3 Langkah Mengatur Keuangan dan Memperbaiki Kondisi yang Sudah Tak Sehat bagi Karyawan
Sebagai karyawan, banyak di antara kita yang masih terjebak dalam kondisi paycheck to paycheck, alias hidup dari gaji ke gaji. Baru terima gaji, banyak uang, lalu habis. Tanggal tua, merana, menghitung hari kapan gajian lagi. Kondisi ini jamak banget dijumpai, padahal sebenarnya bisa diatasi dengan satu hal saja: mengatur keuangan dengan lebih baik.
Yang namanya gaji, memang relatif. Kadang gaji kecil, ya cukup-cukup saja dipakai buat hidup. Gaji besar kadang terjadi sebaliknya. Kok bisa gitu? Banyak sebab sih, karena kondisi orang juga berbeda satu dengan yang lain.
Ada yang memang tanggungannya banyak. Ada yang memang belum memiliki keterampilan yang cukup untuk mengatur uang, dan sebagainya.
Padahal, keuangan yang sehat adalah pangkal hidup sejahtera. Kita kan tak bisa memungkiri, bahwa hidup itu butuh biaya. Karena itu, sudah pasti harus siap dengan biaya yang sepadan juga. Baik yang punya tanggungan banyak, ataupun yang memang belum punya keterampilan, semua bisa diatasi dengan satu cara: belajar mengatur keuangan.
Memang personal finance is very personal. Tak ada rumus yang sama untuk memperbaiki setiap masalah keuangan yang terjadi, karena semua tergantung kondisi masing-masing. Tetapi, untuk memperbaiki dan mengatur keuangan yang sudah telanjur tak sehat, kamu bisa mulai dari 3 langkah sederhana ini.
![3 Langkah Mengatur Keuangan dan Memperbaiki Kondisi yang Sudah Tak Sehat bagi Karyawan Karyawan Menjadi Sasaran Empuk Pinjaman Online Ilegal, 5 Kasus Ini Buktinya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/karyawan-pinjaman-online-ilegal-960x640.jpg)
Memperbaiki Kondisi dan Mengatur Keuangan yang Sudah Tak Sehat
1. Perkecil rasio utang
Biasanya, utang memang jadi biang kerok tidak sehatnya keuangan kita. Rerata sih karena rasionya besar, lebih dari 30%.
Apakah ini yang juga terjadi padamu? Ayo, coba dihitung. Ada berapa cicilan yang harus kamu bayar setiap bulannya? Coba dibuat daftar yang terdiri atas besarnya utang total, besarnya bunga, berapa cicilannya, berapa lama lagi lunasnya, dan kepada siapa.
Memang harus detail ya, agar kamu bisa mendapatkan gambaran betapa tidak sehatnya kondisi keuangan kamu, sehingga kamu bisa membuat rencana untuk memperbaiki dan mengatur keuangan kamu.
Setelah daftarnya selesai, coba lihat, berapa total cicilannya? Apakah melebihi 30% dari penghasilan rutinmu? Jika iya, bisa jadi memang ini yang jadi ‘penyakit’-nya.
Segera cari solusi untuk bisa mengurangi rasio utang, hingga di bawah 30% ya. Butuh tekad dan niat yang besar, juga kerja keras untuk melakukannya.
![3 Langkah Mengatur Keuangan dan Memperbaiki Kondisi yang Sudah Tak Sehat bagi Karyawan 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Cek Cash Flow Berkala](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/cek-cash-flow.jpg)
2. Catat dan pantau cash flow
Salah satu ciri keuangan sehat adalah cash flow yang positif.
Cash flow adalah kelancaran antara uang masuk dan uang keluar. Jika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, maka itu berarti cash flow kamu negatif. Sedangkan, jika pemasukan lebih besar daripada pengeluaran, maka ini artinya cash flow positif, dan inilah yang disebut dengan kondisi keuangan yang sehat.
Untuk bisa menentukan apakah positif atau negatif, maka kamu perlu membuat catatan pengeluaran dan pemasukan dalam satu bulan. Nanti akan terlihat bagaimana kondisinya, apakah pengeluaran lebih besar daripada pemasukan?
Jika pengeluaran sama dengan atau memang lebih besar daripada pemasukan, maka kamu perlu untuk segera mengatur keuangan kamu. Cari bagian mana dalam pengeluaran kamu yang memiliki porsi besar. Lalu cermati, apakah memang perlu sebesar itu? Bisakah dikurangi? Teliti juga bagian lainnya yang mungkin bisa membuatmu boncos berkepanjangan.
![3 Langkah Mengatur Keuangan dan Memperbaiki Kondisi yang Sudah Tak Sehat bagi Karyawan 3 Langkah Mengatur Keuangan dan Memperbaiki Kondisi yang Sudah Tak Sehat bagi Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/10/mengatur-keuangan-tidak-sehat-960x640.jpg)
3. Buat tujuan keuangan dan disiplin
Bisa jadi, kondisi keuanganmu tak sehat disebabkan karena kamu tak punya tujuan keuangan. Buatmu, hidup ya gini-gini aja. Just go with the flow. Mengikuti ke mana angin berarah. Tsah.
Yah, enggak salah sih. Kadang memang ada tipe orang santuy seperti ini. Kita toh enggak boleh menghakimi, ya kan?
Namun, tanpa tujuan memang hanya membuatmu di situ-situ saja. Ibarat mau pergi, pastinya kita akan menentukan tujuan. Baru kemudian mencari tahu, berapa lama perjalanannya, dan bisa naik apa agar sampai ke tujuan tersebut.
Begitu juga dengan hidup. Tujuan keuangan itu penting untuk kita miliki, agar kita bisa maju dan lebih baik. Setelah ada tujuan keuangan, baru deh kita tentukan jangka waktu dan instrumen yang cocok agar bisa mewujudkan tujuan tersebut.
So, enggak heran kan, kalau keuangan kamu nggak jelas, karena tujuan hidup aja enggak ada.
Jadi, mau ngapain ke depannya? Mau menikah? Mau sekolah lagi, lanjut ke jenjang berikutnya? Mau liburan ke luar negeri? Mau beli mobil baru? Mau beli rumah? Mau umrah? Kesemua inilah yang disebut tujuan keuangan. Tentukan dulu, baru kemudian tanyakan, kapan mau mewujudkannya?
Dengan adanya tujuan, hidup kamu akan lebih fokus dan tertarget. Kamu juga termotivasi untuk mengatur keuangan lebih baik, dan akhirnya bisa menyehatkan kondisi keuanganmu.
Yuk, belajar mengatur keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya
Dalam beberapa kali kesempatan training keuangan untuk karyawan, sering kali dibahas, bahwa salah satu masalah keuangan karyawan yang umum terjadi adalah ketika besar pasak daripada tiang.
Kondisi besar pasak daripada tiang yang menjadi salah satu masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan ini merupakan kondisi ketika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Pada dasarnya, ini berarti ada masalah pada pengelolaan arus kas, atau cash flow keuangan pribadi kita.
Mari cek dulu video mengenai masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan berikut ini.
Tanda-tanda yang umum terjadi untuk menggambarkan kondisi keuangan besar pasak daripada tiang misalnya:
- Gaji selalu nggak bisa dipakai sampai gajian berikutnya tiba. Selalu habis di tengah jalan.
- Nggak tahu ke mana saja uang pergi
- Nggak juga bisa menabung, padahal sudah cukup lama kerja
- Utang semakin membengkak, dan makin sulit juga untuk membayar cicilannya
Sungguh kondisi-kondisi yang tak sehat, ya kan? Terus, gimana dong ya?
Ya, sudah pasti, hal ini harus diatasi, kalau kita enggak mau kondisi ini terjadi terus-terusan. Ya masa sampai segini hari, tabungan nggak punya, nggak tahu ke mana saja uang pergi, bahkan utang juga semakin bengkak aja, alih-alih menyusut?
So, akan lebih baik kita cari tahu dulu apa penyebabnya. Dengan mengetahui akar permasalahan, pastinya nanti kita kemudian akan dapat mencari solusi yang paling tepat untuk mengatasi hal ini, dan juga mencegahnya agar jangan sampai terulang lagi.
![Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya 5 Produk Keuangan Syariah yang Paling Banyak Dimanfaatkan Masyarakat Indonesia](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/produk-keuangan-syariah-960x640.jpg)
Penyebab Besar Pasak daripada Tiang
Hal ini memang sangat biasa terjadi, tetapi penyebabnya bisa bermacam-macam. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Kebutuhan vs keinginan
Salah satu penyebab terjadinya besar pasak daripada tiang adalah ketika kita merasa kebutuhan banyak sekali. Semua hal adalah kebutuhan, padahal sebenarnya ada sebagian besar yang merupakan keinginan semata.
Mau beli Iphone keluaran terbaru biar nggak kalah kalau pas hangout sama teman-teman di kafe: kebutuhan atau keinginan? Mau beli smartphone yang mumpuni, supaya jualan online shopnya lebih lancar; biar foto produknya lebih oke, jawab chat pelanggan juga lebih cepat, bisa muat banyak foto juga: kebutuhan atau keinginan?
Dua-duanya sama-sama beli smartphone, tetapi ada perbedaan kecil yang ternyata bawa efek besar di situ. Memang, tak semua “beli HP terbaru” itu nggak baik buat kesehatan keuangan. “Beli HP terbaru” bisa jadi memang jadi kebutuhan tapi bisa jadi juga merupakan keinginan semata.
Ketidakmampuan kita untuk membedakan keinginan dan kebutuhan akhirnya dapat berakibat pada kondisi keuangan yang besar pasak daripada tiang itu tadi. Pasalnya, semua-mua dianggap kebutuhan, padahal enggak. Ada hal-hal yang bisa digantikan dengan hal lain yang lebih murah dan terjangkau harganya, tetapi fungsi dan kualitasnya sama. Ada juga hal-hal yang bisa ditunda dulu, karena tidak terlalu mendesak dan penting.
![Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya Karyawan Punya Utang? Yay or Nay?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/05/karyawan-punya-utang.jpg)
2. Terlalu banyak utang
Punya utang memang tak dilarang, tapi kalau kebanyakan—meski itu utang produktif—bisa jadi bikin keuangan jadi kacau juga.
Idealnya, utang jangan sampai melebihi 30% dari penghasilan kamu. Tapi yah, entah apa alasannya, juga situasi dan kondisinya, utang bisa saja melebihi rasio ideal itu. Terang saja, besar pasak daripada tiang kan?
Pasalnya, cicilan juga akan lebih banyak. Kalau sampai alokasi kebutuhan dasar ikut “kemakan” sama cicilan utang, waduh … bakalan datang masalah keuangan lain lagi tuh. Parahnya, kalau kemudian hal ini membuat kita jadi gali lubang tutup lubang.
Waduh!
![Karyawan Selalu Besar Pasak daripada Tiang? Mungkin Ini Dia 3 Penyebabnya Beda Cara Belanja Suami dan Istri dan Gimana Menyiasatinya supaya Nggak Bikin Kacau](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/cara-belanja-suami-istri-960x640.jpg)
3. Terlalu impulsif
Impulsif, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati.
Impulsif ini akan sangat berisiko memunculkan kondisi besar pasak daripada tiang ketika dilakukan saat belanja. Apalagi kalau yang namanya diskon, cashback, promo, dan sejenisnya itu ikut campur. Wah … bahaya.
Ketiga hal di atas hanya sebagian kecil penyebab mengapa besar pasak daripada tiang bisa terjadi. Barangkali juga kamu mengalami hal lain. Bisa jadi, kebutuhan keluarga kamu memang besar, karena kamu merupakan sandwich generation.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Ada beberapa cara nih, yang bisa kamu coba:
- Hitung kebutuhanmu serealistis mungkin; berapa penghasilan dan berapa bujet bulanan harus sesuai fakta.
- Susun ulang prioritas pengeluaran: mana yang penting dan mendesak, penting tapi tak mendesak, mendesak tetapi kurang penting, dan tak penting-tak mendesak. Pangkas pengeluaran sebisanya, dan buat bujet.
- Tambah penghasilan, cari cara lain untuk mendapatkan pemasukan tambahan; dagang, atau side hustle.
Silakan baca artikel Gaji Kecil: Pangkas Pengeluaran atau Tambah Penghasilan? ini juga ya.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini!
Merencanakan dana pendidikan perlu dilakukan sejak dini, agar saat anak memasuki usia sekolah, orang tua nggak bingung mencari sumber dana untuk membiayainya. Idealnya sih, memulai menabung dana pendidikan sejak si kecil masih dalam kandungan. Tapi tentunya tetap bisa disesuaikan dengan kemampuan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dana pendidikan setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dan sebagai orang tua, kita memerlukan persiapan dana untuk berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD hingga kuliah.
Menurut Badan Pusat Statistik, biaya pendidikan di Indonesia setiap tahunnya naik rata-rata 10-20%. Sedangkan di sisi lain, kenaikan gaji orang tua menurut survei Kelly Services Indonesia berkisar 7-10% per tahun.
Melihat ‘ketimpangan’ kenaikan antara biaya pendidikan dan gaji orang tua, tentunya menimbulkan kecemasan. Bisa nggak meng-cover dana pendidikan hingga si kecil lulus kuliah?
Well, menyiapkan dana pendidikan memang bukanlah perkara mudah, ada banyak hal yang mesti dipikirkan untuk melakukannya. Untuk membantu merencanakannya, sebaiknya jawab dulu pertanyaan di bawah ini.
![Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini! Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/pertanyaan-dana-pendidikan-960x640.jpg)
Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini!
1. Kriteria sekolah seperti apa?
Memulai merencanakan dana pendidikan, coba cari tahu dulu yuk, kriteria sekolah yang si kecil inginkan seperti apa?
Barangkali jika si kecil masuk PAUD, TK atau SD masih bisa diarahkan oleh orang tua. Tapi, perlu diingat, jangan memaksakan si kecil untuk masuk sekolah yang kurang cocok untuk karakternya. Orang tua wajib mencari tahu, yang seperti apa yang sesuai untuk anak, berdasarkan karakter si anak.
Sekarang ini ada sekolah swasta, negeri dan madrasah. Orang tua bisa memberikan penjelasan ke anak-anak sekolah ini seperti apa nantinya. Bahkan ada juga pilihan home schooling. Nah, ini nanti biayanya juga akan berbeda.
Beberapa faktor yang memengaruhi kriteria sekolah antara lain:
Fasilitas
Fasilitas yang ada di sekolah akan menjadi pertimbangan. Coba cari tahu dulu fasilitas sekolah yang menjadi pilihan. Cari beberapa opsi sekolah, lalu bikin senarai kelebihan dan kekurangan masing-masing sekolah.
Jarak
Jarak terutama akan jadi pertimbangan jika kita hendak memilih sekolah negeri. Ada jalur zonasi dengan kuota terbesar yang menjadi faktor penentu.
Selain itu, jarak berpengaruh juga akan ongkos transportasi yang akan dikeluarkan.
Biaya
Tentunya ini komponen penting juga dalam memilih sekolah. Karena walaupun jarak dan fasilitas sudah sesuai keinginan tapi biayanya tidak, otomatis orang tua mesti cari alternatif lainnya.
![Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini! Invest in Yourself: Inilah 3 Skill Atur Keuangan Pribadi yang Harus Dimiliki](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/skill-atur-keuangan-pribadi-960x640.jpg)
2. Berapa biaya pendidikan?
Ini adalah pertanyaan krusial karena menentukan seberapa besar dana pendidikan yang mesti disiapkan. Untuk biaya pendidikan ini tidak boleh asal hitungan, cara terbaik yang harus ditempuh adalah datang ke sekolah dan menanyakan berapa total biaya pendidikan saat masuk sekolah dan setiap kenaikan kelas.
Biasanya ketika masuk sekolah ada beberapa komponen biaya yang harus dibayarkan :
- Uang gedung
- Uang kegiatan
- Uang buku
- Uang seragam
- Daftar di awal
- SPP
Tentunya untuk uang gedung dan SPP ini berlaku di sekolah sekolah swasta, sedangkan di sekolah negeri tidak ada komponen biaya ini. Untuk biaya kenaikan kelas biasanya tiap jenjang berbeda-beda, misalnya naik kelas dua SD biayanya beda dengan kelas tiga, begitu seterusnya.
Untuk menghitung total biaya, ada faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan biaya.
Inflasi
Dana pendidikan mendapat ‘imbas’ dari inflasi. Untuk Indonesia rata-rata inflasi per tahun sebesar 3%. Kalau mau lebih pasti, cari infonya di akun media sosial BPS ya.
Standar pendidikan
Setiap sekolah akan berusaha meningkatkan kualitas pendidikan setiap tahun sebagai bentuk permintaan masyarakat. Dalam meningkatkan standar kualitasnya, membutuhkan biaya tambahan yang lumayan banyak. Dan biaya ini pun akan dibebankan ke orang tua melalui iuran dan uang pangkal.
3. Berapa alokasi penghasilan per bulan?
Besaran alokasi penghasilan per bulan tergantung berapa besar dana yang dibutuhkan untuk pendidikan si kecil. Dan ini bisa berubah setiap tahun karena ada kenaikan gaji misalnya.
Nah, ini tidak bisa kita buat dengan angka pasti ya. Sesuaikan dengan gaji yang dimiliki dan pos pengeluaran lainnya.
Yang pasti, tetaplah disesuaikan dengan kemampuan. Seperti kata Mba Ligwina Hananto, “Jangan halu.”
Ini ada video yang sebaiknya disimak, jika kamu ingin mengatur cash flow, agar tujuan keuangan dana pendidikan bisa direncanakan dengan baik.
4. Berapa lama waktu menabung dana pendidikan?
Memutuskan memiliki anak berarti juga mesti siap dengan dana pendidikan yang harus disiapkan. Seperti yang diungkapkan di atas, idealnya disiapkan sejak si kecil masih dalam kandungan. Tapi, faktanya, timing setiap orang itu berbeda-beda.
Cara yang bisa diambil untuk menentukan lamanya waktu menabung adalah dari jumlah anak, lalu diperhitungkan setiap jenjangnya.
5. Produk keuangan apa yang cocok?
Ada banyak produk keuangan yang bisa dipilih untuk menyiapkan dana pendidikan, tinggal menyesuaikan profil risiko dan imbal hasilnya.
Tapi, yang perlu diingat adalah dana yang mesti disiapkan tidak sedikit dan nilainya akan terus bertambah setiap tahunnya. So, jika memilih instrumen agresif, pastikan dimanfaatkan untuk jangka waktu yang sesuai. Di atas 5 tahun misalnya. Jika di bawah 5 tahun, ada baiknya memilih instrumen yang lebih konvensional. Dana pendidikan adalah tanggung jawab orang tua yang mesti ditunaikan. Rencanakan dengan detail agar ke depannya, keluarga kita nggak mengalami masalah keuangan. Jangan lupa untuk selalu berdiskusi dengan pasangan dalam merencanakannya, ya.
Ikut kelas-kelas finansial online QM Financial yang khusus bahas dana pendidikan yuk! Cek jadwalnya, dan segera daftar ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati
Kehadiran buah hati merupakan momen yang ditunggu bagi setiap pasangan suami istri pada umumnya. Tak jarang, berbagai persiapan telah dilakukan demi menyambut kehadiran si kecil mulai dari perlengkapan bayi seperti pakaian, selimut, handuk, sampai kaus kaki. Meski demikian, kebahagiaan yang bertambah di tengah keluarga karena hadirnya si buah hati ternyata juga memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan rumah tangga.
Iya sih, pastinya. Tapi, sampai seberapa besar?
Coba kita lihat.
![Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati Kenali 5 Masalah Keuangan Keluarga Agar Tak Menjadi Retaknya Hubungan Rumah Tangga](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/02/dad-1716160_1920-960x640.jpg)
Pos Keuangan yang Bertambah
Seperti pada umumnya, orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak sejak masih ada dalam kandungan. Kita ingin nantinya anak-anak kita makan makanan sehat dengan gizi yang baik, berpakaian yang pantas, dalam kondisi sehat dan bahagia, hingga akhirnya bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik juga. Betul kan?
Nah tuh, semua itu kan butuh uang. Iya nggak?
Apa saja yang bertambah dalam pengelolaan keuangan rumah tangga? Bisa jadi banyak dan berbeda antara keluarga satu dengan yang lain. Tapi pada umumnya pasti ada beberapa pos biaya seperti di bawah ini:
1. Perlengkapan bayi
Biaya perlengkapan untuk bayi seperti pakaian, mainan, dan juga berbagai printilan lain untuk perawatan bayi biasanya merupakan pos biaya yang paling sering keluar dan juga jumlahnya besar.
2. Babysitter
Mengasuh anak sendirian bukanlah perkara mudah, apalagi bagi ibu bekerja. So, bisa jadi butuh jasa pengasuh atau babysitter yang biayanya jauh lebih tinggi dibandingkan gaji asisten rumah tangga biasa. Ya, karena job desc-nya juga lebih rumit. Apalagi buat babysitter newborn baby.
3. Asuransi
Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa merupakan jenis perlindungan yang biasanya akan dibeli oleh orang tua untuk memberikan jaminan masa depan kepada anak tersayang, dan bisa memengaruhi cash flow dalam anggaran keluarga.
Meski pos-pos biaya seperti yang telah disebutkan di atas tampak esensial bagi perkembangan si buah hati, namun orang tua sebaiknya lebih bijak dan cermat dalam menyusun keuangan rumah tangga, agar tidak terlalu boros dan menggerus dana simpanan yang bisa dijadikan sebagai dana tabungan.
![Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati 5 Nasihat Keuangan dari yang Sudah Menikah untuk Para Lajang](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/nasihat-keuangan-960x640.jpg)
Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Memiliki Anak
Berikut ini adalah beberapa tip yang bisa diterapkan dalam mengatur keuangan rumah tangga setelah kelahiran si buah hati:
1. Mengetahui Skala Prioritas
Anak memang merupakan prioritas bagi orang tua dalam segala hal. Meski demikian, tak semua kebutuhannya menjadi prioritas yang harus dipenuhi saat itu juga.
Daripada membelikan bayi pakaian mahal yang jumlahnya berlebihan, lebih baik alokasikan dana tersebut pada kebutuhan lain yang lebih berguna, misalnya untuk biaya vaksinasi dan asuransi. Karena bayi-bayi akan tumbuh, pakaian paling umurnya juga hanya beberapa bulan saja dipakai. Selanjutnya, akan butuh pakaian lagi dengan ukuran yang lebih besar. Betul?
Pengalaman mengajarkan, baju bayi itu nggak usah banyak-banyak. Cuci-kering-pakai juga nggak masalah, karena toh nanti dia akan segera butuh baju dengan ukuran yang lebih besar. Baru nanti kalau sudah usia remaja, mulai deh, awet bajunya.
Jadi, pilah prioritas kita. Bisa jadi, bukan baju yang diturunkan prioritasnya, tapi yang lain. Ya nggak masalah, karena kondisinya akan berbeda antara keluarga yang satu dengan yang lain. Yang penting, fokus pada kebutuhan.
![Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/keuangan-rumah-tangga-setelah-ada-anak-960x576.jpg)
2. Membuat Anggaran Sesuai Penghasilan
Setelah mengetahui prioritas kebutuhan keluarga, buat anggaran bulanan dan sesuaikan dengan penghasilan yang dimiliki. Anggaran ini berupa pos-pos biaya bulanan, dan juga pos untuk tabungan.
Usahakan untuk menepati anggaran yang telah dibuat, salah satunya dengan menghindari belanja impulsif hanya karena melihat handuk lucu untuk bayi di supermarket.
Percayalah, bayi tuh belum mengerti sekalipun itu adalah handuk mahal limited edition.
Penuhi kebutuhannya secara wajar sesuai dengan kemampuan. Jangan terlalu memaksa untuk memberikan barang-barang premium yang justru bisa mengacaukan keuangan rumah tangga.
![Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati Perencanaan Keuangan Keluarga: 5 Hal yang Harus Disiapkan Lebih Dulu](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/perencanaan-keuangan-keluarga-960x640.jpg)
3. Catat Pengeluaran
Setelah mengetahui menyusun anggaran, jangan lupa untuk mencatat pengeluaran bulanan dengan rinci. Hal ini akan sangat membantu kita untuk mengelola keuangan rumah tangga dan mengetahui pos biaya manakah yang membuat cash flow terganggu, yang bisa dihindari pada bulan berikutnya.
Banyak keputusan orang tua menjadi tidak realistis dan hanya berdasarkan emosi semata ketika melibatkan buah hati mereka. Sebagian besar beranggapan bahwa untuk anak, mereka tidak akan banyak perhitungan demi memberikan segala yang terbaik.
Pemikiran ini tidaklah salah, namun, memberikan yang terbaik bagi anak bukan berarti memberikannya segala sesuatu yang mahal dan di luar kemampuan orang tuanya.
Jangan sampai hanya demi membahagiakan anak, kondisi keuangan menjadi tidak. Bijaklah dalam menyusun keuangan, agar keluarga tetap bahagia dan sejahtera.
![Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Setelah Hadirnya Si Buah Hati Udemy](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/QM_Financial_-_Website_Banner_Udemy__FD-02-960x224.jpg)
Kalau belum paham gimananya, ya, belajar dulu yuk! Ada nih, modul di Udemy yang cocok buat pasangan yang pengin belajar mengelola keuangan rumah tangga. Judul modulnya Financial Journey for Married Couples.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Melakukan Investasi Karena Memaksakan Diri Menimbulkan 3 Bahaya Ini!
Setiap orang menginginkan masa depan yang cerah tanpa adanya masalah finansial. Dengan alasan tersebut, kini banyak orang yang melakukan investasi. Bahkan, menurut data KSEI, proporsi investor yang mendominasi pasar modal per akhir April 2021 kemarin adalah dari kalangan pelajar. Tentu, ini adalah berita baik. Ya kan?
Memang, saat ini teknologi yang semakin berkembang pesat ikut memicu semakin mudahnya kita melakukan investasi. Semakin banyak opsi, dengan prosedur yang mudah, membuat siapa saja bisa berinvestasi sesuai tujuan masing-masing.
Namun, di sisi lain, popularitas investasi juga membawa suatu fenomena lain yang bisa menimbulkan masalah.
Salah satunya, ketika banyak orang yang menjadikan investasi sebagai sebuah gaya hidup atau tren belaka. Banyak influencer menampilkan portofolio, bahkan sampai menyebutkan “merek” emiten saham di media sosial, maka orang pun jadi kepingin melakukan investasi yang sama. Sayangnya, hal ini kurang diiringi dengan persiapan serta ilmu yang cukup. Akibatnya, banyak orang memaksakan diri melakukan investasi, tanpa banyak persiapan, dan pada akhirnya, menemui masalah yang justru membuat mereka berada dalam kesulitan.
Investasi yang seharusnya bisa membantu kita untuk mencapai tujuan keuangan, malah menambah beban hidup deh.
Padahal, untuk melakukan investasi, kamu perlu melakukan banyak persiapan dulu. Misalnya seperti memastikan cash flow kamu lancar, utang kamu sehat, dan memiliki proteksi yang cukup. Jika belum siap untuk melakukan investasi, maka sebaiknya tunda dulu investasimu.
Tak perlu memaksakan diri berinvestasi, apalagi jika belum mengenal risikonya.
Berikut 3 Hal yang Bisa Terjadi Jika Memaksakan Diri Melakukan Investasi Tanpa Persiapan
![Melakukan Investasi Karena Memaksakan Diri Menimbulkan 3 Bahaya Ini! 5 Kesalahan Investasi yang Perlu Dihindari](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/kesalahan-investasi-960x640.jpg)
1. Lebih berisiko
Investasi tanpa ilmu akan membuatmu hanya berorientasi pada keuntungan, tanpa dapat juga memperhitungkan risikonya. Padahal, dalam investasi, risiko akan datang sepaket denga imbal atau return.
Hal ini akan dapat membahayakanmu. Ketika kamu tak dapat mengelola risiko dengan baik dalam investasi—apalagi jika kamu melakukan investasi pada instrumen yang cukup agresif—maka sekali nilai investasi turun karena kondisi pasar yang berubah, kamu pun akan mengalami kerugian yang besar.
Modal kamu berinvestasi dapat tergerus, bahkan habis sama sekali.
Meskipun memiliki peluang mendapatkan keuntungan yang tinggi, sebaiknya jangan terlalu tergiur untuk mengambil terlalu banyak risiko saat melakukan investasi dengan harapan mendapatkan return yang lebih tinggi.
Pendekatan terbaik yang perlu kamu lakukan adalah membangun portofolio investasi sesuai tujuan keuangan, dan memastikan kamu memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko.
Salah satu cara mengelola risiko yang baik adalah ketika kamu sudah memilih instrumen investasi berupa saham, maka padukan dengan instrumen lain yang lebih lebih rendah risiko. Kamu bisa memilih instrumen investasi seperti emas, deposito atau obligasi.
Tanpa persiapan yang baik, rasanya akan mustahil untuk bisa memikirkan risiko ini dengan baik pula.
![Melakukan Investasi Karena Memaksakan Diri Menimbulkan 3 Bahaya Ini! Ini Bahayanya Jika Memaksakan Diri dalam Melakukan Investasi](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/05/memaksakan-melakukan-investasi-960x640.jpg)
2. Melakukan investasi dengan dana hasil utang
Ini yang banyak terjadi belakangan. Karena tanpa persiapan yang baik, hanya ikut-ikutan dan FOMO, akhirnya memakai dana “panas” untuk berinvestasi.
Dana panas itu yang seperti apa? Misalnya, memakai dana yang bukan milik sendiri, atau bahkan sampai berutang untuk dibelikan saham. Padahal pasar modal tak pernah menjanjikan hasil yang selalu positif. Akan ada masa-masa ketika pasar bergerak negatif.
Inilah yang terjadi jika kita memaksakan investasi tanpa persiapan yang baik, mulai dari memastikan kondisi cash flow kita sehat sampai memiliki dana darurat yang memadai.
![Melakukan Investasi Karena Memaksakan Diri Menimbulkan 3 Bahaya Ini! Karyawan Punya Utang? Yay or Nay?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/05/karyawan-punya-utang.jpg)
3. Menimbulkan trauma
Memaksakan diri melakukan investasi hanya karena ikut-ikutan biasanya juga tidak akan menimbulkan motivasi pada seseorang. Ketika investasi turun, biasanya niat untuk berinvestasi pun akan surut. Bahkan akan berakhir kekecewaan dan akhirnya trauma untuk melakukan investasi lagi.
Hal ini akan merugikan diri sendiri kan, akhirnya?
Padahal, ketika investasi dikelola dengan baik, banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapatkan. Tapi, karena trauma, akhirnya seseorang bisa menjauhi investasi, bahkan menghindarinya dan memilih untuk menabung dananya saja di bawah bantal.
Sebenarnya ini juga tak masalah sih. Hanya saja, hal ini juga dapat menyebabkan kamu semakin sulit untuk mewujudkan mimpi dan tujuan keuanganmu.
Itulah hal yang bisa saja kamu hadapi jika kamu memaksakan diri untuk melakukan investasi karena hanya ikut-ikutan dan tanpa persiapan serta ilmu yang cukup.
Investasi merupakan salah satu hal yang bisa kamu jadikan alat untuk membantu kamu di masa yang akan datang. Namun, jangan memaksakan diri melakukan investasi karena banyak risiko investasi yang siap menyambutmu. Ada baiknya, kamu belajar dulu, terutama dalam mengenali berbagai instrumen investasi agar dapat memanfaatkannya secara maksimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya!
Di masa-masa krisis seperti ini, bisa survive dalam berbisnis menjadi perjuangan tersendiri. Selain harus me-maintain pasar yang sekarang sudah ada, seorang pemilik bisnis juga harus sigap dalam pengelolaan keuangan bisnis miliknya. Apalagi ketika ia ingin agar usahanya berkembang, sehingga berencana untuk melakukan ekspansi.
Ya, salah satu tantangan terbesarnya memang soal modal.
Biaya operasional—seperti biaya sewa tempat—menjadi salah satu hal yang paling krusial dalam bisnis, di samping masih banyaknya kesalahan yang dilakukan menambah berat beban keuangan bisnis. Salah satu kesalahan yang masih sering terjadi adalah campur aduknya keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, sehingga menyebabkan cash flow menjadi tidak jelas dan mengakibatkan bisnis jadi rentan bangkrut bahkan di tahun pertamanya.
Padahal, strategi bisnis—terutama jika ingin melakukan ekspasi—yang baik selalu berawal dari pengelolaan keuangan yang baik. Ini berlaku baik ketika baru mulai ataupun ketika hendak mengembangkannya.
Berikut 3 hal yang seharusnya diperhatikan oleh pemilik bisnis mana pun, agar bisnisnya terhindar dari jebakan gulung tikar di tahun pertama, dan bisa membuat strategi bisnis yang matang dengan berawal dari pengelolaan keuangan bisnis yang baik.
3 Prinsip Pengelolaan Keuangan Bisnis
![Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya! 5 Cara Agar Gaya Hidup Sejalan dengan Gaji](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/gaji-sejalan-gaya-hidup-960x640.jpg)
1. Pisahkan keuangan bisnis dan keuangan pribadi
Yups, ini adalah prinsip yang pertama dan paling dasar, karenanya harus segera diperbaiki jika memang saat ini pemilik bisnis masih mencampuradukkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadinya.
Milikilah setidaknya dua rekening bank yang berbeda; yang satu untuk menyimpan uang bisnis dan yang lain untuk keperluan pribadi. Dengan demikian, cash flow masing-masing memiliki jalurnya sendiri-sendiri, sehingga pengalokasiannya juga menjadi lebih jelas.
Jika kita bisa memisahkan keduanya, saat ada sesuatu yang terjadi pada salah satunya, maka yang lain tidak akan banyak terpengaruh dan tetap terkondisikan dengan baik.
![Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya! Kenapa Membuat Laporan Arus Kas Pribadi Itu Penting? Ini 5 Alasannya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/membuat-laporan-arus-kas-pribadi.jpg)
2. Miliki laporan keuangan yang rapi dan detail
Saat memutuskan untuk mengekspansi bisnis, atau berniat untuk menambah modal, maka pemilik bisnis harus mengevaluasi dulu kondisi keuangan bisnisnya. Di sinilah ia akan membutuhkan laporan keuangan bisnis yang detail.
Karenanya, usahakan untuk memiliki catatan keuangan yang rapi dan detail sejak awal. Percayalah, mungkin akan terdengar membosankan ya, mencatat pengeluaran, pemasukan, inventaris, dan sebagainya. Tetapi pada akhirnya, laporan keuangan ini bisa menjadi salah satu senjata untuk pengembangan strategi bisnis yang matang dan komprehensif.
Cari informasi bagaimana cara membuat laporan keuangan yang baik, dan belajar melakukannya dengan saksama.
![Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya! Strategi Usaha yang Baik Berawal dari Pengelolaan Keuangan Bisnis yang Taktis](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/pengelolaan-keuangan-bisnis-960x640.jpg)
3. Amankan dana darurat bisnis
Setiap pemilik bisnis tentu ingin usahanya berkembang; menjangkau pasar lebih luas, menambah variasi produk sehingga lebih banyak pilihan bagi konsumennya, dan sudah pasti, dengan usaha yang berkembang, keuntungan pun semakin banyak.
Namun, sebelum sampai ke situ, ada yang perlu diperhatikan dan dilakukan dulu, yaitu memastikan keamanan keuangan bisnis. Selain dengan mengevaluasi laporan keuangan yang sudah ada, dana darurat bisnis juga harus dalam kondisi aman.
Kelola dan maksimalkan seluruh sumber daya yang ada dulu, agar keuangan bisnis menjadi lebih aman, sebelum akhirnya memutuskan untuk ekspansi. Karena aktivitas ekspansi bisnis akan membutuhkan modal yang lebih besar, dan sudah tentu berisiko. Jangan sampai, kita sudah berekspansi, tetapi ternyata modal tergerus sampai habis. Apalagi jika kemudian kita juga melakukan pinjaman modal. Kalau tanpa terkelola dengan baik, bisa jadi tuh, kelangsungan bisnis terancam.
Upgrade Skill Yuk!
![Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya! Apa Beda Belajar Finansial di FCOS, Levio, dan Udemy?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/belajar-finansial-di-mana-960x640.jpg)
Memang, sebagai pemilik bisnis, kita harus selalu optimis dan visioner. Tetapi, itu saja tidak cukup. Pastikan dulu support system kita mendukung, keuangan bisnis aman, baru deh kita bisa menjalankan strategi dan rencana ekspansi yang sudah disusun.
Sebagai pemilik bisnis, kita memang harus siap untuk selalu belajar; upgrade ilmu dan keterampilan dalam pengelolaan bisnis. Satu dua kesalahan masih kita lakukan tentu tak mengapa, asalkan kita juga kemudian bisa sigap untuk memperbaikinya.
Mau survive di masa krisis? Atau malah berniat ekspansi di saat-saat seperti ini? Enggak masalah kok. Kita pasti bisa melakukannya. Yuk, bergabung di FCOS Business Class QM Financial; sebuah kelas yang khusus dirancang bagi para pemilik bisnis. Ada berbagai topik yang ditawarkan, dan bisa dipilih sesuai kebutuhan. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan
Dalam proses membuat rencana keuangan, ada satu hal yang sangat penting untuk kita lakukan lebih dahulu. Yes, financial check up.
Ibarat medical check up yang akan memberikan informasi seberapa sehat fisik kita, pemeriksaan finansial ini juga akan memberikan gambaran bagaimana sebenarnya kondisi kesehatan keuangan kita. Hasilnya, tentu saja, rincian yang akan memperlihatkan apa saja yang sudah baik maupun yang belum baik agar kemudian kita bisa mencari solusinya.
Kalau kamu belum pernah melakukan financial check up, berikut manfaat yang bisa kamu dapatkan jika melakukannya sekarang dan secara rutin.
Manfaat Financial Check Up
![Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/belajar-finansial-fast-track-960x540.jpg)
1. Membantu mengetahui detail pengeluaran
Buat kamu yang sering banget mengalami uang gajian cuma sekadar lewat di rekening, nggak tahu uang ke mana saja, atau gaji satu koma empat, kamu perlu melakukan financial check up.
Financial check up akan membantumu memahami pengeluaran apa saja yang sudah kamu lakukan, sehingga kamu pun bisa mencari tahu bagian mana dari keuanganmu yang menyebabkan cash flow kamu kacau. Dengan mengetahui detail cash flow, kamu pun bisa mengetahui mana saja pengeluaran yang bisa dikurangi, dihemat, bahkan dihilangkan dari anggaran belanja ke depannya.
2. Membuat Kita Lebih Berhati-Hati
Tentu saja, kita perlu untuk berhati-hati setiap kali mengeluarkan uang.
Penghasilan yang kita dapatkan sudah pasti harus dikelola dengan baik, agar bisa memenuhi semua kebutuhan dan juga bisa membantu kita untuk mencapai tujuan keuangan kita. Namun, tanpa melakukan financial check up lebih dulu, kita tak akan tahu harus berhati-hati seperti apa.
Dengan financial check up, dan melihat hasilnya, kita akan dapat menentukan prioritas kebutuhan dengan lebih mudah. Contohnya saja, dari hasil pemeriksaan kesehatan finansial ini, kita tahu ternyata bahwa pos pengeluaran lifestyle kita lebih besar dari seharusnya. Padahal, kita butuh alokasi lebih untuk investasi, misalnya. So, next, kita bisa lebih berhati-hati dan dapat lebih mudah mengendalikan diri.
![Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan 3 Solusi Ajak Orang Terdekat Kita Kuat Finansial Bersama-sama](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/orang-terdekat-kuat-finansial.jpg)
3. Membantu kita menjaga kesehatan keuangan
Yes, seperti halnya medical check up, yang kemudian dapat membantu kita untuk tetap menjaga kesehatan tubuh, financial check up dapat membantu kita untuk menjaga kondisi finansial kita tetap sehat sampai jauh ke depan.
Apalagi jika financial check up dilakukan secara rutin, misalnya setiap 6 bulan sekali atau setahun sekali. Jika kamu memang merasa kondisi keuangan kamu lagi ruwet banget, kalau perlu, lakukanlah pemeriksaan kesehatan finansial ini 3 bulan sekali. Hal ini perlu, agar kamu bisa memastikan bahwa langkah-langkah penyehatan finansialmu sudah berada di jalur yang benar.
Rutin melakukan financial check up akan membantu kita untuk mengevaluasi apa saja yang sudah kita capai, dan mempermudah kita untuk melakukan review atas rencana-rencana keuangan kita.
4. Membantu memastikan rencana kita berjalan sesuai harapan
Financial check up akan membantu menunjukkan apakah kita sudah melakukan apa yang perlu dilakukan demi merealisasikan rencana keuangan yang sudah kita buat.
Misalnya saja, untuk tujuan dana rumah. Dengan melakukan financial check up, kita akan tahu kemampuan kita untuk membayar cicilan KPR yang akan berlangsung cukup lama dengan nominal yang cukup besar. Jika memang belum oke, kita juga jadi bisa tahu, pos pengeluaran mana yang bisa lebih dihemat agar alokasi dananya bisa dialihkan ke pos yang lebih diprioritaskan.
![Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/04/financial-check-up-960x640.jpg)
5. Menggambarkan kondisi keuangan di masa depan
Memang sih, enggak ada yang bisa memprediksi masa depan. Tetapi, dengan melakukan financial check up, kita jadi bisa tahu bagaimana kondisi keuangan di masa depan.
Maksudnya begini. Kalau misalnya kondisi *amit-amit* memburuk—seperti ketika pertama kalinya negara api bernama pandemi menyerang—dengan melakukan financial check up, kita akan jadi tahu, seberapa berat “masa-masa kegelapan” itu harus dilalui, dan kemudian bisa bersiap dengan lebih baik.
Kita akan tahu, seberapa lama kita bisa bertahan, meskipun tanpa penghasilan, dan kemudian mencari solusi yang paling baik untuk mengatasi keadaan ini.
Nah, sampai di sini sudah tahu kan, apa pentingnya melakukan financial check up—apalagi jika dilakukan secara rutin—dan juga manfaatnya?
Gimana? Mau melakukan financial check up terhadap keuanganmu?
Agar bisa melakukannya dengan lebih baik, mendingan belajar dulu yuk, di kelas Blueprint of Your Money dan How to Manage Your Cash Flow. Di kedua kelas finansial online ini, kamu akan mendapatkan berbagai ilmu dasar mengelola keuangan, dan memulainya dengan melakukan financial check up. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah
Budgeting adalah salah satu langkah penting dalam pengelolaan keuangan. Tak hanya di perusahaan, budgeting juga penting ketika kita hendak mengatur keuangan pribadi.
Jika ingin sukses mengatur keuangan, maka mulailah dengan mengendalikan cash flow. Cara mengendalikan cash flow adalah dengan membuat budgeting.
Nah, singkatnya sih begitu.
Untuk memahami budgeting secara lebih detail, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Budgeting?
![Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah Cara Belajar Finansial untuk Pemula yang Paling Asyik](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/cara-belajar-finansial-untuk-pemula.jpg)
Budgeting adalah sebuah istilah berbahasa Inggris, berasal dari kata dasar budget. Jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, bujet ini artinya adalah:
anggaran pemasukan dan pengeluaran uang; anggaran belanja
n Ek rencana anggaran terperinci sebagai pedoman untuk menjalankan operasi pada masa yang akan datang dan juga digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian atas pelaksanaan.
Demikian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
So, kalau disimpulkan, budgeting adalah proses pembuatan anggaran belanja, yang meliputi catatan penghasilan dan pengeluaran uang dalam satu periode tertentu.
Fungsi Budgeting
![Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah Sudah Buat Resolusi Keuangan untuk 2021?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/resolusi-keuangan-2021.jpg)
Banyak manfaat yang bisa kita rasakan jika kita dapat membuat budgeting untuk keuangan kita sendiri. Beberapa fungsi budgeting adalah sebagai berikut:
- Untuk menentukan seberapa banyak uang yang bisa kita pakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini penting karena—mari kita realistis saja—bahwa kebutuhan hidup kita itu selalu akan lebih banyak dari sumber daya yang kita punya. Karena itu, kalau tidak ditentukan batasannya, wah, bisa-bisa bablas dan akhirnya berpeluang memunculkan masalah keuangan di masa depan.
- Alat pembanding antara penghasilan dan pengeluaran. Dari sini kita dengan segera bisa mengetahui jika terjadi “besar pasak daripada tiang”, sehingga bisa dilakukan berbagai penyesuaian, agar keuangan bisa lebih efektif.
- Alat kontrol keuangan. Persis seperti yang diuraikann di poin pertama. Budgeting adalah alat pengendali—alat kita untuk membatasi pengeluaran. Kita bisa melihat, mana kebutuhan yang memang harus dipenuhi, mana yang bisa ditunda dulu, dan mana yang sebaiknya dicoret saja dari budgeting ini.
- Budgeting adalah alat support untuk mewujudkan rencana keuangan. Kalau cash flow nggak beres, mustahil kita bisa membuat rencana untuk mencapai tujuan keuangan—baik pendek, menengah, terutama tujuan jangka panjang.
- Menjadi alat untuk mengukur pertumbuhan aset kita.
Cara Melakukan Budgeting
Kita sudah sepakat bahwa budgeting adalah hal terpenting dalam perencanaan keuangan. Lalu, bagaimana cara menyusunnya?
Bagi dalam beberapa bagian
![Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/budgeting-adalah.jpg)
Pada dasarnya, kita punya kebutuhan yang memang dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori besar, yang disebut dengan pos pengeluaran. Pos ini bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing sih. Tetapi, kamu bisa mencoba dengan pembagian yang terdiri atas pos belanja rutin, cicilan utang, investasi dan tabungan, sosial, dan lifestyle.
Tentukan besar masing-masing batas pengeluarannya. Di QM Financial, proporsinya adalah sebagai berikut:
- Pos cicilan utang: maksimal 30%
- Pos belanja rutin: 40 – 60%
- Pos investasi dan tabungan: minimal 10%
- Pos sosial: disesuaikan dengan peraturan, misalnya zakat berarti 2.5%
- Pos lifestyle: maksimal 10%
Pembagian di atas tak sesuai untukmu? Lakukan penyesuaian seperlunya.
Budgeting di awal
![Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah Tetap Bebas Utang, Lakukan 5 Langkah Bertahan Ini!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/langkah-bebas-utang.jpg)
Pada dasarnya, budgeting adalah proses yang sebaiknya dilakukan dalam periode tertentu.
Jadi, tentukan periode atau jangka waktu budgeting, misalnya bulanan atau mingguan. Paling mudah sih disesuaikan dengan waktunya kamu menerima penghasilan.
Tapi, kamu pekerja lepas, yang menerima penghasilan nggak tentu. Gimana menentukan periodenya? Ya, dibikin yang paling mudah saja untukmu. Misalnya sebulan sekali. Lalu, tentukanlah berapa uang yang akan kamu pakai di awal periode budgeting. Nah, khusus untuk mereka yang mendapatkan penghasilan tidak tetap sih ada trik khusus ya, yang bisa dilihat di artikel yang sesuai. Kapan-kapan bisa juga kita bahas lagi.
Yang penting, tentukan periodenya, dan lakukan budgeting di awal.
Evaluasi
![Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah Trik Menabung Efektif di Tengah Krisis](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/07/trik-menabung.jpg)
Setiap kali akhir periode tiba, lakukan evaluasi terhadap budgeting dan pengeluaran yang sudah kamu lakukan dalam periode tersebut.
Sudah dijelaskan di atas kan, bahwa budgeting adalah alat untuk membandingkan dan mengetahui, apakah pengeluaran uang kita efektif atau harus disesuaikan lagi. Karena itu, evaluasi adalah proses penting juga dalam budgeting.
Nah, mau tahu lebih detail proses budgeting dalam pengelolaan keuangan pribadi? Gabung saja yuk, di Udemy. Ada modul yang sesuai buat kamu yang pengin belajar budgeting nih, yaitu Berkenalan dengan Financial Planning. Dalam kursus online ini kamu bisa mendapatkan materi budgeting, dan beberapa yang lain. Disusun agar mudah dipahami, kursus online ini pasti cocok buat kamu yang sedang belajar untuk mengatur keuangan.
Segera ambil modulmu di Udemy ya, dan kamu pun bisa segera memulai journey kamu sekarang.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga
Akhir tahun sudah datang. Iya, nggak terasa sudah bulan Desember nih. Gimana kabarnya sampai dengan hari ini? Apakah tahun 2020 cukup berat untukmu? Ataukah, malah merupakan tahun yang justru memberimu banyak rezeki?
Iya, memang tahun 2020 ini luar biasa. Pandemi COVID-19 yang menyerang membuat kita seakan lumpuh hampir setahun penuh. Mungkin kamu termasuk mereka yang terkena imbas hingga membuatmu mengalami kesulitan keuangan. Tapi ada juga yang merasa pandemi ini justru membuka peluang-peluang baru yang sebelumnya cuma jadi keinginan belaka, tanpa sempat mewujudkanya.
Namun, apa pun kondisinya, setuju kan, bahwa kita patut tetap bersyukur? Baik atau buruk, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga dari tahun 2020 ini.
Nah, jelang akhir tahun, berarti ini waktunya melakukan review keuangan–terutama keuangan keluarga.
Memangnya penting ya?
Penting dong. Hasil review keuangan akhir tahun–baik itu keuangan pribadi maupun keluarga–bisa kita gunakan nantinya untuk memperbaiki kondisi keuangan kita di tahun 2021, sekaligus untuk melihat seberapa dekat kita dengan tujuan keuangan yang sudah kita tentukan sebelumnya.
Apalagi soal keuangan keluarga, yang hajat hidupnya banyak. Rencana keuangan banyak, karena kebutuhan dan tujuan keuangannya juga nggak sedikit. Belum lagi melibatkan banyak nyawa; pasangan, dan anak-anak. Oh iya, tak ketinggalan kalau kita adalah sandwich generation. Ada keluarga besar juga yang harus diurus.
Jadi, apa saja nih yang perlu dilakukan review?
3 Hal Keuangan Keluarga yang Harus Direview di Akhir Tahun
![Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/12/review-keuangan-akhir-tahun.jpg)
1. Pemasukan dan pengeluaran
Ini adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika review akhir tahun.
Things changed. Banyak yang berubah di tahun 2020. Kondisi berubah, kebiasaan berubah, dan akhirnya memengaruhi pemasukan dan pengeluaran kita.
Bagaimana kondisi pemasukan uang di tahun 2020? Apakah berkurang, karena adanya pandemi? Atau bahkan hilang sama sekali, dan kamu harus mencari peluang lain? Atau justru malah bertambah?
Lalu, bagaimana dengan kondisi pengeluarannya? Apakah ada yang berubah atau disesuaikan? Pos yang sebelumnya ada jadi enggak ada, yang sebelumnya nggak ada jadi ada? Pengeluaran bertambah? Atau justru berkurang? Bagaimana pergerakannya dari bulan ke bulan? Apakah ada hal-hal yang bikin boncos atau bocor alus?
Cek apakah cash flow tetap positif sampai akhir tahun ini. Apakah kamu tetap bisa menabung? Atau justru kamu sudah memakai tabunganmu untuk menyambung hidup?
Jika ternyata negatif, diskusikan dengan pasangan untuk mencari jalan keluar agar di tahun 2021 nanti, cash flow bisa lebih baik. Memang ini adalah masa yang berat. Karena keluarga adalah tanggungan berdua, maka sebaiknya solusi juga dicari bersama.
![Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga 5 Tujuan Keuangan Pengantin Baru yang Harus Segera Direncanakan](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/02/tujuan-keuangan-pengantin-baru.jpg)
2. Tujuan keuangan dan investasi
So far, sudah punya tujuan keuangan apa saja sih? Dana pendidikan anak? Dana renovasi rumah? Dana pensiun? Bagaimana posisinya sampai hari ini? Adakah yang harus disesuaikan dengan rencananya? Semoga sih enggak terlalu banyak yang berubah ya?
Cek juga performa instrumen investasi yang sudah dipilih untuk melayani kebutuhan tujuan keuangan keluargamu. Mungkin memang belum pulih seutuhnya lantaran terkena imbas badai pandemi. Tapi, setidaknya, apakah grafiknya sudah naik lagi?
Di akhir tahun ini, pergerakan instrumen-instrumen investasi sudah cukup menggembirakan. Setidaknya, dibandingkan dengan yang terjadi di awal – pertengahan tahun ya. Untuk tujuan keuangan keluarga yang masih cukup panjang, kamu tak perlu merasa terlalu khawatir. Lakukan saja pemantauan secara rutin dan review investasimu secara berkala. Namun, bagi kamu yang sudah mendekati target tujuan keuangan, ada baiknya pertimbangkan untuk memindahkan dana investasi di instrumen tinggi risiko ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Lagi-lagi, diskusikan dengan pasangan, bagaimana baiknya.
![Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/karyawan-membangun-aset.jpg)
3. Aset dan kewajiban
Kewajiban di sini berarti utang. Ini juga menjadi salah satu hal yang wajib direview nih di akhir tahun.
Bagaimana posisi utang sekarang? Sudah berapa persen utang pokok terbayar? Apakah sampai saat ini rasio cicilan masih di bawah 30% dari penghasilan–mengingat mungkin penghasilan berkurang tahun ini? Apakah keluargamu masih terlalu banyak melakukan utang konsumtif?
Apakah kamu punya cukup aset–yang nilainya lebih besar daripada utang? Apakah tahun ini, kamu bisa menambah aset? Apakah aset yang kamu miliki mampu menghasilkan pemasukan?
Lakukan review menyeluruh. Kebiasaan keuangan yang sudah baik dan sehat harus dipertahankan, dan cari solusi untuk mengatasi hal-hal yang masih belum sehat.
Nah, sampai di sini, seharusnya sih kamu sudah punya cukup bahan nih untuk membuat rencana baru agar keuangan di tahun 2021 lebih baik.
So, siap untuk melakukan review akhir tahun terhadap keuangan keluarga sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik
Tahun 2021 sudah di depan mata! Tahun 2020 sudah hampir sampai di penghujung, Gaes! Gimana nih? Sampai dengan hari ini, apakah kamu sudah melakukan beberapa review terkait keuanganmu? Atau, apa saja yang sudah kamu lakukan sepanjang 2020 demi kehidupan yang lebih baik?
Yes, hal yang akan selalu menjadi penentu bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari di sepanjang tahun–salah satunya–adalah keuangan. Karena itu, mau tutup tahun, kita ya perlu melakukan review, sedangkan saat tahun baru tiba, akan lebih baik jika kita juga memiliki rencana keuangan untuk setahun ke depan.
Untuk apa? Ya, pastinya agar di tahun yang baru, hidup kita lebih baik.
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan nih, dari tahun 2020 untuk kemudian kamu jadikan fokus di tahun 2021.
- Pandemi sepertinya masih betah. Setidaknya, sampai vaksin sudah tersebar merata dan semua orang sudah menerimanya.
- Kita masih berada dalam resesi ekonomi, meski BPS sudah mengumumkan bahwa di Q3, kita mengalami pertumbuhan PDB sebesar 5.05% dibandingkan Q2. Tapi ya, tetap saja posisi masih minus jika dibandingkan YoY tahun sebelumnya.
- Upah minimum pekerja tidak akan naik di tahun 2021.
So, apa yang perlu kita siapkan secara keuangan sekarang, demi tahun 2021 yang lebih baik, meski kondisi masih belum pasti?
Bersiap Menghadapi Tahun 2021 Secara Finansial
![Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/12/keuangan-tahun-2021.jpg)
1. Amankan dana darurat
Kita sudah belajar, bahwa yang namanya musibah atau kondisi darurat bisa datang sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan lebih dulu. Ya, kalau ada pemberitahuan lebih dulu mah pendaftaran CPNS. Karena itu, belajar dari tahun 2020, kita harus lebih siap menghadapi segala hal di tahun 2021 mendatang.
Salah satunya dengan memiliki dana darurat yang memadai.
Duh, dana darurat lagi, dana darurat lagi. Barangkali kamu juga sudah bosan mendengarnya. Tapi, kamu enggak boleh bosan diingatkan, seperti halnya QM Financial yang enggak pernah bosan untuk mengingatkanmu.
Amankan dana daruratmu. Kalau kemarin sudah terpakai, jangan lupa untuk menggantinya sesuai kemampuan. Untuk berapa jumlah idealnya, kamu pasti sudah hafal ya kan?
2. Tetap perhatikan cash flow
Pastikan cash flow tetap positif.
Cek pemasukan. Ada 3 kemungkinan nih di sini: pemasukanmu tetap stabil (Alhamdulillah!), ada tetapi berkurang, dan hilang sama sekali.
Cek pengeluaran. Apakah ada pos pengeluaran yang sekarang berubah? Dulu nggak ada, sekarang ada. Atau dulu ada, sekarang nggak ada.
Cermati catatanmu ya. Kalau perlu, kamu bisa memantaunya secara harian atau bulanan lagi, sebelum akhirnya menemukan pola pengeluaran yang terbaik. Pastikan tetap positif.
Tahun 2021 masih belum pasti akan seperti apa. Jadi pastikan cash flow tetap positif ini sangat penting.
![Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/pentingnya-penghasilan-tambahan.jpg)
3. Pastikan asuransi aman
Di zaman penyakit yang menyebar seperti ini, asuransi kesehatan menjadi hal yang sama sekali tak boleh dilupakan atau diabaikan. Semoga kamu semua sudah punya asuransi kesehatan sekarang, sehingga kamu bisa menghadapi tahun 2021 dengan lebih tenang.
Begitu juga dengan asuransi jiwa. Beneran deh ya, tahun 2020 mengajarkan kita akan banyak hal, ketika banyak masalah dan kesulitan datang secara bersamaan. Di sisi lain, kita harus mensyukuri, bahwa kita masih bisa survive sejauh ini. Mari kita survive lebih lama lagi, sampai akhir tahun 2021, dan tahun-tahun sesudahnya.
So, buat kamu yang sampai sekarang belum memiliki baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, yuk, coba mulai direncanakan ya. Asuransi kesehatan sebaiknya dimiliki oleh semua orang, tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, sampai bayi sekalipun. Pastikan keluargamu juga sudah ter-cover semuanya. Sedangkan, asuransi jiwa wajib dimiliki oleh kamu yang menjadi tulang punggung keluarga.
Pastikan tahun 2021 kamu lebih aman dengan adanya proteksi yang memadai.
4. Tetap investasi sesuai kemampuan
Yes, teruslah berinvestasi sesuai kemampuan di tahun 2021.
Investasi ini penting untuk memastikan tujuan keuangan kamu tetap bisa terlaksana. Ya, meskipun kita sekarang sedang dalam resesi, tapi yang namanya masa pensiun nggak akan mundur kan ya? Begitu juga dengan uang pendidikan anak-anak. Nggak peduli lagi sulit atau krisis, biaya-biaya sekolah dan pendidikan ini tetap harus dibayar.
Karena itulah, tetaplah berinvestasi, yang disesuaikan dengan kemampuan.
![Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik Amankah untuk Tetap Melakukan Investasi di Masa Resesi?](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/10/investasi-di-masa-resesi.jpg)
5. Cari peluang pemasukan baru
Demi arus kas yang tetap positif dan juga tujuan-tujuan keuangan yang sudah kita buat, maka ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk cari peluang tambahan pemasukan di tahun 2021.
Paling pas adalah kamu mencoba berdagang. Dagang apa saja; bahan-bahan makanan atau makanan matang, masker, buah, sayur, sembako, dan yang lainnya–yang banyak dibutuhkan oleh orang-orang terutama di kondisi seperti ini.
Jangan hanya puas dengan pemasukan dari satu pintu.
Tetap pantau jadwal-jadwal kelas online QM Financial, agar kamu bisa ikutan berbagai kelas keuangan sesuai kebutuhanmu.
Selamat menjelang tahun 2021 yang lebih baik ya!