Apa sih yang Menyebabkan Tingginya Biaya Sekolah? Bisa Jadi 5 Ini Alasannya!
Tahun ajaran baru segera tiba. Dana pendidikan anak, apa kabar, Bun? Semoga sudah disiapkan dengan baik. Enggak harus sekaligus langsung aman, toh pendidikan anak kan juga jangka waktunya panjang. Asal dipersiapkan dengan baik, kita enggak akan shock-shock amat melihat kenaikan biaya sekolah ini setiap tahun.
Yah, begitulah kenyataannya. Mau angka inflasi besar atau kecil, kenaikan biaya sekolah rerata mencapai 10 – 20% setiap tahunnya. Mau pandemi atau enggak, anak-anak belajar dari rumah atau sudah tatap muka di sekolah, biaya sekolah ya tetap harus dibayar penuh. Ini berlaku terutama di sekolah-sekolah swasta.
Meskipun kita menyekolahkan anak di sekolah negeri, juga tetap ada beberapa hal yang harus disiapkan juga kan? Bukan berarti biaya sekolah jadi Rp0.
Meskipun di UU Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan, bahwa anak berusia 7 hingga 15 tahun berhak mendapatkan pindidikan dasar dengan biaya yang ditanggung pemerintah, tapi ya kenyataan berkata lain. Masih saja ada berbagai ongkos lain yang menjadi beban orang tua.
Di tingkat yang lebih tinggi, lebih dahsyat lagi kenaikannya. Untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri, sekarang juga butuh biaya jutaan.
Tentu saja, ini berdampak pada keluarga-keluarga kelas menengah ke bawah, yang rasanya semakin sulit saja menjangkau kebutuhan pendidikan yang berkualitas.
Apa sih sebenarnya yang menyebabkan biaya sekolah tinggi, dan terus meningkat setiap tahunnya? Berikut beberapa penyebabnya, yang ditelusuri dari berbagai sumber.
Penyebab Biaya Sekolah yang Begitu Tinggi
1. Supply vs demand
Ya, ini sebenarnya “hukum” common di dunia ekonomi, ketika permintaan semakin banyak sementara supply produk sedikit, maka otomatis akan memengaruhi harga produk tersebut. Ini juga berlaku di dunia pendidikan.
Semakin banyak dari kita yang sadar, bahwa kita menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Terutama soal pendidikan. Penginnya ya bisa sekolah di sekolah dengan kualitas terbaik, sementara yang benar-benar bisa menyediakan kualitas seperti yang diminta masih terbatas.
Akibatnya, sekolah-sekolah berfasilitas lengkap pun jadi rebutan, dan ini membuat biaya sekolah menjadi meningkat.
2. Investasi pada guru
Guru, sebagai tenaga pendidik dan orang yang “dibebani” untuk mendidik anak-anak kita sudah pasti harus memiliki kompetensi yang baik.
Bagi sekolah negeri, guru-guru bisa difasilitasi oleh negara. Sedangkan, untuk sekolah-sekolah swasta, beban untuk investasi kompetensi guru mau tidak mau harus ditanggung oleh orang tua bersama-sama.
Investasi pada guru ini tidak mungkin hanya sedikit. Belum lagi juga ada beban akreditasi sekolah yang akan menentukan kualitas sekolah itu sendiri. Biayanya setiap tahun juga pasti meningkat, seiring dengan inflasi yang terjadi.
3. Semakin tingginya pula biaya operasional sekolah
Kita juga tak bisa menutup mata akan semakin meningkatnya hal-hal lain yang dibutuhkan untuk men-support kualitas pendidikan itu sendiri.
Pemeliharaan gedung, pemeliharaan alat-alat peraga pendidikan, belum lagi utilitas-utilitas yang diperlukan juga butuh biaya yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Bagi sekolah-sekolah swadana, hal ini pasti juga akan jadi beban siapa lagi kalau bukan beban orang tua siswa yang bersekolah di sekolah tersebut? Akibatnya, sudah pasti biaya sekolah akan disesuaikan dong ya?
4. Bertambahnya tuntutan diadakannya berbagai fasilitas
Sekolah-sekolah zaman sekarang dituntut untuk punya beragam fasilitas dan aktivitas yang diharapkan mampu menstimulasi tumbuh kembang anak-anak. Semakin lengkap fasilitas, semakin banyak aktivitas yang ditawarkan, sudah pasti akan memengaruhi biaya sekolah anak-anak juga.
Dan, orang tua mana sih yang bisa menolak kalau sudah anak-anak yang tertarik pengin sekolah di sekolah tertentu karena ada berbagai fasilitas dan aktivitas yang disukainya ada di sekolah tersebut?
Ada salah satu orang tua yang sempat curhat, anaknya keukeuh memilih SMP tertentu, hanya karena kelasnya moving class.
Aktivitas yang lain memang standar, tetapi metode belajarnya moving class. Meski sudah cukup aware bahwa mungkin dalam beberapa bulan ke depan, pasti belum bisa sekolah offline secara penuh sehingga bisa “menikmati” metode moving class-nya, tapi ya kalau anaknya sudah suka banget, mau gimana lagi? Dan, sudah bisa ditebak, meski aktivitas dan fasilitas sama memadainya dengan sekolah lain, tetapi karena metodenya moving class jadilah memengaruhi biaya sekolah juga.
5. Peer pressure
Peer pressure merupakan tekanan sosial yang biasanya datang dari lingkaran teman-teman. Banyak yang bilang, ini adalah problematika remaja. Tetapi, sesungguhnya, meski kita sudah menjadi orang tua, kita juga kadang tak lolos dari masalah peer pressure ini.
Adanya peer pressure ini juga menjadi salah satu sebab yang memengaruhi orang tua untuk berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah terbaik.
Dan … kembali lagi ke poin satu di atas deh; ketika demand melebihi supply, jadilah harga naik.
Selain 5 sebab di atas, pasti juga ada banyak hal lain yang juga menjadi penyebab biaya sekolah yang tinggi, dan terus merangkak naik dari tahun ke tahun—yang kalau mau dibahas, mungkin bisa nggak habis-habis.
So, daripada “menyalahkan” berbagai hal—apalagi yang di luar kendali kita—di luar yang menyebabkan biaya sekolah terus meninggi, akan lebih baik jika kita menyiapkan diri terkait dana pendidikan.
As a start, kamu bisa mulai dengan ikut kelas Dana Pendidikan dari QM Financial dulu. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Langkah Belanja Lebaran Tanpa Boncos
Lebaran 2021 semakin dekat! Sudah terima THR, sekaranglah saatnya belanja Lebaran!
Lah, boleh emang, belanja? Ya boleh dong, masa enggak? Bahkan, seperti imbauan pemerintah, yuk, kita habiskan THR kita!
Tapi, eits, sudah baca belum artikel tentang memanfaatkan THR biar Lebaran kali ini tetap bermakna meskipun enggak mudik? Kalau belum, boleh lo dibaca.
Kalau semua kewajiban dan kebutuhan sudah dipenuhi, belanja Lebaran adalah acara wajib menjelang hari raya. Tetapi, alih-alih berdesak-desakan di mal atau di Tanah Abang seperti biasanya, akan lebih baik kalau tahun ini kita belanja dari rumah saja.
Selain menghemat waktu dan tenaga, belanja secara online dari rumah ini bisa jadi lebih hemat lo, kalau kita bisa memanfaatkan semua promo dan diskon yang ada.
Berikut beberapa tip belanja Lebaran, tanpa boncos dan bikin tekor, yang bisa kamu coba praktikkan untuk Lebaran 2021 ini.
Tip Belanja Lebaran Tanpa Boncos
1. Kenali kebutuhan
Sebelum mulai belanja Lebaran, sebaiknya kamu kenali dulu kebutuhanmu. Lalu buat daftar prioritas. Jangan sampai kamu membeli barang-barang yang malah sebenarnya nggak dibutuhkan.
Misalnya, kamu niat untuk beli gamis atau kaftan buat berlebaran besok di salah satu marketplace. Seneng dong, karena dapat free ongkir. Lalu, secara otomatis si marketplacce akan merekomendasikan berbagai barang atau pilihan menarik lainnya juga. Mulai dari pashmina, pernak-pernik sematan kaftan lainnya, sampai selop atau sepatu yang kayaknya matching banget buat dipakai sama kaftannya.
Tergoda? Oh, tentu saja. Dan, hal itu normal. Karena marketplace memang tahu banget gimana caranya membuatmu belanja hal-hal lain yang sekiranya bikin penampilan makin lengkap. Apalagi dengan free ongkir, jadi ya, kenapa enggak dibeli semuanya?
Nah, habis checkout, baru deh terasa kok pengeluaran jadi bengkak?
Jadi, kenali kebutuhanmu, dan stick to it ya. Biar saja marketplace menawarkan barang-barang lainnya, tetapi beli atau tidak, tetap kamu sendiri yang menentukan. Andaipun kamu hendak membelinya, pastikan karena memang dibutuhkan.
2. Cermati syarat dan ketentuan promo
Biasanya sih, meski promo atau diskon, pasti ada aturan atau syarat yang harus dipenuhi agar kita bisa mendapatkan potongan harga, bonus, cash back, dan sebagainya.
Nah, kadang, syaratnya itu harus belanja dulu dengan minimal nominal tertentu, dan kemudian baru dipotong deh.
Cermati setiap syarat dan ketentuan promo yang berlaku, dan kembali lagi, pertimbangkan dengan kebutuhan atau kondisi serta kemampuan kita. Bisa saja, diskon maksimal Rp15.000 tetapi kamu harus belanja dulu Rp2 juta. Ya enggak masalah sih, kalau memang kamu butuh barang banyak atau memang harganya segitu, dan dapat cash back. Tetapi, kalau sebenarnya cuma butuh barang-barang seharga Rp200.000 terus dipaksain belanja Rp2 juta untuk cash back maksimal Rp15.000, duh, rasanya kok worthless banget ya?
Ya pastinya worthless atau worth it-nya semua tergantung pada individu masing-masing sih, karena bisa saja berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Karenanya, pertimbangkan lagi dengan saksama.
3. Alokasikan!
Supaya arus kas enggak terganggu, maka alokasikanlah anggaran khusus untuk belanja Lebaran. Ya, paling pas sih kalau kamu memanfaatkan THR yang sudah kamu terima, tentunya setelah kamu penuhi hal-hal lain yang lebih esensial dan wajib.
Oh iya, jangan lupa untuk anggarkan juga ongkos kirim ya, kalau misalnya kamu mau mengirimkan belanjaan ke keluarga di luar kota. So, sekali lagi cermati syarat dan ketentuan belanjanya, karena ongkos kirim ini kadang ya lumayan juga nominalnya. Apalagi kalau antarpulau. Kadang, malahan ongkos kirim lebih mahal daripada harga barangnya. Hal ini enggak akan jadi masalah kalau kamu sudah membuat bujet yang sesuai. Yah, buat bisa berbagi sama keluarga, kenapa enggak kan?
So, ada baiknya memang jangan sampai mengganggu jatah uang bulanan, agar nantinya setelah Lebaran, hidup tetap normal, jalan seperti biasa. Nggak lantas terkuras habis karena berlebihan saat belanja Lebaran. Dan yes, mengalokasikan dalam bujet ini juga bisa menjadi kontrol buat kita memang, agar tak kalap belanja.
Ingat, hanya belanja sesuai kebutuhan dan kemampuan ya! Ingat, bahwa setelah Lebaran, kita masih akan hidup rutin lagi seperti biasa, jadi jangan habiskan semua uang yang ada.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Jenis Fintech Investasi dan Pengembangan Dana yang Harus Kamu Kenali
Berbagai perkembangan teknologi yang ada membuat segala hal di muka bumi menjadi berubah. Juga dalam hal keuangan. Kalau dulu mau urus-urus perduitan kita harus datang ke bank, sebagai satu-satunya lembaga, sekarang sudah hadir berbagai jenis fintech yang memungkinkan kita mengurus berbagai hal hanya dari smartphone dan serbacepat.
Terkhusus lagi kalau kita mau investasi. Dulu, kata ‘investasi’ saja sudah bikin kita bilang, “Wow!”, karena kebayangnya adalah harus jalan ke bank, proses yang rumit, dan duit yang harus banyak. Sekarang? Enggak lagi. Pun semakin ada banyak instrumen yang bisa jadi opsi. Kita jadi bisa memilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Nah, perkembangan fintech sendiri di Indonesia memang luar biasa. Kamu pasti sekarang sudah akrab dengan yang namanya internet banking, digital wallet, payment gateway yang sering kamu pakai kalau lagi belanja online. Tahukah kamu, bahwa sekarang juga ada jenis fintech yang memungkinkanmu untuk berinvestasi atau mengembangkan dana dengan cara yang lebih fun, praktis, dan cepat?
Ini dia 3 jenis fintech investasi dan pengembangan dana yang harus kamu tahu.
Jenis Fintech Investasi dan Pengembangan Dana
1. Equity Crowdfunding
Equity crowdfunding merupakan salah satu jenis fintech yang paling bungsu nongol di bumi Indonesia. Namun, sekarang semakin dikenal dan menjadi alternatif buat UMKM yang pengin nambah modal usaha tetapi tak tercakup dalam sistem layanan perbankan.
Equity Crowdfunding, kalau dalam bahasa Indonesia menjadi Layanan Urun Dana, ini sudah punya aturan sendiri yang dibuat oleh OJK, lebih tepatnya dalam POJK nomor 37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi.
Kalau mau lebih gampangnya, jenis fintech ini cara kerjanya mirip dengan bursa saham. Tetapi, perusahaannya enggak harus established lama atau kapitalisasinya besar. Pemilik bisnis UMKM—yang skalanya masih kecil—boleh menawarkan saham usahanya pada para investor yang tergabung dalam Layanan Urun Dana tersebut.
Ini adalah kesempatan buat kamu, yang misalnya pengin punya usaha minimarket, atau kedai kopi, atau bisnis-bisnis skala kecil lain yang berprospek bagus. Mau mengajak teman, tapi susah mencari yang bervisi sama, mau bisnis sendiri, susah ngelolanya. Nah, melalui platform Equity Crowdfunding ini, kamu bisa mendapatkan peluang itu.
Untuk sekarang, baru ada 3 platform Equity Crowdfunding yang berizin OJK. Coba cari info lagi lebih banyak sebelum akhirnya memutuskan untuk gabung.
2. Manajemen risiko dan investasi
Yang termasuk ke dalam jenis fintech ini adalah berbagai platform perusahaan sekuritas dan manajemen investasi, yang sekarang masing-masing sudah mengembangkan aplikasi mobile. Hal ini lantas membuat kita yang pengin ikut berinvestasi di berbagai instrumen menjadi lebih mudah.
Mau ikut memiliki saham-saham perusahaan raksasa yang menjadi leader di pasar Indonesia? Tinggal buka akun di aplikasi milik perusahaan sekuritas. Pengin investasi di reksa dana? Tinggal cari aplikasi punya manajer investasi. Mau ikut beli surat utang negara? Tinggal buka lagi aplikasi sekuritasnya.
Bahkan sekarang, kita—investor retail bermodal kecil ini—juga bisa ikutan IPO melalui e-IPO.
Nah, karena memang sistemnya dibuat sangat mudah dan praktis, maka di situ juga muncul peluang scam dan sejenisnya. Karena itu, pastikan bahwa perusahaan sekuritasmu memiliki izin untuk beroperasi. Kamu bisa mengeceknya langsung di website OJK.
3. Peer to Peer Lending
Peer to Peer Lending merupakan jenis fintech yang sekarang semakin berkembang. Secara kuantitas, pertumbuhannya luar biasa. Kini sudah ratusan platform Peer to Peer Lending—atau P2PL—yang sudah berizin operasi OJK.
Berarti, apakah ada yang belum berizin? Wah, ribuan!
Yes, jenis fintech ini adalah yang sering disalahkaprahkan dengan istilah pinjol, alias pinjaman online. Padahal sebenarnya keduanya berbeda. P2P Lending merupakan istilah untuk menyebut fintech pendanaan yang berizin resmi dari OJK. Sedangkan pinjol cenderung untuk menyebut berbagai pinjaman online ilegal.
Tetapi, meski sudah banyak sekali kasus terjerat pinjol wira-wiri di media, kamu harus paham, bahwa tak semua platform pinjol itu “jahat”. Kamu hanya perlu mengenali, mana yang legal, yang sudah berizin OJK dan menjadi anggota AFPI, alias Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia. Kamu bisa mengeceknya di website OJK maupun website AFPI.
P2P Lending ini juga bisa menjadi alternatif kamu yang pengin mengembangkan dana. Di sini, selain perseorangan, juga banyak pemilik bisnis dan UMKM yang bergabung dan berminat untuk meminjam dana demi pembiayaan usaha.
Jika kamu tertarik untuk mengembangkan dana melalui P2P Lending, maka pahami cara kerjanya dengan baik ya, selain harus memastikan bahwa platform yang kamu gunakan merupakan platform P2PL resmi yang sudah berizin OKJ dan menjadi anggota AFPI.
Semakin banyak cara untuk berinvestasi dan mengembangkan dana, sudah pasti akan menguntungkan untuk kita, ya kan? Pastikan saja kamu memang sudah memahami cara kerja masing-masing jenis fintech sebelum memutuskan untuk bergabung. Pastikan juga, kamu hanya berinvestasi dan mengembangkan dana di platform legal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pasti Cair Tapi Mudik Dilarang, Begini Cara Memanfaatkan Tunjangan Hari Raya Agar Lebaran 2021 Tetap Bermakna
Sungguh sesuatu! Ini adalah Ramadan dan Lebaran kedua yang harus kita lewati di masa pandemi. Pandemi saja sudah ulang tahun, apa kabarmu? Semoga semua baik-baik saja. Meski mudik tahun ini dilarang lagi, tetapi berbeda dengan tahun lalu, Tunjangan Hari Raya alias THR akan diberikan penuh, tanpa diskon, tanpa cicilan. Yay!
Ini terutama berlaku bagi para PNS ya. Terus yang pekerja swasta gimana dong? Well, kembali ke perusahaan masing-masing sih. Namun, dari pemerintah sendiri sudah mengingatkan, bahwa merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan THR pada karyawan, sesuai dengan kesepakatan kerja yang berlaku. Tetapi, tentu saja, kita harus melihat kemampuan perusahaan itu sendiri. Pasalnya, sampai dengan saat ini, masih banyak perusahaan yang harus berjuang untuk tetap survive di tengah pandemi yang belum juga selesai ini.
Ketentuan Tunjangan Hari Raya Pemerintah Indonesia
Untuk THR PNS serta TNI/Polri di tahun 2021, pemerintah telah menganggarkan Rp30.6 triliun. Anggaran ini jauh lebih banyak ketimbang tahun 2020 ya. Iya, karena ya seperti yang sudah disebutkan di atas, Tunjangan Hari Raya tahun ini enggak didiskon lagi.
And, yes, meski THR sudah pasti cair penuh, pemerintah masih mengimbau kita untuk enggak mudik lagi tahun ini. So, harapannya sih, meski enggak mudik, tapi tetap pada bisa mengirim dan berbagi rezeki dengan keluarga dan orang-orang terdekat di kampung halaman. Selain itu, dicairkannya Tunjangan Hari Raya ini juga diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan kembali ekonomi kita yang masih berjuang untuk bisa stabil lagi. Bahkan, pemerintah berencana untuk mengadakan Harbolnas—alias Hari Belanja Online Nasional—supaya kita semua bisa belanja banyak, dan memperlancar laju aliran ekonomi lagi.
Begini Cara Memanfaatkan Tunjangan Hari Raya Meski Tanpa Mudik
1. Kirim uang atau bingkisan
Seperti yang dianjurkan pemerintah, dan lagi pula kayaknya ini mah tradisi ya. Jadi sebaiknya ya, tetap dilakukan, selama tidak memberatkan. Kalau memang mampu, ya kirim uang dan bingkisan saja dulu. Meski nggak mudik, bukan berarti nggak bisa merayakan Lebaran bersama, kan?
Tak usah khawatir, kualitas Lebarannya masih tetap sama meskipun merayakan dari tempat yang berbeda dari keluarga. Masih bisa video call dan Zoom. Yang penting silaturahmi apa pun bentuknya, demi keselamatan dan kesehatan bersama.
Manfaatkan berbagai fitur teknologi yang sudah ada untuk mempermudah pengiriman baik uang maupun barang. Ada marketplace, yang bisa mengantar pesanan sampai tujuan. Ada berbagai dompet digital juga yang bisa dimanfaatkan untuk transfer.
2. THR untuk pekerja rumah tangga
Kalau di rumah ada pekerja, jangan lupa untuk penuhi hak mereka juga. Mereka berhak juga lo atas Tunjangan Hari Raya yang sama. Untuk perhitungannya, bisa disepakati bersama. Diskusikan jika memang belum mampu memberi terlalu banyak. Yang penting, ngobrol dulu.
Jika mereka mau mudik dan berencana untuk balik lagi setelah Lebaran, jangan lupa anggarkan agar mereka bisa melakukan tes dulu sebelum masuk rumah lagi. Ini penting ya. Demi kemaslahatan bersama. Swab antigen sih cukup terjangkau ya. Tapi kalau mau lebih pasti ya PCR, nah, ini butuh biaya yang lumayan juga. Nggak masalah sih, asal sudah diperhitungkan sebelumnya.
3. Zakat dan sedekah
Ini juga merupakan kewajiban, terutama buat kamu yang muslim. So, penuhilah sesuai aturan.
Seharusnya sih zakat dan sedekah ini malah sudah masuk ke pos pengeluaran rutin bulanan kan ya? Kan ada pos sosial, di mana di dalamnya ada zakat dan sedekah. Jadi, seharusnya ini bukan “faktor” yang bisa membuat bengkak keuangan di bulan Ramadan maupun Lebaran.
4. Bayar utang, premi asuransi, dan topup investasi
Selanjutnya, coba cek masih ada kewajiban yang belum dipenuhi enggak, yang bisa dibayar dengan Tunjangan Hari Raya? Cicilan utang ada yang bisa dilunasi dulu? Setidaknya, supaya kamu terbebas dulu dari beberapa beban. Apa kabar premi asuransi? Biasanya yang nilainya lumayan adalah asuransi jiwa kan, yang biasanya ditagih per tahun.
Kalau kewajiban-kewajiban sudah dipenuhi semua, cek investasimu. Barangkali bisa ditopup juga, sesuai kemampuan.
5. Belanja!
Nah, yang terakhir, kalau semua kewajiban sudah dipenuhi, terus pengin belanja dong!
Boleh kok, bebas. Malahan dianjurkan oleh pemerintah kan? Manfaatkan promo dan diskon yang biasanya ramai di saat-saat menjelang Lebaran. Sebentar lagi juga ada Harbolnas, so, manfaatkan deh dengan Tunjangan Hari Raya yang sudah diberikan! Biar ekonomi negara lancar, karena belanja rumah tangga memang merupakan tulang punggung perekonomian negara kita. Kalau kita enggak belanja, ekonomi pun tersendat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Untuk Mengelola Keuangan Karyawan, Lakukan 5 Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Keterampilan Ini
Persaingan dunia kerja semakin ketat, apalagi di masa krisis seperti sekarang ini. Dan, semakin ke sini, tren dunia kerja memang semakin bergeser. Tak hanya hard skill, soft skill juga menjadi salah satu kriteria penerimaan calon karyawan di perusahaan-perusahaan besar. Bahkan, kadang, keterampilan mengelola keuangan karyawan (dan calon karyawan) bisa juga jadi bahan pertimbangan.
Mengapa begitu?
Karena dari kebiasaan dan keterampilan mengelola keuangan karyawan, maka kemudian bisa diprediksi performa si karyawan itu sendiri saat bekerja. Ketika ia tak memiliki keterampilan yang memadai, maka bisa jadi ia akan mengalami beberapa masalah keuangan. Kalau masalahnya berlarut-larut, maka pada akhirnya pasti akan memengaruhi produktivitasnya dalam bekerja.
Lain halnya jika karyawan sudah memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik, maka ia akan dapat bekerja dengan fokus dan produktif. Because, literally, there’s nothing to worry about!
Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang secara sekilas tidak berhubungan, tetapi ternyata mampu memengaruhi dalam upaya meningkatkan keterampilan mengelola keuangan karyawan. Doronglah karyawan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut ini di kantor.
5 Kebiasaan di Kantor yang Bisa Meningkatkan Keterampilan Mengelola Keuangan Karyawan
1. Membuat rencana kerja harian
Memang tak semua karyawan mau dan bisa membuat rencana kerja harian. Namun, sebenarnya, jika kita bisa membuatnya, maka hal ini dapat membantu kita untuk bekerja dengan lebih efisien dan efektif. Karena dengan membuat rencana kerja harian, berarti kita sudah memetakan kesibukan kita dalam sehari, dan kemudian bisa menentukan prioritas pekerjaan apa yang harus didahulukan.
Kebiasaan membuat rencana seperti ini juga penting dalam hal mengelola keuangan karyawan. Terutama jika hendak membuat rencana untuk mewujudkan tujuan keuangan.
So, dengan terbiasa membuat rencana kerja harian, maka karyawan akan dengan mudah pula membuat rencana keuangan demi tujuan dan mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan. Karyawan juga jadi tahu kan, prioritas mana yang harus didahulukan.
2. Mengelola waktu
Waktu memang bisa jadi “musuh”, tetapi bisa juga jadi kawan. Apalagi bagi orang-orang sibuk seperti para karyawan kantoran, waktu bisa jadi kawan jika bisa dikelola dengan baik.
Dengan waktu yang dikelola dengan baik, maka pekerjaan yang dilakukan bisa lebih efisien sehingga jam lembur pun bisa dikurangi. Banyak hal yang akan diuntungkan jika karyawan tak harus lembur setiap hari, bukan?
Jika kebiasaan mengelola waktu dengan baik dapat dilakukan, maka karyawan pun pasti juga akan dengan mudah mengelola keuangan pribadi dengan baik pula. Karena pada prinsipnya, mengelola waktu dan mengelola keuangan karyawan itu tak terlalu jauh berbeda. Prinsipnya pada prioritas, dan juga meminimalkan risiko yang bisa terjadi.
3. Membaca berita
Karyawan yang rajin membaca berita-berita update mengenai berbagai hal, wawasannya biasanya juga akan luas. Karyawan dengan wawasan yang luas akan lebih mudah bekerja sama dalam tim, tak ragu mengemukakan pendapat dan ide, pun bisa menerima kritik dengan baik.
Sama juga halnya dengan mengelola keuangan. Ketika kita rajin membaca dan update berita, kita jadi tahu kalau ada perkembangan di dunia finansial, misalnya seperti adanya aplikasi-aplikasi baru yang dapat memudahkan kita. Berita-berita ini juga kita perlukan sebagai bahan untuk melakukan review terhadap investasi kita lo. Sudah paham banget kan, misalnya saja saham sebagai instrumen investasi itu sangat sensitif terhadap berbagai hal yang terjadi di luar sana. Kalau kita mengikuti berita yang ada, dan kita paham cara kerja investasi yang benar, kita bisa menghindarkan diri dari kepanikan yang bisa berakibat panic buying ataupun panic selling.
4. Belajar hal baru
Perkembangan zaman memang luar biasa ya? Semakin hari, selalu saja ada hal baru yang bisa dipelajari. Untuk mengembangkan diri, karyawan perlu untuk memiliki semangat belajar berbagai hal baru.
Demikian juga dengan mengelola keuangan karyawan. Di dunia keuangan, akan selalu ada hal baru yang harus kita pelajari. Bahkan yang sudah jago literasi keuangan pun harus tetap update dengan perkembangan pengetahuan keuangan yang terbaru kok, supaya bisa selalu beradaptasi.
Jangan berhenti belajar deh pokoknya, baik yang berhubungan dengan kinerja profesional di kantor, maupun dalam hal mengelola keuangan.
5. Mengevaluasi hasil kerja hari itu
Kebiasaan karyawan untuk melakukan evaluasi kerja pada hari ini akan bermanfaat besar sekali bagi perkembangan diri mereka sendiri ke depannya. Ya, evaluasi kerja tak hanya bisa dilakukan oleh atasan terhadap kinerja bawahan, tetapi akan lebih baik, karyawan mengevaluasi hasil kerja masing-masing di akhir hari sehingga besok mereka bisa memperbaiki apa yang kurang.
Kebiasaan mengevaluasi ini juga bermanfaat dalam hal mengelola keuangan, karena untuk bisa membuat rencana yang komprehensif—yang dapat membantu kita untuk mewujudkan tujuan keuangan—maka kita juga harus bisa mengevaluasi berbagai hal yang sudah kita lakukan sebelumnya. Dengan evaluasi ini, kita tahu, mana yang sudah baik dan bisa dilanjutkan, serta mana yang kurang oke dan perlu penyesuaian.
Nah, untuk mendorong karyawan agar lebih terampil dalam mengelola keuangan, selain mendorong mereka untuk melakukan berbagai kebiasaan di atas, pihak perusahaan perlu juga untuk memberikan bekal pengetahuan dalam bentuk training keuangan.
Gali informasi lebih dalam mengenai kebutuhan karyawan dalam masalah keuangan mereka masing-masing, dan diskusikan dengan tim trainer agar dapat memberikan materi yang tepat. Mulai dari pengelolaan gaji, mengelola utang, sampai merencanakan pensiun.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Alasan Pentingnya Dana Darurat
Siapa yang bisa meramalkan bagaimana kehidupan di masa yang akan datang? Nggak ada yang bisa, betul? Tak ada yang bisa menjamin, bahwa hidup kita akan lurus-lurus saja, baik-baik saja sepanjang waktu. Di sinilah pentingnya kita memiliki dana darurat.
Bisa jadi, kita harus mengalami situasi atau kondisi luar biasa, yang butuh dana untuk membereskannya. Besar atau kecil, tapi kalau yang namanya dadakan ya bisa bikin kita jadi gelagapan. Tak usah jauh-jauh, sesepele misalnya pompa air di rumah macet. Atau, ban mobil meletus di jalan. Atau, genteng rumah bocor.
Hal-hal seperti ini akan lebih mudah kamu atasi jika kamu memiliki dana darurat.
Pentingnya Memiliki Dana Darurat
1. Punya cadangan dana ketika penghasilan sedang tak menentu
Pengalaman di tahun 2020 dan 2021 seharusnya sudah mengajarkan berbagai hal pada kita, terutama mengenai finansial. Salah satunya tentang penghasilan.
Meski kita sudah bekerja kantoran, yang notabene gaji yang diterima sudah tetap, tetapi tak ada yang bisa menjamin bahwa semua 100% aman. Di masa pandemi, banyak orang mengalami pemotongan gaji, yang lebih parah lagi sampai dirumahkan atau mengalami PHK.
Kehilangan penghasilan sudah pasti membuat ritme hidup jadi kacau balau. Tetapi, dengan adanya dana darurat, setidaknya kamu bisa menyambung hidup untuk sementara waktu, sampai penghasilan menjadi stabil kembali.
2. Penting saat sakit
Mungkin kamu sudah memiliki proteksi yang cukup. Ada BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan yang lain. Tetapi, bisa jadi ada kondisi atau berbagai situasi yang membuatmu tak dapat menggunakan asuransimu dengan segera.
Dana darurat akan bisa menolongmu di saat-saat seperti ini.
Dengan dana darurat, kamu juga bisa membantu keluargamu yang lain yang juga mengalami kondisi darurat dengan lebih baik.
3. Tak masalah jika ada barang yang perlu diperbaiki
Yah, namanya hidup dan bekerja, kita semua akan selalu punya alat-alat yang mendukung kebutuhan hidup dan bekerja kita. Alat-alat tersebut bisa dianggap sebagai modal atau bahkan investasi, demi hidup yang lebih baik, mudah, dan lancar.
Tapi ya namanya alat, tetap saja buatan manusia. Ada kalanya butuh perbaikan karena rusak lantaran berbagai sebab. Hal ini tentu tak akan jadi masalah jika kamu memiliki dana darurat yang memadai.
Misalnya, laptop yang biasa kamu pakai bekerja tiba-tiba ngadat. Kamu perlu membawanya ke tukang servis. Sudah pasti ada biaya yang harus dikeluarkan, bukan? Agar tak mengacaukan cash flow harianmu, dana darurat bisa dipakai dulu untuk membayar ongkos servis. Yang penting, laptop cepat sembuh, terus bisa dipakai buat kerja lagi. Nanti, jangan lupa, dana darurat yang kepakai dikembalikan lagi ya.
4. Menghindarkan kita dari utang
Kebutuhan-kebutuhan yang mendadak memang kadang bikin kita gelagapan. Kalau tidak ada dana darurat, bisa jadi lantas terlintas di pikiran untuk berutang.
Well, berutang tentu tak dilarang. Ada banyak manfaat juga dari kita berutang. Tetapi, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindarkan dari utang.
Misalnya saja sakit, seperti kondisi yang dijelaskan pada poin kedua di atas. Saat asuransi sedang tak bisa dimanfaatkan karena satu dan lain sebab, pasti kita harus merogoh tabungan untuk membayar ongkos rumah sakit dan juga obat-obatan. Tanpa dana darurat yang “bisa dirogoh”, utang bisa jadi kita anggap sebagai solusi.
Padahal ini adalah kesalahan yang cukup fatal. Tak hanya ketika kita sakit, tetapi juga di situasi-situasi darurat lain. Mengapa? Karena utang di saat darurat, bisa jadi kita lakukan tanpa pertimbangan yang matang. Karena didesak kondisi, kita pun mengambil jalan cepat. Padahal utang bukan hal yang sepele loh. Saat berutang, kamu harus yakin dapat mengembalikannya. Jangan sampai bilang, “Gampanglah, urusan ntar!”
Bisa jadi, kamu lantas terjebak di utang yang akan merugikan kondisi finansialmu sendiri.
5. Membuat kita merasa tenang dan aman
Adanya dana darurat yang bisa menjadi jaring penyelamat di kondisi-kondisi darurat ini, akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih tenang dan aman.
Dalam bekerja pun, kita akan lebih fokus lantaran kita tak memiliki masalah keuangan yang berarti.
Nah, itulah pentingnya memiliki dana darurat. Apakah kamu sudah memiliki dana darurat? Jika belum, coba yuk mulai dibangun. Untuk berapa besarannya, kamu bisa intip di artikel yang sudah ditautkan.
Mulailah dengan belajar dulu beberapa dasar pengelolaan keuangan. Tenang, jika kamu tak punya waktu untuk ikutan kelas online QM Financial, ada kok cara belajar yang tak mengharuskanmu untuk ikutan kelas. Kamu bisa belajar di Udemy. Untuk topik dana darurat, ada di modul Journey for Singles.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
5 Kesalahan Investasi yang Perlu Dihindari
Kesadaran untuk berinvestasi memang sudah meningkat beberapa waktu terakhir. Terbukti dengan melonjaknya jumlah investor di pasar modal sebesar 56%, sesuai dengan data dari Bursa Efek Indonesia. Ini tentu berita baik. Namun, di samping berita baik ini, ada pula berita lain soal banyaknya investor pemula yang melakukan kesalahan investasi sehingga mengakibatkan kerugian.
Duh, mau seneng, jadi sedih deh.
Iming-iming keuntungan yang bisa diperoleh dari investasi—terutama investasi saham—memang bisa membuat orang silau. Hal ini juga semakin dipicu oleh cepat dan tanpa batasnya media sosial yang menyebarkan ‘virus’ investasi ini ke segala arah tanpa filter.
Tentu, di satu sisi, hal ini adalah hal baik. Tapi, di sisi lain, ada yang perlu kita pelajari, yaitu kelengkapan informasi dan terbatasnya pemahaman orang terhadap cara kerja investasi.
Nah, pastinya nggak ada yang mau melakukan kesalahan, tetapi nyatanya kita selalu bisa belajar dari kesalahan. Termasuk juga kesalahan investasi.
Ini Dia 5 Kesalahan Investasi yang Perlu untuk Diwaspadai dan Dihindari
1. FOMO
FOMO atau Fear of Missing Out, adalah fenomena sosial yang gejalanya adalah ketakutan ketinggalan tren. Tren apa? Apa saja, termasuk investasi.
Beberapa waktu yang lalu, ini sempat terjadi. Kehebohan netizen akibat beberapa rekomendasi investasi saham membuat orang jadi pengin ikut investasi. Ya, lagi-lagi, ini hal bagus. Sayangnya, karena cuma ikut-ikutan, akibatnya ya tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup dan juga tujuan yang jelas.
Investasi harus dilakukan dengan cermat, karena di samping keuntungan yang dijanjikan, di situ ada pula risiko yang harus dikelola dengan baik. Investasi harus diawali dengan menentukan #TujuanLoApa. Tanpa tujuan yang jelas, investasi tidak akan banyak optimal; bisa salah menentukan instrumen, salah memperkirakan horizon waktu, dan hal-hal lain yang justru membuatmu merugi.
2. Pakai uang “panas”
Kesalahan investasi kedua ini bisa jadi juga merupakan “buah” dari FOMO. Karena melihat orang lain sukses dalam berinvestasi, jadi pengin ikut sukses, sayangnya “amunisi” sebenarnya tidak mencukupi. Akibatnya, memutuskan untuk memakai dana yang tidak dialokasikan untuk berinvestasi. Lebih parah lagi, dana yang dipakai adalah hasil berutang, atau malah bukan dana milik sendiri.
Ingat ya, investasi selalu datang bersama risikonya, dan risiko terbesar dalam investasi adalah ketika nilai investasi turun. Ini adalah hal yang harus dipahami betul-betul sejak awal memutuskan untuk berinvestasi.
So, sangat disarankan untuk mengatur cash flow lebih dulu sebelum mulai investasi. Dana yang digunakan untuk berinvestasi adalah dana yang memang dialokasikan untuk dikembangkan. Bukan dana yang seharusnya dipakai untuk membeli kebutuhan hidup, apalagi dari hasil berutang.
Dengan demikian, risiko akan terkelola dengan lebih baik.
3. Kurang paham produk
FOMO bisa jadi salah satu akibat dari kesalahan investasi tanpa memahami produknya lebih dulu. Ini tentunya sangat enggak disarankan ya.
Agar investasi optimal, seharusnya ada kesesuaian antara karakteristik produk dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Untuk itu, kita harus memahami produk investasi, untuk kemudian tahu, mana yang paling optimal manfaatnya.
Untuk menghindari kesalahan investasi yang kedua ini, yuk, belajar dulu dan kenali berbagai produk investasi yang bisa menjadi opsi. Belajar sekarang bisa dengan cara yang fun, kok! Nggak ngebosenin. Bisa ikut kelas yang interaktif, baca artikel, baca post di media sosial, nonton video, bahkan bisa belajar sambil main games juga. Tinggal pilih sesuai dengan gaya belajarmu.
4. Tidak mendiversifikasikan investasi
Don’t put your eggs in one basket.
Itu adalah pepatah “kuno” yang harus dipahami oleh setiap investor yang mau mulai berinvestasi. Menempatkan banyak telur dalam satu keranjang akan meningkatkan besarnya risiko kerugian jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Jatuh, misalnya. Tetapi, jika telurnya diletakkan ke dalam beberapa keranjang yang berbeda, risiko kerugian bisa diminimalkan. Setidaknya, kalau satu keranjang jatuh, kita masih punya beberapa keranjang telur lain yang masih utuh.
Analogi yang sama juga berlaku dalam investasi. Pada dasarnya, kita memiliki beberapa tujuan keuangan yang dapat dibedakan menurut jangka waktunya, yaitu pendek, menengah, dan panjang. Masing-masing dapat dialokasikan pada produk investasi yang sesuai karakteristiknya.
Lalu, bagaimana caranya menyesuaikan antara jangka waktu tujuan keuangan dan karakteristik produk investasi? Ya, dengan belajar dan mengenali produk tersebut. Balik lagi ke poin kedua di atas.
5. Tidak melakukan review
Investasi tidak akan berkembang dengan optimal juga jika kita tidak memantaunya dan melakukan review secara berkala.
Bagaimana kita bisa memastikan bahwa investasi kita berkembang dengan baik sesuai harapan kalau enggak pernah dicek, ya kan?
So, kalau sudah diplanning, yuk, lakukan review berkala. Setelah melakukan review, kita akan tahu, apakah selanjutnya perlu rebalancing atau harus dilakukan sesuatu agar investasi lebih optimal lagi.
Demikianlah 5 kesalahan investasi yang perlu untuk diwaspadai, dan kemudian dihindari. Semoga kamu tidak termasuk dari mereka yang melakukan kesalahan investasi di atas ya.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kaya vs Bebas Finansial: Pilih Mana?
Banyak orang pengin menjadi kaya. Dengan menjadi kaya, katanya, banyak hal yang bisa didapatkan dengan lebih mudah. Bahkan, katanya lagi, dengan menjadi kaya, kita juga bisa punya banyak kesempatan. Benarkah? Apakah karena itu orang lebih suka bercita-cita menjadi kaya, ketimbang merasakan bebas finansial?
Well, setiap orang memang bebas menentukan cita-citanya sendiri. Mau jadi kaya, mau banyak uang, mau hidup senang, … bebas! Karena toh setiap manusia itu punya jalur hidup masing-masing kan?
Tapi, kalau mau menyandingkan dan membandingkan antara kaya dan bebas finansial, kamu sendiri pilih yang mana?
Kaya
Apa sih definisi kaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaya berarti mempunyai banyak harta (uang dan sebagainya).
Memang sangat relatif, karena “banyak harta” itu tak ada ukuran pastinya, dan bisa saja berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Namun, yang pasti, orang dianggap kaya jika ia memiliki banyak barang mewah, uang yang banyak, dan hal-hal yang bisa dilihat secara kasatmata. Apa yang di balik hal-hal yang terlihat itu tidak ada yang tahu.
Bebas Finansial
Menurut Robert T Kiyosaki, bebas finansial artinya kita bebas menjadi diri kita sendiri dan benar-benar melakukan apa pun yang kita sukai, tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan kita lagi. Mau ngapain aja, pasti bisa karena memang dananya ada dan cukup.
Financial freedom is much more than having money. It’s the freedom to be who you really are and do what you really want in life. – Kim Kiyosaki
Hmmm, seperti gimana ya? Misalnya saja, bayangkanlah kondisi-kondisi ini:
- Nggak perlu bangun pagi, demi bisa menerobos kemacetan dan bekerja di kantor sampai stres, demi tagihan dan cicilan.
- Memutuskan membeli sesuatu, dengan cara pembayaran apa pun tanpa waswas atau khawatir, dan tidak akan merasa menyesal setelah membelinya.
- Sewaktu-waktu memutuskan berlibur tanpa basa-basi, langsung cus beli tiket dan pesan hotel.
- Sehari-hari hanya melakukan apa yang disukai, karena memang bahagia banget saat menjalankannya. Tanpa memikirkan dapat imbalan berapa.
Bagaimana rasanya? So content ya?
Memang begitulah sensasi yang diberikan oleh sebuah kebebasan finansial. Kamu pasti bisa merasakan, bahwa menjadi bebas finansial itu rasanya lebih ‘dalem’ ketimbang menjadi kaya.
Kaya vs Bebas Finansial
Robert T Kiyosaki sendiri pernah bilang, sayangnya, tak semua orang bisa merasakan bebas finansial, meskipun setiap orang bisa saja kaya.
Menjadi kaya memang bisa dicapai dengan bekerja keras. Namun, menjadi bebas finansial hanya dapat dicapai oleh mereka yang mau belajar dan memang bertujuan untuk mencapai bebas finansial sedari awal. Bahkan, ditambahkan juga oleh Robert T Kiyosaki, bahwa untuk menjadi bebas finansial, kita perlu belajar terus dan terus, dan membiarkan diri kita berkembang serta mau keluar dari zona nyaman.
Seorang yang mempunyai uang atau harta yang banyak belum tentu bebas finansial. Bisa jadi ia masih menunggak pajak, juga masih ada beberapa tanggungan cicilan rumah, kendaraan, dan sebagainya. Bisa jadi ia juga harus bekerja 12 jam sehari, sampai lupa kalau punya rumah saking berada di kantor terus-terusan.
Lebay nggak sih? Sepertinya sih enggak ya, karena memang ada kasus seperti itu.
Bukannya menggeneralisasi bahwa setiap pekerja keras pasti tidak bebas finansial. Bedanya adalah pada “rasa bebas untuk melakukan apa pun yang disukai, tanpa motivasi uang”. Begitulah yang seharusnya dirasakan.
Apa Kunci Bebas Finansial?
Kunci bebas finansial ada pada pendapatan pasif.
Yes, saat kita memiliki pendapatan pasif, itu artinya uang akan datang meskipun kita tidak bekerja secara aktif. Bahkan, konon, uang akan bekerja bagi kita, saat kita tidur. Karenanya, kita bisa melakukan apa pun yang kita sukai, sementara uanglah yang bekerja bagi kita.
Untuk mendapatkan pendapatan pasif ini, maka kamu perlu memiliki aset aktif. Sedangkan, untuk bisa membangun aset aktif, maka kamu perlu untuk bekerja secara aktif lebih dahulu dan baru meng-generate penghasilan aktif kamu menjadi pendapatan pasif.
Saat aset aktif sudah meng-generate pendapatan pasif, maka di situlah kamu mulai akan merasakan bebas finansial.
Gimana? Jadi, kamu mau memilih menjadi kaya atau menjadi bebas finansial?
Pada dasarnya, setiap orang bisa kok meraih kebebasan finansial. Kalau kamu memilih yang terakhir ini, kamu bisa mulai dengan belajar bersama QM Financial di Udemy, karena pas banget ada modul Journey to Financial Freedom yang cocok buat kamu yang pengin merasakann bebas finansial secepatnya.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya!
Di masa-masa krisis seperti ini, bisa survive dalam berbisnis menjadi perjuangan tersendiri. Selain harus me-maintain pasar yang sekarang sudah ada, seorang pemilik bisnis juga harus sigap dalam pengelolaan keuangan bisnis miliknya. Apalagi ketika ia ingin agar usahanya berkembang, sehingga berencana untuk melakukan ekspansi.
Ya, salah satu tantangan terbesarnya memang soal modal.
Biaya operasional—seperti biaya sewa tempat—menjadi salah satu hal yang paling krusial dalam bisnis, di samping masih banyaknya kesalahan yang dilakukan menambah berat beban keuangan bisnis. Salah satu kesalahan yang masih sering terjadi adalah campur aduknya keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, sehingga menyebabkan cash flow menjadi tidak jelas dan mengakibatkan bisnis jadi rentan bangkrut bahkan di tahun pertamanya.
Padahal, strategi bisnis—terutama jika ingin melakukan ekspasi—yang baik selalu berawal dari pengelolaan keuangan yang baik. Ini berlaku baik ketika baru mulai ataupun ketika hendak mengembangkannya.
Berikut 3 hal yang seharusnya diperhatikan oleh pemilik bisnis mana pun, agar bisnisnya terhindar dari jebakan gulung tikar di tahun pertama, dan bisa membuat strategi bisnis yang matang dengan berawal dari pengelolaan keuangan bisnis yang baik.
3 Prinsip Pengelolaan Keuangan Bisnis
1. Pisahkan keuangan bisnis dan keuangan pribadi
Yups, ini adalah prinsip yang pertama dan paling dasar, karenanya harus segera diperbaiki jika memang saat ini pemilik bisnis masih mencampuradukkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadinya.
Milikilah setidaknya dua rekening bank yang berbeda; yang satu untuk menyimpan uang bisnis dan yang lain untuk keperluan pribadi. Dengan demikian, cash flow masing-masing memiliki jalurnya sendiri-sendiri, sehingga pengalokasiannya juga menjadi lebih jelas.
Jika kita bisa memisahkan keduanya, saat ada sesuatu yang terjadi pada salah satunya, maka yang lain tidak akan banyak terpengaruh dan tetap terkondisikan dengan baik.
2. Miliki laporan keuangan yang rapi dan detail
Saat memutuskan untuk mengekspansi bisnis, atau berniat untuk menambah modal, maka pemilik bisnis harus mengevaluasi dulu kondisi keuangan bisnisnya. Di sinilah ia akan membutuhkan laporan keuangan bisnis yang detail.
Karenanya, usahakan untuk memiliki catatan keuangan yang rapi dan detail sejak awal. Percayalah, mungkin akan terdengar membosankan ya, mencatat pengeluaran, pemasukan, inventaris, dan sebagainya. Tetapi pada akhirnya, laporan keuangan ini bisa menjadi salah satu senjata untuk pengembangan strategi bisnis yang matang dan komprehensif.
Cari informasi bagaimana cara membuat laporan keuangan yang baik, dan belajar melakukannya dengan saksama.
3. Amankan dana darurat bisnis
Setiap pemilik bisnis tentu ingin usahanya berkembang; menjangkau pasar lebih luas, menambah variasi produk sehingga lebih banyak pilihan bagi konsumennya, dan sudah pasti, dengan usaha yang berkembang, keuntungan pun semakin banyak.
Namun, sebelum sampai ke situ, ada yang perlu diperhatikan dan dilakukan dulu, yaitu memastikan keamanan keuangan bisnis. Selain dengan mengevaluasi laporan keuangan yang sudah ada, dana darurat bisnis juga harus dalam kondisi aman.
Kelola dan maksimalkan seluruh sumber daya yang ada dulu, agar keuangan bisnis menjadi lebih aman, sebelum akhirnya memutuskan untuk ekspansi. Karena aktivitas ekspansi bisnis akan membutuhkan modal yang lebih besar, dan sudah tentu berisiko. Jangan sampai, kita sudah berekspansi, tetapi ternyata modal tergerus sampai habis. Apalagi jika kemudian kita juga melakukan pinjaman modal. Kalau tanpa terkelola dengan baik, bisa jadi tuh, kelangsungan bisnis terancam.
Upgrade Skill Yuk!
Memang, sebagai pemilik bisnis, kita harus selalu optimis dan visioner. Tetapi, itu saja tidak cukup. Pastikan dulu support system kita mendukung, keuangan bisnis aman, baru deh kita bisa menjalankan strategi dan rencana ekspansi yang sudah disusun.
Sebagai pemilik bisnis, kita memang harus siap untuk selalu belajar; upgrade ilmu dan keterampilan dalam pengelolaan bisnis. Satu dua kesalahan masih kita lakukan tentu tak mengapa, asalkan kita juga kemudian bisa sigap untuk memperbaikinya.
Mau survive di masa krisis? Atau malah berniat ekspansi di saat-saat seperti ini? Enggak masalah kok. Kita pasti bisa melakukannya. Yuk, bergabung di FCOS Business Class QM Financial; sebuah kelas yang khusus dirancang bagi para pemilik bisnis. Ada berbagai topik yang ditawarkan, dan bisa dipilih sesuai kebutuhan. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Belajar Keuangan di Levio dan Udemy: Apa Keunggulan Masing-Masing?
Banyak cara belajar keuangan ditawarkan oleh QM Financial untuk memudahkanmu meningkatkan kemampuan mengelola keuangan pribadi kamu, sehingga ke depannya kamu dapat mewujudkan mimpi dan semua cita-citamu. The choice is yours, karena semua cara belajar ini menawarkan keunggulan masing-masing yang bisa kamu manfaatkan sepenuhnya.
Seperti misalnya belajar keuangan di Levio dan Udemy. Keduanya punya keunggulannya masing-masing. Apa saja? Yuk, kita lihat!
Levio dan Udemy: Apa Keunggulannya?
1. Proses pembelajaran yang fun, mandiri, dan fleksibel
Baik belajar keuangan di Levio maupun Udemy memberimu pengalaman belajar yang berbeda dan menarik. Masing-masing bisa kamu jalani secara mandiri, tanpa trainer atau mentor, tetapi jangan salah, materinya tetap berkualitas dan juga maksimal.
Di Udemy, setelah melakukan transaksi, modul dapat kamu akses seumur hidup. Kapan-kapan pengin refresh, kamu bisa dengan bebas membuka-bukanya lagi. Materinya juga sama berkualitasnya dengan FCOS. Bisa dibilang, modul-modul belajar keuangan QM Financial di Udemy ini “bentuk mandiri” dari FCOS, yang dibuat ulang dengan konsep journey. Tinggal ikuti dan sesuaikan dengan stages of life yang sedang kamu jalani sekarang.
Di Levio, kamu juga bisa belajar secara mandiri, tak terikat oleh ruang dan waktu. Tinggal ambil smartphone, buka aplikasi yang sudah kamu download gratis di Play Store atau Apps Store, dan mainkan. Bisa kamu lakukan sembari menunggu lalu lintas yang macet, sambil istirahat di antara meeting, bahkan sambil ngabuburit—pas kebetulan banget bulan puasa gini.
Cara belajarnya fun, karena dibuat mirip dengan games. Di dalamnya ada berbagai metode belajar keuangan yang mampu menciptakan pengalaman yang berbeda-beda sehingga enggak bikin bosan.
Masa akses Levio memang “hanya” 3 bulan, tetapi ini waktu yang cukup banget buat kamu mempelajari semua materi yang ada di dalamnya.
2. Dilengkapi dengan berbagai fitur pendukung
Di Udemy, selain mendapatkan modul belajar keuangan yang sudah disusun sedemikian rupa sehingga memudahkanmu untuk belajar, juga tersedia video penjelasan dari para trainer QM Financial yang akan menemanimu belajar step by step sesuai stages of life yang kamu jalani. Dilengkapi juga dengan worksheet yang bisa kamu isi sendiri sesuai instruksi dan contoh.
Di Levio, selain diberikan materi-materi yang sesuai dengan modul sekualitas FCOS, kamu juga bisa melatih sendiri ingatan dan pengetahuanmu seputar materi belajar keuangan yang sudah kamu dapatkan melalui sesi exercise, quiz, dan juga exam lesson. Tak hanya itu, ada juga sesi visual narrative yang disusun ala-ala komik, yang akan memberimu pengalaman belajar yang lebih berbeda lagi dan lebih fun!
3. Promo
And, of course, akan selalu ada promo!
Di Udemy, sering diadakan promo untuk waktu-waktu tertentu. Kamu bisa memanfaatkan promo-promo ini untuk mendapatkan kelas yang kamu butuhkan dan belajar keuangan dengan modul yang bisa diakses seumur hidup. Makanya, sering ceki-ceki ke Udemy ya!
Levio juga enggak mau ketinggalan untuk sering-sering memberimu harga promo. Tersedia juga paket bundling Levio dan FCOS, sehingga proses belajar keuangan kamu pun menjadi lebih lengkap dan komprehensif.
Nah, kurang apa lagi? Yuk, segera ambil kursusmu di Udemy, atau kamu bisa mencoba untuk belajar keuangan dari Levio dulu. Yang mana saja, the choice is yours, semua cara belajar keuangan dari QM Financial selalu didesain untuk bisa memenuhi kebutuhanmu.
Yuk, segera daftarkan dirimu untuk bisa mencoba pengalaman belajar finansial seru dengan metode gamified microlearning di sini! Atau, kamu juga bisa daftar untuk ikutan kursus di Udemy di tautan yang sama. Belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, dengan mengikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, yang bisa dipilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.