Hemat Pengeluaran, Hemat BBM: Lakukan 4 Hal Ini!
Naiknya harga BBM di bulan September pastinya menambah beban keuangan kita. So, memang kalau pengin menekan pengaruhnya, salah satu cara terefektif adalah dengan hemat BBM.
Perlu diketahui, bahwa menurut hasil riset yang dilakukan oleh Mandiri Institute April 2022, kenaikan harga BBM memengaruhi pengeluaran 10% penduduk. Mereka merasakan peningkatan pengeluaran sebesar 4 – 6.8%. Sementara, bagi kelas atas, pengeluaran juga terpengaruh dan meningkat sebesar 5.2%.
Inflasi sendiri meningkat hingga 4.94% pada Juli 2022, dan kenaikan BBM yang terjadi di bulan September ini juga pasti akan memengaruhi laju kenaikannya dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, sudah diperhitungkan, kalau inflasi bisa naik 6% hingga 7% setiap tahun, saat Pertalite berada di harga Rp10.000 per liter. Pasalnya, pada setiap kenaikan Rp1.000 per liter BBM, inflasi akan ikut naik juga 0.4 poin persentase.
So, ya gimana lagi? Lagi-lagi kita harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah. Kalau mau ngomongin soal terdampak, semua orang juga kena efeknya. Jadi, mari kita berupaya supaya efeknya enggak terlalu fatal.
Kalau kamu baca di beberapa artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengelola pengeluaran sementara harga BBM naik. Boleh lo, dibaca lagi ya.
So, selain memotong pengeluaran lifestyle, substitusi barang kebutuhan pokok, restrukturisasi utang, dan sebisa mungkin tambah penghasilan, ya satu hal yang penting untuk kita lakukan adalah dengan hemat BBM itu sendiri.
Hemat Pengeluaran, ya Hemat BBM
Karena “biang kerok”-nya adalah BBM, maka ya paling pas untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul adalah hemat BBM yang kita pakai.
Enggak, ini bukan soal mengurangi anggaran beli BBM, karena ini kadang malah sulit untuk dipangkas. Tapi lebih ke soal sudahkah kita melakukan penghematan terhadap energi? Karena kalau kita bisa menghemat energi yang kita pakai, secara otomatis pula, pengeluaran akan bisa ditekan.
So, yuk, kita lakukan hemat BBM; hemat energi sehingga hemat pula pengeluaran. Apa yang bisa kita lakukan? Berikut beberapa di antaranya.
1. Gunakan kendaraan umum jika memungkinkan
Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mencoba untuk menggunakan kendaraan umum jika memungkinkan.
Dikatakan memungkinkan karena yah, siapa tahu tujuan kepergianmu memang jauh atau hanya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Tapi, di luar alasan tersebut, cobalah untuk mengganti pemakaian kendaraan pribadi dengan kendaraan umum.
Jenis dan kondisi kendaraan umum—terutama di Jakarta—saat ini sudah sangat baik. Ada banyak pilihan, yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu. Misalnya nih, alih-alih pakai mobil pribadi, mungkin akan lebih seru lo, kalau kamu hangout ke mal dan berangkat dengan MRT bareng teman-temanmu beramai-ramai.
Mungkin memang tak selalu bisa pakai kendaraan umum, tetapi mana kala bisa, cobalah naik kendaraan umum saja. Selain kamu bisa hemat BBM, kamu juga ikut berkontribusi mengurangi kemacetan lalu lintas kan?
2. Bijak dalam menggunakan kendaraan
Memang sih, mesin mobil kadang sudah disetel untuk hemat BBM. Begitu juga dengan motor. Tetapi, hal ini akan percuma kalau ternyata kamu kurang paham bagaimana menggunakan kendaraan dengan benar.
Misalnya saja, gaya kamu mengendarai mobil cenderung agresif, ngegas terus, malas ganti persneling, dan sebagainya. Nah, hal-hal seperti ini bisa membuat kamu boros bensin lo!
Cobalah untuk lebih kalem dalam mengendarai kendaraanmu; pijak pedal gas perlahan, pindah persneling dengan baik dan smooth, sesuaikan dengan kecepatan, jangan terlalu sering memacu mobil hingga suaranya menggerung. Hidupkan AC sesuai kondisi, dan matikan mesin jika kamu berhenti cukup lama.
Nah, hal-hal kecil seperti ini, jika kamu lakukan secara konsisten, dapat membantumu hemat BBM lo. Yang biasanya bensin 3 hari sekali harus mengisi, mungkin dengan cara mengendara yang lebih baik, bisa diisi 5 hari sekali atau seminggu sekali. Lumayan banget kan?
3. Pastikan kondisi kendaraan baik
Yang ketiga ini juga sering disepelekan. Mungkin malah enggak tahu, kondisi kendaraan seperti apa yang baik itu? Memangnya ada efek terhadap BBM yang harganya naik?
Eh, jangan salah. Kondisi kendaraan yang baik sangat berpengaruh terhadap pemakaian BBM lo. Misalnya saja, kalau oli mesin terpantau dan diganti berkala, mesin bersih, knalpot bersih, tekanan ban yang pas, maka mesin akan berjalan dengan baik dan enggak ngoyo. Mesin yang ngoyo akan butuh BBM lebih banyak.
Karena itu, pastikan kendaraan kamu diservis secara teratur sesuai arahan bengkel ya.
4. Pertimbangkan energi alternatif
Nah, tip hemat BBM yang keempat ini memang belum terlalu familier ya, apalagi jika dipertimbangkan sebagai pengganti BBM. Memang sudah ada wacana untuk mengganti mobil bertenaga bahan bakar fosil ke listrik, tetapi sepertinya ini akan menjadi rencana jangka panjang. Meskipun kalau dari pemerintah sih, presiden sudah meminta untuk mengganti mobil dinas pemerintahan dengan mobil listrik. Namun, untuk kita, harga mobil listrik itu sendiri tidaklah murah. Dengan kondisi yang sekarang, rasanya masih agak sulit.
Namun, bukan berarti lantas diabaikan. Ada baiknya juga untuk mulai dipikirkan. Mungkin kamu bisa membuat tujuan keuangan khusus untuk membeli mobil listrik? Siapa tahu nanti juga akan ada insentif dari pemerintah, seperti program-program sebelumnya yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Ya kan?
Sementara, mungkin kamu bisa mempertimbangkan menggunakan energi alternatif untuk hal lain dulu. Mungkin mengganti kompor gas menjadi kompor listrik? Atau, bisa juga yang lainnya.
Memang hal ini tidak akan berdampak langsung, tetapi akan terasa juga efeknya pada pengeluaran kamu nantinya.
Nah, gimana? Semoga sih enggak terlalu sulit ya, melakukannya. Hal-hal di atas harus kamu lakukan bersamaan dengan pengelolaan keuangan yang baik. Dengan demikian, efek naiknya harga BBM pun bisa kita minimalkan dan tak membuat kondisi keuangan kita jadi goyah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Kecil: Hemat Pengeluaran atau Tambah Penghasilan?
Setiap orang sepertinya punya keinginan untuk bekerja dengan gaji tinggi. Realistis saja kan? Hanya saja, tak semua orang memang bisa langsung mendapatkannya. Bahkan, sebagian besar—yakin banget—harus menapaki jenjang karier terbawah dulu dengan gaji kecil baru kemudian sedikit demi sedikit melangkah lebih jauh.
Pada faktanya, gaji kecil memang hanya sebuah permulaan. Kecuali kita punya privilege tertentu, setiap orang pasti harus melewatinya lebih dulu.
Lalu, gimana kalau gaji kecil tapi nggak sebanding dengan kebutuhan yang banyak? Gimana bisa hidup?
Well, faktanya (lagi), hal seperti ini juga jadi masalah kita semua kok, nggak hanya pada kamu yang punya gaji kecil. Bahkan, masalah gaji yang dirasa kurang ini sudah jadi masalah umum pada para karyawan. Ketika gaji bertambah, perasaan ini juga sering muncul.
Terus, gimana caranya survive dong? Apakah ini artinya kita kurang bersyukur? Bisa jadi. Bersyukur memang sangat penting, tapi akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha mengelola pendapatan kita yang dirasa kecil itu agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Gimana caranya biar cukup sekarang, sembari kita berusaha agar gaji bisa naik seiring waktu.
Ada 2 alternatif utama yang bisa kamu pilih untuk survive dengan gaji kecil, yaitu hemat pengeluaran atau tambah penghasilan. Mari kita bahas satu per satu.
Survive dengan Gaji Kecil: Hemat Pengeluaran
1. Buat anggaran
Anggaran adalah koentji. Kamu pengin mengelola gaji kecil dengan baik, agar cukup dipakai untuk memenuhi kebutuhan dengan berhemat, maka anggaran bisa menjadi titik berangkatmu untuk rencana keuangan yang lebih baik.
Pertama yang harus dilakukan tentu saja mengecek rasio pemasukan dan pengeluaran. Prinsip terbesarnya adalah jaga supaya cash flow tetap positif. Ini artinya, jaga supaya pengeluaran kamu tidak lebih besar daripada pemasukan.
Terapkan skala prioritas, kurangi pos-pos kurang penting atau bisa ditunda. Mau belanja untuk kebutuhan sehari-hari, jaga supaya nggak lapar mata. Buat daftar belanja, and stick to it.
2. Kendalikan utang
Utang juga biasanya merupakan masalah sejuta karyawan. Bukannya dilarang atau diharamkan sih, karena pada faktanya, utang juga merupakan leveraging untuk keuangan kita.
Namun, jika kita masih memiliki gaji kecil—atau dirasa kecil—utang bisa jadi beban tambahan. Apalagi jika utang konsumtif.
Sekali lagi, bukannya dilarang, tetapi ada baiknya dikelola dengan sangat bijak.
3. Disiplin
Yes, stick to your plan menjadi kunci disiplin. Kamu sudah buat anggaran, sudah juga menyesuaikan apa yang penting dan kurang penting. Setelah itu, harus disiplin.
Biasanya memang yang bikin boncos adalah ketika kita nggak bisa menahan godaan. Lapar mata, FOMO, tidak bisa memilah mana keinginan dan kebutuhan merupakan beberapa penyebab kita jadi tak disiplin terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat sendiri.
Yuk, bisa yuk! Berhemat dengan disiplin, sambil membuat tujuan jangka panjang yang harus diperjuangkan kemudian dengan menjalani pekerjaan utamamu.
Survive dengan Gaji Kecil: Tambah Penghasilan
1. Dagang
Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk tambah penghasilan gaji kecil adalah dengan berdagang.
Dagang apa?
Dagang apa saja; dagang barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarmu. Mengapa harus menyesuaikan dengan kebutuhan orang-orang di sekitar kita? Karena hukum supply vs demand; dengan menyediakan (supply) kebutuhan (demand) orang, maka kegiatan dagang kita akan berjalan dengan sendirinya nanti.
Mengapa harus orang-orang di sekitar kita? Karena mereka pasar terdekat dan lebih mudah dijangkau. Siapa saja orang-orang di sekitar kita? Keluarga, teman-teman, hingga rekan kerja di kantor. Baru setelah itu, kamu bisa mempertimbangkan untuk mulai juga merambah ke bisnis online.
2. Kerja lepas
Tak hanya berdagang barang, kamu juga bisa menjual jasa dan keterampilanmu.
Menjadi freelancer untuk berbagai pekerjaan, misalnya jadi admin medsos, admin marketplace, virtual assistant, dan sebagainya, yang bisa bekerja di luar jam kerja utama.
Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai lowongan kerja lepas ini. Atau, kamu bisa bergabung ke berbagai situs marketplace freelancer untuk dapat menemukan pekerjaan yang cocok untukmu.
3. Investasi
Hal kedua yang bisa kamu lakukan untuk mengelola gaji kecil kamu adalah dengan mendapatkan penghasilan tambahan dari investasi.
Ada beberapa instrumen yang bisa bermodal kecil yang bisa kamu pilih, mulai dari reksa dana atau saham. Tapi ingat, penghasilan investasi bukanlah jenis penghasilan yang bisa kamu terima dengan cepat seperti halnya berdagang, kecuali jika kamu memutuskan untuk trading—yang konsepnya berbeda dengan investasi. Meski demikian, investasi akan dapat membantumu untuk mewujudkan berbagai tujuan jangka panjang.
So, kamu harus membuat perencanaan keuangan yang baik, agar investasimu bisa optimal.
Last but not least.
Apalah artinya mendapatkan tambahan penghasilan atas gaji kecil yang kamu terima, jika nggak dikelola dengan baik juga. Betul? Jadi, kelolalah penghasilan tambahan ini dengan baik. Buat anggaran pemakaiannya, dan balik lagi ke poin-poin hemat pengeluaran di atas deh.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menjadi Korban PHK Akibat Pandemi COVID-19, Harus Bagaimana?
Pemerintah mencatat sebanyak 2,8 juta orang pekerja kini sudah menjadi korban PHK lantaran tempat mereka bekerja terdampak oleh pandemi COVID-19.
Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebutkan angka yang lebih mengejutkan lagi; 15 juta! Kadin memperkirakan, jumlah 2 juta yang dirilis oleh pemerintah adalah jumlah korban PHK dari perusahaan-perusahaan besar, tetapi belum termasuk mereka yang bekerja di usaha mikro, usaha kecil, hingga usaha menengah yang juga telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.
Kalau baca beritanya, jadi speechless enggak sih? Sepertinya memang benar apa yang diprediksi oleh para ahli, bahwa dunia sedang berada di ambang resesi terburuk.
Apa kabarmu? Apakah kamu juga merupakan salah satu korban PHK, dampak dari pandemi virus corona ini? Jika iya, QM Financial turut prihatin yang sedalam-dalamnya ya. Hanya bisa membantu dengan doa dan harapan, semoga kesulitan ini akan segera berlalu.
Tapi sementara itu, kita pastinya enggak bisa cuma menunggu kondisi membaik dengan sendirinya, bukan? Kita harus segera melakukan sesuatu, setidaknya berusaha agar napas kita lebih panjang sampai badai ini benar-benar tuntas teratasi dan kondisi menjadi baik lagi.
Apa yang harus dilakukan jika kamu sekarang menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19?
1. Financial check up
Yang pertama harus dilakukan pastinya adalah memastikan kondisi keuangan kita seriil-riilnya. Karena itu, yuk, lakukan financial check up; periksa kesehatan keuangan kita sendiri agar tahu letak “penyakitnya” di mana, dan bisa diperbaiki segera.
Apa yang perlu diperiksa? Di antaranya:
- Pemasukan. Tentunya dengan “status” sebagai korban PHK, pemasukan akan berkurang. Seberapa banyak berkurangnya? Apakah benar-benar zero income? Ataukah, sebenarnya kamu masih punya pemasukan yang lain? Juga, apakah kamu menerima pesangon? Seberapa banyak, dan kira-kira bisa digunakan sampai kapan? Perhitungkan dengan pengeluaran bulananmu ya.
- Status utang. Bagaimana posisi utangmu saat ini? Masih ada utang apa saja? Masih kurang berapa banyak cicilannya? Masih berapa lama?
- Aset lancar. Apakah kamu punya tabungan? Dana darurat? Punya investasi yang bisa segera dicairkan? Punya simpanan emas? Ada piutang?
- Pengeluaran. Cermati pengeluaran-pengeluaran yang ada, mulai dari kebutuhan pokok, tagihan rutin, dan pengeluaran lainnya yang mungkin ada.
Selain keempat hal di atas, periksa juga hal-hal lain yang berkaitan dengan keuanganmu. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
2. Amankan utang
Utang adalah salah satu pos pengeluaran terbesar, yang bisa dibilang–meski kondisi sesulit apa pun, ya mesti tetap dibayar. Meskipun kamu berstatus sebagai korban PHK, tetapi utang tetap menjadi kewajiban.
So, kalau kamu menerima uang pesangon, maka utang adalah pos pertama yang harus segera diamankan dengan uang pesangon. Kamu bisa menyisihkan dulu di awal.
Jika memang kamu mengalami kesulitan untuk membayar cicilan, enggak ada salahnya jika kamu meminta keringanan kredit pada pihak pemberi pinjaman.
OJK sendiri sudah mengeluarkan ketetapan mengenai relaksasi kredit sesuai instruksi pemerintah bagi kita yang terdampak COVID-19, mulai dari pekerja informal, pekerja berpenghasilan harian, termasuk juga para korban PHK. Stimulus ini tidak secara otomatis datang sendiri ya, jadi kamu yang harus mengajukan permohonan untuk kemudian baru diproses. Keringanan kredit ini juga bukan berarti bebas enggak bayar sama sekali, tetapi bisa berupa keringanan suku bunga, perpanjangan waktu, keringanan angsuran pokok, dan berbagai kebijakan lain.
Manfaatkanlah jika memang memungkinkan. Sedikit keringanan dalam bentuk apa pun akan membantu.
3. Hemat pengeluaran
Ubah gaya hidup! Ini sudah harus segera dilakukan begitu pemasukanmu berkurang sebagai korban PHK.
Cermati catatan pengeluaranmu yang terbagi dalam 5 pos–pos pengeluaran kebutuhan hidup rutin, cicilan utang (yang sudah dibahas di poin kedua), investasi, sosial, dan lifestyle–apakah ada yang bisa dihemat, dikurangi, disesuaikan, ditunda, atau bahkan dihapus.
Untuk investasi, boleh saja jika sekarang kamu memutuskan untuk setop investasi dulu, karena kamu akan butuh fresh cash untuk bertahan hidup. Nanti setelah kondisi membaik, kamu bisa mulai lagi. Begitu juga pos pengeluaran sosial, jika memang dirimu sendiri lebih membutuhkannya.
Lifestyle? Jelas harus dihemat. Coret dulu jajan-jajan bobanya. Masak sendiri dulu di rumah, dengan bahan-bahan makanan yang terjangkau. Pastikan belanja hanya barang-barang yang penting, kurangi yang tidak urgent, tunda yang bisa ditunda.
4. Pakai dana darurat
Ya, semoga kamu sudah memiliki dana darurat. Meskipun jumlahnya mungkin belum ideal, tapi setidaknya ada, dan bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup sampai kamu bisa memiliki pemasukan lagi.
Jangan lupa, berkomitmen untuk menggantinya nanti ketika kondisi membaik ya.
5. Segera cari alternatif pemasukan lain
Boleh saja berstatus korban PHK, tapi sebaiknya, kamu jangan menyerah sampai di situ saja. Yuk, usaha, cari peluang untuk mempunyai pemasukan lagi.
Coba amati, apa yang lingkungan sekitarmu butuhkan? Mungkin tetangga-tetangga butuh pasokan lauk-pauk atau camilan, dan kebetulan kamu jago memasak, kamu bisa menawarkan jasa memasak untuk mereka. Atau, coba cari peluang untuk menjadi agen distributor frozen food atau kebutuhan lainnya, dan juallah melalui WhatsApp groups. Jangan lupa untuk menawarkan layanan antar ya.
Sudah mulai terdengar klise, tapi hanya harapan, “Semoga badai ini segera berlalu!” yang bisa kita miliki. Bertahan ya, teman-teman QM Financial! Kita pasti bisa melakukannya bersama-sama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.