Menyusun Anggaran Biaya Menikah di Tahun 2021
Menikah menjadi salah satu resolusi tahun baru kamu di 2021? Kalau iya, nah, berarti mesti mulai memikirkan mengenai anggaran biaya menikah dong, sekarang.
Tahun 2021 bakalan berbeda, nggak bakalan kayak pesta-pesta pernikahan sebelumnya. Karena ada pandemi yang sekarang masih menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Lagi pula, menikah itu bukan rencana kecil. Banyak hal mesti dipersiapkan, apalagi di saat-saat seperti ini.
Kalau dilogika, biaya menikah di tahun 2021 seharusnya bakalan lebih hemat, karena harus memenuhi protokol kesehatan, sehingga banyak hal harus disederhanakan. Kemarin sempat lihat ada yang sharing di media sosial. Sudah siap biaya menikah sebesar Rp100 juta sebagai dana menikah atas tabungan sendiri, tapi ternyata pada praktiknya, biaya jadi hanya sekitar Rp35 juta saja di akhir tahun 2020 kemarin. Lumayan juga ya, berkurangnya. Sisanya, bisa banget dipakai buat DP rumah pertama tuh. Ya, paling perlu ditambah sedikit saja.
Biaya Menikah di Tahun 2021
Konsep pesta
Yang pertama mesti ditentukan adalah konsep acara. Mau yang seperti apa?
Ingat, kalau biasanya kita umumnya menggunakan konsep standing party, maka di tahun 2021 sepertinya hal ini belum akan memungkinkan. Begitu juga dengan konsep makan-makan prasmanan.
Satu-satunya konsep yang memungkinkan adalah seated party, dengan hidangan yang diantarkan oleh waiter/waitress. So, pertimbangkanlah hal ini, juga terkait dengan berapa undangan yang akan datang.
Pernikahan outdoor mungkin juga bisa jadi opsi yang cukup menarik, mengingat kita mesti menjaga sirkulasi udara yang cukup bebas untuk menekan risiko penyebaran virus. Tapi, ini berarti ada biaya sewa tenda dan kursi, serta peralatan lain yang diperlukan. Dan, teteup, seated party akan lebih baik.
Sebagai bahan pertimbangan juga, coba cek artikel tentang skema pernikahan di masa new normal ini juga ya. Banyak loh, yang mesti dipertimbangkan.
Protokol kesehatan
Peralatan standar protokol kesehatan harus disediakan, mulai dari hand sanitizer yang banyak, sabun cuci tangan juga, sampai thermometer gun. Juga harus ada masker, siapa tahu ada tamu yang lupa bawa masker, kan?
Nah, di samping protokol kesehatan di venue, kamu juga perlu mempertimbangkan untuk mengadakan tes screening tahap awal virus COVID-19, sesuai yang dianjurkan pemerintah pada seluruh pihak yang akan datang ke pesta. Terutama keluarga dan kru pesta.
Misalnya, kalau sekarang swab antigen dinilai cukup efektif, ya berarti masukkan tes ini ke dalam anggaran biaya menikah kamu. Lumayan juga loh, misalnya ada 50 orang yang harus di-swab antigen, maka setidaknya kamu harus menyediakan dana sebesar Rp12 juta lebih.
Pernak-pernik pesta
Hal-hal lain yang juga harus dipertimbangkan dalam menyusun biaya menikah adalah pernak-perniknya. Mulai dari susunan acara yang harus disederhanakan, siapa saja yang menghadiri, undangan, suvenir, parkir, dekorasi, florist, dan seterusnya.
Ataukah, mungkin kamu perlu menanggung biaya perjalanan keluarga atau tamu yang datang dari luar kota? Pikirkan transportasinya, pun akomodasinya.
Gimana, sudah pusing memikirkan biaya menikah yang ternyata tetap saja banyak dan njelimet di tahun 2021 ini?
Belajar saja langsung di Udemy yuk!
Salah satu kursus online dari QM Financial yang bisa kamu dapatkan di Udemy adalah Journey for Singles—kelas finansial khusus buat kamu para lajang, yang di dalamnya kita akan membahas mengenai Dana Darurat, Dana Menikah, dan Dana Liburan. Sudah pasti, bakalan bermanfaat untuk kamu agar bisa mengelola keuangan dengan lebih baik lagi di tahun 2021 ini.
Belum akan menikah tahun ini? Ya, justru di saat inilah kamu bisa mulai merencanakannya dengan baik. Jangan sia-siakan waktu yang tak bisa kamu peroleh kembali.
Yuk, bergabung bersama alumni Udemy lainnya, yang sudah banyak mendapatkan pencerahan dari online course ini. Dengan sekali pembayaran, kamu bisa mendapatkan akses seumur hidup pada materi, video, dan worksheet yang bisa diisi sesuai kondisimu.
Belajar enggak pernah se-fun ini kan?
Atau, jika kamu ingin belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi secara langsung bersama trainer QM Financial, ikuti saja kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Investasi Peningkatan Keterampilan Mengelola Keuangan Karyawan, Ini Dia 5 Manfaat Bagi Perusahaan
Apa hubungan perkembangan perusahaan dan keterampilan mengelola keuangan pribadi karyawan? Banyak.
Karyawan adalah aset perusahaan yang paling berharga; aset yang harus senantiasa dikembangkan dari waktu ke waktu. Sebuah perusahaan bisa beroperasi dengan baik ketika ada orang-orang yang bekerja untuk kepentingan bersama di dalamnya–juga dengan performa yang baik.
Sementara, pengelolaan keuangan pribadi karyawan sangat berpengaruh pada performa mereka saat bekerja di kantor. Dengan demikian, kedua hal tersebut saling berhubungan erat, dan saling memengaruhi.
Namun, karyawan sendiri memang merupakan individu yang unik–yang kadang tak lepas dari permasalahan pribadi. Termasuk masalah keuangan.
Coba yuk, disimak video yang membahas tentang masalah keuangan yang sering dialami oleh karyawan berikut ini, untuk penjelasan singkatnya.
Yes, Virginia Tech Study di Amerika Serikat pernah mengadakan penelitian, bahwa sebuah perusahaan bisa merugi sampai dengan USD450 setiap harinya, lantaran kenaikan ketidakhadiran karyawan dan penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh masalah keuangan pribadi.
Empat ratus lima puluh dollar per hari, berarti perusahaan bisa rugi lebih dari Rp157 juta setiap minggunya. Bukan angka yang kecil lo!
So, bagaimana cara perusahaan untuk menekan peluang kerugian ini? Of course, dengan berinvestasi untuk peningkatan keterampilan mengelola keuangan pribadi para karyawan.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh perusahaan ketika berinvestasi pada peningkatan keterampilan mengelola keuangan karyawan.
Manfaat Perusahaan yang Berinvestasi untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Keuangan Karyawan
Memudahkan perusahaan dalam pencapaian target
Masih dalam penelitian yang sama, terungkap bahwa satu dari 4 karyawan mengalami stres lantaran masalah pengelolaan keuangan pribadi. Akibatnya, produktivitas terganggu yang menyebabkan performa perusahaan secara keseluruhan juga tak bisa maksimal. Kalau sudah begini, target bisnis perusahaan juga tak akan tercapai dengan baik.
Dengan “menghilangkan” masalah keuangan, maka perusahaan sudah mengurangi penyebab stres yang dialami oleh karyawan. Tanpa terganggu oleh masalah keuangan, karyawan dapat fokus pada tugas masing-masing dengan lebih baik.
Mudah dalam identifikasi potensi karyawan
Adanya upaya peningkatan skill karyawan—skill apa pun itu, termasuk juga skill mengelola keuangan pribadi—akan mempermudah pihak perusahaan untuk melihat potensi yang dimiliki oleh masing-masing karyawan secara realistis.
Dengan tidak adanya beban masalah keuangan, setiap karyawan akan dapat memberikan performa mereka yang sebenar-benarnya, sehingga akan mempermudah perusahaan mengidentifikasi potensi dan kemudian merencanakan untuk peningkatan skill lain yang kurang.
Dapat mendorong peningkatan performa karyawan
Semakin “terbebas” dari masalah keuangan, semakin fokus karyawan pada tugas mereka di kantor, semakin baik pula performa yang bisa mereka lakukan. Semakin “terbebas” dari masalah keuangan, karyawan juga akan semakin percaya diri untuk memberikan yang terbaik, karena mereka merasa mampu secara mental, menghadapi tantangan yang ada.
Masalah keuangan saja mereka bisa atasi, apalagi masalah yang lain. Betul nggak?
Perusahaan pun pada akhirnya juga bisa berfokus pada pengelolaan aset karyawan dengan lebih baik.
Semakin terampil, perusahaan akan semakin efisien
Dengan semakin terampilnya karyawan mengelola keuangan pribadi mereka masing-masing, perusahaan pun akan semakin efisien operasionalnya.
Karyawan yang merasa aman akan keuangannya akan lebih cenderung untuk menghindari melakukan fraud dan kecurangan. Bahkan mereka akan berusaha untuk bisa menekan biaya operasional demi lebih efisiensinya biaya.
Dengan sadarnya karyawan akan pentingnya pengelolaan keuangan pribadi, dana pensiun pun mereka sadar untuk mempersiapkannya secara mandiri, meski sudah termasuk dalam benefit kompensasi dari kantor juga.
Tentunya, hal ini akan membuat semua pihak yang berperan dalam operasional bisnis di perusahaan merasa secure, bukan?
Membantu penentuan masa depan perusahaan
Pada akhirnya, masa depan perusahaan menjadi lebih mudah untuk direncanakan ketika karyawannya memiliki keuangan yang stabil, jauh dari masalah keuangan berat yang bisa menimbulkan stres.
Bagaimana? Tertarik untuk berinvestasi dalam peningkatan skill mengelola keuangan pribadi karyawan di perusahaan Anda? QM Financial akan dengan senang hati membantu.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Ini Dia 5 Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
Buat PNS, produk investasi apa ya yang paling cocok?
Tunggu, memangnya PNS harus investasi? Hmmm, mengingat betapa banyak kebutuhan kita ke depannya, iya, sangat disarankan agar PNS berinvestasi. Kita semua memang perlu berinvestasi, karena tanpa investasi, rasanya akan sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan kita. Tapi, sebelum benar-benar berinvestasi, kamu wajib mengenal dulu beberapa produk investasi agar bisa memilih dengan tepat.
Lagi pula, zaman sekarang, mau investasi itu gampang banget. Tinggal modal smartphone, kuota, dan pastinya dana investasi yang sudah dialokasikan khusus, siapa saja bisa berinvestasi dengan mudah dan praktis. Nggak perlu dana yang besar juga untuk mulai berinvestasi. So, siapa pun kamu–terutama para PNS–pasti bisa jadi investor.
Berikut beberapa produk investasi yang bisa dipertimbangkan, untuk dipilih sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu sebagai PNS
Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
1. Investasi emas
Produk investasi satu ini bisa dibilang yang tertua, karena sejak nenek moyang kita pasti sudah memanfaatkannya sebagai bentuk tabungan. Tak jarang nenek, kakek, dan orang tua kita bisa memiliki rumah, membiayai sekolah anaknya, dan memenuhi kebutuhan besar lainnya dengan bermodalkan tabungan emas mereka.
Buat PNS, investasi emas bisa jadi produk yang cocok sebagai awalan berinvestasi. Risiko kerugian minim untuk jangka panjang, pengelolaan relatif mudah, dan bisa menjadi safe haven saat sedang krisis.
2. Investasi reksa dana
Produk investasi kedua yang cocok untuk PNS adalah investasi reksa dana.
Dengan dikelola oleh manajer investasi–yang sudah dipilih secara cermat–membuat kamu tak perlu terlalu repot memikirkan strategi investasinya. Yang perlu kamu lakukan adalah memonitor dan memantau kinerja si manajer investasi. Pastikan nilai investasi berkembang dari waktu ke waktu, sesuai dengan target dan tujuan keuanganmu.
Reksa dana–terutama reksa dana pasar uang–juga bisa menjadi media untuk menyimpan dana darurat, lantaran paling minim risiko dibandingkan beberapa produk investasi lainnya. Dana untuk mulai juga bisa dari nominal kecil, bahkan ada reksa dana yang menawarkan dana minimal awal sebesar Rp10.000 dan bisa dibayar/di-topup dengan ewallet.
Praktis banget kan?
3. Deposito
Deposito bisa dibilang juga salah satu produk investasi old-fashioned tapi masih digemari lantaran risikonya yang juga relatif minim dibandingkan produk yang lain. Memang imbalnya terbatas, tetapi jaminan keamanan dari pemerintah sampai dengan nominal Rp2 miliar, sebagai salah satu produk perbankan, menjadi keunggulan tersendiri untuk deposito.
Cara investasinya yang hanya sekali setor di awal, dan kemudian tinggal menunggu bunga di setiap bulannya juga dinilai cukup praktis. Kamu bisa memilih deposito ARO, agar ketika jatuh tempo, depositomu diperpanjang secara otomatis, ataupun deposito nonARO, yang akan langsung ditransfer ke rekening induk ketika jatuh tempo tiba.
Setoran awal untuk deposito sih cukup lumayan ya, apalagi jika dibandingkan dengan reksa dana. Ada bank yang memberlakukan setoran awal minimal Rp5 juta ataupun Rp10 juta. Silakan cek dulu ke bank terkait ya, dan minta informasi sebanyak-banyaknya lebih dulu, sebelum mulai berinvestasi deposito.
4. Investasi saham
Investasi saham bisa jadi merupakan produk investasi yang tergolong agresif. Fluktuasi pasar bisa membuat nilai saham naik turun harian, dan bisa jadi ini menjadi kendala tersendiri buat kamu terutama yang profil risikonya konservatif. So, sebelum mulai berinvestasi saham, sebaiknya kamu kenali dulu dirimu sendiri. Jangan sampai investasi justru membuatmu jadi stres.
Sebenarnya, risiko yang timbul di saham ini masih bisa dikelola oleh investor individu seperti kita kok, apalagi jika kita sudah cukup paham bagaimana cara memilih saham yang cocok dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Tapi, memang, kita harus belajar investasi saham dulu yang benar seperti apa.
Imbal hasil investasi saham ini sangat lumayan, jika kita memang bisa berinvestasi dengan cara yang tepat. Bahkan hasilnya bisa berkali lipat dari imbal deposito. Tapi ya, itu–sekali lagi–harus diawali dengan belajar investasi saham yang benar.
5. Investasi properti
Produk investasi properti juga cukup sesuai dipilih oleh PNS, karena nantinya dapat disewakan dan memungkinkanmu untuk memperoleh penghasilan pasif.
Namun, di antara semua produk investasi rekomendasi seperti yang sudah dijelaskan di atas, investasi properti butuh dana yang paling besar. Pada prosesnya nanti, kamu akan juga butuh biaya yang relatif lebih banyak juga, karena harus membayar pajak, atau juga biaya pemeliharaan.
Karenanya, butuh rencana dan strategi yang matang jika kamu hendak memilih produk investasi ini. Tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
Membutuhkan kelas untuk dapat menggali produk investasi yang cocok untuk PNS secara lebih mendalam?
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Tujuan Keuangan yang Wajib Dimiliki oleh ASN/PNS
Sebagai seorang pegawai negeri sipil alias PNS, sudah pasti banyak privilege yang bisa didapatkan. Betul? Tapi, itu bukan alasan bagi setiap PNS untuk tidak memiliki tujuan keuangan.
Apa pun profesi seseorang, memiliki tujuan keuangan itu penting. Mengapa? Karena pada dasarnya kita memang akan selalu punya kebutuhan dan keinginan yang banyak sekali, padahal sumber daya (baca: penghasilan) terbatas. Adanya tujuan keuangan dapat membantu kita untuk menentukan prioritas, mana kebutuhan penting di masa depan yang harus diwujudkan. Kebutuhan yang akan ‘membebaskan’ kita dari masalah keuangan di masa yang akan datang.
Sebagai PNS atau ASN, memang banyak fasilitas atau tunjangan yang kita terima. Biasanya hal ini jugalah yang menjadi motivasi seseorang akhirnya ikut tes CPNS dan menjadi seorang PNS, karena kadang privileges ini tidak bisa ditemukan di perusahaan lain. Namun, tanpa pengelolaan keuangan yang baik dan tujuan keuangan yang jelas, fasilitas, tunjangan, dan gaji seorang PNS jadi kurang bisa dimanfaatkan dengan optimal. Alhasil, di masa depan, banyak masalah keuangan menanti..
So, jika kamu saat ini baru saja diterima menjadi seorang PNS/ASN, congrats! Manfaatkanlah privilege yang diberikan padamu, dan miliki beberapa tujuan keuangan terpenting berikut ini.
5 Tujuan Keuangan yang Seharusnya Dimiliki oleh PNS/ASN
1. Dana darurat
Dana darurat merupakan tujuan keuangan yang wajib dimiliki oleh semua orang, nggak hanya ASN/PNS saja sih. Tapi, terutama PNS, yang memiliki risiko bahaya psikologis yang timbul karena merasa terlalu nyaman dan terjamin, dana darurat seharusnya menjadi tujuan keuangan pertama yang harus diprioritaskan.
Mengapa sih kita harus punya dana darurat?
Alasannya cukup simpel, karena tidak ada yang bisa menjamin bahwa semua akan baik-baik saja seterusnya. Sekali waktu, akan ada kondisi darurat yang membuat kita harus berusaha ekstra untuk survive dengan tambahan dana.
Di sinilah dana darurat berperan. So, sebelum memiliki tujuan keuangan yang lain, seharusnya dana darurat sudah ada dulu.
2. Dana pensiun
Sebagai seorang PNS/ASN, kita memang sudah memiliki tabungan yang nantinya akan berfungsi sebagai dana pensiun–dana yang akan kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup ketika kita sudah memasuki masa pensiun dan tidak bisa produktif lagi.
Biasanya sih, kita akan diikutikan dalam program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua yang diadakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Masalahnya, pernahkah kamu menghitung, nantinya dana pensiun dari Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua itu apakah akan benar-benar bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan kita di hari tua nanti?
Kalau dari data yang ada, nantinya kita “hanya” akan menerima sejumlah 30% dari gaji terakhir yang kita terima sebelum masuk masa pensiun. Sedangkan, untuk bisa pensiun sejahtera, kita akan perlu biaya 70% dari gaji terakhir. Jauh dong? Iya.
Karena itu, ada baiknya kamu cek kebutuhan dana pensiunmu dengan cermat, dan kemudian rencanakan dengan lebih baik. Jangan sampai nanti di masa pensiun, kita malah menjadi beban untuk anak cucu kita.
3. Bebas utang
Sudah umum banget bagi karyawan untuk memiliki utang, lepas dari utang produktif ataupun utang konsumtif. Tapi ya jangan jadi terlilit utang berkepanjangan.
Yah, memang utang nggak dilarang. Bahkan, utang disarankan jika memang tujuannya untuk menumbuhkan aset.
Meski demikian, pelunasan utang itu hampir tidak pernah ringan. Apalagi utang jangka panjang. KPR misalnya. Karenanya, bebas utang seharusnya juga menjadi salah satu tujuan keuangan yang dimiliki oleh PNS/ASN.
4. Rumah pertama
Bagi sebagian besar PNS dengan level jabatan tertentu, biasanya memang diberikan berbagai fasilitas fisik. Rumah, mobil, atau sejenisnya. Tapi saat kita sudah tak lagi mengabdi di kantor tempat kita bekerja sekarang, maka semua fasilitas itu harus dikembalikan.
Kalau kamu enggak punya tujuan keuangan untuk punya rumah sendiri, lalu akan tinggal di mana?
Ya, mungkin untuk satu dua orang, ada yang memang sudah punya rumah, mungkin warisan atau hibah. Tetapi pasti banyak orang yang harus membeli rumah untuk ditempati kemudian.
Ini juga berlaku buat kamu yang sampai sekarang masih tinggal bersama orang tua. Ada baiknya bagi kamu untuk juga mulai merencanakan untuk punya rumah sendiri demi bisa hidup mandiri.
5. Asuransi lengkap
Lagi-lagi, sebagai PNS/ASN, kamu biasanya sudah punya asuransi kesehatan dari BPJS Kesehatan. Seharusnya sih, asuransi ini sudah cukup. Tetapi, kamu perlu mengecek lagi jika memang butuh lebih. Misalnya jika kamu punya penyakit kritis.
Selain diri kamu sendiri, ada baiknya kamu juga memastikan seluruh anggota keluarga memiliki asuransi kesehatan masing-masing. Apalagi jika kamu adalah penanggung jawab biaya hidup seisi rumah. Lumayan juga loh, kalau ada yang sakit jika tidak ada asuransi kesehatan. So, nggak hanya asuransi untukmu sendiri, tapi lengkapi juga jaminan kesehatan keluargamu.
Dan jangan lupa melengkapi proteksi dengan asuransi jiwa untukmu sendiri ya.
Apakah kantor atau komunitasmu membutuhkan pelatihan terkait tujuan keuangan karyawan? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Banjir Diskon Akhir Tahun 2020, Ini Cara Agar Keuangan Tetap Terkendali
Penghujung sudah terlihat, gaes! Ada banyak makna, tapi salah satu yang pasti adalah banjir diskon! Ini sepertinya sudah jadi tradisi ya, akhir tahun itu biasanya toko-toko sampai e-commerce semua bikin program diskon gede-gedean. Hampir setiap produk dipotong harganya, mulai dari produk fashion, beauty products, peralatan rumah tangga, elektronik, hingga gadgets!
Alhasil, kebutuhan yang tadinya nggak ada jadi mendadak ada. Semua gara-gara banjir diskon. Kalimat yang biasanya tercetus itu adalah, “Kapan lagi bisa dapat barang murah?”
Okay, so, pastinya ini akan sedikit memengaruhi kondisi dompet dan tabungan, yes? Iya, sedikiiit saja–kalau enggak boleh bilang, boncos! Jadi, ada baiknya kamu tahu beberapa trik mengendalikan keuangan di masa banjir diskon akhir tahun seperti ini supaya dompet dan tabungan tetap aman. Mari disimak.
Trik Kendalikan Keuangan Saat Banjir Diskon Akhir Tahun
1. Tentukan bujet belanja
Tentu saja, kamu harus memanfaatkan promo dan banjir diskon besar-besaran ini untuk bisa mendapatkan barang dengan harga murah. Nggak ada yang salah dengan hal itu kok.
Agar kamu bisa berbelanja dengan rasa aman, maka tentukanlah anggaran atau bujet belanja kamu terlebih dulu sebelum mulai belanja. Buat daftar barang apa saja yang perlu dibeli dan perkirakan harganya. Dari sini, kamu akan bisa membuat anggaran yang realistis.
Dengan adanya anggaran, dan stick to it, akan lebih mudah bagimu untuk belanja saat banjir diskon,karena kamu akan lebih fokus pada daftar yang sudah kamu buat. Nantinya, jika ada sisa dana pada bujet, kamu boleh kok menggunakannya untuk belanja barang yang nggak masuk daftar.
2. Cek apakah barang yang sama sudah kamu miliki
Cek lemari baju, cek rak sepatu atau koleksi panci, cek kondisi gadget. Cek barang-barang yang sudah kamu miliki sekarang. Mungkin kamu bisa menemukan barang-barang yang lupa terpakai.
Hal ini penting untuk menghindarkanmu belanja barang yang sama dengan fungsi yang nyaris sama saat banjir diskon, padahal kamu sudah punya dan juga belum dimanfaatkan sepenuhnya. Mubazir kan?
Mending kan beli barang-barang lain yang memang kamu belum punya sama sekali, kan bisa lebih berguna.
3. Tanyakan beberapa hal ini sebelum benar-benar belanja
Apa pertanyaannya? Ini dia:
- Apakah kamu hanya mampu membeli barang tersebut ketika didiskon?
- Apakah kamu bisa menyebutkan 3 fungsi atau kegunaan barang tersebut setelah dibeli nantinya, yang tidak bisa dilakukan menggunakan barang yang sudah ada? Misalnya, beli gaun. Bayangkan 3 acara di mana kamu bisa memakainya. Beli panci, bayangkan 3 masakan yang bisa kamu masak dengan panci tersebut yang tidak bisa kamu masak dengan panci lain yang kamu punya.
- Apakah barang yang hendak kamu beli itu kira-kira masih akan dipakai 3 – 5 tahun ke depan? Atau, bakalan sudah rusak atau kamu sudah males pakai lagi?
- Kalau ada barang baru atau varian baru, apakah barang yang akan kamu beli itu bakalan tetap kamu pakai?
- Kalau membeli barang tersebut, akan menimbulkan rasa senang yang awet nggak di hati? Maksudnya, kira-kira akan menyesal enggak ketika nanti sudah dibeli karena satu dan lain hal?
Kalau 5 pertanyaan di atas jawabannya adalah ‘iya’, maka mungkin kamu memang harus memasukkan barang tersebut dalam daftar belanjaanmu.
4. Fokus saat belanja
Akhir tahun 2020 ini, barangkali kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu belanja kamu secara virtual, alih-alih berburu diskonan di mal atau pertokoan fisik.
Hal ini menawarkan keuntungan tersendiri sih. Salah satunya, lebih mudah untukmu hanya fokus pada daftar belanjaan, dan meminimalkan peluang untuk window shopping yang akhirnya membuat lapar mata.
Tapi ya tetap perlu waspada, karena marketplace atau ecommerce selalu punya cara untuk membuatmu jadi window shopping juga melalui fitur cross selling-nya.
Stay focused ya! Kalau memang daftar belanjaan sudah disusun dengan cermat, dipenuhi dengan barang-barang yang memang kamu butuhkan, then stick to it. Nanti deh, kalau ada sisa bujet, baru kamu bisa menambah barang yang lain.
5. Ubah mindset
Seberapa pun banyak kamu bisa memanfaatkan diskon untuk mendapatkan barang-barang yang kamu inginkan, tapi ingat, kamu tetap bukan sedang berhemat ya. Kamu tetap sedang mengeluarkan uang. Ada pengeluaran uang ekstra di situ.
Jadi, jangan bilang, “Wah, aku bisa hemat sekian ratus ribu nih belanja pas banjir diskon begini!” Nggak juga, tetap saja kamu mengeluarkan uang (dan biasanya jumlahnya akan lebih banyak) untuk berbelanja.
Bisa lihat kan, bahwa ada perbedaan makna di situ?
So, berburu diskon dan sale enggak berarti ngirit ya. Justru itulah saat-saat kamu akan memiliki banyak pengeluaran. Catatlah hal ini dalam catatan keuanganmu.
So, selamat berbelanja dan menikmati banjir diskon ya! Saat-saat seperti ini memang perlu kok, apalagi setelah kamu bekerja keras selama setahun penuh. Memberikan reward untuk diri sendiri itu juga penting, karena ini juga ada hubungannya dengan kesehatan mental.
Tapi, jangan sampai hal ini menimbulkan isu kesehatan mental yang lain, akibat terlalu banyak belanja, pengeluaran tak terkendali, tabungan habis, bahkan sampai utang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Akhir Tahun 2020, Saatnya Lakukan Review Keuangan Keluarga
Akhir tahun sudah datang. Iya, nggak terasa sudah bulan Desember nih. Gimana kabarnya sampai dengan hari ini? Apakah tahun 2020 cukup berat untukmu? Ataukah, malah merupakan tahun yang justru memberimu banyak rezeki?
Iya, memang tahun 2020 ini luar biasa. Pandemi COVID-19 yang menyerang membuat kita seakan lumpuh hampir setahun penuh. Mungkin kamu termasuk mereka yang terkena imbas hingga membuatmu mengalami kesulitan keuangan. Tapi ada juga yang merasa pandemi ini justru membuka peluang-peluang baru yang sebelumnya cuma jadi keinginan belaka, tanpa sempat mewujudkanya.
Namun, apa pun kondisinya, setuju kan, bahwa kita patut tetap bersyukur? Baik atau buruk, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga dari tahun 2020 ini.
Nah, jelang akhir tahun, berarti ini waktunya melakukan review keuangan–terutama keuangan keluarga.
Memangnya penting ya?
Penting dong. Hasil review keuangan akhir tahun–baik itu keuangan pribadi maupun keluarga–bisa kita gunakan nantinya untuk memperbaiki kondisi keuangan kita di tahun 2021, sekaligus untuk melihat seberapa dekat kita dengan tujuan keuangan yang sudah kita tentukan sebelumnya.
Apalagi soal keuangan keluarga, yang hajat hidupnya banyak. Rencana keuangan banyak, karena kebutuhan dan tujuan keuangannya juga nggak sedikit. Belum lagi melibatkan banyak nyawa; pasangan, dan anak-anak. Oh iya, tak ketinggalan kalau kita adalah sandwich generation. Ada keluarga besar juga yang harus diurus.
Jadi, apa saja nih yang perlu dilakukan review?
3 Hal Keuangan Keluarga yang Harus Direview di Akhir Tahun
1. Pemasukan dan pengeluaran
Ini adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika review akhir tahun.
Things changed. Banyak yang berubah di tahun 2020. Kondisi berubah, kebiasaan berubah, dan akhirnya memengaruhi pemasukan dan pengeluaran kita.
Bagaimana kondisi pemasukan uang di tahun 2020? Apakah berkurang, karena adanya pandemi? Atau bahkan hilang sama sekali, dan kamu harus mencari peluang lain? Atau justru malah bertambah?
Lalu, bagaimana dengan kondisi pengeluarannya? Apakah ada yang berubah atau disesuaikan? Pos yang sebelumnya ada jadi enggak ada, yang sebelumnya nggak ada jadi ada? Pengeluaran bertambah? Atau justru berkurang? Bagaimana pergerakannya dari bulan ke bulan? Apakah ada hal-hal yang bikin boncos atau bocor alus?
Cek apakah cash flow tetap positif sampai akhir tahun ini. Apakah kamu tetap bisa menabung? Atau justru kamu sudah memakai tabunganmu untuk menyambung hidup?
Jika ternyata negatif, diskusikan dengan pasangan untuk mencari jalan keluar agar di tahun 2021 nanti, cash flow bisa lebih baik. Memang ini adalah masa yang berat. Karena keluarga adalah tanggungan berdua, maka sebaiknya solusi juga dicari bersama.
2. Tujuan keuangan dan investasi
So far, sudah punya tujuan keuangan apa saja sih? Dana pendidikan anak? Dana renovasi rumah? Dana pensiun? Bagaimana posisinya sampai hari ini? Adakah yang harus disesuaikan dengan rencananya? Semoga sih enggak terlalu banyak yang berubah ya?
Cek juga performa instrumen investasi yang sudah dipilih untuk melayani kebutuhan tujuan keuangan keluargamu. Mungkin memang belum pulih seutuhnya lantaran terkena imbas badai pandemi. Tapi, setidaknya, apakah grafiknya sudah naik lagi?
Di akhir tahun ini, pergerakan instrumen-instrumen investasi sudah cukup menggembirakan. Setidaknya, dibandingkan dengan yang terjadi di awal – pertengahan tahun ya. Untuk tujuan keuangan keluarga yang masih cukup panjang, kamu tak perlu merasa terlalu khawatir. Lakukan saja pemantauan secara rutin dan review investasimu secara berkala. Namun, bagi kamu yang sudah mendekati target tujuan keuangan, ada baiknya pertimbangkan untuk memindahkan dana investasi di instrumen tinggi risiko ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Lagi-lagi, diskusikan dengan pasangan, bagaimana baiknya.
3. Aset dan kewajiban
Kewajiban di sini berarti utang. Ini juga menjadi salah satu hal yang wajib direview nih di akhir tahun.
Bagaimana posisi utang sekarang? Sudah berapa persen utang pokok terbayar? Apakah sampai saat ini rasio cicilan masih di bawah 30% dari penghasilan–mengingat mungkin penghasilan berkurang tahun ini? Apakah keluargamu masih terlalu banyak melakukan utang konsumtif?
Apakah kamu punya cukup aset–yang nilainya lebih besar daripada utang? Apakah tahun ini, kamu bisa menambah aset? Apakah aset yang kamu miliki mampu menghasilkan pemasukan?
Lakukan review menyeluruh. Kebiasaan keuangan yang sudah baik dan sehat harus dipertahankan, dan cari solusi untuk mengatasi hal-hal yang masih belum sehat.
Nah, sampai di sini, seharusnya sih kamu sudah punya cukup bahan nih untuk membuat rencana baru agar keuangan di tahun 2021 lebih baik.
So, siap untuk melakukan review akhir tahun terhadap keuangan keluarga sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bersiap Menghadapi Tahun 2021 dengan Keuangan yang Lebih Baik
Tahun 2021 sudah di depan mata! Tahun 2020 sudah hampir sampai di penghujung, Gaes! Gimana nih? Sampai dengan hari ini, apakah kamu sudah melakukan beberapa review terkait keuanganmu? Atau, apa saja yang sudah kamu lakukan sepanjang 2020 demi kehidupan yang lebih baik?
Yes, hal yang akan selalu menjadi penentu bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari di sepanjang tahun–salah satunya–adalah keuangan. Karena itu, mau tutup tahun, kita ya perlu melakukan review, sedangkan saat tahun baru tiba, akan lebih baik jika kita juga memiliki rencana keuangan untuk setahun ke depan.
Untuk apa? Ya, pastinya agar di tahun yang baru, hidup kita lebih baik.
Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan nih, dari tahun 2020 untuk kemudian kamu jadikan fokus di tahun 2021.
- Pandemi sepertinya masih betah. Setidaknya, sampai vaksin sudah tersebar merata dan semua orang sudah menerimanya.
- Kita masih berada dalam resesi ekonomi, meski BPS sudah mengumumkan bahwa di Q3, kita mengalami pertumbuhan PDB sebesar 5.05% dibandingkan Q2. Tapi ya, tetap saja posisi masih minus jika dibandingkan YoY tahun sebelumnya.
- Upah minimum pekerja tidak akan naik di tahun 2021.
So, apa yang perlu kita siapkan secara keuangan sekarang, demi tahun 2021 yang lebih baik, meski kondisi masih belum pasti?
Bersiap Menghadapi Tahun 2021 Secara Finansial
1. Amankan dana darurat
Kita sudah belajar, bahwa yang namanya musibah atau kondisi darurat bisa datang sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan lebih dulu. Ya, kalau ada pemberitahuan lebih dulu mah pendaftaran CPNS. Karena itu, belajar dari tahun 2020, kita harus lebih siap menghadapi segala hal di tahun 2021 mendatang.
Salah satunya dengan memiliki dana darurat yang memadai.
Duh, dana darurat lagi, dana darurat lagi. Barangkali kamu juga sudah bosan mendengarnya. Tapi, kamu enggak boleh bosan diingatkan, seperti halnya QM Financial yang enggak pernah bosan untuk mengingatkanmu.
Amankan dana daruratmu. Kalau kemarin sudah terpakai, jangan lupa untuk menggantinya sesuai kemampuan. Untuk berapa jumlah idealnya, kamu pasti sudah hafal ya kan?
2. Tetap perhatikan cash flow
Pastikan cash flow tetap positif.
Cek pemasukan. Ada 3 kemungkinan nih di sini: pemasukanmu tetap stabil (Alhamdulillah!), ada tetapi berkurang, dan hilang sama sekali.
Cek pengeluaran. Apakah ada pos pengeluaran yang sekarang berubah? Dulu nggak ada, sekarang ada. Atau dulu ada, sekarang nggak ada.
Cermati catatanmu ya. Kalau perlu, kamu bisa memantaunya secara harian atau bulanan lagi, sebelum akhirnya menemukan pola pengeluaran yang terbaik. Pastikan tetap positif.
Tahun 2021 masih belum pasti akan seperti apa. Jadi pastikan cash flow tetap positif ini sangat penting.
3. Pastikan asuransi aman
Di zaman penyakit yang menyebar seperti ini, asuransi kesehatan menjadi hal yang sama sekali tak boleh dilupakan atau diabaikan. Semoga kamu semua sudah punya asuransi kesehatan sekarang, sehingga kamu bisa menghadapi tahun 2021 dengan lebih tenang.
Begitu juga dengan asuransi jiwa. Beneran deh ya, tahun 2020 mengajarkan kita akan banyak hal, ketika banyak masalah dan kesulitan datang secara bersamaan. Di sisi lain, kita harus mensyukuri, bahwa kita masih bisa survive sejauh ini. Mari kita survive lebih lama lagi, sampai akhir tahun 2021, dan tahun-tahun sesudahnya.
So, buat kamu yang sampai sekarang belum memiliki baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa, yuk, coba mulai direncanakan ya. Asuransi kesehatan sebaiknya dimiliki oleh semua orang, tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, sampai bayi sekalipun. Pastikan keluargamu juga sudah ter-cover semuanya. Sedangkan, asuransi jiwa wajib dimiliki oleh kamu yang menjadi tulang punggung keluarga.
Pastikan tahun 2021 kamu lebih aman dengan adanya proteksi yang memadai.
4. Tetap investasi sesuai kemampuan
Yes, teruslah berinvestasi sesuai kemampuan di tahun 2021.
Investasi ini penting untuk memastikan tujuan keuangan kamu tetap bisa terlaksana. Ya, meskipun kita sekarang sedang dalam resesi, tapi yang namanya masa pensiun nggak akan mundur kan ya? Begitu juga dengan uang pendidikan anak-anak. Nggak peduli lagi sulit atau krisis, biaya-biaya sekolah dan pendidikan ini tetap harus dibayar.
Karena itulah, tetaplah berinvestasi, yang disesuaikan dengan kemampuan.
5. Cari peluang pemasukan baru
Demi arus kas yang tetap positif dan juga tujuan-tujuan keuangan yang sudah kita buat, maka ada baiknya kamu mempertimbangkan untuk cari peluang tambahan pemasukan di tahun 2021.
Paling pas adalah kamu mencoba berdagang. Dagang apa saja; bahan-bahan makanan atau makanan matang, masker, buah, sayur, sembako, dan yang lainnya–yang banyak dibutuhkan oleh orang-orang terutama di kondisi seperti ini.
Jangan hanya puas dengan pemasukan dari satu pintu.
Tetap pantau jadwal-jadwal kelas online QM Financial, agar kamu bisa ikutan berbagai kelas keuangan sesuai kebutuhanmu.
Selamat menjelang tahun 2021 yang lebih baik ya!
Pentingnya Keterampilan Mengelola Keuangan untuk Para Lajang
Sebagai lajang, kita rentan banget dengan yang namanya godaan. Enggak, nggak salah kok! Namanya juga darah muda. *autonyanyi* Tapi karena itulah, jadi sangat penting bagi kita untuk punya keterampilan mengelola keuangan.
Jadi lajang, seakan nggak punya tanggungan. Pada faktanya, banyak di antara lajang yang belum juga punya tujuan keuangan yang jelas. Merasa masih jauh dari pensiun, merasa sehat walafiat, merasa masih penuh energi, dan things are going well.
Tapi, siapa yang bisa menjamin, kalau things are going well terus?
Jangankan hidup, cuaca saja pagi cerah, siang sedikit sudah bisa mendung dan hujan besar kan? Kalau mau contoh yang paling nyata ya, pandemi dan resesi ekonomi yang sedang kita jalani saat ini. Siapa yang mengira, hal seperti ini harus kita jalani di sepanjang tahun 2020?
Jangan terlena dengan ‘status lajang’. Memang sih bebas merdeka, tapi ada baiknya kamu mulai pikirkan juga masa depanmu. Enggak selamanya things are going well kan?
Berikut beberapa alasan mengapa kamu, justru karena masih lajang, harus punya keterampilan mengelola keuangan.
1. Agar dapat hidup sesuai kemampuan
Adalah penting bagi kita untuk sadar seberapa kita punya kemampuan finansial. Tanpa memahaminya, kita bisa terjebak dalam gaya hidup berlebihan, melebihi kemampuan yang akibatnya bisa fatal bagi kehidupan kita kelak.
Dengan memiliki keterampilan mengelola keuangan, kita jadi kenal prioritas, serta tahu mana kebutuhan yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditangguhkan demi bisa memenuhi hal lain yang lebih besar.
2. Terhindar dari masalah keuangan di kemudian hari
Jika kita punya keterampilan mengelola keuangan dengan baik, di kemudian hari, kita bisa menghindarkan diri sendiri dari masalah keuangan yang mungkin timbul.
Salah satunya, yang terbesar, adalah utang. Justru, jika kita bisa mengelola keuangan dengan baik, utang bisa jadi bukan masalah, melainkan jadi alat untuk menumbuhkan aset. Kok bisa? Iya, bisa, tapi ya keterampilan kita dalam mengelola uang memang harus mumpuni.
3. Memberi perlindungan pada diri sendiri
Dari waktu ke waktu, kita memang akan selalu dihadapkan pada masalah keuangan. Selain kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, uang juga menjadi alat perlindungan.
Kok gitu? Iya, misalnya saja, ketika kita sakit. Butuh berobat ke dokter, atau bahkan dirawat inap di rumah sakit. Tanpa uang, kita tidak bisa melakukannya, bukan? Tambahan lagi, sakit itu mahal. Tetapi, dengan pengelolaan keuangan yang baik–dengan cara membeli asuransi–biaya berobat dan rumah sakit jadi lebih ringan. Dengan mengelola keuangan, kita jadi punya perlindungan terhadap risiko yang lebih besar.
4. Memberi rasa aman
Ketika kita tahu bahwa keuangan kita sehat, uang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sampai tiba gajian lagi, plus tahu bahwa kita punya perlindungan terhadap jiwa dan kesehatan yang memadai, maka kita pun akan merasa aman dan tenang beraktivitas.
Rasa aman ini penting loh! Tanpa rasa aman, kamu bakalan susah fokus, dan akhirnya bisa memengaruhi kinerjamu di kantor dan di setiap aktivitasmu sehari-hari. Mau mengeluarkan uang untuk apa pun juga dengan tenang, karena sudah dalam rencana dan anggaran, dan sudah pasti cukup. Nggak pernah merasakan tanggal tua-tanggal muda, dan nggak perlu terpaksa harus makan mi instan di akhir bulan. Ya, maksudnya kalau mau makan mi instan ya makan saja sih, nggak perlu nunggu tanggal tua. #ehgimana
5. Memungkinkan kita untuk punya tabungan demi masa depan
Kamu pasti menginginkan yang terbaik untuk dirimu sendiri di masa depan, yang harus mulai direncanakan sejak sekarang. Tanpa keterampilan mengelola uang yang baik, rasanya sulit untuk menabung apalagi investasi.
Alhasil, boro-boro mikirin masa depan, buat yang sekarang saja ngos-ngosan.
So, buat kamu para lajang yang pengin menambah keterampilan mengelola keuangan, bisa banget join di online course QM Financial di Udemy ya. Sudah tersedia paket Journey for Singles yang pasti cocok untukmu. Di dalamnya ada topik yang membahas mengenai Dana Darurat, Dana Menikah, sampai Dana Liburan, termasuk bagaimana caranya agar tetap bisa berinvestasi di masa sulit.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Financial Dialogue 05: Jadi Pemilik Bisnis yang Berawal dari Berdagang
Bisa jadi, menjadi pemilik bisnis adalah cita-cita impian dari sebagian besar orang di zaman sekarang. Apalagi ketika pandemi mulai menyerang kita di awal tahun 2020. Ketika penghasilan menurun, menjadi tidak stabil, kebiasaan berubah, membuat kita pun jadi harus memikirkan satu dan lain cara untuk survive. Banyak akhirnya yang kemudian berusaha berdagang untuk menyambung hidup.
Sampai di sini, seharusnya kita sudah mulai bersyukur. Di balik musibah global ini, ternyata tersembunyi peluang baik juga, ya kan? Akhirnya, yang tadinya maju mundur cantik untuk mulai bisnis, jadi bisa berbisnis beneran, dengan dimulai dari berdagang.
Karena itu, diskusi finansial dalam Financial Dialogue volume 5 ini kami selenggarakan; untuk memberikan insight kepada teman-teman yang sekarang berdagang untuk dapat naik kelas menjadi pemilik bisnis.
Menghadirkan Mo Sidik dan Kania A. Anggiani–para pemilik bisnis (wanna be) yang berbagi cerita bagaimana mereka menyikapi keadaan yang berubah, juga ada William Budiman yang memberikan ulasan menjadi pebisnis dari perspektif psikologis, serta pastinya juga bersama Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, yang punya materi bernas seputar berdagang dan berbisnis.
Mari kita rangkum diskusi kita yang diadakan Sabtu, 28 November lalu, melalui webinar Zoom ini.
Financial Dialogue 05: Yuk, Naik Kelas Jadi Pebisnis
Dalam paparan pembukanya, Ligwina Hananto mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah sama sekali dengan berdagang. In fact, setiap pebisnis sukses akan selalu mengawali perjalanannya dengan berdagang lebih dulu.
Dagang menjadi salah satu solusi terbaik di tengah masa sulit, ketika kita mengalami kesulitan uang. Dagang lebih baik daripada utang. Karena itu, ayo, dagang, dan kemudian naikkan kelasnya menjadi bisnis.
Untuk berbisnis, kita akan perlu laporan keuangan, karena memang inilah hal utama yang membedakan antara berbisnis dan berdagang.
Ada 5 prinsip pengelolaan keuangan bisnis, yaitu:
- Pemisahan keuangan bisnis dari keuangan keluarga atau pribadi
- Punya anggaran tetap
- Punya catatan pengeluaran
- Periksa penjualan, pastikan margin tetap positif
- Hitung profit
Ligwina juga mengungkapkan bahwa ada 3 tugas pemilik bisnis yang utama, yang harus mulai diperankan oleh pedagang mana kala ia pengin naik kelas, yaitu:
- Operasional: memastikan bisnis berjalan dengan baik
- Manajerial: mengelola tim agar selalu solid dan produktif
- Strategis: membuat rencana dan strategi bisnis
Panelis 1: Mo Sidik
Mo Sidik terimbas oleh pandemi secara fatal. Bisnis stand up komedinya harus ditutup. Demikian juga bisnis sang istri, juga mengalami kendala. Mau tak mau, harus cari cara untuk bisa survive.
Kebiasaannya scrolling Tiktok ternyata membuahkan ide berdagang yang sederhana; menjadi dropshipper. Untungnya tipis, tetapi ternyata dengan cepat, usahanya membuahkan hasil. Bahkan Kang Mo bisa berjualan sampai 500+ produk dalam sehari.
Menurut Kang Mo, ada 3 hal yang sangat berpengaruh pada kesuksesan seseorang dalam berdagang, selain kerja keras, yaitu keberuntungan, timing, dan keturunan. Wait? Keturunan? Iya, betul. Keturunan. Maksudnya, adalah support system dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga.
Sampai dengan saat ini, omzet dagangan Kang Mo sudah banyak sekali. Tak lagi menjadi dropshipper, sekarang Kang Mo sudah jad stockist, dan bersemangat untuk menjadikan usaha dagangnya menjadi bisnis yang sukses.
Panelis 2: Kania A. Anggiani (Keke Kania)
Keke Kania dikenal sebagai pemilik bisnis @chicanddarling, sebuah brand lifestyle yang tak luput dari imbas pandemi COVID-19. Omzet yang menurun memaksa Keke untuk mencari jalan lain agar tetap survive.
Berawal dari niat suami yang ingin berkontribusi secara nyata dalam penanganan pandemi, bisnis Dapur Ruben pun tercipta. Kini, Dapur Ruben sudah melayani ratusan pesanan setiap harinya.
Menurut Keke Kania, meski terasa bittersweet, tetapi nyatanya ada blessing in disguise dalam masa pandemi ini. Dan, itulah yang patut disyukuri. Nyatanya, selalu ada peluang di setiap situasi, dari hal yang paling kecil sekalipun. Dagang apa pun enggak masalah, seiring waktu kita bisa mengelolanya dengan memperhitungkan cost dan pemasukan, sehingga menjadi profit yang terus bertumbuh.
Mulai dari jadi pedagang dulu, baru kemudian menjadi pemilik bisnis yang sesungguhnya.
Panelis 3: William Budiman
Panelis ketiga, William Budiman, memaparkan bahwa untuk berbisnis, kita memang butuh 3 jenis modal, yaitu modal uang, modal human capital, dan modal social capital. Nah, di sini kita sering lupa, bahwa kita juga butuh modal psikologis, yang akhirnya berpengaruh pada mental kita sebagai seorang pebisnis.
William tidak menampik, bahwa berbisnis itu nggak mudah. Di tengah perjalanan, akan banyak waktu dan godaan bagi kita untuk angkat tangan dan kibar bendera putih. Karena itu, mental memang harus disiapkan sebaik-baiknya, jika kita ingin menjadi pemilik bisnis yang sepenuhnya.
Wah, benar-benar diskusi yang sangat “daging”, dan kamu yang kemarin sempat ikut webinar pasti bisa mendapatkan insight yang luar biasa dari para panelis ini.
Terima kasih pada panelis yang luar biasa, nyonya rumah yang ramah, moderator yang cerdas, dan tentunya kamu, Teman Dialog yang sudah bergabung di Financial Dialogue Vol. 05.
Selamat menjalankan peranmu sebagai pemilik bisnis ya! Semoga sukses!
Sampai ketemu di Financial Dialogue selanjutnya dengan tema yang berbeda! Follow akun Instagram QM Financial agar kamu tak ketinggalan update-nya ya!
Siap PHK Karyawan, 3 Bekal yang Akan Bermanfaat untuk Mereka Selain Pesangon
Memang kondisi sedang sulit. Resesi ekonomi datang mengikuti pandemi COVID-19 yang menyerang sejak awal tahun 2020. Tak pelak, hal ini memengaruhi banyak sektor. Akhirnya, tak bisa tidak, banyak perusahaan siap PHK karyawan.
Gelombang PHK karyawan ini sudah terjadi sejak pertengahan tahun, sebagai imbas dari pandemi. Dan, sepertinya kita harus mewaspadai hal ini masih terjadi sampai dengan tahun 2021 nanti, karena ekonomi yang terpuruk tidak akan dengan cepat dan serta merta pulih seperti sediakala. Butuh waktu untuk recovery, dan yang jadi pertanyaan terbesar adalah apakah perusahaan cukup mampu bertahan?
Sampai dengan hari ini, diperkirakan sudah ada 15 juta pekerja mengalami PHK karyawan. Angka yang sangat besar ya? Badan Pusat Statistik juga sudah merilis laporan, bahwa angka pengangguran meningkat sejak periode Agustus 2020 sebesar 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang di Indonesia.
Yah, siapa pun harus siap PHK sekarang. Bukannya bermaksud menakut-nakuti, tetapi kita harus realistis dan selalu bersiap untuk hal terburuk, meskipun juga harus selalu berharap yang terbaik.
Namun, perusahaan yang bertanggung jawab biasanya tidak akan membiarkan karyawan yang hendak di-PHK dilepas begitu saja. Akan lebih baik tentunya, jika sebelum melakukan PHK karyawan, perusahaan memberikan bekal dulu agar mereka bisa survive selepas masa kerja dihentkan.
Bekal apa saja yang akan bermanfaat untuk karyawan selain pesangon sesuai ketentuan? Ini dia beberapa di antaranya.
Bekal Bermanfaat yang Sebaiknya Disiapkan oleh Perusahaan yang siap PHK Karyawan
1. Persiapan mental
Perusahaan tentu tidak disarankan untuk melakukan PHK karyawan secara mendadak. Setidaknya, seharusnya ada jeda waktu dari mulai diambil kebijakan sampai dengan eksekusi pemutusan hubungan kerja ini.
Hal ini perlu, agar karyawan enggak shock atas keputusan yang tiba-tiba. Perlu persiapan mental bagi mereka saat terpaksa harus kehilangan mata pencahariannya.
Jalin komunikasi yang intens dengan karyawan yang terkena PHK, dan jelaskan alasan di balik keputusan PHK karyawan tersebut. Tetap buat mereka merasa nyaman, dan beri mereka bekal terakhir sebelum akhirnya benar-benar melepas mereka. Bekal apa? Bekal seperti poin pertama dan kedua berikut ini.
2. Keterampilan berwirausaha
Selepas terkena PHK karyawan, maka bisa jadi mereka tidak bisa langsung bisa mendapatkan pekerjaan yang lain. Apalagi di kondisi seperti sekarang, yang hampir semua sektor terkena imbas pandemi dan resesi ekonomi yang terjadi.
So, berwirausaha, berdagang, atau berbisnis menjadi salah satu solusi agar karyawan bisa menyambung hidup selepas terkena PHK.
Berikan bekal berupa keterampilan berwirausaha pada karyawan, sehingga setidaknya mereka tahu apa yang harus disiapkan untuk membangun bisnis atau berdagang secara mandiri. Karenanya, keterampilan ini penting diberikan. Bakat bisnis memang mungkin tak dimiliki oleh setiap orang, tetapi berbekal pengetahuan yang cukup, pastinya siapa pun bisa berusaha supaya bisnis tetap jalan hingga sukses.
3. Keterampilan mengelola keuangan
Keterampilan mengelola keuangan penting diberikan sebelum memutuskan PHK karyawan. Dengan literasi keuangan yang cukup, karyawan yang kehilangan penghasilan bisa mengatur keuangan mereka sehari-hari sehingga bisa survive sampai mereka mendapatkan pekerjaan atau sampai bisnis mereka benar-benar bisa berjalan.
Skill mengelola keuangan juga dibutuhkan agar pesangon yang diterima saat terjadi PHK karyawan bisa diatur dengan baik sehingga tidak habis tanpa manfaat. Karena, akan banyak sekali godaan datang untuk menghabiskan uang pesangon, mulai dari beli gadget baru, renovasi rumah, bahkan sampai menghabiskannya untuk investasi–tapi yang tanpa bekal yang cukup. Akibatnya, dengan cepat uang pesangon sudah habis, sedangkan yang bersangkutan belum mendapatkan sumber penghasilan yang baru.
Pastikan karyawan tahu bagaimana mengelola keuangan dengan baik, dan memanfaatkan uang pesangon dengan sebaik-baiknya.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.