Contoh Aset Akumulatif yang Perlu Dimiliki Sejak Muda
Dalam upaya untuk mempersiapkan masa depan (baca: masa pensiun) yang sejahtera, maka selagi masih berusia produktif, kita bisa mengumpulkan aset yang sesuai. Di QM Financial, kita mengenal ada 2 jenis aset, yaitu aset akumulatif dan aset generatif.
Aset akumulatif adalah suatu bentuk aset yang memiliki kemampuan untuk meningkat nilai dalam jangka waktu yang panjang. Konsepnya—dalam konteks mengumpulkan aset sebagai dana pensiun ini—adalah kumpulkan aset akumulatif dan kemudian mengubahnya menjadi aset generatif.
Contohnya seperti properti, saham, reksa dana, asuransi jiwa dengan manfaat investasi, dan tabungan atau deposito berjangka. Aset akumulatif membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai nilai optimal, namun dapat memberikan manfaat jangka panjang dan membantu seseorang mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang sebaiknya memiliki aset akumulatif:
- Memiliki aset akumulatif membantu seseorang memanajemen keuangan dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil di masa depan.
- Aset akumulatif dapat memberikan passive income, yaitu sumber pendapatan yang diterima secara terus-menerus tanpa harus bekerja atau melakukan aktivitas apa pun.
- Aset akumulatif membantu seseorang mempersiapkan masa depan finansial dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil di masa tua.
- Memiliki aset akumulatif dapat menambah net worth seseorang, yaitu perbedaan antara aset dan utang, dan membantu seseorang membangun kekayaan jangka panjang.
- Dengan memiliki aset akumulatif, seseorang memiliki lebih banyak sumber pendapatan dan memiliki keandalan finansial yang lebih tinggi, membantu mereka mengatasi masalah keuangan yang mungkin timbul di masa depan.
Kamu sebaiknya mulai mengumpulkan aset akumulatif sejak muda, atau secepat mungkin setelah mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil. Hal ini karena memiliki aset ini membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai nilai optimal, dan memiliki waktu yang lebih panjang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan potensi kenaikan nilai aset dalam jangka panjang. Selain itu, memiliki aset akumulatif sejak muda juga membantumu mempersiapkan masa depan finansial dengan lebih baik.
Contoh Aset Akumulatif untuk Dimiliki sejak Muda
Properti
Properti dapat diklasifikasikan sebagai aset akumulatif karena memiliki potensi untuk meningkat nilainya dalam jangka waktu yang panjang. Berikut adalah beberapa poin mengenai properti sebagai aset akumulatif:
- Properti memiliki nilai investasi yang relatif tinggi dan sering kali mengalami kenaikan nilai dalam jangka panjang.
- Properti dapat memberikan passive income melalui sewa atau penjualan kembali pada harga yang lebih tinggi.
- Properti dapat memberikan stabilitas finansial karena memiliki nilai investasi yang tinggi dan memberikan sumber pendapatan melalui sewa atau penjualan kembali.
- Properti memiliki kemampuan untuk memanfaatkan inflasi dan mempertahankan nilainya karena permintaan akan properti sering kali meningkat saat inflasi meningkat.
- Properti dapat menjadi bagian penting dari diversifikasi portofolio dan membantu seseorang meminimalkan risiko investasi.
Namun, perlu diingat bahwa investasi properti membutuhkan modal awal yang besar dan memerlukan waktu dan usaha untuk memahami pasar dan mengelola properti dengan baik. Oleh karena itu, kamu harus mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti.
Jenis properti yang baik sebagai aset akumulatif bervariasi tergantung pada tujuan dan kebutuhan masing-masing individu. Namun, beberapa jenis properti yang sering dianggap sebagai aset akumulatif yang baik meliputi:
- Rumah atau apartemen untuk disewakan
- Properti investasi komersial, seperti kantor, ruko, atau gedung
- Tanah, yang memiliki potensi kenaikan nilai yang baik dalam jangka panjang dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti bangunan rumah atau bisnis.
Namun, perlu diingat bahwa setiap jenis properti memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan riset secara mendalam terlebih dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti.
Produk pasar modal
Produk pasar modal seperti saham, reksa dana, dan obligasi juga merupakan contoh aset akumulatif yang menguntungkan jika dipilih dan dikelola dengan benar. Berikut adalah beberapa poin mengenai produk pasar modal sebagai aset akumulatif:
- Produk pasar modal memiliki potensi keuntungan yang tinggi jika dipilih dan dikelola dengan benar.
- Produk pasar modal dapat membantumu mendiversifikasikan portofolio dan meminimalkan risiko investasi.
- Produk pasar modal dapat dengan mudah diakses melalui platform investasi online atau dengan bantuan sekuritas.
- Produk pasar modal memungkinkan kamu untuk membeli dan menjual aset dengan cepat dan mudah.
Namun, perlu diingat bahwa produk pasar modal memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset lain seperti deposito atau emas. So, jangan lupa juga untuk do your own research ya.
Berikut adalah beberapa jenis produk pasar modal yang bisa dimanfaatkan sebagai aset akumulatif:
- Saham, atau tanda kepemilikan dalam perusahaan, yang memungkinkanmu untuk berpartisipasi dalam kenaikan harga perusahaan dan mendapatkan dividen.
- Reksa dana, yaitu wadah yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk berinvestasi dalam berbagai produk pasar modal, seperti saham, obligasi, atau deposito.
- Obligasi, yaitu surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dan memberikan imbalan bunga yang tetap.
- ETF (Exchange Traded Fund), yaitu reksa dana terbuka yang diperdagangkan seperti saham dan memungkinkan seseorang untuk berinvestasi dalam berbagai jenis aset sekaligus, seperti saham, obligasi, atau komoditas.
Berikut adalah beberapa tip untuk membangun aset akumulatif sejak usia muda:
- Ingat, #TujuanLoApa. Identifikasi dan tetapkan tujuan keuangan jangka panjangmu untuk membantu menentukan jenis aset akumulatif yang sesuai untuk kebutuhanmu.
- Belajar mengelola keuangan dengan baik, sehingga kamu dapat membuat perencanaan keuangan yang komprehensif.
- Fokus pada aset yang memiliki nilai jangka panjang.
- Mulailah dengan jumlah yang kecil, dan kemudian berinvestasilah secara teratur sesuai rencana. Investasi yang teratur dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang Anda.
- Belajarlah dan terus pantau asemu. Pelajari sebanyak mungkin mengenai aset yang kamu miliki dan terus memantau kinerjanya untuk memastikan bahwa kamu membuat keputusan investasi yang bijak.
Proses membangun aset akumulatif membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Jangan menyerah dan terus berusaha untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjangmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Beda Aset Akumulatif dan Aset Generatif Beserta Contohnya
Bahas obrolan Keisha dan Erina yang ada di bagian visual narrative lesson di aplikasi Levio x QM Financial lagi yuk! Iya, seru banget soalnya. Nah, di sini ada bagian ketika mereka ngobrolin soal aset akumulatif dan aset generatif.
Apa sih bedanya, sebenarnya?
Yuk, kita lihat
Aset Akumulatif dan Aset Generatif: Ini Bedanya
Aset Akumulatif
Aset akumulatif adalah aset yang didapatkan ketika kita melakukan investasi atau menabung hingga mencapai jumlah tertentu, sesuai dengan perhitungan kita di awal. Tabungan atau investasi yang mencapai jumlah tertentu ini kemudian dapat kita pergunakan, tetapi kita harus ingat, bahwa jumlah tabungan ini nantinya akan habis pada waktunya.
Misalnya begini.
Kita mengumpulkan uang, katakanlah di tabungan, secara konsisten sesuai rencana hingga akhirnya dapat mencapai Rp100 juta. Pada waktunya, uang Rp100 juta ini kemudian dipakai untuk kebutuhan tertentu. Maka uang Rp100 juta ini pun habis.
Untuk punya uang lagi, kita harus mulai menabung lagi dari awal.
Contoh produk untuk aset akumulatif ini adalah tabungan, deposito, reksa dana, emas, dan unitlink.
Mari kita lihat contohnya pada tabungan dan deposito
Tabungan dan deposito sama-sama merupakan produk perbankan. Keduanya bisa menjadi aset akumulatif yang bisa menjadi instrumen kita untuk memenuhi beberapa jenis kebutuhan.
Biasanya, kita menabung untuk suatu tujuan dengan cara menyisihkan penghasilan dengan alokasi tertentu. Kamu dapat menabung kapan saja dan kamu dapat mengambil uang di tabungan kamu kapan saja, untuk keperluan apa saja.
Meskipun dengan tabungan kamu bisa mendapatkan bunga, tetapi kalau pokok tabungan itu sendiri kamu pergunakan, maka di suatu titik, tabungan akan habis.
Begitu juga dengan deposito. Jika dilihat sekilas, deposito hampir mirip dengan tabungan karena keduanya dapat berfungsi untuk menyimpan uang. Namun keduanya adalah hal yang berbeda. Deposito adalah produk dari bank yang dapat dikategorikan sebagai investasi. Deposito dapat habis, ketika kamu memakai pokok deposito saat sudah jatuh tempo untuk suatu kebutuhan.
Misalnya saja. Kita mendepositokan dana sebesar Rp200 juta, dengan suku bunga 5% untuk tenor 2 tahun. Di masa akhir jatuh tempo, dana pokok deposito tersebut cair. Berikut dengan bunganya, dana deposito kita ambil semua untuk membayar biaya sekolah anak di luar negeri.
Nah, ini artinya, dana di deposito habis. Untuk bisa mendapatkannya lagi, maka kita harus menyetorkan dana segar lagi ke deposito tersebut.
Aset Generatif
Aset generatif adalah aset aktif yang dikumpulkan dan kemudian bisa dikonversi sedemikian rupa sehingga mampu mendatangkan passive income.
Misalnya kita memiliki uang Rp2 miliar, lalu uang tersebut disimpan di bank dalam bentuk deposito. Bunga deposito yang diperoleh, katakanlah, 5% dalam satu tahun. Itu artinya, dalam satu bulan, kita akan menerima bunga yang bisa dipakai untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Dana pokok deposito tidak terganggu, kita “hanya” mengambil hasil pengembangannya saja untuk digunakan. Ini artinya, kita menggunakan deposito tersebut sebagai aset generatif.
Selain deposito, yang termasuk aset generatif lainnya adalah surat berharga dan properti.
Surat berharga
Surat berharga merupakan surat yang memiliki nilai dan diakui serta dilindungi oleh hukum sehingga dapat digunakan untuk alat transaksi perdagangan, penagihan, pembayaran dan sejenisnya. Terdapat 2 jenis surat berharga yaitu saham dan obligasi.
Saham merupakan surat berharga perusahaan yang memberikan peluang kepada investor untuk mendapatkan keuntungan. Aset generatif saham misalnya didapatkan dari pembagian dividen.
Obligasi atau surat utang merupakan aset aktif yang berupa surat pernyataan peminjaman dana yang berasal dari suatu pihak. Pihak yang mendapatkan pinjaman dana harus memenuhi beberapa kewajiban kepada pihak yang memberi pinjaman atau investor.
Salah satu kewajiban pihak peminjam yang biasanya disepakati adalah membayar bunga atau kupon secara berkala. Nah, kupon atau bunga ini bisaa digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan pokok pinjamannya “tidak terganggu” dan tetap utuh. Di sinilah, surat utang ini berfungsi sebagai aset generatif.
Properti
Aset aktif properti juga bisa menjadi aset generatif. Misalnya saja rumah petak. Kita punya dua rumah petak; yang satu ditinggali bersama keluarga, sedangkan yang lain disewakan, yang kemudian dapat memberikan penghasilan berupa uang sewa. Maka properti kedua ini adalah aset generatif.
Nah, sekarang sudah jelas kan ya, bedanya?
Kalau dalam modul di Levio, aset akumulatif dan aset generatif ini dianalogikan dengan ayam pedaging dan ayam petelur.
Pengin tahu lebih jauh tentang aset akumulatif dan aset generatif, atau mungkin penasaran dengan pelajaran finansial apa lagi yang bisa didapatkan di aplikasi Levio x QM Financial ini?
Yuk, segera daftarkan dirimu untuk bisa mencoba pengalaman belajar finansial seru dengan metode gamified microlearning di sini!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.