Ini Dia Contoh Investasi Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Berinvestasi adalah salah satu cara untuk mengembangkan aset untuk mewujudkan cita-cita, mimpi, dan tujuan keuangan, karena di zaman sekarang, menabung saja tidak akan cukup. Lalu, contoh investasi seperti apa yang bisa kita manfaatkan.
Eits, sebelum melihat beberapa contoh investasi, kamu perlu tahu bahwa kita enggak bisa sembarangan investasi. Kita mesti melakukannya dengan penuh pertimbangan dan perhitungan. Mengapa? Karena bersama dengan investasi, datang pula sederetan risiko yang tak bisa lepas—yang perlu kita kelola dengan baik. Pasalnya kalau tidak, risiko tersebut bisa membuat kita mengalami kerugian, alih-alih imbal yang diharapkan.
Pada prinsipnya, kita mengeluarkan uang untuk membeli instrumen investasi adalah untuk tujuan mengembangkan aset, bukan untuk konsumsi atau kebutuhan sehari-hari. Investasi dilakukan agar kita nantinya mendapatkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan keuangan.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita berinvestasi. Apa saja?
Sebelum Investasi, Perhatikan 3 Hal Ini!
Ada 3 hal besar yang sangat berpengaruh pada proses investasi yang kita lakukan.
Tujuan
Berinvestasi tanpa tujuan, sama saja kita pengin pergi ke suatu tempat tapi enggak tahu tempatnya di mana. Alhasil, kendaraan yang dipilih kurang tepat, waktunya juga tidak efisien.
Tujuan adalah hal paling penting pertama yang harus ditentukan dulu, agar kita kemudian bisa menghitung kebutuhan dananya. Misalnya, pengin ibadah ke tanah suci, butuh berapa banyak? Nah, dari perhitungan kebutuhan dan kemudian ditarik ke sekarang, kamu akan mendapatkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai target tersebut.
Waktu
Waktu investasi yang pendek sudah pasti akan memberikan imbal hasil yang berbeda dengan waktu investasi yang panjang. So, panjang pendeknya waktu investasi bisa memengaruhi hasil investasi pada akhirnya.
Nah, yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa pembagian waktu investasi akan berguna banget untuk memastikan tercapainya tujuan keuangan. Tanpa dibagi dalam waktu, seakan kita itu kebanyakan mau. Padahal, sumber daya terbatas. Kan, enggak boleh halu! Makanya, harus atur waktu.
Bagilah waktu investasi sesuai target tujuan keuangan, ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek adalah berbagai hal yang harus dipenuhi kurang dari 1 tahun. Jangka menengah ini bisa dibagi 2, yaitu jangka 1 – 5 tahun dan 5 – 10 tahun. Jangka panjang lebih dari 10 tahun. Dengan begini, nantinya akan lebih mudah bagi kamu untuk menyusun rencana keuangan secara realistis, tanpa melupakan kebutuhan hari ini.
Imbal hasil dan risiko
Berbeda jangka waktunya, maka akan berbeda juga imbal hasil yang bisa didapatkan. Semakin pendek jangka waktunya, semakin kecil tingkat imbal hasil yang bisa didapatkan, pun semakin rendah tingkat risikonya. Begitu juga sebaliknya.
So, untuk tujuan dengan target waktu pendek, kamu perlu mencari instrumen dengan tingkat risiko rendah. Pasalnya, instrumen dengan risiko tinggi akan berpeluang semakin ekstrem risikonya dengan adanya fluktuasi di pasar modal. Hanya saja, ini berarti imbalnya juga enggak tinggi. Begitu juga sebaliknya, untuk target waktu menengah dan panjang.
Nah, mari kita lihat contoh investasi untuk masing-masing target waktu; pendek, menengah, dan panjang.
Contoh Investasi Jangka Pendek
Untuk tujuan keuangan yang kurang dari 1 tahun, maka kamu akan butuh instrumen investasi yang rendah risiko, meskipun imbal hasilnya juga tidak tinggi. Namun, hal ini bisa diatasi dengan perhitungan modal yang disesuaikan. Tujuan investasi jangka pendek ini misalnya membangun dana darurat, menabung untuk liburan, atau membeli gadget, dan sebagainya.
Contoh investasi yang dapat kamu manfaatkan antara lain seperti di bawah ini.
Deposito
Deposito adalah salah satu contoh investasi yang cocok untuk tujuan jangka pendek. Enggak hanya bisa tenor 10 tahun, deposito juga bisa tenor pendek, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Jadi, kamu bisa atur sesuai tujuan keuanganmu. Memang imbalnya relatif paling kecil di antara instrumen lain, tetapi tetap lebih tinggi daripada rekening tabungan biasa.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah contoh investasi dengan tingkat risiko paling minim di antara jenis reksa dana yang lain. Berinvestasi di reksa dana modalnya juga bisa mulai dari Rp100.000, dengan tingkat pengembalian masih di atas deposito.
Contoh Investasi Jangka Menengah
Tujuan keuangan jangka menengah adalah berbagai kebutuhan yang akan harus dipenuhi mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun ke depan. Biar enggak terlalu pusing, kamu masih bisa membaginya lagi menjadi 2 kategori jangka waktu, yakni 1 tahun hingga 5 tahun, dan sampai 10 tahun.
Misalnya saja seperti dana menikah, dana melahirkan, DP rumah pertama, beli mobil, dan sebagainya.
Contoh investasi yang bisa kamu manfaatkan antara lain seperti yang diinformasikan di bawah ini.
Surat Berharga Negara
Surat Berharga Negara adalah contoh investasi yang cukup bagus imbal hasilnya, dan sejauh ini relatif rendah risiko karena penjaminnya adalah pemerintah. Selama sejarah, pemerintah Indonesia belum pernah mengalami gagal bayar.
Jenis Surat Berharga Negara ada beberapa macam, mulai dari ORI, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan. Setiap tahun pemerintah menjadwalkan beberapa surat utang ini terbit. So, kalau kamu pengin memanfaatkannya, pantengin saja akun resmi Kemenkeu di media sosial.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap juga bisa menjadi pilihan contoh investasi untuk mencapai tujuan jangka menengah. Tingkat imbal hasilnya lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang, tetapi juga memiliki risiko yang juga lebih tinggi.
Produk reksa dana pendapatan tetap adalah surat utang atau obligasi. Dengan adanya peran manajer investasi yang mumpuni, risiko bisa dikelola dengan baik.
Contoh Investasi Jangka Panjang
Untuk berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi dalam waktu 10 tahun atau lebih, kamu bisa memilih instrumen investasi yang imbal hasilnya lebih tinggi. Tingkat risiko yang tinggi juga akan menyertai, sehingga kamu perlu mengelolanya dengan baik. Salah satu strategi yang bisa kamu lakukan untuk meminimalkan potensi risiko ini adalah dengan strategi Dollar Cost Averaging dan juga strategi diversifikasi portofolio.
Contoh investasi yang berjangka panjang misalnya untuk membangun dana pendidikan anak hingga universitas, atau dana pensiun.
Contoh investasi yang bisa kamu manfaatkan misalnya seperti berikut ini.
Saham
Instrumen saham bisa berpotensi memberikanmu imbal hasil hingga ratusan persen. Belum lagi, ada keuntungan berupa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tertentu pada para pemegang sahamnya secara teratur.
Namun, saham sangat peka terhadap pergerakan pasar, sehingga tingkat risikonya cukup tinggi. Belum lagi, jika kita sembarangan dalam memilih saham, risikonya bisa semakin ekstrem. Untuk meminimalkan potensi risiko ini—selain melakukan dollar cost averaging atau diversifikasi—kamu sebaiknya mempelajari dulu cara menganalisis saham yang baik, sehingga kamu bisa mengenali saham mana yang potensial memberimu keuntungan yang optimal.
Jangan sekadar ikut-ikutan, apalagi FOMO.
Emas
Emas, meskipun sering disebut sebagai contoh investasi paling aman, tetapi tetap harus disimpan dalam jangka panjang jika kamu ingin keuntungan yang signifikan. Pasalnya, harga emas juga tidak sestabil yang dibayangkan. Bahkan kadang, fluktuatif banget.
Selain itu, adanya faktor harga buyback—yang akan selalu lebih rendah daripada harga beli—membuat emas tidak cocok jika menjadi instrumen jangka pendek.
Jika kamu berminat berinvestasi dengan emas, simpanlah setidaknya 5 – 10 tahun ke depan, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Hati-hati juga jika hendak menyimpannya di rumah, apalagi jika dalam jumlah besar.
Reksa Dana Saham atau Reksa Dana Campuran
Ada juga jenis reksa dana yang juga menjanjikan untuk contoh investasi jangka panjang, yaitu reksa dana saham dan reksa dana campuran.
Produk kedua reksa dana ini juga berbasis instrumen pasar modal, yakni saham, yang juga diformulakan dengan instrumen lainnya.
Itu dia sejumlah contoh investasi yang bisa kamu manfaatkan untuk masing-masing target waktu tujuan keuanganmu. Semoga cukup jelas ya, sampai di sini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Syariah: Cara Kerja, Jenis, dan Keuntungannya
Investasi merupakan “kendaraan” agar kita bisa mencapai tujuan keuangan. Meski demikian, masih banyak loh yang ragu untuk berinvestasi. Alasannya bermacam-macam. Termasuk di antaranya adalah takut riba. Well, kabar baik buat kamu yang pengin berinvestasi tetapi dengan tetap mengikuti syariat agama. Ada yang namanya investasi syariah.
Apa itu investasi syariah? Apakah benar bisa dipertanggungjawabkan secara agama? Apa saja jenisnya?
Nah, yuk, kita belajar lebih jauh tentang investasi syariah ini.
Apa Itu Investasi Syariah?
Investasi syariah adalah penanaman uang atau modal untuk tujuan memperoleh imbal hasil yang sesuai dengan syariat Islam. Untuk itu, sektor pasar modal yang dituju seharusnya adalah pada perusahaan yang memproduksi, mengelola, atau mendistribusikan produk halal. So, no alcohol, rokok, makanan nonhalal, dan sejenisnya.
Investasi jenis ini sudah dinyatakan sebagai instrumen halal sesuai landasan hukum syariah pasar modal menurut 14 fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, yang kemudian oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diterbitkan dalam berbagai peraturan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, masyarakat investor—bahkan tak terbatas pada yang muslim saja, tetapi semua yang memang berkeinginan melakukan investasi syariah—dapat mendapatkan manfaat semaksimal mungkin dari investasi syariah yang bebas riba, tak mengandung unsur gharar dan maysir, serta memiliki akad.
Cara Kerja Investasi Syariah
Meski sama-sama investasi, tetapi cara kerja investasi syariah beda banget dengan investasi konvensional. Salah satunya, karena dalam investasi syariah digunakan sistem akad.
Secara harfiah, akad artinya adalah perjanjian atau kontrak. Dalam konteks investasi syariah, akad merupakan kesepakatan dari para pihak yang hendak saling memberi manfaat dalam investasi dan berjanji memegang nilai syariah dalam melakukannya. Bisa dikatakan, akad adalah ijab—yaitu pernyataan pihak pertama yang ingin berinvestasi—dan qobul—yaitu jawaban atas pernyataan ijab oleh penerima modal.
Terdapat 3 prinsip akad dalam investasi syariah:
- Musyarakah, yaitu bakal kerja sama
- Ijarah, yaitu sewa menyewa
- Mudharabah, yaitu bagi hasil
Dengan dipenuhinya ketiga prinsip di atas, suatu instrumen investasi akan mendapatkan imbal hasil yang halal dan bebas riba.
Jenis Investasi Syariah
Jenis investasi pada dasarnya ada berbagai macam. Namun, tidak semuanya dapat memenuhi prinsip syariah seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, ada 3 jenis investasi di pasar modal yang tak bertentangan dengan prinsip syariat tersebut.
Saham Syariah
Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor. Demikian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jenis saham ada 2 macam, yaitu saham konvensional yang diterbitkan oleh perusahaan mana pun yang sudah secara terbuka melantai di bursa efek, dengan produk halal maupun nonhalal, dan saham syariah yang diterbitkan oleh perusahaan yang mengelola bisnisnya sesuai syariat agama dengan produk yang halal.
Nah, buat kamu yang ingin menanam modal pada jenis investasi syariah satu ini ada indeks saham khusus yang sudah disediakan, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Indeks (JII) JII70, dan IDX-MES BUMN 17. Untuk lebih detail mempelajari saham syariah, kamu bisa langsung membuka website milik Bursa Efek Indonesia yang sudah ditautkan.
Sukuk
Sukuk adalah obligasi atau surat utang berbasis syariah. Istilah ‘sukuk’ sendiri berasal dari bahasa Arab, yang artinya adalah instrumen legal.
Berbeda dengan obligasi pada umumnya, dalam sukuk tidak ada kupon bunga, karena bunga berarti riba. Alih-alih dalam hal ini, jika kamu berinvestasi sukuk, maka kamu akan menerima bagi hasil.
Reksa dana syariah
Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi. Demikian definisi reksa dana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Reksa dana juga memiliki jenis investasi syariah. Di sini, manajer investasi hanya akan menginvestasikan dana investor ke perusahaan yang sudah dinyatakan halal produknya dan/ataupun pengelolaannya. Reksa dana syariah diawasi langsung oleh OJK dan juga Dewan Pengawas Syariah, yang bekerja sama dengan para manajer investasi untuk mengembangkan produk investasi yang sesuai syariat Islam.
Contoh Perhitungan Investasi Syariah
Nah, supaya kamu semakin jelas, seperti ini contoh skema investasi syariah itu.
Misalnya, kamu membeli saham milik emiten ASDF yang memproduksi bahan pangan yang sudah bersertifikat halal. Harga sahamnya Rp500 per lembar. Kamu punya dana Rp1 juta, dengan demikian kamu bisa membeli saham ASDF ini sebanyak 200 lot saham setiap bulan. Di akhir tahun nanti, kamu seharusnya sudah memiliki 2.400 lot saham ASDF.
Ternyata, dalam waktu 1 tahun tersebut, harga saham ASDF telah naik menjadi Rp510 per lembar saham. Ini artinya harga per lot adalah Rp5.100.
Kamu ingin menjualnya di akhir tahun tersebut, lalu kira-kira berapa keuntungannya?
Nah, dalam transaksi saham, ada biaya trading sebesar 0.1%, dan biaya pajak penjualan 0.1%. Maka imbal hasil yang bisa kamu dapatkan seperti berikut ini.
Kepemilikan saham: Rp5.100 x 2.400 = Rp12.240.000. Besaran ini kemudian dikurangi dengan biaya trading + biaya pajak penjualan 0.2%, yakni sebesar Rp24.480. Dengan demikian, nominal yang kamu terima adalah sejumlah Rp12.215.520.
Ini artinya keuntungan bersih kamu adalah Rp12.215.520 dikurangi Rp12.000.000 yang menjadi modal awal, so hasil akhirnya adalah Rp215.520.
Jika emiten saham ASDF tersebut memberikan dividen, maka keuntungan ini bisa ditambah dengan besaran dividen yang kamu terima. Namun, jika kamu menarik seluruh aset investasi ini, kamu akan dikenakan pajak dividen sebesar 10%. Pajak ini akan menjadi 0% jika kamu menginvestasikan kembali dividenmu.
Nah, menarik kan, imbal hasilnya? Jadi jangan ragu lagi dengan investasi ya, karena ada kok opsi investasi syariah buat kamu yang pengin mengelola aset sesuai dengan ajaran agama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!