Manajemen Tanggal Tua: Trik Keuangan di Akhir Bulan
Siapa nih, yang segini hari sudah mengeluh tanggal tua? Yang pengin segera tanggal muda lagi?
Tanggal tua biasanya memang merujuk pada periode waktu menjelang akhir bulan, ketika gaji atau pendapatan bulanan sebagian besar telah digunakan untuk membayar tagihan rutin, seperti sewa, listrik, air, telepon, dan tagihan bulanan lainnya, dan juga untuk belanja ini itu.
Di tanggal segini tuh, biasanya sisa uang yang tersedia sudah lebih sedikit. Konon, banyak orang sudah mengalami cash flow kacau sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Iya apa iya? Apakah hal ini juga berlaku buat kamu?
Tenang. Makanya, manajemen keuangan yang baik pada saat tanggal tua menjadi sangat penting untuk menghindari masalah keuangan dan mengatur keuangan secara efektif hingga akhir bulan.
Berikut tip dan trik untuk menjalani tanggal tua hingga selamat sampai gajian lagi.
Tip dan Trik Manajemen Keuangan di Tanggal Tua
Cek kondisi
Yuk, yang pertama lakukan cek kondisi dulu. Yes, betul sekali: financial check up.
Lihat berapa sisa uang yang kamu miliki, kemudian perkirakan dengan lamanya kamu harus bertahan hingga tanggal gajian datang lagi. Jika memang mungkin, kamu bisa membuat jatah harian. Misalnya uangmu tinggal Rp200.000 di dompet, sementara tanggal gajian masih 5 hari lagi. Maka, saban harinya jatah kamu adalah Rp40.000-an.
Selanjutnya, kamu buat anggaran berdasarkan kondisimu.
Berburu potongan harga
Berburu potongan harga adalah salah satu trik keuangan yang efektif di akhir bulan.
Misalnya, banyak supermarket yang menawarkan diskon dan promo khusus di akhir bulan. Cari tahu promo apa yang sedang berlangsung di supermarket atau toko swalayan terdekat. Pastikan untuk memperhatikan syarat dan ketentuan promo sehingga kamu nggak kecele atau kecewa.
Selain itu, banyak aplikasi belanja online yang menawarkan voucher diskon di akhir bulan. So, kalau memang perlu membeli sesuatu, cek aplikasi belanja online seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak untuk mencari voucher diskon yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Beberapa merchant atau toko online juga menawarkan penawaran harga khusus di tanggal tua. Cari tahu toko atau merchant mana yang menawarkannya, dan manfaatkan penawaran tersebut untuk menghemat pengeluaran.
Namun ingat ya, kata kuncinya adalah sesuai kebutuhan. Kalau memang nggak butuh ya, jangan dibutuh-butuhin yang akhirnya malah bikin kamu mengeluarkan uang yang tidak semestinya keluar.
Berhemat di pos makanan
Pos makanan itu bisa dibilang sebagai pos esensial. Artinya, penting dan enggak boleh diutak-atik. Namun, uniknya, pos makanan itu juga yang paling fleksibel, artinya yang paling bisa disesuaikan banget dengan kondisi. Terutama kondisi di tanggal tua.
Misalnya saja, untuk berhemat, usahakan agar lebih banyak masak sendiri. Buatlah rencana menu secara mingguan, dan pastikan hanya membeli yang benar-benar akan dimasak.
Cari tahu toko atau pasar mana yang menawarkan bahan makanan murah dan sehat. Kalau mau beli buah, misalnya, maka belilah sesuai musimnya, karena biasanya harganya juga lebih murah.
Kamu juga bisa mengurangi makan di luar adalah salah satu cara termudah untuk menghemat uang di pos makanan. Cobalah untuk membawa bekal dari rumah saat bepergian atau bekerja, dan hindari makan di restoran atau warung makan. Selain itu, hindari juga membeli makanan di tempat-tempat yang harganya lebih mahal seperti pusat perbelanjaan atau bandara.
Mengatur pemakaian listrik dan air
Matikan peralatan elektronik saat tidak digunakan atau saat kamu meninggalkan ruangan. Terlihat sepele memang. Namun, dengan mematikan TV, AC, komputer, dan peralatan elektronik lainnya ketika tidak digunakan, kita memang bisa menghemat token di tanggal tua. Seenggaknya siapa tahu, beli tokennya bisa sampai setelah gajian lagi, tanpa gelap-gelapan.
Begitu juga dengan air. Dengan menghemat penggunaan air di rumah, maka dapat membantu menghemat tagihan air bulanan. Misalnya, perbaiki keran bocor dan periksa kembali pipa air di rumah untuk memastikan tidak ada kebocoran air.
Dengan mengatur pemakaian listrik dan air di rumah, kita enggak hanya bisa menghemat uang di tanggal tua, tetapi juga membantu melindungi lingkungan.
Manfaatkan recehan
Memanfaatkan uang receh dapat membantu menghemat uang di akhir bulan dan memanfaatkan uang yang sebelumnya mungkin terabaikan atau diabaikan.
Simpan uang receh kamu dalam wadah tabungan khusus. Sudah terbukti lo, bahwa recehan di celengan ini bisa banget menjadi “bala bantuan” di tanggal tua. So, kalau dapat kembalian-kembalian, coba deh mulai diurusi.
Kamu bisa menggunakan uang receh ini untuk membeli barang-barang kecil seperti permen, minuman, atau cilok. Lumayan kan?
Menunda beli barang yang nggak urgent
Jangan membeli barang-barang yang tidak urgent atau tidak diperlukan segera. Misalnya, jika kamu sedang dalam kondisi keuangan yang ketat, tunda dulu saja pembelian barang-barang seperti pakaian baru atau peralatan elektronik yang tidak terlalu penting.
Misalnya, jika kamu merasa bahwa kamu butuh pakaian baru, cobalah untuk memeriksa kembali lemarimu dan lihat apakah ada pakaian lain yang masih bisa digunakan. Pertimbangkan kembali apakah pembelian tersebut benar-benar penting atau apakah ada alternatif yang lebih murah atau lebih efektif.
Dengan menunda pembelian barang yang kurang penting, Anda dapat menghemat uang di akhir bulan dan mengatur keuangan secara efektif. Pastikan untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan akan barang tertentu sebelum membelinya, dan jika perlu, menyisihkan uang dari penghasilan bulan depan untuk membeli barang tersebut.
Bijak berutang
Kalau lagi bokek, utang itu justru sangat menggoda. Betul enggak? Apalagi sekarang, berbagai fasilitas pinjaman sangat beragam, dan semuanya menawarkan “bunga ringan”. Mulai dari paylater, pinjol, KTA, kartu kredit, dan sebagainya.
Bagi sebagian orang, utang dianggap sebagai solusi atas ketiadaan uang. Nah, hati-hati karena ini adalah mindset yang salah. Utang boleh kita lakukan justru karena kita memiliki uang dan mampu mengembalikannya. Ingat kan, 3 syarat utang sehat?
So, utang bukan solusi kondisi keuangan tanggal tua ya, gaes!
Jadi kesimpulannya, dalam mengelola keuangan di tanggal tua, diperlukan kesadaran dan kedisiplinan dalam pengeluaran serta pembelanjaan uang. Dengan membuat anggaran, berburu potongan harga, berhemat di pos makanan, mengatur pemakaian listrik dan air, memanfaatkan uang receh, menunda pembelian barang yang nggak urgent, dan berutang dengan bijak, kita dapat mengelola keuangan di tanggal tua dengan lebih efektif dan menghindari krisis keuangan yang tak terduga.
Semoga tip dan trik yang telah dijabarkan di atas dapat membantumu dalam mengatur keuangan dan memperoleh kehidupan yang lebih stabil dan sejahtera. Ingatlah bahwa mengatur keuangan dengan baik adalah suatu hal yang penting dan bermanfaat bagi kehidupan kita di masa sekarang dan masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kelas Keuangan yang Sebaiknya Kamu Ambil di Tahun 2023
Mari segera eksekusi resolusi pertamamu: mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Step pertamanya dengan ikutan kelas keuangan yang bisa membantumu merealisasikan resolusi tersebut.
Kenapa harus kelas keuangan sih? Kan, ada banyak cara lain untuk belajar keuangan—gratis lagi!
Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Ikut Kelas Keuangan
Well, bukan masalah biayanya juga lo! Memang sih, kamu bisa mendapatkan banyak ilmu dari berbagai sumber belajar keuangan yang gratis, misalnya seperti artikel, berbagai postingan di media sosial, video di YouTube atau TikTok, dan masih banyak lagi.
Tetapi, agar lebih aplikatif, kamu perlu ikut kelas keuangan. Pasalnya, di kelas ini, kamu akan bisa bertemu dengan trainers, yang bisa menjawab berbagai pertanyaanmu terkait topik keuangan yang sedang dibahas di kelas sampai tuntas. Bahkan, banyak juga lo yang benar-benar mendapatkan solusi yang pas, yang tidak ditawarkan dari artikel-artikel online.
Di kelas keuangan, kamu juga terkadang bisa mendapatkan berbagai tool yang bisa bantu kamu menambah keterampilan dalam mengelola keuangan. Misalnya saja, kamu bisa mendapatkan worksheet untuk menghitung cash flow, yang tinggal kamu masukkan saja nominal-nominalnya. Formulanya sudah ada dalam worksheet tersebut, sehingga kamu tinggal lihat dan evaluasi saja hasilnya.
Nah, mana ada tool seperti itu yang akan dibagikan di artikel gratis, ya kan?
Karena itu, kelas keuangan berperan sebagai pelengkap dari hasil belajarmu secara mandiri. Malahan, inilah proses belajar keuangan yang bagus. Kamu belajar secara mandiri dulu dari artikel-artikel, video, postingan media sosial, sampai podcast juga yang gratis, lalu lanjutkan dengan bergabung ke kelas berbayar.
Lagi pula, kelas finansial seperti di QM Financial—disusun berdasarkan kurikulum berjenjang, yang akan pas diikuti seiring perkembangan keterampilan pribadi kamu. Misalnya, kamu sudah paham tentang cash flow, ya boleh saja langsung ambil kelas tentang investasi.
Ini dia beberapa kelas keuangan yang seharusnya kamu ikuti di tahun 2023 ini.
Kelas Keuangan yang Wajib Kamu Ikuti untuk Keuangan yang Lebih Baik di Tahun 2023
1. Kelas Keuangan Basic
Kelas keuangan yang pertama adalah yang paling basic, paling cocok untuk pemula yang baru saja mau mulai mengelola keuangan.
Di kelas-kelas level basic ini, kamu akan belajar konsep perencanaan keuangan pribadi yang komprehensif berdasarkan 4 pilar keuangan. Di sini, kamu akan belajar pemahaman dasar prinsip-prinsip pengelolaan keuangan.
Di FCOS QM Financial, kelas basic ini terdiri atas:
- Blueprint of Your Money
- How to Manage Your Cash Flow
- How to Set Your Financial Goals
- Get to Know Your Investment Products
Keempat kelas di atas memiliki jadwal tetap setiap bulannya. Selain keempat kelas tersebut, ada beberapa kelas lain yang juga basic level tetapi tidak selalu ada setiap bulan. Seperti kelas Berkenalan dengan Investasi Saham dan Get to Know Your Syariah Financial Products.
2. Kelas Keuangan Intermediate
Kelas keuangan level menengah ini bisa kamu ikuti setelah kamu paham berbagai prinsip dasar keuangan. Level ini akan mengajak kamu untuk lebih dalam menyelami masing-masing komponen dalam pengelolaan keuangan, seperti investasi dan asuransi. Pasalnya, enggak bisa sembarang memilih produk, kamu harus menyesuaikannya dengan kebutuhanmu—which is very personal.
Beberapa di antaranya bisa kamu ikuti di FCOS QM Financial:
- Menghitung Kebutuhan Investasi
- Memilih Reksa Dana
- Memilih Asuransi Kesehatan
- Memilih Asuransi Jiwa
- Bedah Polis Asuransi
3. Kelas Keuangan Advanced
Seperti namanya, kelas keuangan yang ketiga sebaiknya diikuti oleh kamu yang sudah cukup menguasai keterampilan mengelola keuangan dan ingin praktik membuat rencana keuangan kamu sendiri.
Di antaranya, ada beberapa topik yang bisa kamu pelajari di kelas ini:
- Simple Plan
- Review Plan
- Aset Aktif
4. Kelas Keuangan Pilihan
Nah, selain 3 kelas berjenjang yang sudah disebutkan di atas, ada pula beberapa kelas dengan topik lain yang memang perlu banget kamu ikuti.
Di antaranya:
- Dana Pendidikan
- Dana Pensiun
- Dana Rumah Pertama
- Islamic Financial Planning
- Plan for Singles
- Plan for Married Couples
5. Kelas Keuangan Lainnya
Nah, sekali waktu, kamu juga perlu ikutan beberapa kelas dengan topik lainnya yang sifatnya occasional atau yang sesuai kondisi. Misalnya seperti kelas-kelas untuk menghadapi resesi atau krisis, atau kelas keuangan untuk sandwich generation, hingga berbagai kelas bisnis juga yang penting kalau kamu adalah seorang pemilik bisnis dan pengin naik kelas.
Kelas dengan berbagai jenis topik ini pastinya akan memperkaya keterampilanmu dalam mengelola keuangan secara keseluruhan. So, kalau kamu misalnya menemukan penawaran untuk bergabung di kelas keuangan seperti ini, sebaiknya jangan sia-siakan deh!
Nah, itu dia berbagai kelas keuangan yang sebaiknya mulai kamu ikuti di tahun 2023, agar kamu bisa mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik. Bahkan nantinya, kamu bisa membuat rencana keuangan kamu sendiri lo!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Kamu juga bisa mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng di kantor kamu lo! Kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cerdas Belanja Diskon Akhir Tahun, Jangan Melakukan Kesalahan Ini!
Apa yang paling ditunggu di akhir tahun selain liburan? Yes, promo dan diskon akhir tahun!
Banyak gerai, toko, baik offline maupun online heboh menawarkan potongan harga di saat akhir tahun seperti ini. Kita, sebagai pelanggan, pastinya ya akan menyambut dengan bahagia dan gegap gempita. Alasan yang sering dipakai adalah, “Kapan lagi ada diskon begini?”
Padahal ya, sepanjang tahun—setiap bulan, setiap tanggal kembar—kita selalu diberi kesempatan untuk belanja dengan harga murah. Iya kan? Nggak cuma diskon akhir tahun saja kan, kesempatan kita buat belanja dengan potongan harga begini?
Ya, begitulah. Pasalnya memang diskon akhir tahun tuh menggiurkan. Pas banget kalau kita juga baru saja dapat bonus akhir tahun. Wow! Makin menjadi-jadi deh nafsu belanjanya.
Nah, saat itulah banyak kesalahan yang kita lakukan, yang bisa membahayakan cash flow. Kesalahan seperti apa?
Belanja Diskon Akhir Tahun, Jangan Lakukan Kesalahan Ini!
Lapar mata
Kita memang enggak bisa memungkiri kan, kalau kita sering belanja secara impulsif. Enggak diskon saja disikat, apalagi pas momen diskon akhir tahun. Pasti semua yang pengin diembat. Keinginan membeli muncul begitu saja, saat kita melihat barangnya—atau bahkan cuma foto barangnya!
Tak disiplin dengan anggaran yang sudah dibuat
Hayo, siapa nih, yang sering bikin anggaran sendiri, tapi ya akhirnya disabotase sendiri? Anggaran yang dibuat sih sudah rapi, tapi di lapangan, kenyataannya berbeda. Teori enggak sama dengan praktik!
Itu tandanya kamu enggak tahan menghadapi godaan. Bakalan bahaya kalau kamu belanja diskon akhir tahun seperti ini. Bakalan kalap!
Enggak tega permintaan yang disayang
Misalnya, seperti pasangan, atau yang paling sering: anak. Ini kerap terjadi pada orang tua pada anak, atau om tante ke keponakannya. Hal ini terjadi karena rasa sayang yang begitu besar, sehingga orang dewasa sering membeli ini itu. Padahal ya anaknya sendiri kadang malah nggak pengin.
Atau, kalau anaknya pengin, ya kita yang enggak tega untuk menolak. Jika ini yang terjadi, ada baiknya anak juga diajarkan bagaimana membedakan keinginan dan kebutuhan. Perlahan-lahan, pasti ia akan memiliki kebiasaan belanja yang sehat. Ayah dan ibu harus kompak dalam hal ini. Jangan sampai ibu melarang belanja, eh si ayah malah belanja banyak.
Gengsi
Ini bisa jadi beberapa alasan sih. Di antaranya:
- Membeli karena enggak mau kalah dari teman. Sebenarnya sih enggak pengin beli dan enggak butuh juga. Tapi kok kayaknya jadi alienated gitu ya, di sirkel? Apalagi di WAG, wah, kayak dicuekin nih. Akhirnya … bisa ditebak deh.
- Membeli karena tidak enak. Misalnya, kamu sudah tanya-tanya mendetail ke admin atau ke pramuniaga. Eh, kalau enggak jadi beli kan enggak enak ya? Apalagi belanja kosmetik, sudah sampai tahap coba-coba produknya. Padahal niatnya di awal sih enggak mau beli sekarang, kan hanya mau sekadar window shopping? Tapi jadi enggak enak ya, kalau enggak beli?
- Membeli demi solidaritas. Misalnya dress code buat kumpul-kumpul reunian atau dengan keluarga di akhir tahun nanti. Nah, jadi harus keluar uang lagi buat beli seragam atau setidaknya baju yang sesuai dengan dress code. Pasalnya, juga enggak punya yang sesuai sih.
Nah, kamu sering melakukan yang mana nih? Coba kenali dirimu sendiri, dan cobalah untuk menghindari perasaan-perasaan di atas kalau kamu pengin belanja diskon akhir tahun nanti.
Terpengaruh penawaran
Korban iklan, katanya, atau penawaran. Misalnya saja, membeli satu produk akan dapat voucher makan gratis di restoran X untuk satu orang. Karena tergiur, kita pun membeli. Sayangnya, kita malahan harus membayar lebih banyak karena vouchernya hanya untuk satu orang, sementara kita datang sepasukan bareng keluarga.
Yah, jadi pengeluaran ekstra kan? Padahal bisa dicegah lo!
Kadang ya dalam voucher itu ada syarat dan ketentuannya. Misalnya, hanya belanja produk A. Padahal untuk bisa memakai produk A ini, kamu harus punya juga produk B. Nah, jadi harus beli produk B deh. Atau, voucher gratis makan, tapi enggak termasuk minumnya—yang bisa jadi jatuhnya malah lebih mahal.
Selain penawaran, promosi kartu kredit kadang juga bisa menjebak. Misalnya, diskon berlaku untuk nominal tertentu. Terpaksa jadi belanja lagi supaya dapat reward-nya kan? Iya, kelihatannya memang tampak lebih mudah belanja dengan kartu kredit. Namun, ingat. Belanja dengan kartu kredit itu artinya utang. Begitu juga dengan paylater. Sementara, apakah kamu ingat 3 syarat utang sehat? Lalu, apakah belanja diskon akhir tahun bisa memenuhhi 3 syarat sehat tersebut?
Nah, itu dia beberapa kesalahan yang sering kita lakukan kalau kita berbelanja saat sedang musim diskon, termasuk diskon akhir tahun. Ingat-ingat ya, supaya kamu jangan melakukan kesalahan yang sama lagi tahun ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Sumber Pemasukan Uang yang Bisa Dimiliki oleh Setiap Orang
Kebanyakan dari kita hanya memiliki penghasilan dari kerja kantoran, atau kalau enggak dari berdagang. Padahal ada banyak juga sumber pemasukan uang lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan lo.
Tapi kan, penghasilan yang sekarang sudah cukup. Gaji tinggi. Masa masih perlu sumber pmasukan uang yang lain?
Yah, syukurlah kalau memang sudah cukup. Syukurlah juga kalau gaji sudah besar. Nikmati dan kelola, supaya bisa dimanfaaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan. Namun, apakah kamu juga tahu, bahwa penghasilan pun berisiko, yang pada akhirnya juga akan berimbas pada pencapaian tujuan keuangan kita?
Ibaratnya, kita mau pergi ke suatu tempat. Jalan yang dipilih ternyata macet, atau tertimbun tanah longsor, atau ada berbagai aral lainnya. Kalau kita tidak tahu alternatif jalan yang lain, bisa jadi kita akan stuck di tempat tersebut. Masa iya, mau menunggu? Iya kalau bisa diatasi dengan cepat, kalau enggak? Bisa-bisa kita enggak pernah bisa sampai ke tujuan.
Nah, begitu juga dengan penghasilan. Boleh saja kita punya satu penghasilan yang jadi andalan saat ini. Namun, untuk mengamankan dan menjamin kita bisa mencapai tujuan finansial, ada baiknya kita juga punya alternatif sumber pemasukan uang yang lain.
Apa saja?
5 Sumber Pemasukan Uang yang Sebaiknya Dimiliki
1. Menjadi karyawan
Sumber pemasukan uang dengan menjadi karyawan adalah dari gaji atau upah, merupakan imbalan terhadap tenaga, pikiran, dan waktu yang sudah kita berikan selama kita bekerja.
Rata-rata gaji akan diberikan secara teratur, misalnya pada tanggal tertentu atau hari tertentu, sesuai kesepakatan kerja. Jumlahnya juga relatif tetap, sesuai juga dengan kesepakatan. Dengan bekerja menjadi karyawan, umumnya orang akan menghabiskan waktu antara pukul 08.00 atau 09.00 hingga sore atau sampai malam. Bahkan, tak jarang harus lembur, dengan jam kerja yang panjang.
Besaran gaji itu relatif, tergantung pada jabatan, besarnya tanggung jawab, risiko kerja, domisili kerja, sampai jumlah kehadiran. Semakin besar gaji, umumnya juga tanggung jawab, risiko kerja, jumlah kehadiran, dan jabatan juga akan semakin besar.
2. Menjual jasa keahlian
Jika kamu memiliki keahlian khusus, yang enggak semua orang punya dan dibutuhkan, kamu bisa banget menjadikannya sebagai sumber pemasukan uang. Jual keahlianmu, bantu klien untuk menyelesaikan masalahnya, dan kamu bisa mendapatkan honor kemudian.
Misalnya saja seperti membuatkan desain website, menulis copy untuk iklan, membuat logo untuk bisnis, membantu klien merencanakan event atau mungkin pesta-pesta pribadi seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun perkawinan, dan sebagainya. Sampai kamu juga bisa menjual keahlianmu untuk menyanyi, bermain musik, melukis, dan sebagainya.
Ada 2 hal yang akan memengaruhi besaran pemasukan uang dari jenis profesi ini, yaitu seberapa baik atau tinggi keahlianmu, dan seberapa banyak kamu bisa menyelesaikan pekerjaan dalam satu waktunya. Misalnya setiap bulan kamu bisa menyanyi berapa kali, atau bisa membuat desain web seberapa kali, dan juga seberapa baik hasil kerjamu itu.
Tak seperti menjadi karyawan, menjual keahlian sendiri itu lebih fleksibel waktunya. Ya, style pekerja lepas nan mandiri. Namun, jangan lupa, penghasilan juga fleksibel, dalam arti enggak teratur dan tetap seperti halnya gaji.
Soal jenjang karier ya kurang lebih sama saja dengan menjadi karyawan. Bisa butuh bertahun-tahun merintis, tetapi bisa juga cepat, tetapi semua tergantung pada dirimu sendiri.
3. Penjual barang
Menjual barang-barang juga bisa menjadi salah satu sumber pemasukan uang alternatif yang lumayan lo! Apalagi jika kamu bisa menyesuaikan kebutuhan orang dengan suplainya. Dengan demikian, masalah pasar tidak akan terlalu jadi masalah.
Mulailah dari hal-hal yang kecil. Misalnya, di kantor banyak teman kerja yang enggak ada waktu untuk membuat bekal, sehingga mereka hanya bisa mengandalkan pesan makanan online. Kamu bisa membantu mereka membuat bekal sehingga bagi mereka lebih murah dan mudah, kamu pun bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Tinggal didata saja, untuk besok, siapa saja yang mau pesan bekal makan siang. Kamu bisa mempersiapkannya mulai sore atau malam hari, dan memasak pagi-pagi, sekaligus membuat bekal untukmu sendiri.
Contoh lagi, kamu sering jalan-jalan ke luar negeri atau dalam negeri juga bisa. Lalu buka jastip. Misalnya, jastip skincare sementara kamu jalan-jalan ke Korea. Lumayan kan? Atau kamu bisa menawarkan baju koko atau kaftan menjelang Idulfitri. Atau beli camilan grosiran, lalu kamu kemas kembali dalam ukuran kecil, dan jual eceran dengan titip di kantin kantor.
Banyak cara dan barang bisa dijual, tinggal atur saja dengan kreativitasmu.
4. Investasi
Investasi bisa berarti beberapa cara pemasukan uang.
Yang pertama, kamu menanam modal pada sebuah bisnis, yang akan dijalankan atau dikelola oleh siapa pun. Dengan begitu, peran kamu adalah sebagai pemodal, yang nantinya akan menerima pembagian keuntungan dari laba bisnis yang diperoleh.
Atau, kamu bisa memanfaatkan berbagai instrumen investasi yang menawarkan keuntungan yang bisa dilakukan secara online. Ada banyak banget, kamu bisa memilih mulai dari reksa dana, saham, surat utang atau obligasi, hingga mengembangkan dana di fintech lending.
Untuk saham, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari dividen ataupun capital gain. Dari obligasi, kamu bisa mendapatkan pemasukan uang dari kupon yang diberikan sesuai perjanjian atau ketentuan. Dari fintech lending, pemasukan uang juga datang dari bunga pinjaman modal yang diberikan. Sementara reksa dana menawarkan keuntungan yang beragam, tergantung jenis reksa dananya, mulai dari capital gain, kupon, hingga dividen juga.
5. Royalti
Alternatif sumber pemasukan uang yang berikutnya juga bisa kamu dapatkan adalah dari royalti.
Royalti adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai hak dari penciptaan kekayaan intelektual. Di sini, royalti bisa saja datang dari kamu menulis buku dan kemudian diterbitkan. Atau mungkin kamu membuat jingle, dan kemudian kamu jual ke pihak-pihak yang membutuhkan. Atau, bisa juga misalnya kamu membuat desain template untuk website atau untuk keperluan yang lain, atau foto-foto, yang kemudian kamu jual melalui pihak penyedia layanan stock desain atau foto. Ketika ada orang yang mengunduh desain atau fotomu, maka kamu akan mendapatkan royalti yang besarnya sesuai dengan ketentuan.
Pemasukan uang dari royalti ini benar-benar suatu penghasilan pasif. Kamu hanya harus bekerja sekali saja, tetapi penghasilan akan bisa didapatkan selama karyamu diperjualbelikan, tanpa kamu harus menciptakan atau mengerjakan sesuatu lagi.
Nah, gimana nih? Apakah kamu sudah memanfaatkan kelima sumber pemasukan uang di atas? Atau baru ada beberapa saja?
Enggak ada salahnya lo, kamu memiliki beberapa stream income sekaligus. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kita harus mencari alternatif jalan yang lain juga demi mengamankan langkah kita menuju tujuan finansial yang hendak dicapai. Tinggal belajar keuangan lebih mendalam lagi, agar rencana keuangan kamu lebih matang dan komprehensif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bangkit Setelah Menjadi Korban PHK, Ini yang Harus Kamu Lakukan
Pemutusan Hubungan Kerja, atau PHK, bagai mimpi buruk di siang hari belakangan ini. Bak teror, yang bisa mengancam siapa saja. Korban PHK sudah berjatuhan, dan mirisnya, sampai saat artikel ini ditulis, masih saja ada berita PHK yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di berbagai media.
Jika kamu adalah salah satu korban PHK, wajar jika kamu sedih, kecewa, bingung, putus asa, dan sebagainya. Namun, ada baiknya, jangan berlarut-larut. Segera lakukan beberapa langkah pemulihan sesegera mungkin. Pasalnya, hidup terus berjalan, kebutuhan terus ada, dan ingat, mungkin juga ada orang-orang yang saat ini bergantung padamu.
Korban PHK, Yuk, Segera Bangkit dengan Langkah Berikut!
1. Tenang
Berhadapan dengan vonis PHK, siapa saja pasti akan merasa sedih, jengkel, khawatir, dan sebagainya—yang campur aduk tak keruan. Meski demikian, hal terpenting yang perlu kamu lakukan adalah justru menghadapinya dengan pikiran tenang dan hati lapang.
Patah hati dan kecewa wajar saja dirasakan. Namun, jangan sampai hal tersebut berlangsung berlarut-larut—yang malah kemudian menyedot energi baik yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk segera bangkit.
Ketenangan akan dapat membantumu berpikir dan bertindak secara lebih rasional, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat untuk kondisimu.
Untuk membantu menenangkan diri, perbanyak berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Atur keuangan
Selanjutnya, setelah kamu dapat menenangkan diri, yang perlu untuk dilakukan adalah mulai mengatur keuangan kembali. Cek, apakah kebutuhan hidup masih bisa terpenuhi dengan baik, apakah mungkin masih bisa menabung, dan coba pertahankan cash flow positifmu.
Biasanya, korban PHK juga akan diberikan pesangon sesuai dengan peraturan, seperti yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan juga biasanya ada dalam perjanjian kerja. Besarannya bisa jadi cukup besar. Beberapa waktu yang lalu, ada yang spill uang pesangon karyawan yang di-PHK bisa mencapai Rp4 miliar.
Meski demikian, seberapa besarnya pesangon yang kamu terima, dana kamu ini akan berisiko cepat habis kalau tak segera dikelola dengan baik. Berasa durian runtuh soalnya. Padahal, ya itu “gaji terakhir” lo! Jangan sampai gelap mata dan belanja berlebihan karena merasa punya uang banyak.
So, buat rencana keuangan yang detail dan komprehensif, dalam beberapa waktu ke depan dengan asumsi tidak ada penghasilan—dan hanya bergantung dari uang pesangon tersebut.
3. Berburu peluang
Segera mungkin juga, sebagai korban PHK, kamu mulai untuk berburu peluang lain untuk kembali mendapatkan penghasilan. Iya, memang. Mencari pekerjaan zaman sekarang itu sulit, dan lebih sulit lagi jika kondisinya sedang terjadi badai PHK di mana-mana seperti ini. Tapi, kalau enggak segera mulai mencari peluang, ya kapan kamu akan mendapatkannya?
So, ayo semangat! Jika menurut aturan, pemberitahuan mengenai PHK biasanya diberikan tidak dengan mendadak. Karena itu, seharusnya ada waktu untukmu bersiap.
Pada kesempatan tersebut, pergunakanlah kesempatan untuk meningkatkan skill kamu sesuai dengan bidang yang kamu geluti. Bekali diri dengan berbagai keahlian dan keterampilan yang menunjang pengalaman bekerjamu. Kemudian, mulailah memasarkan diri dengan menonjolkan keahlian dan potensi yang kamu miliki.
Sebelum mulai bergerak, ada baiknya terlebih dulu menciptakan visi dan harapan ke depannya. Artinya, mencari pekerjaan baru ini sebenarnya juga bisa menjadi peluang bagi kamu yang sebenarnya pengin mendirikan usaha sendiri, atau mungkin pengin switching karier.
Apa pun yang menjadi pilihanmu setelah menjadi korban PHK ini, jangan pernah lupakan 3 hal penting ini:
Research
Gali informasi, ketahui tujuan karier, dan cari pekerjaan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Sebagai pencari kerja, kamu perlu tahu banget keahlian apa saja yang sedang dicari sekarang, dan sesuaikanlah dengan minatmu. Dengan begitu, kamu akan punya bargaining power yang tinggi.
Relevancy
Pada umumnya perusahaan mana pun akan mencari karyawan yang sevisi, satu value, dan satu tujuan. Jadi, upayakan untuk bisa mengaliansi hal ini sehingga kamu menjadi karyawan most wanted bagi perusahaan yang membutuhkan.
Resiliency
Bangkit dari keterpurukan, dan segera moveon, cari peluang baru. Fokuslaah pada tujuan karier dan cari lowongan pekerjaan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk mendapatkan peluang terbaik. Tanamkan mindset positif dan tingkatkan motivasi pribadimu. Jangan mudah menyerah sebelum kamu bisa mencapai tujuanmu.
4. Bangun kembali rasa percaya dirimu
Menjadi korban PHK memang bukan hal yang mudah untuk diatasi atau dijalani. Sering terjadi, vonis PHK yang diterima berakibat down-nya semangat hidup, muncul perasaan tidak berharga, dan tidak dibutuhkan, yang kemudian memunculkan rasa minder lantaran rasa percaya diri juga pupus.
Memang berat ya. Namun, ketahuilah, saat ini kamu bukanlah satu-satunya yang menjadi korban PHK. So lakukan beberapa hal berikut agar rasa percaya dirimu kembali bangkit.
Evaluasi
Lakukan evaluasi terhadap beberapa hal yang menjadi penyebab kamu menjadi korban PHK. Dari sisi perusahaan misalnya, apakah selama ini perusahaan memang sudah melakukan yang terbaik? Pasalnya, pilihan untuk mem-PHK karyawan itu sebenarnya selalu menjadi pilihan terakhir. Selain itu, lakukan juga evaluasi terhadap dirimu sendiri. Apakah kontribusimu sudah cukup besar pada perusahaann di periode pekerjaanmu yang lalu?
Dengan melakukan analisis terhadap diri sendiri dan juga perusahaan seperti ini, kamu bisa dengan objektif menilai sesuatu tanpa menyalahkan siapa pun atau apa pun. Kamu juga bisa mengurangi ketakutan yang berlebihan, dan mengurangi pikiran-pikiran negatif.
Fokus pada kekuatan
Selanjutnya, segera move on, fokus pada kekuatan dan potensi yang ada. Status PHK tak perlu menjadikan kamu minder, justru bisa menjadi pelajaran agar lebih baik ke depannya.
Salah satu pelajaran yang bisa kamu dapatkan adalah mengenai pentingnya manajemen risiko. Asuransi dan dana darurat itu penting. Tak menggantungkan diri pada single income stream juga penting. So, manfaatkanlah kesempatan ini untuk bisa memperbaiki kesalahan yang sudah pernah dilakukan, dan lebih baik lagi ke depannya.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
UMR Naik di Tahun 2023, Ini Cara Mempertahankan Biaya (Gaya) Hidup
Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan aturan resmi kenaikan upah minimum UMK dan UMR naik tidak boleh lebih dari 10% di tahun 2023. Pastinya sih dengan mempertimbangkan kondisi setiap daerah ya, yang biasanya terdiri atas variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks-indeks lainnya.
Jadi … Hore, gaji naik!(?) Lalu, apakah sekarang kamu merasa punya gaji ideal, sehingga bisa kamu guanakan semaunya?
Sebentar, ternyata selain gaji naik, ada juga beberapa dampak lain yang bisa terjadi kalau UMR naik di tahun 2023. Apa saja? Mari kita lihat.
Dampak jika UMR Naik
1. Daya beli meningkat
UMR naik, artinya daya beli masyarakat secara umum juga akan meningkat, yang kemudian juga berpengaruh pada dunia usaha itu sendiri. Konsumsi domestik meningkat, karena para pekerja lebih mampu untuk membeli barang-barang kebutuhan mereka. Lebih jauh lagi, gaya hidup bisa jadi juga meningkat.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pastinya ini adalah hal yang bagus. Namun, dari sisi keuangan pribadi, jika tidak dikelola dengan baik, naiknya gaji bisa menjebak sehingga gaya hidup juga meningkat.
2. Bisa memenuhi kebutuhan yang lebih layak
Dengan daya beli yang meningkat, maka beberapa kebutuhan—yang mungkin tadinya bisa dipenuhi sekadarnya—sekarang bisa dipenuhi dengan lebih layak. Dengan demikian, kesejahteraan pun bisa lebih baik.
3. Pengeluaran meningkat
Dampak dari daya beli yang lebih tinggi adalah harga kebutuhan yang juga akan menyesuaikan. Artinya, pada akhirnya pengeluaran juga akan lebih banyak. Karena ya itu tadi, berkaitan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan yang lebih baik plus harga kebutuhan yang juga akan naik menyesuaikan.
4. Omzet bisnis kecil naik
Kalau UMR naik dan daya beli masyarakat umum meningkat, maka omzet bisnis kecil juga akan naik seiring perkembangannya.
Tentu saja hal ini adalah dampak yang bagus, karena bisnis kecil—utamanya UMKM—merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia.
5. Bisa terjadi pemutusan hubungan kerja
Saat UMR naik, maka pelaku bisnis kecil UMKM juga harus menaikkan upah karyawan atau pekerjanya agar bisa tetap bertahan. Tentu ini bukan hal yang sulit jika omzet bisnis juga baik.
Nah, masalahnya adalah ketika ternyata perkembangan bisnis ke depannya kurang baik. Sudahlah bisnis perusahaan lesu, pengeluaran juga besar. UMR naik, tetapi pihak pemberi kerja tidak mampu menyesuaikan upah untuk karyawan atau pekerjanya, maka opsi PHK mungkin harus dilakukan.
So, UMR naik memang kemudian bisa berdampak positif ataupun negatif. Tinggal bagaimana kita mengelola “hasil UMR naik” ini, agar meskipun daya beli kita meningkat tetapi pengeluaran tetap bisa dikendalikan.
Mempertahankan Biaya (Gaya) Hidup karena UMR Naik
So, lagi-lagi reminder nih. Bahwa gaji boleh saja naik, biaya hidup mungkin juga akan naik—tapi, lifestyle alias gaya hidup harus dipertahankan sebisa mungkin. Alias gaya hidup tak perlu ikut naik juga.
Jangan sampai terjebak sendiri. Karena merasa gajinya lebih banyak (padahal ya maksimal 10% saja), yang tadinya nongkrong di kafe cukup sebulan sekali tiba-tiba merasa perlu untuk ngafe seminggu sekali. Yang tadinya kalau belanja lebih suka di toko sembako dan kelontong di kampung sebelah, tiba-tiba lebih nyaman untuk belanja di hypermart. Yang tadinya cukup langganan paket streaming smartphone, tahu-tahu upgrade paket ke yang paling komplet.
Ouch! Tahu-tahu, enggak bisa menabung lagi. Tahu-tahu, lupa investasi. Malah jadi punya utang konsumtif. Gaji lebih besar, utangnya bengkak. Wadidaw!
1. Financial check up
Oke, penghasilan bertambah—meski kecil—tapi bisa mengubah kondisi keuangan. Jadi, mari mulai dari melakukan financial check up.
Periksa:
- Berapa pemasukan atau penghasilan total yang kamu miliki sekarang, termasuk yang di luar gaji?
- Berapa kebutuhan hidup pokok standar yang sudah kamu jalani? Bandingkan dengan yang sekarang, apakah masih sama atau berbeda? Kalau berbeda, apanya yang beda?
- Ada pembengkakan biaya di pos apa? Bagaimana sifatnya, urgent atau tidak? Kebutuhan atau keinginan? Bagaimana jika bulan depan tidak dipenuhi, apakah kamu tetap bisa hidup dengan nyaman?
- Masih bisa investasi minimal 10%? Jika tidak, mampu investasi berapa?
- Apakah utang bisa segera dilunasi demi beban yang lebih ringan? Jika ya, cari cara untuk segera lunasi saja.
2. Tentukan penggunaan selisihnya
So, kalau setelah financial check up kamu menemukan bahwa seluruh pos pengeluaran aman—dalam arti, sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan—maka kamu bisa tentukan penggunaan selisih dari nominal UMR naik yang kamu dapatkan.
Misalnya saja, gaji awal kamu Rp5.000.000. Ternyata oleh kantor tempat kamu bekerja, gaji disesuaikan dengan ketentuan UMR naik dari pemerintah maksimal 10%. Maka, sekarang kamu akan menerima gaji sebesar Rp5.500.000.
Nah, selisihnya yang sebanyak Rp500.000 sebaiknya hendak digunakan untuk apa?
Tentu saja, enggak masalah jika kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semula tidak dapat dipenuhi dengan baik. Namun, ada baiknya juga kamu alokasikan untuk menambah aset. Misalnya, menambah investasi, atau bisa juga menambah dana daruratmu.
Intinya, selisih yang lebih besar itu harus benar-benar dipastikan digunakan untuk hal-hal yang penting, yang akan bermanfaat hingga jangka waktu yang lebih panjang. Lebih bijak kan?
3. Tetap seimbangkan cash flow
Jaga cash flow agar selalu positif. Ini adalah prinsip dari pengelolaan keuangan yang baik. Gaya hidup naik? Boleh saja, tapi cash flow tetap positif.
Mungkin kamu berpikir, bahwa dengan UMR naik yang berarti gaji juga naik, maka cash flow pasti positif. Jangan salah, kan kamu sudah baca penjelasan di atas. Bahwa ketika gaji naik, ada kecenderungan lifestyle juga naik. Akibatnya, bisa saja sekarang malah negatif.
So, bisa saja kamu mencapai hal ini dengan menambah penghasilan lagi. Mulai side hustling mungkin? Atau punya bisnis kecil-kecilan?
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah menghitung, berapa peluangmu untuk bisa naik gaji tahun depan mengikuti ketentuan UMR naik?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengatur Keuangan Keluarga Saat Suami Tak Berpenghasilan
Baru-baru ini ada thread viral tentang keputusan seorang istri mengikhlaskan suaminya resign dari kantor tempatnya bekerja, karena alasan kesehatan. Setelah menelusur, ada satu hal yang cukup menarik yang bisa ditarik sebagai pelajaran ketika akhirnya suami tak berpenghasilan dan mengandalkan penghasilan istri saja.
Memang ya, hidup di Indonesia itu cukup challenging. Beberapa norma yang berlaku masyarakat kadang lantas membuat pihak-pihak tertentu menjadi tampak “tidak normal” jika tidak diikuti. Termasuk soal penghasilan untuk keluarga. Umumnya, suami memang dianggap seseorang yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga; memberi nafkah istri dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Namun, kadang, fakta di lapangan berkata lain. Karena berbagai sebab, suami tak dapat melakukan tugas, dan harus melimpahkan tanggung jawab sebagai penafkah kepada istri. Salahkah suami jika melakukan hal tersebut? Enggak selalu, karena banyak alasannya. Kesehatan adalah salah satu alasan terbesarnya. Tapi ya begitulah, saat gaji istri lebih besar saja kadang jadi masalah. Apalagi kalau suami tak berpenghasilan. Di Indonesia, ini adalah masalah yang besar.
Mengatur keuangan dari penghasilan satu pintu tentu bukan perkara mudah. Apalagi kalau kedua pasangan tadinya sama-sama bekerja. Penurunan pemasukan keluarga pasti akan memengaruhi kondisi ekonomi. Sedikit atau banyak, itu relatif.
Terlepas dari soal stigma sosial yang harus dihadapi, persoalan keuangan ini juga akan menjadi tantangan besar bagi pasangan dengan suami tak berpenghasilan. Pasalnya, kita tidak bisa menutup mata bahwa masih ada gap antara penghasilan perempuan dan pria di Indonesia. Masih banyak perempuan bekerja yang digaji lebih rendah daripada pria untuk level jabatan yang sama. Tak hanya soal feminis, tapi data yang menyatakannya. Jadi, walaupun istri mengambil alih peran penafkah keluarga, tetapi bisa jadi penghasilan ya tetap saja tidak akan sebesar penghasilan suami yang bekerja.
Artinya, masalah keuangan ini adalah masalah yang serius. Apalagi kita masih dalam situasi tak berkepastian seperti sekarang. Kebutuhan makin banyak, sekaligus semakin sulit didapatkan.
Lalu, bagaimana ya cara mengatur keuangan bagi keluarga dengan suami tak berpenghasilan?
Atur Keuangan untuk Keluarga dengan Suami Tak Berpenghasilan
Pastikan pertimbangan dan persiapannya matang
Kalau menelusur dari thread viral yang disebutkan di awal tadi, ada penjelasan bahwa sebelum suami tak berpenghasilan, keluarga tersebut sudah punya tabungan 10x gaji dan sempat membeli asuransi yang memadai. Seiring waktu, malahan tabungan ini tidak perlu digunakan sama sekali, dan kebutuhan hidup dapat dipenuhi dari penghasilan istri sepenuhnya.
So, apa moral of the story? Yes, persiapan yang matang.
Memutuskan resign tak boleh dilandasi emosi, karena bisa membuat kita bias dalam mengambil keputusan hingga akhirnya tak melakukan persiapan. Padahal, hidup ke depan setelah resign harus dipikirkan dengan baik, apalagi jika sudah ada tanggungan.
Atur kembali rencana dan anggaran
Mengelola keuangan rumah tangga dari penghasilan 2 pintu menjadi satu pintu bukan perkara gampang. Karena itu, persiapan adalah koentji dan kemudian lakukan financial check up untuk membuat evaluasi dan mengetahui secara pasti kondisi keuangan keluarga saat suami tak berpenghasilan lagi.
Atur kembali rencana keuangan yang mungkin tadinya sudah ada. Kamu bisa meninjau kembali tujuan-tujuan keuangan, dan menyusun ulang berdasarkan hasil financial check up yang sudah dilakukan. Buat anggaran yang sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Cicilan utang dan kebutuhan primer menjadi prioritas utama. Yang lain, kamu bisa sesuaikan dengan kemampuan. Bahkan investasi bisa dikurangi dulu, selama keuangan belum stabil lagi. Ke depannya, fokuslah pada menjaga cash flow agar tetap positif.
Amankan Dana Darurat dan Asuransi
Punya asuransi kesehatan adalah hal yang tak bisa ditawar. Asuransi kesehatan akan dapat memberikan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan. Apalagi biaya kesehatan terus meningkat. Meskipun iurannya naik, tapi BPJS Kesehatan tetap bisa jadi pilihan pertama. Selanjutnya, tergantung kebutuhan.
Jika istri kemudian menjadi penafkah utama karena suami tak berpenghasilan, maka pastikan istri memiliki asuransi jiwa. Setelah itu, pastikan dana darurat dalam kondisi yang memadai juga.
Tinjau kembali cicilan utang
Memang dalam praktiknya, cicilan utang harus menjadi prioritas apa pun kondisinya. Tapi saat suami tak berpenghasilan, maka bisa jadi cicilan akan menambah beban. So, coba cari cara untuk meringankannya.
Barangkali ada beberapa cicilan yang bisa dilunasi dulu sebelum akhirnya suami resign. Terutama untuk cicilan konsumtif yang berbunga besar. Pastikan untuk tidak menambah utang besar dan konsumtif saat nanti keuangan belum stabil.
Jika memang perlu, kamu bisa mengajukan restrukturisasi utang yang cicilannya terlalu besar dan membebani. Mungkin ada diskon bunga, atau tenor bisa diperpanjang. Apa pun kondisinya, sebaiknya dijelaskan pada pihak pemberi pinjaman. Prinsipnya, mereka akan lebih memilih melunakkan pinjaman daripada risiko gagal bayar meningkat. Termasuk KPR.
Tambah penghasilan
Jika memang perlu dan memungkinkan, cobalah untuk mencari alternatif lain demi mendapatkan penghasilan tambahan. Baik untuk suami maupun hal yang bisa dilakukan berdua.
Memang, kualitas hidup tak hanya tergantung pada penghasilan yang didapatkan, tetapi pada cara kelola uang yang ada. Tapi bagaimanapun, keluarga dengan keuangan yang sehat pastilah akan lebih mudah menjalani kehidupan. Karena itu, kita tetap realistis dan berusaha agar ‘dapur tetap mengepul’, apa pun caranya asal halal.
Dana Pensiun
Suami tak berpenghasilan bukan berarti pensiun, jika sekarang masih mengandalkan penghasilan aktif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. So, tetap ada PR besar untuk bisa membangun aset aktif yang nantinya bisa memberikan passive income. Pasalnya, bagaimanapun juga, nantinya jika istri yang akan menjadi tulang punggung keluarga, akan ada waktu juga baginya untuk pensiun.
So, meski berat, persiapkan sejak sekarang.
Itu dia cara mengatur keuangan keluarga jika suami tak berpenghasilan, dan hanya mengandalkan dari penghasilan satu pintu, yaitu dari istri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Resesi Ekonomi Global Mengancam di 2023: Apa yang Harus Kita Lakukan?
Upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi yang dilakukan sejak tahun 2021 ternyata harus menemui perkembangan yang cukup suram sampai dengan hari ini. Resesi ekonomi global akhirnya diprediksi datang di tahun 2023.
Bak efek domino, satu hal memicu hal lain dan kemudian memberikan dampak pada masalah yang lain lagi, dunia akhirnya berada di ambang krisis. Apalagi saat artikel ini ditulis, The Fed telah kembali menaikkan suku bunga acuannya hingga 0.75%, menjadi 3.00% – 3.25%. Angka ini adalah yang tertinggi sejak 2008.
Efek Domino Resesi Ekonomi Global: Perang, Krisis Pangan, Krisis Energi, dan Inflasi
Inflasi yang naik tak terkendali disebut menjadi penyebab mengapa bank sentral AS menaikkan suku bunga ini.
Sementara, sejumlah bank sentral negara lain di dunia juga sudah menaikkan bunga acuannya. Di antaranya:
- Bank sentral Kanada menaikkan suku bunga acuan dari 0.5% menjadi 1%, akibat inflasi negara tersebut melonjak ke 5.7%, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, gas, dan bahan makanan efek perang Ukraina dan Rusia.
- Bank sentral Sri Lanka juga menaikkan suku bunga acuan menjadi 14.5%, demi menjaga rupee yang amblas 35% satu bulan terakhir. Efeknya pasokan bahan makanan menipis di negara tersebut, sementara warganya juga harus melalui hari-hari tanpa listrik hingga berhari-hari.
- Bank sentral Korea Selatan meningkatkan suku bunga acuannya dari 1.25% menjadi 1.5%, untuk mengatasi laju inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga komoditas yang masih merupakan buntut dampak perang Rusia dan Ukraina.
Bank Dunia akhirnya juga menurunkan prediksinya atas pertumbuhan ekonomi dunia, dari 6.1% menjadi “hanya” 3.2%, akibat adanya penurunan daya beli rumah tangga dan kebijakan moneter AS yang lebih ketat. Ditambah lagi masalah ekonomi yang juga melanda Tiongkok akibat pembatasan pandemi yang berkepanjangan dan krisis properti yang seakan tak berujung. Eropa pun masih dan diprediksi akan terus terkena imbas langsung dari perang Ukraina dan Rusia.
Karena itu, Bank Dunia memperkirakan perlambatan pertumbuhan ekonomi hanya akan maksimal 2.9% saja di tahun 2023 nanti.
Efek Resesi Ekonomi 2023 yang Bisa Terjadi pada Indonesia
Kalau secara global, kita akan diprediksi masuk ke resesi ekonomi, lantas efek apa yang akan kita alami atau rasakan di Indonesia?
Perlu kamu tahu, bahwa kalau dunia mengalami resesi ekonomi itu belum pasti juga sampai ke Indonesia. Mungkin ada efek, tetapi bisa saja tidak terlalu dalam. Saat diserang pandemi tahun 2020, kita juga mengalami resesi ekonomi, tetapi malah termasuk salah satu negara yang bisa bangkit lebih dulu.
So, prediksi resesi ekonomi ini baik banget jika pengin kamu ikuti beritanya, tetapi hal seperti ini ada di luar kendali kita. Akan lebih baik, jika kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan sebagai individu untuk menghadapi prediksi ini, yaitu beradaptasi dengan kondisi.
Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk siap menghadapi kemungkinan buruk, apa pun itu.
Bersiap Menghadapi Kemungkinan Buruk
1. Atur cash flow
Cash flow adalah kunci segala situasi. Apa pun kondisinya, jika kita bisa menjaga agar cash flow tetap positif, maka sebenarnya, katakanlah, 80% masalah sudah teratasi.
So, mau ada resesi ekonomi atau tidak, cash flow harus tetap positif. Dan, kamu pasti sudah hafal betul step by step menjaga cash flow tetap positif:
- Lakukan financial checkup, cari di mana celah yang bisa diperbaiki
- Jaga pengeluaran agar tetap hemat, tetapi tidak pelit.
- Tetap belanja tapi lakukan dengan bijak, karena belanja rumah tangga dan pribadi merupakan tulang punggung perekonomian kita.
- Tambah penghasilan, mulai dari fokus supaya naik gaji, atau lakukan side hustle ataupun berbisnis sampingan.
Jadi, ingat ya, prinsipnya. Apa pun kondisinya, jaga cash flow tetap positif, apa pun caranya. Kalau negatif, hentikan dulu investasi, belanja yang tak perlu, restrukturisasi cicilan, dan lakukan berbagai upaya untuk mengembalikan dulu cash flow ke positif. Baru kemudian kamu bisa menentukan anggaran lagi.
2. Tetap menabung dan berinvestasi
Yes, tetap menabung dan berinvestasi, dengan catatan cash flow sudah positif.
Fokus tujuan menabung dan investasi sudah bukan lagi yang serbacuan atau yang bisa instan bikin kaya, tetapi yang bisa melayani kebutuhan kamu dan sesuai dengan kondisi terkini. Ingat, bahwa kemampuan finansialmu mungkin juga akan menurun jika terjadi krisis. So, ada baiknya disesuaikan.
Belanja jangan halu, investasi jangan asal.
3. Pastikan punya dana darurat
Dana darurat lagi-lagi akan jadi pos yang sangat penting ke depannya. So, ayo dicek, bagaimana kondisinya saat ini. Mungkin mumpung masih ada waktu, ada baiknya kamu bersiap. Bisa saja kamu turunkan prioritas keinginan lain, agar dana yang kamu punya bisa dialihkan ke dana darurat dulu sekarang.
So, nanti kalau benar-benar resesi ekonomi datang sesuai prediksi, dana daruratmu sudah lumayan memadai.
4. Tunda pembelian besar yang belum mendesak
Misalnya kalau kamu pengin ganti kendaraan, atau berencana untuk merenovasi rumah yang bersifat dekorasi, ataupun berbagai keinginan lain yang butuh dana yang besar, tundalah dulu jika memang tidak terlalu mendesak.
Pasalnya, dalam kondisi yang serba tidak pasti ini, kita harus menyesuaikan prioritas lagi. Lebih baik fokus dulu pada berbagai kebutuhan esensial. Mengapa? Ya, seperti yang sudah dijabarkan di poin pertama di atas: untuk menjaga cash flow tetap positif dan stabil.
5. Berhati-hati mengambil cicilan
Utang akan menjadi beban yang cukup berat kalau kita harus menghadapi krisis keuangan. So, akan lebih baik jika kamu mulai berhati-hati jika ingin mengambil cicilan di saat sekarang. Mulai dari kartu kredit, paylater, dan berbagai kemudahan pinjaman itu harus mulai diwaspadai.
Ingat prinsipnya kan: jaga cash flow positif, dan lebih baik fokus ke kebutuhan esensial lebih dulu.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kita lakukan agar tetap survive melewati krisis atau resesi ekonomi yang diprediksikan datang. Yok bisa yok!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Imbangi Kenaikan BBM dengan Kenaikan Penghasilan Juga
Kenaikan BBM tak bisa dihindari lagi. Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak baik yang bersubsidi maupun yang nonsubsidi minggu lalu.
Penyesuaian harga terjadi untuk Pertalite, dari harga Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liternya. Solar subsidi juga disesuaikan harganya, dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Pertamax, sebagai BBM nonsubsidi, juga terkerek harganya, dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.Kebijakan ini efektif mulai berlaku sejak hari Sabtu, 3 September 2022, pukul 14.30, 1 jam setelah diumumkan secara resmi.
Sementara, beberapa hari sebelumnya, beberapa jenis BBM nonsubsidi juga dinaikkan harganya, yaitu untuk Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, dengan harga yang bervariasi setiap daerah.
Artikel ini ditulis baru beberapa hari setelah kenaikan BBM tersebut. Bisa jadi, efeknya baru terasa kalau kita harus membeli BBM. Tapi, kita semua tahu, bahwa efek kenaikan BBM enggak hanya akan berhenti di sini saja. Ke depan, pasti bahan kebutuhan pokok juga akan disesuaikan harganya.
Padahal, sebelum pengumuman kenaikan BBM saja, beberapa barang kebutuhan pokok sudah naik. Seperti telur, minyak goreng, dan lain sebagainya.
Namun, di balik itu semua, kita harus yakin bahwa ini adalah keputusan terbaik untuk semuanya. Pemerintah sendiri tentu sudah mempertimbangkannya dengan bijak. Apalagi kita ingat, bahwa dunia memang sedang mengalami tiga jenis krisis saat ini, yaitu krisis keuangan, krisis pangan, dan krisis energi yang disebabkan oleh berbagai hal. Pernah juga disinggung bahwa harga keekonomian Pertalite saja seharusnya sekitar Rp17.000 per liter.
Jadi, memang, kenaikan BBM ini tak bisa dihindari lagi. Dan, harus diakui, ke depannya, kita harus semakin keras berusaha.
So, apa kabar cash flow kamu?
Jaga Cash Flow di Tengah Kenaikan BBM
Ya, supaya kita bisa mengatasi kesulitan keuangan yang berpeluang terjadi akibat kenaikan BBM, mari kita kembali dulu ke cash flow. Arus kas kita.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan cash flow karena kenaikan harga BBM—dan juga harga kebutuhan lain nantinya—adalah berhemat. Mengurangi pengeluaran yang tak perlu, menyusun ulang prioritas, dan fokus pada kebutuhan esensial lebih dulu.
Tetapi, sebenarnya ada hal-hal yang juga sangat penting untuk dilakukan selain berhemat agar kita bisa survive melewati masa sulit ini. Yes, kita harus mengimbangi penambahan pengeluaran dengan peningkatan pemasukan.
Diversifikasi pemasukan, itu dia yang harus kita lakukan di saat kenaikan BBM ini, terutama jika kamu saat ini masih hanya mengandalkan satu stream income saja, misalnya dari gaji pekerjaan tetapmu.
Yes, memang. Kalau dipikir-pikir ya, buat yang sudah punya full time job, menambah pemasukan dari stream income yang lain bisa sangat challenging ya. Terutama, soal waktunya. Tapi, kita punya keyakinan, bahwa kalau ada niat dan mau usaha, pasti ada jalannya. Begitu juga jika kamu memang pengin menambah pemasukan, demi bisa memperlancar cash flow. Ada kok caranya, supaya kamu bisa melakukannya sembari tetap bekerja di kantor yang sekarang.
Menambah Pemasukan untuk Mengimbangi Pengeluaran
Menambah Penghasilan secara Aktif
Kalau memang modalmu belum banyak, dan lagi kamu masih punya waktu dan energi—misalnya, ketimbang dipakai untuk sekadar rebahan atau hedon berkeliaran ke mana-mana, mending kamu manfaatkan waktu dan tenagamu untuk menghasilkan uang secara aktif di waktu after hours. Capek, iya jelas. Tapi, hasilnya akan sepadan di jangka waktu yang panjang.
Berikut beberapa ide menambah penghasilan yang bisa kamu lakukan demi mengimbangi pengeluaran yang juga bertambah akibat kenaikan BBM dan barang-barang kebutuhan lainnya:
Membuka toko online
Dibandingkan bekerja di kantor, berbisnis online dengan berdagang melalui media sosial atau marketplace bisa dianggap hanya kerja ‘kecil’ loh! Modalnya hanya gadget apa pun—bahkan pakai handphone saja bisa—dan kuota internet.
Biasanya, ini juga bisa dihubungkan dengan hobi yang kamu miliki. Misalnya, kamu hobi jahit, maka kamu bisa mencoba menjual berbagai karya jahitanmu sendiri. Jika kamu tidak punya keterampilan khusus pun, kamu bisa mencoba berbisnis online dengan metode reselling atau dropshipping.
Berbisnis sampingan
Ya, membuka toko online bisa dianggap sebagai bisnis sampingan sih. Tetapi, bisnis sampingan di sini adalah bisnis yang bisa kamu kerjakan sembari kamu bekerja di kantor.
Misalnya, kamu suka dan pintar memasak. Kamu bisa saja menerima pesanan bekal makan siang untuk beberapa teman sekantor. So, sekali masak, kamu bisa memasak untuk 4 – 5 orang sekaligus, misalnya. Dan dari mereka, kamu pun jadi bisa makan siang gratis. Tentu saja, kamu juga boleh menambah margin, agar tak hanya makan siang gratis, kamu juga bisa mendapatkan uang dari hasil keuntungan bisnis bekal makan siang ini.
Atau, mungkin kamu kulakan camilan dari toko grosiran, lalu kamu repack dalam kemasan kecil. Camilan ini kemudian kamu jual kepada teman-temanmu di kantor. Lumayan juga kan?
Namun ingat ya, perhatikan juga kebijakan kantor ya. Jika ada larangan bagi karyawan untuk berdagang di dalam area kerja, ya sebaiknya kamu taati.
Jadi driver di luar waktu kerja
Jadi driver taksi online yang sekarang menjamur juga bisa jadi salah satu alternatif sumber pemasukan tambahan demi mengimbangi pengeluaran yang membengkak akibat kenaikan BBM loh. Pekerjaan ini bisa kamu lakukan di luar kerja, misalnya di malam hari atau di weekend.
Atau sering juga ada perusahaan rental kendaraan yang menerima driver freelance, yang bekerja hanya kalau dibutuhkan. Misalnya, saat peak season liburan, kamu bisa menambah pemasukan dengan menjadi driver bagi wisatawan yang mencarter kendaraan.
Menjual jasa dan karya
Peluang untuk side hustling sekarang juga meluas dengan berkembangnya internet dan situs-situs marketplace freelancer. Mulai dari menjadi virtual assistant sampai desainer segala karya dibutuhkan secara online dan remote.
Jika kamu memang punya skill-nya, enggak ada salahnya menelusuri situs-situs seperti Fiverr, Upwork, Fastwork, dan sebagainya. Siapa tahu ada proyek yang cocok, dan bisa kamu kerjakan di luar waktu kerja utamamu.
Mendapatkan Penghasilan secara Pasif
Peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan juga bisa dilakukan secara pasif, artinya kamu tidak perlu menukarkan energi, waktu, dan pikiran dengan uang, tetapi dengan memanfaatkan aset yang sudah kamu miliki.
Bisnis sewa
Menyewakan properti yang sudah kamu miliki bisa juga menjadi satu opsi untuk menambah pemasukan demi mengimbangi efek kenaikan BBM.
Nah, yang lagi hype sekarang tuh, orang-orang membeli properti di pinggir kota yang masih asri, kemudian menyewa grup manajemen properti lokal untuk mengelolanya. Misalnya, rumah kecil dengan halaman luas, bisa loh disewakan sebagai tempat staycation bagi keluarga kecil yang pengin liburan singkat demi menjauh dari rutinitas di akhir pekan.
Selain menyewakan properti, kamu juga bisa menyewakan kendaraan yang sudah kamu miliki. Misalnya mobil atau sepeda motor.
Investasi dan/atau trading
Sekarang perkembangan instrumen investasi juga luar biasa, ya kan? Tak hanya yang old school seperti deposito atau emas, bahkan saham pun bisa menjadi sumber untuk mendapatkan penghasilan jika kamu memiliki keahlian trading yang mumpuni.
Investasi pada Diri Sendiri alias Upgrade Skill
Cara yang ketiga ini barangkali bukan cara menambah pemasukan yang secara langsung akan ada hasilnya. Tetapi, dengan skill baru atau mungkin kamu memperdalam skill yang sudah kamu kuasai sebelumnya, bisa jadi nantinya akan memberi pengaruh juga terhadap pemasukan yang akan kamu terima. Mungkin kamu akan dipromosikan, naik jabatan, atau mungkin bisa mendapatkan penghasilan dengan cara lainnya juga.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan demi menambah pemasukan untuk mengimbangi pengeluaran yang bertambah akibat kenaikan BBM dan juga barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Jadi, yang mana nih yang akan kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Pertalite Rp17.100? Ini Pro, Kontra, dan Apa yang Harus Kita Lakukan
Berita seputar BBM menghiasi headlines beberapa waktu belakangan. Mulai dari kenaikan harga BBM nonsubsidi, pembelian dengan aplikasi, sampai jika harga Pertalite tembus Rp17.100.
Pemerintah sendiri sejauh ini masih menahan harga Pertalite pada Rp7.650 per liter, padahal BBM jenis yang lain sudah beberapa kali dinaikkan. Presiden Jokowi sendiri menyebutkan dalam berita-berita, bahwa harga Pertalite sebisa mungkin tetap akan ditahan, karena penggunanya berbeda dengan jenis BBM lainnya.
Berapa Harga Pertalite Seharusnya?
Dalam hal ini, pemerintah memberikan keterangan, bahwa harga Pertalite Rp7.650 ini sangat jauh di bawah harga keekonomiannya. Kalau mau mengikuti harga minyak dunia, harga Pertalite seharusnya ada di angka Rp17.100 per liternya.
Lalu, apa yang terjadi jika harga Pertalite mencapai Rp17.100 per liter? Bisa jadi akan menyebabkan:
- Memacu inflasi lebih tinggi dan bisa jadi tak terkendali
- Menurunkan daya beli masyarakat, karena harga barang pasti melambung lebih tinggi lagi
- Beban hidup akan semaki berat
- Jumlah masyarakat miskin akan bertambah.
Wah, rumit juga ya ternyata?
Kita bisa lihat dari situasi yang terjadi di beberapa negara lain di dunia saat ini. Penetapan harga bahan bakar di luar negeri ditentukan benar-benar berdasarkan harga minyak dunia. Kalau harga minyak dunia mencapai USD 100 lebih per barrel-nya, maka harga BBM akan semakin mahal.
Hal yang berbeda terjadi di Indonesia, yang harga BBM-nya ditentukan oleh pemerintah untuk menjaga supaya tetap terjangkau oleh masyarakat. Selisih harganya ditutup dengan subsidi yang sumber dananya diambil dari APBN.
Saat ini, ketika harga Pertalite ditahan, beban APBN mencapai Rp502 triliun. Angka ini adalah angka subsidi keseluruhan antara subsidi untuk Pertalite, LPG 3 kilogram, dan listrik.
Jika Harga Pertalite Terlalu Lama Ditahan
However, untuk saat ini pemerintah masih cukup kuat untuk menahan. Tetapi ternyata ada beberapa hal yang bisa terjadi kalau harga Pertalite terlalu lama ditahan.
Apa saja dampaknya?
Distorsi ekonomi
Apa itu distorsi ekonomi? Misalnya saja, seperti ketika minyak goreng ditahan pada harga Rp14.000 per liter. Penjual tidak boleh menaikkan melebihi harga yang sudah ditentukan. Harga tersebut tidak bisa naik ataupun turun sesuai mekanisme pasar. Efeknya, muncul kelangkaan.
Hal yang sama dikhawatirkan bisa terjadi pada BBM jenis Pertalite ini jika harganya ditahan terlalu lama. Pasalnya, bisnis tetap bisnis. Produsen akan enggan untuk menjual rugi lantaran biaya produksi akan lebih tinggi.
Dengan disubsidi, produsen BBM—dalam hal ini Pertamina—tetap akan mendapatkan kompensasinya dari APBN. Namun, tidak ada penyeimbangan permintaan dari pasar, karena masyarakat tidak akan mengurangi konsumsi karena tidak ada kenaikan harga.
Defisit
Defisit negara juga akan meningkat seiring beban fiskal yang semakin berat. Meskipun pemerintah sendiri sempat mengumumkan hendak menekan defisit hingga 3%.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Well, memang kondisinya sedang sulit. Tak hanya harga Pertalite yang cukup mengkhawatirkan, mau ditahan beban negara berat, mau dinaikkan beban rakyat yang meningkat. BBM naik, LPG juga bisa saja dinaikkan lagi. Sekarang saja sudah ada wacana untuk mengganti kompor gas menjadi kompor listrik.
Lalu, bagaimana ya?
Sebenarnya, hal yang perlu kita lakukan kurang lebih sama saja dengan saat ada kondisi dan situasi yang berubah. Kan, kita sudah banyak melewati masa sulit nih, kemarin. Ada pandemi, lalu ada badai PHK. Yuk, pasti kita juga bisa melewati ujian yang kali ini.
Just a reminder, lakukan hal-hal berikut ya.
1. Financial check up
Karena kondisi yang berubah, maka bisa jadi akan memengaruhi juga keadaan keuangan kamu. Yuk, lakukan financial check up dulu sebelum melangkah ke hal-hal lainnya.
Kamu bisa cek:
- Apakah penghasilanmu masih tetap sama? Sumber dan jumlahnya?
- Apakah pengeluaranmu masih tetap sama? Pos dan jumlahnya?
- Bagaimana posisi utang kamu? Apakah cukup aman sejauh ini? Masih harus mencicil berapa lama lagi? Apakah ada yang bisa dilunasi dengan segera?
- Bagaimana asetmu? Masih bertahan, bertambah, ataukah malah minus? Bagaimana posisinya terhadap tujuan keuangan? Apakah masih aman?
- Iuran asuransi kesehatan aman? Yang untuk keluarga juga sudah ada?
- Bagaimana dengan asuransi jiwa, apakah sudah ada untuk si pencari nafkah? Apakah iurannya aman?
Buat catatan pengeluaran yang disesuaikan dengan kondisi sekarang kalau perlu, untuk melihat apakah ada pola yang harus diubah.
2. Atur cash flow
Arus kas merupakan hal terpenting di saat-saat yang tak pasti dan sulit seperti ini. Jagalah agar tetap positif, yang artinya pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran.
Misalnya saja, kamu menggunakan prinsip 1 – 2 – 3 – 4 untuk mengatur cash flow, apakah sekarang dan beberapa waktu ke depan masih bisa diterapkan dengan baik? Ataukah, ada proporsi yang harus diubah? Mungkin tadinya 10% untuk lifestyle, 20% untuk investasi, 30% untuk utang, dan 40% untuk rutin, sekarang harus diubah menjadi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% utang, dan 10% investasi 10% lifestyle? Boleh saja. Atau lifestylenya yang dikurangi? Bisa saja.
Sesuaikan dengan kebutuhan. Dan, yang pasti: keluarkan uang sesuai kemampuan, dan prioritaskan kebutuhan esensial sebelum yang lainnya.
3. Cek dana darurat
Cek dana darurat, apakah masih memadai? Untuk single, kamu perlu dana darurat sebesar 4 x pengeluaran rutin bulanan. Untuk menikah, kamu perlu dana darurat 6 – 12 x pengeluaran rutin bulanan, sesuaikan dengan jumlah jiwa yang ditanggung.
Ya, kondisinya memang sedang sulit. Tapi, yuk, yakin saja bahwa kita bisa melewatinya dengan baik.