Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami
Asuransi unit link merupakan salah satu produk keuangan yang paling banyak ditawarkan oleh institusi keuangan. Banyak orang juga tertarik untuk menjadi nasabah lantaran beberapa keuntungan yang biasanya dijanjikan oleh para agen penjualnya.
Salah satu keuntungan yang memang sangat menggiurkan adalah kita bisa mendapatkan 2 manfaat sekaligus, yaitu perlindungan (asuransi) dan investasi. Jadi, enggak perlu repot-repot harus mengurus premi tersendiri, seperti halnya asuransi jiwa, dan kemudian berinvestasi sendiri–misalnya di reksa dana atau saham ataupun produk investasi yang lain.
Dengan unit link, seolah-olah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
Hmmm, tapi bener gitu enggak sih? Sebermanfaat itu, sebaik itukah produk ini?
Untuk memahaminya, kita memang perlu untuk paham dulu dengan beberapa pengetahuan dasar mengenai asuransi unit link. Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Unit Link
![Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/12/asuransi-unit-link.jpg)
Ada satu hal terbesar yang membuat banyak orang enggan untuk mempunyai ataupun membeli polis asuransi jiwa murni, yaitu seakan-akan kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang belum pasti dirasakan manfaatnya. Seolah-olah, kita membayar for nothing.
Berbeda dengan produk satu ini yang menawarkan “paket lengkap”: asuransi sekaligus investasi. Karena menjadi paket lengkap inilah, maka unit link bisa laris manis. Produk ini menjanjikan pertambahan nilai terhadap uang yang kita keluarkan, lantaran dana juga dialokasikan ke produk investasi. Hingga pada tahun tertentu, biasanya perusahaan asuransi akan menjanjikan kita tidak perlu membayar premi lagi karena nilai polis bisa dipenuhi dari nilai investasi yang sudah didapatkan.
So, apa itu asuransi unit link?
Asuransi unit link adalah produk asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang mungkin terjadi akibat kecelakaan, musibah, ataupun risiko-risiko lain yang bisa terjadi selama hidup dengan biaya premi yang diambil dari kumpulan investasi yang dilakukan oleh si pemegang polis.
Cara Kerja Asuransi Unit Link
![Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami Kenalan dengan 5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/12/jenis-asuransi-umum.jpg)
Sangatlah penting untuk memahami cara kerja suatu produk keuangan, agar kemudian kita bisa memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan finansial kita. Demikian pula dengan instrumen keuangan yang satu ini.
Ilustrasi yang tergampang mengenai cara kerja asuransi unit link adalah seperti berikut ini:
1. Pembayaran premi
Premi yang kita bayarkan akan dipotong dulu untuk membayar biaya-biaya operasional, mulai dari biaya administrasi, biaya alokasi premi, dan biaya pengelolaan investasi. Jika diakumulasikan, biaya-biaya ini cukup besar juga memotong harga premi yang kita bayarkan. Biasanya kita akan diwajibkan membayar premi dasar selama 5 tahun penuh di awal.
Setelah dipotong biaya-biaya, baru kemudian dana kita sebagai nasabah akan diinvestasikan ke instrumen investasi yang dipilih. Dari investasi ini, kita lantas (diharapkan) mendapatkan imbal.
Jadi, besarnya dana yang diinvestasikan itu adalah nominal yang sudah dipotong administrasi.
2. Hasil investasi dipakai untuk membayar premi dan biaya lain
Setelah investasi menghasilkan imbal, maka hasil investasi ini akan dipakai untuk membayar biaya asuransi jiwa, biaya asuransi tambahan (rider), dan biaya operasional (administrasi).
So, bisa dilihat ya, bahwa kita harus melakukan 2 kali pemotongan dana, yaitu pemotongan nilai premi untuk membayar biaya operasional di 5 tahun pertama (berarti nilai investasi kita = 0), dan kemudian imbal investasi kita juga dipotong untuk biaya asuransi, selama polis masih hidup.
3. Nilai polis
Dengan demikian, setelah semua pemotongan sana-sini itu, barulah kita mendapatkan nilai polis bersih, yang bisa kita ambil sebagai dana pendidikan ataupun dana pensiun.
Kalau nilai investasinya masih sedikit, dan kemudian masih juga dipotong untuk biaya-biaya itu, terus gimana dong? Ya, bisa jadi, kita tidak bisa mengambil apa pun dari apa yang sudah kita berikan pada perusahaan asuransi.
Kalau minus? Ya, di sinilah berarti nasabah harus melakukan topup dana di luar biaya premi yang sudah disepakati di awal. Kalau enggak mau topup? Ya, polis berhenti, dan sebagai akibatnya tidak bisa meneruskan fasilitas proteksi.
Sehingga nilai polis kita itu tergantung pada 2 elemen:
- Besarnya premi yang kita bayarkan, yang disebut dengan premi dasar.
- Kinerja imbal investasi yang dilakukan oleh sang manajer investasi di perusahaan asuransi tersebut, yang dipengaruhi pula oleh pilihan instrumen investasi. Berbeda dengan reksa dana–yang kalau kita merasa manajer investasinya kurang cakap, kita bisa dengan mudah “memecatnya”–di sini kita mau enggak mau harus melanjutkan investasi lantaran ada asuransi yang menjadi risikonya.
Risiko Unit Link
![Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami Reksa Dana Campuran: 5 Hal yang Harus Diketahui Lebih Dulu](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/11/reksa-dana-campuran.jpg)
Memang banyak orang tergiur pada perkawinan antara proteksi dan investasi pada asuransi unit link ini, tapi saya sering juga menemukan banyak orang yang mengutarakan kekecewaannya, lantaran nilai investasi unit link yang diikutinya terus menurun, hingga kemudian perusahaan asuransi memintanya untuk melakukan topup dana.
Pertanyaan terbesarnya adalah, mengapa nilai investasinya meluncur turun saat dibutuhkan (untuk menyekolahkan anak, dan tujuan finansial lainnya yang sudah ditentukan sejak awal)? Dan, di saat butuh uang, mengapa nasabah malah diminta untuk topup dana (meski sudah disiplin membayar premi dasar)–kalau enggak di-topup maka rider asuransinya akan terhenti?
Nah, inilah yang kurang dipahami oleh para pemegang polis asuransi unit link.
Bahwa setiap bentuk dari investasi selalu disertai dengan risiko. Besar kecilnya risiko tergantung pula pada jenis dan produk investasinya. Yang pasti prinsipnya, high risk high return.
Sebagian dari premi kita memang diinvestasikan oleh perusahaan asuransi ke berbagai instrumen investasi, mulai dari saham, obligasi, dan produk lainnya. Sehingga, bisa saja terjadi, di satu titik kita tidak mendapatkan imbal sama sekali dari investasinya–atau bahkan malah dana kita menurun lantaran harga saham, obligasi, ataupun instrumen investasi lainnya ini jatuh.
Padahal, risiko investasi akan selalu ditanggung oleh investor–dalam hal ini adalah pemegang polis. Bukan perusahaan asuransinya, bukan pula agen penjualnya. Jadi, kita sendirilah yang harus bertanggung jawab.
Nah, semoga setelah membaca penjelasan singkat ini, kamu sekarang lebih paham mengenai asuransi unit link, dan kemudian bisa memutuskan apakah produk ini sesuai dengan tujuan finansialmu.
Kalau memang sesuai, dan kamu juga paham betul risiko asuransi unit link ini dan tetap pengin membeli polisnya, then go for it. Namun tetap ingat ya, bahwa setiap keputusanmu terkait keuanganmu maka akan menjadi tanggung jawabmu pribadi.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia
Asuransi berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap kerugian materi akibat terjadinya peristiwa atau musibah yang tidak pasti atau risiko-risiko yang bisa terjadi dalam hidup. Kamu sudah mengenal asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan juga “asuransi pendidikan“.
Selain ketiga jenis asuransi di atas yang penting untuk kamu miliki, ada pula beberapa jenis asuransi umum lain yang juga penting untuk dimiliki, tentunya tergantung pada kondisi dan kebutuhanmu.
Apa saja? Kenalan yuk, dengan beberapa jenis asuransi umum ini.
5 Jenis Asuransi Umum
![5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia Kenalan dengan 5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/12/jenis-asuransi-umum.jpg)
1. Asuransi Kecelakaan Diri
Jenis asuransi umum yang pertama ini akan memberikan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang dialami oleh tertanggung akibat kecelakaan. Ada santunan meninggal, cacat tetap, pengobatan, hingga memberikan jaminan perlindungan terhadap kerusakan kendaraan juga.
Pemerintah juga punya produk asuransi kecelakaan diri ini, yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. So, menjadi bagian dari asuransi kecelakaan kerja.
Ada perusahaan asuransi yang menawarkan jenis asuransi umum ini dengan istilah Asuransi Mikro, yang preminya sangat murah bahkan bisa dibayar melalui gerai minimarket terdekat, dengan uang pertanggungan yang juga tak terlalu besar tapi ya lumayanlah.
2. Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi kendaraan bermotor merupakan jenis asuransi umum yang akan memberikan ganti rugi jika terjadi risiko-risiko pada kendaraan bermotor milik kita. Kendaraan apa saja yang dijamin perlindungannya? Ya pasti adalah kendaraan-kendaraan yang digerakkan oleh motor, seperti sepeda motor dan mobil (pastinya yang punya surat-surat lengkap ya).
Asuransi ini bisa digolongkan lagi berdasarkan perlindungannya, yaitu:
- Komprehensif, yang memberikan ganti rugi jika terjadi tabrakan, benturan, terperosok, dan berbagai bentuk kecelakaan kendaraan bermotor lainnya.
- Total loss only, yang memberikan jaminan perlindungan yang hampir sama dengan asuransi komprehensif, tetapi hanya bisa diklaim jika harga kerusakan yang terjadi mencapai 75% dari harga kendaraan tersebut di pasaran.
- Third party liability, yang tak hanya memberikan jaminan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang dialami oleh pemilik kendaraan bermotor, tetapi pihak asuransi juga akan memberikan manfaat perlindungan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dan penggantian biaya pengobatan pengemudi dan penumpang.
![5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia 3 Jenis Aset Aktif yang Bisa Menjadi Andalan Finansial](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/11/jenis-aset-aktif.jpg)
3. Asuransi Rumah
Jenis asuransi umum ketiga ini akan memberikan manfaat perlindungan rumah atau properti yang kita miliki dari risiko fire (kebakaran), lightning (tersambar petir), explosion (ledakan), aircraft impact (menjadi korban pesawat jatuh), dan smoke (asap)–yang disingkat FLEXAS.
Well, kalau dilihat lagi, risiko yang terjadi akibat bencana alam tidak ter-cover ya, dalam perlindungan asuransi rumah di atas? Memang. Kalau kita butuh perlindungan tambahan terhadap bencana alam (yang sekarang semakin sering terjadi), kita bisa membeli premi asuransi property all risk.
Di beberapa produk asuransi property all risk, ada yang sudah meng-cover kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi, hingga tsunami.
4. Asuransi Perjalanan
Jenis asuransi umum keempat ini merupakan salah satu jenis asuransi yang berjangka waktu pendek, karena produk ini hanya akan memberikan manfaat perlindungan buat kita ketika sedang bepergian hingga kembali pulang.
Manfaat yang diberikan meliputi penanggungan biaya pengobatan jika terjadi kecelakaan pada pembeli premi selama dalam perjalanan, atau ketika sakit di tujuan kita bepergian. Selain itu, juga ada manfaat perlindungan terhadap kehilangan barang, pembatalan, hingga pengurusan jenazah.
![5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia 5 Hal untuk Membangun Bisnis sebagai Aset Aktif yang Sukses](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/11/membangun-bisnis.jpg)
5. Asuransi Bisnis
Nah, jenis asuransi yang terakhir ini biasanya dimiliki oleh para pelaku bisnis untuk keperluan bisnis juga.
Ada beberapa ynag cukup familier:
- Asuransi pengangkutan barang: jenis asuransi umum yang memberikan manfaat perlindungan terhadap barang-barang yang dikirim, baik dalam maupun ke dan dari luar negeri.
- Asuransi rekayasa teknik: jenis asuransi yang memberi manfaat perlindungan terhadap alat-alat konstruksi, peralatan elektronik, dan barang-barang teknikal lainnya saat sedang dilangsungkan proyek pembangunan atau pemasangan mesin.
- Asuransi kredit: jenis asuransi yang memberikan jaminan perlindungan atas kegagalan bayar peminjam dana. Biasanya ini disediakan sebagai fasilitas di aplikasi pinjaman online legal yang sudah diawasi oleh OJK.
Sesudah mengetahui dan kenalan dengan beberapa jenis asuransi umum di atas, tentunya kita kemudian bisa memilih asuransi mana yang kita butuhkan, pun bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial kita.
Ingat, membuat rencana keuangan apa pun–termasuk membeli polis asuransi–juga harus diawali dengan #TujuanLoApa. So, pastikan kita tahu betul tujuan kita membeli polis asuransi, agar manfaat yang bisa kita dapatkan juga optimal.
Mau mendapatkan berbagai tip keuangan? Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenali 5 Jenis Asuransi Kesehatan dan Manfaatnya
Salah satu asuransi penting yang harus banget kita punya adalah asuransi kesehatan. Nah, tapi di Indonesia, ternyata ada banyak jenis asuransi kesehatan. Pastinya hal ini bisa saja membuatmu bingung ya, untuk bisa memilih?
Ya, kalau dapat benefit asuransi kesehatan dari kantor sih, enggak masalah. Tinggal ngikut aja. Tapi, buat kamu yang mesti bikin asuransi kesehatan mandiri, ada baiknya juga untukmu kenalan dengan berbagai jenis asuransi kesehatan dulu (atau bahkan memahami dulu apa itu asuransi kesehatan), agar kemudian bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.
No worries, simak saja artikel ini sampai selesai ya, fellas!
Apa Itu Asuransi Kesehatan
![Kenali 5 Jenis Asuransi Kesehatan dan Manfaatnya Kenali 5 Jenis Asuransi Kesehatan dan Manfaatnya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/12/jenis-asuransi-kesehatan.jpg)
Asuransi kesehatan adalah salah satu bentuk proteksi yang bisa melindungi kita dari kerugian finansial akibat risiko-risiko kesehatan yang mungkin kita alami selama hidup.
Asuransi kesehatan akan memberikan penggantian biaya terhadap perawatan kesehatan yang harus kita jalani, dan kita sebagai tertanggung wajib membayar premi yang besarnya tergantung pada manfaat yang diberikan oleh asuransi tersebut.
Manfaat Asuransi Kesehatan
![Kenali 5 Jenis Asuransi Kesehatan dan Manfaatnya Tunjangan Kesehatan Karyawan Harus Dimanfaatkan Sebaik-baiknya - Ketahui Dulu 5 Hal Ini!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/03/prosedur-klaim-tunjangan-kesehatan-karyawan.jpg)
Dengan memiliki asuransi kesehatan–selain kesehatan kita sendiri jadi terjamin–kesehatan keuangan kita juga terjaga. Karena, yah … siapa pun tahu bahwa biaya berobat itu mahal banget! Sudah banyak kasus orang terlilit utang karena harus membayar biaya pengobatan. Sudahlah sakit, masih stres juga memikirkan utang.
Bisa dibayangkan enggak sih?
Tapi, dengan premi yang kita bayarkan secara teratur, asuransi kesehatan akan meng-cover semua pengeluaran kita di saat sakit, sesuai syarat dan ketentuan pastinya. Dengan premi yang ‘hanya’ ratusan ribu saja, kita bisa mendapatkan manfaat perlindungan hingga ratusan juta.
Kok bisa begitu ya?
Karena pada prinsipnya, perusahaan asuransi mengumpulkan dana dari banyak nasabah. Dana yang berjumlah besar tersebut dikelola sedemikian rupa, lalu penggunaannya disubstitusi. Sehingga memang memungkinkan kita untuk bisa mendapatkan manfaat yang besar meski premi cukup murah.
Biaya yang Di-cover
Biaya perawatan kesehatan yang ditanggung oleh asuransi kesehatan tergantung pada jenis dan manfaat masing-masing asuransi. Jadi bisa saja berbeda antara asuransi kesehatan yang satu dengan yang lainnya.
Tapi pada dasarnya, pihak perusahaan asuransi akan memberikan manfaat penggantian biaya pemeriksaan kesehatan hingga obat-obatan, biaya rawat inap (opname di rumah sakit), hingga biaya-biaya yang menyertainya seperti biaya pemeriksaan laboratorium dan sebagainya.
Pada jenis asuransi tertentu juga menawarkan manfaat penggantian biaya untuk persalinan, perawatan kesehatan gigi dan mata, hingga pemulangan jenazah di dalam dan luar negeri.
So, jika kamu saat ini sedang memilih asuransi, pastikan kamu membaca semua syarat dan ketentuan serta manfaatnya dulu ya. Bandingkan juga antara asuransi satu dengan yang lain.
Beberapa jenis Asuransi Kesehatan
![Kenali 5 Jenis Asuransi Kesehatan dan Manfaatnya 5 Fakta di Balik Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan di Bulan September 2019](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/09/iuran-BPJS-Kesehatan-naik.jpg)
Ada beberapa jenis asuransi kesehatan yang harus kamu ketahui sebelum kamu mulai memilih salah satunya.
1. Jenis Asuransi Kesehatan Berdasarkan Perawatan
Ada 2 jenis asuransi kesehatan berdasarkan perawatan kesehatan yang ditawarkan:
- Rawat inap: pihak perusahaan asuransi akan menanggung biaya jika kita harus menjalani rawat inap. Ketentuannya bisa berbeda-beda sih, ada yang ketentuannya minimal 24 jam di rumah sakit baru bisa diklaim rawat inap. Ada pula yang 16 jam. Jadi, cermati masing-masing syarat dan ketentuannya ya.
- Rawat jalan: pihak perusahaan asuransi akan menanggung biaya pengobatan kita yang berupa pelayanan medis tanpa menginap di fasilitas kesehatan. Misalnya biaya diagnosis dokter, pemeriksaan laboratorium, rehabilitasi, dan sebagainya.
2. Jenis Asuransi Kesehatan Berdasarkan Metode Pembayaran
- Cashless: jenis asuransi kesehatan yang langsung meng-cover biaya perawatan kesehatan dengan langsung ditunjukkan kartu anggota saja. Untuk itu, kita harus memastikan tempat kita memeriksakan kesehatan punya hubungan kerja sama dengan perusahaan asuransinya.
- Reimbursement: kita perlu untuk membayar dulu biaya perawatan kesehatan kita, baru kemudian melakukan klaim ke perusahaan asuransi untuk diganti.
3. Jenis Asuransi Kesehatan Berdasarkan Pengelola Dana
- Asuransi yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini adalah BPJS Kesehatan. Setiap perusahaan diwajibkan untuk mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sedangkan yang nonkaryawan, bisa menjadi peserta mandiri BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan dikenal menawarkan premi yang cukup terjangkau, dengan cover fasilitas yang sangat memadai. Jadi, sayang banget kalau sampai enggak kita manfaatkan.
- Asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta. Nah, ini banyak banget ya, dan kamu perlu melakukan survei dan komparasi jika hendak mengambil salah satunya.
![Kenali 5 Jenis Asuransi Kesehatan dan Manfaatnya Asuransi Kesehatan Karyawan: BPJS Kesehatan, dari Kantor, atau Beli Asuransi Swasta Sendiri Ya?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/02/asuransi-kesehatan-karyawan-960x644.jpg)
4. Jenis Asuransi Kesehatan Berdasarkan Biaya yang Ditanggung
- Tanggungan total: pihak penyedia asuransi akan menanggung seluruh biaya perawatan kesehatan, mulai dari deteksi dini, diagnosis dokter, pengobatan, rehabilitasi, rawat inap, dan sebagainya.
- Tanggungan tertinggi: pihak penyedia asuransi hanya menanggung biaya-biaya perawatan kesehatan yang tertinggi. Misalnya, biaya rawat inap, sedangkan biaya pemeriksaan awal atau laboratorium enggak.
5. Jenis Asuransi Kesehatan Berdasarkan Pihak Tertanggung
- Kelompok atau kolektif, yaitu asuransi kesehatan yang memberikan manfaat pada kelompok tertentu, misalnya asuransi kesehatan untuk keluarga ataupun karyawan.
- Pribadi, yaitu asuransi kesehatan yang memberikan manfaat pada satu orang saja, sesuai dengan polis asuransi yang ditawarkan.
Nah, bagaimana? Sudah semakin paham kan dengan pengertian, manfaat, serta jenis asuransi kesehatan? Enggak bingung lagi memilih ya?
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui
Biaya pendidikan di Indonesia setiap tahunnya meningkat 10 – 20%. Karena itu, banyak orang tua yang lantas memutuskan untuk memanfaatkan berbagai tabungan untuk bisa “mengejar” peningkatan ini, sehingga menjamin masa depan anak masing-masing. Salah satunya dengan membeli premi asuransi pendidikan.
Pasti familier kan dengan asuransi ini?
Jujur, saat ini, saya dan suami juga punya asuransi pendidikan. Ya maklum, saat membuatnya, saya dan suami masih belum cukup pengetahuan dan bekal literasi keuangan. Tetapi kami sudah sadar bahwa banyak hal harus dipersiapkan sejak dini, terutama masalah finansial. Asuransi pendidikan anak-anak kami sudah dipersiapkan begitu kami menikah dan berencana untuk segera punya momongan.
Sampai sekarang, asuransi kami masih terus berjalan. Tapi, seiring tambahnya pemahaman mengenai asuransi dan investasi, kami pun menambah produk pendukung lainnya. Just in case ….
Nah, barangkali ada nih di antara pembaca artikel ini yang sekarang juga sedang berencana untuk membeli premi asuransi pendidikan, ada baiknya baca dulu artikel ini sampai selesai. Agar kemudian punya bekal pemahaman yang cukup, mengenai dana pendidikan itu sendiri dan juga seputar produk yang disebut asuransi pendidikan ini.
Dengan demikian, ya harapannya simpel saja: bisa memutuskan produk mana yang paling tepat untuk dimanfaatkan demi menjamin masa depan anak-anak kita.
Apa Itu Asuransi Pendidikan
![Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2018/05/QM-Financial-Lawan-Inflasi-Dana-Pendidikan-Dengan-Investasi-960x640.jpg)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asuransi berarti:
pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat)
Sedangkan menurut UU No. 2 tahun 1992, disebutkan bahwa asuransi berarti:
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Perhatikan frasa “apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya”, “penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum”, juga “peristiwa tidak pasti” dan “meninggal”.
Apakah dana pendidikan adalah bentuk kerugian, kerusakan, tanggung jawab hukum? Apakah pendidikan merupakan peristiwa tidak pasti?
Enggak.
Inilah yang sering disalahartikan. Bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya asuransi pendidikan. Produk yang biasa ditawarkan dengan istilah “asuransi pendidikan” adalah produk asuransi whole life atau asuransi dwiguna yang kemudian disertai jenis asuransi lainnya.
Jenis “Asuransi Pendidikan”
![Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/12/asuransi-pendidikan.jpg)
Yes, ada 2 jenis produk yang ditawarkan oleh agen asuransi sebagai “asuransi pendidikan”.
1. Asuransi Jiwa Dwiguna
Jenis asuransi ini sudah pernah dibahas juga di artikel mengenai jenis-jenis asuransi jiwa murni.
Asuransi yang juga disebut Endowment Insurance ini menawarkan 2 manfaat, yaitu perlindungan sekaligus tabungan. Karena itu, asuransi ini memungkinkan kita untuk menerima manfaat tunai meski kontrak belum selesai. Biasanya ada jangka waktunya, misalnya 10 tahun atau lebih.
2. Asuransi Unit Link
Asuransi ini sistem kerjanya kurang lebih seperti reksa dana, yaitu pihak asuransi–selain menawarkan perlindungan–juga akan menginvestasikan dana kita secara kolektif pada produk tertentu.
Khusus untuk unit link, kita akan bahas secara khusus di artikel lain sih, supaya mempersingkat juga.
Plus Minus “Asuransi Pendidikan”
![Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2015/01/insurance1-960x391.jpg)
Sebagai tabungan, asuransi pendidikan ini memang cukup membantu jika dipersiapkan demi menjamin pendidikan anak-anak kita nantinya. Namun, dengan berbagai syarat, ketentuan, dan kondisi yang berlaku pada asuransi itu sendiri, membuat manfaatnya jadi kurang maksimal.
So, bukan berarti tidak merekomendasikan, namun ada baiknya kita perhatikan tujuan finansial dan horizon waktu yang kita punya. Jangan sampai nih, karena salah memilih produk investasi, tujuan finansial kita enggak tercapai. Karena terlalu mengandalkan asuransi pendidikan, saat anak kita benar-benar harus sekolah ternyata dananya enggak mencukupi.
Cuma bisa gigit jari kan?
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai asuransi pendidikan (yang kadang enggak pernah dijelaskan oleh agen penjualnya):
- Potongan biaya. Yes, akan ada biaya administrasi dan komisi yang harus dibebankan pada pemegang polis. Biaya-biaya ini besarnya lumayan, hingga kadang total manfaat yang kita dapatkan selama 5 tahun pertama itu sangat kecil. Bahkan rasanya enggak berkembang.
- Ada risiko. Kenapa? Karena uang premi akan diinvestasikan ke berbagai produk, mulai dari produk pasar uang, obligasi, hingga saham. Nah, masih ingat akan hukum investasi kan? Bahwa setiap investasi pasti mengandung risiko? Maka demikian juga dengan asuransi pendidikan. Kadang akan terjadi, pada akhirnya uang pertanggungan yang diterima jumlahnya lebih kecil ketimbang proyeksi awal, karena mungkin pihak perusahaan asuransi menginvestasikan pada produk yang kurang maksimal perkembangannya. Bahkan bisa saja terjadi, uang pertanggungan jadi habis akibat diinvestasikan pada produk yang merugi.
- Banyak dari kita yang salah mencantumkan nama anak sebagai tertanggung. Padahal asuransi yang kita beli adalah asuransi jiwa, yang seharusnya memberikan perlindungan pada orang tua sebagai pemberi nafkah jika ada musibah atau kecelakaan terjadi. Hal ini bisa jadi fatal lo!
Selain itu, hendaknya kita sebagai nasabah juga mempertimbangkan secara masak-masak jika agen menawarkan berbagai macam rider–atau asuransi tambahan. Memang benar-benar perlu, atau tidak? Jangan sampai karena tergiur oleh berbagai fasilitas, kita malah jadi membuat bengkak anggaran asuransi tapi tidak mendapatkan manfaat yang jelas dan pasti.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal untuk Memastikan Seluruh Anggota Keluarga Tercover Asuransi Kesehatan
Selamat Hari Kesehatan Nasional! Yes, tanggal 12 November ditetapkan menjadi Hari Kesehatan Nasional, seiring keberhasilan Indonesia memberantas malaria di tahun 1964. Of course, setiap Hari Kesehatan Nasional tiba, pemerintah akan kembali mengingatkan kita untuk selalu hidup sehat. Untuk mendukung upaya pemerintah ini, QM Financial juga mengingatkanmu–dan siapa saja–supaya jangan lupa untuk punyai asuransi kesehatan.
Masih rendah betul kesadaran masyarakat kita akan arti pentingnya asuransi kesehatan. Apa buktinya? Buktinya, banyak yang menunggak iuran BPJS Kesehatan. Banyak orang mendaftar ketika mereka sakit. Setelah sembuh, lupa bayar iuran. Baru nanti saat kembali sakit, diurus lagi. Duh.
BPJS Kesehatan sebenarnya sudah cukup bagus untuk kita semua. Memang ada beberapa prosedur panjang yang harus dilalui. Namun, banyak pula keuntungannya. Misalnya, dari premi saja, BPJS Kesehatan ini terhitung murah. Apalah daya, sekarang harus dinaikkan.
However, sebagian dari kita memang menerima ‘privilege’ otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan lantaran bekerja di suatu perusahaan. Selain BPJS Kesehatan, kita juga mungkin menerima tunjangan kesehatan lainnya juga, berupa penggantian biaya pengobatan dan sebagainya.
Tapi enggak semua perusahaan mau mengcover kita, sekaligus keluarga kita kan? Hingga akhirnya, kita pun jadi menanggung uang kesehatan yang terlalu besar untuk keluarga, meski kesehatan kita sendiri ditanggung kantor. Kalau sudah begini, mau enggak mau, ya kita harus punyai asuransi kesehatan sendiri. Seenggaknya ya yang bisa menolong jika anggota keluarga yang sakit.
Beberapa hal untuk memastikan seluruh anggota keluarga kita juga tercover oleh asuransi kesehatan
1. Lakukan financial checkup
Dengan semua kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, plus masa depan yang harus terjamin, kita punya modal apa saja nih untuk bisa membeli asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga?
Hal ini bisa diketahui jika kita melakukan financial checkup. Ketahui penghasilan dan pengeluaranmu secara pasti setiap bulannya. Apakah masih ada ruang untuk membeli premi tambahan asuransi?
2. Ketahui kebutuhan
Dari financial checkup, kita kemudian bisa melakukan analisis kebutuhan anggota keluarga.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk punyai asuransi kesehatan, yaitu sakit (apalagi jika harus rawat inap atau menjalani operasi), kecelakaan, atau mengalami sakit kronis dan kritis. Nah, siapa sajakah di antara keluargamu yang mempunyai faktor risiko kesehatan seperti ini?
Untuk kondisi sakit dan kecelakaan, setiap orang bisa saja berisiko–dari mulai bayi hingga dewasa, perempuan ataupun laki-laki. Namun, jika di dalam keluarga kita ada yang memiliki riwayat penyakit kritis, seperti kanker misalnya, maka akan perlu perhatian secara khusus.
3. Kenali produk asuransi
Ada beberapa jenis produk asuransi kesehatan yang biasanya ditawarkan oleh marketing asuransi. Salah satunya, mau asuransi kesehatan cashless atau reimbursement? Ini adalah jenis asuransi kesehatan berdasarkan cara klaimnya.
Asuransi kesehatan cashless memungkinkan kita untuk dirawat tanpa harus membayar fasilitas kesehatannya lebih dulu. Pembayaran akan langsung diurus oleh pihak asuransi.
Asuransi kesehatan dengan sistem reimbursement mengharuskan kita untuk menalangi dulu biaya perawatan dan pengobatan yang ada. Baru kemudian pihak asuransi akan menggantinya. Ini berarti kita harus punya dana darurat dulu dalam jumlah yang cukup besar.
Selain dari cara klaim, kita juga perlu menentukan kelas rawat inap di rumah sakit. Mau VIP, kelas 1, 2, atau 3? Pastinya harga premi akan berbeda untuk masing-masing kelas, karena tindakannya juga berbeda.
Masih banyak hal yang harus digali lebih lanjut, sebelum memutuskan hendak memakai asuransi kesehatan seperti apa untuk seluruh anggota keluarga. Kamu akan terbantu jika bergabung dengan kelas finansial online QM Financial. Follow akun Instagram QM Financial untuk tahu kapan kelas asuransi kesehatan diadakan, supaya enggak ketinggalan info.
4. Beli sesuai kemampuan
Setelah financial checkup dan kemudian mengenali produk-produk asuransi kesehatan, maka selanjutnya belilah premi yang sesuai dengan kemampuan.
Perlu untuk diketahui, bahwa premi asuransi kesehatan umumnya merupakan tagihan tahunan, sehingga kita seharusnya bisa mengalokasikan pemasukan tahunan–misalnya seperti THR atau bonus–untuk membayar preminya.
Bagaimana caranya menghitung kemampuan kita membayar premi? Nah, ini ada di kelas finansial online-nya QM Financial. Makanya, jangan sampai ketinggalan kelas asuransi berikutnya ya!
5. Jangan lupa bayar iuran
Yang terakhir, ya jangan lupa bayar iuran. Jangan sampai, pas sakit ternyata malah zonk! Sakitnya tuh jadi berlipat-lipat lo, kalau ditambah sama kenyataan tagihan rumah sakit yang sampai dua digit.
Apalagi kalau sumber pemasukan satu-satunya dari kita. Bakalan kerasa banget ketika ada yang sakit–entah itu pasangan atau anak-anak. Well, memang sih fasilitas asuransi kesehatan kantor kadang juga termasuk untuk pasangan dan anak (sampai anak kedua, biasanya). Lalu, kalau ada anak ketiga, gimana dong? Masa enggak punya asuransi kesehatan sendiri?
Ditambah lagi, kalau orang tua sudah sepuh? Masa iya, kalau sakit harus berobat sendiri? Kalau kita bisa membantu, pahalanya tentu akan lebih besar sebagai anak, bukan?
Nah, sudah semakin yakin kan, bahwa asuransi itu penting? Enggak cuma untuk diri kita sendiri, tapi juga seluruh anggota keluarga. Pastikan semuanya punya asuransi kesehatan.
5 Keterampilan Mengelola Keuangan Pribadi yang Harus Dipunyai Karyawan
Sebagai karyawan, adalah penting bagi kita untuk punya keterampilan mengelola keuangan pribadi. Tak hanya supaya gaji yang tak seberapa ini bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi juga untuk menjamin kenyamanan kita dalam bekerja.
Sudah tahu kan, bahwa ada penelitian yang mengungkapkan kalau satu dari empat karyawan mengalami stres di kantor, bukan karena workload, tetapi karena permasalahan keuangan pribadi yang mereka alami. Entah itu terjerat utang, terjebak sandwich generation, masalah pendidikan anak, masalah dana kesehatan, hingga tak siap menghadapi masa pensiun.
Bayangkan kalau semua permasalahan keuangan itu kita alami. Bisakah bekerja dengan tenang? Padahal, kalau kerja enggak fokus, performa kita juga jadi ikut berpengaruh. Akibatnya, produktivitas menurun. Hal ini bisa mengancam kita punya pendapatan, yang kemudian menimbulkan masalah keuangan yang makin pelik.
Sungguh, sebuah lingkaran yang #rauwisuwis.
So, sebagai karyawan, setidaknya kita harus mempunyai keterampilan mengelola keuangan pribadi seperti berikut ini, enggak peduli gaji kita besar ataupun kecil.
5 Keterampilan Mengelola Keuangan Pribadi yang Harus Dipunyai oleh Karyawan
1. Atur cash flow
Keterampilan untuk mengatur cash flow menjadi keterampilan mengelola keuangan pribadi pertama yang harus dikuasai oleh setiap karyawan. Bisa dibilang, inilah survival skill wajib punya untuk karyawan.
Dengan keterampilan ini, gaji berapa pun bisa diatur sedemikian rupa, sehingga bisa bertahan sampai gaji berikutnya tiba. Dengan pengaturan cash flow yang baik, karyawan juga dapat mengelola utang juga bisa menabung untuk berbagai tujuan finansialnya, baik jangka pendek, menengah, hingga panjang.
2. Mengelola pinjaman dengan bijak
Siapa sih yang enggak punya utang? Di sinilah nanti keterampilan mengelola keuangan pribadi–terutama mengatur cash flow–akan berperan.
Kalau dipikir-pikir, sepertinya sih hampir semua orang punya utang. Apalagi karyawan. Hanya saja ada beberapa jenis utang yang bisa menjerat karyawan sehingga sulit untuk segera terbebas, misalnya utang KTA, utang rentenir, hingga utang kartu kredit.
Mindset bahwa akan menerima gaji secara teratur kadang memang membuat para karyawan hilang perhitungan sehingga tak mampu mengelola pinjaman-pinjaman ini dengan baik. Tiga syarat utang sehat pun dilanggar.
Apalagi kalau sudah ada debt collector mulai meneror orang sekantor. Wah, berarti tingkat utangnya sudah parah tuh. Harus segera diatasi, dan tentu saja, si karyawan harus segera diedukasi.
3. Mengerti pentingnya asuransi
Salah satu masalah yang termasuk top 5 penyebab stres karyawan selama bekerja di kantor adalah masalah dana kesehatan. Di sinilah pentingnya kesadaran karyawan bahwa asuransi kesehatan itu penting.
Memang ada iuran BPJS Kesehatan yang biasanya difasilitasi oleh kantor (karena diwajibkan juga oleh negara), tapi kalau juga diproteksi dengan asuransi kesehatan mandiri, tentu akan lebih baik, bukan?
Satu lagi asuransi yang penting untuk dimiliki sebagai bagian keterampilan mengelola keuangan pribadi karyawan, yaitu mempunyai asuransi jiwa, terutama bagi karyawan yang menjadi tulang punggung keluarga. Karena yang namanya musibah bisa terjadi kapan saja, pada siapa pun. Cintailah keluarga seumur hidup mereka, tidak hanya seumur hidup kita yang pendek saja.
4. Mengenal produk investasi
Setelah cash flow aman, utang sehat, dan punya asuransi, keterampilan mengelola keuangan pribadi karyawan berikutnya yang harus dikuasai adalah investasi.
Investasi merupakan salah satu solusi bagi karyawan untuk mewujudkan tujuan finansial, entah itu pendek ataupun yang jangka panjang. Rumah pertama, dana pendidikan anak, hingga yang sesepele dana liburan, semua enggak akan cukup dipenuhi dengan hanya menabung saja.
Tetapi, untuk bisa investasi, kita harus belajar banyak. Terutama harus kenalan dulu dengan berbagai produk investasi, dari yang risiko rendah hingga yang agresif. Setelah kenal dengan berbagai produk investasi, lalu kita pun bisa menyesuaikan dengan karakter kita sendiri. Yang mana yang cocok.
Dan ingat ya, bahwa keputusan berinvestasi adalah tanggung jawab kita sendiri. Maka, coba kenali dulu berbagai produknya.
5. Siap pensiun
Permasalahan terkait keuangan yang lain–yang selalu saja menjadi masalah wajib para karyawan–adalah ketidaksiapan menghadapi masa pensiun.
Karena sudah difasilitasi juga oleh kantor, dalam bentuk iuran Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua, tanpa sadar bahwa dengan keduanya saja enggak cukup.
Untuk bisa menikmati pensiun sejahtera, menurut penelitian, setidaknya kita harus punya 70% dari gaji yang terakhir diterima sebelum mulai pensiun setiap bulan. Sedangkan, menurut perhitungan dari penelitian yang sama, karyawan hanya akan menerima dana pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan itu kira-kira sebesar 38% saja dari gaji.
Aduh, mana cukup?
Pantas saja kan, ada banyak pensiunan newbie yang terkaget-kaget dengan kondisi barunya ini, yang kemudian membuat mereka menjadi kebingungan bagaimana harus membiayai hidup mereka.
Kelima keterampilan mengelola keuangan pribadi karyawan di atas bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
7 Langkah Menjadi Perencana Keuangan bagi Diri Sendiri
Happy world financial planning day! Tak hanya merayakan mereka yang secara profesional membantu perencanaan keuangan, tapi hari ini–secara umum–kita merayakan kemampuan perencanaan keuangan kita, karena kita sebenarnya bisa menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri.
Memangnya kita bisa menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri? Kayak dokter yang menjaga kesehatan diri sendiri? Bisa dong.
Dan, untuk bisa menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri itu enggak perlu sertifikat. Kamu hanya perlu ikutan kelas-kelas finansial QM Financial saja, yang punya jadwal dan topik yang sangat beragam di setiap bulannya. Saat kamu sudah #ketagihanFCOS, maka kamu bisa mulai menjadi perencana keuangan bagi dirimu sendiri.
Ikuti 7 langkah untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri berikut ini!
1. Rencanakan masa depan
Tentu saja, kita harus berawal dari #TujuanLoApa. Ibaratnya, kita mau pergi ke suatu tempat dengan ojol. Kita akan memasukkan dulu tujuannya ke aplikasi, baru deh menentukan pick point dan akhirnya memanggil si driver ojol kan? Tanpa ada tujuan, kita enggak bisa pergi ke mana-mana. Bisa sih, tapi ya mbulet nggak jelas deh jadinya.
Begitu juga dengan perencanaan keuangan. Kita harus menentukan tujuan keuangan kita dulu di masa depan. Proyeksikan hidupmu akan seperti apa? Punya rumah sendiri di negara ternyaman untuk pensiun ini? Pensiun sejahtera? Bisa sekolahin anak-anak setinggi-tingginya? Punya kerajaan bisnis yang besar?
Semua mungkin untuk dijadikan cita-cita. Ingat kata Ellen Johnson Sirleaf, “If your dreams don’t scare you, they’re not big enough.”
2. Pastikan “modal”
Setelah menentukan tujuan, tentukan pick point–titik penjemputan, karena di sinilah garis start kita untuk melangkah. Sudah punya tujuan finansial yang big enough, maka sekarang saatnya menentukan titik awal untuk mulai menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri.
Yuk, ambil kertas dan kalkulator. Catat semua modal yang sudah kamu punya, mulai dari gaji, tunjangan-tunjangan, hingga aset-aset yang sudah dimiliki sekarang. Selanjutnya, rinci juga apa saja yang menjadi tanggunganmu, mulai dari utang, pajak-pajak, tagihan-tagihan, dan sebagainya.
Catatan inilah yang akan menjadi “modal” kamu untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri. Bagaimana neracanya? Masih belum seimbang ya? Enggak masalah. Di situlah seorang perencana keuangan akan berperan–hanya saja dalam kasus ini, dirimu sendirilah yang menjadi perencananya.
3. Cek arus kas
Ke mana saja sih uangmu pergi selama sebulan? Belum punya catatan? So, ayo, mulai deh bikin catatan. Sediakan buku notes kecil untuk mencatat arus kas. Atau kamu juga bisa menggunakan aplikasi mobile yang banyak tersedia dan bisa gratis kamu unduh. Atau bisa juga membuat file di laptop, atau mau pakai Google Drive.
Yang mana saja boleh, asal kamu nyaman menggunakannya.
Mulailah dari menghitung pengeluaran bulan ini. Catat apa saja yang kamu harus bayar setiap bulan, mulai dari membeli pulsa listrik, pulsa handphone, bensin, topup commuter line, sampai jajan boba. Mulailah kebiasaan ini per hari, kemudian dari per hari bisa menjadi per bulan.
4. Manajemen utang
Nggak boleh punya utang? Boleh dong, hanya saja pastikan utangmu sehat. Salah satunya adalah memastikan utangmu tidak boleh melebihi jatah 10 – 30% dari penghasilan rutinmu. Kalau lebih? Ya, sebaiknya kamu segera memikirkan solusi untuk segera menguranginya.
Ingat, 10 – 30% jatah utang ini sudah termasuk semuanya lo! KPR, cicilan mobil, sepeda motor, laptop, handphone terbaru, PayLater, … semuanya.
5. Punyai proteksi
Hidup itu serba nggak pasti. Padahal ya berharapnya sih semua akan lancar-lancar saja, sehat lahir batin, hidup bahagia sampai tua. Tapi hal ini enggak pernah ada jaminannya.
Yang namanya musibah dan bencana bisa sewaktu-waktu terjadi. Untuk melindungi diri sendiri dari semua musibah itu, maka kita perlu proteksi diri berupa asuransi.
Ini juga termasuk dalam cakupan tugas seorang perencana keuangan. Jika kamu ingin menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri, maka mulailah memberi diri sendiri perlindungan. Ketahui proteksi apa saja yang kamu perlukan. Yang pasti, yang pertama harus dipunyai dulu adalah asuransi kesehatan, dan kemudian asuransi jiwa–terutama bagi kamu yang menjadi tulang punggung keluarga.
Setelah itu, kenali masing-masing jenis asuransi yang ada, dan pilih yang sesuai dengan kebutuhan.
6. Bangun portofolio
Langkah selanjutnya untuk bisa menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri adalah membangun portofolio investasi. Inilah yang akan menjadi “bekal” kita di masa depan.
Menabung is a must. Dalam bentuk apa, nah, itu yang harus kamu sesuaikan dengan profilmu pribadi. Untuk bisa mengetahuinya, ya mulailah dari mencari tahu jenis dan sifat masing-masing produk investasi. Baru kemudian dipilih sesuai dengan kebutuhan dan karakter diri sendiri.
Kalau kamu orangnya cepat panik, ada baiknya memilih investasi di deposito atau reksa dana. Tapi, jika adrenalinmu masih deras–pun didukung oleh usia yang masih muda–kamu bisa mencoba mulai menabung saham.
Tapi ingat, belajar dengan sungguh-sungguh dulu ya. Celup-celup kaki dulu, sebelum akhirnya benar-benar nyebur ke kolam investasi ini, biar enggak gelagapan dan akhirnya tenggelam.
7. Monitor rencana
Langkah terakhir untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri adalah memonitor rencana dan tujuan finansial yang sudah kamu buat, dan lakukan review secara berkala. Kamu boleh mereview setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali.
Kenali mana yang berjalan sesuai rencana, dan mana yang harus direncanakan ulang karena kurang memenuhi harapan.
Nah, itu dia 7 langkah untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri.
Kamu sudah sampai di langkah keberapa sekarang? Semoga langkahmu lancar dan semakin mendekati tujuan akhir sebagai perencana keuangan yang terampil untuk diri sendiri ya!
Semangat!
5 Fakta di Balik Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan di Bulan September 2019
Minggu kemarin, dikabarkan bahwa pemerintah merencanakan untuk menaikkan iuran BPJS Kesehatan dengan jumlah yang cukup signifikan. Menteri Keuangan mengusulkan, untuk kelas mandiri III iuran naik dari Rp25.500 menjadi Rp42.000, kelas mandiri II naik dari Rp59.000 menjadi Rp110.000, dan kelas mandiri I–yang paling tinggi kenaikannya–dari Rp80.000 menjadi Rp160.000.
Angka kenaikan ini lebih tinggi daripada yang diusulkan oleh Dinas Jaminan Sosial Nasional (DSJN) sebelumnya, yang mengusulkan masing-masing naik menjadi Rp120.000 untuk kelas I, Rp80.000 untuk kelas II, dan Rp42.000 untuk kelas III.
Tak pelak, hal ini menjadi polemik lagi di masyarakat. Angka kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang baru ini dirasa akan menambah beban masyarakat, terutama bagi mereka para pekerja kelas bawah.
Sebenarnya, ada apa di balik keputusan pemerintah untuk menaikkan iuran BPJS Kesehatan ini?
1. Defisit meningkat
Sudah pada tahu pastinya, bahwa masalah minusnya keuangan BPJS Kesehatan belum terpecahkan bahkan sejak BPJS Kesehatan resmi hadir di tengah masyarakat.
Menurut data yang dirilis oleh katadata.co.id, di tahun 2014–di awal mulai efektif melayani masyarakat–BPJS Kesehatan telah merugi sekitar Rp3,3 triliun, kemudian naik lagi di tahun 2015 menjadi Rp5,7 triliun. Kenaikan defisitnya semakin besar di tahun 2016, yakni sebesar Rp9,7 triliun. Tahun 2017, defisit BPJS Kesehatan agak terkendali meski tetap bertambah; Rp9,8 triliun, dan angka defisit ini turun di tahun 2018 menjadi Rp9,1 triliun, hingga akhirnya tahun 2019 ini pembengkakannya luar biasa karena diproyeksikan mencapai Rp32,8 triliun.
Wow! Angkanya sangat fantastis untuk defisit di tahun 2019 ini ya? Ada apa gerangan?
2. Iuran BPJS Kesehatan mandiri banyak yang tertunggak
Ternyata, salah satu penyebab defisitnya BPJS Kesehatan di tahun 2019 ini adalah tingkat kepatuhan membayar masyarakat yang terbilang rendah, terutama para peserta mandiri. Untuk peserta kelompok dari perusahaan cenderung lebih tertib, karena langsung dipotong gaji dan disetorkan secara kolektif.
Menelusuri berita dan ulasan-ulasan yang beredar, jumlah peserta BPJS Kesehatan yang menunggak iuran ini sangat banyak, yaitu sekitar 11 juta peserta. Lebih menarik lagi, konon, peserta yang menunggak ini berstatus nonaktif di data BPJS Kesehatan, namun di lapangan mereka masih bisa mengklaim penggunaan asuransi kesehatan murah milik pemerintah ini. Hmmm …
Situs Republika juga mengungkapkan beberapa alasan mengapa peserta banyak yang menunggak iuran BPJS Kesehatan, di antaranya:
- Banyak yang mempunyai penghasilan tak menentu
- Malas mengantre, baik mengantre administrasi maupun mengantre di fasilitas kesehatan
- ATM sering offline saat peserta akan bayar iuran BPJS Kesehatan
- Lupa membayar iuran BPJS Kesehatan
- Kecewa dengan layanan asuransi pemerintah ini
Nah, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga menunggak membayar iuran BPJS Kesehatan? Lebih penting lagi, apakah kita menunggak karena salah satu, beberapa, atau bahkan semua alasan di atas?
3. Harus dibarengi dengan perbaikan manajemen
Ibu Sri Mulyani sendiri sempat mengeluhkan kurang tegasnya pihak BPJS Kesehatan terutama soal manajemennya. Kurangnya peraturan konsekuensi penunggakan pembayaran iuran BPJS Kesehatan sempat disoroti sebagai salah satu penyebab lain dari defisitnya asuransi kesehatan milik pemerintah ini.
Singkatnya, sudah tahu pada menunggak, kok bukannya pada ditagih, tapi malah merengek ke pemerintah minta ditolong?
Yah, singkat-padat-dan-jelasnya sih gitu. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan, bahwa manajemen dari dalam BPJS Kesehatan sendiri tampaknya belum maksimal, sehingga Ibu Sri Mulyani pun harus segera mengambil keputusan dan tindakan yang dirasa paling efektif untuk memecahkan masalah defisit yang cukup besar di tahun ini, yaitu dengan menaikkan iuran.
Permasalahannya–dengan melihat beberapa alasan mengapa peserta BPJS Kesehatan yang menunggak iuran seperti yang diungkap dalam Republika di atas–apakah solusi menaikkan iuran BPJS Kesehatan ini menjadi solusi yang tepat?
Hmmm ….
4. Perluasan jangkauan rawat inap
Selain karena penunggakan iuran BPJS Kesehatan oleh para peserta, penyebab lain mengapa pemerintah merasa perlu untuk menaikkan iuran ini adalah keinginan pemerintah untuk memperluas jangkauan rawat inap yang bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Perluasan jangkauan ini diharapkan akan mampu menarik minat para peserta untuk tidak menunggak iuran, sekaligus melayani lebih banyak lagi warga masyarakat hingga ke pelosok.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan
Lalu, bagaimana dengan kita sendiri? Pertanyaan terbesarnya adalah, apakah kita sudah benar-benar menyadari arti pentingnya proteksi diri?
Sepertinya belum. Kesadaran untuk mempunyai proteksi, terutama asuransi kesehatan, ini belum mencapai semua lapisan masyarakat. Banyak yang masih punya mindset, rugi banget membayar iuran asuransi kesehatan. Lha wong kita belum tentu sakit tiap bulan kan? Kalaupun sakit ya, paling-paling flu-flu sedikit karena perubahan cuaca yang bisa diobati dengan secangkir teh jahe hangat atau minum obat flu yang banyak beredar di pasaran dengan harga murah, atau sekadar masuk angin yang sembuh hanya dengan kerokan. Nggak perlu harus ke dokter, mengantre pula dengan prosedur rujukan berjenjang.
Kalau memang ini yang menjadi masalah, maka solusinya adalah memberikan literasi keuangan yang lebih banyak pada masyarakat, terutama mereka yang masih belum bisa dijangkau oleh pemerintah–yang belum mengerti arti pentingnya proteksi.
Pembaca web QM Financial sih pastinya sudah sadar betul akan pentingnya proteksi, makanya banyak pula yang selain punya BPJS Kesehatan juga melengkapi diri dengan asuransi kesehatan swasta, ya? Tapi di luar sana banyak lo, yang masih belum mengerti mengapa kita butuh asuransi.
Yuk, sebarkan pengetahuan literasi keuangan yang sudah kita punya, agar semakin banyak yang sadar bahwa asuransi kesehatan itu penting. Infokan juga, bahwa QM Financial punya kelas untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya asuransi kesehatan ini, yang bisa dilihat di Event QM Financial. Atau, untuk lebih praktisnya demi terupdate dengan kelas-kelas finansial online QM Financial, follow aja Instagram QM Financial.
5 Masalah Keuangan yang Umum Dihadapi oleh Karyawan
Namanya manusia, tak pernah luput dari permasalahan hidup. Dan, sepertinya masalah hidup yang paling rumit–yang paling banyak bikin stres–adalah kalau kita punya masalah keuangan. Ironisnya, ini kadang justru membelit dan terjadi pada kita yang punya penghasilan tetap dan cukup, seperti para karyawan.
Kalau dilogika, para pekerja atau karyawan seharusnya tak perlu punya masalah keuangan. Berbeda dengan mereka yang tak punya pekerjaan tetap, yang memang harus ekstra mengatur keuangan agar bisa survive sampai saatnya dapat uang lagi tiba.
Logikanya, seorang karyawan yang mendapatkan gaji teratur, dengan besaran yang juga teratur, akan lebih mudah mengelola keuangannya, seandainya ia sedikit saja punya pengetahuan literasi keuangan.
Tapi kenyataannya, data menunjukkan bahwa 1 dari 5 karyawan terlilit masalah keuangan hingga ketidakhadiran meningkat dan produktivitas kerja menurun. Ini angka prevalensi yang sangat memprihatinkan. Memang angka ini adalah angka hasil penelitian Virginia Tech Study di Amerika, tapi bukan tak mungkin terjadi juga di Indonesia.
Apa saja sih masalah keuangan yang sering terjadi pada karyawan hingga bisa memengaruhi kinerja mereka di kantor? Mari kita lihat.
5 Jenis Masalah Keuangan yang Sering Terjadi pada Karyawan Hingga Memengaruhi Kinerja di Kantor
1. Gaji yang tak pernah cukup
Rasa-rasanya gaji berapa saja yang diterima tak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, boro-boro buat liburan atau gadget baru. Terima gaji di tanggal 1, langsung habis di tanggal 4 setelah membayar semua tagihan dan cicilan, juga untuk memenuhi undangan ngopi cantik dan ganteng di kafe bareng teman-teman atau untuk beli sepatu dan tas.
Masalah keuangan yang satu ini bisa saja terjadi pada karyawan mana pun–dari mulai level OB sampai manajer. Bahkan faktanya, saat gaji sudah naik pun, lifestyle juga meningkat sehingga akhirnya ini seperti lingkaran yang tak ada habisnya. Mbulet.
2. Utang
Memang kadang utang itu perlu, apalagi jika kita pengin punya sesuatu yang bisa menolong hidup kita tapi bernilai tinggi, di luar jangkauan. Rumah, misalnya.
Namun, karena kurangnya pengetahuan akan literasi keuangan, utang akhirnya membelit hidup karyawan dan menjadi masalah keuangan yang kalau didiamkan saja bisa membuat karier hancur.
Survei yang dilakukan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin memberikan fakta, bahwa dari seluruh karyawan yang mempunyai masalah keuangan pribadi, 66%-nya ternyata dalam bentuk utang–baik itu utang produktif maupun utang konsumtif.
Oke, kalau utang produktif sih mungkin masih tak menjadi masalah, apalagi jika memang kondisi keuangan pada dasarnya sehat dan sudah diperhitungkan pula sejak perencanaan. Tapi, utang konsumtif ini yang biasanya membuat para karyawan mati kutu–mulai dari utang KTA, kartu kredit, hingga utang pembelian kendaraan.
3. Dana pensiun
Dana pensiun juga menjadi salah satu masalah keuangan yang umum terjadi pada karyawan, lantaran pada umumnya banyak karyawan yang tidak siap untuk pensiun–atau setidaknya, tidak siap untuk pensiun sejak dini.
Padahal kebutuhan dana pensiun ini sangatlah besar, apalagi jika kita menginginkan masa pensiun yang sejahtera. Yah, paling tidak nggak terlalu kontras deh dengan lifestyle yang kita jalani saat masih bekerja.
Menurut para ahli keuangan, untuk bisa menikmati masa pensiun yang sejahtera ini, kita setidaknya harus punya dana sebesar 70 – 80% dari penghasilan kita selama bekerja setiap bulannya. Jadi, kalau terbiasa hidup dengan penghasilan Rp10 juta per bulan, misalnya, maka agar bisa pensiun sejahtera kita harus mempunyai dana sebesar Rp7 juta per bulan selama masa pensiun.
Padahal kalau sudah pensiun, kita mungkin tidak akan punya penghasilan tetap. Mampukah kita membiayai hidup kita nanti?
4. Jaminan kesehatan dan proteksi lainnya
Banyak karyawan yang hanya mengandalkan asuransi dari BPJS Kesehatan untuk menjamin kesehatan mereka dan juga keluarga. Ini nggak salah sih, malah memang inilah yang disarankan.
Namun, akan lebih baik jika para karyawan juga punya asuransi yang dibeli sendiri dari swasta. BPJS Kesehatan memang sudah lengkap cakupan asuransinya, akan tetapi ada beberapa aspek dari asuransi kesehatan dari swasta yang juga menguntungkan. Salah satunya adalah soal antrean dan birokrasi yang panjang.
Tapi, asuransi kesehatan swasta kan mahal? Nah, itulah masalahnya. Jika karyawan punya pengetahuan literasi keuangan yang baik, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah. Dengan pengelolaan cash flow yang baik, karyawan pasti akan bisa mengalokasikan sedikit dari gajinya untuk membayar premi asuransi kesehatan swasta.
Proteksi lain yang sering belum dipunyai oleh karyawan adalah asuransi jiwa. Padahal ini juga penting banget, apalagi jika si karyawan merupakan tulang punggung keluarga.
5. Ketagihan akan sesuatu
Nah, masalah keuangan yang kelima ini ada kaitannya dengan poin pertama di atas, yaitu tentang kebutuhan lifestyle.
Semakin ke sini, orang memang sadar akan kebutuhan untuk hidup bahagia. Banyak di antara kita yang punya hobi atau kegemaran tertentu, yang kita lakukan karena kita memang suka melakukannya. Tak jarang, hobi atau kegemaran ini juga menyedot sebagian besar uang gaji yang dihasilkan dari bekerja bertahun-tahun.
Solusi untuk kelima jenis masalah keuangan para karyawan di atas sebenarnya cukup sederhana, yaitu pengetahuan mengenai literasi keuangan yang lebih menyeluruh. Mulai dari mengerti dan bisa merencanakan tujuan keuangan sendiri, bisa membuat anggaran dan disiplin melakukannya.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan bagi karyawan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Stand For Lupus, Together We Can!
10 Mei adalah Hari Lupus Sedunia. Peringatan Hari Lupus Sedunia diisi dengan beragam acara dan cara, mulai dari melakukan edukasi kepada masyarakat hingga menggelar berbagai kegiatan yang mendukung perjuangan para pengidap lupus.