5 Tanda Mandiri secara Finansial
Mandiri secara finansial artinya adalah situasi ketika seseorang sudah mampu mengurus keuangan mereka sendiri, tidak lagi membutuhkan bantuan dari orang tua atau keluarga, atau yang lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan, hal ini adalah step pertama untuk mencapai kebebasan finansial.
Cara individu mengatur keuangannya bisa berbeda-beda. Namun bagi mereka yang sedang di usia produktif, sangat penting untuk mempelajari cara-cara mengelola keuangan pribadi. Tujuannya tidak hanya agar pendapatan bulanan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup, tetapi juga untuk menjamin kestabilan finansial di masa depan.
Walaupun masih belum ideal, tingkat literasi keuangan di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan oleh generasi milenial dan gen Z yang semakin mengerti pentingnya mandiri secara finansial. Mereka mulai belajar menghasilkan uang, mulai berinvestasi, dan beberapa bahkan sudah yakin bahwa tujuan finansial akhirnya adalah bisa merasakan bebas finansial.
Mandiri secara finansial bukan tentang siapa yang memiliki gaji tertinggi, bisa berkeliling Indonesia, atau memiliki barang-barang mewah. Yang paling penting adalah kemampuan dalam mengatur keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan, mari kita pelajari beberapa karakteristik orang yang sudah mandiri secara finansial.
Tanda Mandiri secara Finansial

1. Menghasilkan Pendapatan Sendiri
Poin penting dalam mandiri secara finansial adalah memiliki pendapatan, penghasilan, atau income sendiri dari pekerjaan yang dijalani. Artinya, kamu memiliki gaji atau pendapatan yang mampu membiayai semua kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari membayar tagihan hingga membiayai gaya hidupmu.
Jika kamu sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya tetapi masih bergantung atau menerima bantuan finansial dari keluarga, berarti kamu belum bisa dikatakan mandiri secara finansial.
Tak perlu khawatir, proses ini memang memerlukan waktu dan setiap orang memiliki waktu mereka sendiri. Bagi kamu yang sudah memiliki penghasilan tetapi masih menerima bantuan, cobalah belajar lebih lanjut tentang manajemen keuangan.
Sedangkan bagi kamu yang belum memiliki pekerjaan, jangan berhenti berusaha dan jangan menyerah. Di era sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan. Jangan lupa untuk terus meningkatkan keahlian dan pengetahuanmu.
2. Punya dana darurat
Dana cadangan atau dana darurat adalah jumlah uang yang disisihkan khusus untuk digunakan dalam situasi mendesak. Contohnya, jika kamu secara tiba-tiba harus berhenti bekerja, sakit, atau membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak lainnya, sementara penghasilanmu sedang tidak stabil atau tidak siap untuk menghadapi situasi yang tak terduga. Dana ini menjadi penolong dalam situasi tersebut.
Salah satu tanda mandiri secara finansial adalah kamu dapat mengalokasikan sejumlah uang setiap bulan untuk membangun dana darurat ini. Berapa sih idealnya? Tergantung pada jumlah orang yang menggantungkan hidupnya padamu, dana darurat idealnya setara dengan 3-12 kali total pengeluaran bulananmu.
Tidak perlu merasa harus langsung mencukupi 3 atau 6 kali pengeluaran sekaligus. Kamu bisa mencicil setiap bulan untuk mencapai target ideal tersebut. Konsistensi adalah kunci utamanya, dan yang penting: mulai aja dulu.

3. Mampu Membayar Cicilan dengan Tepat Waktu
Sebuah indikator lain dari mandiri secara finansial adalah kemampuanmu dalam menangani utang. Jika kamu mampu membayar semua cicilanmu, seperti KPR, kartu kredit, cicilan kendaraan, dan lainnya secara tepat waktu, maka selamat, kamu termasuk dalam kategori orang yang sudah mandiri secara finansial.
Namun, jika keadaan sebaliknya yang terjadi, cobalah untuk mengevaluasi ulang semua pengeluaran bulanan atau cicilanmu. Mungkin pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatanmu. Perlu diingat bahwa idealnya, cicilan tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan bulananmu.
4. Bisa Menabung
Menabung adalah praktik dasar pengelolaan keuangan, yang berarti menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh untuk digunakan di masa mendatang. Ini adalah langkah awal dalam merencanakan keuangan dan penting agar dapat mandiri secara finansial.
Kemampuan untuk menabung menunjukkan bahwa seseorang mampu mengelola uangnya dengan baik, yaitu bisa mengontrol pengeluaran dan memprioritaskan alokasi penghasilan.

5. Bisa Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Membuat dan menjalankan rencana keuangan jangka panjang adalah bagian penting dari mandiri secara finansial. Rencana keuangan jangka panjang membantu seseorang untuk memahami tujuan keuangannya dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Rencana keuangan jangka panjang biasanya mencakup tujuan seperti membeli rumah, pendidikan anak, dan pensiun. Memiliki dan menjalankan rencana ini menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya memikirkan kebutuhan dan keinginannya saat ini, tetapi juga merencanakan masa depan.
Rencana keuangan jangka panjang juga akan mencakup strategi untuk mengelola utang. Baik itu utang KPR misalnya, atau utang-utang yang lainnya. Memiliki rencana dan mampu untuk membayar utang ini adalah bagian penting dari mandiri secara finansial.
Secara keseluruhan, memiliki rencana keuangan jangka panjang adalah tanda mandiri secara finansial, karena menunjukkan bahwa seseorang telah mempertimbangkan dan merencanakan masa depan mereka secara finansial, dan bukan hanya fokus pada kebutuhan dan keinginan saat ini. Ini adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan finansial jangka panjang.
Mandiri secara finansial bukanlah tujuan yang dapat dicapai dalam semalam. Butuh disiplin, perencanaan, dan keterampilan manajemen keuangan yang baik untuk bisa mewujudkannya.
Namun, bukan berarti itu tidak bisa dicapai. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, kamu bisa mandiri secara finansial, yang pada akhirnya akan memberikan rasa keamanan, kebebasan, dan kedamaian pikiran.
Setiap langkah, mulai dari menabung secara rutin, berinvestasi untuk masa depan, hingga merencanakan secara finansial, semuanya membawa kita lebih dekat ke tujuan akhir itu. Selalu ingat, dalam perjalanan untuk bisa mandiri secara finansial, kunci utamanya adalah konsistensi dan kesabaran.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Ke-13: Asal Muasal dan Bagaimana Mengelolanya
Di bulan Juni Juli seperti ini, umumnya menjadi saat-saat ketika gaji ke-13 cair. Gaji ke-13 ini sering kali dianggap sebagai angin segar dalam kondisi finansial seseorang, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Umumnya, banyak orang beranggapan bahwa gaji ke-13 hanya digunakan untuk konsumsi atau belanja. Padahal, sebenarnya tujuan pemberian benefit ini bukan untuk itu lo, awalnya. Pun, dengan pengelolaan yang tepat, penghasilan ini bisa menjadi instrumen penting untuk mencapai tujuan keuangan.
Bagaimanapun, tahukah kamu tentang sejarah dan latar belakang pemberian gaji ke-13 ini? Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969, benefit menjadi bentuk apresiasi pemerintah bagi abdi negara, dan sejak era Presiden Megawati, pemberian ini menjadi rutin. Namun, mendapatkan gaji tambahan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri: bagaimana cara mengelola dan memanfaatkannya dengan baik?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah gaji ke-13 dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik untuk mendukung rencana keuangan secara keseluruhan. Siap untuk memanfaatkannya dengan bijak? Mari kita mulai.
Asal Muasal Gaji Ke-13

Menurut informasi yang dirilis oleh Kominfo, pemberian gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS) pertama kali dilakukan pada tahun 1969. Pada saat itu, pemerintah bahkan memberikan gaji ke-14 sebagai pengganti hadiah Lebaran.
Namun, pemberiannya setelah itu tidak dilakukan secara rutin. Beberapa tahun absen, gaji ke-13 diberikan kembali pada tahun 1979, sekitar satu dekade setelah pemberian pertama. Kemudian, gaji ke-13 tidak diberikan lagi antara tahun 1980 sampai 1982, dengan alasan pemerintah telah melakukan peningkatan tunjangan penghasilan PNS.
Pada tahun 1983, gaji ini kembali diberikan kembali oleh pemerintah. Akan tetapi, hal ini tidak berlanjut pada tahun 1984, mengingat pemerintah telah menaikkan gaji PNS sebanyak 15 persen.
Pada akhir masa jabatan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, pemberiannya kepada PNS menjadi rutin. Dalam pidatonya menjelang peringatan HUT RI pada tahun 2003, Megawati mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan gaji ke-13 kepada PNS sebagai kompensasi atas tidak naiknya gaji abdi negara.
Sebagai realisasi dari pidato tersebut, pemerintah kemudian mengalokasikan dana sebesar Rp56,7 triliun untuk belanja pegawai dalam APBN 2004. Sejak saat itu, gaji ke-13 rutin dibagikan kepada PNS, dimulai sekitar tahun 2004.
Pemberian benefit ini kepada PNS dilanjutkan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan berlanjut hingga era Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Nah, tahukah kamu, atau setidaknya harus notice, bahwa pemberian gaji ini biasanya dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Kenapa? Karena bertujuan membantu PNS membiayai pendidikan anak-anak mereka. Iya, jadi bukan buat belanja-belanji sampai habis ya.
Komponen dari gaji ke-13 untuk PNS bervariasi. Pasal 6 PP Nomor 15 Tahun 2023 menjelaskan bahwa gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, dan 50 persen tunjangan kinerja sesuai pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Sementara itu, komponen gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, serta tambahan penghasilan paling banyak 50 persen yang diterima dalam satu bulan.
Instansi pemerintah daerah yang memberikan tambahan penghasilan harus memperhatikan kapasitas fiskal daerah. Selain itu, penambahan penghasilan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Cara Mengelola Gaji Ke-13

Nah, sekarang kan sudah tahu asal muasal ada gaji ke-13. Sudah tahu juga tujuannya, ya kan? Jadi, alangkah baiknya digunakan sesuai tujuan pemberiannya.
Namun, tentu hal ini tidak membatasi penggunaannya. Yang penting, kuncinya adalah pada pengelolaannya atau alokasinya. Ya, kalau PNS-nya sudah berkeluarga dan punya anak. Yang masih single, kan banyak juga?
So, berikut beberapa tips untuk mengelola gaji ke-13 secara efektif agar tak habis begitu saja tanpa bekas.
Perencanaan dan Anggaran
Sebelum menerima gaji ke-13, buatlah rencana penggunaan yang jelas. Sesuaikan dengan kebutuhan yang kamu miliki. Kalau memang sudah berkeluarga, ada baiknya dipertimbangkan untuk digunakan seperti seharusnya: biaya pendidikan anak. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan lain.
Bayar Utang
Jika memiliki utang atau kredit, gunakan sebagian dari gaji ke-13 untuk melunasi atau mengurangi beban tersebut. Mengurangi jumlah utang akan membantu mengurangi stres finansial dan membuka ruang untuk tabungan atau investasi di masa depan.
Tabungan dan Investasi
Jika tidak memiliki utang yang perlu dibayar, pertimbangkan untuk menyimpan atau berinvestasi. Bisa dalam bentuk deposito, reksa dana, saham, atau obligasi. Sesuaikan dengan tujuan keuangan dan juga profi risikomu ya.
Dana Darurat
Idealnya, setiap keluarga harus memiliki dana darurat yang setara dengan biaya hidup setidaknya 3-6 bulan. Jika belum mencapai jumlah ini, gunakan sebagian gaji ke-13 untuk menambah dana darurat.
Pendidikan Anak
Gaji ke-13 bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak, seperti membayar uang sekolah, membeli buku, atau membayar biaya les tambahan. Ya, intinya berbagai kebutuhan tahun ajaran baru deh.

Pengeluaran Tahunan
Gaji ke-13 termasuk ke dalam jenis penghasilan tahunan. Dengan demikian, bisa juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran tahunan. Kayak apa misalnya? Ya, seperti untuk bayar premi asuransi, untuk kurban, pajak, dan sebagainya.
Lalu, kapan senang-senangnya? Tentu saja, gaji ke-13 boleh-boleh saja kalau ingin kamu gunakan untuk memberi self reward. Setelah memenuhi semua kebutuhan dan kewajiban finansial, justru jangan lupa untuk memanjakan diri sendiri atau keluarga. Kamu telah bekerja keras sepanjang tahun dan layak untuk menikmati hasil kerjamu. Ya kan?
Pada akhirnya, bagaimana kamu mengelola gaji ke-13 tergantung pada kebutuhan dan prioritas finansial kamu sendiri juga. Yang terpenting adalah melakukan perencanaan dan anggaran secara hati-hati untuk memastikan bahwa kamu menggunakan uang tersebut sebaik-baiknya.
Gaji ke-13 bukan hanya sekedar bonus atau tambahan belanja, melainkan peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan. Oleh karena itu, pengelolaan yang bijaksana sangat penting.
Untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola gaji ke-13 dan pendapatan secara umum dengan lebih baik, QM Financial menyediakan pelatihan keuangan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jadilah bagian dari perubahan positif dalam kehidupan keuangan di kantormu dengan QM Financial dan lihat bagaimana pengetahuan keuangan yang tepat dapat membawamu ke kebebasan finansial.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Muda
Membuat perencanaan keuangan mungkin terdengar seperti suatu tugas berat, bukan? Apalagi jika kamu dan pasanganmu baru saja memulai kehidupan baru sebagai keluarga muda. Kamu mungkin akan berpikir, “Ah, kita masih muda dan punya banyak waktu, mengapa perlu memikirkannya sekarang?” Nah, jawabannya justru ada di pertanyaan tersebut: karena kamu masih muda dan punya banyak waktu.
Membuat perencanaan keuangan bukan hanya soal menghitung uang yang masuk dan keluar dari rekening kita setiap bulan. Lebih dari itu, membuat perencanaan keuangan adalah tentang bagaimana kita mengelola keuangan kita dengan baik dan efisien sehingga kita bisa mencapai tujuan hidup yang kita inginkan. Bisa jadi tujuan itu adalah membeli rumah impian, pendidikan anak, atau pensiun dengan nyaman. Apa pun tujuannya, tanpa membuat perencanaan keuangan yang baik, akan sulit untuk mencapainya.
Dan percayalah, memulai perencanaan keuangan saat ini, ketika usia masih muda, adalah langkah yang sangat tepat. Mengapa? Karena semakin cepat mulai, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menabung, berinvestasi, dan melihat uang kita tumbuh. Jadi, mari kita telusuri lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan untuk keluarga muda dan bagaimana caranya memulainya.
Membuat Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Muda

1. Tentukan #TujuanLoApa
Mau membuat perencanaan keuangan untuk apa saja, siapa saja, selalu mulai dengan pertanyaan wajib ini: tujuan lo apa?
Pertama-tama, kita perlu punya tujuan keuangan. Bayangin aja kayak kamu lagi main game, perlu tujuan kan buat level selanjutnya?
Nah, tujuan ini bisa kamu bagi dalam jangka pendek (1-3 tahun), menengah (3-10 tahun), dan panjang (>10 tahun). Misalnya nih, jangka pendeknya mau liburan ke Bali. Jangka menengahnya mungkin menyiapkan DP rumah atau menyiapkan uang pangkal sekolah anak. Nah, untuk jangka panjangnya bisa kamu alokasikan untuk pensiun hari tua atau biaya kuliah anak.
2. Cek Dompet dan Nota Belanja
Iya, tahap ini gampang-gampang susah. Tapi, sederhananya, kita harus tahu berapa uang yang kita dapat dan berapa uang yang kita keluarkan setiap bulannya.
Yuk, cek dulu berapa pendapatan kita. Gaji, bonus, pendapatan sampingan, dan pemasukan lainnya, semuanya masuk dalam kategori ini. Intinya, semua uang yang kita terima per bulan.
Lalu, kita lihat berapa uang yang kita keluarkan. Di sini, kita butuh detail. Catat semua pengeluaran, mulai dari belanja bulanan, makan di luar, tagihan listrik, hingga belanja online tengah malam yang terkadang bikin kaget saat lihat tagihan kartu kredit.
Dengan mengetahui berapa uang yang masuk dan keluar, kita bisa mendapatkan gambaran jelas tentang keadaan keuangan kita. Ini penting banget. Dengan data ini, kita bisa bikin perencanaan keuangan yang lebih baik dan realistis.
3. Bikin Rencana Belanja
Rencana belanja atau anggaran ibaratnya peta yang akan membantu mengendalikan arus uang kita. Dengan begini, kita bakal tahu berapa banyak yang bisa kita alokasikan untuk makanan, transportasi, hiburan, dan sebagainya. Dengan rencana ini, kita juga bisa tentukan berapa banyak yang bisa kita sisihkan untuk tabungan atau investasi.
Caranya gimana? Mulai dengan membagi pengeluaran kita menjadi beberapa kategori. Misalnya, biaya hidup (makanan, transportasi, sewa rumah), tagihan (listrik, internet), hiburan (nonton film, jalan-jalan), dan lainnya. Jangan lupa juga untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan dan investasi.
Setelah kita punya kategori-kategori ini, alokasikan persentase pendapatan kita untuk masing-masing kategori. Misalnya, 40% untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk tabungan dan investasi. Persentasenya bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas kita.
Tapi ingat, rencana belanja ini harus fleksibel. Kita harus siap untuk menyesuaikannya sesuai kebutuhan kita dan situasi keuangan kita. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk selalu berkomitmen dengan rencana belanja kita. Percaya deh, dengan rencana belanja yang baik, kita bisa lebih bijaksana dalam menggunakan uang kita dan mencapai tujuan keuangan kita.

4. Dana Darurat
Membuat perencanaan keuangan juga termasuk membuat pos dana darurat yang cukup buat nutupin pengeluaran keluarga muda kamu selama 3-6 bulan. Ini bakal sangat membantu saat kamu ada di situasi yang nggak diinginkan, seperti kehilangan pekerjaan atau ada masalah kesehatan.
5. Kelola Utang
Percaya atau nggak, mengelola utang dengan bijak adalah bagian penting dari membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga muda.
Pertama, kita perlu mengetahui berapa total utang yang dimiliki. Kumpulkan semua datanya. Pasalnya, kalau kita nggak tahu berapa total utang kita, gimana caranya kita bisa merencanakan untuk melunasinya, kan?
Setelah tahu berapa total utang kita, langkah selanjutnya adalah membuat strategi pelunasan. Misalnya, kita bisa mencoba metode bola salju, yang memungkinkan kita fokus melunasi utang dengan jumlah terkecil dulu sambil membayar minimum untuk utang lainnya. Atau metode fokus pada utang dengan bunga tertinggi. Pilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi ya.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu membayar tepat waktu. Kalau telat bayar, bisa-bisa kita kena denda dan bunga yang bisa bikin jumlah utang makin membengkak.
6. Waktunya Nabung dan Investasi
Setelah kamu punya dana darurat dan pengelolaan utang yang baik, sekarang saatnya nabung dan investasi. Investasi bisa macem-macem, kayak saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Tapi pastikan semua sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.
Ingat, bahwa investasi selalu datang dengan risiko. Ketepatan untuk menyesuaikan tujuan finansial, jangka waktu, dan tingkat risiko menjadi kunci penting suksesnya investasi.

7. Review, Review, dan Review
Membuat perencanaan keuangan belum selesai dalam satu kali duduk, tapi harus sering-sering dilihat dan disesuaikan. Apalagi kalau kondisi lagi berubah-ubah.
Cek rencana keuangan kamu secara rutin, setidaknya satu kali dalam setahun, atau ketika ada perubahan besar dalam hidup keluarga kamu, seperti ada tambahan anggota keluarga baru atau ganti pekerjaan.
Jadi, gimana? Memang rumit sih, tapi rumit sekarang lebih baik daripada rumit di kemudian hari hanya karena kamu tidak lebih cepat belajar mengelola keuangan.
Ingat ya, membuat perencanaan keuangan itu butuh kesabaran dan konsistensi. Hasilnya nggak langsung keliatan, tapi dengan perencanaan yang oke dan usaha yang konsisten, kamu pasti bisa capai tujuan keuangan keluarga muda kamu. Semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Planning Keuangan Pribadi Karyawan untuk Tujuan Jangka Panjang
Planning keuangan pribadi diperlukan jika kita punya tujuan keuangan. Terutama bagi kita, karyawan yang baru memulai karier.
Tapi, sebenarnya tak hanya itu. Planning itu sangat penting karena dengan rencana keuangan, kita pun bisa mengatur arah kehidupan kita. Bener nggak? So, memahami bagaimana uang bisa bekerja untuk kita, bukan sebaliknya, adalah kunci dari kebebasan finansial dan pencapaian tujuan jangka panjang.
Tak peduli berapa pun gaji kamu sekarang ini, merencanakan keuangan dengan baik dapat mengubah caramu mengelola penghasilan dan membantumu meraih impian.
Namun, banyak dari kita yang merasa kebingungan tentang bagaimana caranya membuat planning keuangan pribadi. Terutama nih, kamu-kamu yang merupakan first jobber.
Pentingnya Karyawan Memiliki Planning Keuangan Pribadi
Memiliki planning keuangan pribadi akan sangat penting bagi karyawan karena beberapa alasan. Di antaranya:

1. Mewujudkan Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Tujuan keuangan jangka panjang ini bisa beragam, mulai dari membeli rumah, menyekolahkan anak, hingga mempersiapkan hari tua atau pensiun. Tanpa perencanaan yang baik, mencapai tujuan-tujuan tersebut akan sangat sulit.
2. Keamanan Finansial
Dengan merencanakan keuangan dengan baik, karyawan dapat mempersiapkan dana darurat, asuransi, dan investasi untuk masa depan. Ini memberikan keamanan finansial yang menenangkan dan menjaga karyawan dari stres finansial jika terjadi situasi darurat atau tidak terduga.
3. Mengontrol Pengeluaran
Perencanaan keuangan membantu karyawan untuk lebih memahami dan mengontrol pengeluarannya. Hal ini bisa mencegah pengeluaran berlebihan dan memastikan bahwa uang dihabiskan untuk hal-hal yang benar-benar penting.
4. Mempersiapkan Pensiun
Karyawan yang merencanakan keuangan pribadinya dengan baik cenderung lebih siap untuk masa pensiun. Mereka bisa memulai investasi dan tabungan pensiun sejak dini, yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan yang cukup untuk membiayai gaya hidup mereka saat pensiun.
5. Meningkatkan Kualitas Hidup
Dengan perencanaan keuangan yang baik, karyawan bisa merasa lebih tenang dan mengurangi stres terkait keuangan. Hal ini bisa berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik mereka, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Meningkatkan Kemandirian Finansial
Perencanaan keuangan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola uang dengan baik. Hal ini membantu karyawan menjadi lebih mandiri secara finansial dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Jadi, memiliki planning keuangan pribadi jangka panjang adalah langkah penting yang harus diambil oleh setiap karyawan. Tidak hanya membantu mencapai tujuan keuangan, tetapi juga memberikan keamanan finansial, mempersiapkan pensiun, dan meningkatkan kualitas hidup.
Langkah Membuat Planning Keuangan Pribadi untuk Karyawan

Perencanaan keuangan adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh setiap orang, tidak peduli seberapa besar atau kecil pendapatan yang diperoleh. Seorang karyawan juga perlu merencanakan keuangannya dengan baik agar dapat mencapai tujuan keuangannya.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan.
1. Tentukan Tujuan Jangka Panjang
Langkah pertama dalam merencanakan keuangan pribadi adalah menentukan tujuan jangka panjang. Contohnya seperti beli rumah, dana pendidikan anak, pensiun, pembelian aset aktif, atau apa pun yang ingin kamu raih.
Memiliki tujuan yang jelas akan memotivasimu untuk lebih berdisiplin dalam mengelola keuangan.
2. Hitung Kebutuhan
Setelah tujuan ditentukan, hitunglah berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk mencapainya.
Nah, di sini, kamu memang perlu duduk dan melakukan beberapa riset. Kalau perlu, ikut kelas-kelas FCOS di QM Financial sesuai kebutuhan, agar kamu bisa dapat banyak ilmu praktis dari trainer berpengalaman, sekaligus dapat cheat sheet buat hitung-hitung.
3. Tetapkan Prioritas
Tidak semua tujuan dapat dicapai sekaligus. Namanya juga manusia, banyak mau, tapi sumber daya terbatas. So, kamu perlu menetapkan prioritas. Tujuan mana yang paling penting buatmu? Tujuan mana yang dapat ditunda? Menetapkan prioritas akan membantumu memfokuskan sumber daya pada tujuan yang paling penting.
4. Buat Anggaran
Langkah planning keuangan pribadi selanjutnya adalah membuat anggaran. Anggaran adalah rencana tentang bagaimana kamu akan membelanjakan penghasilanmu.
Dalam anggaran, kamu harus memasukkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan untuk tujuan jangka panjang, dan dana darurat.
5. Jalani Gaya Hidup Secukupnya
Untuk dapat mengumpulkan uang untuk dapat mencapai tujuan finansial, kamu harus hidup sesuai kemampuan. Artinya, wajib membatasi pengeluaran yang tidak perlu dan menghindari gaya hidup konsumtif.
Menghemat uang bukan berarti kamu harus hidup dalam keterbatasan, tetapi lebih kepada membuat pilihan yang bijaksana tentang bagaimana kamu membelanjakan uangmu.

6. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah uang yang disisihkan untuk menghadapi situasi darurat atau tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit. Idealnya, dana darurat harus cukup untuk membiayai pengeluaranmu sebagai karyawan selama tiga hingga enam bulan.
7. Berinvestasi Sesuai Tujuan
Investasi adalah cara yang efektif untuk membantumu mencapai tujuan jangka panjang. Pilihlah jenis investasi yang sesuai dengan tujuan, toleransi risiko, dan jangka waktu tujuan finansialmu. Kamu bisa mempelajari dulu karakter berbagai instrumen yang ada, sebelum memutuskan hendak memanfaatkan yang mana.
8. Kelola Utang
Utang bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Jika kamu memiliki utang, buatlah rencana keuangan yang baik untuk bisa melunasinya secepat mungkin. Hindari utang konsumtif dan gunakan utang produktif dengan bijaksana.
9. Pantau
Planning keuangan pribadi tidak berakhir setelah kamu membuat rencana. Selanjutnya, kamu harus secara teratur memantau dan menyesuaikan rencana tersebut, untuk memastikan bahwa kamu tetap berada di jalur yang benar.
Jika ada perubahan dalam kehidupan atau situasi keuanganmu, pastikan untuk memperbarui rencanamu tersebut.
Demikianlah langkah-langkah yang dapat membantumu, para karyawan, untuk mencapai tujuan finansialmu. Ingatlah bahwa planning keuangan pribadi adalah proses yang berkelanjutan, bukan suatu kegiatan yang dilakukan sekali saja. Dengan komitmen dan disiplin, kamu dapat mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Setiap karyawan, tidak peduli berapa usia atau pendapatannya dapat memanfaatkan langkah-langkah di atas untuk membuat, mengatur, dan memantau rencana keuangan yang sudah dibuat. Ingat, tujuan utamanya adalah menciptakan kesejahteraan finansial dan meraih tujuan-tujuan finansial. Jadi, jangan tunda lagi, mulailah planning keuangan pribadimu hari ini. Dengan disiplin, kesabaran, dan dedikasi, kamu akan melihat bagaimana rencana keuangan pribadi dapat membantu mewujudkan impian dan cita-cita kamu, bahkan yang tampaknya sulit dijangkau sekalipun.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Contoh tujuan keuangan jangka pendek sering kali menjadi topik yang dibahas ketika berbicara tentang generasi Z dan perjalanan keuangan mereka. Sebagai generasi yang lahir di era digital, mereka punya kebiasaan yang unik untuk memanfaatkan berbagai alat dan sumber daya yang tersedia untuk segala hal, termasuk dalam perencanaan keuangan.
Begitu juga dengan contoh tujuan keuangan jangka pendek. Ada banyak opsi yang dapat dipertimbangkan, dan tak jarang hal ini bikin galau. Pengin yang ini, tapi yang itu kayaknya juga menggiurkan. Akhirnya bingung. Padahal sebenarnya bingung itu wajar, cuma sayangnya, kalau dibiarkan berlama-lama bingung akhirnya tertunda dan terlupakan.
Hingga akhirnya, banyak gen Z yang mulai enggak tahu apa tujuan keuangannya sendiri.
Mengapa Gen Z Penting untuk Punya Tujuan Keuangan?

Siapa sih gen Z? Generasi Z atau generasi pascamilenial adalah kelompok manusia termuda di dunia saat ini. Mereka lahir dalam rentang 1995 hingga 2010. Di Indonesia, pada 2010 saja jumlah mereka sudah lebih dari 68 juta orang, nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Dan kini ada sekitar 2,5 miliar orang Generasi Z di seluruh dunia.
Sebagai generasi Z, mempunyai tujuan finansial merupakan suatu keharusan, bukan pilihan. Mengapa penting?
Contohnya saja soal kondisi ekonomi yang berkembang belakangan ini. Harga rumah, biaya pendidikan, dan biaya hidup umumnya telah meningkat secara signifikan. Tanpa perencanaan dan tujuan keuangan yang baik, generasi Z mungkin akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.
Eh, tapi kan masih muda! Bahkan belum punya rencana serius buat nikah. Masa sudah harus mikirin biaya pendidikan?
Well, di situlah ada yang namanya tujuan keuangan jangka pendek. Ini cocok banget buat gen Z yang belum mau mikir terlalu jauh. Ini dia beberapa alasan mengapa gen Z seharusnya punya tujuan keuangan jangka pendek:
- Memiliki tujuan keuangan jangka pendek dapat membantu membentuk kedisiplinan keuangan dan mengajarkan generasi Z bagaimana merencanakan, menabung, dan berinvestasi.
- Dengan memiliki tujuan keuangan jangka pendek yang jelas, generasi Z dapat mengurangi stres finansial dan merasa lebih terkontrol atas keuangan sendiri.
- Contoh tujuan keuangan jangka pendek seringkali adalah langkah pertama menuju tujuan keuangan jangka panjang yang lebih besar. Misalnya, menabung untuk liburan atau gadget baru dapat membantu membiasakan generasi Z untuk menabung untuk tujuan yang lebih besar, seperti membeli rumah atau merencanakan pensiun.
- Tujuan keuangan jangka pendek seperti merencanakan liburan atau membeli gadget baru juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan penghargaan dan motivasi untuk bekerja keras.
- Tujuan keuangan seperti dana darurat membantu mempersiapkan situasi tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan. Ini memberikan jaring pengaman dan memberikan rasa aman finansial.
Dengan alasan-alasan tersebut, sangat penting bagi generasi Z untuk memahami pentingnya menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z

Jadi, apakah kamu salah satud ari generasi Z yang sedang merencanakan masa depan keuangan, atau kamu hanya ingin memahami lebih baik bagaimana generasi ini memandang keuangan, yuk, kita bahas 6 contoh tujuan keuangan jangka pendek yang mungkin relevan dan bermanfaat bagi generasi Z.
1. Dana Darurat
Dana darurat adalah sejumlah uang yang disimpan secara khusus untuk mengatasi kejadian mendadak atau tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, atau perbaikan mobil atau rumah yang mendesak.
Gen Z perlu menjadikan dana darurat ini sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek pertama yang harus dicapai secepat mungkin. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dana darurat dapat memberikan rasa aman dan mengurangi stres finansial saat terjadi krisis. Tanpa dana darurat, kejadian tak terduga bisa menjadi bencana finansial.
Dana darurat juga bisa menjadi alternatif mencegah utang. Jika terjadi krisis dan tidak ada dana darurat, mungkin kamu akan terpaksa mengambil pinjaman atau menggunakan kartu kredit dengan tingkat bunga tinggi. Dana darurat dapat mencegah hal ini bisa terjadi.
Sebagai generasi Z, contoh tujuan keuangan jangka pendek yang ideal adalah menabung setidaknya 3-6 bulan pengeluaran hidup dalam dana darurat. Jumlah ini mungkin berbeda-beda tergantung pada situasi individu masing-masing, seperti status pekerjaan dan tanggung jawab finansial lainnya.
2. Lunasi Utang
Melunasi utang merupakan salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang sangat penting, terutama bagi generasi Z yang mungkin baru memulai perjalanan keuangan.
Mengapa demikian?
Utang, terutama utang dengan bunga tinggi, bisa menjadi beban yang besar. Melunasi utang dapat membantu mengurangi beban finansial dan membantu kamu memiliki lebih banyak uang untuk tabungan dan investasi di masa mendatang.
Dan, jangan salah ya. Melunasi utang merupakan langkah pertama dan paling penting jika kamu bercita-cita untuk bisa merasakan bebas finansial secepat mungkin. Tanpa utang, kamu memiliki kontrol penuh atas penghasilanmu dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam pengeluaran dan investasi.
3. Liburan
Liburan adalah salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang cukup populer, termasuk bagi generasi Z.
Pasalnya, merencanakan dan menabung untuk liburan bisa menjadi motivasi yang kuat untuk mengembangkan kebiasaan menabung dan merencanakan keuangan. Hal ini juga memungkinkanmu untuk bisa menikmati liburan tanpa stres finansial.
Dengan menabung terlebih dahulu untuk liburan dapat mencegahmu mengambil utang untuk biaya liburan, yang bisa menambah beban finansial di kemudian hari.
Sebagai generasi Z, mulai merencanakan dan menabung untuk liburan sejak dini adalah langkah yang baik. Mulailah dengan menentukan tujuan liburanmu, membuat anggaran, dan kemudian menetapkan rencana tabungan. Mungkin memerlukan waktu dan kedisiplinan, tetapi hasilnya – liburan yang dinikmati tanpa beban finansial – akan sangat berharga.

4. Gadget Baru
Membeli gadget baru seperti smartphone, laptop, atau konsol game adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang umum, terutama bagi generasi Z yang sangat akrab dengan teknologi.
Sama seperti liburan, menyisihkan uang setiap bulan untuk gadget baru bisa membantu membentuk kebiasaan dan kedisiplinan keuangan yang baik. Ini bisa menjadi latihan yang berharga dalam merencanakan dan mengejar tujuan keuangan. Pun, membeli gadget baru bisa menjadi mahal, dan sering kali orang tergoda untuk membelinya melalui cicilan atau kartu kredit. Namun, jika kamu menabung terlebih dahulu, kamu dapat menghindari biaya tambahan dan bunga yang sering kali melekat pada opsi pembayaran tersebut.
So, enggak apa kalau kamu ganti smartphone setiap kali ada generasi baru hadir. Toh sebagai generasi Z, teknologi kan memang merupakan bagian dari hidupmu. Namun, penting juga untuk merencanakan pembelian gadget baru secara bijaksana.
5. Melanjutkan Pendidikan
Melanjutkan pendidikan, baik itu untuk gelar sarjana, master, doktoral, atau program sertifikasi profesional, adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah yang sering menjadi prioritas bagi generasi Z.
Melanjutkan pendidikan adalah investasi dalam pengetahuan dan keterampilan kamu sendiri, yang dapat membuka lebih banyak peluang karier dan potensi pendapatan di masa mendatang. Sementara, biayanya juga mahal dan banyak mahasiswa berakhir tidak bisa melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya. Menabung terlebih dahulu untuk pendidikan bisa membantu mengurangi beban finansial ini.
Generasi Z harus melakukan perencanaan keuangan jangka pendek secara cermat sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Pertimbangkan potensi pengembalian investasi dari program pendidikan yang kamu minati, serta cara-cara alternatif untuk mendanai pendidikan tersebut, seperti beasiswa, kerja paruh waktu, atau program pembayaran pelatihan oleh perusahaan.
6. Menikah
Menikah adalah suatu keputusan besar yang juga melibatkan pertimbangan finansial yang signifikan, serta salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang penting.
Dari persiapan pernikahan hingga kehidupan setelahnya, berikut beberapa poin mengenai menikah sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek atau menengah bagi generasi Z:
- Biaya pernikahan, bisa sangat mahal, mulai dari biaya resepsi, fotografi, gaun pengantin, hingga bulan madu. Menyisihkan uang sejak dini untuk biaya ini dapat membantu meringankan beban finansial saat waktu pernikahan tiba.
- Setelah menikah, kamu mungkin akan memulai hidup bersama pasangan, yang berarti biaya hidup baru seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas, makanan, dan lainnya. Memahami dan merencanakan untuk biaya ini akan sangat penting.
- Menikah sering kali juga berarti membangun tujuan keuangan bersama, seperti membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau merencanakan pensiun, yang hanya bisa dicapai jika kamu punya rencana keuangan yang komprehensif.
Nah, itu dia 6 contoh tujuan keuangan pendek yang sebaiknya dimiliki oleh generasi Z.
Beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek seperti membentuk dana darurat, melunasi utang, merencanakan liburan, membeli gadget baru, melanjutkan pendidikan, dan persiapan pernikahan adalah beberapa langkah penting dalam perjalanan keuangan generasi Z. Menetapkan dan merencanakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini dapat membangun keterampilan keuangan yang akan berdampak positif sepanjang hidup.
Bagaimana memulainya? Untuk membantumu melangkah lebih jauh, kamu bisa bergabung dalam kelas keuangan online di QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan karyawan sering muncul sebagai topik hangat di berbagai training dan seminar. Memahami bagaimana mengelola keuangan pribadi, mengatur penghasilan, dan berinvestasi dengan bijak memang merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Terlebih, di era globalisasi dan ketidakpastian ekonomi seperti saat ini, kemampuan mengelola keuangan menjadi semakin penting untuk menjamin kualitas hidup yang baik di masa depan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang paling sering diajukan dalam training ataupun seminar finansial. Mulai dari tips mengatur keuangan dengan gaji UMR, mengeksplorasi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan, hingga cara memilih asuransi yang tepat untuk menghindari penipuan.
Semoga jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disajikan dapat membantu karyawan dan siapa pun yang ingin bisa mengelola keuangan dengan lebih bijaksana dan menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera.
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan yang Sering Muncul dalam Training Karyawan dan Jawabannya

1. Bagaimana mengatur keuangan dengan gaji UMR?
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang pertama ini memang bisa menjadi tantangan tersendiri, namun bukan berarti nggak mungkin dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola keuangan dengan gaji UMR:
- Buat anggaran bulanan, pakai formula 4-3-2-1; 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi dan tabungan, 10% untuk lifestyle.
- Hemat biaya. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran, misalnya dengan memanfaatkan promo atau diskon, mengurangi penggunaan listrik, atau menyiapkan bekal makan siang dari rumah.
- Prioritaskan utang. Kurangi beban utang seminimal mungkin. Segera lunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Usahakan untuk menghindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman yang menambah beban utang.
- Bangun dana darurat, dengan nominal setidaknya 3 x pengeluaran rutin. Namun, kalau masih belum sanggup, berapa pun bisa diupayakan, yang penting mulai dulu.
- Punyai proteksi, minimal asuransi kesehatan dengan BPJS Kesehatan.
Dan terakhir, tingkatkan penghasilan. Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan, seperti freelance, bisnis sampingan, atau menambah jam kerja. Penghasilan tambahan ini dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan lebih cepat.
2. Apa instrumen investasi yang aman dan menguntungkan?
Perlu dipahami bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Mengapa? Karena investasi akan selalu ada risikonya. So, kita bisa menyesuaikan tingkat risiko ini dengan profil kita masing-masing.
Beberapa instrumen investasi yang bisa diurutkan sesuai tingkat risiko yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang kedua ini di antaranya:
- Deposito, yang merupakan investasi dalam bentuk simpanan di bank dengan jangka waktu tertentu. Keuntungan yang didapat berupa bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Deposito relatif aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.
- Obligasi pemerintah, keuntungannya berupa bunga yang dibayarkan secara periodik. Obligasi pemerintah dianggap lebih aman karena didukung oleh pemerintah, ada undang-undangnya, dan memiliki risiko gagal bayar yang rendah.
- Reksa dana pasar uang, yaitu produk investasi yang mengelola dana dari investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat utang jangka pendek. Keuntungan dari reksa dana pasar uang relatif stabil dan risikonya lebih rendah dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Sebelum memutuskan instrumen investasi yang akan dipilih, pastikan untuk melakukan riset dan memahami profil risiko serta potensi keuntungan dari setiap instrumen. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk membantu menentukan pilihan investasi yang tepat.

3. Bagaimana cara melunasi utang yang menumpuk?
Melunasi utang yang menumpuk memerlukan strategi yang baik dan komitmen yang kuat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini:
- Daftar utang: Buatlah daftar semua utang yang dimiliki, termasuk jumlah utang, bunga, dan jangka waktu pelunasan. Dengan ini, akan lebih mudah mengatur strategi pelunasan.
- Tentukan prioritas: Prioritaskan utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, karena utang tersebut akan menumpuk lebih cepat. Atau bisa juga memprioritaskan utang dengan jumlah terkecil terlebih dahulu (metode salju – snowball method) untuk memberi motivasi saat melihat progres pelunasan utang.
Jika memiliki banyak utang dengan bunga tinggi, pertimbangkan konsolidasi utang dengan menggabungkannya menjadi satu utang dengan bunga yang lebih rendah. Hal ini akan memudahkan pengelolaan utang dan mengurangi total bunga yang harus dibayar.
4. Pengin beli rumah, tapi gimana cara bikin rencana keuangannya? Takut nggak mampu.
Membeli rumah memang merupakan keputusan finansial besar yang memerlukan perencanaan yang matang. Tapi bukan merupakan hal yang mustahil dilakukan. Kuncinya memang pada perencanaan yang matang.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat rencana beli rumah:
- Tentukan tipe rumah yang ingin dibeli, lokasi, dan kisaran harga. Dengan mengetahui anggaran yang dibutuhkan, Anda akan lebih mudah menentukan target tabungan dan strategi keuangan.
- Pertimbangkan KPR yang bisa menjadi pilihan untuk membantu membiayai pembelian rumah. Pelajari syarat dan ketentuan KPR dari berbagai bank, dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
- Hitung uang muka, biasanya sebesar 15-25% dari harga rumah. Tentukan jumlah uang muka yang dibutuhkan dan buat target tabungan untuk mencapainya.
- Hitung kemampuan menyisihkan uang dari penghasilan. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan penghasilan agar lebih cepat mencapai target tabungan.
- Buat simulasi cicilan, dan pastikan cicilan tidak lebih dari 30-40% dari penghasilan bulanan agar enggak memberatkan keuangan.
Dengan membuat rencana keuangan yang matang dan disiplin dalam menjalankannya, akan ada gambaran yang lebih baik tentang kemampuan untuk membeli rumah dan mengelola cicilan. Ikut kelas Dana Rumah jika pas ada jadwalnya, supaya bisa lebih pasti menghitungnya.
5. Berapa idealnya besaran dana darurat?
Nah, jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan satu ini, yaitu besaran dana darurat, sudah pernah dijelaskan secara detail dan jelas dalam artikel di website ini. Sila klik saja link yang sudah ditautkan ya.
6. Gimana cara menghitung dana pensiun?
Untuk menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini, ikuti langkah-langkah singkat berikut:
- Estimasi pengeluaran bulanan: Tentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan setiap bulan saat pensiun, termasuk biaya makan, perumahan, kesehatan, dan gaya hidup.
- Estimasi durasi pensiun: Tentukan usia pensiun dan harapan hidup atau life expectancy at birth untuk menghitung berapa lama akan membutuhkan dana pensiun.
- Hitung kebutuhan dana pensiun: Kalikan pengeluaran bulanan dengan durasi pensiun dalam bulan untuk menghitung kebutuhan dana pensiun total.
- Hitung dana pensiun yang harus ditabung: Bagi kebutuhan dana pensiun yang tersisa dengan jumlah bulan yang tersisa hingga pensiun. Jumlah ini merupakan dana pensiun yang harus ditabung setiap bulan hingga mencapai usia pensiun.
Mau lebih detail? Ada nih di kelas Dana Pensiun. Bisa cek untuk jadwalnya ya.

7. Bagaimana cara memilih asuransi supaya terhindar dari penipuan?
Memang dengan banyaknya berita akhir-akhir ini, image produk keuangan yang sangat bermanfaat ini jadi ikut kena efek ya? Padahal, memiliki asuransi itu penting banget.
Nah, untuk bisa memilih produk dan terhindar dari penipuan, coba lakukan beberapa hal ini:
- Pilih perusahaan asuransi terpercaya: Cari perusahaan asuransi yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang solid, dan izin usaha dari otoritas yang berwenang.
- Pelajari produk asuransi: Pahami jenis asuransi yang dibutuhkan, seperti asuransi kesehatan, jiwa, atau kendaraan. Pelajari manfaat, premi, dan ketentuan polis.
- Bandingkan beberapa produk: Bandingkan produk asuransi dari beberapa perusahaan untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
- Baca polis dengan teliti: Pastikan memahami semua ketentuan, batasan, dan pengecualian dalam polis asuransi sebelum menandatanganinya.
- Konsultasi dengan agen asuransi profesional: Dapatkan informasi dan saran dari agen asuransi yang berlisensi dan profesional untuk membantu memilih produk yang tepat.
Memahami dan mengelola keuangan pribadi adalah kunci keberhasilan finansial dan kenyamanan hidup di masa depan. Dengan menyimak jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang sering ditanyakan dalam training atau seminar seperti di atas, kita telah melangkah lebih dekat untuk meraih kestabilan finansial yang diinginkan.
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil yang sering ditanyakan di seminar ataupun training.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Sampai Nggak Mampu Membayar Biaya Persalinan, Ini yang Harus Kamu Lakukan!
Ada yang melahirkan, tapi karena punya tujuan keuangan lain yang juga sama besarnya, ternyata jadi tak mampu membayar biaya persalinan. Untung banyak orang baik, maka masalah pun dibantu.
Bersyukurlah, kalau kamu mengalaminya. Memang, orang baik itu masih banyak. Tapi ya masa iya, kita harus selalu mengharapkan uluran tangan orang lain untuk kebutuhan kita pribadi? Apalagi soal biaya persalinan, yang semestinya bukan termasuk biaya yang muncul mendadak. Ada waktu 9 bulan kan, untuk bersiap?
Faktor Penyebab Mengapa Orang Tak Siap dengan Biaya Persalinan

Namun faktanya, fenomena banyak orang yang tidak siap secara finansial menyambut kehadiran anak seperti ini adalah masalah yang umum terjadi, terutama di negara-negara berkembang. Apa yang menyebabkan ketidaksiapan ini?
Enggak punya asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan
Jika seseorang tidak memiliki asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan, maka ia akan bertanggung jawab atas biaya persalinan yang seharusnya ditanggung oleh asuransi. Padahal, biaya persalinan bisa tinggi jika ada kondisi-kondisi kesehatan tertentu.
Penghasilan yang rendah
Orang yang memiliki penghasilan yang rendah mungkin kesulitan membayar biaya persalinan yang mahal. Biaya persalinan bisa saja menyedot sebagian besar penghasilan, jika tidak dipersiapkan sebelumnya, sehingga dapat menjadi beban keuangan yang berat bagi keluarga yang berpenghasilan rendah.
Kondisi kesehatan yang kompleks
Persalinan yang melibatkan komplikasi kesehatan dapat memerlukan perawatan yang lebih intensif dan mahal. Ini dapat menjadi beban keuangan yang besar bagi keluarga yang tidak memiliki asuransi atau tidak memiliki cukup dana untuk membayar biaya perawatan medis yang kompleks.
Kurangnya pengetahuan tentang persiapan keuangan
Beberapa orang mungkin tidak memahami betapa pentingnya persiapan keuangan sebelum persalinan. Kurangnya pengetahuan ini dapat menyebabkan mereka tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya persalinan.
Ketahui Komponen Biaya Persalinan

Agar dapat bersiap dengan baik, kamu perlu tahu komponen apa saja yang menjadi bagian dari biaya persalinan. Hal ini tergantung pada fasilitas kesehatan yang dipilih dan jenis persalinan yang dilakukan.
Berikut adalah beberapa komponen biaya persalinan yang umum dan bisa menjadi gambaran.
Biaya kamar dan perawatan
Biaya ini termasuk biaya ruang perawatan di rumah sakit atau klinik, biaya dokter, biaya perawat, biaya penggunaan fasilitas dan peralatan medis.
Biaya operasi caesar (sectio caesarea)
Jika persalinan harus dijalani melalui operasi caesar, maka pasti ada biaya tambahan yang dikenakan, termasuk biaya pembedahan, biaya anestesi, biaya perawatan pasca operasi dan biaya obat-obatan.
Tes laboratorium
Tes laboratorium seperti pemeriksaan darah, urine, dan pemeriksaan radiologi mungkin diperlukan selama persalinan. Biaya tes laboratorium ini juga harus ditanggung keluarga ibu yang hendak melahirkan.
Biaya obat-obatan
Biaya obat-obatan yang diberikan selama persalinan termasuk biaya anestesi dan obat-obatan lain yang mungkin dibutuhkan untuk membantu memperlancar persalinan atau mengurangi rasa sakit.
Biaya rawat inap
Biaya rawat inap di rumah sakit atau klinik, termasuk biaya makanan dan minuman.
Biaya tindakan medis tambahan
Biaya tambahan mungkin timbul jika persalinan mengalami komplikasi atau memerlukan tindakan medis tambahan seperti transfusi darah, tindakan bedah darurat atau perawatan bayi prematur.
Nah, banyak kan? Tapi, perlu diingat, bahwa biaya persalinan dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis persalinan, kondisi kesehatan, serta kebijakan dari masing-masing fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami dengan baik semua komponen biaya persalinan yang akan dikenakan dan mengeceknya sebelum memutuskan untuk memilih fasilitas kesehatan.
Jangan Sampai Khawatir Nggak Bisa Bayar Persalinan!

Sudah sakit bukan kepalang, eh … masih stres mikirin uang buat biaya persalinan. Sungguh bukan kondisi yang ideal buat si ibu yang harus melahirkan.
Jangan sampai deh enggak bisa membayar biaya persalinan. So, ayo bersiap! Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban biaya tersebut.
Beli asuransi kesehatan
Seenggaknya BPJS Kesehatan harus punya. Dan, lakukan ini secepatnya. Tak hanya sebelum persalinan, tapi ketika kamu mulai bisa mandiri dan punya penghasilan. Saat menikah, pastikan pasangan juga punya BPJS Kesehatan.
Asuransi kesehatan pemerintah BPJS Kesehatan menyediakan jaminan kesehatan untuk persalinan bagi peserta dan anggota keluarga terdaftar mereka. Jaminan kesehatan ini mencakup biaya persalinan normal, baik melalui persalinan normal di rumah sakit atau melalui persalinan normal yang dilakukan di rumah oleh bidan terlatih yang memiliki izin praktik. Ya tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku. Tapi BPJS Kesehatan sudah sangat memadai lo!
Baru setelah punya BPJS Kesehatan, dan dinilai masih belum memadai karena berbagai kondisi, boleh deh ditambah asuransi lain.
Bijak memilih rumah sakit dan dokter atau bidan
Sesuaikan dengan kondisi kesehatanmu, sejak mulai hamil, cari tahu biaya persalinan di beberapa rumah sakit dan dokter atau bidan. Pilih yang memiliki biaya yang memungkinkan untuk dijangkau.
Pastikan juga klinik bersalin atau rumah sakitnya berpartner dengan asuransi kesehatan yang kamu miliki. Setidaknya, menerima pasien BPJS Kesehatan.
Nabung!
Kalau sudah mulai promil, maka ya harus mulai bersiap juga dari segi finansial. Hitung kebutuhanmu, lalu tentukan jangka waktunya. Mulailah membuat rencana keuangan yang komprehensif, untuk tujuan keuangan biaya persalinan ini.
Yuk, Siapkan Finansialnya Dulu sebelum Menyambut si Buah Hati!
Mempersiapkan keuangan untuk kehadiran bayi baru di rumah adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Berikut beberapa kiat untuk mengatur keuangan dalam menghadapi kehadiran bayi baru di rumah.
Buat rencana anggaran
Buat rencana anggaran yang jelas dan rinci untuk memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan kehadiran bayi baru di rumah. Prioritaskan belanjaan yang diperlukan, seperti popok, susu, dan makanan bayi, sebelum membeli kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting.
Berhematlah sebisa mungkin
Pertimbangkan untuk membeli barang bekas seperti pakaian dan peralatan bayi, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan membeli barang baru. Gunakan program diskon atau promo yang ditawarkan oleh toko-toko, supermarket, atau aplikasi belanja online untuk membeli kebutuhan bayi.
Dana darurat
Pastikan dana darurat kamu sudah aman. Enggak harus sekian bulan penghasilan, targetkan satu bulan saja dulu, mulai sejak promil. Yang penting memang mulai dulu.
Pasalnya, nanti saat sudah berjalan, kamu harus siap mengantisipasi biaya tak terduga yang mungkin timbul, seperti biaya kesehatan atau perbaikan rumah tangga.
Evaluasi kembali kebijakan asuransi
Periksa kembali kebijakan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Cek apakah biaya persalinan termasuk dalam coverage asuransi yang kamu miliki? Apakah pencari nafkah sudah punya asuransi jiwa?
Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut sudah mencakup kebutuhan tambahan anggota keluarga ini, dan memberikan perlindungan yang memadai bagi keluarga.
Hindari utang yang tidak perlu
Hindari membeli barang yang tidak diperlukan hingga harus utang yang tidak perlu. Bayi baru sendiri membutuhkan banyak perhatian dan waktu, sehingga meminimalkan utang dan pengeluaran yang tidak perlu dapat membantu mengurangi stres keuangan, sehingga kamu pun dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk merawat bayi.
Buat perencanaan jangka panjang
Buat perencanaan jangka panjang untuk mengatur keuangan keluarga dan menentukan prioritas keuangan yang akan membantu keluarga mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Misalnya, menyisihkan sejumlah uang untuk dana pendidikan anak atau untuk pensiun kelak.
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar, namun dengan perencanaan keuangan yang baik dan bijaksana, kehadiran bayi baru di rumah dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
Siapkan biaya persalinan dengan baik. Tapi, tak hanya berhenti di situ, kamu juga perlu melanjutkan membuat rencana keuangan hingga jauh ke depan, demi mendorong anak-anak menjadi terbaik dari diri mereka kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah salah satu aspek penting dalam mengelola keuangan pribadi. Terutama sih perencanaan keuangan jangka pendek ini sebaiknya kamu lakukan saat misalnya kondisi keuangan sedang tidak stabil, misalnya pas lagi krisis. Bahkan ketika terjadi kenaikan inflasi–yang sebenarnya merupakan hal biasa yang akan terjadi setiap tahunnya.
Nah, dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi, atau juga krisis yang lain, perencanaan keuangan jangka pendek memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita tetap dapat mencapai tujuan finansial kita, meskipun kondisi sedang krisis.
Seperti yang kita tahu kan, bahwa kenaikan inflasi dapat memengaruhi daya beli kita dan mengurangi nilai dari uang yang kita miliki. So, ada baiknya kita memiliki strategi-strategi perencanaan keuangan jangka pendek untuk meminimalkan risiko keuangan yang bisa terjadi.
Jadi, strategi apa yang perlu kita jalankan dalam perencanaan keuangan jangka pendek demi menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi dan menjaga stabilitas keuangan di masa depan ini?
Apa Itu Inflasi, dan Apa Dampaknya?

Inflasi adalah suatu kondisi ketika harga-harga barang dan jasa cenderung meningkat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dalam kondisi inflasi, jumlah uang yang beredar di pasar lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan barang dan jasa, sehingga permintaan lebih tinggi daripada penawaran. Hal ini menyebabkan kita harus membayar lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang sama.
Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen atau indeks harga produsen, dan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Misalnya seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat, dan kebijakan moneter dari pemerintah atau bank sentral. Inflasi dapat memengaruhi berbagai aspek ekonomi, termasuk investasi, pinjaman, dan kebijakan fiskal, dan moneter.
Inflasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada keuangan kita, terutama jika kita enggak melakukan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi dampak tersebut. Beberapa dampak inflasi misalnya:
Menurunnya daya beli
Inflasi dapat menyebabkan harga barang dan jasa naik. Hal ini berarti bahwa uang yang sama tidak lagi dapat membeli jumlah barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya, sehingga daya beli kita menurun.
Menurunnya nilai uang
Kenaikan harga barang dan jasa juga berarti bahwa nilai uang menurun. Uang yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan daripada sekarang.
Meningkatnya biaya hidup
Kenaikan harga barang dan jasa juga dapat menyebabkan meningkatnya biaya hidup. Biaya hidup yang lebih tinggi berarti bahwa kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengurangi tabungan
Jika kita punya tabungan cash di bank, maka saat terjadi inflasi, siap-siap saja menerima kenyataan bahwa nilai tabungan kita juga akan menurun. Tabungan yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan, sehingga kita kudu menabung lebih banyak uang untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita.
Nah jadi, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi inflasi dengan merencanakan keuangan jangka pendek, dan jangka panjang juga, dengan cermat. Dengan perencanaan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak inflasi pada keuangan dan menjaga stabilitas keuangan kita sendiri di masa depan.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi

1. Memahami Profil Risiko
Memahami profil risiko merupakan langkah penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek untuk menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Profil risiko kita itu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, tujuan investasi, toleransi risiko, pengalaman, dan kondisi keuangan. Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan apakah kita lebih cocok untuk berinvestasi dalam instrumen yang berisiko tinggi atau rendah, atau apakah lebih baik untuk menghindari risiko sepenuhnya. Semua kembali ke kondisi masing-masing, enggak ada yang salah, enggak ada yang paling benar juga ya.
2. Menentukan tujuan keuangan
Kembali lagi ke #TujuanLo Apa. Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek mungkin mencakup membangun dana darurat, membayar utang kartu kredit, membeli mobil, atau menabung untuk liburan. Sedangkan tujuan keuangan menengah dan panjang bisa berarti mencakup membeli rumah, pensiun, atau pendidikan anak.
Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan jelas, serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam membuat perencanaan keuangan jangka pendek, memahami profil risiko dan tujuan keuangan sangat penting karena akan memengaruhi strategi investasi yang akan digunakan. Profil risiko dan tujuan keuangan akan menjadi dasar dalam memilih instrumen investasi yang tepat, mengalokasikan aset yang sesuai, dan menetapkan rencana pengeluaran yang realistis.
Dengan memahami profil risiko dan tujuan keuangan, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas dan menghindari risiko yang tidak diinginkan dalam menghadapi kenaikan inflasi di masa depan.
3. Menjaga dana darurat
Menjaga likuiditas dana darurat dapat membantu kita untuk memenuhi kebutuhan keuangan mendesak tanpa harus mengambil pinjaman atau menjual investasi.
Ingat ya, besarnya dana darurat tergantung pada seberapa banyak tanggungan kita. Jika masih lajang, boleh saja bangun sampai 3 bulan pengeluaran dulu. Kalau sudah menikah, atau ada orang tua yang harus ditanggung, boleh ditambah. Hingga ketika sudah punya anak, besaran dana darurat idealnya sampai 12 bulan pengeluaran.
Buat rekening tabungan khusus, agar dana darurat enggak sampai tersabotase untuk keperluan lain. Pastikan accessible oleh anggota keluarga yang lain ya.

4. Membuat rencana pengeluaran dan anggaran
Membuat rencana pengeluaran dan anggaran yang realistis dapat membantu kita mengelola uang dengan lebih efektif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini juga dapat membantu kita mengetahui berapa banyak uang yang tersedia untuk keperluan darurat atau investasi.
Cek berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulan dan untuk keperluan apa saja. Pengeluaran bulanan dapat mencakup biaya hidup, seperti makanan, transportasi, perumahan, listrik, air, dan internet, serta biaya lainnya, seperti hiburan, olahraga, dan perawatan pribadi.
Setelah mengetahui daftar pengeluaran bulanan, tetapkan prioritas pengeluarannya. Hal ini penting untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan fokus pada pengeluaran yang penting dan bermanfaat.
Lalu, buat perencanaan keuangan jangka pendek, yang mencakup pengeluaran yang direncanakan, penghasilan yang diharapkan, dan sisa uang yang tersedia setiap bulan. Rencana pengeluaran dan anggaran harus dibuat sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kita masing-masing.
Selanjutnya, pantau dan evaluasi secara teratur, agar kita tahu apakah semuanya berada di jalur yang benar, sesuai dengan rencana. Jika ada kesulitan atau kesalahan, kita pun segera dapat memperbaiki dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan yang ada.
5. Memilih instrumen investasi yang likuid
Memilih instrumen investasi yang likuid, seperti obligasi pemerintah, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang, dapat membantu kita mengakses dana dengan cepat dan mudah jika dibutuhkan. Instrumen investasi yang likuid juga lebih stabil dan lebih rendah risiko, yang pastinya lebih safe untuk kondisi sedang menghadapi inflasi ini.
6. Meminimalkan utang
Memastikan kita hanya berutang secara sehat akan dapat membantu kita mengelola cash flow dengan lebih baik. Hal ini juga dapat membantu kita untuk tetap memiliki lebih banyak uang tunai yang tersedia untuk keperluan mendesak.
Pastikan disiplin mencicil, hindari denda atau bunga berbunga. Minimalkan utang konsumtif, seperti utang kartu kredit dan pinjaman tanpa agunan, karena dapat memperburuk kondisi keuangan kita yang sedang menghadapi kenaikan inflasi.
Dalam perencanaan keuangan jangka pendek, menjaga stabilitas keuangan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi seperti di atas, kita akan dapat menghadapi kenaikan inflasi dan mengelola keuangan dengan lebih efektif, sehingga mencapai stabilitas keuangan yang diinginkan.
So, perencanaan keuangan jangka pendek yang baik dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan dengan lebih mudah dan mengurangi risiko dalam menghadapi perubahan kondisi keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Step by Step Melakukan Review Keuangan Akhir Tahun 2022 agar Lebih Baik di Tahun 2023
Sudah menjelang akhir tahun 2022 nih. Enggak terasa ya? Bagaimana tahun ini untukmu? Apakah lebih baik dari tahun 2021? Akhir tahun biasanya memang jadi momen tepat untuk melakukan refleksi dan introspeksi, ya kan? Termasuk dalam hal keuangan. Apakah kamu sudah siap untuk melakukan review keuangan akhir tahun?
Memangnya harus ya?
Pentingnya Review Keuangan Akhir Tahun

Ya, kalau harus sih enggak. Tapi ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari review keuangan akhir tahun ini lo. Di antaranya:
- Kita bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun 2022 ini. Apakah kita sudah mengeksekusi rencana-rencana yang kita buat atau masih sekadar wacana?
- Apa saja rencana atau tujuan yang berhasil kita wujudkan?
- Apa saja rencana yang belum berhasil terealisasikan?
- Mengapa ada rencana yang belum bisa direalisasikan?
- Apakah ada kesalahan yang membuat rencana tersebut gagal atau tertunda?
- Apa yang menjadi hambatan tahun 2022 ini?
Nah, dari pertanyaan-pertanyaan itu saja, sepertinya kamu akan mendapatkan banyak insight dan PR yang bisa kemudian kamu kerjakan di tahun 2023 agar hidupmu lebih baik. Kamu bahkan bisa menambah berbagai pertanyaan lain sebagai bahan refleksi dan review sehingga hasilnya akan lebih lengkap dan detail, yang kemudian bisa kamu pergunakan sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan keuangan yang lebih baik lagi.
Jika masih bingung, bagaimana cara melakukan review keuangan akhir tahun, berikut ini ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Simpel saja kok!
Step by Step Review Keuangan Akhir Tahun

1. Cek catatan keuangan
Jika kamu sudah punya catatan keuangan yang cukup rapi di tahun 2022, maka review keuangan akhir tahun bisa kamu mulai dari sini. Cek kondisi cash flow saat ini, apakah surplus atau minus. Bagaimana kondisi setiap pos keuangan? Apakah sudah cukup efisien? Atau sepertinya, ada yang perlu diefisienkan lagi, karena kemarin masih terlalu boros?
Misalnya saja, pos lifestyle kok ternyata lebih dari 20%, sementara investasi masih di proporsi 10%. Mungkin di tahun 2022, di setiap tanggal kembar kamu selalu nggak pernah absen dari sale dan program promo?
Meski mungkin masih terkendali, tetapi coba dipertimbangkan, barangkali tahun depan kamu bisa menambah persentase investasi, agar tujuan keuangan bisa lebih cepat tercapai.
2. Adakah kondisi yang berubah?
Misalnya saja, pemasukan yang berkurang atau bertambah?
Mungkin, pantas saja biaya lifestylemu membengkak. Gajimu juga naik soalnya tahun 2022 ini. Ya, tentunya bersyukur sih, naik gaji gitu lo. Tapi, bukan berarti lantas biaya lifestyle juga harus naik. Mungkin ada pos lain yang akan lebih baik ditambah proporsinya demi kebaikan dirimu sendiri. Dana darurat, misalnya, apakah sudah aman?
Apakah sekarang jumlah tanggunganmu bertambah, atau malah berkurang? Apakah tahun depan, bakalan ada tujuan keuangan yang harus diwujudkan? Sekolah anak, misalnya?
Nah, hal-hal seperti ini bisa mengubah kondisi keuangan, dan kamu akan lebih leluasa membuat rencana atau mencari solusi jika melakukan review keuangan akhir tahun.
3. Cek dana darurat
Tahun 2022 ini, apakah dana daruratmu sudah aman?
Ingat, bahwa jumlah ideal dana darurat seharusnya minimal adalah 4 kali pengeluaran rutin bulanan. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah ideal dana darurat juga akan lebih besar. So, kalau ternyata jumlah tanggunganmu bertambah tahun ini—misalnya tahun 2022 kemarin kamu dikaruniai anak—maka segera buat rencana untuk menambah dana darurat tahun depan.
Jika ternyata tahun 2022 kamu masih belum punya dana darurat, kamu juga bisa mulai membuat rencana untuk membangun dana darurat. Satu bulan, dua bulan enggak apa, yang penting mulai aja dulu. Cek kemampuanmu untuk menyisihkan beberapa persen dari penghasilan untuk bisa membuat dana darurat ini ya.

4. Review portofolio
Nah, biasanya review keuangan akhir tahun juga bisa dilakukan sekaligus dengan melakukan review terhadap portofolio investasi.
Cek bagaimana posisi portofolio investasimu sekarang, terutama terhadapp tujuan keuangan yang sudah ditentukan. Apakah bertumbuh sesuai harapan, atau belum? Jika memang belum maksimal, kamu bisa membuat rencana untuk memperbaiki komposisinya tahun depan. Misalnya, kamu tambah porsi instrumen agresifnya, atau malah memindahkan dari instrumen agresif ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Semua kembali pada profil risiko, kebutuhan, dan juga kemampuanmu ya. Ingat, #TujuanLoApa?
5. Cek tujuan keuangan
Apakah ada tujuan keuangan yang sudah dicapai di tahun 2022 kemarin? Jika ada, apa saja? Apakah tujuan tersebut menambah aset? Jika iya, maka jangan sampai lupa untuk menambahkannya dalam catatan keuanganmu.
Apakah ada tujuan keuangan yang harus kamu capai di tahun 2023 besok? Bagaimana posisinya sekarang? Apakah dananya sudah siap? Jika masih kurang, kurang berapa? Jika sudah siap, cek apakah perlu dipindahkan ke instrumen yang lebih rendah risiko atau tidak.
Nah, dari sini, kamu bisa melanjutkan aktivitas review keuangan akhir tahun kamu sampai menyeluruh. Jangan lupa untuk ajak pasanganmu sekalian, jika kamu sudah berkeluarga ya, agar kedua belah pihak tahu kondisi keuangan keluarga yang sebenarnya sehingga akan lebih mudah menentukan arah selanjutnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dapat Bonus Akhir Tahun 2022, Bisa Buat Apa?
Enggak terasa ya, sudah mau habis saja nih tahun 2022. Bonus akhir tahun, apa kabar? Eciyeee … Kayaknya ada yang lampaui target nih tahun ini, jadi bisa dapat insentif yang lumayan.
Selamat ya, bestie! Tapi memang tak semua perusahaan memberikan benefit berupa bonus akhir tahun sih. Ada beberapa yang tidak memberikan tambahan gaji ini, mungkin tahun ini atau mungkin juga memang tidak ada fasilitas untuk itu. Memang adanya bonus akhir tahun ini menjadi wewenang dan kebijakan masing-masing perusahaan sih, karena tidak ada aturan resminya pada pemerintah. Tidak seperti THR, misalnya. Jadi, kalau memang kamu tidak mendapatkannya tahun ini, jangan patah semangat ya.
Terus, yang dapat bonus akhir tahun, mau dipakai buat apa nih, uang hasil kerja kerasnya?
Kelola Uang Bonus Akhir Tahun supaya Ada Manfaatnya

Bonus akhir tahun bisa jadi termasuk dalam penghasilan tahunan, kalau memang diberikan secara teratur, sesuai kesepakatan kerja. Tetapi, bisa juga dianggap sebagai rezeki, kalau ternyata hal ini tak selalu diberikan oleh perusahaan.
Baik sebagai penghasilan tahunan ataupun sebagai sekadar rezeki, dua-duanya harus dikelola dengan baik, supaya uangnya bisa bermanfaat untuk kebutuhanmu. Jangan sampai dihamburkan, hingga tak bersisa dan tak ada faedahnya. Sayang banget kan?
Jadi, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengelolanya?
1. Pakai untuk kebutuhan tahunan
Ada penghasilan tahunan, ada juga pengeluaran atau kebutuhan tahunan. Seperti apa contohnya? Misalnya saja pajak, seperti PBB, pajak kendaraan, dan sebagainya. Bisa juga premi asuransi jiwa yang dibayar tahunan. Atau kamu juga bisa sisihkan bonus akhir tahun untuk Idulfitri atau kurban tahun depan.
Ya, adanya penghasilan tahunan memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan tahunan juga. Tinggal diatur saja, kebutuhannya berapa. Semoga bisa tercukupkan semua ya.
2. Bayar utang
Alokasi kedua yang bisa kamu lakukan dengan uang bonus akhir tahun adalah untuk membayar utang. Setelah dihitung-hitung, ternyata bisa langsung dilunasi, ya kenapa enggak? Ya kan?
Apalagi kalau cicilanmu sudah mendekati atau malah melebihi dari batas 30% penghasilan rutin setiap bulan. Itu artinya sudah mulai enggak sehat. So, manfaatkan kesempatan mendapatkan tambahan dana ini untuk bisa mengurangi beban cicilanmu. Mungkin tidak bisa kamu lunasi seluruhnya juga tak apa. Paling tidak, bisa menekan cicilan bulan depan menjadi kurang dari 30%, itu sudah bagus!

3. Tambah dana darurat
Buat kamu yang masih belum bisa memenuhi nominal ideal dana darurat, adanya bonus tahunan ini juga bisa dimanfaatkan buat mengejar target lo. Apalagi di tahun 2023 nanti—meskipun banyak yang mengatakan bahwa Indonesia bebas dari ancaman resesi—kondisinya masih belum pasti. Dunia masih akan diwarnai krisis, terutama yang menyangkut energi dan pangan.
So, ada bagusnya kalau kamu punya niat untuk kejar target nominal ideal dana darurat. Untuk lajang, dana darurat ideal adalah 4 x pengeluaran rutin bulanan, menikah 6 x pengeluaran rutin bulanan, menikah dengan 1 anak 9 x pengeluaran rutin bulanan, dan menikah dengan 2 anak 12 x pengeluaran rutin setiap bulannya.
Dengan adanya dana darurat, kamu akan lebih nyaman menjalani hidup, pun bisa menekan risiko terlilit utang jika sewaktu-waktu membutuhkan dana karena muncul situasi darurat.
Harapannya sih sebenarnya satu, di penghujung tahun 2022 ini: Semoga badai PHK segera berlalu.
4. Investasi
Nah, setelah memenuhi 3 kebutuhan yang cukup penting di atas dan ternyata bonus akhir tahun yang kamu terima masih ada sisa—syukur-syukur masih banyak—maka kamu boleh saja menambah portofolio investasi yang kamu miliki. Dengan begini, kamu bisa mencapai tujuan finansial dengan lebih cepat kan?
Lalu, portofolio investasi mana dulu nih yang harus dipenuhi? Tergantung kondisi dan kebutuhanmu. Boleh saja kalau kamu mau menambah dulu investasi jangka pendekmu. Misalnya, pertengahan tahun depan kamu harus membayar uang pendaftaran ulang sekolah anak. Nah, kamu bisa nih alokasikan dari bonus akhir tahun yang kamu dapatkan.
Atau, jika sedang tidak ada tujuan jangka pendek, atau investasi jangka pendek sudah aman, kamu bisa mengalokasikannya untuk investasi jangka panjangmu. Untuk dana pensiun, misalnya.

5. Self reward
Yang terakhir tentu saja, kamu bisa gunakan bonus akhir tahun yang kamu terima untuk memberi self reward pada diri sendiri.
Memangnya boleh? Ya, boleh dong. Memangnya ada yang bilang enggak boleh?
Boleh banget kalau kamu hendak mempergunakan tambahan gaji ini untuk memberikan dirimu sendiri hadiah yang pantas banget kamu dapatkan setelah bekerja keras selama setahun. Misalnya, kamu pengin healing dan staycation, boleh. Mau beli tas branded yang sudah setahun mandek di keranjang online shop-mu, juga boleh. Mau nonton konser, boleh juga.
Yang penting, pastikan kamu mempergunakan uang tersebut setelah kebutuhan yang lebih penting sudah aman ya. Jangan sampai kamu pakai uang bonusmu untuk memberi self reward, sementara kamu masih terlilit utang dalam jumlah besar dan bunga tinggi, misalnya. Dengan begitu, masalah hidup akan tidak berkurang.
Nah, sekarang sudah memutuskan mau dipakai untuk apa uang bonus akhir tahun yang kamu dapatkan? Semoga bisa bermanfaat maksimal untukmu ya.
Mau belajar bareng cara mengelola bonus tahunan dengan lebih baik? Yuk, undang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!