Budaya Pengelolaan Keuangan dari Warga 7 Negara Dunia yang Bisa Dipelajari
Pernah penasaran enggak, gimana orang-orang di luar sana—di luar Indonesia, maksudnya—mengelola keuangannya? Pasalnya, kita tahu dong pasti, bahwa basic budaya itu sedikit banyak memengaruhi cara pengelolaan keuangan pribadi orang tersebut. Bisa jadi karena ada tradisi tertentu, atau kondisi sosialnya, atau bahkan kondisi alam di mana orang tinggal, yang memengaruhi cara mengelola uang masing-masing.
Seru banget pasti, kalau kita bisa tahu bagaimana cara pengelolaan keuangan mereka masing-masing. Siapa tahu, bisa belajar hal baru, iya nggak sih?
Table of Contents
Budaya dan Kebiasaan Pengelolaan Keuangan dari 7 Warga Negara di Dunia
Budaya dan kebiasaan itu berkaitan erat. Termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. So, dari hasil penelusuran ke beberapa sumber, warga dari beberapa negara ternyata punya kebiasaan pengelolaan keuangan yang khas dan menarik lo. Yuk, coba kita lihat.
1. Jepang: Menabung sebagai Kebiasaan Inti
Di Jepang, kebiasaan menabung telah menjadi bagian inti dari budaya mereka, yang mewakili nilai-nilai seperti kehati-hatian dan perencanaan untuk masa depan.
Masyarakat Jepang sudah memulai kebiasaan ini sejak usia muda, dengan tujuan untuk mengumpulkan tabungan yang dapat digunakan dalam situasi darurat atau untuk investasi jangka panjang.
Kebiasaan pengelolaan keuangan dengan menabung ini enggak hanya menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup yang lebih luas yang menghargai kesederhanaan dan kehidupan yang bebas dari utang. Dengan mengutamakan pengeluaran yang bijaksana dan menghindari pemborosan, masyarakat Jepang menunjukkan komitmen mereka terhadap stabilitas finansial dan kesejahteraan jangka panjang, baik secara individu maupun sebagai komunitas.
2. Amerika Serikat: Fokus pada Investasi dan Kredit
Di Amerika Serikat, orang-orang punya kecenderungan kuat dalam hal penggunaan kredit dan partisipasi aktif dalam pasar saham.
Penggunaan kredit, baik melalui kartu kredit maupun pinjaman, dianggap sebagai alat yang vital dalam membangun dan memelihara skor kredit, yang berperan penting dalam ekonomi Amerika.
Di sisi lain, investasi di pasar saham enggak cuma dilihat sebagai cara untuk mengamankan masa depan finansial tetapi juga sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Dengan adanya berbagai sumber daya dan platform yang memudahkan akses ke pasar saham, semakin banyak orang Amerika yang melihat investasi sebagai cara untuk meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Budaya ini menggambarkan sebuah masyarakat yang berani mengambil risiko dan inovatif dalam pengelolaan keuangan, selalu mencari peluang untuk tumbuh secara finansial melalui berbagai bentuk investasi.
3. India: Emas sebagai Investasi dan Simbol Status
Di India, emas memegang posisi yang sangat khusus dan multifaset dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Lebih dari sekadar investasi yang aman, emas dianggap sebagai simbol kemakmuran, status, dan bagian tak terpisahkan dari banyak tradisi budaya.
Keluarga di India umumnya memiliki dan mengakumulasi emas sebagai instrumen atau aset jangka panjang. Mereka memanfaatkannya sebagai pengaman terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi.
Selain itu, emas memiliki peran penting dalam berbagai upacara dan perayaan, terutama dalam pernikahan. Pemberian perhiasan emas enggak cuma dianggap sebagai hadiah, tetapi juga sebagai simbol berkah dan keinginan baik.
Investasi dalam emas di India enggak terbatas pada perhiasan. Emas batangan dan yang berbentuk koin juga sama populernya.
4. Jerman: Kecenderungan untuk Menghindari Utang
Orang Jerman terkenal memiliki disiplin yang kuat, nyaris sama dengan orang Jepang dalam hal pengelolaan keuangan. Masyarakat Jerman secara umum dikenal memiliki kecenderungan untuk menghindari utang, menunjukkan preferensi yang jelas untuk hidup sesuai dengan kemampuan finansial mereka.
Konsep ini juga tercermin dalam kebiasaan sehari-hari mereka yang cenderung menghindari hal-hal seperti belanja impulsif. Mereka lebih memprioritaskan nilai dan ketahanan suatu barang, ketimbang beli harga murah tapi mudah rusak.
Fokus pada tabungan juga sangat menonjol, dengan banyaknya orang Jerman memilih untuk menabung secara konsisten untuk masa depan, daripada menghabiskan uang untuk kepuasan jangka pendek.
Mentalitas ini mencerminkan nilai-nilai seperti ketanggungan, ketelitian, dan perencanaan jangka panjang, yang telah menjadi bagian penting dari budaya Jerman.
5. Tiongkok: Menabung untuk Masa Depan
Di China, konsep menabung uang enggak sekadar kebiasaan, tetapi merupakan sebuah tradisi yang berakar kuat.
Menabung sering kali dilihat sebagai cara paling efektif untuk memastikan keamanan finansial di masa depan. Prinsip ini sudah diajarkan dari generasi ke generasi.
Menabung bagi orang Tiongkok adalah tanggung jawab sosial dan keluarga. Ada pemahaman, bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk merawat anggota keluarga yang lebih tua. Jadi, menabung dianggap penting demi memenuhi tanggung jawab ini, memastikan bahwa ada sumber daya yang cukup untuk menyokong kehidupan keluarga, terutama pada masa pensiun orang tua.
Praktik ini mencerminkan nilai-nilai konfusianisme tentang penghormatan dan perawatan terhadap orang tua. Dengan demikian, dalam konteks ini, menabung tak hanya dilihat sebagai keputusan finansial yang bijak, tetapi juga sebagai ekspresi cinta dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga.
6. Brasil: Kegembiraan dan Kehidupan Sosial
Budaya Brasil dikenal dengan semangat komunitasnya. Mereka cenderung selalu bersemangat, hangat, dan punya jiwa sosial tinggi.
Di negara ini, pentingnya menjalin hubungan sosial dan merayakan kehidupan tercermin dalam cara pengelolaan keuangan penduduknya. Mereka umumnya spontan dan fleksibel dalam pengeluaran, dengan menekankan pentingnya menikmati momen sekarang, dan banyak berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan budaya. Mulai dari pertemuan keluarga yang besar, pesta jalanan, hingga acara-acara musik dan tari yang meriah.
Dalam banyak keluarga Brasil, kebiasaan menabung dan pengelolaan anggaran yang bijaksana tetap menjadi prioritas. Keseimbangan antara menikmati kehidupan dan bertanggung jawab secara finansial merupakan bagian dari etos masyarakat Brasil.
7. Swedia: Investasi dalam Kesejahteraan Sosial
Swedia, dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem kesejahteraan sosial yang paling maju di dunia. Warga negara ini umumnya paham, bahwa pajak tinggi merupakan trade-off terhadap sarana untuk mendanai layanan sosial yang luas dan inklusif.
Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai kolektif dan komitmen terhadap kesejahteraan bersama. Mereka melihat bahwa kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial yang berkualitas merupakan hak dasar setiap warga.
Warga Swedia memandang penting setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, orang tua, dan mereka yang membutuhkan perawatan khusus. Karena itu, ada berbagai program dan inisiatif yang didanai oleh pajak.
Di Swedia, orang percaya bahwa kesejahteraan adalah tanggung jawab bersama masyarakat. Secara bersama inilah, mereka punya standar kualitas hidup yang tinggi dan rasa keamanan sosial yang kuat.
Setiap negara dan budayanya menawarkan perspektif yang unik terhadap pengelolaan keuangan pribadi, mencerminkan nilai, sejarah, dan kondisi ekonomi masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hmmm …
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Seperti Putri Ariani, Ini Hal Keuangan untuk Orang Tua yang Ingin Mengantar Anak Mewujudkan Mimpi
Putri Ariani, bintang yang baru-baru ini mencuri perhatian publik lewat penampilannya yang memukau di America’s Got Talent, adalah contoh nyata dari betapa pentingnya dukungan orang tua dalam mewujudkan mimpi anak.
Ketika Putri menaiki panggung dengan suara emasnya, di balik itu adalah jalinan perjuangan, pengorbanan, dan dukungan finansial yang tak terhitung dari orang tuanya. Kepedulian dan dukungan orang tua terhadap aspirasi anak tak hanya bersifat moral, tetapi juga melibatkan aspek keuangan yang tak kalah pentingnya.
Hal ini menjadi sebuah peringatan bagi orang tua yang ingin membantu anak mereka meraih mimpi, terutama di bidang yang membutuhkan investasi waktu dan sumber daya, seperti musik, olahraga, atau seni. Pengelolaan keuangan yang cermat, perencanaan jangka panjang, dan pemahaman akan biaya yang mungkin timbul dalam proses tersebut adalah kunci suksesnya peran orang tua dalam mengantar anak mewujudkan ambisinya.
Dengan semakin banyaknya kisah sukses seperti Putri Ariani, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mendukung mimpi anak bukan hanya tentang menyemangati, tetapi juga memastikan keberlangsungan dukungan secara finansial.
So, kali ini, kita akan membahas berbagai aspek keuangan yang harus diperhatikan oleh orang tua yang ingin serius mendampingi anak dalam mengejar impian mereka, mulai dari pengelolaan dana, perencanaan anggaran, hingga cara menghadapi berbagai tantangan finansial yang mungkin muncul di sepanjang perjalanan tersebut.
Menjadi Supporter Mimpi Anak dan Hal Keuangan di Baliknya yang Harus Diwaspadai
Mendukung mimpi anak yang ingin sesukses Putri Ariani adalah salah satu aspek krusial dalam perkembangan mereka, dan ini melibatkan lebih dari sekadar dorongan emosional.
Dukungan keuangan sering kali menjadi komponen penting dalam membantu anak mencapai tujuan mereka. Berikut adalah beberapa cara di mana keuangan terkait dengan mendukung mimpi anak, dan apa yang perlu diwaspadai oleh orang tua:
Investasi Awal
Untuk hampir setiap aspirasi atau mimpi, ada biaya awal yang harus dikeluarkan. Misalnya, jika anak bercita-cita menjadi musisi, mereka akan memerlukan instrumen musik, pelajaran musik, dan mungkin biaya rekaman.
Jika bercita-cita menjadi atlet, mereka akan memerlukan perlengkapan olahraga, pelatihan, dan biaya partisipasi dalam kompetisi. Orang tua harus siap dengan investasi awal ini dan memahami bahwa ini adalah langkah pertama dalam mendukung mimpi anak.
Biaya Berkelanjutan
Selain biaya awal, ada juga biaya berkelanjutan yang harus dipertimbangkan. Ini bisa berupa biaya pelajaran lanjutan, biaya perjalanan untuk kompetisi, atau biaya pemeliharaan peralatan. Ini adalah aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan jangka panjang.
Seperti Putri Ariani, yang orang tuanya dengan sigap menerbangkannya ke Amerika Serikat untuk mengejar mimpi. Pastinya biayanya tidak murah, bukan?
Pengorbanan Waktu dan Sumber Daya
Mendukung mimpi anak mungkin juga berarti mengorbankan waktu dan sumber daya yang bisa saja dialokasikan untuk hal lain. Hal ini perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan keuangan keluarga.
Keseimbangan Antara Dukungan dan Keberlanjutan Finansial
Penting bagi orang tua untuk menemukan keseimbangan antara mendukung mimpi anak dan memastikan keberlanjutan finansial keluarga. Mengalokasikan terlalu banyak sumber daya ke satu arah dapat menyebabkan tekanan finansial.
Pendidikan Finansial untuk Anak
Sementara mendukung mimpi anak, penting juga untuk mendidik mereka tentang manajemen keuangan. Ini akan membantu mereka nantinya jika ternyata mereka mendapatkan penghasilan dari minat dan mimpinya tersebut. Jangan sampai mereka memiliki konsep yang keliru tentang uang, dan akan membuat mereka memiliki hubungan yang tidak baik dengan uang.
Dengan memahami nilai uang dan pentingnya pengelolaan sumber daya dengan bijaksana, mereka akan bisa mendapatkan manfaatnya untuk sepanjang hidup.
Kesiapan untuk Ketidakpastian
Tidak semua mimpi berujung pada kesuksesan, dan kadang ada risiko finansial yang terlibat. Orang tua perlu siap untuk menerima bahwa terkadang, meskipun sudah banyak investasi yang dikeluarkan, hasilnya mungkin tidak sesuai harapan. Ini penting untuk diantisipasi dan diakui sebagai bagian dari proses.
Dengan memahami dan menavigasi tantangan dan aspek keuangan ini dengan bijaksana, orang tua dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anak-anak mereka dalam mewujudkan mimpi mereka seperti Putri Ariani, sambil menjaga keseimbangan dan keberlanjutan finansial keluarga.
Yang Bisa Dilakukan oleh Orang Tua untuk Dukung Anak Meraih Mimpi seperti Putri Ariani
Agar orang tua dapat mengatur keuangan dengan efektif untuk mendukung dan mengantar anak meraih mimpinya seperti Putri Ariani, ada beberapa langkah dan strategi yang bisa diambil.
Menetapkan Prioritas dan Tujuan
Orang tua harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh anak mereka dan berapa banyak sumber daya yang diperlukan. Dengan mengetahui prioritas, orang tua dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana mengalokasikan keuangan.
Menyusun Anggaran
Membuat anggaran khusus untuk mendukung mimpi anak seperti Putri Ariani adalah langkah penting. Ini harus mencakup estimasi biaya awal, biaya berkelanjutan, dan dana darurat untuk ketidakpastian. Pastikan juga untuk memasukkan biaya pendidikan dan kebutuhan lainnya.
Jangan sampai cash flow secara keseluruhan terganggu, hingga kebutuhan-kebutuhan penting terlupakan.
Menabung dan Investasi
Mulai menabung dan berinvestasi lebih awal untuk tujuan jangka panjang. Investasikan dalam instrumen yang aman dan berkembang sehingga dana tersebut dapat berkembang seiring waktu. Ini akan membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk mendukung mimpi anak.
Mencari Sumber Pendanaan Eksternal
Terkadang, dukungan keuangan dari keluarga mungkin tidak cukup. Dalam kasus ini, orang tua bisa mencari beasiswa, hibah, sponsor, atau pendanaan crowdfunding untuk membantu menutupi biaya yang diperlukan.
Pengelolaan Utang dan Kredit
Jika perlu mengambil pinjaman untuk mendukung mimpi anak, pastikan untuk mengelola utang dengan bijaksana. Jangan mengambil lebih banyak utang daripada yang mampu dibayar kembali dan selalu berupaya untuk mempertahankan skor kredit yang baik.
Fleksibilitas dan Adaptasi
Kondisi keuangan dan tujuan anak dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk tetap fleksibel dan siap menyesuaikan rencana keuangan sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
Pengendalian Emosi dan Pengambilan Keputusan Rasional
Dalam mendukung mimpi anak, penting untuk tidak terbawa emosi dalam pengambilan keputusan keuangan. Selalu evaluasi opsi dengan kepala dingin dan fokus pada keberlanjutan finansial jangka panjang.
Menjaga Keseimbangan Hidup
Sambil mendukung mimpi anak yang ingin sesukses Putri Ariani, jangan melupakan kebutuhan dan aspirasi anggota keluarga lainnya. Pastikan untuk menjaga keseimbangan dalam pengeluaran dan investasi untuk seluruh keluarga.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, orang tua dapat lebih efektif dalam mengatur keuangan mereka untuk mendukung dan mengantar anak-anak mereka dalam meraih mimpinya.
Kesuksesan Putri Ariani yang viral bisa menjadi inspirasi bagi banyak keluarga yang ingin melihat anak-anak mereka mewujudkan mimpinya.
Dalam perjalanan yang penuh tantangan ini, peran orang tua tidak hanya sebagai pemberi semangat, tetapi juga sebagai penopang keuangan yang stabil. Dengan perencanaan, pengelolaan, dan pendekatan yang bijaksana terhadap keuangan, orang tua dapat meletakkan pondasi kokoh bagi masa depan anak-anak mereka.
Kunci keberhasilan terletak pada keseimbangan antara mendukung aspirasi dengan menjaga keberlanjutan finansial keluarga. Ingatlah bahwa investasi dalam pendidikan dan mimpi anak adalah investasi dalam masa depan yang lebih cerah dan penuh makna. Biarkan kisah Putri Ariani menjadi pemicu bagi kita semua untuk berinvestasi secara cerdas dalam impian anak-anak kita dan mendukung mereka dengan penuh cinta dan dedikasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Siapa The Fed? Dan Mengapa Berpengaruh pada Ekonomi Dunia?
Pernah mendengar nama The Fed? Mungkin bagi sebagian orang yang aktif dalam perkembangan ekonomi global, namanya sudah tidak asing didengar. Puluhan tahun The Fed atau Federal Reserve Bank menjadi Bank Sentral Amerika Serikat yang berperan secara dominan sebagai pencetak uang dolar AS.
Bahkan, Bank Indonesia hingga bank negara di dunia ikut mempertimbangkan keputusan dari The Fed saat akan membuat kebijakan. Kok bisa ya? Itu semua karena dolar AS merupakan mata uang yang paling banyak digunakan sebagai alat transaksi resmi dalam perdagangan internasional, terutama sebelum IMF mengakui Euro dan Yuan. Sistem kapitalisme ini membuat power The Fed semakin luar biasa karena berpengaruh pada taraf global.
Siapa Sebenarnya The Fed?
The Fed sebagai gabungan dari bank sentral di negara bagian AS terdiri dari tiga entitas utama, yaitu gabungan dari 12 bank sentral regional yang bernama Federal Reserve Banks, dewan gubernur, dan Federal Open Meeting Committee (FOMC). FOMC ini yang digunakan oleh The Fed sebagai media utama dalam berkomunikasi dengan investor terkait kebijakan moneter. FOMC sering mengadakan rapat berkala dan pemungutan suara dalam menetapkan suku bunga sampai proyeksi ekonomi.
Menariknya, meski terdiri dari 12 bank, sesungguhnya semuanya merupakan bank milik swasta. Dewan gubernurlah yang menjadi struktur puncak dari The Fed sebagai bentuk lembaga pemerintah pusat, tapi sifatnya independen.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1913 berdasarkan undang-undang Federal Reserve dengan fungsi sebagai bank sentral negara. Tapi, sistem Federal Reserve tidak dimiliki oleh siapa pun. Nantinya Dewan Gubernur yang berfungsi sebagai agen pemerintah federal melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada kongres.
Dewan Gubernur Federal Reserve ditunjuk oleh presiden yang nantinya dikonfirmasi oleh senat. Tugasnya memberikan panduan umum bagi sistem bank dan mengawasi 12 bank Federal Reserve. Dewan ini akan melapor dan bertanggung jawab langsung pada kongres, namun tidak didanai menggunakan alokasi kongres. Ketua dan staf yang lain bersaksi di depan kongres dan dewan menyerahkan laporan kebijakan moneter mengenai perkembangan ekonomi terbaru dan rencana kebijakan moneter selanjutnya. Setelah itu dewan akan mempublikasikan laporan keuangannya yang diaudit secara independen dan mengumumkan notulen rapat FOMC.
Pengaruh Keputusan The Fed pada Ekonomi Dunia
Dolar AS yang menjadi mata uang global dan diterima di dunia membuat keputusan The Fed menjadi sangat berpengaruh dalam mengubah kondisi pasar global. Semua negara bahkan sudah menjadikan dolar AS menjadi cadangan devisa. Hal inilah yang menjadikan The Fed digunakan sebagai acuan bank sentral di seluruh dunia. Seperti yang telah disebutkan di atas, keputusan The Fed akan dijadikan dasar bank sentral di dunia dalam mengambil kebijakan moneter.
Bukan hanya itu saja, keputusan yang dibuat FOMC pun akan memberikan pengaruh besar terhadap nilai tukar dolar AS, akibatnya mata uang lain terkena dampaknya. Bahkan, karena kebijakan FOMC, saham di bursa efek AS ikut menjadi naik turun. Belum lagi perkara hasil obligasi dengan pasar keuangan. Tak heran para investor akan mempertimbangkan keputusan dari rapat yang diadakan oleh FOMC saat menjalankan investasinya.
Selain itu, The Fed mampu menguasai Amerika karena menjadi lembaga keuangan yang penting sekaligus pemilik otoritas tertinggi dalam menentukan kebijakan keuangan yang ada dalam lembaga tersebut. Hal ini juga menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang punya kekuatan ekonomi paling tinggi di seluruh dunia.
Selain punya wewenang menentukan kebijakan moneter, The Fed punya wewenang untuk melakukan monopoli pencetakan uang, memberikan utang, hingga mengendalikan peredaran mata uang. Tak heran jika akhirnya keputusan The Fed memberikan pengaruh pada ekonomi dunia.
Istilah Kebijakan The Fed
Kebijakan The Fed yang digunakan para investor dan pelaku kebijakan FOMC dikenal dengan istilah Hawkish dan Dovish. Hawkish diartikan sebagai elang yang tajam menukik ke bawah untuk memburu mangsa. Sedangkan Dovish diartikan sebagai dove atau merpati yang lembut dan bisa terbang sampai ke titik tertinggi.
Istilah Hawkish digunakan untuk mewakili kebijakan The Fed yang tidak pro pasar seolah-olah menyerang mangsa. Contohnya seperti keputusan yang dikeluarkan bank sentral dalam menaikan suku bunga. Kebijakan ini jelas tidak diharapkan oleh pelaku pasar. Namun, kurs dolar AS tentu akan meningkat dari aliran Hot Money yang asalnya dari negara berkembang ke Amerika Serikat.
Sementara untuk dovish mewakili keputusan atau kebijakan FOMC yang pro pasar. Misalnya jika The Fed menahan untuk menaikan suku bunga. Tentu kebijakan ini akan disambut positif oleh pelaku pasar yang diikuti dengan aktivitas pasar yang terbilang agresif meski kurs dolar AS jadi melemah.
Kedua kebijakan tersebut merupakan gambaran arah kebijakan bank sentral yang pro pasar atau tidak. Selebihnya ekonomi global sebenarnya terlalu kompleks dan punya banyak faktor yang mempengaruhinya.
Nah, itu dia sedikit penjelasan mengenai The Fed. Sekarang pastinya kamu sudah enggak bingung lagi kalau menjumpai istilah ini di mana-mana. Enggak bertambah pusing kan? Semoga enggak dong ya, artikel ini sekadar membantumu untuk menambah wawasan seputar ekonomi saja.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kebiasaan Para Pekerja di 6 Negara Paling Produktif di Dunia
LinkedIn pernah mengadakan survei terhadap 18.000 pekerja di 26 negara, termasuk Indonesia, mengenai kondisi dan kebiasaan para pekerja pada umumnya. Hasil survei ini menunjukkan bahwa sebanyak 84% pekerja di Indonesia (sekitar tahun 2014 itu) merasa puas dengan pekerjaan yang mereka miliki saat ini.
Namun, ada kebiasaan para pekerja yang juga terdata–yang menjadi sisi lain dari kondisi para pekerja ini. Ternyata, kepuasan terhadap pekerjaan ini tidak serta merta menjamin kesetiaan para pekerja pada si pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan tempat mereka bekerja. Jika mereka mendapatkan tawaran kesempatan untuk menjajaki karier yang lebih baik ataupun tunjangan dan benefit yang lebih tinggi, maka tak tertutup kemungkinan mereka akan melompat ke perahu yang lain itu.
Hmmm. Menarik ya, faktanya?
Lalu, bagaimana dengan kondisi dan kebiasaan para pekerja di negara lain, utamanya negara-negara yang dikenal orang-orangnya sangat produktif? Samakah dengan kondisi dan kebiasaan para pekerja di Indonesia? Mari kita lihat.
Kondisi dan Kebiasaan Para Pekerja di 6 Negara Paling Produktif di Dunia
1. Amerika Serikat
Secara umum, budaya kerja dan kebiasaan para pekerja di Amerika dipuji karena menekankan pada kreativitas. Banyak perusahaan yang memprioritaskan sisi imajinatif dan rasa ingin tahu karyawan sehingga mereka menciptakan ruang kerja berdesain unik.
Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana bekerja yang nyaman dan stimulatif untuk membantu para pekerjanya memiliki ide-ide yang lebih baik.
Kita juga bisa mencontoh kebiasaan para pekerja dan budaya kerja mereka. Jangan ragu untuk mengubah tata letak kubikel agar lebih kreatif dan berwarna. So, coba lakukan langkah kecil ini hari ini, supaya kita termotivasi bekerja lebih baik lagi.
2. Swedia
Peneliti di Departemen Ekonomi di Goteborg University, Swedia, mengatakan bahwa memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan menambah wawasan adalah hal yang sangat penting dan menjadi kebiasaan para pekerja di Swedia.
Hampir seluruh perusahaan yang ada di sana selalu mendorong dan mendukung para pekerjanya untuk melanjutkan pendidikan ataupun mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Bahkan, para pekerja juga didorong untuk memperdalam hobi masing-masing, untuk kebaikan bisnis perusahaan juga.
Menarik banget ya?
3. Norwegia
Negara lainnya dengan ranking tinggi di OECD Better Life Index adalah Norwegia. Di negara ini, budaya kerja ditandai dengan berlakunya flat structure, atau non-hierarki. Wah, ini baru nih, karena di Indonesia, hal yang seperti ini kayaknya jarang (atau bahkan, belum pernah) ditemui.
So, buat yang baru bekerja di Norwegia, barangkali akan sulit membedakan antara atasan dan anak buah, karena semuanya berfokus pada kesetaraan.
Selain itu, kebiasaan para pekerja lainnya di Norwegia yang cukup menarik adalah perusahaan selalu berusaha untuk memberdayakan karyawannya dengan kemandirian dan menghargai prestasi individu. Hal ini sesuai dengan studi yang pernah dilakukan oleh California State University, yang menyebutkan bahwa kebiasaan para pekerja untuk mandiri dalam bekerja ini akan meningkatkan semangat mereka untuk menyelesaikan tugas.
4. Australia
Sebuah studi lain menunjukkan, bahwa tiga dari empat pekerja di Australia merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Ada beberapa alasan. Salah satunya adalah kebiasaan para pekerja di Australia dalam menjunjung tinggi kejujuran.
Penelitian dari University of Montreal menunjukkan, bahwa ada hubungan positif antara kesejahteraan dan kejujuran para pekerja di tempat kerja masing-masing. Jika para pekerja merasakan keterbukaan dan kejujuran di tempat kerja, maka mereka pun akan merasa bahwa keberadaan mereka di kantor dianggap berarti.
Well, secara teori sih memang ya, bersikap jujur ini nampak mudah saja. Tapi pada praktiknya, hmmm … susah. Setuju nggak? Tapi seharusnya tetap bisa kok dijadikan sebagai kebiasaan para pekerja di Indonesia juga. Kita bisa memulainya dengan tidak menutupi sesuatu yang tidak menyenangkan yang terjadi di kantor. Misalnya saja, jangan menutupi ketidakmampuan kita dalam menyelesaikan satu tugas. Jika kita jujur, maka pastinya rekan kerja akan bisa turun tangan membantu kita, bukan?
5. Spanyol
Kebiasaan para pekerja di Spanyol adalah mereka memulai hari di pukul 09.00 dan berakhir di pukul 19.00, dengan istirahat panjang selama dua jam, mulai dari pukul 14.00.
Saat makan siang pun, para pekerja akan berhenti total dari pekerjaannya dan menikmati waktu untuk rileks to the fullest. Mereka akan menghindari segala topik percakapan yang berhubungan dengan pekerjaan. Mereka pun tidak akan membuat janji meeting antara pukul 14.00 hingga pukul 16.00, demi terpenuhinya waktu istirahat mereka.
Menurut Prof. John Traugakos dari University of Toronto, istirahat adalah kunci untuk memastikan produktivitas jangka panjang dan menghindari burn out.
Hmmm, apa kabar kita, para pekerja di Indonesia? Lunch biasa banget sambil meeting kan ya? Istirahat pukul 12.00 – 13.00, biasa banget kalau dihabiskan dengan tetap berada di kubikel untuk menyelesaikan pekerjaan. Bahkan, jangan salah, pekerjaan juga dibawa pulang untuk dikerjakan sambil santai di atas kasur. Ehem.
6. Denmark
Ternyata, para pekerja Denmark adalah termasuk ke dalam daftar pekerja paling bahagia sedunia lo. Hal ini berkaitan dengan jumlah benefit luar biasa yang mereka dapatkan dari hasil kerja mereka.
Selain itu, menurut laporan Randstand Workmonitor, orang-orang di Eropa Utara menunjukkan kepuasan bekerja yang tinggi karena merasa sangat cocok dengan posisi masing-masing saat ini. Menurut survei, hampir setengah pekerja di seluruh dunia merasa overqualified untuk pekerjaan yang mereka lakukan saat ini. Tapi, para pekerja di Denmark hanya 28% merasakan hal yang sama.
Nah, gimana nih? Sampai di sini, sudah “gatal” belum dengan kondisi dan kebiasaan diri sendiri dalam bekerja? Sudah mikir, “Dih, pantes aja jadi nggak produktif sehari-harinya!” belum?
Well, kita bisa juga kok mengubah kebiasaan kita dalam bekerja mulai hari ini, mengikuti beberapa kebiasaan para pekerja di negara-negara paling produktif di atas. Misalnya, kita bisa mulai dengan menambah wawasan baru dengan mengikuti training ataupun workshop yang pas dengan kebutuhan.
Untuk training keuangan, Anda bisa mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.