Dana Darurat atau Asuransi: Mana yang Lebih Penting dan Harus Didahulukan?
Kamu pasti tahu pentingnya punya jaring penyelamat keuangan: dana darurat dan asuransi. Tapi, lebih baik punya asuransi dulu atau dana darurat dulu ya?
Yes, mungkin kamu ada yang masih dibuat bingung dengan kedua pilihan tersebut. Dua-duanya sih penting untuk mengantisipasi krisis finansial yang bisa datang kapan dan kepada siapa saja. Maka setiap orang harus memiliki persiapan terkait hal ini.
Sebelum kamu memprioritaskan salah satu, ada baiknya QM Financial ingatkan lagi, tentang apa yang dimaksud dengan dana darurat dan asuransi, apa manfaat memiliki keduanya, dan apa yang membedakan keduanya.
Apa itu Dana Darurat?
Ketika membuat rancangan keuangan, dana darurat menjadi fondasi penting berupa tabungan untuk menyelamatkan kamu saat terjadi keadaan tidak terduga. Bisa jadi keadaan tersebut membutuhkan biaya yang besar.
Dana darurat atau emergency fund memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai dana cadangan, atau cash reserve. Contoh misalnya ketika terjadi hilangnya sumber pendapatan secara mendadak. Kedua, untuk keperluan pengeluaran tak terduga, atau unexpected expenses, seperti kalau jatuh sakit, terjadi kebakaran, kecelakaan, renovasi rumah, dan sebagainya.
Dana darurat baiknya disimpan di tempat yang aman, mudah diakses, dan mudah pencairannya. Kamu dapat menyimpan dana darurat di tabungan, deposito, atau reksa dana pasar uang.
Apa Itu Asuransi?
Asuransi merupakan pemindahan risiko keuangan yang terjadi pada seseorang kepada pihak asuransi.
Misalnya pada asuransi kesehatan. Ketika kamu sakit dan membutuhkan pengobatan, maka di situ terjadi risiko finansial. Kamu harus izin kerja, dan juga menanggung ongkos rumah sakit. Di sinilah terjadi pengambilalihan risiko finansial oleh perusahaan asuransi.
Agar kamu bisa mendapatkan manfaat asuransi, maka ada premi yang wajib dibayar secara berkala. Bisa per bulan ataupun per tahun.
Berbeda dengan dana darurat, asuransi memiliki jenis sesuai manfaatnya, yaitu asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, properti, dan masih banyak jenis asuransi lainnya. Apabila terjadi risiko terhadap aset—termasuk di sini adalah diri kita sendiri, maka biaya finansial tersebut akan ditutup oleh asuransi.
Untuk itu, perlu bagi kita untuk membaca dan mempelajari polis yang ingin dibeli secara teliti.
Nah, berarti dua-duanya penting dong?
Lalu, kalau misalnya ternyata keuangan belum memungkinkan, dan harus memilih, yang mana dulu nih yang harus dimiliki?
Dana Darurat vs Asuransi
Ada dua perbedaan signifikan antara dana darurat dan asuransi, yaitu soal likuiditas dan biaya pertanggungan yang didapat.
1. Likuiditas
Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk tabungan ataupun aset yang lain. Ciri utama dari dana darurat adalah dananya bisa kapan saja ditarik (likuid) sesuai dengan kebutuhan mendesak kita.
Sedangkan, asuransi punya premi yang dibayarkan ke pihak perusahaan, dan manfaatnya bisa didapatkan saat terjadi risiko. Dengan demikian, sifatnya tidak likuid. Pun manfaat asuransi bisa diberikan sesuai dengan jenis perlindungan yang di-cover. Asuransi kesehatan yang harus dipakai untuk tujuan kesehatan, bukan untuk renovasi rumah. Demikian pula sebaliknya.
Karenanya, kalau dari segi manfaat, dana darurat bisa dipakai untuk tujuan yang lebih umum, tidak hanya satu risiko yang spesifik saja bila dibandingkan dengan asuransi.
2. Biaya pertanggungan yang didapat
Walaupun dana darurat menang secara likuiditas, tetapi biaya pertanggungan yang didapat bisa jadi lebih banyak asuransi.
Misalnya kamu, single happy berusia 25 tahun, sekarang membeli premi sebuah asuransi kesehatan dengan harga Rp28.500 per bulan. Bila pada umur 50 tahun, kamu mengalami risiko serangan jantung, stroke, atau penyakit lain yang ter-cover, maka bisa jadi kamu akan mendapatkan biaya pertanggungan sampai Rp100 juta. Uang pertanggungan ini bisa kamu dapatkan hanya dengan membayar premi selama 25 tahun, yang totalnya bahkan tidak sampai Rp20 juta.
Dengan dana darurat yang disimpan di tabungan biasa, rasanya hampir mustahil kita bisa mendapatkan dana Rp100 juta dengan nabung Rp28.500 setiap bulannya, ya kan? Harus lebih banyak yang ditabung.
Lalu, Mana yang Lebih Penting?
Well, kalau ditanya mana yang lebih penting sih, dana darurat dan asuransi sama-sama penting untuk dimiliki.
Tetapi, namanya juga kondisi, bisa saja akhirnya kamu terpaksa harus memilih. So, ini akan tergantung pada kesanggupan dana yang kamu miliki saat ini.
Dengan melihat dari beberapa risiko yang dapat terjadi, jika kamu hanya memiliki asuransi tanpa dana darurat, maka bisa jadi akan cukup berat. Terdapat beberapa alasan mengapa kamu tetap harus menyiapkan dana darurat, di samping asuransi.
Bisa jadi, tak semua jenis pelayanan kesehatan bisa ditanggung oleh asuransi. BPJS Kesehatan bisa jadi merupakan salah satu asuransi kesehatan dengan coverage perlindungan terlengkap, itu pun tetap saja ada satu dua titik kelemahannya. Kondisi seperti ini, mau tidak mau, akan memaksamu menggunakan dana lain selain asuransi tersebut.
Risiko lainnya, biasanya asuransi juga punya plafon klaim. Jika jatahnya habis di tengah jalan, sedangkan kamu masih butuh, maka tak bisa lain kamu harus merogoh kocek sendiri. Atau perusahaan asuransi yang dipilih ternyata tidak memiliki hubungan kerja sama dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
Jika situasinya seperti ini, kita bisa lihat bahwa dana darurat haruslah lebih dulu diprioritaskan. Namun, kamu tak perlu menunggu sampai jumlahnya ideal. Tentukan dulu target pertama. Ketika jumlah sudah mencapai target pertama, kamu bisa cover dengan asuransi. Lalu, lanjutkan dengan target berikutnya. Bertahap, hingga semua terpenuhi secara ideal.
Belajar atur keuangan dengan modul Udemy yuk! Ada lo, yang bahas khusus soal membangun dana darurat untuk singles: Journey for Singles.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Apa yang Perlu Kamu Ketahui tentang Dewan Pengawas Syariah?
Minat masyarakat Indonesia akan sistem ekonomi syariah terbilang tinggi. Ini bisa dilihat dari begitu antusiasnya masyarakat menjadi konsumen untuk berbagai produk keuangan syariah. Nah, kalau begitu, apakah kamu sudah mengenal bahwa ada Dewan Pengawas Syariah (DPS) di negara kita?
Dalam melakukan transaksi maupun investasi, orang-orang tak sekadar mencari untung saja, tapi juga memikirkan aspek kebaikan sesuai prinsip dan agama yang dianut. Hadirnya lembaga keuangan syariah dipercaya bisa dijadikan potensi bagi negara kita untuk bisa mewujudkan perekonomian lebih baik dengan menerapkan instrumen seperti sedekah, infak dan zakat ke dalamnya.
Salah satu daya tarik dari penerapan ekonomi syariah adalah tidak ada unsur maisir (perjudian), riba (bunga), dan gharar (tipuan, keraguan). Ini membuat masyarakat, khususnya yang beragama Islam, merasa aman untuk bertransaksi karena sudah melakukan apa yang diminta oleh agama.
Adapun sistem ekonomi syariah dipercaya bisa menyejahterakan rakyat dengan prinsip-prinsip Islam yang diterapkan. Karena itulah, sistem syariah mesti memiliki badan independen dalam mengawasi operasional dan juga praktik dari lembaga keuangan syariah yang ada.
Pengawasan penting dilakukan agar lembaga keuangan tersebut bisa konsisten dan tetap memegang teguh pada prinsip syariah. Dan badan yang melakukan pengawasan adalah Dewan Pengawas Syariah atau DPS.
Pengertian Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang memiliki tugas mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) – di bawah Majelis Ulama Indonesia- di lembaga keuangan syariah.
Jajaran Dewan Pengawas Syariah diangkat dan diberhentikan di lembaga keuangan syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari DSN-MUI. Dewan Pengawas Syariah selanjutnya disebut DPS, berkedudukan di bawah Rapat Umum Pengawas Syariah atau sejajar dengan Dewan Komisaris di dalam struktur lembaga keuangan syariah.
DPS wajib dibentuk di lembaga keuangan syariah (bank syariah), bank umum konvensional yang punya unit usaha syariah dan juga bank perkreditan rakyat syariah. Dalam melakukan kegiatannya, DPS akan lebih mengawasi sistem manajemen, produk apa saja yang dipasarkan dan juga pengelolaan dana serta kebijakan investasi di dalam lembaga tersebut.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fungsi dari pengawasan lembaga keuangan syariah dibentuk dengan memerhatikan prinsip kehati-hatian juga tata kelola keuangan yang baik. Ini untuk menjamin mekanisme dari pemenuhan kepatuhan syariah berjalan dengan semestinya. Untuk aturan DPS ditetapkan dalam UU No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah.
Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas Syariah
Sesuai dengan keputusan DSN-MUI No. 2 Tahun 2000, Dewan Pengawas Syariah memiliki tugas sebagai berikut:
- Memberikan nasihat juga saran ke direksi, pimpinan usaha syariah, dan pimpinan kantor cabang lembaga keuangan syariah tentang hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek syariah.
- Melakukan tugas pengawasan, baik secara pasif maupun aktif, terutama dalam melaksanakan fatwa DSN-MUI serta memberikan pengarahan atas produk maupun juga serta kegiatan usaha agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip syariah.
- Sebagai mediator lembaga keuangan syariah dengan DSN-MUI dalam melakukan komunikasi saran dan usul pengembangan produk juga jasa dari lembaga keuangan syariah yang memerlukan kajian dan fatwa DNS-MUI. Juga mengikuti fatwa DSN.
- Merumuskan permasalahan yang membutuhkan pengesahan DSN.
- Melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan lembaga keuangan syariah yang diawasinya pada DSN-MUI sekurangnya satu kali dalam setahun.
Adapun tugas lain dari Dewan Pengawas Syariah sebagai berikut:
- Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme yang dilakukan dalam menghimpun dana juga penyalurannya serta pelayanan jasa dari lembaga keuangan syariah.
- Meminta informasi juga data yang berhubungan dengan aspek syariah dari satuan kerja lembaga keuangan.
Sedangkan, fungsi Dewan Pengawas Syariah ada dua, yaitu:
1. Fungsi Penasihat
Fungsi ini dijalankan dalam menjamin berbagai kebijakan bisnis yang dilakukan agar tetap sesuai koridor syariah.
Dalam melaksanakan aktivitas keuangannya, lembaga keuangan syariah juga diarahkan memiliki fungsi audit internal yang bertujuan untuk memantau apakah kegiatan yang dilakukan sudah sesuai syariah atau belum.
Untuk audit eksternal akan menggunakan auditor yang memiliki kompetensi dan kualifikasi di bidang syariah.
2. Meminta Fatwa ke DSN-MUI
Dalam melakukan proses pengembangan produk akan disampaikan ke DSN-MUI untuk bisa memeroleh fatwa.
Semoga penjelasan di atas bisa memberi pemahaman bahwa sebagai pengguna layanan syariah perlu juga mengetahui tugas dan fungsi Dewan Pengawas Syariah. Segala aktivitas keuangan DPS sudah memiliki payung hukum yang sesuai.
Nah, itu dia sedikit seluk beluk Dewan Pengawas Syariah yang perlu kamu ketahui.
Lalu, kalau pengelolaan keuangan pribadi secara syariah itu yang gimana ya? Mengapa kamu nggak belajar langsung saja dalam sebuah kelas finansial online yang membahas khusus tentang Islamic Financial Planning. Ini adalah salah satu bagian dari Financial Class Online Series – Elective Class yang secara periodik diadakan oleh QM Financial. Cek jadwalnya yuk, dan segera daftarkan diri supaya enggak kehabisan seat.
Kelas ini tidak setiap bulan ada lo, so, mumpung available, kamu bisa langsung daftar saja.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
3 Alasan Kamu Diberi Gaji Tinggi
Beberapa pekan lalu, media sosial sempat dihebohkan dengan polemik gaji tinggi vs gaji rendah. Saking ramainya banyak yang membahas di berbagai platform.
Well, sebagai karyawan siapa sih yang nggak pengin dapat gaji tinggi?
Memiliki gaji yang besar membuat kita merasa aman secara finansial. Kita bisa mengalokasikan gaji tersebut ke berbagai pos, melakukan investasi dan bisa memiliki hal-hal yang diinginkan seperti membeli rumah misalnya bisa tercapai.
Kalau ditanya, emang ada yang diberi gaji sampai nominal ratusan juta per bulan? Tentu ada dong.
Menurut laporan Talent Reports 2021, dari survei terhadap 420 perusahaan dengan responden sebanyak 3420 pekerja di Indonesia, posisi yang menempati lima besar dengan gaji tinggi sebagai berikut:
- C-suite yang meliputi Chief Executive Officers, Chief Financial Officers, Chief Operating Officers, posisi ini memiliki gaji di kisaran Rp 137 juta sampai Rp 250 juta.
- Head of finance dengan gaji mulai dari Rp 115 juta.
- Country Sales Manager, memiliki gaji mulai dari Rp 113 juta – Rp 175 juta.
- Head of risk, gaji yang diterima mulai dari Rp 150 juta.
- Marketing director, gajinya di kisaran Rp 110 juta – Rp 150 juta.
Dengan nominal tersebut jangan hanya melihat dari besarannya saja tapi ada tanggung jawab besar yang menyertai setiap posisi. Namun, penasaran nggak sih apa yang membuat kamu ataupun mereka diberi gaji tinggi?
3 Alasan Karyawan Diberi Gaji Tinggi
1. Memiliki Pengalaman dan Kompetensi yang Mumpuni
Pernah mendengar karyawan yang kerja dari jalur professional hire?
Ya, mereka ini direkrut oleh head hunter karena memiliki pengalaman dan kompetensi yang sudah tidak diragukan lagi untuk menempati posisi level manajerial.
Biasanya, orang seperti ini sudah memiliki pengalaman dalam kurun waktu dan di posisi tertentu. Tak hanya itu juga, skill yang dimiliki pun dipertimbangkan dalam merekrut karyawan di jalur professional hire ini.
Pada umumnya head hunter mencari karyawan dengan pengalaman dan kompetensi mumpuni ini dalam mode ‘senyap’, karena untuk level manajerial biasanya akan ada rekomendasi dari HRD satu perusahaan ke perusahaan lain. Atau biasanya menemukan profesional ini dari Linkedin.
Nah, ini kesempatan bagi kamu untuk mengembangkan kompetensi agar bisa naik level dan bisa memperoleh gaji tinggi. Karena ketika kamu di level pengalaman bertahun-tahun ditambah kompetensi mumpuni akan dinilai sebagai orang yang bisa berpotensi membesarkan perusahaan.
2. Memiliki Tanggung Jawab yang Besar
Coba perhatikan lagi posisi-posisi di atas yang memiliki gaji tinggi. Semua posisi tersebut jika dilihat dari kacamata awam, tugasnya ya mengarahkan saja. Tapi, sebenarnya tugas mereka jauh lebih rumit.
Seorang direktur misalnya, tugas mereka, selain mengarahkan, mereka dituntut juga untuk dapat berpikir strategis. Kadang mereka harus memikirkan strategi pengembangan perusahaan, sekaligus juga harus bisa mengambil keputusan yang tepat terkait keuangan, marketing, dan sebagainya.
Apabila terjadi kerugian, merekalah yang akan bertanggung jawab di hadapan manajemen, juga pasang badan di depan investor.
3. Kemampuan Bekerja di Bawah Tekanan yang Tinggi ataupun Jam Kerja yang Panjang
Ada beberapa pekerjaan dengan gaji tinggi yang mengharuskan kita untuk meluangkan waktu yang lebih. Tak hanya itu juga, tekanan yang dihadapi jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Tak heran di posisi-posisi tertentu, sering kali harus lembur, hingga waktu dengan keluarga berkurang. Pun harus bisa memikirkan strategi apa saja yang bisa dilakukan agar profit perusahaan bisa meningkat, bagaimana strategi marketing dan pengembangan bisnis yang tepat, dan lain sebagainya.
Tak semua orang bisa memangku beban sebanyak itu. Dibutuhkan bertahun-tahun jam terbang untuk bisa menempa mental menghadapi jam kerja juga tekanan yang tinggi di dalam perusahaan.
Jadi, bisa nggak karyawan memperoleh gaji tinggi?
Bisa banget!
Tenang, semua orang yang menempati level manajerial memulainya dari bawah kok. Pasti ada trial dan eror dalam menemukan ritme kerja juga perusahaan yang memberikan kenyamanan.
Tapi, yang perlu kamu ingat bahwa untuk bisa memiliki gaji tinggi, kamu harus bisa mengasah skill yang dimiliki. Siapa pun nggak akan bisa mencapai level gaji tinggi dalam sekejap, it takes a time.
Walaupun begitu, ada baiknya kamu mengetahui juga standar gaji dalam bidang pekerjaan yang tengah kamu geluti sekarang ini, supaya kamu bisa mempertahankan kinerja, dan memastikan dirimu sendiri mendapatkan imbalan yang sesuai dengan kinerja.
Sudah memiliki gaji tinggi, jangan lupa untuk mengelola keuangan lebih baik lagi. Ikutlah dengan antusias, jika perusahaanmu mengadakan training finansial karyawan. Atau, kalau belum ada, usulkanlah untuk diadakan, karena training keuangan untuk karyawan secara efektif dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja lo.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688, untuk mendapatkan penawaran training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya?
Sudah tahu kan ya, bahwa literasi keuangan itu penting banget, bahkan menjadi salah satu dari 6 literasi dasar yang harus kita pelajari demi bisa survive menjalani hidup? Sayangnya, orang juga tidak terlahir dan langsung bisa mengelola keuangan dengan baik begitu saja. Kita perlu belajar keuangan step by step, jika pengin bisa menguasainya.
Yah, namanya belajar akan selalu butuh proses. Butuh waktu untuk menyerap informasi dan pengetahuan, pun butuh waktu juga untuk mencernanya. Selain kapasitas penyerapan otak orang yang berbeda-beda, ini juga ada kaitannya dengan minat dan niat.
So, dengan segala alasan, kadang orang jadi skip proses ini. Maunya kalau bisa sih ya, sudah langsung piawai, gitu aja. Contohnya, paling gampang nih, soal investasi saham. Kalau bisa sih, langsung dapat untung besar. Males banget kalau harus lihat laporan keuangan atau grafik pergerakan pasar. Pusing!
Tapi, nggak gitu mainnya!
Mau terampil dalam hal apa pun, proses tetap butuh. Begitu juga dengan keuangan. Mau pinter kelola keuangan—dan terbebas dari berbagai masalahnya—ya harus menjalani proses belajar dulu.
Ini dia beberapa hal yang kadang bikin orang menunda-nunda terus keinginan untuk belajar keuangan.
Alasan Tidak Belajar Keuangan
1. Sibuk
Ya, manusia zaman sekarang, mana ada sih yang enggak sibuk? Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari saja enggak cukup. Tuntutan zaman dan juga keinginan untuk memiliki masa depan yang baik menjadi motivasi orang untuk menyibukkan diri bekerja.
Rezeki memang sudah diatur. Tetapi, ketika kita sudah mendapatkannya, alangkah baiknya—sebagai ungkapan rasa syukur—kita kelola dengan baik, sehingga bisa bermanfaat bagi kita dan orang-orang yang di sekitar kita.
Boleh saja kok sibuk bekerja dan melakukan berbagai hal, tapi seharusnya ini enggak jadi alasan bagi kita untuk mau belajar keuangan. Karena, ada banyak cara kok untuk belajar keuangan itu. Bahkan ada yang bisa sambil dengan mengerjakan hal lain.
2. Jadwal nggak sesuai
Salah satu cara belajar keuangan yang dinilai cukup efektif memberikan hasil adalah dengan ikut kelas finansial online, seperti halnya Financial Class Online Series dari QM Financial. Dalam kelas ini, modul sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga akan mudah dipelajari oleh peserta kelas.
Ditambah adanya interaksi dengan trainer berpengalaman, pemahaman tentang bagaimana pengelolaan keuangan akan bisa diserap dengan baik. Biasanya, trainer juga akan memberikan contoh-contoh aplikasi atau cerita-cerita yang relevan, sehingga peserta kelas bisa mendapatkan gambaran riil bagaimana mengelola uang yang baik itu. Untuk beberapa kelas, bahkan dilengkapi juga dengan berbagai worksheet yang bisa diisi langsung oleh peserta.
Namun, untuk bisa mengikuti kelas finansial online seperti ini, kita mesti menyesuaikan diri dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sayangnya, sering kali jadwal ini kurang bersahabat karena tak cocok dengan jadwal kita sendiri.
Jadilah menunda-nunda belajar keuangan, karena mencari jadwal yang pas.
3. Membosankan
Memang, belajar keuangan itu terdengar dan terlihat tak seseksi belajar bahasa, misalnya. Atau belajar desain. Sekilas, belajar keuangan ini bukan merupakan “investasi” karena toh nanti keterampilannya tidak bisa dijual lagi. Berbeda dengan belajar desain, yang kemudian kita bisa membuat desain yang bisa dijual kembali dalam bentuk jasa, misalnya.
Tetapi, jangan salah. Masuknya literasi keuangan ke dalam 6 jenis literasi dasar yang wajib dipelajari ini bukan tanpa alasan. Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang bisa terhindar dari banyak sekali masalah yang berpotensi muncul dalam hidupnya.
Tapi kan, belajar keuangan membosankan? Betul, untuk sebagian orang. Tapi, karena wajib, kita bisa kok mencari cara belajar keuangan yang lebih fun dan tidak membosankan. Apalagi sekarang didukung dengan teknologi yang sudah berkembang, ada banyak sekali cara untuk bisa belajar keuangan dengan lebih asyik.
Cara Belajar Keuangan sambil Rebahan
Mau belajar keuangan sambil rebahan?
Memangnya bisa? Bisa dong.
Belajar keuangan sekarang enggak serem dan membosankan kok! Malahan fun banget, bisa kamu lakukan sembari rebahan. Apalagi ada yang model gamified microlearning ini. Sudah pernah coba belum? Namanya Levio. Di dalamnya ada berbagai stage belajar yang harus kamu selesaikan. Layaknya main games, kamu pasti akan dengan segera tenggelam dalam pembelajaranmu.
Nggak akan terasa kalau lagi belajar. Yuk, segera daftarkan dirimu segera dan belajar keuangan secara fun!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini!
Merencanakan dana pendidikan perlu dilakukan sejak dini, agar saat anak memasuki usia sekolah, orang tua nggak bingung mencari sumber dana untuk membiayainya. Idealnya sih, memulai menabung dana pendidikan sejak si kecil masih dalam kandungan. Tapi tentunya tetap bisa disesuaikan dengan kemampuan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dana pendidikan setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dan sebagai orang tua, kita memerlukan persiapan dana untuk berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD hingga kuliah.
Menurut Badan Pusat Statistik, biaya pendidikan di Indonesia setiap tahunnya naik rata-rata 10-20%. Sedangkan di sisi lain, kenaikan gaji orang tua menurut survei Kelly Services Indonesia berkisar 7-10% per tahun.
Melihat ‘ketimpangan’ kenaikan antara biaya pendidikan dan gaji orang tua, tentunya menimbulkan kecemasan. Bisa nggak meng-cover dana pendidikan hingga si kecil lulus kuliah?
Well, menyiapkan dana pendidikan memang bukanlah perkara mudah, ada banyak hal yang mesti dipikirkan untuk melakukannya. Untuk membantu merencanakannya, sebaiknya jawab dulu pertanyaan di bawah ini.
Sebelum Merencanakan Dana Pendidikan, Jawab Dulu 5 Pertanyaan Ini!
1. Kriteria sekolah seperti apa?
Memulai merencanakan dana pendidikan, coba cari tahu dulu yuk, kriteria sekolah yang si kecil inginkan seperti apa?
Barangkali jika si kecil masuk PAUD, TK atau SD masih bisa diarahkan oleh orang tua. Tapi, perlu diingat, jangan memaksakan si kecil untuk masuk sekolah yang kurang cocok untuk karakternya. Orang tua wajib mencari tahu, yang seperti apa yang sesuai untuk anak, berdasarkan karakter si anak.
Sekarang ini ada sekolah swasta, negeri dan madrasah. Orang tua bisa memberikan penjelasan ke anak-anak sekolah ini seperti apa nantinya. Bahkan ada juga pilihan home schooling. Nah, ini nanti biayanya juga akan berbeda.
Beberapa faktor yang memengaruhi kriteria sekolah antara lain:
Fasilitas
Fasilitas yang ada di sekolah akan menjadi pertimbangan. Coba cari tahu dulu fasilitas sekolah yang menjadi pilihan. Cari beberapa opsi sekolah, lalu bikin senarai kelebihan dan kekurangan masing-masing sekolah.
Jarak
Jarak terutama akan jadi pertimbangan jika kita hendak memilih sekolah negeri. Ada jalur zonasi dengan kuota terbesar yang menjadi faktor penentu.
Selain itu, jarak berpengaruh juga akan ongkos transportasi yang akan dikeluarkan.
Biaya
Tentunya ini komponen penting juga dalam memilih sekolah. Karena walaupun jarak dan fasilitas sudah sesuai keinginan tapi biayanya tidak, otomatis orang tua mesti cari alternatif lainnya.
2. Berapa biaya pendidikan?
Ini adalah pertanyaan krusial karena menentukan seberapa besar dana pendidikan yang mesti disiapkan. Untuk biaya pendidikan ini tidak boleh asal hitungan, cara terbaik yang harus ditempuh adalah datang ke sekolah dan menanyakan berapa total biaya pendidikan saat masuk sekolah dan setiap kenaikan kelas.
Biasanya ketika masuk sekolah ada beberapa komponen biaya yang harus dibayarkan :
- Uang gedung
- Uang kegiatan
- Uang buku
- Uang seragam
- Daftar di awal
- SPP
Tentunya untuk uang gedung dan SPP ini berlaku di sekolah sekolah swasta, sedangkan di sekolah negeri tidak ada komponen biaya ini. Untuk biaya kenaikan kelas biasanya tiap jenjang berbeda-beda, misalnya naik kelas dua SD biayanya beda dengan kelas tiga, begitu seterusnya.
Untuk menghitung total biaya, ada faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan biaya.
Inflasi
Dana pendidikan mendapat ‘imbas’ dari inflasi. Untuk Indonesia rata-rata inflasi per tahun sebesar 3%. Kalau mau lebih pasti, cari infonya di akun media sosial BPS ya.
Standar pendidikan
Setiap sekolah akan berusaha meningkatkan kualitas pendidikan setiap tahun sebagai bentuk permintaan masyarakat. Dalam meningkatkan standar kualitasnya, membutuhkan biaya tambahan yang lumayan banyak. Dan biaya ini pun akan dibebankan ke orang tua melalui iuran dan uang pangkal.
3. Berapa alokasi penghasilan per bulan?
Besaran alokasi penghasilan per bulan tergantung berapa besar dana yang dibutuhkan untuk pendidikan si kecil. Dan ini bisa berubah setiap tahun karena ada kenaikan gaji misalnya.
Nah, ini tidak bisa kita buat dengan angka pasti ya. Sesuaikan dengan gaji yang dimiliki dan pos pengeluaran lainnya.
Yang pasti, tetaplah disesuaikan dengan kemampuan. Seperti kata Mba Ligwina Hananto, “Jangan halu.”
Ini ada video yang sebaiknya disimak, jika kamu ingin mengatur cash flow, agar tujuan keuangan dana pendidikan bisa direncanakan dengan baik.
4. Berapa lama waktu menabung dana pendidikan?
Memutuskan memiliki anak berarti juga mesti siap dengan dana pendidikan yang harus disiapkan. Seperti yang diungkapkan di atas, idealnya disiapkan sejak si kecil masih dalam kandungan. Tapi, faktanya, timing setiap orang itu berbeda-beda.
Cara yang bisa diambil untuk menentukan lamanya waktu menabung adalah dari jumlah anak, lalu diperhitungkan setiap jenjangnya.
5. Produk keuangan apa yang cocok?
Ada banyak produk keuangan yang bisa dipilih untuk menyiapkan dana pendidikan, tinggal menyesuaikan profil risiko dan imbal hasilnya.
Tapi, yang perlu diingat adalah dana yang mesti disiapkan tidak sedikit dan nilainya akan terus bertambah setiap tahunnya. So, jika memilih instrumen agresif, pastikan dimanfaatkan untuk jangka waktu yang sesuai. Di atas 5 tahun misalnya. Jika di bawah 5 tahun, ada baiknya memilih instrumen yang lebih konvensional. Dana pendidikan adalah tanggung jawab orang tua yang mesti ditunaikan. Rencanakan dengan detail agar ke depannya, keluarga kita nggak mengalami masalah keuangan. Jangan lupa untuk selalu berdiskusi dengan pasangan dalam merencanakannya, ya.
Ikut kelas-kelas finansial online QM Financial yang khusus bahas dana pendidikan yuk! Cek jadwalnya, dan segera daftar ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang
Menikah adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup. Menjadi pasangan menikah ada banyak hal yang mesti diperhatikan, dikomunikasikan dan juga saling menghormati. Termasuk di dalamnya tentang masalah keuangan.
Masalah keuangan ini jangan dianggap sepele karena bisa berujung pertengkaran dan yang tak mengenakan adalah perpisahan. Duh, jangan sampai deh ya.
Sebenarnya jika dilihat ada banyak perubahan yang terjadi dengan pasangan menikah sekarang ini dibandingkan zaman dulu. Ini tak lepas dari peran arus informasi yang kini sangat terbuka. Banyak pasangan menikah mendapatkan insight baru dalam hal pengelolaan keuangan.
Contoh kecil nih, dulu kaum perempuan sangat minim akan pengetahuan tentang investasi. Sekarang ini menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, investor perempuan meningkat signifikan sebesar 55,8% untuk pembelian instrumen obligasi ritel seri ORI017, 57,82% untuk ORI018 dan 58,25 sukuk ritel seri SR014.
Apa saja perubahan yang terjadi terhadap keuangan ideal pasangan menikah zaman dulu vs zaman sekarang? Berikut ulasannya!
Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang
Zaman Dulu
1. Suami sebagai pencari nafkah utama
Sudah menjadi mindset umum bahwa suami adalah pencari nafkah utama di keluarga. Semua beban keuangan ada di pundak suami. Berat? Sudah pasti.
Inilah yang sering kali menjadi pemicu terjadinya ‘jarak’ antara ayah dan anak karena minimnya waktu untuk berinteraksi karena tuntutan hidup seorang ayah mesti memenuhi kebutuhan keluarga. Seorang ayah, bekerja tanpa lelah demi kesejahteraan keluarga.
2. Istri atur uang
Ya, suami menjadi pencari nafkah utama, istri yang mengatur uang. Ini udah pakem pasangan menikah zaman dulu.
Di zaman dulu memang kedua hal inilah yang menjadi financial goals dari pasangan menikah. Tak ada muluk-muluk karena zaman dulu belum secanggih saat ini. Belum ada kafe kekinian, teknologi pun belum semaju sekarang ini.
Sayangnya, sering ditemui ‘lubang’ di keuangan ideal ala pasangan zaman dulu, yaitu tidak terbukanya masalah keuangan. Banyak kasus terjadi ketika seorang istri tidak mengetahui dengan pasti berapa besaran gaji suaminya.
Belum lagi soal sangat minimnya pengetahuan akan investasi. Jika dilihat, pasangan menikah zaman dulu lebih menyukai instrumen investasi berupa emas dan properti. Tak heran kan, kalau orang kaya zaman dulu memiliki itu banyak tanah.
Bagaimana dengan keuangan ideal ala pasangan menikah zaman now?
Ternyata terjadi banyak pergeseran. Selain karena arus informasi yang terbuka lebar, sekarang ini sudah adanya kesadaran dari pasangan menikah ingin memperbaiki hal-hal yang mereka lihat dari orang tua zaman dulu.
Ya, memperbaiki agar tidak terjadi hal yang sama. Lalu, apa saja nih keuangan ideal ala pasangan menikah zaman now?
Zaman sekarang
1. Jujur akan keuangan
Sekarang ini sudah jamak terjadi suami-istri bekerja, maka diperlukan keterbukaan akan keuangan masing-masing. Gaji yang diterima dibuka secara rinci pada pasangan.
Dengan mengetahui pendapatan masing-masing, akan dengan mudah merinci pengelolaan keuangan seperti apa dan juga menentukan tujuan keuangan ke depannya bagaimana.
2. Pendapatan utama
Jika kedua pasangan sama-sama bekerja, tentukan mana yang akan dijadikan pendapatan utama. Ini yang nantinya akan menjadi fondasi utama dalam keuangan, sedangkan gaji lainnya akan menopang agar fondasi ini tetap kuat.
3. Memiliki bujet bersama juga punya bujet pribadi
Yang namanya menikah berarti keuangannya harus dikelola bersama. Sebaiknya memiliki bujet bersama untuk keperluan seperti dana pendidikan, dana darurat dan lain-lain. Misalnya, untuk dana pendidikan dari gaji suami sebesar 20%, dari istri 20% juga. Pembagian ini sesuai kesepakatan, setiap keluarga bisa jadi berbeda.
Tapi, selain punya bujet bersama, banyak pasangan menikah zaman sekarang juga punya pemisahan bujet untuk kebutuhan sendiri-sendiri. Bujet ini biasanya digunakan untuk melakukan hobi, misalnya. Seperti membeli tanaman, buku, dan lain sebagainya. Dengan demikian, hobi tersalurkan, bujet keluarga tak terganggu.
4. Pembagian tugas keuangan
Kalau dulu istri yang menangani semua pembayaran ini-itu, sekarang bisa jadi berbeda. Yang penting memang kesepakatan. Mau semua diatur istri, boleh. Diatur suami, bisa. Atau mau dibagi, suami urus keperluan A, istri B.
Yang penting, samakan pandangan dan buat kesepakatannya, seperti gaji suami membayar cicilan, kebutuhan bulanan, gaji istri untuk investasi dan menabung. Atau suami membayar cicilan secara online tanpa menunggu istri yang melakukannya.
Ini juga berlaku akan pembagian keuangan ke masing-masing keluarga jika masih menanggung kebutuhan orang tua atau saudara yang masih sekolah.
5. Financial goals
Setiap pasangan menikah wajib memiliki financial goals atau tujuan keuangan yang ingin dicapai. Tujuan keuangan ini bisa berupa dana pendidikan, dana pensiun, dana darurat. Dengan adanya tujuan keuangan, kamu akan lebih detail dalam memilah keinginan dan kebutuhan.
Kamu akan lebih disiplin lagi dalam mengelola keuangan dan nantinya bisa saja kamu akan mencapai fase bebas finansial.
Kunci: Komunikasi dan punya visi yang sama
Yang namanya menikah, mau cara aturnya apa saja, sebaiknya memiliki visi yang sama, terutama dalam visi keuangan. Pasalnya, keuangan itu sensitif. Ada masalah kecil, efeknya bisa ke mana-mana dan akhirnya jadi sandungan.
Jadi, sebelum menikah, bicarakan dengan pasangan, seperti apa masalah keuangan nanti. Sekarang ini sudah tidak tabu lagi kok membicarakan keuangan. Apabila dalam perjalanan pernikahan ada yang tidak sesuai, komunikasikan dengan pasangan jangan dipendam. Karena yang namanya pernikahan pasti akan ada ups and downs.
Nah, kalau dilihat-lihat, ternyata banyak juga ya pergeseran pengaturan keuangan ideal antara pasangan zaman dulu dengan zaman sekarang. Tentunya ini terjadi dengan harapan agar pasangan menikah zaman sekarang bisa lebih bisa mengelola keuangan lebih baik karena kehidupan sekarang ini lebih kompleks dibanding zaman dulu.
Agar kamu dan pasangan bisa mengelola keuangan dengan baik agar terwujud financial goals, yuk belajar keuangan sendiri di Udemy. QM Financial punya modul khusus untuk pasangan yang sudah menikah yaitu Journey for Married Couples. Di kursus ini kamu akan belajar menyusun rencana pencapaian prioritas tujuan finansial keluargamu.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup: Ini 6 Perbedaannya
Salah satu instrumen investasi yang lagi digemari berbagai kalangan adalah reksa dana. Investasi reksa dana ini terbilang cukup mudah, karena dengan dana yang kecil kamu sudah bisa memulai investasi di instrumen ini.
Pengertian reksa dana berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang digunakan dalam mengumpulkan dana masyarakat pemodal. Setelahnya, dana yang dikumpulkan akan diinvestasikan ke portfolio efek oleh seorang manajer investasi.
Berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari investasi reksa dana seperti adanya manajemen profesional yang akan mengelola dana kamu, pengelolaannya pun transparan, likuiditas tinggi, biaya rendah dan kamu pun bisa melakukan diversifikasi.
Bagi kamu yang tertarik dengan investasi reksa dana perlu banget untuk mengetahui reksa dana terbuka dan tertutup beserta perbedaannya.
Reksa Dana Terbuka (Open End-Fund)
Jenis reksa dana yang pertama adalah reksa dana terbuka atau open end-fund.
Pengertian reksa dana terbuka adalah semua investor pemula yang baru memulai membeli unit bisa dilakukan kapan saja dan tidak terikat pada periode waktu tertentu. Untuk unit reksa dana yang telah dibeli bisa dijual kembali ke perusahaan Manajer Investasi yang menerbitkannya kapan pun di jam dan hari bursa dibuka.
Adapun reksa dana terbuka dijual dalam jumlah unit yang tidak terbatas pada investor. Itulah mengapa reksa dana terbuka diperdagangkan di penghujung hari, saat perdagangan terhenti itulah harga penutupan yang akan dihitung.
Produk investasi reksa dana terbuka sangat beragam antara lain :
Reksa Dana Tertutup (Close End-Fund)
Reksa dana tertutup merupakan reksa dana yang sifatnya tertutup bagi investor baru yang hendak berinvestasi di luar masa periode penawarannya. Jika kamu mau membeli unit reksa dana tertutup mesti melakukan pembelian selama periode penawarannya saja. Apabila target dana yang akan diraih sudah terpenuhi atau periode penawarannya berakhir maka tidak ada yang bisa membeli unitnya lagi.
Reksa dana tertutup penjualannya dilakukan dengan cara menjual ke investor lain di bursa efek dan tidak bisa dijual kembali ke perusahaan Manajer Investasi yang telah menerbitkannya.
Karena diperdagangkan di antara investor atau biasa disebut pasar sekunder, maka harga jualnya bisa naik ataupun turun sesuai permintaan dan penawaran di pasar. Jadi, harga reksa dana tertutup bisa saja lebih mahal atau murah daripada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit.
Adapun jenis reksa dana tertutup yaitu :
- Reksa dana ETF
- Reksa dana terproteksi
Inilah 6 Perbedaan Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup yang Perlu Diketahui
1. Sifat Penawaran
Untuk reksa dana terbuka memiliki sifat penawaran yang bisa ditawarkan pada investor secara terus menerus. Ini memang sesuai dengan prinsip dasar dari investasi reksa dana terbuka.
Sedangkan reksa dana tetrutup memiliki sifat penawaran yang tertutup, di mana hanya melalui right issue saja dan hanya diperdagangkan dalam periode tertentu.
Kedua jenis investasi reksa dana ini memiliki izin operasional dari Bapepam di mana minimal modal yang mesti disetor saat pendirian adalah sebesar 1% modal dasar.
2. Proses Penjualan Saham
Di investasi reksa dana terbuka, saham yang diterbitkan akan dijual di harga yang sesuai Nilai Aktiva Bersih (NAB). Untuk NAB pertama kali akan ditetapkan sebesar Rp 1.000 per sahamnya, dan selanjutnya akan dihitung setiap hari di akhir hari tersebut. Bagi pemegang unit saham terbuka bisa menjual kembali sahamnya apabila diinginkan.
Sedangkan reksa dana tertutup, investor tidak bisa menjual sahamnya pada Manajer Investasi. Apabila kamu sebagai pemilik saham mau menjual saham tersebut, maka mesti dilakukan melalui bursa efek.
3. Aliran Dana
Aliran dana di reksa dana terbuka sifatnya terus menerus. Perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dilakukan setiap hari. Sedangkan untuk reksa dana tertutup berlaku sebaliknya, di mana aliran dana tidak ada dan perhitungan NAB dilakukan seminggu sekali.
4. Proses Pembelian Kembali
Untuk proses pembelian kembali, investor di reksa dana terbuka bisa menjual kembali pada perusahaan Manajer Investasi yang menerbitkannya. Sedangkan di reksa dana tertutup, proses pembelian kembali akan dilakukan investor melalui bonus.
5. Keuntungan
Di reksa dana terbuka memiliki keuntungan berupa capital gain distribution, dividen income, dan net change NAV.
Capital gain distribution adalah capital gain yang didapatkan dari transaksi efek dibayarkan pada investor reksa dana. Net Change NAV adalah perubahan bersih NAV yang terjadi di hari tersebut. Sedangkan dividen income adalah dividen per saham yang diberikan pada investor.
Untuk reksa dana tertutup, cuan yang diperoleh investor sama seperti investasi reksa dana terbuka.
6. Pengaruh transaksi
Reksa dana tertutup bisa memengaruhi harga saham, ini disebabkan pembelian didasarkan pada supply dan demand. Sedangkan untuk reksa dana terbuka, walaupun transaksinya dalam jumlah yang banyak tetap tidak akan memengaruhi harga saham. Karena harga saham yang diperdagangkan disesuaikan NAV/NAB.
Bagi kamu yang ingin memulai masuk dunia investasi, reksa dana adalah pilihan yang tepat untuk memulainya. Ada banyak aplikasi reksa dana yang bisa kamu gunakan untuk memulai investasi. Coba yuk, kita ikuti dulu video berikut ini sebagai bekal awal kamu belajar investasi reksa dana.
Nah, jika kamu ingin mempelajari investasi reksa dana lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas reksa dana di QM Financial. Cek jadwalnya yuk.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Sandwich Generation dan Karyawan: Pentingnya Menyadarkan Akan Risikonya
Survei HSBC di tahun 2018 menyebutkan bahwa lebih dari 75% responden usia kerja mengharapkan anaknya akan membantu mereka di masa pensiun, sedangkan kenyataannya saat ini hanya kurang dari 1/3 responden usia pensiun menerima bantuan dari anaknya. Ouch, ini dia nih tanda-tanda sandwich generation akan diwariskan ke keturunan.
Apa Itu Sandwich Generation?
Apakah kamu sudah tahu, apa arti sandwich generation?
Sandwich generation adalah sebutan bagi mereka yang masuk ke dalam usia produktif, yang selain harus membiayai hidup keluarga kecilnya sendiri—yang terdiri atas pasangan dan anak-anaknya—mereka juga harus menanggung hidup orang tua ataupun keluarga besarnya.
Dan menariknya, sebagian besar dari mereka yang termasuk ke dalam sandwich generation adalah yang berstatus sebagai pekerja atau karyawan.
Potret ini cukup lazim ditemukan pada generasi milenial dewasa ini. Banyak yang akhirnya merasakan beban hidup yang terlalu berat, karena menjadi tulang punggung keluarga besar, tanpa ada kesempatan untuk memikirkan kebutuhan dan kebahagiaan diri sendiri. Boro-boro punya tujuan keuangan untuk masa depan, buat makan saja harus ngirit bin hemat supaya bisa mengirim uang ke orang tua atau kampung halaman.
Akibat dari tuntutan-tuntutannya ini, seseorang yang termasuk ke dalam sandwich generation akan mengalami beberapa hal yang nantinya akan berdampak dalam keuangan jangka panjang. Berikut beberapa dampaknya.
Bahaya dan Masalah yang Bisa Ditimbulkan dari Menjadi Sandwich Generation
1. Pengeluaran lebih banyak
Sudah pasti, pengeluaran akan lebih banyak. Efeknya, mereka akan bekerja lebih keras lagi. Namun, dengan bekerja lebih keras lagi, kebutuhan juga akan bertambah seiring waktu. Hingga akhirnya, kejar-kejaran antara bertambahnya pengeluaran dan kebutuhan ini seakan tanpa ujung.
Sungguh melelahkan.
2. Peluang terlilit utang lebih tinggi
Karena penghasilan dirasa tak pernah cukup, maka seseorang yang merupakan sandwich generation akan berpeluang memiliki utang yang lebih tinggi. Parahnya, utang ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tentu saja, ini bukan merupakan kriteria utang yang benar.
3. Tidak punya tabungan
Pengeluaran yang membengkak dari yang seharusnya, peluang terlilit utang yang juga terlalu tinggi akhirnya membuat para sandwich generation tidak memiliki tabungan, baik untuk dana daruratnya maupun untuk masa depannya.
Bisa diduga dong, masalah keuangan bisa berpeluang lebih besar lagi untuk menghampirinya. Tak hanya sekarang, tetapi di suatu saat nanti.
4. Kurang bisa fokus memenuhi kebutuhan sendiri
Karena ada banyak kepentingan dan kebutuhan keluarga lain yang harus diprioritaskan, maka seseorang yang merupakan generasi roti isi akan mengenyampingkan kebutuhannya sendiri.
Sebenarnya, ini merupakan bukti bahwa kamu bukan merupakan orang yang egois—yang hanya mementingkan diri sendiri—tetapi terlalu banyak mikirin orang lain dan melupakan kebutuhan kita sendiri itu juga kurang bijak.
5. Lebih rentan stres
Akibat dari beban yang terlalu berat, dan lupa memikirkan diri sendiri, akan membuat sandwich generation lebih rentan stres. Dan, pasti setuju kan, kalau stres bisa menjadi penyebab dari segala penyakit?
Lalu, sekarang, coba bayangkan jika kita termasuk ke dalam 75% responden survei HSBC yang mengharapkan bantuan anak-anak kita ketika kita sudah memasuki masa pensiun itu. Anak-anak kita nantinya juga akan merasakan setidaknya 5 efek menjadi sandwich generation di atas.
Waduh, apa iya bakalan tega?
Nah, di sinilah kita harus menyadari, betapa pentingnya kita bisa siap menghadapi masa pensiun mendatang. Pastinya, enggak mau dong, anak-anak merasakan hal yang sama dengan yang dihadapi sekarang.
Masa pensiun seharusnya menjadi saat-saat seorang merupakan saat seseorang idealnya menikmati masa istirahat bersama keluarga setelah bertahun-tahun bekerja. Namun hal ini harus direncanakan dengan matang sedari dini. Sayangnya kesadaran ini biasanya timbul saat kita sudah mendekati masa pensiun.
Lalu, Bagaimana dari Sisi Perusahaan Sendiri?
Dari sisi perusahaan sendiri, di mana karyawan bekerja dan pada akhirnya memberikan masa istirahat pensiun ketika waktunya tiba, juga ada baiknya mendukung karyawan untuk segera menyadari akan pentingnya memutus mata rantai sandwich generation ini.
Tak hanya memberikan berbagai financial training untuk membantu meningkatkan keterampilan pengelolaan keuangan bagi mereka yang sudah menjadi sandwich generation saja, tetapi juga memberi bekal pemahaman mengenai arti pentingnya menyiapkan masa pensiun sejak sekarang. Tujuannya jelas, agar tak menciptakan sandwich generation baru terjadi pada anak-anak kita.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Pentingnya Literasi Keuangan dan 4 Cara untuk Meningkatkannya
Tahu nggak sih, kalau literasi keuangan itu merupakan salah satu dari literasi dasar yang harus dikuasai oleh siapa pun, selain literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya.
Keenamnya merupakan dasar ilmu yang akan kita pakai seumur hidup; agar survive menjalani hidup.
Diakui atau tidak, nyatanya tanpa literasi keuangan yang baik, banyak orang akhirnya terjerat masalah keuangan yang serius, mulai dari ditipu hingga masalah utang. Semakin ke sini, para penjahat finansial ini semakin canggih saja lo, modusnya. Apalagi sekarang teknologi semakin berkembang; tak hanya memudahkan kita sebagai pengguna, tetapi juga menambah peluang bagi para kriminal.
Hal ini semua sebenarnya bisa dihindari, kalau saja kita memiliki literasi keuangan yang bagus.
Apa Itu Literasi Keuangan?
Literasi keuangan adalah pemahaman dan keterampilan yang kita perlukan untuk meningkatkan kualitas dalam mengambil keputusan keuangan, baik untuk tujuan jangka pendek maupun panjang, demi mencapai kesejahteraan.
Literasi keuangan umumnya meliputi manajemen penghasilan dan pengeluaran dengan baik, termasuk penganggaran, proteksi, hingga investasi.
Hasil ke depannya bisa sangat beragam dan luas sekali, mulai dari bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik, mampu membiayai sekolah anak hingga perguruan tinggi, memiliki rumah, sampai dengan dapat hidup di masa pensiun tanpa harus membebani anak dan cucu.
Singkatnya, masalah keuangan yang umum dialami, seperti adanya timbunan utang, besar pasak daripada tiang, tak punya tabungan, sampai tak siap pensiun, tidak akan dialami oleh orang-orang yang memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.
Sounds legit ya? Memang kok, ketika kita membuat rencana keuangan, itu artinya kita sedang merencanakan hidup. Bahkan, kalau kita sudah sampai membuat rencana waris, kita pun sedang merencanakan kehidupan keturunan kita setelah ditinggalkan. Dan itu semua perlu literasi keuangan yang baik.
Lalu, bagaimana cara meningkatkan literasi keuangan yang baik ini?
Cara Meningkatkan Literasi Keuangan
Ada banyak cara belajar keuangan yang bisa kamu pilih sesuai kenyamanan. Tapi, yang paling efektif bisa jadi dengan ikutan kelas online. Ada 5 kelas finansial online yang bisa kamu ikuti untuk meningkatkan literasi keuangan kamu di QM Financial. Mulai dari mana? Tentu saja mulai dari yang paling dasar dulu.
1. Blueprint of Your Money
Kalau mau yang basic alias dasar, ya mulailah dengan kelas Blueprint of Your Money. Ini adalah konsep original dari lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Di kelas Blueprint of Your Money ini, kamu akan belajar berbagai prinsip pengelolaan keuangan yang meliputi:
- Pengenalan 4 pilar keuangan yang akan berperan penting dalam setiap rencana keuangan yang kita buat
- Mengenal dan membuat fondasi yang kuat dari rencana keuangan
- Mengenal berbagai produk aset aktif
2. How to Manage Your Cash Flow
Setelah belajar Blueprint of Your Money, maka literasi keuanganmu perlu ditingkatkan ke level berikutnya. Kelas ini akan membahas mengenai bagaimana menyusun rencana keuangan secara komprehensif, melakukan financial check up, mengatur cash flow, sampai memastikan bahwa keuanganmu berada dalam rasio sehat.
Adalah penting buat kamu untuk memastikan dulu keuangan kamu dalam kondisi sehat, baru kemudian kamu bisa satu per satu berusaha mewujudkan cita-cita dan impianmu dalam hidup.
Di kelas inilah, kamu akan belajar melakukannya.
3. How to Set Your Financial Goals
Sudah memastikan keuanganmu sehat, maka langkah meningkatkan literasi keuangan selanjutnya adalah menentukan tujuan keuangan.
Namanya manusia itu banyak mau, sayangnya kadang sumber dayanya terbatas. Kalau merasa ini adalah masalahmu, jangan khawatir, you’re not alone! Banyak kok yang punya masalah yang sama. Sekarang, tinggal gimana caranya kamu mengatasinya.
Punya banyak mau tapi sumber daya terbatas seharusnya nggak jadi halangan untuk tetap mewujudkan mimpi. Hanya saja harus diatur dan diprioritaskan. Di sinilah kamu belajar untuk menentukan tujuan keuanganmu ini.
4. Get to Know Your Investment Products
Di kelas finansial online keempat ini, kamu akan mendapatkan banyak ilmu lagi mengenai berbagai instrumen investasi yang bisa kamu manfaatkan untuk mencapai tujuan.
Mengapa sih harus investasi? Mulainya dari mana? Bagaimana mengatur alokasi gaji, agar selain bisa memenuhi kebutuhan hidup yang sekarang, kita juga bisa investasi dan menabung? Nah, di sinilah kamu bisa meningkatkan literasi keuangan kamu terkait investasi ini.
Bagaimana? Pengin meningkatkan literasi keuangan kamu sekarang?
Yuk, cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Ragam Kisaran Gaji Fresh Graduate Berbagai Jurusan di Tahun 2021
Fresh graduate merupakan julukan bagi kamu, lulusan baru yang sudah menyelesaikan studi di jenjang perguruan tinggi. Kini setelah lulus, kamu pun harus bersiap untuk masuk ke dunia kerja yang jauh lebih luas dan terjal. Lalu, berapa ya kira-kira standar gaji fresh graduate di tahun 2021 ini?
Standar gaji fresh graduate ini penting diketahui untuk menentukan karier, setidaknya hal ini akan membantumu membuat strategi negosiasi saat melamar kerja. Permintaan gaji yang tidak sesuai bisa membuat kamu tereliminasi lo. Maka, sebelum melamar kamu perlu mengulik gaji fresh graduate supaya pas.
Sebelumnya pastikan kamu punya keahlian atau kemampuan di bidang yang ingin kamu geluti ya! Dalam dunia kerja, soft skill dan hard skill jadi salah satu hal yang berpengaruh dalam penentuan gaji apalagi bagi fresh graduate. Jika kamu telah menguasainya, plus tahu kisaran gaji fresh graduate yang pas, kamu bakalan bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok dan bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan.
Gaji Fresh Graduate Lulusan Teknik
Banyak anggapan bahwa lulusan teknik memiliki gaji tertinggi dari sektor lainnya. Jumlah dari lulusan teknik sendiri cukup banyak. So, saingan juga akan banyak.
Tidak bisa terlalu mendetail, tetapi inilah reratanya.
Gaji Lulusan Teknik Perminyakan
Dari sejumlah perusahaan di Indonesia seperti Chevron, Conocophillips, Pertamina, Star Energy, CNOOC, dan Tately N.V diambil rata-rata gaji fresh graduate sebesar Rp 8 juta sampai Rp 19 juta.
Gaji Lulusan Teknik Geologi
Masih mirip dengan teknik perminyakan, kamu bisa mengacu pada gaji anak teknik perminyakan.
Berikut rata-rata gaji yang diambil dari perusahaan Freeport, British Petroleum, Exxon, Bukitasam, KPC (Kaltim Prima Coal, Kellog Brown & Root, Adaro Energi, dan ANTAM dengan angka rata-rata gaji sebesar Rp8 Juta hingga Rp10 Juta.
Gaji Lulusan Teknik di bidang Manufaktur
Pekerjaan di bidang manufaktur atau pabrik ini juga jadi salah satu pekerjaan favorit anak teknik, mulai dari teknik industri, teknik kimia, hingga teknik elektro. Angka rata-rata gaji fresh graduate bisa mencapai Rp4 Juta hingga Rp8 Juta.
Rata-rata gaji tersebut diambil dari perusahaan seperti Astra Daihatsu Motor, Nissan Motor, Samsung Indonesia, Nestle, Sampoerna, Djarum, Kraft, dan Danone Star.
Gaji Fresh Graduate Lulusan Ilmu Komputer
Ilmu Komputer di Indonesia masih menjadi sektor yang terhitung. Berdasarkan hasil rata-rata yang di dapat dari beberapa sektor di bidang Ilmu Komputer, berikut hasilnya:
Programmer
Rata-rata gaji fresh graduate programmer di Indonesia mencapai angka Rp4 juta sampai Rp6 juta. Namun, ada beberapa perusahaan seperti Astra Otoparts, Buana Karya Bhakti, dan Henan Putihrai yang memasang angka di atas Rp10 juta bagi fresh graduate.
Software Engineer
Jadi incaran banyak fresh graduate ilmu komputer, karena sudah dikenal dengan kisaran gaji yang tinggi. Menjadi software engineer di Indonesia bisa mendapat gaji di angka Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Selain itu, jika kamu tertarik di bidang ini kamu bisa memasuki ranah perusahaan startup seperti Tokopedia, Traveloka, hingga Grab dengan rata-rata gaji Rp10 juta hingga Rp12 juta.
Konsultan IT
Untuk menjadi konsultan IT kamu perlu mengulik dunia bisnis. Pekerjaan ini cukup berbeda dengan kedua bidang sebelumnya. Konsultan IT fresh graduate sendiri bisa mendapatkan gaji di angka Rp8 juta hingga Rp15 juta. Rata-rata gaji tersebut diambil dari perusahaan seperti Oracle, Hewlett-Packard, dan IBM.
Gaji Fresh Graduate Lulusan Ilmu Kesehatan
Sebagai lulusan ilmu kesehatan, banyak bidang yang mencakup dalam sektor ini. Mulai dari dokter umum, dokter gigi, perawat, hingga apoteker. Rata-rata gaji fresh graduate di sektor ini kurang stabil dengan kisaran luas, karena orang yang bekerja di bidang ini digaji sesuai dengan performa harian.
Menjadi apoteker dan perawat fresh graduate, gajinya berada di kisaran Rp2 juta hingga Rp5 juta per bulan. Gaji fresh graduate untuk dokter umum yang bekerja di RS rata-rata adalah Rp5 juta sampai Rp9 juta per bulan. Sedangkan dokter umum di klinik dihitung berdasarkan jumlah pasien sekitar Rp200 ribu hingga Rp1 juta per harinya.
Fresh Graduate Lulusan Ekonomi dan Manajemen
Jurusan yang cukup menjadi favorit dengan peluang yang banyak jatuh kepada lulusan ekonomi dan manajemen. Fresh graduate dari jurusan ini punya banyak peluang masuk ke beberapa pekerjaan.
Jasa Keuangan
Biasanya lulusan ekonomi dan manajemen dibutuhkan di bidang perbankan juga terkait jasa kredit. Rata-rata gajinya sendiri berada di angka Rp4 juta hingga Rp8 juta. Angka ini berdasarkan gaji rata-rata pekerja di jasa keuangan perbankan, seperti Bukopin, Citibank, Mandiri, BCA, BNI, BRI, serta lembaga keuangan seperti Astra Credit Company.
Kementerian atau Lembaga Negara
Fresh graduate juga berkesempatan bekerja di lembaga negara dan kementerian yang berhubungan dengan keuangan dan masalah ekonomi negara lo.
Misalnya Bank Indonesia, Sekretariat Negara, Dirjen Pajak, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rata-rata gaji fresh graduate untuk pekerjaan ini berkisar Rp5 juta hingga Rp11 juta.
Sekuritas dan Consulting
Pekerjaan ini jadi impian favorit lulusan sarjana ekonomi dan manajemen. Gaji yang ditawarkan perusahaan di bidang ini rerata juga relatif sangat ditinggi. Perusahan di bidang sekuritas dan consulting seperti McKinsey, AT Kearney, Deloitte, JP Morgan, Boston Consulting Group, dan Goldman Sachs menawarkan rata-rata gaji fresh graduate sebesar Rp9 juta hingga Rp35 juta.
Gaji Fresh Graduate Lulusan Ilmu Komunikasi
Bidang profesi lain yang diminati generasi saat ini adalah ilmu komunikasi. Perkembangan dari ilmu ini sendiri sangat pesat melihat teknologi dan beragam karier yang luas. Fresh graduate di jurusan ini bisa memulai karier sebagai marketer, digital marketer, public relation, hingga social media specialist. Dengan rata-rata gaji di kisaran Rp4 juta hingga Rp7 juta.
Nah, setelah kamu menentukan jenjang karier yang mau kamu tekuni, jangan lupa untuk belajar mengelola penghasilan. Untuk pengelolaan yang paling sering dilakukan adalah dengan berinvestasi, bisa dengan investasi saham atau instrumen lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu.
Dan ingat, ilmu mengelola keuangan ini sebaiknya tak hanya kamu pelajari ketika masih menjadi seorang fresh graduate lo. Namun, juga saat kamu berada di fase retain ketika kamu sudah bekerja minimal 3 tahun nanti, dan juga ketika kamu berada di fase retreat, yaitu ketika kamu akan mulai bersiap meninggalkan pekerjaan alias pensiun.
Memang kok, belajar keuangan itu kayak maraton, harus simultan dan terus menerus. Jangan berhenti di satu fase saja.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.