Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini!
Dana darurat memang ada sebagai cadangan dana di saat-saat sulit, seperti di masa pandemi COVID-19 ini. So, kalau sekarang kamu mengalami kesulitan arus kas, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk pakai dana darurat untuk menyambung hidup.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan–yang berarti pengurangan penghasilan–selama kegiatan perekonomian terhenti. Di saat ini, yang harus kita utamakan memang kesehatan, sehingga semaksimal mungkin kita bekerja dari rumah. Tetapi, enggak semua orang punya privilege untuk membawa pulang pekerjaannya. Mereka yang mendapatkan imbalan harian agaknya akan harus mengalami masa sulit.
Sekarang, baru kerasa kan betapa pentingnya memiliki dana darurat? Dana darurat akan bisa memperpanjang napas, setidaknya beberapa bulan ke depan.
So, kamu mau pakai dana darurat untuk bertahan hidup? Boleh saja mulai kamu pertimbangkan. Karena dana darurat adalah dana cadangan, maka enggak boleh sembarangan juga dipakai; harus lebih berhati-hati. Karena, ingat, untuk sementara waktu, penghasilan kamu berhenti loh! Sungguh ketidakpastian yang membuat waswas kan? Makanya, harus diperhitungkan dengan baik.
Berikut beberapa pertimbangan yang harus kamu pikirkan jika kamu mau pakai dana darurat untuk bertahan hidup
![Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini! Krisis Datang, Saatnya Dana Darurat Berperan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/dana-darurat.jpg)
1. Berapa kebutuhannya?
Berapa sih kekurangan biaya hidup yang harus kamu tanggung selama masa pandemi virus korona ini? Sudah kamu hitungkah?
Ayo, dihitung secara realistis. Berapa pengeluaranmu untuk kebutuhan hidup? Cobalah untuk membuat catatan pengeluaran lagi, karena pola arus kas sebelumnya sudah enggak relevan lagi. Banyak pos yang berubah kan? Pun banyak kebiasaan keuangan baru yang kita lakukan. Jangan sampai nih, kamu memutuskan untuk pakai dana darurat, tetapi sebenarnya masih ada pos pengeluaran lain yang belum dihemat.
Jadi, coba hitung lagi pengeluaran kamu, dan bandingkan dengan penghasilan yang mungkin masih ada. Dari situ akan terlihat, berapa banyak kebutuhanmu.
2. Cairkan sesuai kebutuhan
Biasanya, kita menaruh dana darurat di beberapa instrumen sekaligus, mulai dari tabungan biasa, tabungan berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, logam mulia, dan lain sebagainya. Enggak perlu semua langsung dicairkan dong ya?
Kalau kamu sudah melakukan perhitungan kekurangan biaya hidup seperti di poin 1, mestinya kamu pun sudah bisa membayangkan seberapa banyak kamu harus pakai dana darurat itu. Lalu, cek besaran dana darurat yang ada di instrumennya, mana nih yang jumlah nominalnya mendekati?
Kamu juga perlu memperhitungkan kecepatan pencairannya ya. Untuk Reksa Dana Pasar Uang, mungkin bisa butuh beberapa hari. Begitu juga dengan logam mulia–emas misalnya, kamu akan butuh waktu untuk menjualnya. Kalau tabungan biasa dan tabungan berjangka mungkin enggak perlu waktu terlalu lama.
Namun, untuk tabungan berjangka dan deposito, kamu kan harus menanggung penalti jika dicairkan sebelum jatuh tempo. Nah, ini juga harus kamu perhitungkan ya, ketika hendak pakai dana darurat.
![Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini! Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/04/pakai-dana-darurat.jpg)
3. Gunakan dengan bijak
Keep in mind ya, bahwa kalau kamu pakai dana darurat, ini berarti kamu sedang menggunakan dana cadangan hidup kamu. Bukan uang kaget, uang yang tiba-tiba jatuh dari langit. Bukan uang yang bisa dihambur-hamburkan begitu saja.
Jadi, pergunakanlah dengan bijak. Kalau perlu buatlah anggaran pemakaian dana darurat ini, supaya tepat sasaran.
4. Catat pemakaiannya
Begitu pakai dana darurat, buatlah juga catatannya. Berapa banyak yang kamu pakai, dan berapa yang sudah dikeluarkan.
Dengan cara ini, kamu akan bisa mengevaluasi kembali nantinya saat kondisi sudah lebih baik. Untuk apa dievaluasi kembali? Nah, ini penjelasannya ada di poin selanjutnya.
![Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini! 5 Hal untuk Mencegah Korupsi yang Dimulai dari Diri Sendiri](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/12/mencegah-korupsi.jpg)
5. Buat komitmen untuk mengganti
Ya, untuk menggantinya. Dana darurat ini memang bisa menjadi penolong di masa sulit, tetapi setelah pakai dana darurat ya harus diganti. Ke depannya kan hidup kita juga masih panjang. Siapa yang akan jamin semua akan lurus-lurus saja? Bisa saja masa sulit akan datang lagi kan, meski bentuknya lain.
Jadi, memang, untuk pakai dana darurat, kamu harus bijak dan setelah itu, buatlah komitmen untuk menggantinya ketika kondisinya sudah membaik nanti.
Bagaimana caranya? Kita akan bahas di artikel terpisah, supaya enggak terlalu panjang ya.
Nah, semoga dengan sedikit tip di atas, kamu bisa bijak ketika harus pakai dana darurat untuk bertahan hidup di masa sulit ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi?
Apa itu belanja impulsif? Bahasa kerennya, impulsive buying, yaitu kondisi belanja tanpa rencana, tanpa berpikir.
Loh, ada ya yang kayak gitu? Ada. Bahkan sepertinya setiap orang–setidaknya beberapa kali dalam hidupnya–pernah melakukan belanja impulsif.
Saya sendiri paling sering kejadian kalau ketemu buku-buku sastra lawas di lapak preloved books. Biasanya berawal dari scrolling timeline Instagram, yang followingnya didominasi oleh pelapak-pelapak buku bekas langka. Kalau ada buku yang belum ada di koleksi saya, autobeli. Padahal begitu sampai paketnya, ya ditimbun aja di rak buku. Bacanya kapan-kapan. Habis itu nyesel. Nyesel kenapa enggak beli lebih banyak #eh #janganditiru.
Sering nggak mengalami kayak gitu? Objek impulsifnya saja yang beda, mungkin.
Nah, di masa pandemi, saat kita berkegiatan di rumah saja, ternyata perilaku impulsive buying ini justru menjadi-jadi. Sebagian “atas nama” stock piling–nimbun stok kebutuhan pokok di rumah.
Coba deh amati. Jika hari ini ada pesan viral mengenai produk yang dibilang mampu melawan virus korona, besok pasti produk yang disebut itu sudah menghilang dari pasaran lantaran diborong orang. Sebut saja, masker, hand sanitizer, hand soap, produk pemutih baju, vitamin C, sampai jahe, temulawak, kunyit saja nyaris tak bisa ditemukan di pasar.
Kasarnya, kalau hari ini kita sebar berita viral bahwa suplemen penambah zat besi bisa membuat kita kebal virus, besok pasti suplemen ini juga akan hilang dari peredaran.
Ditambah lagi, siapa nih yang lemari makan atau kulkasnya penuh dengan camilan bermicin, kue-kue kemasan, roti-roti, dan sebagainya? Full stock atas nama biar bisa jadi teman selama work from home.
Jadi, bagaimana mengatasi perilaku belanja impulsif dadakan ini? Kalau enggak segera diatasi, bisa berabe banget untuk tabungan dan dompet. Padahal di depan sana, ada krisis yang kemungkinan menanti lo!
5 Tip Mengatasi Belanja Impulsif di Tengah Pandemi
![Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Duh, Dompet!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/04/belanja-impulsif.jpg)
1. Cari penyebabnya
Yes, cari penyebabnya. Bisa bermacam-macam kan? Kalau menurut beberapa ahli, belanja impulsif kebanyakan disebabkan oleh dorongan psikologis; ada kaitannya dengan mood atau reward.
Belanja impulsif kadang kita lakukan karena kita merasa perlu untuk memberi reward pada diri sendiri. Misalnya, habis lembur proyek gede, sudah rampung, beli pizza ah. Dimakan sendiri. Atau bisa juga karena kita sudah tahu, kalau bakalan menerima uang dengan jumlah yang lumayan. Entah uang bonus, THR, atau yang lain.
Nah, kalau di masa pandemi seperti ini–dengan kondisi kamu “dipaksa” untuk tetap tinggal di rumah–mungkin lantas kamu merasa mood kamu turun. Banyaknya tekanan (pekerjaan, keluarga, plus banyaknya berita negatif termasuk serangan hoaks) membuatmu tak nyaman. Akhirnya, sebagai “obat”, kamu pun merasa perlu untuk membeli beberapa barang yang bisa membuatmu happy. Camilan, salah satu di antaranya.
Apa penyebab nafsu belanjamu naik? Kamu harus mencari dan kemudian memahaminya. Dengan memahami, biasanya sih terus kita sadar kalau nyaris khilaf. Semoga dengan sadar ini, kamu lantas bisa mengontrol keinginan yang timbul tiba-tiba ini.
Ingat, di hari-hari biasa saja kita harus bisa membedakan keinginan versus kebutuhan. Nah, ini sudah masa darurat, sudah bukan lagi keinginan dan kebutuhan, tetapi kebutuhan versus urgensi.
2. Kenali kondisi keuanganmu
Ingat-ingatlah, saat setiap kali nafsu belanja impulsif datang, bahwa sekarang kita perlu harus berhati-hati merencanakan keuangan kita. Mungkin ada yang tunjangannya dipotong karena harus work from home, ada juga yang malah kehilangan mata pencaharian sama sekali.
Perilaku belanja impulsif sangat tidak cocok dilakukan di masa-masa darurat seperti ini, karena penghasilan kita juga sedang menurun. Sedangkan, kita perlu berjaga-jaga siapa tahu kondisi akan semakin sulit di depan.
Ada ketidakpastian yang harus kita hadapi lo.
![Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Menghindari Jeratan Utang Kartu Kredit, Ini 7 Tipnya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/01/terjerat-utang-kartu-kredit.jpg)
3. Ingat kembali kondisi masih belum pasti
Nah, ini kelanjutan dari poin kedua di atas. Ada ketidakpastian yang harus kita hadapi di depan. Akankah krisis keuangan datang, seperti halnya tahun 1998 atau 2008? Tentu saja kita tidak berharap begitu kan?
Tetapi siapa yang bisa menjamin? Pandemi COVID-10 ini dihadapi oleh seluruh dunia lo. Hampir semua negara seakan berhenti beraktivitas, bahkan ada yang berhenti sama sekali. Pastinya hal ini akan berdampak ekonomi.
Kita tentu berharap bahwa kondisi akan pulih, bahkan akan menjadi lebih baik. Tapi masih belum pasti, kapan dan bagaimana.
So, ayo, kita berpikir jauh ke depan. Mulai buat rencana dan strategi keuangan baru agar kita enggak terlalu shock jika kondisi tak sesuai dengan harapan. Salah satunya adalah dengan mengendalikan diri.
4. Buat anggaran
Anggaran akan dapat membantu kita untuk mengendalikan diri. So, ayo duduk sejenak dan cermati lagi alokasi arus kasnya.
Apa saja yang tak dibutuhkan saat ini? Apa saja yang dibutuhkan saat ini? Apa yang harus ditingkatkan prioritasnya, dan apa saja yang diturunkan levelnya?
Duduklah sejenak, agar dapat mengamati catatan keuangan dengan cermat. Lalu buatlah anggaran baru berdasarkan temuan-temuanmu.
![Makin Getol Belanja Impulsif di Masa Pandemi? Hobi Belanja Online? 5 Hal untuk Menyelamatkan Dompet dan Tabungan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/01/mengendalikan-hobi-belanja-online.jpg)
5. Sadar akan kecenderungan diri sendiri
Belanja impulsif memang merupakan kecenderungan karakter, bisa muncul begitu saja, tapi juga bisa hilang dengan cepat kalau kita lantas segera bisa mengendalikan diri. Jadi, coba pahami saat kecenderungan ini muncul. Kembali lagi ke poin pertama, carilah penyebabnya.
Apalagi kalau berhubungan dengan stock piling; menimbun barang-barang kebutuhan. Cobalah untuk mengingat sesama kita, yang juga sama-sama membutuhkan barang kebutuhan yang sama.
Nah, semoga dengan begini, kita bisa meminimalkan dorongan untuk belanja impulsif ya, terkhusus di masa-masa berat seperti ini. Justru kita harus bisa saling berbagi satu sama lain, bersama menghadapi kesulitan ini bersama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Kebiasaan Keuangan Baru di Masa-Masa Pandemi Covid-19
Kalau diamat-amati lagi, tak hanya rutinitas kita yang berubah selama masa kerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah ini. Tapi kita juga punya kebiasaan keuangan baru.
Iya nggak?
Rutinitas yang berubah, cara memenuhi kebutuhan berubah, kebiasaan keuangan pun berubah. Ada yang sudah merasakan perubahan ini? Ada yang sudah mengubah alokasi arus kas juga demi menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah ini? Bagus!
Berikut ada beberapa kebiasaan keuangan yang berubah selama masa pandemi Covid-19 berlangsung. Barangkali perubahan-perubahan ini juga terjadi padamu.
5 Kebiasaan Keuangan Baru yang Kita Lakukan di Masa Pandemi Covid-19
![5 Kebiasaan Keuangan Baru di Masa-Masa Pandemi Covid-19 5 Masalah Pajak Pribadi yang Sering Terjadi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/masalah-pajak-pribadi1.jpg)
1. Belanja cashless
Demi meminimalkan diri memegang barang-barang yang dianggap bisa menjadi tempat “hinggap” virus korona–salah satunya uang kertas dan koin–kita pun jadi lebih sering belanja cashless. Baik itu gesek kartu atau dengan dompet digital.
Padahal kayak saya sendiri sebenarnya lebih nyaman belanja langsung dengan cash, karena ketika dompet menipis di situ udah langsung alerted aja kalau mesti ngerem. Ah, konvensional sekali memang.
Tapi di aplikasi-aplikasi fintech sih ada history untuk mencatat transaksi kan ya? Ini bisa jadi patokan untukmu mencatat pengeluaran dan membuat anggaran.
Hmmm. Jadi ingat. Sekarang siapa yang juga punya kebiasaan baru: suka ngelap tombol-tombol di ATM sebelum dipakai? *ngacung*
2. Belanja online
Ada juga nih kebiasaan keuangan baru; semakin sering belanja online. Tapi bukan belanja skincare, baju, atau buku (meski yang ini tetep sih, kalau ada sisa dan butuh).
Kemarin baru saja bikin list, daftar penjual atau pedagang sembako, sayur, buah, dan berbagai keperluan yang mau antar pesanan sampai di depan pintu. Cari yang dekat dengan rumah, supaya memudahkan. Sekalian ditandain juga, siapa yang terima cash, transfer, atau bisa via dompet digital.
Selain memudahkan kita belanja, cara ini juga bisa jadi salah satu cara kita untuk mendukung para pengusaha lokal supaya tetap survive di tengah masa pandemi. Saling menguntungkan, bukan?
![5 Kebiasaan Keuangan Baru di Masa-Masa Pandemi Covid-19 5 Tip Belanja Kebutuhan Hidup di Masa Pandemi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/04/belanja-kebutuhan-hidup-sehari-hari.jpg)
3. Jadi lebih penuh perhitungan
Ada satu kebiasaan keuangan baru lagi nih, lantaran kondisi yang sulit dan apa-apa serba dibatasi. Yaitu penuh perhitungan.
Misalnya saja, mau keluar untuk belanja atau keperluan lain. Sekalian deh, dicari butuh apa lagi. Biar sekalinya keluar itu banyak urusan juga selesai. Contoh, mau keluar untuk belanja grocery, sekalian cari stok obat dan vitamin. Sekalian deh cek angin ban mobil dan aki kalau pas jadwalnya, lalu mampir ke toko stationery untuk menambah stok alat tulis anak-anak yang belajar di rumah.
Males ribet soalnya. Kan, kalau pulang ke rumah harus mandi sebagai salah satu SOP keamanan terhadap persebaran virus korona. Nggak boleh pegang anak dulu, atau taruh belanjaan di lemari pendingin dulu. Nggak ada praktis-praktisnya deh. Tambah ribet.
Jadi, kalau bisa, sekali keluar jalan, ya banyak hal diselesaikan. Habis itu tinggal di rumah aja.
4. Pos kesehatan jadi lebih prioritas
Siapa nih yang pos kesehatannya menjadi naik skala prioritasnya? Kayaknya berlaku buat semua orang sih.
Di rumah jadi punya persediaan vitamin, juga punya persediaan cairan disinfektan dan hand soap yang lebih banyak daripada biasanya. Hand soap yang biasanya dipakai sebulan enggak habis, sekarang jadi diisi ulang setiap 3 hari sekali.
Enggak salah kok. Kan pada dasarnya kita selalu harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi. Asal enggak usah lebay juga.
Wajar, jika pos kesehatan menjadi prioritas utama sekarang. Malah bagus, kita diingatkan lagi kan untuk selalu menjaga kesehatan.
Enggak cuma vitamin, makanan bergizi, dan persediaan disinfektan yang harus aman, pastikan asuransi kesehatanmu juga aman ya.
![5 Kebiasaan Keuangan Baru di Masa-Masa Pandemi Covid-19 5 Kebiasaan Keuangan Baru di Masa-Masa Pandemi Covid-19](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/04/kebiasaan-keuangan-baru-1.jpg)
5. Kebutuhan vs urgensi
Kebiasaan keuangan baru yang lain adalah bergesernya mindset akibat keterbatasan ruang gerak yang sekarang harus kita jalani. Sudah bukan lagi keinginan versus kebutuhan, tetapi bergeser menjadi kebutuhan versus urgensi.
Kalau dipikir, semua jadi hal penting soalnya. Ketika kita enggak bisa leluasa bepergian, belanja, atau bekerja–keuangan pun akhirnya terbatas bagi sebagian besar orang–maka di situ kita harus memprioritaskan hal-hal yang lebih penting. Tingkat urgensi menjadi salah satu penentu pertimbangan.
Dari kelima kebiasaan keuangan baru di atas, mana yang sudah kamu lakukan? Atau ada kebiasaan keuangan baru lain yang belum disebutkan? Boleh lengkapi di kolom komen ya!
Tetap semangat menjalani masa pandemi ini ya! This too shall pass. Mari kita tetap berharap yang baik-baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Pengeluaran Ekstra yang Mungkin Harus Dikeluarkan Selama Pandemik Covid-19
Hai, apa kabar, kamu pembaca dan follower setia QM Financial? Semoga kamu di situ baik-baik saja, #dirumahaja atau #workfromhome dalam kondisi sehat. Yes, kondisi memaksa kita harus mengubah beberapa rencana dan rutinitas. Tapi, pada dasarnya, manusia itu kan sebenarnya makhluk yang punya daya adaptasi yang cukup tinggi, termasuk kala berada di tengah krisis. Salah satu hal yang harus segera diadaptasi adalah soal keuangan. Hmmm, sudah berapa pengeluaran ekstra kamu belanjakan sebulan terakhir ini?
Kondisi yang “memaksa” kita untuk bertahan di rumah saja “berbuah” penyesuaian juga di hal lainnya, right? Memang sih, selama di rumah aja, pos pengeluaran transportasi kita bisa berkurang, pun pos nongkrong di kafe.
Tapi, ternyata ada beberapa pos pengeluaran ekstra lain yang muncul. Apa saja? Mari kita lihat. Kamu boleh menambahkan pengeluaran ekstra lain yang mungkin ada, tapi belum tertulis berikut ini.
5 Pengeluaran ekstra yang terjadi selama #dirumahaja dan #workfromhome gara-gara Covid-19
![5 Pengeluaran Ekstra yang Mungkin Harus Dikeluarkan Selama Pandemik Covid-19 7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/kerja-di-rumah.jpg)
1. Makanan
Mau nggak mau, seharian di rumah ya mesti ditemani camilan-camilan, makanan, dan tentu saja, minuman favorit.
Siapa hayo, yang sempat panic buying? Sudah belanja apa saja, untuk berapa bulan hidup di rumah?
Memang sih, ini adalah salah satu yang pertama langsung terlintas di kepala ya, ketika krisis melanda. Karena makanan dan minuman memang merupakan kebutuhan dasar manusia. So, wajar jadinya, kalau kita lantas punya pengeluaran ekstra untuk makanan.
Hanya saja, mari kita berharap agar kondisi segera membaik. Berbagilah dengan sesamamu, agar yang lain juga bisa memenuhi kebutuhannya. Apalagi jika ada tetangga yang sudah lansia, ada baiknya kamu malah membelanjakan sekalian untuknya, agar dia tak perlu pergi belanja dan lebih terlindung di rumah.
Lagian, kulkas di rumah seberapa besar, sampai nyetok makanan sampai berbulan-bulan? Awas, ntar malah busuk lo!
2. Vitamin
Vitamin memang merupakan salah satu suplemen yang mesti kita konsumsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh, agar virus enggan datang pada kita.
Beberapa hari belakangan, tampaknya produk-produk vitamin pabrikan juga mulai menghilang dari pasaran. Hmmm, jangan-jangan kamu juga salah satu yang punya pengeluaran ekstra untuk ini ya?
Tapi vitamin enggak hanya bisa didapatkan dari suplemen-suplemen pabrikan. Justru kalau kita bisa mendapatkan vitamin alami, langsung dari buah atau sayur, itu akan lebih baik. Dan, vitamin yang baik tentu datang dari buah dan sayur yang segar.
Lebih baik, kalau memang pengin tambahan vitamin, alokasikan pengeluaran ekstra kamu untuk lebih banyak membeli buah dan sayur saja, dan lebih baik membelinya secukupnya demi menjaga kesegarannya. Misalnya, apel, jeruk, mangga, melon, dan buah naga adalah beberapa contoh buah yang cukup awet jika dimasukkan ke lemari pendingin. Kamu bisa beli dalam jumlah yang tak berlebihan, agar bisa menyimpannya dengan lebih baik.
Tiga atau empat hari kemudian, kamu bisa keluar lagi (tentu dengan “perlindungan” diri yang lengkap) untuk berbelanja jika sudah habis. Setelah mendapatkan apa yang kamu butuhkan, segera pulang ya!
Atau, kamu juga bisa membeli sayuran beku, yang lebih awet, sudah terpotong-potong sehingga lebih praktis disimpan.
![5 Pengeluaran Ekstra yang Mungkin Harus Dikeluarkan Selama Pandemik Covid-19 5 Pengeluaran Ekstra yang Mungkin Harus Dikeluarkan Selama Pandemik Covid-19](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/pengeluaran-ekstra.jpg)
3. Kuota internet
Kerja di rumah akan butuh koneksi internet yang mumpuni dan berlimpah juga. Ya gimana enggak, mesti setor ini itu di WhatsApp, email, Slack, Trello, dan seterusnya, belum lagi meeting pakai Zoom. Itu semua kan butuh kuota kan ya?
Thank goodness, ada banyak provider yang kasih keringanan sih. Itu tuh yang perlu dimanfaatkan. Kalau perlu ganti nomor sementara, demi mendapatkan keringanan harga kuota ini itu.
Lumayan lo, buat menghemat.
4. Alat penunjang kesehatan
Jadi, sudah berapa banyak beli masker sekali pakai akhir-akhir ini? Sudah sempat berebut hand sanitizer juga? Harganya mahal banget ya?
Sudah tahu belum, bahwa mencuci tangan dengan hand soap itu jauh lebih efektif untuk membunuh virus? Sabunnya juga bisa sabun apa pun kok, karena WHO pun tidak pernah menyebutkan kalau kita harus mencuci tangan dengan hand soap. Pakai sabun mandi, sabun cuci, bahkan sampo pun bisa. Yang penting, adalah cara mencuci tangannya yang benar.
Jadi, nggak perlu borong terlalu banyak juga. Ini juga salah satu pengeluaran ekstra yang banyak dikeluarkan oleh orang-orang belakangan ini. Padahal enggak harus seekstra itu juga sih.
Saya kemarin sempat bikin masker dari kain perca. Habis pakai belanja ke supermarket, langsung cuci. Lumayan menghemat, dan nggak perlu ikut berdesakan atau antre beli masker sekali pakai.
![5 Pengeluaran Ekstra yang Mungkin Harus Dikeluarkan Selama Pandemik Covid-19 Menghindari Jeratan Utang Kartu Kredit, Ini 7 Tipnya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/01/terjerat-utang-kartu-kredit.jpg)
5. Hiburan
Jadi merasa perlu langganan streaming film ya? Ya, bolehlah. Tapi kamu harus ingat ya, bahwa kita work from home, bukannya liburan. Semoga kamu nonton filmnya ketika pekerjaan dan kewajibanmu sudah selesai.
Mungkin kamu juga bisa pertimbangkan untuk ikut kelas-kelas saja yang sekarang banyak diadakan online. Kalau biasanya kamu terkendala karena harus kerja, kan sekarang bisa dong kamu ikuti sementara kamu work from home. Pengeluaran ekstra yang harus kamu keluarkan jadi lebih berfaedah kan?
Mau belajar lebih banyak tentang mengatur keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial! Cek jadwalnya, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Nah, gimana? Adakah pengeluaran ekstra lain yang belum disebutkan di atas? Tulis di kolom komen ya, biar bisa jadi tambahan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif
Sejak Senin, 16 Maret 2020 yang lalu, kantor QM Financial sudah menerapkan sistem work from home, atau kerja di rumah, demi berpartisipasi dalam mengendalikan penyebaran virus korona, pembawa COVID-19 yang sekarang sedang berada di panggung besar.
Bagi beberapa karyawan, hal ini enggak membawa perubahan yang terlalu drastis, karena sebagian karyawan QM Financial memang sudah bekerja secara remote. Namun, beberapa yang lain–terutama yang sering bertugas di event-event offline, terlebih pertemuan-pertemuan besar–hal ini cukup berpengaruh sih.
Nah, apakah kamu juga memiliki permasalahan serupa?
Kerja di rumah memang sekilas tampak menyenangkan. Enggak ada bos yang mengawasi, enggak ada rekan kerja yang gangguin, tapi sekaligus sepi sih, karena nggak bisa ghibah secara langsung. #eh
Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa, masalah koordinasi juga jadi problem tersendiri. Karena terbiasa komunikasi langsung, sekarang harus melalui koneksi virtual.
So, apa yang harus kita siapkan, supaya waktu-waktu kerja di rumah atau work from home ini tetap efektif?
7 Tip untuk Kerja di Rumah
![7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif 7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/03/kerja-di-rumah.jpg)
1. Kondisikan tetap seperti tempat kerja
Well, mari kita mulai dari spot untuk bekerja. Apakah di rumahmu ada sudut tertentu yang paling nyaman untuk dipakai bekerja? Kalau iya, siapkanlah.
Kita akan dapat mulai bekerja di tempat yang bersih, dan cukup terang. Kalau bisa, hindari tempat-tempat yang mudah bikin gagal fokus. Di depan televisi, misalnya. Kalau di rumah juga ada anggota keluarga lain, dan mereka mau menonton televisi, kita bisa ikutan nonton dan nggak jadi kerja.
Jadi, siapkan sudut khusus, yang cukup terang, bisa membantu kita berkonsentrasi, dan pastinya, sirkulasi udara yang juga bagus. Ketiga hal inilah yang akan menentukan betah tidaknya kita kerja di rumah
2. Pastikan internet dalam kondisi baik
Kadang memang ada area-area tertentu yang koneksi internetnya labil. Hal ini akan menghambat proses kita kerja di rumah. Karena sekali waktu, kita akan perlu video call atau tele conference dengan rekan kerja atau bos, enggak cuma kirim-kirim email doang.
Jadi, sebelum mulai bekerja, pastikan koneksi internetmu baik. Mungkin kamu bisa memilih di antara beberapa provider yang koneksinya paling stabil di rumahmu.
![7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif Berdamai dengan Beban Kerja, Lakukan 5 Tip Berikut](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/09/berdamai-dengan-beban-kerja.jpg)
3. Buat to do list
Kerja di rumah means nggak ada yang mengawasi. Nggak ada HR yang nyemprit kalau kita menurun kinerjanya.
Ini berarti kita sendirilah yang harus mengontrol kerjaan. Jadi, buatlah to do list untuk dikerjakan dalam satu hari, agar jangan sampai ada tugas yang terlewat.
Ingat, kita kerja di rumah, bukan liburan. Tetap ada target kerja yang harus dipenuhi.
4. Pastikan tetap makan siang dan istirahat
Kemungkinan yang lain, karena terlalu sibuk, kita jadi lupa makan siang dan istirahat. Kalau di kantor, teman-teman istirahat, kita juga jadi bisa ikut istirahat. Di rumah, akan berbeda kondisinya.
Jadi, tentukan pukul berapa kamu akan beristirahat siang. Mau disamain dengan jam istirahat di kantor kayak biasanya juga nggak masalah. Jangan sampai keasyikan, terus bablas sampai sore tanpa istirahat.
Ingat, di masa-masa seperti ini, kamu harus jaga kesehatan lo!
![7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif 7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2016/07/IMG_20160628_093232-960x540.jpg)
5. Dana darurat tetap aman
Ini adalah kondisi darurat. Kamu yang biasa bisa bepergian ke mana-mana, sekarang harus mengarantina diri sendiri, dengan kerja di rumah, demi bisa ikut memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Meski hanya di rumah, kemungkinan kamu akan justru butuh beberapa keperluan ekstra. Misalnya, beli beberapa alat kebersihan lebih banyak, dengan harga yang lebih mahal.
Kamu bisa menggunakan dana daruratmu, tetapi ingat untuk menggantinya nanti jika sudah ada dana lagi ya. Jangan pernah biarkan dana daruratmu kosong.
6. Tetap pantau arus kas
Kamu juga harus ekstra hati-hati dalam mengatur arus kas. Beberapa teman cerita, selama kerja di rumah, mereka malah makin gencar aja jajannya. Segala macam abang cilok, siomay, bakso, seblak yang lewat depan rumah, dilarisin.
Well, pastikan kamu tetap jaga jarak dari si abang tukang jualan ya, dan jangan lupa selalu cuci tangan.
Selain itu, awas arus kasmu! Tetap kendalikan, tetap pastikan arusnya positif. Tunda dulu kebutuhan yang kurang penting, dahulukan kebutuhan primer.
![7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif 7 Tip Mulai Kerja di Rumah Agar Tetap Efektif](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2014/10/training-belanja-960x380.jpg)
7. Bijak belanja
Di beberapa daerah sudah terjadi panic buying; belanja habis-habisan untuk nyetok kebutuhan di rumah. Untuk ini, kamu sebaiknya nggak perlu ikutan.
Panic buying justru akan memperburuk keadaan. Apalagi, ada orang lain yang nggak mampu untuk membeli sama banyaknya dengan kita, karena mereka hanya punya cash harian yang jumlahnya terbatas. Cobalah berbagi, belanjalah dengan bijak dan secukupnya. Pemerintah sendiri menjamin, barang-barang kebutuhan jumlahnya cukup untuk semua orang. Dengan catatan: kita nggak kemaruk.
Kalau kita bisa hidup gotong royong (meski tanpa menyentuh atau berdekatan), kita pasti bisa melalui ini semua bersama, sehingga kondisi pun kembali normal.
So, kerja di rumah? Nggak masalah. Kendalikan diri, kurangi bepergian atau berada di kerumunan. Pun kendalikan keuangan.
Everything is going to be OK, shortly!
Mumpung kerja di rumah, dan mungkin jadi banyak waktu luang (karena kamu nggak perlu macet-macetan ke kantor), kenapa nggak sekalian nambah pengetahuan tentang literasi keuangan? Ketika krisis berakhir nanti, kamu pun akan siap untuk bekerja keras mencapai tujuan finansialmu yang sempat tertunda gara-gara virus korona. Yu, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.