Pengunduran Diri Karyawan: Panduan Keuangan untuk Mengundurkan Diri tanpa Pekerjaan Baru
Di tengah gelombang perubahan dunia kerja, pengunduran diri karyawan menjadi topik yang kerap diperbincangkan. Tak jarang, keputusan untuk meninggalkan pekerjaan diambil meskipun belum ada jaminan pekerjaan baru di depan mata. Hal ini tentu menimbulkan berbagai pertimbangan, terutama dari sisi keuangan.
Kamu juga mungkin bertanya-tanya, bagaimana cara menghadapi situasi seperti ini tanpa menjerumuskan diri ke dalam ketidakpastian finansial?
Well, kamu enggak sendirian. Banyak kok yang berada dalam posisi serupa, merasa terjepit antara keinginan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih baik dan kebutuhan untuk memastikan stabilitas finansial.
So, penting bagi kamu untuk mempersiapkan diri dengan panduan keuangan yang matang sebelum mengambil keputusan berisiko seperti pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan baru ini. Dalam artikel ini, akan ada beberapa langkah yang dapat kamu pertimbangkan agar proses pengunduran diri berjalan lancar dan tidak menghantam keuanganmu.
Berbagai Alasan Pengunduran Diri Karyawan padahal Belum Punya Pekerjaan Baru
Fenomena pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan pengganti sudah terjadi sejak lama. Namun, terkadang fenomena ini menjadi tren yang bergantung pada situasi ekonomi, sosial, dan budaya. Ada berbagai alasan di balik keputusan ini.
Ada mereka yang merasa telah mencapai puncak di tempat kerja mereka dan ingin mencari kesempatan lain. Keyakinan mereka terhadap kemampuan diri sendiri membuat mereka yakin dapat mendapatkan pekerjaan baru walaupun belum memiliki tawaran pasti. Sebagian lain merasa tekanan pekerjaan merusak kesejahteraan mental mereka. Alih-alih terus tertekan, mereka pun memilih untuk berhenti.
Sementara itu, ketika ekonomi sedang mengalami masa-masa baik, rasa optimisme mendorong beberapa orang untuk mengambil risiko, berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ada pula yang menginginkan keseimbangan hidup dan pekerjaan yang lebih baik, memilih untuk beristirahat sejenak atau fokus pada hobi sebelum kembali bekerja. Alasan pribadi, seperti kesehatan atau kebutuhan merawat keluarga, juga menjadi pertimbangan bagi sebagian orang.
Di sisi lain, zaman digital telah menyediakan peluang pekerjaan freelance dan online. Banyak yang melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan sambil menunggu pekerjaan tetap. Selain itu, ada juga yang merasa perlu mempertimbangkan kembali jalur karier mereka dan memutuskan apa yang sebenarnya mereka inginkan. Dari sinilah pengunduran diri karyawan terjadi.
Berbagai alasan memang bisa mendasari keputusan untuk resign padahal belum mendapatkan pekerjaan tetap. Kalau kamu, apa alasanmu?
Tantangan Terbesar Resign
Pengunduran diri karyawan tanpa memiliki pekerjaan baru bisa menimbulkan tantangan yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang biasanya dihadapi saat pengunduran diri karyawan terjadi tanpa rencana yang matang.
Ketidakstabilan Keuangan
Jelaslah ya. Aliran pendapatan tetap akan terganggu. Pastinya, hal ini akan menimbulkan tekanan keuangan, terutama jika kamu punya tanggungan, atau memiliki kewajiban bulanan seperti sewa, cicilan rumah, atau tagihan lainnya.
Ketidakpastian Masa Depan
Ketidakpastian tentang kapan kamu akan mendapatkan pekerjaan baru bisa menjadi sumber stres. Hal ini bisa menambah tekanan, terutama jika proses pencarian kerja memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Berhentinya Benefit
Of course, ketika terjadi pengunduran diri karyawan, maka benefit pun akan berhenti. Mulai dari asuransi kesehatan yang tadinya difasilitasi oleh perusahaan, bisa jadi akan berhenti. Begitu juga kalau kamu menjadi peserta program pensiun BPJS Ketenagakerjaan.
Hal ini pastinya akan kerasa banget misalnya kalau saat masih belum bekerja lagi, kamu atau keluarga kamu sakit.
Dampak Psikologis
Terlepas dari alasan mengundurkan diri, bisa jadi ada perasaan gagal, takut, atau cemas tentang masa depan. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan karyawan dan kepercayaan diri dalam mencari pekerjaan baru.
Pergeseran Status Sosial
Dalam banyak budaya, pekerjaan yang kita miliki itu sering kali dikaitkan dengan status sosial. Betul? So, enggak punya pekerjaan bisa menimbulkan pertanyaan atau komentar dari keluarga, teman, atau kenalan, yang mungkin tidak selalu mendukung.
Keterampilan yang Usang
Jika periode tanpa pekerjaan berlangsung lama, keterampilan tertentu mungkin menjadi usang atau tidak relevan, terutama di industri yang berkembang pesat.
Selain itu, semakin lama tanpa pekerjaan, semakin besar juga jeda yang muncul dalam riwayat kerja. Nah, ini nantinya akan perlu dijelaskan kepada pemberi kerja potensial di masa depan, kalau misalnya ada peluang melamar. Faktanya, beberapa pemberi kerja mungkin melihatnya sebagai titik lemah.
Mengingat tantangan-tantangan ini, sangat penting bagi seseorang untuk merencanakan dan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum mengambil keputusan untuk mengundurkan diri tanpa pekerjaan baru di tangan.
Pengunduran Diri Karyawan tanpa Pekerjaan Baru – Sebuah Panduan Finansial
Pengunduran diri karyawantanpa memiliki pekerjaan baru dapat menjadi keputusan yang berisiko, terutama dari sisi keuangan. Namun, jika memang sudah memutuskan untuk melakukan hal tersebut atau sedang mempertimbangkannya, berikut adalah beberapa panduan keuangan yang sebaiknya diperhatikan—siapa tahu dapat membantu.
Buat Anggaran
Tentukan pengeluaran bulananmu, dan buatlah anggaran yang ketat. Ketahui berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk biaya hidup, tagihan, dan kewajiban lainnya setiap bulannya.
Kumpulkan Dana Darurat
Idealnya, simpan setidaknya tiga hingga enam bulan biaya hidup dalam rekening tabungan sebagai dana darurat. Jumlah ini akan memberimu waktu untuk mencari pekerjaan baru tanpa harus khawatir tentang kebutuhan dasar.
Potong Pengeluaran Tidak Penting
Batasi pengeluaran untuk barang-barang yang bukan kebutuhan pokok, seperti makan di luar, hiburan, dan belanja impulsif. Fokuskan pada kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kerja Sampingan atau Freelance
Mencari pekerjaan sampingan atau freelance dapat menjadi cara yang baik untuk menghasilkan pendapatan sementara kamu mencari pekerjaan tetap.
Hati-hati dengan Utang
Cobalah untuk tidak mengambil utang baru sementara penghasilanmu belum stabil. Fokuskan pada pelunasan utang yang sudah ada, jika memang ada. Kalau punya kartu kredit, hindari menumpuk saldo dan bayar lebih dari jumlah minimum setiap bulannya.
Begitu juga kalau kamu merencanakan pembelian besar, seperti mobil atau rumah, ada baiknya ditunda dulu sampai kamu memiliki sumber pendapatan yang stabil lagi.
Buat Rencana Pencarian Kerja
Tentukan industri atau peran yang ingin kamu targetkan, update CV, dan lakukan pencarian kerja secara aktif. Gunakan network yang sudah kamu miliki. Misalnya kamu punya rekanan atau teman lama, kamu bisa mencari informasi apakah ada lowongan pekerjaan yang sesuai.
Upgrade!
Jika kamu merasa sulit mendapatkan pekerjaan karena kurangnya keterampilan atau pengalaman, pertimbangkan untuk mengambil kursus atau pelatihan yang dapat meningkatkan peluangmu ke depannya. Coba dulu cari yang gratis. Banyak juga penyedia yang menawarkan kelas-kelas yang terjangkau. Kamu bisa mengalokasikan dana khusus untuk kebutuhan ini. Anggaplah sebagai investasi.
Pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan baru adalah keputusan besar. Kalau hal ini sekarang sedang dijalani, maka pastikan telah mempertimbangkan semua konsekuensinya, terutama dari sisi keuangan. Selalu bijaksana dalam mengelola keuangan dan terus mencari peluang pekerjaan sampai menemukan yang cocok.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa yang Perlu Ditingkatkan dalam Bekerja agar Sisa Tahun Ini Jadi Lebih Baik?
Setiap awal tahun, banyak dari kita yang membuat daftar resolusi dengan harapan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Kita menetapkan berbagai target yang ingin dicapai dalam karier, mulai dari mendapatkan kenaikan gaji hingga meraih posisi yang lebih tinggi. Namun, setelah melewati setengah tahun, adakah di antara kita yang mengevaluasi kembali pencapaian dan target-target tersebut? Bagaimana dengan usaha kita untuk menjadikan sisa tahun ini lebih baik? Memahami apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja adalah langkah penting untuk mencapai hal tersebut.
Dalam dunia kerja yang dinamis dan penuh tantangan, setiap orang dituntut untuk apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja, agar kualitas diri juga meningkat sehingga mampu bersaing. Bukan hanya keterampilan teknis, melainkan juga soft skills seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, hingga manajemen waktu. Bukan hal yang mudah, namun dengan pemahaman dan tekad yang kuat, setiap orang pasti mampu mencapainya.
Lantas, apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja? Salah satu aspek penting mengenai apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja tetapi kerap terabaikan adalah pengelolaan keuangan. Bagaimana kita mengatur dan menggunakan pendapatan sangat memengaruhi kualitas hidup dan karier kita. Akan tetapi, manajemen keuangan bukanlah satu-satunya aspek soal apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja dan diperhatikan. Mari kita tinjau apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja agar sisa tahun ini menjadi lebih baik dan produktif di tempat kerja.
Apa yang Perlu Ditingkatkan untuk Sisa Tahun Ini?
Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu atau manajemen waktu adalah proses merencanakan dan mengendalikan seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas tertentu. Pengaturan waktu ini membantu siapa pun untuk bisa bekerja lebih efektif dan efisien, baik di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi.
Pengaturan waktu yang baik dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan produktivitas, dan mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Ini adalah keterampilan penting yang akan bermanfaat di semua aspek kehidupanmu.
Prioritas
Mengatur prioritas juga merupakan salah satu dari apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja, lantaran hal ini adalah proses penting dalam manajemen waktu dan produktivitas. Ini berarti menentukan urutan atau tingkat penting suatu tugas atau kegiatan berdasarkan nilai, urgensi, dan dampaknya terhadap tujuan kita.
Mengatur ulang prioritas merupakan salah satu apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja sehingga sisa tahun ini menjadi lebih baik. Terutama: fokuskan energi dan waktumu pada tugas-tugas penting yang memberikan dampak besar.
Mengatur prioritas dengan baik dapat membantumu fokus pada apa yang benar-benar penting dan membuat kamu lebih efisien dan produktif. Ini juga dapat membantu mengurangi stres dan memberikan kepuasan lebih besar dari pekerjaan yang telah diselesaikan.
Keterampilan
Pelajari keterampilan baru yang dapat membantu kamu dalam pekerjaanmu, atau tingkatkan keterampilan yang sudah kamu miliki saat ini. Pelatihan dan pembelajaran seumur hidup adalah kunci untuk pertumbuhan karier.
Masih ada waktu sampai akhir tahun untuk ikut kelas ini itu, atau apa pun yang bisa membantumu meningkatkan keterampilan ini.
Resiliensi
Resiliensi merujuk kepada kemampuan seseorang untuk pulih atau bangkit kembali dari tekanan, tantangan, atau kesulitan yang dialami. Ini melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, melawan rintangan, dan bertahan dalam situasi yang sulit atau stres.
Untuk meningkatkan resiliensi, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, seperti:
- Mengembangkan pemikiran positif dan realistis.
- Mempraktikkan teknik manajemen stres, seperti meditasi atau latihan pernapasan.
- Membangun jaringan dukungan, baik di dalam maupun di luar tempat kerja.
- Merawat kesehatan fisik, seperti makan sehat dan berolahraga secara teratur.
- Belajar dari pengalaman dan kesulitan sebelumnya.
Dengan meningkatkan resiliensi, kamu dapat lebih baik dalam menghadapi tantangan di tempat kerja dan di kehidupan sehari-hari, menjadikan sisa tahun ini dan tahun-tahun mendatang lebih baik.
Mengelola keuangan pribadi
Mengelola keuangan adalah keterampilan krusial yang berdampak pada hampir semua aspek kehidupan kita, termasuk karier. Tidak peduli seberapa besar penghasilanmu, jika kamu tidak bisa mengelolanya dengan baik, kamu bisa saja mengalami kesulitan finansial.
Berikut adalah apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja, dalam kaitannya dengan keterampilan dalam pengelolaan keuangan yang harus ditingkatkan untuk sisa tahun yang lebih baik:
- Budgeting, agar dapat memahami aliran uangmu—berapa banyak yang kamu hasilkan, berapa banyak yang kamu belanjakan, dan berapa banyak yang kamu simpan atau investasikan.
- Setelah mengetahui aliran uangmu, coba periksa pengeluaran. Apakah ada pengeluaran yang tidak perlu atau bisa dikurangi? Dengan mengendalikan pengeluaran, kamu bisa meningkatkan jumlah tabungan atau investasimu.
- Menabung bukan hanya untuk keadaan darurat, tetapi juga untuk tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun. Selain menabung, berinvestasi juga penting untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang. Pelajari dasar-dasar investasi dan pertimbangkan untuk berinvestasi jika kamu belum melakukannya.
- Jika kamu memiliki utang, penting untuk mengelolanya dengan baik. Buatlah rencana pembayaran utang dan berusaha untuk tidak mengambil utang baru kecuali jika sangat perlu.
- Teruslah belajar tentang keuangan. Ada banyak sumber belajar, mulai dari buku, blog, podcast, hingga kursus online. Semakin banyak kamu tahu, semakin baik kamu dalam mengelola keuangan.
- Jangan lupa untuk mempersiapkan dana pensiun. Kalau belum juga punya rencana sampai saat ini, sebaiknya segeralah mulai. Sisihkan sebagian penghasilanmu untuk dana pensiun dan pertimbangkan untuk berinvestasi dalam rencana pensiun.
- Nah, juga buat yang belum punya asuransi, terutama asuransi pokok seprti asuransi kesehatan ataupun asuransi jiwa untuk pencari nafkah. Ada baiknya segera memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Memiliki asuransi yang tepat adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Asuransi dapat melindungimu dari risiko finansial yang tidak terduga, seperti sakit atau kecelakaan.
Dengan keterampilan manajemen keuangan yang baik, kamu pun dapat mencapai stabilitas finansial dan tujuan jangka panjangmu. Selain itu, keuangan yang sehat juga dapat mengurangi stres dan memberikan kamu lebih banyak kebebasan dalam membuat keputusan karier.
Untuk meraih kesuksesan dalam karier, memahami apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja adalah sebuah keharusan. Mengembangkan keterampilan teknis dan soft skills, mengefektifkan manajemen waktu, atur ulang prioritas, meningkatkan resiliensi, dan tentu saja, mengelola keuangan dengan bijak – semuanya memiliki peran penting.
Ingatlah, perbaikan membutuhkan waktu dan dedikasi, jadi berikan dirimu sendiri ruang untuk belajar dan tumbuh. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk merayakan setiap kemajuan, sekecil apa pun itu.
Dengan berfokus pada perbaikan diri dan menjaga sikap positif, kamu akan melihat perubahan signifikan dalam pekerjaan kamu dan menjadikan sisa tahun ini lebih baik. Setiap langkah yang kamu ambil dalam perbaikan diri, bukan hanya meningkatkan produktivitas kerjamu, tetapi juga memberi dampak positif dalam kehidupan pribadimu.
Jadikan sisa tahun ini sebagai momentum untuk terus belajar, berkembang, dan mencapai kesuksesan yang kamu impikan dengan paham apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Career Cushioning, Tren Kerja Terbaru Muncul selama Badai PHK?
Sudahkah kamu mendengar istilah career cushioning? Belakangan ini, istilah career cushioning menjadi tren baru di dunia kerja, lho. Terlebih badai PHK sempat menerpa beberapa karyawan di berbagai sektor pekerjaan.
Konon, tren ini adalah jalan pintas yang dipilih oleh mayoritas individu untuk bertahan hidup saat menghadapi ancaman PHK massal. Lantas, apa sih sebenarnya career cushioning? Simak ulasannya dalam artikel ini hingga usai, ya!
Apa itu Career Cushioning?
Melansir beberapa sumber, career cushioning didefinisikan sebagai tindakan yang diambil oleh seseorang untuk bertahan agar dari ancaman turbulensi ekonomi dan pasar kerja. Faktanya, pekerjaan selalu datang dan pergi. Namun, kamu memerlukan pekerjaan agar tetap bisa menghidupi diri sendiri.
Tren career cushioning ini muncul tak lain akibat kekhawatiran seseorang akan nasib pekerjaan mereka. Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat para pekerja gundah. Oleh karena itu, tak heran jika mereka membutuhkan bantalan karier, atau yang kemudian disebut dengan career cushioning.
Pada career cushioning ini, para pekerja dapat menyusun plan B, plan C dan plan lainnya sebagai antisipasi ketika mereka menghadapi kondisi di luar kendali, seperti PHK yang mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.
Lantas, kapan kamu perlu mempersiapkan dan memulai career cushioning?
Mempersiapkan Career Cushioning Sedini Mungkin
Saat kamu khawatir dengan keberlangsungan pekerjaan yang sedang digeluti, maka saat itulah kamu perlu melakukan career cushioning. Meskipun kamu sangat menyukai pekerjaanmu yang sekarang, memiliki bantalan karier adalah salah satu cara untuk memprioritaskan diri dan pekerjaan yang kerap kali menjadi kebutuhan.
Seorang mitra di recruiting firm Odgers Berndtson Tech Practice, Diane Gilley, mengatakan bahwa kamu mungkin masih menyukai pekerjaanmu saat ini, namun kamu juga perlu memikirkan hal terpenting bagi diri dan passionmu. Di mana dalam hal tersebut, koneksi dan pengalamanmu akan sangat bermanfaat dalam career cushioning.
Take a note, bantalan karier akan terasa penting ketika kamu mulai merasakan ancaman PHK di lingkungan kerjamu saat ini. Saat itulah kamu perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman tersebut.
Tip Jitu Memulai Career Cushioning yang dapat Kamu Coba
Apakah kamu saat ini sedang berada di situasi yang mendorong untuk mulai mencoba career cushioning? Jika iya, bagaimana langkah tepat untuk memulainya?
Berikut adalah beberapa tip yang dapat kamu coba sebelum memulai career cushioning.
1. Asah Ketrampilan
Terlepas saat ini kamu bekerja atau tidak, mengasah keterampilan perlu kamu lakukan untuk mengeksplorasi kesempatan kerja di masa yang akan datang. Kamu bisa memulai dengan mendalami apa yang bisa kamu “jual” kepada recruiter. Catat semua keterampilan yang kamu miliki, baik soft skills maupun hard skills, sehingga recruiter mengetahui apa saja potensimu.
Mengasah keterampilan menjadi langkah kunci yang dapat kamu siapkan sebelum terjun ke dunia kerja maupun menjajal career cushioning. Pasalnya 40 persen perusahaan di platform pencari kerja, umumnya melihat ketrampilan dari job seeker yang melamar di perusahaan tersebut.
2. Upgrade CV, Profil LinkedIn, dan Portofolio
Langkah berikutnya yang perlu kamu coba saat memulai career cushioning adalah meng-upgrade profile LinkedIn atau media sosial, resume atau CV, dan portofolio.
Selain memperbarui detail teknis, pastikan kamu menambahkan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Keterampilan tersebut dapat berasal dari personal skills assessment yang telah diikuti.
Kamu juga perlu memikirkan jenis pekerjaan yang potensial untuk dijadikan bantalan karier, ya. Meskipun ini sedikit tricky untuk bertanya terkait side job saat kamu masih menjadi pekerja tetap, cobalah untuk mencari referensi di job portal atau situs pencari kerja lainnya.
3. Bangun Relasi
Relasi atau networking memiliki peran yang krusial dalam dunia kerja. Tidak banyak orang yang suka membangun relasi, padahal relasi akan membantumu menemukan peluang emas, khususnya di dunia kerja.
Membangun relasi ini gampang-gampang susah, lho. Kamu membutuhkan waktu untuk membangun dan memeliharanya. Hindari datang ke relasi hanya pas butuhnya aja, ya!
Kamu akan mendapatkan rekomendasi, dukungan, peluang pekerjaan, hingga ide dan wawasan baru untuk mengembangkan karir atau bisnis, ketika kamu dapat memelihara hubungan baik dengan relasi.
Nah, dengan demikian, masihkah kamu masih meragukan kekuatan dari relasi?
4. Do it on your own time
Lakukan pekerjaan yang kamu jadikan bantalan karier di luar jam kerja. Pastikan bahwa side job yang sedang kamu kerjakan untuk mempersiapkan diri dari ancaman PHK ini tidak mengganggu pekerjaan utamamu, ya. Meskipun kamu sedang mempersiapkan career cushioning, jangan sampai kamu kehilangan etika.
So, lakukan hal-hal seperti mengupgrade CV, membangun relasi, atau mencari peluang kerja di luar jam kerjamu di kantor!
5. Kelola pemasukan dengan baik
Karena istilahnya sekarang kamu sedang membangun jaring pengaman terkait kariermu, maka siapkanlah juga jaring pengaman keuangan yang memadai. Akan percuma jika kamu sudah melakukan career cushioning, tetapi kamu tetap tidak mengelola keuangan dengan baik. Pada akhirnya, masalah keuangan akan datang, apalagi kalau sudah sampai (amit-amit) terkena PHK.
Jadi jika memang perlu, lakukan financial check up lagi dan kemudian lakukan budgeting lagi sesuai dengan kondisi terkini. Intinya, kamu perlu memilah lagi, mana kebutuhan yang esensial dan mana yang sekadar keinginan—yang bisa ditunda atau dikurangi.
So, gimana? Apakah kamu sekarang sudah merasa perlu untuk career cushioning? Semoga sih enggak perlu ya? Artinya, pekerjaanmu saat ini aman-aman saja, semua baik-baik saja.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja di Tahun 2021
Ada beberapa skill yang dibutuhkan di dunia kerja di tahun 2021 ini. Mungkin tidak baru, tetapi sekarang menjadi lebih penting.
Memangnya beda? Well, di tahun 2020, kita terpaksa banyak menyesuaikan diri dengan perubahan cepat yang terjadi. Salah satunya konversi dari offline menjadi online, dalam sebagian besar hal yang kita kerjakan.
Termasuk di dunia kerja.
Perusahaan mau enggak mau juga harus beradaptasi. Jika memang sejauh ini, karyawannya sudah dapat “diajak” untuk naik kelas, maka itu hal bagus. Dan, kalaupun berniat untuk menambah lagi sumber daya manusia, maka ya sebaiknya mempertimbangkan hal dan kebiasaan baru yang ada sekarang, demi kelancaran operasional pekerjaan.
Berikut beberapa skill yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan untuk bertahan di tahun 2021 ini. Dan, beberapa di antaranya adalah soft skill yang bisa dikembangkan dengan training yang pas dengan kebutuhan.
5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja
Familier dengan berbagai bentuk teknologi dan bisa belajar dengan cepat
Kalau mau bertahan, dan kemudian bisa berkembang, maka mau tak mau setiap aset dalam perusahaan juga disesuaikan dengan kondisi terkini. Termasuk para karyawannya.
Pada akhirnya, seleksi alam juga berlaku. Mereka yang tak bisa belajar teknologi dengan cepat harus pasrah digantikan. Tak hanya digantikan oleh sesama manusia, tetapi digantikan oleh mesin dan robot. Memang menyedihkan sih, tapi ya ini tuntutan zaman.
Kecerdasan emosional (EQ)
Keterampilan ini barangkali bukan tuntutan yang baru. Tetap dengan kondisi yang sekarang, maka keterampilan untuk mengelola emosi menjadi skill yang dibutuhkan di dunia kerja juga. Pasalnya, dengan kondisi sekarang, orang dengan kecerdasan emosional yang baik akan lebih mampu beradaptasi.
In fact, meskipun nantinya sebagian besar pekerjaan akan dilakukan oleh robot ataupun mesin, tetapi mereka juga tetap tidak dapat menggantikan peran manusia yang memiliki rasa dan indera yang lebih tajam.
Karenanya, di masa teknologi canggih, tak hanya IQ saja yang berperan, para karyawan dituntut untuk memiliki EQ yang juga sama tingginya.
Kreativitas
Pandemi COVID-19 yang terjadi di tahun 2020 menuntut setiap bisnis, baik yang dijalankan oleh perusahaan maupun perseorangan, untuk kreatif agar bisa bertahan. Kebanyakan merasa perlu untuk mengubah strategi bisnisnya. Tentunya, strategi perusahaan yang berubah ini tidak akan mulus dilakukan tanpa adanya kreativitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Tanpa kreativitas karyawan, perusahaan tidak akan lincah mencari celah untuk bertahan.
Ini juga bukan termasuk keterampilan baru, tetapi menjadi skill yang dibutuhkan di dunia kerja di tahun 2021 ini.
Berkomunikasi secara efektif
Dalam sebuah perusahaan, teamwork itu akan selalu menjadi hal penting. Tanpa keterampilan berkomunikasi yang baik, teamwork tidak akan bisa terbangun dengan baik.
Keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif juga bukan skill yang dimiliki oleh setiap orang loh. Ada banyak orang yang cukup kesulitan untuk mempelajari salah satu skill yang dibutuhkan di dunia kerja ini. Jika saat ini karyawan masih kurang dapat menguasai keterampilan ini, ada baiknya diberikan training yang pas.
Kepemimpinan
Skill yang dibutuhkan di dunia kerja lainnya adalah kepemimpinan.
Well, kan, enggak semua karyawan harus jadi pemimpin? Kalau semua pemimpin, siapa dong anak buahnya?
Ya, bukan gitu juga sih artinya. Setidaknya, jika karyawan memiliki keterampilan memimpin, maka mereka juga akan mahir memimpin diri mereka sendiri. Dengan demikian, mereka akan kaya inisiatif, punya kemampuan problem solving yang baik juga, dan tak harus menunggu instruksi untuk bekerja dan menghasilkan yang terbaik.
Itulah arti keterampilan kepemimpinan yang sesungguhnya.
Di samping kelima keterampilan di atas, ada lagi skill yang dibutuhkan di dunia kerja di tahun 2021 ini yang juga sangat penting. Yaitu keterampilan untuk mengelola keuangan pribadi.
Mengapa sangat penting?
Ini juga berkaitan dengan kondisi dan kebiasaan yang berubah. Pandemi tahun 2020 masih menyisakan dampak sampai sekarang, hingga ke soal keuangan. Banyak orang tak siap menghadapi krisis lantaran mereka belum memiliki literasi keuangan yang baik. Di antaranya, tidak memiliki dana darurat yang memadai, sedangkan ada utang juga yang menjadi beban.
Karyawan yang mampu mengelola keuangannya dengan baik, akan siap menghadapi situasi apa pun. Hal ini tentunya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Betul kan ya?
Kabar baiknya, seperti halnya skill yang lain, keterampilan mengelola keuangan ini juga bisa dilatih melalui training keuangan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Alasan Mengapa Gaji Besar Saja Tetap Tak Membuat Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan yang Sama
Kadang ya heran, kenapa banyak sekali yang sulit untuk bertahan di satu perusahaan. Apalagi akhir-akhir ini. Sering banget dengar curhat HR yang bilang, angkatan kerja sekarang makin susah loyal, padahal juga sudah ditawari gaji besar. Tetap saja turnover karyawan begitu tinggi.
Apa pasal?
Rekor saya sendiri paling lama bekerja di sebuah perusahaan adalah 9 tahun. Gaji sih standar, tetapi memang lingkungan kerjanya enjoyable bagi saya. Setelah 9 tahun bekerja, saya mendapat kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat. Dengan gaji yang sedikit lebih kecil dan fasilitas serta tunjangan yang lebih sedikit, saya pun mantap memutuskan resign dari perusahaan lama dan bergabung ke perusahaan baru.
Di perusahaan yang baru itu, saya menemukan soul saya. Saya mengerjakan hobi saya setiap hari, dan dibayar. Sampai sekarang.
Ada yang punya cerita seperti saya di atas? Boleh lo kalau mau sharing di kolom komen!
Melihat kasus diri sendiri—meski perbedaan besaran gajinya tidak begitu besar—tetapi saya memang lebih memilih untuk bekerja di perusahaan baru yang menjanjikan saya kenyamanan lebih. Yang saya bayangkan adalah hari-hari saya pasti akan menyenangkan, karena saya akan diberi gaji untuk mengerjakan hal yang saya suka.
Dari situ, saya kira ya wajar sih kalau banyak yang kurang bisa bertahan untuk bekerja di satu perusahaan dalam jangka waktu yang lama, meski sudah diberi gaji besar. Barangkali salah satu—atau semua—alasan berikut juga yang memengaruhinya.
5 Alasan orang tak hanya butuh gaji besar untuk mau bertahan bekerja di satu perusahaan dalam jangka waktu yang lama.
1. Setiap orang butuh kenyamanan
Kenyamanan dan kepuasan kerja kadang adalah menjadi salah satu syarat utama saat seseorang mampu bertahan. Bagi sebagian orang, kenyamanan dan kepuasan kerja tidak bisa diukur dengan materi, yang berarti gaji besar.
Setiap orang butuh kenyamanan, dan hal ini kadang sulit didapatkan. Apalagi kalau berurusan dengan rekan kerja ataupun lingkungan yang toxic. Betul nggak?
2. Keamanan juga menjadi syarat pertama
Selain kenyamanan, keamanan juga merupakan hal yang kadang sulit ditemukan di dunia kerja. Keamanan di sini bisa berarti keamanan fisik, dan juga finansial sih. Gaji besar memang merupakan salah satu “jaminan” keamanan, terutama dari segi finansial. Tapi ternyata, enggak cuma itu yang diminta oleh sebagian besar karyawan.
Gaji besar, tapi harus bekerja setiap malam di lokasi yang keamanannya kurang. Setiap hari harus waswas akan keamanan diri sendiri. Pastinya yang seperti itu enggak akan membuat kita jadi enjoy bekerja.
Atau, gaji besar, tapi perusahaan tampak semakin bermasalah. Bahkan sewaktu-waktu bisa saja memutuskan untuk melakukan efisiensi karyawan. Wah, meski gaji besar, kita tetap saja akan berpeluang untuk masuk ke daftar efisieni—siapa yang bisa memaksa untuk bertahan. Bener nggak sih?
3. Butuh keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
Sempat melihat curhat seseorang di Twitter. Kurang lebih bunyinya begini.
“Dapat panggilan lowongan kerja. Pas wawancara ditanya, bisa enggak handphone on 24 jam? Sewaktu-waktu juga harus dipanggil ke kantor, bahkan di hari libur dan hari Minggu. Nggak dihitung lembur sih, tapi boleh minta hari libur pengganti. Gue tolak, karena waktu gue buat keluarga kayaknya enggak bisa diukur dengan uang.”
Ada yang mengalami hal yang sama?
Setiap orang butuh keseimbangan hidup, yang bisa diraih dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan membatasi kehidupan profesional, dan membuat waktu untuk diri sendiri serta keluarga. Keseimbangan seperti ini penting banget untuk mengelola stres.
Well, memang sih ada yang seakan enggak punya kehidupan pribadi—para workaholics, misalnya—tapi meski demikian, work life balance ini penting, untuk kesehatan mental diri sendiri.
4. Passion over materi
Akhir-akhir ini semakin banyak orang yang sadar, bahwa kita butuh passion lebih untuk bisa betah bekerja, enggak cuma soal gaji besar. Hanya saja passion dan gaji besar enggak selalu datang dalam satu paket.
Kalau sudah begitu gimana dong? Ya, tergantung pertimbangan masing-masing individu saat memutuskannya. Kadang ya yang terjadi adalah terima pekerjaan—meski tak sesuai passion—tapi bergaji besar. Demi apa? Demi hidup. Toh passion bisa dilakukan as a side hustle, kan?
Tapi, ada juga yang memutuskan untuk lebih mengejar passion, demi kebahagiaan diri sendiri. Salah? Enggak dong. Kalau bahagia melakukannya, seseorang juga akan nyaman untuk hidup—meski nggak mendapatkan gaji besar.
5. Tidak ada kesempatan untuk berkembang
Berkembang merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang punya semangat hidup. Berkembang dalam arti luas, menyangkut fisik, rohani, mental, pun keterampilan.
Kadang kali, meskipun gaji besar, tetapi bisa jadi sulit menemukan peluang untuk berkembang. Ide-ide yang dilontarkan selalu mentah, pendapat kurang didengar, tak ada jenjang karier yang bisa diproyeksi, pun tak pernah mendapatkan training ini-itu yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi.
Rasanya, kita hanya diminta untuk memberikan kontribusi saja, tanpa diperhatikan kebutuhannya. Malas juga sih, kalau kerjanya kayak gini. Iya nggak?
Bagaimana denganmu? Kalau kamu dihadapkan pada 2 pilihan: gaji besar atau 5 hal di atas, manakah yang kamu pilih?
Well, the bottom line is, berapa pun gaji yang diterima yang terpenting adalah bagaimana kita mengelolanya dengan baik sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan demi mencapai tujuan keuangan kita. Gaji berapa pun sebenarnya selalu cukup kok, asal kita terampil mengaturnya.
So, ayo, belajar finansial lagi hari ini! Cek jadwal kelas finansial online QM Financial, dan segera daftar yang sesuai dengan kebutuhanmu.