Financial Check Up Awal Tahun: Apa yang Harus Dicek?
Siapa nih di sini yang punya resolusi keuangan yang lebih baik di tahun yang baru ini? Nah, kalau kamu adalah salah satunya, agar resolusi ini bisa diwujudkan dan enggak sekadar wacana, kamu bisa mengawalinya dengan melakukan financial check up.
Bukan sekadar biar edgy atau ngehits, tapi melakukan financial check up di awal tahun itu banyak banget manfaatnya buat kamu. Apa saja manfaatnya?
Di antaranya:
- Membantu menetapkan tujuan keuangan baru atau menyesuaikan tujuan lama. Kamu bisa cek lagi, apakah tujuanmu masih sama, atau harus disesuaikan lagi.
- Membantu menyesuaikan anggaran, karena kebutuhan dan prioritas keuangan bisa berubah dari tahun ke tahun. Dengan penyesuaian ini, anggaran bisa tetap relevan dan efektif.
- Menjadi dasar penyesuaian portofolio investasi juga, jika diperlukan.
- Mengidentifikasi kemajuan dalam pembayaran utang, sehingga memungkinkan strategi yang lebih efisien.
Secara keseluruhan, financial check-up di awal tahun membantumu untuk tetap di jalur dengan tujuan keuangan yang sudah ditentukan. Dengan begitu kamu akan lebih mudah untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan keuangan yang baik sepanjang tahun.
Table of Contents
Langkah Financial Check Up Awal Tahun
Lalu apa saja yang perlu dilakukan dalam financial check up awal tahun ini? Nah, berikut ini adalah beberapa garis besarnya, tetapi kamu bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.
1. Evaluasi Keuangan Tahun Kemarin
Mengevaluasi keuangan tahun sebelumnya merupakan langkah kunci dalam mempersiapkan tahun yang lebih baik. Jadi, apa yang dicek?
Pertama adalah pengeluaran dan pendapatan, yang akan memberimu gambaran untuk mengidentifikasi kebiasaan belanja, area pengeluaran yang tidak perlu, dan sumber pendapatan yang efektif. Selain itu, lakukan juga refleksi atas keberhasilan dan kegagalan keuangan yang sempat kamu alami di tahun lalu, catat apa yang sukses dan apa yang perlu ditingkatkan.
Contohnya, mungkin ada investasi yang bisa berkembang dengan baik dan ada yang kurang. Coba cermati, apa yang bisa ditingkatkan dari investasi yang kurang berkembang ini. Bisa saja nantinya keputusanmu adalah memindahkan danamu dari instrumen tersebut ke instrumen lain yang lebih potensial tahun ini.
Dengan memahami dan belajar dari pengalaman keuangan tahun lalu, kamu pun bisa membuat strategi keuangan yang lebih baik di tahun 2024 ini.
2. Cek Tujuan Keuangan
Financial check up awal tahun juga termasuk mengecek tujuan keuangan yang sudah ditentukan, meliputi tujuan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
Coba cek, tujuan keuangan apa saja yang seharusnya bisa dicapai atau diwujudkan tahun ini? Lalu cek juga, apakah dananya sudah sesuai harapan? Sudah cukup?
Misalnya Juni nanti, anak harus sudah masuk sekolah dan sebagai orang tua, ada uang pangkal, SPP, dan sebagainya yang harus dibayar. Apakah dananya sudah siap?
Bisa jadi juga, kamu ingin menetapkan tujuan baru. Pengin berlibur mungkin? Atau membeli gadget baru? Atau mau mulai mempersiapkan dana menikah?
Ingat, setiap tujuan harus memiliki judul yang jelas, seperti “Dana Menikah”, atau “Dana Liburan ke Jepang”, dan sebagainya. Hal ini akan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan fokus pada tujuan tersebut.
Penting juga untuk menetapkan nominal target yang spesifik, seperti jumlah uang yang ingin dicapai, dan menentukan jangka waktu yang realistis untuk mencapainya. Dengan begitu, tujuan keuangan menjadi lebih terstruktur dan terukur, memudahkan untuk melacak kemajuan dan melakukan penyesuaian sepanjang tahun jika diperlukan.
3. Mengecek dan Merencanakan Anggaran
Dalam financial check up awal tahun, kamu bisa mulai dengan pembuatan atau penyesuaian anggaran yang sesuai dengan situasi keuangan saat ini. Dengan anggaran yang jelas, pengeluaran dapat dikontrol secara efektif, memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
Selain itu, anggaran juga dapat membantu dalam mengalokasikan dana secara bijak antara tabungan, investasi, dan pengeluaran rutin. Misalnya, dapat ditetapkan persentase untuk alokasi kebutuhan rutin, cicilan utang, lifestyle, dan investasi.
Dengan menerapkan anggaran ini, tercipta keseimbangan antara memenuhi kebutuhan saat ini dan merencanakan keuangan untuk masa depan. Hingga akhirnya cash flow kamu akan menjadi lebih sehat.
4. Cek Portofolio Investasi
Cek portofolio investasi bertujuan untuk memeriksa apakah investasi yang kamu lakukan sudah optimal, dan saat ini sudah berkembang sesuai harapan atau belum.
Berdasarkan evaluasi ini, dilakukan penyesuaian strategi investasi agar selaras dengan tujuan keuangan saat ini serta kondisi pasar yang berubah. Misalnya, jika tujuan keuangan bergeser ke arah konservatif, mungkin perlu mengurangi saham dan meningkatkan obligasi atau instrumen investasi yang lebih aman.
Sebaliknya, jika kamu bisa melihat ada prospek positif, akan lebih tepat untuk mengambil risiko yang lebih tinggi dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang lebih baik.
Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa portofolio investasi tetap dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Nantinya hal ini akan sangat penting dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
5. Memeriksa dan Mengoptimalkan Asuransi
Asuransi berperan penting dalam melindungi dari risiko keuangan yang tidak terduga, seperti biaya medis atau kerugian akibat musibah.
So, dalam financial check up ini, kamu bisa mulai dengan mengevaluasi cakupan asuransi yang sudah ada. Evaluasi ini mencakup peninjauan manfaat, batasan, dan biaya premi untuk memastikan bahwa polis tersebut masih sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Sekali lagi, kondisi bisa berubah. Misalnya saja sekarang kamu sudah menikah, atau tambah anak, atau mungkin ada perubahan karier. Hal-hal seperti ini sering kali memerlukan penyesuaian cakupan asuransi.
Juga mungkin ada kebutuhan untuk menambah atau mengubah polis asuransi, seperti meningkatkan cakupan asuransi kesehatan, mengambil asuransi jiwa dengan nilai yang lebih tinggi, atau menambah jenis asuransi karena asetnya juga berkembang.
Dengan melakukan pengecekan seperti ini, asuransi tetap relevan dengan kondisi terkini dan memberikan perlindungan keuangan yang baik, meminimalkan risiko keuangan yang dapat mengganggu rencana keuangan jangka panjang.
6. Cek Status Utang dan Kredit
Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap total utang dan rencana pembayaran yang ada. Jadi, kamu kudu meninjau semua utang, dari kartu kredit hingga pinjaman jangka panjang, serta menilai jadwal pembayaran dan suku bunga yang berlaku.
Berdasarkan evaluasi ini, strategi dapat dikembangkan untuk mengurangi beban utang. Misalnya, karena kamu tahu mana bunga tertinggi, kamu bisa pakai strategi melunasi utang dengan bunga tertinggi itu dulu.
7. Cek Dana Darurat
Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi keadaan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya berobat yang besar dan belum tercover asuransi, atau perbaikan rumah mendadak hingga mobil. Jumlah ideal dana darurat minimal adalah 3 hingga 6 bulan pengeluaran.
Nah, di financial check up awal tahun ini, coba kamu cek dana daruratmu, apakah masih 3 – 6 bulan pengeluaran? Atau malahan sekarang berkurang? Kalau berkurang, atau bahkan habis, maka kamu bisa mulai menyusun strategi untuk mengembalikannya tahun ini.
Ingat ya, simpan dana darurat di tempat yang mudah diakses tetapi terpisah dari akun sehari-hari, seperti rekening tabungan khusus. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari godaan menggunakannya untuk keperluan lain.
Nah, itulah dia 7 hal yang bisa kamu cek dalam financial check up awal tahun ini. Semoga tahun ini lebih berkah dan banyak rezeki buat kamu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Cuma Jadi Wacana: Ini Cara Segera Realisasikan Resolusi Tahun Baru
Di awal tahun, banyak yang bersemangat menetapkan resolusi tahun baru dengan harapan besar. Namun, tak jarang, resolusi ini berakhir dengan berhenti menjadi sekadar wacana.
Hayo, apakah hal ini juga berlaku untukmu?
Ya, penyebabnya bisa macam-macam sih. Salah satunya adalah kurangnya perencanaan yang matang. Tanpa rencana yang terstruktur, resolusi memang akhirnya hanya menjadi sekumpulan harapan tanpa dasar yang jelas.
Selain itu, motivasi yang naik turun juga menjadi penghalang. Semangat yang menggebu di awal tahun bisa meredup seiring berjalannya waktu, membuat resolusi terabaikan. Lama-lama ya jadi lupa.
Penyebab lainnya adalah target yang muluk-muluk alias enggak realistis. Iya sih, namanya cita-cita alias mimpi. Konon katanya, kalau mimpi itu belum menakutkanmu sendiri, maka mimpi tersebut tidak cukup besar.
Tapi, kan kita juga harus menyadari bahwa kita juga punya keterbatasan. Menetapkan tujuan yang terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan saat ini cenderung menimbulkan kekecewaan dan akhirnya menyerah.
Faktanya, berdasarkan data yang terkumpul, enggak sedikit kok yang gagal memenuhi resolusi tahun baru. Angka ini menggambarkan betapa banyaknya tantangan yang dihadapi dalam menjaga komitmen terhadap perubahan yang ingin dicapai di tahun baru.
Table of Contents
Cara agar Resolusi Tahun Baru Tak Sekadar Wacana
Terus gimana dong? Enggak usah bikin resolusi gitu?
Ya, pada dasarnya, enggak ada yang mewajibkan untuk bikin resolusi tahun baru. Tapi, sewajarnya jadi manusia, kita itu selalu ingin menjadi lebih baik dari versi terdahulu. Karena dengan menjadi lebih baik, itu artinya kita bertumbuh. Betul?
Nah, salah satunya adalah dengan membuat resolusi tahun baru. Supaya enggak berakhir jadi wacana doang, ya perlu ada usaha dan upaya dong.
Menetapkan Resolusi yang Realistis dan Terukur
Kunci sukses dari setiap resolusi tahun baru terletak pada kemampuannya untuk dirumuskan secara SMART – Specific, Measureable, Attainable, Relevant, dan Time Bound. Alias spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu.
Nah, garis bawahi pada “dapat dicapai” alias attainable.
Resolusi itu harus realistis dan dapat dicapai, agar tidak menimbulkan rasa frustrasi karena kita mengalami kesulitan untuk mewujudkannya. Lihat kemampuan diri, dan capailah dengan kemampuanmu itu.
Sebagai contoh, misalnya resolusi adalah untuk keuangan menjadi lebih sehat. Menerapkan prinsip SMART, resolusi ini bisa dirumuskan menjadi: “Dalam enam bulan ke depan, saya akan mulai menabung 10% dari gaji saya yang Rp5 juta per bulan. Ini berarti setidaknya menyisihkan Rp500.000 setiap awal bulan, dan langsung autodebet ke salah satu produk reksa dana.”
Dengan resolusi yang jelas, terukur, realistis, relevan, dan terikat waktu ini, kamu akan memiliki panduan yang lebih jelas dan terstruktur untuk mencapai tujuan keuanganmu.
Membuat Rencana yang Detail
Setelah paham, bahwa resolusi itu harus SMART, maka selanjutnya kamu wajib juga untuk mendefinisikan tujuan secara spesifik. Semakin detail rencanamu, maka akan semakin mudah untukmu mewujudkan resolusi tersebut.
Misalnya, tujuannya adalah menabung Rp10 juta dalam satu tahun. Dari sini, dapat dibuat rencana langkah demi langkah. Kalau perlu, kamu tentukan hendak menabung berapa setiap bulannya atau setiap minggunya.
Kamu bisa mengikuti challenge menabung ini nih. Untuk setiap nominal yang kamu tabung, kamu bisa mencoretnya. Di akhir 2024 nanti, pasti Rp10 juta bisa terkumpul.
Nah, setelahnya, kamu juga bisa menetapkan milestones atau tonggak pencapaian untuk memonitor kemajuan. Dalam contoh menabung Rp10 juta, milestones bisa ditetapkan setiap tiga bulan untuk mengevaluasi apakah tabungan telah mencapai sekitar Rp2.5 juta atau belum. Jika belum, ini adalah kesempatan untuk menyesuaikan strategi, mungkin dengan menemukan cara lain untuk mengurangi pengeluaran atau mencari sumber pendapatan tambahan.
Pentingnya menetapkan batas waktu dalam rencana keuangan adalah untuk menciptakan rasa urgensi dan menjaga fokus. Dengan batas waktu, kamu akan lebih cenderung menghindari penundaan. Juga, batas waktu membantu dalam melakukan evaluasi berkala dan membuat perubahan yang diperlukan untuk tetap berada di jalur yang benar menuju pencapaian tujuan keuangan.
Menjaga Motivasi
Nah, ini nih ya, bisa jadi bagian yang tersulit. Gimana caranya agar termotivasi terus?
Kan dalam perjalanannya nanti, pasti bakalan ada aja hambatannya. Pasti enggak akan mulus-mulus saja kan? Kalau kita enggak bisa memotivasi diri sendiri, peluang resolusi untuk jadi sekadar wacana saja pasti akan membesar.
Untuk mengatasinya, langkah pertama adalah mengidentifikasi potensi rintangan atau hambatan tersebut. Misalnya, rintangan bisa berupa kebiasaan pengeluaran yang berlebihan, penghasilan yang tidak stabil, atau keadaan darurat yang tidak terduga.
Nah, kalau kamu sudah tahu apa yang bakalan menjadi hambatan, kamu bisa lebih mudah untuk merumuskan strategi untuk mengatasinya. Misalnya, jika masalahnya adalah pengeluaran berlebihan, solusinya bisa jadi membuat anggaran yang lebih ketat dan menetapkan batasan pengeluaran.
Untuk menjaga motivasi, penting untuk memiliki pandangan jangka panjang terhadap tujuan keuangan. Mengingatkan diri sendiri tentang manfaat jangka panjang dari mencapai tujuan ini dapat menjadi dorongan yang kuat. Misalnya, jika tujuan adalah untuk membayar utang, ingatlah bagaimana kebebasan finansial akan meningkatkan kualitas hidup. Atau, kalau kamu ingin mengumpulkan Rp10 juta untuk dana darurat, bayangkan ketika nanti kamu bisa tidur lebih tenang karena punya dana cadangan sebesar Rp10 juta.
Catat Perkembangan, Review, dan Sesuaikan jika Perlu
Dalam perjalanan untuk mewujudkan resolusi itu, kamu perlu memantau kemajuannya. Dengan begitu, enggak hanya hanya memberikan gambaran jelas di mana posisi kamu di perjalanan tersebut, tetapi juga memberikan kepuasan dan motivasi ketika melihat kemajuan yang telah dicapai.
Salah satu cara untuk merekam perkembangan adalah dengan menggunakan aplikasi keuangan atau lembar kerja Excel. Update secara rutin, misalnya setiap minggu atau bulan, untuk memastikan bahwa semua informasi tetap akurat dan up-to-date.
Penting juga untuk menyesuaikan rencana keuangan sesuai kebutuhan. Dunia keuangan—dan kehidupan kita sendiri—selalu berubah kan? Dinamis.
Misalnya, jika terjadi penurunan pendapatan, mungkin perlu untuk mengurangi jumlah tabungan bulanan. Atau, jika terjadi keadaan darurat yang memerlukan dana tambahan, rencana pembayaran utang mungkin perlu disesuaikan. Penyesuaian ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan situasi saat ini dan proyeksi masa depan.
Waktu yang tepat untuk meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan adalah ketika terjadi perubahan signifikan dalam keuangan atau kehidupan pribadi. Contohnya, kalau ada perubahan pekerjaan, perubahan dalam tanggungan keluarga, atau peristiwa tak terduga lainnya yang berdampak pada keuangan.
So, mengubah resolusi tahun baru dari sekadar wacana menjadi kenyataan membutuhkan komitmen, perencanaan, dan adaptasi yang terus-menerus.
Namun, dengan langkah-langkah di atas, tujuan kamu akan menjadi lebih terukur dan realistis. Ingatlah, keberhasilan tidak selalu terletak pada pencapaian akhir, tetapi juga pada perjalanan yang dilalui dan pembelajaran yang didapatkan di sepanjang jalan.
Yuk, jadikan tahun ini sebagai tahun di mana resolusi tidak hanya tinggal wacana, tetapi menjadi bagian dari kisah sukses kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!