Mencari Peluang Bisnis Sampingan Sebagai Karyawan, Mulailah dari 3 Jenis Usaha Ini
Sedang berpikir dan menimbang untuk menambah penghasilan dengan mencari peluang bisnis sampingan?
Sah-sah saja kok. Namanya juga usaha agar hidup lebih sejahtera, apalagi kebutuhan zaman sekarang semakin meningkat. Belum lagi kalau memikirkan saat kita harus pensiun kelak, kondisi saat kita mesti tetap hidup meski sudah nggak bisa mendapat penghasilan lagi.
Makanya, rasanya wajar banget kan, kalau kita tak puas hanya dengan gaji karyawan yang setiap bulan diterima? Kalau bisa sih, kita juga mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha atau bisnis sampingan, tentu saja sepanjang kita mengerjakannya secara etis sehingga nggak mengganggu pekerjaan utama kita di kantor.
Tapi, masih bingung, mau usaha apa?
Yang pasti, ada beberapa syarat yang harus kita ingat saat mencari peluang bisnis sampingan ini, supaya semua tetap aman terkendali, yaitu:
- Modal sebisa mungkin tidak terlalu besar
- Waktu pengelolaan pastinya kita menginginkan yang lebih fleksibel, mengingat kita masih punya pekerjaan utama yang menuntut perhatian lebih besar.
- Berpeluang memberikan keuntungan yang lumayan
- Target pasar sebisa mungkin tak perlu jauh-jauh amat. Sepertinya akan lebih bagus lagi kalau kita menyasar teman-teman sekantor kita sebagai target.
Thanks to technology, peluang bisnis sampingan ini kini terbuka bagi siapa saja. Bahkan yang bukan karyawan pun banyak yang punya beberapa macam bisnis sekaligus yang dijalankan dengan memanfaatkan teknologi.
Teknologi telah mempersingkat waktu dan jarak yang lebih fleksibel. Promosi juga lebih mudah dilakukan, lantaran nggak butuh tempat yang besar dan lebih terjangkau. Apalagi sekarang, sebut saja untuk bisnis online, ecommerce misalnya, berkembang gila-gilaan. Kita tak hanya bisa berjualan di toko online kita sendiri, tapi bisa menitipkan lapak kita juga di beberapa marketplace one stop shopping yang sekarang menjamur.
Nah, kalau mau mulai mencari peluang bisnis sampingan sekarang, berikut ada 3 jenis usaha sampingan yang cocok banget nih dijalankan oleh karyawan aka pebisnis pemula karena membutuhkan modal kecil namun tetap menjanjikan keuntungan yang lumayan.
3 Jenis Usaha yang Bisa Dicoba oleh Karyawan yang Mencari Peluang Bisnis Sampingan Sambil Terus Bekerja di Kantor
1. Franchise (bisnis waralaba)
Peluang bisnis semakin luas terbuka membuat sebagian pengusaha juga membuka kesempatan pada orang lain yang ingin bermitra usaha dengan asas saling menguntungkan.
Bisnis waralaba adalah salah satunya. Kini semakin banyak pihak yang menawarkan kerja sama untuk bergabung untuk mengembangkan bisnis yang sudah dibangunnya, menjadi bisnis waralaba.
Dengan modal yang cukup terjangkau, kita bisa mendapatkan paketan usaha yang bisa menjadi milik kita sepenuhnya. Namun ada beberapa hal yang mesti juga diperhatikan, jika kita memilih bisnis waralaba ini sebagai peluang bisnis sampingan untuk menambah penghasilan kita–selain dari sisi modal–di antaranya:
- Pilihlah bisnis waralaba yang sudah banyak dikenal. Dengan demikian, kita bisa menekan biaya promosi, lantaran orang sudah mengenal produk yang akan kita jual lebih dulu. Dengan branding produk yang sudah jalan, pastinya sudah lebih trustable kualitasnya bukan?
- Pilih lokasi untuk membuka lapak yang tak jauh dari rumah, atau kalau bisa malah buka di rumah saja. Jarak yang jauh dari rumah ke tempat usaha bisa membuat kita kewalahan sendiri nanti saat menjalankan bisnis ini. Apalagi kita juga masih ngantor kan?
- Jika kita tak mungkin menjalankannya sendiri, segera rekrut orang terdekat supaya bisa membantu mengelola lapak sementara kita bekerja di kantor. Perhitungkan upahnya dengan saksama, agar bisa tercover dalam biaya operasional harian atau bulanan.
Jika punya modal lebih, kita bisa mencoba untuk membuat konsep yang lebih kreatif dan membangun bisnis waralaba kita sendiri, kemudian menarik orang lain untuk bergabung.
2. Usaha rumahan
Kue dan berbagai camilan kering bisa banget dijadikan sebagai peluang bisnis sampingan yang menjanjikan.
Selain itu yang juga sedang marak adalah bisnis perlengkapan rumah tangga, misalnya bantal, karpet, aksesori dan pernak pernik home decor. Produk fashion juga masih tetap laris, seperti baju, sepatu, tas, kalung dan aksesoris fashion lain. Semua bisa dikerjakan saat kita sudah berada di rumah.
Jika pesanan meningkat dan kita kewalahan, cobalah untuk memanfaatkan tenaga kerja di sekitar rumah. Bagi orderan pada tetangga kiri kanan. Siapa tahu, kita malah bisa memberikan penghasilan pada orang-orang di sekitar kita.
Jual produk-produk yang kita hasilkan secara online. Bikin lapak di marketplace-marketplace, belajar jualan di Instagram dan Facebook, miliki akun WhatsApp bisnis, agar memperlancar proses jualan.
Kalau mau memanfaatkan pasar yang terdiri atas rekan-rekan sekantor, kita bisa membuat bisnis paket sarapan. Edarkan menu sarapan pada teman-teman sekantor, dan catat pesanan mereka. Keesokan harinya, mereka bisa mendapatkan paket sarapan sehat dari kita.
3. Jasa
Jasa ini tak harus selalu menuntut keterampilan khusus dari kita lho. Kita bisa mencoba membangun peluang bisnis sampingan berupa jasa jual beli tiket pesawat atau kereta, jasa pemesanan hotel, jasa percetakan brosur atau kartu nama, jasa menulis artikel, dan lain-lain.
Yang kita perlukan adalah mencari vendor yang tepat dan terpercaya, dengan demikian kita bisa menjalankan kerja sama yang saling menguntungkan.
Nah, gimana? Sudah memutuskan mau melakukan apa sebagai usaha sampingan selain sebagai karyawan untuk menambah penghasilan? Jangan ragu lagi. Mulailah dari peluang bisnis sampingan berskala kecil, lalu dengan perlahan dikembangkan hingga bisa menjadi bisnis yang bisa diandalkan.
Tertarik mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.
Business Traction
Selanjutnya, setelah bisnismu memiliki produk atau jasa yang bagus dan sumber daya manusia terbaik, bisnismu perlu daya tarik untuk bertumbuh, inilah yang dinamakan traction.
Walau produk atau jasa bagus dan didukung karyawan yang mumpuni, kalau tidak ada yang membeli, buat apa membuat usaha? Pastinya kamu juga mau agar produk atau jasa yang dijual dapat dibeli oleh yang membutuhkannya.
Coba cek siapa pembelimu, bisa menyebutkan 3 nama dan mendeskripsikannya?
Traction tidak melulu bicara besaran penjualan yang dapat dilakukan tetapi di zaman serba digital sekarang ini, traction juga bisa dilihat dari banyaknya jumlah pengguna. Maka penting bagi bisnismu untuk membuat traction dari konten yang akan disampaikan.
#FinClic Aset Aktif
“Sudah berapa lama kah kamu bekerja? Aset aktif apa saja yang sudah kamu kumpulkan?” , ini pertanyaan ganggu yang sering ditanyakan oleh QM Trainer. Aset aktif merupakan salah satu komponen perencanaan keuangan.Membuat perencanaan keuangan ibarat membuat rumah. Biasanya untuk membuat rumah, kamu memerlukan gambar dan desain lantai bawah serta lantai atas. Dalam keuangan, ada sebuah konsep asli yang dibuat oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial yaitu Blueprint of Your Money.
4 POIN Rencana Bisnis
Apakah kamu termasuk orang yang bermimpi menjadi serang pengusaha besar dan sukses? Apakah kamu sudah benar-benar hidup menjalani mimpimu tersebut? Merintis dan mengelola usaha sendiri tidak semudah yang dibayangkan, apalagi kalau kamu sama sekali belum tahu dari mana harus memulai membuat rencana bisnis.
Kelebihan Belajar Literasi Finansial Melalui FCOS
Kamu pasti familiar dengan pepatah, “Tuntutlah ilmu ke negeri Cina”. Bukan berarti kamu harus belajar langsung ke negara tersebut, tapi carilah ilmu sebanyak-banyaknya bahkan sampai ke tempat yang jauh sekalipun. Meskipun terdengar klise tapi ada benarnya karena mempelajari hal baru akan selalu memberi manfaat bagimu. Pendidikan memang menjadi hal yang sangat penting bagi sebagian orang. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin tinggi kesejahteraan hidup yang dapat dicapai.Tingginya semangat belajar finansial tidak terbatas oleh usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Namun terkadang tempat dan waktu seringkali menjadi penghalang untuk kamu bisa belajar tentang literasi finansial. Melalui Financial Clinic Oline Series (FCOS), kamu bisa belajar di mana pun, kapan pun dengan harga terjangkau!Tahun 2006, Financial Clinic merupakan konten siaran radio yang kemudian menjadi materi seminar dan sekarang menjadi kelas online.
#FinClic Dana Pensiun
Apa yang ada di bayanganmu ketika mendengar kata “pensiun”?
SIAPA
Pensiun seringkali dibayangkan sebagai periode saat menginjak usia 55
tahun (pensiun PNS zaman dahulu dan kini sudah berubah menjadi 58 tahun), sudah
tidak bekerja dan tidak beraktivitas lagi untuk fase yang panjang. Masa pensiun
juga biasanya tidak lagi memiliki penghasilan dan hidup bergantung pada orang
lain.
Di QM Financial, kami membuat asumsi perhitungan usia pensiun adalah 55-85
tahun di mana umur 55 tahun sudah berhenti bekerja sampai 85 tahun (meninggal
dunia).
Laporan Keuangan Bisnis, Pentingkah?
Bisnis yang mulai berkembang tentunya membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit untuk perluasannya. Misalnya, saat akan membuka cabang baru atau akan mengembangkan usaha dengan menambah produk baru.
Biasanya, untuk pengembangan usaha, pemilik bisnis mulai mempertimbangkan mencari dana dengan meminjam, baik melalui bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya yang menawarkan jasa pinjaman untuk pemilik bisnis. Namun sebelum meminjam modal perlu dipertimbangkan dengan secara seksama mengenai keuntungan dan kerugiannya, apakah sudah tepat bisnis yang digeluti membutuhkan pinjaman.
Lembaga keuangan yang meminjamkan juga tidak serta merta akan meminjamkan modal usaha dengan mudahnya. Ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk dianalisa sebelum menyalurkan dana kepada pemilik bisnis, dimulai dari kejelasan identitas pribadi, identitas perusahaan apakah sudah terdaftar di pemerintah, profit dari suatu bisnis dan laporan keuangan yang dimiliki pebisnis.
Ligwina Hananto, CEO dan Lead Trainer QM Financial diundang oleh Bekraf pada 28 November 2018 dalam acara Indonesia Syariah Fair (INSYAF) di Balai Kartini. Dalam kesempatan ini beliau mengisi talkshow yang membahas mengenai ‘Cerdas dalam Mengelola Keuangan Usaha’. Di dalam pemaparannya, beliau menambahkan Laporan Keuangan Bisnis diperlukan bukan hanya untuk keperluan meminjam untuk modal usaha saja namun sebagai pencatatan untuk memisahkan antara pengeluaran pribadi VS pengeluaran bisnis.
Laporan keuangan bisa dibuat dengan sederhana, seperti berupa laporan masuk keluarnya uang. Atau sudah dikelola secara profesional, seperti mempunyai karyawan khusus untuk membuat laporan keuangan.
Ligwina Hananto menegaskan sesungguhnya tanpa laporan keuangan, pemilik usaha bukan berbisnis tapi berdagang. Mungkin kelihatannya antara berbisnis dengan berdagang seperti sama tapi ternyata berbeda!
baca juga: Berbisnis atau Berdagang?
Pada kenyataannya banyak pemilik usaha kecil tidak memiliki laporan keuangan bahkan seringkali keuangan bisnis tercampur aduk dengan keuangan pribadi. Sebaiknya, keuangan pribadi dipisahkan dari keuangan usaha agar tidak terjadi krisis dalam bisnis.
Perbedaan antara Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Perencanaan Keuangan Bisnis:
- Dalam perencanaan keuangan pribadi rasio pengeluaran setiap bulannya dipisahkan antara: Cicilan Utang, Pengeluaran Rutin, Sosial serta Menabung/Investasi.
- Dalam Perencanaan Keuangan Bisnis : Perlu ada perhitungan antara Omzet dan perhitungan Laba Rugi. Dalam hal ini para pemilik bisnis perlu memperhatikan tentang Variable Cost VS Fixed Cost.Article : http://qmfinancial.com/2017/11/bisnis-sukses-karena-omzet-profit-atau-gaji-pemilik/).
Pemilik usaha perlu memiliki kemampuan di bawah ini ketika membuat perencanaan keuangan bisnis, yaitu:
- Disiplin. Lakukanlah pencatatan semua transaksi keuangan dengan benar dan tepat agar terukur.
- Komitmen. Memisahkan keuangan usaha dari keuangan pribadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan bisnis yang sedang dijalani.
- Tepat Waktu. Laporan keuangan bisnis harus dibuat tepat waktu agar memberikan informasi akurat bagi pengembangan bisnis.
Apakah Anda pemilik usaha yang ingin belajar mengenai perencanaan keuangan bisnis? Mari bergabung di Financial Clinic Online Series (FCOS) untuk bisnis setiap Rabu malam dengan menggunakan aplikasi Zoom yang dapat diunduh di playstore.
Pendaftaran FCOS melalui event.qmfinancial.com
-Mia Damayanti-
Pitch Deck Dalam Sebuah Bisnis
Apakah kamu pemilik start up? Atau bisnis kamu sudah berjalan lebih dari satu tahun?
Apakah kamu sebagai pemilik bisnis kenal dengan istilah pitch deck? Bila YA, selamat! Kamu seang membawa bisnismu semakin besar. Bila TIDAK, yuk berkenalan!
Pitch Deck adalah presentasi singkat yang memberikan informasi tentang bisnis kamu saat ini. Isinya mempresentasikan gambaran perusahaanmu kepada klien potensial atau rencana bisnis kedepannya.
Ligwina Hananto, selaku lead trainer dari QM Financial pada 3 November 2018 diundang oleh Australian Consulate – General di kota Makassar untuk menjadi narasumber business workshop.
Di dalam workshop tersebut peserta mempelajari bagaimana cara membuat pitch deck yang baik dalam suatu bisnis. Setidaknya, ada 12 hal yang perlu disiapkan dalam membuat pitch deck. 3 hal yang paling mendasar adalah: APA -SIAPA – BAGAIMANA dalam suatu rencana bisnis.
Workshop yang dihadiri lebih dari 60 orang alumni pelajar Indonesia di Australian Consulate – General sebagian besar sudah mempunyai bisnis. Peserta diajak untuk memecahkan sebuah kasus di dalam sebuah bisnis secara berkelompok.
Selama workshop berlangsung, ada 2 pertanyaan yang menarik perhatian, yaitu:
Q1: Bagaimana kalau sudah memiliki bisnis yang dijalani tapi tidak sesuai dengan passion?
A1: Apabila bisnis tersebut sudah berjalan dan sudah menghasilkan,maka buatlah bisnis lain yang seperti “ekstrakurikuler di sekolah”, yaitu tidak masuk kedalam nilai pelajaran tapi dikerjakan dengan senang hati dan sesuai hobi. Misalkan, si A sudah sukses dengan bisnis keluarga yang sudah turun temurun tapi tidak sesuai dengan passion-nya, maka si A membuat bisnis lain selain itu bisnis yang utama dan sesuai hobi. Contohnya, karena dia hobi liburan, maka dia membuat video blog setiap pergi liburan dan diminati orang banyak. Kalau ternyata hobi tersebut menjadi bisnis dan ternyata menghasilkan melampaui pendapatan dari bisnis keluarga yang dijalani, ya bersyukur. Namun apabila tidak berhasil dengan bisnis ‘ekstrakrikuler’ tersebut maka tidak perlu sedih, karena selayaknya ekstrakurikuler di sekola
h, hal tersebut merupakan siraman batin untuk pribadi kita.
Q2: Bagaimana kalau membuat bisnis yang merupakan tren baru dan tidak sesuai dengan pasar yang ada?
A2: Apabila kamu membuat bisnis yang tidak sesuai dengan masalah yang dihadapi di sekitar lingkunganmu serta kamu awam dengan kondisi sekitar, maka kamu harus bersiap usaha tersebut tidak maju. Mungkin akan ada tren di waktu tertentu tapi bisa tidak bertahan untuk jangka panjang? Karena bisa saja tren baru tersebut sebenernya bukan merupakan kebutuhan
atau masalah yang dihadapi calon pelanggan bisnismu.
Kesan peserta atas workshop
Peserta ada yang mengibaratkan business workshop ini seperti nasi campur yang mempresentasikan materi yang penting serta membuat kenyang.
Ada pula yang mengibaratkannya seperti roti manis, peserta merasa materi pelatihan gurih dan manis.
Bahkan, materi pitch deck di dalam sebuah bisnis seperti jala kote yang enak dimakan tetapi susah dibuat, makanan khas Makassar yang tersaji di atas meja peserta.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu.
– Mia Damayanti –
#FinClicBisnis Kolaborasi dengan Smartplus Accelerator
#FinClic yang hadir setiap Senin secara live di Instagram @QM_Financial hadir berkolaborasi dengan Smartplus Accelerator Bisnis yang diwakili oleh Ferdy D Savio (CEO Smartplus), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendampingan bagi pemilik usaha.
Biasa sekali kita temui kalau banyak pemilik usaha yang menjalankan bisnisnya secara otodidak dan berpegang pada insting. Padahal pemilik bisnis bisa lho membuat rencana tahunan yang benar buat usahanya dengan memperhatikan fokus, target, dan hasil.
Ada 3 hal yang perlu kita ketahui untuk buat bisnis :
APA. Biasanya kalau orang memulai bisnis, pasti akan memikirkan produk apa yang mau dijual. Padahal menurut Bapak Budi Isman, pemilik usaha jangan hanya memikirkan penjualan produk tapi harus memeikirkan apakah ada problem apa yang sedang kita carikan solusinya. Contohnya, lebih mudah menjual air mineral ke orang yang sedang kehausan atau yang biasa-biasa saja? Tentu jawabannya yang haus. Jadi air mineral ini menyelesaikan masalah orang yang kehausan. Tidak hanya cukup “produk ini bagus lho”, bisa jadi yang ditawarkan tidak haus atau mungkin orang tersebut lapar sehingga solusi yang dibutuhkan orang itu adalah makan. Penting sekali bagi pemilik bisnis untuk tahu masalah apa yang sedang dihadapi sehingga produk usaha hadir sebagai solusi. Kesalahan terbesar pemilik usaha tentang APA adalah membuat produk usaha tapi tidak ada yang membutuhkannya dan tidak menjadi solusi untuk masalah yang ada.
SIAPA. Sepenting apa sebuah bisnis mengetahui target pasarnya? Pengetahuan akan target pasar harus dibuat secara spesifik seperti siapa mereka beserta dengan kebiasaannya. Contohnya, akan berbeda cara kita berkomunikasi dengan anak muda, orang dewasa dan orangtua. Kembali ke contoh air mineral tadi, kalau kita makan di restoran mewah maka air mineral yang ditawarkan berbeda dengan air mineral di restoran cepat saji karena target pelanggannya berbeda. Bila target pasar usaha kamu tepat dan didukung dengan produk yang tepat maka akan membuat penjualan menjadi mudah.
BAGAIMANA. Bagaimana cara memperkenalkan produk atau jasa dari usaha? Langkah apa yang akan kamu ambil agar orang-orang bisa mengetahui keberadaan produk atau jasamu yang menjadi solusi bagi permasalahan mereka?
Beberapa pertanyaan yang timbul:
Q1: Bagaimana mengatasi rasa takut gagal dalam memulai sebuah bisnis?
A1: Apa yang bikin takut? Kenapa takut gagal? Kenapa berpikir bisa gagal? Mengapa enggak berpikir sebaliknya? Bisnis gagal? Semua juga takut tapi yuk dilawan!
Q2: Apakah ada aturan tertentu terkait dengan anggaran pemasaran terhadap omset?
A2: Sebenarnya tidak ada aturan anggaran pemasaran yang baku karena setiap industri punya karakteristik berbeda-beda.Salah satu yang bisa menjadi acuan adalah Return On Marketing Investment (ROMI), yaitu setiap uang yang dikeluarkan bisa diukur imbal baliknya untuk perusahaan. DAri dana yang sudah keluar, bisa menghasilkan sales atau traffic berapa? Belum tentu langsung terkonversikan menjadi penjualan. Ada juga yang berpendapat bahwaanggaran pemasaran yang sehat tidak melebihi 10% dari omset.
Q3: Bagaimana menghadapi saingan baru yang merusak harga pasaran?
A3: Kalau banyak pesaing masuk berarti industri bisnis kamu bagus. Banyak yang di luar sana menjadi usaha dengan bermodalkan Amati Tiru Modifikasi (ATM), tapi kita harus jadi market leader dengan berinovasi agar punya daya saing. Enggak perlu kuatir dengan kompetitir karena apabila mereka bermodalkan ATM, margin mereka lebih kecil. Sehingga bisa jadi keuangan mereka tidak sekuat keuangan kita.
Q4: Apakah boleh meminjam di bank apabila ingin memulai bisnis tetapi modal tidak cukup?
A4: Kalau mulai bisnis belum apa-apa sudah ngutang, nanti bayarnya pakai apa? Berhati-hati ya karena utang pinjaman itu datang dengan tanggung jawab untuk membayar. Pinjaman biasanya untuk modal kerja dengan proyek yang sudah ada. Kalau memulai, yang dibutuhkan adalah investor yang artinya kita mencari partner dari segi modal. Jadi ada 2 sumber pendanaan untuk memulai bisnis yaitu mencari investor yang tertarik dengan bisnis atau pinjaman bank. Kalau investor, kalian akan menanggung kepemilikan secara bersama-sama. Sedangkan bila meminjam uang di bank, akan dikenai beban bunga yang tinggi.
Q5: Apakah menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apabila seluruh keuntungan digunakan sepenuhnya untuk membeli saham, itu artinya kamu sedang berdagang karena tidak ada uang yang mengendap untuk dikelola di bisnisnya. Sebuah bisnis harus membangun brand produk atau brand perusahaan. Tidak ada yang hina dari berdagang, terus dilanjutkan tapi tidak semua berdagang bisa jadi bisnis. Kalau ingin berdagang menjadi sebuah bisnis, bangun brand dan ada uang yang bisa dikelola untuk membangun produk atau perusahaan.
Q6: Apakah yang perlu dipersiapakan dalam membangun sebuah social enterprise?menjadi dropshipper yang hasilnya bisa digunakan untuk menabung saham itu artinya sudah berbisnis?
A5: Apapun bisnis yang sedang dibangun, perlu disiapkan 12 pertanyaan strategis. 3 pertanyaan pertama: APA, SIAPA, BAGAIMANA. Harus memikirkan penghasilan agar bisa membayarkan biaya operasional sehingga social impact bisa lebih besar.
Q7: Saya punya bisnis street food. Apa yang harus dilakukan pada era disruption seperti ini?
A7: Manfaatkan teknologinya, biarkan perusahaan IT yang membuat, kita tinggal nikmatin. Join the crowd!
Jadi, bisakah kamu menjawab APA – SIAPA – BAGAIMANA bisnis yang sedang kamu bangun?
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
Krisis dalam Bisnis
Apakah kamu pemilik bisnis? Pemilik bisnis seringkali dilihat orang lain itu, keren! Karena punya perusahaan sendiri, punya karyawan, dan menjadi bos.
baca juga: Bisnis yang Sukses!
Tapi apakah kamu tahu bahwa menjadi pemilik bisnis itu pusing loh! Memikirkan strategi bisnis agar perusahaan tetap berjalan, membayar gaji & THR karyawan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan dalam perusahaan.
baca juga: Harap Harap Cemas Bayar THR
Pemilik bisnis juga harus siap menghadapi krisis! Krisis dalam bisnis seperti apa? Mari kita cari tahu melalui artikel ini!
20 Agustus 2018, lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto diundang oleh perhimpunan Wali (perhimpunan waralaba dan lisensi indonesia) di Hotel Liberta Kemang yang dihadiri oleh para franchisor anggota Wali. Dalam kesempatan ini Ligwina Hananto, yang juga merupakan CEO QM Financial memaparkan mengenai krisis dalam usaha itu berawal dari pengelolaan keuangan dalam bisnis.
Pemahaman mengenai krisis dalam bisnis itu berbeda-beda bagi setiap pemilik usaha. Misalnya, krisis tidak bisa membayar gaji karyawan, krisis tidak ada untung, krisis kurangnya bahan pokok produksi dan lainnya. Namun krisis dalam bisnis dapat dicegah dengan memulai pengelolaan keuangan cashflow pribadi. Pebisnis tidak menyadari bahwa bisnis hanya merupakan salah satu elemen rencana keuangan, masih ada gambaran besar (big picture) dari elemen keuangan yaitu Blue Print Of Your Life Finance.
Apabila cashflow pribadi pemilik bisnis masih menyatu dengan cashflow keuangan dalam bisnisnya, maka kemungkinan besar krisis dalam bisnis akan melanda.
baca juga: Cari Uang Itu Gampang!
Agar terhindar dari kisis dalam bisnis, pengusaha harus memperhatikan hal berikut :
- Pisahkan Rekening Bisnis Dengan Rekening Pribadi. Ini salah satu hal yang terpenting untuk para pebisnis. Banyak pemilik usaha masih menggabungkan antara uang bisnis dan uang pribadi. Apabila hal tersebut terjadi, segeralah memisahkan antara rekening bisnis perusahaan dengan rekening pribadi. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat secara terpisah yang mana pendapatan dan pengeluaran uang bisnis serta yang mana pemakaian uang pribadi.
- Punya Catatan Pengeluaran. Sama halnya dengan pengeluaran pribadi, pengeluaran dalam bisnis juga harus dicatat dan dibuat laporan keuangannya. Dengan pencatatan yang lengkap mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam perusahaan dari jumlah yang besar sampai yang kecil tanpa terkecuali, pemilik usaha dapat melihat apakah bisnisnya meraih untung atau malah merugi.
- Anggaran Ongkos / Pengeluaran Tetap. Buatlah daftar yang termasuk pengeluaran tetap dalam bisnismu dan tentukan anggaran / ongkos pengeluaran tetap tesebut. Setiap bulannya ongkos pengeluaran tetap menjadi pengeluaran yang utama.
- Periksa Penjualan = Margin Positif. Periksa penjualan yang terjadi. Setiap bulan, hitung pendapatan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang lainnya seperti ongkos kirim, makan, parkir dan lainnya. Apakah penjualan bisnis mempunyai margin positif atau negatif? Mudah-mudahan selalu positif!
- Hitung Profit. Nah Apabila penjualan sudah bermargin postif, hitung profit! Caranya Margin Positif tersebut/Laba Kotor di kurangi dengan pendapatan tetap setiap bulannya.
Semoga, dengan penerapan hal-hal di atas pemilik usaha dapat menghindari krisis dalam bisnis.
baca juga: Rumus Sakti Kelola Keuangan Bisnis
Namun yang tak kalah penting untuk menghindari krisis dalam bisnis adalah mempunyai tim yang solid. Dengan tim yang hebat, kerja seorang pembisnis akan lebih lancar. Perkembangan bisnis tidak saja terencana tetapi juga tereksekusi dengan baik.
baca juga: Tim Yang Solid
Ingin tahu bagaimana mengukur kinerja karyawan agar mempunyai tim yang solid? Ikuti #FinClicWorkshopBisnis modul Human Capital Management tanggal 20-21 Oktober 2018.
baca juga: Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat