat kamu terutama yang profil risikonya konservatif. So, sebelum mulai berinvestasi saham, sebaiknya kamu kenali dulu dirimu sendiri. Jangan sampai investasi justru membuatmu jadi stres.
Sebenarnya, risiko yang timbul di saham ini masih bisa dikelola oleh investor individu seperti kita kok, apalagi jika kita sudah cukup paham bagaimana cara memilih saham yang cocok dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Tapi, memang, kita harus belajar investasi saham dulu yang benar seperti apa.
Imbal hasil investasi saham ini sangat lumayan, jika kita memang bisa berinvestasi dengan cara yang tepat. Bahkan hasilnya bisa berkali lipat dari imbal deposito. Tapi ya, itu–sekali lagi–harus diawali dengan belajar investasi saham yang benar.
5. Investasi properti
Produk investasi properti juga cukup sesuai dipilih oleh PNS, karena nantinya dapat disewakan dan memungkinkanmu untuk memperoleh penghasilan pasif.
Namun, di antara semua produk investasi rekomendasi seperti yang sudah dijelaskan di atas, investasi properti butuh dana yang paling besar. Pada prosesnya nanti, kamu akan juga butuh biaya yang relatif lebih banyak juga, karena harus membayar pajak, atau juga biaya pemeliharaan.
Karenanya, butuh rencana dan strategi yang matang jika kamu hendak memilih produk investasi ini. Tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
Membutuhkan kelas untuk dapat menggali produk investasi yang cocok untuk PNS secara lebih mendalam?
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Deposito vs Reksa Dana: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Mending investasi di mana ya? Kalau diperbandingkan, deposito vs reksa dana, kira-kira lebih menguntungkan yang mana?
Apakah kamu sekarang sedang mempunyai pertanyaan yang sama?
Yah, sebagai pemula, kadang kita memang mengalami kebingungan. Penginnya mulai investasi, tetapi nggak tahu mesti investasi di mana. Ada rasa waswas juga, kalau nanti duit malah hilang, gimana?
Saat mulai berkenalan dengan produk investasi pun juga demikian. Karena produk investasi ada banyak, masing-masing dengan manfaat yang berbeda, kita pun jadi blank mau memilih yang mana. Iya sih, sudah paham bahwa semua kembali ke #TujuanLoApa, tapi rasanya kok masih ragu-ragu aja gitu.
Nah, dalam artikel ini kita akan membahas–dan membandingkan–dua instrumen investasi sekaligus, yaitu deposito vs reksa dana, agar kemudian kamu mendapatkan gambaran, tujuan keuangan seperti apa yang bisa dilayani kebutuhannya dengan deposito dan mana yang bisa dengan reksa dana.
Deposito vs Reksa Dana: Mana yang Lebih Menguntungkan?
1.Setoran
Mari kita lihat deposito vs reksa dana dari mulai awal kita menyetor dana.
Deposito merupakan produk perbankan. Dengan demikian, kita harus tunduk pada aturan yang dikeluarkan oleh pihak bank di mana kita akan membuat rekening deposito kita. Biasanya, untuk setoran awal, bank akan meminta dalam nominal tertentu; Rp 1 juta, Rp5 juta, ada juga yang meminta minimal setoran Rp10 juta.
Untuk menyimpan uang di deposito, kamu hanya perlu menyetor sekali saja di awal. Jika kamu hendak menambah nominal, tunggu sampai jatuh tempo baru kemudian ditambah setorannya ketika kamu memperbarui rekeningnya.
Untuk setoran awal reksa dana, rata-rata dengan Rp100 ribu saja, kamu sudah bisa mulai berinvestasi. Bahkan ada reksa dana tertentu yang bisa kamu beli dengan Rp10 ribu saja. Bayarnya mudah, mulai dari transfer bank, bahkan dengan ewallet juga bisa.
Tidak seperti deposito, reksa dana tidak ada batasan waktu jatuh tempo. Satu-satunya yang menentukan horizon waktu investasi adalah dirimu sendiri. Jika di tengah jalan, kamu dapat rezeki dan pengin topup reksa dana, kamu tinggal transfer seperti ketika kamu menyetor pertama kali. Makanya, banyak yang memanfaatkan reksa dana seperti tabungan. Mereka menabung setiap bulan, dengan menyisihkan sedikit dari penghasilan.
2.Jenis
Deposito vs reksa dana juga bisa kita lihat dari jenisnya.
Ada 2 jenis deposito terkait perpanjangan tenor, yaitu ARO (Automatic Roll-Over) dan nonARO, kebalikan dari ARO.
Ketika kamu menyimpan dana di deposito ARO, saat jatuh tempo tiba–tanpa harus kamu urus–depositonya akan otomatis diperpanjang. Danamu akan langsung diinvestasikan sesuai tenor yang kamu pilih sebelumnya. Lain halnya dengan deposito nonARO. Saat jatuh tempo tiba, danamu akan kembali ke rekening induk. Jika kamu hendak mendepositokannya lagi, maka kamu harus mengurusnya kembali ke bank.
Mana yang lebih baik? Ya, kembali lagi ke kebutuhanmu. Jika kamu memang punya maksud untuk memanfaatkan deposito sebagai instrumen investasi dalam jangka waktu yang amat panjang, dalam artian uangnya uang dingin, enggak keburu dipakai, deposito ARO bisa dipilih. Sedangkan, kalau kamu memanfaatkan deposito sebagai instrumen penyimpan uang sementara untuk berbagai keperluan, maka deposito nonARO bisa jadi pilihan yang lebih baik, karena di akhir jatuh tempo kamu bisa langsung menggunakan danamu sesuai dengan kebutuhan. Kamu tinggal sesuaikan jatuh temponya dengan horizon waktu tujuan keuangan yang sudah kamu rencanakan.
Reksa dana ada 4 jenis, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham, yang masing-masing memiliki manfaat dan karakteristik sendiri-sendiri. Coba kamu baca-baca artikel yang sudah ditautkan ya, untuk lebih detailnya.
Mana yang lebih untung dari keempat jenis reksa dana itu? Balik lagi, #TujuanLoApa.
Deposito vs reksa dana dari jenisnya, reksa dana memang lebih banyak macamnya, sehingga kamu bisa banget menyesuaikannya dengan kebutuhanmu. Dalam hal ini, lebih banyak keuntungan yang ditawarkan oleh reksa dana. Mari kita lihat ke poin berikutnya.
3.Imbal dan risiko
Ingat hukum dalam investasi: high risk, high return. Kalau kamu mengharap imbal tinggi, maka kamu harus siap juga dengan risiko yang tinggi. Hal ini juga berlaku pada deposito vs reksa dana.
Deposito, sekali lagi, adalah produk perbankan. Dengan demikian, ada perlindungan pemerintah yang ikut berperan. Sampai dengan nominal Rp2 miliar, danamu dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Jika terjadi sesuatu dengan bank tempat kamu menyimpan deposito–misalnya bangkrut atau dilikuidasi–maka danamu akan kembali secara utuh.
Dengan demikian, bisa dibilang risiko deposito cukup rendah. Risiko yang rendah, biasanya datang sepaket dengan imbal yang juga relatif kecil. Bunga deposito, saat artikel ini ditulis, berkisar antara 4 – 6%–setiap bank bisa jadi menawarkan besaran bunga dan fasilitas yang berbeda. Memang angka ini lebih besar daripada bunga tabungan biasa, yang rata-rata hanya sebesar 2% (atau bahkan ada yang 0%). Tetapi sebagai instrumen investasi, angka persentase ini relatif kecil.
Reksa dana–misalnya reksa dana saham–bisa menawarkan imbal yang jauh lebih besar, antara 7 – 12% per tahun. Kalau mau dihitung, angka ini dua kali lipat dari bunga deposito. Tentu saja, term & condition berlaku ya.
Karena sebagaimana sudah kamu tahu, imbal besar akan datang sepaket dengan risiko tinggi. Hasil imbal reksa dana bisa jadi sangat mengikuti fluktuasi pasar, sehingga ketika IHSG naik, maka portofolio reksa dana bisa mendulang banyak keuntungan. Tetapi, ketika IHSG memerah, portofolio reksa dana juga bisa minus.
Nah, demikian sedikit perbandingan antara deposito vs reksa dana. Semoga bisa membantu memberimu gambaran mengenai cara kerja deposito vs reksa dana ini.
Kalau kamu masih bingung, ikut kelas-kelas finansial online QM Financial saja yuk, pilih sesuai kebutuhanmu! Cek jadwalnya ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Untung?
Banyak instrumen investasi yang bisa kita pilih yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan finansial kita. Termasuk reksa dana dan saham. Tapi, pertanyaannya selalu sama, reksa dana vs saham, mana yang lebih untung?
Ya, itu pertanyaan sejuta umat memang.
Nah, kali ini kita bahas ya, reksa dana vs saham ini. Tetapi, sebelumnya, kamu harus paham dulu (atau diingat kembali), bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang 100% aman dan bisa memberikan untung besar dalam waktu cepat. Prinsip ini memang harus selalu diingat, agar kemudian kamu bisa bijak memanfaatkannya sesuai kebutuhan.
Plus Minus Reksa Dana
Membandingkan reksa dana vs saham, mari kita kupas mengenai reksa dananya lebih dulu.
Berinvestasi di reksa dana, berarti danamu akan dikelola oleh manajer investasi. Dengan pengalaman mereka, manajer investasi sudah memiliki langkah-langkah antisipatif dalam mengelola dana investasi para investor. Dengan reputasi perusahaan yang sudah dibangun, mereka tentu akan berusaha mempertahankannya juga.
Karenanya, pemilihan manajer investasi menjadi salah satu faktor penting. Pastikan memercayakan dana investasi kita pada mereka yang memang sudah memiliki reputasi baik, pengalaman dengan dana kelola yang sudah besar, dan minim komplain.
Namun, di sisi lain, investor juga harus siap dengan berbagai biaya administrasi yang akan dikenakan. Lagi-lagi hal ini akan ditentukan saat kita memilih manajer investasi. Pilihlah manajer investasi yang mengenakan biaya paling minim untuk transaksi dan operasional. Ada kok yang memberlakukan Rp0 untuk biaya administrasi pembelian.
Plus Minus Saham
Dengan berinvestasi di saham, maka kamu pun harus siap mengelola dana investasimu sendiri. Kamu harus tahu, kapan saham harus dilepas, dibeli, atau di-hold. Kamu sendiri juga yang harus menganalisis laporan keuangan perusahaan yang sahamnya kamu incar.
Kita memang membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Tetapi peran mereka ya sekadar perantara transaksi, sekadar broker atau makelar. Mereka tidak punya wewenang untuk mengelola dana investasimu; memutuskan sahammu untuk dijual atau di-hold, atau perlukah menambah pembelian, dan sebagainya.
Karena semua pengelolaan ada di tanganmu sendiri, maka kalau mendapatkan cuan ya semua menjadi milikmu sendiri. Tetapi, begitu juga kalau kamu mengalami kerugian. Karenanya, sangat disarankan untuk belajar lebih banyak dulu sebelum kamu mulai berinvestasi di saham.
Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Untung?
Reksa dana vs saham, mana yang lebih mendatangkan cuan? Jawabannya kembali pada tujuan, jangka waktu, dan kemampuanmu.
Tujuan dan Jangka Waktu
Tujuan berinvestasi di reksa dana vs saham adalah hal yang paling menentukan di sini. Reksa dana–tergantung jenisnya–dapat melayani tujuan finansial jangka pendek hingga jangka panjang.
Untuk jangka pendek dan sebagai media penyimpan dana darurat, Reksa Dana Pasar Uang akan jadi instrumen yang paling sesuai. Untuk jangka pendek hingga menengah, Reksa Dana Pendapatan Tetap akan menguntungkan. Untuk jangka menengah hingga panjang, Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Saham-lah yang paling tepat untuk dimanfaatkan.
Dan, ingat, risiko akan selalu ada di setiap instrumen investasi, sehingga kamu juga harus aware akan hal ini sejak awal.
Saham merupakan instrumen investasi yang paling sesuai untuk tujuan finansial jangka panjang. Dengan kondisi pasar yang fluktuatif, jika kamu berinvestasi untuk jangka waktu yang pendek, maka bisa jadi imbal yang kamu dapatkan belum maksimal. Tujuan finansial jangka panjang ini misalnya untuk dana pensiun, yang akan kamu butuhkan 30 tahun lagi.
Jangka waktu yang panjang akan mengantisipasi fluktuasi harga saham yang bisa terjadi, asalkan kamu memang memilih saham perusahaan dengan fundamental yang paling baik. Harga saham akan meningkat seiring waktu, sama halnya dengan harga komoditi pada umumnya.
Kemampuan
Membandingkan reksa dana vs saham, kemampuan finansial juga harus menjadi bahan pertimbangan.
Untuk berinvestasi di reksa dana, kamu hanya butuh dana minimal Rp100.000 untuk memulainya. Bahkan ada loh, yang bisa dimulai dari RP10.000. Selanjutnya kamu bisa konsisten menyisihkan penghasilan setelah kamu menerima gaji, sesuai proporsi yang kamu tentukan sendiri.
Sedangkan, jika kamu berinvestasi di instrumen saham, kamu perlu menyediakan dana yang sesuai dengan harga saham yang tersedia. Setiap kali kita hendak membeli saham, jumlah minimal yang bisa kita beli adalah 1 lot (100 lembar) saham. Dengan demikian, misalnya harga saham yang kamu incar adalah Rp1.000, maka kamu harus menyediakan dana sebesar Rp100.000 untuk pembeliannya. Jika harga sahamnya Rp30.000, maka dana yang dibutuhkan adalah Rp3.000.000.
Saham blue chip biasanya memang cukup mahal, rata-rata di atas Rp1.000 per lembarnya. Tetapi, dengan fundamental perusahaan yang baik, ke depannya kamu bisa mengharapkan imbal yang juga lebih baik.
Nah, sekiranya sudah cukup jelas deh, perbandingan reksa dana vs saham sampai di sini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Fund Fact Sheet Reksa Dana: Begini Cara Membaca dan Memahaminya
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak disarankan untuk dimanfaatkan oleh investor pemula. Nah, jika kamu sudah menjadi investor reksa dana, maka penting buat kamu untuk memahami kinerjanya dan paham bagaimana memantau perkembangannya. Hal ini bisa kamu lihat dari fund fact sheet reksa dana yang kamu miliki.
Sayangnya, masih banyak investor pemula yang belum tahu apa dan bagaimana pemanfaatan fund fact sheet reksa dana ini sampai sekarang. Padahal ini penting. Banget. Karena dengan paham fund fact sheet reksa dana ini, kamu bisa menganalisis manajer investasi yang paling pas kebutuhanmu dan juga bisa kamu manfaatkan juga ketika kamu melakukan review terhadap investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan.
Apa Itu Fund Fact Sheet Reksa Dana?
Bisa dibilang, fund fact sheet reksa dana merupakan laporan keuangan produk reksa dana di mana kamu investasikan danamu. Fund fact sheet ini dikeluarkan oleh manajer investasi, yang meliputi ringkasan kinerja dan operasional reksa dana yang mereka kelola secara keseluruhan. Biasanya sih terdiri atas satu halaman saja, tapi sangat full informasi.
Laporan ini pada prinsipnya sama saja sih antara manajer investasi satu dengan yang lainnya. Yang membedakan cuma desain layoutnya saja. Jadi, enggak akan masalah, sekali belajar kamu akan paham bagaimana cara membacanya, untuk semua fund fact sheet reksa dana yang ada.
Kamu dapat melihat fund fact sheet ini di aplikasi ataupun situs manajer investasi mana pun yang mengelola investasi reksa dana. Kamu bisa bebas memeriksanya, karena memang salah satu syarat untuk bisa beroperasi adalah manajer investasi menyediakan informasi yang setransparan mungkin mengenai dana kelolaan mereka.
Jadi, kalau ada yang mengaku manajer investasi, tetapi laporan keuangannya enggak ada, wah … itu sangat patut dicurigai deh.
Apa Saja yang Ada dalam Laporan Keuangan Reksa Dana Ini?
Ada beberapa data yang bisa kamu temukan dalam laporan keuangan reksa dana, di antaranya:
- Prospektus reksa dana, yaitu dokumen yang berisi informasi penawaran instrumen investasi–dalam hal ini reksa dana. Dalam prospektus ini ada dasar hukum investasi reksa dana, profil pengelola, kebijakan investasi, risiko yang harus dipahami, cara jual dan beli, biaya-biaya, dan informasi penting lainnya. OJK sangat menyarankan pada investor pemula untuk membaca dan memahami prospektus ini sebelum mulai berinvestasi, agar benar-benar paham atas segala risiko yang bisa terjadi dalam prosesnya nanti.
- Laporan keuangan dan laporan tahunan, yang diaudit oleh kantor akuntan publik terkait dana kelolaannya.
- Fund fact sheet, yang akan kita bahas dalam artikel kali ini. Fund fact sheet bisa dikatakan layaknya buku manual terkait investasi reksa dana yang kamu lakukan. Dengan memahaminya, kamu akan dapat menganalisis, apakah reksa dana yang kamu pilih tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Apa Saja yang Harus Dipahami dalam Fund Fact Sheet Reksa Dana?
Sekali lagi, fund fact sheet reksa dana bisa berbeda satu manajer investasi satu dengan yang lainnya, tetapi bagian-bagian penting berikut ini akan selalu ada.
- Nilai Aktiva Bersih (NAB), yang menunjukkan nilai total aset bersih kamu setiap harinya. Jika angka dalam nilai aktiva bersih ini ada peningkatan dalam periode tertentu, maka kamu berarti mendapatkan imbal yang besarannya dari selisih NAB hari ini dikurangi NAB semula.
- Unit Penyertaan, yang menunjukkan tingkat pembelian dan penjualan produk reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi.
- Kinerja reksa dana, yang dilihat dari data historis pengelolaan dana investasi dari para investornya dalam periode tertentu, yaitu 1, 3, 6, 12 bulan hingga 3 dan 5 tahun, bahkan sejak peluncuran. Di bawah grafik kinerja reksa dana, ada informasi pembanding atau tolok ukur sebagai benchmark atau indikator kinerja produk reksa dana terkait; apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari produk sejenisnya.
- Komposisi portofolio, yang merupakan informasi proporsi penempatan dana kelolaan yang diinvestasikan oleh si manajer investasi dalam instrumen tertentu. Misalnya, manajer investasi reksa dana pasar uang ada yang menempatkan dana investasinya dalam produk deposito sebesar 71% dan obligasi jatuh tempo kurang dari 1 tahun sebesar 29%. Dari sini kita bisa mengukur tingkat risikonya, dan bisa disesuaikan dengan profil risiko kita sendiri.
- Daftar 10 kepemilikan efek terbesar dalam portofolio manajer investasi, di mana terdapat informasi 10 produk investasi dengan proporsi terbesar yang teralokasi dari dana kelolaan manajer investasi yang bersangkutan.
Nah, itulah sedikit seluk-beluk fund fact sheet reksa dana yang perlu dipahami oleh investor pemula. Dengan membaca fund fact sheet ini, kamu bisa memutuskan manajer investasi mana yang bisa kamu manfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Cukup sederhana dan mudah memahaminya kan? Iyalah, lebih mudah daripada memahami mantan. #ehgimana
Jangan tunda lagi investasinya ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
9 Istilah dalam Reksa Dana yang Harus Kamu Ketahui Artinya
Setiap orang mempunyai tujuan hidupnya masing-masing. Setiap orang punya cita-cita dan impian yang pengin diwujudkan. Uang memang bukan segalanya, tetapi untuk mewujudkan apa yang kita mau itu kita akan membutuhkan uang. Bukan matre, tetapi ini adalah hal yang sangat realistis. Begitu banyak keinginan yang ingin dicapai, sehingga kita pun perlu untuk mengatur keuangan agar teralokasi dengan baik. Salah satunya dengan investasi reksa dana.
Dengan semakin teredukasinya kita semua belakangan ini mengenai literasi keuangan, investasi reksa dana pun semakin populer dan dikenal, hingga akhirnya banyak yang memfavoritkannya.
Ini tentu tak lepas dari banyaknya keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi reksa dana ini.
Bagi kamu yang baru mulai kenalan dengan reksa dana, pasti masih sedikit bingung ya, dengan jenis investasi kesayangan para investor pemula ini? Jangan khawatir, di artikel ini kita akan ulas tentang beberapa istilah yang bakalan banyak kamu temui jika kamu sedang membaca atau membicarakan mengenai reksa dana. So, you won’t get lost, dan bisa paham sepenuhnya tentang investasi ini untuk kemudian mulai memanfaatkannya untuk mencapai tujuan finansialmu.
9 Istilah dalam Reksa Dana yang Perlu Kamu Tahu
1. Apa Itu Reksa Dana?
Reksa dana adalah usaha atau wadah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat investor, untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi sesuai alokasinya masing-masing, oleh pihak yang disebut sebagai manajer investasi.
Instrumen investasinya apa saja? Mulai dari sertifikat deposito, surat-surat utang dengan jangka pendek kurang dari satu tahun, obligasi atau surat utang berjangka menengah hingga panjang, sampai saham.
Reksa dana–meski bukan produk perbankan dan tidak dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)–diawasi dengan ketat oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sehingga investor tidak perlu khawatir uangnya hilang atau disalahgunakan, karena semua sudah ada aturannya.
2. Apa Itu OJK?
OJK adalah singkatan dari Otoritas Jasa Keuangan, yaitu sebuah lembaga yang dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
OJK akan melindungi kepentingan kita semua dalam setiap kegiatan keuangan. Dengan pengawasan ini, kita tidak perlu khawatir karena setiap hak kita sebagai penanam modal akan dilindungi oleh OJK.
3. Apa Itu Nilai Aktiva Bersih (NAB)?
Nilai Aktiva Bersih adalah nilai total investasi reksa dana yang kita miliki. Nilai Aktiva Bersih akan menggambarkan total kekayaan bersih kita dalam investasi reksa dana setiap harinya.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kekayaan bersih?
Yaitu nilai jumlah dari seluruh aset investasi kita (deposito, surat berharga pasar uang, obligasi, dan saham) ditambah dengan dividen serta kupon yang menjadi hak kita sebagai investor reksa dana, dikurangi biaya operasional reksa dana yang meliputi jasa manajer investasi, biaya bank kustodian, dan biaya-biaya lainnya.
Jadi, kalau dirumuskan:
Kekayaan bersih = (aset investasi + dividen + kupon) – biaya operasional
4. Apa Itu Unit Penyertaan?
Unit Penyertaan adalah satuan yang dipergunakan dalam transaksi di reksa dana. Seperti halnya properti yang dijual per unit rumah, emas yang dijual per unit batang, reksa dana juga dijual dalam satuan unit.
Investor bisa membeli dalam satuan unit maupun rupiah yang kemudian dikonversi dalam satuan unit ini.
Dengan demikian, kalau ada istilah “nilai aktiva bersih per unit” berarti adalah nilai portofolio investor total, dikurangi biaya operasional, kemudian dibagi dengan jumlah unit yang telah kita miliki sebagai investor.
5. Apa Itu Manajer Investasi?
Manajer investasi adalah pihak–bisa perseorangan maupun perusahaan–yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai pengelola aset investor.
Inilah yang membuat berinvestasi di reksa dana itu cocok untuk investor pemula. Di bawah pengelolaan manajer investasi yang tepat, kita tinggal duduk manis sambil memantau perkembangan aset investasi kita saja.
Kita enggak perlu pusing memantau pergerakan pasar, situasi-situasi yang bisa memengaruhi nilai investasi, pun melakukan analisis ini itu, karena semuanya sudah dilakukan oleh manajer investasi.
Manajer investasi lebih tahu kondisi dunia investasi ketimbang kita yang baru memulai, sehingga serahkan saja sepenuhnya pada mereka.
Mungkin kapan-kapan kita bisa ulas lebih jauh mengenai tugas dan wewenang manajer investasi ini ya? Karena cukup menarik lo, untuk diketahui.
6. Apa Itu APERD dan WAPERD?
APERD adalah singkatan dari Agen Penjual Efek Reksa Dana, sedangkan WAPERD adalah Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Anggota APERD adalah bank umum dan juga perusahaan sekuritas yang telah memiliki izin untuk beroperasi, yang kemudian bekerja sama dengan manajer investasi untuk menjual jasa pengelolaan aset investasi.
Nah, orang-orang yang bekerja di bank umum atau perusahaan sekuritas yang bertugas memasarkan produk reksa dana ini disebut WAPERD, yang harus memiliki sertifikasi tertentu terkait pekerjaannya ini.
7. Apa Itu Imbal?
Imbal (dalam bahasa Inggris: yield) merupakan keuntungan dari sebuah investasi–termasuk reksa dana–yang diterima oleh investor.
Imbal bisa berupa bunga atau kupon, dividen, ataupun selisih yang didapatkan dari harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli, tergantung jenis investasinya.
8. Apa Itu Risiko?
Dalam investasi, risiko berarti potensi kerugian yang bisa terjadi akibat investasi yang kurang baik hasilnya.
Risiko dalam investasi bisa terjadi akibat pasang surut kondisi pasar modal maupun pasar uang, situasi sosial, ekonomi, bahkan politik, hingga masalah intern, misalnya perusahaan yang sahamnya kita miliki mengalami kebangkrutan atau gulung tikar.
Adalah penting bagi setiap investor untu menyadari sepenuhnya risiko yang bisa terjadi pada setiap investasi yang dimiliki. Karena pada prinsipnya, kita berinvestasi dengan uang kita sendiri, maka tanggung jawabnya ada pada diri kita sendiri juga.
9. Apa Itu Bank Kustodian?
Bank kustodian adalah bank yang akan membantu mengurus administrasi, mengawasi serta menjaga aset investasi yang kita miliki.
Istilahnya, bank kustodian merupakan tempat untuk menitipkan dana secara kolektif, baik dari investor maupun dari pihak manajemen investasi. Bank kustodian akan menampung dana kita kalau kita topup reksa dana, pun menampung hasil dividen, kupon, atau bentuk imbal lain dari investasi yang sudah kita lakukan, untuk kemudian dicatat.
Bank kustodian mengurus segala macam administrasi, dan melakukan pencairan dana jika kita sebagai investor bermaksud untuk menarik dana.
Gimana, semakin tertarik untuk berinvestasi di reksa dana? Ada 4 jenis reksa dana yang bisa kamu pilih lo, sesuai dengan profil risikomu!
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja reksa dana sebelum kamu mulai berinvestasi. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!