Bayar Zakat: Serba-Serbi, Jenis, dan Ketentuannya yang Perlu Kamu Ketahui
Bayar zakat adalah rukun Islam keempat dan ibadah wajib untuk dilakukan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Rukun Islam adalah fondasi bagi umat muslim dalam menjalankan kehidupan dan hubungannya dengan Sang Pencipta (hablum minallah). Di dalam Alquran, penyebutan zakat ada sebanyak tiga puluh kali, dan dua puluh tujuhnya disejajarkan dengan menunaikan salat.
Selain itu, zakat juga merupakan hal mendasar yang dijadikan rujukan dalam penegakan prinsip syariat Islam. Jika melihat ke sejarahnya, zakat menjadi wajib secara hukum Islam sejak tahun 662 M. Kala itu Nabi Muhammad SAW telah menentukan zakat bertingkat untuk golongan orang kaya agar bisa meringankan beban hidup golongan yang tidak berkecukupan serta mengatur dengan jelas jumlah zakatnya.
Agar lebih jelas tentang bayar zakat, syarat dan jenis-jenis zakat, berikut ini ulasannya.
Pengertian dan Ketentuan Bayar Zakat
Zakat merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, secara harfiah berarti subur, suci, berkembang, bersih dan berkat. Sedangkan menurut istilahnya, zakat merupakan sejumlah harta yang wajib untuk dikeluarkan oleh seluruh umat muslim, yang nantinya akan diberikan ke golongan orang berhak menerima sesuai dengan syarat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak
Salah satu ayat Alquran yang menjadi rujukan untuk pengertian zakat ini adalah Al-Baqarah ayat 43.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Artinya: “dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’”
Dari ayat di atas sudah jelas bahwa seluruh umat muslim wajib untuk melaksanakan shalat, menunaikan zakat, mereka termasuk ke dalam orang-orang yang ruku’ yaitu tergolong ke dalam umat Nabi Muhammad SAW.
Hukum bayar zakat bagi umat muslim adalah wajib dengan memenuhi beberapa ketentuan zakat. Selain termasuk ke dalam ibadah wajib, zakat juga menjadi kegiatan amal dan kemanusiaan yang akan berkembang sesuai dengan perkembangan umat serta zaman.
Ketentuan Wajib Bayar Zakat dan Nisab
Ada beberapa ketentuan wajib bayar zakat yang mesti dipenuhi oleh umat muslim, yaitu:
- Beragama Islam. Bayar zakat hanya dikenakan bagi masyarakat yang beragama Islam.
- Berakal dan baligh. Baligh dalam hal ini berarti sudah cukup umur atau yang sudah dianggap telah dewasa. Ketika laki-laki dan perempuan telah memasuki baligh, berarti seluruh syariat Islam wajib untuk dilakukannya. Dari ulama Hambali dan Syafii menyebutkan usia baligh pada laki-laki dan perempuan adalah 15 tahun.
- Memiliki harta secara sempurna. Jadi, harta yang akan dibayarkan zakat adalah milik sendiri, hasil kerja, dan tidak ada hubungannya dengan hak orang lain.
- Memenuhi nisab. Nisab merupakan batasan apakan harta tersebut sudah wajib untuk bayar zakat atau tidak. Apabila harta yang sudah dimiliki telah memenuhi nisab, maka wajib untuk bayar zakat.
Bagaimana mengetahui nisab akan harta kekayaan yang dimiliki?
Jadi, nisab pada harta bisa bervariasi tergantung pada jenis zakat. Contoh zakat harta yang mencakup hasil panen, perdagangan, hasil laut, ternak, emas, perak, harta temuan dan hasil pertambangan. Dari semua harta tersebut memiliki nisab yang berbeda dan tidak bisa disamaratakan.
Untuk itulah, kita wajib mengetahui apa saja jenis-jenis zakat.
Jenis-jenis Zakat
Melihat beragamnya jenis-jenis zakat kerap membuat sebagian masyarakat menjadi bingung, berapa jumlah harta yang mesti dibayarkan. Secara umum ada dua jenis zakat yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Turunan dari zakat maal ada beberapa jenis, inilah yang sering membuat orang bingung. Agar tidak menimbulkan kebingungan lagi, berikut penjelasannya.
Zakat Fitrah
Zakat fitrah ini dikeluarkan setahun sekali saat bulan puasa dan sebelum hari raya Idulfitri. Adapun kegunaan dari bayar zakat fitrah adalah mensucikan umat muslim yang berpuasa dari perbuatan yang tercela dengan cara memberikan makanan kepada golongan yang membutuhkan.
Untuk zakat fitrah memiliki ukuran yaitu sebanyak 2,5 kg dari makanan pokok yang berlaku di daerah masing-masing seperti beras. Zakat fitrah juga bisa digantikan dalam bentuk uang sebesar harga beras tersebut.
Zakat Maal
Zakat maal adalah zakat harta yang wajib untuk dibayarkan oleh umat muslim sesuai nisab dan haul. Untuk waktunya tidak dibatasi, jadi kamu bisa bayar zakat mal kapan saja sepanjang tahun dengan memenuhi syarat zakat.
Syarat dari zakat maal sebagai berikut:
- Harta milik sendiri bukan bersama
- Telah bebas dari utang
- Lebih dari satu tahun
- Sudah mencapai nisab
- Memiliki potensi untuk berkembang
Namun perlu digarisbawahi bahwa tidak semua harta wajib zakat. Berikut ini harta yang wajib bayar zakat:
Emas dan perak
Yang wajib untuk bayar zakat adalah emas dan perak yang sudah mencapai nisab serta telah dimiliki selama kurun waktu satu tahun. Perhitungannya 2,5% dari nilai emas.
Binatang ternak
Untuk binatang ternak yang wajib bayar zakat adalah yang telah memberikan manfaat untuk manusia, tidak dipekerjakan, telah dimiliki dalam kurun waktu satu tahun dan memenuhi nisab.
Hasil pertanian
Untuk hasil pertanian wajib bayar zakat apabila memenuhi nisab 5 wasaq atau setara 650 kg. Sedangkan kadar zakat dikenal dua macam, yaitu pengairan secara non alami dan alami.
Pengairan alami melalui mata air atau hujan, untuk kadar zakat 10%. Sedangkan nonalami, atau dengan bantuan tenaga manusia dan alat, kadar zakat 5%.
Perdagangan
Zakat yang terkait dengan komoditas dagang. Untuk zakat ini memiliki ketentuan, yakni diambil dari modal, lalu dihitung dari terjual barang sebesar 2,5%. Bayar zakat perdagangan bisa dengan uang seharga barang tersebut atau dalam bentuk barang dagangan.
Ketentuan dan jenis zakat sudah sangat jelas di dalam Alquran dan hadits. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menghindarinya.
Nah, bagaimana? Apakah kamu makin tambah tahu mengenai serba-serbi bayar zakat dengan penjelasan di atas? Kalau masih kurang mendalam lagi, kamu boleh loh gabung di Special Class: Zakat Islam with CariUstadz.id yuk! Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu agar tak kehabisan tempat.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Podcast Keuangan yang Wajib Kamu Dengarkan: Fun and Practical!
Literasi keuangan kita memang belum terlalu tinggi. Buktinya, masih banyak saja yang terjebak masalah-masalah keuangan yang seharusnya bisa dihindari kalau saja kita punya cukup pengetahuan tentang keuangan. Padahal cara belajar keuangan zaman sekarang juga sudah semakin maju. Salah satunya bisa dari podcast keuangan.
Yes, belakangan, podcast sudah semakin banyak dinikmati sebagai salah satu media untuk hiburan. Podcast adalah siaran nonstreaming melalui media audio. Persis seperti radio di zaman dulu, tapi enggak secara live atau langsung. Tema obrolannya bisa macem-macem banget, mulai dari yang serius sampai yang gokil. Dari yang inspiratif sampai yang memang hiburan semata. Mulai dari topik sehari-hari, sampai topik yang cukup berat seperti politik dan agama.
Selain sebagai media hiburan, podcast juga sering menjadi media belajar juga. Nah, termasuk untuk media belajar keuangan.
QM Financial sebagai partner belajar finansial kamu pastinya juga dengan senang hati menyajikan materi belajar melalui podcast keuangan, yang akan diupdate teratur.
Yes, akhirnya QM Financial punya channel podcast keuangan sendiri! Kamu bisa search di Spotify: Financial Clinic. Saat artikel ini ditulis, memang baru ada 4 episode, tapi pasti akan bertambah banyak ke depannya.
Berikut beberapa podcast keuangan yang sekarang bisa kamu nikmati di Spotify bersama QM Financial.
4 Podcast Keuangan QM Financial
Episode 1: Yakin Nggak Butuh Asuransi Jiwa?
Apakah kamu butuh asuransi jiwa? Belum tentu, karena ternyata tidak semua orang butuh asuransi jiwa. Jika kamu tidak punya tanggungan finansial atau tidak punya penghasilan, maka asuransi jiwa tidak menjadi kebutuhan utama.
Tapi, bagi sebagian orang, ada kondisi-kondisi yang membuat punya asuransi jiwa itu jadi wajib.
Nah, kapan sih kamu dikayakan wajib punya asuransi jiwa? Lalu, kalau sudah tahu wajib, apa saja yang harus diperhatikan ketika mau membeli asuransi jiwa? Bagaimana cara sederhana untuk menentukan uang pertanggungan?
Topik asuransi jiwa ini dibahas lengkap oleh trainer QM Financial, Muty Djuhari, bersama Ligwina Hananto di episode podcast keuangan ini.
Episode 2: Seberapa Panjang Napas Dana Daruratmu?
Kirain pandemi hanya akan berlangsung 3 bulan. Ternyata, sudah lebih dari 1.5 tahun masih pandemi juga.
Dana darurat kamu seberapa panjang napasnya? Kalau sebelum pandemi, dana darurat adalah salah satu tujuan dasar di rencana keuangan, sejak pandemi, dana darurat menjadi salah satu tujuan utama.
Selain untuk pertahanan pribadi jika kehilangan penghasilan atau ada pengeluaran tambahan, dana darurat juga bisa banget menjadi sarana kamu membantu sesama.
Buat yang merasa dana daruratnya aman, kira-kira apakah ada yang bisa dilakukan untuk membantu mereka yang sedang susah? Kalau dana darurat masih jauh dari ideal, mulai dari mana menyiapkannya? Apa saja sih fungsi dana darurat itu?
Topi podcast episode ini dibahas oleh trainer QM Financial, Muty Djuhari, dan Ligwina Hananto dari sudut pandang yang berbeda.
Episode 3: 5 Hal yang Kamu Perlu Tahu tentang Waris
Ngomongin waris katanya tabu, tapi kalau nggak diomongn, sering kali jadi konflik.
Tanggung jawab waris itu ada di pemilik harta. Jadi, ketika membuat rencana keuangan, pastikan ada rencana peralihan asetnya juga agar keluarga tidak pusing saat ditinggalkan.
Kapan sebaiknya rencana waris dibuat? Bagaimana cara membuatnya? Siapa saja ahli warisnya? Dan, apakah utang juga diwariskan?
Podcast episode ini seru banget loh, masih bersama Muty Djuhari dan Ligwina Hananto.
Episode 4: Cara Atur Uang buat Kamu Generasi Sandwich yang Kejepit
Generasi sandwich itu kamu yang sedang berjuang membangun hidupmu, tapi harus juga menanggung hidup generasi di atasmu.
Apa yang harus dilakukan? Selain soal finansial, apa sih yang harus diperhatikan agar dompet amann dan hati juga tenang? Gimana bahasnya dengan pasangan?
Dibahas tuntas dalam episode ini, bareng Fransisca Emi dan Ligwina Hananto.
Nah, gimana? Lengkap kan? Follow channelnya ya, supaya kamu enggak ketinggalan episode terbaru podcast keuangan Financial Clinic dari QM Financial ke depannya. Jangan lupa, share juga ke teman-temanmu atau kerabat ya, supaya kami enggak pinter sendirian tetapi kita bisa berdaya bersama.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Pentingnya Peduli terhadap Employee Wellness
Enam belas bulan sejak kasus positif COVID-19 pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, belum tampak tanda-tanda krisis bakalan segera berakhir. Dampaknya? Jelas luar biasa. Bagi banyak perusahaan, tak hanya memengaruhi secara ekonomi, tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan employee wellness.
Di masa normal pun, sebenarnya masalah karyawan yang stres di tempat kerja juga menjadi masalah yang cukup klasik. Apalagi sekarang ditambah dengan kondisi krisis akibat pandemi berkepanjangan. Karena itu, sudah seharusnyalah employee wellness menjadi perhatian.
Kondisi Karyawan dalam Proses Bekerja
Kebijakan WFH di awal tampak memberi ruang santai lebih banyak pada karyawan. Namun ternyata, menyimpan potensi masalah yang lain. Bagi karyawan, di antaranya:
- Merasa ‘jauh’ dari perusahaan.
- Susah bagi waktu dan energi.
- Demotivated karena suasana pandemi.
Sedangkan bagi perusahaan:
- Kesulitan engaging karyawan.
- Kesulitan memantau kondisi karyawan.
- Kesulitan pengembangan personal development karyawan.
Dan hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan melanda seluruh pekerja di dunia. Di UK, misalnya, menurut laporan survei CIPD 2020 tentang Health and Wellbeing at Work, telah terjadi peningkatan 37% ketidakhadiran terkait stres di tempat kerja sejak tahun lalu (absenteeism), dan 89% karyawan mengatakan bahwa mereka telah bekerja sambil merasa tidak sehat (presenteeism).
Juga di Amerika Serikat, sumber McKinsey menyatakan bahwa stres di tempat kerja membebani pengusaha di AS hampir USD 200 miliar setiap tahun untuk biaya perawatan kesehatan.
Jadi, terlepas dari semua fasilitas dan benefit yang sudah direncanakan perusahaan, karyawan ternyata masih selalu dan terlalu stres di tempat kerja. Ini pastinya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Aibatnya, karyawan akan mengajukan cuti sakit untuk sekadar berhenti dari tugas-tugas, dan kemudian berusaha memulihkan diri.
Fenomena WFH juga membawa kasus lain. Berjuang untuk kebutuhan yang tetap harus dipenuhi dan komitmen kerja, karyawan bisa jadi merasakan dorongan ekstra untuk bekerja meskipun merasa tidak enak badan. Isu-isu ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga bisnis secara keseluruhan melalui penurunan produktivitas dan kinerja.
Pentingnya Peduli terhadap Employee Wellness
Definisi employee wellness, atau kesejahteraan karyawan, mengacu pada keadaan kesehatan mental, fisik, dan finansial karyawan, yang dihasilkan dari dinamika di dalam—dan terkadang dari luar–tempat kerjanya. Dalam hal ini, termasuk juga hubungan antar rekan sekerja, pemanfaatan sumber daya, keputusan bisnis lebih besar yang memengaruhi diri dan pekerjaan mereka, serta banyak faktor lainnya.
Dalam istilah bisnis, memedulikan employee wellness dapat diterjemahkan menjadi:
- Mendorong produktivitas dan kinerja. Ketika merasa sehat, karyawan menunjukkan perilaku yang lebih sehat dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
- Meningkatkan moral karyawan. Karyawan merasa lebih kompeten dan dihargai ketika kebutuhan mereka terpenuhi di semua tingkatan, termasuk fisik, mental, dan finansial.
- Mendorong minat dan bakat. Ketika perusahaan memiliki reputasi yang baik di pasar sebagai pemberi kerja yang menghormati dan mendukung keseimbangan kehidupan kerja karyawan, kemungkinan besar perusahaan akan dapat menarik kandidat yang berkualitas, terampil, dan berintegritas tinggi. Ini juga berarti perusahaan akan berpotensi dapat mempertahankan karyawan yang ada untuk waktu yang lebih lama.
- Peningkatan CRM, atau Customer Relationship Management. Karyawan yang bahagia adalah duta merek terbaik bagi bisnis perusahaan. Jika perusahaan memperlakukan mereka dengan baik, energi positif itu akan menular ke pelanggan juga, pada akhirnya. Karyawan tersebut akan termotivasi untuk memahami bagaimana produk dan layanan perusahaan, yang melayani kebutuhan pelanggan dengan baik.
Untuk mengamankan aset dan memelihara employee wellness ini, perusahaan dapat menawarkan berbagai manfaat kepada karyawan seperti:
- Manfaat finansial: mengikutsertakan karyawan dalam berbagai program pensiun, pemberian pelatihan pengelolaan keuangan dengan lebih baik secara berkesinambungan, pemberian bonus dan insentif, dan lain sebagainya.
- Manfaat kesehatan fisik: mengikutsertakan karyawan dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, diskon gym, cuti sakit, acara olahraga bersama, dan lain sebagainya.
- Manfaat kesehatan mental: layanan konseling, penyediaan jasa psikolog, dan lain sebagainya
Dari semua fakta yang sudah dibeberkan di atas, kita bisa menyimpulkan, bahwa mencegah akan selalu lebih baik daripada mengobati. Demikian juga mengenai peningkatan employee wellness ini. Mencegah terjadinya kelelahan dan stres di tempat kerja akan lebih baik ketimbang sudah harus menghadapi banyak karyawan mengalami penurunan produktivitas dan kinerja akibat kelelahan dan stres.
Perusahaan—melalui departemen atau divisi Human Resources dan Human Capital—sebaiknya menyadari betul akan hal ini, dan kemudian mengambil tindakan berupa berinvestasi terhadap berbagai layanan yang dapat mendukung dan mendorong employee wellness, sehingga kasus kelelahan, ketidakhadiran, cuti sakit, dan berbagai masalah karyawan ini tidak harus terjadi.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
5 Produk Keuangan Syariah yang Paling Banyak Dimanfaatkan Masyarakat Indonesia
Produk keuangan syariah memang masih sedikit jika dibandingkan dengan konvensional. Usianya pun masih terbilang muda. Tapi, ternyata kehadirannya disambut gembira oleh masyarakat pada umumnya.
Sekarang ini kamu nggak perlu khawatir menggunakan berbagai layanan produk keuangan karena terbentur dengan prinsip syariah. Ada produk keuangan syariah yang membuat kamu bisa dengan leluasa menikmati segala kemudahan teknologi dan juga layanan keuangan pada umumnya.
Prinsip Utama Produk Keuangan Syariah
Di keuangan syariah, layanan dan produk harus memenuhi tiga prinsip utama yaitu :
Maisir
Pengertian maisir adalah memperoleh imbal hasil tanpa bekerja keras. Contoh kegiatan ini adalah judi karena dalam praktiknya seseorang akan mendapatkan keuntungan dengan cara yang sangat mudah. Di sini, kamu bisa untuk dan juga rugi.
Perjudian sudah jelas dilarang dalam agama Islam dan tidak sesuai dengan prinsip keadilan juga keseimbangan sehingga haram untuk diterapkan dalam sistem keuangan syariah.
Gharar
Pengertian gharar adalah pertaruhan. Gharar merujuk pada satu hal yang mengandung ketidakjelasan, sebuah pertaruhan. Ringkasnya, transaksi yang belum jelas barangnya atau berada di luar jangkauan termasuk ke dalam gharar.
Riba
Riba secara harfiah berarti kelebihan, peningkatan, pertumbuhan atau pertambahan. Riba secara teknis berarti penambahan akan harta pokok atau modal.
Lalu apa saja produk keuangan syariah yang sudah ada sekarang ini dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia? Berikut ulasannya.
5 Produk Keuangan Syariah yang Sering Digunakan Masyarakat Indonesia
Tabungan Syariah
Produk keuangan syariah yang pertama adalah tabungan. Ini merupakan produk yang banyak digunakan oleh nasabah muslim. Di tabungan syariah mengenal istilah wadi’ah yang berarti tabungan tersebut tidak memperoleh bunga karena bersifat titip.
Tabungan syariah bisa diperoleh dengan menjadi nasabah di Bank Syariah Indonesia. Untuk layanan pun sama seperti tabungan konvensional. Ada mobile banking, SMS banking, ATM.
Deposito Syariah
Salah satu jenis investasi yang disukai oleh masyarakat adalah deposito. Ini merupakan jenis instrumen investasi yang rendah risiko tapi penarikannya tidak bisa sewaktu-waktu; ada tenor waktu yang mesti dipatuhi apabila memilih deposito. Seiring dengan munculnya lembaga keuangan syariah, maka deposito syariah pun hadir.
Deposito syariah menggunakan akad mudharabah. Yang berarti, untuk sistem bagi hasil diatur antara bank dan nasabah. Hal yang membuat deposito syariah menarik adalah perbandingannya 60:40. Semakin besar keuntungan dari bank maka semakin besar juga imbal hasil yang akan diterima oleh nasabah.
Pinjaman Syariah
Kebutuhan masyarakat akan pinjaman terbilang tinggi. Biasanya masyarakat menggunakan pinjaman sebagai modal usaha, sewa guna, maupun pembelian barang.
Pinjaman syariah ini merupakan produk keuangan syariah yang bisa kamu temui melalui bank syariah atau lembaga keuangan syariah lainnya. Transaksi dalam pinjaman syariah ini tidak termasuk riba selama tujuan utamanya adalah tolong-menolong dan sesuai dengan syariat Islam.
Lembaga keuangan syariah mendapatkan imbal hasil dari margin harga beli barang di toko dengan harga jual ke nasabah yang membeli. Untuk contoh lain adalah ketika kamu meminjam uang sebagai modal usaha, maka lembaga keuangan akan memperoleh persen dari keuntungan usaha kamu nantinya. Untuk persentase dari profit sharing disetujui di akad.
Sukuk
Sukuk ritel termasuk ke dalam obligasi syariah. Ya, ini merupakan instrumen investasi yang bisa kamu pilih karena sesuai dengan prinsip syariah. Sukuk telah dijamin juga diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), untuk perdagangannya sendiri sesuai dengan prinsip syariat Islam. Yang membuat sukuk ini termasuk dalam kategori produk keuangan syariah adalah tidak mengandung riba (tidak ada bunga).
Penerbitan sukuk memang dilakukan oleh emiten nonsyariah, tapi proses di dalamnya menggunakan prinsip syariah yang berlaku.
P2P Lending Syariah
P2P lending syariah atau fintech pendanaan syariah adalah platform pinjam-meminjam secara online yang menggunakan prinsip syariah dalam menjalankannya. Fintech pendanaan syariah diatur secara langsung oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Majelis Ulama Indonesia.
Di P2P lending ada pendana atau disebut borrower dan peminjam (lender). Karena tidak diberlakukan bunga, maka ada akad atau perjanjian yang mesti disetujui dulu oleh kedua belah pihak.
Sharia Online Trading System (SOTS)
SOTS merupakan sistem transaksi saham-saham syariah secara online yang telah memenuhi prinsip syariah di pasar modal. Kehadiran SOTS ini seperti oase bagi masyarakat muslim yang ingin melakukan transaksi saham sesuai dengan prinsip syariah.
Di SOTS, hanya bisa melakukan transaksi dengan saham syariah saja, tidak ada namanya margin trading dan juga tidak bisa melakukan transaksi saham yang belum dimiliki (short selling).
Ternyata sudah banyak juga ya produk keuangan syariah yang hadir sekarang ini ya. Semuanya muncul seiring dengan kebutuhan masyarakat kita.
Mau tahu seluk-beluk produk keuangan syariah lebih dalam lagi? Join di seri FCOS Get To Know Your Syariah Financial Products. Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu supaya tak kehabisan tempat.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Lowongan Pekerjaan QM Financial: Staff Marketing dan Staff Project Management
Quantum Magna adalah tentang perbuatan kecil dengan hasil yang luar biasa. Kami percaya bahwa edukasi finansial berlaku untuk semua orang. Kami percaya pada action. Kami percaya keberhasilan finansial seseorang membutuhkan pemahaman finansial yang baik, dan setiap orang seharusnya memiliki kemampuan untuk membuat keputusan finansial untuk dirinya sendiri.
Jika kamu memiliki semangat yang sama, sekaranglah kesempatanmu untuk bergabung bersama kami!
Lowongan Pekerjaan QM Financial
Staff Marketing
Job desc:
Mendukung proses marketing 4E: Engagement, Exclusivity, Experience, Emotion.
Syarat:
- Minimal S1
- Domisili bebas dari kota mana saja
- Kerja remote flexi hour
- Memiliki keterampilan menulis
- Siap fokus bekerja dan cepat tanggap dalam komunikasi digital
Staff Project Management
Job desc:
Mengatur kegiatan training dan special projects
Syarat:
- Minimal S1
- Domisili bebas dari kota mana saja
- Kerja remote flexi hour
- Memiliki keterampilan menulis
- Siap fokus bekerja dan cepat tanggap dalam komunikasi digital
Kirimkan Lamaranmu!
Jika kamu memenuhi semua syarat di atas dan juga sanggup memenuhi job desc yang telah disebutkan, segera kirim lamaranmu!
Cara melamar:
- Kirim surat lamaran kerja dan CV ke [email protected]
- Lampirkan presentasi kamu mengenai program (Marketing/Project Management) yang menurut kamu cocok dilakukan bersama QM Financial. Presentasinya berupa maksimal 5 halaman PPT, berisi satu program sederhana ide kamu sendiri. Misalnya saja, untuk Marketing, kamu membuat iklan, poster, flyer edukasi, dan lain sebagainya. Untuk Project Management, kamu membuat ide kelas, ide materi edukasi, dan lain sebagainya.
Yuk, segera kirimkan lamaranmu. Bersama QM Financial membangun keuangan yang sehat dan kuat dari diri sendiri. Untuk keluarga. Untuk masyarakat. Demi Indonesia maju literasi finansial.
Gagal Pensiun Sejahtera, Apa Sebabnya?
Merencanakan masa depan itu bukan kewajiban sih. Namun, kalau kita pengin nantinya punya hidup yang berkualitas, kita sebaiknya menyiapkan diri agar dapat pensiun sejahtera.
Ada banyak hal yang mesti dipikirkan untuk merencanakan hari tua. Nggak hanya menabung dan membangun aset aktif, tetapi juga berkaitan dengan berbagai kebiasaan keuangan pun harus disiapkan. Nah, yang terakhir ini justru yang sering dilupakan atau diabaikan.
Dilansir dari situs bisnis.com, data Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) menyebutkan bahwa hanya sekitar 9% dari masyarakat yang dapat menikmati masa pensiun sejahtera. Sementara 18% lainnya harus kembali bekerja di masa pensiun untuk memenuhi kebutuhan hidup. Nah, yang miris ada fakta bahwa sebanyak 73% masyarakat bergantung pada orang lain—terutama anak-anak mereka—di masa pensiunnya.
Waduh, itu bukan angka prevalensi yang menyenangkan, kan ya?
Lalu, apa ya yang menyebabkan kita jadi gagal pensiun sejahtera?
Mari kita lihat, beberapa sebab yang bisa jadi alasan mengapa orang jadi sulit mewujudkan rencana pensiun sejahtera dan tak bisa mendapatkan kebebasan finansial di hari tuanya.
Penyebab Gagal Pensiun Sejahtera
1. Pasrah
Yah, ini sih seperti terlihat sepele, tapi dampaknya bisa panjang banget.
Kita mesti ingat, bahwa saat kita gagal merencanakan, maka kita berarti sudah berencana untuk gagal. Tapi itulah yang banyak terjadi. Banyak orang yang masih lebih fokus pada kebutuhan yang ada di masa sekarang, ketimbang pusing memikirkan masa depan. Jadinya ya, pasrah sajalah nanti gimana.
Pasrah di masa sekarang, itu artinya kita akan menjadi beban orang lain nantinya. Jika sekarang kita bisa begitu produktif dan mandiri, kenapa tak mandiri juga nanti di usia senja?
Jadi, ayo, rencanakan untuk pensiun sejahtera, alih-alih berencana untuk gagal.
2. Lifestyle
Bukan masalah selalu menyalahkan gaya hidup yang dijalani orang di zaman sekarang semata juga. Tetapi, kita harus mengakui realitanya, bahwa memang kadang kita terlalu fokus pada apa yang ada sekarang.
Mumpung masih muda, you only live once, fenomena FOMO, adalah beberapa ungkapan, alasan, dan contoh mengapa kita jadi mengesampingkan perencanaan masa depan dan lebih memilih menikmati masa sekarang.
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan memiliki berbagai macam lifestyle. Apalagi buat kamu yang memang masih berusia muda. Jalan hidup toh masih panjang. Tapi, kamu perlu waspada. Pasalnya, waktu itu berjalan nggak berhenti, dan kadang kita enggak ngerasa. Tahu-tahu 15 tahun berlalu, dan kita sudah semakin mendekati masa pensiun.
So, boleh saja menikmati hasil kerja kerasmu sekarang, tapi jangan sampai lupa membuat rencana untuk masa depan. Kalau bisa menikmati masa pensiun sejahtera, bukan tak mungkin kamu juga bisa meneruskan berbagai lifestyle yang sekarang kamu anut kan?
3. Salah perhitungan
Ada juga yang sebenarnya sudah aware akan pentingnya merencanakan dana pensiun. Pengin bisa pensiun sejahtera nantinya, nggak bergantung pada anak-anak. Sudah berusaha menyisihkan penghasilan, dikumpulkan dalam rekening.
Tapi ternyata, setelah masa pensiun tiba, perhitungannya luput!
Nah, ini bisa jadi banyak hal sih yang menjadi penyebabnya. Bisa saja:
- Salah menghitung kebutuhan pensiun. Mungkin dalam bayangan, bisalah ya lebih hemat karena toh anak-anak sudah bisa mandiri. Tapi, ternyata ada kondisi lain yang memengaruhi.
- Salah memilih instrumen. Instrumen yang kita manfaatkan untuk membangun dana pensiun memang harus sesuai dengan tujuannya. Kalau tidak, imbal hasil bisa jadi kurang maksimal. Hal ini erat kaitannya juga dengan jangka waktu. Kalau salah memilih, kita bisa gagal pensiun sejahtera.
- Tidak memperhitungkan inflasi. Yes, inflasi itu nyata. Apa yang bisa kita beli dengan uang Rp100.000 sekarang, belum tentu bisa kita beli di harga yang sama di masa depan nanti. . Kalau tak diperhitungkan, bisa berakibat kita gagal pensiun sejahtera.
4. Masih terlibat utang
Nah, ini juga masalah keuangan yang sebenarnya terjadi di masa sekarang, yang dampaknya bisa panjang sampai masa pensiun tiba.
Idealnya, saat kita mulai memasuki usia pensiun, saat itu pula kita sudah tak memiliki utang apa pun lagi—baik utang produktif, apalagi utang konsumtif. Karenanya, adalah penting untuk memastikan bahwa semua utang sudah terselesaikan sebelum kita pensiun, karena untuk mencicil utang paling baik adalah dengan menggunakan uang hasil bekerja secara aktif.
Saat kita sudah masuk usia pensiun, kita hanya bisa mengandalkan sumber pemasukan dari aset aktif ataupun dana pensiun saja. Sungguh bukan kondisi yang sehat jika kita masih juga harus punya beban di masa purnabakti tersebut.
Nah, setelah melihat beberapa hal yang bisa menjadi penyebab gagal pensiun sejahtera di atas, lalu sekarang bagaimana dengan kondisimu? Apakah kamu saat ini sedang berada dalam kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan gagal pensiun sejahtera di atas?
Jika iya, yuk, sebelum terlambat, segera buat rencana pensiun yang komprehensif. Manfaatkan waktu selagi muda dan produktif. Meski gaji kamu rasakan kecil, tapi dengan perencanaan yang baik, siapa pun bisa kok pensiun sejahtera.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Ini Dia Beda Keuangan Syariah dan Konvensional
Seiring dengan perkembangan zaman dan juga pergeseran kebiasaan masyarakat, keuangan syariah pun hadir sebagai solusi atas permintaan masyarakat muslim yang menginginkan transakasi berbasis syariat Islam.
Pertumbuhan keuangan syariah mengalami peningkatan yang pesat. Sebut saja kehadiran perbankan, asuransi, investasi, reksa dana, obligasi, pensiunan hingga pembiayaan berbasis syariah sangat berkembang dalam satu dekade belakangan ini.
Walaupun keuangan syariah mulai banyak diminati, tapi keuangan konvensional pun masih terus berjalan. Kedua jenis keuangan ini memiliki basis pengguna yang besar. Sebenarnya apa sih perbedaan keuangan syariah dan konvensional? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk, ikuti ulasannya.
Perbedaan Keuangan Syariah dan Konvensional
Pengertian
Keuangan syariah merupakan segala bentuk kegiatan ataupun produk keuangan dengan dasar prinsip syariah Islam yang diatur di dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia. Beberapa prinsip yang diterapkan antara lain kemaslahatan (maslahah), keadilan juga keseimbangan (‘adl wa tawazun), universal (alamiyah) dan tidak ada unsur riba, zalim, masyir, gharar dan objek yang haram hukumnya.
Sedangkan keuangan konvensional adalah segala bentuk kegiatan keuangan dan juga produk yang dilakukan secara konvensional dengan menerapkan sistem bunga di dalamnya. Nasabah akan mendapatkan imbal hasil dari produk keuangan konvensional dari suku bunga yang berlaku.
Prinsip dasar
Untuk segala bentuk kegiatan usaha keuangan syariah dan konvensional memiliki prinsip dasar yang akan menjadi pegangan kelak dalam menjalankan seluruh kegiatan. Ada tiga prinsip dasar yang mesti dipatuhi oleh keuangan syariah dan juga konvensional
- Prinsip nilai. Untuk keuangan konvensional memiliki prinsip bebas nilai, sedangkan keuangan syariah sangat menjunjung tinggi prinsip syariah Islam yang menyatakan bahwa tidak ada pembebasan nilai di sini.
- Pandangan akan uang. Keuangan konvensional melihat uang sebagai bentuk komoditas di mana bisa untuk diperjualbelikan. Keuangan syariah memandang uang sebagai bentuk alat tukar. Jadi di keuangan syariah, uang nggak bisa diperjualbelikan tapi bisa banget ditukar ke bentuk lain disesuaikan dengan kebutuhan.
- Pertumbuhan dana nasabah. Di keuangan konvensional, uang akan bertambah seiring dengan adanya bunga yang diperoleh dari pengelolaan dari pihak-pihak terkait. Tapi, di keuangan syariah sangat menolak sistem bunga atau riba. Jadi, agar bisa menumbuhkan uang dari nasabahnya, keuangan syariah menerapkan sistem berupa bagi hasil.
Bentuk transaksi
Metode transaksi untuk keuangan konvensional mengikuti sistem yang berdasarkan pada hukum keuangan Indonesia. Mulai dari Bank Indonesia hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sedangkan keuangan syariah, untuk transaksi mesti didasarkan pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti :
- Al musyarakah (kongsi)
- Al Ba’I (bagi hasil)
- Al wakalah (keagenan)
- Al ijarah (sewa-menyewa)
- Al musaqat (kerja sama tani)
Sumber likuiditas
Keuangan syariah dan konvensional memiliki dua sumber likuiditas yang sama yaitu bank sentral dan juga pasar uang. Untuk keuangan konvensional memperoleh uang bebas dari emiten-emiten apa pun. Sedangkan keuangan syariah sumber likuiditas dari segala bentuk kegiatan operasional yang menerapkan hukum Islam di dalamnya.
Denda keterlambatan
Beberapa produk keuangan misalnya layanan pinjam meminjam pastinya memiliki denda keterlambatan yang akan dibebankan pada nasabah apabila terlambat menyetor dana.
Pengguna keuangan konvensional yang terlambat dalam membayar cicilan ataupun tidak sanggup lagi melunasi tagihan sesuai waktu yang ditentukan maka mereka akan dikenakan sejumlah bunga dari keterlambatan juga denda.
Tapi, ini tidak berlaku di keuangan syariah. Jadi, di keuangan syariah tidak memiliki sebuah ketentuan khusus tentang denda keterlambatan yang mesti dibayar. Apabila kamu tidak mampu membayar dan tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan maka akan ada sanksi yang harus diterima. Sanksi di sini berupa pembayaran sejumlah uang yang disesuaikan dengan kesepakatan di awal akad di mana kedua belah pihak telah menyetujui dan menandatangani. Ini dilakukan agar pengguna keuangan syariah bisa tertib dan patuh akan kewajibannya.
Dewan pengawas
Semua kegiatan dan produk keuangan baik konvensional maupun syariah, wajib untuk memiliki dewan pengawas. Untuk apa? Agar semua kegiatan dan layanan tersebut tidak keluar jalur aturan yang sudah ditentukan.
Keuangan konvensional, untuk posisi dewan pengawas ada dewan komisaris dari tiap perusahaan maupun lembaga keuangan. Sedangkan keuangan syariah, memiliki yang namanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengurusnya diambil dari anggota MUI. Tugas dari DPS ini untuk mengawasi serta memberikan saran juga nasihat pada direksi dalam menjalankan segala kegiatan operasional sesuai dengan prinsip Islam.
Apakah keuangan syariah bisa digunakan oleh masyarakat non muslim? Bisa banget! Tidak ada batasan untuk pengguna segala bentuk keuangan syariah mesti masyarakat muslim saja. Bagi non muslim yang tertarik produk dan layanan keuangan syariah silahkan untuk menggunakannya.
Semoga perbedaan keuangan syariah dan konvensional di atas membantu kamu untuk lebih memahaminya, ya.
Di QM Financial juga ada FCOS khusus kelas keuangan syariah loh! Sudah tahu belum? Coba yuk, cek jadwalnya, apalagi jika kamu memang tertarik untuk lebih banyak menggunakan produk-produk keuangan yang dikelola sesuai ajaran agama. Segera daftarkan dirimu ya.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang?
Kapan masa krisis ini akan berakhir? Enggak ada yang tahu dengan pasti. Karena itu, penting bagi kita untuk memastikan dana darurat cukup dan aman, seenggaknya bisa jadi cadangan napas kalau-kalau ada kondisi-kondisi dadakan semacam PPKM kemarin.
Tapi, kan, gaji juga belum stabil, penghasilan belum balik. Padahal, sebagian juga masih belum mendapatkan pekerjaan lagi selepas badai PHK beberapa waktu yang lalu. Dari mana bisa bangun dana darurat, kalau begini caranya?
Membangun Dana Darurat di Tengah Krisis
Ambil pelajaran yang pernah kita lakukan: nggak pernah siap menghadapi kondisi darurat. Bahkan, survei dan data yang dirilis oleh Lokadata menyebutkan, bahwa orang Indonesia cuma sanggup bertahan selama seminggu kalau ada situasi darurat.
Duh, seminggu! Tim QM Financial jadi menangys mendengarnya.
Memang sih, masih ada 8.6% yang siap dana darurat untuk lebih dari 6 bulan, tapi apa kabar yang 91.4% lainnya?
Tapi, di kondisi yang belum pulih ini, apa yang bisa kita lakukan untuk bisa memastikan dana darurat kita tercukupi? Gimana bisa membangun dana cadangan ini di tengah kondisi yang serbakurang? Bukankah kebutuhan esensial harusnya diprioritaskan, dan menjadi hal yang lebih penting?
Jawabannya, bisa kok. Memang akan butuh effort lebih karena kamu juga harus berbagi dengan kebutuhan yang lain. Tapi, kalau memang kamu memang butuh punya dana darurat demi tidak mengulangi kesalahan keuangan yang lalu, coba deh beberapa langkah berikut ini untuk dapat membangun dana darurat meski kondisi masih krisis.
Membangun Dana Darurat di Kondisi Krisis
1. Lakukan financial checkup
Yang pertama harus kamu lakukan adalah memastikan dulu secara riil, bagaimana kondisi keuanganmu. Cek:
- Penghasilan
- Pengeluaran
- 3 Rasio kesehatan keuangan: rasio utang, rasio likuiditas, dan rasio menabung
Apakah saat ini ketiganya dalam kondisi baik?
Penghasilan bisa jadi berkurang. Lalu, seberapa banyak pengurangannya? Berapa yang benar-benar bisa kamu terima bulan ini, dan beberapa bulan ke depan?
Pengeluaran apa yang bisa dipangkas karena bisa ditunda, kurang penting, atau kurang urgent? Coba pangkas sana-sini, langsingkan belanjamu. Hanya penuhi kebutuhan esensial dulu.
Apakah rasio kesehatan keuangan semua sudah sesuai dengan angka ideal? Bisa jadi belum sih, karena kondisinya sedang krisis. Yang penting, rasio utang deh kalau gitu, yang harus ideal, yaitu 30% dari penghasilan. Apakah sudah sesuai?
Rasio menabung bisa jadi agak tipis, tetapi enggak masalah. Tabungan dan dana darurat bisa jalan paralel, bisa disesuaikan.
2. Masukkan dalam anggaran
Proporsi pos pengeluaran yang ideal barangkali adalah 4:3:2:1. Tapi, jika kondisi minta ada penyesuaian, tentu kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi yang ada.
Misalnya saja. Kamu berniat untuk membangun dana darurat sekarang. Untuk itu, kamu “rela” memangkas pengeluaran rutin. Berhenti langganan streaming dulu, atau kurangi jajan. Apa pun bisa kamu lakukan untuk memangkas biaya hidup demi bisa membuat dana darurat.
Intinya, tambah sereceh dua receh, agar dana cadangan ini bisa bertambah. Jangan sampai hanya bisa dipakai buat hidup seminggu.
Kalau sudah masuk dalam anggaran, selanjutnya tentu kamu enggak akan lupa untuk menyisihkan sesuai rencana.
3. Bedakan rekeningnya
Supaya lebih bisa termonitor dengan baik, buatlah rekening dana darurat khusus.
Salah satu tempat yang sangat oke untuk menyimpan dana darurat adalah di reksa dana pasar uang. Mengapa? Karena reksa dana pasar uang itu:
- Cukup likuid, mudah dicairkan. Ya mungkin butuh waktu, tapi kamu bisa melakukannya sewaktu-waktu. nggak harus jatuh tempo dulu.
- Ada imbal hasil yang lebih besar dari bunga tabungan biasa, bahkan dari suku bunga deposito juga. Lumayan banget.
- Merupakan instrumen yang relatif paling rendah risiko dibandingkan instrumen investasi lainnya. Karena mau dipakai sebagai tempat penyimpanan dana darurat yang akan dipakai di kondisi darurat, maka kamu harus memastikan keamanannya, ya kan?
Dengan membuat rekening yang berbeda, kamu juga akan lebih mudah menyisihkannya loh. Tinggal diautodebit saja dari rekening harian.
Nah, bagaimana? Seharusnya dari 3 langkah di atas, kamu bisa melanjutkan sendiri ya, bagaimana cara terbaik untuk bisa membangun dana darurat di saat krisis seperti ini.
Dana darurat itu penting banget untuk kamu miliki.
Kalau kamu mau tahu lebih dalam mengenai dana darurat ini, terutama buat kamu yang masih lajang, ada nih modul yang cocok buat kamu di Udemy spesial dari QM Financial, yaitu Journey for Singles.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Latte Factor: Kebiasaan Kecil Bikin Boros
Akhir-akhir ini banyak bermunculan istilah baru ya? Yang terbaru dan berkaitan dengan keuangan juga ada nih, Latte Factor.
Apakah kamu pernah mendengarnya, atau membacanya? Tahu nggak apa itu Latte Factor?
Istilah Latte Factor dicetuskan oleh David Bach—seorang business man, perencana keuangan, motivator, sekaligus penulis buku yang sangat sukses di pasaran, The Automatic Millionaire—dan diperkenalkan dalam buku terbarunya, The Latte Factor: Why You Don’t Have to be Rich to Live Rich.
Apa Itu Latte Factor?
David Bach mengadopsi istilah ini dari salah satu jenis minuman kopi, yang sering menjadi menu favorit kita semua setiap hari. Pengeluaran untuk beli kopi setiap hari ini bisa jadi hanya dua pulu ribu sampai lima puluh ribu, tetapi karena dilakukan setiap hari, maka total sebulan bisa mencapai jutaan rupiah lo.
Sejatinya, di QM Financial, kita juga mengenal jenis pengeluaran seperti ini. Kita menyebutnya sebagai ‘bocor halus’. Ibarat ban kendaraan, bocor halus bikin udara dalam ban keluar sedikit demi sedikit tanpa terasa. Tapi, begitu habis, ban langsung flat begitu saja. Apesnya, kita sedang buru-buru mau pergi. Yah, jadi nggak bisa pakai mobil atau motor kan, karena bannya gembos begitu?
Latte Factor dan Keuangan Kita
Dilansir dari tirto.id, survei yang pernah dilakukan oleh Bank Permata mengungkapkan data bahwa 9 dari 10 orang menghabiskan lebih dari Rp900 ribu untuk Latte Factor.
Kalau mau diperinci lagi, orang-orang ini banyak menghabiskan uang untuk kebutuhan berikut ini—yang diurutkan dari proporsi yang terbesar:
- Belanja di luar belanja bulanan (baju, sepatu, lipstik, dan lain sebagainya): 58%
- Taksi atau transportasi online: 15%
- Beli makanan dan minuman ringan: 11%
- Kopi setiap pagi sebelum ke kantor atau kuliah: 9%
- Air mineral: 3%
- Beli rokok setiap hari: 2%
- Biaya transfer ATM dan tarik tunai: 1%
- Biaya administrasi bank: 1%
Nah kan, ternyata banyak juga ya? Yes, Latte Factor tidak harus berupa kopi. Wujudnya bisa beragam. Lalu, lebih jauh ternyata terungkap juga, fakta bahwa Latte Factor ini banyak menjangkiti para milenial. Loh? Apa yang menjadi penyebabnya, kalau gitu?
Di antaranya:
1. Dimanjakan oleh berbagai kecanggihan teknologi
Sekarang bayangkan. Untuk makan saja, kita sudah enggak perlu memasak nasi sendiri pakai periuk, susah-susah mencuci beras, dan seterusnya. Tinggal ambil smartphone, sat-set-sat-set, pesan makanan online, sudah beres. Acara rebahan bisa dilanjut.
Nggak masalah jika harus mengeluarkan sejumlah uang tambahan, karena toh, seberapa sih? Anggap saja kan sebagai “biaya” pengganti kita bersusah-susah?
2. Perilaku impulsive buying
Penyebab yang kedua ini adalah juga karena berkembangnya teknologi yang luar biasa dan tumbuhnya new economy belakangan ini.
Maunya sih cuma scroll Instagram, eh tapi kok lihat ada ads barang lucu ya? Ya sudah, langsung klik, checkout dan bayar. Ini baru media sosial—dalam hal ini Instagram—belum lagi ada pula yang punya kebiasaan window shopping di aplikasi marketplace atau ecommerce.
Tahu-tahu checkout-nya kok banyak ya?
3. Peer pressure
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa tekanan sosial dari lingkungan itu berpengaruh juga pada perkembangan psikologis kita. Apalagi di zaman sekarang, ketika informasi dengan bebas bisa diakses. Semakin tipis pula filter kita untuk menyaring segala informasi yang masuk.
Contoh sederhana saja, misalnya. Kita sering “terpaksa” menerima ajakan teman untuk hangout dulu di coffee shop mahal afterhours, demi pertemanan. Atau, harus mengiyakan ajakan klien untuk meeting di café. Hal seperti ini tak sekali dua kali saja terjadi, tetapi dalam seminggu bisa berkali-kali.
Tentu saja, hal ini akan sangat berpengaruh ke kantong.
Mengatasi Kebocoran Keuangan Akibat Latte Factor
Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit ternyata enggak hanya berlaku untuk kebiasaan menabung, tetapi juga kebiasaan mengeluarkan uang. Uang yang keluar sedikit demi sedikit akhirnya membengkak di akhir bulan. Akan lebih fatal, kalau kemudian hal ini juga membuatmu memiliki kebiasaan utang.
So, jangan anggap sepele Latte Factor. Boleh saja kok kalau kamu mau jajan, atau sekadar memberi reward pada diri sendiri. Tetapi, yuk, diatur!
1. Cek apa Latte Factor kamu
Latte Factor bisa berbeda pada setiap orang. Cek apa yang menjadi Latte Factor kamu. Apakah salah satu dari 8 hal di atas, seperti hasil survei Bank Permata? Atau, ada yang lain?
Dengan mengenali apa yang menyebabkan bocor halus dalam keuangan kita sehari-hari akan membuatmu lebih mudah untuk mencari solusi dan cara agar bisa mengendalikannya lagi.
2. Buat anggaran terpisah
Sekali lagi, punya Latte Factor itu tidak dilarang. Bahkan, dari sisi lain, barangkali apa yang masuk ke dalam Latte Factor ini bisa jadi membuatmu jadi tetap waras. Tapi, jangan sampai lantas memunculkan masalah keuangan baru.
Jadi, miliki anggaran terpisah khusus untuk Latte Factor. Di QM Financial, kita menyebutnya sebagai pos lifestyle, yang proporsinya tidak boleh lebih dari 20%. Mau kurang dari itu? Ya, boleh banget. Simpan bujet khusus Latte Factor ini dalam rekening terpisah. Kamu bisa menggunakan rekening e-wallet, supaya mempermudah.
3. Patuhi bujetnya
Kalau sudah dipisahkan, ya tentunya harus dipatuhi bujetnya. Kalau memang masih gatel pengin beli ini itu, pesan ini itu, yang termasuk ke dalam pengeluaran Latte Factor, padahal bujet sudah limit, ya tunggu sampai topup bujet selanjutnya.
Bulan depan, mungkin? Ketika sudah terima gaji lagi? Disiplin dan konsistensi penting, karena bisa menjaga keuangan tetap terkendali.
4. Punyai tujuan keuangan yang lebih penting
Miliki tujuan keuangan yang lebih penting, yang lebih besar, agar kamu termotivasi untuk memindahkan anggaran Latte Factor. Misalnya, untuk liburan ke luar negeri setelah pandemi usai. So, nggak usah jajan kopi online dulu deh sekarang. Beli saja kopi kiloan, lalu seduh sendiri.
Dengan begini, kamu akan termotivasi untuk menabung uangmu, tentunya, untuk tujuan yang lebih baik.
5. It’s ok to say ‘No!’
Kita juga boleh loh, menolak ajakan orang lain untuk hangout atau makan di café jika memang sudah di luar bujet. It’s really ok to say, ‘No!’. Atur saja, jika memang kamu merasa enggak enak. Ajakan sekali, mungkin ok. Tetapi, yang berikutnya, just say no.
Percaya deh, jika memang mereka teman yang baik, mereka pasti akan memahami kita.
Nah, gimana? Siap untuk mengendalikan keuangan lagi, dan mengurangi Latte Factor kamu demi masa depan dan kualitas hidup lebih baik?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Apa Kabar Tujuan Dana Rumah Pertama, Sementara Sering Pindah Tugas?
Dalam salah satu sesi training karyawan untuk sebuah BUMN, tim QM Financial pernah mendapatkan pertanyaan yang sangat menarik. Bagaimana perencanaan dana rumah pertama, jika seorang karyawan sering dipindahtugaskan?
Nah, ini memang sering terjadi ya, terutama buat kamu yang bekerja di perusahaan yang sudah berskala besar dan nasional. Penempatan karyawannya bisa di berbagai kota di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Sudah begitu, kadang menetap di satu kota hanya beberapa tahun—bahkan ada yang beberapa bulan saja.
Padahal, memiliki rumah sendiri merupakan salah satu tujuan finansial yang sangat penting. Barangkali buat kamu malah jadi salah satu yang diprioritaskan? Lalu, kalau sering pindah tugas, gimana cara membuat rencana dana rumah pertama? Di mana sebaiknya beli rumah?
Lalu, gimana ya enaknya? Yuk, ikuti penjelasannya berikut ini!
Perencanaan Dana Rumah Pertama untuk Karyawan yang Sering Pindah Tugas
1. Sewa atau beli?
Untuk yang pertama, pertimbangkan apakah akan lebih baik langsung membeli rumah, atau sementara menyewa saja dulu?
Jika sekarang kamu memang masih berada di tahap awal masa karier, masih akan sering dipindahtugaskan, nantinya ada potensi yang akan lebih berkembang, ada baiknya memang kamu menyewa dulu untuk bisa ditempati sementara bertugas di kota yang bersangkutan. Tak harus menyewa rumah, alias mengontrak, jika kamu masih single dan memungkinkan, menyewa kamar kos saja mungkin sudah cukup.
Seiring waktu, kamu bisa membuat rencana untuk mengumpulkan dana rumah dari penghasilanmu, sesuai dengan kriteria rumah idaman yang kamu inginkan.
2. Putuskan, mau tinggal di mana?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, menyebutkan bahwa kemungkinan ada 2 skenario dalam hal ini.
Skenario satu
Karyawan ditempatkan di suatu kota yang dirasa cukup nyaman untuk ditinggali dalam jangka waktu yang lama. Dia merasa bahwa kota tersebut cocok sebagai “tempatnya pulang”. Dengan demikian, dia dapat memutuskan untuk merencanakan untuk punya rumah di kota tersebut.
Skenario dua
Karyawan sering ditempatkan di berbagai kota, tetapi tidak merasa nyaman. Intinya, nggak pengin tinggal selamanya di kota tersebut, karena berbagai alasan. Dia memilih untuk nantinya “pulang” ke kota tempatnya dilahirkan atau dibesarkan. So, dia merencanakan untuk menabung dana rumah sesuai dengan kondisi kota kampung halamannya tersebut.
Nah, di luar dua skenario di atas, bisa jadi ada skenario yang lain. So, kamu sendiri yang bisa memutuskan kepingin tinggal dan menetap di mana. Jangan buru-buru memutuskan untuk beli rumah di domisili bekerja sekarang.
Ini erat kaitannya dengan kenyamanan, kebahagiaan, dan kepuasan diri sendiri. Jadi, setiap orang bisa jadi berbeda.
Selain itu, kita memang harus memilih rumah yang berada di daerah yang kita paham betul kondisinya, bukan? Kita harus memastikan banyak hal, mulai dari segi keamanan dari tindak kejahatan, keamanan dari sisi risiko bencana alam (rawan banjir, misalnya), dan berbagai aspek lain yang hanya kita sendiri yang tahu.
So, take your time untuk mempertimbangkannya dan buat rencana dana rumah pertamamu dengan saksama, jangan buru-buru memutuskan.
3. Pikirkan perawatannya
Ingat ya, membeli rumah itu bukan berarti kasih uang ke penjual rumah, dan kemudian selesai. Nggak seperti itu loh!
Setelah membeli rumah, akan ada banyak hal yang harus kamu pikirkan. Mulai dari mengurus surat-suratnya, membayar pajaknya, mengisinya dengan perabotan—apalagi jika berencana hendak ditempati dengan segera—dan juga perawatannya.
Apakah kamu sudah siap dengan semua itu, sementara kamu masih terus dipindahtugaskan dan jalan kariermu masih panjang?
Jika memang sudah siap, ya kenapa tidak segera membeli rumah? Mungkin kamu juga sudah dipepet kebutuhan. Karena sudah berkeluarga, misalnya.
Namun, jika tidak siap, kamu boleh kok menunda untuk segera punya rumah pertama. Ligwina Hananto sendiri menyebutkan, menunda beli rumah sih enggak apa, mengumpulkan uangnya yang harus segera dimulai.
Nah, kalau begitu, coba kita ke poin berikutnya.
4. Rencanakan dengan matang tanpa tergesa-gesa
Beli rumah pertama itu boleh saja ditunda, sampai situasi dan kondisi memungkinkan. Tapi, perencanaan dan pengumpulan dana rumah pertama harus segera dimulai.
Pasalnya, untuk beli rumah, kamu akan butuh dana yang cukup besar. Jika kamu akhirnya memutuskan untuk membeli dan membayar dengan cara kredit, itu juga butuh komitmen yang luar biasa dalam jangka waktu yang panjang.
Bukannya menakut-nakuti, tetapi ini justru jadi kesempatan kamu untuk membuat rencana yang matang, dan kemudian eksekusi pelan-pelan.
Nah, gimana? Siap untuk membuat rencana dana rumah pertama sekarang? Sebagai karyawan yang berada dalam usia produktif, ini memang waktunya kamu membuat berbagai tujuan keuangan yang nantinya akan meningkatkan kualitas hidupmu. Ingin memiliki rumah sendiri itu merupakan tanda bahwa kamu siap mandiri dan pengin hidup mapan. Sekarang, tinggal lanjutkan dengan komitmen dan realisasikan rencanamu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.