5 Tanda Kamu Sudah Mandiri Secara Finansial
Menjadi mandiri secara finansial tentulah merupakan hal atau cita-cita yang diinginkan oleh banyak orang, terutama mereka yang produktif. Kamu juga ya? Iya dong, pastinya.
Ketika kita bisa mandiri secara finansial itu artinya kita bisa hidup dengan bertanggung jawab atas penghasilan kita sendiri, tak bergantung lagi pada orang lain.
Lalu, apa saja sih tanda kita sudah mandiri secara finansial? Mari kita lihat.
5 Tanda Kamu Sudah Mandiri Secara Finansial
1. Punya Penghasilan Sendiri
Sudah tentu langkah pertama untuk bisa mandiri – berdiri di atas kaki sendiri – adalah dengan punya penghasilan sendiri. Penghasilan ini bisa berupa gaji dari pekerjaan rutin, hasil dagang maupun bisnis, atau pekerjaan mandiri alias freelancer atau gig work.
Tunggu dulu. Ternyata punya penghasilan tidak hanya terbatas pada hasil kerja keringat kita sendiri. Penghasilan juga bisa datang dari aset aktif misalnya bagi hasil bisnis, sewa properti, maupun bunga deposito dan kupon obligasi.
Lengkapi juga upaya punya penghasilan sendiri ini dengan punya dana darurat. Dana darurat ini turut menjamin kelangsungan hidup kita jika sampai kehilangan mata pencaharian utama.
2. Cara Hidup dan Gaya Hidup Sesuai Kemampuan Sendiri
Punya penghasilan sendiri perlu dibarengi dengan kemampuan untuk ‘take charge’ atas hidup kita sendiri. YES. Sekarang waktunya kita mengatur agar cara hidup dan gaya hidup bisa disesuaikan dengan kemampuan alias gaji sendiri.
Ada yang merasakan upgrade – penghasilan sendiri ini menimbulkan banyak perbaikan dari sisi cara hidup dan gaya hidup. Namun ada juga yang ternyata, ini adalah pelajaran serius tentang bagaimana keluar dari rumah orang tua dan harus hidup menggunakan gaji sendiri
Pastikan adaptasi ini berlangsung mulus. Kamu bisa mulai dari membayarkan pengeluaran hidup yang kecil-kecil dulu, sebelum naik tingkat dan mampu membayarkan pengeluaran besar.
Mulai dari membayarkan bensin kendaraanmu sendiri, bayar paket data sendiri. Kemudian mulai membayarkan sewa kost atau kontrakan sendiri, hingga mulai merasakan membayarkan listrik dan grocery shopping sendiri.
Hati-hati supaya tidak silau lihat cara hidup dan gaya hidup orang lain ya. Semua orang punya BACKSTAGE masing-masing. Apa yang kamu lihat di media sosial tidak selalu menggambarkan situasi sebenarnya!
3. Tanggung Jawab Atas Utang Sendiri
Bayangkan rasanya bebas dari semua utang!Itu namanya merdeka finansial.
Menariknya justru di awal mewujudkan kemandirian finansial – kemungkinan bisa kamu akan mulai belajar berhutang! Hati-hati. Tidak semua utang itu baik. Ada utang yang dapat menyebabkan dirimu jatuh ke dalam jurang kekacauan finansial.
Ada bermacam-macam utang yang akan menggoda kamu yang baru mulai membangun kemandirian finansial. Mulai dari utang kartu kredit, utang pinjaman online, utang barang elektronik, hingga kredit kendaraan bermotor atau kredit pemilikan rumah.
Siap-siap. Kamu mau pilih utang yang mana? Mulai memiliki utang itu bisa baik, bisa juga buruk. Jadi pastikan kamu siap bertanggung jawab atas utangmu sendiri.
4. Memiliki Properti Sendiri
Pengalaman memiliki rumah/properti pertama adalah pengalaman yang memuaskan batin dan membanggakan. Rasa menempati rumah sendiri tidak dapat tergantikan dengan apa pun.
Bahkan ketika kamu memutuskan untuk tinggal bersama orang tua, kamu tetap perlu membeli properti sendiri. Kamu bisa berkata pada diri sendiri, “saya punya satu tempat yang bisa saya sebut milik saya sendiri”.
5. Punya Proteksi Sendiri
Ketika kamu sudah mandiri secara finansial, maka kamu juga sudah perlu memperhatikan perlindungan diri dan sekelilingmu. Idealnya ketika kamu sakit, kamu juga tak khawatir soal harus menguras tabungan, karena kamu memiliki proteksi yang lengkap.
Begitu juga ketika ada sesuatu yang menimpamu, kamu juga tak khawatir lagi, karena kamu sudah punya asuransi jiwa yang cukup untuk melindungimu (dan orang-orang yang bergantung padamu) dari risiko kerugian finansial yang bisa terjadi.
Ah betapa serunya! Kamu yang ingin bisa mandiri finansial perlu coba cek poin yang mana yang sudah kamu lakukan. Sebarkan. Jangan biarkan berhenti di kamu! Ajak sekelilingmu untuk juga aktif mewujudkan hidup yang serba mandiri secara finansial.
Setiap orang pasti bisa mencapai level mandiri finansial seperti ini. Hidup mandiri itu adalah hak setiap orang. Hanya saja, memang perlu kerja keras untuk dapat meraihnya.
Yang pertama kali harus kamu lakukan tentu saja belajar mengelola keuanganmu. Yuk, belajar! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kamu bisa mulai dulu dengan mengambil kelas Blueprint of Your Money, yang akan memberimu dasar-dasar pengelolaan keuangan yang komprehensif. Kelas ini penting banget karena merupakan fondasi paling dasar dari step by step mewujudkan cita-citamu untuk bisa mandiri secara finansial.
Baru setelah itu, kamu bisa melanjutkan ke kelas berikutnya, yaitu mengelola arus kas, dan kelas-kelas lainnya hingga akhirnya kamu dapat menjadi financial planner untuk dirimu sendiri.
Dengan menjadi financial planner untuk dirimu sendiri, maka saat itu pulalah kamu sudah melakukan langkah pertama menuju mandiri secara finansial.
Segera daftarkan diri ya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Cara Belajar Saham untuk Pemula yang Paling Mudah
Investor pemula harus belajar saham terlebih dahulu jika memang ingin memanfaatkan salah satu instrumen investasi agresif ini sebagai kendaraan untuk meraih tujuan finansial mereka.
Mengapa?
Karena tak hanya menawarkan keuntungan tinggi, saham pun membawa serta risiko keuangan yang juga cukup besar. Tanpa dasar pengetahuan yang cukup, investor bisa jatuh terpuruk dalam kerugian material yang sangat besar. Sudah banyak kasus investor gagal yang akhirnya harus menelan pil pahit kerugian dana, “hanya” karena disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengelola risiko saat berinvestasi di instrumen saham.
Please, jangan menambah daftar panjang kasus yang sudah ada.
Jadi, mari belajar saham dulu, sebelum benar-benar nyemplung ke dunia investasi agresif ini. Tapi, mulai dari mana ya? Well, ini dia beberapa best practice ala QM Financial yang bisa kamu coba.
Cara Belajar Saham untuk Pemula yang Paling Mudah
1. Pelajari prinsip investasi saham
Ada banyak cara untuk belajar finansial, salah satunya termasuk belajar saham. Kamu bisa belajar dari buku, dari artikel, follow akun-akun berfaedah di media sosial, dengerin podcast, nonton YouTube, sampai ikutan kelas finansial.
Sebenarnya, mau apa dan bagaimana pun cara belajarnya, prinsip investasi itu ya sama saja kok, dan inilah yang harus kamu pahami lebih dulu.
- Prinsip high return high risk. Bahwa setiap instrumen investasi yang menjanjikan imbal tinggi akan selalu disertai dengan risiko yang berbanding lurus. Tidak pernah ada yang namanya “untung besar tanpa risiko”. Jika ada yang mengiming-imingimu dengan janji menggiurkan ini, waspadalah, karena bisa jadi itu investasi bodong belaka.
- Hanya berinvestasi di instrumen yang benar-benar kamu pahami cara kerjanya. Kalau pahamnya deposito, ya investasikanlah danamu di deposito. Kalau kamu sudah belajar dan paham cara kerja reksa dana, maka kamu boleh menyimpan danamu di sana. Begitu juga dengan belajar saham. Mau investasi di saham, pahamilah dulu cara kerja saham, mulai dari kenapa perusahaan menjual saham, bagaimana cara kerja saham dijual di bursa efek, hingga bagaimana cara kerja dividen dan lain sebagainya.
- Berinvestasilah dengan uang yang memang dialokasikan untuk investasi, jangan pakai uang belanja harian, uang SPP anak, dan uang keperluan lain yang sudah ada jatahnya.
Intinya, kumpulkan informasi dan tip-tip terbaiknya sebelum kamu mulai benar-benar investasi di saham.
2. Mulai dari nominal kecil
Zaman sekarang, kita diuntungkan dengan makin dipermudahnya untuk investasi di berbagai instrumen, yang sesuai dengan tujuan dan kemampuan kita. Karena memang seharusnya investasi itu bisa dilakukan oleh semua orang.
So, kamu “hanya” punya modal kecil? Ya, enggak masalah. Justru jika kamu masih pemula, untuk belajar saham, kamu sangat disarankan untuk mulai dari nominal yang kecil dulu.
Saham dijual dalam satuan lot. Satu lot terdiri atas 100 lembar saham. Kita boleh membeli saham paling minimal sebanyak 1 lot. Jika disebutkan, misalnya saham WXYZ berharga Rp100 per lembarnya, maka setidaknya kamu harus menyiapkan dana sebesar Rp10.000 untuk bisa membeli jumlah paling minimal.
Jadi, sekarang tergantung modalmu, mau mulai investasi berapa banyak? Nah, mulailah dengan nominal kecil, yang tak akan mengganggu anggaran belanja rutin dan kewajiban lainnya. Istilahnya, pakai “uang dingin”.
Dengan demikian, operasional harian kamu tidak terganggu, investasi jalan terus. Idealnya, pos investasi dan tabungan adalah sebesar 10% dari penghasilan totalmu setiap bulan. Kamu bisa membagi besaran ini ke dalam beberapa pos investasi dan tabungan lagi, sesuai kebutuhanmu. Misalnya, 40% dari pos investasi (yang besarnya 10%) itu untuk topup reksa dana, 20% untuk saham, sisanya untuk beli emas, dan seterusnya.
Kamu sendiri yang tahu, dan bisa menentukan porsinya. Jika loss, maka anggaplah ini sebagai biaya belajar saham, tapi pastinya, akan lebih baik kalau biaya belajarnya tidak terlalu besar, bukan?
3. Cari aman dulu
Akan lebih baik jika kamu masih dalam taraf belajar saham, kamu mulai dengan mengulik saham-saham perusahaan besar yang sudah terpercaya di sektornya lebih dulu. Istilahnya adalah saham blue chip.
Apakah ini berarti, investasi saham di saham blue chip sudah pasti aman? Tentu enggak, kamu harus lihat lagi poin pertama di atas: bahwa semua instrumen investasi akan selalu membawa risiko. Saham blue chip juga menyimpan risiko tinggi. Kapan-kapan boleh juga kita bahas, supaya artikel ini tidak terlalu panjang.
Prinsipnya, untuk belajar saham, kamu harus “kenalan” dulu dengan risiko yang paling minim. Dan ini bisa kamu dapatkan dari saham perusahaan yang memiliki fundamental baik, sudah terpercaya, banyak dikenal orang, memiliki produk yang baik, dan dari tahun ke tahun bertumbuh bisnisnya. Kamu bisa mulai dengan belajar teknik analisis fundamental.
Nah, dari semua tip belajar saham yang sudah disebutkan, ada satu hal yang sangat penting untuk diingat, bahwa kamu harus memastikan dulu kondisi keuanganmu sehat sebelum akhirnya memutuskan untuk investasi, terutama investasi di instrumen yang agresif seperti saham.
Jadi, lakukan dulu financial check up, buat tujuan keuanganmu, dan baru buat rencana keuangan yang menyeluruh. Kamu bisa mulai dengan mencermati Blueprint of Your Money, dan cek arus kas.
Keduanya adalah hal terpenting yang bisa menjadi dasar pemahaman pengelolaan investasi yang lebih baik.
Yuk, belajar dasar-dasar keuangan dengan mengikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada banyak topik yang dibahas, mulai dari yang paling basic hingga nanti juga membahas mengenai investasi.
Segera daftar and save your seat!
5 Tantangan Finansial Generasi Milenial di Era New Normal
Menjadi generasi milenial itu sungguh sesuatu. Tantangannya banyak banget. Mulai dari hal-hal yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang luar biasa, yang menciptakan godaan begitu banyak, hingga sekarang krisis akibat pandemi yang membuat kita harus lebih banyak memutar otak untuk mengatasi keterbatasan pergerakan yang membawa imbas ekonomi yang tak kalah besar.
Sungguh sesuatu.
Karena itu, berbanggalah, generasi milenial! Jika kamu dapat melewati ujian-ujian ini, di hari depan, kamu bisa menjadi generasi tertangguh yang pernah ada. Tsah.
Sekarang, kita sudah mulai berada di fase new normal, meski masa pandemi belum juga dinyatakan berakhir. Sementara kasus positif justru bertambah banyak di luar sana, tetapi kita “dipaksa” untuk segera kembali beraktivitas demi perekonomian negara yang harus pulih. Tak pelak, hal ini pun memunculkan tantangan lagi bagi kita, terutama soal finansial. Apa saja?
5 Tantangan Finansial Bagi Generasi Milenial di Era New Normal
1. Gaya hidup yang berubah
Kondisi yang berubah harus kamu respons dengan perubahan kebiasaanmu juga. Seperti gaya hidup, misalnya.
Barangkali kamu sekarang sudah mikir-mikir lagi kalau mau jajan di sembarang tempat. Mulai pula beralih lebih banyak belanja online ketimbang ikut berdesakan di mal. Cari hiburan juga lebih banyak di online. Kalaupun harus offline, kamu akan cenderung lebih berhati-hati.
Ini perubahan yang bagus, yang mungkin tanpa sadar kamu ubah demi melakukan penyesuaian diri terhadap apa yang terjadi sekarang.
Gaya hidup yang berubah akhirnya pasti juga akan mengubah rutinitas dan kebiasaan finansialmu. Pengeluaran jelas akan berubah, lantaran ada pos yang berubah juga.
Jadi, sudahkah kamu membuat catatan pengeluaran yang baru, agar kamu dapat pola keuangan yang baru juga di masa new normal ini?
2. Dana darurat harus lebih kuat
Pelajaran terpenting yang bisa kita ambil dari krisis pandemi ini adalah kita bisa survive dengan baik ketika kita memiliki dana darurat yang kuat.
So, jangan ulangi kesalahan yang sama. Saat new normal tiba–dengan pemasukanmu yang mungkin sudah mulai pulih seperti semula–jangan sampai mengabaikan keberadaan dana darurat lagi.
Ditambah lagi, secara global, perekonomian kita belum akan segera pulih, setidaknya butuh waktu 2 – 3 tahun untuk dapat kembali seperti sebelumnya. So, perjalanan menuju pemulihan akan cukup berliku, sehingga generasi milenial perlu untuk memiliki dana darurat yang memadai sebagai bekal.
Bukan mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada kita sih, tetapi bukankah kita harus sedia payung sebelum hujan?
3. Investasi yang lebih strategis
Generasi milenial bisa dibilang adalah generasi investor. Pertumbuhan jumlah investor–menurut data yang ada–memang tumbuh pesat belakangan, dan didominasi oleh generasi milenial.
Nah, sekarang kamu sudah tahu, bagaimana dan seperti apa situasinya ketika krisis melanda dan akhirnya berimbas ke pasar modal dan pasar uang kita. Pelajaran yang dapat kita ambil di sini adalah untuk berinvestasi, kita juga butuh strategi yang mumpuni.
Sudah bukan waktunya lagi investasi hanya ikut-ikutan, tanpa tahu dengan jelas tujuan kita sendiri apa. Sudah bukan waktunya lagi juga tak mau bertanggung jawab untuk keputusan investasi kita sendiri.
Belajar investasi yuk, mulai dari teorinya dan kemudian praktik pelan-pelan! Generasi milenial harus bisa menjadi financial planner untuk dirinya sendiri!
4. Tantangan utang
Di masa new normal, sebaiknya kamu juga lebih bijak jika berutang, terutama utang konsumtif.
Semoga di masa pandemi kemarin, enggak ada di antara kamu yang ngos-ngosan membayar cicilan utang, lantaran pemasukan berkurang sedangkan ada tunggakan utang yang belum terbayar. Semoga pula, kamu sudah mengajukan keringanan kredit jika memang kamu terimbas oleh pandemi secara ekonomi.
Next, di masa new normal, generasi milenial seharusnya sudah lebih bijak jika ingin berutang. Sekali lagi, pastikan kamu bisa membayarnya. Ingat ya, perjalanan perekonomian ke depan mungkin akan lebih berliku untuk sampai pulih sebenar-benarnya.
5. Anggaran kesehatan lebih besar
Kamu akan butuh anggaran kesehatan yang lebih besar di masa new normal ini. Kamu butuh nutrisi yang lebih baik, dan juga berbagai hal lain yang bisa membantumu untuk memastikan kesehatan tubuhmu dalam kondisi baik.
Di era new normal, generasi milenial tak hanya semakin aware akan pentingnya kesehatan fisik, tetapi semakin memperhatikan pula kesehatan mental mereka. So, tentunya ada hal-hal yang harus dilakukan untuk memastikan keduanya menjadi lebih baik ke depannya.
Dan, ini tentu saja butuh biaya. Persiapkan dengan baik, tambah anggaran kalau perlu. Kamu bisa mempertimbangkan untuk naik kelas asuransi kesehatan, plus membeli asuransi jiwa juga. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaanmu yang sudah berubah.
Bagaimana, generasi milenial? Siapkah kamu menghadapi era new normal yang segera datang, dengan segala tantangannya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Quarter Life Crisis dan Finansial: Ketika Orang Lain Tampak Lebih Sukses Ketimbang Diri Kita Sendiri
Hei, kamu yang sekarang berusia 20-an! Apakah kamu sering bertanya-tanya pada diri sendiri, “Kok teman-teman sudah punya rumah, aku belum ya? Kok dia udah jadi CEO, aku kok gini-gini aja ya? Kok dia bisa sukses gitu bisnisnya, aku kok kayak stuck gini ya?” Kalau iya, maka, waspada deh. Itu salah satu tanda bahwa kamu di ambang quarter life crisis.
Alexandra Robbins dan Abby Wilner, seorang penulis, menyebutkan beberapa ciri orang yang sedang berada dalam fase quarter life crisis dalam bukunya yang berjudul Quarter-life Crisis: The Unique Challenges of Life in Your Twenties, yaitu:
- Sering minder, karena kerjaan yang enggak bisa dibanggakan
- Bingung, karena ada berbagai pilihan hidup dan enggak tahu mesti gimana
- Khawatir akan masa depan
- Merasa nggak punya kemampuan
- Kehilangan tujuan hidup
- Suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain
- Merasa kecewa akan banyak hal yang sudah didapat dalam hidup
Sebenarnya ini fase yang sangat wajar, dan sebagian besar orang juga mengalaminya. So, you’re not alone. Sini, pukpuk!
Justru, fase ini merupakan satu fase tahap perkembangan yang lebih baik lagi buatmu loh! Sudah menjelang lewat waktunya untuk hanya berhura-hura menikmati apa yang sudah kamu raih, tetapi ini juga menjadi garis start ketika kamu harus mulai serius memandang hidupmu sendiri, dan kemudian merencanakan masa depanmu sendiri.
Kamu yang sedang mengalami quarter life crisis ini sedang diberi sentilan, bahwa, hey, ini sudah bukan waktunya lagi sekadar hura-hura dan hanya hidup di masa kini saja. Kamu harus punya rencana untuk masa depanmu.
Nah, dari sini, kamu berarti harus melakukan beberapa langkah berikut agar quarter life crisis kamu segera teratasi, dan kamu pun melangkah menyongsong masa depan dengan lebih pasti.
5 Langkah Bebas Quarter Life Crisis
1. Rencanakan masa depanmu sekarang
So, first of all, kamu harus menyadari bahwa nasib tidak membawamu ke mana-mana, karena kamu sendirilah yang seharusnya mengatur nasibmu. Jadi jika kamu menginginkan sesuatu (di masa depan), maka kamu sendirilah yang harus merencanakannya.
Jika hari ini kamu sibuk mengkhawatirkan masa depanmu, maka di masa depan kamu juga akan hanya sibuk menyesali hari ini yang enggak juga membuat rencana untuk masa depanmu.
Jadi, ayo, bangun dari rebahanmu, dan mulai rencanakan masa depanmu sekarang. Quarter life crisis kamu harus segera diatasi.
Bulan depan, kamu pengin apa? Setahun lagi, pengin di posisi di mana? Lima tahun lagi, pengin gimana? Sepuluh tahun lagi, pengin hidup seperti apa?
Tuliskan semuanya di atas kertas, atau di mana saja. Di smartphone-mu juga bisa.
Memangnya harus ditulis? Ya, enggak sih. Tapi biasanya kalau ditulis, kita juga jadi lebih mudah mengingatnya, dan kapan-kapan mulai lospokus, kita bisa membacanya lagi and get back on track immadiately.
2. Atur keuanganmu demi mewujudkan rencana masa depan
Rencana sudah ada. Terus, apa? Tentu saja, kamu harus cari cara supaya rencana tersebut bisa diwujudkan.
Yang pertama, pastinya kamu harus memastikan bahwa finansialmu cukup kuat. Karena, uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang. Kita hidup akan butuh biaya, dan ini nggak sedikit. Kamu bisa saja bekerja banting tulang untuk bisa mendapatkan imbalan berupa uang yang kemudian kamu pakai untuk mewujudkan rencana-rencanamu, tetapi tanpa manajemen keuangan yang baik, hajat hidupmu akan berantakan. Jangankan mewujudkan rencana jangka panjang 10 – 15 tahun lagi, buat hidup bulan depan saja ngos-ngosan.
So, segera keluar dari fase quarter life crisis ini dengan belajar mengatur keuangan, yang kamu sesuaikan dengan rencana dan kebutuhanmu di depan.
3. Linimasa orang berbeda, fokuslah pada linimasamu sendiri
Sudah sampai tahap membuat rencana-rencana hidup, dan masih saja membandingkan diri sendiri dengan orang lain. No more!
Ingat, setiap orang punya linimasa sendiri-sendiri. Banyak orang yang sukses menjadi CEO di usia muda, tetapi banyak pula yang menjadi seorang biliuner di usianya yang berkepala 5. So, tak perlu khawatir, kamu akan punya masamu sendiri.
Tetapi, ini juga bukan berarti kamu tinggal menunggu nasib menjadi biliuner bisa datang begitu saja. Tentunya, kamu harus berusaha. Namun, alih-alih terus membandingkan usaha dan nasibmu dengan orang lain, lebih baik fokuslah pada rencana yang sudah kamu buat seperti pada poin pertama.
Quarter life crisis yang kamu alami akan berakhir sesegera kamu bisa fokus pada diri sendiri. Percaya deh.
4. Keluar dari zona nyaman
Zona nyaman memang bikin nyaman, hingga lupa bahwa kita perlu mengembangkan diri sesuai zaman dan juga rencana-rencana kita.
Gimana mau jadi CEO di usia 30 tahun, kalau ditambahi tugas oleh atasan saja selalu menggerutu panjang pendek?
Pendeknya, yuk, belajar lebih banyak! Belajar apa saja, pada siapa saja, di kesempatan apa pun, dari mana pun, dengan cara apa pun. Quarter life crisis boleh saja datang, tapi itu bukan alasan untuk berhenti belajar kan?
5. Diskusi dengan teman dekat atau keluarga
Sesuatu yang hanya dipendam sendiri, apalagi yang bikin khawatir, stres, atau bingung, bisa membuat kita menjadi depresi. Begitu juga kalau kamu sekarang sedang mengalami quarter life crisis. Support system yang baik akan membantumu segera keluar dari fase ini, dan bisa menambah semangat untuk melangkah mencapai mimpi-mimpimu.
Jadi, temukan orang yang tepat untuk diajak bicara dan berdiskusi. Bisa siapa saja; teman, sahabat, pacar, hingga keluarga. Ketika mereka (pernah) merasakan hal yang sama, maka setidaknya kamu merasa tidak sendirian. Akan lebih baik, jika mereka bisa menawarkan solusi. Jika tidak pun, kamu sudah lega ketika mereka mau mendengarkan.
Quarter life crisis memang merupakan fase wajar dalam hidup seseorang. Siapa pun bisa mengalaminya. Jangan pernah merasa sendirian. Dengan membuka pikiran, kamu pasti bisa melaluinya dengan mudah.
Mau curhat dan ngobrol soal quarter life crisis yang sedang kamu alami? Yuk, gabung di acara QM Financial: Financial Dialogue Vol. 2 Career & Money: Quarter Life Crisis! Cek poster, dan segera daftar ya.
Trik Menabung Efektif di Tengah Krisis
Lagi krisis dan mesti tetap menabung? Bisa kok, bisa. Hanya saja memang butuh niat yang besar dan sedikit pengetahuan mengenai trik menabung yang efektif.
Di masa krisis begini, punya uang dalam bentuk cash akan lebih berguna ketimbang kamu menimbun barang-barang yang harganya bisa naik turun tak terkendali. Jadi, sebisa mungkin pertahankan jumlah cash keras yang kamu pegang, dan kendalikan rasio likuiditas asetmu. Selain menambah penghasilan, kamu juga harus bisa menabung–kalau bisa, lebih banyak lagi.
Lalu, gimana caranya bisa menabung, padahal lagi mengalami krisis keuangan? Jangankan memegang uang lebih, pemasukan bahkan berkurang di awal pandemi, dan sekarang belum juga pulih.
Tenang, makanya simak artikel trik menabung ini sampai selesai. Okay?
Trik Menabung Efektif di Tengah Krisis
1. Cek pos pengeluaran yang less priority
Trik menabung efektif pertama, kamu memang harus bisa memilah prioritas: mana yang harus didahulukan, mana yang bisa ditunda atau bahkan cut dan lupakan saja. Terutama di masa krisis begini dan terkait dengan keuangan.
Yang kamu butuhkan secara rutin setiap hari dan berhubungan dengan hajat hidup tentu harus didahulukan dibandingkan yang lain. Seperti makanan, pulsa (buat kerja), listrik, air, dan beberapa kebutuhan lain yang bisa berbeda satu orang dengan yang lainnya. Fokuslah pada kebutuhan ini dulu.
Yang lain, coba cermati. Mungkinkah ditunda? Mungkinkah cut saja? Kalau kamu merasa hidupmu akan baik-baik saja tanpa hal tersebut, maka sebenarnya hal itu enggak penting-penting amat dan bisa di-cut demi menambah tabungan.
2. Belanja bijak
Kunci trik menabung kedua adalah belanja dengan bijak, usahakan selalu ada uang sisa belanja setiap hari.
Nah, jadinya segala macam diskon dan promo seharusnya dimanfaatkan sedemikian rupa dengan cerdas di saat-saat ini. Diskon dan promo jangan sampai malah menjebak keuangan kita. Prinsipnya satu, belilah sesuai dengan kebutuhan.
Meski ditawari beli dua dapat tiga, tapi kalau memang butuhnya satu biji ya belilah sebiji saja, jangan tergoda beli dua. Tetapi, kalau di antara rak diskon, ada barang-barang yang kita butuhkan dan lebih murah, maka enggak ada salahnya memanfaatkan promo dan diskon yang ada.
Simpel kan?
Gantilah beberapa barang dengan barang subsitusi yang harganya lebih murah tetapi memiliki fungsi dan kualitas yang sama. Gantilah yang biasanya suka beli barang-barang impor menjadi produksi lokal. Bahkan kalau perlu, pindah tempat belanja dulu, mencari yang lebih murah.
Intinya, dapatkan sisa uang, sehingga dapat ditabung lebih banyak.
3. Jangan anggap remeh receh
Uang receh biasanya dianggap remeh. Kalau dapat kembalian dari warung berupa recehan, biasanya hanya digeletakkan di atas bufet atau meja begitu saja.
Padahal, recehan ini kalau dikumpulkan bisa jadi lumayan juga. Bahkan bisa banget ditopup ke reksa dana di akhir bulan loh!
Coba trik menabung receh berikut. Ada beberapa cara nih:
- Ambil wadah atau stoples kaca, dan jadikan sebagai wadah recehan setiap kali mendapatkannya. Intinya, jangan biarkan berceceran di mana-mana. Setiap kali ada receh mampir ke dompet, masukkan ke wadah ini. Lama-lama bisa banget dipakai untuk bayar parkir, lumayan enggak harus mengurangi uang belanja.
- Sediakan wadah khusus untuk menampung recehan di dekat pintu keluar. Setiap kali keluar rumah untuk keperluan apa pun, masukkan recehan ke dalam wadah ini. Anggap saja sebagai retribusi.
- Kumpulkan uang receh nominal sama. Misalnya Rp5.000-an, atau Rp10.000-an setiap kali kamu mendapatkannya. Sediakan wadah khusus, dan perlakukanlah layaknya koleksi yang sangat berharga. Lama-lama kamu bisa membeli saham blue chip 20 lot dengan tabungan receh ini loh!
Kamu juga bisa mencari trik menabung receh yang lain, yang lebih asyik. Boleh juga ditulis di kolom komen, supaya menambah dari 3 trik menabung di atas yang sudah disebutkan.
Menabung itu memang aktivitas yang menyenangkan, bukan malah membebani. Dengan demikian, carilah cara yang paling mudah sekaligus seru untuk melakukannya. Pasti kamu bisa mencari trik menabung yang efektif lainnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Idul Adha 2020 Datang, Sudah Siapkah Kamu Berkurban?
Banyak hal akhirnya harus kita jalani secara digital atau virtual di tahun 2020. Setelah Idulfitri harus dirayakan secara virtual, Idul Adha 2020 sepertinya juga harus dijalani dengan protokol kesehatan yang ketat atau secara virtual saja.
Yah, semua juga demi kesehatan kita sendiri sih. Jadi, mari kita patuhi anjuran pemerintah.
Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah siap berkurban Idul Adha 2020 besok? Meski harus dirayakan secara berbeda, tetapi maknanya tetap sama; kita berkurban untuk menunaikan kewajiban sebagai muslim karena kita juga mampu melakukannya.
Berikut beberapa hal terkait persiapan untuk berkurban Idul Adha 2020 ini yang bisa kamu lakukan.
Persiapan Menyambut Idul Adha 2020
1. Cek kemampuan finansial
Kemampuan finansial akan menjadi hal pertama yang harus kamu cek untuk dapat ikut berkurban Idul Adha 2020 sekarang ini. Coba cek harga hewan kurban tahun ini, seberapa besar kenaikannya dibandingkan tahun lalu.
Karena pandemi COVID-19, banyak penjual hewan kurban sepi pembeli. Demikian beritanya beberapa hari belakangan. Hal ini bisa saja memengaruhi harga hewan kurban yang mereka jual, sehingga ada baiknya kamu memang melakukan survei dan cek dulu langsung ke penjual.
Kalau dari hasil riset secara cepat dan digital baru saja, harga kambing tahun 2020 ini kisarannya ada di angka Rp2 juta hingga Rp4 juta, tergantung ukurannya. Sedangkan sapi, kisarannya masih di belasan sampai puluhan juta, tetapi boleh patungan 7 orang.
Dengan mempertimbangkan kemampuan finansialmu, tentukan hewan kurbanmu.
2. Niatkan beribadah
Niat untuk berkurban dalam Idul Adha 2020 ini adalah beribadah. Masih tetap begitu, dan akan selalu begitu. Betul? Bukan hal-hal lain, so, jadikan ini sebagai yang utama dan pertama.
Sering terdengar kasus, pembagian hasil penyembelihan hewan kurban yang kisruh di sana-sini, karena ada kepentingan-kepentingan tersembunyi. Semoga tahun ini bisa berkurang, dan kamu bisa memulainya dari diri kamu sendiri.
Niatkan beribadah. Sudah, itu saja, sehingga kamu bisa melakukan kewajiban ini dengan ikhlas.
3. Miliki tabungan khusus
Berkurban bisa dikategorikan sebagai pengeluaran rutin tahunan, seperti halnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan, pajak kendaraan bermotor, dan yang lainnya. Bukan pengeluaran dadakan, yang membuatmu jadi kelimpungan mempersiapkan dananya.
Dengan demikian, seharusnya, berkurban saat Idul Adha 2020 ini juga bisa kamu jalani dengan lancar karena kamu telah mempersiapkan sejak awal. Milikilah tabungan (atau investasi) khusus untuk bujet Idul Adha setiap tahunnya. Kamu bisa menyimpannya dalam instrumen investasi berisiko rendah, seperti di Reksa Dana Pasar Uang, dan konsistenlah topup setiap bulan selama setahun.
Jika saat Idul Adha 2020 ini kamu masih belum merasa mampu secara finansial, kamu bisa segera mulai menyisihkan bulan ini juga untuk berkurban tahun depan.
4. Dukung dengan pendapatan tahunan
Selain memiliki tabungan khusus, kamu juga bisa mendukung niatmu untuk berkurban dengan mengalokasikan sebagian pendapatan tahunanmu ke pos yang sama.
Misalnya seperti THR yang diterima setiap kali menjelang Idulfitri. Jangan semuanya dipakai untuk merayakan Lebaran saja, tetapi sebagian kecil masukkan juga ke pos anggaran untuk Iduladha. Begitu juga dengan bonus-bonus tahunan, juga bisa dialokasikan sebagian ke pos anggaran ini.
Untuk nonkaryawan juga bisa kok melakukannya. Asal ada rezeki lebih, alokasikan dulu sebagian kecil ke pos anggaran kurban, baru deh yang lain dipakai sesuai kebutuhan.
5. Alternatif kurban digital
Momen Idul Adha 2020 di tengah pandemi ini juga memunculkan ide lain untuk berkurban, yakni secara digital. Sebenarnya sih, hal ini sudah mulai ada beberapa tahun belakangan, hanya saja sekarang menjadi salah satu alternatif yang patut untuk dipertimbangkan.
Banyak platform fintech ataupun bank yang menawarkan cara-cara untuk berkurban digital akhir-akhir ini. So, kamu barangkali juga bisa mempertimbangkan untuk berkurban dengan cara ini.
Melalui program kurban digital ini, daging kurban akan langsung didistribusikan pada mereka yang berhak menerimanya. Caranya juga cukup mudah dan praktis untukmu.
Yuk, cari info lebih lanjut di sekitarmu ya.
Nah, seharusnya ikut berkurban sudah tidak menjadi masalah untukmu dalam Idul Adha 2020 ini, begitu juga tahun-tahun mendatang. Semoga amal ibadahmu diterima ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menambah Penghasilan sebagai Persiapan Menghadapi Resesi
Sudah pernah mendengar mengenai “cash is king” kan? Frasa ini biasanya terlontar ketika kita sedang membahas keuangan di masa krisis atau darurat, seperti ketika pandemi COVID-19 baru saja terjadi beberapa bulan yang lalu. Adalah penting bagi kita untuk bisa bertahan, dan biasanya uang menjadi salah satu hal yang dapat membantu. Lalu, pertanyaan penting lainnya muncul: Gimana caranya menambah penghasilan agar cash kita bertambah?
Because, yup, pandemi COVID-19 masih belum juga terselesaikan, padahal sudah berbulan-bulan berlalu. Bahkan sudah mulai ada prediksi akan datangnya resesi ekonomi. Pernyataan “cash is king” kembali mengemuka, bahwa siapkan dana darurat yang lebih ideal demi bisa bertahan melalui krisis.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menambah penghasilan sehingga menambah pula pundi-pundi dana darurat kita? QM Financial punya beberapa tip berikut ini.
Cara Menambah Penghasilan untuk Mempersiapkan Diri Jika Resesi Benar-benar Datang
1. Pahami prioritasmu
Sebelum memikirkan cara menambah penghasilan dari luar, coba stabilkan dulu pengeluaran rutin kamu dengan memilah kebutuhan apa saja yang menjadi prioritas utama, dan mana yang bisa ditunda, atau bahkan dihilangkan dari anggaran.
Ingat lagi akan prinsip kebutuhan versus keinginan. Jadi, pilahlah dengan bijak ya.
2. Mencari pekerjaan sampingan
Ini berlaku buat kamu para karyawan korporasi, supaya enggak mengandalkan gaji dari satu sumber saja, tetapi juga menambah penghasilan dari pintu yang lain. Tentu saja, kamu harus menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan, jangan sampai pekerjaan sampingan mengganggu pekerjaan utamamu. Tanggung jawab tetap nomor satu.
Kamu bisa mulai dari minat atau hobi, atau bisa juga dari mencari tahu kebutuhan apa yang sekarang sedang dicari oleh orang-orang di sekitarmu–tetangga atau teman-temanmu di kantor. Berdasarkan hal ini, kamu bisa mengupayakan untuk “membantu” mereka dengan bisnis kecil-kecilan.
3. Mengurangi pengeluaran tak penting
Nah, cara mendapatkan cash dengan menambah penghasilan yang ketiga ini adalah “buntut” dari poin pertama di atas.
Cek, mana saja pos pengeluaran yang tidak penting dan bukan rutin. Cobalah untuk menguranginya, supaya kamu bisa menabung lebih banyak untuk dana darurat cash kamu.
Terutama sih jika uangnya dibelikan atau dihabiskan untuk sesuatu yang enggak sehat, baik fisik maupun mental. Lebih baik kurangi deh. Sayangi dirimu sendiri, sayangi tabunganmu juga.
4. Cobain The Power Saving
Kayak gimana tuh? Nabung receh atau uang kecil setiap hari.
Salah satu caranya, menabung uang Rp5.000 – Rp20.000-an setiap pagi sebelum kamu berangkat ke kantor ataupun beraktivitas lain. Letakkan mason jar atau apa pun yang bisa menjadi wadah untuk celenganmu di dekat pintu keluar dan masuk. Kalau mau keluar, “bayar” tol dulu dengan memasukkan uang receh ke dalamnya, setiap hari. Kamu tentukan sendiri besarnya berapa.
Di akhir bulan, kamu akan surprise dengan jumlah tabungan ini. Yakin deh!
Atau, kamu juga bisa menabung semua uang kembalian dari belanja–entah belanja di warteg langganan atau belanja di Kang Sayur keliling. Sereceh apa pun, langsung masukkan ke celengan.
Ketika sudah terkumpul lumayan, setorkan ke instrumen yang paling mudah dijangkau. Reksa Dana Pasar Uang misalnya. Kan “hanya” Rp100.000 saja minimal?
Nambah deh dana daruratnya.
5. Jual barang yang sudah enggak terpakai
Sudah tahu prinsip hidup minimalis kan? Ketika ada barang satu yang masuk ke dalam rumah, maka satu barang juga keluar dari rumah.
Coba lihat sekitarmu, adakah barang-barang yang sudah enggak terpakai setidaknya dalam setahun belakangan? Kalau ada (dan banyak), coba bikin garage sale. Kamu bisa mengadakannya secara online, supaya lebih praktis. Jangan lupa memperhitungkan proses pengirimannya ya.
Kalau kamu mau jual meja makan kan ya, berarti mesti mencari ekspedisi yang bisa melayani pengiriman barang besar?
Lumayan banget nih, untuk menambah uang cash dan dimasukkan ke tabungan atau buat topup dana darurat.
Ada banyak lagi cara menambah penghasilan demi mendapatkan cash tambahan untuk menyelamatkan tabungan dan dana darurat di masa sulit, menjelang resesi seperti sekarang. Kamu punya ide lain? Boleh lo, ditulis di kolom komen sebagai tambahan ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Belajar Finansial dan 5 Manfaatnya untuk Hidup
Percayakah kamu, bahwa sebagian besar masalah hidup itu rata-rata memiliki akar permasalahan yang sama, yaitu keuangan? Dan hal ini bisa diatasi dengan kita belajar finansial.
Ada banyak cara untuk belajar finansial, mulai dari baca buku, dengerin podcast, sampai ikut kelas online yang biasanya full ilmu sekalian praktik juga.
Banyak manfaat yang bisa kita rasakan dengan belajar finansial. Apa saja?
5 Manfaat yang Bisa Kamu Dapatkan dengan Belajar Finansial
1. Financial is personal
Di QM Financial, kami percaya bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk diri mereka sendiri. Begitu pun dengan kamu.
Kondisi hidup kamu sudah pasti berbeda dengan orang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka kamu perlu mengatur keuangan yang pas untuk dirimu sendiri, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Karena hidupmu ya kamu sendiri yang menjalani, bukan?
Tetapi, untuk mengaturnya dengan baik, kamu perlu belajar finansial. Hal-hal teori haruslah dikuasai dulu, untuk kemudian kamu aplikasikan dengan penyesuaian terhadap kondisimu. Tanpa tahu teorinya, praktik akan lebih sulit.
So, yes, financial is personal. Begitulah yang diajarkan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Tidak pernah ada single solution untuk setiap hal dan masalah, termasuk keuangan, because financial is personal.
2. Bisa membuat keputusan sendiri
Pada akhirnya, setelah belajar finansial dan juga mengenal diri sendiri, kamu pun pasti akan bisa membuat keputusan finansialmu sendiri.
Masalah hidup mana yang pengin kamu cari solusi terlebih dahulu, dengan biaya berapa besar, akan menjadi keputusanmu sendiri. Karena, sekali lagi, financial is personal.
Prioritas setiap orang kan berbeda, dan hal ini akan lebih tepat dicari solusinya oleh si pelaku prioritas tersebut. Hanya kita sendiri yang tahu, bagaimana menentukan prioritas ini, dan akhirnya mengambil keputusannya.
3. Bertanggung jawab terhadap keuangan sendiri
Sudah bisa memutuskan yang terbaik untuk diri sendiri, selanjutnya ya harus bertanggung jawab untuk diri sendiri juga. Dan, dengan belajar finansial, kita jadi tahu, sebesar apa tanggung jawab yang bakalan kita terima jika ingin mengelola uang.
Because, your money, your responsibility.
Keuangan kita adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan tanggung jawab orang lain. So, kenapa enggak jadi financial planner untuk diri sendiri? Tentu saja, kita harus membekali diri sendiri dengan ilmu keuangan yang cukup lebih dahulu.
Kita sendiri yang bisa mengukur risikonya, kita sendiri pula yang bisa menentukan apakah kita cukup toleran terhadap risiko tersebut.
4. Bisa menentukan masa depan kita sendiri
Sekali lagi, karena financial is very personal.
Kita sendiri yang mengerti masalah keuangannya, kita pula yang memutuskan solusi mana yang paling efektif, kita sendiri pula yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut, dan kita jugalah yang harus menentukan masa depan kita sendiri.
Ya dong. Kan ini hidup kita, bukan hidup orang lain! Masa masa depan aja orang lain juga yang buatin. Masalah hidup harus ditangani sendiri.
5. Kenal dengan berbagai produk keuangan
… sehingga bisa menentukan mana yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan cita-cita kita, dan mana yang kurang cocok.
Dengan penyesuaian ini, tujuan keuangan tercapai, pun kita bisa memitigasi risiko jika rencana tidak berjalan seperti harapan. Kita enggak akan menyalahkan siapa-siapa, tetapi justru menjadi semakin haus ilmu untuk memperbaiki kesalahan yang sama.
Hingga akhirnya, kita naik kelas juga skill pengelolaan uangnya.
Belajar finansial itu asyik! Sekali belajar, kita bisa pula belajar hal yang lain, dan semuanya itu bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Sudah waktunya bagi setiap orang untuk menjadi financial planner untuk dirinya sendiri (dan juga untuk keluarganya), sehingga apa yang terbaik bisa dipilih dan disesuaikan dengan kondisi diri sendiri.
Yuk, belajar finansial bareng QM Financial! Ada berbagai kelas finansial online QM Financial yang bisa dipilih sesuai kebutuhanmu, mulai dari yang basic sampai advanced. Mulai belajar mengatur arus kas dulu, sampai belajar asuransi dan investasi. Dengan modul yang komprehensif dan trainer yang terampil, siapa pun pasti mudah mengikuti materinya. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pandemi Melahirkan Hobi Baru: Siapkan Anggaranmu!
Pandemi memang akhirnya melahirkan banyak kebiasaan baru, baik yang berhubungan dengan hal-hal esensial yang mesti dilakukan sehari-hari sampai hobi baru.
Hayo, siapa nih yang sekarang mendadak jadi chef, jadi gardener, sampai yang tiba-tiba punya hobi baru bersepeda?
Hal ini enggak salah kok, bagus malah. Pressure yang muncul karena kekhawatiran akibat pandemi memang butuh “disalurkan”. Lagi pula, kalau hobi baru itu ternyata membawa manfaat untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita, ya apa salahnya kan?
Hanya saja, hobi memang kadang membutuhkan biaya yang enggak sedikit juga. Misalnya yang mendadak jadi chef, ternyata juga mendadak butuh food processor, air fryer, mixer, oven, sampai butuh freezer baru. Begitu juga yang punya hobi baru bersepeda, mendadak butuh sepeda yang bagus, juga bicycle pants-nya, helmnya, pelindung lutut, dan printilan lainnya.
Nah loh. Ya bagus juga sih, tetapi hmmm … kadang jadi menjurus mengkhawatirkan kalau sudah mulai “menggerogoti” anggaran rutin.
Betul?
Lalu, apa yang harus kita lakukan, agar hobi baru ini tetap jalan tapi tanpa mengganggu bujet harian dan tabungan enggak jebol? Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai.
Beberapa Cara Atur Anggaran untuk Hobi Baru
1. Siapkan anggaran khusus untuk hobi baru kamu
Penghasilan kamu kan sudah dibagi menjadi beberapa pos pengeluaran, yakni untuk kebutuhan hidup sehari-hari yang rutin, cicilan utang, investasi, dan sosial. Nah, sebisa mungkin jangan mengganggu uang yang sudah disiapkan untuk kebutuhan esensial tersebut untuk membiayai hobi baru kamu.
Buatlah pos pengeluaran tersendiri untuk hobi. Kamu bisa benar-benar memisahkannya dari yang lain, atau jika memang belum terlalu banyak, kamu bisa memasukkannya juga ke pos lifestyle, di mana semua “dosa” keuangan bersatu.
Hanya biayai hobi baru kamu dari pos pengeluaran baru ini. Jangan pernah ambil dari pos pengeluaran yang lain ya. Jika anggaran di pos pengeluaran hobi ini sudah habis, maka stop right there. Kamu bisa menunggu gajian berikutnya, ketika pos ini sudah kamu topup lagi.
2. Bergabung ke komunitas yang tepat
Selain bisa mendapatkan inspirasi dan tip-tip, bergabung bersama orang-orang yang memiliki hobi sama biasanya juga bisa untuk mendapatkan informasi di mana kamu bisa mendapatkan barang-barang penunjang hobi dengan harga yang lebih terjangkau. Kadang bahkan sesama anggota komunitas juga saling menjual barang-barang penunjang hobi ini.
Asyik kan, sambil ngobrol tentang hobi baru kamu, kamu bisa belajar banyak dari mereka plus ngelarisin jualan mereka. Jadi makin diterima deh di tengah komunitas mereka.
Punya teman-teman baru yang satu minat itu asyik banget!
3. No utang-utang club!
Sangat tidak disarankan untuk membiayai hobi dengan berutang. Apalagi ini hobi baru, yang mungkin saja kamu miliki karena terpengaruh oleh kondisi. Bisa jadi, nanti jika kondisinya berubah lagi, kamu mungkin tidak akan meneruskan hobi baru kamu ini.
Lagi pula, utang sebaiknya memang tidak dimanfaatkan untuk membiayai kesenangan. Sudah banyak kasus orang yang terlilit utang karena kurang bijak dalam menggunakannya lantaran dipakai untuk membiayai hal-hal yang enggak penting.
Utang boleh, tapi pastikan utangnya produktif, bukan utang konsumtif. So, kalau kamu mau berutang untuk hobi, tanyakan dulu pada diri sendiri; ini utang produktif atau konsumtif?
Hanya kamu sendiri yang bisa menjawabnya ya.
4. Keluarkan barang yang sudah tak terpakai
Prinsip hidup minimalis ini bisa kamu terapkan untuk mengendalikan biaya hobi baru.
Oke, kamu mungkin memang butuh beberapa barang baru untuk menunjang hobi ini, tetapi coba cek di sekitarmu. Adakah barang lain yang bisa “dikeluarkan”, sebelum kamu memasukkan barang baru ke dalam hidupmu? Mungkin ada barang-barang yang kamu beli untuk hobi lamamu dan sekarang sudah bosan atau nggak terpakai lagi?
Keluarkan barang yang sudah selama satu tahun tidak pernah tersentuh lagi. Kamu bisa menghibahkannya, atau mungkin bikin garage sale. Nah, yang terakhir ini lumayan juga kalau bisa laris. Jadi bisa menambah bujet untuk hobi baru kan?
5. Bisniskan hobimu
Meski masih terbilang sebagai hobi baru, tapi kalau didalami betul-betul enggak menutup kemungkinan untukmu bisa membisniskannya.
Misalnya saja, hobi baru berkebun tanaman organik. Selain kamu bisa panen sendiri, bisa juga hasilnya kamu jual ke tetangga kanan-kiri atau ke teman-temanmu.
Hasil bisnisnya bisa kamu pakai untuk membeli bibit tanaman baru, dan tentu saja, untuk membeli hal-hal lain yang bisa menunjang hobimu ini, sehingga hobimu pun bisa “membiayai dirinya sendiri”. Siapa tahu, malah jadi bisa menambah untuk anggaran kebutuhan hidup sehari-hari kan?
Nah, selamat menekuni hobi baru kamu ya! Semoga kamu enggak bosan dan membawa kebahagiaan untukmu dan orang-orang di sekitarmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Langkah Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
Sebagian dari kamu mungkin saat ini sudah mulai menerapkan work from office, alias sudah kembali ke kantor untuk bekerja, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Yep, rutinitas sudah balik, tapi sayangnya, gaji belum kembali seperti sebelum pandemi. So, sepertinya butuh cara tepat untuk mengelola gaji agar bisa survive nih.
Mengapa begitu?
Ya, karena sebagian dari perusahaan masih belum bisa membiarkanmu untuk lembur, atau melakukan perjalanan dinas, dan lain sebagainya, yang biasanya “membuahkan” tambahan gaji, insentif, bonus, dan lain-lain pada slip gajimu. Dengan demikian, sebagian dari karyawan sekarang masih harus puas dengan menerima gaji pokok dan beberapa tunjangan wajib saja, seperti tunjangan makan dan transportasi.
Padahal, rutinitas sudah kembali, yang berarti kebutuhan hidup juga jalan terus seperti sebelumnya, meski harus diadakan penyesuaian di sana-sini.
Jadi, gimana dong?
5 Hal untuk Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
1. Dahulukan kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang secara rutin kamu pakai, yang kamu gunakan untuk hidup, yang tidak bisa disubstitusi oleh barang lain. Mulai dari makanan, kebutuhan rumah tangga, transportasi, pulsa, listrik, air, dan sebagainya.
Enggak, langganan streaming film dan musik nggak termasuk kebutuhan dasar, karena tanpa langganan pun sebenarnya hidupmu baik-baik saja. Enggak, jajan kopi dan boba sebenarnya juga nggak termasuk kebutuhan dasar. Tetapi, beli air minum dalam galon bisa jadi kebutuhan dasar. Makanan termasuk kebutuhan dasar, tetapi pesan makanan online setiap hari yang masih ditambah ongkos kirim, itu bukan termasuk kebutuhan dasar. Beras, dan stok bahan makanan yang bisa kamu masak sendiri dan dijadikan lauk adalah kebutuhan dasar.
Nah, sudah terasa bedanya ya.
It’s ok sih kalau misalnya kamu mau tetap langganan streaming, jajan, pesan makanan online. Tapi kalau memang gaji kamu tidak mencukup, hal-hal ini bisa diatur lagi. Turunkan standar, dan coba cari cara agar pengeluaran bisa dikurangi.
Itu saja inti dari mengelola gaji yang belum pulih di masa new normal.
2. Prioritaskan utang
Untuk bisa mengelola gaji dengan lebih baik lagi di masa new normal, coba cek yuk, sampai dengan hari ini, posisi utangmu ada di mana? Masih kurang berapa banyak dan berapa lama?
Selain kebutuhan dasar, cicilan utang harus menjadi top priority dalam usaha kamu mengelola gaji yang belum normal di masa yang sudah “dinormalkan” ini.
Kalau memang perlu, kamu bisa meminta keringanan cicilan pada pihak pemberi pinjaman. Coba cek artikel yang sudah ditautkan ya. Memang sih, aturan stimulus pemerintah ini ditujukan bagi pekerja informal dan harian. Tetapi enggak ada salahnya kamu ajukan, meski kamu adalah karyawan suatu perusahaan, karena pada dasarnya setiap institusi keuangan memiliki kebijakan masing-masing.
Coba dulu boleh, siapa tahu lolos dan bisa membantu keuanganmu kan?
3. Cek dana darurat
Dana darurat akan menjadi jaring pengaman pertamamu untuk bisa survive di masa new normal, sementara gaji belum normal seperti sebelumnya.
Coba cek lagi ya, sebelum kamu benar-benar menggunakan tabungan untuk hidup ataupun mencairkan instrumen yang memang kamu gunakan sebagai dana darurat, seperti reksa dana pasar uang ataupun emas. Kamu harus tetap memperhitungkan setiap detailnya agar penggunaan dana darurat dapat seefektif mungkin.
Jangan lupa untuk mengembalikan dana darurat, begitu krisis ini berlalu.
4. Asuransi kesehatan harus tetap jalan
Yes, seharusnya sih iuran asuransi kesehatan–terutama BPJS Kesehatan dengan subsidi dari kantor–tetap jalan. Coba kamu cek ke bagian HR di kantormu ya. Pastikan iuran tetap dibayarkan, karena asuransi kesehatan seperti halnya kebutuhan dasar, sangat penting untuk tetap diprioritaskan dalam kondisi krisis sekalipun.
Jika kamu terpaksa harus dirumahkan atau terkena PHK, maka segera urus BPJS Kesehatan mandiri, agar iuranmu bisa tetap diteruskan.
5. Investasi jika mampu
Kalau di masa normal sebelumnya, investasi dan/atau menabung bisa kamu lakukan di awal setelah kamu menerima gaji. Tetapi, dalam kondisi krisis–meski kamu tidak disarankan untuk berhenti menabung dan/atau investasi–tetapi kamu bisa menurunkan prioritasnya setelah kebutuhan dasar dan cicilan utang aman.
Investasi di masa sulit mungkin memang akan sulit dilakukan oleh sebagian orang–termasuk mereka yang berstatus karyawan. Ya, kalau memang belum bisa memulai investasi, ya enggak apa. Yang penting, kamu bisa mengelola gaji yang belum pulih ini dengan baik, agar bisa survive sampai semua normal kembali.
Bagaimana? Apakah langkah-langkah mengelola gaji di atas dirasa sulit untukmu? Semoga enggak ya.
Kalau memang kamu merasa kesulitan mengelola gaji di masa new normal, coba usulkan diadakan training keuangan di perusahaan tempat kamu bekerja.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.