Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Beberapa hal butuh biaya yang besar, sedangkan kondisi keuangan kita tidak memungkinkan untuk bisa menabung lebih dulu. So, mengajukan pinjaman uang menjadi opsi solusinya.
Memang, berutang bisa jadi solusi untuk beberapa hal. Bahkan hal ini sangat lazim dilakukan di dunia bisnis. Uang berputar, pihak satu meminjamkan pada pihak lain, yang kemudian dibayar setelah pihak yang lain mendapatkan uang dari hasil usahanya. Dan begitu seterusnya.
Skema ini skema yang sangat wajar terjadi, bahkan sejak zaman nenek moyang. Hanya saja, akhir-akhir ini, perkara pinjaman uang ini seringnya berujung pada masalah keuangan baru. Apalagi dengan segala kemudahan yang diberikan—thanks to technology—akhirnya semakin banyak orang tergiur untuk berutang. Padahal ya, enggak butuh-butuh amat.
Dari Databoks dilansir, bahwa Otoritas Jasa Keuangan sendiri mencatat, bahwa tak kurang terdapat akumulasi pinjaman online pada fintech peer to peer lending hingga Rp13.78 triliun per Januari 2022, yang artinya naik 1.32% month to month.
Berikut beberapa alasan orang mengajukan pinjaman uang.
Alasan Mengajukan Pinjaman Uang
Memenuhi kebutuhan hidup
Kadang memang terjadi, pemenuhan kebutuhan rutin terganggu akibat banyak hal, misalnya seperti menurunnya atau kehilangan penghasilan secara mendadak, misalnya terkena PHK. Atau, kebutuhan yang tiba-tiba membengkak, misalnya sakit dan yang dicover oleh asuransi hanya biaya rumah sakit. Sementara, butuh untuk obat ataupun vitamin. Jika kondisinya berkepanjangan, maka berutang biasanya lantas menjadi pilihan solusi.
Sebenarnya ini bukan alasan yang bijak untuk mengajukan pinjaman uang, ke pihak mana pun, termasuk pada saudara atau teman. Pasalnya, utang seperti ini terdorong oleh ketiadaan uang. Biasanya yang terjadi kemudian adalah seiring kebutuhan yang terus ada, utang juga akan terus dilakukan. Akan semakin rumit, jika melakukan utang untuk kebutuhan ini dari fasilitas pemberi pinjaman uang dengan bunga yang tinggi.
Membeli barang yang harganya di luar jangkauan
Utang juga biasa dilakukan jika kita ingin membeli sesuatu yang harganya di luar jangkauan kemampuan kita.
Hal ini sebenarnya juga tidaklah salah, apalagi jika barang yang akan kita beli itu nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset kita. Misalnya saja untuk membeli rumah, yang nantinya akan disewakan, sehingga memberikan penghasilan. Atau, beli laptop dengan spesifikasi yang lebih canggih, untuk membantu pekerjaan agar lebih lancar sehingga penghasilan juga bisa ditingkatkan. Atau, bisa juga untuk membeli kendaraan agar mobilitas lebih lancar, sampai di kantor lebih cepat.
Membayar utang
Mengajukan pinjaman uang untuk membayar utang yang lain juga sering dilakukan oleh masyarakat kita.
Ada memang yang melakukan konsolidasi utang seperti ini, dengan mengambil pinjaman yang lebih lunak untuk melunasi utang lain dengan bunga yang tinggi. Tetapi, butuh keterampilan mengatur keuangan yang mumpuni agar rasio utang tetap berada di bawah batas yang seharusnya.
Kalau tidak, ya, bisa jadi malah semakin melilit dan gali lubang tutup lubang terus menerus, tak berkesudahan. Tahu-tahu sudah berutang ke ratusan pihak, dengan jumlah nominal yang membengkak berkali-kali lipat.
Renovasi rumah
Kebutuhan untuk merenovasi rumah bisa jadi ditimbulkan oleh kerusakan akibat usia, alam, ingin menambah fasilitas, hingga bertambahnya anggota keluarga. Renovasi yang dibutuhkan ini bisa besar, bisa juga kecil.
Seperti halnya KPR, ada beberapa lembaga yang menawarkan pinjaman uang khusus untuk kebutuhan renovasi rumah. Dan, memang banyak orang yang memanfaatkan layanan ini. Jika berutang untuk renovasi rumah yang dilakukan dengan keyakinan mampu membayarnya kembali, atau nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset tersebut, tentu tidak terlalu jadi masalah. Sekali lagi, seperti yang selalu direkomendasikan oleh trainers QM Financial, bahwa salah satu utang sehat adalah ada “lawan”-nya yaitu aset yang kemudian dimiliki dan nantinya nilainya bisa berkembang.
Namun, jika tidak, akan lebih baik jika lebih bijak dalam mengambil keputusan berutang.
Biaya menikah
Tak jarang orang juga mengajukan pinjaman uang untuk keperluan biaya menikah, dan kemudian mengandalkan amplop dari para undangan sebagai sumber dana untuk pengembaliannya.
Apakah salah? Sebenarnya tidak, tetapi bisa dibilang kurang bijak. Menikah adalah suatu fase hidup yang sebenarnya bisa direncanakan. Dengan rencana keuangan yang baik dan disesuaikan dengan kemampuan, dana untuk biaya pernikahan bisa dibangun beberapa waktu sebelum hari H, sehingga bisa menghindari utang.
Modal bisnis
Ada juga orang yang mengajukan pinjaman utang untuk dipakai sebagai modal bisnis. Untuk hal ini, pastinya ada mekanisme yang berbeda.
Pinjaman uang untuk membangun atau mengembangkan bisnis bisa jadi dianggap sebagai investasi, sehingga perlu adanya kesepakatan untuk pembayaran kembali. Seperti berapa persen cicilannya dan berapa bunganya, serta seperti apa prosedur pengembaliannya. Apakah dicicil plus bunga, ataukah bunga akan diberikan setiap bulan, sementara pokok pinjaman akan dibayarkan di akhir jatuh tempo seluruhnya.
Karena itu perlu dibuat rencana keuangan yang komprehensif atas nama bisnis tersebut.
Kapan Mengajukan Pinjaman Uang Merupakan Opsi yang Kurang Bijak?
Utang memang bisa jadi solusi untuk beberapa masalah keuangan yang terjadi. Tetapi, harus dipertimbangkan dengan baik dan bijak, karena begitu kita mengajukan pinjaman uang, maka saat itu pula muncul kewajiban untuk mengembalikannya dan juga ada bunga. Jika tanpa pertimbangan bijak, kewajiban pengembalian dan bunga ini bisa jadi beban tambahan untuk keuangan kita.
Ingat kan, ada 3 syarat utang sehat? Yaitu memastikan ada kebutuhannya, ada yang jangka waktu yang pas, dan ada sumber dana yang akan dipakai untuk pengembalian. Jadi, untuk bisa berutang, kita harus memastikan dulu, bahwa memang benar-benar butuh, tahu kapan harus dilunasi dan seperti apa pembayarannya, serta ada uang yang akan dipakai untuk mengembalikan.
Namun, ada beberapa situasi yang sebaiknya dihindari untuk mengajukan pinjaman uang, di antaranya:
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan untuk membayar utang pada satu pihak
- Kalau kita merasa bunga terlalu tinggi
- Arus kas keuangan pribadi kita sedang negatif
- Belum punya dana darurat yang cukup
- Belum memiliki asuransi yang memadai, sesuai dengan kebutuhan
- Utang untuk membeli barang yang manfaatnya lebih pendek daripada jangka waktu pembayaran utangnya
Kondisi-kondisi di atas adalah kondisi yang sangat tidak ideal bagi kita untuk mengajukan pinjaman uang, karena pinjaman tersebut pada akhirnya pasti akan menambah beban berat keuangan. Jadi, hindarilah berutang, jika masih ada salah satu atau beberapa kondisi di atas yang terjadi pada kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menikah di Rumah atau di Gedung? Ini Plus Minusnya
Salah satu pos terbesar saat kita sedang membuat anggaran acara pernikahan adalah biaya sewa gedung. Apalagi jika tanggal yang kita pilih adalah tanggal cantik atau unik, tanggal nikahnya sejuta umat. Atau, pengin lokasi yang strategis, kapasitas besar, dekorasi mewah. Sudahlah, harga bisa melangit banget. Makanya kadang muncul opsi selain menyelenggarakan resepsi pernikahan di gedung: mendingan menikah di rumah aja apa?
Ini juga dulu yang menjadi pertimbangan salah satu teman yang hendak menikah di tanggal 09-09-09. Karena hampir semua gedung yang biasa menjadi venue pernikahan full booked, maka keputusan akhirnya mereka mengadakan semua tahapan upacara menikah di rumah, termasuk upacara adat hingga resepsi.
Nah, untuk membantumu mempertimbangkan, berikut ada beberapa plus minus opsi menikah di rumah atau sewa gedung pernikahan.
Menikah di Rumah
Plusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Tak perlu khawatir full booked, bahkan di tanggal-tanggal cantik dan unik. Kamu bisa menyelenggarakan acara di hari baik apa pun. Jika di hari yang sama, tetamu juga harus menghadiri acara pernikahan yang lain, biarkan saja mereka sendiri yang mengaturnya bukan?
- Kamu bisa lebih menghemat pengeluaran di pos sewa gedung yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung lokasi dan jenis gedungnya. FYI, untuk bisa menggelar pesta pernikahan di Half Patiunus, kamu perlu menyediakan dana sekitar Rp100 – 200 juta/paketnya. Sedangkan, kalau mau yang lebih terjangkau, misalnya di gedung Museum Purna Bhakti Pertiwi, kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp5 juta untuk sewanya.
- Waktu acara tidak terbatas. Kamu boleh saja mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam–dengan catatan sudah seizin RT/RW. Rumahmu sendiri ini kan? Bebas!
- Bisa lebih banyak mendapat bantuan tetangga. Biasanya kalau di kampung-kampung–kayak kampung saya–kalau ada salah satu warga yang punya hajat, se-RT yang bantuin; mulai dari masak, keamanan, penerima tamu, dan lain sebagainya. Memang tidak ada kewajiban uang jasa, tetapi kita sebagai yang punya hajat ya mesti tahu dirilah ya. Biasanya ada sedikit uang saku buat keamanan, yang buat masak ya nanti boleh kalau mau bawa tupperware dari rumah, dan sebagainya. Pastinya sih enggak sebesar uang jasa vendor pernikahan.
Minusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Jelas lebih repot persiapannya. Sewaktu ada saudara yang menikah di rumah dulu, rumahnya sudah mulai disiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya, termasuk merenovasi bagian-bagian tertentu, mengecat ulang, dan sebagainya. Tentunya ini opsional sih. Kalau memang rumahnya sudah dirasa cukup representatif, enggak harus direnovasi juga kan? Dan, biaya renovasi rumah itu juga enggak sedikit lo.
- Area di rumah juga lebih terbatas, enggak kayak gedung yang memang dipersiapkan untuk menampung orang banyak. Jadi, ya mesti pinter-pinter atur waktu kunjung tamu, atur parkir mobil dan kendaraan lain, juga atur sirkulasi gerak tamu. Karena kalau enggak, duh, jadi kayak sarden kegencet di dalam kaleng. Apalagi kalau rumahnya enggak seberapa besar.
- Pos pengeluaran sewa gedung memang bisa dicoret, tapi butuh pos pengeluaran lain, misalnya sewa tenda, tambahan kursi, plus dekorasi.
- Beres-beres setelah pesta juga melelahkan lo, jadi harus diperhitungkan juga.
Menikah dengan Sewa Gedung
Plusnya mengadakan resepsi pernikahan di gedung:
- Area lebih lega, tentu saja. Bisa disesuaikan dengan jumlah tamu yang ingin kita undang. Undangan 300, berarti cari gedung yang muat menampung setidaknya 1000 orang. Undangan 500, berarti mencari gedung yang lebih besar lagi, mungkin yang berkapasitas 1500 orang. Dan seterusnya.
- Hemat energi dan tenaga, karena biasanya gedung pernikahan juga ada yang menawarkan sepaket dengan dekorasi, bahkan katering. Lumayan juga kan, enggak perlu atur sana-atur sini lagi. Serahkan saja pada ahlinya, kita bisa fokus pada kesakralan upacara saja.
- Biasanya lokasinya juga cukup strategis, sehingga memudahkan tamu yang akan datang.
- Bersih-bersih? Nggak kayak menikah di rumah, sudah ada orang yang bertugas di gedung pernikahan. Setelah acara selesai, kita bisa langsung pulang atau capcus bulan madu.
Minusnya menyelenggarakan pesta pernikahan di gedung:
- Pastinya, kamu harus menyediakan dana yang cukup besar, berbeda dengan acara menikah di rumah. Untuk sekelas Balai Sarbini, Hotel Mulia, dan sejenisnya sudah pasti harga sewanya mencapai ratusan juta rupiah. Kalau mau yang lebih murah, ya kamu bisa menyewa gedung-gedung milik pemerintah, misalnya Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta atau gedung Aula Sudirman Makodam Jaya yang harga sewanya paling banter Rp10 juta saja untuk waktu 6 jam.
- Risiko full booked di tanggal-tanggal tertentu, sehingga mungkin kamu harus memilih tanggal baik yang lain daripada yang lain.
- Dalam satu hari, bisa saja ada 2 acara resepsi. Sehingga waktunya pun jadi terbatas dan sempit banget. Misalnya, acara resepsimu siang hari pukul 12.00, sedangkan malamnya pukul 19.00 sudah akan dipakai lagi, berarti setidaknya pukul 15.00, dekorasi pestamu sudah harus dibersihkan, baik acara sudah selesai atau belum.
Nah, sudah ada banyak pertimbangan plus dan minusnya menikah di rumah atau mengadakan resepsi di gedung. Kamu pilih yang mana? Pastinya sesuaikan dengan bujet yang sudah kamu buat dan juga kemampuan finansialmu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Anggaran Menikah di bawah 100 Juta? Bisa!
Kamu sedang menyiapkan pernikahan? Wah, selamat ya! Pasti kamu excited luar biasa, tapi mungkin juga agak stres di saat yang bersamaan, hehe.. Menyiapkan pesta pernikahan memang menguras banyak waktu, tenaga, emosi, dannn tentunya.. uang!
Anggaran Menikah dibawah Rp 50juta??? Bisa!
UPDATE
Artikel terbaru: Anggaran Menikah di bawah 100 juta? Bisa! (Feb 03, 2016)
Pernikahan menjadi sebuah impian yang diidam-idamkan hampir semua orang, khususnya bagi kaum perempuan yang mendambakan suatu pesta pernikahan yang sesuai dengan keinginannya.
Mempersiapkan dana menikah yang tidak sedikit sebaiknya dikumpulkan jauh hari sebelum hari pernikahan, khususnya bagi Anda yang tidak ingin bergantung kepada orangtua, idealnya 2-3 tahun sebelumnya dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan setiap bulannya. Dengan begitu maka tidak akan terjadi kepanikan mengetahui biaya yang keluar saat mempersiapkan pernikahan nanti.
Lalu berapa sih dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan?
Dari hasil diskusi dengan beberapa teman yang telah menikah, rata-rata pengeluaran biaya menikah dengan menyewa gedung di Jakarta adalah sekitar Rp 150juta–Rp 300 juta tergantung dari jumlah tamu dan lokasi gedung. Sedangkan dengan menyewa aula pertemuan adalah sekitar Rp 70juta–Rp 150juta tergantung dari jumlah tamu dan luas aula. Beberapa teman memutuskan untuk mengadakan di rumah selain lebih hemat, mereka percaya bahwa pengeluaran kebutuhan berumahtangga jauh lebih penting daripada pesta pernikahan yang mewah.
Lalu bagaimana jika hari pernikahan sudah mendekat namun dana yang tersedia kurang dari yang diharapkan?
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu sesuaikan konsep pernikahan Anda dengan anggaran yang dimiliki. Jangan menyelenggarakan acara yang melebihi dari kemampuan finansial Anda dan pasangan.
Beberapa tips mengenai pernikahan yang sederhana dan terjangkau adalah sebagai berikut :
- Tempat. Adakan acara pernikahan di rumah atau aula pertemuan yang biasa digunakan untuk acara. Selain lebih murah, tidak ada batasan waktu dan persyaratan lainnya.
- Tamu. Hitung ulang jumlah tamu, karena hal ini mempengaruhi biaya makanan. Tamu yang cukup dekat dengan calon mempelai dan keluarga bisa diundang.
- Katering. Minta tolong dengan saudara ataupun tetangga yang ahli memasak untuk jasa katering dirumah dan menyewa peralatan makan dari jasa tenda bisa lebih murah.
- Acara. Gabungkan prosesi akad nikah dengan resepsi dalam satu hari. Dengan cara ini Anda bisa melakukan penghematan dari sisi tata rias dan katering.
- Undangan. Jangan membuat kartu undangan dari bahan yang mahal, mengingat bahwa kartu tersebut tidak akan digunakan lagi. Untuk teman dekat bisa menggunakan email atau telepon, dengan begitu dapat menghemat pembuatan kartu undangan.
- Souvenir. Membeli souvenir yang bermanfaat dengan harga terjangkau.
- Baju Pengantin. Sebaiknya untuk pakaian pengantin bisa menyewa lengkap dengan aksesorisnya, dibandingkan dengan menjahit sendiri perlu ada ongkos membeli bahan dan jahitnya, lagipula pakaian pengantin hanya satu kali pakai.
- Panitia. Minta teman atau kerabat Anda untuk membantu keperluan pernikahan. Misalnya saja untuk dokumentasi foto atau video, dekorasi, membuat undangan bahkan rias pengantin. Kerahkan dan bagi tugas kepanitiaan di lingkungan keluarga dan saudara dekat, dengan ini Anda tidak perlu khawatir dengan jalannya acara pernikahan, karena sudah ada yang bertanggung jawab.
Dibawah ini adalah salah satu contoh anggaran dana untuk menyelenggarakan pesta pernikahan sederhana :
Pengeluaran |
Rincian |
Biaya |
Sewa Aula Pertemuan/Masjid | Termasuk jasa kebersihan dan keamanan |
Rp. 2.000.000,- |
Sewa Jasa Tenda | Tenda, kursi, dekorasi pelaminan, rias dan baju pengantin, peralatan catering |
Rp. 13.000.000,- |
Sewa Jasa Fotografi | Foto dan video liputan 10 jam |
Rp. 2.000.000,- |
Katering | Membeli bahan dan memasak sendiri dengan menggunakan jasa ahli memasak |
Rp. 20.000.000,- |
Kartu Undangan | Soft cover dengan 1 warna 400 x 1500 |
Rp. 600.000,- |
Souvenir | Beli di Jatinegara 400 x 1500 |
Rp. 600.000,- |
TOTAL |
Rp. 38.200.000,- |
* Jumlah tamu : 800 orang (400 undangan)
Selamat mempersiapkan pernikahan bagi Anda yang akan menikah, bijaklah dalam mengeluarkan biaya pengeluaran dan selanjutnya persiapkan diri Anda dan pasangan untuk menjalani kehidupan rumah tangga setelah menikah, tentunya banyak hal yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Risma Prismayani / @Rismeh / Sales and Marketing
Konsultasikan keuanganmu bersama pasangan! Silakan booking Konsul per jam dengan QMPlanner melalui email: [email protected] atau laman KONTAK.
Biaya Pernikahan: Rumah vs. Gedung, dan tips lainnya
Pernikahan adalah menyatukan dua manusia menjadi satu keluarga yang nantinya akan menjalani kehidupan bersama dengan saling memahami, saling percaya, dan saling menghargai.
…
Awalnya gak nyangka kalo pacar gw ngelamar secara diem-diem lewat bokap karena mau bikin kejutan untuk gw. Awalnya sebel aja kenapa gak bilang sih kalo emang mau ngelamar gw? Tapi gw seneng juga sih… Hihihi, khan tujuan hidup kita menikah itu untuk bahagia. Alhamdulillah, proses lamaran berjalan lancar… Tapi, nah loh, bokap jadi nanya, emang punya uang untuk siap nikah 4 bulan lagi? Karena bokap belum nyiapin dana untuk gw nikah.
Yah, gw bilang aja “Tenang… saya udah nyiapin dananya kok jauh-jauh hari sebelum ada rencana menikah karena emang kalo pacaran yang ditunggu ya acara pernikahan.” Mau tau pertimbangan gw waktu menyiapkan pernikahan?
Di Rumah atau Sewa Gedung
Gw punya 2 pilihan apakah acara resepsinya akan diadakan di rumah atau di gedung, karena budget yang gw punya terbatas. Maka gw sama pasangan gw menghitung budget yang diperlukan untuk acara pernikahan kita.
Kalau di rumah, dananya bisa hemat meskipun memang repot yah… tapi ada keuntungannya juga mengadakan acara di rumah. Selain hemat biaya, kita juga bisa kumpul cukup lama dengan keluarga dan teman-teman yang datang dari jauh, karena tidak dibatasi dengan waktu. Dana juga bisa diminimalisir karena lebih fleksibel.
Kalau di gedung, memang enak kita tinggal tau beres, tetapi khan harus dipikirkan juga untuk catering, jumlah tamu dan waktu resepsi. Jangan sampai tamu masih berdatangan tetapi waktunya sudah habis atau gedungnya sudah mau dipakai oleh orang lain. Kalo begitu, ya mau gak mau kita jadi harus nambah waktu (jadi tambah biaya) atau terpaksa bergegas. Keuntungannya, kita gak perlu repot-repot untuk menyiapin semuanya karena memang ada yang mengatur dan area gedung tentunya lebih besar daripada rumah.
Manfaat Sistem Paket
Jangan lupa cek dan tanyakan paket-paket pernikahan dari gedung ataupun vendor sesuai dengan budget yang sudah direncanain. Kalo cocok dengan kebutuhan, tanya lebih detil dan hitung berapa harga untuk per orangnya. Biasanya sistem paket lebih murah, jadi kalo harga dan kebutuhan sudah klop, kita bisa ambil paket sesuai dana pernikahan kita.
Jumlah Tamu
Selain itu, hitung bener-bener undangan yang kita sebarkan. Misalnya, kalo kita ngundang 500 undangan, mau gak mau kita harus kali 2. Coba cocokin dengan kapasitas tempat acara, jumlah paket makanan yang dipesan, suvenir, dan lainnya.
Jumlah tamu ini adalah faktor terpenting yang menentukan besar-kecilnya biaya pernikahan yang dibutuhkan. Jumlah tamu undangan akan mempengaruhi perhitungan biaya yang lainnya, seperti biaya cetak undangan, kapasitas gedung yang harus disewa, catering, dan sebagainya. Oleh karena itu, ada baiknya kita sudah memiliki daftar tamu undangan, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan, sebelum memesan gedung dan lainnya.
Lalu, ini beberapa faktor yang gw lakuin untuk mencapai dana pernikahan yang diinginkan:
- Siapkan dana pernikahan sejak jauh-jauh hari. Sewaktu gw ada rencana menikah, gw udah punya tabungan sendiri. Kalau lo gimana?
- Jangan lupa tuh tentuin budget yang akan digunakan dan kapan dananya akan digunakan karena ngaruh juga sama apa yang kita idam-idamkan soal acara pernikahannya
- Harus punya tabungan untuk nyimpen biaya nikah. Gw dulu punya tabungan, tapi khan sekarang banyak produk investasi yang menjanjikan return cukup lumayan. Dulu, gw cukup masukin pos-pos simpanan yang beda aja untuk siapin dana nikah, tapi khan sekarang udah bisa pilih produk investasi yang sesuai dengan jangka waktu kebutuhan kita, apakah jangka pendek, menengah, atau panjang. Jadi ya, milih produk yang mana, tergantung kapan acara pernikahan akan diadakan.
- Rinci pengeluaran dan keperluan apa aja yang diperluin pada saat menghitung budget nikah
- Siapin juga saldo tabungan untuk minimal 6X pengeluaran bulanan untuk hidup berdua dengan pasangan setelah menikah. Ini buat dana darurat.
- Trus, jangan mengharapkan jumlah angpau ya. Belum tentu angpau yang diterima bisa mengembalikan dana pernikahan.
OK, plan your expenses well before thinking of getting married, and make your marriage life beautiful afterward!
Erieca | Secretary & Admin
GenRe (Generasi Berencana) dimulai dari sini!
Beberapa hari yang lalu adalah salah satu waktu tersibuk saya dalam menghadiri acara pernikahan. Bayangkan, ada 3 acara penikahan di hari yang sama! Acara pernikahan yang saya hadiri ada yang berkesan mewah ada pula yang sederhana. Bagaimanapun acara pernikahan tersebut diselenggarakan, tetap saja untuk mempersiapkan acara ini sungguh menguras tenaga, pikiran dan dompet pastinya. Tidak heran jika setelah acara pernikahan selesai, banyak pengantin baru yang langsung pergi berbulan madu untuk me-recharge tenaga dan pikiran dan sekaligus. Acara pernikahan yang dari segi keuangan memerlukan biaya relatif besar, tentu sangat tepat untuk dipersiapkan sedini dan sebaik mungkin.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya pernikahan, ada baiknya kita perlu mengetahui apa saja garis besar pengeluaran terkait acara pernikahan. Biaya pernikahan paling tidak mencakup gedung, dekorasi, tata rias dan baju, dokumentasi dan akomodasi pendukung acara. Pertanyaan selanjutnya adalah berapa besar budget untuk penyelenggaraan acara pernikahan? Untuk urusan yang satu ini, tentu sangat tergantung pada preferensi dari calon pengantin dan keluarga besar masing-masing. Keluarga besar memiliki pengaruh yang besar terhadap bentuk penyelenggaraan acara pernikahan. Jika masing-masing keluarga besar merasa ingin mengadakan acara di daerahnya masing-masing, maka biaya pun bisa menggelembung menjadi hampir dua kali lipat. Lain lagi jika orang tua memiliki status sosial tertentu, bisa saja calon pengantin yang merasa cukup dengan perayaan yang sederhana, namun orang tua ingin perayaan yang lebih mewah, sehingga mau tidak mau biaya pernikahan pun membengkak. Karena pengaruhnya terhadap biaya pernikahan, maka diskusi dengan keluarga besar masing-masing calon pengantin untuk menjaring aspirasi dan masukan menjadi sangat penting.
Setelah memahami aspirasi dan masukan dari keluarga besar masing-masing calon pengantin, barulah anggaran biaya pernikahan dapat disusun. Sebagai tahap awal, mungkin referensi dari keluarga maupun kerabat mengenai anggaran biaya pernikahan dapat dipakai. Namun seiring berjalannya waktu, anggaran biaya pernikahan yang detail tetap harus disusun agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang. Jangan lupa untuk menambahkan komponen biaya tidak terduga di rincian anggaran biaya, agar pengeluaran yang sebelumnya lupa dimasukkan di anggaran biaya, dapat tetap ditanggung.
Lalu bagaimana strategi untuk memenuhi anggaran biaya pernikahan yang telah disusun? Strategi yang dipilih sangat bergantung pada jangka waktu pencapaian dana pernikahan. Jika dana pernikahan akan diperlukan kurang dari 2 tahun lagi, maka menabung menjadi pilihan yang tepat. Namun jika dana pernikahan masih akan diperlukan lebih dari 2 tahun lagi, calon pengantin bisa memarkir dana yang ada dalam bentuk logam mulia maupun reksadana beresiko rendah (reksadana pasar uang maupun reksadana pendapatan tetap). Tanpa memperhitungkan sumbangan dari keluarga maupun kerabat, sumber dana pernikahan ini bisa berasal dari akumulasi aset yang dimiliki saat ini, pendapatan bulanan dan pendapatan tahunan. Perlu diketahui, bahwa umumnya besarnya uang amplop yang diterima adalah sekitar ¼ dari total anggaran biaya pernikahan. Jadi jika berpikir untuk menggunakan fasilitas kredit, pastikan total hutangnya tidak lebih dari ¼ total anggaran, sehingga bisa langsung dilunasi saat tagihannya datang bulan depan. Akan tidak lucu jika sudah punya 1 anak, hutang pernikahan masih juga belum terlunasi. Namun jika dana pernikahannya masih terlalu berat untuk dikumpulkan, maka ada beberapa cara untuk menyiasatinya :
- Melakukan nego dengan vendor dengan lebih intensif. Berdasarkan pengalaman pribadi, jika kita cukup gigih untuk bernegosisasi, pihak vendor pun akan luluh dan menurunkan harga penawaran mereka.
- Melakukan revisi terhadap anggaran biaya pernikahan, mungkin bisa dengan menghapus item yang kurang diperlukan atau mengganti target ke pilihan kedua untuk beberapa item. Misalnya untuk finishing album foto, pilihlah album foto biasa daripada kolase. Toh kedua-duanya tetap dapat digital copy-nya juga.
- Mencari penghasilan tambahan dari hal-hal yang kita suka atau dari yang kita mampu lakukan. Untuk yang satu ini, saya ingat dulu pernah jadi pengawas ujian sertifikasi dan tukang cetak dadakan, dari kartu nama sampai kartu undangan, semua dijalani untuk menutupi anggaran biaya.
Pernikahan adalah satu batu pijakan penting yang menuntut kemandirian dari pasangan suami istri untuk menjalani hidup di sepanjang kebersamaannya nanti. Akan sangat baik jika kemandirian ini dimulai sejak mempersiapkan dana pernikahan.Hal ini sekaligus menunjukkan keseriusan dan tanggung jawab dari masing-masing calon suami dan istri untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Daripada uang habis untuk wakuncar (waktu kunjung pacar) dan plesiran, bukankah lebih baik menyiapkan dana pernikahan sejak dini? Meminjam istilahnya BKKBN, GenRe (Generasi Berencana) dimulai dari sini!
Jerry CFP (@jerry_ap)
Planner
WHAT YOU SHOULD KNOW BEFORE YOU TIE THE KNOT
Hi All,
Gw sengaja milih topik seputar pernikahan karena gw sendiri (alhamdullilah) baru menikah sebulan yang lalu, saat menulis ini pun gw sedang menghadiri pernikahan sepupu gw di Surabaya. It’s a wedding season, love is in the air i guess. Seperti kebanyakan cewe lainnya, gw juga excited banget nyiapin segala sesuatunya mengenai pernikahan. Kebetulan pekerjaan gw sebagai financial planner membantu gw untuk mengatur keuangan sebelum dan sesudah pernikahan. Menurut gw dari sisi finansial, ada beberapa ground rules yang sebaiknya dibicarakan antara pasangan yang mau nikah.
- Harus terbuka secara finansial sama pasangan. Kenapa? Karena kalau udah married kan semuanya harus dibagi berdua. Pengeluaran pun jadi pengeluaran berdua. Banyak orang (termasuk temen-temen gw sendiri) yang gak mau membahas uang sama pasangan karena takut dikira matre. Terbuka tentang keuangan bukan berarti minta uang melulu yaaa..it’s two different things. Justru seharusnya kalau kita terbuka secara finansial, kita lebih menghargai uang hasil kerja masing-masing. Gw sama suami sama-sama tahu berapa gaji pertama kita sampai skrg dan ini memudahkan bgt untuk tahu apa yang kita bisa afford. Contoh gampangnya, kita bisa set budget untuk honeymoon yang wajar untuk kita berdua karena kita tahu berapa penghasilan kita.
- Plan & set the maximum budget for your wedding. Setiap pernikahan di setiap keluarga berbeda-beda. Diskusikan baik-baik di awal dan kalau budget dan pembagian biaya sudah jelas, baru bisa memulai memilih vendor yang sesuai. Ngerti banget kalau cewe pasti pgn apa-apa yang paling bagus tapi trust me ladies, it’s better to be savvy now than suffer (financially) after the wedding.
- Plan your honeymoon ahead. Ini gw highlight yaa, ini penting banget! Hahaha.. gw tadinya sama suami berpikir untuk nunda honeymoon karena cuti terbatas..tapi setelah dipikir-pikir, i think we deserve to have fun a bit. Banyak maskapai yang promo kalau book dari jauh-jauh hari. Set itinerary& budget sebelumnya, jangan lupa minta honeymoon suite dan inget, kalau pake CC harus bayar lunas. Budget honeymoon yang sesuai beda-beda sih, namanya juga honeymoon pasti pengen seneng-seneng, tapi ya wajarnya tidak lebih dari 30 % penghasilan berdua sebulan.
- Siapkan dana untuk setelah pernikahan. Nah ini yang suka kelewatan ya kadang2. Karena persiapan pernikahan gw udah lumayan lama, gw punya waktu untuk siapin biaya hidup 2 bulan ke depan. Worst case nya kalau tabungan terpakai ,minimal sisakan satu bulan biaya hidup atau sampai gajian berikutnya.
- Check your insurance. Check sama pasangan, bagaimana plafon asuransi kesehatan di kantor masing-masing termasuk plafon untuk biaya melahirkan. Kalau tidak dicover biaya melahirkan harus mulai disiapin dari sekarang, karena nanti kalau ditunda sampai hamil, cuma punya waktu 9 bulan loh untuk menyiapkan. Selain asuransi kesehatan, check juga kebutuhan asuransi jiwa. Gak semua orang butuh asuransi jiwa dan banyak banget produk yang kurang tepat sasaran beredar. Jangan sampai salah beli ya, di web QM banyak penjelasan mengenai ini..tapi kalau belum jelas ya bisa pake jasa planner :D
- Tentukan tujuan finansial selanjutnya. haha..ini standar yaa, tapi buat gw ini penting. Abis nikah, kita mau apa? Ga mungkin kan kita tetep merepotkan orang tua. Tujuan pertama untuk yang habis nikah adalah punya properti sendiri. Apartemen atau rumah? It’s your choice.Kalau kayanya berat banget yaa belum kebayang punya properti sendiri..ya memang harus dimulai, gak ada alesan nunda. Untuk awalnya, minimal 10 % sampai 30% dari penghasilan berdua harus udah diinvestasikan untuk tujuan finansial ya. Kalau dapet uang angpaw nikahan lumayan besar, ayo usahakan untuk DP properti.
- Be Responsible. Gw belum sebulan nikah, tapi gw merasa ada perubahan sih..gw banyak cut spending gw untuk hal-hal yang kurang perlu (contoh: Jakarta Great Sale..haha). Saat gw memutuskan untuk jadi seorang istri secara otomatis gw merasa gw wajib punya pengetahuan untuk mengatur keuangan rumah tangga. Nyokap gw pernah bilang, kalau nafkah dari suami adalah amanah jadi ga boleh kita habisin sembarangan walaupun itu hak kita. Secara natural pun cewe biasanya lebih hands-on dengan hal2 tentang uang kali ya.. jadi let’s be a good spouse to your husband, hargai uang hasil kerja suami.
Intinya seneng2 boleh tapi pada porsinya, jangan sampai kita bisa diving di raja ampat tapi utang kartu kredit ga bayar lunas, jangan sampai bisa hangout setiap pulang kantor tapi tabungan aja ga punya. Let’s be responsible!
That’s it i guess…I’m no expert on marriage, but i learned that money problem is the root of all evil..makanya mumpung baru atau mau nikah, ayo kita atur keuangan ya…good luck to us !