7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan karyawan sering muncul sebagai topik hangat di berbagai training dan seminar. Memahami bagaimana mengelola keuangan pribadi, mengatur penghasilan, dan berinvestasi dengan bijak memang merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Terlebih, di era globalisasi dan ketidakpastian ekonomi seperti saat ini, kemampuan mengelola keuangan menjadi semakin penting untuk menjamin kualitas hidup yang baik di masa depan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang paling sering diajukan dalam training ataupun seminar finansial. Mulai dari tips mengatur keuangan dengan gaji UMR, mengeksplorasi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan, hingga cara memilih asuransi yang tepat untuk menghindari penipuan.
Semoga jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disajikan dapat membantu karyawan dan siapa pun yang ingin bisa mengelola keuangan dengan lebih bijaksana dan menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera.
7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan yang Sering Muncul dalam Training Karyawan dan Jawabannya
1. Bagaimana mengatur keuangan dengan gaji UMR?
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang pertama ini memang bisa menjadi tantangan tersendiri, namun bukan berarti nggak mungkin dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola keuangan dengan gaji UMR:
- Buat anggaran bulanan, pakai formula 4-3-2-1; 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi dan tabungan, 10% untuk lifestyle.
- Hemat biaya. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran, misalnya dengan memanfaatkan promo atau diskon, mengurangi penggunaan listrik, atau menyiapkan bekal makan siang dari rumah.
- Prioritaskan utang. Kurangi beban utang seminimal mungkin. Segera lunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Usahakan untuk menghindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman yang menambah beban utang.
- Bangun dana darurat, dengan nominal setidaknya 3 x pengeluaran rutin. Namun, kalau masih belum sanggup, berapa pun bisa diupayakan, yang penting mulai dulu.
- Punyai proteksi, minimal asuransi kesehatan dengan BPJS Kesehatan.
Dan terakhir, tingkatkan penghasilan. Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan, seperti freelance, bisnis sampingan, atau menambah jam kerja. Penghasilan tambahan ini dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan lebih cepat.
2. Apa instrumen investasi yang aman dan menguntungkan?
Perlu dipahami bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Mengapa? Karena investasi akan selalu ada risikonya. So, kita bisa menyesuaikan tingkat risiko ini dengan profil kita masing-masing.
Beberapa instrumen investasi yang bisa diurutkan sesuai tingkat risiko yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang kedua ini di antaranya:
- Deposito, yang merupakan investasi dalam bentuk simpanan di bank dengan jangka waktu tertentu. Keuntungan yang didapat berupa bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Deposito relatif aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.
- Obligasi pemerintah, keuntungannya berupa bunga yang dibayarkan secara periodik. Obligasi pemerintah dianggap lebih aman karena didukung oleh pemerintah, ada undang-undangnya, dan memiliki risiko gagal bayar yang rendah.
- Reksa dana pasar uang, yaitu produk investasi yang mengelola dana dari investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti deposito dan surat utang jangka pendek. Keuntungan dari reksa dana pasar uang relatif stabil dan risikonya lebih rendah dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Sebelum memutuskan instrumen investasi yang akan dipilih, pastikan untuk melakukan riset dan memahami profil risiko serta potensi keuntungan dari setiap instrumen. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk membantu menentukan pilihan investasi yang tepat.
3. Bagaimana cara melunasi utang yang menumpuk?
Melunasi utang yang menumpuk memerlukan strategi yang baik dan komitmen yang kuat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai jawaban dari pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini:
- Daftar utang: Buatlah daftar semua utang yang dimiliki, termasuk jumlah utang, bunga, dan jangka waktu pelunasan. Dengan ini, akan lebih mudah mengatur strategi pelunasan.
- Tentukan prioritas: Prioritaskan utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, karena utang tersebut akan menumpuk lebih cepat. Atau bisa juga memprioritaskan utang dengan jumlah terkecil terlebih dahulu (metode salju – snowball method) untuk memberi motivasi saat melihat progres pelunasan utang.
Jika memiliki banyak utang dengan bunga tinggi, pertimbangkan konsolidasi utang dengan menggabungkannya menjadi satu utang dengan bunga yang lebih rendah. Hal ini akan memudahkan pengelolaan utang dan mengurangi total bunga yang harus dibayar.
4. Pengin beli rumah, tapi gimana cara bikin rencana keuangannya? Takut nggak mampu.
Membeli rumah memang merupakan keputusan finansial besar yang memerlukan perencanaan yang matang. Tapi bukan merupakan hal yang mustahil dilakukan. Kuncinya memang pada perencanaan yang matang.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat rencana beli rumah:
- Tentukan tipe rumah yang ingin dibeli, lokasi, dan kisaran harga. Dengan mengetahui anggaran yang dibutuhkan, Anda akan lebih mudah menentukan target tabungan dan strategi keuangan.
- Pertimbangkan KPR yang bisa menjadi pilihan untuk membantu membiayai pembelian rumah. Pelajari syarat dan ketentuan KPR dari berbagai bank, dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
- Hitung uang muka, biasanya sebesar 15-25% dari harga rumah. Tentukan jumlah uang muka yang dibutuhkan dan buat target tabungan untuk mencapainya.
- Hitung kemampuan menyisihkan uang dari penghasilan. Cari cara untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan penghasilan agar lebih cepat mencapai target tabungan.
- Buat simulasi cicilan, dan pastikan cicilan tidak lebih dari 30-40% dari penghasilan bulanan agar enggak memberatkan keuangan.
Dengan membuat rencana keuangan yang matang dan disiplin dalam menjalankannya, akan ada gambaran yang lebih baik tentang kemampuan untuk membeli rumah dan mengelola cicilan. Ikut kelas Dana Rumah jika pas ada jadwalnya, supaya bisa lebih pasti menghitungnya.
5. Berapa idealnya besaran dana darurat?
Nah, jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan satu ini, yaitu besaran dana darurat, sudah pernah dijelaskan secara detail dan jelas dalam artikel di website ini. Sila klik saja link yang sudah ditautkan ya.
6. Gimana cara menghitung dana pensiun?
Untuk menjawab pertanyaan tentang pengelolaan keuangan ini, ikuti langkah-langkah singkat berikut:
- Estimasi pengeluaran bulanan: Tentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan setiap bulan saat pensiun, termasuk biaya makan, perumahan, kesehatan, dan gaya hidup.
- Estimasi durasi pensiun: Tentukan usia pensiun dan harapan hidup atau life expectancy at birth untuk menghitung berapa lama akan membutuhkan dana pensiun.
- Hitung kebutuhan dana pensiun: Kalikan pengeluaran bulanan dengan durasi pensiun dalam bulan untuk menghitung kebutuhan dana pensiun total.
- Hitung dana pensiun yang harus ditabung: Bagi kebutuhan dana pensiun yang tersisa dengan jumlah bulan yang tersisa hingga pensiun. Jumlah ini merupakan dana pensiun yang harus ditabung setiap bulan hingga mencapai usia pensiun.
Mau lebih detail? Ada nih di kelas Dana Pensiun. Bisa cek untuk jadwalnya ya.
7. Bagaimana cara memilih asuransi supaya terhindar dari penipuan?
Memang dengan banyaknya berita akhir-akhir ini, image produk keuangan yang sangat bermanfaat ini jadi ikut kena efek ya? Padahal, memiliki asuransi itu penting banget.
Nah, untuk bisa memilih produk dan terhindar dari penipuan, coba lakukan beberapa hal ini:
- Pilih perusahaan asuransi terpercaya: Cari perusahaan asuransi yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang solid, dan izin usaha dari otoritas yang berwenang.
- Pelajari produk asuransi: Pahami jenis asuransi yang dibutuhkan, seperti asuransi kesehatan, jiwa, atau kendaraan. Pelajari manfaat, premi, dan ketentuan polis.
- Bandingkan beberapa produk: Bandingkan produk asuransi dari beberapa perusahaan untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
- Baca polis dengan teliti: Pastikan memahami semua ketentuan, batasan, dan pengecualian dalam polis asuransi sebelum menandatanganinya.
- Konsultasi dengan agen asuransi profesional: Dapatkan informasi dan saran dari agen asuransi yang berlisensi dan profesional untuk membantu memilih produk yang tepat.
Memahami dan mengelola keuangan pribadi adalah kunci keberhasilan finansial dan kenyamanan hidup di masa depan. Dengan menyimak jawaban pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang sering ditanyakan dalam training atau seminar seperti di atas, kita telah melangkah lebih dekat untuk meraih kestabilan finansial yang diinginkan.
Pertanyaan tentang pengelolaan keuangan yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil yang sering ditanyakan di seminar ataupun training.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Sampai Nggak Mampu Membayar Biaya Persalinan, Ini yang Harus Kamu Lakukan!
Ada yang melahirkan, tapi karena punya tujuan keuangan lain yang juga sama besarnya, ternyata jadi tak mampu membayar biaya persalinan. Untung banyak orang baik, maka masalah pun dibantu.
Bersyukurlah, kalau kamu mengalaminya. Memang, orang baik itu masih banyak. Tapi ya masa iya, kita harus selalu mengharapkan uluran tangan orang lain untuk kebutuhan kita pribadi? Apalagi soal biaya persalinan, yang semestinya bukan termasuk biaya yang muncul mendadak. Ada waktu 9 bulan kan, untuk bersiap?
Faktor Penyebab Mengapa Orang Tak Siap dengan Biaya Persalinan
Namun faktanya, fenomena banyak orang yang tidak siap secara finansial menyambut kehadiran anak seperti ini adalah masalah yang umum terjadi, terutama di negara-negara berkembang. Apa yang menyebabkan ketidaksiapan ini?
Enggak punya asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan
Jika seseorang tidak memiliki asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan, maka ia akan bertanggung jawab atas biaya persalinan yang seharusnya ditanggung oleh asuransi. Padahal, biaya persalinan bisa tinggi jika ada kondisi-kondisi kesehatan tertentu.
Penghasilan yang rendah
Orang yang memiliki penghasilan yang rendah mungkin kesulitan membayar biaya persalinan yang mahal. Biaya persalinan bisa saja menyedot sebagian besar penghasilan, jika tidak dipersiapkan sebelumnya, sehingga dapat menjadi beban keuangan yang berat bagi keluarga yang berpenghasilan rendah.
Kondisi kesehatan yang kompleks
Persalinan yang melibatkan komplikasi kesehatan dapat memerlukan perawatan yang lebih intensif dan mahal. Ini dapat menjadi beban keuangan yang besar bagi keluarga yang tidak memiliki asuransi atau tidak memiliki cukup dana untuk membayar biaya perawatan medis yang kompleks.
Kurangnya pengetahuan tentang persiapan keuangan
Beberapa orang mungkin tidak memahami betapa pentingnya persiapan keuangan sebelum persalinan. Kurangnya pengetahuan ini dapat menyebabkan mereka tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya persalinan.
Ketahui Komponen Biaya Persalinan
Agar dapat bersiap dengan baik, kamu perlu tahu komponen apa saja yang menjadi bagian dari biaya persalinan. Hal ini tergantung pada fasilitas kesehatan yang dipilih dan jenis persalinan yang dilakukan.
Berikut adalah beberapa komponen biaya persalinan yang umum dan bisa menjadi gambaran.
Biaya kamar dan perawatan
Biaya ini termasuk biaya ruang perawatan di rumah sakit atau klinik, biaya dokter, biaya perawat, biaya penggunaan fasilitas dan peralatan medis.
Biaya operasi caesar (sectio caesarea)
Jika persalinan harus dijalani melalui operasi caesar, maka pasti ada biaya tambahan yang dikenakan, termasuk biaya pembedahan, biaya anestesi, biaya perawatan pasca operasi dan biaya obat-obatan.
Tes laboratorium
Tes laboratorium seperti pemeriksaan darah, urine, dan pemeriksaan radiologi mungkin diperlukan selama persalinan. Biaya tes laboratorium ini juga harus ditanggung keluarga ibu yang hendak melahirkan.
Biaya obat-obatan
Biaya obat-obatan yang diberikan selama persalinan termasuk biaya anestesi dan obat-obatan lain yang mungkin dibutuhkan untuk membantu memperlancar persalinan atau mengurangi rasa sakit.
Biaya rawat inap
Biaya rawat inap di rumah sakit atau klinik, termasuk biaya makanan dan minuman.
Biaya tindakan medis tambahan
Biaya tambahan mungkin timbul jika persalinan mengalami komplikasi atau memerlukan tindakan medis tambahan seperti transfusi darah, tindakan bedah darurat atau perawatan bayi prematur.
Nah, banyak kan? Tapi, perlu diingat, bahwa biaya persalinan dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis persalinan, kondisi kesehatan, serta kebijakan dari masing-masing fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami dengan baik semua komponen biaya persalinan yang akan dikenakan dan mengeceknya sebelum memutuskan untuk memilih fasilitas kesehatan.
Jangan Sampai Khawatir Nggak Bisa Bayar Persalinan!
Sudah sakit bukan kepalang, eh … masih stres mikirin uang buat biaya persalinan. Sungguh bukan kondisi yang ideal buat si ibu yang harus melahirkan.
Jangan sampai deh enggak bisa membayar biaya persalinan. So, ayo bersiap! Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban biaya tersebut.
Beli asuransi kesehatan
Seenggaknya BPJS Kesehatan harus punya. Dan, lakukan ini secepatnya. Tak hanya sebelum persalinan, tapi ketika kamu mulai bisa mandiri dan punya penghasilan. Saat menikah, pastikan pasangan juga punya BPJS Kesehatan.
Asuransi kesehatan pemerintah BPJS Kesehatan menyediakan jaminan kesehatan untuk persalinan bagi peserta dan anggota keluarga terdaftar mereka. Jaminan kesehatan ini mencakup biaya persalinan normal, baik melalui persalinan normal di rumah sakit atau melalui persalinan normal yang dilakukan di rumah oleh bidan terlatih yang memiliki izin praktik. Ya tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku. Tapi BPJS Kesehatan sudah sangat memadai lo!
Baru setelah punya BPJS Kesehatan, dan dinilai masih belum memadai karena berbagai kondisi, boleh deh ditambah asuransi lain.
Bijak memilih rumah sakit dan dokter atau bidan
Sesuaikan dengan kondisi kesehatanmu, sejak mulai hamil, cari tahu biaya persalinan di beberapa rumah sakit dan dokter atau bidan. Pilih yang memiliki biaya yang memungkinkan untuk dijangkau.
Pastikan juga klinik bersalin atau rumah sakitnya berpartner dengan asuransi kesehatan yang kamu miliki. Setidaknya, menerima pasien BPJS Kesehatan.
Nabung!
Kalau sudah mulai promil, maka ya harus mulai bersiap juga dari segi finansial. Hitung kebutuhanmu, lalu tentukan jangka waktunya. Mulailah membuat rencana keuangan yang komprehensif, untuk tujuan keuangan biaya persalinan ini.
Yuk, Siapkan Finansialnya Dulu sebelum Menyambut si Buah Hati!
Mempersiapkan keuangan untuk kehadiran bayi baru di rumah adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Berikut beberapa kiat untuk mengatur keuangan dalam menghadapi kehadiran bayi baru di rumah.
Buat rencana anggaran
Buat rencana anggaran yang jelas dan rinci untuk memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan kehadiran bayi baru di rumah. Prioritaskan belanjaan yang diperlukan, seperti popok, susu, dan makanan bayi, sebelum membeli kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting.
Berhematlah sebisa mungkin
Pertimbangkan untuk membeli barang bekas seperti pakaian dan peralatan bayi, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan membeli barang baru. Gunakan program diskon atau promo yang ditawarkan oleh toko-toko, supermarket, atau aplikasi belanja online untuk membeli kebutuhan bayi.
Dana darurat
Pastikan dana darurat kamu sudah aman. Enggak harus sekian bulan penghasilan, targetkan satu bulan saja dulu, mulai sejak promil. Yang penting memang mulai dulu.
Pasalnya, nanti saat sudah berjalan, kamu harus siap mengantisipasi biaya tak terduga yang mungkin timbul, seperti biaya kesehatan atau perbaikan rumah tangga.
Evaluasi kembali kebijakan asuransi
Periksa kembali kebijakan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Cek apakah biaya persalinan termasuk dalam coverage asuransi yang kamu miliki? Apakah pencari nafkah sudah punya asuransi jiwa?
Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut sudah mencakup kebutuhan tambahan anggota keluarga ini, dan memberikan perlindungan yang memadai bagi keluarga.
Hindari utang yang tidak perlu
Hindari membeli barang yang tidak diperlukan hingga harus utang yang tidak perlu. Bayi baru sendiri membutuhkan banyak perhatian dan waktu, sehingga meminimalkan utang dan pengeluaran yang tidak perlu dapat membantu mengurangi stres keuangan, sehingga kamu pun dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk merawat bayi.
Buat perencanaan jangka panjang
Buat perencanaan jangka panjang untuk mengatur keuangan keluarga dan menentukan prioritas keuangan yang akan membantu keluarga mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Misalnya, menyisihkan sejumlah uang untuk dana pendidikan anak atau untuk pensiun kelak.
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar, namun dengan perencanaan keuangan yang baik dan bijaksana, kehadiran bayi baru di rumah dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
Siapkan biaya persalinan dengan baik. Tapi, tak hanya berhenti di situ, kamu juga perlu melanjutkan membuat rencana keuangan hingga jauh ke depan, demi mendorong anak-anak menjadi terbaik dari diri mereka kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah salah satu aspek penting dalam mengelola keuangan pribadi. Terutama sih perencanaan keuangan jangka pendek ini sebaiknya kamu lakukan saat misalnya kondisi keuangan sedang tidak stabil, misalnya pas lagi krisis. Bahkan ketika terjadi kenaikan inflasi–yang sebenarnya merupakan hal biasa yang akan terjadi setiap tahunnya.
Nah, dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi, atau juga krisis yang lain, perencanaan keuangan jangka pendek memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita tetap dapat mencapai tujuan finansial kita, meskipun kondisi sedang krisis.
Seperti yang kita tahu kan, bahwa kenaikan inflasi dapat memengaruhi daya beli kita dan mengurangi nilai dari uang yang kita miliki. So, ada baiknya kita memiliki strategi-strategi perencanaan keuangan jangka pendek untuk meminimalkan risiko keuangan yang bisa terjadi.
Jadi, strategi apa yang perlu kita jalankan dalam perencanaan keuangan jangka pendek demi menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi dan menjaga stabilitas keuangan di masa depan ini?
Apa Itu Inflasi, dan Apa Dampaknya?
Inflasi adalah suatu kondisi ketika harga-harga barang dan jasa cenderung meningkat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dalam kondisi inflasi, jumlah uang yang beredar di pasar lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan barang dan jasa, sehingga permintaan lebih tinggi daripada penawaran. Hal ini menyebabkan kita harus membayar lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang sama.
Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen atau indeks harga produsen, dan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Misalnya seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat, dan kebijakan moneter dari pemerintah atau bank sentral. Inflasi dapat memengaruhi berbagai aspek ekonomi, termasuk investasi, pinjaman, dan kebijakan fiskal, dan moneter.
Inflasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada keuangan kita, terutama jika kita enggak melakukan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang untuk menghadapi dampak tersebut. Beberapa dampak inflasi misalnya:
Menurunnya daya beli
Inflasi dapat menyebabkan harga barang dan jasa naik. Hal ini berarti bahwa uang yang sama tidak lagi dapat membeli jumlah barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya, sehingga daya beli kita menurun.
Menurunnya nilai uang
Kenaikan harga barang dan jasa juga berarti bahwa nilai uang menurun. Uang yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan daripada sekarang.
Meningkatnya biaya hidup
Kenaikan harga barang dan jasa juga dapat menyebabkan meningkatnya biaya hidup. Biaya hidup yang lebih tinggi berarti bahwa kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengurangi tabungan
Jika kita punya tabungan cash di bank, maka saat terjadi inflasi, siap-siap saja menerima kenyataan bahwa nilai tabungan kita juga akan menurun. Tabungan yang sama akan memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan, sehingga kita kudu menabung lebih banyak uang untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang kita.
Nah jadi, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi inflasi dengan merencanakan keuangan jangka pendek, dan jangka panjang juga, dengan cermat. Dengan perencanaan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak inflasi pada keuangan dan menjaga stabilitas keuangan kita sendiri di masa depan.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Menghadapi Kemungkinan Kenaikan Inflasi
1. Memahami Profil Risiko
Memahami profil risiko merupakan langkah penting dalam perencanaan keuangan jangka pendek untuk menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Profil risiko kita itu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, tujuan investasi, toleransi risiko, pengalaman, dan kondisi keuangan. Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan apakah kita lebih cocok untuk berinvestasi dalam instrumen yang berisiko tinggi atau rendah, atau apakah lebih baik untuk menghindari risiko sepenuhnya. Semua kembali ke kondisi masing-masing, enggak ada yang salah, enggak ada yang paling benar juga ya.
2. Menentukan tujuan keuangan
Kembali lagi ke #TujuanLo Apa. Tujuan perencanaan keuangan jangka pendek mungkin mencakup membangun dana darurat, membayar utang kartu kredit, membeli mobil, atau menabung untuk liburan. Sedangkan tujuan keuangan menengah dan panjang bisa berarti mencakup membeli rumah, pensiun, atau pendidikan anak.
Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan jelas, serta berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam membuat perencanaan keuangan jangka pendek, memahami profil risiko dan tujuan keuangan sangat penting karena akan memengaruhi strategi investasi yang akan digunakan. Profil risiko dan tujuan keuangan akan menjadi dasar dalam memilih instrumen investasi yang tepat, mengalokasikan aset yang sesuai, dan menetapkan rencana pengeluaran yang realistis.
Dengan memahami profil risiko dan tujuan keuangan, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas dan menghindari risiko yang tidak diinginkan dalam menghadapi kenaikan inflasi di masa depan.
3. Menjaga dana darurat
Menjaga likuiditas dana darurat dapat membantu kita untuk memenuhi kebutuhan keuangan mendesak tanpa harus mengambil pinjaman atau menjual investasi.
Ingat ya, besarnya dana darurat tergantung pada seberapa banyak tanggungan kita. Jika masih lajang, boleh saja bangun sampai 3 bulan pengeluaran dulu. Kalau sudah menikah, atau ada orang tua yang harus ditanggung, boleh ditambah. Hingga ketika sudah punya anak, besaran dana darurat idealnya sampai 12 bulan pengeluaran.
Buat rekening tabungan khusus, agar dana darurat enggak sampai tersabotase untuk keperluan lain. Pastikan accessible oleh anggota keluarga yang lain ya.
4. Membuat rencana pengeluaran dan anggaran
Membuat rencana pengeluaran dan anggaran yang realistis dapat membantu kita mengelola uang dengan lebih efektif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini juga dapat membantu kita mengetahui berapa banyak uang yang tersedia untuk keperluan darurat atau investasi.
Cek berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulan dan untuk keperluan apa saja. Pengeluaran bulanan dapat mencakup biaya hidup, seperti makanan, transportasi, perumahan, listrik, air, dan internet, serta biaya lainnya, seperti hiburan, olahraga, dan perawatan pribadi.
Setelah mengetahui daftar pengeluaran bulanan, tetapkan prioritas pengeluarannya. Hal ini penting untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan fokus pada pengeluaran yang penting dan bermanfaat.
Lalu, buat perencanaan keuangan jangka pendek, yang mencakup pengeluaran yang direncanakan, penghasilan yang diharapkan, dan sisa uang yang tersedia setiap bulan. Rencana pengeluaran dan anggaran harus dibuat sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kita masing-masing.
Selanjutnya, pantau dan evaluasi secara teratur, agar kita tahu apakah semuanya berada di jalur yang benar, sesuai dengan rencana. Jika ada kesulitan atau kesalahan, kita pun segera dapat memperbaiki dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan yang ada.
5. Memilih instrumen investasi yang likuid
Memilih instrumen investasi yang likuid, seperti obligasi pemerintah, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang, dapat membantu kita mengakses dana dengan cepat dan mudah jika dibutuhkan. Instrumen investasi yang likuid juga lebih stabil dan lebih rendah risiko, yang pastinya lebih safe untuk kondisi sedang menghadapi inflasi ini.
6. Meminimalkan utang
Memastikan kita hanya berutang secara sehat akan dapat membantu kita mengelola cash flow dengan lebih baik. Hal ini juga dapat membantu kita untuk tetap memiliki lebih banyak uang tunai yang tersedia untuk keperluan mendesak.
Pastikan disiplin mencicil, hindari denda atau bunga berbunga. Minimalkan utang konsumtif, seperti utang kartu kredit dan pinjaman tanpa agunan, karena dapat memperburuk kondisi keuangan kita yang sedang menghadapi kenaikan inflasi.
Dalam perencanaan keuangan jangka pendek, menjaga stabilitas keuangan merupakan hal yang sangat penting. Apalagi dalam menghadapi kemungkinan kenaikan inflasi.
Dengan menerapkan strategi-strategi seperti di atas, kita akan dapat menghadapi kenaikan inflasi dan mengelola keuangan dengan lebih efektif, sehingga mencapai stabilitas keuangan yang diinginkan.
So, perencanaan keuangan jangka pendek yang baik dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan dengan lebih mudah dan mengurangi risiko dalam menghadapi perubahan kondisi keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Step by Step Melakukan Review Keuangan Akhir Tahun 2022 agar Lebih Baik di Tahun 2023
Sudah menjelang akhir tahun 2022 nih. Enggak terasa ya? Bagaimana tahun ini untukmu? Apakah lebih baik dari tahun 2021? Akhir tahun biasanya memang jadi momen tepat untuk melakukan refleksi dan introspeksi, ya kan? Termasuk dalam hal keuangan. Apakah kamu sudah siap untuk melakukan review keuangan akhir tahun?
Memangnya harus ya?
Pentingnya Review Keuangan Akhir Tahun
Ya, kalau harus sih enggak. Tapi ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari review keuangan akhir tahun ini lo. Di antaranya:
- Kita bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun 2022 ini. Apakah kita sudah mengeksekusi rencana-rencana yang kita buat atau masih sekadar wacana?
- Apa saja rencana atau tujuan yang berhasil kita wujudkan?
- Apa saja rencana yang belum berhasil terealisasikan?
- Mengapa ada rencana yang belum bisa direalisasikan?
- Apakah ada kesalahan yang membuat rencana tersebut gagal atau tertunda?
- Apa yang menjadi hambatan tahun 2022 ini?
Nah, dari pertanyaan-pertanyaan itu saja, sepertinya kamu akan mendapatkan banyak insight dan PR yang bisa kemudian kamu kerjakan di tahun 2023 agar hidupmu lebih baik. Kamu bahkan bisa menambah berbagai pertanyaan lain sebagai bahan refleksi dan review sehingga hasilnya akan lebih lengkap dan detail, yang kemudian bisa kamu pergunakan sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan keuangan yang lebih baik lagi.
Jika masih bingung, bagaimana cara melakukan review keuangan akhir tahun, berikut ini ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Simpel saja kok!
Step by Step Review Keuangan Akhir Tahun
1. Cek catatan keuangan
Jika kamu sudah punya catatan keuangan yang cukup rapi di tahun 2022, maka review keuangan akhir tahun bisa kamu mulai dari sini. Cek kondisi cash flow saat ini, apakah surplus atau minus. Bagaimana kondisi setiap pos keuangan? Apakah sudah cukup efisien? Atau sepertinya, ada yang perlu diefisienkan lagi, karena kemarin masih terlalu boros?
Misalnya saja, pos lifestyle kok ternyata lebih dari 20%, sementara investasi masih di proporsi 10%. Mungkin di tahun 2022, di setiap tanggal kembar kamu selalu nggak pernah absen dari sale dan program promo?
Meski mungkin masih terkendali, tetapi coba dipertimbangkan, barangkali tahun depan kamu bisa menambah persentase investasi, agar tujuan keuangan bisa lebih cepat tercapai.
2. Adakah kondisi yang berubah?
Misalnya saja, pemasukan yang berkurang atau bertambah?
Mungkin, pantas saja biaya lifestylemu membengkak. Gajimu juga naik soalnya tahun 2022 ini. Ya, tentunya bersyukur sih, naik gaji gitu lo. Tapi, bukan berarti lantas biaya lifestyle juga harus naik. Mungkin ada pos lain yang akan lebih baik ditambah proporsinya demi kebaikan dirimu sendiri. Dana darurat, misalnya, apakah sudah aman?
Apakah sekarang jumlah tanggunganmu bertambah, atau malah berkurang? Apakah tahun depan, bakalan ada tujuan keuangan yang harus diwujudkan? Sekolah anak, misalnya?
Nah, hal-hal seperti ini bisa mengubah kondisi keuangan, dan kamu akan lebih leluasa membuat rencana atau mencari solusi jika melakukan review keuangan akhir tahun.
3. Cek dana darurat
Tahun 2022 ini, apakah dana daruratmu sudah aman?
Ingat, bahwa jumlah ideal dana darurat seharusnya minimal adalah 4 kali pengeluaran rutin bulanan. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah ideal dana darurat juga akan lebih besar. So, kalau ternyata jumlah tanggunganmu bertambah tahun ini—misalnya tahun 2022 kemarin kamu dikaruniai anak—maka segera buat rencana untuk menambah dana darurat tahun depan.
Jika ternyata tahun 2022 kamu masih belum punya dana darurat, kamu juga bisa mulai membuat rencana untuk membangun dana darurat. Satu bulan, dua bulan enggak apa, yang penting mulai aja dulu. Cek kemampuanmu untuk menyisihkan beberapa persen dari penghasilan untuk bisa membuat dana darurat ini ya.
4. Review portofolio
Nah, biasanya review keuangan akhir tahun juga bisa dilakukan sekaligus dengan melakukan review terhadap portofolio investasi.
Cek bagaimana posisi portofolio investasimu sekarang, terutama terhadapp tujuan keuangan yang sudah ditentukan. Apakah bertumbuh sesuai harapan, atau belum? Jika memang belum maksimal, kamu bisa membuat rencana untuk memperbaiki komposisinya tahun depan. Misalnya, kamu tambah porsi instrumen agresifnya, atau malah memindahkan dari instrumen agresif ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Semua kembali pada profil risiko, kebutuhan, dan juga kemampuanmu ya. Ingat, #TujuanLoApa?
5. Cek tujuan keuangan
Apakah ada tujuan keuangan yang sudah dicapai di tahun 2022 kemarin? Jika ada, apa saja? Apakah tujuan tersebut menambah aset? Jika iya, maka jangan sampai lupa untuk menambahkannya dalam catatan keuanganmu.
Apakah ada tujuan keuangan yang harus kamu capai di tahun 2023 besok? Bagaimana posisinya sekarang? Apakah dananya sudah siap? Jika masih kurang, kurang berapa? Jika sudah siap, cek apakah perlu dipindahkan ke instrumen yang lebih rendah risiko atau tidak.
Nah, dari sini, kamu bisa melanjutkan aktivitas review keuangan akhir tahun kamu sampai menyeluruh. Jangan lupa untuk ajak pasanganmu sekalian, jika kamu sudah berkeluarga ya, agar kedua belah pihak tahu kondisi keuangan keluarga yang sebenarnya sehingga akan lebih mudah menentukan arah selanjutnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dapat Bonus Akhir Tahun 2022, Bisa Buat Apa?
Enggak terasa ya, sudah mau habis saja nih tahun 2022. Bonus akhir tahun, apa kabar? Eciyeee … Kayaknya ada yang lampaui target nih tahun ini, jadi bisa dapat insentif yang lumayan.
Selamat ya, bestie! Tapi memang tak semua perusahaan memberikan benefit berupa bonus akhir tahun sih. Ada beberapa yang tidak memberikan tambahan gaji ini, mungkin tahun ini atau mungkin juga memang tidak ada fasilitas untuk itu. Memang adanya bonus akhir tahun ini menjadi wewenang dan kebijakan masing-masing perusahaan sih, karena tidak ada aturan resminya pada pemerintah. Tidak seperti THR, misalnya. Jadi, kalau memang kamu tidak mendapatkannya tahun ini, jangan patah semangat ya.
Terus, yang dapat bonus akhir tahun, mau dipakai buat apa nih, uang hasil kerja kerasnya?
Kelola Uang Bonus Akhir Tahun supaya Ada Manfaatnya
Bonus akhir tahun bisa jadi termasuk dalam penghasilan tahunan, kalau memang diberikan secara teratur, sesuai kesepakatan kerja. Tetapi, bisa juga dianggap sebagai rezeki, kalau ternyata hal ini tak selalu diberikan oleh perusahaan.
Baik sebagai penghasilan tahunan ataupun sebagai sekadar rezeki, dua-duanya harus dikelola dengan baik, supaya uangnya bisa bermanfaat untuk kebutuhanmu. Jangan sampai dihamburkan, hingga tak bersisa dan tak ada faedahnya. Sayang banget kan?
Jadi, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengelolanya?
1. Pakai untuk kebutuhan tahunan
Ada penghasilan tahunan, ada juga pengeluaran atau kebutuhan tahunan. Seperti apa contohnya? Misalnya saja pajak, seperti PBB, pajak kendaraan, dan sebagainya. Bisa juga premi asuransi jiwa yang dibayar tahunan. Atau kamu juga bisa sisihkan bonus akhir tahun untuk Idulfitri atau kurban tahun depan.
Ya, adanya penghasilan tahunan memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan tahunan juga. Tinggal diatur saja, kebutuhannya berapa. Semoga bisa tercukupkan semua ya.
2. Bayar utang
Alokasi kedua yang bisa kamu lakukan dengan uang bonus akhir tahun adalah untuk membayar utang. Setelah dihitung-hitung, ternyata bisa langsung dilunasi, ya kenapa enggak? Ya kan?
Apalagi kalau cicilanmu sudah mendekati atau malah melebihi dari batas 30% penghasilan rutin setiap bulan. Itu artinya sudah mulai enggak sehat. So, manfaatkan kesempatan mendapatkan tambahan dana ini untuk bisa mengurangi beban cicilanmu. Mungkin tidak bisa kamu lunasi seluruhnya juga tak apa. Paling tidak, bisa menekan cicilan bulan depan menjadi kurang dari 30%, itu sudah bagus!
3. Tambah dana darurat
Buat kamu yang masih belum bisa memenuhi nominal ideal dana darurat, adanya bonus tahunan ini juga bisa dimanfaatkan buat mengejar target lo. Apalagi di tahun 2023 nanti—meskipun banyak yang mengatakan bahwa Indonesia bebas dari ancaman resesi—kondisinya masih belum pasti. Dunia masih akan diwarnai krisis, terutama yang menyangkut energi dan pangan.
So, ada bagusnya kalau kamu punya niat untuk kejar target nominal ideal dana darurat. Untuk lajang, dana darurat ideal adalah 4 x pengeluaran rutin bulanan, menikah 6 x pengeluaran rutin bulanan, menikah dengan 1 anak 9 x pengeluaran rutin bulanan, dan menikah dengan 2 anak 12 x pengeluaran rutin setiap bulannya.
Dengan adanya dana darurat, kamu akan lebih nyaman menjalani hidup, pun bisa menekan risiko terlilit utang jika sewaktu-waktu membutuhkan dana karena muncul situasi darurat.
Harapannya sih sebenarnya satu, di penghujung tahun 2022 ini: Semoga badai PHK segera berlalu.
4. Investasi
Nah, setelah memenuhi 3 kebutuhan yang cukup penting di atas dan ternyata bonus akhir tahun yang kamu terima masih ada sisa—syukur-syukur masih banyak—maka kamu boleh saja menambah portofolio investasi yang kamu miliki. Dengan begini, kamu bisa mencapai tujuan finansial dengan lebih cepat kan?
Lalu, portofolio investasi mana dulu nih yang harus dipenuhi? Tergantung kondisi dan kebutuhanmu. Boleh saja kalau kamu mau menambah dulu investasi jangka pendekmu. Misalnya, pertengahan tahun depan kamu harus membayar uang pendaftaran ulang sekolah anak. Nah, kamu bisa nih alokasikan dari bonus akhir tahun yang kamu dapatkan.
Atau, jika sedang tidak ada tujuan jangka pendek, atau investasi jangka pendek sudah aman, kamu bisa mengalokasikannya untuk investasi jangka panjangmu. Untuk dana pensiun, misalnya.
5. Self reward
Yang terakhir tentu saja, kamu bisa gunakan bonus akhir tahun yang kamu terima untuk memberi self reward pada diri sendiri.
Memangnya boleh? Ya, boleh dong. Memangnya ada yang bilang enggak boleh?
Boleh banget kalau kamu hendak mempergunakan tambahan gaji ini untuk memberikan dirimu sendiri hadiah yang pantas banget kamu dapatkan setelah bekerja keras selama setahun. Misalnya, kamu pengin healing dan staycation, boleh. Mau beli tas branded yang sudah setahun mandek di keranjang online shop-mu, juga boleh. Mau nonton konser, boleh juga.
Yang penting, pastikan kamu mempergunakan uang tersebut setelah kebutuhan yang lebih penting sudah aman ya. Jangan sampai kamu pakai uang bonusmu untuk memberi self reward, sementara kamu masih terlilit utang dalam jumlah besar dan bunga tinggi, misalnya. Dengan begitu, masalah hidup akan tidak berkurang.
Nah, sekarang sudah memutuskan mau dipakai untuk apa uang bonus akhir tahun yang kamu dapatkan? Semoga bisa bermanfaat maksimal untukmu ya.
Mau belajar bareng cara mengelola bonus tahunan dengan lebih baik? Yuk, undang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memilih Kelas Keuangan yang Tepat, Gimana Caranya?
Kamu sedang mencari kelas keuangan yang tepat untuk belajar money management? Memang sih, belakangan ini obrolan mengenai finansial menjadi topik yang menarik untuk diulas. Nggak di kampus, di kantor, bahkan di tempat nongkrong, pengelolaan keuangan menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Maka tidak heran jika kamu juga tertarik untuk mengikuti kelas keuangan.
Mengikuti kelas keuangan menjadi salah satu cara untuk menuju kesuksesan dalam pengelolaan keuangan, lho. Pengelolaan keuangan yang baik dapat membantumu untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dengan uang yang kamu miliki. Bisa dibilang, kemampuan pengelolaan keuangan ini merupakan survival skill yang wajib dimiliki oleh setiap orang, tidak terkecuali kamu.
Survival skill yang satu ini dipercaya bakal bikin hidup kamu lebih aman, lebih tenang, dan terhindar dari utang. Zaman sekarang, kemampuan pengelolaan keuangan ini bisa kamu dapat dari mana saja. Pasalnya saat ini banyak platform financial education yang dapat kamu akses kapan pun dan di mana pun. Tidak hanya sekadar layanan konsultasi, dengan financial education melalu kelas keuangan yang tepat, kamu bisa menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
Lantas, bagaimana cara memilih kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu? Yuk, simak ulasannya dalam artikel berikut.
Memilih Kelas Keuangan yang Tepat
Well, memilih kelas keuangan di zaman sekarang sangatlah mudah. Teknologi memfasilitasi kamu untuk belajar banyak hal, tidak terkecuali belajar keuangan.
Seiring berkembangnya teknologi, banyak tersedia kelas keuangan secara online. Namun, kamu juga perlu berhati-hati dalam memilih kelas finansial ini. Alih-alih mendapatkan ilmu, jika kamu mengikuti kelas dari sumber yang kurang kompeten, ya hasilnya tentu tidak bisa diharapkan.
So, kamu perlu memperhatikan beberapa hal berikut sebelum memilih kelas keuangan.
Gampang Diakses
Pilihlah kelas yang tidak menyulitkan, baik dari segi administrasi, pembayaran, hingga running kelasnya. Kelas yang mudah diakses tentunya tidak akan menyulitkanmu dalam proses pembelajaran. Syukur ada mimin yang gercep untuk membantu mengatasi kesulitan yang kamu alami selama mengikuti kelas tersebut.
Cek Kurikulumnya
Kurikulum itu memegang peran yang krusial dalam setiap proses pembelajaran, lho. Ibaratnya, kurikulum itu kompas yang memandu kita agar belajarnya lebih terarah. Oleh karena itu, sebelum kamu memilih, pastikan kamu sudah mengecek dan memahami kurikulumnya, ya. Pastikan kurikulum kelas finansial yang kamu pilih tersebut sudah disusun secara berjenjang, mulai dari yang basic, intermediate, hingga advanced. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi kamu untuk mengikutinya.
Kelas yang Variatif
Belajar keuangan akan lebih menyenangkan jika kamu dapat mengaksesnya dengan mudah. Format materi yang disediakan oleh penyelenggara beragam, akan mendukung proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan lebih menyenangkan. Format materi bisa dalam bentuk video, podcast, hingga handout. So, kamu tidak bosan dengan kelas yang sedang diikuti. Terlebih lagi, jika kelas finansial yang kamu ikuti menyediakan forum diskusi. Pasti kelasnya akan lebih asik, ya!
Mengapa Kamu Harus Belajar Keuangan?
Belajar finansial melalui kelas keuangan akan sangat berguna bagi kamu di masa depan. Pasalnya, dengan belajar keuangan kamu dapat dengan mudah mengatur prioritas dalam hidup. Pada dasarnya, kamu dianjurkan untuk memprioritaskan hal-hal esensial dan akan bermanfaat dalam jangka panjang.
Dengan mengetahui mana yang menjadi prioritasmu, maka kamu dapat memastikan bahwa semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier. Kebutuhan tersier ini kadang kala memang penting untuk dipenuhi. Anggap saja untuk healing atau sekedar self reward, ya. Namun, pemenuhan kebutuhan tersier ini jangan sampai mengganggu prioritas lainnya.
Jika segala kebutuhanmu sudah bisa terpenuhi, maka kamu tidak perlu takut terlilit utang. Memang sih, berutang bukan suatu hal yang dilarang. Namun, kamu perlu punya skill yang mumpuni untuk mengelolanya, agar tidak mengganggu keuanganmu. Nah, dengan belajar pengelolaan keuangan, maka kamu dapat dengan bijak memilah hal-hal mana yang bisa dibiayai dengan utang, dan mana saja yang sebaiknya dibiayai melalui tabungan atau bahkan investasi.
Belajar keuangan juga dapat melatih skill kamu agar dapat mengelola risiko dengan baik. Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam menjalani kehidupan, kamu tidak luput dari tantangan. Tidak jarang kamu perlu mengeluarkan biaya lebih untuk menjawab tantangan tersebut.
Mengingat hal di atas, maka kamu perlu mengumpulkan dana darurat. Dana darurat merupakan dana atau tabungan yang memang dipersiapkan untuk keadaan darurat. Misalnya jatuh sakit, terkena musibah, kena PHK, dan banyak hal lain yang cukup mengobrak-abrik pengeluaranmu.
Nah, inilah beberapa alasan pentingnya kamu belajar finansial melalui kelas keuangan. Dengan mengikuti kelas keuangan dan kurikulum yang tepat, kamu dapat mempersiapkan dana darurat, membuat rencana keuangan, hingga memproyeksikan kebutuhan pensiun. Rasanya sangat mustahil kamu bisa menghitung kebutuhan pensiun, tanpa belajar keuangan.
So, kamu sudah menemukan kelas keuangan yang tepat? Ketepatan kamu dalam memilih kelas, akan membantumu untuk mengelola keuangan dengan cermat, lho.
Jika kamu masih ragu dengan pilihanmu, maka QM Financial bisa membantumu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengatur Keuangan Keluarga Saat Suami Tak Berpenghasilan
Baru-baru ini ada thread viral tentang keputusan seorang istri mengikhlaskan suaminya resign dari kantor tempatnya bekerja, karena alasan kesehatan. Setelah menelusur, ada satu hal yang cukup menarik yang bisa ditarik sebagai pelajaran ketika akhirnya suami tak berpenghasilan dan mengandalkan penghasilan istri saja.
Memang ya, hidup di Indonesia itu cukup challenging. Beberapa norma yang berlaku masyarakat kadang lantas membuat pihak-pihak tertentu menjadi tampak “tidak normal” jika tidak diikuti. Termasuk soal penghasilan untuk keluarga. Umumnya, suami memang dianggap seseorang yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga; memberi nafkah istri dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Namun, kadang, fakta di lapangan berkata lain. Karena berbagai sebab, suami tak dapat melakukan tugas, dan harus melimpahkan tanggung jawab sebagai penafkah kepada istri. Salahkah suami jika melakukan hal tersebut? Enggak selalu, karena banyak alasannya. Kesehatan adalah salah satu alasan terbesarnya. Tapi ya begitulah, saat gaji istri lebih besar saja kadang jadi masalah. Apalagi kalau suami tak berpenghasilan. Di Indonesia, ini adalah masalah yang besar.
Mengatur keuangan dari penghasilan satu pintu tentu bukan perkara mudah. Apalagi kalau kedua pasangan tadinya sama-sama bekerja. Penurunan pemasukan keluarga pasti akan memengaruhi kondisi ekonomi. Sedikit atau banyak, itu relatif.
Terlepas dari soal stigma sosial yang harus dihadapi, persoalan keuangan ini juga akan menjadi tantangan besar bagi pasangan dengan suami tak berpenghasilan. Pasalnya, kita tidak bisa menutup mata bahwa masih ada gap antara penghasilan perempuan dan pria di Indonesia. Masih banyak perempuan bekerja yang digaji lebih rendah daripada pria untuk level jabatan yang sama. Tak hanya soal feminis, tapi data yang menyatakannya. Jadi, walaupun istri mengambil alih peran penafkah keluarga, tetapi bisa jadi penghasilan ya tetap saja tidak akan sebesar penghasilan suami yang bekerja.
Artinya, masalah keuangan ini adalah masalah yang serius. Apalagi kita masih dalam situasi tak berkepastian seperti sekarang. Kebutuhan makin banyak, sekaligus semakin sulit didapatkan.
Lalu, bagaimana ya cara mengatur keuangan bagi keluarga dengan suami tak berpenghasilan?
Atur Keuangan untuk Keluarga dengan Suami Tak Berpenghasilan
Pastikan pertimbangan dan persiapannya matang
Kalau menelusur dari thread viral yang disebutkan di awal tadi, ada penjelasan bahwa sebelum suami tak berpenghasilan, keluarga tersebut sudah punya tabungan 10x gaji dan sempat membeli asuransi yang memadai. Seiring waktu, malahan tabungan ini tidak perlu digunakan sama sekali, dan kebutuhan hidup dapat dipenuhi dari penghasilan istri sepenuhnya.
So, apa moral of the story? Yes, persiapan yang matang.
Memutuskan resign tak boleh dilandasi emosi, karena bisa membuat kita bias dalam mengambil keputusan hingga akhirnya tak melakukan persiapan. Padahal, hidup ke depan setelah resign harus dipikirkan dengan baik, apalagi jika sudah ada tanggungan.
Atur kembali rencana dan anggaran
Mengelola keuangan rumah tangga dari penghasilan 2 pintu menjadi satu pintu bukan perkara gampang. Karena itu, persiapan adalah koentji dan kemudian lakukan financial check up untuk membuat evaluasi dan mengetahui secara pasti kondisi keuangan keluarga saat suami tak berpenghasilan lagi.
Atur kembali rencana keuangan yang mungkin tadinya sudah ada. Kamu bisa meninjau kembali tujuan-tujuan keuangan, dan menyusun ulang berdasarkan hasil financial check up yang sudah dilakukan. Buat anggaran yang sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Cicilan utang dan kebutuhan primer menjadi prioritas utama. Yang lain, kamu bisa sesuaikan dengan kemampuan. Bahkan investasi bisa dikurangi dulu, selama keuangan belum stabil lagi. Ke depannya, fokuslah pada menjaga cash flow agar tetap positif.
Amankan Dana Darurat dan Asuransi
Punya asuransi kesehatan adalah hal yang tak bisa ditawar. Asuransi kesehatan akan dapat memberikan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan. Apalagi biaya kesehatan terus meningkat. Meskipun iurannya naik, tapi BPJS Kesehatan tetap bisa jadi pilihan pertama. Selanjutnya, tergantung kebutuhan.
Jika istri kemudian menjadi penafkah utama karena suami tak berpenghasilan, maka pastikan istri memiliki asuransi jiwa. Setelah itu, pastikan dana darurat dalam kondisi yang memadai juga.
Tinjau kembali cicilan utang
Memang dalam praktiknya, cicilan utang harus menjadi prioritas apa pun kondisinya. Tapi saat suami tak berpenghasilan, maka bisa jadi cicilan akan menambah beban. So, coba cari cara untuk meringankannya.
Barangkali ada beberapa cicilan yang bisa dilunasi dulu sebelum akhirnya suami resign. Terutama untuk cicilan konsumtif yang berbunga besar. Pastikan untuk tidak menambah utang besar dan konsumtif saat nanti keuangan belum stabil.
Jika memang perlu, kamu bisa mengajukan restrukturisasi utang yang cicilannya terlalu besar dan membebani. Mungkin ada diskon bunga, atau tenor bisa diperpanjang. Apa pun kondisinya, sebaiknya dijelaskan pada pihak pemberi pinjaman. Prinsipnya, mereka akan lebih memilih melunakkan pinjaman daripada risiko gagal bayar meningkat. Termasuk KPR.
Tambah penghasilan
Jika memang perlu dan memungkinkan, cobalah untuk mencari alternatif lain demi mendapatkan penghasilan tambahan. Baik untuk suami maupun hal yang bisa dilakukan berdua.
Memang, kualitas hidup tak hanya tergantung pada penghasilan yang didapatkan, tetapi pada cara kelola uang yang ada. Tapi bagaimanapun, keluarga dengan keuangan yang sehat pastilah akan lebih mudah menjalani kehidupan. Karena itu, kita tetap realistis dan berusaha agar ‘dapur tetap mengepul’, apa pun caranya asal halal.
Dana Pensiun
Suami tak berpenghasilan bukan berarti pensiun, jika sekarang masih mengandalkan penghasilan aktif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. So, tetap ada PR besar untuk bisa membangun aset aktif yang nantinya bisa memberikan passive income. Pasalnya, bagaimanapun juga, nantinya jika istri yang akan menjadi tulang punggung keluarga, akan ada waktu juga baginya untuk pensiun.
So, meski berat, persiapkan sejak sekarang.
Itu dia cara mengatur keuangan keluarga jika suami tak berpenghasilan, dan hanya mengandalkan dari penghasilan satu pintu, yaitu dari istri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Mengatur Keuangan untuk Kamu yang Berpendapatan Tidak Tetap
Ingat dengan drama Korea Hometown Cha Cha Cha? Di situ ada kisah Du Sik, si pekerja serabutan yang menawan. Pekerjaannya serabutan. Apa saja dikerjakannnya, secara fleksibel, tak terikat kontrak. Karena itu, pastinya pendapatan Du Sik juga tak menentu. Tapi, bisa-bisa saja dipakai buat biaya hidup. Du Sik pasti sudah belajar mengatur keuangan dengan baik, karena dia kan dulunya … Ups, spoiler.
Yes, enggak cuma ada pekerja atau karyawan yang ngantor teratur, karier berjenjang jelas, punya bos, punya coworkers, pergi pagi pulang malam, dan dengan gaji yang rutin ada setiap bulan, ternyata masih ada pekerja seperti Du Sik. Mereka memilih bekerja tanpa ikatan. Pekerja lepas, begitu sebutannya. Freelancer, begitu istilah kerennya.
Biasanya orang-orang yang memilih jalur profesi sebagai freelancer mempertimbangkan soal fleksibilitas waktu dan tempat untuk bekerja. WFA, begitu katanya. Work from anywhere. Bisa dikerjakan kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja, asalkan bisa setor sesuai target yang sudah disepakati dengan klien masing-masing
However, fleksibilitas waktu dan tempat ini ada trade off-nya. Yaitu penghasilan yang “fleksibel” juga. Fleksibel artinya di sini enggak tetap. Enggak kayak orang-orang yang kerja kantoran, mereka secara rutin menerima gaji Rp5 juta, Rp20 juta, Rp250 juta, … Rp1 miliar. Pekerja lepas tidak seperti itu. Penghasilan pekerja lepas tidak tentu; bulan ini dapat Rp30 juta, bulan depan Rp3 juta. Bulan depannya lagi Rp10 juta, bulan berikutnya zonk karena nggak ada klien yang jatuh tempo pembayaran.
Sebenarnya, hal ini adalah hal yang lumrah terjadi di dunia kreatif. Tapi, kadang ya bikin kaget juga, terutama buat para pemula. Tenang, yang harus dilakukan sekarang adalah mencari tahu cara belajar mengatur keuangan dengan baik.
Belajar Mengatur Keuangan untuk yang Berpendapatan Tidak Tetap
Belajar mengatur keuangan sebenarnya tak terbatas bagi orang-orang tertentu. Namun, belajar keuangan itu penting terlebih bagi mereka yang sekarang dalam usia produktif, sudah bisa memiliki penghasilan, maka belajar mengatur keuangan hukumnya wajib.
Namun ya harus diakui, bahwa belajar mengatur keuangan itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi kalau pendapatan kita enggak tetap. Seperti yang dimiliki oleh para pekerja lepas alias freelance. Tapi sebenarnya, yang punya pendapatan tidak tetap itu enggak hanya pekerja lepas saja lo! Ada profesi lain yang juga berpendapatan tidak tetap dan harus belajar mengatur keuangan dengan baik. Biasanya ini dialami oleh profesi yang upahnya dihitung berdasarkan hasil yang disetorkan.
Lalu, bagaimana cara belajar mengatur keuangan yang baik untuk pendapatan yang tidak tetap ini? Yuk, ikuti langkah-langkah berikut.
Buat anggaran yang tetap
Pendapatan boleh saja tidak tetap, tetapi anggaran keuangan bisa dibuat tetap. Lha, caranya terus gimana untuk membuat anggaran ini? Kan pendapatan enggak tetap?
Tenang. Ada caranya, yaitu dengan berpatokan pada pengeluaran. Buatlah catatan pengeluaran yang cukup mendetail setiap hari yang kemudian direkap setiap bulan. Dengan demikian, kamu bisa melihat rata-rata pengeluaranmu setiap bulannya.
Ingat, karena pendapatan yang tidak tetap, maka setiap pengeluaran kan harus dilakukan dengan cermat. Pisahkan mana yang merupakan kebutuhan, dari keinginan. Buat pengeluaran seminimal mungkin, atau seefisien mungkin. Ini penting, karena pengeluaran tersebut akan dihitung menjadi pengeluaran rata-rata. Jangan sampai nih, pengeluaran rata-ratanya justru besar banget dan tidak efisien, karena ke depannya pasti akan menyulitkanmu.
Jika pada rekapnya kamu sudah bisa menemukan rata-rata pengeluaran, maka jadikanlah ini sebagai patokan untuk membuat anggaran di bulan berikutnya. Dengan begini juga, kamu bisa tahu berapa minimal pendapatan yang harus kita dapatkan setiap bulan agar tetap survive.
Dana darurat adalah wajib
Kalau pekerja kantoran, adanya gaji yang teratur dan rutin setiap bulan akan memudahkan mereka untuk mengatur keuangan. Namun, buat pekerja yang berpendapatan tidak tetap, bisa jadi harus ekstra dalam belajar mengatur keuangan. So, dana darurat adalah wajib.
Yes, dana darurat adalah tujuan keuangan utama dan pertama yang harus dimiliki dulu kalau kamu berpendapatan tidak tetap. Dan, jumlah idealnya bisa jadi lebih besar daripada para pekerja kantoran, karena pendapatanmu yang naik turun setiap bulan. Dengan demikian, kalau—semoga tidak—penghasilan sempat terhenti, kamu bisa menggunakannya dulu untuk menyambung napas.
Kalau sempat ada lebihnya pada penghasilan di bulan tertentu, jangan anggap sebagai uang nganggur. Anggaplah itu menjadi peluangmu untuk mengumpulkan dana darurat lebih cepat atau lebih besar. Buat kamu yang masih single, milikilah dana daruratt 4 – 6 kali penghasilan rata-ratamu setiap bulan. Kumpulkan per tahap, agar terasa lebih ringan.
Lengkapi asuransi
Kalau pekerja kantoran, biasanya mereka secara otomatis mendapatkan jaminan kesehatan. Minimal secara otomatis diikutkan di BPJS Kesehatan. Buat pekerja dengan pendapatan tidak tetap, asuransi kesehatan harus diupayakan sendiri. Kamu bisa mengambil BPJS Kesehatan secara mandiri.
Perlu tambahan asuransi kesehatan swasta enggak? Nah, itu kembali lagi pada kemampuanmu. Prinsipnya, jangan sampai justru menambah beban keuangan. Jadi, sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.
Bagaimana dengan asuransi jiwa? Jika kamu adalah tulang punggung keluarga, asuransi jiwa is a must. Tetapi teteup ya, harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Seenggaknya ya, premi dan uang pertanggungan minimal ya enggak apa-apa deh, daripada enggak ada sama sekali.
Jangan lupa juga untuk memberikan asuransi kesehatan bagi anggota keluarga atau siapa pun yang menjadi tanggunganmu, agar beban finansialmu juga lebih ringan.
Belanja bijak
Karena berpendapatan tidak tetap, kamu bisa mulai belajar mengatur keuangan dengan mulai bijak dalam berbelanja. Pastikan semua barang yang kamu beli adalah memang yang menjadi kebutuhan.
Namun, bukan berarti lantas kamu enggak boleh memberi reward pada diri sendiri. Boleh banget dong, kan kamu sudah bekerja keras sedemikian rupa untuk mencukupi kebutuhan. Tapi buat pos khusus untuk keperluan ini, dan tentukan alokasinya. Kamu boleh menghabiskan pos ini untuk semua kebutuhan reward, dan kalau habis, tunggu sampai jatahnya di-topup lagi.
Jangan belanja di luar kemampuan. Terutama, hindari utang konsumtif.
Semangat mencari proyekan!
Bekerja secara lepas harus rajin memperluas peluang sendiri untuk mendapatkan proyekan. Setiap proyekan akan menawarkan peluang yang berbeda. Pertimbangkan dengan baik, proyek mana yang akan dikerjakan, tidak hanya berarti nominal saja.
Seperti halnya Du Sik yang punya banyak keterampilan, kamu juga perlu upgrade diri secara periodik. Tambah pengetahuan, tambah skill, sehingga memperluas peluang untuk menjadi pekerja lepas yang “mahal”. Selain itu, jangan berhenti untuk networking, karena ini juga bisa mendatangkan peluang lainnya.
Memang, belajar mengatur keuangan bagi pekerja yang berpendapatan tidak tetap ini enggak semata-mata mengatur cash flow. Tetapi, juga berkaitan dengan banyak hal.
Semangat ya! Meski berpendapatan tidak tetap, kamu pasti bisa mengaturnya dengan baik, sehingga nantinya juga berpeluang untuk mencapai semua tujuan keuanganmu—termasuk pensiun sejahtera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 + 5 Cara Jitu Mengatur Keuangan untuk Perempuan
Jadi perempuan itu sebaiknya tahu cara jitu mengatur keuangan. Intinya, harus melek keuangan! Mengapa?
Karena, dengan melek keuangan, maka perempuan bisa memiliki konsep dasar finansial yang lebih baik. Nantinya akan berguna banget untuk mengatur keuangan diri sendiri—dan juga keluarga, nantinya—biar enggak besar pasak daripada tiang. Bisa mengelola rezeki dengan baik, sebagai ungkapan rasa syukur, dan menggunakannya sebaik mungkin.
Tapi, faktanya, tingkat literasi keuangan perempuan itu masih lebih rendah daripada laki-laki. Survei dari Otoritas Jasa Keuangan menyatakan, bahwa tingkat literasi keuangan perempuan hanyalah sebesar 36.13%, sementara tingkat literasi keuangan laki-laki sebesar 39.94%.
Jadi, ayo, kita tingkatkan lagi literasi keuangan kita, bestie! Kita bisa mulai dengan mencari tahu bagaimana cara jitu mengatur keuangan pribadi dulu, sebelum nantinya kita harus punya cara jitu mengatur keuangan keluarga. Mulai dari yang kecil dulu, baru yang besar. Kalau kita tidak mampu mengatur uang receh, uang besar juga bakalan sulit diaturnya.
Yuk, mulai dengan melakukan dan tidak melakukan hal-hal berikut ini sebagai cara jitu mengatur keuangan kamu.
Cara Jitu Mengatur Keuangan: 5 Do’s
1. Catat pengeluaran dan buat anggaran
Ini adalah hal keuangan yang paling basic harus dilakukan sebagai cata jitu mengatur keuangan untuk perempuan. Kalau mencatat pengeluaran dan membuat anggaran ini masih sering terlupakan, yang lainnya juga akan lebih sulit.
Kenapa harus membuat pencatatan ini? Mencatat pengeluaran dan penghasilan, serta membuat anggaran akan membantumu dalam merencanakan keuangan hingga jauh ke depan. Ibaratnya, catatan pengeluaran ini akan menjadi standar kemampuan finansialmu. Pasalnya, boleh saja banyak mau, tapi kita tetap harus menyesuaikan dengan kemampuan, biar enggak halu.
Zaman sekarang buat mencatat pengeluaran ada banyak tools-nya. Mulai dari catatan manual, sampai aplikasi keuangan. Tinggal pilih sesuai kenyamanan masing-masing. Seharusnya sih, sudah enggak ada alasan lagi.
2. Buat tujuan keuangan
Tujuan keuangan adalah cita-cita, mimpi, dan keinginan yang pengin kamu wujudkan atau capai, baik dalam jangka pendek, menengah, atau panjang. Perempuan sekarang sudah boleh banget punya banyak cita-cita, ya kan? Semua bisa diwujudkan jika kamu punya tujuan keuangan yang jelas, realistis, dan kemudian didukung dengan rencana keuangan yang komprehensif.
Setelah tahu kemampuan diri sendiri, maka inilah yang menjadi cara jitu mengatur keuangan dan perlu untuk kamu pikirkan selanjutnya. Kamu pengin apa? Kamu ingin mencapai apa? Mimpi kamu apa?
3. Miliki dana darurat
Dana darurat ini sangat penting sebagai jaring pengaman keuangan yang utama, dan harus dibangun sejak awal kamu mulai bekerja dan produktif.
Saat kamu single, kamu perlu setidaknya dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran rutin bulanan. Nah, kalau sudah menikah dan punya anak, tentu dana darurat harus disesuaikan juga; lebih besar.
Jadikan dana darurat ini sebagai tujuan keuangan pertama. Enggak harus langsung ideal, kamu bisa membaginya sesuai kemampuan. Misalnya, 2 bulan pertama, kumpulin 1 bulan pengeluaran dulu, 2 bulan kedua, 1 bulan pengeluaran lagi sehingga terkumpul 2 bulan pengeluaran. Dan seterusnya.
4. Beli asuransi
Jika kamu sudah bekerja di sebuah perusahaan, maka biasanya kamu akan secara otomatis diikutkan dalam BPJS Kesehatan sebagai bentuk perlindungan terhadap kesehatan. Untuk perempuan, BPJS Kesehatan coverage-nya cukup lengkap, bahkan mengcover juga untuk pemeriksaan kesehatan selama hamil dan melahirkan.
Namun, jika terasa belum cukup, kamu juga bisa menambah dengan asuransi kesehatan swasta sesuai kebutuhan.
5. Bijak berutang
Sebagai perempuan, hobi belanja itu sudah mendarah daging. Boleh saja kok kalau kamu memang hobi belanja. Tetapi, bijaklah kalau belanja dengan berutang. Utang tidak dilarang, bahkan utang bisa dimanfaatkan sebagai daya ungkit agar kita bisa membangun aset produktif.
Tapi, jika tidak bijak dalam berutang, bisa jadi utang akan menjadi bumerang. So, pertimbangkanlah dengan saksama setiap kali hendak berutang untuk tujuan apa pun.
Cara Jitu Mengatur Keuangan: 5 Dont’s
1. Impulsif
Kalau soal belanja, perempuan itu lebih impulsif. Karena itu, kamu harus mengenali red flags ini dengan sepenuhnya. Kalau kita sadar jika kita impulsif, maka akan lebih mudah juga untuk mengatasinya.
Seringnya sih, perempuan terjebak di sini. Kalau kemudian terjerat utang, ada kemungkinan di masalah ini juga. Apalagi atas nama diskon tanggal cantik. Atas nama, “Mumpung diskon! Kapan lagi diskon begini?”
Padahal ya, setiap tanggal cantik ada diskon.
2. FOMO
FOMO adalah fear of missing out—perasaan takut kudet, takut ketinggalan info, takut ketinggalan hype. FOMO sih sebenarnya bukan hanya penyakit perempuan, laki-laki juga banyak yang mengalaminya.
Biasanya dipicu oleh “huru-hara” yang ada di media sosial. Influencer lagi ramai bahas kripto, jadi pengin. Di media sosial lagi hype smartphone keluaran terbaru, ikut inden. Dan seterusnya.
Padahal ya, enggak semua yang lagi tren harus diikuti kan? Hati-hati, FOMO bisa membuatmu menyabotase rencana keuanganmu sendiri lo!
3. Menunda investasi
Kadang kalau masih terlalu jauh, kita males buat memikirkannya. Betul? Katakanlah buat rencana dana pendidikan anak, padahal menikah saja baru kemarin. Mikirin pensiun, padahal baru juga diterima kerja sebagai fresh graduate.
Tapi, tahukah kamu, bahwa inilah justru yang menjadi kesalahan keuangan banyak orang, tak terkecuali perempuan. Menunda investasi, karena masih terlalu jauh.
Padahal, justru masih jauh, maka semua kebutuhan itu harus dipikirkan sejak sekarang. Pasalnya, kebutuhan dananya cukup besar. Tanpa rencana investasi yang matang, rasanya tujuan keuangan apa pun juga bisa jadi akan gagal.
4. Malas upgrade pengetahuan
Sering banget dengar celetukan, “Buat apa belajar mengatur keuangan sekarang? Duitnya aja nggak ada. Ntar aja deh, kalau sudah ada yang diatur. Sudah ada uangnya.”
But you know what, bisa jadi kamu merasa belum ada yang bisa diatur karena kamu memang tidak mau belajar untuk mengaturnya. Karena memang dari situlah akar masalah kebanyakan orang. Merasa uangnya hanya sedikit, lantas beranggapan untuk enggak perlu diatur. Padahal, kalau yang kecil saja kita tak bisa mengaturnya, yang besar pun akan kesulitan.
So, justru mulailah belajar mengatur keuangan dari yang kecil. Upgrade pengetahuan seiring waktu, seiring perkembangan perjalanan keuanganmu.
5. Remehkan pengeluaran kecil
Bocor halus, begitulah kami di QM Financial menyebutnya. Bentuknya macam-macam, seperti jajan-jajan kecil pas berangkat atau pulang kantor, kopi kekinian atau boba 3 kali sehari, pesan makanan online, dan sebagainya. Latte factor, istilah kerennya.
Jangan remehkan pengeluaran-pengeluaran ini—yang kalau dikumpulkan sebulan ternyata bisa ratusan ribu hingga jutaan. Yang kecil-kecil bisa banget memengaruhi cash flow lo, waspadalah.
Nah, itu dia cara jitu mengatur keuangan untuk perempuan, yang baik mulai diterapkan sejak masih single hingga sudah berkeluarga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Resesi Ekonomi Global Mengancam di 2023: Apa yang Harus Kita Lakukan?
Upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi yang dilakukan sejak tahun 2021 ternyata harus menemui perkembangan yang cukup suram sampai dengan hari ini. Resesi ekonomi global akhirnya diprediksi datang di tahun 2023.
Bak efek domino, satu hal memicu hal lain dan kemudian memberikan dampak pada masalah yang lain lagi, dunia akhirnya berada di ambang krisis. Apalagi saat artikel ini ditulis, The Fed telah kembali menaikkan suku bunga acuannya hingga 0.75%, menjadi 3.00% – 3.25%. Angka ini adalah yang tertinggi sejak 2008.
Efek Domino Resesi Ekonomi Global: Perang, Krisis Pangan, Krisis Energi, dan Inflasi
Inflasi yang naik tak terkendali disebut menjadi penyebab mengapa bank sentral AS menaikkan suku bunga ini.
Sementara, sejumlah bank sentral negara lain di dunia juga sudah menaikkan bunga acuannya. Di antaranya:
- Bank sentral Kanada menaikkan suku bunga acuan dari 0.5% menjadi 1%, akibat inflasi negara tersebut melonjak ke 5.7%, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, gas, dan bahan makanan efek perang Ukraina dan Rusia.
- Bank sentral Sri Lanka juga menaikkan suku bunga acuan menjadi 14.5%, demi menjaga rupee yang amblas 35% satu bulan terakhir. Efeknya pasokan bahan makanan menipis di negara tersebut, sementara warganya juga harus melalui hari-hari tanpa listrik hingga berhari-hari.
- Bank sentral Korea Selatan meningkatkan suku bunga acuannya dari 1.25% menjadi 1.5%, untuk mengatasi laju inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga komoditas yang masih merupakan buntut dampak perang Rusia dan Ukraina.
Bank Dunia akhirnya juga menurunkan prediksinya atas pertumbuhan ekonomi dunia, dari 6.1% menjadi “hanya” 3.2%, akibat adanya penurunan daya beli rumah tangga dan kebijakan moneter AS yang lebih ketat. Ditambah lagi masalah ekonomi yang juga melanda Tiongkok akibat pembatasan pandemi yang berkepanjangan dan krisis properti yang seakan tak berujung. Eropa pun masih dan diprediksi akan terus terkena imbas langsung dari perang Ukraina dan Rusia.
Karena itu, Bank Dunia memperkirakan perlambatan pertumbuhan ekonomi hanya akan maksimal 2.9% saja di tahun 2023 nanti.
Efek Resesi Ekonomi 2023 yang Bisa Terjadi pada Indonesia
Kalau secara global, kita akan diprediksi masuk ke resesi ekonomi, lantas efek apa yang akan kita alami atau rasakan di Indonesia?
Perlu kamu tahu, bahwa kalau dunia mengalami resesi ekonomi itu belum pasti juga sampai ke Indonesia. Mungkin ada efek, tetapi bisa saja tidak terlalu dalam. Saat diserang pandemi tahun 2020, kita juga mengalami resesi ekonomi, tetapi malah termasuk salah satu negara yang bisa bangkit lebih dulu.
So, prediksi resesi ekonomi ini baik banget jika pengin kamu ikuti beritanya, tetapi hal seperti ini ada di luar kendali kita. Akan lebih baik, jika kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan sebagai individu untuk menghadapi prediksi ini, yaitu beradaptasi dengan kondisi.
Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk siap menghadapi kemungkinan buruk, apa pun itu.
Bersiap Menghadapi Kemungkinan Buruk
1. Atur cash flow
Cash flow adalah kunci segala situasi. Apa pun kondisinya, jika kita bisa menjaga agar cash flow tetap positif, maka sebenarnya, katakanlah, 80% masalah sudah teratasi.
So, mau ada resesi ekonomi atau tidak, cash flow harus tetap positif. Dan, kamu pasti sudah hafal betul step by step menjaga cash flow tetap positif:
- Lakukan financial checkup, cari di mana celah yang bisa diperbaiki
- Jaga pengeluaran agar tetap hemat, tetapi tidak pelit.
- Tetap belanja tapi lakukan dengan bijak, karena belanja rumah tangga dan pribadi merupakan tulang punggung perekonomian kita.
- Tambah penghasilan, mulai dari fokus supaya naik gaji, atau lakukan side hustle ataupun berbisnis sampingan.
Jadi, ingat ya, prinsipnya. Apa pun kondisinya, jaga cash flow tetap positif, apa pun caranya. Kalau negatif, hentikan dulu investasi, belanja yang tak perlu, restrukturisasi cicilan, dan lakukan berbagai upaya untuk mengembalikan dulu cash flow ke positif. Baru kemudian kamu bisa menentukan anggaran lagi.
2. Tetap menabung dan berinvestasi
Yes, tetap menabung dan berinvestasi, dengan catatan cash flow sudah positif.
Fokus tujuan menabung dan investasi sudah bukan lagi yang serbacuan atau yang bisa instan bikin kaya, tetapi yang bisa melayani kebutuhan kamu dan sesuai dengan kondisi terkini. Ingat, bahwa kemampuan finansialmu mungkin juga akan menurun jika terjadi krisis. So, ada baiknya disesuaikan.
Belanja jangan halu, investasi jangan asal.
3. Pastikan punya dana darurat
Dana darurat lagi-lagi akan jadi pos yang sangat penting ke depannya. So, ayo dicek, bagaimana kondisinya saat ini. Mungkin mumpung masih ada waktu, ada baiknya kamu bersiap. Bisa saja kamu turunkan prioritas keinginan lain, agar dana yang kamu punya bisa dialihkan ke dana darurat dulu sekarang.
So, nanti kalau benar-benar resesi ekonomi datang sesuai prediksi, dana daruratmu sudah lumayan memadai.
4. Tunda pembelian besar yang belum mendesak
Misalnya kalau kamu pengin ganti kendaraan, atau berencana untuk merenovasi rumah yang bersifat dekorasi, ataupun berbagai keinginan lain yang butuh dana yang besar, tundalah dulu jika memang tidak terlalu mendesak.
Pasalnya, dalam kondisi yang serba tidak pasti ini, kita harus menyesuaikan prioritas lagi. Lebih baik fokus dulu pada berbagai kebutuhan esensial. Mengapa? Ya, seperti yang sudah dijabarkan di poin pertama di atas: untuk menjaga cash flow tetap positif dan stabil.
5. Berhati-hati mengambil cicilan
Utang akan menjadi beban yang cukup berat kalau kita harus menghadapi krisis keuangan. So, akan lebih baik jika kamu mulai berhati-hati jika ingin mengambil cicilan di saat sekarang. Mulai dari kartu kredit, paylater, dan berbagai kemudahan pinjaman itu harus mulai diwaspadai.
Ingat prinsipnya kan: jaga cash flow positif, dan lebih baik fokus ke kebutuhan esensial lebih dulu.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kita lakukan agar tetap survive melewati krisis atau resesi ekonomi yang diprediksikan datang. Yok bisa yok!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!