9 Istilah Keuangan Pribadi Paling Sederhana yang Harus Dipahami
Susah juga, kalau mau mengelola keuangan tapi belum paham betul apa saja yang dibahas. Bener nggak? Mau baca tip segala macam, tapi beberapa istilah keuangan pribadi enggak paham artinya. Ya bhay saja deh akhirnya.
Pemahaman memang menjadi hal pertama yang harus dicapai lebih dulu. Kalau kita paham betul dengan apa yang kita baca, dan juga apa yang kita omongkan, biasanya sih ya lebih mudah memahami hal-hal lainnya juga.
Banyak istilah keuangan pribadi yang masih terdengar asing di telinga, tapi sudah mencoba belajar investasi, akhirnya ketemulah beberapa istilah dalam saham yang lebih rumit … ya bakalan susah juga.
So, ayo belajar dari yang paling basic dulu, yaitu memahami beberapa istilah keuangan pribadi yang bakalan paling sering kamu temui–terutama sih, kalau kamu suka baca-baca artikel di situs ini ataupun follow akun Instagram QM Financial.
Kamu bakalan banyak menemukan istilah keuangan pribadi berikut ini.
1. Pengeluaran
Dalam laporan keuangan pribadi, pengeluaran berarti adalah uang-uang yang kita belanjakan untuk berbagai keperluan.
Di QM Financial, kita membagi pengeluaran dalam 5 pos:
- Cicilan/utang, yaitu uang yang digunakan untuk mencicil atau membayar kembali utang yang kita lakukan. Misalnya cicilan KPR, cicilan kartu kredit, dan sebagainya.
- Investasi/tabungan, yaitu sejumlah uang yang kita sisihkan untuk disimpan–biar enggak ikut terbelanjakan demi tujuan tertentu. Kadang tak hanya menabung, kita juga berinvestasi, yaitu menanam uang di suatu tempat agar bisa berkembang atau menguntungkan.
- Pengeluaran rutin, yaitu uang-uang yang kita belanjakan untuk keperluan rutin, seperti listrik, groceries, dan sebagainya.
- Dana sosial, adalah uang-uang yang dikeluarkan demi tujuan sosial, seperti zakat, donasi, dan sebagainya.
- Lifestyle, adalah uang yang dibelanjakan untuk kebutuhan tersier, yang penting nggak penting, yang kadang hanya untuk memenuhi keinginan alih-alih kebutuhan.
2. Pendapatan
Pendapatan atau pemasukan atau penghasilan adalah uang atau materi yang kita dapatkan sebagai hasil usaha atau jerih payah kita.
Kalau karyawan ada gaji, untuk freelancer ada fee. Kalau pebisnis? Gaji juga, dari bisnisnya. Kalau investor, dari capital gain ataupun dari deviden.
3. Kekayaan bersih
Istilah keuangan pribadi yang ketiga ini berarti adalah selisih dari pendapatan keseluruhan plus aset, kemudian dikurangi dengan pengeluaran, termasuk posisi utang.
Nilai kekayaan bersih inilah yang akan menentukan apakah kita punya kondisi keuangan yang sehat atau enggak. Kalau hasilnya positif, maka kita punya arus keuangan yang sehat karena berarti pendapatan dan aset kita lebih besar daripada pengeluaran plus utang. Tapi, kalau negatif, berarti kondisi keuangan kita kurang sehat sehingga harus segera dicari cara untuk memperbaikinya.
4. Financial check up
Financial check up merupakan istilah keuangan pribadi yang berarti hal-hal yang kita lakukan dalam rangka cek kondisi kesehatan keuangan kita.
Dalam financial check up, kita akan mengecek status harta serta utang yang kita miliki, yang kemudian hasil data tersebut kita olah menjadi neraca dan arus kas.
Financial check up ini biasanya dilakukan setahun sekali–meski kalaupun lebih sering itu juga bagus. Kita bisa melakukannya sembari membuat review laporan keuangan akhir tahun, atau pada saat kita hendak membuat laporan SPT sebagai wajib pajak.
5. Neraca
Kamu pasti enggak terlalu asing juga dengan istilah keuangan pribadi yang kelima ini, karena sering disebut kalau kita lagi ngomongin soal keuangan di mana pun.
Neraca di sini bukan berarti timbangan, tetapi catatan perbandingan untung rugi, utang piutang, pemasukan dan pengeluaran, dan sebagainya (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia). Neraca inilah hasil dari financial checkup yang kita lakukan, yang menampakkan posisi kekayaan bersih kita yang kemudian bisa menunjukkan kondisi kesehatan keuangan kita.
6. Bocor halus
Istilah ‘bocor halus’ mungkin banyak kamu dengar kalau kamu lagi ngobrol sama trainer-trainer QM Financial saja ya? Inilah istilah yang kami gunakan untuk menyebut sejumlah uang yang enggak ketahuan rimbanya, ngilang gitu aja dari dompet atau tabungan kita tanpa tercatat atau termonitor.
Tahu-tahu duit berkurang aja.
“Saudara” dari bocor halus adalah bocor ambyar, yaitu istilah untuk menyebut arus kas keluar yang tak terkendali.
7. Aset
Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aset berarti:
- sesuatu yang mempunyai nilai tukar
- modal; kekayaan
Aset (aktif) ada beberapa macam yang bisa dijadikan sebagai andalan finansial, yaitu surat berharga, properti, dan bisnis. Dengan memiliki aset aktif, kamu akan mempunyai pendapatan pasif. Biasanya orang-orang membangun aset aktif ini demi menjamin masa pensiun mereka, masa ketika mereka tidak produktif lagi menghasilkan uang.
Sudahkah kamu mempunyai aset aktif milikmu sendiri sekarang?
8. Likuiditas
Kalau dalam istilah keuangan pribadi, likuiditas berarti adalah kemampuan kita untuk membayar utang yang sekarang sedang kita miliki tepat pada waktunya.
9. Inflasi
Istilah keuangan pribadi kesembilan ini akan sering kita dengar terutama kalau lagi bahas mengenai berbagai tujuan finansial jangka panjang, seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, juga dana kepemilikan rumah.
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Lagi-lagi ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ya.
Inflasi merupakan hal yang pasti terjadi di setiap negara di dunia–termasuk Indonesia. So, inflasi memang harus selalu diperhitungkan, terutama jika kamu sedang merencanakan masa depanmu.
Sebenarnya masih banyak istilah keuangan pribadi lain yang seharusnya ikut dijelaskan di sini, tapi akan jadi panjang banget. So, mungkin kita akan sambung lagi di artikel yang lain ya.
Semoga bisa sedikit membantumu saat belajar mengelola keuangan pribadimu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Supermarket Giant Tutup! 5 Hal yang Harus Kita Lakukan jika Perusahaan Tempat Kita Kerja Berhenti Beroperasi
Cukup mengejutkan sih, beritanya: supermarket Giant tutup beberapa gerainya di Jakarta per tanggal 28 Juli 2019. Salah satu jaringan supermarket PT Hero Supermarket Tbk ini menutup 6 gerai, menyusul penutupan 26 gerai ritel Hero lain yang sebelumnya terjadi.
Pengurangan gerai ini bukan tanpa sebab. Menurut berita yang dirilis oleh CNN Indonesia, jaringan supermarket Giant tutup setelah mencatat penurunan penjualan sampai sebesar Rp9,84 triliun hanya di kuartal ketiga tahun lalu. Akibatnya, pihak manajemen mengaku, telah mem-PHK 92% karyawannya. Ini berarti tak kurang dari 500 orang berubah status dari karyawan menjadi pengangguran. Ouch!
Peristiwa supermarket Giant tutup ini bisa menjadi satu bukti lagi, bahwa hal yang sama (perusahaan merugi, hingga harus mengakhiri operasionalnya) bisa terjadi pada perusahaan mana pun. Kalau dalam kasus Giant ini, mereka telah mengalami penurunan penjualan hingga triliunan sehingga mengakibatkan kerugian. Ada banyak penyebab lain yang bisa terjadi, yang menjadi penyebab sebuah perusahaan harus melakukan efisiensi–bahkan sampai menutup kantor. Penurunan penjualan hanya salah satu di antaranya.
Pastinya, keputusan untuk menutup gerai supermarket Giant dan merumahkan ratusan pekerjanya ini tidak hanya diambil dalam semalam saja. Tentu ada proses pertimbangan matang sebelumnya, meski akhirnya keputusan pahit inilah yang diambil.
Memang ada sisi lain yang disambut gembira dari ditutupnya supermarket Giant ini. Ada cuci gudang dengan diskon sampai 50% untuk semua item! Pokoknya, semua harus terjual habis sebelum supermarket Giant tutup tanggal 28 Juli mendatang. Wah, ya yang seneng ya ibu-ibu pasti. Nggak heran, sudah beberapa hari ini antrean beberapa gerai supermarket Giant yang akan ditutup jadi mengular.
Tapi, bagaimana kabar para karyawan yang terkena PHK? Barangkali keputusan ini akan berat bagi mereka, tapi pastinya tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain menerimanya. Dan, setelah ini, apa yang harus dilakukan? Kondisi pasti akan lebih berat, bukan? Karena itu, para karyawan–supermarket Giant pada khususnya, dan para tenaga kerja lain pada umumnya–memang harus siap untuk segala kemungkinan. Bahkan yang terburuk sekalipun, seperti halnya kasus supermarket Giant tutup ini.
5 Hal yang Harus Kita Lakukan Jika Kantor Tempat Kita Berhenti Beroperasi–Seperti Kasus Supermarket Giant Tutup
1. Selalu siap dana darurat
Nggak ada yang pengin mendapatkan musibah. Tapi, persiapan untuk segala situasi–yang terburuk sekalipun–adalah koentji, karena segala hal yang ada di hidup ini nggak ada yang pasti.
Dana darurat is a must. Saat kita masih menerima gaji, sisihkanlah sebagian dana untuk menjadi dana darurat. Untuk serba-serbi dana darurat, bisa membaca artikel mengenai Dana Darurat di situs ini secara lebih lengkap.
Jadi, jangan tunda lagi untuk bikin pos dana darurat. Meski kita baru saja diterima bekerja di suatu perusahaan, menyisihkan gaji untuk dana darurat harus menjadi hal pertama yang dilakukan. Jangan tunggu sampai terlambat.
So, ayo, mulai sekarang buat dana darurat kalau belum ada. Jangan nunggu seperti kasus supermarket Giant tutup terjadi.
2. Manfaatkan dana pesangon dengan bijak
Saat karyawan diputus hubungan kerja oleh perusahaan tempat ia bekerja, maka karyawan tersebut berhak atas sejumlah pesangon. Hal ini sudah diatur dalam pasal 156 ayat 2 Undang – Undang no. 13 tahun 2003, sehingga jika ada perusahaan yang lalai membayarkannya, maka perusahaan tersebut bisa diancam sejumlah sanksi dan denda.
Pesangon ini terdiri dari beberapa komponen, seperti perhitungan upah yang didasarkan pada masa kerja karyawan, uang penghargaan, dan uang pengganti hak-hak karyawan, misalnya seperti jatah cuti tahunan yang belum diambil. Sehingga kadang, uang pesangon yang diterima ini justru lebih banyak beberapa kali lipat dari gaji atau upah yang diterima setiap bulan ataupun secara periodik sebelumnya.
Uang yang diterima memang banyak, tetapi jangan cepat senang dulu, karena itulah upah terakhir yang diterima. Selanjutnya, manfaatkan dana pesangon itu dengan bijak, untuk menyambung hidup seterusnya sebelum mendapatkan pekerjaan kembali.
3. Prioritas cicilan
Yang pertama harus segera dibereskan tentu saja cicilan utang, jika ada. Jadi, ayo dicek, kurang berapa banyak lagi KPR-nya, atau kredit motornya? Atau masihkah ada utang kartu kredit yang tertunda?
Segera atur, dan lunasi. Setidaknya, saat-saat belum mendapatkan pekerjaan lagi, kita nggak akan dibebani oleh utang, itu saja sudah memperingan hidup.
4. Cari peluang dari hobi
Hobi adalah salah satu hal yang bisa kita andalkan untuk mencari uang di saat-saat yang sulit. Makanya, meluangkan waktu untuk melakukan dan memperdalam hobi meski di sela-sela kesibukan itu penting. Kalau BPJS adalah asuransi terhadap kesehatan, hobi adalah asuransi terhadap pekerjaan.
Berbahagialah mereka yang selalu bisa mengerjakan hobi meski hanya di saat weekend. Sudah mengurangi stres, bisa jadi salah satu bekal juga kalau sewaktu-waktu kondisi paceklik.
Jadi, jangan remehkan keberadaan hobi.
Yuk, yang sekarang belum terkena PHK–seperti halnya kasus supermarket Giant tutup–coba dilihat-lihat lagi pernah punya hobi apa? Cobalah ditekuni, syukur-syukur bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan sampingan. Lumayan banget lo!
5. Segera ubah gaya hidup dan atur ulang pengeluaran
Nah, yang terakhir ini tak kalah penting. Barangkali selama punya gaji dan pemasukan yang cukup sebelumnya, kita punya gaya hidup yang tinggi. Kalau kasusnya sama dengan supermarket Giant tutup begini, masa iya masih mau royal membelanjakan uang?
Coba dibuka lagi catatan pengeluarannya, lalu teliti. Apa nih yang bisa dikurangi, atau dihemat? Yang biasa ngopi di warung kopi, ya bikin saja kopi sendiri di rumah. Yang biasa makan di luar setiap weekend, masak sendiri saja dulu setiap hari. Yang selalu merencanakan liburan setiap bulan, ya coba ditunda dulu.
Saatnya berhemat di semua pos.
Kalau sudah ada kasus seperti supermarket Giant tutup begini, kadang kita baru mengerti arti pentingnya keterampilan mengatur keuangan. Iya nggak? Makanya, sebelum terlambat, bekali diri sendiri dengan berbagai pengetahuan untuk mengelola keuangan pribadi. Ini juga merupakan tanggung jawab perusahaan lo, untuk memberikan bekal pengetahuan mengelola keuangan pribadi untuk karyawan.
So, perusahaan tempat Anda bekerja sudah pernah melaksanakan training keuangan untuk karyawan belum? Kalau belum, mengapa tak coba Anda usulkan? Jangan takut untuk mengusulkan diadakan training demi meningkatkan kompetensi diri.
Yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.