Heboh Nasabah Robek Buku Tabungan, Memangnya Seberapa Tekor sih Nabung di Bank?
Baru-baru ini ramai di media sosial video seorang pria yang merobek buku tabungan di kantor sebuah bank terkenal. Video pun viral seiring komentar netizen yang mahabenar. Yang paling menarik perhatian adalah curhatan si pelaku perobekan, katanya setengah mati cari uang, nabung di bank saldo berkurang.
Menurut ceritanya, ketika ia mengisi saldo Rp2.200.000, saat dicek kembali ternyata sudah berkurang menjadi Rp2.070.000. Ke mana sisanya?
Nabung di Bank? Pahami Ini!
Nah, masalah nabung di bank ini ternyata juga enggak semua orang paham. Banyak yang punya anggapan, bahwa kita nabung di bank mirip dengan sekadar menitipkan uang. Padahal, ada beberapa kebijakan yang harus dipahami juga untuk bisa menaruh uang di bank ini.
Biaya admin
Di bank, sebagai nasabah, kita akan dikenai biaya admin. Setiap bank punya kebijakan sendiri. Rata-rata sih mengenakan biaya admin tabungan antara Rp10.000 hingga Rp12.500.
Selain biaya admin, ada juga biaya lain, yaitu biaya kartu. Besarnya juga berbeda antara satu bank dengan yang lain. Kartu ini juga ada beberapa jenis, biasanya sih ada silver dan gold, atau bisa juga memakai istilah lain, tetapi kriterianya sama. Setiap jenis kartu juga berbeda biaya kartunya. Yang fasilitasnya lebih banyak, sudah pasti biaya juga akan menyesuaikan.
Nah, kalau kamu menarik uang di teller, di bawah jumlah tertentu, ada bank yang juga menerapkan biaya admin. Mau tutup rekening? Ada biaya admin juga. Apalagi kalau kayak masnya, yang merobek buku tabungan. Sudah tahu belum ya, kalau mengganti buku tabungan yang rusak itu juga ada biaya adminnya? Biasanya sih sebesar Rp25.000. Lha, makin tekor dong ya?
Bunga tabungan
Banyak dari kita yang termotivasi untuk nabung di bank karena adanya bunga dari dana kita yang mengendap. Sayangnya, banyak yang kurang paham juga di sini.
Memang akan ada bunga yang diberikan kalau kita memiliki dana mengendap di bank, tapi ada nominal minimalnya. Ada yang Rp1 juta, ada juga nominal yang lain. Rata-rata bunga tabungan bank adalah 0% jika berada di bawah nominal minimal ini. Kemudian untuk rentang nominal tertentu baru deh ada bunga beneran, biasanya nol koma sekian persen. Begitu terus dengan rentang nominal berikutnya yang lebih tinggi.
Mari hitung biaya admin vs bunga tabungan
Misalnya, nasabah menabung Rp2 juta, asumsi biaya administrasi adalah Rp12.000. Lalu, ada biaya kartu—misalnya silver—sebesar Rp2.000. Total adalah Rp14.000. Ini belum termasuk kalau kita transfer antarbank, atau transaksi lewat agen, beli token, dan sebagainya. Akan selalu ada biaya transaksi.
Lalu, mari kita hitung bunganya. Kita asumsikan bunga untuk nominal tabungan Rp1 juta hingga Rp50 juta adalah 0.7% per tahun. Dan ingat, bahwa ada pajak penghasilan atas simpanan sebesar 20% yang diberlakukan juga. So, agar bunganya bisa menutup biaya admin yang kita asumsikan Rp14.000 itu, si nasabah harus memiliki setidaknya tabungan Rp30 juta-an. Kalau saldonya kurang dari Rp30 juta, maka nominalnya akan berkurang.
Tip supaya Enggak Rugi Nabung di Bank
Jadi, nabung di bank, rugi dong ya? Ya, enggak gitu juga. Kita harus selalu melihat sesuatu dari 2 sisi.
Memang ada biaya ini itu untuk nabung di bank, tapi coba kamu lihat lagi, manfaatnya kan juga sangat besar buat kamu. Wajar jika bank menarik biaya atas jasanya. Bagaimanapun, bank itu merupakan bisnis, sehingga wajar bagi mereka untuk juga mendapatkan imbalan dari jasanya.
Lagi pula, nabung di bawah kasur juga ada “biaya”-nya. Biayanya bernama rayap.
Jadi, gimana? Tetap nabung di bank dong. Setidaknya, kamu harus bisa memanfaatkannya seoptimal mungkin. Berikut tip yang bisa kamu coba.
1. Anggaplah sebagai pengeluaran
Biaya admin dan sebagainya ini adalah biaya yang wajar muncul saat kita menukar manfaat dengan jasa layanan. Jadi, perhitungkan biaya-biaya kecil ini dalam pengeluaranmu.
Misalnya, setiap kali kamu membayar listrik, misalnya, ada biaya admin yang muncul. Catatlah pembayaran tagihan listrik yang sudah ditambahkan dengan biaya adminnya, jangan hanya biaya listrik tagihan dari PLN saja. Anggap saja, itu sebagai ongkos pengganti kamu ngantre di kantor PLN untuk bayar tagihan. Toh lebih praktis dan mudah kalau membayar via aplikasi bank kan?
Dengan demikian, saat membuat anggaran, kamu juga memperhitungkan biaya-biaya admin ini juga. Coba hitung berapa total biaya admin yang kamu keluarkan dalam sebulan untuk berbagai transaksi. Maka buatlah bujet yang sebesar itu juga.
2. Sebisa mungkin hindari transfer antarbank
Sebisa mungkin hindari transfer antarbank, yang biaya adminnya juga cukup mahal.
Sekarang ada aplikasi yang memungkinkanmu untuk bisa transfer antarbank tanpa biaya admin. Memang ada kode cantiknya, tapi kode cantik di akhir nominal ini pada waktunya nanti bisa ditarik kembali. Lagi pula, kode cantiknya juga jauh lebih kecil ketimbang biaya admin transfer antarbank. Jadi, ya, lumayan untuk bisa memangkas potongan.
3. Mulai investasi
Dari kasus ini, kita belajar bahwa nabung di bank itu baik. Tetapi, enggak cukup. Kita harus mulai belajar berinvestasi.
Ada kok, investasi “rasa” tabungan, misalnya reksa dana pasar uang. Ada biaya adminnya, tetapi imbal hasilnya juga jauh lebih besar daripada tabungan rekening biasa. Risiko tentu saja ada—namanya juga investasi. Tapi, masih relatif sangat rendah jika dibandingkan instrumen yang lain. Mau mencairkan? Memang butuh waktu sedikit, tetapi relatif mudah juga.
Punya rekening tabungan di bank itu perlu, karena bisa dimanfaatkan sebagai media penerima penghasilan ataupun untuk belanja. Tapi, untuk menabung, kamu perlu punya rekening khusus.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana: Kenali 3 Strategi Terbaik untuk Optimalkan Keuntungan
Memiliki literasi keuangan yang baik akan sangat penting di zaman sekarang. Apalagi di masa-masa yang penuh ketidakpastian ini. Pengetahuan untuk memanfaatkan berbagai produk keuangan dan pasar modal akan membantu kita memastikan, bahwa masa depan kita bisa layak dan terjamin. Salah satu produk keuangan yang bisa dimanfaatkan di sini adalah investasi reksa dana.
Cara investasi satu ini kerap direkomendasikan sebagai cara yang ramah pemula. Pertama, modal terjangkau, karena hanya dengan Rp100.000 saja, kamu sudah bisa memulainya. Bahkan ada loh, yang menawarkan modal awal Rp10.000, dan bisa dibayar via e-wallet sejuta umat. Kalau dulu, untuk investasi reksa dana, kamu bakalan butuh modal awal setidaknya Rp50 juta loh!
Kedua, adanya peran manajer investasi menjadikan instrumen ini tepercaya. Ya, tentu saja, kamu harus memilih manajer investasi yang sudah bereputasi dan berizin resmi Otoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya, kamu bisa melanjutkan investasinya sesuai pengaturan penghasilan yang kamu miliki.
Ketiga, semua bisa dilakukan secara online. No ribet-ribet club. Buka akun online, transfer, beres. Semudah itu! Nggak cuma bisa dibeli di berbagai fintech atau bank, kamu juga bisa beli reksa dana di marketplace, sambil belanja.
Keempat, produk reksa dana juga sangat beragam. Ada reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Kamu bisa memilih sesuai dengan tujuan keuangan kamu, karena masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Yes, dengan investasi reksa dana, investasi jadi terasa mudah. Asalkan komitmen, keuntungan hampir pasti bisa didapat. Mau tingkat risiko rendah atau tinggi, semua ada. Tinggal disesuaikan dengan tujuan keuangan saja.
Nah, untuk mengoptimalkan imbal hasil, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan saat investasi reksa dana. Yuk, kita lihat satu per satu.
Strategi Optimalkan Investasi Reksa Dana
Market Timing
Salah satu hal yang wajib dipelajari oleh investor pemula untuk mengoptimalkan hasil investasinya adalah menentukan waktu yang tepat kapan harus membeli produk investasi. Prinsipnya: jika kamu mulai masuk pasar ketika sedang dalam kondisi harga berada di bawah dan mulai menguat, maka peluang keuntungan besar akan bisa kamu dapatkan.
Dan sebaliknya. Kalau membeli produk investasi secara terburu-buru saat harganya meninggi—biasanya terdorong karena FOMO—potensi keuntungan justru menjadi kecil. Apalagi kalau kemudian harus dijual saat nilainya lagi di bawah.
Saat melakukan investasi reksa dana, meski sudah ada manajer investasi yang akan mengelola dana investasimu, adalah penting bagi kamu untuk tetap memantau pergerakan pasar. Terutama jika instrumen yang kamu pilih adalah reksa dana saham. Dengan belajar memperhitungkan market timing yang tepat, kamu akan tahu, kapan sebaiknya menambah modal, kapan sebaiknya melakukan rebalancing.
Lump Sum
Strategi investasi reksa dana ketiga ini adalah dengan menyetorkan seluruh dana investasi yang sudah kamu alokasikan dalam sekali waktu. Cocok banget buat yang enggak mau ribet harus bolak-balik setor ke manajer investasi, atau ke mana pun kamu membuka rekening reksa dana.
Strategi investasi reksa dana lump sum akan memungkinkanmu untuk berinvestasi dan kemudian mendiamkannya berkembang seiring waktu, sesuai dengan potensi yang sudah dianalisis sebelumnya. Dengan strategi ini, kamu tidak terlalu disibukkan dengan pantauan pergerakan pasar dalam kesehariannya. Cukup melakukan review sekali waktu, untuk melihat apakah perkembangannya sesuai dengan harapan.
Misalnya, kamu memiliki uang Rp100 juta, untuk modal menikah 5 tahun lagi. Kamu setorkan seluruh dana tersebut ke reksa dana pendapatan tetap dalam sekali transfer. Dan kemudian 5 tahun lagi kamu bisa ambil, sekaligus dengan hasil pengembangannya.
Strategi investasi ini cocok dilakukan oleh mereka yang berpenghasilan tidak tetap, yang melakukan investasi sekaligus sesuai pola penghasilan yang mereka dapatkan.
Dollar Cost Averaging
Strategi investasi reksa dana keempat yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan imbal hasil adalah dollar cost averaging.
Strategi investasi ini cara kerjanya mirip dengan cicilan atau tabungan rutin, cocok banget buat kamu yang punya gaji tetap atau berpenghasilan kecil, tetapi pengin mulai berinvestasi. Caranya, tentukan pos investasi sesuai kemampuan, rekomendasi QM Financial adalah minimal 10% dari penghasilan rutinmu. Kemudian beli reksa dana setiap bulan sesuai porsi tersebut, tak perlu memperhatikan kondisi pasar lagi naik atau turun.
Enaknya reksa dana, kamu tak harus membeli unit penuh. Kamu bisa membeli sesuai dana yang kamu miliki. Berbeda dengan saham, yang minimal harus dibeli secara satuan lot, yang 1 lotnya setara 100 lembar saham. Artinya, kalau harga sahamnya Rp4.000, ya kamu perlu uang Rp400.000 untuk membeli minimalnya. Tapi di reksa dana, tidak. Kamu punya uang Rp100.000 saja, kamu sudah bisa membeli reksa dana dan menambah portofoliomu.
Kamu bisa menentukan sendiri kapan kamu bisa rutin membeli reksa dana dengan strategi dollar cost averaging ini. Mau sebulan sekali, 3 bulan sekali, sesuaikan dengan kemampuanmu. Kebiasaan membeli secara rutin ini akan dapat menghindarkanmu dari keputusan impulsif, FOMO misalnya, dalam berinvestasi, karena kamu sudah punya timeline yang pasti.
Tip Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Nah, sudah mengenal 3 macam strategi untuk investasi reksa dana demi keuntungan optimal, sekarang, simak yuk, beberapa tip investasi reksa dana yang bisa kamu lakukan.
- Selalu ingat #TujuanLoApa, agar kamu bisa fokus pada tujuan keuangan untuk dicapai, alih-alih pengin keuntungan besar semata. Beri “judul” untuk setiap investasimu.
- Alokasikan minimal 10% dari penghasilan rutinmu untuk investasi.
- Sisihkan di awal, jangan mengandalkan sisa uang belanja, karena tidak akan pernah ada sisa.
- Tentukan jangka waktu sesuai tujuan keuangan yang ingin dicapai. Bagilah menjadi tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.
- Lakukan review berkala, untuk melihat apakah perkembangan investasi reksa dana ini sesuai dengan harapan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Love Scamming: Bikin Baper Ternyata Modus Penipuan Uang
Modus penipuan uang ini paling kena di hati sepertinya. Sudahlah bikin baper, eh … tambah harta raib. Yes, love scamming.
Baru-baru ini baca sebuah berita, bahwa Polda Metro Jaya menangkap tersangka love scamming yang mengaku sebagai tentara wanita AS dengan korban seorang WNI. Awalnya kenalan di Instagram, dan kemudian berlanjut ke WhatsApp. Selanjutnya, si pelaku meminta “pertolongan” dari korban untuk bisa membantunya keluar dari militer dan kemudian hendak bermukim di Indonesia. Pelaku love scamming lantas meminta korban membayarkan ongkosnya ke Indonesia sebanyak Rp2.4 miliar, dan nantinya akan diganti dengan uang sebesar USD 2 juta yang dimilikinya.
Ternyata semua janji kosong belaka.
Apa Itu Love Scamming?
Kamu sudah nonton serial yang ngehits, The Tindler Swindler? Dalam serial itu disebutkan, bahwa Simon Leviev berhasil memerdaya sejumlah perempuan dengan dalih cinta, untuk membiayai hidupnya yang borju. Alhasil para korbannya rugi puluhan ribu dolar, bahkan ada yang sampai terlilit utang besar.
Love scamming memang sangat berbahaya. Meski sudah banyak korban, faktanya sampai sekarang ada saja kasus yang masih terjadi.
Apa itu love scamming?
Love scamming, atau kadang juga disebut romance scam, adalah modus penipuan uang yang biasanya dilancarkan dengan memanfaatkan jejaring sosial internet. Pelaku biasanya mengajak korbannya berkenalan. Untuk mendapatkan kepercayaan calon korban, pelaku membuat dirinya sendiri semenarik mungkin hingga membuat korban jatuh cinta. Saat sudah terbangun ikatan emosional, pelaku pun dengan segala cara membujuk korban untuk mengirimkan sejumlah uang.
Pelaku love scamming bisa saja pria maupun perempuan. Biasanya korbannya adalah orang-orang rentan; lebih tua secara usia, terutama yang sedang galau masalah pasangan.
Ciri Umum Love Scamming
Modus seperti ini sebenarnya tidak baru lagi. Namun, lagi-lagi, masih saja banyak menelan korban. Enggak heran sih, soalnya melibatkan banyak perasaan di sini.
So, ada baiknya kamu mengenali ciri utama love scamming.
1. Cinta kilat
Pelaku scamming umumnya dengan cepat akan mengungkapkan cinta, kekaguman, dan kesukaannya pada calon korban. Padahal, ya, belum pernah ketemu secara langsung.
Hal ini tak lain dilakukan untuk menarik perhatian, mendapatkan kepercayaan, hingga menggali informasi pribadi, sehingga pelaku lebih leluasa melancarkan aksinya.
2. Menjual drama
Sering kali, pelaku love scamming membuat cerita sedemikian rupa sehingga mengundang simpati dari calon korban. Misalnya terkena musibah, terlilit utang, dikejar pesaing bisnis, hingga ingin keluar dari satuan militer. Biasanya mereka berdalih meminjam uang, yang dijanjikan akan dikembalikan dengan nilai uang yang lebih besar.
3. Janji bertemu, yang tak pernah kesampaian
Sering kali pelaku mengajak korbannya untuk meetup. Hal ini diperlukan agar si korban semakin percaya, bahwa si pelaku punya keseriusan dalam berhubungan. Meskipun kemudian mereka juga akan selalu membatalkan janji meetup di detik-detik terakhir, karena ada kondisi “darurat”.
Mencegah Diri Sendiri menjadi Korban Love Scamming
Bikin baper, menjadi korban love scamming bisa menimbulkan trauma tersendiri. Tak hanya secara material, secara mental pun kena.
So, ada baiknya kamu cegah agar dirimu jangan sampai menjadi korban love scamming.
1. Rahasiakan detail informasi pribadi
Informasi pribadi adalah kunci. Begitu informasi pribadi diketahui oleh orang lain, dengan mudah pula informasi ini disalahgunakan. Jadi, tetap rahasiakan detailnya saat kamu sedang beraktivitas di dunia maya.
Jangan pernah ungkapkan tanggal lahir, nama lengkap, nama ibu kandung, alamat rumah, no HP pribadi, alamat sekolah anak-anak, detail data anak-anak dan keluarga, serta berbagai informasi lain yang bisa membahayakan dirimu sendiri. Jika memang diperlukan—misalnya untuk verifikasi aplikasi bank atau sejenisnya, dan kamu perlu mengunggah identitas—maka pastikan aplikasinya berada di bawah pengawasan otoritas yang berwewenang. Tapi, selain untuk tujuan verifikasi layanan keuangan ini, sebaiknya tak sembarangan memberikan identitas diri.
Lebih baik juga tak melanjutkan obrolan di jalur pribadi, seperti WhatsApp atau SMS atau aplikasi sejenis. Keep it on public.
2. Jangan kirim uang
Sedrama apa pun kisah yang diceritakan, jangan pernah mengirimkan uang. Meskipun mereka memaksa dengan alasan apa pun—termasuk ketika mereka berjanji untuk mengembalikannya dengan jumlah yang lebih besar.
Sama teman atau saudara saja kita perlu berhati-hati dalam meminjamkan uang, apalagi mereka yang baru kenal secara online. Waspada, karena predator bisa menyaru menjadi apa saja dan siapa saja.
3. Cerita pada orang terdekat
Biasanya, orang terdekat akan bisa memberikan pertimbangan yang lebih logis, ketimbang kita yang mungkin saat itu sedang ‘mabuk kepayang’, termakan pesona si pelaku love scamming. Ketika orang terdekat memberikan pendapat secara logis, dengarkan. Kemudian, coba pikirkan dengan kepala dingin. Itu dia sedikit ulasan mengenai love scamming—modus penipuan uang yang kini semakin marak, seiring semakin kerasnya hidup yang harus dijalani. Semakin ke sini, ide para pelaku kejahatan siber ini juga semakin kreatif, so, ada baiknya memang bagi kamu untuk meningkatkan kewaspadaan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pinjaman Online: Pahami Cara Kerjanya, Supaya Terhindar dari Jeratan
Memang benar ya, teknologi itu bisa memudahkan, tetapi juga bisa mengancam. Tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Salah satu contoh ketika penggunaan teknologi bisa bermata dua ini misalnya seperti pinjaman online.
Pinjaman online sebenarnya hadir untuk mengisi celah yang tak bisa terlayani oleh sistem perbankan. Menawarkan berbagai fasilitas, seharusnya layanan ini bisa dimanfaatkan untuk melayani berbagai kebutuhan. Sayangnya, sampai dengan artikel ini ditulis, masih saja banyak kasus tragedi terjadi akibat pinjaman online yang disalahgunakan.
Lebih miris lagi, kadang kasus yang terjadi “hanya” karena kita yang kurang terliterasi dengan baik; enggak paham cara kerja pinjaman online dan berutang dengan baik. Nah loh. Jadi, gimana?
Pinjaman online tidak selamanya buruk. Banyak fintech lending yang justru dapat membantu pihak-pihak tertentu secara finansial hingga meraih kesuksesan. Untuk penambahan modal UMKM, misalnya. Yang buruk adalah pinjol yang menjadi kedok rentenir liar yang ilegal, tak terdaftar di OJK, yang memang bertujuan menipu, memeras, mencari keuntungan sendiri.
Padahal antara fintech lending legal dan pinjol ilegal ini sebenarnya juga dapat dibedakan dengan mudah loh. Semua bisa dilihat dari cara kerjanya.
So, mari kita mendalami cara kerja pinjaman online, supaya kita bisa menghindarkan diri kita sendiri menjadi korban penipuan atas nama pinjol.
Fasilitas dan Keunggulan yang Ditawarkan oleh Pinjaman Online Legal
1. Syarat mudah
Saat kita hendak mengajukan pinjaman uang di bank, maka kita akan dihadapkan pada sederet syarat yang harus dipenuhi. Misalnya saja:
- Memiliki usaha yang sudah berjalan beberapa lama
- Punya surat izin usaha
- Melampirkan slip gaji
- Minimal pinjaman nominalnya besar, dan sebagainya
- Lolos survei pihak bank
Padahal, tak hanya individu, banyak juga loh, orang yang baru mau mulai bisnis dan butuh pinjaman modal, jadi belum ada bisnisnya. Atau, belum punya surat izin usaha, karena masih rumahan banget. Pun slip gaji, orang sudah resign atau kena PHK. Enggak butuh juga pinjaman nominal besar, asal cukup buat beli bahan baku dengan jaminan invoice dari pembeli/klien.
Fintech lending memungkinkan UMKM dan pihak-pihak yang kesulitan memenuhi syarat pinjaman bank mengajukan pinjaman dana di platformnya. Syaratnya sama sekali enggak ribet, paling-paling diminta KTP, mengisi formulir, dan proses KYC saja. Tidak butuh agunan, kamu bisa meminjam dana dari nominal kecil, sesuai kebutuhan.
2. Ketentuan jelas di depan
Berapa bunga yang dibebankan, apa saja biaya yang diperlukan, hingga kapan jatuh temponya, semua tertuang dengan jelas dalam aturan fintech lending legal. Biasanya, kamu bisa mengaksesnya melalui laman-laman support di website ataupun aplikasinya.
Ketika akhirnya pinjaman cair, maka ketentuan ini mengikat dua belah pihak. Pihak akan bertindak sesuai aturan dan ketentuan yang sudah disepakati. Tidak ada bunga yang tiba-tiba naik, atau tenor yang tiba-tiba memendek.
3. Ada seleksi calon peminjam
Meski syarat mudah dan tak perlu birokrasi yang bertele-tele, faktanya platform pinjaman online legal juga melakukan seleksi ketat terhadap calon peminjam.
Seleksinya meliputi historis peminjaman dana yang pernah dilakukan oleh calon peminjam. Jika dalam data ternyata si peminjam pernah terlibat kredit macet di aplikasi lain, maka pinjaman dana bisa jadi tidak akan di-approve.
Ini sangat berbeda dengan pinjol ilegal, yang meloloskan siapa saja yang ingin meminjam uang. Tanpa verifikasi, tanpa checking.
4. Ada layanan pengaduan
Penyelenggara pinjaman online legal diwajibkan untuk memiliki layanan pengaduan yang setiap saat bisa membantu kesulitan dan menjawab pertanyaan nasabah atau awam yang ingin tahu lebih banyak mengenai layanannya.
5. Larangan meneror melalui jalur pribadi
Oleh Otoritas Jasa Keuangan, sebagai regulator layanan finansial Indonesia, penyelenggara fintech lending dilarang untuk mengirimkan pesan pribadi kepada nasabah atau peminjam jika tidak ada izin dari yang bersangkutan.
Aplikasinya pun hanya diperbolehkan mengakses mikrofon, kamera, dan lokasi, untuk keperluan verifikasi. Tidak sampai mengakses fitur-fitur pribadi, seperti galeri hingga kontak. So, teror dengan modus menyebarkan data pribadi bisa dihindarkan.
Mengajukan Pinjaman ke Pinjaman Online Boleh Saja, Tapi Perhatikan Ini!
Yang paling meresahkan dari adanya pinjaman online ilegal ini adalah isu penyalahgunaan data pribadi ini.
Perlu diketahui, bahwa pinjaman online yang legal dan diawasi OJK tidak melakukan peretasan terhadap kontak yang ada dalam handphone pihak peminjam. Mereka umumnya hanya meminta 3 jenis nomor HP untuk dicantumkan saat pengajuan pinjaman, yaitu nomor peminjam, nomor kantor, dan nomor pihak ketiga sebagai penjamin.
Dalam aturan dan ketentuannya, sudah sewajarnya bagi nasabah untuk mengembalikan pinjaman sesuai waktu dan perjanjian. Kalau nasabah bisa disiplin mengikuti apa yang sudah menjadi ketentuan ini, pastinya tidak akan penagihan dari pihak aplikasi. Yang ada hanya reminder.
Penagihan hanya akan dilakukan jika tidak ada pembayaran. Itu pun tidak boleh dengan ancaman, tidak ada pencemaran nama baik, harus dilakukan secara manusiawi.
Pihak Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) sebagai asosiasi platform pinjaman online legal yang ada dan di bawah pengawasann OJK juga telah mengadakan berbagai macam pelatihan dan sertifikasi bagi para petugas penagih. Ada rambu-rambu dan banyak aturan yang harus dipatuhi.
Jika memang ada kesulitan bayar cicilan—asalkan pihak nasabah terbuka dan mau berkomunikasi dengan baik, mau memberikan alasan kuat mengapa kesulitan membayar—pihak aplikasi juga biasanya akan memberikan berbagai solusi. Mulai dari tenor diperpanjang, pengurangan bunga, dan sebagainya.
Jadi, semua kembali ke pihak peminjam. Saat mengajukan pinjaman, apakah pengelolaan keuangan pribadi sudah baik? Sudah memenuhi 3 syarat utang sehat? Jika belum, maka berutang bisa menimbulkan masalah baru. Masalah yang lebih besar.
So, pastikan kamu berutang secara sehat. Penuhi syaratnya, dan kemudian disiplin membayarnya. Utang tidak akan melilit dan menjeratmu, malahan bisa menjadi leverage alias daya ungkit untuk membantu meraih tujuan. Dan, pastikan kamu hanya melakukan pinjaman dana di aplikasi yang sudah terdaftar dan berizin resmi OJK.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Mengelola Keuangan: Mengapa Kamu Harus Memulainya Sekarang?
Semua orang pengin kaya. Tapi, sayangnya, enggak semua paham, bahwa untuk hal itu, harus diawali dengan belajar mengelola keuangan yang baik.
Yes, padahal, dengan belajar mengelola keuangan pribadi maupun rumah tangga dengan baik, kamu bisa mengatur cukup tidaknya isi dompet untuk membiayai hidupmu. Mau banyak uang, tanpa atur keuangan? Nggak bisa. Karena sudah pada dasarnya manusia punya banyak mau, sedangkan sumber daya selalu terbatas. Misalkan gaji besar, biasanya juga diikuti dengan naiknya lifestyle atau gaya hidup juga. Akhirnya, ya teteup. Banyak mau, sumber daya (terasa) terbatas.
Jadi, mau gaji besar, gaji kecil, sama saja. Kamu perlu belajar mengelola keuangan.
Pengelolaan keuangan ini juga punya manfaat lain, apalagi jika kamu memulainya sekarang. Apa saja?
Pentingnya Belajar Mengelola Keuangan
1. Memastikan uang dikeluarkan untuk sesuatu yang penting
Kebutuhan dan keinginan, keduanya kadang memang sulit untuk dipisahkan. Namun, ketika kita mengeluarkan uang untuk pilihan yang salah, bisa jadi opsi yang lain jadi tak terpenuhi. Akibatnya, rasanya seperti buang-buang uang saja.
Misalnya begini. Sepatu mewah atau makanan untuk sekeluarga? Sudah pasti seharusnya kita memilih prioritas makanan untuk keluarga. Namun, jika tidak belajar mengelola keuangan, bisa jadi saat itu, kita lebih memilih sepatu mewah. Mungkin saat itu lagi diskon banyak. Sampai 90%! Sepatu mewah harganya Rp10 juta, mumpung diskon jadi dibeli. Padahal uang 10% dari Rp10 juta itu sebenarnya bisa dipakai untuk makan berhari-hari. Sepatu mewah dipilih, karena bisa dipamerkan di Instagram atau snap WhatsApp. Lumayan jadi bikin orang lain iri.
Tapi, tujuan hidup kita seharusnya bukanlah hanya membuat orang lain iri, kan?
2. Memastikan kebutuhan tercukupi
Kita punya kebutuhan hari ini, besok, minggu depan, tahun depan, hingga ke masa depan. Jika tidak belajar mengelola keuangan, bisa jadi uang tidak akan bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan yang banyak itu.
Misalnya saja, kita harus makan hari ini. Tetapi, harus juga sekaligus menyisihkan dana darurat. Belum lagi biaya pendidikan anak, dana rumah pertama. Sampai dana pensiun! Gimana coba memenuhi semua itu dengan gaji kita yang terbatas sekarang, kalau tidak tahu cara mengelola keuangan dengan baik?
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, kita bisa membuat rencana keuangan sampai jauh ke depan, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan untuk hari ini.
3. Tidak takut tak bisa membayar utang
Utang itu sah-sah saja, apalagi jika demi membangun aset. Dengan catatan, rasio utang tidak melebihi 30% penghasilan. Banyak orang yang tak paham tentang hal ini karena mereka tidak belajar mengelola keuangan sejak dini.
Akibatnya, alih-alih dimanfaatkan untuk membangun aset, utang malah menjerat dan menimbulkan masalah besar. Utang berlebihan, tanpa bisa dibayar kembali. Uang habis, hidup tak tenang.
Karena itu, mengatur keuangan itu penting, agar kamu bisa terhindar dari utang yang tak perlu, sekaligus memastikan diri dapat membayarnya kembali.
4. Memiliki dana darurat
Kamu baru saja menjadi korban PHK. Dalam beberapa waktu ke depan, kamu tidak akan punya penghasilan. Bagaimana kamu bisa menyambung hidup? Salah satu alternatifnya gunakan dana darurat.
Dana darurat tidak akan bisa terpenuhi dengan baik sampai nominal ideal jika kamu tidak belajar mengelola keuangan.
5. Memastikan hari tua yang mandiri dan sejahtera
Sudah ada rencana, mau hidup seperti apa di hari tua nanti, ketika kita tak lagi produktif? Sebisa mungkin jangan menjadi beban anak dan cucu.
Ya, belajar mengelola keuangan tak hanya bisa dirasakan manfaatnya untuk kehidupan hari ini saja, tetapi bahkan sampai jauh ke depan. Yang paling panjang pastinya adalah dana pensiun. Jika tidak direncanakan sedari sekarang, bisa saja loh kita bekerja terus sampai tua. Duh, masa iya enggak pakai istirahat?
Nah, setelah paham arti penting belajar mengelola keuangan, lalu gimana ya cara memulainya? Belajar keuangan itu kan membosankan!
Ah, enggak juga! Yang bilang belajar mengelola keuangan membosankan itu pasti belum pernah belajar bareng QM Financial. Kamu bisa belajar dengan berbagai konten yang sudah disediakan oleh QM Financial, meliputi:
- Konten artikel di website QM Financial
- Video di channel YouTube QM Financial
- Financial clinic di Spotify
- Akun Instagram QM Financial
- Akun TikTok QM Financial
- Modul-modul belajar keuangan di Udemy
- Gamification microlearning di Levio
- Kelas-kelas online, baik yang gratis maupun berbayar setiap bulannya
Banyak kan? Kamu tinggal pilih platform dan model belajar mana yang kamu suka. Bersama para trainer QM Financial yang berkompeten, kamu bisa belajar mulai dari basic sampai advanced secara berjenjang, sesuai dengan kebutuhan. Belajar keuangan enggak ngebosenin lagi, bahkan bisa fun and practical!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Social Engineering: Pengertian, Cara Kerja, dan 3 Bentuk yang Paling Berbahaya
Fenomena ini sebenarnya tidaklah baru. Tapi istilahnya mungkin baru kamu dengar. Keren juga istilah ini, social engineering.
Ini berbeda dengan jenis engineering lain, misalnya kayak electrical engineering, computer engineering, chemical engineering. Social engineering ini adalah ancaman besar untuk keamanan data pribadi kita secara online loh!
Loh, kok bisa? Memangnya, apa arti social engineering?
Apa Itu Social Engineering?
Dikutip dari Kapersky, social engineering adalah upaya manipulasi dengan memanfaatkan kesalahan yang kita lakukan demi mendapatkan akses terhadap data-data pribadi yang berharga. Kalau dalam bahasa Indonesia, social engineering ini diterjemahkan dengan rekayasa sosial.
Ini adalah jenis data breaching, yang—sayangnya—tidak mudah untuk dideteksi. Bahkan sering kali kita tak sadar saat sedang dimanipulasi. Kita tahu kalau ada yang tak beres, begitu data sudah kita berikan pada oknum pelakunya.
Mengapa ada orang yang dengan sengaja melakukan social engineering ini? Tentu saja, untuk kepentingan dirinya sendiri, sehingga mereka tega menyabotase dan mencuri milik orang lain.
Cara Kerja Social Engineering
Namanya juga manipulasi, mainnya halus. Daya pikat modus yang dilancarkan tidak dapat ditolak, sehingga calon korban pun tidak menaruh curiga sama sekali, sehingga bisa disebut sebagai human hacking. Menggunakan teknik social engineering dengan memanipulasi psikologis, si pelaku berusaha memahami motivasi calon korban untuk melakukan sesuatu. Begitu sudah diketahui, ia pun melancarkan serangan nyaris tanpa terlihat, efektif, dan tanpa beban.
Tak hanya bisa membuat korban mengungkapkan data-data pribadinya, bahkan pelaku bisa memaksa korban untuk turut menyebarkan malware, virus, hingga memberikan akses pada sistem yang sudah terlindung dengan baik. Modusnya dilancarkan bisa secara langsung, online, atau interaksi lainnya, yang rasanya terjadi saja secara normal.
Selain memanfaatkan celah kesalahan yang bisa dilakukan oleh korban, pelaku sering kali juga memanfaatkan ketidaktahuan korban—atau kegaptekannya—terhadap alat-alat berteknologi. Dalam hal ini, korban memang tidak pernah tahu, bahwa informasi-informasi tersebut berharga. Karena itu—karena dimanipulasi, merasa ditolong, dan lain sebagainya—korban pun dengan sukarela memberikan data pribadinya. Mengira mendapatkan pertolongan, tetapi faktanya, rekeningnya malah dikurasi.
Beberapa cara yang biasanya dilakukan:
- Melakukan pengumpulan informasi tentang latar belakang calon korban
- Pelaku akan melakukan komunikasi secara aktual kepada calon korban untuk membangun kepercayaan
- Pelaku memotivasi calon korban untuk berkompromi, dengan dalih supaya lebih mudah, praktis, atau aman, untuk menggunakan jasa mereka alih-alih melakukan prosedur yang biasanya.
- Saat korban sudah tertarik, pelaku pun mengeksploitasi korban untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dengan memanfaatkan kelemahan korban yang sudah tergali saat melakukan kompromi.
- Memutuskan hubungan setelah calon korban melakukan instruksi
Proses manipulasi ini bisa berlangsung dalam sekali komunikasi, atau bahkan hingga berbulan-bulan, tergantung produk dan data yang ingin dibobol.
Bentuk Social Engineering
Social engineering dikenal dalam beberapa bentuk, di antaranya adalah sebagai berikut.
Baiting
Baiting dari kata ‘bait’, yang artinya umpan. So, bisa diduga, bahwa baiting adalah jenis social engineering dengan memanfaatkan umpan untuk menarik calon korban. ‘Umpan’ yang sering dipakai biasanya dalam bentuk janji-janji palsu yang dapat memancing keserakahan atau rasa penasaran calon korbannya.
Contoh baiting ini misalnya modus yang sering digunakan untuk menarik korban agar ikut investasi bodong. Kata-kata magisnya seperti “tanpa risiko, pengembalian supercepat, sehari bisa dapat 200%!”, atau yang semacamnya.
Pretexting
Social engineering dengan modus pretexting memungkinkan pelaku untuk menyerang calon korban dengan seolah-olah membutuhkan data korban demi menyelesaikan tugas penting. Biasanya akan diikuti ancaman berupa konsekuensi yang berpotensi merugikan korban.
Misalnya, ada yang menghubungi dan memberi info kalau akun Paypal-nya dibobol. So, untuk mengantisipasi, si pemberi info minta data-data diri korban agar dapat mengembalikan akunnya.
Phising
Phising, dari kata ‘fishing’, yang artinya memancing. Bentuk social engineering satu ini dilakukan dengan cara mengirimkan email, pesan pribadi, atau konten media sosial yang berisi link. Dengan pancingan berupa konten yang bisa memancing keingintahuan, urgensi, atau ketakutan, korban pun diperdaya hingga mau mengklik tautan yang diberikan. Begitu klik dilakukan, perampasan data diri pun sudah dilakukan.
Misalnya, kamu mendapatkan email penawaran dari sebuah e-commerce. Promo ini hanya berlaku hari ini saja. Diskonnya besar, barang-barangnya wah. Untuk bisa memanfaatkan penawaran ini, kamu hanya bisa menggunakan akun internet banking. Dalam email disediakan link yang bisa langsung menuju alamat bank kamu. Kamu mengkliknya, dan diarahkan ke website bank yang palsu. Kamu memasukkan PIN dan identitas yang lain. PIN yang didapatkan darimu ini kemudian dipakai oleh pelaku untuk membobol rekening aslimu.
Cara Mencegah Menjadi Korban Social Engineering
Wah, kalau ditelusuri, semakin bergidik deh mengetahui cara kerja social engineering ini. Pergerakannya juga semakin masif belakangan. Modusnya semakin beragam. Yang terbaru adalah penawaran untuk upgrade menjadi nasabah eksklusif. Sudah tahu juga kan, berita yang ini?
Jadi, bagaimana ya, cara kita mencegah agar kita bisa terhindar dari upaya social engineering ini? Well, setidaknya ada beberapa yang bisa kita lakukan:
- Jangan mengklik tautan yang sekonyong-konyong diberikan oleh orang yang tak dikenal.
- Hindari download apa saja yang berasal dari sumber yang tak dikenal atau tak dipercaya.
- Tidak pernah ada investasi tanpa risiko dengan imbal yang sangat besar dan cepat.
- Hindari login ke internet banking dengan menggunakan WIFI publik
- Cek dan ricek tawaran promo atau jika ada email pemberitahuan masalah layanan yang kamu gunakan
- Hafalkan call center atau hotline layanan-layanan yang penting
- Jangan pernah mengunggah foto-foto yang memuat informasi pribadi ke platform yang dapat dilihat publik, seperti sekolah anak, KTP, kartu kredit, ATM, alamat rumah, dan sebagainya.
Memang, meski sudah dilakukan semua, peluang untuk kebobolan tidak akan pernah hilang sama sekali. Kadang, kita sudah waspada semaksimal mungkin, tapi tetap aja kejadian. Paham banget deh, rasanya seperti apa. Tak ada yang lain yang bisa dilakukan selain bersabar. Yang penting, harus bisa segera bangkit lagi, dan berusaha lebih baik lagi.
Semoga kita semua dihindarkan dari kejahatan seperti ini ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Investasi? Ini Dia Penjelasan Lengkap Sekaligus Contohnya
Salah satu hal penting dalam proses pengelolaan keuangan yang harus kita lakukan adalah berinvestasi. Apa itu investasi?
Mirisnya kalau sampai kamu melakukan sesuatu, tanpa paham apa artinya. Betul enggak? Termasuk juga soal investasi ini. Padahal, kalau investasi tanpa pemahaman yang cukup, alih-alih keuntungan, justru kerugian yang didapat. Terutama tidak bisa tercapainya tujuan finansial. Nah, ini malah yang benar-benar tidak kita inginkan, betul? Akibatnya pensiun enggak sejahtera, enggak bisa sekolahin anak sesuai harapan, dan sebagainya. Lebih fatal ketimbang sekadar kehilangan uang.
Jadi, apakah kamu sudah paham betul apa itu investasi? Kalau belum, yuk, kita kembali ke paling basic lagi: pengertiannya.
Apa Itu Investasi?
Apa itu investasi? Apa pengertian sebenarnya?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi artinya penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pihak yang melakukan investasi disebut investor.
Apa itu investasi, menurut Otoritas Jasa Keuangan, adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Sedangkan apa itu investasi menurut Wikipedia? Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Investasi adalah aktivitas untuk memberikan modal atau menempatkan dana pada instrumen tertentu, dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian mendapatkan keuntungan atau imbal hasil di masa depan. Nah, semakin ke sini, kadang investasi tidak selalu identik dengan uang. Waktu, tenaga, aset lain selain uang, yang diberikan dengan mengharap mendapatkan keuntungan di kemudian hari juga disebut dengan investasi.
Tujuan Orang Berinvestasi
Orang biasanya melakukan investasi untuk tujuan tertentu. In fact, tujuan inilah yang akan menentukan perjalanan investasi kita. So, tujuan jangan sampai salah.
Kita berinvestasi pastinya mengharapkan keuntungan. Tapi, bukan sekadar keuntungan hingga cepat kaya, akan ada baiknya juga kalau kita sudah tahu keuntungannya hendak dipakai untuk apa. Inilah tujuan keuangan yang sebenarnya.
Ada bermacam tujuan keuangan yang bisa dicapai dengan cara berinvestasi, di antaranya:
- Mengumpulkan dana untuk berbagai kebutuhan, misalnya menikah, ibadah ke tanah suci, biaya pendidikan anak dan sebagainya.
- Membangun aset untuk kebutuhan jangka panjang, misalnya dana pensiun
Ya, ini adalah konsep yang lebih tepat, alih-alih kita berinvestasi dengan alasan supaya kaya. Berinvestasi menuntut kita untuk sabar dan memiliki komitmen kuat. Apalagi kalau menghadapi berbagai fluktuasi yang terjadi—seperti saat artikel ini ditulis, ketika The Fed dengan ‘semena-mena’ menaikkan suku bunga acuan menjadi 1.75%.
Jenis Investasi Berdasarkan Waktu
Apa itu investasi, tak lepas dari jangka waktu untuk melakukannya. Biasanya kita bisa membedakan dalam 3 jangka waktu.
Investasi Jangka Pendek
Apa itu investasi jangka pendek? Di QM Financial, investasi jangka pendek dilakukan untuk berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi maksimal dalam 5 tahun. Misalnya, dana liburan, dana menikah, memenuhi dana darurat, dan lain-lain.
Karena dibutuhkan dengan segera, maka kita tidak bisa mempertaruhkan pada instrumen yang tinggi risiko. Jika ini yang dilakukan, maka akan ada peluang nilai investasi turun saat akan dibutuhkan. Dengan demikian, bisa dipilih berbagai instrumen rendah risiko seperti deposito, tabungan berjangka, obligasi negara, hingga reksa dana pasar uang.
Karena rendah risiko, maka imbal juga akan disesuaikan. Bunga deposito berkisar pada 3.5% saat artikel ini ditulis. Sementara, imbal Reksa Dana Pasar Uang berkisar antara 4.0% hingga 4.5% per tahunnya. Obligasi negara juga cukup menguntungkan dengan jangka waktu 3 tahun, kuponnya lebih tinggi daripada deposito.
Investasi Jangka Menengah
Apa itu investasi jangka menengah? Yaitu investasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di atas 5 tahun, tetapi di bawah 15 tahun. Di QM Financial, kebutuhan atau tujuan keuangan jangka menengah adalah 5 – 10 tahun. Misalnya saja untuk mengumpulkan DP rumah pertama, dana renovasi rumah, dan sebagainya
Jangka waktu antara 5 hingga 10 tahun ini bisa dilayani dengan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko sedang. Misalnya saja reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran. Imbal hasilnya juga sepadan dengan tingkat risikonya, yakni sedang.
Investasi Jangka Panjang
Apa itu investasi jangka panjang? Investasi jangka panjang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu di atas 10 tahun. Misalnya, menyiapkan dana pendidikan anak masuk SMP, SMA, hingga kuliah, atau membangun aset untuk dana pensiun.
Instrumen yang cocok dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan atau tujuan keuangan jangka panjang ini misalnya saham atau reksa dana saham, bisa juga dalam bentuk properti.
Imbal hasil investasi jangka panjang akan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan investasi jangka pendek maupun menengah. Hal ini tentu sebanding dengan tingkat risikonya juga.
Nah, itu dia penjelasan singkat tapi lengkap, beserta contohnya. Sudah ada bayangan kan, apa itu investasi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Main Saham: 5 Hal Ini Bisa Membuatmu Rugi Terus
Investasi adalah salah satu cara untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Saham, salah satunya, kerap menjadi salah satu instrumen pilihannya. Tapi, kalau tidak hati-hati, main saham bisa membuat kita justru rugi, sehingga tujuan keuangan menjadi batal tercapai.
Pasalnya, instrumen seperti saham adalah instrumen dengan karakteristik high risk, high return. Artinya, saham memang memiliki risiko tinggi, tetapi sepadan juga dengan hasilnya. Risiko yang tinggi dari saham terutama datang dari fluktuasi harganya yang bisa naik atau turun hanya dalam beberapa jam.
Namun sebenarnya, jika jendela waktu investasi saham kita tarik melebar, instrumen ini memiliki pertumbuhan yang eksponensial dari waktu ke waktu. Terutama saham-saham perusahaan besar yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, yang sudah mapan dengan keuangan yang stabil. Karena itu, saham selalu direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai instrumen jangka panjang.
So, yeah, saham bagi pemula bisa membuat rugi. Bisa jadi karena memang kondisi pasar lagi mengalami sentimen negatif, seperti saat artikel ini ditulis ketika bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan ke 0.75%. Bisa jadi juga kita rugi karena melakukan beberapa kesalahan dalam main saham.
Kesalahan seperti apa saja yang bisa membuat kita rugi saat main saham? Yuk, kita lihat satu per satu.
Main Saham Pemula Bisa Membuatmu Rugi, Jika Ada 5 Hal Ini
1. Memilih saham yang tidak potensial
Terkadang, orang memilih saham hanya dengan melihat harganya saja. Ini sebenarnya wajar, karena kita akan selalu cenderung memilih yang murah, termasuk dalam cara trading saham. Entah karena modal kecil, atau berharap dari yang murah, nanti bisa mengambil keuntungan yang besar.
Hal ini sebenarnya wajar, termasuk saat kita main saham. Memang seharusnyalah kita membeli saham yang murah, untuk kemudian menjualnya di harga tinggi. Tapi, sayangnya, main saham online tidak hanya soal mahal dan murah. Pasalnya, tidak semua saham murah berpotensi naik harganya di masa depan. Bahkan ada banyak sekali saham murah, yang justru semakin terpuruk harganya seiring waktu.
2. Hanya ikut-ikutan
Belakangan, orang memang semakin mengenal investasi. Beberapa instrumen dilirik, karena dikatakan dapat memberikan keuntungan yang besar. Termasuk saham.
Sayangnya kemudian, banyak orang ikut-ikutan main saham, tetapi tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup. Mereka hanya memburu rekomendasi saham dari orang lain yang dianggap “pakar”, hanya karena punya follower bejibun. Padahal, soal pemilihan instrumen—termasuk memilih saham—seharusnya disesuaikan dengan kondisi dan tujuan keuangan masing-masing.
3. Tergiur transaksi jangka pendek
Cara bermain saham ada yang dikenal dengan istilah short selling, yaitu trading saham jangka pendek. Banyak orang memang terbukti bisa mendulang keuntungan dengan melakukan aktivitas ini. Namun, yang masih juga banyak yang belum diketahui, bahwa untuk melakukan short selling dengan sukses, seseorang harus memiliki ketajaman analisis yang mumpuni.
Dan, hal ini tidak begitu saja bisa dilakukan. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menguasai hal ini, dan jam terbang yang tinggi.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, saham dapat memberikan hasil positif jika dimanfaatkan untuk instrumen investasi jangka panjang, di atas 5 tahun. Transaksi jangka pendek, atau short selling, akan sangat menguras waktu. Kecuali jika kita memang berprofesi utama sebagai seorang trader.
4. Tidak didiversifikasi
Akan sangat riskan bagi seorang investor kalau hanya terpaku pada satu saham, atau satu instrumen saja. Risiko kerugian akan meningkat.
Mengapa bisa begitu? Karena sekali nilai instrumen satu-satunya itu jatuh, maka seluruh dana investasi kita juga akan terpengaruh.
Beda halnya jika kita melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen, sesuai kebutuhan dan tingkat risiko masing-masing. Untuk main saham pun, seyogyanya kita memiliki beberapa saham dari beberapa sektor yang punya karakteristik berbeda. Hal ini penting, karena nantinya jika salah satu nilai investasi harus turun, kamu masih punya instrumen lain yang berpotensi memberikan pertumbuhan yang positif. Dengan demikian, portofolio kamu masih terselamatkan.
5. Tidak melakukan analisis fundamental
Untuk main saham, terutama saat sedang menimbang keputusan untuk membeli saham, kita seharusnya memahami fundamental perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting untuk dilakukan karena kita harus mengetahui potensi saham yang akan kita pilih; akankah berpotensi memberikan hasil seperti yang kita harapkan dalam jangka waktu tertentu.
Fundamental perusahaan juga penting untuk dipahami, agar kita bisa melakukan manajemen risiko dengan baik, untuk menekan peluang mengalami kerugian.
Memang, tren itu menggoda. Ketika harga saham naik, kita jadi terpicu untuk ikutan beli. Padahal, saat kita mulai beli, harga saham sudah berada di puncak. Karena memang fundamental perusahaan kurang bagus, besoknya harga saham pun anjlok karena banyaknya aksi jual dilakukan oleh investor besar. Kita tinggal gigit jari deh.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa membuat kita terus menerus rugi saat main saham. So, buat kamu yang mau mulai berinvestasi saham, jangan sampai ya melakukan beberapa hal di atas. Akan lebih baik jika kamu belajar dulu memahami karakteristik berbagai instrumen investasi agar kemudian bisa menyesuaikannya dengan kebutuhanmu. Jangan melulu berorientasi pada cuan, tetapi lebih fokuslah pada pencapaian tujuan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Literasi Finansial: Pengertian, Aspek, dan 3 Cara untuk Meningkatkannya
Pastinya, kamu sering mendengar istilah literasi finansial. Tapi apakah kamu tahu arti yang sebenarnya?
Literasi finansial memang merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yang harus kita kuasai sejak dini. Literasi lainnya adalah literasi baca tulis, digital, budaya, numerasi, dan sains. Mengapa harus dikuasai? Karena tanpa keterampilan tersebut, bisa jadi kita akan menemui kesulitan ke depannya.
So, mari kita bahas lebih dalam mengenai literasi finansial ini ya.
Apa Itu Literasi Finansial?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi artinya kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan finansial adalah keuangan.
Dengan demikian, literasi finansial adalah keterampilan untuk mengelola keuangan, termasuk di dalamnya budgeting, membuat rencana keuangan—baik jangka pendek maupun jangka panjang—berinvestasi, mengelola utang, sampai terampil juga menggunakan berbagai layanan dan produk keuangan untuk memenuhi kebutuhan.
Tanpa literasi finansial yang baik, bisa mengakibatkan seseorang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup, bahkan rentan terhadap berbagai risiko. Yes, termasuk di dalamnya yang sekarang marak terjadi: menjadi korban penipuan.
Dengan literasi finansial yang baik, kamu bisa membuat rencana dan tujuan hidup hingga jauh ke depan, dan bisa memastikan juga bahwa rencana itu bisa diwujudkan. Selain itu, kamu juga bisa menyusun berbagai langkah antisipasi jika risiko-risiko terjadi. Kamu bisa mewujudkan mandiri finansial dengan segera.
Aspek Literasi Finansial
Apa saja sih aspek yang ada dalam literasi finansial? Mari kita lihat satu per satu.
1. Membuat anggaran
Literasi finansial termasuk adalah membuat anggaran, agar dapat memastikan penghasilan bisa dipakai untuk memenuhi seluruh kebutuhan—baik kebutuhan hari ini atau hari esok—dengan baik.
2. Mengelola utang
Akan ada saatnya kita harus mengajukan pinjaman untuk berbagai keperluan. Agar tak menimbulkan kesulitan, uang harus dikelola dengan baik demi membangun aset yang akan bermanfaat untuk kita sendiri di hari depan.
3. Memberi perlindungan
Risiko bisa terjadi dan harus kita hadapi sepanjang waktu. Misalnya saja terkena musibah, kecelakaan, jatuh sakit, kehilangan penghasilan, dan sebagainya. Seberapa baikkah kita mengelola risiko ini agar tak sampai membuat keuangan kita jadi goyah?
4. Membelanjakan dengan bijak
Apalah artinya memiliki penghasilan yang besar, jika kita tidak bisa belanja dengan bijak. Di sinilah peran literasi keuangan akan sangat penting, yaitu menyesuaikan belanja kebutuhan dan anggaran yang sudah dibuat.
Tanpa bijak belanja, maka risiko keuangan bisa muncul dan mengacaukan semuanya.
5. Menyimpan dan berinvestasi
Metode kita menyimpan uang dan berinvestasi juga termasuk dalam literasi finansial. Seberapa mampukah kita menyesuaikan tujuan keuangan dengan instrumen yang ada?
Tanpa literasi finansial yang baik, bisa saja kamu malah menyimpan dana di instrumen agresif untuk tujuan keuangan jangka pendek. Hingga ketika dibutuhkan, nilai investasi justru sedang dalam titik rendahnya. Tujuan keuangan pun tidak dapat dicapai kan, jadinya?
Bagaimana Cara Mengukur Tingkat Literasi Finansial Kita?
Lalu, bagaimana cara tahu jika literasi finansial kita cukup baik?
Setidaknya, ada 5 hal yang bisa menjadi tolok ukurnya:
- Apakah kebutuhan esensialmu bisa dipenuhi dengan baik tanpa kesulitan?
- Apakah kamu bisa menabung dan berinvestasi dengan lancar, sesuai kemampuan, dan punya dana darurat yang cukup?
- Apakah kamu bisa membayar cicilan utang dengan baik, tanpa menunggak dan kena denda?
- Apakah kamu bisa mengelola pengeluaran belanja dengan baik, dan bisa membuat budgeting?
- Apakah kamu sudah melindungi aset-aset dengan instrumen yang pas?
Nah, jika kamu bisa menjawab kelima pertanyaan di atas dengan baik, maka bisa jadi tingkat literasi finansial kamu sudah baik.
Lalu, bagaimana caranya untuk bisa memiliki literasi finansial yang baik? Yuk, ikuti beberapa langkah berikut ini.
Cara Meningkatkan Literasi Finansial
1. Perbaiki hubunganmu dengan uang
Yang pertama harus dilakukan adalah melakukan review hubungan kamu dengan uang. Ini erat kaitannya dengan psikologi uang, tentang bagaimana persepsi kamu tentang uang. Uang menjadi tujuan hidup, ataukah uang sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup. Keduanya jelas berbeda.
Ketika uang menjadi tujuan hidup, hubunganmu dengan uang bisa jadi akan toxic. Tetapi, jika kamu memiliki mindset bahwa uang menjadi sarana untuk mencapai tujuan hidup, maka fokusmu akan berubah.
Hubunganmu dengan uang juga mendefinisikan bagaimana latar belakang budaya terutama dalam keluarga. Jika dalam keluarga ada mindset bahwa anak-anak merupakan “dana pensiun” bagi kedua orang tuanya, maka besar kemungkinan kamu juga akan memiliki mindset ini. Saat mindset sudah keliru, maka bisa jadi selanjutnya perilaku dalam mengelola keuangan juga akan keliru.
So, perbaiki dulu hubunganmu dengan uang, sebelum kamu melangkah ke hal berikutnya dalam meningkatkan literasi keuangan.
2. Bangun komitmen
Seperti halnya dua orang yang punya romance relationship, setelah memperbaiki hubungan, maka selanjutnya adalah membangun komitmen yang serius.
Kamu sudah memiliki hubungan baik dengan uang, maka selanjutnya berkomitmenlah untuk mengelolanya dengan baik. Seperti halnya pasangan, kamu sebaiknya tahu dari mana saja uang datang, dan ke mana saja uang pergi. Pastikan semuanya bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Ikut kelas dan belajar dari ahlinya
Ini adalah cara paling efektif untuk bisa meningkatkan literasi finansial. Cari kelas—akan lebih baik yang berjenjang—agar kamu bisa berkenalan dengan berbagai tahapan dalam keterampilan mengelola keuangan. Mulai dari yang paling basic, intermediate, hingga advanced.
Take your time, enggak perlu buru-buru dalam belajar keuangan ini. Nikmati journey-nya, dan kamu akan merasakan manfaatnya yang besar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Pintar Mengatur Keuangan Pribadi untuk Pemula, Bisa Pakai 3 Rumus Ini!
Zaman sekarang, ya, bestie, apa-apa mahal. Hampir semua kebutuhan pokok naik harga. Padahal ya, kalau ada naik, harusnya ada turunnya. Ini sih enggak. Jadi bukan naik, tapi ganti harga. Jadi orang harus punya cara pintar mengatur keuangan sekarang. Kalau enggak, bye! Terutama sih, buat kamu para first jobbers.
Belum lagi tuntutan peers; healing, nongkrong, barang branded, dan lainnya. Pengin hemat, tapi juga pengin diterima di sirkel sosial terdekat. Ya, namanya manusia, kalau nggak punya teman, ya kesepian. Betul enggak? Yang kayak gini, cost-nya juga lumayan.
Tuntutan demi tuntutan kita terima, sayangnya, sumber daya terbatas. Balik lagi deh, kalau enggak punya cara pintar mengatur keuangan, bye!
Tenang, soal keuangan rumah tangga ataupun pribadi sebenarnya akan selalu bisa kita atasi. Namun, ada satu hal yang harus selalu diingat: apa-apa harus disesuaikan dengan kemampuan. Jangan halu. Betul, sosialisasi itu penting. Tapi, tetap harus bisa memilah: mana yang oke dan mana yang lebih baik ditinggalkan.
Mau tahu cara mengatur keuangan, kamu bisa mencoba salah satu dari rumus cash flow berikut ini, yang sudah sering direkomendasikan.
3 Rumus Cara Pintar Mengatur Keuangan
1. Rumus 50 : 50
Rumus cara pintar mengatur keuangan ini cocok buat kamu yang masih lajang, belum terlalu banyak tanggungan, tetapi pengin hidup sederhana dan banyak menabung.
Saat menerima gaji atau penghasilan lainnya, langsung bagi dua. Satu bagian untuk ditabung, dan bagian lain untuk dibelanjakan berbagai kebutuhan. Satu bagian untuk belanja, bisa kamu bagi lagi berdasarkan prioritas. Misalnya untuk beli makan, minum, jajan, skincare, dan sebagainya sesuai pos pengeluaran.
2. Rumus 50 : 30 : 20
Buat kamu yang sudah mulai mencicil utang—utang apa pun itu; KTA, kartu kredit, dan sejenisnya—kamu bisa menggunakan rumus cara pintar mengatur keuangan yang kedua ini.
Bagi penghasilan rutin menjadi 3 bagian, dengan proporsi 50% untuk belanja rutin, 30% untuk cicilan utang, dan 20% untuk investasi.
3. Rumus Cash Flow 1234
Ini adalah rumus spesial QM Financial, yang memungkinkanmu membagi pos pengeluaran menjadi 4 kelompok, yakni 10% untuk lifestyle, 20% untuk investasi dan tabungan, 30% untuk cicilan utang, dan 40% untuk belanja rutin.
Gampang kan, diingat?
Jadi, mengelola keuangan pribadi itu sebenarnya prinsipnya memang cukup simpel, enggak perlu dibuat rumit. Tentu angka-angka proporsi dan persentase di atas bukan angka absolut. Kamu bisa menguliknya sesuai kondisi dan kemampuan finansialmu. Kan, personal finance is personal. Jadi, silakan disesuaikan ya.
Yang penting, selalu ingat prinsip berikut.
Cara Pintar Mengatur Keuangan Pribadi ataupun Rumah Tangga
1. Catat uang yang keluar dan masuk
Catatan akan berfungsi sebagai pengingat. Dengan adanya catatan ini, kamu akan tahu ke mana saja uang kamu pergi dan digunakan. Apakah sudah cukup bermanfaat, atau perlu dibenahi lagi?
Mencatat pengeluaran dan pemasukan merupakan langkah awal cara pintar mengatur keuangan. Jika ini tak bisa dilakukan dengan baik, maka ke depan kita kemungkinan besar juga akan menemui kesulitan. Jadi, awalilah dari sini.
2. Buat anggaran
Kamu bisa mengacu pada rumus-rumus cara pintar mengatur keuangan yang sudah dijelaskan di atas untuk mulai membuat anggaran setiap bulan.
Ingat, angkanya bukan angka absolut. Kamu bisa menyesuaikannya sesuai kondisi. Tak perlu terlalu banyak menengok rumput tetangga ya, fokuslah pada halamanmu sendiri.
Yang pasti, tentukan prioritas. Prioritas pertama tentu saja yang berhubungan dengan kewajiban dan kebutuhan esensial dalam hidup. Kewajiban contohnya cicilan utang, pajak, dan tagihan. Kebutuhan esensial seperti kebutuhan pangan, papan, dan sandang.
3. Disiplin mengeluarkan uang
Anggaran sudah dibuat, selanjutnya ya harus direalisasikan secara disiplin. Untuk apa membuat anggaran, jika kemudian kamu tetap mengeluarkan uang secara impulsif.
Tapi, memang di sinilah seni mengatur keuangan pribadi. Godaan kadang datang, dan kalau kita berhasil menahannya, rasanya pasti puas betul. Yuk, kamu pasti bisa melakukannya!
4. Amankan dana darurat
Dana darurat adalah tabungan yang digunakan untuk kondisi darurat yang tidak terencana, sehingga tidak harus mengacaukan anggaran yang sudah dibuat. Misalnya ketika kamu harus mengalami kehilangan penghasilan, kamu bisa menyambung hidup dengan adanya dana darurat ini sambil mencari peluang lagi.
So, dana darurat adalah bagian penting dari cara pintar mengatur keuangan. Pastikan kamu memiliki dana darurat dalam rekening yang terpisah dari pos yang lain, dengan jumlah yang ideal.
5. Miliki proteksi yang sesuai kebutuhan
Selain dana darurat, jaring pengaman keuangan kita yang lain, yang juga harus dipersiapkan dengan baik adalah proteksi alias asuransi.
Ya, asuransi jenisnya ada banyak. Lalu, yang mana dulu yang harus dimiliki, karena untuk langsung memiliki semuanya juga mungkin berat untuk kondisi finansial kita.
Kamu bisa memprioritaskan untuk memiliki asuransi kesehatan. Jika kamu bekerja di sebuah perusahaan, biasanya karyawan akan langsung diikutkan BPJS Kesehatan. Cek lagi, apakah coverage BPJS Kesehatan sudah mencukupi kebutuhan kesehatanmu atau belum. Tak hanya kamu sendiri yang harus memiliki asuransi kesehatan. Seluruh keluarga, atau orang-orang yang hidupnya kamu tanggung juga wajib memilikinya.
Setelah ada asuransi kesehatan, jika kamu adalah tulang punggung keluarga, maka kamu wajib juga punya asuransi jiwa.
Miliki keduanya, cek lagi uang pertanggungan dan manfaatnya ya, agar sesuai dengan kebutuhanmu.
6. Investasi
Investasi adalah langkah berikutnya dalam cara pintar mengatur keuangan. Tujuannya tentu saja untuk membangun aset demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang.
Pasalnya, untuk mencapai berbagai tujuan jangka panjang—misalnya dana pendidikan anak, dana pensiun, dan sebagainya—menabung di bank saja tidaklah cukup karena ada inflasi yang akan ikut memengaruhi nilai uang yang kita miliki.
Berinvestasi juga perlu untuk belajar dulu ya. Jangan hanya ikut-ikutan, apalagi hanya berorientasi pada cuan. Ingat, yang penting adalah tercapainya tujuan. Bukan sekadar kaya.
Nah, semoga uraian cara pintar mengatur keuangan beserta rumus-rumus yang bisa dipakai di atas bisa membantumu untuk memulai ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!