Nyicil Rumah bareng Pacar, Yay or Nay?
Semingguan terakhir, sepertinya seru banget dibahas di media sosial soal nyicil rumah bareng pacar. Gimana nih menurut kamu?
Nyicil rumah itu adalah sebuah langkah signifikan dalam kehidupan banyak orang. Ada kebanggaan tersendiri ketika kita memasuki rumah idaman yang telah kita bayar setiap bulannya. Apalagi kalau proses nyicil ini kita lakukan bareng pacar, rasanya seperti sebuah langkah besar dalam hubungan, kan? Namun, pernahkah kamu berpikir tentang plus minus dari skema nyicil rumah bareng pacar ini?
Coba bayangkan, setiap bulan kalian berdua menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar cicilan rumah impian kalian. Jelas, ada keuntungan yang bisa dirasakan, seperti beban finansial yang bisa dibagi dua, kemampuan untuk memiliki rumah lebih cepat, dan tentunya membangun komitmen dalam hubungan. Namun, seperti koin yang memiliki dua sisi, pasti ada juga kerugian yang perlu dipertimbangkan.
Di balik manisnya proses nyicil rumah bareng pacar, ada risiko finansial, potensi konflik, dan mungkin juga perbedaan tujuan dan prioritas yang bisa jadi pemicu masalah. Jadi, sebelum kalian memutuskan untuk melangkah, yuk kita ulas lebih dalam tentang plus minus dari skema nyicil rumah bareng pacar ini. Siapa tahu, setelah membaca artikel ini, kalian jadi lebih mantap dan siap dalam membuat keputusan!
Keuntungan Nyicil Rumah bareng Pacar
Bayangkan, kamu dan pasanganmu berkolaborasi membangun impian rumah idaman. Enggak cuma jadi momen yang bikin hubungan makin solid, tapi juga punya dampak positif yang mungkin belum pernah kamu pikirkan sebelumnya. Apa saja?
Berbagi Beban Keuangan
Satu dari manfaat paling gampang dilihat dari patungan bayar rumah sama pacar itu ya bisa bagi-bagi beban finansial atau beban keuangan.
Dengan cara nyicil bareng ini, pembayaran rutin tiap bulan kayak KPR, biaya listrik dan air, sampai perawatan rumah bisa kita bagi dua. So, tekanan finansial kita masing-masing jadi lebih ringan.
Investasi Barengan
Beli rumah sendiri sama pacar itu juga bisa jadi bentuk investasi yang menggiurkan. Kalau nanti harga properti naik, kamu dan pasanganmu berpotensi dapat untung kalau mau jual rumahnya.
Selain itu, properti ini bisa jadi aset jangka panjang yang bisa digunakan buat jaminan keuangan kamu dan pasanganmu.
Bangun Kedekatan dan Komitmen
Memilih buat patungan bayar rumah sama pacar itu bisa jadi tanda komitmen yang serius dalam hubungan lo.
Proses membangun dan merawat rumah bareng-bareng ini bisa bikin ikatan kita makin erat dan kasih kesempatan buat kita saling kenal lebih dalam. Ini juga bisa jadi langkah pertama menuju pernikahan atau komitmen serius lainnya.
Risiko Patungan Bayar Rumah sama Pacar
Sementara itu, nyicil rumah bareng pacar juga punya sisi lain yang mungkin belum kamu pertimbangkan.
So, sebelum bersemangat buat patungan beli rumah, ada baiknya kamu dan pasangan luangkan waktu buat ngobrol dan memahami risiko yang ada. Nggak perlu khawatir, nggak semua risiko itu buruk kok. Malah, dengan memahami risiko ini, kalian bisa lebih siap dan matang dalam mengambil langkah.
Bahaya Finansial
Nyicil rumah bareng pacar tanpa status pernikahan itu bisa bawa bahaya finansial yang gede. Kalau misalnya hubungan kamu dan pasanganmu berakhir, pembagian rumah bisa jadi ribet dan boros banget.
Apalagi kalau tanpa ada perjanjian hukum yang jelas, kamu dan pasanganmu bisa saja berantem dan bingung menentukan, apa yang harus dilakukan dengan rumah tersebut ini.
Kehilangan Investasi dan Keamanan Finansial
Kalo salah satu dari kamu atau pasanganmu gagal bayar kewajiban finansial, misalnya saja cicilan KPR-nya, maka yang lainnya akan mengalami kerugian dan berpotensi kehilangan investasi.
Kala kamu dan pasanganmu enggak mampu mengurus rumah, maka bisa jadi sama-sama buntung.
Beda Tujuan dan Prioritas
Saat nyicil rumah bareng pacar, beda tujuan dan prioritas hidup bisa jadi sumber pertengkaran. Misalnya aja, salah satu dari kamu atau pasanganmu pengin jual rumah ini dan beli properti yang lebih gede, tapi yang lainnya malah pengin tetap tinggal di rumah yang sudah ada.
Perbedaan kayak gini bisa bikin hubungan kamu dan pasanganmu jadi enggak seimbang dan meningkatkan risiko buat putus.
Tip Nyicil Rumah bareng Pacar
So, dengan berbagai hal dan risiko di atas, sebenarnya nyicil rumah bareng pacar itu tidak disarankan. Lebih baik menghindari dulu untuk punya aset bersama saat kamu dan pasanganmu belum resmi berumah tangga.
Namun, yah, namanya manusia. Kadang ya sudah nekat banget, pokoknya harus banget mulai nyicil rumah bareng pacar. Ya, enggak apa sih, tapi ada baiknya berhati-hati dan simak beberapa tip berikut ini.
Diskusi Terbuka
Sebelum memutuskan untuk nyicil rumah bareng pacar, pastikan kamu dan pasanganmu sudah berdiskusi secara terbuka dan jujur tentang rencana dan komitmen ini. Jangan lupa, bicarakan juga tentang skenario terburuk yang mungkin terjadi, seperti hubungan putus atau salah satu dari kamu atau pasanganmu enggak bisa lanjut bayar.
Bikin Perjanjian
Ini penting banget, guys. Mungkin terdengar tidak romantis, tapi bikin perjanjian hukum tentang kepemilikan dan pembagian rumah bisa jadi penyelamat hubungan. Perjanjian ini harus jelas dan adil bagi kedua belah pihak.
Bikin Rencana Keuangan
Nyicil rumah itu butuh komitmen finansial jangka panjang. Pastikan kamu dan pasanganmu punya rencana keuangan yang solid dan komprehensif, termasuk punya dana darurat, uang buat bayar cicilan, dan biaya lainnya.
Pikirkan Tujuan Jangka Panjang
Pastikan kamu dan pasanganmu punya tujuan dan prioritas yang sama sebelum memutuskan untuk nyicil rumah. Misalnya, kalian berdua harus sepakat tentang apakah rumah ini nantinya buat tinggal, disewakan, atau dijual lagi.
Jadi, itulah plus minus dari nyicil rumah bareng pacar. Kayak dua sisi mata uang, ada keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan. Jangan lupa, keputusan besar seperti ini nggak bisa diambil dengan asal. Lebih baik kamu dan pasangan bicara dengan terbuka, diskusikan semua hal, dan siapkan diri buat segala kemungkinan.
Ingat, sebuah rumah itu lebih dari sekadar batu dan semen. Itu adalah tempat di mana kamu dan pasanganmu akan membangun banyak kenangan bersama, jadi pastikan itu menjadi tempat yang membawa kebahagiaan, bukan masalah. Siapa pun yang memutuskan untuk melangkah, ingat bahwa rumah idaman itu nggak selalu harus mewah dan besar, tapi rumah yang bisa memberikan kenyamanan dan keamanan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis Pendapatan Pasif dan Aktif yang Bisa Dimiliki oleh Karyawan
Kerja keras bagai quda setiap hari sebagai karyawan, tapi penghasilan masih kurang? Mungkin kamu perlu mempertimbangkan dua jenis pendapatan ini, yaitu pendapatan pasif dan aktif.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif, memberimu beberapa keuntungan, sebagai karyawan. Misalnya saja, jika kamu hanya mengandalkan pendapatan aktif, kamu mungkin akan mengalami masalah jika kamu kehilangan pekerjaan atau tidak bisa bekerja karena alasan tertentu. Dengan pendapatan pasif, kamu memiliki sumber pendapatan lain yang bisa membantu menutupi kebutuhan kamu.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini juga bisa meningkatkan total pendapatan kamu. Pendapatan aktif mungkin terbatas, tergantung pada jam kerja dan gaji kamu. Tapi pendapatan pasif bisa terus mengalir, bahkan ketika kamu tidur atau berlibur. Dengan pendapatan lebih tinggi, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial kamu, seperti membeli rumah, mobil, atau mungkin pensiun lebih awal.
Sementara, dengan mencari dan mengelola pendapatan pasif, maka hal ini bisa memberi kamu peluang untuk belajar hal baru dan mengembangkan keterampilan lebih baik lagi. Misalnya, kamu belajar tentang investasi saham atau properti, atau mungkin belajar cara menulis buku atau membuat blog.
Jadi, bagi karyawan, memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini tidak hanya bisa memberi kamu keamanan finansial, tapi juga potensi pendapatan lebih tinggi dan peluang untuk belajar dan berkembang.
Kenalan dengan Pendapatan Pasif dan Aktif
Pendapatan Aktif
Ini pendapatan yang kamu peroleh dari kerja keras kamu sehari-hari. Misalnya, gaji dari pekerjaan kantor, bonus, atau komisi. Jadi, semakin banyak kamu kerja, semakin besar pendapatan yang kamu peroleh. Tapi ingat, badan juga butuh istirahat ya, jangan sampai overwork.
Beberapa jenis pendapatan aktif yang bisa didapatkan oleh karyawan di antaranya:
Gaji atau Upah
Ini adalah pendapatan paling umum dan paling sering ditemui. Kamu bekerja untuk sebuah perusahaan atau organisasi, dan mereka membayar kamu atas waktu dan usaha yang kamu berikan.
Komisi atau Bonus
Kalau kamu bekerja di bidang penjualan atau pemasaran, kamu mungkin mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang berhasil kamu lakukan, sebagai bagian dari benefit pekerjaan. Atau mungkin kamu mendapatkan bonus atas kinerja kamu.
Freelancing atau Kerja Lepas
Kalau kamu punya keahlian khusus, seperti desain grafis atau penulisan, kamu bisa mendapatkan pendapatan aktif dengan menjual jasa kamu kepada orang lain.
Bisnis atau Usaha Sendiri
Kalau kamu punya bisnis atau usaha sendiri, pendapatan yang kamu peroleh dari usaha tersebut juga termasuk pendapatan aktif. Misalnya, kamu punya warung makan atau toko online.
Pekerjaan Sampingan
Banyak orang memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan mereka. Misalnya, mengajar privat, menjadi driver ojek online, atau mungkin menjual kue yang kamu buat sendiri.
Nah, pada prinsipnya, untuk bisa menerima pendapatan aktif, maka kamu akan perlu untuk menukarkan waktu, energi, dan usaha yang cukup besar dengan imbalannya. Jadi, penting untuk menemukan keseimbangan antara kerja dan waktu istirahat.
Pendapatan Pasif
Lalu, bagaimana dengan pendapatan pasif?
Ini nih yang banyak dicari orang. Pendapatan pasif adalah pendapatan yang kamu peroleh meskipun sedang tidur atau berlibur. Keren, kan? Misalnya, dari investasi saham atau properti, hasil sewa rumah atau apartemen, atau mungkin dari buku yang kamu tulis atau aplikasi yang kamu buat. Dengan pendapatan pasif, kamu bisa mendapatkan uang tanpa harus kerja keras setiap hari.
Pendapatan pasif adalah jenis pendapatan yang tidak memerlukan usaha yang aktif secara terus menerus. Jadi, setelah kamu melakukan investasi awal, baik dalam bentuk uang atau waktu, kamu bisa mendapatkan pendapatan secara berkala tanpa perlu banyak usaha lagi.
Berikut beberapa contoh dari pendapatan pasif yang dimungkinkan untuk didapatkan oleh karyawan.
Investasi Saham
Kamu bisa mendapatkan dividen dari kepemilikan saham di perusahaan. Jumlah dividen tergantung pada laba perusahaan dan kebijakan pembagian dividen.
Investasi Properti
Jika kamu memiliki properti seperti rumah, apartemen, atau tanah, kamu bisa menyewakannya dan mendapatkan pendapatan sewa.
Investasi Obligasi
Obligasi adalah instrumen investasi di mana kamu meminjamkan uang kamu ke pemerintah atau perusahaan, dan mereka akan membayar kamu bunga secara berkala.
Royalti
Jika kamu menulis buku, membuat musik, atau menciptakan produk lainnya yang bisa dijual, kamu bisa mendapatkan royalti dari penjualan produk tersebut.
Investasi Reksa dana atau ETF
Reksa dana dan ETF memungkinkan kamu untuk berinvestasi dalam portofolio saham atau obligasi. Kamu bisa mendapatkan pendapatan dari kenaikan nilai investasi dan dividen.
P2P Lending
Peer-to-peer lending memungkinkan kamu meminjamkan uang ke individu atau bisnis kecil melalui platform online, dan mendapatkan bunga dari pinjaman tersebut.
Blog atau YouTube
Jika blog atau channel YouTube kamu cukup populer, kamu bisa mendapatkan pendapatan dari iklan, sponsor, atau penjualan produk.
Aplikasi atau Perangkat Lunak
Jika kamu bisa membuat aplikasi atau perangkat lunak, kamu bisa menjualnya dan mendapatkan pendapatan dari penjualan atau iklan.
Ingat, meski pendapatan pasif bisa memberi kamu pendapatan tanpa harus kerja keras setiap hari, memulainya biasanya membutuhkan investasi awal yang cukup besar, baik itu uang atau waktu. Jadi, penting untuk mempertimbangkan risikonya dan melakukan penelitian sebelum memulai.
Kesimpulan
Jadi, bagaimana? Tertarik untuk mencari pendapatan pasif dan aktif? Ingat, memulainya mungkin sulit dan butuh waktu. Tapi, sekali kamu bisa mendapatkan pendapatan pasif, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, berlibur, atau mungkin mengejar hobi kamu.
Baik pendapatan pasif dan aktif, semuanya bisa jadi alat yang ampuh untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kebebasan finansial.
Tapi, ingat ya, apa pun jenis pendapatan yang kamu miliki, yang paling penting adalah bagaimana kamu mengelolanya. Uang adalah alat, bukan tujuan. Jadi, gunakanlah uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai rencana finansial kamu, bukan untuk memenuhi keinginan sesaat.
Nah, untuk bisa mengelola uang dengan baik, karyawan perlu punya keterampilan keuangan yang mumpuni. Untuk itu, ada baiknya kamu mengikuti financial training bareng QM Financial. Bersama trainers yang berpengalaman, kamu bisa belajar banyak hal tentang manajemen keuangan pribadi, investasi, dan perencanaan keuangan. Yuk, investasi di pengetahuan dan keterampilan keuangan untuk masa depan yang lebih baik dan lebih cerah!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Muda
Membuat perencanaan keuangan mungkin terdengar seperti suatu tugas berat, bukan? Apalagi jika kamu dan pasanganmu baru saja memulai kehidupan baru sebagai keluarga muda. Kamu mungkin akan berpikir, “Ah, kita masih muda dan punya banyak waktu, mengapa perlu memikirkannya sekarang?” Nah, jawabannya justru ada di pertanyaan tersebut: karena kamu masih muda dan punya banyak waktu.
Membuat perencanaan keuangan bukan hanya soal menghitung uang yang masuk dan keluar dari rekening kita setiap bulan. Lebih dari itu, membuat perencanaan keuangan adalah tentang bagaimana kita mengelola keuangan kita dengan baik dan efisien sehingga kita bisa mencapai tujuan hidup yang kita inginkan. Bisa jadi tujuan itu adalah membeli rumah impian, pendidikan anak, atau pensiun dengan nyaman. Apa pun tujuannya, tanpa membuat perencanaan keuangan yang baik, akan sulit untuk mencapainya.
Dan percayalah, memulai perencanaan keuangan saat ini, ketika usia masih muda, adalah langkah yang sangat tepat. Mengapa? Karena semakin cepat mulai, semakin banyak waktu yang dimiliki untuk menabung, berinvestasi, dan melihat uang kita tumbuh. Jadi, mari kita telusuri lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan untuk keluarga muda dan bagaimana caranya memulainya.
Membuat Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Muda
1. Tentukan #TujuanLoApa
Mau membuat perencanaan keuangan untuk apa saja, siapa saja, selalu mulai dengan pertanyaan wajib ini: tujuan lo apa?
Pertama-tama, kita perlu punya tujuan keuangan. Bayangin aja kayak kamu lagi main game, perlu tujuan kan buat level selanjutnya?
Nah, tujuan ini bisa kamu bagi dalam jangka pendek (1-3 tahun), menengah (3-10 tahun), dan panjang (>10 tahun). Misalnya nih, jangka pendeknya mau liburan ke Bali. Jangka menengahnya mungkin menyiapkan DP rumah atau menyiapkan uang pangkal sekolah anak. Nah, untuk jangka panjangnya bisa kamu alokasikan untuk pensiun hari tua atau biaya kuliah anak.
2. Cek Dompet dan Nota Belanja
Iya, tahap ini gampang-gampang susah. Tapi, sederhananya, kita harus tahu berapa uang yang kita dapat dan berapa uang yang kita keluarkan setiap bulannya.
Yuk, cek dulu berapa pendapatan kita. Gaji, bonus, pendapatan sampingan, dan pemasukan lainnya, semuanya masuk dalam kategori ini. Intinya, semua uang yang kita terima per bulan.
Lalu, kita lihat berapa uang yang kita keluarkan. Di sini, kita butuh detail. Catat semua pengeluaran, mulai dari belanja bulanan, makan di luar, tagihan listrik, hingga belanja online tengah malam yang terkadang bikin kaget saat lihat tagihan kartu kredit.
Dengan mengetahui berapa uang yang masuk dan keluar, kita bisa mendapatkan gambaran jelas tentang keadaan keuangan kita. Ini penting banget. Dengan data ini, kita bisa bikin perencanaan keuangan yang lebih baik dan realistis.
3. Bikin Rencana Belanja
Rencana belanja atau anggaran ibaratnya peta yang akan membantu mengendalikan arus uang kita. Dengan begini, kita bakal tahu berapa banyak yang bisa kita alokasikan untuk makanan, transportasi, hiburan, dan sebagainya. Dengan rencana ini, kita juga bisa tentukan berapa banyak yang bisa kita sisihkan untuk tabungan atau investasi.
Caranya gimana? Mulai dengan membagi pengeluaran kita menjadi beberapa kategori. Misalnya, biaya hidup (makanan, transportasi, sewa rumah), tagihan (listrik, internet), hiburan (nonton film, jalan-jalan), dan lainnya. Jangan lupa juga untuk menyisihkan sebagian untuk tabungan dan investasi.
Setelah kita punya kategori-kategori ini, alokasikan persentase pendapatan kita untuk masing-masing kategori. Misalnya, 40% untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk tabungan dan investasi. Persentasenya bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas kita.
Tapi ingat, rencana belanja ini harus fleksibel. Kita harus siap untuk menyesuaikannya sesuai kebutuhan kita dan situasi keuangan kita. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk selalu berkomitmen dengan rencana belanja kita. Percaya deh, dengan rencana belanja yang baik, kita bisa lebih bijaksana dalam menggunakan uang kita dan mencapai tujuan keuangan kita.
4. Dana Darurat
Membuat perencanaan keuangan juga termasuk membuat pos dana darurat yang cukup buat nutupin pengeluaran keluarga muda kamu selama 3-6 bulan. Ini bakal sangat membantu saat kamu ada di situasi yang nggak diinginkan, seperti kehilangan pekerjaan atau ada masalah kesehatan.
5. Kelola Utang
Percaya atau nggak, mengelola utang dengan bijak adalah bagian penting dari membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga muda.
Pertama, kita perlu mengetahui berapa total utang yang dimiliki. Kumpulkan semua datanya. Pasalnya, kalau kita nggak tahu berapa total utang kita, gimana caranya kita bisa merencanakan untuk melunasinya, kan?
Setelah tahu berapa total utang kita, langkah selanjutnya adalah membuat strategi pelunasan. Misalnya, kita bisa mencoba metode bola salju, yang memungkinkan kita fokus melunasi utang dengan jumlah terkecil dulu sambil membayar minimum untuk utang lainnya. Atau metode fokus pada utang dengan bunga tertinggi. Pilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi ya.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu membayar tepat waktu. Kalau telat bayar, bisa-bisa kita kena denda dan bunga yang bisa bikin jumlah utang makin membengkak.
6. Waktunya Nabung dan Investasi
Setelah kamu punya dana darurat dan pengelolaan utang yang baik, sekarang saatnya nabung dan investasi. Investasi bisa macem-macem, kayak saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Tapi pastikan semua sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.
Ingat, bahwa investasi selalu datang dengan risiko. Ketepatan untuk menyesuaikan tujuan finansial, jangka waktu, dan tingkat risiko menjadi kunci penting suksesnya investasi.
7. Review, Review, dan Review
Membuat perencanaan keuangan belum selesai dalam satu kali duduk, tapi harus sering-sering dilihat dan disesuaikan. Apalagi kalau kondisi lagi berubah-ubah.
Cek rencana keuangan kamu secara rutin, setidaknya satu kali dalam setahun, atau ketika ada perubahan besar dalam hidup keluarga kamu, seperti ada tambahan anggota keluarga baru atau ganti pekerjaan.
Jadi, gimana? Memang rumit sih, tapi rumit sekarang lebih baik daripada rumit di kemudian hari hanya karena kamu tidak lebih cepat belajar mengelola keuangan.
Ingat ya, membuat perencanaan keuangan itu butuh kesabaran dan konsistensi. Hasilnya nggak langsung keliatan, tapi dengan perencanaan yang oke dan usaha yang konsisten, kamu pasti bisa capai tujuan keuangan keluarga muda kamu. Semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
FOPO (Fear of Other People’s Opinion) dan Masalah Keuangan yang Muncul Karenanya
Meet a new term: FOPO. Apakah FOPO saudaranya FOMO? Iya, mungkin saja, karena FOPO merupakan singkatan dari Fear of Other People’s Opinion. Kayak apa itu FOPO?
Pernah nggak sih, kamu merasa was-was terus mikirin apa kata orang? Nah, bisa jadi kamu punya namanya FOPO ini, alias “Fear of Other People’s Opinions” atau “takut sama omongan orang”. Bayangin aja, kalau kamu punya sindrom ini, maka bisa jadi kamu susah hidup tenang gara-gara terus mikirin omongan orang lain.
Adalah pakar psikologi dari UGM, Ibu T. Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. yang memaparkan fenomena FOPO ini. Menurut beliau, FOPO ini sudah jadi hal yang biasa di Indonesia. Bahkan, belakangan ini tampaknya makin banyak orang yang ngerasain hal ini, lho.
Maraknya pemakaian media sosial juga jadi salah satu faktor yang bikin orang-orang jadi mudah ngerasain FOPO. Pasalnya, lewat media sosial, apa yang orang lain pikirin tentang kita jadi lebih gampang terlihat. Bahkan, orang yang dari dulu sudah sering cemas soal omongan orang lain, jadi makin khawatir gara-gara media sosial ini.
Nah, ternyata, FOPO dan keuangan ini juga berhubungan lo. Ya, kayak FOMO yang punya imbas ke mana-mana, termasuk di dalamnya keuangan. Kok bisa? Iya, karena suka cemas soal omongan orang lain, akhirnya finansial ikut kena efek. Apa saja tanda-tandanya?
Tanda-Tanda Keuangan Terpengaruh karena FOPO (Fear of Other People’s Opinion)
1. Boros karena gaya
Fear of Other People’s Opinion bisa membuat seseorang merasa harus terus ngikutin tren supaya dilihat hebat atau keren oleh orang lain. Maksudnya gimana?
Nah, misalnya nih, beli smartphone terbaru padahal smartphone lamanya masih bagus dan berfungsi dengan lancar. Tapi karena takut dibilang kuno atau nggak gaul, akhirnya dia beli juga.
Atau contoh lain, temen-temennya pada pakai baju branded semua, dia pun merasa harus beli baju-baju branded juga biar nggak dibilang murahan. Padahal sebenarnya uangnya mungkin nggak cukup, atau bisa dipakai untuk hal lain yang lebih penting.
Intinya, karena Fear of Other People’s Opinion, orang jadi mengeluarkan uang bukan karena dia butuh atau karena penting, tapi karena dia takut dikomentari atau dinilai orang lain. Padahal, sebenarnya belanja atau mengeluarkan uang itu seharusnya berdasarkan apa yang kita butuhkan. Betul? Bukan karena tekanan orang lain.
Nah, kebiasaan boros karena gaya hidup ini bisa bikin uang jadi cepat habis dan bisa bikin masalah finansial jangka panjang loh. Makanya, penting banget buat kita belajar gimana caranya mengelola keuangan dengan bijak, dan nggak perlulah terlalu memikirkan apa kata orang. Pasalnya, financial is personal. Apa yang cocok buat orang lain, belum tentu cocok buat kita sendiri.
Percaya deh, yang penting itu bukan merek atau harga barangnya, tapi gimana kita bisa hidup nyaman dan bahagia dengan apa yang kita punya.
2. Sulit bilang ‘nggak’
Fear of Other People’s Opinion juga bikin seseorang jadi sulit banget buat menolak permintaan orang lain. Misalnya nih, temennya minta pinjam uang, padahal dia sendiri lagi pas-pasan. Tapi gara-gara takut dibilang nggak peduli atau pelit, akhirnya dia pinjamkan uang juga.
Atau bisa juga misalnya, keluarganya minta dibelikan barang mahal. Padahal, dia sendiri sebenarnya uangnya nggak, dan bahkan mungkin harus berutang dulu buat membeli barang tersebut. Tapi, karena nggak mau dikatain nggak sayang keluarga atau nggak berbakti, akhirnya dibelikan juga.
Intinya, orang yang susah bilang ‘nggak’ ini biasanya takut banget sama pendapat orang lain tentang dirinya. Jadi, meskipun sebenarnya dia nggak mampu atau nggak mau, dia tetap aja melakukan hal tersebut buat menghindari omongan buruk dari orang lain.
Yah, namanya keluarga ya memang prioritas. Tapi kalau dibiarkan tanpa kendali, kebiasaan ini bisa bikin keuangan jadi enggak sehat. Bahkan bisa bikin terjerat utang!
Makanya, penting banget buat belajar cara bilang ‘nggak’ dengan bijak dan nggak perlu takut sama apa kata orang. Ingat, yang paling penting itu adalah kebutuhan dan kenyamanan kamu adalah prioritas.
3. Investasi asal-asalan
Fear of Other People’s Opinion juga bisa berupa kalau dengar teman atau siapa pun lagi ikutan investasi apa, dia ikut-ikut juga, meskipun tanpa ngerti apa-apa. Misalnya nih, ada teman yang bilang, “Bro, aku dapat keuntungan dari beli Bitcoin, nih!” Tanpa pikir panjang, dia langsung beli juga, padahal dia belum paham, apa itu Bitcoin.
Atau bisa jadi teman atau dia lihat media sosial ramai tentang investasi saham atau properti, bahkan yang sudah terlihat mencurigakan sekalipun, tanpa pikir panjang juga ikut beli saham atau properti juga. Padahal ya, belum paham betul gimana cara kerjanya.
Nah, orang yang kayak gini biasanya nggak mau dikatain nggak gaul atau ketinggalan zaman, jadi ikut-ikut investasi tanpa pikir panjang.
Ini sebenarnya cukup berbahaya. Pasalnya, investasi itu nggak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu pengetahuan dan perhitungan yang matang. Jika asal ikut-ikut tanpa paham, bisa-bisa uang kamu malah ludes dan kamu rugi besar.
Jadi, sebelum ikutan investasi, penting buat belajar dan pahami dulu apa itu investasi dan bagaimana cara kerjanya. Jangan terbawa arus dan ikut-ikutan orang lain. Ingat, investasi itu bukan soal gengsi, tapi soal bagaimana kita bisa mengelola uang kita dengan baik dan menghasilkan lebih banyak lagi untuk berbagai tujuan finansial.
4. Stres mikirin duit melulu
Kalau mengalami FOPO alias Fear of Other People’s Opinion, maka kamu selalu merasa was-was dan cemas mikirin duit. Misalnya, kamu nggak berani beli barang yang kamu butuhkan atau yang kamu suka karena takut orang lain bilang kamu boros. Atau, kamu merasa harus selalu ikutin gaya hidup sirkel pertemanan yang mewah, padahal duit sebenarnya enggak cukup.
Akibatnya, kamu jadi selalu cemas dan stres mikirin duit. Stres sampai-sampai jadi susah tidur, susah makan, bahkan bisa jadi susah buat fokus kerja atau belajar. Intinya, kehidupanmu jadi nggak tenang dan selalu dipenuhi kekhawatiran soal duit.
Yah, memang sih, uang itu penting, tapi jangan sampai bikin kamu stres atau mengorbankan kesehatan dan kebahagiaanmu. Di sinilah pentingnya keterampilan mengelola keuangan. Jadi, penting banget kan, buat belajar cara mengelola uang dengan bijak? Juga belajar cara mengabaikan omongan orang lain. Ingat, yang penting itu adalah bagaimana kamu bisa hidup nyaman dan bahagia, bukan gimana orang lain pandang kamu.
So, intinya, FOPO, si “Fear of Other People’s Opinion” atau “takut omongan orang” ini memang bisa bikin hidupmu jadi ribet, terutama soal urusan keuangan.
Tapi, jangan khawatir. Kamu nggak sendirian dan ada cara buat atasi ini, kok. Salah satunya, dengan belajar lebih dalam tentang pengelolaan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Kerja: Pengertian dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Karyawan
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dan dinamis, konsep budaya kerja yang positif menjadi lebih penting dari sebelumnya. Budaya kerja adalah pilar utama yang mendefinisikan bagaimana suatu organisasi seharusnya beroperasi dan berinteraksi, baik secara internal maupun eksternal, dan tak sekadar jargon semata.
Lebih dari sekadar serangkaian aturan dan regulasi, budaya kerja adalah tentang nilai, etika, harapan, dan tujuan perusahaan itu sendiri. Budaya kerja yang positif dapat membentuk identitas perusahaan, mendorong kinerja, dan akhirnya, memengaruhi keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Lalu, apa hubungannya dengan kesejahteraan karyawan? Dan mengapa hubungan tersebut begitu penting?
Sejalan dengan peningkatan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan di era modern ini, perusahaan-perusahaan semakin menyadari bahwa kesejahteraan karyawan tidak hanya memengaruhi kepuasan dan produktivitas karyawan saja, tetapi juga berdampak langsung pada keberhasilan bisnis perusahaan itu sendiri.
Maka dari itu, membentuk budaya kerja yang mendukung dan mendorong kesejahteraan karyawan bukanlah sekadar opsi, melainkan sudah menjadi sebuah kewajiban bagi perusahaan. Sebuah budaya kerja yang baik dan kondusif dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan, kepuasan, dan retensi karyawan.
Apa Arti Budaya Kerja?
Budaya kerja adalah hal-hal yang merujuk pada sikap, nilai-nilai, perilaku, dan harapan yang dianut oleh organisasi atau perusahaan. Cakupannya ke berbagai aspek, seperti etos kerja, norma-norma, bagaimana orang-orang berinteraksi di tempat kerja, bagaimana keputusan dibuat, bagaimana konflik diselesaikan, dan apa yang dihargai dalam lingkungan kerja tersebut.
Ribet ya? Tapi jangan salah. Budaya kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas, memotivasi karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Sebaliknya, budaya kerja yang buruk bisa memengaruhi semangat kerja dan kepuasan karyawan, yang pada akhirnya bisa berdampak negatif pada produktivitas dan kinerja perusahaan.
Nah, lalu apa hubungannya dengan kesejahteraan karyawan?
Budaya Kerja dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Karyawan
Budaya kerja dan kesejahteraan karyawan saling terkait erat dalam berbagai cara seperti berikut ini.
1. Lingkungan kerja yang positif
Budaya kerja yang baik menciptakan lingkungan kerja yang positif; karyawan merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan untuk melakukan yang terbaik. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dalam hal kepuasan kerja dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
2. Motivasi dan produktivitas
Budaya kerja yang mempromosikan kerja sama, penghargaan, dan pengembangan pribadi dan profesional dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras dan lebih baik. Ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga kesejahteraan karyawan karena mereka merasa lebih terlibat dan berharga.
3. Kesehatan mental dan fisik
Budaya kerja yang menghargai kesehatan dan keseimbangan kerja-hidup dapat memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan fisik karyawan. Misalnya, perusahaan yang menawarkan fleksibilitas dalam jam kerja atau mendukung kegiatan olahraga dan rekreasi dapat membantu karyawan mengelola stres dan mencegah burnout.
4. Retensi karyawan
Budaya kerja yang baik dapat membantu perusahaan mempertahankan talenta terbaiknya. Karyawan yang merasa dihargai dan didukung cenderung lebih setia dan kurang mungkin mencari pekerjaan di tempat lain. Ini bisa mengurangi biaya perekrutan dan pelatihan untuk penggantian staf, dan juga mempertahankan pengetahuan dan keahlian yang berharga dalam organisasi.
Dengan kata lain, budaya kerja yang positif dapat mendukung kesejahteraan karyawan dalam berbagai cara, yang pada gilirannya bisa meningkatkan kinerja dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
Nah, supaya paham, bisa nih ada contohnya.
Contoh Perusahaan yang Memiliki Budaya Kerja Positif
Pengin tahu seperti apa yang dimaksud dengan budaya kerja yang positif? Kita coba lihat saja dari beberapa perusahaan ternama berikut.
Google dikenal memiliki budaya kerja yang sangat mendukung kesejahteraan karyawannya. Google memberikan fleksibilitas kerja, baik dari segi jam maupun lokasi kerja, yang memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan kebutuhan pekerjaan dengan kehidupan pribadinya.
Selain itu, Google juga menyediakan fasilitas kesehatan di kantor, seperti gym dan kafe dengan makanan sehat, serta ruang relaksasi untuk membantu karyawan menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.
Netflix
Netflix memiliki budaya kerja yang dikenal dengan “freedom and responsibility”. Perusahaan ini memberikan kebebasan yang besar kepada karyawan dalam mengelola pekerjaan dan waktu mereka, asalkan mereka bisa menyelesaikan tugas dengan baik.
Hal ini memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan pekerjaan mereka dengan kehidupan pribadi dan keluarga. Netflix juga memiliki kebijakan cuti yang fleksibel, di mana karyawan dapat mengambil cuti kapan saja mereka butuhkan.
Unilever Indonesia
Unilever Indonesia memiliki program yang disebut “Agile Working”. Program ini memungkinkan karyawan untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja, selama mereka dapat menyelesaikan tugas mereka dengan baik.
Program ini ditujukan untuk membantu karyawan mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu, Unilever juga menyediakan program pelatihan dan pengembangan karier untuk membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Cara Membentuk Budaya Kerja yang Positif
Membentuk budaya kerja yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan membutuhkan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan.
1. Komunikasi Terbuka
Membentuk budaya kerja yang baik sangat bergantung pada komunikasi yang terbuka dan transparan. Karyawan seharusnya merasa bebas untuk berbicara, membagikan gagasan mereka, atau menyuarakan tantangan yang mereka hadapi. Sama pentingnya, pemahaman yang jelas tentang visi dan misi perusahaan semestinya disampaikan juga kepada seluruh tim.
2. Penghargaan dan Pengakuan
Penghargaan dan pengakuan atas kerja keras dan prestasi karyawan sangat penting. Hal ini tidak hanya dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras, tetapi juga membuat mereka merasa dihargai dan dihormati.
3. Pelatihan dan Pengembangan
Ini termasuk memberikan pelatihan tentang pengelolaan keuangan. Pelatihan seperti ini bisa membantu karyawan mengelola gaji dan benefit yang diterima dengan lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepuasan kerja dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
Sebagai tambahan, perusahaan dapat menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk pengembangan karier dan pembelajaran yang berkelanjutan.
4. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan
Mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, seperti memperbolehkan fleksibilitas waktu kerja dan mendorong kegiatan di luar pekerjaan, bisa menjadi salah satu pendekatan perusahaan.
Pendekatan ini dapat memberikan manfaat bagi karyawan dalam menjaga kesehatan fisik dan mental mereka, faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan dan produktivitas mereka.
5. Pemimpin sebagai Role Model
Pemimpin perusahaan dan manajer berperan penting sebagai panutan dalam menunjukkan perilaku yang mencerminkan budaya perusahaan yang diinginkan. Ini melibatkan demonstrasi komitmen terhadap pengembangan pribadi dan profesional, yang mencakup pengetahuan keuangan.
6. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Membuat lingkungan kerja yang mendukung, di mana karyawan merasa nyaman dan aman untuk bekerja, menjadi fokus perusahaan. Karyawan diikutsertakan dalam proses ini dan diberikan sumber daya yang diperlukan untuk berhasil, membantu membentuk budaya kerja yang positif dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Kesimpulan
Pembentukan budaya kerja yang positif dan mendukung tidak hanya penting bagi kesejahteraan karyawan, tetapi juga kunci bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan. Budaya kerja yang baik dapat mendorong kinerja, meningkatkan kepuasan kerja, dan menarik serta mempertahankan talenta terbaik.
Sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan ini, membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan keuangan melalui financial training bisa jadi opsi pendekatan yang bagus. Dengan melibatkan QM Financial, perusahaan dapat memberikan pelatihan finansial berkualitas tinggi yang dapat membantu karyawan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Dalam jangka panjang, langkah ini tidak hanya akan membentuk budaya kerja yang lebih positif, tetapi juga akan mendukung kesejahteraan karyawan dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berbagai Masalah yang Bisa Terjadi pada Nasabah Bank dan Tabungannya
Nasabah bank, menjadi bagian integral dari sistem keuangan global, menghadapi berbagai tantangan dan masalah dalam menjalankan operasional mereka sehari-hari. Dalam lingkungan yang semakin digital dan serba cepat ini, tantangan tersebut bervariasi dari perubahan teknologi yang pesat, hingga kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. Ketika kita mempercayakan uang kita kepada institusi finansial ini, berbagai permasalahan potensial dapat muncul yang bisa berdampak langsung pada keuangan kita.
Banyak orang beranggapan bahwa menyimpan uang di bank adalah proses yang mudah dan bebas risiko. Namun, tidak semuanya berjalan seperti yang diharapkan. Meski kita berusaha melindungi dan mengelola uang kita dengan baik, sering kali kita menemui berbagai hambatan, baik itu bunga rendah, biaya-biaya tak terduga, hingga kendala aksesibilitas. Belum lagi potensi risiko keamanan yang mungkin mengintai.
Penting bagi kita, sebagai nasabah bank, untuk memahami berbagai masalah ini dan mencari cara untuk mencegah atau menanganinya. Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa membuat keputusan yang bijaksana tentang bagaimana mengelola uang kita dan melindungi diri kita dari potensi kerugian. Artikel ini akan membahas berbagai masalah umum yang biasa dihadapi oleh nasabah bank dan memberikan panduan bagaimana cara mengatasinya.
Beberapa Masalah yang Umum dan Bisa Terjadi pada Nasabah Bank Mana pun
Ada beberapa masalah umum yang mungkin dihadapi oleh nasabah bank dalam mengelola tabungan mereka. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Bunga Rendah
Rendahnya bunga bank pada tabungan ini bisa menjadi masalah bagi nasabah bank dalam beberapa cara. Pertama, bunga yang rendah berarti uang yang disimpan dalam tabungan tidak tumbuh secara signifikan seiring waktu. Dalam beberapa kasus, tingkat pertumbuhan ini bahkan tidak cukup untuk mengimbangi inflasi, yang berarti nilai uang nasabah sebenarnya berkurang dari waktu ke waktu.
Beberapa waktu yang lalu sempat viral mengenai bunga tabungan bank 0%. Padahal, kalau ditelusuri, besaran bunga bank 0% ini sudah berlaku sejak lama. Karena itu, tabungan biasa memang bukanlah tempat yang tepat jika kamu menginginkan asetmu berkembang.
Sementara itu, kamu juga punya “musuh” bernama inflasi, yaitu peningkatan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Jika tingkat inflasi lebih tinggi daripada bunga yang diterima dari tabungan bank, nilai nyata dari uang yang disimpan di bank akan turun. Misalnya, jika inflasi tahunan adalah 2% dan bunga tabungan hanya 1%, nasabah bank sebenarnya kehilangan daya beli setiap tahun.
Kedua, nasabah bank mungkin merasa bahwa uang mereka tidak bekerja sebaik yang bisa mereka lakukan di tempat lain. Misalnya, investasi di pasar saham atau obligasi mungkin memberikan imbal hasil yang lebih tinggi, meskipun dengan risiko yang lebih besar. Dalam hal ini, nasabah mungkin merasa bahwa mereka kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
2. Biaya dan Pemotongan
Biaya admin bank memang tinggi, dan hal ini sudah bukan rahasia lagi. Beberapa bank mengenakan biaya bulanan, biaya penarikan, atau biaya lainnya pada tabunganmu, yang dapat mengurangi saldonya. Beberapa jenis biaya yang mungkin terjadi di antaranya:
- Biaya administrasi bulanan. Biaya ini biasanya kecil, namun dalam jangka panjang dapat mengurangi jumlah tabungan secara signifikan.
- Biaya penarikan tunai, biasanya terjadi kalau kita menarik dana melalui ATM bank lain atau di luar jaringan.
- Biaya transfer, biasanya kalau kita transfer ke bank lain atau jika kita melakukan transfer internasional.
- Biaya saldo minimum yang akan muncul ketika saldo kita jatuh di bawah nominal minimum yang ditentukan.
- Biaya layanan tambahan lainnya, misalnya seperti cetak buku, ganti kartu, pernyataan rekening fisik, atau jika kita membutuhkan bantuan layanan pelanggan untuk transaksi tertentu.
Semua biaya dan pemotongan ini dapat menambah biaya memiliki rekening tabungan dan berpotensi mengurangi jumlah uang yang disimpan.
So, sangat penting untuk memahami semua biaya yang mungkin dikenakan bank pada rekening kita. Kalau perlu, ya carilah bank dengan biaya serendah mungkin yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
3. Keamanan
Keamanan merupakan aspek penting dalam perbankan dan bisa menjadi masalah yang serius bagi nasabah bank jika tidak ditangani dengan baik. Berikut beberapa isu keamanan yang umum terjadi:
- Penipuan dan pencurian identitas. Biasanya, pada kasus yang sudah-sudah, pelaku penipuan mencoba mendapatkan akses ke informasi perbankan kita melalui berbagai metode, seperti phishing atau skimming.
- Keamanan Data. Bank menyimpan sejumlah besar data pribadi dan finansial tentang nasabah mereka. Jika sistem keamanan data bank tidak cukup kuat, data tersebut bisa menjadi target bagi hacker yang ingin mencuri identitas atau melakukan transaksi ilegal. Nah, ini nih yang lagi hangat sekarang.
- Perbankan online dan mobile, yang tak hanya banyak kemudahan bagi nasabah bank, tetapi juga membuka peluang baru untuk penipuan dan serangan keamanan. Jika perangkatmu terinfeksi malware, misalnya, hacker bisa mendapatkan akses ke informasi perbankanmu. Ini juga marak banget belakangan.
- Kehilangan atau pencurian kartu fisik, yang digunakan untuk melakukan pembelian atau penarikan tunai.
Semua masalah keamanan ini bisa berpotensi merugikan kita sebagai nasabah bank, baik secara finansial maupun dalam hal pelanggaran privasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami risiko keamanan ini dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri, seperti dengan menjaga kerahasiaan informasi perbankan, menggunakan perangkat yang aman dan terlindungi, dan memantau akun mereka secara regular untuk aktivitas mencurigakan.
4. Insolvensi
Insolvensi atau kebangkrutan bank merupakan situasi ketika bank tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan mereka, termasuk tidak bisa mengembalikan dana nasabah. Meskipun ini adalah kejadian yang jarang terjadi, namun jika terjadi, bisa menjadi masalah serius bagi nasabah bank.
Jika bank menjadi insolvent, ada risiko bahwa nasabah bisa kehilangan sebagian atau seluruh uang mereka yang tersimpan di bank tersebut. Ini karena, dalam proses likuidasi, bank harus membayar kreditur dan pemegang obligasi sebelum bisa mengembalikan dana kepada nasabah. Dalam beberapa kasus, mungkin tidak ada cukup dana tersisa untuk mengembalikan seluruh uang nasabah.
Untuk melindungi nasabah dari risiko ini, banyak negara memiliki sistem penjaminan simpanan yang memberikan perlindungan hingga jumlah tertentu. Misalnya, di Indonesia, ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang memberikan perlindungan untuk simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank. Namun, jika saldo tabungan kita melebihi batas ini, kita berpotensi kehilangan sebagian uang kita jika bank menjadi insolvent.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami risiko ini dan, jika mungkin, membagi simpanan ke lebih dari satu bank untuk mengurangi risiko.
Kesimpulan
So, meskipun sering dianggap sebagai opsi yang paling aman untuk menyimpan uang, menjadi nasabah bank ternyata juga memiliki risikonya sendiri. Dari bunga rendah yang tidak mengimbangi inflasi, biaya dan pemotongan yang bisa menggerus saldo tabungan, hingga risiko keamanan dan bahkan insolvensi bank, semua faktor ini menunjukkan bahwa manajemen risiko sangat penting dalam dunia perbankan.
Namun, penting untuk diingat bahwa risiko-risiko ini, meskipun nyata, biasanya dapat dikelola dan dikendalikan dengan pengetahuan dan kebijakan yang tepat. Kebanyakan bank menawarkan alat dan sumber daya untuk membantu nasabah memahami dan mengelola risiko ini, dan regulasi pemerintah juga sering memberikan lapisan perlindungan tambahan.
Di sisi lain, menyimpan uang di rumah membawa risikonya sendiri yang bisa jauh lebih besar, seperti pencurian, kerusakan akibat bencana alam, atau bahkan kehilangan nilai karena inflasi tanpa pertumbuhan sama sekali. Oleh karena itu, meski berisiko, menyimpan uang di bank tetap menjadi pilihan yang lebih baik dan lebih aman dibandingkan menyimpan uang di rumah.
Akhirnya, kunci sukses dalam menjaga keuanganmu adalah dengan mendiversifikasi dan memahami risiko yang ada. Pastikan untuk memahami semua aspek dari produk perbankan yang kamu gunakan, termasuk tabungan dan investasi, dan jangan ragu untuk mencari nasihat profesional jika merasa perlu. Dengan cara ini, kamu dapat memastikan bahwa uangmu bekerja sebaik mungkin untukmu, sambil meminimalkan risiko sebanyak mungkin.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Planning Keuangan Pribadi Karyawan untuk Tujuan Jangka Panjang
Planning keuangan pribadi diperlukan jika kita punya tujuan keuangan. Terutama bagi kita, karyawan yang baru memulai karier.
Tapi, sebenarnya tak hanya itu. Planning itu sangat penting karena dengan rencana keuangan, kita pun bisa mengatur arah kehidupan kita. Bener nggak? So, memahami bagaimana uang bisa bekerja untuk kita, bukan sebaliknya, adalah kunci dari kebebasan finansial dan pencapaian tujuan jangka panjang.
Tak peduli berapa pun gaji kamu sekarang ini, merencanakan keuangan dengan baik dapat mengubah caramu mengelola penghasilan dan membantumu meraih impian.
Namun, banyak dari kita yang merasa kebingungan tentang bagaimana caranya membuat planning keuangan pribadi. Terutama nih, kamu-kamu yang merupakan first jobber.
Pentingnya Karyawan Memiliki Planning Keuangan Pribadi
Memiliki planning keuangan pribadi akan sangat penting bagi karyawan karena beberapa alasan. Di antaranya:
1. Mewujudkan Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Tujuan keuangan jangka panjang ini bisa beragam, mulai dari membeli rumah, menyekolahkan anak, hingga mempersiapkan hari tua atau pensiun. Tanpa perencanaan yang baik, mencapai tujuan-tujuan tersebut akan sangat sulit.
2. Keamanan Finansial
Dengan merencanakan keuangan dengan baik, karyawan dapat mempersiapkan dana darurat, asuransi, dan investasi untuk masa depan. Ini memberikan keamanan finansial yang menenangkan dan menjaga karyawan dari stres finansial jika terjadi situasi darurat atau tidak terduga.
3. Mengontrol Pengeluaran
Perencanaan keuangan membantu karyawan untuk lebih memahami dan mengontrol pengeluarannya. Hal ini bisa mencegah pengeluaran berlebihan dan memastikan bahwa uang dihabiskan untuk hal-hal yang benar-benar penting.
4. Mempersiapkan Pensiun
Karyawan yang merencanakan keuangan pribadinya dengan baik cenderung lebih siap untuk masa pensiun. Mereka bisa memulai investasi dan tabungan pensiun sejak dini, yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan yang cukup untuk membiayai gaya hidup mereka saat pensiun.
5. Meningkatkan Kualitas Hidup
Dengan perencanaan keuangan yang baik, karyawan bisa merasa lebih tenang dan mengurangi stres terkait keuangan. Hal ini bisa berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik mereka, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Meningkatkan Kemandirian Finansial
Perencanaan keuangan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola uang dengan baik. Hal ini membantu karyawan menjadi lebih mandiri secara finansial dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.
Jadi, memiliki planning keuangan pribadi jangka panjang adalah langkah penting yang harus diambil oleh setiap karyawan. Tidak hanya membantu mencapai tujuan keuangan, tetapi juga memberikan keamanan finansial, mempersiapkan pensiun, dan meningkatkan kualitas hidup.
Langkah Membuat Planning Keuangan Pribadi untuk Karyawan
Perencanaan keuangan adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh setiap orang, tidak peduli seberapa besar atau kecil pendapatan yang diperoleh. Seorang karyawan juga perlu merencanakan keuangannya dengan baik agar dapat mencapai tujuan keuangannya.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan.
1. Tentukan Tujuan Jangka Panjang
Langkah pertama dalam merencanakan keuangan pribadi adalah menentukan tujuan jangka panjang. Contohnya seperti beli rumah, dana pendidikan anak, pensiun, pembelian aset aktif, atau apa pun yang ingin kamu raih.
Memiliki tujuan yang jelas akan memotivasimu untuk lebih berdisiplin dalam mengelola keuangan.
2. Hitung Kebutuhan
Setelah tujuan ditentukan, hitunglah berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk mencapainya.
Nah, di sini, kamu memang perlu duduk dan melakukan beberapa riset. Kalau perlu, ikut kelas-kelas FCOS di QM Financial sesuai kebutuhan, agar kamu bisa dapat banyak ilmu praktis dari trainer berpengalaman, sekaligus dapat cheat sheet buat hitung-hitung.
3. Tetapkan Prioritas
Tidak semua tujuan dapat dicapai sekaligus. Namanya juga manusia, banyak mau, tapi sumber daya terbatas. So, kamu perlu menetapkan prioritas. Tujuan mana yang paling penting buatmu? Tujuan mana yang dapat ditunda? Menetapkan prioritas akan membantumu memfokuskan sumber daya pada tujuan yang paling penting.
4. Buat Anggaran
Langkah planning keuangan pribadi selanjutnya adalah membuat anggaran. Anggaran adalah rencana tentang bagaimana kamu akan membelanjakan penghasilanmu.
Dalam anggaran, kamu harus memasukkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan untuk tujuan jangka panjang, dan dana darurat.
5. Jalani Gaya Hidup Secukupnya
Untuk dapat mengumpulkan uang untuk dapat mencapai tujuan finansial, kamu harus hidup sesuai kemampuan. Artinya, wajib membatasi pengeluaran yang tidak perlu dan menghindari gaya hidup konsumtif.
Menghemat uang bukan berarti kamu harus hidup dalam keterbatasan, tetapi lebih kepada membuat pilihan yang bijaksana tentang bagaimana kamu membelanjakan uangmu.
6. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah uang yang disisihkan untuk menghadapi situasi darurat atau tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit. Idealnya, dana darurat harus cukup untuk membiayai pengeluaranmu sebagai karyawan selama tiga hingga enam bulan.
7. Berinvestasi Sesuai Tujuan
Investasi adalah cara yang efektif untuk membantumu mencapai tujuan jangka panjang. Pilihlah jenis investasi yang sesuai dengan tujuan, toleransi risiko, dan jangka waktu tujuan finansialmu. Kamu bisa mempelajari dulu karakter berbagai instrumen yang ada, sebelum memutuskan hendak memanfaatkan yang mana.
8. Kelola Utang
Utang bisa menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik. Jika kamu memiliki utang, buatlah rencana keuangan yang baik untuk bisa melunasinya secepat mungkin. Hindari utang konsumtif dan gunakan utang produktif dengan bijaksana.
9. Pantau
Planning keuangan pribadi tidak berakhir setelah kamu membuat rencana. Selanjutnya, kamu harus secara teratur memantau dan menyesuaikan rencana tersebut, untuk memastikan bahwa kamu tetap berada di jalur yang benar.
Jika ada perubahan dalam kehidupan atau situasi keuanganmu, pastikan untuk memperbarui rencanamu tersebut.
Demikianlah langkah-langkah yang dapat membantumu, para karyawan, untuk mencapai tujuan finansialmu. Ingatlah bahwa planning keuangan pribadi adalah proses yang berkelanjutan, bukan suatu kegiatan yang dilakukan sekali saja. Dengan komitmen dan disiplin, kamu dapat mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Setiap karyawan, tidak peduli berapa usia atau pendapatannya dapat memanfaatkan langkah-langkah di atas untuk membuat, mengatur, dan memantau rencana keuangan yang sudah dibuat. Ingat, tujuan utamanya adalah menciptakan kesejahteraan finansial dan meraih tujuan-tujuan finansial. Jadi, jangan tunda lagi, mulailah planning keuangan pribadimu hari ini. Dengan disiplin, kesabaran, dan dedikasi, kamu akan melihat bagaimana rencana keuangan pribadi dapat membantu mewujudkan impian dan cita-cita kamu, bahkan yang tampaknya sulit dijangkau sekalipun.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Contoh tujuan keuangan jangka pendek sering kali menjadi topik yang dibahas ketika berbicara tentang generasi Z dan perjalanan keuangan mereka. Sebagai generasi yang lahir di era digital, mereka punya kebiasaan yang unik untuk memanfaatkan berbagai alat dan sumber daya yang tersedia untuk segala hal, termasuk dalam perencanaan keuangan.
Begitu juga dengan contoh tujuan keuangan jangka pendek. Ada banyak opsi yang dapat dipertimbangkan, dan tak jarang hal ini bikin galau. Pengin yang ini, tapi yang itu kayaknya juga menggiurkan. Akhirnya bingung. Padahal sebenarnya bingung itu wajar, cuma sayangnya, kalau dibiarkan berlama-lama bingung akhirnya tertunda dan terlupakan.
Hingga akhirnya, banyak gen Z yang mulai enggak tahu apa tujuan keuangannya sendiri.
Mengapa Gen Z Penting untuk Punya Tujuan Keuangan?
Siapa sih gen Z? Generasi Z atau generasi pascamilenial adalah kelompok manusia termuda di dunia saat ini. Mereka lahir dalam rentang 1995 hingga 2010. Di Indonesia, pada 2010 saja jumlah mereka sudah lebih dari 68 juta orang, nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Dan kini ada sekitar 2,5 miliar orang Generasi Z di seluruh dunia.
Sebagai generasi Z, mempunyai tujuan finansial merupakan suatu keharusan, bukan pilihan. Mengapa penting?
Contohnya saja soal kondisi ekonomi yang berkembang belakangan ini. Harga rumah, biaya pendidikan, dan biaya hidup umumnya telah meningkat secara signifikan. Tanpa perencanaan dan tujuan keuangan yang baik, generasi Z mungkin akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.
Eh, tapi kan masih muda! Bahkan belum punya rencana serius buat nikah. Masa sudah harus mikirin biaya pendidikan?
Well, di situlah ada yang namanya tujuan keuangan jangka pendek. Ini cocok banget buat gen Z yang belum mau mikir terlalu jauh. Ini dia beberapa alasan mengapa gen Z seharusnya punya tujuan keuangan jangka pendek:
- Memiliki tujuan keuangan jangka pendek dapat membantu membentuk kedisiplinan keuangan dan mengajarkan generasi Z bagaimana merencanakan, menabung, dan berinvestasi.
- Dengan memiliki tujuan keuangan jangka pendek yang jelas, generasi Z dapat mengurangi stres finansial dan merasa lebih terkontrol atas keuangan sendiri.
- Contoh tujuan keuangan jangka pendek seringkali adalah langkah pertama menuju tujuan keuangan jangka panjang yang lebih besar. Misalnya, menabung untuk liburan atau gadget baru dapat membantu membiasakan generasi Z untuk menabung untuk tujuan yang lebih besar, seperti membeli rumah atau merencanakan pensiun.
- Tujuan keuangan jangka pendek seperti merencanakan liburan atau membeli gadget baru juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan penghargaan dan motivasi untuk bekerja keras.
- Tujuan keuangan seperti dana darurat membantu mempersiapkan situasi tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan. Ini memberikan jaring pengaman dan memberikan rasa aman finansial.
Dengan alasan-alasan tersebut, sangat penting bagi generasi Z untuk memahami pentingnya menetapkan dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Contoh Tujuan Keuangan Jangka Pendek untuk Gen Z
Jadi, apakah kamu salah satud ari generasi Z yang sedang merencanakan masa depan keuangan, atau kamu hanya ingin memahami lebih baik bagaimana generasi ini memandang keuangan, yuk, kita bahas 6 contoh tujuan keuangan jangka pendek yang mungkin relevan dan bermanfaat bagi generasi Z.
1. Dana Darurat
Dana darurat adalah sejumlah uang yang disimpan secara khusus untuk mengatasi kejadian mendadak atau tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, atau perbaikan mobil atau rumah yang mendesak.
Gen Z perlu menjadikan dana darurat ini sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek pertama yang harus dicapai secepat mungkin. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dana darurat dapat memberikan rasa aman dan mengurangi stres finansial saat terjadi krisis. Tanpa dana darurat, kejadian tak terduga bisa menjadi bencana finansial.
Dana darurat juga bisa menjadi alternatif mencegah utang. Jika terjadi krisis dan tidak ada dana darurat, mungkin kamu akan terpaksa mengambil pinjaman atau menggunakan kartu kredit dengan tingkat bunga tinggi. Dana darurat dapat mencegah hal ini bisa terjadi.
Sebagai generasi Z, contoh tujuan keuangan jangka pendek yang ideal adalah menabung setidaknya 3-6 bulan pengeluaran hidup dalam dana darurat. Jumlah ini mungkin berbeda-beda tergantung pada situasi individu masing-masing, seperti status pekerjaan dan tanggung jawab finansial lainnya.
2. Lunasi Utang
Melunasi utang merupakan salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang sangat penting, terutama bagi generasi Z yang mungkin baru memulai perjalanan keuangan.
Mengapa demikian?
Utang, terutama utang dengan bunga tinggi, bisa menjadi beban yang besar. Melunasi utang dapat membantu mengurangi beban finansial dan membantu kamu memiliki lebih banyak uang untuk tabungan dan investasi di masa mendatang.
Dan, jangan salah ya. Melunasi utang merupakan langkah pertama dan paling penting jika kamu bercita-cita untuk bisa merasakan bebas finansial secepat mungkin. Tanpa utang, kamu memiliki kontrol penuh atas penghasilanmu dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam pengeluaran dan investasi.
3. Liburan
Liburan adalah salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang cukup populer, termasuk bagi generasi Z.
Pasalnya, merencanakan dan menabung untuk liburan bisa menjadi motivasi yang kuat untuk mengembangkan kebiasaan menabung dan merencanakan keuangan. Hal ini juga memungkinkanmu untuk bisa menikmati liburan tanpa stres finansial.
Dengan menabung terlebih dahulu untuk liburan dapat mencegahmu mengambil utang untuk biaya liburan, yang bisa menambah beban finansial di kemudian hari.
Sebagai generasi Z, mulai merencanakan dan menabung untuk liburan sejak dini adalah langkah yang baik. Mulailah dengan menentukan tujuan liburanmu, membuat anggaran, dan kemudian menetapkan rencana tabungan. Mungkin memerlukan waktu dan kedisiplinan, tetapi hasilnya – liburan yang dinikmati tanpa beban finansial – akan sangat berharga.
4. Gadget Baru
Membeli gadget baru seperti smartphone, laptop, atau konsol game adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek yang umum, terutama bagi generasi Z yang sangat akrab dengan teknologi.
Sama seperti liburan, menyisihkan uang setiap bulan untuk gadget baru bisa membantu membentuk kebiasaan dan kedisiplinan keuangan yang baik. Ini bisa menjadi latihan yang berharga dalam merencanakan dan mengejar tujuan keuangan. Pun, membeli gadget baru bisa menjadi mahal, dan sering kali orang tergoda untuk membelinya melalui cicilan atau kartu kredit. Namun, jika kamu menabung terlebih dahulu, kamu dapat menghindari biaya tambahan dan bunga yang sering kali melekat pada opsi pembayaran tersebut.
So, enggak apa kalau kamu ganti smartphone setiap kali ada generasi baru hadir. Toh sebagai generasi Z, teknologi kan memang merupakan bagian dari hidupmu. Namun, penting juga untuk merencanakan pembelian gadget baru secara bijaksana.
5. Melanjutkan Pendidikan
Melanjutkan pendidikan, baik itu untuk gelar sarjana, master, doktoral, atau program sertifikasi profesional, adalah contoh tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah yang sering menjadi prioritas bagi generasi Z.
Melanjutkan pendidikan adalah investasi dalam pengetahuan dan keterampilan kamu sendiri, yang dapat membuka lebih banyak peluang karier dan potensi pendapatan di masa mendatang. Sementara, biayanya juga mahal dan banyak mahasiswa berakhir tidak bisa melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya. Menabung terlebih dahulu untuk pendidikan bisa membantu mengurangi beban finansial ini.
Generasi Z harus melakukan perencanaan keuangan jangka pendek secara cermat sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Pertimbangkan potensi pengembalian investasi dari program pendidikan yang kamu minati, serta cara-cara alternatif untuk mendanai pendidikan tersebut, seperti beasiswa, kerja paruh waktu, atau program pembayaran pelatihan oleh perusahaan.
6. Menikah
Menikah adalah suatu keputusan besar yang juga melibatkan pertimbangan finansial yang signifikan, serta salah satu contoh tujuan keuangan jangka pendek yang penting.
Dari persiapan pernikahan hingga kehidupan setelahnya, berikut beberapa poin mengenai menikah sebagai contoh tujuan keuangan jangka pendek atau menengah bagi generasi Z:
- Biaya pernikahan, bisa sangat mahal, mulai dari biaya resepsi, fotografi, gaun pengantin, hingga bulan madu. Menyisihkan uang sejak dini untuk biaya ini dapat membantu meringankan beban finansial saat waktu pernikahan tiba.
- Setelah menikah, kamu mungkin akan memulai hidup bersama pasangan, yang berarti biaya hidup baru seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas, makanan, dan lainnya. Memahami dan merencanakan untuk biaya ini akan sangat penting.
- Menikah sering kali juga berarti membangun tujuan keuangan bersama, seperti membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau merencanakan pensiun, yang hanya bisa dicapai jika kamu punya rencana keuangan yang komprehensif.
Nah, itu dia 6 contoh tujuan keuangan pendek yang sebaiknya dimiliki oleh generasi Z.
Beberapa contoh tujuan keuangan jangka pendek seperti membentuk dana darurat, melunasi utang, merencanakan liburan, membeli gadget baru, melanjutkan pendidikan, dan persiapan pernikahan adalah beberapa langkah penting dalam perjalanan keuangan generasi Z. Menetapkan dan merencanakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini dapat membangun keterampilan keuangan yang akan berdampak positif sepanjang hidup.
Bagaimana memulainya? Untuk membantumu melangkah lebih jauh, kamu bisa bergabung dalam kelas keuangan online di QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Selain Jadi Karyawan Kantoran, Ini Dia 3 Jenis Profesi dengan Potensi Karier Cemerlang
Profesi sebagai karyawan kantoran mungkin masih menjadi jalan karier yang dipilih oleh banyak orang saat ini. Meskipun ada keuntungan memiliki pekerjaan tetap seperti stabilitas dan kepastian, tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa ada banyak profesi lain yang menawarkan peluang yang sama baiknya, jika tidak lebih baik, dan sering kali memberikan kepuasan yang lebih dalam pekerjaan.
Masa depan kerja tidak lagi berarti menjadi bagian dari mesin korporasi yang besar. Sebaliknya, kita bergerak menuju masyarakat yang lebih berorientasi pada keterampilan. Di sini, kemampuan untuk beradaptasi dan inovasi menjadi lebih penting daripada keamanan pekerjaan jangka panjang. Dalam dunia ini, profesi alternatif bisa menjadi pilihan karier yang menarik dan berpotensi besar.
Pilihan profesi ini bisa sangat beragam, mulai dari berkecimpung dalam dunia seni, menjadi wirausaha, hingga merambah bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua profesi ini membutuhkan dedikasi, keterampilan, dan passion. Umumnya, memang menawarkan pengembangan diri yang besar, di samping—tentu saja—penghasilan yang sebanding.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa profesi yang berpotensi bagus ini selains ebagai karyawan kantoran. Pun akan dibahas mengenai apa yang diperlukan untuk bisa sukses, agar ada gambaran tentang berbagai pilihan karier yang ada di luar pekerjaan menjadi karyawan kantoran.
Profesi dengan Potensi Perkembangan Karier yang Bagus, selain Karyawan Kantoran
1. Pengusaha/wirausaha
Menjadi wirausaha atau pengusaha adalah salah satu pilihan karier yang bisa dikatakan sangat menantang. Mengapa? Karena, menjalankan bisnis milik sendiri itu butuh keberanian, keterampilan, dan dedikasi yang besar. Namun, penghasilannya juga bisa jauh melampaui gaji tetap karyawan kantoran.
Pertama, menjadi wirausaha berarti memiliki kebebasan dan fleksibilitas yang tidak tersedia dalam pekerjaan kantoran. Kita bebas menentukan jadwal kerja sendiri, dan menjual produk yang dibutuhkan orang sekaligus kita suka.
Kedua, wirausaha juga memberikan kesempatan untuk meraih potensi penghasilan yang tidak terbatas. Berbeda dengan karyawan kantoran, yang penghasilannya dibatasi oleh gaji dan bonus. Penghasilan sebagai wirausaha berbanding lurus dengan kesuksesan bisnis yang dikelola. Semua tergantung pada diri kita sendiri, sebagai pemilik dan manajer bisnis.
Ketiga, dengan menjadi pengusaha, kita punya kesempatan untuk mengejar passion kita. Kita bisa membangun bisnis di sekitar apa yang kita cintai dan apa yang kita yakini.
Namun, menjadi wirausaha juga ada tantangannya. Ada risiko kegagalan, dan kita juga mungkin perlu bekerja keras selama beberapa tahun sebelum bisnis mulai menghasilkan keuntungan. Kita juga perlu siap untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin muncul, mulai dari masalah keuangan hingga manajemen sumber daya manusia.
Tapi, bukankah akan selalu ada masalah dan tantangan di setiap hal dalam hidup?
2. Pekerja mandiri/freelancer
Menjadi freelancer atau pekerja mandiri adalah salah satu pilihan karier yang menawarkan kebebasan dan fleksibilitas. Mau menentukan jam kerja sendiri, memilih proyek atau klien yang hendak dikerjakan, dan mau bekerja dari mana saja, semua tergantung pada diri kita sendiri.
Freelancing adalah tentang menjual keterampilan dan jasa langsung kepada klien atau perusahaan, tanpa perantara. Kamu bisa bekerja dalam berbagai bidang, termasuk penulisan, desain, pengembangan web, pemasaran digital, konsultasi, fotografi, dan banyak lagi. Di era digital ini, permintaan untuk pekerjaan freelance semakin meningkat, karena perusahaan mencari cara yang lebih fleksibel dan biaya efektif untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan.
Dengan menjadi freelancer, ada kesempatan untuk membangun portofolio yang kuat, dan kemampuan untuk menetapkan tarif. Bagi banyak orang, kebebasan dan otonomi ini adalah salah satu aspek paling menarik dari pekerjaan freelance, yang tidak bisa didapatkan dari menjadi karyawan kantoran.
Dan, tentu saja, ada tantangan tersendiri jika ingin menjadi freelancer. Stabilitas pendapatan bisa menjadi masalah pertama, karena pekerjaan mungkin datang dan pergi. Kita juga harus mengurus semua aspek bisnis kita sendiri, termasuk pencarian klien, penagihan, dan administrasi. Beban pajak juga bisa menjadi tantangan, karena harus mengurus semua kewajiban pajak sendiri. Juga asuransi kesehatan, tabungan pensiun, KPR, dan sebagainya; semua harus disiapkan sendiri.
3. Pekerja kreatif
Menjadi pekerja kreatif adalah karier yang memberi peluang lebih banyak ruang untuk berekspresi, mengejar passion, dan memberi banyak nilai tambah melalui karya yang kita buat.
Pekerjaan kreatif mencakup banyak sekali bidang lo! Mulai dari seni visual, musik, penulisan, desain, fotografi, film, dan banyak lagi. Pekerja kreatif sering kali bekerja sebagai freelancer atau wiraswasta, tetapi juga dapat bekerja di studio, agensi, atau organisasi.
Salah satu aspek yang paling menarik dari pekerjaan kreatif adalah kebebasan untuk menciptakan dan mengeksplorasi ide-ide kita sendiri. Kita memiliki kendali atas apa yang kita buat, dan kita dapat mengekspresikan diri dan visi melalui karya kita. Hal ini bisa menjadi sangat memuaskan secara pribadi, dan bisa memberi kita kesempatan untuk bisa mencapai lebih banyak tujuan.
Pekerjaan kreatif juga bisa sangat bervariasi dan menantang. Setiap proyek atau tugas baru memerlukan solusi kreatif, dan kita pun jadi harus terus-menerus belajar dan berkembang untuk tetap relevan dan kompetitif. Ini bisa membuat pekerjaan ini tetap menarik dan menantang. Tinggal kita sendiri saja sih, bisa cukup lincar beradaptasi dengan banyak hal baru atau enggak.
Nah, itu juga yang jadi tantangan tersendiri sebagai pekerja kreatif, yang akan lebih banyak dihadapi dibandingkan menjadi karyawan kantoran biasa. Belum lagi soal penghasilan yang enggak stabil. Selain itu, pekerjaan kreatif sering kali memerlukan lebih banyak waktu dan energi, dan bisa menuntut kerja keras secara fisik dan mental.
So, mau jadi karyawan kantoran atau profesi alternatif seperti yang disebutkan di atas? Semua kembali pada tujuan dan kebutuhan masing-masing. Masalah penghasilan, tentunya bisa diatur, apalagi kalau kamu punya keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. Dengan rencana keuangan yang komprehensif, meskipun penghasilan tak stabil, kamu tetap bisa punya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, bahkan sampai dana pensiun yang memadai.
Kalau yang karyawan kantoran bisa panggil QM Financial untuk financial training, kamu bisa ikut kelas-kelas FCOS sesuai kebutuhanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Biaya Tersembunyi dari Sebuah Perselingkuhan
Serem banget nggak sih, topiknya? Tapi melihat apa saja yang begitu ramai berkembang terutama di media sosial belakangan ini, tampaknya ini juga penting sih untuk dibahas. Ya, harga dari sebentuk ketidaksetiaan, alias perselingkuhan.
Perselingkuhan di Sekitar Kita
Perselingkuhan, sebuah kata yang sering kali menimbulkan reaksi kuat dan negatif. Sebuah tindakan yang bukan hanya merusak kepercayaan, tetapi juga menimbulkan luka yang mendalam bagi semua yang terlibat. Perselingkuhan sering kali dilihat sebagai pelanggaran utama dalam suatu hubungan, tetapi faktanya, dampak yang dihasilkannya jauh lebih luas dari sekadar perasaan sakit hati dan pengkhianatan.
Di balik sebentuk ketidaksetiaan, alias perselingkuhan, terdapat berbagai biaya tersembunyi yang mungkin tidak pernah dipertimbangkan oleh seseorang yang memutuskan untuk berpaling dari pasangannya. Biaya ini bukan hanya berupa kerugian finansial, tetapi juga mencakup kerugian emosional, sosial, dan kesehatan yang bisa bertahan jauh setelah perselingkuhan terungkap.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk membuka mata kita semua tentang konsekuensi nyata dari perselingkuhan – untuk memahami bahwa tindakan ini memiliki biaya yang lebih tinggi daripada yang kita bayangkan. Artikel ini bukan ditujukan untuk menakut-nakuti, tetapi lebih kepada memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang sebenarnya dipertaruhkan ketika seseorang memilih untuk berselingkuh.
Dengan memahami biaya yang terlibat, kita dapat lebih menghargai nilai dari hubungan yang jujur dan setia, serta pentingnya komunikasi dan pemecahan masalah dalam hubungan. Mari kita jelajahi lebih lanjut biaya tersembunyi dari perselingkuhan dan bagaimana dampaknya bisa merusak lebih dari sekadar hubungan antara dua orang.
Biaya yang Muncul dalam Sebuah Perselingkuhan
Perselingkuhan dapat memiliki dampak finansial yang signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung biasanya berhubungan dengan tindakan yang dilakukan selama perselingkuhan, sementara biaya tidak langsung sering kali muncul sebagai konsekuensi setelah perselingkuhan terungkap.
Biaya langsung bisa mencakup pengeluaran untuk hadiah, makan malam, perjalanan, atau akomodasi hotel. Misalnya, jika seseorang menghabiskan Rp1.000.000 per minggu untuk makan malam dan hadiah, ini bisa menjadi Rp52.000.000 per tahun. Jika ditambah dengan biaya hotel dan perjalanan, totalnya bisa jauh lebih tinggi.
Namun, biaya potensial terbesar biasanya muncul jika perselingkuhan berakhir dengan perceraian. Biaya perceraian bisa sangat besar dan meliputi biaya pengacara, biaya pengadilan, dan biaya lain yang terkait dengan pembagian aset.
Beberapa komponen biaya yang harus dicermati jika harus melalui gugat cerai:
1. Biaya Pengacara
Mengurus perceraian secara mandiri adalah opsi, tetapi jika kurang paham mengenai sistem peradilan di Indonesia, misalnya prosedur penggugatan dan struktur surat gugatan, disarankan untuk menggandeng pengacara. Di kota-kota besar seperti Jakarta, tarif pengacara bisa mencapai Rp20-50 juta untuk pengadilan tingkat pertama. Jika masuk proses banding, kasasi, dan peninjauan kembali, tarif pengacara bisa bertambah.
Tidak ada tarif baku untuk biaya pengacara dalam kasus perceraian karena ini tergantung pada kebutuhan penggugat. Jika memilih menggunakan pengacara, honorarium ditentukan berdasarkan kesepakatan antara klien dan pengacara, sesuai Pasal 21 ayat (2) UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Pengacara biasanya menawarkan dua skema pembayaran, yaitu lump sum (tunai) atau hourly-basis (per jam). Klien memilih skema mana yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Berdasarkan buku ‘Advokat Indonesia Mencari Legitimasi’, ada beberapa komponen biaya jasa hukum untuk kasus perceraian:
- Honorarium advokat
- Biaya transportasi
- Biaya akomodasi
- Biaya perkara
- Biaya sidang
- Biaya kemenangan perkara (success fee), antara 5-20%
Biaya jasa pengacara di Jakarta umumnya sudah mencakup semua proses dari pendaftaran hingga penerbitan akta cerai. Ini tidak termasuk jika kasus naik ke tingkat banding di Pengadilan Tinggi, atau jika berlanjut ke tingkat kasasi di Mahkamah Agung.
2. Panjar Biaya Perkara
Panjar biaya perkara tergantung pada pengadilan tempat pengajuan perceraian. Jika beragama Islam, perceraian diajukan ke Pengadilan Agama sesuai wilayah hukum tempat tinggal istri, sesuai Pasal 66 ayat (1) dan (2) UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Untuk non-Muslim, gugatan cerai diajukan ke Pengadilan Negeri sesuai wilayah hukum tempat tinggal tergugat. Biaya perkara perceraian di Pengadilan Negeri bisa berbeda dengan Pengadilan Agama. Biaya ini mencakup pendaftaran, proses, panggilan pemohon dan termohon, redaksi, dan meterai. Mungkin ada biaya tambahan dengan jumlah yang bervariasi, sesuai keputusan masing-masing Pengadilan Agama. Setelah itu, pencatatan perceraian dilakukan di Catatan Sipil, yang umumnya tidak memerlukan biaya tambahan untuk menerbitkan Akta Cerai.
3. Pengadilan
Jika menggunakan pengacara, biasanya biaya pengadilan ini juga sudah termasuk. Tapi penting juga untuk tahu apa saja yang harus dibayar, terutama jika berencana mengurus perceraian secara mandiri.
Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah biaya pendaftaran perkara, meterai, administrasi, redaksi, dan panggilan. Meski relatif tidak banyak, tetapi di sini terdapat kemungkinan untuk mengajukan banding, misalnya jika ada perebutan atas hak asuh anak, maka biaya tambahan akan muncul. Ada tiga komponen biaya yang dibutuhkan lagi, yaitu pendaftaran, gugatan banding, dan pengiriman berkas.
Biaya tambahan untuk gugat cerai juga akan muncul jika gugatan naik ke tingkat kasasi dan selanjutnya peninjauan kembali. Semakin tinggi tingkat pengadilan, biaya yang dibutuhkan semakin besar.
Selain itu, ada juga biaya yang berkaitan dengan pembagian aset dan dukungan finansial. Jika pasangan yang diselingkuhi menerima sebagian besar aset atau hak asuh anak, pihak yang berselingkuh mungkin harus membayar dukungan finansial yang bisa mencapai jutaan rupiah per bulan.
Biaya Lainnya yang Harus Dibayar karena Perselingkuhan
Selain biaya finansial, ada pula biaya lain yang harus ditanggung, dan bisa jadi, besarnya justru lebih besar lagi daripada secara finansial.
Biaya Emosional
Biaya emosional dari perselingkuhan mencakup kerusakan emosi yang dialami oleh semua pihak yang terlibat. Bagi individu yang berselingkuh, ini bisa berupa rasa bersalah dan stres, serta ketakutan akan terbongkarnya perselingkuhan. Bagi pasangan yang diselingkuhi, dampaknya bisa berupa rasa kepercayaan yang rusak, rasa pengkhianatan, dan penolakan yang bisa sangat menyakitkan dan mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Jika ada anak-anak yang terlibat, mereka juga bisa mengalami biaya emosional, termasuk kecemasan, kebingungan, dan potensi masalah perilaku dan prestasi akademik.
Biaya Sosial
Biaya sosial dari perselingkuhan melibatkan kerugian reputasi dan citra sosial, serta potensi kehilangan teman dan dukungan sosial. Perselingkuhan dapat menimbulkan stigma sosial, yang bisa merusak reputasi individu yang berselingkuh dalam komunitas atau lingkungan kerja mereka. Selain itu, perselingkuhan juga bisa berakibat pada kehilangan dukungan sosial, karena teman dan keluarga mungkin merasa harus memilih sisi atau memutuskan untuk menjauh. Jika perselingkuhan melibatkan rekan kerja, ini juga bisa menimbulkan ketegangan dan konflik di tempat kerja.
Pada akhirnya, biaya finansial dari perselingkuhan bisa mencapai ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, tergantung pada berbagai faktor seperti lamanya perselingkuhan, apakah perceraian terjadi, dan bagaimana aset dibagi. Biaya ini jauh melebihi apa yang mungkin dipikirkan oleh seseorang ketika memutuskan untuk berselingkuh.
Perselingkuhan adalah sebuah peristiwa yang memiliki dampak luas dan mendalam, tidak hanya merusak hubungan antar pihak, tetapi juga menimbulkan berbagai biaya tersembunyi. Biaya emosional, sosial, dan finansial yang terlibat dalam perselingkuhan dan perceraian dapat sangat berat, seperti yang sudah diulas di atas. Dari biaya pengacara dan pengadilan hingga kerusakan hubungan dan reputasi, konsekuensinya bisa jauh lebih besar dari apa yang tampak di permukaan.
Jadi, yakin mau dan mampu menanggung semua itu nantinya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!