Cerdas Belanja Diskon Akhir Tahun, Jangan Melakukan Kesalahan Ini!
Apa yang paling ditunggu di akhir tahun selain liburan? Yes, promo dan diskon akhir tahun!
Banyak gerai, toko, baik offline maupun online heboh menawarkan potongan harga di saat akhir tahun seperti ini. Kita, sebagai pelanggan, pastinya ya akan menyambut dengan bahagia dan gegap gempita. Alasan yang sering dipakai adalah, “Kapan lagi ada diskon begini?”
Padahal ya, sepanjang tahun—setiap bulan, setiap tanggal kembar—kita selalu diberi kesempatan untuk belanja dengan harga murah. Iya kan? Nggak cuma diskon akhir tahun saja kan, kesempatan kita buat belanja dengan potongan harga begini?
Ya, begitulah. Pasalnya memang diskon akhir tahun tuh menggiurkan. Pas banget kalau kita juga baru saja dapat bonus akhir tahun. Wow! Makin menjadi-jadi deh nafsu belanjanya.
Nah, saat itulah banyak kesalahan yang kita lakukan, yang bisa membahayakan cash flow. Kesalahan seperti apa?
Belanja Diskon Akhir Tahun, Jangan Lakukan Kesalahan Ini!
Lapar mata
Kita memang enggak bisa memungkiri kan, kalau kita sering belanja secara impulsif. Enggak diskon saja disikat, apalagi pas momen diskon akhir tahun. Pasti semua yang pengin diembat. Keinginan membeli muncul begitu saja, saat kita melihat barangnya—atau bahkan cuma foto barangnya!
Tak disiplin dengan anggaran yang sudah dibuat
Hayo, siapa nih, yang sering bikin anggaran sendiri, tapi ya akhirnya disabotase sendiri? Anggaran yang dibuat sih sudah rapi, tapi di lapangan, kenyataannya berbeda. Teori enggak sama dengan praktik!
Itu tandanya kamu enggak tahan menghadapi godaan. Bakalan bahaya kalau kamu belanja diskon akhir tahun seperti ini. Bakalan kalap!
Enggak tega permintaan yang disayang
Misalnya, seperti pasangan, atau yang paling sering: anak. Ini kerap terjadi pada orang tua pada anak, atau om tante ke keponakannya. Hal ini terjadi karena rasa sayang yang begitu besar, sehingga orang dewasa sering membeli ini itu. Padahal ya anaknya sendiri kadang malah nggak pengin.
Atau, kalau anaknya pengin, ya kita yang enggak tega untuk menolak. Jika ini yang terjadi, ada baiknya anak juga diajarkan bagaimana membedakan keinginan dan kebutuhan. Perlahan-lahan, pasti ia akan memiliki kebiasaan belanja yang sehat. Ayah dan ibu harus kompak dalam hal ini. Jangan sampai ibu melarang belanja, eh si ayah malah belanja banyak.
Gengsi
Ini bisa jadi beberapa alasan sih. Di antaranya:
- Membeli karena enggak mau kalah dari teman. Sebenarnya sih enggak pengin beli dan enggak butuh juga. Tapi kok kayaknya jadi alienated gitu ya, di sirkel? Apalagi di WAG, wah, kayak dicuekin nih. Akhirnya … bisa ditebak deh.
- Membeli karena tidak enak. Misalnya, kamu sudah tanya-tanya mendetail ke admin atau ke pramuniaga. Eh, kalau enggak jadi beli kan enggak enak ya? Apalagi belanja kosmetik, sudah sampai tahap coba-coba produknya. Padahal niatnya di awal sih enggak mau beli sekarang, kan hanya mau sekadar window shopping? Tapi jadi enggak enak ya, kalau enggak beli?
- Membeli demi solidaritas. Misalnya dress code buat kumpul-kumpul reunian atau dengan keluarga di akhir tahun nanti. Nah, jadi harus keluar uang lagi buat beli seragam atau setidaknya baju yang sesuai dengan dress code. Pasalnya, juga enggak punya yang sesuai sih.
Nah, kamu sering melakukan yang mana nih? Coba kenali dirimu sendiri, dan cobalah untuk menghindari perasaan-perasaan di atas kalau kamu pengin belanja diskon akhir tahun nanti.
Terpengaruh penawaran
Korban iklan, katanya, atau penawaran. Misalnya saja, membeli satu produk akan dapat voucher makan gratis di restoran X untuk satu orang. Karena tergiur, kita pun membeli. Sayangnya, kita malahan harus membayar lebih banyak karena vouchernya hanya untuk satu orang, sementara kita datang sepasukan bareng keluarga.
Yah, jadi pengeluaran ekstra kan? Padahal bisa dicegah lo!
Kadang ya dalam voucher itu ada syarat dan ketentuannya. Misalnya, hanya belanja produk A. Padahal untuk bisa memakai produk A ini, kamu harus punya juga produk B. Nah, jadi harus beli produk B deh. Atau, voucher gratis makan, tapi enggak termasuk minumnya—yang bisa jadi jatuhnya malah lebih mahal.
Selain penawaran, promosi kartu kredit kadang juga bisa menjebak. Misalnya, diskon berlaku untuk nominal tertentu. Terpaksa jadi belanja lagi supaya dapat reward-nya kan? Iya, kelihatannya memang tampak lebih mudah belanja dengan kartu kredit. Namun, ingat. Belanja dengan kartu kredit itu artinya utang. Begitu juga dengan paylater. Sementara, apakah kamu ingat 3 syarat utang sehat? Lalu, apakah belanja diskon akhir tahun bisa memenuhhi 3 syarat sehat tersebut?
Nah, itu dia beberapa kesalahan yang sering kita lakukan kalau kita berbelanja saat sedang musim diskon, termasuk diskon akhir tahun. Ingat-ingat ya, supaya kamu jangan melakukan kesalahan yang sama lagi tahun ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Step by Step Melakukan Review Keuangan Akhir Tahun 2022 agar Lebih Baik di Tahun 2023
Sudah menjelang akhir tahun 2022 nih. Enggak terasa ya? Bagaimana tahun ini untukmu? Apakah lebih baik dari tahun 2021? Akhir tahun biasanya memang jadi momen tepat untuk melakukan refleksi dan introspeksi, ya kan? Termasuk dalam hal keuangan. Apakah kamu sudah siap untuk melakukan review keuangan akhir tahun?
Memangnya harus ya?
Pentingnya Review Keuangan Akhir Tahun
Ya, kalau harus sih enggak. Tapi ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari review keuangan akhir tahun ini lo. Di antaranya:
- Kita bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun 2022 ini. Apakah kita sudah mengeksekusi rencana-rencana yang kita buat atau masih sekadar wacana?
- Apa saja rencana atau tujuan yang berhasil kita wujudkan?
- Apa saja rencana yang belum berhasil terealisasikan?
- Mengapa ada rencana yang belum bisa direalisasikan?
- Apakah ada kesalahan yang membuat rencana tersebut gagal atau tertunda?
- Apa yang menjadi hambatan tahun 2022 ini?
Nah, dari pertanyaan-pertanyaan itu saja, sepertinya kamu akan mendapatkan banyak insight dan PR yang bisa kemudian kamu kerjakan di tahun 2023 agar hidupmu lebih baik. Kamu bahkan bisa menambah berbagai pertanyaan lain sebagai bahan refleksi dan review sehingga hasilnya akan lebih lengkap dan detail, yang kemudian bisa kamu pergunakan sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan keuangan yang lebih baik lagi.
Jika masih bingung, bagaimana cara melakukan review keuangan akhir tahun, berikut ini ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Simpel saja kok!
Step by Step Review Keuangan Akhir Tahun
1. Cek catatan keuangan
Jika kamu sudah punya catatan keuangan yang cukup rapi di tahun 2022, maka review keuangan akhir tahun bisa kamu mulai dari sini. Cek kondisi cash flow saat ini, apakah surplus atau minus. Bagaimana kondisi setiap pos keuangan? Apakah sudah cukup efisien? Atau sepertinya, ada yang perlu diefisienkan lagi, karena kemarin masih terlalu boros?
Misalnya saja, pos lifestyle kok ternyata lebih dari 20%, sementara investasi masih di proporsi 10%. Mungkin di tahun 2022, di setiap tanggal kembar kamu selalu nggak pernah absen dari sale dan program promo?
Meski mungkin masih terkendali, tetapi coba dipertimbangkan, barangkali tahun depan kamu bisa menambah persentase investasi, agar tujuan keuangan bisa lebih cepat tercapai.
2. Adakah kondisi yang berubah?
Misalnya saja, pemasukan yang berkurang atau bertambah?
Mungkin, pantas saja biaya lifestylemu membengkak. Gajimu juga naik soalnya tahun 2022 ini. Ya, tentunya bersyukur sih, naik gaji gitu lo. Tapi, bukan berarti lantas biaya lifestyle juga harus naik. Mungkin ada pos lain yang akan lebih baik ditambah proporsinya demi kebaikan dirimu sendiri. Dana darurat, misalnya, apakah sudah aman?
Apakah sekarang jumlah tanggunganmu bertambah, atau malah berkurang? Apakah tahun depan, bakalan ada tujuan keuangan yang harus diwujudkan? Sekolah anak, misalnya?
Nah, hal-hal seperti ini bisa mengubah kondisi keuangan, dan kamu akan lebih leluasa membuat rencana atau mencari solusi jika melakukan review keuangan akhir tahun.
3. Cek dana darurat
Tahun 2022 ini, apakah dana daruratmu sudah aman?
Ingat, bahwa jumlah ideal dana darurat seharusnya minimal adalah 4 kali pengeluaran rutin bulanan. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah ideal dana darurat juga akan lebih besar. So, kalau ternyata jumlah tanggunganmu bertambah tahun ini—misalnya tahun 2022 kemarin kamu dikaruniai anak—maka segera buat rencana untuk menambah dana darurat tahun depan.
Jika ternyata tahun 2022 kamu masih belum punya dana darurat, kamu juga bisa mulai membuat rencana untuk membangun dana darurat. Satu bulan, dua bulan enggak apa, yang penting mulai aja dulu. Cek kemampuanmu untuk menyisihkan beberapa persen dari penghasilan untuk bisa membuat dana darurat ini ya.
4. Review portofolio
Nah, biasanya review keuangan akhir tahun juga bisa dilakukan sekaligus dengan melakukan review terhadap portofolio investasi.
Cek bagaimana posisi portofolio investasimu sekarang, terutama terhadapp tujuan keuangan yang sudah ditentukan. Apakah bertumbuh sesuai harapan, atau belum? Jika memang belum maksimal, kamu bisa membuat rencana untuk memperbaiki komposisinya tahun depan. Misalnya, kamu tambah porsi instrumen agresifnya, atau malah memindahkan dari instrumen agresif ke instrumen yang lebih rendah risiko.
Semua kembali pada profil risiko, kebutuhan, dan juga kemampuanmu ya. Ingat, #TujuanLoApa?
5. Cek tujuan keuangan
Apakah ada tujuan keuangan yang sudah dicapai di tahun 2022 kemarin? Jika ada, apa saja? Apakah tujuan tersebut menambah aset? Jika iya, maka jangan sampai lupa untuk menambahkannya dalam catatan keuanganmu.
Apakah ada tujuan keuangan yang harus kamu capai di tahun 2023 besok? Bagaimana posisinya sekarang? Apakah dananya sudah siap? Jika masih kurang, kurang berapa? Jika sudah siap, cek apakah perlu dipindahkan ke instrumen yang lebih rendah risiko atau tidak.
Nah, dari sini, kamu bisa melanjutkan aktivitas review keuangan akhir tahun kamu sampai menyeluruh. Jangan lupa untuk ajak pasanganmu sekalian, jika kamu sudah berkeluarga ya, agar kedua belah pihak tahu kondisi keuangan keluarga yang sebenarnya sehingga akan lebih mudah menentukan arah selanjutnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Liburan Akhir Tahun 2022, Mau ke Mana dan Bagaimana Atur Bujetnya?
Sebentar lagi, kita akan mengakhiri tahun 2022 nih. Apa kabar liburan akhir tahun? Apakah kamu sudah bersiap?
Pemerintah sendiri menegaskan bahwa tidak ada cuti bersama untuk liburan Nataru tahun ini. Tapi, jika memang diperlukan, kamu bisa tetap mengajukan cuti agar bisa menikmati liburan akhir tahun.
Prediksi Pemerintah mengenai Liburan Akhir Tahun 2022
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sendiri memprediksi, ada kurang lebih 44 juta orang yang akan melakukan perjalanan di penghujung tahun, untuk menikmati liburan akhir tahun. Itu artinya setara dengan kurang lebih 16% dari total penduduk Indonesia.
Dan, Yogyakarta menjadi salah satu tujuan liburan akhir tahun terbanyak untuk Nataru kali ini, dengan pelaku perjalanan terbanyak berasal dari Jabodetabek. Transportasi yang dipergunakan paling banyak adalah mobil pribadi sebesar 28.26%, dan sepeda motor sebanyak 16.47%. Sementara 13.42% di antaranya memilih menggunakan kereta, dan sejumlah 11.9% ingin melakukan perjalanan dengan naik bus umum.
Keuangan saat Liburan Akhir Tahun
Memang akhir tahun biasanya menjadi momen untuk bisa mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari bagi sebagian besar orang, di samping liburan Idulfitri. Bisa dibilang, liburan akhir tahun biasanya memang menjadi agenda tetap bagi sebagian orang. Mereka bahkan sudah punya rencana untuk liburan dari jauh-jauh hari.
Lalu, bagaimana dengan tahun ini? Bukankah kita masih dalam suasana prihatin? Meski sudah dikatakan terbebas dari resesi 2023, tetapi masih banyak masalah yang terjadi di sekitar kita.
Yah, yang namanya perubahan ekonomi toh akan selalu terjadi. Dampak pasti ada, tetapi sebagian besar memang tak bisa kita kendalikan atau hindari. Jadi, mau liburan akhir tahun di tengah ketidakpastian? Ya, enggak apa, asalkan kamu siap. Setidaknya, saat selesai liburan nanti, kamu tidak lantas terlibat masalah keuangan, terutama utang. Selanjutnya, kamu bisa menyusun rencana lagi.
So, buat kamu yang pengin memanfaatkan momen untuk cuti dan liburan akhir tahun, yuk, ceki-ceki dulu kondisi keuanganmu, dan kemudian membuat rencana liburan dengan bujet yang sesuai kemampuan. Dengan demikian, nantinya, kesehatan keuangan tetap terjaga setelah liburan, pun tak terjadi masalah yang terlalu serius.
Ikuti beberapa tip berikut ini ya.
1. Gunakan dana yang memang sudah dialokasikan
Seperti yang sudah sempat disinggung di atas, bahwa liburan akhir tahun merupakan salah satu agenda tetap bagi sebagian orang, selain liburan Idulfitri. Jika memang demikian, anggarannya bisa kamu masukkan sebagai anggaran pengeluaran tahunan.
Untuk pengeluaran tahunan, maka kamu bisa mengalokasikan dari penghasilan tahunan juga. Misalnya dari THR atau bonus akhir tahun.
Selain itu, karena menjadi pengeluaran rutin tahunan, kamu pun bisa menabung lebih dulu. Mulailah dengan menghitung biaya dan kebutuhan untuk liburan, dan kemudian kamu perhitungkan dengan jangka waktu—misalnya 1 tahun. Simpanlah tabunganmu pada rekening terpisah dengan tingkat risiko yang rendah. Misalnya di tabungan biasa, atau di reksa dana pasar uang.
Ketika sudah mendekati waktunya untuk liburan, tabungan bisa dicairkan dan bisa kamu pergunakan sebagai ongkos. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengganggu pos keuangan yang lain, sehingga saat liburan selesai kamu juga bisa tetap memenuhi kebutuhan yang lain seperti biasanya.
2. Sesuai kemampuan
Sepanjang tahun 2022, tercatat ada banyak pencarian terkait objek atau destinasi wisata yang asyik untuk dikunjungi dan dikumpulkan datanya oleh Google. Beberapa di antaranya yang cukup ngehits di Indonesia adalah Tanah Lot di Bali dan Heha Ocean View di Yogyakarta. Tempat lainnya yang masuk juga dalam data Google ini adalah Sky View yang ada di London, Inggris, juga Setas de Sevilla, Seville, Spanyol. Masih banyak lainnya yang masuk dalam Google Trend ini.
So, kamu hendak menghabiskan liburan akhir tahun ke mana? Jika menurut data Kemenhub, Yogyakarta memang menjadi tujuan wisata terbanyak. Namun, barangkali terlalu jauh untukmu, sehingga anggaran pun tak mencukupi. Jika seperti ini keadaannya, maka lebih baik kamu mengganti rencana dan memilih tempat lain untuk liburan akhir tahun ini.
Tak perlu ragu untuk membuat ulang rencana liburan, karena kemampuan finansial memang menjadi salah satu faktor pertimbangan utama yang harus dipikirkan dengan baik dan bijaksana. Kamu tak perlu gengsi, bahkan, jika mampunya ber-staycation di hotel di dalam kota. Enggak ada buruk dan ruginya kok! Bahkan, kamu juga bisa mendapatkan banyak pengalaman jika kamu bisa memilih hotel yang asyik. Siapa tahu juga ada promo. Ya kan?
Yang penting, seusai liburan, enggak ada utang yang jadi tanggungan.
3. Jangan habiskan anggaran
Berhematlah selama liburan. Memang kamu sudah punya alokasi dana yang sudah ditetapkan dan dianggarkan, dan semua tampaknya aman. Namun, enggak ada salahnya banget kalau kamu juga berhemat nanti pada praktiknya.
Syukur-syukur ada sisa dana liburan, kamu bisa manfaatkan misalnya untuk dana darurat, atau untuk menambah portofolio, dan hal-hal lain yang produktif—yang akan memberikan manfaat untukmu di kemudian hari.
Nah, bagaimana? Kayaknya sih sudah benar-benar siap untuk liburan akhir tahun ya? Semoga menyenangkan liburannya ya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dapat Bonus Akhir Tahun 2022, Bisa Buat Apa?
Enggak terasa ya, sudah mau habis saja nih tahun 2022. Bonus akhir tahun, apa kabar? Eciyeee … Kayaknya ada yang lampaui target nih tahun ini, jadi bisa dapat insentif yang lumayan.
Selamat ya, bestie! Tapi memang tak semua perusahaan memberikan benefit berupa bonus akhir tahun sih. Ada beberapa yang tidak memberikan tambahan gaji ini, mungkin tahun ini atau mungkin juga memang tidak ada fasilitas untuk itu. Memang adanya bonus akhir tahun ini menjadi wewenang dan kebijakan masing-masing perusahaan sih, karena tidak ada aturan resminya pada pemerintah. Tidak seperti THR, misalnya. Jadi, kalau memang kamu tidak mendapatkannya tahun ini, jangan patah semangat ya.
Terus, yang dapat bonus akhir tahun, mau dipakai buat apa nih, uang hasil kerja kerasnya?
Kelola Uang Bonus Akhir Tahun supaya Ada Manfaatnya
Bonus akhir tahun bisa jadi termasuk dalam penghasilan tahunan, kalau memang diberikan secara teratur, sesuai kesepakatan kerja. Tetapi, bisa juga dianggap sebagai rezeki, kalau ternyata hal ini tak selalu diberikan oleh perusahaan.
Baik sebagai penghasilan tahunan ataupun sebagai sekadar rezeki, dua-duanya harus dikelola dengan baik, supaya uangnya bisa bermanfaat untuk kebutuhanmu. Jangan sampai dihamburkan, hingga tak bersisa dan tak ada faedahnya. Sayang banget kan?
Jadi, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengelolanya?
1. Pakai untuk kebutuhan tahunan
Ada penghasilan tahunan, ada juga pengeluaran atau kebutuhan tahunan. Seperti apa contohnya? Misalnya saja pajak, seperti PBB, pajak kendaraan, dan sebagainya. Bisa juga premi asuransi jiwa yang dibayar tahunan. Atau kamu juga bisa sisihkan bonus akhir tahun untuk Idulfitri atau kurban tahun depan.
Ya, adanya penghasilan tahunan memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan tahunan juga. Tinggal diatur saja, kebutuhannya berapa. Semoga bisa tercukupkan semua ya.
2. Bayar utang
Alokasi kedua yang bisa kamu lakukan dengan uang bonus akhir tahun adalah untuk membayar utang. Setelah dihitung-hitung, ternyata bisa langsung dilunasi, ya kenapa enggak? Ya kan?
Apalagi kalau cicilanmu sudah mendekati atau malah melebihi dari batas 30% penghasilan rutin setiap bulan. Itu artinya sudah mulai enggak sehat. So, manfaatkan kesempatan mendapatkan tambahan dana ini untuk bisa mengurangi beban cicilanmu. Mungkin tidak bisa kamu lunasi seluruhnya juga tak apa. Paling tidak, bisa menekan cicilan bulan depan menjadi kurang dari 30%, itu sudah bagus!
3. Tambah dana darurat
Buat kamu yang masih belum bisa memenuhi nominal ideal dana darurat, adanya bonus tahunan ini juga bisa dimanfaatkan buat mengejar target lo. Apalagi di tahun 2023 nanti—meskipun banyak yang mengatakan bahwa Indonesia bebas dari ancaman resesi—kondisinya masih belum pasti. Dunia masih akan diwarnai krisis, terutama yang menyangkut energi dan pangan.
So, ada bagusnya kalau kamu punya niat untuk kejar target nominal ideal dana darurat. Untuk lajang, dana darurat ideal adalah 4 x pengeluaran rutin bulanan, menikah 6 x pengeluaran rutin bulanan, menikah dengan 1 anak 9 x pengeluaran rutin bulanan, dan menikah dengan 2 anak 12 x pengeluaran rutin setiap bulannya.
Dengan adanya dana darurat, kamu akan lebih nyaman menjalani hidup, pun bisa menekan risiko terlilit utang jika sewaktu-waktu membutuhkan dana karena muncul situasi darurat.
Harapannya sih sebenarnya satu, di penghujung tahun 2022 ini: Semoga badai PHK segera berlalu.
4. Investasi
Nah, setelah memenuhi 3 kebutuhan yang cukup penting di atas dan ternyata bonus akhir tahun yang kamu terima masih ada sisa—syukur-syukur masih banyak—maka kamu boleh saja menambah portofolio investasi yang kamu miliki. Dengan begini, kamu bisa mencapai tujuan finansial dengan lebih cepat kan?
Lalu, portofolio investasi mana dulu nih yang harus dipenuhi? Tergantung kondisi dan kebutuhanmu. Boleh saja kalau kamu mau menambah dulu investasi jangka pendekmu. Misalnya, pertengahan tahun depan kamu harus membayar uang pendaftaran ulang sekolah anak. Nah, kamu bisa nih alokasikan dari bonus akhir tahun yang kamu dapatkan.
Atau, jika sedang tidak ada tujuan jangka pendek, atau investasi jangka pendek sudah aman, kamu bisa mengalokasikannya untuk investasi jangka panjangmu. Untuk dana pensiun, misalnya.
5. Self reward
Yang terakhir tentu saja, kamu bisa gunakan bonus akhir tahun yang kamu terima untuk memberi self reward pada diri sendiri.
Memangnya boleh? Ya, boleh dong. Memangnya ada yang bilang enggak boleh?
Boleh banget kalau kamu hendak mempergunakan tambahan gaji ini untuk memberikan dirimu sendiri hadiah yang pantas banget kamu dapatkan setelah bekerja keras selama setahun. Misalnya, kamu pengin healing dan staycation, boleh. Mau beli tas branded yang sudah setahun mandek di keranjang online shop-mu, juga boleh. Mau nonton konser, boleh juga.
Yang penting, pastikan kamu mempergunakan uang tersebut setelah kebutuhan yang lebih penting sudah aman ya. Jangan sampai kamu pakai uang bonusmu untuk memberi self reward, sementara kamu masih terlilit utang dalam jumlah besar dan bunga tinggi, misalnya. Dengan begitu, masalah hidup akan tidak berkurang.
Nah, sekarang sudah memutuskan mau dipakai untuk apa uang bonus akhir tahun yang kamu dapatkan? Semoga bisa bermanfaat maksimal untukmu ya.
Mau belajar bareng cara mengelola bonus tahunan dengan lebih baik? Yuk, undang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Sumber Pemasukan Uang yang Bisa Dimiliki oleh Setiap Orang
Kebanyakan dari kita hanya memiliki penghasilan dari kerja kantoran, atau kalau enggak dari berdagang. Padahal ada banyak juga sumber pemasukan uang lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan lo.
Tapi kan, penghasilan yang sekarang sudah cukup. Gaji tinggi. Masa masih perlu sumber pmasukan uang yang lain?
Yah, syukurlah kalau memang sudah cukup. Syukurlah juga kalau gaji sudah besar. Nikmati dan kelola, supaya bisa dimanfaaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan. Namun, apakah kamu juga tahu, bahwa penghasilan pun berisiko, yang pada akhirnya juga akan berimbas pada pencapaian tujuan keuangan kita?
Ibaratnya, kita mau pergi ke suatu tempat. Jalan yang dipilih ternyata macet, atau tertimbun tanah longsor, atau ada berbagai aral lainnya. Kalau kita tidak tahu alternatif jalan yang lain, bisa jadi kita akan stuck di tempat tersebut. Masa iya, mau menunggu? Iya kalau bisa diatasi dengan cepat, kalau enggak? Bisa-bisa kita enggak pernah bisa sampai ke tujuan.
Nah, begitu juga dengan penghasilan. Boleh saja kita punya satu penghasilan yang jadi andalan saat ini. Namun, untuk mengamankan dan menjamin kita bisa mencapai tujuan finansial, ada baiknya kita juga punya alternatif sumber pemasukan uang yang lain.
Apa saja?
5 Sumber Pemasukan Uang yang Sebaiknya Dimiliki
1. Menjadi karyawan
Sumber pemasukan uang dengan menjadi karyawan adalah dari gaji atau upah, merupakan imbalan terhadap tenaga, pikiran, dan waktu yang sudah kita berikan selama kita bekerja.
Rata-rata gaji akan diberikan secara teratur, misalnya pada tanggal tertentu atau hari tertentu, sesuai kesepakatan kerja. Jumlahnya juga relatif tetap, sesuai juga dengan kesepakatan. Dengan bekerja menjadi karyawan, umumnya orang akan menghabiskan waktu antara pukul 08.00 atau 09.00 hingga sore atau sampai malam. Bahkan, tak jarang harus lembur, dengan jam kerja yang panjang.
Besaran gaji itu relatif, tergantung pada jabatan, besarnya tanggung jawab, risiko kerja, domisili kerja, sampai jumlah kehadiran. Semakin besar gaji, umumnya juga tanggung jawab, risiko kerja, jumlah kehadiran, dan jabatan juga akan semakin besar.
2. Menjual jasa keahlian
Jika kamu memiliki keahlian khusus, yang enggak semua orang punya dan dibutuhkan, kamu bisa banget menjadikannya sebagai sumber pemasukan uang. Jual keahlianmu, bantu klien untuk menyelesaikan masalahnya, dan kamu bisa mendapatkan honor kemudian.
Misalnya saja seperti membuatkan desain website, menulis copy untuk iklan, membuat logo untuk bisnis, membantu klien merencanakan event atau mungkin pesta-pesta pribadi seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun perkawinan, dan sebagainya. Sampai kamu juga bisa menjual keahlianmu untuk menyanyi, bermain musik, melukis, dan sebagainya.
Ada 2 hal yang akan memengaruhi besaran pemasukan uang dari jenis profesi ini, yaitu seberapa baik atau tinggi keahlianmu, dan seberapa banyak kamu bisa menyelesaikan pekerjaan dalam satu waktunya. Misalnya setiap bulan kamu bisa menyanyi berapa kali, atau bisa membuat desain web seberapa kali, dan juga seberapa baik hasil kerjamu itu.
Tak seperti menjadi karyawan, menjual keahlian sendiri itu lebih fleksibel waktunya. Ya, style pekerja lepas nan mandiri. Namun, jangan lupa, penghasilan juga fleksibel, dalam arti enggak teratur dan tetap seperti halnya gaji.
Soal jenjang karier ya kurang lebih sama saja dengan menjadi karyawan. Bisa butuh bertahun-tahun merintis, tetapi bisa juga cepat, tetapi semua tergantung pada dirimu sendiri.
3. Penjual barang
Menjual barang-barang juga bisa menjadi salah satu sumber pemasukan uang alternatif yang lumayan lo! Apalagi jika kamu bisa menyesuaikan kebutuhan orang dengan suplainya. Dengan demikian, masalah pasar tidak akan terlalu jadi masalah.
Mulailah dari hal-hal yang kecil. Misalnya, di kantor banyak teman kerja yang enggak ada waktu untuk membuat bekal, sehingga mereka hanya bisa mengandalkan pesan makanan online. Kamu bisa membantu mereka membuat bekal sehingga bagi mereka lebih murah dan mudah, kamu pun bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Tinggal didata saja, untuk besok, siapa saja yang mau pesan bekal makan siang. Kamu bisa mempersiapkannya mulai sore atau malam hari, dan memasak pagi-pagi, sekaligus membuat bekal untukmu sendiri.
Contoh lagi, kamu sering jalan-jalan ke luar negeri atau dalam negeri juga bisa. Lalu buka jastip. Misalnya, jastip skincare sementara kamu jalan-jalan ke Korea. Lumayan kan? Atau kamu bisa menawarkan baju koko atau kaftan menjelang Idulfitri. Atau beli camilan grosiran, lalu kamu kemas kembali dalam ukuran kecil, dan jual eceran dengan titip di kantin kantor.
Banyak cara dan barang bisa dijual, tinggal atur saja dengan kreativitasmu.
4. Investasi
Investasi bisa berarti beberapa cara pemasukan uang.
Yang pertama, kamu menanam modal pada sebuah bisnis, yang akan dijalankan atau dikelola oleh siapa pun. Dengan begitu, peran kamu adalah sebagai pemodal, yang nantinya akan menerima pembagian keuntungan dari laba bisnis yang diperoleh.
Atau, kamu bisa memanfaatkan berbagai instrumen investasi yang menawarkan keuntungan yang bisa dilakukan secara online. Ada banyak banget, kamu bisa memilih mulai dari reksa dana, saham, surat utang atau obligasi, hingga mengembangkan dana di fintech lending.
Untuk saham, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari dividen ataupun capital gain. Dari obligasi, kamu bisa mendapatkan pemasukan uang dari kupon yang diberikan sesuai perjanjian atau ketentuan. Dari fintech lending, pemasukan uang juga datang dari bunga pinjaman modal yang diberikan. Sementara reksa dana menawarkan keuntungan yang beragam, tergantung jenis reksa dananya, mulai dari capital gain, kupon, hingga dividen juga.
5. Royalti
Alternatif sumber pemasukan uang yang berikutnya juga bisa kamu dapatkan adalah dari royalti.
Royalti adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai hak dari penciptaan kekayaan intelektual. Di sini, royalti bisa saja datang dari kamu menulis buku dan kemudian diterbitkan. Atau mungkin kamu membuat jingle, dan kemudian kamu jual ke pihak-pihak yang membutuhkan. Atau, bisa juga misalnya kamu membuat desain template untuk website atau untuk keperluan yang lain, atau foto-foto, yang kemudian kamu jual melalui pihak penyedia layanan stock desain atau foto. Ketika ada orang yang mengunduh desain atau fotomu, maka kamu akan mendapatkan royalti yang besarnya sesuai dengan ketentuan.
Pemasukan uang dari royalti ini benar-benar suatu penghasilan pasif. Kamu hanya harus bekerja sekali saja, tetapi penghasilan akan bisa didapatkan selama karyamu diperjualbelikan, tanpa kamu harus menciptakan atau mengerjakan sesuatu lagi.
Nah, gimana nih? Apakah kamu sudah memanfaatkan kelima sumber pemasukan uang di atas? Atau baru ada beberapa saja?
Enggak ada salahnya lo, kamu memiliki beberapa stream income sekaligus. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kita harus mencari alternatif jalan yang lain juga demi mengamankan langkah kita menuju tujuan finansial yang hendak dicapai. Tinggal belajar keuangan lebih mendalam lagi, agar rencana keuangan kamu lebih matang dan komprehensif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sepertiga Pengeluaran Rumah Tangga Habis untuk Makan di Luar: Trik Hemat Kulineran Ini Wajib Dilakukan
Dari Household Spending Survey yang dilakukan oleh NielsenIQ memberikan fakta cukup mengejutkan, bahwa pada Q2 2022, ada peningkatan pengeluaran rumah tangga pada pos leisure activity khususnya soal makan di luar. Peningkatannya lumayan lo, dari 27% di tahun Q2 2021 menjadi 30% di Q2 2022.
Memang ya, makan di luar apalagi yang dilakukan bareng keluarga, teman, atau siapa pun itu jadi aktivitas healing tersendiri. Enggak selalu perlu ke restoran mahal atau mevvah, kadang bisa menemukan warung emperan atau kaki lima, atau sekadar penjual keliling yang ditemui saat jogging bareng saja, tetap seru kok.
Dan, ternyata, hal ini enggak cuma sedikit yang melakukan. Bahkan konon, sepertiga pengeluaran rumah tangga rata-rata penduduk Indonesia banyak digunakan untuk makan di luar.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu yang hobi makan di luar, apalagi ramai-ramai bareng keluarga atau teman? Pernah menghitung enggak, sebulan habis berapa?
Ya memang, kalau sudah ada pos atau alokasinya, kita akan lebih mudah menghitung berapa banyak habisnya sebulan buat makan di luar. Pun lebih mudah juga untuk mengendalikan atau mengontrolnya. Pasalnya, makan di luar ini termasuk pos pengeluaran bukan kebutuhan esensial, betul? Makannya sih kebutuhan esensial, tapi ‘di luar’-nya bukan esensial, karena sebenarnya kan kita bisa masak dan makan di rumah saja supaya lebih hemat.
Tapi ya, gitu. Kadang kita butuh healing, sesuatu yang berbeda, yang mengasyikkan, supaya hidup enggak flat doang. Kayak keripik.
Jadi, gimana dong ya, cara mengatur keuangan supaya acara makan di luar tetap jalan, sementara keuangan juga enggak boncos, cash flow juga tetap sehat?
Trik Hemat Makan di Luar
1. Kumpulkan referensi
Sebelum makan di luar, tentukan dulu mau makan apa atau makan di mana. Lalu kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Kadang, yang terasa mahal sih bukan harganya saja. Tapi misalnya, kita sudah memilih resto atau warung, harganya terjangkau sih, tapi suasananya enggak nyaman, makanannya enggak enak … nah, terasa mahal deh jadinya. Betul?
So, enggak sekadar viral, tapi carilah yang memang sreg di hati. Cari ratingnya di Google Map, atau reviewnya di akun-akun media sosial foodies, dan sebagainya. Zaman sekarang mah gampang kan, mencari referensi?
2. Cek harganya
Di Google Map, pada umumnya resto atau warung akan menampilkan menu, atau setidaknya diposting oleh orang-orang yang sudah pernah datang berkunjung sebelumnya. Nah, kamu bisa cek dulu harganya.
Pastikan, kamu hanya makan di tempat yang memang sesuai dengan kemampuanmu. Memang sih, ada kemungkinan harga menu berubah. Mungkin karena orang-orang sudah mempostingnya setahun atau beberapa tahun yang lalu. Tetapi, biasanya juga tidak akan terlalu banyak selisihnya.
So, informasi harga yang kamu dapatkan ini bisa dipakai untuk membuat anggaran atau bujet makan di luar bareng-bareng nanti.
3. Siapkan anggaran
Yes, dalam hal apa pun—terutama yang berkaitan dengan keuangan—anggaran adalah koentji. Termasuk ketika kita pengin makan di luar bareng keluarga atau teman-teman. Jadi, ayo, dibuat dulu bujetnya sebelum berangkat. Tentukan mau makan di mana, dengan bujet berapa.
Bujet ini bisa kamu ambilkan dari alokasi penghasilan sebesar 10% yang disisihkan untuk lifestyle, agar pos kebutuhan rutinmu enggak terganggu, dan kalau acara makan di luar ini menjadi acara healing rutin. Namun, jika memang tidak mengganggu atau kamu bisa mengendalikan dengan baik, anggaran makan di luar ini kamu ambil dari pos kebutuhan sehari-hari juga enggak masalah.
So, semua tergantung pada kondisi masing-masing.
4. Manfaatkan promo atau program diskon
Zaman sekarang, banyak bisnis kuliner yang royal memberikan program promo dan diskon. Mereka juga butuh untuk mendongkrak penjualan, bukan? Salah satunya ya dengan mengadakan program promo.
Cari informasi mengenai berbagai program promo dan diskon kuliner yang sedang berlangsung. Biasanya cukup banyak programnya nih kalau kamu adalah pengguna kartu kredit. Jika memang kamu hendak memanfaatkan berbagai reward kartu kredit demi bisa ajak keluarga makan di luar, kamu harus berhati-hati ya. Jangan sampai justru membuatmu jatuh ke dalam kesulitan keuangan karena berutang tanpa berpikir dengan bijak. Ingat akan syarat utang sehat ya.
Selain kartu kredit, berbagai layanan dompet digital juga sering menawarkan diskon dan promo. Terutama jika kamu kemudian menggunakan layanan mereka sebagai alat pembayarnya. Banyak juga bank atau layanan yang menawarkan cashback jika menggunakan kartu debit atau QRIS. Nah,, ini juga bisa kamu manfaatkan lo.
Informasi promo dan diskon lain juga bisa kamu dapatkan dari media sosial. Biasanya sih ada syarat tertentu yang diminta. Jadi, cermati dulu ya, supaya programnya bisa kamu manfaatkan semaksimal mungkin.
5. Pilih porsi besar atau paket
Ada kalanya restoran menawarkan menu paket atau porsi besar yang memungkinkan untuk dimakan bareng-bareng. Yang kayak gini, biasanya jatuhnya lebih hemat lo, kalau kamu makan di luar bareng keluarga dalam jumlah yang cukup banyak, ketimbang memesan sendiri-sendiri per porsi perseorangan.
So, coba cermati menunya. Kalau memang banyak yang punya kesamaan selera, lebih baik pesan paket saja. Biasanya sudah termasuk menu pembuka, menu utama, nasi, dan minuman.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah melakukan semua trik di atas agar lebih hemat saat makan di luar bareng keluarga atau teman-teman?
Makan di luar memang bisa menjadi sarana mendekatkan antarindividu, baik itu dalam keluarga atau dalam pertemanan. Rasa bonding satu sama lain akan lebih kuat, dan pastinya tercipta kebahagiaan dengan makan bareng ini. Boleh saja kok sering-sering makan di luar, malahan ini bagus untuk perekonomian kan? Namun tentu saja, harus dikendalikan dan disesuaikan dengan kemampuan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bangkit Setelah Menjadi Korban PHK, Ini yang Harus Kamu Lakukan
Pemutusan Hubungan Kerja, atau PHK, bagai mimpi buruk di siang hari belakangan ini. Bak teror, yang bisa mengancam siapa saja. Korban PHK sudah berjatuhan, dan mirisnya, sampai saat artikel ini ditulis, masih saja ada berita PHK yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di berbagai media.
Jika kamu adalah salah satu korban PHK, wajar jika kamu sedih, kecewa, bingung, putus asa, dan sebagainya. Namun, ada baiknya, jangan berlarut-larut. Segera lakukan beberapa langkah pemulihan sesegera mungkin. Pasalnya, hidup terus berjalan, kebutuhan terus ada, dan ingat, mungkin juga ada orang-orang yang saat ini bergantung padamu.
Korban PHK, Yuk, Segera Bangkit dengan Langkah Berikut!
1. Tenang
Berhadapan dengan vonis PHK, siapa saja pasti akan merasa sedih, jengkel, khawatir, dan sebagainya—yang campur aduk tak keruan. Meski demikian, hal terpenting yang perlu kamu lakukan adalah justru menghadapinya dengan pikiran tenang dan hati lapang.
Patah hati dan kecewa wajar saja dirasakan. Namun, jangan sampai hal tersebut berlangsung berlarut-larut—yang malah kemudian menyedot energi baik yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk segera bangkit.
Ketenangan akan dapat membantumu berpikir dan bertindak secara lebih rasional, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat untuk kondisimu.
Untuk membantu menenangkan diri, perbanyak berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Atur keuangan
Selanjutnya, setelah kamu dapat menenangkan diri, yang perlu untuk dilakukan adalah mulai mengatur keuangan kembali. Cek, apakah kebutuhan hidup masih bisa terpenuhi dengan baik, apakah mungkin masih bisa menabung, dan coba pertahankan cash flow positifmu.
Biasanya, korban PHK juga akan diberikan pesangon sesuai dengan peraturan, seperti yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan juga biasanya ada dalam perjanjian kerja. Besarannya bisa jadi cukup besar. Beberapa waktu yang lalu, ada yang spill uang pesangon karyawan yang di-PHK bisa mencapai Rp4 miliar.
Meski demikian, seberapa besarnya pesangon yang kamu terima, dana kamu ini akan berisiko cepat habis kalau tak segera dikelola dengan baik. Berasa durian runtuh soalnya. Padahal, ya itu “gaji terakhir” lo! Jangan sampai gelap mata dan belanja berlebihan karena merasa punya uang banyak.
So, buat rencana keuangan yang detail dan komprehensif, dalam beberapa waktu ke depan dengan asumsi tidak ada penghasilan—dan hanya bergantung dari uang pesangon tersebut.
3. Berburu peluang
Segera mungkin juga, sebagai korban PHK, kamu mulai untuk berburu peluang lain untuk kembali mendapatkan penghasilan. Iya, memang. Mencari pekerjaan zaman sekarang itu sulit, dan lebih sulit lagi jika kondisinya sedang terjadi badai PHK di mana-mana seperti ini. Tapi, kalau enggak segera mulai mencari peluang, ya kapan kamu akan mendapatkannya?
So, ayo semangat! Jika menurut aturan, pemberitahuan mengenai PHK biasanya diberikan tidak dengan mendadak. Karena itu, seharusnya ada waktu untukmu bersiap.
Pada kesempatan tersebut, pergunakanlah kesempatan untuk meningkatkan skill kamu sesuai dengan bidang yang kamu geluti. Bekali diri dengan berbagai keahlian dan keterampilan yang menunjang pengalaman bekerjamu. Kemudian, mulailah memasarkan diri dengan menonjolkan keahlian dan potensi yang kamu miliki.
Sebelum mulai bergerak, ada baiknya terlebih dulu menciptakan visi dan harapan ke depannya. Artinya, mencari pekerjaan baru ini sebenarnya juga bisa menjadi peluang bagi kamu yang sebenarnya pengin mendirikan usaha sendiri, atau mungkin pengin switching karier.
Apa pun yang menjadi pilihanmu setelah menjadi korban PHK ini, jangan pernah lupakan 3 hal penting ini:
Research
Gali informasi, ketahui tujuan karier, dan cari pekerjaan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Sebagai pencari kerja, kamu perlu tahu banget keahlian apa saja yang sedang dicari sekarang, dan sesuaikanlah dengan minatmu. Dengan begitu, kamu akan punya bargaining power yang tinggi.
Relevancy
Pada umumnya perusahaan mana pun akan mencari karyawan yang sevisi, satu value, dan satu tujuan. Jadi, upayakan untuk bisa mengaliansi hal ini sehingga kamu menjadi karyawan most wanted bagi perusahaan yang membutuhkan.
Resiliency
Bangkit dari keterpurukan, dan segera moveon, cari peluang baru. Fokuslaah pada tujuan karier dan cari lowongan pekerjaan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk mendapatkan peluang terbaik. Tanamkan mindset positif dan tingkatkan motivasi pribadimu. Jangan mudah menyerah sebelum kamu bisa mencapai tujuanmu.
4. Bangun kembali rasa percaya dirimu
Menjadi korban PHK memang bukan hal yang mudah untuk diatasi atau dijalani. Sering terjadi, vonis PHK yang diterima berakibat down-nya semangat hidup, muncul perasaan tidak berharga, dan tidak dibutuhkan, yang kemudian memunculkan rasa minder lantaran rasa percaya diri juga pupus.
Memang berat ya. Namun, ketahuilah, saat ini kamu bukanlah satu-satunya yang menjadi korban PHK. So lakukan beberapa hal berikut agar rasa percaya dirimu kembali bangkit.
Evaluasi
Lakukan evaluasi terhadap beberapa hal yang menjadi penyebab kamu menjadi korban PHK. Dari sisi perusahaan misalnya, apakah selama ini perusahaan memang sudah melakukan yang terbaik? Pasalnya, pilihan untuk mem-PHK karyawan itu sebenarnya selalu menjadi pilihan terakhir. Selain itu, lakukan juga evaluasi terhadap dirimu sendiri. Apakah kontribusimu sudah cukup besar pada perusahaann di periode pekerjaanmu yang lalu?
Dengan melakukan analisis terhadap diri sendiri dan juga perusahaan seperti ini, kamu bisa dengan objektif menilai sesuatu tanpa menyalahkan siapa pun atau apa pun. Kamu juga bisa mengurangi ketakutan yang berlebihan, dan mengurangi pikiran-pikiran negatif.
Fokus pada kekuatan
Selanjutnya, segera move on, fokus pada kekuatan dan potensi yang ada. Status PHK tak perlu menjadikan kamu minder, justru bisa menjadi pelajaran agar lebih baik ke depannya.
Salah satu pelajaran yang bisa kamu dapatkan adalah mengenai pentingnya manajemen risiko. Asuransi dan dana darurat itu penting. Tak menggantungkan diri pada single income stream juga penting. So, manfaatkanlah kesempatan ini untuk bisa memperbaiki kesalahan yang sudah pernah dilakukan, dan lebih baik lagi ke depannya.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mending Investasi Gramasi Emas Kecil atau Besar ya? Ini Pertimbangannya!
Meski instrumen investasi sudah banyak sekali, tetapi faktanya, masih banyak orang yang memang lebih suka investasi emas. Enggak salah kok, asalkan kembali lagi, harus sesuai dengan tujuan dan kemampuan bisa membeli gramasi emas yang sebesar apa.
Investasi emas tetap masih punya keunggulan, terutama jika hendak digunakan sebagai alat lindung nilai dari inflasi. Toh bagaimanapun, emas selalu dianggap sebagai instrumen safe haven, yang cukup kuat menahan badai krisis yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Kamu bisa lihat kan, bahwa ketika instrumen lain rontok karena kondisi perekonomian yang juga memburuk, emas biasanya tetap perkasa bahkan nilainya semakin naik. Emas memang sangat cocok dipegang sebagai instrumen investasi jangka panjang. Seiring waktu, harga emas cenderung naik secara eksponensial.
Emas memang cukup tahan banting jika dibandingkan dengan kelas aset lainnya, apalagi jika kondisi pasar tidak pasti. Sementara, cara investasi emas sendiri juga relatif sangat mudah. Apalagi di zaman teknologi canggih seperti sekarang, investasi emas juga bisa dilakukan secara online. Nggak kalah deh dengan berbagai instrumen investasi kekinian lainnya kan?
Meski demikian, kadang ada juga sih yang membuat bingung para investor, terutama investor pemula. Salah satunya soal mending investasi dengan gramasi emas yang besar atau kecil ya? Pasalnya, gramasi emas sendiri memang tersedia dalam banyak variasi, mulai dari yang nol koma sekian hingga ribuan gram.
Selain soal kemampuan finansial, ada berbagai faktor lain yang memang perlu dipertimbangkan untuk bisa memutuskan lebih baik investasi gramasi emas besar atau kecil.
Simak terus artikel ini sampai selesai ya, untuk tahu penjelasan detailnya.
Apa Itu Gramasi Emas?
Gramasi emas adalah istilah yang menyatakan berat emas dalam gram. Seperti yang sudah kamu ketahui, bahwa emas—utamanya emas batangan yang dimanfaatkan sebagai instrumen investasi—dijual dalam berbagai variasi berat. Dari 1 gram hingga 1000 gram. Bahkan, sekarang juga muncul 0.1 gram, yang disebut dengan mini gold.
Selain emas batangan, kamu juga perlu tahu bahwa ada bentuk emas lain yang juga dijual di pasaran. Yaitu emas perhiasan, emas koin, emas granule, hingga emas digital. Memang banyak, tetapi tidak semuanya sesuai dimanfaatkan sebagai instrumen investasi. Emas granule misalnya, biasanya dipakai oleh perajin untuk membuat perhiasan dengan kualitas rendah. Sementara emas digital biasanya diperjualbelikan melalui marketplace atau platform investasi emas. Nantinya, jika memang perlu, emas digital ini bisa dicetak sesuai kepemilikan kita.
Nah, mari kembali ke soal gramasi emas. Sebenarnya lebih bagus investasi yang mana, gramasi emas yang besar atau kecil? Ada beberapa pertimbangan, yuk, kita lihat!
Mending Mana: Investasi Gramasi Emas Besar atau Kecil?
Harga
Mari kita lihat daftar harga berdasarkan gramasi emas seperti yang ada di website logammulia.com, saat artikel ini ditulis.
Untuk gramasi emas 1 gram, harga dasar emas adalah Rp999.000. Coba kita lihat pada gramasi 1000 gram, harga emas Rp939.600.000. Itu artinya kalau kita beli 1000 gram, maka jatuhnya per gram emas adalah Rp939.600. Lebih murah kan?
Sementara kita lihat pada gramasi emas 0.5 gram, harganya adalah Rp549.500. Itu artinya, dalam 1 gram, harganya menjadi Rp1.099.000. Menjadi lebih mahal.
Nah, hal inilah yang patut menjadi pertimbangan kamu. Jika kamu membeli emas dalam gramasi mini, maka jatuhnya juga akan lebih mahal.
Namun, bukan berarti tak boleh membeli dalam gramasi emas yang kecil juga sih. Pasalnya, semua juga kembali pada kemampuan kamu.
Prioritas kebutuhan
Selanjutnya yang patut menjadi perhitungan mau investasi gramasi emas besar atau kecil adalah kebutuhanmu.
Misalnya, kamu beli 1000 gram emas batangan, seharga Rp990-an juta itu. Dan, kemudian kamu punya kebutuhan, katakanlah, “hanya” Rp100 juta. Nah, pastinya ya, akan sayang juga jika kamu menjual emas batangan 1000 gram itu kan?
So, ada baiknya memang sebelum membeli emas, kita tentukan dulu tujuan investasinya. Dengan demikian, kita tahu kebutuhan dan bisa menentukan dengan pasti gramasi emas yang lebih pas untuk kebutuhan tersebut. Kalau kasusnya seperti yang dijelaskan di atas, gramasi kecil akan lebih cocok.
Likuiditas
Hal selanjutnya yang harus dipertimbangkan adalah soal likuiditas. Karena untuk memenuhi berbagai kebutuhan, bisa jadi kita nantinya akan mencairkan emas menjadi uang cash.
Sebenarnya gramasi emas besar atau kecil, sama saja cara pencairannya. Yaitu dengan dijual—dan lebih baik menjual ke pihak dari mana kita membeli awalnya. Jadi, misalnya kita membeli emas di Butik Emas, maka kalau hendak menjual, sebaiknya ya kembali ke Butik Emas yang bersangkutan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah menjual emas dalam gramasi kecil akan lebih mudah dibandingkan gramasi besar.
Misalnya begini. Kita punya emas dalam 1000 gram seharga Rp900-an juta. Jika kita menjualnya, tidak banyak pihak yang langsung punya dana sebesar itu saat itu juga, betul? Namun, misalnya jika kita menjual emas 5 gram seharga Rp5 juta, maka masih mungkin banyak orang yang memiliki dana segar sebesar itu.
Penyimpanan
Saat hendak membeli emas batangan, maka kamu juga perlu untuk memperhitungkan tempat penyimpanannya yang aman.
Untuk emas dengan gramasi kecil, pastinya tidak akan ada kesulitan berarti. Kamu bisa membeli brankas sendiri, dan disimpan di tempat aman di rumah. Namun, untuk gramasi emas besar, bisa jadi kamu akan perlu menitipkannya di safe deposit box yang disediakan di berbagai bank agar lebih aman.
Nah, jadi gimana? Lebih menguntungkan untuk investasi dalam gramasi emas kecil atau besar? Bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya ya, karena kembali lagi pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Pelajaran Keuangan yang Bisa Didapatkan dari Piala Dunia 2022 di Qatar
Demam sepakbola sedang melanda Indonesia, dan penduduk dunia, seiring semakin memanasnya laga Piala Dunia yang sedang dihelat di Qatar untuk tahun 2022.
Buat para penikmat olahraga ini, ini jadi kesempatan untuk bisa mendiskusikan tim mana saja yang pantas untuk dijagokan menjadi pemenang, pemain mana saja yang mainnya bagus, dan pastinya, hal-hal kontroversial apa saja yang terjadi selama perhelatan berlangsung. Namun, buat para pengatur keuangan, Piala Dunia bisa jadi berbeda.
Bisa jadi, para pengatur keuangan ini melihat sisi lain dari Piala Dunia; tentang pelajaran keuangan yang bisa didapatkan..
Apa saja?
Pelajaran Keuangan dari Piala Dunia 2022
Strategi adalah koentji
Sebelum dimulainya pertandingan dalam laga Piala Dunia, tim mana pun akan selalu merencanakan strategi terlebih dulu, dengan mempelajari tim lawan. Pada akhirnya, yang strateginya matang dan tepat akan dapat mencetak gol lebih banyak, dan memenangkan pertandingan.
Jadi kita belajar bahwa menentukan strategi adalah hal terpenting pertama yang harus dilakukan jika kita ingin mencapai suatu tujuan atau goal. Tim sepakbola bisa saja mempunya target hendak membobol gawang lawan sampai banyak kali, begitu juga kita. Ada berapa pun banyak tujuan yang ingin dicapai juga tak masalah, asalkan strateginya jitu.
Selain itu, seperti halnya pertandingan sepakbola, di mana suatu tim akan diadang-adangi oleh tim lawan untuk mencapai target (jumlah gol), kita juga punya sederet tantangan untuk mencapai tujuan finansial kita. Tinggal bagaimana kita bisa mengatasi tantangan itu, kan? Seberapa pun banyak dan besar tantangannya, pasti bisa disolusikan jika kita punya strategi yang jitu.
Miliki aset yang sesuai
Mau main bertahan atau menyerang? Setiap tim yang berlaga di Piala Dunia umumnya terdiri atas berbagai karakter pemain. Kepiawaian pelatih untuk mengombinasikan skill antarpemain menjadi kunci sukses strategi yang sudah dibuat sehingga menghasilkan kemenangan.
Hal yang sama terjadi juga pada keuangan kita. Ada banyak sekali jenis instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk bisa mencapai tujuan keuangan. Masing-masing instrumen memiliki karakteristiknya sendiri. Kesesuaian karakteristik instrumen dan jenis tujuan keuangan akan menjadi kunci suksesnya pengelolaan keuangan kita.
Misalnya saja, kita punya reksa dana pasar uang, yang rendah risiko tetapi tingkat perkembangannya juga tipis. Jika kita menggunakannya untuk dana pensiun, pastinya ya bisa-bisa saja. Tetapi mungkin perkembangan asetnya tidak akan maksimal, karena imbal hasilnya yang juga rendah. Sementara, kita punya target dana pensiun yang besar, misalnya. Jika dipaksakan, ada risiko yang akan harus dihadapi, yaitu bisa saja kita jadi gagal pensiun sejahtera.
Begitu juga misalnya, kita butuh dana untuk membayar uang pangkal sekolah anak yang tinggal setahun lagi. Dana tersebut kita simpan di saham, karena berharap bisa bertumbuh dulu sebelum digunakan. Namun, karena kondisi pasar saham sedang turun, nilai investasi jadi ikut anjlok. Alhasil, saat hendak dibayarkan sebagai uang pangkal sekolah, jumlahnya malah jadi minus.
So, bisa menyesuaikan karakteristik instrumen dan tujuan ini merupakan bagian dari strategi, seperti halnya pelatih sepakbola yang memilih terlalu banyak pemain bertahan ketika harus tampil menyerang. Akibatnya tentu saja, hasil pertandingan tidak akan maksimal.
Review strategi
Saat mengalami kekalahan dalam laga Piala Dunia, pada umumnya pelatih dan tim secara keseluruhan akan melakukan evaluasi terhadap strategi yang sudah digunakan. Mereka akan mencari, salahnya di mana, apa yang perlu diperbaiki, dan apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Kalau perlu, pelatih akan mengganti pemain yang akan turun ke lapangan untuk bisa tampil lebih baik.
Hal yang sama juga terjadi pada kita. Secara berkala, kita juga perlu melakukan review terhadap berbagai keputusan dan strategi keuangan yang sudah kita lakukan. Instrumen yang tidak berkinerja baik, atau tidak sesuai dengan timeline dan tujuan yang sudah kita tentukan, bisa saja diganti dengan instrumen lain yang lebih cocok.
Ingat, bahwa tidak ada instrumen yang lebih baik daripada yang lain. Yang ada adalah instrumen yang lebih sesuai dengan tujuan keuangan dan yang tidak. Seperti kata Ligwina Hananto, jangan setia pada produk, tetapi setialah pada tujuan.
Lakukan riset dan upgrade terus pengetahuan
Di Piala Dunia, tim akan mempelajari lawan, dan kemudian merumuskan strategi yang paling tepat untuk dapat mengatasi lawan, dan akhirnya memperoleh kemenangan. Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan tim lawan akan membantu penentuan strategi yang paling tepat.
Begitu juga dengan kita. Pemahaman kita akan instrumen-instrumen yang ada, pengetahuan-pengetahuan kita, akan membantu kita membuat perencanaan keuangan yang tepat dan komprehensif. Dengan demikian, tujuan finansial pun akan semakin mungkin diwujudkan.
Kalau enggak punya pemahaman, gimana? Ya bisa saja kita malah terjebak investasi bodong, utang pada pinjol ilegal, dan berbagai hal lain yang berpotensi gagalnya kita mencapai tujuan finansial.
Nah, itu dia beberapa pelajaran keuangan yang bisa kita dapatkan dari Piala Dunia 2022 di Qatar. Gimana nih, kamu punya jagoan tim mana? Dan, apakah tim kamu menang terus sampai sekarang? Apa yang bisa kamu pelajari dari kemenangan-kemenangan tim kamu tersebut? Apakah ada pelajaran keuangan yang bisa kamu dapatkan? Boleh lo, cerita. Ditunggu di komen ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Career Cushioning, Tren Kerja Terbaru Muncul selama Badai PHK?
Sudahkah kamu mendengar istilah career cushioning? Belakangan ini, istilah career cushioning menjadi tren baru di dunia kerja, lho. Terlebih badai PHK sempat menerpa beberapa karyawan di berbagai sektor pekerjaan.
Konon, tren ini adalah jalan pintas yang dipilih oleh mayoritas individu untuk bertahan hidup saat menghadapi ancaman PHK massal. Lantas, apa sih sebenarnya career cushioning? Simak ulasannya dalam artikel ini hingga usai, ya!
Apa itu Career Cushioning?
Melansir beberapa sumber, career cushioning didefinisikan sebagai tindakan yang diambil oleh seseorang untuk bertahan agar dari ancaman turbulensi ekonomi dan pasar kerja. Faktanya, pekerjaan selalu datang dan pergi. Namun, kamu memerlukan pekerjaan agar tetap bisa menghidupi diri sendiri.
Tren career cushioning ini muncul tak lain akibat kekhawatiran seseorang akan nasib pekerjaan mereka. Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat para pekerja gundah. Oleh karena itu, tak heran jika mereka membutuhkan bantalan karier, atau yang kemudian disebut dengan career cushioning.
Pada career cushioning ini, para pekerja dapat menyusun plan B, plan C dan plan lainnya sebagai antisipasi ketika mereka menghadapi kondisi di luar kendali, seperti PHK yang mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.
Lantas, kapan kamu perlu mempersiapkan dan memulai career cushioning?
Mempersiapkan Career Cushioning Sedini Mungkin
Saat kamu khawatir dengan keberlangsungan pekerjaan yang sedang digeluti, maka saat itulah kamu perlu melakukan career cushioning. Meskipun kamu sangat menyukai pekerjaanmu yang sekarang, memiliki bantalan karier adalah salah satu cara untuk memprioritaskan diri dan pekerjaan yang kerap kali menjadi kebutuhan.
Seorang mitra di recruiting firm Odgers Berndtson Tech Practice, Diane Gilley, mengatakan bahwa kamu mungkin masih menyukai pekerjaanmu saat ini, namun kamu juga perlu memikirkan hal terpenting bagi diri dan passionmu. Di mana dalam hal tersebut, koneksi dan pengalamanmu akan sangat bermanfaat dalam career cushioning.
Take a note, bantalan karier akan terasa penting ketika kamu mulai merasakan ancaman PHK di lingkungan kerjamu saat ini. Saat itulah kamu perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman tersebut.
Tip Jitu Memulai Career Cushioning yang dapat Kamu Coba
Apakah kamu saat ini sedang berada di situasi yang mendorong untuk mulai mencoba career cushioning? Jika iya, bagaimana langkah tepat untuk memulainya?
Berikut adalah beberapa tip yang dapat kamu coba sebelum memulai career cushioning.
1. Asah Ketrampilan
Terlepas saat ini kamu bekerja atau tidak, mengasah keterampilan perlu kamu lakukan untuk mengeksplorasi kesempatan kerja di masa yang akan datang. Kamu bisa memulai dengan mendalami apa yang bisa kamu “jual” kepada recruiter. Catat semua keterampilan yang kamu miliki, baik soft skills maupun hard skills, sehingga recruiter mengetahui apa saja potensimu.
Mengasah keterampilan menjadi langkah kunci yang dapat kamu siapkan sebelum terjun ke dunia kerja maupun menjajal career cushioning. Pasalnya 40 persen perusahaan di platform pencari kerja, umumnya melihat ketrampilan dari job seeker yang melamar di perusahaan tersebut.
2. Upgrade CV, Profil LinkedIn, dan Portofolio
Langkah berikutnya yang perlu kamu coba saat memulai career cushioning adalah meng-upgrade profile LinkedIn atau media sosial, resume atau CV, dan portofolio.
Selain memperbarui detail teknis, pastikan kamu menambahkan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Keterampilan tersebut dapat berasal dari personal skills assessment yang telah diikuti.
Kamu juga perlu memikirkan jenis pekerjaan yang potensial untuk dijadikan bantalan karier, ya. Meskipun ini sedikit tricky untuk bertanya terkait side job saat kamu masih menjadi pekerja tetap, cobalah untuk mencari referensi di job portal atau situs pencari kerja lainnya.
3. Bangun Relasi
Relasi atau networking memiliki peran yang krusial dalam dunia kerja. Tidak banyak orang yang suka membangun relasi, padahal relasi akan membantumu menemukan peluang emas, khususnya di dunia kerja.
Membangun relasi ini gampang-gampang susah, lho. Kamu membutuhkan waktu untuk membangun dan memeliharanya. Hindari datang ke relasi hanya pas butuhnya aja, ya!
Kamu akan mendapatkan rekomendasi, dukungan, peluang pekerjaan, hingga ide dan wawasan baru untuk mengembangkan karir atau bisnis, ketika kamu dapat memelihara hubungan baik dengan relasi.
Nah, dengan demikian, masihkah kamu masih meragukan kekuatan dari relasi?
4. Do it on your own time
Lakukan pekerjaan yang kamu jadikan bantalan karier di luar jam kerja. Pastikan bahwa side job yang sedang kamu kerjakan untuk mempersiapkan diri dari ancaman PHK ini tidak mengganggu pekerjaan utamamu, ya. Meskipun kamu sedang mempersiapkan career cushioning, jangan sampai kamu kehilangan etika.
So, lakukan hal-hal seperti mengupgrade CV, membangun relasi, atau mencari peluang kerja di luar jam kerjamu di kantor!
5. Kelola pemasukan dengan baik
Karena istilahnya sekarang kamu sedang membangun jaring pengaman terkait kariermu, maka siapkanlah juga jaring pengaman keuangan yang memadai. Akan percuma jika kamu sudah melakukan career cushioning, tetapi kamu tetap tidak mengelola keuangan dengan baik. Pada akhirnya, masalah keuangan akan datang, apalagi kalau sudah sampai (amit-amit) terkena PHK.
Jadi jika memang perlu, lakukan financial check up lagi dan kemudian lakukan budgeting lagi sesuai dengan kondisi terkini. Intinya, kamu perlu memilah lagi, mana kebutuhan yang esensial dan mana yang sekadar keinginan—yang bisa ditunda atau dikurangi.
So, gimana? Apakah kamu sekarang sudah merasa perlu untuk career cushioning? Semoga sih enggak perlu ya? Artinya, pekerjaanmu saat ini aman-aman saja, semua baik-baik saja.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!