Belanja di Live TikTok, Kenapa Susah Ditolak atau Dihentikan?
Siapa nih yang barusan checkout belanjaan gara-gara nonton live TikTok? Sementara para seller-nya mengumumkan bahwa omzet menembus miliaran rupiah, kamu apa kabar? Dompet gimana dompet?
Yes, akhir-akhir ini perilaku konsumsi masyarakat Indonesia memang berubah. Media sosial seperti TikTok dan Instagram telah memengaruhi cara orang berbelanja. Orang dengan cepat dihadapkan pada berbagai produk dan jasa saat mereka melihat video. Bahkan saat sedang iseng scroll.
Berawal scroll sebelum tidur, berakhir checkout sambil ngelindur. Besoknya bertanya-tanya sendiri, “Kok ada uang terdebit ya?”
Pada akhirnya, keputusan berbelanja bukan lagi pada kebutuhan, tetapi pada, “Eh, kok lucu ya?”, atau “Lah iya ya? Kalau pakai barang ini, hidupku akan lebih mudah.” Juga beberapa alasan lainnya yang kadang kala “beyond” yang bisa diwaspadai.
Apa saja?
Mengapa Live Tiktok Shopping Tak Bisa Ditolak?
Algoritma dan Testimoni
Aplikasi seperti TikTok mempunyai suatu sistem yang dibuat untuk memperlihatkan video atau barang-barang yang sangat sesuai dengan apa yang kita suka atau minati. Hal ini membuat aplikasi memberikan saran terus menerus untuk melihat video atau produk yang mirip, dan bisa jadi kita terus-terus melihat dan akhirnya terpengaruh untuk membeli.
Sementara itu, di media sosial, orang juga sering membagikan pengalaman masing-masing menggunakan suatu produk lewat ulasan atau komentar positif. Hal ini bisa membantu kita dalam memutuskan apakah kita juga ingin membeli produk tersebut. Karena kita membaca atau melihat pengalaman baik orang lain, kita jadi terpengaruh dan terkadang merasa lebih yakin untuk membeli produk tersebut juga.
Bisa Lihat secara Langsung
Di live TikTok, penjual bisa memperlihatkan produk mereka secara langsung melalui video. Artinya, kita bisa melihat bagaimana barang itu digunakan atau dilihat dari berbagai sudut sebelum kita memutuskan untuk membelinya. Ini berbeda dari hanya melihat foto atau membaca deskripsi tentang produk yang bersangkutan.
Dengan cara ini, kita jadi bisa lebih yakin saat ingin membeli karena kita sudah melihat sendiri bagaimana barang itu secara nyata. Misalnya, jika kita ingin membeli baju, kita bisa melihat bagaimana baju itu terlihat saat dipakai orang, bukan hanya melihat fotonya saja. Atau jika kita ingin membeli alat masak, kita bisa melihat bagaimana alat itu digunakan untuk memasak.
FOMO
Kita sering melihat di media sosial bahwa suatu produk menjadi sangat terkenal dan banyak orang membelinya. Hal ini bisa membuat kita ingin mengikuti tren dan juga membeli produk tersebut, meskipun sebenarnya kita tidak benar-benar membutuhkannya. Ini disebut dengan “efek bandwagon”, di mana kita terpengaruh oleh apa yang dilakukan oleh banyak orang.
Sebagai contoh, jika teman-teman kita di media sosial banyak yang membeli ponsel model terbaru, kita juga jadi ingin memiliki ponsel tersebut untuk bisa “ikutan” dengan yang lain. Ini juga bisa terjadi dengan pakaian, skincare, alat masak, aksesoris, makanan, dan berbagai jenis produk lainnya.
Gampang Belanjanya
Zaman sekarang, siapa sih yang enggak pengin serbamudah? Belanja di live TikTok itu gampang banget memang. Ibaratnya one click purchase, enggak perlu ribet mengisi berbagai form, langsung order ketika live berlangsung, konfirmasi, bayar, dan tinggal duduk manis deh di rumah menunggu pesanan datang.
Murah dan Banyak Diskon
Sesuai dengan data yang disajikan oleh Databoks nih, alasan utama banyak orang yang belanja di live TikTok adalah harga barang relatif lebih murah dan banyak diskon. Belum lagi, dikasih batasan waktu. Jadi rasanya harus cepet checkout biar dapat diskonnya!
Tip Manajemen Diri supaya Enggak Kalap Belanja saat Live TikTok
Memang, belanja saat siaran langsung di TikTok bisa sangat menggoda, terutama dengan berbagai penawaran menarik yang diberikan. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantumu untuk tidak berbelanja secara berlebihan.
Tetapkan Anggaran
Sebelum kamu mulai menonton live TikTok atau media sosial lainnya, ada baiknya kamu sudah menetapkan dulu jumlah uang maksimal yang boleh kamu gunakan untuk berbelanja. Dengan cara ini, kamu memiliki batasan yang jelas dan ini akan membantu untuk mencegah kamu dari pengeluaran yang berlebihan.
Misalnya, kamu bisa menetapkan anggaran belanja untuk hanya mengeluarkan maksimal Rp200 ribu untuk belanja saat menonton siaran langsung tersebut. Dengan memiliki anggaran atau batas pengeluaran ini, kamu bisa lebih terkendali dan tidak terbawa suasana untuk belanja terlalu banyak barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Jadi, sebelum menonton, pikirkan baik-baik berapa batas yang aman untuk kamu keluarkan sehingga tidak mengganggu keuanganmu di masa depan.
Hindari Impulsif
Kadang, saat kita lihat barang yang kita suka saat siaran langsung, kita bisa langsung ingin membelinya tanpa pikir panjang. Hal ini disebut belanja spontan atau pembelian impulsif. Nah, untuk mencegah ini, coba untuk tidak langsung membeli barang tersebut.
Sebagai gantinya, berilah diri kamu waktu untuk merenung dan mempertimbangkan dengan serius apakah kamu benar-benar memerlukan barang itu. Mungkin kamu bisa memikirkannya semalaman atau mencatatnya dulu dan memikirkannya lagi nanti. Dengan begitu, kamu tidak akan terjebak dalam membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, dan ini akan membantu menjaga keuangan kamu agar tetap sehat.
Dengan kata lain, jangan terburu-buru untuk membeli, tapi berikan waktu untuk memikirkan keputusan kamu dengan lebih matang.
Batasi Waktu
Berikan batasan pada diri kamu mengenai berapa lama kamu boleh menonton siaran langsung yang menjual berbagai barang atau produk. Hal ini penting agar kamu tidak terlalu larut dan akhirnya tergoda untuk membeli banyak hal yang sebenarnya tidak kamu butuhkan.
Jadi, sebelum kamu mulai menonton, tentukan dulu bahwa kamu hanya akan menonton, misalnya, selama 30 menit atau 1 jam. Pasang alarm untuk mengingatkan kamu kapan waktunya untuk berhenti menonton.
Dengan mengontrol waktu menonton seperti ini, kamu akan lebih bisa mengontrol diri dari godaan-godaan untuk berbelanja secara berlebihan. Ini juga akan membantu kamu untuk lebih fokus pada barang atau produk yang memang benar-benar kamu butuhkan atau inginkan, daripada terbawa suasana dan membeli banyak hal secara impulsif.
Memang kita enggak bisa memungkiri sih, bahwa berbelanja melalui live TikTok itu memiliki daya tarik tersendiri yang sulit untuk diabaikan. Namun, penting untuk selalu menjaga kewarasan dan kebijaksanaan kita dalam berbelanja.
Meski tergoda dengan diskon menarik dan demonstrasi produk yang memikat, kita harus mampu mengontrol diri untuk tidak terjebak dalam siklus belanja yang tidak terkontrol. So, mengadopsi strategi manajemen diri yang efektif, seperti menetapkan anggaran, menghindari pembelian impulsif, dan membatasi waktu menonton, dapat menjadi langkah awal yang baik untuk berbelanja secara lebih cerdas dan terukur.
Ingatlah, kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari berbelanja, tetapi dari kepuasan akan keputusan yang kita buat dengan bijak dan pertimbangan yang matang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaya Pengelolaan Keuangan Nerd Data vs Party Planner
Namanya personal finance, sudah pasti ya personal. Maksudnya, keuangan setiap orang itu bisa berbeda. Berbeda kondisinya, berbeda kebutuhannya, berbeda kemampuannya, hingga berbeda gaya pengelolaan keuangan yang dilakukan.
Masalah? Sudah pasti enggak. Faktanya memang keuangan itu harus disesuaikan, dan siapa pun tidak berhak untuk menilai bahwa gaya pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh orang lain salah ataupun benar.
Tapi, ada yang menarik nih. Dari semua gaya pengelolaan keuangan yang ada, ada 2 gaya yang bertolak belakang tetapi sama-sama fun untuk dicermati. Kita sebut saja sebagai gaya nerd data dan party planner.
Nah, apa itu gaya pengelolaan keuangan nerd data dan party planner? Ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Gaya Pengelolaan Nerd Data dan Party Planner?
Gaya pengelolaan keuangan, tak bisa dimungkiri, sering kali mencerminkan lebih dari sekadar bagaimana kita mengelola uang kita. Gaya kita adalah cerminan dari nilai, kepercayaan, dan prioritas kita dalam hidup.
Gaya Pengelolaan Keuangan “Nerd Data”
Orang yang punya gaya pengelolaan keuangan nerd data ini biasanya mempunyai beberapa ciri khas yang mencolok dalam mengatur finansialnya.
Salah satunya adalah mereka memiliki perencanaan keuangan yang terperinci. Setiap pos pengeluaran dan pemasukan dipetakan dengan saksama. So, kalau mereka hendak melakukan pengambilan keputusan, mereka akan selalu mempertimbangkan semua data yang sudah mereka miliki.
Di samping itu, orang-orang dengan gaya pengelolaan keuangan ini juga fokus pada penghematan dan investasi jangka panjang, sehingga memprioritaskan keberlangsungan finansial di masa depan ketimbang kepuasan sesaat.
So, para nerd data ini bisa mendapatkan kontrol keuangan yang lebih baik. Mereka bisa mengelola risiko overbudget dengan baik, dan kekurangan dana pun bisa diminimalkan. Hal ini mungkin terjadi lantaran setiap detail finansial terencana dengan baik, sehingga membuka peluang lebih besar untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Orang-orang nerd data umumnya bisa menghindari jebakan utang dan menginvestasikan dana mereka dalam instrumen yang dapat menghasilkan keuntungan substansial di masa mendatang.
Namun, bukan tanpa kelemahan. Kurangnya fleksibilitas menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para nerd data. Mereka jadi kurang bebas terhadap rencana keuangan mereka sendiri, sehingga kalau ada kondisi yang berubah, mereka juga jadi sulit beradaptasi dengan cepat.
Gaya Pengelolaan Keuangan “Party Planner”
Orang-orang party planner umumnya mengedepankan kenyamanan dan kebebasan dalam mengelola keuangan. Gaya pengelolaan keuangan yang mereka lakukan cenderung lebih santai, dengan memberikan ruang yang lebih besar untuk fleksibilitas dalam setiap keputusan finansial yang diambil.
So, dengan tidak terikat, mereka pun bisa menjalani hidup tanpa beban, apalagi sama angka-angka dan formula-formula yang rumit. Sisi lainnya, mereka pun enggak segan mengambil risiko tinggi, asalkan mereka menilainya sebagai sesuatu yang worth it.
Gaya pengelolaan yang lebih santai ini memungkinkan daya adaptasi yang lebih mudah—apalagi jika dibandingkan dengan si nerd data di atas. Jika ada perubahan, si party planner akan dengan cepat dan mudah mengubah rencana, bahkan mereka pun kadang bisa memanfaatkan peluang spontan yang muncul.
Enggak cuma soal kebebasan dalam mengeluarkan uang, fleksibilitas si party planner juga mencakup memanfaatkan peluang baru yang tiba-tiba muncul dan dinilainya potensial. So, mereka sangat terbuka terhadap berbagai hal baru di dunia keuangan, dan pasti menjadi mereka yang mau mencoba duluan.
Namun, ya, gaya pengelolaan keuangan ini juga ada sisi negatifnya—seperti halnya nerd data di atas. Kebebasan yang lebih besar bisa memungkinkan pengeluaran menjadi tidak terkontrol, dan akhirnya bisa melebihi penghasilan atau pemasukan. Hal ini mengakibatkan peluang risiko kehilangan uang pun meningkat, cash flow berantakan, terutama ketika keputusan finansial diambil tanpa dianalisis dengan baik.
Kurangnya struktur dan strategi jangka panjang bisa menjebak si party planner dalam siklus pengeluaran impulsif yang mengikis kekayaan dengan cepat dan menghalangi pencapaian tujuan keuangan jangka panjang.
Mengintegrasikan Dua Gaya Pengelolaan Keuangan
So, mana yang lebih baik? Ya, enggak ada yang lebih baik atau lebih buruk sih, kayaknya ya? Namun, kita bisa saja mengombinasikan beberapa hal baik yang ada pada keduanya, sehingga muncullah gaya pengelolaan baru yang—bisa jadi—lebih sesuai.
1. Membuat Anggaran yang Fleksibel
Menggabungkan kedua pendekatan gaya pengelolaan keuangan nerd data dan party planner untuk membuat anggaran akan memungkinkan kita dapat merencanakan dengan bijak sambil tetap terbuka terhadap peluang dan pengalaman baru.
Dengan begini, keseimbangan antara disiplin finansial—yang dimiliki oleh si nerd data—dan kebebasan untuk menjalani hidup sepenuhnya—khas si party planner—akan memastikan bahwa pengelolaan keuangan tidak menjadi penghalang untuk menikmati momen spontan yang membawa kebahagiaan dan kepuasan.
2. Manajemen Risiko yang Berimbang
Mengombinasikan keahlian si nerd data untuk menganalisis dan keberanian spekulatif si party planner akan menciptakan strategi investasi yang, enggak hanya dapat digunakan untuk mempertahankan kekayaan, tetapi juga berpotensi untuk pertumbuhan yang signifikan.
Tujuannya jelas; untuk menciptakan portofolio yang dinamis, dengan keseimbangan yang ideal antara risiko dan return. Hal ini lantas memungkinkan tercapainya tujuan finansial sekaligus dapat mempertahankan kesejahteraan finansial jangka panjang.
3. Tujuan Finansial yang Jelas
Agar bisa membuat rencana keuangan yang bagus, tujuan finansial ya harus jelas. Tujuan lo apa? Gitu kan ya?
So, pendekatan gaya pengelolaan keuangan nerd data dan party planner dapat membantu dalam menciptakan rencana yang seimbang dan adaptif terhadap berbagai situasi yang mungkin terjadi di masa depan.
Dengan memadukan ciri khas nerd data yang bijak dalam menetapkan tujuan yang jelas dengan fleksibilitas si party planner dalam menyesuaikan tujuan, kita pun dapat mengembangkan strategi keuangan yang robust dan sekaligus adaptif. Dengan demikian, ada landasan yang kuat untuk bisa fokus pada tujuan, sekaligus memungkinkan ruang untuk inovasi dan penyesuaian terhadap kondisi yang bisa berubah sewaktu-waktu.
So, gimana? Kamu termasuk si nerd data ataukah si party planner? Baik nerd data ataupun party planner memiliki plus minus masing-masing. So, kalau kamu si nerd data, ada baiknya kamu mencoba menyeimbangkannya dengan mengambil sisi keunggulan si party planner. Begitu juga sebaliknya, jika kamu adalah si party planner.
Dengan demikian, kamu bisa lebih seimbang dalam membuat rencana keuangan dan mengelola keuangan dalam jangka yang lebih panjang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Behavior dalam 5 Fase Kehidupan yang Perlu Dipahami
Setiap fase dalam kehidupan kita datang dengan tantangan dan peluang finansialnya sendiri. Financial behavior adalah bagaimana kamu mengelola, menghabiskan, dan menginvestasikan uangmu dalam menghadapi setiap tantangan dan peluang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, prioritas, kebutuhan, dan tujuan keuangan kita berubah, memengaruhi cara kita memandang dan menggunakan uang. Bagaimana kamu menavigasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan ini dapat menentukan kualitas hidupmu di masa depan.
Dengan memahami financial behavior ini di setiap fase kehidupan, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin datang di depan.
Yuk, coba kita lihat seperti apa financial behavior yang bisa terjadi pada umumnya fase kehidupan kita semua.
Fase Kehidupan dan Financial Behavior
1. Remaja (Usia Sekolah Menengah dan Kuliah)
Fase remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa. Di fase ini, seorang remaja bisa mulai belajar dasar-dasar keuangan dalam skala yang masih terbatas. Uang saku mingguan menjadi sumber keuangan pertama bagi banyak remaja. Seiring dengan hal tersebut, muncul juga tantangan dalam mengelola uang dengan bijak.
Financial behavior khas remaja adalah pola konsumsi yang tinggi. Dengan adanya uang saku dari orang tua, mereka merasa memiliki kebebasan untuk membelanjakan uang sesuai keinginan, terutama untuk kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.
Pengetahuan yang terbatas tentang manajemen uang dan kurangnya pengalaman dalam mengelola keuangan sering kali membuat remaja lebih mementingkan kepuasan instan dibandingkan menabung untuk kebutuhan masa depan.
Mengingat fase remaja merupakan fondasi awal dalam pembentukan financial behavior, penting bagi remaja untuk mendapatkan edukasi literasi keuangan. Melalui edukasi ini, remaja dapat memahami konsep dasar keuangan seperti menghasilkan uang, belanja, berbagi, dan menabung.
2. Dewasa Awal (Usia 20-an)
Usia 20-an, merupakan fase kehidupan yang penuh dengan transisi dan perubahan signifikan. Kesempatan ini, meskipun menjanjikan, sering kali disertai dengan kebingungan finansial. Mengatur keuangan sendiri tanpa bantuan orang tua, menghadapi berbagai tawaran kredit, serta menimbang kebutuhan versus keinginan, semua menjadi bagian dari kurva belajar finansial di usia ini.
Usia 20-an sering kali dianggap sebagai fase eksplorasi dan penemuan diri. Banyak orang memulai karier mereka, menikmati pendapatan pertama yang sering kali lebih besar daripada uang saku yang pernah mereka terima. Namun, dengan pendapatan ini datang pula tanggung jawab baru: membayar sewa, mengelola tagihan, mempertahankan cash flow yang lancar, dan menabung untuk kebutuhan jangka panjang.
Sayangnya, tanpa fondasi literasi keuangan yang kuat, banyak orang di usia ini cenderung menghabiskan pendapatan mereka secepat mereka mendapatkannya. Gaya hidup yang konsumtif, dipengaruhi oleh tekanan sosial dan media, sering kali menjadi pangkal masalahnya.
3. Dewasa (Usia 30-an dan 40-an)
Inilah masa “pertengahan”. Di rentang usia ini, banyak orang merasa berada di persimpangan jalan, ketika tanggung jawab keluarga dan kebutuhan finansial meningkat, sementara aspirasi pribadi dan keinginan untuk mencapai stabilitas finansial menjadi semakin mendesak. Ini adalah masa ketika financial behavior dan keputusan yang dibuat tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tetapi juga keluarga dan masa depan mereka.
Mereka-mereka yang berada di usia ini biasanya sudah mapan dan umumnya sudah memiliki keluarga. Tanggung jawab finansial pun meningkat, terutama untuk mencakup biaya pendidikan anak, KPR, serta persiapan untuk masa pensiun. Meski pendapatan cenderung meningkat juga dibandingkan fase sebelumnya, begitu pula dengan pengeluarannya.
Banyak orang di fase ini berjuang untuk menemukan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan sekarang dan menabung untuk masa depan. Investasi jangka panjang, seperti properti dan dana pensiun, menjadi perhatian utama.
4. Pra-Pensiun (Usia 50-an)
Memasuki usia 50-an, banyak orang mulai merenung tentang tahap berikutnya dalam perjalanan hidup mereka: pensiun. Financial behavior pada fase ini sering kali dipenuhi dengan refleksi, penyesuaian, dan, yang paling penting, persiapan.
Melalui fase ini bukan hanya tentang mempersiapkan diri untuk berhenti bekerja, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa masa pensiun nanti dapat dinikmati dengan ketenangan dan kenyamanan finansial.
Di usia 50-an, banyak orang telah mencapai puncak karier mereka, dengan pendapatan yang stabil dan mungkin lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, ini juga menjadi saat ketika beban finansial, seperti pendidikan anak dan KPR, juga mulai berkurang. Fokus pun bergeser dari akumulasi aset ke pemeliharaan dan perlindungan aset yang sudah ada.
Tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan antara keinginan untuk menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun dengan kebutuhan untuk menyisihkan cukup dana untuk masa pensiun yang mungkin berlangsung 20 tahun atau lebih.
5. Pensiun (Usia 60 ke atas)
Setelah bertahun-tahun bekerja dan berjuang, memasuki usia 60-an dan fase pensiun menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidup banyak orang. Fase ini menggambarkan suatu periode ketika rutinitas harian bekerja sudah enggak ada lagi, tetapi kebutuhan untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan kenyamanan tetap ada.
Menghadapi fase kehidupan tanpa pendapatan tetap memerlukan financial behavior dan strategi keuangan yang matang untuk memastikan stabilitas dan kesejahteraan.
Dengan berakhirnya sumber pendapatan rutin dari pekerjaan, orang yang memasuki masa pensiun kini bergantung pada tabungan, investasi, dan kemungkinan tunjangan pensiun sebagai sumber pendapatan utamanya. Pengeluaran kesehatan sering meningkat, sementara keinginan untuk bepergian, menjalani hobi, atau bahkan memberikan warisan bagi keturunan juga menjadi prioritas.
Dalam perjalanan hidup yang dinamis, memahami dan menyesuaikan financial behavior di setiap fase adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan finansial. Setiap fase menawarkan pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan mengembangkan strategi yang lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, kamu akan menyadari bahwa bukan hanya jumlah uang yang kamu miliki yang penting, tetapi bagaimana kamu mengelolanya. Dengan kesadaran dan perencanaan keuangan yang tepat, kamu dapat menikmati ketenangan pikiran dan kebebasan finansial, memastikan bahwa masa depanmu dan orang-orang yang kamu cintai dilindungi dan sejahtera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
Financial independence dan financial freedom merupakan dua konsep yang menjadi aspirasi bagi banyak orang di era modern ini.
Keduanya enggak hanya menyiratkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan finansial tanpa ketergantungan pada orang lain, tetapi juga menawarkan peluang untuk menjalani hidup dengan lebih sedikit kekhawatiran tentang uang.
Ide ini tampak menarik, tetapi bagaimana caranya mencapai kedua tingkatan kebebasan finansial ini? Bagaimana kita bisa merencanakan, menjalankan, dan mengawasi keuangan kita sehingga dapat membawa kita ke arah kemandirian dan kebebasan finansial yang diidam-idamkan?
So, dalam artikel kali ini, kita akan membahas langkah-langkah strategis yang dapat membantu kamu menuju financial independence dan financial freedom. Dari memahami arus kas, membuat anggaran yang efektif, hingga mengeksekusi strategi investasi yang tepat, panduan ini akan memberi kamu alat yang diperlukan untuk merencanakan masa depan keuanganmu dengan percaya diri.
Bersama-sama, kita akan mengeksplorasi rute paling efisien menuju tujuan keuangan yang bisa mengubah hidup.
Apa sih Beda Financial Independence dan Financial Freedom?
Istilah financial independence dan financial freedom memang tampaknya saling berkaitan dan kadang-kadang digunakan secara bergantian. Kadang disinonimkan, malahan. Padahal, sebenarnya ada perbedaan mendasar di antara keduanya.
Memahami nuansa di antara kedua konsep ini adalah langkah krusial, karena masing-masing memiliki implikasi dan target yang berbeda dalam manajemen keuangan. So, coba mari selami dulu beda antara financial independence dan financial freedom ini, serta bagaimana pemahaman yang tepat tentang keduanya dapat membantumu dalam menentukan tujuan keuanganmu.
Financial Independence
Financial Independence ditandai dengan beberapa karakteristik khusus. Seseorang yang telah mencapai kemandirian finansial biasanya sudah memiliki sumber penghasilan sendiri. Meskipun mungkin masih memiliki beberapa utang, umumnya mereka tidak menemui kesulitan untuk melunasinya.
Hal ini menunjukkan kematangan dalam mengelola keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan finansial dengan kebebasan dan sesuai dengan keinginannya sendiri.
Namun, kondisi kemandirian finansial ini masih mengharuskan seseorang untuk bekerja secara aktif guna mendapatkan imbalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, mereka sudah memiliki investasi yang cukup dan telah mulai mengonversi instrumen-instrumen investasinya menjadi aset aktif yang menghasilkan.
Financial Freedom
Financial freedom merupakan suatu kondisi ketika seseorang telah mencapai tingkatan keuangan yang memungkinkannya mendapatkan penghasilan tanpa harus terus-menerus bekerja secara aktif.
Orang-orang yang telah meraih kebebasan finansial ini biasanya sudah bebas dari beban utang. Keadaan ini memberikan mereka keleluasaan untuk memiliki waktu yang lebih banyak, yang dapat digunakan untuk mengejar hobi atau menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Kebebasan finansial juga berarti kemampuan untuk membuat keputusan finansial, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga dekat, dengan mudah dan tanpa hambatan.
Di balik semua ini, keberhasilan mereka sering kali didukung oleh kepemilikan instrumen investasi yang kini berfungsi sebagai pemberi penghasilan pasif, sehingga mereka tetap mendapatkan pendapatan meskipun tidak bekerja secara aktif.
Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
So, mau mencapai financial independence dan kemudian merasakan financial freedom? Pastinya dong! Masa enggak?
Mungkin tampak sangat jauh dari jangkauan, tetapi keduanya bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Apalagi kalau kamu masih berusia muda, berprospek cerah dalam karier, dan mau berdisiplin. Financial independence dan financial freedom pasti bisa kamu capai. Simak langkah-langkahnya berikut.
1. Pahami Cash Flow dan Buat Anggaran
Mulailah dengan mendokumentasikan semua sumber pendapatan dan pengeluaranmu. Dengan memahami cash flow, kamu bisa menentukan seberapa banyak yang bisa dihemat dan dialokasikan untuk investasi. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan, dan buatlah anggaran bulanan yang realistis.
2. Kurangi Beban Utang
Sebelum merencanakan investasi, fokuskan energimu untuk melunasi utang, terutama yang memiliki bunga tinggi. Tentukan strategi pelunasan utang, seperti metode bola salju atau bola lavanya, untuk membantumu tetap pada jalur.
3. Bangun Dana Darurat
Sebelum kamu berinvestasi dengan agresif, pastikan kamu memiliki dana darurat yang mencukupi setidaknya untuk biaya hidup 3-6 bulan. Ini akan memberi kamu ketenangan pikiran dan perlindungan dari keadaan darurat finansial.
Dana darurat juga akan semakin besar seiring semakin banyaknya tanggunganmu. Jadi, perhitungkan dengan cermat ya.
4. Mulailah Berinvestasi dengan Bijak
Setelah kamu memiliki dana darurat dan mengurangi beban utang, fokuskan pada investasi. Pelajari dasar-dasar investasi dan pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risikomu.
Lakukan juga diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.
5. Selalu Upgrade dengan Berbagai Pengetahuan Finansial
Dunia keuangan dan investasi terus berkembang. Luangkan waktu untuk belajar, membaca-baca buku atau artikel, atau ikuti akun-akun yang banyak membahas tentang keuangan pribadi dan investasi untuk memastikan kamu selalu update informasi terbaru.
Sudah follow Instagram dan TikTok QM Financial belum? Sudah subscribe di channel YouTube ataupun podcast-nya belum? Jangan sampai enggak ya.
6. Hidup Hemat dan Bijak
Membuat keputusan konsumsi yang bijak, seperti menghindari pembelian impulsif dan hidup di bawah kemampuanmu, akan membantumu mempertahankan dan meningkatkan kekayaanmu seiring waktu.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategimu
Setiap beberapa bulan atau setahun sekali, evaluasi kemajuanmu. Periksa apakah kamu tetap pada jalur untuk mencapai tujuanmu mencapai financial independence dan financial freedom. Pastikan untuk membuat penyesuaian jika diperlukan.
Dalam perjalanan mencapai financial independence dan financial freedom, setiap langkah yang kamu ambil adalah refleksi dari komitmen, disiplin, dan visi masa depanmu.
Meskipun tantangan dan hambatan mungkin akan muncul, memiliki rencana yang jelas dan ketekunan akan memastikan kamu tetap di jalur yang tepat. Ingatlah, kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih pada kemampuan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai dan impianmu. Oleh karena itu, tetapkan tujuanmu, lakukan yang terbaik, dan percayalah bahwa upayamu hari ini akan membentuk masa depan yang lebih cerah dan bebas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Panduan Lengkap: Cara Pinjam Uang di Bank dengan Aman dan Tepat
Dalam era modern ini, kebutuhan finansial seseorang atau suatu entitas bisnis sering kali melampaui apa yang dapat disediakan oleh tabungan atau pendapatan rutin. Baik untuk kebutuhan mendesak seperti biaya medis, pendidikan, pembelian rumah, atau modal usaha, cara pinjam uang di bank kemudian dipilih menjadi solusi.
Namun, cara pinjam uang di bank bukanlah sebuah proses yang sederhana. Bahkan sejak mulai kepikiran, kita sudah harus mulai juga membuat rencana keuangan untuk membayarnya kembali. Pasalnya, ada sederet kewajiban yang kemudian muncul, begitu kita menerima uang. Kewajiban tentu harus dipenuhi, bukan?
Oleh karena itu, pemahaman tentang cara pinjam uang di bank dengan aman dan tepat menjadi sangat penting.
Mengapa Memilih Pinjaman dari Bank?
Ya, mengapa harus meminjam dana sih? Lalu, mengapa bank?
Ketika menghadapi kebutuhan finansial yang mendesak, banyak opsi sumber dana yang dapat dipertimbangkan, mulai dari pinjaman dari keluarga atau teman, lembaga keuangan non-bank, hingga fintech.
Namun, faktanya, bank tetap menjadi pilihan populer bagi banyak orang. Berikut alasan mengapa memilih pinjaman dari bank.
Reputasi dan Kepercayaan
Bank merupakan institusi keuangan yang telah lama berdiri dan memiliki reputasi di masyarakat. Sistem pengawasan dan regulasi yang ketat membuat bank menjadi lebih terpercaya dibandingkan sumber pinjaman lain.
Regulasi dan Pengawasan oleh Otoritas Keuangan
Bank beroperasi di bawah pengawasan otoritas keuangan nasional, dalam hal ini Bank Indonesia, yang memastikan kepatuhan bank tersebut pada standar dan regulasi yang sudah ditetapkan. Perlindungan konsumen menjadi prioritas, sehingga hak dan kepentingan peminjam lebih terjamin.
Suku Bunga yang Kompetitif dan Kondisi Pinjaman yang Jelas
Bank biasanya menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan lembaga keuangan non-bank. Semua informasi terkait pinjaman, seperti suku bunga, biaya administrasi, dan lainnya, juga disajikan dengan jelas dalam perjanjian pinjaman. Istilahnya, mereka umumnya sudah pro.
Fasilitas Tambahan dan Layanan
Banyak bank menawarkan fasilitas tambahan bagi peminjam, seperti asuransi pinjaman, kemudahan dalam pelunasan dini, atau fleksibilitas dalam menyesuaikan tenor. Ada juga bank yang menyediakan layanan konsultasi keuangan bagi peminjam yang membutuhkan bantuan dalam pengelolaan keuangan.
Keamanan Data Pribadi
Yah, meskipun ini debatable, dengan regulasi yang ketat dan infrastruktur teknologi yang canggih, bank menjamin kerahasiaan dan keamanan data pribadi peminjam.
Kemudahan Akses dan Jaringan yang Luas
Kebanyakan bank memiliki jaringan cabang yang luas dan platform digital yang memudahkan proses pengajuan dan pelunasan pinjaman.
Sekali lagi, mengambil pinjaman dari bank bukan berarti tanpa risiko. Namun, dengan pemahaman cara pinjam uang di bank yang baik, serta pertimbangan matang, risiko tersebut dapat diminimalkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempelajari dan membandingkan berbagai opsi sebelum memutuskan sumber pinjaman yang tepat bagi kebutuhanmu.
Persiapan Sebelum Mengajukan Pinjaman
Sebelum mengikuti cara pinjam uang di bank, ada beberapa langkah persiapan yang perlu diperhatikan agar proses peminjaman berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut detail dari persiapan tersebut.
Menilai Kebutuhan Finansial
Apakah pinjaman untuk kebutuhan mendesak seperti biaya medis, pembelian properti, atau modal usaha? Tujuan pinjaman akan memengaruhi jenis pinjaman yang paling sesuai. Tentukan berapa banyak dana yang kamu butuhkan. Jangan tergoda untuk meminjam lebih dari yang dibutuhkan agar tidak terbebani dengan bunga dan cicilan yang tidak perlu.
Mempersiapkan Dokumen
Umumnya, ada beberapa syarat dokumen yang akan diminta. Seperti KTP, SIM, atau paspor. Untuk beberapa jenis pinjaman, diperlukan dokumen tambahan seperti NPWP, surat-surat perizinan misalnya yang terkait usaha, dan lain sebagainya.
Untuk memastikan kamu memiliki kemampuan membayar kembali pinjaman, bank biasanya juga meminta bukti pendapatan seperti slip gaji, laporan keuangan, atau bukti penghasilan lainnya. Selain itu, kadang juga diperlukan data aset yang kamu miliki, sehingga bank dapat menilai profil risikomu. Ini terutama akan diminta jika kamu mengajukan kredit dengan agunan.
Bisa jadi akan berbeda satu bank dengan yang lainnya, maka akan lebih baik jika langsung kamu cari informasinya ke bank terkait, dan cermati satu per satu.
Mengevaluasi Kesehatan Keuangan
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan kamu punya riwayat kredit yang baik. Umumnya bank akan mengecek hal ini di SLIK OJK, sebuah sistem yang merekam riwayat kreditur di Indonesia. Kalau kamu pernah punya kredit bermasalah, maka riwayatmu juga akan ada dalam sistem ini. Riwayat kredit yang baik dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pinjaman.
Pastikan juga bahwa cash flow kamu lancar, dengan penghasilan yang lebih besar daripada pengeluaran, dan hitung juga rasio cicilan yang mampu kamu penuhi. Pastikan cicilannya nanti secara total tidak lebih dari 30% dari penghasilanmu.
Cara Pinjam Uang di Bank dengan Aman
Tidak ada yang salah dengan pinjam dana dari bank. Faktanya, mengajukan pinjaman memang bisa menjadi pilihan finansial yang tepat bagi beberapa situasi. Namun, tanpa kehati-hatian, bisa berakhir dengan beban keuangan yang memberatkan. Untuk itu, ikuti tips dan trik cara pinjam uang di bank berikut agar lebih aman.
Pahami Kesepakatan dengan Baik
Sebelum menandatangani perjanjian, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua detailnya. Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas bank jika ada hal yang kurang jelas.
Pilih Tenor Pinjaman dengan Bijak
Sesuaikan tenor pinjaman dengan kemampuan kamu dalam melunasi. Ingat, semakin panjang tenor, bunganya mungkin semakin besar. Namun, tenor yang terlalu singkat juga bisa memberikan cicilan bulanan yang berat.
Hindari Pinjaman Berlebihan
Meski terkadang tawaran dari bank untuk pinjaman dengan jumlah besar terdengar menarik—biasanya sih iming-imingnya bunganya jatuh lebih ringan, atau ada bonus ini itu—kamu tetap harus berpegang pada rencana awal. Terutama, realistislah dengan kemampuan pembayaranmu.
Jauhkan Diri dari Pinjaman dengan Bunga Sangat Tinggi
Meski terkadang penawaran datang dengan proses yang cepat dan mudah, pinjaman dengan bunga tinggi bisa menjadi beban di kemudian hari. Bandingkan dengan bank atau lembaga keuangan lain untuk mendapatkan suku bunga terbaik.
Selalu Punya Rencana Cadangan
Sebelum mengajukan pinjaman, pikirkan juga rencana cadangan untuk pelunasan jika ada hal-hal tak terduga yang terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau situasi krisis lainnya.
Jangan Terlalu Bergantung pada Pinjaman
Usahakan agar pinjaman hanya menjadi solusi sementara atau untuk kebutuhan yang benar-benar penting. Jangan membuat diri kamu terjebak dalam siklus pinjaman berulang.
Dengan memperhatikan tips dan trik cara pinjam uang di bank di atas, kamu bisa mendekati proses pinjaman dengan lebih bijaksana dan mengurangi potensi risiko keuangan di masa depan. Ingatlah selalu untuk bertindak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhanmu, bukan berdasarkan impuls atau tawaran yang too good to be true.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyelesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Dikutip dari Katadata, jumlah total utang pinjol penduduk DKI Jakarta yang masih harus dilunasi atau outstanding, mengalami peningkatan dari Rp10,35 triliun pada bulan April menjadi Rp10,5 triliun pada bulan Mei.
Demikian pula dengan kredit macet, di mana persentase kredit macet dari utang pinjol penduduk DKI Jakarta meningkat dari 2,94% atau sekitar Rp304 miliar pada bulan April menjadi 3,23% atau sekitar Rp339 miliar. Meskipun demikian, dikatakan bahwa tingkat kredit macet utang pinnjol penduduk DKI Jakarta masih berada dalam level yang aman, yaitu di bawah batas atas yang ditetapkan oleh OJK, yaitu 5%.
Tip Selesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Jadi, gimana? Apakah kamu termasuk dari mereka yang punya kredit macet utang pinjol di atas? Yuk, segera dilunasi. Ingat kan, hukumnya? Bahwa berani utang, ya berani bayar. Lagi pula, dengan bebas dari beban utang, itu artinya kamu sudah selangkah lebih dekat menuju bebas finansial lo.
Berikut adalah beberapa tip untuk membantumu menyelesaikan utang pinjol secepat mungkin.
1. Evaluasi Utang
Pertama-tama, buatlah daftar semua utangmu. Dalam daftar ini, tuliskan jumlah utang, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang berapa total utang kamu sebenarnya, siapa pemberi pinjaman, dan berapa bunga yang dibebankan ke kamu.
2. Buat Rencana Pembayaran
Setelah memiliki daftar lengkap utang, langkah selanjutnya adalah menentukan utang mana yang harus dibayar terlebih dahulu. Ada dua metode umum untuk melakukan ini:
- Metode snowball, yang menyarankan untuk membayar utang dengan saldo terkecil terlebih dahulu, sambil tetap membayar minimum pada utang lainnya. Setelah utang terkecil lunas, maju ke utang berikutnya. Proses ini diulang sampai semua utang lunas. Metode ini dapat memberikan kepuasan psikologis karena memungkinkanmu untuk melihat kemajuan lebih cepat.
- Metode avalanche, yang memungkinkanmu untuk membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk melihat kemajuan, pada akhirnya kamu akan membayar lebih sedikit bunga dan mungkin melunasi utang lebih cepat.
3. Kurangi Pengeluaran
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara bisa menjadi cara yang efektif untuk melunasi utang lebih cepat.
Coba cek di catatan keuangan, pos apa saja yang bisa dikurangi atau dihemat. Misalnya pos makan di luar, tunda dulu liburan, bikin kopi di kantor saja, kurangi subscription, dan sebagainya. Fokuslah pada pelunasan utang pinjol agar bisa beres dengan segera.
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara mungkin tidak mudah, tetapi itu bisa sangat membantu dalam proses melunasi utang. Setelah kamu melunasi utang, kamu bisa saja kembali ke beberapa kebiasaan lamamu itu. Atau, malahan kamu kemudian merasakan bahwa gaya hidup yang lebih hemat ini justru lebih nyaman, jadi bisa diteruskan saja.
4. Tingkatkan Pendapatan
Mencari pekerjaan sampingan bisa menjadi solusi yang baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ini bisa berupa pekerjaan paruh waktu di malam hari atau akhir pekan.
Contoh pekerjaan sampingan bisa berupa pelayan di restoran, petugas kebersihan, atau kasir di toko. Kamu juga bisa mencari pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan hobi atau keterampilan yang kamu miliki, seperti menjadi instruktur fitness, mengajar musik, atau menjadi pemandu tur.
Jika kamu memiliki keterampilan yang bisa digunakan dalam proyek freelance, ini bisa menjadi cara bagus untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Misalnya, jika kamu memiliki keterampilan dalam desain grafis, penulisan, pemasaran digital, pengembangan web, atau terjemahan, kamu bisa mencari proyek freelance di situs web seperti Upwork atau Freelancer.
Menghasilkan pendapatan tambahan memerlukan waktu dan usaha, tetapi ini bisa sangat membantu dalam membayar utang. Ingatlah untuk memfokuskan uang tambahan ini untuk membayar utang, bukan malah buat belanja-belanji barang yang enggak penting lagi.
5. Negosiasi Suku Bunga
Sebelum menghubungi pemberi pinjaman, pastikan kamu memiliki argumen yang kuat untuk mengapa mereka harus menurunkan suku bunga utang pinjol yang kamu miliki. Hal ini bisa mencakup catatan pembayaran yang on-time, peningkatan skor kredit, atau penurunan pendapatan yang membuatmu sulit untuk membayar utang.
Hubungi pemberi pinjaman dan minta untuk bernegosiasi soal suku bunga. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin bersedia menurunkan suku bunga jika kamu bisa membuktikan keseriusan untuk melunasi utang.
6. Konsolidasi Utang
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggabungkan semua utang ke dalam satu pinjaman dengan suku bunga lebih rendah. Ini dapat membantu mengurangi biaya bunga dan membuat pembayaran lebih teratur dan terencana.
7. Jangan Tambah Utang
Jangan menambah utang baru selama kamu masih dalam proses melunasi utang pinjaman online. Hindari godaan pinjaman baru dan fokus pada membayar utang yang ada terlebih dahulu.
8. Tetap Konsisten dan Disiplin
Yes, pembayaran utang yang konsisten dan disiplin adalah kunci dalam proses melunasi utang. Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan kamu dapat selalu membayar tepat waktu dan mengikuti rencana pembayaran yang sudah dibuat.
- Bikin reminder di HP. Dengan begitu banyak tanggung jawab dan jadwal yang sibuk, bisa mudah untuk lupa tanggal jatuh tempo pembayaran. Bikin alarm, reminder, atau apa pun di HP, untuk membantumu mengingat kapan harus melakukan pembayaran.
- Transfer otomatis. Dengan cara ini, pembayaran akan ditarik secara otomatis dari rekeningmu setiap bulan, sehingga kamu enggak perlu khawatir lupa atau terlambat membayar.
- Pembayaran utang harus menjadi bagian dari anggaran bulananmu. Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan penghasilan sesuai dengan kebutuhan cicilan utang pinjol.
- Atur prioritas dengan membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi jumlah total bunga yang harus dibayar.
Demikian cara menyelesaikan utang pinjol dengan cepat. Iya, dengan membayar pinjaman, bukan dengan joki pinjol.
Ingat ya, konsistensi adalah kunci dalam proses melunasi utang pinjol. Dengan membayar tepat waktu dan mengikuti rencana yang sudah dibuat, kamu pasti bisa melunasi utang pinjol lebih cepat dan bebas dari beban keuangan.
Proses di atas mungkin menantang, tetapi ingatlah bahwa hasil akhirnya adalah kebebasan dari utang pinjol. Dengan usaha dan strategi yang tepat, kamu bisa mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan finansial yang lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji PNS Naik, Jangan Sampai Melakukan Kesalahan Ini Lagi!
Membaca berita hari ini ada wacana bahwa gaji PNS bakal naik! Presiden Jokowi bakal ngasih pengumuman resmi tanggal 16 Agustus 2023 pas lagi ngebahas RUU APBN 2024. Demikian yang disampaikan oleh Ibu Sri Mulyani. Sementara, gaji PNS terakhir kali diutak-atik itu tahun 2019. Waktu itu, gaji prajurit TNI dan polisi juga ikutan disesuaikan.
So, ngomong-ngomong soal gaji PNS, sekarang ini besarannya sudah diatur sesuai dengan yang ada di Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 2019. Itu berdasarkan pangkat, golongan, sama ruang kerjanya. Fair play, katanya.
Konon, yang jadi pertimbangan pemerintah sehingga mau mengatur ulang gaji PNS, dengan berpijak dari pengalaman di 2019, tujuannya biar nilai dari gaji itu tetap oke dan para PNS tetap bisa hidup nyaman dan sejahtera.
Nah, pasti sekarang sudah pada semangat deh, dengar kabar gaji PNS naik ini, ya? Tapi, tunggu dulu! Sebelum mulai mimpi berencana beli ini itu, ada baiknya kita ngomongin sesuatu yang sering terjadi.
Ini penting banget, soalnya kadang-kadang pas gaji naik, kita langsung lupa diri dan melakukan beberapa kesalahan yang bisa bikin kantong jadi bolong lagi. Jadi, coba yuk, kita lihat, apa aja sih kesalahan umum yang biasanya terjadi pas gaji PNS baru naik. Jangan-jangan ini juga yang akan kamu lakukan.
Tenang, ini bukan buat bikin mood jadi down, tapi buat bikin kamu semakin bijak mengatur keuangan.
Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Gaji PNS Naik
Oke, jadi gaji PNS naik berarti uang yang masuk ke kantong setiap bulan tambah banyak dong! Sekarang pertanyaannya, bakalan kamu pakai buat apa saja nih uangnya? Borong barang, jalan-jalan, nambahin koleksi hobi, atau masukkan tabungan atau investasi?
Nah, ini yang perlu diperhatikan. Kadang-kadang tanpa sadar, seiring dengan gaji yang naik, keinginan belanja juga ikut meroket! Uang sih makin banyak, tapi pengeluaran juga makin nggak ketulungan. Ini makin parah buat yang suka banget belanja, hobi ngabisin duit, atau tipe yang boros. Kesannya, gaji naik tapi duitnya kayak ilang entah ke mana, seakan-akan nggak ada untungnya.
Yuk, kita bahas beberapa blunder yang sering dilakukan para PNS, dan juga karyawan lainnya, pas dapet tambahan duit dari kenaikan gaji. Biar kamu bisa hindari dan lebih pinter mengatur uangmu.
Level up gaya hidup
Ini nih, klasik banget: duit tambah, pengeluaran juga tambah gede. Banyak pegawai yang ketika gajinya naik, langsung kepingin upgrade gaya hidup. Duit lebih banyak masuk, hasrat buat beli barang kesukaan juga melonjak.
Akhirnya nanti kamu juga yang akan mengalami beban keuangan yang berat. Gaji PNS naik, tapi beban juga naik. Awalnya hepi banget gaji naik, lambat laun bakal berubah jadi pusing tujuh keliling karena kejar-kejaran sama biaya-biaya yang dibikin sendiri tanpa perhitungan yang matang. Kesel banget kan!
Lupa bekal pensiun
Usia kita kan nggak akan pernah mundur ya. Usia akan selalu bertambah terus sampai kita udah jadi oma-opa.
Di usia segitu, kita pasti udah enggak segar bugar lagi, produktivitas turun, dan akhirnya tiba waktunya pensiun. Kalau udah pensiun, ya jelas gaji udah enggak masuk lagi dong. Oke, PNS sih ada uang pensiun ya? Tapi apakah yakin cukup? Kalau pakai skema yang baru, uang pensiun nantinya akan diterimakan lumpsum loh! Yakin nggak kita bisa mengelolanya dengan baik? Jangan-jangan, kita malah menghabiskannya untuk sesuatu yang tidak produktif, padahal kita enggak punya sumber dana pensiun yang lain.
Buat yang enggak mikirin menyiapkan dana pensiun yang cukup buat hari tua, bisa-bisa bakalan tetep sibuk kerja dong di usia pensiun cuma buat memenuhi kebutuhan?
Ini yang sering keskip dari pikiran banyak orang pas lagi di masa jayanya kerja. Gaji PNS naik, mereka langsung mikirin belanja sana-sini, foya-foya, tanpa memikirkan masa depan. Sering banget lupa atau nggak peduli buat menyisihkan sedikit dari gaji buat tabungan pensiun.
Mendingan mulai sekarang deh, sisihkan sedikit dari gaji PNS yang diterima buat dana hari tua. Biar nanti bisa santuy, nggak perlu pusing memikirkan uang lagi.
Gaji naik, utang makin banyak
Ada pula fenomena yang sering terjadi pas gaji naik: utang juga ikutan meroket.
Hal ini lazim banget terjadi karena pas gaji naik, seringnya kita jadi merasa punya uang lebih dan hal ini bikin percaya diri secara berlebihan untuk mengambil utang lebih banyak. Misalnya, ngebuat orang berani ambil KPR buat rumah yang lebih gede, beli mobil dengan cicilan yang lebih tinggi, atau pakai kartu kredit dengan limit yang lebih besar. Orang mikirnya, “Gaji udah naik, pasti bisa bayar cicilannya.”
Belum lagi pada FOMO, merasa harus ‘ikut-ikutan’ sama teman atau lingkungan sekitar yang gaya hidupnya sudah naik. Mereka nggak mau dibilang ketinggalan, jadi sering kali tergoda buat beli barang atau ikut gaya hidup yang sebenernya di luar kemampuan, dan ini berujung pada penggunaan utang.
Ya, boleh saja sih ambil kredit terutama untuk menambah aset. Tapi ya tetap harus diperhitungkan dengan saksama. Pastikan kamu utang secara sehat, dan mampu bayar! Ingat, bahwa cicilanmu harus tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan setiap bulan. Jangan sampai karena kamu merasa gaji PNS besar, eh … jadi utang dengan cicilan yang melebihi batas aman tersebut.
Selamat Gaji PNS Naik! Ingat, Tanggung Jawab Mengikuti
Ini yang perlu kita sadari, semakin tebal dompet kita, seringnya beban kerja juga ikutan nambah. Ini bukan cuma kamu doang, tapi hampir semua pekerja gitu. Gaji PNS naik? So, biasanya juga diiringi oleh tanggung jawab yang lebih berat, dan tuntutan untuk menjadi lebih baik.
Siap kan?
Nah, sudah jelas kan ya, tentang apa aja yang sering jadi kesalahan saat gaji PNS naik? Dari nambahin utang, gaya hidup yang makin naik sampai lupa menjaga cash flow, hingga alpa memikirkan bekal di masa depan.
Ini semua perlu diwaspadai loh. Kuncinya adalah: jadi bijak dalam mengatur keuangan. Gaji PNS naik itu bukan berarti buat hura-hura doang, tapi harus diimbangi sama pengelolaan keuangan yang tepat dan bertanggung jawab. Belajarlah buat ngerencanain keuangan, investasi, dan tabungan dengan baik. Jangan lupa juga, sebagai PNS, kamu adalah pelayan masyarakat. Dengan gaji yang naik, harusnya kualitas pelayanan juga ikutan naik.
Yuk, jadi PNS yang gak cuma sukses di kantong, tapi juga sukses dalam memberikan manfaat buat banyak orang. Selamat berkontribusi!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bersedekah Selama Bulan Ramadan: Cara Membantu Orang Lain dengan Bijak
Salah satu hal yang disarankan untuk dilakukan selama bulan Ramadan adalah bersedekah. Dengan begitu, seiring ibadah puasa yang kita lakukan, pahala pun semakin banyak bisa kita dapatkan.
Di samping memperbanyak pahala untuk diri sendiri, tentu saja bersedekah selama bulan Ramadan menjadi salah satu cara yang bijak untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Alasan lainnya? Tentu saja ada, dan banyak!
Misalnya seperti untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian kita terhadap sesama. Pun, kata ustaz *benerin kerudung*, dengan bersedekah selama bulan Ramadan, maka kita akan dijauhkan dari berbagai sifat negatif. Dengan memberikan sebagian dari harta kita untuk orang yang membutuhkan, kita dapat memupuk sifat dermawan dan membantu meningkatkan keimanan kita.
Tapi oh tapi … hal tersebut tentu saja kembali ke diri masing-masing ya. Apalagi kalau ada hubungannya dengan kemampuan finansial. Yang pasti QM Financial selalu mendukung segala bentuk aktivitas berbagi, kapan pun, dengan siapa pun, dengan cara apa pun. Yang penting satu nih yang perlu diingat. Bersedekah boleh, membantu orang lain boleh, tetapi tentu saja, diri sendiri harus cukup dulu. Cash flow tetap aman. Dengan kata lain, tetap dengan bijak ya bersedekahnya.
Bersedekah di Bulan Ramadan dengan Bijak
Nah, agar bisa bersedekah dengan bijak, ada baiknya kita memperhatikan beberapa hal ya. Apa saja? Yuk, simak yang berikut ini.
1. Tentukan jenis sedekahnya
Sebelum berdonasi atau sedekah di bulan Ramadan, tentukan terlebih dahulu jenis donasi atau sedekah yang ingin diberikan. Ada beberapa macam sedekah yang kita kenal, di antaranya sedekah uang, sedekah makanan, sedekah barang atau benda, sedekah ilmu, sedekah tenaga, hingga sedekah senyum.
Nah, tentukan dulu kamu mau sedekah seperti apa. Paling bagus memang kalau disesuaikan dengan kemampuan ya. Ya, kalau mampu secara finansial, bersedekah uang itu bagus. Tapi kalau enggak mampu, masih ada sedekah bentuk lain.
2. Cari tahu reputasi tempat atau lembaga yang akan diberikan donasi
Sebelum memberikan donasi atau sedekah di bulan Ramadan, pastikan untuk mencari tahu tentang reputasi tempat atau lembaga yang akan disantuni. Pastikan bahwa lembaga tersebut benar-benar tepercaya dan memiliki track record yang baik dalam penggunaan donasi atau dalam penyaluran sedekah ini.
Bagaimanapun, kita harus ingat dan waspada, bahwa banyak juga orang yang memanfaatkan situasi di masa-masa seperti ini. Realistis nih, betul kan?
3. Jangan memberikan sedekah secara sembarangan
Hindari memberi sedekah secara sembarangan tanpa memperhatikan kebutuhan dan kondisi orang yang membutuhkan. Sebisa mungkin, sesuaikan dengan kebutuhan. Pasalnya, kalau bentuk sedekahnya tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, akhirnya kan jadi mubazir. Jadinya ya enggak bermanfaat kan? Sia-sia deh.
4. Nggak harus selalu dalam bentuk uang
Nah, ini nih yang sempat kita singgung di atas ya. Bahwa bersedekah di bulan Ramadan itu enggak melulu dalam bentuk uang kok. Selain uang, terkadang orang yang membutuhkan juga membutuhkan makanan atau barang lain yang lebih spesifik.
Nah, jadi, coba cari tahu apa kebutuhannya. Kamu bisa melakukan survei dulu ke lokasi yang hendak disantuni. Misalnya kalau mau berdonasi ke panti asuhan, coba hubungi pengelola panti dan tanyakan, apa yang menjadi kebutuhan panti. Bisa saja enggak dalam bentuk uang loh.
5. Lanjutkan secara rutin
Berdonasi atau bersedekah selama bulan Ramadan bukan hanya tentang memberikan satu kali saja. Cobalah untuk berdonasi secara rutin dan teratur, jika memungkinkan.
Tinggal diatur saja keuangannya. Pastikan kamu sudah mengalokasikan sesuai kondisi. Misalnya saja, kamu alokasikan 2.5% setiap bulan dari penghasilan untuk disedekahkan atau didonasikan. Persentase ini tentu saja bukan angka mutlak, kamu bisa menentukannya sendiri sesuai kemampuan dan kondisi. Pilih lembaga yang bisa menerima donasi, sumbangan, atau sedekah secara teratur, dan salurkan pada mereka.
Nah, dengan memperhatikan beberapa tip bersedekah selama bulan Ramadan seperti di atas, kita pun dapat membantu orang lain dengan bijak selama bulan Ramadan. Donasi kita akan lebih bermanfaat dan memberikan dampak yang positif bagi orang yang membutuhkan.
Kelola Keuangan supaya Bisa Bersedekah dengan Bijak
Nah, jadi setuju kan ya, bahwa untuk bersedekah itu enggak terbatas di bulan Ramadan? So, ini nih beberapa tip keuangan yang bisa kamu lakukan agar kamu bisa terus berbagi dengan sesamamu, tak terbatas di bulan Ramadan saja, tanpa mengganggu kebutuhan sendiri.
1. Buatlah anggaran bulanan
Buatlah rencana keuangan dulu yang terdiri atas anggaran bulanan yang jelas dan terperinci, termasuk pendapatan dan pengeluaran uang. Dengan cara ini, kamu dapat melihat dengan jelas seberapa banyak uang yang bisa disisihkan untuk berdonasi. Di QM Financial, biasanya anggaran untuk sosial dialokasikan 2.5%. Namun, kamu bisa menyesuaikannya dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
2. Prioritaskan kebutuhan dasar
Pastikan untuk memprioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan medis. Jangan sampai kebutuhan dasar terabaikan hanya untuk bisa berdonasi atau bersedekah.
3. Pisahkan uang untuk donasi
Setiap bulan, sisihkan sejumlah uang untuk berdonasi. Pastikan bahwa jumlah yang disisihkan tidak akan mengganggu kebutuhan dasar kamu. Kalau perlu, kamu juga bisa buat rekening khusus, seperti halnya rekening rutin, rekening belanja, dan lain sebagainya. Manfaatkan berbagai aplikasi atau fitur yang sekarang sudah banyak tersedia, misalnya dengan e-Wallet atau rekening bank digital yang lebih praktis.
Nah, itu dia beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan agar kamu bisa terus berbagi dengan sesama, baik melalui sedekah di bulan Ramadan, atau mau kamu lanjutkan ke bulan-bulan berikutnya.
Dengan mengelola uang dengan baik, kamu bisa bersedekah atau melakukan donasi tanpa mengganggu kebutuhan dasarmu sendiri. Selain itu, dengan mencari tahu tentang lembaga amal yang terpercaya, donasi yang kamu berikan juga bisa lebih bermanfaat dan memberikan dampak yang positif bagi orang yang membutuhkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Di Balik Keuangan Rumah Tangga yang Sehat: Peran Istri Sebaiknya sebagai Kasir atau Menteri Keuangan?
Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, terdapat sekitar 60% rumah tangga di Indonesia yang memiliki perempuan sebagai pengelola keuangannya. Hal ini menunjukkan bahwa peran istri dalam mengelola keuangan rumah tangga di Indonesia sangatlah penting dan signifikan.
Sementara keuangan rumah tangga sendiri merupakan salah satu aspek penting yang perlu dikelola dengan baik untuk mencapai stabilitas dan keberlangsungan hidup keluarga. Namun, ternyata, data juga membuktikan, bahwa meskipun perempuan sering kali menjadi pengelola keuangan di rumah tangga, terdapat pula fakta bahwa banyak perempuan di Indonesia masih mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan.
Sebagai contoh, berdasarkan data dari Bank Indonesia pada tahun 2019, hanya sekitar 30% perempuan di Indonesia yang memiliki akses terhadap produk keuangan formal, seperti tabungan dan kredit.
Kalau dipikir-pikir, kan ada data 60% rumah tangga yang dipegang dan dikelola oleh istri, apakah itu artinya hanya sebagian istri saja yang bisa mengakses produk keuangan formal? Berarti, ke mana sisanya? Enggak bisa mengakses produk keuangan formal, apakah itu artinya istri menjadi semacam kasir? Hanya mengeluarkan dan memasukkan uang doang, tanpa punya wewenang untuk ikut mengambil keputusan keuangan?
Lebih jauh lagi, ke mana 40% istri yang lain? Nah, seru nih. Karena QM Financial selalu percaya bahwa perempuan—di mana pun berada, apa pun status sosialnya, berapa pun penghasilan keluarganya—haruslah berdaya secara finansial, maka yuk, hal ini kita bahas. Tanpa bertendensi provokatif, tentu saja.
Istri: Sebagai Kasir atau Menteri Keuangan?
Jadi, istri itu sebagai kasir atau menteri keuangan keluarga sih?
Peran istri sebagai kasir dan menteri keuangan dalam keuangan rumah tangga sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Sebagai kasir, istri bertanggung jawab untuk mengatur dan mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi di dalam rumah tangga, seperti pemasukan dan pengeluaran uang. Ia akan membuat catatan keuangan, menyimpan struk belanja, dan memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan akurat.
Sedangkan, sebagai menteri keuangan, istri memiliki peran yang lebih strategis dalam mengatur keuangan keluarga. Ia akan membuat rencana anggaran, memprioritaskan pengeluaran, mengatur investasi, serta memantau kinerja keuangan keluarga secara keseluruhan.
Nah, jadi kalau kita lihat dari definisi perannya, peran istri sebagai kasir itu lebih berfokus pada pengaturan transaksi harian. Sedangkan peran istri sebagai menteri keuangan lebih berfokus pada perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih strategis dalam mengelola keuangan keluarga.
Sebenarnya kedua peran ini sama-sama penting untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat dan berkelanjutan.
Namun, sebagai seorang istri, uang tidak hanya dialokasikan doang ke pos-pos keuangan yang sudah ditentukan. Namun, uang itu perlu untuk dikembangkan juga sedemikian rupa agar bisa menjamin tercapainya tujuan keuangan keluarga yang sudah disepakati bersama.
Kalau hanya membatasi diri diri sebagai kasir doang, peran istri jadi enggak penting lagi. Apalagi sekarang sudah ada aplikasi yang lebih canggih buat mencatat cash flow. Kasihan dong, potensi istri yang cerdas kalau begini caranya. Mereka jadi tidak kritis dan kreatif.
Sebaliknya, sebagai menteri keuangan atau bendahara keluarga, istri tidak hanya harus mendistribusikan uang, tetapi juga mengembangkan uang yang dipercayakan kepadanya, karena keputusan seperti itu umumnya berada lebih banyak di tangan istri.
Faktanya, kalau mau kita lihat lebih jauh lagi, banyak peran dalam keuangan keluarga yang dapat dipercayakan pada istri loh!
Bermacam Peran Istri dalam Keuangan Rumah Tangga
Ada beberapa peran yang dapat dimainkan oleh istri dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Beberapa di antaranya adalah:
Pengelola Kas
Istri dapat berperan sebagai pengelola kas dalam rumah tangga, yaitu bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi keuangan dan mengelola uang tunai yang ada di rumah tangga. Sebagai kasir, memang bisa dikatakan begitu. Tapi, tak hanya berhenti di situ saja.
Menteri Keuangan
Istri dapat berperan sebagai menteri keuangan yang bertanggung jawab untuk membuat rencana keuangan, memantau kinerja keuangan, dan mengambil keputusan strategis dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Investor
Istri dapat berperan sebagai investor dengan mengatur investasi untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi keluarga, seperti investasi pada aset properti, saham, atau instrumen keuangan lainnya.
Trainer Keuangan
Istri dapat berperan sebagai trainer keuangan untuk anggota keluarga lainnya, seperti mengajari anak-anak atau suami cara mengatur keuangan pribadi dan merencanakan anggaran keluarga.
Konsultan Keuangan
Istri juga dapat berperan sebagai konsultan keuangan yang memberikan saran dan masukan kepada keluarga tentang pengelolaan keuangan, termasuk cara mengurangi hutang, mengatur anggaran, atau memilih produk keuangan yang tepat.
See, banyak kan yang bisa dilakukan oleh istri?
Namun, sayangnya, memang belum semua istri memiliki kemampuan atau pengetahuan dalam mengelola keuangan rumah tangga. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dan kerja sama antara pasangan suami istri dalam mengelola keuangan keluarga agar dapat mencapai tujuan keuangan bersama.
Tip untuk Para Istri untuk Meningkatkan Keterampilan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga
Berikut beberapa tip yang dapat membantu istri meningkatkan keterampilan keuangan dan mengelola keuangan rumah tangga dengan lebih baik sebagai menteri keuangan.
Mengikuti pelatihan atau kursus keuangan
Istri dapat mengikuti pelatihan atau kursus keuangan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan. QM Financial punya banyak topik kelas online FCOS yang bisa dipilih sesuai kebutuhan keluarga lo! Sudah cek jadwalnya belum untuk bulan ini?
Membaca buku atau artikel tentang keuangan
Istri dapat membaca buku atau artikel tentang keuangan untuk memperluas pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, termasuk tentang investasi, asuransi, dan rencana keuangan jangka panjang.
Mengatur anggaran keluarga
Istri dapat membuat dan mengatur anggaran keluarga dengan hati-hati, termasuk menentukan prioritas pengeluaran dan memantau pengeluaran harian keluarga.
Menggunakan aplikasi keuangan
Istri dapat menggunakan aplikasi keuangan yang dapat membantu memantau pengeluaran dan pemasukan keuangan keluarga dengan mudah dan akurat.
Berdiskusi dengan suami
Istri dapat berdiskusi dengan suami tentang pengelolaan keuangan keluarga dan bekerja sama dalam membuat rencana keuangan jangka panjang yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keluarga.
Dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, peran istri sangat penting dalam menjaga keuangan keluarga tetap sehat dan berkelanjutan. Dengen demikian, penting bagi istri untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan rumah tangga, apalagi istri bisa berperan banyak dalam hal keuangan ini. Penting pula bagi istri untuk bisa bekerja sama dengan suami dalam membuat keputusan keuangan yang tepat dan mencapai tujuan keuangan bersama.
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, keluarga dapat menghindari risiko keuangan dan memastikan kesejahteraan keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jokowi: Rakyat Harus Lebih Banyak Belanja – Begini Cara Belanja Hemat tanpa Kalang Kabut
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi mendesak agar masyarakat mau belanja lebih banyak demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak berarti Presiden mengajak kamu untuk boros sih. Pernyataan beliau didasari oleh data bahwa ada sebanyak Rp690 triliun tabungan bank mengendap di tahun 2022. Ini artinya masyarakat kita terlalu banyak menabung, dan lupa belanja.
Loh, bukannya bagus ya kalau kita rajin menabung, dan mengurangi belanja? Bukannya itu kan yang terus disarankan oleh perencana-perencana keuangan?
Well, enggak gitu juga sih, tapi. Faktanya, negara ini tuh butuh peredaran uang yang lancar agar ekonomi terus bergerak. Menabung memang bagus, tetapi uang tidak akan bergerak kalau hanya ‘ngendon’ di tabungan. Berbeda dengan misalnya kamu investasikan. Nah, investasi ini adalah uang yang bergerak. Menabung artinya kamu hanya menaruh uang di rekening, uangnya dianggurin saja.
Masih belum paham?
Yuk, kita lihat penjelasannya.
Belanja Membuat Pertumbuhan Ekonomi Menjadi Lebih Baik
Masih diungkapkan oleh Presiden Jokowi, pada 2022, konsumsi masyarakat atau rumah tangga adalah sebesar 4,93 persen. Pemerintah berharap, agar konsumsi masyarakat tahun ini bisa meningkat sebesar 5,4 persen hingga 2024.
Jika hal ini terjadi, otomatis pertumbuhan ekonomi juga akan terakselerasi. Karena itu, yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat sebaiknya ya didorong.
Saat tabungan banyak di bank, maka itu artinya kita sedang banyak menahan diri; nggak belanja; nggak kulineran; nggak healing-healing. Nah, hal ini jika berlarut-larut bisa membuat perekonomian terhenti lo!
Belanja menciptakan permintaan di pasar
Belanja masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karena dapat menciptakan permintaan di pasar.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa, ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi mereka untuk memenuhi permintaan yang ada. Dengan meningkatkan produksi, maka akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dalam masyarakat.
Belanja meningkatkan pendapatan banyak pihak
Dalam skala yang lebih besar, belanja masyarakat juga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional melalui mekanisme multiplier effect.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka, maka uang tersebut akan beredar di dalam perekonomian dan meningkatkan pendapatan perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Pendapatan yang meningkat ini akan mendorong konsumsi lebih lanjut dan menghasilkan lebih banyak pendapatan di dalam perekonomian. Ini akan menciptakan efek domino yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas ekonomi nasional.
Belanja memperbaiki neraca perdagangan
Selain itu, belanja masyarakat juga dapat memperbaiki neraca perdagangan suatu negara. Jika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa buatan dalam negeri, maka ini akan meningkatkan permintaan untuk barang dan jasa lokal, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ekspor dalam negeri, yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
So, sampai di sini paham ya, bahwa untuk memaksimalkan potensi spending money masyarakat sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi nasional, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan stabilitas dalam perekonomian, dan memberikan insentif bagi masyarakat untuk spending lebih banyak.
Belanja Tanpa Kalang Kabut
Tapi ya gimana ya, Pak? Mau belanja itu sekarang juga waswas, karena kondisi perekonomian ke depan itu kok ya masih gelap. Bahkan kemarin juga ada prediksi resesi kan?
Mungkin kamu adalah salah satu yang berpikir demikian.
Ya, pemikiranmu itu betul. Meski sangat dianjurkan agar pertumbuhan ekonomi negara kita membaik, tetapi ya tetap harus dilakukan dengan bijak. Seneng-seneng aja sih, tapi kalau cash flow terus kacau dan duitnya terus habis, gimana?
Ada beberapa strategi yang dapat membantu kita belanja banyak tanpa menguras dompet dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana caranya?
Buatlah daftar belanjaan dan anggaran yang realistis
Sebelum membeli barang atau jasa, buatlah daftar belanjaan dan tetapkan anggaran yang realistis sesuai dengan perencanaan keuangan yang sudah kita buat, penghasilan dan kebutuhan kita. Dengan cara ini, kita dapat menghindari pemborosan dan memastikan bahwa apa yang kita beli sesuai dengan anggaran.
Pilih barang yang berkualitas
Memilih barang atau jasa berkualitas memang memerlukan biaya lebih tinggi, tetapi hal ini justru bisa membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Barang berkualitas cenderung lebih tahan lama dan memerlukan biaya perbaikan atau penggantian yang lebih sedikit, sehingga dapat membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Manfaatkan promo dan diskon
Cari tahu tentang promo dan diskon dari toko atau penyedia jasa yang kita pilih.
Dengan memanfaatkan promo dan diskon yang tersedia, kita dapat menghemat uang dan pada saat yang sama masih bisa membeli barang atau jasa yang kita butuhkan.
Gunakan kartu kredit dengan bijak
Jika kita menggunakan kartu kredit untuk belanja, pastikan untuk membayar tagihan secara penuh setiap bulan untuk menghindari biaya bunga yang tinggi.
Selain itu, cari tahu tentang program cashback atau rewards dari kartu kredit kita yang dapat membantu kita menghemat uang atau mendapatkan keuntungan tambahan.
Prioritaskan produk lokal
Ketika membeli barang atau jasa, prioritaskan produk dalam negeri untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal dan memperkuat pasar dalam negeri. Ini dapat membantu membangun industri dalam negeri yang lebih kuat dan pada saat yang sama membantu kita memenuhi kebutuhan kita.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita dapat belanja banyak tanpa membuat dompet kita jebol dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gimana? Sudah siap mau belanja sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!