Anak Gen Z Enggak Tertarik Jadi PNS, Emang Iya?
Di tengah banyaknya pilihan karier yang ada, semakin sedikit anak muda yang tertarik jadi PNS. Bukan tanpa alasan, karier di sektor pemerintahan kini memang acap dianggap kurang menarik oleh generasi Z, yang kreatif, serbacepat, penuh inovasi, dan yang maunya juga serba-fleksibel.
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya memengaruhi pandangan Gen Z terhadap profesi ini?
Faktor-faktor seperti proses rekrutmen yang panjang dan kurangnya peluang untuk berkembang cepat menjadi beberapa alasan utama. Profesi yang dianggap oleh gen X dan generasi sebelumnya sebagai jaminan stabilitas ekonomi dan sosial ini, kini tampaknya mulai kehilangan daya tariknya.
Dengan perkembangan teknologi dan perubahan nilai dalam masyarakat, Gen Z mencari lebih dari sekadar keamanan dalam memilih pekerjaan.
Table of Contents
Faktor yang Membuat Gen Z Ogah Jadi PNS
Banyak alasan mengapa anak Gen Z kurang tertarik menjadi pegawai negeri sipil atau PNS ini. Beberapa alasan utamanya adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Prioritas Karier
Prioritas karier generasi Z berbeda signifikan dari generasi sebelumnya. Salah satunya soal fleksibilitas jam kerja dan lokasi. Gen Z menyukai pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja. Hal ini jarang bisa ditemukan dalam struktur kerja PNS yang lebih tradisional.
Selain itu, gen Z juga lebih suka pekerjaan yang kreatif, yang memungkinkan berkembangnya pertumbuhan pribadi mereka. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga menjadi faktor krusial.
Intinya, gen Z enggak hanya mementingkan finansial belaka, tetapi mereka juga ingin dipenuhi waktunya untuk berkegiatan di luar pekerjaan. Kondisi ini sering kali sulit diwujudkan dalam pekerjaan PNS yang cenderung memiliki jam kerja tetap dan beban kerja yang dapat menguras waktu serta energi.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
2. Gen Z Enggak Suka Hal-Hal Monoton
Generasi Z menilai pentingnya lingkungan kerja yang dinamis dan penuh dengan inovasi, memungkinkan mereka untuk terus berkembang dan bereksperimen dengan ide-ide baru.
Mereka mencari pekerjaan yang enggak hanya menantang secara intelektual tetapi juga memungkinkan implementasi ide secara real-time, terutama di bidang teknologi dan kreativitas.
Sayangnya, banyak pekerjaan PNS cenderung monoton, dengan rutinitas yang tetap dan sistematis. Dalam prosesnya, hanya ada sedikit kesempatan untuk melakukan proses kreatif. Hal ini membuat pekerjaan tersebut kurang menarik bagi Gen Z yang mendambakan kebebasan berekspresi dan kesempatan untuk membuat dampak langsung melalui pekerjaan mereka.
3. Proses Rekrutmen Panjang
Proses rekrutmen untuk menjadi PNS dikenal panjang dengan kompetisi yang ketat. Kadang butuh berbulan-bulan, itu pun bisa jadi akhirnya dinyatakan tidak memenuhi syarat,
Hal ini cukup mengganggu para gen Z yang tumbuh di era digital, semua-mua serbacepar dan efisien. Lamanya waktu dan ketidakpastian dalam proses seleksi PNS bisa membuat gen Z merasa frustrasi dan cenderung mencari alternatif karier lain yang lebih sejalan dengan ekspektasi mereka terhadap kecepatan dan efisiensi.
4. Gaji dan Insentif
Jadi PNS memang sering dianggap “aman”. Peluang untuk layoff cukup rendah, gaji juga pasti tepat waktu.
Namun, hal ini tak serta merta membuat gen Z tertarik jadi PNS. Menurut mereka, gaji awal dan insentif relatif rendah, terutama jika dibandingkan dengan potensi penghasilan di sektor swasta. Industri seperti teknologi dan start-up tidak hanya menawarkan gaji yang lebih kompetitif tetapi juga beragam bentuk kompensasi lain seperti saham perusahaan, bonus kinerja, kesempatan untuk bekerja secara fleksibel atau jarak jauh, dan sebagainya.
Faktor-faktor ini menjadi sangat menarik bagi Gen Z. Pasalnya, mereka tak hanya mencari kompensasi yang layak, tetapi juga keuntungan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesempatan profesional. Dalam jangka panjang, hal ini membuat karier jadi PNS kurang menarik bagi mereka yang mengutamakan imbalan finansial dan profesionalisme yang dinamis.
5. Pengaruh Teknologi dan Media Sosial
Media sosial dan platform digital memainkan peran besar dalam membentuk perspektif karier Gen Z. Melalui platform ini, mereka terpapar pada berbagai jenis pekerjaan yang mungkin enggak pernah dipertimbangkan oleh generasi sebelumnya.
Misalnya saja, content creator. Generasi sebelumnya enggak mengenal profesi ini. Sekarang, penghasilan content creator bisa dua digit per bulannya, dan banyak menjadi karier impian. Generasi sebelumnya juga banyak yang menganggap pekerjaan freelance adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan. Namun, sekarang banyak freelancer sukses, bahkan berpenghasilan mata uang asing.
Jadi PNS dianggap ketinggalan zaman dan kurang menarik karena lebih lokal dan kurang berinteraksi dengan teknologi terbaru. Ini mendorong Gen Z untuk mengejar jalur yang mereka anggap lebih relevan dengan dunia modern dan aspirasi mereka.
6. Dorongan untuk Berwirausaha
Dorongan untuk berwirausaha sangat kuat di kalangan Gen Z. Mereka punya keinginan kuat untuk memiliki kontrol atas masa depan mereka sendiri. Banyak dari mereka tertarik pada ide membangun sesuatu dari awal, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dan pengambil keputusan utama.
Hal ini pastinya akan kurang terakomodasi kalau gen Z jadi PNS, karena selalu ada struktur dalam organisasi PNS di kantor mana pun.
Bergabung dengan startup atau merintis bisnis sendiri memberi gen Z kesempatan untuk bereksperimen dan mengambil risiko, hal-hal yang mereka nilai sebagai komponen penting untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Ini menarik bagi Gen Z, yang sering mencari cara untuk membuat dampak langsung dan mengukir jalur unik mereka sendiri di dunia kerja.
Karena faktor-faktor ini, banyak anak muda zaman sekarang lebih memilih untuk mengeksplorasi karier dengan enggak jadi PNS.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Nah, gimana dengan kamu?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengungkap Potensi Penghasilan Sebagai Content Creator di Indonesia
Dunia digital telah membuka lebar pintu peluang bagi banyak orang untuk berkarier sebagai content creator. Dengan semakin banyaknya platform yang tersedia, pertanyaan tentang gaji content creator sering muncul dalam diskusi tentang karier digital.
Seberapa jauh sebenarnya potensi penghasilan dari berbagai jenis kegiatan kreatif online?
Table of Contents
Macam-Macam Sumber Gaji Content Creator
Perkembangan teknologi dan media sosial telah menciptakan pasar yang luas bagi para content creator untuk mengekspresikan kreativitas serta menghasilkan pendapatan. Namun, berapa sebenarnya penghasilan yang bisa diharapkan dari pekerjaan ini?
Pertimbangan ini penting, mengingat variabilitas pendapatan bergantung pada jenis konten, platform yang digunakan, dan seberapa luas jangkauan audiens. Yuk, kita bahas soal gaji content creator ini, dan dari mana saja sumbernya.
1. Adsense
Gaji content creator dari Adsense bisa datang dari blog atau video YouTube. Besarnya mulai dari $100 sampai tidak ada batasnya. Kenapa $100? Karena, gajimu baru bisa dicairkan kalau sudah mencapai $100 tersebut. Biasanya, pembayaran dilakukan antara tanggal 21 sampai 26 setiap bulan.
Buat yang sudah pengalaman, gaji dari Adsense bisa mencapai Rp10 miliar per bulan. Lumayan banget kan? Tapi, khusus buat YouTuber, kamu belum bisa pasang iklan dan menghasilkan uang dari YouTube, kalau belum punya minimal 1.000 subscriber dan 4.000 jam tayangan dalam setahun. So, harus siap kerja keras dulu ya. Ya, ibaratnya ini memang modal, sama kayak jenis bisnis yang lain yang juga perlu modal.
Jangan lupa juga, setiap jenis konten itu punya potensi pendapatan yang berbeda, tergantung pada Cost per Click atau CPC. Jadi, memilih topik yang tepat itu penting banget untuk meningkatkan pendapatan dari AdSense.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
2. Streaming
Ada juga gaji content creator yang bersumber dari donasi kalau lagi streaming. Berbagai platform seperti Twitch, Facebook, TikTok, atau YouTube bisa dipakai sebagai sumber penghasilan jenis ini.
Pendapatan dari live streaming bisa sangat bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Catheez, seorang game streamer, adalah salah satu contoh content creator yang sukses menghasilkan pendapatan yang signifikan dari aktivitas live streamingnya.
Selanjutnya, pendapatan dari live streaming bisa meningkat signifikan jika terlibat dalam promosi merek. Sebagai ilustrasi, Miawaug, saat melakukan live streaming game Hot Wheels Unleashed 2, berpotensi mendapatkan penghasilan yang lebih besar karena keterlibatan dalam promosi produk tersebut.
3. Endorsement
Menjadi influencer dan menerima endorsement mememungkinkan pendapatan content creator dihitung berdasarkan jumlah postingan. Pendapatan ini cenderung lebih menguntungkan, terlepas dari status sebagai nano influencer, makro influencer, atau Key Opinion Leader (KOL).
Besarannya bisa sangat fluktuatif dan tergantung pasar banget. Yang pasti, kalau follower banyak, maka kompensasi juga bisa menyesuaikan. Angkanya juga masih bisa bertambah jika ada kesepakatan eksklusif dengan brand tertentu.
Lebih lanjut, pendapatan sebagai selebgram bisa mencapai angka yang sangat signifikan. Contohnya adalah Rachel Vennya yang pernah viral dengan tarif Rp25,5 juta untuk satu postingan di Instagram.
4. Jualan Produk
Gaji content creator dari penjualan produk bisa saja melampaui apa yang dihasilkan dari iklan atau endorsement. Produk yang dijual bisa beragam, mulai dari barang digital hingga barang fisik seperti merchandise, makanan, atau barang lainnya.
Masih ingat kan, Dr. Richard Lee, yang berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp41 miliar hanya dalam waktu 24 jam? Beliau jualan produk kecantikan melalui TikTok Shop Live.
Meskipun TikTok Shop sudah ditutup layanannya, masih banyak yang live di marketplace. Yang warna oranye, salah satunya.
5. Afiliasi
Enggak punya produk sendiri? Enggak masalah! Ada yang namanya afiliasi. Melalui sistem ini, gaji content creator bisa berkisar dari puluhan hingga ratusan juta rupiah, bergantung pada kesepakatan dan jumlah penjualan yang dihasilkan.
Seorang content creator dari Sulawesi berhasil mengumpulkan Rp800 juta melalui program afiliasi di Instagram dan TikTok. Dalam sistem afiliasi, tugas utama adalah mempromosikan produk. Setiap transaksi yang terjadi melalui promosi tersebut akan menghasilkan komisi.
Selain itu, jumlah platform yang menawarkan program afiliasi terus bertambah. Misalnya, marketplace besar seperti Tokopedia yang menawarkan komisi hingga 20%. Ini membuka peluang lebih luas bagi content creator untuk meningkatkan pendapatan melalui afiliasi.
Baca juga: Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
6. Brand Ambassador
Menjadi brand ambassador membuka peluang besar bagi content creator untuk meningkatkan pendapatan mereka. Bayaran untuk peran ini bisa bervariasi, dengan kisaran antara Rp10 juta hingga Rp150 juta per brand.
Misalnya, Fuji yang punya followers 16 juta, konon menerima Rp150 juta hanya untuk satu kali posting tentang suatu brand. Fenomena serupa juga terjadi pada TanBoy Kun yang punya kontrak dengan Mie Gaga dan Arief Muhammad dengan Bank Jago.
Yash, gaji content creator sebagai brand ambassador memang menjanjikan. Mau juga? Ya, bisa saja. Namun, untuk mencapai posisi sebagai brand ambassador, diperlukan perjalanan yang panjang.
Mulai dari tahap sebagai content creator pemula, perlu konsistensi dalam mengembangkan jumlah pengikut dan meningkatkan kualitas konten yang dibuat. Kesuksesan dalam hal ini membuka lebih banyak pintu untuk kolaborasi dengan berbagai brand besar.
Memahami potensi penghasilan sebagai content creator membutuhkan lebih dari sekadar mengetahui angka. Faktor-faktor seperti komitmen, kreativitas, dan kemampuan untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan tren terkini sangat memengaruhi gaji content creator yang bisa diterima.
Dengan bertumbuhnya industri digital di Indonesia, peluang untuk mengembangkan karier sebagai content creator semakin terbuka lebar. Oleh karena itu, penting bagi para content creator untuk terus mengasah keterampilan dan memperluas jaringan agar dapat memaksimalkan potensi penghasilan mereka.
Jadi, gimana? Tertarik untuk menekuni profesi content creator ini?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Konten: Cara Bijak Berinvestasi untuk Konten Kreator
Konten kreator sering menghadapi tantangan untuk mengembangkan kreativitas sekaligus memastikan bahwa investasi dalam membuat konten dapat memberikan hasil yang optimal.
Di dunia digital yang terus berkembang, penting bagi para kreator untuk mengelola sumber daya dengan cerdas, termasuk waktu, uang, dan tenaga. Hal ini membantu dalam menciptakan konten yang tidak hanya berkualitas tetapi juga mampu menarik perhatian dan minat penonton yang luas.
Konten kreator membutuhkan strategi yang efektif untuk mengelola investasi mereka dalam konten. Dengan memahami cara yang tepat dalam mengalokasikan anggaran dan sumber daya lainnya, para kreator dapat meningkatkan visibilitas serta nilai jual konten yang diproduksi.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat, memiliki rencana yang terstruktur dan jelas adalah koentji utama untuk sukses di dunia kreatif digital.
Table of Contents
Investasi Konten untuk Konten Kreator: Apa Maksudnya?
Dalam konteks artikel tersebut, “investasi konten” merujuk pada alokasi sumber daya, baik itu waktu, uang, atau tenaga, yang dilakukan oleh kreator digital untuk menciptakan, meningkatkan, dan mendistribusikan kontennya.
Investasi ini enggak hanya tentang biaya langsung seperti peralatan atau perangkat lunak, tetapi juga meliputi upaya yang diperlukan untuk merencanakan, memproduksi, dan mempromosikan konten tersebut agar mencapai audiens yang lebih luas dan menciptakan dampak yang lebih besar.
So, aspek investasi ini penting. Harapannya, dengan berinvestasi yang baik, seorang konten kreator akan dapat memaksimalkan hasilnya juga. Investasi ini bisa mencakup beberapa aspek seperti beberapa hal berikut ini.
1. Investasi dalam Teknologi dan Peralatan
Ini berarti mengeluarkan uang untuk membeli atau menyewa alat-alat dan program komputer yang dibutuhkan untuk membuat konten yang bagus dan menarik.
Misalnya, kamu mungkin perlu kamera yang baik untuk membuat video, atau software pengeditan untuk menyusun dan memperbaiki video atau gambar agar tampak lebih profesional. Untuk memastikan hasil terbaik, pastinya software yang digunakan lebih baik yang original kan, bukan bajakan. Software original pastinya juga tidak murah.
2. Belajar dan Mengasah Keahlian
Proses ini adalah tentang menghabiskan waktu dan uang untuk mengikuti kursus atau pelatihan yang bisa membantumu menjadi lebih pintar dalam membuat konten.
Misalnya, mengambil kelas fotografi untuk memperbaiki cara kamu mengambil gambar, atau kursus penulisan untuk belajar membuat tulisan yang lebih menarik. Ini penting agar konten yang kamu buat bisa lebih baik dan lebih disukai oleh banyak orang. Dengan begitu, value-nya juga akan meningkat.
3. Membuat dan Mengatur Konten
Proses ini adalah proses kreatif, ketika kamu harus mencari ide, menulis, merekam, mengedit, dan menyajikan konten yang menarik.
Proses ini bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana seperti memikirkan topik yang menarik, kemudian menulis skrip atau outline, merekam video atau mengambil foto, mengeditnya agar terlihat lebih bagus dan profesional, dan terakhir memastikan konten itu siap untuk dilihat banyak orang.
Di sini ada investasi waktu, yang enggak murah. Semua ini dilakukan agar orang-orang yang melihat kontenmu merasa terhibur, educated, merasa mendapatkan manfaat, dan kemudian ingin melihat lebih banyak lagi konten dari kamu.
4. Strategi Pemasaran dan Distribusi
Yep, seorang konten kreator juga butuh berinvestasi untuk marketing lo. Jangan salah. Misalnya melalui iklan. Pasang iklan, supaya kontennya menjangkau lebih banyak orang.
Kamu bisa menggunakan beberapa cara, seperti SEO (Search Engine Optimization) yang membantu kontenmu mudah ditemukan di internet lewat mesin pencari seperti Google. Kamu juga bisa menggunakan iklan yang kamu bayar untuk muncul di media sosial atau website lain, sehingga lebih banyak orang yang melihat karyamu.
Selain itu, bekerja sama dengan kreator lain atau merek yang sudah dikenal bisa membantu memperluas jangkauanmu. Semua ini dilakukan agar lebih banyak orang tahu tentang kontenmu, menonton atau membacanya, dan akhirnya menjadi penggemar atau pelangganmu.
5. Evaluasi dan Analitik
Untuk proses ini, kamu perlu menggunakan alat-alat khusus untuk melihat bagaimana kinerja kontenmu dan siapa saja yang menonton atau membaca kontenmu. Dengan alat ini, kamu bisa mengetahui video atau artikel mana yang banyak disukai, jam berapa orang paling banyak menonton, dan dari mana saja audiensmu.
Informasi ini sangat berguna untuk membuat rencana ke depan, seperti memutuskan topik apa yang akan dibahas selanjutnya atau kapan waktu terbaik untuk memposting konten baru. Alat analitik membantu kamu memahami apa yang disukai dan tidak disukai audiens, sehingga kamu bisa terus meningkatkan kualitas dan relevansi kontenmu.
Alat ini sebenarnya sudah banyak tersedia secara gratis. Kalau di media sosial, biasanya sudah build-in dalam aplikasinya. Namun, untuk hasil yang lebih maksimal, enggak ada salahnya juga kalau kamu berinvestasi pada alat yang lebih canggih tetapi berbayar. Karena itu, perhitungkan dengan saksama.
Nah, semua investasi ini perlu dilakukan oleh konten kreator agar kemudian menghasilkan ROI (Return on Investment) dalam bentuk peningkatan pengikut, keterlibatan, konversi, dan akhirnya, pendapatan.
Baca juga: Content Creator Terima Endorsement, Wajib Bayar Pajak
Cara Pengelolaan Keuangan untuk Konten Kreator
Agar dapat berinvestasi pada semua hal di atas demi bisa menghasilkan konten yang berkualitas, konten kreator pastinya kudu punya keterampilan pengelolaan keuangan yang baik.
1. Buat Anggaran
Catat semua sumber pendapatanmu, termasuk sponsor, iklan, dan penjualan produk. Buat juga daftar semua pengeluaran tetap dan variabel terkait produksi konten. Gunakan anggaran ini untuk mengidentifikasi area di mana kamu bisa menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan.
2. Pisahkan Rekening Bank Pribadi dan Bisnis
Agar kamu dapat melacak pengeluaran dan pendapatan dengan lebih akurat, ada baiknya kamu membuka rekening bank khusus untuk kegiatan bisnismu sebagai kreator konten. Menggunakan rekening terpisah juga memudahkan saat mengevaluasi apakah bisnismu sudah menguntungkan atau belum, juga termasuk memudahkan saat harus melapor pajak.
3. Tetapkan Dana Darurat
Sisihkan sebagian pendapatanmu ke dalam dana darurat. Idealnya, dana darurat ini harus cukup untuk menutupi biaya hidup dan bisnismu selama beberapa bulan jika pendapatan tiba-tiba berhenti.
Dana darurat ini penting untuk menghadapi ketidakpastian, seperti penurunan mendadak dalam pendapatan atau kebutuhan mendesak lainnya. Apalagi sebagai konten kreator, pastinya penghasilanmu bisa berfluktuasi dari bulan ke bulan.
4. Diversifikasi Sumber Pendapatan
Hindari hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Diversifikasi dengan mencari peluang lain seperti penjualan merchandise, kursus online, atau menulis buku. Mempelajari dan mengimplementasikan strategi afiliasi dan partnership juga bisa meningkatkan pendapatanmu.
Konten kreator yang ingin berhasil dalam jangka panjang perlu memikirkan investasi mereka sebagai bagian dari strategi karier yang lebih besar.
Memilih alat yang tepat, belajar keterampilan baru, dan menggunakan strategi pemasaran yang efektif adalah langkah penting untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan memberikan pengembalian yang maksimal. Dengan pendekatan yang bijak dan terencana, kreator dapat terus menghasilkan konten yang menarik dan mendapatkan penghasilan yang stabil dari usaha kreatif mereka.
Baca juga: Financial Dialogue 08: Content Creator Juga Harus Bisa Hidup Sejahtera
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Usaha Sampingan Karyawan yang Tidak Akan Mengganggu Pekerjaan Utama
Memiliki sumber pendapatan tambahan merupakan tujuan yang diimpikan oleh banyak orang, tak terkecuali para karyawan yang notabene sudah memiliki penghasilan tetap. Hal ini bisa dicapai melalui usaha sampingan karyawan.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan tuntutan hidup yang semakin meningkat, banyak karyawan yang mencari peluang untuk memiliki usaha sampingan. Namun, sering kali mereka ragu-ragu karena takut usaha tersebut akan mengganggu kinerja mereka dalam pekerjaan utama. Apakah kamu mengalami masalah yang sama? Wajar, kendati demikian, sebenarnya, ada sejumlah usaha sampingan yang dapat dikerjakan karyawan tanpa mengganggu pekerjaan utamanya.
Untuk memulai usaha sampingan, penting untuk memilih usaha yang sesuai dengan minat dan kemampuan, sekaligus tidak memerlukan waktu dan tenaga yang berlebihan sehingga bisa dijalankan di sela-sela waktu luang. Beberapa contoh usaha sampingan yang populer di kalangan karyawan adalah menjalankan bisnis online, menulis, atau bahkan berinvestasi.
Pada akhirnya, usaha sampingan bukan hanya tentang mencari penghasilan tambahan, tetapi juga tentang bagaimana memanfaatkan waktu dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya.
Ide Usaha Sampingan Karyawan yang Tidak Mengganggu Pekerjaan Utama
Berikut adalah beberapa ide usaha sampingan karyawan yang bisa dipertimbangkan untuk bisa memberikan penghasilan tambahan.
1. Bisnis Online
Berbagai jenis bisnis online seperti menjual produk atau layanan melalui platform e-commerce dapat dilakukan di waktu luang. Kamu bisa menjual berbagai produk, seperti pakaian, alat rumah tangga, kosmetik, atau produk lainnya yang diminati oleh konsumen.
2. Menjadi Penulis Lepas (Freelance Writer)
Kalau kamu memiliki bakat menulis, menjadi penulis lepas bisa menjadi pilihan yang baik. Kamu bisa menulis artikel, blog, atau konten lainnya untuk berbagai perusahaan atau individu. Bergabunglah dengan komunitas-komunitas penulis yang sering berbagi job, atau platform-platform freelancer yang sering menawarkan job menulis.
3. Bisnis Makanan
Kamu bisa memulai bisnis makanan seperti menjual kue atau makanan lainnya yang bisa dibuat di rumah. Kamu juga bisa membuat makanan ringan atau camilan dan menjualnya secara online, atau berdasarkan PO.
4. Menjadi Influencer atau Content Creator
Jika kamu memiliki kemampuan khusus atau pengetahuan yang bisa dibagikan, menjadi influencer atau content creator bisa menjadi pilihan usaha sampingan karyawan juga lo. Kamu bisa membuat konten yang menarik di berbagai platform media sosial seperti YouTube, Instagram, atau TikTok.
5. Investasi
Kamu bisa berinvestasi di berbagai instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Meski ini memerlukan pengetahuan dan risiko, tapi investasi bisa memberikan penghasilan pasif jika dikelola dengan baik.
6. Dropshipping
Bisnis model ini tidak memerlukan stok barang, jadi cocok banget sebagai usaha sampingan karyawan dan kamu tidak perlu mengganggu pekerjaan utama. Kamu hanya perlu berkomunikasi dengan supplier dan konsumen untuk setiap kali ada pesanan masuk.
7. Menjadi Tutor Online
Jika kamu memiliki keahlian khusus seperti bahasa asing, matematika, fisika, atau lainnya, kamu bisa menjadi tutor online.
Pilihlah usaha sampingan yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Jangan lupa untuk tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan utama dan usaha sampingan agar tidak mengganggu produktivitas di tempat kerja.
Trik Menjaga Keseimbangan antara Pekerjaan Utama dan Usaha Sampingan untuk Karyawan
Berikut beberapa trik untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan utama dan usaha sampingan karyawan yang bisa dilakukan.
Pengaturan Waktu yang Efektif
Buatlah jadwal yang rinci tentang kapan kamu bekerja pada pekerjaan utama dan kapan kamu mengurus usaha sampingan. Hindari mengerjakan usaha sampingan selama jam kerja agar tidak mengganggu produktivitas pekerjaan utama kamu sebagai karyawan.
Maksimalkan Waktu Luang
Manfaatkan waktu luang seperti saat istirahat siang atau malam hari untuk mengurus usaha sampingan kamu. Kamu juga bisa memanfaatkan hari libur untuk fokus pada usaha sampingan.
Prioritaskan tugas
Sebisa mungkin, prioritaskan tugas yang penting dan mendesak. Jika ada tugas dari pekerjaan utama yang harus diselesaikan, kerjakanlah itu terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke usaha sampingan.
Outsource atau Delegasikan Tugas
Jika kewalahan, pertimbangan untuk outsource atau delegasikan beberapa tugas dalam usaha sampingan karyawan kamu. Misalnya, jika kamu memiliki toko online, kamu bisa mempertimbangkan menggunakan jasa pengiriman barang yang sekaligus bisa memberikan layanan pengepakan untuk meringankan beban kerjamu.
Pilih Usaha Sampingan yang Tidak Terlalu Menguras Waktu dan Tenaga
Sebisa mungkin, pilih usaha sampingan yang sesuai dengan passion kamu dan tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.
Penggunaan Teknologi
Manfaatkan teknologi untuk mempermudah usaha sampingan kamu. Misalnya, gunakan aplikasi manajemen waktu atau aplikasi penjadwalan untuk membantumu untuk mengatur waktu dan tugas.
Istirahat yang Cukup
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan mendapatkan istirahat yang cukup. Jika kamu merasa lelah atau stres, beristirahatlah dan mulailah bekerja lagi saat kamu sudah merasa lebih baik.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa sukses dalam usaha sampingan karyawan membutuhkan komitmen, disiplin, dan pengelolaan waktu yang baik. Kamu harus dapat membagi waktu antara pekerjaan utama dan usaha sampingan dengan cermat, tanpa mengorbankan kinerja di tempat kerja.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan kesejahteraan kamu sendiri juga ya. Dengan perencanaan yang matang dan sikap yang positif, usaha sampingan karyawan bisa menjadi sumber pendapatan tambahan yang berkelanjutan, dan bahkan bisa membuka peluang baru yang mungkin enggak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Teruslah berinovasi dan mencari peluang, karena dalam dunia bisnis, kesempatan bisa datang kapan saja dan dari mana saja.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!