5 Langkah Cara Beli Saham Paling Sederhana untuk Investor Pemula
Saham adalah salah satu instrumen investasi jangka panjang yang sangat populer saat ini. Bahkan, sejak pandemi dimulai, hal menarik yang terjadi adalah adanya peningkatan jumlah investor pasar modal yang sangat signifikan. Karena itu, semakin banyak orang yang penasaran bagaimana cara beli saham yang paling sederhana yang bisa dilakukan oleh pemula.
Sekilas tentang Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan terhadap perusahaan. Jika kita membeli saham sebuah perusahaan, maka itu artinya kita sedang menyertakan modal agar bisnis perusahaan tersebut bisa lancar dijalankan. Iya, meskipun sebenarnya sih, yang terjadi di pasar modal adalah kita membeli saham milik orang lain yang dijual pada kita. Namun, itu artinya tetap kita sedang menginvestasikan uang dan menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut.
Keuntungan saham didapatkan dari dividen dan capital gain, yaitu selisih yang didapatkan jika kita menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Nggak hanya berupa uang semata, dengan berinvestasi saham, kita juga punya hak suara terhadap keputusan-keputusan bisnis dalam perusahaan yang sahamnya kita miliki, dan berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham. Selain itu, kita juga andil dalam roda perekonomian secara makro loh!
Namun, di samping keuntungannya, sebagai investor pemula, kamu pun harus juga sadar dan paham akan risiko saham yang relatif cukup tinggi. Salah satu risiko terbesar yang harus siap kamu hadapi adalah capital loss, yang bisa terjadi ketika kamu harus menjual saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga belinya. Ada juga beberapa risiko lain, seperti risiko delisting emiten di bursa. Meski demikian, dengan mitigasi yang tepat, sebenarnya segala risiko ini bisa diminimalkan. Karena itu, adalah penting untukmu belajar investasi terlebih dulu sebelum tahu cara beli saham.
Bagaimana Cara Beli Saham?
Kalau dulu, cara membeli saham cukup rumit. Kamu harus datang sendiri ke kantor sekuritas, dan kemudian memproses pembelian saham dari sana. Banyak paperwork-nya, dan tentu saja makan waktu. Sekarang, cara beli saham sangat mudah. Setiap orang pasti bisa melakukannya, karena bisa dilakukan asalkan kamu punya kuota internet dan smartphone. Thank to technology!
Perusahaan sekuritas sendiri merupakan perantara transaksi jual beli saham Bursa Efek Indonesia, dan beberapa aktivitas pasar modal lainnya, yang telah mendapat izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK.
Yes, sekarang hampir setiap perusahaan sekuritas sudah menyediakan platform dalam bentuk aplikasi mobile untuk membeli saham. Kayaknya sih, kalau belum punya, bakalan ketinggalan banget ya. Ini semacam “kewajiban” sekarang, kalau mau dilirik untuk dipakai jasanya oleh para investor di zaman sekarang.
Dengan begini, cara beli saham menjadi sangat praktis. Kamu tinggal membuka rekening, dengan mempersiapkan syarat-syarat dokumennya yang biasanya juga tak terlalu banyak, serta menyediakan dana investasi yang akan disertakan dalam permodalan.
Untuk step by step cara beli saham bagi pemula, bisa dilihat sebagai berikut.
1. Tentukan perusahaan sekuritas
Pastikan bahwa kamu menggunakan jasa perusahaan sekuritas yang telah terdaftar dan berizin OJK ya. Kudu waspada karena sekarang ini banyak sekali penipuan berkedok investasi. Apalagi yang bermodus titip dana modal untuk diinvestasikan.
Tidak begitu cara beli saham yang benar. Untuk bisa memiliki saham, kamulah yang harus membelinya sendiri dengan perantaraan perusahaan sekuritas.
Kamu bisa mengecek legalitas perusahaan sekuritas melalui website OJK.
2. Buka Rekening Dana Nasabah (RDN)
Setelah memilih perusahaan sekuritas yang dipertimbangkan dapat melayani kebutuhanmu, cara beli saham berikutnya adalah membuka Rekening Dana Nasabah, atau Rekening Dana Investor. Perusahaan sekuritas akan menentukan bank kustodian mana yang akan membuatkan Rekening Dana Nasabah kamu ini.
Rekening Dana Nasabah adalah rekening yang akan dipakai untuk menampung dana investasi sebelum kamu membeli saham, ataupun sesudah menjual saham.
Untuk membuka rekening dana nasabah, seperti biasa, kamu akan diminta untuk menyiapkan sejumlah dokumen persyaratan, seperti kartu identitas—KTP, SIM, atau paspor. Kemudian, ada perusahaan sekuritas yang juga mensyaratkan selfie beserta KTP, foto buku tabungan, NPWP jika ada, dan syarat lainnya. Silakan dicek di masing-masing perusahaan sekuritas ya. Pilihlah yang syaratnya tidak menyulitkan.
3. Setor dana investasi
Cara beli saham berikutnya adalah menyetor dana investasi ke Rekening Dana Nasabah, untuk menjadi modal membeli saham.
Ada perusahaan sekuritas yang menentukan jumlah minimal deposit ini, tetapi ada juga yang tidak. Kamu bisa menyetorkan dana sesuai dengan kemampuan, sesuai dengan pos investasi yang sudah kamu tentukan dalam rencana keuanganmu.
Nantinya, kalau kamu menjual saham, maka dananya juga akan masuk ke Rekening Dana Nasabah ini, setelah dipotong pajak sesuai ketentuan. Baru dari RDN ini, kamu bisa mentransfernya ke rekening pribadimu.
4. Pilih saham
Nah, ini mungkin adalah bagian dari cara beli saham yang relatif paling rumit bagi investor pemula, yakni memilih saham yang hendak dibeli.
Satu hal yang pasti dan tidak boleh di-skip untuk dilakukan dalam cara beli saham ini adalah melakukan analisis terhadap emiten yang sahamnya kamu incar. Ada beberapa cara analisis yang bisa dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Secara singkat, inilah beberapa tip memilih saham yang bisa dilakukan oleh investor pemula:
- Cek laporan keuangan perusahaan terkait, lihat apakah labanya rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
- Lihat juga, apakah harga sahamnya cenderung stabil, terutama di masa-masa krisis. Meskipun anjlok, tetapi tetap menjadi yang terbaik di indeks harga saham.
- Pilih saham dari perusahaan yang kamu kenal betul, seperti produknya, jajaran manajemennya, dan sebagainya.
Ketiga hal di atas sudah bisa menjadi panduan awal, sebelum kamu mempelajarinya lebih dalam seiring waktu. Jangan membeli saham yang kamu tidak paham betul perusahaan dan bisnisnya. Apalagi hanya berbekal tren, atau direkomendasikan oleh influencer. Bukan begitu cara beli saham yang benar.
5. Beli saham
Setelah memilih, berikutnya adalah membeli sahamnya. Umumnya, di aplikasi sekuritas, akan ada daftar emiten yang sahamnya bisa dibeli. Kamu tinggal mencari saja saham emiten yang kamu incar melalui fitur pencarian, tuliskan kode tickernya. Kalau belum hafal kodenya, kamu bisa juga kok ketikkan nama perusahaannya.
Setelah informasi emiten muncul, biasanya akan ada tombol untuk jual dan beli saham. Kamu bisa mengklik tombol beli, masukkan jumlah lot yang ingin kamu beli (1 lot = 100 lembar saham), dan kemudian klik submit.
Aplikasi selanjutnya akan memproses pembelian sahammu. Kamu tinggal menunggu notifikasi apakah berhasil dilakukan atau tidak. Jika tidak berhasil dilakukan, maka dana akan tetap aman dalam RDN.
Pantau Pergerakan Pasar
Cara beli saham tidak hanya sampai di sini. Setelah kamu memiliki saham yang kamu inginkan, bukan berarti PR sudah selesai. Kamu juga wajib memantau pergerakan pasar, dan melakukan review secara berkala, apakah investasi saham kamu sesuai dengan rencana keuangan atau perlu penyesuaian lagi.
Perlu kamu ingat, bahwa saham bergerak sangat fluktuatif. Karena itu, perlu untuk dicek secara berkala. Dan, ingat lagi, untuk mengelola emosi dengan baik. Selalu berpegang pada tujuan keuangan, jangan sekadar FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Investasi Saham untuk Jangka Panjang yang Cocok untuk Pemula
Banyak orang makin penasaran bagaimana cara investasi saham yang paling oke, supaya bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Sayangnya, yang kayak gitu di dunia investasi saham itu … nggak ada.
Maaf, fakta memang menyakitkan. Tetapi, cara investasi saham yang bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat memang tak pernah ada. Yang ada adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan saham untuk mencapai tujuan keuangan, yang akan lebih optimal kalau jangka waktunya panjang.
Jadi, nggak bisa nih dapat keuntungan dari saham dalam jangka waktu pendek? Bisa, tapi bukan investasi. Namanya trading, dan ini akan butuh pengetahuan dan jam terbang yang lebih tinggi. Buat pemula, saran terbaik selalu investasi jangka panjang dengan saham. Mengapa? Karena risikonya yang relatif tinggi.
Lalu, gimana cara investasi saham agar menguntungkan di jangka waktu yang panjang? Mari kita lihat beberapa tips investasi saham yang menguntungkan, dan mulai dari pengertian saham itu sendiri.
Apa Itu Saham?
Saham adalah instrumen yang merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan yang kita dapatkan ketika kita melakukan penyertaan modal.
Ada beberapa jenis saham yang kita kenal, yaitu saham biasa dan saham preferen. Umumnya, yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah saham biasa. Harga saham berfluktuasi dari waktu ke waktu sesuai kondisi pasar. Banyak hal yang bisa memengaruhi harga saham, mulai dari faktor internal perusahaan dan bursa, hingga faktor eksternal mulai dari kondisi ekonomi makro, politik, dan lain sebagainya.
Di sinilah kemudian muncul risiko investasi saham, ketika kondisi fluktuatif ini terjadi, sehingga bisa saja seseorang mengalami kerugian kalau sampai ia tak punya strategi investasi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk menekan risiko ini adalah dengan berinvestasi saham dalam jangka panjang.
Bagaimana Cara Investasi Saham yang Terbaik untuk Pemula?
Beberapa langkah dalam cara investasi saham berikut ini lazim dilakukan oleh para investor yang memang berfokus pada pengembangan dana jangka panjang. Kamu juga bisa melakukannya.
1. Pilih sekuritas
Sekuritas adalah perusahaan tempat kamu bisa melakukan transaksis saham. Pasalnya, publik memang tidak bisa untuk langsung trading di bursa saham. Karena itu, harus melalui broker saham—dalam hal ini sekuritas.
Ada banyak sekali sekuritas yang hadir saat ini, dan mereka juga melengkapi layanan dengan aplikasi mobile yang praktis. Dengan demikian, siapa pun bisa membuka rekening, melakukan transaksi saham, dan mengelola portofolio dengan mudah, hanya dengan smartphone saja.
Syarat sekuritas yang baik adalah sebagai berikut:
- Terdaftar sebagai anggota bursa
- Bersih dari kasus-kasus bermasalah berat
- Setoran awal kecil, atau tidak ada batasan minimal
- Biaya transaksi kecil, sehingga tidak memberatkan
- Punya analis yang kompeten
- Aplikasinya mudah dioperasikan
- Syarat membuka rekening yang mudah, dengan proses verifikasi yang cepat
2. Buka rekening
Setelah memilih sekuritas yang sesuai, cara investasi saham berikutnya adalah membuka Rekening Dana Nasabah atau RDN, agar kamu bisa melakukan transaksi saham dengan mudah.
Siapkan dokumen yang diminta, biasanya adalah:
- Kartu identitas
- NPWP
- Foto bagian depan buku tabungan
- Kadang juga diperlukan selfie dan selfie sembari membawa identitas diri.
Jangan sampai ada yang terlewat, penuhi semua dokumen yang disyaratkan.
Setelah rekening aktif, kamu bisa langsung transfer sejumlah dana sebagai deposit untuk kemudian dipakai membeli saham.
3. Beli saham
Cara investasi saham berikutnya adalah membeli saham dari perusahaan yang baik yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Setiap saham memiliki valuasinya masing-masing, yang perlu kamu analisis untuk bisa memilih saham mana yang paling oke. Di aplikasi sekuritas, kadang ada banyak fitur yang bisa membantu kamu untuk memutuskan mau beli saham yang mana, mulai dari analisis harian, rekomendasi saham hari ini, sampai tersedia juga fitur robo advisor. Silakan kamu cermati dan pelajari, dan manfaatkan berbagai fitur ini untuk mengoptimalkan keuntungan.
Cara investasi saham terbaik untuk pemula adalah investasi jangka panjang. Untuk itu, kamu perlu mempelajari juga cara membaca laporan keuangan perusahaan yang sahamnya kamu incar. Pasalnya, dalam laporan keuangan inilah, rapor perusahaan akan terlihat—apakah layak untuk dibeli atau tidak, serta bagaimana potensi perkembangannya di masa depan.
Banyak yang menyarankan, untuk pemula, jenis saham yang cocok adalah saham blue chip. Namun, tentu saja, kamu harus melakukan riset dan analisismu sendiri mengenai hal ini. Jangan hanya sekadar mengikuti saja saran orang lain, apalagi mereka yang tak tahu kondisi dan kemampuan finansial kamu.
Do your own research!
4. Siapkan safety net
Karena risikonya yang tinggi, maka yang juga termasuk dalam cara investasi saham yang disarankan untuk pemula adalah menyiapkan financial safety net, alias jaring pengaman keuangan, yang terdiri atas asuransi dan dana darurat.
Keduanya sebaiknya sudah ada dulu sebelum kamu mulai berinvestasi saham. Pastinya sih, kita tidak ingin hal-hal yang tak diinginkan terjadi, tetapi ya, siapa yang bisa menjamin? Bisa jadi, di tengah perjalanan investasi, kita jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Jangan sampai progress investasi terganggu sehingga “mengancam” tercapainya tujuan keuangan, hanya karena kita sakit dan dananya dipakai untuk menutup biaya rumah sakit.
Jadi, siapkan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan—mulailah dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Selanjutnya, kamu bisa melengkapinya lagi sesuai kondisi. Juga, jangan lupa bangun dana darurat setidaknya 3 kali pengeluaran rutin per bulan.
5. Pantau dan review
Meski cara investasi saham kita adalah jangka panjang, tetapi wajib untuk terus dipantau dan dilakukan review secara berkala.
Mengapa? Hal ini penting agar kita tahu bagaimana perkembangannya, apakah sudah sesuai dengan rencana keuangan yang kita buat ataukah perlu dilakukan penyesuaian lantaran perkembangannya tidak seoptimal yang diharapkan.
Nah, itu dia cara investasi saham yang paling oke dan bisa dicoba oleh kamu yang masih pemula di dunia investasi. Sederhana kan? Yang penting memang, kudu sabar dan jangan emosian, apalagi kalau lihat berita ini itu terkait emiten atau perusahaan tertentu. Jangan buru-buru langsung beli atau jual karena panik atau sekadar FOMO.
Kembalilah ke tujuan keuangan kamu, apakah dengan membeli atau menjual sahamnya akan dapat membantumu untuk lebih cepat mencapai tujuan? Jika ya, maka tak ada yang melarangmu untuk membeli atau menjual saham yang bersangkutan. Tetapi, jika tidak, kamu perlu melakukan analisis lebih dalam lagi.
Semoga bisa membantu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar
Ingin coba investasi, tapi masih takut untuk ambil jangka waktu panjang? Mungkin karena memang kondisi yang berbeda, atau karena memang investasi jangka panjang itu selalu merupakan instrumen risiko tinggi. Tenang, berbagai instrumen investasi jangka pendek juga bisa jadi pilihan tepat untukmu kok; bisa memberimu keuntungan juga asalkan kamu mengenali cara kerjanya.
Ada banyak jenis instrumen investasi jangka pendek yang bisa digunakan bagi investor pemula. Jenis investasi untuk waktu yang singkat ini juga mudah dipenuhi dengan gaji karyawan maupun penghasilan freelancer yang tidak terlalu besar. Selain itu, investasi ini juga relatif sangat minim risiko kerugian dan mudah dipelajari, dibandingkan dengan jenis investasi jangka panjang.
Namun, meski bisa dibilang rendah risiko, kamu harus memahami setiap jenis investasi jangka pendek dan tip jitu supaya kamu mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, simak lebih lanjut terkait investasi jenis ini.
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi ini dilakukan untuk membantu kita mencapai tujuan jangka pendek, biasanya di bawah 5 tahun. Karena horizon waktunya yang singkat, maka kamu sebaiknya memang menghindari instrumen berisiko tinggi.
Pasalnya, instrumen risiko tinggi biasanya cukup sensitif terhadap kondisi pasar. Hal ini akan menimbulkan risiko pasar terhadap dana investasimu. Sedangkan, kamu butuh dana yang akan digunakan maksimal 5 tahun lagi. Jangan sampai, saat kamu butuh, nilainya justru sedang anjlok.
Saham, misalnya. Tak ada yang bisa menjamin ke mana arah pergerakannya jika kurang dari 5 tahun. Namun, saham secara historis akan bertumbuh dalam jangka waktu panjang.
Karena risiko dari investasi jangka pendek tidak bisa terlalu besar, maka imbalnya pun akan sepadan juga.
Jadi, investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang memungkinkan investor menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dalam waktu singkat demi mendapatkan keuntungan yang mudah dicairkan.
Umumnya, investor menggunakan investasi ini untuk pengalaman berinvestasi atau berbagai tujuan jangka pendek, misalnya liburan, ganti laptop, ganti handphone versi terbaru, dan sebagainya.
Lalu, instrumen apa saja yang cocok dimanfaatkan sebagai investasi jangka pendek, terutama bagi karyawan atau freelancer dengan penghasilan tak terlalu besar? Ini dia.
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan Freelancer atau Karyawan yang Berpenghasilan Tak Terlalu Besar
Investasi jangka pendek punya banyak instrumen atau jenis yang bisa kamu pilih sesuai dengan tujuan investasi kamu.
1. Reksa Dana
Reksa dana merupakan wadah yang memungkinkan dana atau modal investor dikelola oleh manajer investasi untuk memperoleh keuntungan. Investor nantinya membeli sejumlah unit reksa dana, yang kemudian dialokasikan ke berbagai produk pasar uang, obligasi, atau saham.
Jenis reksa dana yang cocok untuk investasi jangka pendek adalah reksa dana pasar uang, atau bisa juga reksa dana pendapatan tetap. Keduanya memiliki sifat likuid dan praktis, dengan alokasi portofolio instrumen dengan periode kurang lebih satu tahun dengan tingkat risiko yang rendah.
2. Deposito
Deposito ini merupakan salah satu produk investasi jangka pendek dari perbankan yang dapat membantu nasabah menyimpan dana untuk jangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Instrumen ini bisa dicairkan berdasarkan dengan waktu sudah disepakati sebelumnya oleh nasabah dan pihak bank.
Periode waktu deposito baik itu penyetoran maupun penarikan dapat dilakukan pada 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 2 tahun. Soal keamanan, deposito merupakan salah satu instrumen yang terjamin karena diawasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Meski demikian, tetap saja ada sedikit risiko yang juga harus dipahami, karena simpanan yang dijamin hanya sampai Rp2 miliar. Suku bunga dari deposito sendiri relatif lebih tinggi daripada tabungan biasa.
3. Obligasi Negara
Obligasi negara, atau surat utang negara, merupakan salah satu produk investasi jangka pendek yang dikeluarkan pemerintah dengan waktu jatuh tempo biasanya hingga 3 tahun.
Bagi investor pemula, instrumen ini sangat diminati, selain karena tingkat risiko yang relatif sangat rendah dan terjamin pemerintah, suku bunganya pun biasanya juga lebih tinggi daripada bunga deposito Bank Indonesia.
4. P2P Lending
Fintech Peer to Peer (P2) Lending menjadi salah satu wadah pengembangan dana yang cukup populer belakangan. Fintech ini akan mempertemukan kamu sebagai pemodal dengan pihak yang membutuhkan modal untuk keperluan usaha seperti UMKM.
Selain keuntungan yang bisa kamu dapatkan, kamu juga bisa ikut berkontribusi memajukan UMKM lokal lho. Bunga yang ditawarkan pun cukup besar daripada instrumen lainnya. Biasanya ada di kisaran 10-18% per tahun.
Nah, kalau kamu memang tertarik untuk memanfaatkan P2P Lending sebagai instrumen investasi jangka pendek, maka yang paling utama harus diperhatikan adalah memastikan platformnya sudah legal dan terdaftar di OJK. Jangan sampai kamu terjebak P2P Lending abal-abal. So, cek ke website OJK ya, untuk bisa melihat platform mana saja yang sudah terdaftar.
5. Saham
Di jenis investasi jangka pendek maupun panjang, saham jadi produk investasi yang sangat populer dan diminati investor. Saham sendiri merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan suatu aset di perusahaan.
Meski lebih dikenal di lingkup investasi jangka panjang, saham juga menyediakan peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek. Hanya saja, strateginya memang berbeda, yaitu dengan sistem trading.
Karena strateginya berbeda dan juga kamu harus berhadapan dengan risiko yang juga relatif tinggi, untuk trading, kamu perlu belajar lebih mendalam lagi. Pasalnya, bagian terpenting dalam menggunakan trading saham ini, kamu memang perlu keahlian dan strategi teknikal yang mumpuni agar bisa mendapatkan keuntungan.
Untuk ahli dalam trading harus paham apa saja? Nah, setidaknya kamu harus tahu mekanisme trading, termasuk analisis perkembangan saham perusahaan, dan belajar membaca berbagai chart yang bisa membantumu untuk menentukan waktu tepat membeli dan menjual saham tersebut demu keuntungan optimal.
Nah, kira-kira kamu ambil instrumen investasi jangka pendek yang mana? Perhatikan setiap instrumen dengan baik, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu dan jangan lupa untuk diversifikasi investasi agar minim risiko.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apakah Sekarang Waktu yang Tepat untuk Mulai Investasi Saham? 3 Situasi untuk Dipahami
Yes, saham lagi diskon sekarang. Bagi sebagian investor, ini berarti waktu yang sangat ideal untuk meningkatkan portofolio. Namun bagi sebagian yang lain, hal ini bisa jadi waktunya buat mengerem. Lalu bagaimana dengan kamu yang baru mau mulai investasi?
Termasuk yang manakah kamu; mereka yang mau ngegas atau mengerem?
Kita, saat ini, memang sedang menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi global yang disebabkan oleh virus corona dan dimulai pada bulan Maret 2020, dalam hitungan minggu, telah mengubah seluruh aktivitas hidup.
Sebagian besar perusahaan “dipaksa” untuk mengubah strategi; karyawan diharuskan bekerja dari rumah kecuali mereka yang memang harus tetap bekerja karena pekerjaannya berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Yah, bisa dibilang, yang tetap bekerja ini termasuk cukup beruntung. Yang lain bahkan terpaksa harus kehilangan pekerjaan.
Luar biasa memang ya.
Guncangan terhadap sistem ekonomi bergitu terasa. Angka pengangguran melonjak ke rekor tertinggi, dan dengan demikian, semakin banyak pula orang yang mengalami masalah keuangan.
Dan pasti sudah pada paham, bahwa situasi di pasar saham itu sedikit banyak merupakan “mirroring” dari kondisi ekonomi negara kita. Nggak hanya ekonomi sih, karena pada dasarnya pasar saham akan selalu bereaksi terhadap semua update yang terjadi dari sektor mana pun. Apalagi kalau ada berita-berita suram dan ketidakpastian yang berkelanjutan. Investor jadi bak naik roller-coaster dan mengakhiri Q1 dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 2.97% saja.
Jadi, apakah ini waktu yang tepat untuk mulai investasi saham?
Memang kalau melihat grafik harga saham IHSG, kita akan melihat hal-hal yang bisa membuat kita ter-demotivasi. Ditambah dengan berbagai isu dan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi di segala bidang, plus ketidakpastian kapan semua ini bisa diatasi dengan baik, membuat kamu yang sekarang sedang ancang-ancang untuk mulai investasi jadi galau.
Dengan segala situasi yang terjadi belakangan, para investor pemula pastilah jadi kembali ragu untuk mulai investasi karena ketidakpastian ini. Padahal yang namanya tujuan keuangan tak mungkin ditunda lagi.
Namun, jika kamu adalah seorang investor jangka panjang–dan sudah dapat mengelola emosi dan risiko dengan baik–maka ini bisa jadi waktu yang paling tepat untuk mulai investasi lagi.
Kamu bisa mempertimbangkan, apakah akan terus berkontribusi pada instrumen investasi kamu sekarang, atau bahkan memperbanyak diversifikasi investasimu. Intinya adalah average down.
Apa itu average down?
Average down adalah strategi investasi saham, ketika investor membeli saham yang sama dengan harga rendah, sehingga ketika dirata-rata, harga saham dalam portofolio tidak seanjlok sebelumnya.
Kapan-kapan kita bisa membahas mengenai strategi ini secara khusus.
Tapi, tidak setiap orang memiliki kondisi yang memungkinkan mereka untuk average down dan terus berinvestasi. Tapi bagaimana dengan kamu, para investor pemula yang baru mulai investasi?
Kamu sebaiknya mempertimbangkan niat untuk mulai investasi jika situasi ini terjadi padamu
1. Horizon waktu singkat
Jika dana investasi tersebut akan segera digunakan, maka tidak disarankan untuk menginvestasikannya di instrumen dengan risiko tinggi seperti saham, di situasi yang seperti sekarang ini.
Investasi saham adalah instrumen yang cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang, karena dengan demikian kamu “memberikan” waktu yang lebih longgar pada investasimu untuk ikut berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar, tetapi pada akhirnya dapat bertumbuh dengan baik.
Tetapi, untuk tujuan keuangan jangka pendek, pilihlah instrumen investasi dengan risiko yang paling minim. Misalnya deposito. Memang imbalnya tidak sebesar saham, tetapi kita akan lebih butuh “rasa aman” jika ini terkait dengan horizon waktu yang pendek.
Kita tahu tren pasar naik dari waktu ke waktu, tetapi “waktu” adalah kata kunci di sini. Itu bisa berarti 20 hingga 30 tahun ke depan. Jika kamu bakalan membutuhkan danamu ini tahun depan dan tetap kamu investasikan di instrumen agresif, maka akan ada terlalu banyak risiko kehilangan yang harus ditanggung. Saran terbaik adalah carilah “kendaraan” lain yang lebih aman untuk menyelamatkan dana demi tujuan keuangan yang ingin dicapai.
2. Penghasilanmu masih belum stabil
Bahkan jika kamu memiliki uang tunai “dingin”–yaitu uang yang tidak akan kamu gunakan selama bertahun-tahun ke depan, mungkin sekarang juga bukan waktu yang tepat untuk mulai investasi jika kondisimu belum stabil secara penghasilan.
Misalnya, kamu yang saat ini masih dirumahkan. Kantor belum memberikan sinyal, kapan bisa bekerja seperti biasa lagi, seperti sebelumnya.
Akan lebih baik untukmu, jika kamu fokus pada dana daruratmu lebih dulu. Apakah saat ini jumlah dana daruratmu sudah ideal? Bisa dipakai untuk memperpanjang napas sampai kapan? Bisakah kamu bertahan dengan dana darurat itu setidaknya sampai tahun depan dengan zero income?
Ingat, di situasi darurat, cash is king! Jadi, penuhi dulu kebutuhan primermu, kuatkan dana darurat, baru deh mempertimbangkan untuk mulai investasi.
3. Tidak sesuai dengan profil risikomu
Jika kamu adalah investor konservatif yang suka senam jantung melihat pergerakan pasar yang menurun seperti ini, maka sudah pasti, sekarang belum saatnya kamu mulai investasi saham.
Jika kamu belum mempunyai toleransi yang cukup lebar untuk risiko, kamu mungkin enggak akan menyukai apa yang bakalan terjadi pada pasar saham dalam beberapa bulan ke depan. Bahkan masih banyak pihak yang memprediksikan situasi setidaknya akan bertahan hingga 2 tahun ke depan. Nggak ada yang memastikan, bahwa pasar sudah mencapai titik terendah, yang berarti apakah bisa bounce back dengan segera.
Enggak ada yang tahu pasti, apa yang akan terjadi besok. So, yeah, jika kamu belum bisa menoleransi hal-hal seperti ini, sebaiknya kamu cari kondisi nyaman dengan berinvestasi di instrumen yang tidak se-volatile pasar saham.
Nah, terus gimana dong? Pusing kan? Padahal investasi dibutuhkan untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Jadi mesti gimana dong?
Gabung sajalah yuk, di kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu! Banyak yang bisa kamu pelajari dan akhirnya bisa membantumu memutuskan apa yang terjadi dengan rencana keuanganmu di masa tidak pasti ini. Segera daftar ya! Tempat terbatas loh!
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.