Frugal Living: Haruskah Selalu Makan Nasi Garam demi Hemat dan Bisa Capai Tujuan Keuangan?
Beberapa waktu belakangan banyak berita tentang hidup superhemat terus bisa beli rumah atau menabung hingga ratusan juta. Apakah kamu juga mengikuti berita-berita ini? Tahukah kamu apa istilah untuk menyebut gaya hidup seperti ini? Namanya, frugal living.
Ya, dalam beritanya, ada yang rela makan sehari Rp6.000 saja, demi bisa beli 3 rumah. Ada juga yang hidup mengandalkan voucher, sehingga bisa berinvestasi saham di 900 perusahaan dengan nilai total Rp42 miliar. Sementara yang paling hangat belakangan adalah seorang pria asal Bangladesh dan menjadi pekerja migran di Malaysia, yang rela setiap hari makan nasi dan garam. Ternyata dengan begitu, ia bisa membeli rumah senilai Rp2 miliar di kampung halamannya.
Hmmm, menarik ya? Apakah memang perlu kita makan nasi garam nih, biar bisa beli rumah?
Apa Itu Frugal Living?
Frugal living adalah gaya hidup yang menekankan pada penghematan uang dan sumber daya. So, enggak hanya hemat pengeluaran, tetapi sekaligus menghemat energi termasuk air dan listrik.
Saat kamu memutuskan untuk menjalani hidup frugal living, maka saat itu kamu akan banyak melakukan cara-cara untuk menghemat uang dalam setiap aspek kehidupan, termasuk juga mencari cara-cara untuk meningkatkan pendapatan dan mengelola uang dengan lebih baik. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai tujuan keuangan, yang lebih spesifik lagi kebebasan finansial dan kesejahteraan dalam jangka panjang.
Mindset adalah kunci di sini. Seperti misalnya, seseorang yang menjalankan frugal living akan lebih memilih membeli barang yang mahal tetapi dijamin keawetannya, ketimbang membeli harga murah tetapi barang tersebut cepat rusak sehingga harus berkali-kali membeli yang baru.
Nah, sampai di sini, kamu mungkin jadi teringat bahwa ada juga yang disebut dengan gaya hidup minimalis. Apa bedanya gaya hidup frugal living dengan minimalis? Atau jangan-jangan, frugal living ini ya sama saja dengan pelit?
Frugal Living vs Minimalis vs Pelit
Nah, kamu tahu, bahwa frugal living lebih menekankan pada penghematan uang dan sumber daya. Jadi, dengan hidup frugal, fokus kita adalah menekan pengeluaran.
Sementara itu, gaya hidup minimalis lebih menekankan pada pengurangan jumlah barang yang dimiliki, dan memfokuskan pada esensi dari apa yang diperlukan untuk hidup yang lebih nyaman. Dalam realisasinya, ini bisa berarti mengurangi jumlah barang yang dimiliki, terutama barang yang tidak diperlukan dan tidak berguna, dan mencari cara untuk menjalani hidup dengan lebih sederhana. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, frugal living dan gaya hidup minimalis ini bisa dilakukan bareng, agar keseimbangan hidup bisa lebih baik lagi. Idealnya sih gitu.
Nah, frugal living ya beda lagi dengan pelit.
Pelit adalah sifat yang cenderung untuk selalu menyimpan uang. Mengeluarkan uang sama saja dengan membuang-buangnya. Sementara frugal living lebih fokus pada hidup sesuai kebutuhan, tidak berlebihan. Mengeluarkan uang jelas perlu, tapi memang ada perlunya.
Jadi, kalau kemudian kamu hanya makan nasi garam, ini termasuk frugal living atau pelit pada diri sendiri?
Kamu sendiri yang bisa jawab ya. Yang pasti, prinsip frugal living adalah hidup sesuai kebutuhan, tidak berlebihan. Kamu harus cek dengan tubuhmu sendiri, apakah nasi garam cukup memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhmu?
Cara Memulai Frugal Living Tanpa Menyakiti Diri Sendiri
Yang penting memang tidak menyakiti diri sendiri, meski kita punya tujuan keuangan yang mahapenting, seperti beli rumah.
Jika kamu hendak menjalankan gaya hidup frugal living, beberapa hal berikut bisa diperhatikan.
- Buat rencana keuangan yang jelas, dan disiplin terhadap rencana tersebut. Identifikasi pengeluaranmu, dan coba untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
- Mulai menabung sesuai proporsi yang sesuai dengan kondisimu. Kamu bisa berpatokan dengan pembagian pos 40:30:20:10, atau persentase pembagian lainnya.
- Jangan membeli barang yang tidak diperlukan. Cobalah untuk mengurangi pembelian barang yang tidak diperlukan dan fokus pada barang yang benar-benar kamu butuhkan.
- Beli barang bekas yang masih layak pakai untuk beberapa kebutuhan. Kalau di Jakarta, kamu bisa berburu di Pasar Rawa Bening, Pasar Senen, atau Pasar Baru Trade Center. Atau bisa juga berburu di toko online.
- Mencari harga terbaik dan bandingkan harga sebelum membeli barang.
- Cari alternatif dan barang substitusi. Ingat prinsipnya: barang berkualitas mungkin lebih mahal, tapi jika jangka waktu pemakaiannya lebih panjang, maka itu berarti perhitungannya jadi lebih murah. So, fokus pada kualitas, alih-alih harga. Jangan sampai kamu malah penny wise dollar foolish.
- Tingkatkan pendapatan, seperti dengan mencari pekerjaan tambahan atau memulai usaha sampingan.
- Jangan merasa malu untuk menghemat uang kamu, dan jangan merasa takut untuk mengatakan tidak pada tawaran yang memang enggak ada manfaatnya untukmu. Misalnya saja, kamu sedang menabung untuk beli rumah, dan kamu merasa biaya nongkrong bisa mengganggu niatmu ini—ya jangan ragu untuk menolak ajakan teman untuk terlalu sering nongkrong.
Itu dia sekilas mengenai frugal living.
Ingat ya, frugal living bukanlah tentang tidak mengeluarkan uang sama sekali, tetapi tentang mengelola uang kamu dengan baik, demi mencapai kesejahteraan finansial dalam jangka panjang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!