Apa Itu Gramasi Emas? Simak Penjelasannya Sebelum Berinvestasi
Pernah dengar istilah gramasi emas, tapi masih bingung apa maksudnya? Ukuran ini penting banget terutama buat yang ingin mulai berinvestasi. Jadi, kalau mau investasi emas, pahami dulu apa itu gramasi emas biar nggak salah langkah.
Investasi emas semakin populer karena dianggap aman dan menguntungkan. Tapi, sebelum terjun lebih jauh, penting banget untuk tahu dasar-dasarnya, termasuk gramasi emas. Dengan memahami ukuran ini, kamu bisa lebih cerdas dalam memilih jenis emas yang sesuai dengan bujet dan tujuan investasimu. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!
Table of Contents
Apa Itu Gramasi Emas dan Sejarahnya sebagai Instrumen Investasi
Apa itu gramasi emas? Hal ini mengacu pada berat emas yang dinyatakan dalam gram.
Istilah ini digunakan untuk menentukan ukuran atau bobot emas dalam transaksi jual-beli maupun investasi. Misalnya, emas batangan tersedia dalam berbagai gramasi, seperti 1 gram, 5 gram, hingga 1 kilogram. Pemahaman tentang gramasi emas penting bagi investor untuk tahu nilai dan harga emas yang akan dibeli atau dijual.
Baca juga: Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil Ya, untuk Investasi?
Emas sendiri memiliki sejarah panjang sebagai instrumen investasi, dimulai sejak ribuan tahun lalu ketika digunakan sebagai alat tukar, simbol kekayaan, dan alat pelindung nilai. Mengutip dari apa yang dijelaskan oleh Wendy Waldman, berikut ringkasannya.
1. Era Kuno
Emas dihargai karena sifatnya yang langka, mudah dibentuk, dan tidak berkarat. Bangsa Mesir kuno, sekitar 2600 SM, menggunakannya sebagai lambang kekuasaan dan dalam perdagangan.
2. Standar Moneter
Pada abad ke-19, banyak negara mengadopsi sistem standar emas (gold standard). Sistem ini memungkinkan mata uang resmi negara yang bersangkutan didukung oleh emas. Efeknya, perdagangan pun lebih stabil.
3. Masa Modern
Setelah Perang Dunia II, sistem Bretton Woods (1944) menghubungkan dolar AS dengan emas, sehingga tercapailah stabilitas ekonomi global. Sistem ini berhenti pada tahun 1971 saat AS memutuskan dolar tidak lagi bisa ditukar dengan emas.
4. Emas Sebagai Safe Haven
Sejak saat itu, emas menjadi instrumen investasi utama untuk melindungi kekayaan dari inflasi, ketidakstabilan ekonomi, dan penurunan nilai mata uang. Investor menggunakan emas sebagai lindung nilai (hedge) selama krisis keuangan.
5. Investasi Kontemporer
Di era modern, emas diperdagangkan dalam bentuk fisik (batangan, koin), elektronik (ETF, kontrak berjangka), dan juga melalui saham perusahaan pertambangan emas.
Pentingnya Paham Ukuran Gramasi Emas sebelum Berinvestasi
Oke, so, kamu mesti paham apa itu gramasi emas, dan bagaimana pengukurannya. Dengan begitu, kamu bisa membeli sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu. Ini alasannya.
1. Gramasi Memengaruhi Nilai Investasi
Ukuran emas, seperti gram atau ons, memengaruhi nilai investasi karena harga emas per satuan berat bergantung pada kondisi pasar, permintaan global, dan biaya produksi.
Emas dengan ukuran tertentu juga dapat memiliki nilai tambah berdasarkan kelangkaan atau keunikan produk, seperti cetakan khusus atau edisi terbatas.
2. Memudahkan Transaksi
Emas berukuran kecil, seperti 1 gram atau 5 gram, menawarkan kemudahan dalam transaksi karena lebih terjangkau bagi berbagai kalangan pembeli. Ukuran ini juga lebih fleksibel untuk dicairkan.
Maksudnya, dengan gramasi-gramasi kecil, kamu bisa menjualnya jika diperlukan sesuai kebutuhan. Bayangkan kalau kamu punya satu kilogram, padahal kamu hanya butuh sejuta dua juta. Selain itu, susah juga loh, menemukan pembeli yang punya kapasitas pembelian emas yang tinggi.
3. Lebih Mudah Susun Rencana
Emas berukuran kecil umumnya memiliki harga lebih tinggi per gram. Pasalnya, proses produksi, pengemasan, dan distribusinya juga memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan emas berukuran besar.
Nah, dengan kondisi ini, kamu bisa atur rencanamu dengan lebih baik dan memilih ukuran emas yang sesuai dengan kebutuhan, apakah untuk investasi jangka pendek atau panjang. Kamu juga bisa sekaligus memastikan biaya yang dikeluarkan tetap efisien. Jadi, keputusan membeli emas jadi lebih cerdas dan sesuai tujuan.
4. Memudahkan Memilih
Memilih ukuran emas yang sesuai penting banget supaya investasi lebih maksimal. Untuk jangka pendek, emas kecil seperti 1 gram atau 5 gram biasanya jadi pilihan karena gampang dijual dan bisa dicairkan sedikit-sedikit sesuai kebutuhan.
Sementara itu, emas besar seperti 50 gram atau 1 kilogram lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena biayanya lebih hemat per gram dan penyimpanannya lebih efisien. Dengan memilih ukuran yang pas, investasi bisa lebih sesuai dengan rencana keuangan.
Baca juga: Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
5. Memastikan Keaslian Emas
Penting untuk memahami ukuran dan keaslian emas agar terhindar dari risiko emas palsu yang bisa merugikan. Emas palsu atau campuran logam lain sering sulit dikenali tanpa pengetahuan atau alat khusus. Pastikan emas memiliki ukuran, berat, sertifikat keaslian, dan cap produsen yang tepercaya. Dengan begitu, nilainya pun bisa dipastikan sesuai, sehingga dapat menghindari kerugian karena kandungan karat yang tidak sesuai.
Sekarang, sudah jelas kan apa itu gramasi emas dan kenapa penting untuk dipahami sebelum berinvestasi?
Dengan mengenal ukuran emas, kamu bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial. Pasalnya, investasi emas itu enggak cuma soal membeli, tapi juga soal strategi. Jadi, pastikan kamu memahami semua aspeknya agar investasi berjalan lancar dan maksimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengin Jadi Orang Mapan, Tumbuhkan Asetmu
Siapa yang enggak mau jadi orang mapan? Kayaknya sih semua orang juga mau mapan. Buktinya, banyak orang tua yang pengin punya mantu idaman yang mapan. Betul enggak nih?
Yah, menjadi orang mapan memang sering dianggap sebagai tujuan hidup yang ideal. Tapi, kayak apa sih “mapan” itu? Apa ciri-ciri orang mapan itu?
Table of Contents
Ciri-Ciri Orang Mapan
Sebenarnya, enggak pernah ada definisi jelas seperti apa orang mapan itu. Bisa dibilang relatif. Seperti halnya orang kaya. Definisi kaya memang tak pernah jelas kan? Kaya itu yang bagaimana? Sekadar punya uang banyak?
Sama juga, orang mapan itu seperti apa? Apakah punya pekerjaan tetap sudah bisa langsung dianggap sebagai mapan?
Kalau melihat di sekitar kita, mungkin bisa didefinisikan bahwa ciri-ciri orang mapan itu di antaranya adalah:
- Stabil secara finansial, memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, bahkan bisa menabung dan berinvestasi secara rutin.
- Punya aset yang berkembang, seperti properti, investasi, atau tabungan yang terus bertambah nilainya.
- Punya manajemen utang yang baik, mampu mengelola utang dengan bijak, termasuk membayar cicilan tepat waktu.
- Memiliki tujuan keuangan yang jelas, seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau investasi untuk masa depan.
- Sudah memiliki asuransi atau dana darurat yang cukup untuk menghadapi risiko tak terduga.
- Mampu membantu orang lain atau berdonasi tanpa mengorbankan kestabilan keuangannya.
- Punya gaya hidup sesuai kemampuan, enggak boros, dan dapat menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan.
Nah, gimana, apakah kamu setuju dengan ciri-ciri orang mapan seperti yang digambarkan di atas?
Kalau dilihat-lihat, ada satu ciri yang terutama sangat mendefinisikan arti mapan itu sendiri, yakni punya aset yang berkembang.
Setiap orang boleh saja memiliki standar berbeda tentang kemapanan, tetapi indikator utamanya adalah pertumbuhan aset dari tahun ke tahun. Pasalnya, pertumbuhan ini mencerminkan keberhasilan dalam mengelola keuangan dan membuat keputusan finansial yang tepat.
Aset yang terus bertambah memberikan keamanan finansial untuk menghadapi kebutuhan masa depan, seperti pendidikan, kesehatan, atau pensiun, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pendapatan aktif.
Selain itu, kalau asetnya bertumbuh, itu artinya yang bersangkutan mampu memanfaatkan penghasilannya secara efisien dan punya kemampuan berinvestasi. Kondisi ini membantu menciptakan cadangan keuangan yang dapat diandalkan saat menghadapi situasi darurat atau peluang besar.
Aset yang berkembang juga memberikan fleksibilitas dalam mengambil keputusan hidup, seperti memulai bisnis, mengejar pendidikan lebih tinggi, atau pensiun lebih awal.
Nah, jadi sekarang sudah tahu ya, gimana caranya mencari tahu apakah seseorang itu bisa dibilang mapan atau enggak. Coba tanyakan asetnya.
Baca juga: 8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Cara Menumbuhkan Aset agar Cita-Cita Mapan Tercapai
Terus, kalau cita-citanya pengin jadi orang mapan dengan aset yang bertumbuh, gimana caranya? Yuk, kita lihat.
1. Buat Rencana Keuangan
Rencana keuangan adalah kunci untuk mencapai segala jenis cita-cita, termasuk jadi orang mapan. So, tentukan tujuan keuanganmu berdasarkan kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dengan begitu, kamu pun dapat lebih mudah menyusun prioritas dan menentukan langkah yang sesuai.
Rencana keuangan yang baik mencakup alokasi penghasilan, pengelolaan pengeluaran, dan strategi menabung atau berinvestasi. Misalnya, untuk jangka pendek, fokus pada pengelolaan dana darurat dan pembayaran utang berbunga tinggi. Untuk jangka menengah, alokasikan sebagian dana ke investasi rendah hingga menengah risiko.
Sedangkan untuk jangka panjang, pilih instrumen investasi yang dapat memberikan hasil optimal seperti saham atau properti. Langkah ini memastikan aset bertambah sesuai target yang telah ditetapkan.
2. Pilih Instrumen Investasi sesuai Profil Risiko dan Kebutuhan
Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda. Hal ini dapat memengaruhi jenis investasi yang ideal. Kalau enggak sesuai, aset akan sulit bertumbuh. Jadi, coba cari tahu profil risikomu sendiri, sebelum menentukan instrumen investasinya ya.
Selain menyesuaikan dengan profil risiko, kebutuhan juga menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan. Misalnya, untuk kebutuhan jangka pendek, hasil akan lebih optimal dengan reksa dana pasar uang.
Diversifikasi investasi juga penting untuk meminimalkan risiko, misalnya dengan mengalokasikan dana ke berbagai sektor atau jenis aset. Dengan strategi ini, pertumbuhan aset untuk jadi orang mapan akan lebih stabil dan terencana.
3. Kelola Utang
Mengelola utang dengan bijak adalah kunci untuk memastikan aset dapat terus bertumbuh. So, pembayaran utang harus jadi prioritas.
Hindari mengambil utang konsumtif yang enggak signifikan untuk tujuan jangka panjang. Jadi, jika memang harus berutang, pastikan utang tersebut digunakan untuk hal produktif.
Selalu evaluasi kemampuan membayar cicilan dengan mempertimbangkan rasio utang terhadap pendapatan. Rasio ideal adalah maksimal 30% dari total penghasilan bulanan. Dengan pengelolaan yang cermat, utang dapat menjadi alat keuangan yang mendukung pertumbuhan aset, bukan menjadi beban yang menghambatnya.
4. Tingkatkan Pendapatan
Meningkatkan pendapatan juga perlu, sehingga mempercepat pertumbuuhan asetmu. Jadi, mulailah dengan mengeksplorasi peluang pekerjaan sampingan yang sesuai dengan keterampilan. Pekerjaan tambahan ini juga dapat membuka peluang baru untuk memperluas jaringan profesional loh.
Gunakan pendapatan tambahan ini secara bijak, untuk mencapai cita-cita jadi orang mapan dengan lebih cepat. Alokasikan sebagian untuk investasi atau menambah aset produktif.
5. Lindungi Aset dengan Asuransi
Last but not least, penting juga bagi kamu untuk melindungi aset dengan asuransi. Asuransi memberikan perlindungan terhadap kerugian finansial akibat berbagai kejadian, seperti bencana alam, kecelakaan, kerusakan properti, atau masalah kesehatan yang membutuhkan biaya besar.
Tanpa asuransi, biaya tak terduga ini dapat mengganggu keuangan. Boro-boro bisa tercapai cita-cita jadi orang mapan. Bisa jadi aset malah berkurang kalau kamu enggak punya asuransi.
Baca juga: Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Jadi orang mapan itu bukan cuma soal penghasilan, tetapi bagaimana mengelola dan menumbuhkan aset dengan bijak. Dengan langkah yang tepat, kestabilan keuangan dan masa depan yang lebih cerah dapat dicapai.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Mulai Berinvestasi dengan Pendapatan Terbatas untuk Ibu Muda
Mulai berinvestasi sering kali terasa sulit, terutama bagi ibu muda dengan pendapatan terbatas. Namun, dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang cukup, investasi bisa menjadi cara efektif untuk mencapai kestabilan finansial jangka panjang.
Artikel ini akan membahas cara-cara mulai berinvestasi yang dapat diikuti oleh ibu muda tanpa harus mengorbankan kebutuhan sehari-hari.
Table of Contents
Cara Mulai Berinvestasi untuk Ibu Muda
Siapa bilang ibu muda tak perlu paham investasi? Justru karena ibu umumnya adalah “menteri keuangan” keluarga, makanya harus tahu investasi yang bener.
Namun, faktanya, banyak ibu muda merasa terintimidasi oleh konsep investasi karena khawatir akan risiko dan minimnya pengalaman. Nah, sekarang sih enggak perlu khawatir lagi. Dengan langkah-langkah sederhana dan alat investasi yang mudah digunakan, proses ini bisa menjadi lebih mudah dan terjangkau.
Berikut adalah panduan praktis yang bisa membantu ibu muda mulai berinvestasi dengan aman dan efisien.
1. Mulai dari yang Kecil
Mulailah dengan menanamkan dana dalam investasi kecil seperti tabungan berjangka atau deposito. Kedua opsi ini memberikan hasil yang stabil dan aman, ideal bagi yang baru memulai perjalanan investasi.
Tabungan berjangka memungkinkan menabung dengan jangka waktu tertentu dan bunga yang lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Sementara deposito menawarkan keuntungan pasti dengan tingkat bunga tetap selama periode yang ditentukan, memberikan ketenangan karena bebas dari fluktuasi pasar.
Pilihan ini membantu membangun fondasi finansial yang kuat sebelum mencoba investasi yang lebih berisiko.
Baca juga: Pentingnya Perencanaan Keuangan untuk Ibu Rumah Tangga
2. Gunakan Aplikasi Investasi
Manfaatkan aplikasi investasi yang mudah digunakan. Sekarang ada banyak kok. Aplikasi ini memungkinkan untuk mulai berinvestasi dengan nominal kecil, sehingga cocok bagi pemula yang ingin mencoba investasi tanpa risiko besar.
Selain itu, umumnya aplikasi seperti ini juga menawarkan berbagai pilihan produk investasi, mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi, cukup dari satu tempat saja. Dengan begitu, dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko.
Pastikan saja aplikasinya juga dilengkapi dengan fitur edukasi dan analisis, sehingga dapat membantu membuat keputusan investasi lebih baik dan bijak.
3. Saham dan Reksa Dana
Mulai berinvestasi dalam saham atau reksa dana bisa dilakukan dengan modal kecil. Dua instrumen ini adalah yang paling populer. Kenapa bisa mulai dari keduanya? Kalau ada masalah, ibu muda bisa punya banyak tempat untuk bertanya.
Lagi pula, platform investasi zaman sekarang memungkinkan pembelian saham atau reksa dana dengan jumlah minimum. Ada yang bisa mulai dari Rp10.000 dan bisa bayar pakai ewallet loh! Dengan begitu, jadi lebih terjangkau bagi pemula.
Dengan investasi dalam saham, dapat berpartisipasi langsung dalam kepemilikan perusahaan dan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham. Reksa dana, di sisi lain, menawarkan diversifikasi dengan mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam portofolio yang terdiri dari berbagai instrumen keuangan, mengurangi risiko dan memberikan potensi keuntungan yang stabil.
Pilihan ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan untuk mulai membangun portofolio investasi yang solid dengan dana terbatas.
4. Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, penting untuk menyiapkan dana darurat. Dana ini berfungsi sebagai penyangga finansial untuk mengatasi kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Punya dana darurat yang cukup membantu menjaga stabilitas keuangan keluarga dan mencegah penggunaan dana investasi untuk kebutuhan mendesak. Idealnya, dana darurat sebaiknya mencakup pengeluaran hidup selama 6-12 bulan, sehingga memberikan waktu yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan situasi keuangan yang baru.
5. Pelajari dan Edukasi Diri
Sisihkan waktu untuk belajar mengenai berbagai jenis investasi. Pengetahuan ini penting untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Manfaatkan sumber online gratis yang banyak tersedia, seperti artikel, video, dan podcast QM Financial. Dengan memahami risiko dan potensi keuntungan dari berbagai instrumen investasi, dapat lebih siap dan percaya diri dalam mengelola portofolio. Edukasi diri terus-menerus adalah kunci untuk sukses dalam berinvestasi jangka panjang.
6. Diversifikasi
Sebarkan investasi ke berbagai instrumen seperti emas, properti, atau saham untuk mengurangi risiko. Diversifikasi membantu meminimalkan potensi kerugian dengan enggak menempatkan seluruh dana di satu tempat.
Misalnya, jika saham mengalami penurunan, nilai investasi di emas atau properti mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat. Ini memberikan keseimbangan dalam portofolio investasi dan melindungi dari fluktuasi pasar yang tajam.
Dengan diversifikasi yang baik, dapat mencapai pertumbuhan yang lebih konsisten dan mengurangi dampak negatif dari investasi yang kurang menguntungkan.
7. Konsisten dan Disiplin
Buat rencana investasi yang jelas dan patuhi dengan konsisten. Disiplin dalam menyisihkan sebagian pendapatan untuk diinvestasikan sangat penting untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.
Rutinitas ini akan membantu membangun portofolio yang kuat seiring waktu. Dengan konsistensi dan disiplin, tujuan finansial lebih mudah tercapai dan masa depan keuangan lebih terjamin.
Baca juga: Beauty on a Budget: Perawatan Kulit Efektif dan Hemat untuk Ibu Modern
Dengan langkah-langkah praktis ini, ibu muda dapat mulai berinvestasi dengan pendapatan terbatas tanpa merasa kewalahan. Edukasi, disiplin, dan pemilihan investasi yang tepat akan membantu mencapai kestabilan finansial di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Sama dengan Judi? Ini 5 Perbedaan Besar Keduanya
Banyak yang bertanya-tanya, apakah investasi sama dengan judi? Pertanyaan ini sering muncul ketika melihat risiko dan ketidakpastian yang ada pada keduanya.
Memang, pada pandangan pertama, investasi dan judi tampak memiliki beberapa kesamaan, khususnya dalam hal potensi keuntungan cepat—untuk metode investasi tertentu—dan adanya risiko kehilangan modal.
Namun, ketika ditelusuri lebih dalam, terdapat perbedaan fundamental yang jelas antara keduanya. So, kali ini kita akan membahas beberapa perbedaan utama antara investasi dan judi, membantu memahami kedua konsep tersebut dengan lebih jelas dan mengapa keduanya tidak seharusnya dianggap sama.
Table of Contents
Apa Itu Investasi?
Investasi adalah penggunaan uang atau modal dalam sebuah usaha atau proyek dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.
Dalam konteks finansial, investasi artinya kamu melakukan pembelian aset atau barang yang diharapkan akan menghasilkan pendapatan. Atau, yang bisa meningkat nilainya sehingga bisa dijual dengan harga lebih tinggi. Tujuan utama investasi adalah untuk memperoleh pengembalian yang stabil dan berkelanjutan.
Apa Itu Judi?
Judi adalah kegiatan bertaruh uang atau sesuatu yang berharga pada hasil dari suatu permainan, kontes, atau kejadian yang tidak pasti. Hasilnya sangat bergantung pada unsur kebetulan atau keberuntungan. Kegiatan ini umumnya memiliki risiko tinggi karena hasilnya sulit diprediksi dan enggak berdasar pada analisis atau pengetahuan mendalam.
Judi cenderung menawarkan hasil yang cepat dan tidak terjamin. Dalam judi, peluang untuk kehilangan uang acap kali sama besar atau bahkan lebih besar daripada peluang untuk mendapatkan uang. Hal inilah yang menjadikannya aktivitas yang berisiko tinggi tanpa jaminan pengembalian.
Baca juga: Judi Online: Mengapa Orang Masih Saja Terjebak?
Perbedaan Investasi dan Judi
So, dari definisinya di atas saja sebenarnya sudah terlihat, apakah investasi sama dengan judi.
Perbedaan antara investasi dan judi cukup signifikan, terutama dari segi pendekatan, tujuan, dan risiko. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utamanya.
1. Dasar Keputusan
Keputusan berinvestasi didasarkan pada analisis yang cermat. Investor akan melakukan penelitian pasar dan evaluasi kinerja masa lalu. Investor akan menggunakan data dan model untuk mendapatkan gambaran potensi hasil di masa depan.
Sementara judi, keputusannya didasarkan pada keberuntungan dan kebetulan. Enggak ada analisis yang dapat secara akurat memprediksi hasilnya, karena hasilnya acak dan tak tergantung pada keterampilan atau pengetahuan.
2. Tujuan
Tujuan investasi adalah untuk memperoleh pengembalian modal atau pendapatan secara berkelanjutan dalam jangka panjang, melalui pertumbuhan nilai atau dividen.
Sementara judi, tujuannya sama-sama untuk mendapatkan uang sih, tetapi jangka pendek melalui satu transaksi atau permainan. Enggak ada nilai tambah atau pengembalian yang diharapkan selain dari kemenangan itu sendiri.
3. Risiko
Risiko yang ada dalam investasi bisa dikelola dan dapat diminimalkan melalui beberapa cara, seperti diversifikasi, analisis, dan strategi jangka panjang. Sementara risiko judi bersifat inheren, dan peluang untuk kehilangan uang bisa sangat tinggi.
4. Periode Waktu
Investasi merupakan instrumen keuangan jangka panjang. Berbeda dengan aktivitas trading, investor akan menyimpan aset investasinya dalam waktu yang lama, sesuai tujuan keuangannya. Dalam prosesnya, diperlukan review dan evaluasi agar pertumbuhannya sesuai dengan harapan.
Judi enggak ada periode waktu. Saat itu main, ya bisa jadi saat itu juga menang atau kalah.
5. Pengaruh Eksternal
Pengaruh eksternal seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan faktor industri bisa berdampak pada hasil investasi, tetapi tetap dalam konteks yang dapat dianalisis. Sementara, hasil judi enggak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang bisa dianalisis; semua bergantung pada keberuntungan atau kebetulan yang terjadi di saat yang sama.
Saat Investasi Bisa Dibilang Judi
Memahami apakah investasi sama dengan judi bisa membantu dalam membuat keputusan tentang di mana menempatkan uang untuk tujuan jangka panjang versus kepuasan instan dengan risiko tinggi.
Nah, menariknya, dalam beberapa konteks, orang mungkin menganggap investasi sebagai bentuk judi. Kok bisa? Iya, hal ini sering terjadi dalam situasi berikut:
- Beberapa jenis investasi, seperti saham-saham tertentu, mata uang kripto, atau komoditas, dapat memiliki fluktuasi harga yang sangat cepat dan tidak terduga, mirip dengan sifat judi.
- Ketika individu atau entitas membeli aset dengan harapan harga akan naik dengan cepat, berdasarkan ekspektasi pasar daripada fundamental perusahaan, hal ini bisa dianggap sebagai spekulasi. Spekulasi sering kali dipandang mirip dengan judi karena bertaruh pada perubahan harga jangka pendek.
- Menggunakan leverage, atau hasil utang untuk memperbesar potensi keuntungan, juga meningkatkan risiko. Hal ini bisa membuat investasi lebih mendekati judi, hasilnya bisa sangat menguntungkan atau sebaliknya, menyebabkan kerugian besar.
- Investasi tanpa diserta riset yang memadai atau hanya berdasarkan tip dan rumor, hampir sama dengan bertaruh pada keberuntungan.
So, gimana? Pastinya enggak mau kan, kalau kamu melakukan investasi sama dengan judi, seperti kondisi-kondisi di atas?
Baca juga: 7 Sikap Contoh Less Literate secara Finansial yang Bisa Merugikan
Tip agar Investasimu Enggak Jadi Judi
Untuk memastikan bahwa investasi kamu lebih terstruktur dan tidak bersifat spekulatif sehingga investasi sama dengan judi, berikut adalah beberapa tip yang bisa diikuti.
1. Do Your Research
Selalu lakukan riset dan analisis dengan cermat sebelum berinvestasi. Pelajari karakteristik instrumen, fundamental perusahaan, kondisi industri, dan faktor ekonomi makro yang bisa memengaruhi investasi kamu.
2. Diversifikasi Portofolio
Hindari menempatkan semua dana yang kamu punya ke dalam satu investasi atau satu jenis aset. Diversifikasi portofolio bisa membantu mengurangi risiko dan memperlancar fluktuasi nilai investasi kamu.
3. Investasi Jangka Panjang
Berfokuslah pada investasi jangka panjang daripada mencari keuntungan cepat. Investasi yang dipegang untuk jangka waktu yang lama cenderung lebih stabil dan menghasilkan pengembalian yang lebih dapat diprediksi.
4. Pantau dan Fleksibel
Selalu update informasi tentang kondisi pasar dan siap untuk menyesuaikan strategi jika lingkungan dan kondisi berubah. Fleksibilitas bisa membantu mengurangi potensi kerugian.
5. Belajar Terus
Industri finansial akan berkembang secara dinamis. Akan sangat besar potensi untuk muncul beragam jenis instrumen baru atau hal-hal lain ke depannya. Agar kamu bisa memanfaatkannya dengan baik, belajar terus tanpa henti adalah hal yang sangat disarankan. Dengan belajar terus, kamu bisa keep up dengan perubahan, juga bisa menekan potensi risiko hal-hal yang tak diinginkan. Misalnya saja, kamu jadi tahu beragam modus penipuan yang juga semakin canggih.
Meskipun sering kali timbul pertanyaan apakah investasi sama dengan judi, perbedaan mendasar antara keduanya sudah jelas berdasarkan analisis dan uraian di atas.
Mengetahui hal ini, semoga pemahaman yang lebih dalam dan kejelasan tentang apa itu investasi dan bagaimana investasi berbeda dari judi dapat menginspirasi untuk membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Tujuan Finansial Dana Pendidikan Anak
Merencanakan masa depan finansial, terutama untuk dana pendidikan anak, membutuhkan strategi yang matang dan sesuai dengan kebutuhan. Contoh rencana investasi pribadi bisa menjadi panduan untuk mencapai tujuan ini dengan efektif.
Dengan berbagai pilihan instrumen investasi, seperti reksa dana, obligasi, dan deposito, langkah awal untuk mempersiapkan dana pendidikan bisa dilakukan dengan lebih terencana.
Penting untuk memahami bahwa setiap rencana investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan jangka waktu yang diinginkan. Dengan memilih instrumen yang tepat dan mengalokasikan dana secara bijaksana, tujuan finansial dapat tercapai tanpa perlu menghadapi risiko yang terlalu tinggi.
Table of Contents
Langkah-Langkah Membuat Rencana Investasi Pribadi
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rencana investasi guna mencapai tujuan dana pendidikan anak.
1. Menentukan Tujuan Finansial dengan Jelas
Tentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pendidikan anak. Misalnya, biaya kuliah di universitas yang diinginkan. Tentukan juga jangka waktu untuk mencapai tujuan ini, seperti 15 tahun ke depan.
2. Menghitung Dana yang Perlu Diinvestasikan
Hitung jumlah dana yang perlu diinvestasikan secara rutin berdasarkan target dana pendidikan dan jangka waktu yang telah ditentukan. Gunakan rumus Future Value (FV) untuk menghitung berapa besar investasi bulanan yang diperlukan untuk mencapai target dana dengan asumsi tingkat pengembalian tertentu.
3. Menilai Profil Risiko
Tentukan profil risiko yang sesuai dengan kondisi keuangan dan toleransi terhadap risiko. Profil risiko akan memengaruhi pemilihan jenis instrumen investasi. Untuk tujuan pendidikan yang biasanya berjangka menengah hingga panjang, investasi dengan risiko moderat seperti reksa dana campuran dan obligasi bisa dipertimbangkan.
4. Memilih Instrumen Investasi yang Tepat
Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Misalnya, kombinasi reksa dana campuran, obligasi pemerintah, dan deposito. Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan dana.
5. Membuat Alokasi Dana yang Diversifikasi
Tetapkan alokasi dana untuk setiap instrumen investasi. Misalnya, 40% untuk reksa dana campuran, 30% untuk obligasi, dan 30% untuk deposito. Alokasi ini bisa disesuaikan sesuai dengan perubahan kondisi keuangan atau pasar.
6. Menyisihkan Dana Secara Berkala
Lakukan investasi secara konsisten, misalnya setiap bulan, untuk memastikan pertumbuhan dana yang stabil. Otomatiskan setoran ke dalam instrumen investasi yang telah dipilih untuk menjaga disiplin finansial.
7. Menyiapkan Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, pastikan sudah memiliki dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan biaya hidup. Dana darurat ini penting untuk melindungi keuangan dari kejadian tak terduga dan tidak memengaruhi rencana investasi.
8. Memantau dan Mengevaluasi Investasi Secara Berkala
Lakukan evaluasi terhadap kinerja investasi secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali. Jika ada instrumen yang tidak memberikan hasil sesuai harapan, pertimbangkan untuk melakukan rebalancing portofolio.
9. Menyesuaikan Rencana Investasi Sesuai Perubahan Kondisi
Sesuaikan rencana investasi jika ada perubahan dalam kondisi finansial, tujuan, atau profil risiko. Misalnya, ketika mendekati waktu kuliah, bisa mengalihkan sebagian dana dari instrumen berisiko tinggi ke instrumen yang lebih aman seperti deposito atau obligasi.
10. Menghindari Pengeluaran Dana Investasi Kecuali untuk Tujuan yang Ditetapkan
Jaga agar dana yang diinvestasikan tetap berada dalam portofolio hingga mencapai tujuan. Hindari penggunaan dana investasi untuk kebutuhan lain agar rencana keuangan tetap berjalan sesuai target.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, tujuan dana pendidikan anak dapat tercapai secara lebih terencana dan terukur.
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Dana Pendidikan Anak
Berikut adalah contoh rencana investasi pribadi untuk tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta yang harus tercapai dalam 15 tahun ke depan. Rencana ini menggunakan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko moderat.
Target: Rp200 juta dalam 15 tahun
Strategi Investasi:
1. Reksa Dana Campuran (40% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 40% dari dana investasi bulanan dialokasikan ke reksa dana campuran. Instrumen ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat karena menggabungkan saham dan obligasi.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 8-10%.
- Keuntungan: Diversifikasi antara saham dan obligasi memberikan potensi pertumbuhan yang lebih baik daripada hanya obligasi saja, sambil tetap mengurangi risiko dibandingkan investasi saham murni.
2. Obligasi Pemerintah (30% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 30% dari dana investasi bulanan ditempatkan di obligasi pemerintah, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Sukuk Ritel.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 6-7%.
- Keuntungan: Risiko yang relatif rendah dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Obligasi pemerintah juga aman dan memberikan pendapatan tetap.
3. Deposito Berjangka (20% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 20% dari dana investasi bulanan dimasukkan ke dalam deposito berjangka di bank.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan imbal hasil yang stabil. Cocok untuk menjaga likuiditas dana dan memberikan kepastian pengembalian.
4. Reksa Dana Pasar Uang (10% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 10% dari dana investasi bulanan ditempatkan di reksa dana pasar uang.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan likuiditas tinggi. Cocok untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek.
Contoh Perhitungan Investasi Bulanan
Untuk mencapai target Rp200 juta dalam 15 tahun dengan asumsi imbal hasil rata-rata 7% per tahun dari keseluruhan portofolio:
Total Investasi Bulanan yang Dibutuhkan:
Dengan menggunakan rumus FV (Future Value), total investasi bulanan yang dibutuhkan kira-kira sekitar Rp600.000 – Rp700.000 per bulan, tergantung pada fluktuasi pasar dan kinerja masing-masing instrumen investasi.
Pro tips
- Evaluasi secara Berkala: Setiap 6 bulan atau setahun sekali, evaluasi portofolio untuk memastikan kinerja investasi sesuai dengan target yang ditetapkan.
- Penyesuaian: Jika ada perubahan signifikan dalam kondisi pasar atau keuangan, pertimbangkan untuk menyesuaikan alokasi investasi.
- Pertimbangkan Inflasi: Imbal hasil dan target dana pendidikan harus mempertimbangkan inflasi yang bisa mempengaruhi biaya pendidikan di masa depan.
Dengan strategi diversifikasi ini, tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta dalam 15 tahun diharapkan dapat tercapai dengan risiko yang moderat dan pengelolaan yang lebih aman.
Of course, yang di atas adalah contoh rencana investasi pribadi, yang dilakukan sebagai studi kasus saja. Kamu bisa mengganti angka, instrumen, dan detail lainnya sesuai kondisi dan kemampuan kamu. Diharapkan juga kamu selalu ingat, bahwa asumsi selalu salah.
Bagaimana, tertarik untuk mempelajari cara membuat rencana keuangan seperti ini lebih lanjut? Tak hanya berhenti di contoh rencana investasi pribadi untuk dana pendidikan, tetapi juga untuk dana pensiun, dana rumah pertama, dan lain sebagainya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Investasi dengan Modal Utang, Yay or Nay?
Memulai investasi sekarang itu enggak memerlukan modal yang besar. Untuk memulai, dana awal yang dibutuhkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti gaji bulanan, bonus, atau sisa pengeluaran. Tapi, kok ya ada yang kepikiran pengin investasi dengan modal utang.
Padahal, berutang untuk investasi bukanlah langkah yang disarankan karena dapat menambah beban keuangan.
Sebenarnya, di sisi lain, berutang itu enggak selalu memiliki dampak negatif jika digunakan dengan bijak. Sebagai contoh, utang produktif dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Utang seperti ini biasanya digunakan untuk membeli aset yang nilai jualnya dapat meningkat seiring waktu, sehingga potensi keuntungan dapat mengatasi biaya utang tersebut.
Utang produktif sering kali dianggap sebagai strategi investasi yang cerdas karena dapat meningkatkan aset dan pendapatan di masa depan.
Table of Contents
Prinsip Utang Produktif
Utang produktif ini sering dianggap sebagai “utang baik”. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari jenis utang ini, terutama untuk pengelolaan keuangan jangka panjang.
Utang ini memungkinkan peningkatan nilai aset di masa depan, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa melampaui biaya utang. Salah satu bentuk utang produktif adalah pinjaman untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Dengan pinjaman sebesar Rp500 juta, misalnya, rumah yang dibeli bisa disewakan untuk membantu pembayaran cicilan bulanan ke bank. Strategi ini disebut sebagai pemanfaatan aset untuk menghasilkan pendapatan pasif.
Seiring berjalannya waktu, nilai properti biasanya mengalami kenaikan, terutama jika terdapat pengembangan infrastruktur di area sekitarnya. Misalnya saja, ada pembangunan seperti jalan tol, rumah sakit, atau sekolah di dekat lokasi properti. Nah, yang begini nih dapat meningkatkan nilai jual rumah.
Misalnya, rumah yang dibeli dengan harga Rp500 juta bisa meningkat harganya menjadi Rp1 miliar dalam kurun waktu 10 tahun, berkat adanya pembangunan strategis tersebut.
Contoh lain dari utang produktif adalah pinjaman modal usaha. Pinjaman ini bisa digunakan untuk memulai atau mengembangkan sebuah bisnis. Dengan mengajukan pinjaman ke bank, dana yang didapat bisa diinvestasikan ke dalam usaha yang potensial.
Penggunaan modal ini enggak hanya untuk menjalankan usaha tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan keuntungan usaha di masa depan.
Baca juga: 5 Kesalahan dalam Membayar Utang
Lalu, kalau Investasi Modal Utang, Kenapa Enggak Disarankan?
Nah, dengan bertolak dari prinsip di atas, lantas kenapa investasi enggak disarankan dilakukan dengan modal utang? Padahal ya, konteksnya sama, misalnya dengan KPR. Modal utang, nantinya mendapatkan return yang signifikan.
Kalau dinalar, sepertinya masuk akal sih, ada orang yang beranggapan bahwa investasi juga bisa dong dilakukan dengan modal utang. Kan, nantinya ada nilai return-nya?
Investasi sering kali dilakukan dengan memanfaatkan utang yang bertujuan produktif. Di Indonesia, contoh umum dari utang produktif meliputi kredit modal kerja, pembiayaan pembelian rumah, atau pembelian kendaraan yang semuanya memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan. Dengan strategi yang tepat, utang ini bisa diolah sehingga menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Meskipun begitu, modal utang untuk berinvestasi bukan tanpa risiko. Investasi seperti saham, peer to peer lending, atau mata uang kripto yang sangat fluktuatif bisa memberikan hasil yang sangat variatif—laba besar pada suatu hari dan kerugian di hari lain. Pergerakannya terlalu luas, dan sangat tergantung pada kondisi eksternal.
Sementara itu, beban bunga dari pinjaman yang diambil tetap harus dibayar secara rutin setiap bulan tanpa memandang hasil investasi.
So, meskipun enggak ada larangan mutlak terhadap modal utang untuk berinvestasi, pendekatan ini enggak selalu direkomendasikan. Adalah sangat penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati, membandingkan potensi imbal hasil investasi dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Agar risiko lebih terkelola dengan baik, ada baiknya untuk memulai investasi dengan dana yang sudah ada. Istilahnya, dana dingin, terutama setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, untuk mengurangi potensi risiko yang mungkin timbul.
Memahami bahwa investasi bukan hanya tentang potensi keuntungan, tetapi juga tentang kemungkinan kerugian, adalah kunci dalam pengambilan keputusan keuangan.
Berinvestasi dengan Modal Minim: Panduan Lengkap
Memulai investasi dengan modal yang kecil adalah strategi yang cocok bagi pemula. Mulai dengan jumlah yang kecil merupakan langkah awal yang baik untuk mengenal dunia investasi tanpa risiko besar.
Enggak perlu terburu-buru ingin mendapatkan hasil besar, kunci dalam berinvestasi adalah konsisten. Apalagi jika jangka waktunya masih panjang.
Supaya melengkapi artikel ini, berikut ada beberapa instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, tanpa modal utang.
1. Reksa Dana
Reksa Dana menjadi pilihan menarik lainnya, khususnya bagi yang baru terjun ke investasi. Dengan modal awal Rp100.000, investor bisa menikmati keuntungan yang kompetitif setiap tahunnya. Dana yang diinvestasikan akan dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan dialokasikan ke berbagai instrumen seperti pasar uang, saham, obligasi, atau campuran.
2. Investasi Emas
Investasi emas juga merupakan alternatif yang menarik, terutama karena emas dikenal sebagai aset yang aman dari inflasi. Zaman sekarang, kita bisa memilih, mau beli emas riil atau digital, dengan berat yang bervariasi. Kalau memang mampunya kecil, ya enggak masalah. Bahkan, kamu bisa menabung emas digital dari sisa hasil belanja online, karena banyak marketplace juga menyediakan layanannya.
3. Deposito
Deposito merupakan pilihan investasi lain dengan modal minim yang ditawarkan oleh bank. Ada bank yang menawarkan deposito dengan modal awal Rp1 juta saja.
Keuntungan utama dari deposito adalah bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa dan stabilitas yang lebih terjamin. Investor bisa memilih jangka waktu mulai dari sebulan hingga sepuluh tahun, dengan imbal hasil yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama.
Baca juga: Mulai Investasi, Berikut 5 Hal yang Harus Selalu Menjadi Pertimbangan Sebelumnya
Nah, dengan berbagai pilihan yang ada, memulai investasi dengan modal kecil enggak lagi menjadi halangan. Enggak perlu modal utang kan?
Dengan konsistensi dan pengelolaan yang baik, investasi kecil ini bisa berkembang dan menghasilkan keuntungan besar di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil Ya, untuk Investasi?
Memilih lebih baik beli emas gram besar atau kecil, bisa jadi membingungkan bagi banyak orang. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Emas besar sering kali lebih ekonomis karena biaya per gramnya lebih rendah dibandingkan dengan emas yang lebih kecil. Namun, emas kecil lebih fleksibel untuk dijual kembali karena harganya lebih terjangkau bagi pembeli yang beragam.
Sampai sekarang, investasi emas selalu menjadi topik yang ramai dibahas. Emas, sebagai salah satu instrumen investasi, banyak dianggap sebagai pilihan yang aman. Nilai emas yang cenderung meningkat setiap tahun menjadikannya pilihan investasi yang menarik. Emas juga dikenal karena likuiditasnya, yang berarti bisa dengan mudah dijual kembali.
Meskipun keuntungan yang diperoleh dari emas tidak selalu besar, menabung emas jangka panjang bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan. Bagi pemula, memilih emas sebagai instrumen investasi mungkin menimbulkan kebingungan. Terkhusus dalam memutuskan apakah lebih baik beli emas gram besar atau kecil
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, penting untuk mempertimbangkan tujuan finansial dan kemampuan ekonomi sebelum membuat keputusan.
Table of Contents
Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil?
Jadi, pertimbangan lebih baik beli emas gram besar atau kecil tergantung pada beberapa hal. Apa saja? Mari kita lihat.
1. Tujuan Investasi
Menentukan tujuan investasi merupakan langkah awal yang penting untuk memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil.
Jika kebutuhannya besar, emas batangan berukuran besar akan lebih direkomendasikan. Hal ini karena nilai yang tersimpan dalam emas batangan besar akan terasa lebih signifikan dan menawarkan potensi apresiasi nilai yang lebih besar seiring waktu.
Di sisi lain, jika tujuan investasinya bersifat jangka pendek, memilih emas batangan berukuran kecil bisa lebih menguntungkan. Ukuran yang lebih kecil memungkinkan fleksibilitas lebih tinggi dalam penjualan kembali, sehingga cocok untuk tujuan yang memerlukan likuiditas lebih cepat.
Dengan menentukan tujuan lebih dulu, kita bisa mendapatkan keuntungan yang paling optimal nantinya.
Baca juga: Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi
2. Harga
Variasi gramasi emas yang tersedia di pasaran sangat luas, mulai dari kurang dari satu gram hingga satuan kilogram. Harganya sudah pasti juga akan berbeda. Untuk memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil, faktor harga ini juga akan memengaruhi.
Emas batangan dengan gramasi yang lebih kecil memiliki harga yang lebih terjangkau, memudahkan bagi yang ingin memulai investasi emas dengan anggaran yang terbatas.
Buat kamu yang memang memiliki modal lebih besar, membeli emas batangan dengan gram yang lebih besar bisa lebih menguntungkan. Harga per gram emas biasanya lebih rendah ketika membeli dalam jumlah yang lebih besar.
Misalnya, emas satu gram dengan harga Rp1.000.000. Pada gramasi lebih besar, misalnya katakanlah 10 gram, mungkin saja akan dihargai Rp9.500.000. Untuk selisihnya ini sudah pasti tergantung kondisi pasar ya, bisa lebih besar bisa juga lebih kecil.
Intinya, ada penghematan yang bisa dilakukan dari selisih tersebut. Dengan begitu, ada keuntungan dari efisiensi biaya serta potensi keuntungan yang lebih besar dari waktu ke waktu.
3. Kemampuan
Penyesuaian antara kemampuan dan tujuan juga sangat penting ketika hendak memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil.
Memulai investasi dengan emas batangan berukuran kecil adalah pilihan yang masuk akal bagi kamu yang punya anggaran terbatas. Ingat kan, sedikit demi sedikit, bisa menjadi bukit? Yang penting, konsistensi. Meskipun dimulai dengan jumlah yang kecil, investasi yang teratur dapat tumbuh menjadi jumlah yang signifikan seiring waktu.
Begitu pula sebaliknya. Jika kamu memang punya kemampuan, membeli emas dalam gramasi besar akan lebih menguntungkan, seperti dijelaskan di poin kedua di atas.
4. Kondisi Pasar
Kondisi pasar memainkan peran penting dalam menentukan apakah lebih menguntungkan membeli emas dalam gram besar atau kecil.
Saat pasar sedang stabil dan harga emas cenderung stabil atau naik secara bertahap, membeli emas dalam gram besar bisa lebih ekonomis. Alasannya kurang lebih sama dengan poin dua di atas; biaya per gram yang lebih rendah saat membeli dalam jumlah besar, sehingga memberikan keuntungan lebih pada saat menjual kembali.
Namun, dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau ketika terjadi ketidakpastian ekonomi, emas batangan kecil mungkin lebih praktis. Hal ini karena emas kecil lebih likuid dan lebih mudah dijual kembali, memberikan fleksibilitas lebih besar untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek.
Selain itu, emas kecil memungkinkan pembeli untuk secara bertahap meningkatkan investasi mereka tanpa perlu komitmen finansial yang besar sekaligus, yang bisa sangat berguna dalam situasi pasar yang tidak menentu.
Pro Tip Investasi Emas
Sudah tahu mana yang lebih baik beli emas gram besar atau kecil, berikutnya kamu harus tahu bagaimana mengoptimalkan investasi emas ini.
Investasi emas dikenal sebagai salah satu cara yang efektif untuk melawan inflasi. Nilai emas yang cenderung naik membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk penyimpanan nilai jangka panjang. Untuk merasakan peningkatan nilai yang signifikan, menyimpan emas dalam jangka waktu yang panjang akan lebih disarankan.
Berikut adalah grafik peningkatan harga emas 5 tahun belakangan, diambil dari situs Harga Emas.
Bisa dilihat kan, bahwa harga emas lima tahun yang lalu telah meningkat dua kali lipat hingga saat ini. Hal ini membuktikan bahwa emas merupakan investasi yang dapat diandalkan dalam meningkatkan kekayaan dalam periode yang lebih lama.
Karena itu, mau lebih baik beli emas gram besar atau kecil, dua-duanya akan lebih menguntungkan jika disimpan dalam jangka waktu panjang.
So, apakah sudah terjawab pertanyaan lebih baik beli emas gram besar atau kecil? Jawabannya lebih banyak tergantung pada tujuan finansial dan kondisi pribadi saat melakukan pembelian. Pilihan ini akan menentukan efektivitas investasi emas dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Baca juga: Investasi Emas: 5 Hal yang Harus Dipahami Lebih Dulu
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Instrumen Investasi yang Cocok untuk Content Creator
Di zaman sekarang, profesi content creator memainkan peran penting dalam menghibur dan memberi informasi kepada publik. Namun, pendapatan yang enggak tetap membuat para pembuat konten ini perlu memikirkan strategi investasi yang solid untuk mengamankan masa depan finansial masing-masing.
Menentukan instrumen investasi yang tepat bisa menjadi tantangan, terutama tanpa bantuan yang tepat.
Investasi enggak sekadar menyimpan uang, tetapi juga tentang bagaimana mengembangkannya. So, pemilihan instrumen yang tepat ini krusial. Dengan memilih yang tepat, stabilitas finansial bisa dicapai—meskipun penghasilan tidak tetap—dan bahkan mungkin memberi kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek kreatif baru.
Siapa Itu Content Creator?
Content creator adalah seseorang yang menciptakan dan membagikan konten, biasanya di platform digital, untuk menghibur, mendidik, atau memberi informasi kepada audiens.
Nah, outputnya di sini bisa beragam. Misalnya:
- Video, misalnya seperti yang diunggah ke YouTube, TikTok, atau Instagram. Video ini bisa berupa tutorial, ulasan produk, cerita perjalanan, vlog, dan lain-lain.
- Artikel dan blog, yang membahas segala sesuatu yang informatif atau menghibur, mulai dari teknologi, mode, perjalanan, kuliner, dan banyak lagi.
- Fotografi, biasanya diunggah di platform seperti Instagram atau situs web portofolio profesional, kayak sekarang yang lagi ramai jualan foto di Shutterstock. Konon, hasilnya lumayan.
- Podcast, ini prinsipnya sama kayak video atau tulisan artikel, tetapi ini sifatnya audio; bahas berbagai topik atau yang menampilkan wawancara dengan tamu-tamu menarik.
- Grafis dan desain, kayak ilustrasi, atau materi visual lainnya yang bisa digunakan dalam kampanye pemasaran, konten media sosial, atau sebagai karya seni digital.
- Musik, efek suara, atau karya audio lainnya. Umumnya diunggah secara independen atau digunakan dalam produksi multimedia.
Nah, jadi intinya sih, para content creator ini adalah mereka menggunakan keterampilan kreatif dan teknis untuk mengembangkan konten yang menarik, yang bisa menjadi sumber pendapatan utama atau sampingan.
Dengan perkembangan teknologi digital dan media sosial, profesi ini kini semakin populer dan dianggap penting dalam pemasaran digital dan industri hiburan.
Baca juga: Mengungkap Potensi Penghasilan Sebagai Content Creator di Indonesia
Mengapa Content Creator Juga Penting untuk Berinvestasi?
So, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa jauh kamu sudah mengelola keuangan dengan baik? Karena, penghasilan gede tak akan ada artinya, kalau kamu enggak tahu caranya mengelola keuangan. Yang ada ya teteup aja, selalu merasa kurang.
Termasuk di dalam pengeloaan keuangan ini adalah perencanaan masa depan. Ya kan, kamu hidup enggak cuma buat masa sekarang kan?
Nah, makanya investasi itu penting buat para pekerja kreatif gini. Berikut alasan selengkapnya.
1. Pendapatan yang Enggak Stabil
Pendapatan orang yang bergerak di industri kreatif kayak gini umumnya fluktuatif dan enggak teratur. Tergantung banget sama ada enggaknya proyek, produktivitas, algoritma platform yang digunakan, bahkan sampai viral enggaknya konten yang dibuat.
Nah, investasi dapat membantu menghasilkan aliran pendapatan pasif yang memberi stabilitas finansial.
2. Pengelolaan Risiko
Dengan berinvestasi, risiko finansial dapat dikurangi. Investasi yang bijak bisa menjadi benteng saat pendapatan utama mereka terganggu atau saat terjadi perubahan pasar yang tidak terduga.
3. Pensiun
Enggak seperti pekerjaan tradisional, para pekerja kreatif ini enggak akan punya yang namanya skema pensiun kalau enggak bikin sendiri. Investasi adalah cara terbaik untuk mempersiapkan masa pensiun, memastikan diri untuk memiliki cukup uang untuk hidup nyaman di kemudian hari.
4. Kapitalisasi Proyek Baru
Untuk content creator yang ingin memperluas cakupan mereka atau memulai proyek baru, memiliki dana investasi dapat memungkinkan mereka untuk mencapainya tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pendapatan langsung dari konten mereka. Bisa buat modal lagi, gitu deh istilahnya.
5. Pertumbuhan Aset
Investasi memberikan kesempatan untuk membiarkan uang yang sudah dihasilkan untuk bekerja lagi. Dengan demikian, potensi pertumbuhan modal yang dapat mendukung kebutuhan pribadi atau bisnis di masa depan bisa didapatkan.
6. Kebebasan dan Kemandirian Finansial
Investasi yang sukses dapat meningkatkan kebebasan finansial siapa saja. Termasuk para pekerja kreatif. Dengan demikian, bisa memberi keleluasaan untuk memilih proyek yang benar-benar diminati tanpa tekanan finansial.
Nah, melihat uraian di atas, sekarang jelas kan, mengapa penting untuk memikirkan dan mengimplementasikan strategi investasi yang cerdas? Bahkan bagi seorang content creator.
Instrumen Investasi yang Penting Dimiliki oleh Content Creator
Untuk content creator, memiliki instrumen investasi yang beragam dapat sangat membantu dalam mengelola risiko finansial dan membangun kekayaan jangka panjang. Berikut adalah beberapa instrumen investasi yang penting untuk dipertimbangkan.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
1. Saham
Investasi di pasar saham bisa memberikan apresiasi modal yang signifikan. Saham perusahaan teknologi dan media bisa sangat relevan karena terkait langsung dengan industrinya. Ibaratnya ya sudah paham cara mainnya, dan tahu bagian mana yang paling menguntungkan.
2. Reksa Dana
Reksa dana, terutama yang dikelola secara aktif, bisa menjadi pilihan baik bagi yang enggak memiliki waktu atau keahlian untuk mengelola investasi saham secara individual. Tinggal pilih saja mau jangka pendek, menengah, atau panjang, semua ada di reksa dana.
3. Obligasi
Sebagai instrumen yang lebih stabil dan kurang berisiko dibandingkan saham, obligasi dapat memberikan aliran pendapatan tetap yang cukup bisa diandalkan. Selain itu, juga bisa membantu dalam diversifikasi portofolio.
4. Properti
Investasi properti bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil melalui sewa, serta apresiasi nilai jangka panjang. Memang butuh modal lebih gede sih dibandingkan instrumen yang lain, tetapi kalau memang berniat ya tetap bisa direncanakan kok.
5. ETF (Exchange Traded Funds)
ETF memungkinkan diversifikasi yang luas dan memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan reksa dana tradisional. Instrumen ini cocok untuk content creator yang mencari eksposur pasar yang luas dengan biaya minimal.
6. Emas dan Logam Mulia
Investasi dalam emas atau logam mulia lainnya bisa menjadi lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
7. Bisnis
Ada banyak content creator yang kemudian merintis bisnis dengan modal konten-konten yang dibuatnya. Misalnya, tadinya adalah food vlogger yang kontennya adalah video-video resep masakan, kemudian memperluas area bisnisnya dengan jualan alat-alat memasak atau bahan-bahan memasak. Nah, yang kayak gini juga bisa dikembangkan hingga bisa memberikan penghasilan pasif juga nantinya.
Memilih kombinasi instrumen yang sesuai dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investasi mereka adalah kunci untuk membantu content creator dalam mengamankan masa depan finansial mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Investasi untuk Bapak Muda demi Membangun Masa Depan Keluarga
Mumpung masih berstatus sebagai bapak muda, enggak salahnya untuk mulai merencanakan berinvestasi. Bukan berarti, masih muda, masih banyak waktu, jadi enggak perlu buru-buru. Justru, mumpung masih banyak waktu, maka investasi bisa lebih leluasa.
Namun, untuk mulai berinvestasi itu perlu pemahaman yang cukup. Istilahnya ya, belajar dulu. Tapi, hal ini bisa dilakukan sambil praktik.
Buat para bapak muda, coba yuk, mencoba menyelami apa yang perlu diperhatikan dan apa yang perlu dicermati agar bisa berinvestasi dengan tepat demi membangun masa depan keluarga.
Table of Contents
Kondisi Spesifik Bapak Muda Zaman Now
Personal finance is very personal. Setiap kondisi keluarga berbeda-beda, sehingga strategi investasi yang diperlukan juga akan berbeda, karena kebutuhan juga enggak sama.
Ada beberapa kondisi spesifik bapak muda yang bisa sangat memengaruhi keputusan keuangan, termasuk dalam menentukan strategi investasi yang tepat.
1. Gaji UMR
Rata-rata bapak muda masih dalam proses merintis karier impian. Karena itu, gaji bisa jadi juga belum besar-besar amat. Bahkan bisa jadi beberapa di antaranya masih menerima gaji UMR yang pas-pasan.
Hal ini pastinya akan memengaruhi penentuan strategi investasi yang tepat, karena besaran penghasilan juga akan memengaruhi besaran alokasi investasi yang bisa dilakukan.
Baca juga: Pemilik Gaji UMR, Ini Cara Efektif untuk Menabung
2. Cash Flow Belum Sehat
Beberapa orang di antara bapak muda bisa jadi juga masih belum punya cash flow yang sehat dan lancar. Bahkan mungkin beberapa di antaranya masih besar pasak daripada tiang.
Kalau seperti ini, jangankan berinvestasi, memenuhi kebutuhan pribadi mungkin juga masih kesulitan. Karena itu, perlu stretegi keuangan yang pas untuk kondisi ini, sebelum akhirnya berinvestasi.
Selain itu, jangan lupa juga, bahwa ada beberapa di antaranya yang sandwich generation. Pastinya hal ini juga perlu dikondisikan dulu sebelum akhirnya berinvestasi.
3. Pertumbuhan Keluarga yang Signifikan
Karena masih keluarga muda, biasanya pertumbuhan keluarga akan sangat cepat. Mulai dari menikah berarti ada satu tanggungan istri, lalu punya anak, tambah satu tanggungan lagi. Belum lagi kalau anaknya enggak hanya satu. Karena itu, harus punya strategi yang fleksibel dan adaptif.
Tujuan Keuangan untuk Dimiliki Bapak Muda
Sebelum berinvestasi adalah penting untuk menentukan tujuan dulu. Tujuan lo apa? Gitu kan?
So, dengan mengacu beberapa hal yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan strategi investasi seperti di atas, maka ada beberapa tujuan keuangan yang sebaiknya mulai direncanakan oleh para bapak muda. Beberapa yang terpenting adalah sebagai berikut.
1. Dana Darurat
Memiliki dana darurat adalah salah satu tujuan keuangan paling krusial, terutama bagi bapak muda yang memiliki tanggung jawab keluarga. Dana darurat ini berfungsi sebagai benteng pertahanan finansial yang dapat menjamin kestabilan ekonomi keluarga saat menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, pengeluaran medis mendadak, atau perbaikan besar pada rumah.
Dengan memahami pentingnya dan cara pengelolaan dana darurat, bapak muda dapat lebih siap menghadapi ketidakpastian finansial di masa depan dan memberikan keamanan lebih bagi keluarga mereka.
2. Dana Rumah Pertama
Memiliki rumah sendiri merupakan salah satu tujuan keuangan yang besar dan penting, terutama bagi bapak muda yang ingin memberikan kestabilan dan kenyamanan bagi keluarganya. rumah pertama, yang tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai investasi jangka panjang yang berharga bagi keluarga mereka.
Menabung untuk membeli rumah pertama memerlukan perencanaan yang matang dan strategi keuangan yang efektif.
3. Dana Pendidikan
Mempersiapkan dana pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan, terutama bagi bapak muda yang memiliki anak atau berencana memiliki anak. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dalam masa depan anak, dan mengingat biaya pendidikan yang cenderung meningkat setiap tahun, penting untuk memulai perencanaan sejak dini.
Dengan perencanaan yang matang, bapak muda dapat memastikan kecukupan dana untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, yang merupakan salah satu investasi terbaik yang dapat Anda berikan untuk masa depan mereka.
4. Dana Pensiun
Menyiapkan dana pensiun merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, terutama bagi bapak muda. Memulai persiapan pensiun dari usia muda memberikan keuntungan yang lebih besar karena memiliki waktu lebih lama untuk menabung dan berinvestasi, memanfaatkan bunga berbunga, dan mengurangi tekanan keuangan di masa mendatang.
Dengan merencanakan dan memulai investasi untuk pensiun dari usia muda, bapak muda dapat memastikan masa depan yang lebih tenang dan stabil secara finansial, memungkinkan mereka menikmati masa pensiun dengan nyaman dan mandiri.
Strategi Investasi yang Tepat untuk Bapak-Bapak Muda
Sudah punya tujuan investasi atau tujuan keuangan, maka sekarang waktunya untuk mulai membuat strategi investasi yang sesuai.
1. Sesuaikan dengan Kebutuhan
Strategi investasi yang efektif memang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, yang berarti mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan keuangan, jangka waktu investasi, toleransi risiko, dan kondisi keuangan. Setiap orang memiliki situasi unik, sehingga pendekatan yang tepat untuk satu orang mungkin tidak sesuai untuk orang lain.
Dengan pendekatan yang disesuaikan secara individu, strategi investasi tidak hanya akan lebih efektif dalam mencapai tujuan keuangan, tetapi juga meminimalkan stres dan kekhawatiran yang mungkin muncul dari ketidaksesuaian strategi dengan kebutuhan dan kondisi pribadi.
2. Hitung dengan Cermat
Menghitung dengan cermat membantu dalam menentukan seberapa banyak dana yang dapat dialokasikan untuk investasi tanpa mengganggu kebutuhan keuangan sehari-hari. Hal ini krusial untuk menjaga keseimbangan antara mencapai tujuan investasi dan memenuhi tanggung jawab finansial keluarga.
Karena ya apalah artinya berinvestasi, kalau cash flow belum sehat, kebutuhan sehari-hari belum tercukup dengan baik. Betul?
Dengan menghitung dengan cermat, bapak-bapak muda dapat memaksimalkan pengembalian investasi dengan memilih instrumen yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi finansial masing-masing. Selain itu, hal ini juga bisa membantu menetapkan tujuan investasi yang realistis sesuai dengan kemampuan finansial. Hal ini mencakup mengestimasi biaya masa depan dan potensi pengembalian investasi.
3. Berkenalan dengan Berbagai Instrumen
Berbagai jenis investasi memiliki risiko dan imbal hasil yang berbeda. Beberapa pilihan yang populer meliputi:
- Saham: Berpotensi memberikan imbal hasil tinggi, tetapi dengan risiko yang lebih besar.
- Obligasi: Lebih stabil dibanding saham dan cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang.
- Reksa Dana: Cocok untuk pemula karena dikelola oleh manajer investasi profesional.
- Properti: Investasi jangka panjang yang relatif stabil, cocok untuk tujuan keluarga.
- Deposito: Risiko rendah, cocok untuk menyimpan dana darurat atau tujuan jangka pendek.
Nah, mau pakai yang mana? Pastinya kembali lagi ke kebutuhan dan tujuan masing-masing
4. Diversifikasi
Diversifikasi merupakan strategi penting dalam investasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko dengan cara menyebarkan investasi ke berbagai jenis instrumen yang berbeda. Konsep ini berlandaskan pada pepatah lama yang mengatakan, “Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.”
Dengan membagi dana investasi ke dalam beberapa sektor atau jenis aset, seperti saham, obligasi, dan properti, para bapak muda dapat mengurangi risiko kerugian signifikan yang mungkin terjadi jika satu aset tiba-tiba mengalami penurunan nilai.
Misalnya, jika pasar saham sedang turun, kerugian tersebut mungkin dapat diimbangi oleh kinerja yang lebih stabil dari obligasi atau reksa dana.
Dengan demikian, diversifikasi membantu menjaga keseimbangan antara risiko dan pengembalian dalam portofolio investasi, membuat strategi investasi lebih tangguh dalam menghadapi pasar yang tidak bisa diprediksi.
Baca juga: Mengapa Diversifikasi Penting: Contoh Investasi dan Bagaimana Cara Menyeimbangkannya
5. Pantau dan Review
Memantau investasi secara berkala dan melakukan review terhadap performanya adalah langkah krusial dalam mengelola portofolio investasi. Proses ini memungkinkan bapak muda untuk mengukur sejauh mana keberhasilan strategi investasi yang diterapkan dan menilai apakah investasi tersebut masih selaras dengan tujuan keuangan.
Demikianlah, strategi investasi yang efektif membantu bapak muda membangun masa depan keluarga yang lebih aman dan sejahtera. Dengan memperhatikan perencanaan yang matang dan responsif terhadap perubahan keuangan, kesuksesan finansial dalam jangka panjang dapat tercapai.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Reksa Dana untuk Pemula sebagai Instrumen Investasi Ideal
Reksa dana untuk pemula merupakan pilihan investasi yang menarik. Alasan utamanya adalah kemudahan pengelolaan dan risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan instrumen pasar saham.
Apalagi dengan beragam pilihan jenis reksa dana, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, hingga campuran, memudahkan penyesuaian dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Reksa dana untuk pemula juga menawarkan keuntungan dari diversifikasi aset secara otomatis. Hal ini berarti, meski dengan modal yang terbatas, peluang untuk mengakses berbagai instrumen investasi bisa terbuka lebar. Selain itu, adanya pengelolaan oleh manajer investasi profesional membantu dalam memonitor dan mengoptimalkan kinerja investasi.
Mau tahu tentang reksa dana, sebelum mulai berinvestasi, dan lanjut ke cara mulai investasi ke reksa dana? Yuk, kita bahas di artikel kali ini.
Table of Contents
Pengertian dan Cara Kerja Reksa Dana
Mari kita mundur dulu, untuk mengingat kembali pengertian reksa dana dan bagaimana cara kerjanya.
Reksa dana adalah sebuah instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio sekuritas oleh manajer investasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan bersama.
Ada beberapa jenis reksa dana berdasarkan jenis investasinya, seperti reksa dana pasar uang, obligasi, campuran, dan saham. Masing-masing memiliki karakteristik yang unik, sehingga sangat penting bagi kamu untuk kenalan dulu lebih jauh sebelum memilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Begini prinsip cara kerja reksa dana:
- Pengumpulan Dana: Investor membeli unit penyertaan reksa dana. Satu unit penyertaan mewakili bagian kepemilikan atas portofolio yang dikelola reksa dana tersebut.
- Pengelolaan oleh Manajer Investasi: Manajer investasi akan mengelola dana yang terkumpul dengan membeli berbagai instrumen investasi. Pilihan instrumen tersebut berdasarkan analisis dan strategi untuk mencapai tujuan investasi dari reksa dana yang bersangkutan.
- Distribusi Hasil Investasi: Keuntungan dari investasi tersebut akan dibagi kepada para investor sesuai dengan jumlah unit penyertaan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika terjadi kerugian, nilai investasi investor juga bisa turun.
- Biaya Pengelolaan: Manajer investasi mengambil fee atau biaya pengelolaan untuk jasa mereka dalam mengelola reksa dana. Biaya ini biasanya berupa persentase tertentu dari total dana kelolaan.
Di reksa dana, kita sebagai investor dapat kapan saja menjual kembali unit penyertaan invetasi kepada manajer investasi sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) per unit pada saat itu, yang diumumkan secara berkala. Tidak ada ikatan durasi waktu penyimpanan di reksa dana, berbeda dengan obligasi ataupun deposito.
Reksa dana untuk pemula sangat populer karena memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk dapat berinvestasi di pasar modal dan instrumen investasi lainnya. Modalnya enggak banyak, sementara dikelola secara profesional, serta risiko yang relatif lebih terdiversifikasi.
Baca juga: Mengukur Kinerja Reksa Dana
Reksa Dana untuk Pemula: Mengapa Tepat?
Setiap kali bertanya pada ahli keuangan—atau mungkin QM Financial trainer—instrumen investasi apa yang paling pas untuk pemula, pasti rata-rata akan dijawab reksa dana. Mengapa?
Reksa dana untuk pemula sering dianggap sebagai pilihan investasi yang cocok karena beberapa alasan utama.
1. Dikelola Secara Profesional
Salah satu keuntungan terbesar dari reksa dana adalah pengelolaannya yang dilakukan oleh manajer investasi profesional. Bagi investor pemula yang mungkin belum memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam berinvestasi, memiliki seorang ahli yang mengelola investasi mereka bisa sangat membantu.
2. Diversifikasi
Reksa dana memberikan diversifikasi “instan”, karena dana dari investor digunakan untuk membeli berbagai jenis sekuritas. Cara ini akan dapat menurunkan risiko secara relatif, karena enggak semua investasi akan mengalami penurunan nilai pada waktu yang sama.
3. Kemudahan Akses
Berinvestasi dengan reksa dana untuk pemula cukup mudah. Investor hanya perlu membuka rekening investasi dengan agen penjual reksa dana, dan bisa mulai berinvestasi dengan nominal yang relatif kecil. Ada yang Rp100.000, bahkan ada yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Hal ini menjadikan reksa dana pilihan yang terjangkau dan mudah diakses.
4. Likuiditas
Reksa dana menawarkan likuiditas yang cukup tinggi. Investor bisa menjual unit penyertaannya kembali kepada manajer investasi atau di pasar sekunder dengan cepat jika diperlukan, sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) pada saat itu.
5. Risiko Relatif Lebih Rendah
Karena adanya diversifikasi dan pengelolaan profesional, reksa dana cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan membeli saham individual. Ini membuat reksa dana menjadi pilihan yang menarik bagi investor pemula yang mungkin lebih berhati-hati dengan risiko.
6. Ada Banyak Pilihan Investasi
Ada berbagai jenis reksa dana untuk pemula yang tersedia, dari yang berinvestasi di pasar uang yang sangat aman, hingga yang berinvestasi di saham yang lebih berisiko. Hal ini memberi investor pemula kesempatan untuk memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka.
Dengan kelebihan-kelebihan ini, reksa dana dapat menjadi langkah awal yang baik bagi mereka yang baru memulai perjalanan investasi, memberikan pengalaman belajar sambil tetap mendapatkan eksposur pada berbagai jenis aset dan strategi investasi.
Cara Memulai Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Berinvestasi reksa dana untuk pemula bisa menjadi langkah pertama yang mengasyikkan. Berikut adalah langkah-langkah dasar yang bisa diikuti oleh pemula untuk mulai berinvestasi di reksa dana.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Tujuan lo apa? Sebelum memulai, tentukan apa tujuan kamu berinvestasi. Apakah untuk dana pensiun, pendidikan, pembelian rumah, atau tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang lainnya?
Tujuan ini akan membantumu untuk dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi yang dibutuhkan.
2. Pahami Profil Risiko
Evaluasi seberapa besar risiko yang dapat kamu terima dan berapa lama kamu berencana untuk berinvestasi. Hal ini akan menentukan apakah kamu harus memilih reksa dana pasar uang, obligasi, campuran, atau saham.
3. Lakukan Riset tentang Reksa Dana
Cari informasi tentang berbagai reksa dana yang tersedia. Fokus pada histori performa, manajer investasi, strategi investasi, biaya yang dibebankan, dan ulasan dari investor lain.
Paling praktis, ya ikut kelas FCOS Memilih Reksa Dana dong. Sudah paket lengkap; ketemu trainer, dijelaskan, diberi tools untuk memilih dan menghitung reksa dana. Kurang apa lagi, coba?
4. Pilih Platform atau Agen Penjual
Kamu bisa membeli reksa dana melalui bank, perusahaan sekuritas, atau platform investasi online. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi pilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu, dan pastikan untuk riset dan membandingkan semua layanan yang tersedia ya. Saran terbaik adalah pilih layanan yang memiliki aplikasi mobile yang mudah digunakan.
5. Daftarkan Diri dan Buka Rekening Investasi
Ikuti proses pendaftaran yang diminta oleh platform atau agen penjual yang kamu pilih. Prosesnya bisa jadi berbeda antara satu penyedia layanan dan yang lainnya. Namun, biasanya meliputi pengisian data diri, kemudian ada verifikasi—bisa jadi harus foto dengan kartu identitas atau melakukan video call—dan setelah itu, biasanya akun sudah aktif.
6. Lakukan Deposit dan Pembelian Unit Penyertaan
Setelah rekening investasi aktif, kamu sudah bisa melakukan deposit awal. Kemudian, pilih reksa dana yang ingin kamu beli dan tentukan berapa banyak uang yang ingin kamu investasikan. Ikuti petunjuk dalam aplikasi.
Baca juga: Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup: Ini 6 Perbedaannya
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa memulai perjalanan investasi reksa dana untuk pemula dengan lebih teratur, konsisten, dan disiplin. Jangan lupa, untuk selalu memantau performa reksa danamu. Akses laporan dan pembaruan yang biasanya disediakan oleh manajer investasi untuk melihat bagaimana investasimu berkinerja.
Berdasarkan perubahan kondisi pasar atau perubahan dalam tujuan atau toleransi risikomu, mungkin diperlukan untuk melakukan rebalancing atau penyesuaian pada alokasi aset.
Untuk memudahkan investasi reksa dana untuk pemula yang lebih rutin, kamu bisa menggunakan fasilitas auto-debit yang banyak ditawarkan oleh platform investasi, sehingga investasimu bisa berjalan secara otomatis setiap bulan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!