Mengapa Banyak Orang Indonesia Belum Punya Asuransi?
Data OECD mengungkapkan, bahwa penetrasi asuransi di Indonesia di tahun 2019 hanyalah 1.7%. Penetrasi asuransi adalah rasio premi asuransi dibandingkan PDB. Sementara, Singapura bisa sampai 9%, dan Malaysia pun 4.5%.
Apa sih ini artinya?
Well, kalau diterjemahkan secara bebas, orang Indonesia males banget untuk beli dan punya asuransi.
Coba yuk, kita ikuti dulu video berikut ini.
Lalu, apa ya sebabnya orang Indonesia pada belum punya asuransi? Menelusur dari berbagai berita, dan setelah menelaahnya, bisa jadi dikarenakan sebab-sebab berikut ini.
Alasan Orang Indonesia Masih Belum Punya Asuransi
1. Dianggap bukan kebutuhan utama
Kita di Indonesia mengenal kebutuhan pokok hidup itu meliputi pangan, sandang, dan papan. Asuransi tidak termasuk di dalamnya, sehingga banyak orang yang belum memandangnya sebagai barang penting yang wajib diusahakan dan dimiliki.
Padahal, soal kesehatan itu bisa jadi sangat penting. Bayangkan, kalau kita tidak sehat, lalu bagaimana kita bisa bekerja untuk mencari penghasilan demi memenuhi ketiga kebutuhan pokok tersebut?
Begitu juga dengan asuransi jiwa, yang dapat memberikan santunan saat kita tak bisa lagi mencari penghasilan.
Sayangnya, hal ini masih banyak yang belum menyadari.
2. Asuransi memiliki citra negatif
Citra negatif yang menempel pada produk asuransi sedikit banyak karena pemberitaan kasus-kasus yang melibatkan beberapa perusahaan asuransi. Kasus-kasus seperti ini sudah cukup lama terjadi, nggak hanya baru-baru ini saja.
Hal ini tak pelak membuat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi menjadi menurun. Hasilnya, semakin banyak yang anti dan enggak mau punya asuransi.
3. Kurang paham cara kerja asuransi
Citra negatif asuransi, selain berhubungan dengan kasus-kasus yang terjadi, juga terbentuk oleh masih belum pahamnya masyarakat umum di Indonesia mengenai cara kerja asuransi.
Misalnya saja, kenapa uang asuransi hangus dan tidak bisa dikembalikan jika tidak ada klaim? Karena itu, asuransi sering dianggap menipu.
Padahal dengan telah membeli asuransi, itu artinya kita telah membeli perlindungan. Kalau membeli barang—apa pun itu, sudah pasti uang tak akan kembali kan, mau barangnya dipakai atau tidak. Prinsip yang sama juga berlaku dalam asuransi.
Lalu, kapan “barang”-nya kita pakai? Tentu saja kalau kita mengalami sesuatu yang kemudian menimbulkan risiko keuangan terhadap hidup kita. Nah, saat itulah, kita bisa merasakan manfaat besarnya.
4. Prosedur sulit
Padahal ya enggak juga. Bahkan sekarang sudah ada asuransi yang bisa kamu beli polisnya secara online. Sebelumnya, kamu juga bisa membandingkan berbagai produk asuransi secara online dalam platform market aggregator, untuk bisa memastikan produk asuransi yang sesuai kebutuhan.
Untuk masalah klaim, jika semua sudah sesuai prosedur dan kesepakatan, juga tidak akan sulit. Apa saja yang bisa membuat klaim ditolak?
- Asuransi sudah tidak aktif, premi tidak dibayar
- Klaim tidak tercakup dalam klausul. Misalnya kita hanya memiliki asuransi kesehatan biasa, tetapi kita mengklaim yang termasuk penyakit kritis
- Pengajuannya melebihi waktu yang sudah ditentukan
- Dokumen pendukung tidak lengkap
- Masih dalam masa tunggu, atau waiting period
- Pemegang polis melanggar hukum
- Di luar daftar rekanan
Nah, sebagai pemegang polis asuransi, kamu memang harus tahu, kondisi-kondisi seperti apa yang bisa membuat klaim asuransi ditolak, juga apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan klaim ini. Penuhi semuanya dengan baik, sesuai klausul dalam polis serta kesepakatan. Dengan demikian, klaim pun tidak akan ditolak.
5. Merasa masih sehat dan produktif
Sebagian besar orang merasa dirinya sangat sehat dan masih dalam usia produktif, sehingga prioritas punya asuransi adalah nomor sekian. Ya, ini kurang lebih sama saja sih dengan poin pertama di atas. Toh, kebutuhan lain masih banyak yang lebih penting untuk dipenuhi terlebih dahulu.
Namun, tahukah kamu, bahwa semakin banyak usia kita, maka harga premi pun akan semakin tinggi? Ini berlaku baik untuk asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Karenanya, banyak orang belum punya asuransi karena saat muda merasa masih sehat dan dapat bekerja dengan baik. Baru kemudian ketika usia terus berjalan, kita sudah sering sakit, mengajukan asuransi.
Tentu saja, proses polis disetujui akan lebih rumit, dan harga premi pun melambung, karena perusahaan asuransi sudah melihat bahwa kita memiliki risiko hidup yang lebih tinggi.
Karena itu, justru di masa muda dan produktif inilah, seseorang harusnya sudah mulai punya asuransi. Mulailah dari asuransi yang paling penting, yaitu asuransi kesehatan. BPJS Kesehatan, misalnya. Cek lagi apakah masih perlu menambah dengan asuransi swasta. Kemudian, bisa dilanjutkan dengan punya asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Mau belajar seluk-beluk asuransi lebih banyak, sebelum benar-benar membeli polisnya?
Yuk, belajar dengan mengikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada kelas khusus yang membahas asuransi juga loh! Segera cek, and save your seat!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Training Finansial Karyawan: Jadi Karyawan Produktif dengan Melek Finansial
Zaman sekarang, jika ingin menjadi seorang karyawan produktif tak hanya dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai, tetapi juga perlu punya skill dan melek finansial. Karena itu, penting kiranya untuk memberikan sebuah training finansial karyawan.
Mengapa demikian?
Salah satu penelitian yang pernah diadakan oleh Virginia Tech Study di Amerika Serikat, bahwa hal yang paling banyak menyebabkan produktivitas menurun adalah masalah keuangan.
Masalah keuangan seperti apa?
Dari data yang sama, ternyata masalah keuangan terbesar dan terbanyak yang kemudian menggagalkan usaha untuk bisa jadi karyawan produktif itu adalah masalah utang. Hal yang tak berbeda jauh dengan data survei yang diadakan oleh QM Financial di bulan Januari 2021, yang mengungkapkan 3 masalah utama keuangan karyawan, yaitu:
- Merasa penghasilan kurang
- Tidak siap pensiun
- Terlibat pinjaman besar
Training Finansial Karyawan Menjadi Solusi Membantu Jadi Karyawan Produktif
Tentu saja, masalah keuangan pribadi karyawan itu seharusnya tetap berada di “ranah pribadi” masing-masing karyawan. Akan tetapi, kalau kemudian masalah pribadi itu akhirnya membawa pengaruh terhadap performa kerja di kantor, tentulah perusahaan bisa mengintervensi dan membantu karyawan untuk menyelesaikannya, melalui sebuah training finansial karyawan.
Bukankah karyawan adalah aset perusahaan? Dan, siapa pun wajib untuk melindungi aset yang dimilikinya, termasuk jika itu adalah perusahaan ataupun organisasi. Bahkan kalau memang perlu, mengembangkannya supaya lebih baik lagi. Pasalnya, karyawan produktif merupakan modal utama bagi bisnis perusahaan untuk berkembang.
Dengan demikian, peran perusahaan akan sangat penting, meskipun permasalahan keuangan karyawan ini merupakan masalah pribadi masing-masing.
Terus, kok bisa training finansial karyawan bisa membuat karyawan melek akan pentingnya mengelola keuangan akan membantunya untuk menjadi karyawan produktif?
1. Mampu menghindarkan diri dari masalah keuangan
Nah, ini sih sudah berkali-kali disebutkan di atas ya.
Kalau mau tambahan data lagi, ada nih data dari Lockton Retirement Services, yang menyebutkan bahwa 1 dari 5 karyawan mengalami stres akibat masalah keuangan.
Nah, masih kurang yakin gimana lagi coba, kalau jadi karyawan itu rentan masalah keuangan? Kalau dilogika ya memang bener, kan di usia-usia produktif seperti ini, kebutuhan kita semakin meningkat. Apalagi kita—saat artikel ini ditulis—sedang mengalami krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Tak heran lagi kan, kalau kita semakin terimpit secara keuangan, kalau nggak dikelola dengan baik?
Mari kita lihat, video berikut ini untuk melihat penjelasan mengenai masalah keuangan yang paling sering dihadapi oleh karyawan, selain data dari survei QM Financial di atas.
Dengan adanya training finansial karyawan, karyawan akan belajar mencari akar penyebab dari permasalahan yang ada, dan jadi tahu bagaimana mencari solusinya. Setelah masalah selesai, karyawan juga akan tahu, apa saja yang harus dilakukan, agar kondisi keuangannya sehat.
Dengan kondisi keuangan yang sehat, maka jadilah karyawan produktif yang dapat fokus terhadap tugas-tugasnya dengan baik.
2. Mampu melawan inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahun kalender selama tahun 2020 sebesar 1,68 persen. Laju inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar 2,72 persen. Bahkan, disebutkan bahwa inflasi sekarang adalah yang paling rendah sepanjang sejarah.
Namun, kalau melihat sejarah naik turunnya inflasi, daftarnya akan seperti ini.
Tahun | Tingkat Inflasi |
2011 | 3,79% |
2012 | 4,30% |
2013 | 8,38% |
2014 | 8,36% |
2015 | 3,35% |
2016 | 3,02% |
2017 | 3,61% |
2018 | 3,13% |
2019 | 2,72% |
2020 | 1,68% |
Dengan demikian, jika diambil nilai rata-rata, inflasi Indonesia bergerak di kisaran 4,23%.
Namun, nyatanya, kenaikan harga properti di luar sana bisa sampai 10% setiap tahunnya. Lalu, biaya sekolah anak bahkan bisa sampai 20% kenaikannya di saban tahunnya.
Di sisi lain, kenaikan gaji karyawan tidak tumbuh secara signifikan. Mau jadi karyawan produktif seperti apa pun, nyatanya memberi kenaikan gaji merupakan privilege perusahaan yang harus mempertimbangkan dengan saksama lantaran banyaknya faktor yang memengaruhi.
Karenanya, tanpa dapat mengelola penghasilannya dengan baik yang bisa dicapai dengan memberikan training finansial karyawan, akan tipis harapan bagi karyawan untuk bisa melawan inflasi dengan baik.
Melalui training finansial karyawan, mereka dapat dibantu agar mampu mengelola gaji dengan lebih baik, dan akhirnya mampu melawan “musuh tak terlihat” yang bernama inflasi ini.
3. Mampu melindungi aset dan diri sendiri
Salah satu masalah keuangan yang sekarang jadi lebih sering dihadapi oleh karyawan adalah meningkatnya risiko hidup, seperti sakit ataupun kehilangan penghasilan—baik karena meninggal dunia, ataupun karena terdampak gelombang PHK akibat krisis pandemi.
Akibatnya, banyak karyawan harus kehilangan “barang berharga”, mulai dari kesehatan hingga aset lantaran karena harus dipakai untuk membiayai hidup yang (sementara) tidak berpenghasilan.
Hal ini terjadi karena karyawan masih belum sadar pentingnya perlindungan terhadap aset dan juga diri sendiri. Kesehatan adalah aset termahal kita di musim wabah seperti ini. Sudahkah semua karyawan terlindungi dan dijamin kesehatannya? Bisa saja, fasilitas dari BPJS Kesehatan saja tidaklah cukup.
Lalu, bagaimana dengan aset kekayaan yang lain?
Tahukah kamu, bahwa di masa pandemi ini ternyata jumlah orang kaya di Indonesia meningkat sebesar 61,7%? Kok bisa ya, padahal seharusnya pandemi menjadi penyebab krisis keuangan yang kita alami? Ternyata salah satu penyebabnya adalah karena mereka—para orang kaya itu—tahu cara untuk melindungi aset dengan baik; mereka telah lama mulai berinvestasi, dan kemudian ketika kondisi krisis, mereka juga dengan sigap memindahkan dan rebalancing aset sesuai kebutuhan.
Seharusnya, hal seperti ini bisa dipelajari oleh siapa pun juga, termasuk oleh para karyawan produktif, tak hanya orang kaya saja. Betul? Dengan dilatih untuk dapat mengelola keuangan dengan baik melalui training finansial karyawan sehingga bisa menjadi karyawan produktif, tetapi dengan begini, karyawan juga bisa mengamankan dana pensiun sehingga akan lebih siap pensiun.
Training Finansial bersama QM Financial
QM Financial menyediakan berbagai modul training finansial karyawan perusahaan dari berbagai skala. Besar kecil bisnis perusahaan, banyak sedikit karyawan, semua perlu training keuangan. Pastinya, tujuannya agar karyawan bisa mengelola keuangan pribadi masing-masing, bisa mencapai kesejahteraan hidup yang sesuai standar—bahkan lebih, bahkan bisa merencanakan dana pensiun juga.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training finansial karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Ternyata Pemilik Bisnis Harus Menghadapi 5 Masalah Ini yang Dapat Menghambat Pengembangan Usahanya
Menjadi seorang pemilik bisnis itu memang butuh skill dan niat yang luar biasa. Setuju kan, dengan fakta ini?
Pasalnya, dalam bisnis, siap enggak siap, kita akan menghadapi banyak risiko dan masalah. Dari sekian banyak masalah, ada 5 yang kerap muncul dan paling banyak dialami oleh pemilik bisnis. Apa saja?
Sebelum kita lanjut, coba simak dulu yuk, video sharing pemilik bisnis berikut ini.
Nah, sekarang mari kita lihat masalah apa saja yang sering dihadapi oleh pemilik bisnis, siapa tahu ada juga yang saat ini sedang mengalami permasalahan serupa.
5 Masalah Umum yang Sering Dihadapi oleh Pemilik Bisnis
1. Sulit bagi waktu
Sulitnya bagi waktu sering dikeluhkan oleh pebisnis, apalagi yang baru saja mulai membangun bisnisnya. Kok bisa?
Iya, karena rata-rata pemilik bisnis yang baru saja memulai bisnis itu merupakan CEO, alias Chief Everything Officer; yang mengurusi A to Z proses produksi, plus berjualan, plus promosi, merangkap shipping, dan sebagainya. Sementara, rata-rata juga yang mulai merintis bisnis, bisa jadi juga masih berstatus karyawan di sebuah perusahaan.
Karenanya, waktu seakan jadi momok. Satu sisi, pekerjaan utama menuntut perhatian, sementara bisnis sampingan juga harus diurus.
2. Kurang percaya diri dan takut gagal
Banyak pebisnis pemula yang awalnya kurang percaya diri. Ini wajar sih, karena merasa bahwa bisnisnya masih kecil
Banyak pengusaha yang kurang percaya diri untuk mengakui bahwa ia memiliki sebuah bisnis. Hal ini biasanya terjadi ketika baru memulai bisnis dan bisnisnya masih kecil ataupun belum berkembang.
Akibat dari rasa kurang percaya diri ini, lantas muncullah perasaan takut gagal.
Padahal, kadang modal untuk bisa sukses yang terbesar adalah kepercayaan diri. Dengan demikian, kita pun bisa branding bisnis—dan juga branding diri sendiri—dengan lebih baik lo.
3. Kesulitan mencari karyawan yang pas
Menjadi pemilik bisnis, kadang kita dituntut untuk bisa delegasi tugas pada orang lain. Sayangnya, menemukan karyawan atau asisten yang pas ini juga menjadi permasalahan tersendiri bagi para pemilik bisnis.
Karyawan yang pas di sini, selain dari keterampilan yan cukup dan memadai, juga upah yang sepadan. Selain itu, juga yang bisa klik, bisa bekerja sama dengan baik.
Cukup tricky juga sih, untuk bisa menemukan karyawan yang pas; pas kompetensinya, pas upahnya, pas juga etos kerjanya.
4. Bingung menentukan jalur pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu aspek dalam bisnis yang sangat penting, dan harus dipikirkan dengan saksama. Ibaratnya, bisnis tanpa pemasaran, pastilah akan menghambat penjualan.
Bagaimana orang dapat mengenali bisnis kita, kalau kita tidak mempromosikannya? Iya kan? Bagaimana orang bisa tahu, kalau kita punya produk yang bisa bantu mereka menyelesaikan masalah, kalau kita tidak memperkenalkannya? Betul?
Karena itu, pemasaran memang merupakan salah satu proses yang penting. Sayangnya, masih banyak pemilik bisnis yang tidak tahu, bagaimana pemasaran yang bisa efektif menjaring (calon) pelanggan.
5. Kesulitan menentukan harga
Harga jual juga biasanya menjadi masalah bagi pemilik bisnis, apalagi yang baru memulai usahanya. Apalagi kalau produknya memiliki cukup banyak pesaing di pasaran. Adanya perang harga jadi PR tersendiri bagi pemilik bisnis.
Biasanya yang menjadi kegalauan adalah seberapa murahkah kita bisa memberikan harga, agar calon pelanggan tertarik untuk membeli, tetapi tanpa membahayakan margin, terutama cash flow.
Jika sampai terjebak pada perang harga ini, bisa-bisa bisnis akan sulit berkembang lo, karena akan selalu merugi akibat banting harga nggak kira-kira dan tanpa pertimbangan yang matang.
Nah, yang mana di antara kelima masalah umum pemilik bisnis di atas yang masih kamu alami atau rasakan?
Di samping kelima masalah di atas, masalah lain yang juga kerap dialami oleh pemilik bisnis adalah manajemen keuangan yang belum memadai.
Padahal, keuangan merupakan salah satu aspek penting yang harus dikelola secara bijak demi keberlanjutan bisnis. Tanpa pengelolaan yang baik, pemasukan dan pengeluaran bisnis akan tidak terkendali, yang dapat mengakibatkan kesehatan keuangan bisnis jadi tak sehat.
Dengan manajemen keuangan yang baik, pemilik bisnis pun dapat membuat strategi bisnis, juga mengontrol jalannya usaha dengan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi dengan Ilmu Perilaku
Mengatur arus kas pribadi memang nggak semudah kita membaca postingan media sosial tentang keuangan, ataupun webinar yang diikuti. Karena perihal ini berkaitan erat dengan perilaku kita dalam mengelola keuangan, entah itu menyimpan uang atau melakukan pengeluaran.
Padahal, salah salah satu kunci menuju tahapan bebas finansial adalah bisa mengatur arus kas. So, ini merupakan tantangan bagi kita semua yang ingin mencapai fase tersebut; yang bisa menikmati hidup tanpa memikirkan beban utang, memiliki waktu luang untuk melakukan hal yang disukai dan memiliki penghasilan yang bisa dipakai untuk memenuhi biaya hidup.
Mari simak dulu, video berikut ini sebelum lanjut.
Pengaturan Pengeluaran Uang
Robert T. Kiyosaki pernah mengungkapkan di salah satu bukunya Rich Dad, Poor Dad bahwa salah satu kunci jika kamu ingin meraih bebas finansial adalah mengatur kebiasaan pengeluaran atau spending habit. Jadi, bisa dibilang, spending habit ini merupakan hal esensial yang penting untuk kita kelola sebelum lanjut ke tahapan berikutnya seperti berinvestasi. Jangan dibalik ya urutannya.
Di masyarakat sekarang ini dikenal adanya dua bias yang sering terjadi dan memengaruhi pengeluaran. Apa saja?
Optimism bias
Ini berkaitan dengan kecenderungan manusia dalam melihat masa depan dengan semangat yang terlalu positif. Contohnya, ada anggapan bahwa pekerjaan yang sekarang kita lakukan ini bisa memberikan penghasilan stabil, dan ketika masuk usia pensiun, pengeluaran kita akan menurun hingga tak butuh banyak uang.
Padahal kenyataannya, tidak ada penghasilan yang benar-benar stabil. Pun di usia pensiun nanti, kebutuhan kita bisa jadi tak menurun, hanya berubah saja posnya.
Optimism bias ini wajar terjadi, jadi nggak perlu khawatir. Bahkan untuk sekelas investor senior pun bisa terjebak di bias ini. Yang perlu kamu catat adalah bias ini akan memengaruhi kita, hingga kita akan hanya bisa menabung lebih sedikit untuk pos dana pensiun, tapi justru melakukan investasi terlalu banyak untuk hal yang bersifat spekulatif.
Mental Accounting
Sekarang ini seiring teknologi semakin maju, maka cara untuk menabung pun menjadi bervariasi. Di sinilah mental accounting akan terjadi.
Mental accounting bisa menyebabkan kamu menilai subjektif penghasilan ataupun pos keuangan yang dimiliki.
Maksudnya gimana tu?
Begini, kita sudah menyisihkan sumber pendapatan ke beberapa rekening untuk pos pengeluaran juga tabungan. Rasanya semua sudah baik-baik saja karena menyisihkan gaji, sehingga ketika melakukan impulsive buying, ya nggak apa deh, aman. Padahal, yang kayak gini bisa sangat memengaruhi kondisi keuangan.
Mengutip dari The Decision Lab, cara kita memberikan respons dari uang yang diperoleh akan memengaruhi cara kita belanja. Karena itu, sering terjadi ketika penghasilan naik, maka biaya lifestyle pun naik, sehingga bisa mengacaukan keuangan.
Kedua bias ini sebaiknya kamu waspadai dalam hal mengatur arus kas pribadi. Di sinilah Ilmu Perilaku dalam mengatur arus kas akan berperan.
Pendekatan Ilmu Perilaku
Ada 3 pendekatan yang bisa kita lakukan untuk bisa mengatur arus kas dengan berpedoman pada Ilmu Perilaku ini.
Commitment device
Dari penelitian Universitas Harvard, penggunaan commitment device bisa memberikan pengaruh secara signifikan akan perubahan perilaku.
Commitment device adalah suatu alat untuk membuatmu bisa berkomitmen terhadap perilaku pengaturan keuanganmu. So, temukan commitment device versi kamu agar bisa termotivasi dalam mengatur arus kas yang sehat.
Bentuk commitment device ini bisa beragam. Salah satunya kamu bisa memanfaatkan aplikasi, seperti money manager sebagai bentuk komitmen mencatat semua pengeluaran juga pendapatan bulanan.
Salience
Salience adalah kecenderungan individu untuk lebih waspada akan hal-hal yang terlihat jelas. Nah, perilaku ini juga bisa kita manfaatkan sebagai alat menjaga arus kas agar tetap sehat.
Mudahnya, semakin kita sadar bahwa ada tujuan yang mesti dicapai, maka secara tidak langsung akan membentuk sebuah kebiasaan baru di diri. Ketika kita sudah sering melakukannya, percayalah yang awalnya terasa berat akan menjadi ringan.
Jadi, coba temukan tujuan untuk setiap perilaku dan keputusan keuanganmu. Mau bikin anggaran supaya apa, mau investasi untuk apa, mau mengeluarkan uang manfaatnya apa, dan seterusnya. Dengan begini, kalau memang tak ada tujuannya, kamu bisa mencoretnya dari keputusan keuangan.
Endowment Effect
Ini adalah kecenderungan individu dalam menahan sesuatu yang sudah dimiliki. Endowment effect akan terjadi ketika kita menabung di awal.
Uang tabungan memang seharusnya bukan dari sisa uang bulanan. Dengan menabung di awal waktu, kita akan memiliki kecenderungan untuk menahan keinginan untuk tidak berbelanja dengan uang tersebut.
Endowment effect bisa mengendalikan kita untuk tidak melakukan pembelian yang tak terkontrol dan bisa menjaga arus kas tetap sehat hingga akhir bulan.
5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatur kas pribadi dengan berdasarkan pada Ilmu Perilaku ini?
Alokasikan pendapatan
Bisa dibilang membuat anggaran bulanan ini hal yang membosankan dan bikin pening. Tapi, jika kamu ingin sukses mengelola arus kas maka lakukan budgeting ini.
QM Financial punya formula pembagian pos pengeluaran seperti ini:
- Kebutuhan hidup: 40%
- Cicilan utang: 30%
- Sosial: 2.5%
- Investasi: 20%
- Lifestyle 10%
Kamu bisa menggunakannya, atau bisa juga menyesuaikannya dengan kondisimu. Yang pasti, apabila kamu punya cicilan, maka prioritaskan untuk membayarnya, ya.
Memisahkan antara kebutuhan dan keinginan
Inilah yang sering kali membuat banyak orang terjebak ke dalam utang dan pengeluaran membengkak.
Coba kamu lihat tagihan utang bulanan, apakah nominalnya bertambah atau berkurang? Jika terus bertambah, maka kamu harus evaluasi lagi apa saja yang sudah dibelanjakan.
Contohnya nih, godaan flash sale di e-commerce ini kuat banget, kamu ingin membeli skincare A karena diskon, padahal di meja rias skincare dengan bahan sama masih sebotol penuh. Inilah yang kerap membuat ‘bocor halus’ dalam pengelolaan keuangan.
Cara terbaik adalah mengendalikan diri, tahan sejenak dan berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak.
Sisihkan di awal
Membuat anggaran dan menentukan formula akan sangat membantu untuk mengalokasikan pendapatan. So, ketika gaji sudah masuk ke rekening, langsung bagi semua ke pos-pos yang sudah ditentukan.
Karena jika ditahan dan menunggu di akhir, yakin deh semua itu nggak akan bersisa.
Buatlah catatan keuangan
Mencatat pengeluaran itu ngeri-ngeri sedap, memang. Tapi, tak perlu takut karena justru inilah yang akan menyelamatkan arus kas kamu.
Dengan mencatat segala pengeluaran harian juga bulanan, kamu akan memiliki catatan apa saja yang bisa dipangkas untuk pengeluaran bulan depan agar tidak over budget. Kalaupun ada berlebihan dalam pengeluaran, dicek kembali apakah itu penting atau tidak untuk dilakukan di bulan berikutnya.
Tahan diri dari transaksi online
Teknologi sekarang sungguh memanjakan kita. Betul?
Sekali swipe, kita bisa memesan makanan di aplikasi delivery online. Dan teknologi pun menumbuhkan kebiasaan baru di masyarakat. Seperti lebih memilih transaksi lewat internet banking dibandingkan mesti ke bank. Atau lebih senang belanja online daripada ke mal.
Tak ada yang salah dengan munculnya kebiasaan tersebut, tapi mesti diingat, kita harus bisa mengendalikan diri agar tidak terjerumus melakukan banyak transaksi online yang justru bisa membuat pengeluaran membengkak dan terjerat utang.
Cara terbaik adalah alokasikan dana untuk transaksi online, misalnya Rp500 ribu sebulan. Sisihkan uang ini ketika menerima gaji, apabila sudah habis ya tahan diri untuk tidak melakukan transaksi online hingga bulan berikutnya.
Pengalaman dalam mengatur arus kas akan membawa kita ke next level karena ada banyak hal positif yang bisa kita peroleh salah satunya adalah mengerem kebiasaan. Memang sih, ini semua butuh proses yang tidak mudah, tapi yakinlah kalau kita bisa untuk melaluinya.
Mengatur arus kas dan menjaganya agar tetap sehat, kelak akan membawa kita masuk ke fase bebas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Apa Itu Saham Blue Chip? Ini Dia Penjelasannya!
Kalau kamu mulai investasi saham, kamu pasti akan mendengar istilah saham blue chip ini. Namun, tahukah kamu, apa artinya?
Saham blue chip kerap dijadikan sebagai saran bagi para investor yang pengin mulai terjun ke dunia investasi saham. Memang, jenis saham ini merupakan saham favorit sebagian besar investor, apalagi mereka yang mengaku value investor.
Apa Itu Saham Blue Chip?
Dalam permainan judi poker, sering dipakai chip sebagai pengganti mata uang yang dapat dibeli dengan uang asli. Ketika permainan sudah selesai, atau pemain berhenti bermain, maka yang bersangkutan dapat menukarkan chip-nya kembali dengan sejumlah uang tunai sesuai nominal yang berlaku.
Chip ada beberapa warna, dan biasanya sih setiap kasino memiliki kebijakan nominal masing-masing untuk warnanya. Namun, meski berbeda, biasanya chip yang berwarna biru adalah chip dengan nilai nominal paling tinggi.
Inilah yang kemudian diperkenalkan oleh Oliver Gingold, seorang karyawan Dow Jones di tahun 1923, untuk menyebut saham yang punya kapitalisasi besar, nominal per lembarnya tinggi, dan milik perusahaan-perusahaan yang menjadi leader di industrinya.
New York Stock Exchange juga menyebut saham blue chip untuk saham-saham perusahaan bereputasi nasional, berskala besar, dan teruji pergerakannya termasuk dalam kondisi krisis. Mari kita lihat saja satu per satu, karakteristik saham blue chip ini sehingga menjadi saham favorit para investor.
Ciri Saham Blue Chip
1. Tahan banting terhadap krisis
Label “blue chip” tidak akan dengan serta merta ditempelkan pada suatu emiten saham begitu saja. Ada serangkaian pembuktian diri yang harus dilalui oleh perusahaan pemilik untuk dapat kemudian disebut emiten saham blue chip. Pembuktian diri yang tak hanya terlihat saat kondisi perekonomian baik, tetapi terutama di saat kondisi sedang krisis.
Ya, seperti ketika pandemi sedang berlangsung saat ini.
Seperti yang kamu lihat, terutama di awal pandemi tahun 2020 lalu, ketika IHSG terhantam dan anjlok hingga sempat menyentuh poin 3.000-an. Seluruh emiten saham pun terkena imbas. Meski demikian, sejumlah saham blue chip tetap berada pada top tier, alias tetap menempati ranking teratas harga saham dalam IHSG. Memang secara harga, saham blue chip merosot, tetapi tetap menjadi yang tertinggi di kelasnya.
2. Dimiliki oleh perusahaan yang menjadi leader di industrinya
Saham blue chip merupakan saham yang dimiliki oleh perusahaan yang sudah menjadi leader di industrinya. Ini artinya, produk dari perusahaan pemilik saham dijual dalam skala besar di pasar yang luas.
Singkatnya, setiap penduduk Indonesia kenal dengan produknya, bahkan sebagian besar menggunakannya. Pun gampang ditemukan di mana saja. Reputasi secara kualitas produk bagus, begitu juga dengan reputasi perusahaannya. Biasanya sih, yang terakhir ini ditandai dengan menjadi perusahaan impian para calon tenaga kerja.
3. Kapitalisasi besar
Apa itu kapitalisasi? Kapitalisasi adalah nilai perusahaan yang bersangkutan ketika hendak dibeli secara utuh, yang dihitung dengan cara mengalikan berapa jumlah total lembar saham yang beredar di pasar modal dengan harga sahamnya saat ini.
Sebuah emiten saham dinilai memiliki kapitalisasi besar ketika nilai saham totalnya mencapai minimal Rp20 triliun. Angka ini bukan angka tetap sih, sangat tergantung kondisi ekonomi suatu negara di waktu tertentu.
Dengan adanya kapitalisasi besar, ditambah dengan keaktifan lembaran saham yang ditransaksikan setiap hari, maka akan sedikit peluang bagi oknum tertentu untuk “menggoreng”, alias memanipulasi, harganya.
4. Keuangan perusahaan sehat dan stabil
Laporan keuangan perusahaan biasanya juga bisa jadi salah satu indikator terbaik untuk melihat apakah sahamnya blue chip atau bukan. Laporan keuangan ini bisa diunduh dari website Bursa Efek Indonesia secara bebas dan mudah.
Akses saja idx.co.id, dan kemudian buka menu Laporan Perusahaan Tercatat. Masukkan kode emiten yang hendak dicek laporan keuangannya, lalu tinggal pilih mau unduh laporan keuangan periode yang mana.
Setelah laporan keuangan diunduh, cermati beberapa hal berikut:
- Apakah revenue perusahaan tersebut naik setiap tahunnya?
- Apakah laba yang didapatkan juga stabil?
- Bagaimana rasio utang terhadap asetnya?
- Bagaimana rasio laba terhadap modal?
Ada satu hal lagi yang biasanya juga menandai karakteristik saham blue chip, yaitu perusahaan rajin bagi-bagi dividen.
Mau Jadi Investor Saham Blue Chip?
Nah, meski bisa dilihat dengan jelas karakteristiknya, tetapi sebenarnya juga tak pernah ada pernyataan resmi, baik dari pihak mana pun termasuk regulator, saham seperti apa yang termasuk ke dalam kategori saham blue chip ini. Bahkan, bisa dibilang, istilah blue chip ini hanya merupakan jargon yang diberikan oleh para investor saja, dan tidak pernah officially diakui oleh pemerintah.
However, Bursa Efek Indonesia sendiri sih punya beberapa indeks khusus yang memasukkan saham-saham yang dinilai baik dan layak dikoleksi oleh investor. Misalnya saja seperti LQ45 ataupun IDX30. Namun, kamu perlu tahu, bahwa yang masuk ke dalam list LQ45 tidak selalu blue chip, dan begitu pula sebaliknya. Meskipun daftar tersebut ya didominasi oleh saham blue chip.
Demikian sedikit penjelasan mengenai saham blue chip. Semoga bisa memberimu pencerahan.
Kalau kamu berminat untuk terjun berinvestasi di pasar modal, saran terbaik sih belajar dulu mengenai seluk beluk saham, pun mengenai pengelolaan keuangan secara menyeluruh. Berinvestasi tanpa pemahaman yang cukup bisa jadi malah membahayakan kondisi keuanganmu. Apalagi jika kamu termasuk tipe FOMO. Wah, jangankan bisa memanfaatkan investasi untuk mencapai tujuan finansial lebih cepat, kamu malah jadi terlibat masalah keuangan karena salah pengelolaan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
5 Cara Belajar Keuangan Sesuai Kenyamanan bareng QM Financial
Apakah ada cara belajar keuangan yang menyenangkan? Oh, tentu saja ada! Apakah kamu belum pernah ikutan salah satu kelas atau belajar dari modul yang sudah disusun oleh QM Financial?
Belajar keuangan itu bisa tak semembosankan itu kok. Tentu saja, kamu harus memilih cara belajar yang sesuai dengan preferensi atau kenyamanan kamu sendiri. Pasalnya, setiap orang itu kan punya tingkat kenyamanan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga wajar saja kalau satu cara belajar dianggap lebih membosankan bagi yang lain.
Karenanya, QM Financial datang dengan berbagai cara belajar keuangan yang berbeda, unik, dan bisa memberimu pengalaman yang kaya.
Memangnya, cara belajar keuangan seperti apa yang ditawarkan oleh QM Financial? Ini dia, ikuti sampai selesai ya.
Cara Belajar Keuangan yang Bisa Dilakukan Sesuai Kenyamananmu
1. Buat kamu yang bisanya belajar kalau bareng mentor atau trainer
Ada orang yang bisanya belajar kalau ditemani oleh mentor ataupun trainer. Sembari menemani belajar keuangan, trainer juga akan berbagi beragam cerita yang bakalan menambah insight ataupun ilmu secara tidak langsung.
Dijamin, cara belajar keuangan seperti ini nggak akan bikin kamu bosan. Durasi kelas yang satu jam bisa jadi malah kurang, karena semakin banyak hal digali bersama, rasa ingin tahu lebih banyak pasti terpicu.
Buat kamu yang suka belajar dengan cara ini, Financial Class Online Series (FCOS) akan jadi fasilitas yang membuatmu kenyang ilmu.
2. Buat kamu yang lebih suka belajar secara mandiri, tak terpatok waktu
Ada juga di antara kamu yang lebih suka belajar secara mandiri. Pasalnya, jadwal kelas kadang juga enggak cocok. Atau kamu memang kurang suka belajar bareng dengan yang lain, karena bisa mengganggu konsentrasimu.
Kalau memang kamu lebih suka belajar dengan cara ini, modul-modul QM Financial di Udemy bisa jadi pilihan. Ada 4 modul yang sudah bisa diikuti di Udemy, yaitu:
- Berkenalan dengan Financial Planning
- Journey to Financial Freedom
- Journey for Singles
- Journey for Married Couples
Dengan sekali transaksi saja, kamu bisa mendapatkan akses seumur hidup untuk semua materi yang ada, baik yang berupa modul tertulis, worksheet, hingga video. Belajarlah sesuai pace kamu sendiri, dan tingkatkan literasi keuanganmu secara mandiri.
3. Buat kamu yang suka belajar sambil rebahan
Ada juga cara belajar keuangan yang sangat asyik, bahkan seru buat kamu yang hobi ngegames. Ini dia Levio, sebuah aplikasi pembelajaran yang dikemas dalam metode gamified microlearning yang cocok dipakai belajar oleh kamu-kamu bahkan sambil rebahan.
Dalam aplikasi ini, kamu bisa belajar modul-modul tingkat basic. Tak hanya mendapatkan materi, kamu juga akan diajak untuk bertualang ala komik untuk memecahkan berbagai masalah keuangan lo!
Seru kan?
4. Buat kamu yang suka belajar sambil santai dan ngobrol
Buat kamu yang tertarik untuk belajar berbagai aplikasi dunia keuangan, QM Financial juga punya satu format khusus nih buat kamu.
Financial Dialogue, sebuah ruang untuk berdialog segala hal tentang finansial bersama para pakar multidisiplin. Di sini, kamu bisa nggak hanya ngomongin basic ilmu keuangan saja, tapi juga semua hal yang bisa terjadi dan jadi masalah hidup orang banyak loh!
Ramai, seru, dan pasti insightful! Financial Dialogue diadakan tidak setiap bulan. Karena itu, ceki-ceki media sosial QM Financial ya, supaya kamu sempat daftar dan ikutan jika ada jadwalnya.
5. Buat kamu yang suka belajar keuangan sambil curhat
Mau belajar keuangan, dan sekalian curhat? Duh, kalau begitu, kurang cocok kalau kamu belajar di kelas yang umum, yang pesertanya banyak. Kamu butuh ruang tersendiri, agar semua unek-unek keuanganmu bisa disampaikan ke trainer, dan kemudian mendapatkan pencerahan.
Tenang, QM Financial juga menyediakan fasilitas Private Class buat kamu loh. Tersedia beberapa pilihan, yakni:
- 1 On 1, berlaku untuk satu orang
- Team of Two, berlaku untuk dua orang
- Group Class, berlaku untuk 3 – 5 orang
- Family Class, berlaku untuk 6 – 10 orang
Kamu bisa pilih mau ikut kelas yang mana untuk disesuaikan dengan kebutuhan selama 1 jam bersama QM Financial Trainer.
Topik keuangan apa saja yang boleh dibahas? Bebas pilih! Lalu, jadwalnya gimana? Fleksibel, kamu bisa sesuaikan dengan kesibukanmu.
Nah, banyak cara belajar keuangan yang bisa kamu pilih kan? Sesuaikan dengan kenyamanan dan juga kesibukanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Ingin Membuat Rencana Waris? Ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan
Ngomongin rencana waris, di Indonesia, rasanya begitu tabu. Katanya, kok kayak mengharapkan diri sendiri cepat mati sih? Padahal ya, enggak itu konsepnya.
Banyak masalah bisa teratasi hanya dengan “selembar” surat waris. Salah satunya untuk menjaga keutuhan keluarga. Kita pasti sudah sering mendengar mengenai betapa ribetnya urusan seperti ini tanpa adanya surat waris yang komprehensif. Bahkan bisa sampai menimbulkan kericuhan dalam keluarga. Tentu saja, hal ini tak diinginkan oleh siapa pun kan?
Membuat rencana waris, kamu bisa saja meminta bantuan pengacara yang sudah profesional. Namun, meski sudah dibantu pengacara dan mampu membayarnya dengan layak, kamu harus tetap tahu apa saja yang diperlukan untuk membuat rencana waris, juga berbagai serba-serbinya.
Nah, berikut ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu untuk kemudian membuat rencana waris yang komprehensif.
3 Hal untuk Membuat Rencana Waris
1. Ini bukan sekadar soal urusan setelah kematian
Ya, rencana waris tidak hanya membahas mengenai apa yang harus dilakukan dengan aset yang kita miliki setelah kita tak ada lagi. Rencana waris juga bisa digunakan dan diambil manfaatnya ketika *semoga tak perlu terjadi* ada suatu hal yang terjadi pada kita, hingga kita menjadi tidak mampu lagi beraktivitas baik secara fisik maupun mental sampai tak bisa membuat keputusan penting sendiri.
Jadi, rencana waris yang komprehensif, tak hanya soal membagi aset pada keturunan dan keluarga kita, tetapi juga bisa berisi petunjuk perawatan kesehatan yang sesuai dengan keinginan kita. Surat kuasa seperti ini akan memberi izin kepada siapa pun yang kita percaya untuk mengambil keputusan medis yang penting atas nama kita.
Selain itu, kita juga dapat membuat surat kuasa pada seseorang yang kita percaya untuk mengurus bisnis sesuai keinginan kita, ketika kita tidak mampu mengelolanya karena satu dan lain alasan.
So, rencana waris bukan hanya soal last will, bukan?
2. Pahami hukum
Yah, meski tak terlalu sampai mendetail seperti halnya pengacara atau mereka yang profesional, tetapi untuk membuat rencana waris yang baik dan komprehensif, ada baiknya kita juga paham hukum.
Ketika menunjuk seseorang untuk menjadi ahli waris ataupun penerima surat kuasa atas apa pun, maka kita harus memastikan bahwa orang tersebut memang memenuhi beberapa persyaratan. Seperti misalnya, memang capable untuk mengurus bisnis ataupun membuat keputusan medis, dan juga yang bersangkutan harus sehat jasmani dan rohani.
Kita harus memahami betul dalam hal ini, karena ketika orang yang ditunjuk sebagai ahli waris ataupun penerima kuasa ternyata tidak memenuhi syarat, maka masalah akan timbul. Bisa jadi, muncul lagi peluang terjadinya perebutan wasiat.
Jika ada anak-anak dan ingin agar mereka yang menjadi ahli waris nantinya, maka sebutkanlah nama-nama mereka dengan jelas. Hak waris anak bisa tercabut jika surat waris tidak dibuat dengan benar. Apalagi jika mereka tidak berasal dari orang tua yang sama. Misalnya, sang ayah menikah lagi, dan memiliki anak tiri. Hal-hal seperti inilah yang harus dihindari agar tak terjadi masalah.
Dalam hal ini, memang ada baiknya kita didampingi oleh mereka yang lebih profesional jika tak ingin salah dalam menentukan pilihan.
3. Ketahui dengan pasti aset yang kamu miliki
Oke, pada akhirnya, surat waris tentu saja akan membahas mengenai pembagian aset. Jadi, sebelum membuatnya, ada baiknya kamu benar-benar kenali dulu kepemilikan asetnya.
Aset yang harus diabsen misalnya:
- Rumah, tanah, atau bentuk properti lain
- Kendaraan, atau fasilitas yang lain
- Berbagai bentuk tabungan baik yang berada di bank ataupun lembaga keuangan yang lain
- Surat berharga, atau instrumen investasi yang lain
Jika kamu memiliki banyak aset yang tersebar di mana-mana, maka perhitungkan pula besarnya pajak yang harus dikenakan. Biasanya hal ini cukup rumit, sehingga perlu dipikirkan dengan baik.
So, semakin berharga dan rumit aset yang kamu miliki, maka semakin kompleks pula rencana waris yang harus dibuat. Jika memang membutuhkan bantuan, tak perlu ragu untuk menghubungi mereka yang lebih profesional. Jika memang asetnya banyak, mungkin tak hanya pengacara saja, tetapi kamu juga akan butuh akuntan ataupun penasihat pajak.
Memang agak rumit ya, urusan rencana waris ini. Jadi, kenapa enggak gabung saja dulu di kelas finansial online QM Financial yang membahas khusus tentang rencana waris? Kelas ini memang tak diadakan setiap bulan secara rutin seperti halnya kelas basic ataupun intermediate. So, silakan cek jadwalnya, dan segera amankan kursimu. Di kelas ini, kamu bisa mencari informasi lebih banyak mengenai seluk-beluk rencana waris bersama ahlinya atas dukungan QM Financial.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
1 2 3 Prinsip Mengelola Keuangan untuk Kamu yang Produktif
Buat kamu yang sudah memiliki penghasilan sendiri—baik itu yang sudah bekerja di sebuah perusahaan, ataupun menjalankan usaha seperti bisnis atau sebagai seorang freelancer—maka sudah sewajarnyalah kamu memanfaatkan uang hasil keringat untuk berbagai keperluan. Namun, tentu saja rezeki harus dikelola dengan baik, bukan? Persoalan mengelola keuangan inilah yang biasanya menjadi PR tersendiri.
Pengelolaan keuangan yang kurang baik akan membuat keuangan siapa saja menjadi tidak sehat. Apalagi kalau membuat penghasilanmu menjadi habis begitu saja, tanpa bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang akan kamu butuhkan di masa depan. Semua terpakai untuk kebutuhan kekinian, yang kurang berfaedah. Jangankan masa depan, nanti ketika tanggal tua saja barangkali kita sudah bermasalah.
Karenanya, setiap orang yang sudah berpenghasilan wajib untuk punya keterampilan mengelola keuangan dengan baik. Pasalnya, pengelolaan keuangan yang baik ini tak akan memberikan efek baik di masa sekarang saja, tetapi hingga jauh ke depan nanti, baik untuk kamu yang punya gaji tinggi maupun gaji UMR.
Tak perlu pusing, sebagai awal sebenarnya kamu hanya perlu memahami 3 prinsip mengelola keuangan ini, yang bisa dilakukan olehmu yang produktif, baik yang bergaji besar maupun yang bergaji UMR saja.
Apa saja prinsipnya? Mari kita lihat.
3 Prinsip Mengelola Keuangan
1. Menghasilkan uang
Prinsip pertama tentu saja how we make money. Bagaimana kita bisa menghasilkan uang, untuk kemudian kita pakai memenuhi kebutuhan hidup di masa sekarang hingga masa mendatang.
Ketahuilah, bahwa pada dasarnya, cara menghasilkan uang itu tidak hanya bisa dilakukan dengan bekerja di kantor selama 9 to 5 saja. Ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk kita bisa menghasilkan uang. Mengelola keuangan agar cukup dimanfaatkan sampai dengan waktunya gajian tiba itu tentu saja bagus, tapi menambah stream income juga akan membantumu mencapai tujuan finansial lebih cepat.
So, buat kamu yang saat ini sudah bekerja di suatu perusahaan—of course, kamu akan harus berusaha sebaik-baiknya dalam bekerja dan menunjukkan kinerja yang baik—tetapi ada bagusnya juga untuk mencoba melihat peluang di sekitar, yang bisa dimanfaatkan tanpa mengganggu jam kerja pekerjaan utama. Barangkali kamu punya waktu selow di afterhours? Atau, mungkin di weekend? Sisihkanlah beberapa jam, agar kamu bisa menambah stream income.
Pandemi membuat kita belajar, bukan? Bahwa, tak ada pekerjaan yang benar-benar “safe” dari krisis.
2. Pakai uang untuk menghasilkan uang
Artinya apa dong? Yes, berinvestasi.
Investasi itu banyak manfaatnya, antara lain:
Senjata melawan inflasi
Tanpa investasi, rasanya akan sulit bagi kita untuk bisa mewujudkan berbagai cita-cita itu. Taruh saja soal inflasi. Inflasi berjalan sebesar kurang lebih 3% saat artikel ini ditulis, sedangkan bunga deposito hanya sekitar 2% saja per tahun. Kalau cuma menabung saja, rasanya akan sulit bagi kita untuk melawan inflasi di masa-masa yang akan datang.
Menjadi sumber pendapatan kedua, ketiga, dan selanjutnya
Nah, ini balik ke poin pertama di atas, mengenai pentingnya menghasilkan uang dengan dua hingga tiga—kalau perlu—stream income. Ini juga merupakan salah satu usaha untuk meminimalkan risiko keuangan yang bisa terjadi kalau ada apa-apa dengan pekerjaan utama kita lho.
Lebih cepat mencapai tujuan finansial
Tujuan finansial—terutama dengan nominal besar, seperti dana rumah, dana pendidikan anak, atau dana pensiun—akan mustahil bisa diwujudkan kalau tidak dibantu dengan investasi. Bekerja dan menabung saja sungguh tidak cukup. Kenaikan gaji atas inflasi hanya sekian persen, sedangkan semua kebutuhan juga akan naik, pada akhirnya akibat dari inflasi.
So, mulailah berinvestasi demi masa depan. Mulailah dari mengenali berbagai produk investasi yang ada, mengenali profil risiko sendiri, dapat menghitung kebutuhan, dan akhirnya nanti bisa benar-benar mengelola investasi sendiri dengan baik.
Sulit? Enggak kok, tapi memang butuh langkah kecil untuk memulainya.
3. Live below your means
Prinsip ketiga dalam mengelola keuangan adalah hidup sesuai kemampuan. Meski terdengar sederhana, tetapi faktanya masih banyak yang kesulitan melakukannya.
Hidup sesuai kemampuan itu artinya pengeluaran harus setidaknya disamakan dengan penghasilan. Ini setidaknya, artinya minimal banget. Itu pun artinya kalau kita bisa mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, pengeluaran itu seharusnya lebih kecil daripada penghasilan.
Terutama, yang banyak berperan besar di sini adalah soal utang.
Utang tidak dilarang, tetapi harus dikelola dengan baik. Ingat akan 3 syarat utang sehat, dan penuhi. Buat skema pengembalian secara realistis dengan berpedoman pada penghasilan rutinmu. Jangan pernah menganggap utang sebagai cara untuk memenuhi keinginan. Siapa pun pasti akan terjebak jika sampai salah mindset terhadap utang.
Nah, gimana? Simpel saja kan, sebenarnya, untuk mengelola keuangan itu?
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
5 Langkah Mengelola Keuangan dengan Teknik Kakeibo
Ada banyak cara mengelola keuangan, dan kita bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan, kemampuan, serta kenyamanan kita sendiri. Tujuannya toh sama: bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan masa depan dengan baik.
Nah, tujuan ini terdengar sederhana, tetapi kadang cukup sulit juga dilakukan. Apalagi untuk kamu yang merasa penghasilan pas-pasan, sedangkan tanggungan begitu banyak. Namun, jangan menyerah. Mungkin kamu perlu mengubah cara pengelolaan keuanganmu, karena memang personal finance is very personal. Apa yang bisa dilakukan oleh orang lain belum tentu sesuai dengan kondisimu.
So, mari kali ini berkenalan dengan kakeibo.
Apa Itu Kakeibo?
Dalam bahasa Jepang, kakeibo arti harfiahnya adalah buku catatan rumah tangga. So, kalau mau dimaknakan secara bebas, kakeibo berarti cara mencatat pendapatan dan pengeluaran, berikut cara pengalokasian dana dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Kakeibo bisa jadi salah satu opsi kamu untuk dapat mengelola uang seperti orang Jepang.
Konon, kakeibo—yang diperkenalkan oleh seorang jurnalis bernama Hani Motoko di tahun 1904 ini—secara efisien dapat membuatmu berhemat hingga 35%. Masyarakat Jepang juga masih banyak yang melakukan teknik mengelola keuangan konvensional ini sampai sekarang, dan terbukti dapat membantu mereka meraih tujuan keuangan masing-masing. Teknik ini lantas dipopulerkan oleh Fumiko Chiba melalui bukunya yang berjudul Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money.
Bagaimana Cara Kerja Kakeibo?
Teknik mengelola keuangan secara kakeibo ini sebenarnya sederhana yang terdiri atas 5 tahap dan harus dilakukan berurutan. Barangkali sudah kamu lakukan juga, sebenarnya. Prinsipnya adalah pada pencatatan secara detail terhadap aktivitas keuangan kita sehari-hari.
1. Catat penghasilan
Kalau kita mendapatkan gaji di awal bulan, maka langkah ini bisa kamu lakukan di awal bulan. Begitu juga jika kamu mendapatkan penghasilan di tengah, atau di akhir. Atau bahkan setiap saat, kalau kamu bekerja sebagai freelancer.
Kamu bisa memulai dengan mencatat pendapatan yang secara tetap diterima. Kalau penghasilanmu tidak tetap, misalnya sebagai freelancer, kamu bisa menetapkannya dengan mengambil rata-rata penghasilan dalam satu bulan. Lalu, kurangilah dengan pengeluaran rutin, yang biasanya terdiri atas biaya utilitas—seperti listrik, pulsa, PDAM, dan sebagainya—lalu biaya sekolah, sewa rumah, cicilan utang, dan biaya-biaya lain yang sifatnya rutin dibayarkan setiap bulan.
Nah, dari sini kemudian ada sisa penghasilan, yang sudah dikurangi pengeluaran rutin di atas.
2. Langsung sisihkan untuk tabungan
Kebanyakan dari kita adalah menabung dari sisa uang dalam satu bulan. Sayangnya, uang akan selalu habis dibelanjakan. Bahkan kadang, sebelum tiba waktunya dapat gaji, sudah habis. Tentu saja, hal ini akan membuatmu tak pernah bisa menabung.
Teknik kakeibo akan mewajibkanmu menyisihkan uang di awal bulan (atau kapan pun segera setelah menerima penghasilan) untuk ditabung lebih dulu.
Dari sisa penghasilan yang sudah dikurangi pengeluaran rutin, tentukan kemampuanmu untuk menabung setiap bulannya dan segera sisihkan sesuai jatahnya. Kalau QM Financial biasanya menyarankan porsi menabung jangan sampai kurang dari 10%. Lebih? Boleh banget.
Nah, dari sisa penghasilan setelah pengeluaran rutin dan tabungan inilah, bisa digunakan untuk belanja memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Catat pengeluaran harian
Dalam teknik kakeibo, ada 4 kategori pengeluaran harian di mana kamu bisa memasukkan masing-masing pembelanjaan agar memudahkanmu.
- Survival, yaitu pos kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, hingga transportasi
- Optional, biasanya diisi dengan berbagai pengeluaran untuk kebutuhan rekreasi, lifestyle, dan sebagainya. Misalnya seperti makan di luar, jajan di olshop, minum kopi yang dibikinin sama barista, dan sebagainya.
- Culture, yaitu pos yang bersifat entertainment untuk diri sendiri. Misalnya nonton film di bioskop, langganan streaming musik, belanja buku, dan lain sebagainya.
- Extra, yaitu pengeluaran tambahan, misalnya seperti menyumbang dan membantu mereka yang membutuhkan, biaya servis elektronik, dan sebagainya.
Dengan pemilahan seperti ini, diharapkan siapa pun yang mencoba mengelola keuangan dengan teknik kakeibo akan lebih fokus dan detail. Dengan demikian, kalau ada yang menyimpang dari anggaran bisa diketahui dengan cepat di mana letak masalahnya.
4. Catat pengeluaran tahunan
Selain pengeluaran harian, kakeibo juga akan mewajibkanmu untuk membuat catatan pengeluaran yang terpisah untuk bulanan, dan juga tahunan.
Yang termasuk di dalam sini misalnya seperti pajak-pajak tahunan, termasuk juga menabung untuk tujuan keuangan. Misalnya, tabungan untuk beli mobil, DP rumah, asuransi jiwa, dan seterusnya.
5. Evaluasi
Langkah terakhir mengelola keuangan dengan teknik kakeibo adalah melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dicatat sebelumnya.
Cermati penghasilan kamu, dan bandingkan dengan pengeluarannya. Dari catatan yang ada, kamu bisa melihat pos mana yang paling banyak porsinya. Lalu, bisa dipertimbangkan, apakah perlu dihemat dan disesuaikan lagi?
Hasil evaluasimu akan dapat kamu gunakan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik di bulan berikutnya.
Nah, itu dia 5 langkah mengelola keuangan dengan teknik kakeibo. Gimana? Simpel kan? Bahkan mungkin kamu sudah melakukannya sekarang, iya kan? Yuk, lebih disiplin lagi saja, supaya keuanganmu lebih sehat ke depannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Memasuki Masa Pensiun, Ini Dia Pentingnya Merencanakan Aktivitas
Masa pensiun itu memang seharusnya merupakan masa purnatugas, ketika kita sudah beristirahat dari kewajiban mencari penghasilan untuk biaya hidup. Idealnya sih, kita tinggal menikmati hidup.
Yuk, simak apa kata lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto, tentang pentingnya mempersiapkan pensiun sejak dini.
Tapi, menikmati hidup kan bukan berarti do nothing literally kan? Iya memang, di saat masih produktif, kita sudah qerja bagai quda. Sudah bekerja keras sebisa-bisanya. Terus, masa sih ketika memasuki usia pensiun, kita nggak boleh rebahan? Ya boleh banget. Tapi, hidup kita (seharusnya) akan lebih berarti jika kita tetap punya aktivitas.
Ingat, otak—apalagi ditambah dengan usia yang sudah menua—harus sering-sering dilatih agar tetap tajam.
So, kita mesti nih punya rencana mau ngapain aja selama masa pensiun. Supaya apa? Nah, berikut ini beberapa hal penting yang bisa kita dapatkan jika kita memiliki rencana aktivitas di masa pensiun sejak sekarang.
Mengapa Kita Perlu Membuat Rencana Aktivitas di Masa Pensiun
Terhindar dari Post Power Syndrome
Post power syndrome biasanya akan menghantui sebagian orang yang mulai memasuki masa pensiun. Rerata merasa bingung, karena terbiasa sibuk bekerja dari pagi sampai malam (atau bahkan sampai lagi lagi?), dan tiba-tiba saja harus berada di rumah seharian, literally doing nothing.
Tak sedikit orang yang menjadikan pekerjaan atau profesinya sebagai media untuk aktualisasi diri dan menjadi tujuan hidup. Begitu memasuki masa pensiun, bisa jadi lantas merasa tak dibutuhkan lagi.
Perasaan seperti ini bisa berakibat fatal jika dibiarkan berlarut-larut, lantaran ada hubungannya dengan harga diri.
Nah, salah satu cara agar dapat menaklukkan post power syndrome ini adalah dengan membuat rencana aktivitas di masa pensiun. Mau melakukan apa, senengnya apa, dan lakukan saja sepanjang tidak membahayakan kesehatan.
Bisa mengenali kebutuhan dan membuat rencana lebih lengkap
Mau ngapain aja di masa pensiun? Kalau kita sudah tahu mau ngapain saja di masa pensiun, kita bisa tahu kebutuhan kita akan seperti apa, sehingga nantinya juga dapat membuat rencana yang realistis demi bisa menjalani masa-masa istirahat ini dengan baik.
Faktanya, pensiun akan cukup berat dijalani oleh sebagian dari kita. Pasalnya, ternyata, rebahan saban hari itu juga bikin pusing. Padahal, saat masih sibuk, rasanya pengin banget kan, bisa rebahan sebentar saja, tapi tak bisa kita lakukan. Nanti, ketika kita masuk ke masa pensiun, memang kita bisa rebahan terus sepanjang hari—apalagi kalau dana pensiun sudah cukup banget buat hidup. Tapi, lama-lama ya bakalan kurang sehat juga loh.
Memikirkannya sedari sekarang membuat kita bisa membuat rencana pensiun yang realistis; mulai dari mengenali kebutuhan kita apa saja, sampai dengan bagaimana kita akan membangun, menyimpan, dan menjadikan dana pensiun sebagai pengganti “penghasilan” untuk biaya hidup.
Supaya bisa tetap bahagia
Ingat, kebahagiaan adalah hal yang terpenting, sehingga ini jugalah yang seharusnya menjadi tujuan kita di masa pensiun nanti.
Siapa sih yang enggak kepengin menghabiskan waktu-waktu istirahat kita saat pensiun dengan bahagia?
Jika kita sudah punya rencana aktivitas pensiun sejak sekarang; mau melakukan apa, bagaimana caranya, dan mau apa nanti dengan hasilnya, maka hal tersebut akan kembali menjadi motivasi kita untuk bersemangat menjalani hidup.
Ingat pada poin power post syndrome di atas.
Agar dapat beradaptasi dengan lebih baik
Pola hidup ketika memasuki masa pensiun pasti akan berbeda dengan yang kita jalani sekarang ini. Membuat rencana pensiun secara komprehensif—termasuk di dalamnya membuat rencana aktivitas—akan membuat kita siap menghadapi perubahan tersebut. Nantinya, kita pun akan dapat beradaptasi dengan baik dengan kondisi yang berbeda.
Salah satu hal yang pasti berubah adalah soal gaya hidup. Bisa jadi sebagian besar dari kita akan mengalami penurunan standar. Seharusnya perbedaan ini tidak akan terlalu jauh kalau kita sudah punya rencana pensiun yang matang.
Penghasilan akan berbeda. Beberapa pos pengeluaran mungkin akan hilang, tetapi bisa jadi muncul pos kebutuhan yang lain. Atau, bisa juga satu dua pos yang sudah ada ternyata harus lebih banyak bujetnya.
Nah, sekali lagi, semua bisa diatasi dengan baik, jika kita sudah punya rencana pensiun yang lengkap.
Itu dia beberapa alasan pentingnya membuat rencana aktivitas di masa pensiun sejak sekarang.
Rencana yang dibuat akan membuat kita siap untuk menghadapi perubahan. Meski kecil, masa pensiun pasti akan mengubah irama hidup kita. Mau enggak mau ya harus siap. Betul?
Yuk, siapkan rencana pensiun secara menyeluruh, mulai dari aktivitas hingga dananya.
Butuh training finansial karyawan mengenai persiapan pensiun? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.