“Berapa penghasilan Anda?”
Ini adalah salah satu pertanyaan standar dari seorang konsultan keuangan. Pertanyaan biasa aja, kok. Tapi sering jadi hal sensitif, terutama untuk seorang pemilik bisnis.
Biasanya jawaban pemilik bisnis adalah sebagai berikut.
“Ada deh, gajian. Walau kecil.”
“Oh.. gaji saya tergantung omzet.”
“Gajian? Sorry, saya kan entrepreneur ,jadi gak gajian lah!”
Tahukah Anda, bahwa seorang pemilik bisnis memiliki 2 jenis hak dalam usahanya? Ia berhak menerima gaji, karena bekerja di dalam bisnis itu sendiri. Ia juga berhak menerima bagi hasil dari profit yang dihasilkan usaha, karena menjadi pemilik usaha.
Dilema yang sering dihadapi oleh pemilik bisnis adalah mana yang harus menjadi prioritas utama? Seringkali pemilik bisnis mengesampingkan gaji untuk dirinya sendiri demi cashflow usaha yang lebih lancar atau perhitungan profit yang baik di mata para pemilik usaha/investor.
Tentu keduanya sah saja menjadi alasan. Akan tetapi dari sisi perencanaan keuangan, ini bisa menjadi bom waktu. Sebuah keluarga atau seorang individu selalu memiliki pengeluaran untuk dirinya sendiri. Maka, seperti apapun bentuk usahanya, seorang pemilik bisnis akan membutuhkan allowance untuk membayar biaya hidupnya. Angka inilah yang oleh karyawan disebut gaji, namun bagi pemilik bisnis sering luput dari perhatian.
Profit dulu!
Banyak pemilik bisnis berpikir, profit dulu!
Dalam perhitungan bisnis, penghasilan dikurangi pengeluaran sama dengan profit. Pemilik bisnis cenderung memilih profit dan menghilangkan elemen gaji yang seharusnya menjadi bagian dari pengeluaran. Padahal ini artinya ada hidden cost alias pengeluaran tersembunyi!
Boleh saja kok, mendahulukan profit. Tapi pemilik bisnis harus sadar betul, bahwa ini hanya bisa dilakukan untuk sementara. Misalnya, untuk bisnis yang baru dimulai. Jika belum bisa gajian rutin, paling tidak harus ada ongkos yang dibayarkan seperti telekomunikasi dan transportasi.
Gaji dulu!
Namanya butuh uang, ya gajian dulu. Wajar, kan.
Jangan sampai kewajiban menafkahi keluarga terbengkalai dengan alasan ‘sedang merintis usaha’. Masalahnya, saat keenakan terima gaji dari bisnis sendiri, Anda bisa terlena. Selama bisnis masih mampu membayar gaji Anda, Anda merasa baik-baik saja. Gajian rutin tidak berarti bahwa usaha Anda sudah menghasilkan profit, lho!
Oleh karena itu, ayo periksa laporan keuanganmu! Mulai dari laporan laba rugi. Ada biaya variabel dan biaya tetap. Keduanya sangat mempengaruhi berapa gaji yang bisa Anda terima, berapa laba/rugi yang akan dihasilkan.
Lihat juga artikel – Mengelola Keuangan Usaha: Bagaimana Cara Mengatur Gaji Pemilik Bisnis?
Ayo! Susun rencana bisnismu dengan baik. Perhatikan laporan keuangan yang sudah ada. Semua dilema gaji vs profit bisa terjawab dengan melihat laporan keuangan, lho! Pemilik bisnis perlu menyiapkan diri agar bisa mendapatkan kedua haknya sekaligus. Gajian dan juga profit!
Selamat berhitung!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO
Hubungi QM Financial untuk berkonsultasi tentang kondisi keuangan bisnis Anda. Tersedia layanan Business Plan Review. Buat jadwal pertemuan melalui WA ke 08111500688.