Biaya Kesehatan Diprediksi Naik 14%! Harus Gimana nih?
Perusahaan asuransi di Asia akan mengalami peningkatan inflasi pada biaya kesehatan sebesar 14% yang disponsori oleh perusahaan, demikian laporan dari Mercer Marsh Benefit.
Angka tersebut hampir 5 kali lipat dari prediksi kenaikan inflasi umum tahun 2022. Sementara di tahun 2020, peningkatan biaya kesehatan ini mencapai 3.5%, dan 10% di tahun 2021.
Menurut laporan yang sama, ada 5 negara di benua Asia yang mengalami tingkat tren medis yang tinggi, dibandingkan rata-rata regional di tahun 2021.
Negara-negara tersebut adalah:
- India 14%
- Tiongkok 12%
- Indonesia 10%
- Vietnam 10%
- Filipina 9%
Di tahun 2021 pula, terjadi peningkatan klaim medis sebesar 81% untuk keseluruhan perusahaan asuransi Asia. Ironisnya, 53% perusahaan asuransi melaporkan adanya penurunan jumlah klaim medis dibandingkan sebelum pandemi. Nah loh.
Masih dalam laporan yang sama terungkap, bahwa biaya perawatan penyakit tidak menularlah yang membuat adanya peningkatan biaya kesehatan ini. Hal ini juga diperburuk akibat tertundanya perawatan kesehatan, misalnya penyakitnya terlambat didiagnosis sehingga malah membengkakkan biaya perawatan pada akhirnya.
So, intinya adalah seberapa sadar sih kita akan pentingnya kesehatan; mau cek kesehatan agar tidak sampai terlambat mengetahui adanya penyakit sehingga tidak membengkakkan biaya kesehatan kita?
Padahal, penyakit tidak menular ini merupakan penyebab nomor satu kematian secara global loh. Faktanya lagi, menurut laporan The Center of Disease Control and Prevention, 62% dari kematian itu terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Biaya Kesehatan Naik, Kita Harus Apa?
Ya, mau enggak mau harus menyesuaikan. Ya masa kemudian kita mau enggak berobat kalau sakit? Atau, pulang saat belum sembuh, hanya karena tagihan membengkak?
Bagaimanapun hidup akan lebih baik dijalani dalam kondisi sehat. Betul? Jadi, harus gimana ya, menyiasati biaya kesehatan yang naik ini?
Pastikan punya BPJS Kesehatan dan disiplin iuran
Salah satu cara untuk melindungi risiko keuangan yang timbul dari mahalnya biaya kesehatan adalah dengan menjadi peserta asuransi kesehatan.
Di Indonesia, ada BPJS Kesehatan, sebuah asuransi yang dikelola oleh pemerintah yang cakupan perlindungannya cukup luas. Bahkan sampai mencakup juga perawatan gigi, mata, dan mental loh. So, setidaknya kamu wajib punya BPJS Kesehatan ini. Kalau kamu berstatus karyawan, seharusnya BPJS Kesehatan ini secara otomatis akan kamu dapatkan sebagai benefit dari kantor. Iuran preminya juga sangat terjangkau, yang memang disesuaikan dengan penghasilanmu.
Namun harus ingat ya, bahwa enggak cuma dirimu sendiri yang harus terlindungi oleh asuransi kesehatan, tetapi juga seluruh keluargamu dan juga siapa pun yang biaya hidupnya kamu tanggung. Jika mereka tidak tertanggung dalam BPJS Kesehatan yang diberikan sebagai benefit perusahaan, maka daftarkanlah sebagai peserta mandiri.
Jangan lupa untuk disiplin iuran, agar kamu bisa mendapatkan manfaatnya. Sering terjadi orang malas atau lalai membayar premi, dan ketika dibutuhkan baru deh … bingung.
Jika perlu, tambah asuransi kesehatan swasta
BPJS Kesehatan memang cukup memadai, apalagi jika memang kamu tak terlalu punya riwayat penyakit yang butuh penanganan khusus. Namun, jika kamu memang perlu bentuk perlindungan kesehatan lain yang tidak tercover oleh BPJS Kesehatan, pertimbangkan untuk membeli polis asuransi kesehatan swasta sebagai tambahan proteksi.
Salah satu “kelemahan” BPJS Kesehatan adalah prosedur berjenjangnya yang cukup panjang. Jika kamu pengin lebih praktis, pelayanan lebih cepat, fleksibilitas, dan kenyamanan yang lebih, maka asuransi kesehatan swasta mungkin bisa jadi pilihan.
Pilihlan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu. Pastikan manfaatnya memang benar-benar kamu butuhkan.
Bangun dana darurat
Selain memiliki asuransi kesehatan yang memadai, naiknya biaya kesehatan juga perlu disiasati dengan kuatnya dana darurat.
Ingat kan, apa fungsi dana darurat? Yes, dana darurat akan sangat membantu jika kita dalam kondisi darurat yang perlu solusi segera. Misalnya, ternyata kamu harus membayar dulu tagihan biaya kesehatan untuk kemudian baru diklaim ke asuransi, maka dana darurat bisa dipakai dulu sebagai talangan.
Yuk, cek kondisi dana daruratmu, apakah sekarang sudah cukup ideal atau belum?
Jaga kesehatan, jangan sampai sakit
Ya, paling mudah memang kita harus menjaga kesehatan kita agar tidak sampai sakit. So, pastikan kamu mengonsumsi cukup makanan bergizi, berserat tinggi, dan kurangi gorengan, makanan berpengawet ataupun zat tambahan lainnya.
Kalau memang perlu minum vitamin tambahan, ya kamu bisa mempertimbangkan untuk menambah suplemen. Namun, vitamin dan mineral yang terbaik tetap yang ada dalam buah-buahan dan sayur.
Jangan lupa berolah raga dan terus bergerak. Agar peredaran darah lancar, metabolisme tubuh juga baik. Sekali waktu, ada baiknya kamu melakukan medical checkup, agar jika ada penyakit yang “menyelinap”, kamu bisa tahu lebih awal. Ingat, kalau terlambat terdiagnosis, bisa jadi biaya kesehatan akan membengkak untuk perawatan dan pengobatannya.
Jangan ketinggalan juga istirahat dan bahagia. Karena bahagia adalah obat yang terbaik.
Review rencana keuangan
Jangan lupa untuk melakukan review terhadap rencana keuanganmu secara keseluruhan. Apakah produk-produk keuangan—termasuk asuransi kesehatan—yang kamu miliki saat ini sudah sesuai dengan kebutuhanmu, atau perlu diulik lagi.
Nah, semoga kita semua selalu sehat ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
10 NFT Marketplace Terbaik, Paling Populer, dan Ter-update Saat Ini
Jika kamu penggemar NFT, maka kamu perlu tahu NFT marketplace mana saja yang bisa jadi sumber inspirasi untuk mendapatkan karya seni digital yang unik.
Saat ini, terhitung ada 244 NFT marketplace yang bisa diakses setiap harinya oleh para penggemar NFT, dan masing-masing memiliki niche dan keunikannya sendiri-sendiri. Terus, kita kudu mencari di mana ya, yang oke?
10 NFT Marketplace Terbaik dan Paling Populer Ter-update
1. OpenSea
OpenSea masih megang banget sampai saat ini. Di sini ada berbagai jenis aset digital yang bisa dibeli, dan kamu pun bisa signup gratis. Enggak hanya membeli karya seni digital milik orang lain, kamu juga bisa membuat NFT-mu sendiri dan kemudian menjualnya. OpenSea juga disupport oleh lebih dari 150 payment token yang berbeda. So, buat yang baru mulai berkenalan dengan NFT, OpenSea bisa jadi salah satu tempat yang tepat untuk mulai.
2. Axie Marketplace
Axie Marketplace merupakan toko kripto online khusus untuk metaverse Axie Infinity.
Axies adalah makhluk NFT yang bisa dibeli dan dilatih, kemudian dilawankan dengan Axies milik pemain lain untuk bisa mendapatkan reward. Kalau kamu penggemar Pokemon, pasti akan dengan mudah memainkan video game dengan metaverse yang cukup komprehensif ini.
Di Axie Marketplace, pemain bisa memperjualbelikan Axies, juga bisa menjual dan membeli tanah metaverse dan berbagai item lain yang bisa digunakan dalam ekosistem Axie Infinity.
Token Axie Infinity disebut dengan Axie Shards dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum. Karena itu, token tersebut bisa dibeli dan dijual di beragam NFT marketplace dan juga bursa kripto global, seperti Coinbase.
3. Larva Labs/CryptoPunks
Larva Labs terkenal sebagai pembuat NFT project CryptoPunks yang juga memiliki NFT marketplace-nya sendiri. Pasti kamu enggak asing lagi dengan NFT ini kan? Selain CryptoPunks, Larva Labs sendiri juga memiliki beberapa project digital yang masih ongoing, seperti Autoglyphs yang juga dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Tahun 2017, NFT CryptoPunks ini sebenarnya dibagikan secara cuma-cuma, tetapi seiring waktu beberapa CryptoPunks justru terjual dengan harga tinggi hingga jutaan dolar.
Saat ini, NFT yang original dikembangkan oleh Larva Labs sudah habis terjual, tetapi beberapa item masih dapat ditemukan di berbagai NFT marketplace yang tersebar di dunia virtual.
4. NBA Top Shot Marketplace
NBA Top Shot merupakan NFT Marketplace khusus untuk berbagai item collectibles dari National Basketball Association and Women’s National Basketball Association Amerika Serikat. Di marketplace ini dijual berbagai barang dan item digital seperti video klip, play highlights, dan aset digital lainnya yang bersumber dari berbagai permainan dalam liga basket dunia tersebut.
Disebut sebagai closed marketplace, kamu hanya bisa membeli dan menjual item-item tersebut hanya melalui NFT marketplace ini, yang dikembangkan di jaringan blockchain Flow milik Dapper Labs. Harganya cukup bersahabat kok, buat para penggemar permainan basket bener-bener worth it.
5. Rarible
Rarible merupakan NFT marketplace lain tempat kamu bisa mendapatkan berbagai NFT dari beragam jenis, mirip dengan OpenSea. Mulai dari karya seni digital, video, collectibles, sampai musik, dapat dibeli dan dijual, atau dibuat di dalam platformnya.
Untuk bertransaksi di Rarible kamu perlu memiliki dulu token aslinya, yaitu Rarible (RARI) yang dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Rarible dikenal sebagai salah satu NFT marketplace yang terjamin keamanannya, karena disupport oleh Adobe.
6. SuperRare
SuperRare mirip dengan Rarible dan OpenSea, yang menjual berbagai jenis NFT mulai dari karya seni, video, sampai 3D images. Kamu bisa membeli item-item tersebut dengan menggunakan Ethereum. SuperRare sendiri juga memiliki token asli sih, dengan nama yang sama dan dikembangkan di jaringan blockchain Ethereum juga seperti halnya Rarible. Orang sering menggunakannya untuk menemukan hidden gem dari kreator-kreator baru di dalam marketplace.
7. Foundation
Foundation.app didesain secara simpel, dirilis awal tahun 2021, dan kini telah menjual NFT senilai total lebih dari USD 100 juta. Foundation.app juga dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Para kreator akan diundang untuk masuk ke platform oleh komunitas Foundation, dan para penggemar NFT dapat membeli berbagai item yang ada dengan Ethereum. Jika kamu mencari tempat yang mudah dan cepat untuk mulai membuat NFT kamu sendiri, Foundation bisa jadi pilihan yang cukup baik, karena dianggap memiliki format yang paling sederhana.
8. Nifty Gateway
Nifty Gateway menjadi populer lantaran di sinilah tempat berkumpulnya beberapa seniman digital legendaris seperti Beeple dan Grimes. Platform NFT marketplace ini disupport oleh bursa kripto Gemini (yang dikembangkan oleh si kembar Winklevoss yang terkenal itu). NFT-nya yang disebut Nifties dikembangkan dalam jaringan blockchain Ethereum.
Nifty Gateway tak hanya menjadi platform untuk memperjualbelikan item-item digital, tetapi juga bisa berfungsi sebagai media penyimpan alias host untuk NFT yang sudah kamu beli. Artinya, NFT yang sudah kamu beli enggak disimpan dalam dompet kripto kamu sendiri, tetapi tetap disimpan di Nifty Gateway dan Gemini meski hak milik sepenuhnya ada padamu. Mungkin prosedur ini kurang cocok bagi kamu yang menginginkan cara yang lebih fleksibel untuk berinvestasi NFT, tetapi NFT yang dibeli di Nifty juga bisa dibeli dalam mata uang fiat seperti dolar AS. So, kamu enggak perlu mengonversi uang dulu ke bentuk mata uang kripto untuk bertransaksi di Nifty.
9. Mintable
Mintable merupakan NFT marketplace yang dikembangkan mirip dengan OpenSea.
Untuk bisa bertransaksi di Mintable, kamu akan butuh mata uang kripto Ethereum. Tak hanya menjadi marketplace, kamu juga bisa membuat NFT di platform yang didukung oleh Mark Cuban ini. Kamu hanya perlu membeli Ethereum dulu di bursa kripto, kemudian menghubungkan crypto wallet yang kamu miliki ke Mintable untuk bisa mulai bidding dan membeli NFT di Mintable.
10. Theta Drop
Theta merupakan platform blockchain yang dikembangkan untuk distribusi secara terdesentralisasi untuk berbagai jenis video dan petikan TV shows. Platform ini diluncurkan tahun 2021 dengan produk pertama yang dijualnya adalah item collectibles dari The World Poker Tour, yang merupakan pengadopsi Theta TV dan menggunakan platformnya untuk streaming.
Theta memiliki jaringan blockchainnya sendiri. Untuk bisa beraktivitas di NFT marketplace ini, kamu perlu membeli dulu Theta Token di beberapa bursa kripto, seperti misalnya di Binance.
Nah, itu dia 10 NFT marketplace yang terbaik dan paling populer saat ini. Gimana? Semakin tertarik untuk mengoleksi NFT?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami Skema Ponzi agar Terhindar dari Iming-Iming Menggiurkan
Apakah kamu pernah mendengar skema Ponzi? Mungkin kurang familier, tetapi skema ini sering banget digunakan sebagai modus dalam investasi bodong. Biasanya bentuknya setor uang untuk dapat pengembalian besar, arisan online, tabungan berjangka, kripto, dan sebagainya.
Sebenarnya konsep besarnya sih enggak salah, dan nggak salah juga untuk berinvestasi dalam instrumen apa pun. Ingat, bahwa tujuan investasi itu adalah baik, yaitu untuk merencanakan keuangan yang lebih baik di masa depan. Apalagi sekarang, bentuk investasi berkembang sebegitu rupa. Yang paling gampang ya yang bermodalkan handphone saja.
Namun, memang ada yang salah dalam prinsip skema Ponzi, sampai-sampai sering disebut dengan money game. Seperti apa sih sebenarnya? Ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Skema Ponzi?
Skema Ponzi merupakan salah satu modus penipuan keuangan yang digagas oleh Charles Ponzi, seorang warga negara Italia tahun 1920. Idenya adalah mengumpulkan sekelompok investor untuk menyetorkan dana, dan menjanjikan keuntungan sebesar 40% dalam waktu 45 hari, atau 100% dalam 90 hari. Namun, untuk mendapatkan keuntungan sebesar itu, masing-masing investor harus merekrut atau mengajak orang lain untuk bergabung. Jadi, kurang lebih seperti MLM.
Sebenarnya keuntungan yang dijanjikan itu terlalu fantastis hingga tak masuk akal. Tetapi, karena pandainya Ponzi membujuk, maka banyak yang akhirnya tergiur dan bergabung dalam bisnisnya.
Padahal, keuntungan ini bukan didapatkan dari pengelolaan bisnis seperti halnya bisnis MLM, melainkan merupakan dana yang disetorkan oleh investor yang baru bergabung melalui perekrutan investor lama. So, pantas saja Ponzi bisa memberikan testimoni-testimoni luar biasa dari investor-investor lama untuk kemudian menarik investor baru. Pasalnya, investor lama pastinya akan mendapatkan keuntungan yang besar dengan banyaknya orang yang bergabung.
Skema piramida ini bisa saja tetap utuh, kalau bisa mempertahankan jumlah anggota baru. Sayangnya, begitu tidak ada lagi yang mau bergabung, piramida tersebut pasti akan goyah. Apalagi kalau kemudian investor yang bergabung terakhir tidak juga menerima keuntungan.
Dan, itulah memang yang kemudian terjadi pada bisnis Charles Ponzi. Runtuh, karena investor baru sadar bahwa mereka ditipu.
Lalu, bagaimana mengenali skema Ponzi ini?
Ciri Utama Skema Ponzi yang Sebenarnya Mudah Dikenali
1. Ada uang pendaftaran
Sudah sempat disinggung di atas, bahwa keuntungan yang didapatkan dari skema Ponzi ini adalah dari perputaran uang dari investor baru yang dibagikan pada investor yang lebih dulu bergabung, yang dianggap sebagai profit. Sementara, ada sebagian yang diambil untuk si pemilik bisnis.
Jika ingin terus mendapatkan profit, maka investor lama harus terus berusaha merekrut, dan kemudian meminta uang pendaftaran sebagai anggota baru. Hal ini tentu saja berbeda dengan investasi pada umumnya, yang tanpa uang pendaftaran. Memang ada setoran awal, tetapi dari setoran awal, dana tersebut kemudian dibelikan produk investasi, seperti saham atau bisa juga dipinjamkan kalau di platform P2P lending. Di sini, ada aset yang ditukar. Sementara pada investasi skema Ponzi, tidak ada aset riil yang bisa kita terima.
2. Keuntungan besar tanpa risiko dalam waktu yang sangat cepat
Keuntungan yang dijanjikan oleh skema Ponzi berkedok investasi biasanya memang sangat menggiurkan. Buat yang tingkat literasinya masih rendah, tentu saja hal ini sangat menarik. Bahkan ada yang berani menjanjikan keuntungan 50% dalam satu bulan, tanpa risiko, dalam waktu yang sangat cepat. Bisa hitungan bulan, bahkan harian.
Padahal, kalau kita lihat reksa dana saham dengan tingkat imbal hasil paling tinggi saja tidak sampai 20% per tahun. Itu pun masih diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi.
3. Cara kerja yang enggak jelas
Saat kita hendal berinvestasi di reksa dana, misalnya, maka di situ jelas, cara kerjanya seperti apa. Kita bisa tahu apa yang dilakukan oleh manajer investasi dengan dana yang kita investasikan. Kita juga disuguhi berbagai data historis, yang bisa menjadi sumber analisis kita.
Namun, tidak demikian dengan investasi dengan skema Ponzi. Boro-boro ada laporan keuangan, formula untuk menghasilkan profit saja enggak jelas. Bahkan kadang yang dirahasiakan atas nama ‘rahasia dapur’.
Tak hanya cara kerja yang enggak jelas, perusahaan atau orang-orangnya juga fiktif. Pokoknya, serba-enggak-jelas.
4. Enggak punya produk yang menjadi sumber keuntungan
Nah, ini dia yang kita singgung sedikit pada poin pertama. Kalau investasi saham, jelas ada saham yang diperjualbelikan. Dalam P2P lending, ada kesepakatan pengembalian modal dan bunga yang menjadi jaminan. Dalam reksa dana, juga ada produknya. Emas, apalagi. Kelihatan banget bentuknya.
Sedangkan bisnis MLM saja juga jelas ada produk yang diperjualbelikan untuk menghasilkan keuntungan. Seperti produk kecantikan, fashion, hingga alat kesehatan.
Inilah ciri terbesar skema Ponzi: tidak ada produk riil yang menjadi sumber penghasilan dan keuntungan.
5. Tidak terdaftar di lembaga otoritas
Para penipu dengan skema Ponzi biasanya tidak akan terdaftar sebagai penyedia layanan jasa keuangan di Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, maupun pihak otoritas lainnya. Berbeda dengan manajer investasi, sekuritas, pun platform P2P lending yang harus mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, dan berbagai pihak lain untuk dapat beroperasi.
Menghindari Skema Ponzi
Well, meski ciri-cirinya sepertinya mudah untuk dikenali, faktanya, masih saja ada yang menjadi korban penipuan dengan skema Ponzi ini.
Sebenarnya, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya?
Jangan mudah tergiur
Ada yang menawari keuntungan superbesar, bahkan sangat lebih besar dari instrumen investasi pada umumnya? Apalagi ditambah klaim bebas risiko, atau risiko 0%, atau tanpa risiko? Dalam waktu cepat, hanya dalam beberapa bulan, atau bahkan hari?
Segera waspada! Karena itu adalah ciri terbesar dari skema Ponzi. Jangan tergiur, dan lebih baik pilih instrumen investasi yang wajar saja.
Cek legalitas
Selalu lakukan cek dan ricek terhadap perusahaan atau pihak-pihak yang menawarkan berbagai bentuk instrumen investasi. Kamu bisa ubek-ubek website resmi Otoritas Jasa Keuangan untuk mengeceknya.
Ingat, bahwa setiap layanan jasa keuangan harus selalu mutlak di bawah pengawasan OJK. Jika tidak, maka lebih baik urungkan saja niat untuk berinvestasi pada pihak tersebut.
Pastikan jelas
Apanya yang jelas? Ya, model bisnisnya, cara kerjanya, perusahaannya, alamat perusahaan, orang-orang di baliknya. Semua yang “menempel” pada perusahaan yang akan menerima dana investasi kita harus jelas.
Kamu bisa menelusuri jejaknya di media sosial, ataupun melalui Google.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai skema Ponzi yang perlu kamu ketahui. Yuk, share artikel ini ke teman, saudara, atau keluarga kamu, agar mereka teredukasi sehingga tak ada lagi korban jatuh lantaran iming-iming yang tak jelas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kondisi Keuangan yang Lebih Horor daripada Pengabdi Setan 2
Sudah nonton film horor yang paling ditunggu-tunggu tahun ini? Ya, Pengabdi Setan 2 Communion, besutan sutradara Joko Anwar, yang merupakan sekuel dari Pengabdi Setan pertama yang rilis tahun 2017.
Gimana? Apakah kamu termasuk dari mereka yang selalu menutup muka sepanjang filmnya diputar? Yang kemudian saat keluar dari bioskop dan ditanya komentar soal film, menjawab enggak tahu karena memang beneran enggak nonton apa-apa saking ditutup terus mukanya?
Memang horor banget sih ya? Adrenalin jadi mengalir deras, dan begitu keluar dari bioskop, bakalan masih kebayang-bayang deh. Jadi takut … Takut ke toilet sendirian. Takut di lift sendirian. Takut jalan di selasar sendirian. Jangan-jangan … hiiiy!
Tapi, kamu tahu dan merasa enggak, bahwa kita tuh sebenarnya sering loh harus berhadapan dengan situasi sehoror Pengabdi Setan 2. Namun, mungkin karena harus berhadapan sendiri, ya takut sih, tapi mau enggak mau harus berani menghadapi. Bahkan, dalam konteks keuangan, banyak juga dari kita yang harus mengalami kejadian dan situasi horor, bahkan lebih horor daripada Pengabdi Setan.
Situasi macam apa tuh? Coba yuk, kita lihat beberapa hal berikut ini.
Situasi dan Kondisi Keuangan yang Lebih Horor daripada Pengabdi Setan 2
1. Nggak bisa bayar utang pinjol
Duh, ini horor sehoror-horornya, lebih horor banget daripada Pengabdi Setan 2. Apalagi kalau pinjol yang terlibat adalah pinjol ilegal.
Bayangkan, dari utang hanya Rp1 juta, diterima hanya Rp900 ribuan, janji pengembalian satu bulan kemudian ternyata lusa sudah ditagih. Dan, jumlah tagihannya? Tiba-tiba saja menjadi 5 kali lipat! Kalau minta kebijakan perpanjangan waktu, jangan harap diberi. Yang ada malah preman berkedok debt collector yang nongol. Enggak hanya meneror melalui telepon, WhatsApp atau pesan pribadi, preman-preman ini bahkan datang ke kantor. Teman-teman yang nomornya tersimpan di daftar kontak handphone juga ikut terteror.
Enggak hanya horor buat diri sendiri, tapi melebar ke mana-mana.
2. Hilang penghasilan
Sejak pandemi dimulai, kita belajar akan kenyataan bahwa tidak ada pekerjaan yang 100% aman. Sewaktu-waktu, meskipun perusahaan tempat kita bekerja sudah terlihat dikelola dengan baik, nyatanya bisa saja tiba-tiba gulung tikar.
Kondisi ketidakpastian ekonomi bahkan berlanjut hingga sekarang. Kita mengalami beberapa kali gelombang badai PHK, hingga yang terakhir ada fenomena startup bubble burst. Dalam sekejap, penghasilan bisa hilang.
Hilangnya penghasilan bisa jadi horor banget, lebih horor ketimbang Pengabdi Setan 2. Apalagi kalau kita enggak siap dengan dana darurat yang cukup, padahal tanggungan kita sekian banyak jiwa di rumah. Duh … Gimana ya bisa bertahan?
3. Kerja terus sampai tua
Kalau kita sekarang bekerja, itu memang sudah sewajarnya, karena usia masih muda, masih produktif. Kebutuhan hidup juga banyak, dengan apa lagi bisa dipenuhi kalau bukan dengan bekerja?
Namun, seiring waktu, fisik dan energi kita akan menurun. Hingga pada batas tertentu, kita pun seharusnya beristirahat. Tidak bekerja secara aktif lagi, dan beristirahat menikmati hasil kerja keras selama ini. Batas usia pensiun untuk ASN ditentukan ketika menginjak usia 58 tahun. Lalu, bagaimana dengan mereka yang bekerja mandiri? Atau, pengusaha? Pada saatnya ya teteup … harus beristirahat.
Ya, itu sih harapan semua orang. Faktanya, enggak banyak orang bisa pensiun dan beristirahat menikmati hari tua. Banyak yang harus kembali bekerja, demi memenuhi kebutuhan.
Sebenarnya definisi pensiun juga enggak melulu berhenti bekerja total. Kita sih boleh saja tetap bekerja, tetapi tujuan bekerja sudah bukan lagi untuk kejar setoran memenuhi kebutuhan. Seharusnya, jika masih bekerja saat sudah pensiun, tujuannya lebih pada kepuasan diri, soal eksistensi, dan berbagi. Sudah bukan berorientasi pada uang.
Tapi ya, apa daya? Uang pensiun ternyata enggak bisa dipakai untuk menutup kebutuhan. Jadi terpaksa bekerja lagi deh, padahal usia sudah senja. Duh, sudah enggak full energy tapi harus tetap bekerja? Ya, lebih horor dari Pengabdi Setan 2 banget pastinya.
4. Nggak bisa bayar biaya rumah sakit dan/atau pengobatan
Berobat merupakan salah satu alasan terbanyak yang dimiliki oleh orang yang kemudian berutang. Ini sebenaranya miris banget sih. Pasalnya, berobat enggak seharusnya menjadi masalah sehingga membuat stres. Penyakit sudah membuat daya tahan tubuh menurun, stres karena masalah keuangan akan membuatnya semakin memburuk.
Namun, hal ini juga banyak banget terjadi. Banyak orang terlilit utang karena tak dapat membayar biaya rumah sakit ataupun berobat. Atau, kondisi lain: berobat enggak sampai tuntas karena ketiadaan biaya. Pasien pun dibawa pulang, padahal belum sembuh.
Sedih banget nggak sih? Ini kondisi keuangan yang horor banget, lebih horor daripada Pengabdi Setan 2.
5. Nggak punya tabungan
Sudah bekerja belasan, bahkan puluhan tahun, tapi enggak punya aset? Boro-boro aset, tabungan saja enggak punya. Terus ke mana saja uang pergi, kok sampai enggak punya tabungan sama sekali? Entah.
Terus, gimana masa depan? Gimana nanti kalau ada apa-apa? Kalau misalnya kehilangan pekerjaan seperti di poin 3? Gimana jika tiba-tiba ada kondisi darurat yang butuh uang untuk menyelesaikannya? Berutang?
Duh, horor banget! Lebih horor ketimbang Pengabdi Setan 2!
So, situasi horor mana nih yang kamu alami? Atau, pernah punya pengalaman situasi horor keuangan lain, selain dari 5 situasi di atas, yang lebih horor daripada Pengabdi Setan 2?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Klik poster ini untuk upgrade ilmu dasar financial planning kamu!
Apa sih Kecerdasan Finansial Itu? Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Sudah pernah dengar financial intelligence, kan? Atau, kecerdasan finansial. Kalau sudah beberapa waktu suka mantengin QM Financial, pasti enggak asing deh dengan istilah ini.
Kecerdasan finansial adalah keterampilan seseorang untuk bisa memahami pentingnya pengelolaan dan perencanaan keuangan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan dengan baik dan mewujudkan impiannya.
Tolok ukur dari baiknya kecerdasan finansial ini bisa beragam, mulai dari kemampuan menabung yang tinggi, memiliki aset yang bertumbuh, hingga kemampuannya untuk mendapatkan penghasilan, terutama penghasilan pasif. Kalau mau dilihat dari hasil akhirnya, maka seseorang yang memiliki kecerdasan finansial yang baik, maka ia pun akan mandiri finansial, dan semakin dapat memenuhi kebutuhan hidup sekaligus gaya hidup tanpa kesulitan. Bahkan, ia bisa melakukannya tanpa harus menukarkan energi dan waktunya dengan bekerja secara fisik. Dengan kata lain, semakin tinggi kecerdasan finansialnya, semakin dekat pula ia ke level financial freedom.
Kecerdasan Finansial = Bakat?
Enggak, kecerdasan finansial bukan termasuk bakat. Kecerdasan finansial dapat dipelajari, dilatih, disempurnakan, dan diupdate secara terus menerus. Siapa pun bisa berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan finansialnya.
Dan, jangan salah. Sebenarnya kecerdasan finansial ini bukan berfokus pada uang, kekayaan, aset, harta, dan sebagainya. Justru kecerdasarn finansial adalah mindset; pola pikir yang dimiliki oleh manusia. Pasalnya, bukan uang yang membuat kita jadi orang sukses, tetapi pada mindset yang benar. Bukan sekadar banyak uang, tetapi apakah kita berhasil mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan harapan; atau, apakah kita berhasil mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Finansial
Sayangnya, finansial memang tak pernah masuk ke dalam kurikulum sekolah. Padahal kita tahu, bahwa literasi finansial merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dikuasai oleh kita yang ingin punya hidup yang semakin berkualitas ke depannya.
Memang ada sih sekolah keuangan. Tapi di sekolah tersebut, kita akan belajar akuntansi, dan targetnya agar bisa bekerja di perusahaan. Bukan pengelolaan keuangan pribadi untuk meningkatkan kecerdasan finansial. Karena itulah, QM Financial berkomitmen untuk mengelola ceruk yang belum tersentuh ini.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa meningkatkan tingkat kecerdasan finansial kita, meskipun tidak pernah ada sekolah formal untuk itu.
Belajar dari pengalaman
Ya, pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Siapa pun pasti setuju dengan ungkapan ini, bukan?
Memang banyak yang membuktikan, mereka bisa meningkatkan kecerdasan finansial masing-masing dengan memiliki pengalaman ini dan itu. Misalnya, mereka pernah merasakan kehilangan pekerjaan, sehingga kemudian mereka sadar pentingnya untuk punya tabungan yang bisa digunakan di masa darurat. Mereka merasakan terlilit utang, sehingga kemudian mereka berusaha untuk bijak dalam berutang. Ada yang coba-coba untuk berinvestasi, dan kemudian senang sekali ketika hasilnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Ada yang belajar dari pengalaman pribadi, ada pula yang belajar dari pengalaman orang lain.
Pengalaman tidak selamanya manis, tetapi pasti banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Jangan dianggap tak butuh biaya, karena justru dari pengalaman, learning cost-nya bisa sangat mahal. Ibaratnya, orang harus rugi ratusan juta dulu, sebelum menyadari bahwa cara yang dilakukannya salah. Untuk memperbaikinya, tak jarang mereka harus kembali ke titik nol, dan melakukannya dari awal lagi.
Belajar dari orang lain
Ada orang lain yang lebih ahli daripada kita, dalam bidang apa saja. Termasuk keuangan atau finansial. Mereka adalah orang-orang yang sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak. Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial dari mereka.
Dengan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman, membuat peluang untuk kita melakukan banyak kesalahan seperti halnya ketika learning by doing akan dapat ditekan. Kita enggak perlu trial and error terlalu banyak, karena ada yang memberi panduan ataupun petunjuk bagaimana melakukannya dengan benar.
Seperti kalau kamu ikut kelas-kelas finansial online yang diadakan oleh QM Financial, atau ikut #QMTraining. Bersama trainers QM Financial yang berpengalaman, kamu bisa tahu banyak ilmu mengelola keuangan yang benar. Selanjutnya, kamu tinggal praktikkan saja di kehidupan sehari-hari.
Meski memang bisa menekan kesalahan yang berpotensi terjadi, belajar keuangan dari orang lain juga harus dilakukan tidak dengan sembarangan. Pasalnya, yang namanya personal finance sudah pasti akan personal sifatnya. Apa yang bisa dilakukan dengan baik oleh orang lain, belum tentu cocok untuk kamu lakukan dan memberikan efek yang sama. Semua ini bisa terjadi karena kondisi dan kemampuan keuangan individu yang berbeda.
Karena itu, meski kita bisa belajar dari orang lain, kita juga perlu kecerdasan dari diri sendiri dulu; harus bisa memilah, mana yang cocok dan mana yang tidak. Mana yang baik efeknya untuk kita, dan mana yang tidak.
Belajar dari buku, video, ataupun sumber yang bisa didapatkan dari mana saja
Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial kita dengan belajar mandiri dari artikel, buku, video, dan berbagai sumber lain yang sekarang bisa didapatkan dengan mudah. Thank to technology!
Kamu bisa menambah ilmu keuangan dari membaca-baca artikel website ataupun konten-konten media sosial. Kamu juga bisa menonton berbagai video yang sekarang banyak ditemukan, pun mendengarkan audio dalam bentuk podcast secara gratis bak siaran radio. Topiknya beragam, kamu bisa pilih sesuai kebutuhan.
However, belajar meningkatkan kecerdasan finansial melalui buku, video, dan sumber-sumber sejenis ini akan butuh disiplin dan konsistensi yang besar. Tanpa komitmen, belajar mandiri akan hanya sekadar lewat saja ilmunya. Belum lagi kalau tulisan atau kontennya terlalu rumit. Jadi malas kan ya, buat membaca, mendengar, atau menontonnya?
Nah, semua memang kembali ke diri sendiri, pada akhirnya kan? Seberapa kita berniat untuk belajar keuangan lebih banyak, dan seberapa besar kita mampu berkomitmen untuk meningkatkan kecerdasan finansial kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Khawatir, Anak Kos, Ini Solusi kalau Mi Instan Mahal Nanti
Apa kabar, anak kos, yang makan andalannya mi instan?
Mi instan lagi jadi buah bibir, lantaran diprediksi oleh Pak Menteri Pertanian bakalan naik 3 kali lipat gara-gara impor gandum sulit. Ukraina sebagai pemasok gandum terbesar dunia sedang adu urat dengan Rusia, sehingga distribusi komoditasnya terhambat. Konon, sebenarnya ada banyak stok gandum di Ukraina, tapi sayangnya enggak bisa keluar.
Tadi sempat jalan-jalan di minimarket waralaba yang terkenal itu, harga mi instan masih sekitar Rp3.000 – Rp5.000-an per bungkus. Kalau nantinya benar-benar naik 3 kali lipat, artinya satu bungkus akan jadi Rp15.000. So, kalau beli Indomie nyemek di warmindo bakalan jadi Rp30.000-an dong ya? Duh, seharga steak.
Pastinya ya, kabar ini jadi bikin deg-degan juga. Secara mi instan memang bukan kebutuhan pokok, tapi buat sebagian orang, mi instan ibarat penyelamat terutama di tanggal-tanggal kritis. Termasuk para anak kos.
Pasalnya, jadi anak kos yang hidup di rantau itu memang jadi tantangan tersendiri. Terutama buat para first jobber. Harus pintar manajemen dirinya, terutama terkait pengelolaan keuangan. Apalagi masih merasa wajib untuk kirim uang ke kampung. Nah, kalau sudah begini, biasanya mi instan memang jadi andalan konsumsi sehari-hari.
Kebutuhan Anak Kos
Ada beberapa kebutuhan esensial yang harus dipenuhi oleh anak kos dan jadi pengeluaran rutinnya, yaitu:
- Sewa kamar kos
- Makan dan minum
- Kuota internet dan/atau pulsa
- Biaya transportasi
- Kebutuhan perawatan diri: perlengkapan mandi, skincare, dan lain-lain
- Kebutuhan hiburan atau lifestyle, seperti nongkrong, nonton film, dan sebagainya
Karena kebutuhannya yang banyak, makanya anak kos harus pintar atur keuangan agar bisa survive. Salah satunya adalah dengan membuat bujet per posnya, sehingga akan lebih mudah untuk alokasi uang yang ada. Kamu bisa mengenali kebutuhan yang diprioritaskan, dan menekan pengeluaran lain yang kurang penting.
Pengeluaran Makanan yang Penting
Salah satu pos pengeluaran paling penting adalah makanan. Sudah bukan rahasia lagi kalau anak kos sering mengandalkan mi instan sebagai salah satu jenis makanan sehari-hari. Pasalnya, selain praktis memasaknya, harganya juga murah. Sebungkus mi instan paling banter hanya perlu mengeluarkan Rp5.000. Kalau mau Samyang, baru deh harus merogoh dompet lebih dalam.
Apalagi sekarang banyak banget resep-resep mi instan yang viral di Instagram atau TikTok yang divariasikan dengan banyak bahan lain. Bikin mi instan jadi menu yang enggak ngebosenin. Bener nggak sih? Ada yang dipadu dengan seblak, ada yang ditambahin keju, sambal matah, jeruk nipis, bakso, sosis, dan sebagainya. Ada juga yang mengganti kuahnya dengan susu.
Oh, kamu tahu enggak sih, bahwa konsumsi mi dan susu dengan zat besi ternyata bisa mengurangi risiko anemia loh. Ini menurut studi American Journal of Clinical Nutrition.
Namun, mi instan sendiri dikenal mengandung natrium yang tinggi, terutama di Indonesia, yang rata-rata punya kadar di atas 600 mg per sajian. Memang menurut standar WHO, konsumsi natrium maksimal 2.400 mg dalam satu hari, tetapi kan, kita enggak cuma mengonsumsi mi instan saja. Banyak unsur makanan lain yang juga mengandung natrium. Kalau dalam sekali makan sudah lebih dari 600 mg, dari makanan lain kita harus menjaganya kurang dari itu, agar bisa memenuhi standar tak lebih dari 2.400 mg, bukan? Selain itu, mi instan juga tinggi MSG
Jika dikonsumsi lebih dari itu, bisa berisiko lebih pada penyakit darah tinggi, risiko kanker lambung, hingga mengganggu kinerja jantung.
Nah, jadi, jika benar harga mi instan nanti naik, barangkali ini bisa jadi alasan buat kamu untuk mengurangi konsumsi makanan sejuta umat ini. Kamu bisa menggantinya dengan makanan lain, yang tak kalah enak, lebih sehat, dan sama terjangkaunya sehingga lebih sehat juga untuk dompet.
1. Telur
Telur juga sama terjangkaunya dengan mi instan, pun mudah dimasak. Mau divariasikan seperti apa pun, juga bisa. Dan, sudah pasti, enak serta sehat.
Telur satu kilonya saat artikel ini ditulis kurang lebih Rp30.000. So, satu butirnya mungkin Rp2.000. Kamu bisa memasaknya sesuai keinginan, lalu bisa dipadankan dengan nasi sebagai lauk, atau roti sebagai sandwich.
2. Sarden
Sarden juga bisa jadi pilihan pengganti mi instan yang sehat. Harga sarden kaleng kecil berkisar di Rp7.500. Kamu bisa memvariasikannya juga dengan bahan makanan lain, misalnya telur, atau ditumis tambah sayuran. Atau tinggal dipanasi saja kalau malas memasak. Biasanya, untuk anak kos yang sendirian, sarden bisa dipakai buat dua kali makan.
3. Bihun
Sekarang juga ada pilihan bihun instan yang bisa dibeli seperti halnya mi instan. Kalau mi instan terbuat dari tepung gandum, bihun instan biasanya dibuat dari tepung beras. Kisaran harganya kurang lebih sama dengan mi instan, sekitar Rp3.000-an.
Bihun instan juga mudah banget diolah, pun enak divariasikan dengan bahan makanan lain juga. Mau rebus, ada. Mau goreng, juga ada.
4. Tempe dan tahu
Tempe dan tahu juga bisa jadi opsi pengganti mi instan, yang sama murahnya, gampang dimasak, dan lebih sehat. Kamu bisa membuat berbagai masakan praktis dengan menggunakan tempe dan tahu. Setidaknya, digoreng saja plus ditambah sambal, itu sudah enak banget jadi lauk.
Kalau memasak mi instan saja diruwetin—ditambah sambal, ditambah susu, pakai diberi topping keju—bikin tempe goreng pasti juga enggak ruwet, kan?
5. Oatmeal
Oatmeal ini tak hanya oke buat pengganti mi instan. Buat pengganti nasi pun oke, karena lebih tinggi serat sehingga mengenyangkan—dan tentu saja, sehat.
Buat anak kos yang harus pintar menghemat, oatmeal juga bisa jadi pilihan yang baik, karena satu bungkus kecil oatmeal 35 mg, harganya juga sangat terjangkau. Kamu bisa memvariasikannya dengan berbagai buah, seperti pisang, apel, dan sebagainya, supaya tambah sehat. Pilihlah buah-buahan lokal yang lagi musim, supaya bisa menekan harga konsumsinya.
Nah, gimana? Semoga kamu enggak bingung lagi ya, memilih makanan nanti kalau mi instan jadi naik. Pasalnya, masih banyak kok pilihan makanan lain yang lebih sehat dan sama terjangkaunya. Semoga juga sih, tidak perlu naik terlalu tinggi, sehingga tetap terjangkau terutama oleh anak kos. Ibaratnya, semoga enggak perlu sampai makan mi instan seharga steak.
Yang pasti sih, yuk, perkuat lagi keuanganmu dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Pasalnya, hanya dengan belajar keuangan lebih baik, kamu enggak perlu khawatir lagi soal kondisi dan harga ini itu yang berubah. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Beberapa hal butuh biaya yang besar, sedangkan kondisi keuangan kita tidak memungkinkan untuk bisa menabung lebih dulu. So, mengajukan pinjaman uang menjadi opsi solusinya.
Memang, berutang bisa jadi solusi untuk beberapa hal. Bahkan hal ini sangat lazim dilakukan di dunia bisnis. Uang berputar, pihak satu meminjamkan pada pihak lain, yang kemudian dibayar setelah pihak yang lain mendapatkan uang dari hasil usahanya. Dan begitu seterusnya.
Skema ini skema yang sangat wajar terjadi, bahkan sejak zaman nenek moyang. Hanya saja, akhir-akhir ini, perkara pinjaman uang ini seringnya berujung pada masalah keuangan baru. Apalagi dengan segala kemudahan yang diberikan—thanks to technology—akhirnya semakin banyak orang tergiur untuk berutang. Padahal ya, enggak butuh-butuh amat.
Dari Databoks dilansir, bahwa Otoritas Jasa Keuangan sendiri mencatat, bahwa tak kurang terdapat akumulasi pinjaman online pada fintech peer to peer lending hingga Rp13.78 triliun per Januari 2022, yang artinya naik 1.32% month to month.
Berikut beberapa alasan orang mengajukan pinjaman uang.
Alasan Mengajukan Pinjaman Uang
Memenuhi kebutuhan hidup
Kadang memang terjadi, pemenuhan kebutuhan rutin terganggu akibat banyak hal, misalnya seperti menurunnya atau kehilangan penghasilan secara mendadak, misalnya terkena PHK. Atau, kebutuhan yang tiba-tiba membengkak, misalnya sakit dan yang dicover oleh asuransi hanya biaya rumah sakit. Sementara, butuh untuk obat ataupun vitamin. Jika kondisinya berkepanjangan, maka berutang biasanya lantas menjadi pilihan solusi.
Sebenarnya ini bukan alasan yang bijak untuk mengajukan pinjaman uang, ke pihak mana pun, termasuk pada saudara atau teman. Pasalnya, utang seperti ini terdorong oleh ketiadaan uang. Biasanya yang terjadi kemudian adalah seiring kebutuhan yang terus ada, utang juga akan terus dilakukan. Akan semakin rumit, jika melakukan utang untuk kebutuhan ini dari fasilitas pemberi pinjaman uang dengan bunga yang tinggi.
Membeli barang yang harganya di luar jangkauan
Utang juga biasa dilakukan jika kita ingin membeli sesuatu yang harganya di luar jangkauan kemampuan kita.
Hal ini sebenarnya juga tidaklah salah, apalagi jika barang yang akan kita beli itu nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset kita. Misalnya saja untuk membeli rumah, yang nantinya akan disewakan, sehingga memberikan penghasilan. Atau, beli laptop dengan spesifikasi yang lebih canggih, untuk membantu pekerjaan agar lebih lancar sehingga penghasilan juga bisa ditingkatkan. Atau, bisa juga untuk membeli kendaraan agar mobilitas lebih lancar, sampai di kantor lebih cepat.
Membayar utang
Mengajukan pinjaman uang untuk membayar utang yang lain juga sering dilakukan oleh masyarakat kita.
Ada memang yang melakukan konsolidasi utang seperti ini, dengan mengambil pinjaman yang lebih lunak untuk melunasi utang lain dengan bunga yang tinggi. Tetapi, butuh keterampilan mengatur keuangan yang mumpuni agar rasio utang tetap berada di bawah batas yang seharusnya.
Kalau tidak, ya, bisa jadi malah semakin melilit dan gali lubang tutup lubang terus menerus, tak berkesudahan. Tahu-tahu sudah berutang ke ratusan pihak, dengan jumlah nominal yang membengkak berkali-kali lipat.
Renovasi rumah
Kebutuhan untuk merenovasi rumah bisa jadi ditimbulkan oleh kerusakan akibat usia, alam, ingin menambah fasilitas, hingga bertambahnya anggota keluarga. Renovasi yang dibutuhkan ini bisa besar, bisa juga kecil.
Seperti halnya KPR, ada beberapa lembaga yang menawarkan pinjaman uang khusus untuk kebutuhan renovasi rumah. Dan, memang banyak orang yang memanfaatkan layanan ini. Jika berutang untuk renovasi rumah yang dilakukan dengan keyakinan mampu membayarnya kembali, atau nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset tersebut, tentu tidak terlalu jadi masalah. Sekali lagi, seperti yang selalu direkomendasikan oleh trainers QM Financial, bahwa salah satu utang sehat adalah ada “lawan”-nya yaitu aset yang kemudian dimiliki dan nantinya nilainya bisa berkembang.
Namun, jika tidak, akan lebih baik jika lebih bijak dalam mengambil keputusan berutang.
Biaya menikah
Tak jarang orang juga mengajukan pinjaman uang untuk keperluan biaya menikah, dan kemudian mengandalkan amplop dari para undangan sebagai sumber dana untuk pengembaliannya.
Apakah salah? Sebenarnya tidak, tetapi bisa dibilang kurang bijak. Menikah adalah suatu fase hidup yang sebenarnya bisa direncanakan. Dengan rencana keuangan yang baik dan disesuaikan dengan kemampuan, dana untuk biaya pernikahan bisa dibangun beberapa waktu sebelum hari H, sehingga bisa menghindari utang.
Modal bisnis
Ada juga orang yang mengajukan pinjaman utang untuk dipakai sebagai modal bisnis. Untuk hal ini, pastinya ada mekanisme yang berbeda.
Pinjaman uang untuk membangun atau mengembangkan bisnis bisa jadi dianggap sebagai investasi, sehingga perlu adanya kesepakatan untuk pembayaran kembali. Seperti berapa persen cicilannya dan berapa bunganya, serta seperti apa prosedur pengembaliannya. Apakah dicicil plus bunga, ataukah bunga akan diberikan setiap bulan, sementara pokok pinjaman akan dibayarkan di akhir jatuh tempo seluruhnya.
Karena itu perlu dibuat rencana keuangan yang komprehensif atas nama bisnis tersebut.
Kapan Mengajukan Pinjaman Uang Merupakan Opsi yang Kurang Bijak?
Utang memang bisa jadi solusi untuk beberapa masalah keuangan yang terjadi. Tetapi, harus dipertimbangkan dengan baik dan bijak, karena begitu kita mengajukan pinjaman uang, maka saat itu pula muncul kewajiban untuk mengembalikannya dan juga ada bunga. Jika tanpa pertimbangan bijak, kewajiban pengembalian dan bunga ini bisa jadi beban tambahan untuk keuangan kita.
Ingat kan, ada 3 syarat utang sehat? Yaitu memastikan ada kebutuhannya, ada yang jangka waktu yang pas, dan ada sumber dana yang akan dipakai untuk pengembalian. Jadi, untuk bisa berutang, kita harus memastikan dulu, bahwa memang benar-benar butuh, tahu kapan harus dilunasi dan seperti apa pembayarannya, serta ada uang yang akan dipakai untuk mengembalikan.
Namun, ada beberapa situasi yang sebaiknya dihindari untuk mengajukan pinjaman uang, di antaranya:
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan untuk membayar utang pada satu pihak
- Kalau kita merasa bunga terlalu tinggi
- Arus kas keuangan pribadi kita sedang negatif
- Belum punya dana darurat yang cukup
- Belum memiliki asuransi yang memadai, sesuai dengan kebutuhan
- Utang untuk membeli barang yang manfaatnya lebih pendek daripada jangka waktu pembayaran utangnya
Kondisi-kondisi di atas adalah kondisi yang sangat tidak ideal bagi kita untuk mengajukan pinjaman uang, karena pinjaman tersebut pada akhirnya pasti akan menambah beban berat keuangan. Jadi, hindarilah berutang, jika masih ada salah satu atau beberapa kondisi di atas yang terjadi pada kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 “Penyakit” yang Bikin Anak Muda Gagal dalam Perencanaan Keuangan
Jadi anak muda sekarang tuntutannya banyak. Betul? Dari mulai soal karier, jodoh, sampai soal perencanaan keuangan. Ya maklum sih, anak muda kan harapan bangsa. Tsah.
Iya, kok memang berat. Apalagi kalau dari si anak muda itu sendiri punya “penyakit”. Penyakit apa? Penyakit keuangan yang disebabkan oleh banyak hal. Ada yang memang literasinya kurang, atau ya karena memang merasa masih muda—masih berhak untuk senang-senang, menikmati hidup. Nanti ya dipikirkan nanti saja.
Pada akhirnya, kalau yang bersangkutan enggak sadar juga akan penyakitnya, boro-boro bisa membuat perencanaan keuangan, hidup pun hanya paycheck to paycheck. Memang tak semua gaya hidup paycheck to paycheck akibat adanya penyakit ini. Namun, yang punya penyakit berikut pada umumnya akan hidup paycheck to paycheck, terlilit utang, dan gagal dalam perencanaan keuangan untuk masa depannya sendiri.
Penyakit apa sajakah itu?
5 Penyakit yang Bikin Perencanaan Keuangan Gagal
1. Kebiasaan lapar mata
Lihat ini, beli. Lihat itu, eh lucu, beli. Belanja secara impulsif, menuruti kata hati dan keinginan, tanpa berpikir panjang.
Yang punya penyakit ini, jangankan bisa membuat perencanaan keuangan yang komprehensif. Sering sabotase tabungan sendiri malah. Uang yang dikumpulkan untuk apa, jadinya apa. Maunya cuma beli pasta gigi sama sabun, eh, pulang bawa baju, sepatu, sampai tas.
2. YOLO
You only live once. Begitu kepanjangan YOLO ini.
Sebenarnya, jargon ini digunakan untuk memotivasi agar kita tak menyia-nyiakan peluang bagus atau kesempatan emas yang datang pada kita. Sayangnya, akhir-akhir ini justru maknanya jadi bergeser.
Jadi pembenaran, bahwa hidup hanya sekali, maka kita berhak untuk bersenang-senang terus setiap waktu. Tanpa ingat menabung, tanpa sadar juga bahwa banyak risiko hidup yang harus dihadapi ke depannya. Pun, enggak sadar, bahwa masih ada masa depan yang panjang, yang seharusnya jadi kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita. Semua karena “hari ini masih bisa hidup, maka ayo, senang-senang.”
3. FOMO
Fear of Missing Out, begitulah. Alias, enggak mau ketinggalan tren. Lihat orang-orang heboh apa, pengin ikutan.
Zamannya ramai pada liburan luar negeri, ikut liburan. Trennya beli tas branded, ikutan beli. Ramai orang-orang antre inden smartphone tercanggih, enggak lupa ikut inden juga. Zamannya orang-orang beli kripto atau NFT, tentu saja enggak mau ketinggalan.
Tujuannya satu: supaya dianggap keren dan mendapatkan pujian. Padahal, ya, enggak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Dampak dari FOMO ini bisa sangat merugikan kita loh. Yang tadinya berharap untung, tapi akhirnya buntung, tidak sadar risiko yang dihadapi, hingga bisa terjerat utang, karena pada dasarnya orang-orang FOMO juga tidak sadar akan kemampuan diri sendiri.
4. Latte Factor
Latte factor adalah pengeluaran kecil yang kita lakukan setiap hari, bahkan bisa sampai beberapa kali sehari, tetapi sayangnya kita enggak sadar bahwa ketika diakumulasikan ternyata menjadi sangat besar.
Contohnya adalah biaya ngopi setiap pagi sambil jalan ke kantor, pesan makanan online terus, biaya admin bank, parkir, dan sebagainya. Pengeluaran-pengeluaran ini sebenarnya bisa dihemat jika kita mau loh, tetapi enggak kita lakukan karena berbagai sebab.
Di QM Financial, kita mengenalnya sebagai ‘bocor halus’. Ibarat ban yang mengalami bocor halus, kita enggak menyadarinya hingga akhirnya ban benar-benar kempis bin gembos, kehilangan tekanan. Apalagi jika ditambah kita malas mencatat pengeluaran, saat itulah kita baru bertanya-tanya, ke mana ya perginya uang? Enggak terasa.
5. Tarsok Tarsok
Tarsok tarsok alias bentar besok bentar besok. Artinya, hobi menunda. Istilah keren zaman now: procrastinating. Menunda mulai belajar keuangan, menunda mulai membuat perencanaan keuangan, menunda berinvestasi, dan sebagainya.
Kadang hal ini kita lakukan karena kita enggak tahu cara memulainya, atau justru merasa takut kalau nantinya gagal. Padahal, kalau kita gagal merencanakan, maka saat itu pula kita berencana untuk gagal loh. Jika kita menunda perencanaan, maka kita tidak akan pernah memulai apa pun.
Agar Tak Gagal dalam Perencanaan Keuangan
Gagal dalam perencanaan keuangan bisa cukup fatal akibatnya. Pasalnya, dalam sebuah perencanaan keuangan, biasanya akan terangkum berbagai cita-cita, tujuan hidup, bahkan janji pada diri sendiri untuk memberikan kualitas yang baik pada hidup kita sendiri.
Mumpung masih berstatus anak muda, akan lebih baik jika kita berpikiran jauh ke depan, karena apa yang akan kita dapatkan di masa depan nanti merupakan hasil dari apa yang kita rencanakan sekarang.
Mulai sekarang
Yuk, jangan menunda lagi. Apa yang bisa kamu lakukan sekarang, sekecil apa pun itu, bisa mengubah masa depanmu nanti. Mulai belajar keuangan, mulai membuat rencana keuangan.
Enggak perlu terlalu jauh, kamu bisa mulai dari langkah-langkah kecil dulu. Misalnya, tahu dulu prinsip dasar dari Blueprint of The Money, lalu tahu ciri keuangan yang sehat. Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki dulu kondisinya, baru kemudian belajar lagi langkah-langkah berikutnya.
Kamu bisa belajar di FCOS QM Financial, karena sudah disusun sedemikian rupa secara berjenjang, sehingga kamu akan merasa dituntut step by step sesuai kondisi dan kemampuan.
Yang penting, mulai dulu sekarang.
Pengendalian diri
Kalau melihat sebagian besar “penyakit” di atas, akar masalah terbesarnya sebenarnya cuma satu: pengendalian diri.
Belanja impulsif, pengin senang-senang saja di masa sekarang, nggak mau ketinggalan tren, mengeluarkan uang sedikit demi sedikit setiap hari, semua itu berkaitan dengan kemampuan kita dalam mengendalikan diri sendiri.
Dengan adanya perencanaan keuangan, kamu akan punya kontrol mengenai apa yang perlu diprioritaskan dan yang bisa ditunda. Bisa jadi, kamu memiliki penyakit-penyakit di atas karena kamu tidak punya perencanaan keuangan yang baik. Jadi bener kan, bahwa kamu merencanakan untuk gagal?
Disiplin
Kalau sudah punya rencana keuangan, maka selanjutnya yang kamu perlukan adalah disiplin diri. Ini adalah koentji agar semua rencana bisa diwujudkan dengan sukses.
Nah, gimana? Pengin sembuh kan, dari segala penyakit di atas? GWS ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Pertalite Rp17.100? Ini Pro, Kontra, dan Apa yang Harus Kita Lakukan
Berita seputar BBM menghiasi headlines beberapa waktu belakangan. Mulai dari kenaikan harga BBM nonsubsidi, pembelian dengan aplikasi, sampai jika harga Pertalite tembus Rp17.100.
Pemerintah sendiri sejauh ini masih menahan harga Pertalite pada Rp7.650 per liter, padahal BBM jenis yang lain sudah beberapa kali dinaikkan. Presiden Jokowi sendiri menyebutkan dalam berita-berita, bahwa harga Pertalite sebisa mungkin tetap akan ditahan, karena penggunanya berbeda dengan jenis BBM lainnya.
Berapa Harga Pertalite Seharusnya?
Dalam hal ini, pemerintah memberikan keterangan, bahwa harga Pertalite Rp7.650 ini sangat jauh di bawah harga keekonomiannya. Kalau mau mengikuti harga minyak dunia, harga Pertalite seharusnya ada di angka Rp17.100 per liternya.
Lalu, apa yang terjadi jika harga Pertalite mencapai Rp17.100 per liter? Bisa jadi akan menyebabkan:
- Memacu inflasi lebih tinggi dan bisa jadi tak terkendali
- Menurunkan daya beli masyarakat, karena harga barang pasti melambung lebih tinggi lagi
- Beban hidup akan semaki berat
- Jumlah masyarakat miskin akan bertambah.
Wah, rumit juga ya ternyata?
Kita bisa lihat dari situasi yang terjadi di beberapa negara lain di dunia saat ini. Penetapan harga bahan bakar di luar negeri ditentukan benar-benar berdasarkan harga minyak dunia. Kalau harga minyak dunia mencapai USD 100 lebih per barrel-nya, maka harga BBM akan semakin mahal.
Hal yang berbeda terjadi di Indonesia, yang harga BBM-nya ditentukan oleh pemerintah untuk menjaga supaya tetap terjangkau oleh masyarakat. Selisih harganya ditutup dengan subsidi yang sumber dananya diambil dari APBN.
Saat ini, ketika harga Pertalite ditahan, beban APBN mencapai Rp502 triliun. Angka ini adalah angka subsidi keseluruhan antara subsidi untuk Pertalite, LPG 3 kilogram, dan listrik.
Jika Harga Pertalite Terlalu Lama Ditahan
However, untuk saat ini pemerintah masih cukup kuat untuk menahan. Tetapi ternyata ada beberapa hal yang bisa terjadi kalau harga Pertalite terlalu lama ditahan.
Apa saja dampaknya?
Distorsi ekonomi
Apa itu distorsi ekonomi? Misalnya saja, seperti ketika minyak goreng ditahan pada harga Rp14.000 per liter. Penjual tidak boleh menaikkan melebihi harga yang sudah ditentukan. Harga tersebut tidak bisa naik ataupun turun sesuai mekanisme pasar. Efeknya, muncul kelangkaan.
Hal yang sama dikhawatirkan bisa terjadi pada BBM jenis Pertalite ini jika harganya ditahan terlalu lama. Pasalnya, bisnis tetap bisnis. Produsen akan enggan untuk menjual rugi lantaran biaya produksi akan lebih tinggi.
Dengan disubsidi, produsen BBM—dalam hal ini Pertamina—tetap akan mendapatkan kompensasinya dari APBN. Namun, tidak ada penyeimbangan permintaan dari pasar, karena masyarakat tidak akan mengurangi konsumsi karena tidak ada kenaikan harga.
Defisit
Defisit negara juga akan meningkat seiring beban fiskal yang semakin berat. Meskipun pemerintah sendiri sempat mengumumkan hendak menekan defisit hingga 3%.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Well, memang kondisinya sedang sulit. Tak hanya harga Pertalite yang cukup mengkhawatirkan, mau ditahan beban negara berat, mau dinaikkan beban rakyat yang meningkat. BBM naik, LPG juga bisa saja dinaikkan lagi. Sekarang saja sudah ada wacana untuk mengganti kompor gas menjadi kompor listrik.
Lalu, bagaimana ya?
Sebenarnya, hal yang perlu kita lakukan kurang lebih sama saja dengan saat ada kondisi dan situasi yang berubah. Kan, kita sudah banyak melewati masa sulit nih, kemarin. Ada pandemi, lalu ada badai PHK. Yuk, pasti kita juga bisa melewati ujian yang kali ini.
Just a reminder, lakukan hal-hal berikut ya.
1. Financial check up
Karena kondisi yang berubah, maka bisa jadi akan memengaruhi juga keadaan keuangan kamu. Yuk, lakukan financial check up dulu sebelum melangkah ke hal-hal lainnya.
Kamu bisa cek:
- Apakah penghasilanmu masih tetap sama? Sumber dan jumlahnya?
- Apakah pengeluaranmu masih tetap sama? Pos dan jumlahnya?
- Bagaimana posisi utang kamu? Apakah cukup aman sejauh ini? Masih harus mencicil berapa lama lagi? Apakah ada yang bisa dilunasi dengan segera?
- Bagaimana asetmu? Masih bertahan, bertambah, ataukah malah minus? Bagaimana posisinya terhadap tujuan keuangan? Apakah masih aman?
- Iuran asuransi kesehatan aman? Yang untuk keluarga juga sudah ada?
- Bagaimana dengan asuransi jiwa, apakah sudah ada untuk si pencari nafkah? Apakah iurannya aman?
Buat catatan pengeluaran yang disesuaikan dengan kondisi sekarang kalau perlu, untuk melihat apakah ada pola yang harus diubah.
2. Atur cash flow
Arus kas merupakan hal terpenting di saat-saat yang tak pasti dan sulit seperti ini. Jagalah agar tetap positif, yang artinya pemasukan harus lebih besar daripada pengeluaran.
Misalnya saja, kamu menggunakan prinsip 1 – 2 – 3 – 4 untuk mengatur cash flow, apakah sekarang dan beberapa waktu ke depan masih bisa diterapkan dengan baik? Ataukah, ada proporsi yang harus diubah? Mungkin tadinya 10% untuk lifestyle, 20% untuk investasi, 30% untuk utang, dan 40% untuk rutin, sekarang harus diubah menjadi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% utang, dan 10% investasi 10% lifestyle? Boleh saja. Atau lifestylenya yang dikurangi? Bisa saja.
Sesuaikan dengan kebutuhan. Dan, yang pasti: keluarkan uang sesuai kemampuan, dan prioritaskan kebutuhan esensial sebelum yang lainnya.
3. Cek dana darurat
Cek dana darurat, apakah masih memadai? Untuk single, kamu perlu dana darurat sebesar 4 x pengeluaran rutin bulanan. Untuk menikah, kamu perlu dana darurat 6 – 12 x pengeluaran rutin bulanan, sesuaikan dengan jumlah jiwa yang ditanggung.
Ya, kondisinya memang sedang sulit. Tapi, yuk, yakin saja bahwa kita bisa melewatinya dengan baik.
Kompor Listrik vs Kompor Gas vs Kompor Induksi: Lebih Hemat Mana?
Gas LPG nonsubsidi harganya bikin auto pengin pensiun jadi kokinya anak-anak. Mau pindah ke LPG melon yang disubsidi oleh pemerintah, kok ya masih banyak yang lebih pantas dan butuh. Mau beralih ke kompor listrik, jangan-jangan malah lebih boros. Tapi kalau indikator di regulator gas sudah mulai mendekati merah, kok ya deg-degan semacam mau ditembak sama mantan.
Masalah kompor listrik, kan takut juga jangan-jangan tagihannya nanti yang gantian melonjak. Biasanya sebulan cuma beli token 2 kali paling banter, nanti jadi 3 – 4 kali kan sama saja.
Curhatan di atas pasti banyak yang relate di hari-hari belakangan. Betul? Mari sini gandengan dulu.
Lalu, sudah pernah benar-benar membandingkan antara kompor gas dan kompor listrik belum? Beberapa waktu yang lalu juga sempat beredar wacana bahwa subsidi gas 3 kg akan dialihkan ke kompor induksi. Nah, yang kayak apa pula itu kompor induksi? Memangnya bakalan lebih hemat daripada kompor gas ataupun kompor listrik?
Coba yuk, kita ulik
Menghitung Kinerja Kompor Gas dan Kompor Listrik
Mari kita langsung coba hitung.
LPG 12 kg sekarang harganya antara Rp210.000 – Rp270.000. Mari kita pakai yang paling tinggi, Rp270.000. Pemakaian gas kira-kira adalah 60 jam. Dengan demikian per jamnya, kita akan menghabiskan gas sebesar Rp4.500.
Selanjutnya, kita asumsikan listrik untuk rumah tangga sebesar 1.300 VA, tarifnya adalah Rp1.467 per kWh. Artinya setiap 1000 watt listrik per jamnya kita akan ditagih Rp1.467. Dari beberapa penelusuran ke para penjual kompor listrik online, rata-rata akan butuh daya antara 1.000 hingga 2.200 watt yang 2 tungku. Mari kita pakai yang terbesar, yaitu 2.200 watt. Artinya dalam pemakaian per jam, masak dengan kompor listrik akan butuh biaya Rp3.139,4.
So, kalau dilihat pemakaian per jam, kompor listrik jadi lebih hemat.
Lalu, bagaimana dengan kompor induksi? Beda atau sama dengan kompor listrik?
Dari penelusuran, rata-rata kompor induksi watt-nya lebih kecil, yaitu 400 – 1.000 watt. Dengan demikian, jika dihitung dengan watt terbesar, dalam 1 jamnya, tagihan listrik menjadi Rp1.467 untuk daya listrik yang sama.
Keunggulan dan Kelemahan Kompor Gas, Kompor Listrik, dan Kompor Induksi
Nah, kita sudah membuat perhitungannya, tetapi itu belum termasuk perhitungan beli kompornya sendiri dan juga utilitasnya.
Memang masing-masing ada plus dan minusnya, tinggal kita yang mesti pintar memanfaatkannya sesuai kondisi dan kemampuan.
Kompor Gas
Kompor gas sih sudah semua orang menggunakan, jadi sudah sangat user friendly. Kalau belum punya, harga beli kompor gas ini terjangkau. Yang satu tungku ada yang di bawah Rp100.000. Kalau yang 2 tungku antara Rp300.000 – Rp600.000. Yang portable harganya Rp150.000 – Rp200.000. Tapi untuk portable, kayaknya bakalan boros kalau dipakai untuk rumah tangga yang tiap hari masak untuk keluarga. Kompor portable lebih cocok buat anak kos, yang paling banter masak mi instan.
Selain kompornya, butuh selang dan regulator untuk mengalirkan gas dari tabung ke kompor. Jangan lupa menaruh tabung di area yang agak terbuka, setidaknya yang berventilasi bagus. Karena cukup berbahaya kalau berada di ruang tertutup.
Kalau pakai gas, tentu saja tagihan listrik bisa dikurangi. Tetapi ada harga juga buat beli gasnya. Perlu dicatat, bahwa efisiensi kompor gas hanya sekitar 60%. Inilah yang membuatnya lebih boros, karena energi yang benar-benar mengalir untuk memasak hanya 60%, selebihnya menguap. Apalagi kalau mengingat bahwa gas merupakan sumber energi tak terbarukan, yang lama kelamaan bakalan habis.
Kompor Listrik
Kompor listrik memang belum terlalu populer. Apalagi buat rumah tangga kelas menengah ke bawah. Harga kompor listrik 1 tungku antara Rp100.000 – Rp500.000. Dua tungku sampai dengan Rp1 jutaan. Lumayan ya?
Daya yang dibutuhkan juga antara 300 – 600 watt untuk 1 tungku. Dua tungku, berarti ya kira-kira butuh daya dua kalinya juga. Ini lumayan kalau untuk rumah tangga dengan daya listrik 450 watt hingga 900 watt. Padahal, rentang daya inilah yang paling banyak dimiliki oleh keluarga-keluarga di Indonesia.
Namun, biaya utilitas tidak serumit kompor gas, karena hanya butuh colokan listrik saja. Juga lebih aman, bebas dari risiko meledak. Untuk efisiensinya juga lebih baik, karena kompor listrik bisa menghasilkan panas sampai 70%. Listrik sendiri merupakan sumber energi yang bisa terbarukan, sehingga akan lebih ramah lingkungan. Tapi kalau lagi pemadaman listrik—seperti yang sering terjadi di daerah-daerah yang bisa dua kali seminggu pemadaman—jadi repot juga, karena semua tergantung pada listrik.
Kompor Induksi
Kompor induksi berbeda dengan kompor listrik. Kalau kompor listrik, sumber daya benar-benar dari listrik yang dihubungkan dengan colokan yang kemudian memanaskan pelat kawat. Sedangkan kompor induksi bekerja dengan sistem elektromagnetik, sehingga jauh lebih efisien hingga mendekati 99%. Karena itu, kompor induksi lebih cepat panas ketimbang kompor listrik, yang kadang sampai makan waktu 5 menit sekadar untuk memanaskan.
Kompor induksi biasanya dilengkapi dengan pengaturan suhu pemanasan, seperti microwave. Dengan demikian, pemakaiannya bisa diatur dengan daya listrik yang menyesuaikan dengan temperatur yang digunakan. Rata-rata sih maksimal 1.000 watt. Untuk kompor induksi 2 tungku, biasanya tungku yang satu akan lebih besar daripada tungku yang lain.
Harga kompor induksi lebih mahal sedikit ketimbang kompor listrik, yaitu Rp400.000 hingga Rp1 jutaan tergantung jumlah tungku dan fiturnya. Untuk rumah tangga dengan daya listrik 450 – 900 VA, kompor induksi mungkin juga akan berat.
Nah, demikian perhitungan dan perbandingan hemat antara kompor gas, kompor listrik, dan kompor induksi. Jadi, gimana? Pilih yang mana? Yang pasti, cash flow harus diatur dengan baik. Karena di situlah, kunci paling dasar dari penghematan agar semua kebutuhan tercukup dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!