BI Checking: Pengertian dan Hal-Hal yang Sebaiknya Kamu Tahu
BI Checking lagi seru dibahas. Semua berawal dari tweet seseorang di media sosial X, yang bilang bahwa 5 orang pelamar di kantornya bekerja semuanya ditolak gara-gara setelah dilakukan BI Checking skor kreditnya mencapai KOL5. Setelah ditelusur lebih jauh, ternyata semua gara-gara paylater ratusan ribu yang terlambat dibayar sampai berbulan-bulan.
Sungguh sulit dibayangkan, “hanya” gara-gara pinjaman ratusan ribu, hilang kesempatan karier yang bisa berdampak seumur hidup. So, apakah kamu tahu apa itu BI Checking? Atau, kamu juga belum pernah mendengar mengenai BI Checking?
Apa Itu BI Checking?
“BI Checking” dalam konteks perbankan di Indonesia mengacu pada pemeriksaan catatan kredit perseorangan atau korporasi di Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki sistem yang dikenal sebagai Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), yang sebelumnya dikenal sebagai Sistem Informasi Debitur (SID). Melalui sistem ini, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat memeriksa riwayat kredit nasabah atau pihak yang akan mengajukan kredit.
FYI, sistem ini sebelumnya memang dikelola oleh Bank Indonesia. Namun, saat ini sistem ini merupakan bagian dari OJK, dan sudah sering disebut juga sebagai SLIK OJK.
Ketika seseorang atau perusahaan ingin mengajukan pinjaman atau kredit, bank biasanya akan melakukan BI Checking, atau melakukan cek pada SLIK OJK, untuk melihat riwayat kredit, seperti apakah ada tunggakan pinjaman, seberapa sering telat membayar, dan lainnya. Informasi ini membantu bank atau lembaga keuangan dalam menentukan apakah pihak yang mengajukan pinjaman memiliki kelayakan kredit atau tidak.
Skor kredit di Indonesia diberi nilai berdasarkan rentang dari 1 hingga 5, yang dikenal sebagai kolektibilitas (Kol). Berikut rinciannya.
Kol 1: Lancar
Mereka yang punya rating Kol 1 selalu melakukan pembayaran baik pokok maupun bunganya tepat pada waktunya. Catatan pembayarannya menunjukkan prestasi yang baik, tanpa adanya keterlambatan, dan sesuai dengan ketentuan pinjaman.
Kol 2: Memerlukan Pengawasan
Rating ini menandakan adanya keterlambatan pembayaran. Mereka yang memiliki rating Kol 2 biasanya memiliki keterlambatan pembayaran antara 1 hingga 2 bulan, atau 1 hingga 90 hari.
Kol 3: Tertunda
Mereka yang memiliki rating Kol 3 memiliki catatan pembayaran yang lebih buruk, dengan keterlambatan antara 3 hingga 4 bulan atau 91 hingga 120 hari. Upaya untuk menghubungi debitur juga sering kali tidak berhasil.
Kol 4: Risiko Tinggi
Rating Kol 4 diberikan kepada mereka yang memiliki keterlambatan pembayaran antara 5 hingga 6 bulan atau 121 hingga 180 hari.
Kol 5: Kredit Macet
Level terakhir, Kol 5, diberikan kepada kredit yang sudah terlambat lebih dari 6 bulan. Meskipun sudah ada usaha untuk mengaktifkan kembali kredit tersebut, tetapi tetap tidak ada perkembangan, sehingga dikategorikan sebagai kredit macet.
Cara Mengecek BI Checking atau SLIK OJK
Nah, dengan kasus ini, kita akhirnya jadi tahu, bahwa BI Checking tak hanya dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga keuangan, tetapi juga oleh manajer dan HR perusahaan saat rekruitmen karyawan baru.
Berarti BI Checking ini bisa dilakukan oleh siapa saja dong ya? Yes, betul sekali.
Pada bulan November 2022, OJK memperkenalkan aplikasi iDebKu yang dirancang untuk lembaga jasa keuangan (LJK), termasuk institusi perbankan dan non-perbankan. Aplikasi ini memudahkan LJK dalam menentukan kebijakan kredit atau pembiayaan berdasarkan informasi debitur.
iDebKu memfasilitasi perusahaan dan individu dalam mengakses informasi debitur. Dengan integrasi antara kantor-kantor di berbagai level, informasi menjadi lebih terjangkau melalui satu aplikasi.
Mengacu pada panduan resmi dari OJK, berikut langkah-langkah untuk melakukan BI Checking melalui iDebKu yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
- Kunjungi website iDebKu di https://idebku.ojk.go.id dan pilih opsi “Pendaftaran” yang tersedia di halaman utama.
- Isi semua informasi yang diminta dengan tepat, dan unggah foto sesuai dengan petunjuk aplikasi.
- Setelah berhasil mendaftar, kamu akan menerima konfirmasi melalui email yang berisi nomor registrasi.
- Untuk mengetahui status pendaftaran, gunakan menu “Status Layanan” dan masukkan nomor registrasi yang diterima.
- OJK akan mengirimkan laporan iDeb ke email kamu, maksimal dalam waktu 1 hari kerja setelah proses pendaftaran.
Jika memerlukan informasi tambahan seputar iDeb, kamu dapat menghubungi OJK melalui telepon di 157, email ke [email protected], atau WhatsApp di 081-157-157-157.
Cara Membersihkan Skor Kredit yang Buruk di BI Checking
Dengan adanya kasus ini, maka seharusnya sih terus pada sadar bahwa melunasi utang—seberapa pun kecilnya—itu penting. Bahwa ternyata, skor kredit buruk tidak hanya akan memengaruhi pengajuan pinjaman kita ke depannya, bahkan juga memengaruhi peluang kita untuk berkarier.
Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan? Di sinilah definisi “mencegah lebih baik daripada mengobati” yang sebenarnya. Pasalnya, tidak mudah untuk membersihkan skor kredit yang buruk di SLIK. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalah ini.
Selesaikan Tunggakanmu
Jika kamu mengetahui adanya keterlambatan pembayaran kredit, segera tuntaskan utang tersebut bersama lembaga keuangan terkait. Jika jumlah yang harus dibayar cukup besar, kamu bisa meminta kemudahan dalam pembayaran, walaupun ini mungkin memperpanjang periode pelunasan.
Dalam banyak kasus, lembaga keuangan dapat memberikan potongan hingga 50 persen dari jumlah total pinjaman. Menghindari pembayaran tidak akan meningkatkan skor kredit kamu.
Dapatkan Surat Bebas Utang
Setelah melunasi utang, pastikan kamu mendapatkan surat keterangan bahwa kamu sudah melunasi seluruh kewajiban yang ada.
Surat ini bisa dalam format cetak atau digital. Dokumen ini nantinya bisa kamu gunakan sebagai referensi ketika mengajukan pinjaman di kemudian hari. Namun, perlu diingat bahwa mendapatkan surat ini mungkin membutuhkan waktu beberapa hari.
Hubungi Lembaga Keuangan untuk Memperbaharui Riwayatmu
Dengan surat bebas utang di tangan, segera kontak lembaga keuangan untuk memperbarui informasi kredit kamu di OJK. Nah, data kredit yang diperbarui ini akan menjadi pertimbangan bagi bank ataupun pihak lain, jika diperlukan. Ya, seperti kalau melamar kerja.
Jika kamu berencana mengambil pinjaman setelah memperbaiki riwayat kredit, pastikan kamu mengelola keuangan dengan bijak. Alokasikan pendapatanmu, kelola keuangan, dan buat rencana keuangan sehingga kamu bisa membayar cicilan tepat waktu dan kamu terhindar dari denda serta penumpukan utang yang bisa berlipat-lipat besarnya.
So, sampai di sini sudah tahu ya, apa itu BI Checking, bagaimana cara kerjanya, bagaimana mengeceknya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap beberapa aspek hidup kita? Mari belajar dari kasus yang sudah ada, agar kita tak mengulangi kesalahan yang sama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berapa Budget Pacaran yang Ideal?
Pacaran adalah bagian menyenangkan dalam kehidupan, namun tidak jarang juga menjadi tantangan tersendiri bagi keuangan. Mengatur budget pacaran menjadi sangat penting, terutama jika kamu ingin menjaga kesehatan keuangan tanpa mengorbankan momen-momen berharga bersama pasangan.
Pertanyaannya adalah, berapa budget pacaran yang ideal? Apa yang perlu kamu pertimbangkan dalam menyusun budget tersebut?
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan budget pacaran yang ideal. Kita akan membahas berbagai jenis pengeluaran yang biasa muncul dalam pacaran, dan memberikan beberapa saran tentang bagaimana mengatur budget pacaran dengan baik.
Tujuannya adalah untuk membantu kamu memahami bagaimana menjaga keseimbangan antara menjalani hubungan yang sehat dan menyenangkan, tanpa harus mengorbankan keuangan kamu.
Agenda Pacaran yang Biasanya Dilakukan dan Pengaturan Keuangannya
1. Ngedate and dinner
Biasanya sih diisi dengan makan malam bareng. Makan malam bareng pacar bisa jadi momen spesial, tapi kalau enggak diatur dengan baik, bisa bikin dompet kamu merana lho.
Kalau kamu dan pacar kamu suka makan di restoran mewah, harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam. Kadang menu di sana bisa jadi mahal, apalagi kalau pesan appetizer, main course, dessert, sampai minuman. Meski sesekali boleh-boleh aja untuk memanjakan diri, tapi kalau terlalu sering, bisa jadi beban buat keuangan kamu.
Kalau mau hemat, coba ajak pacar kamu makan di warung atau restoran yang lebih terjangkau. Makanannya enggak kalah enak, dan biasanya lebih ramah di kantong.
Mau lebih hemat lagi? Coba masak bareng di rumah. Selain bisa lebih dekat sama pacar, kamu juga bisa hemat dan mengontrol bahan-bahan yang digunakan. Belanja bahan makanan di pasar atau supermarket biasanya jauh lebih murah daripada makan di restoran.
2. Nonton
Nonton film bersama pacar bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Tapi, tanpa perencanaan yang tepat, kegiatan ini juga bisa bikin keuangan kamu jadi terganggu.
Kalau kamu dan pacar kamu hobi nonton di bioskop, biaya tiket plus camilan dan minuman bisa cepat menguras dompet, terutama kalau nontonnya sering. Nonton film rilis terbaru di bioskop memang seru, tapi kalau terlalu sering, bisa jadi beban buat keuangan kamu.
Sebagai alternatif, coba nonton film di rumah. Kamu bisa memanfaatkan layanan streaming seperti Netflix, Disney+, atau layanan lainnya. Biaya langganan bulanan biasanya jauh lebih murah daripada biaya nonton di bioskop. Kamu dan pacar juga bisa membuat suasana seru sendiri, misalnya dengan membuat camilan sendiri dan menyiapkan bantal-bantal nyaman.
Atau kalau teteup pengin nonton di bioskop, Di banyak bioskop, ada harga tiket yang lebih murah di hari-hari tertentu. Misalnya, biasanya ada diskon di hari Senin sampai Kamis. Jadi, kalau mau nonton di bioskop, coba manfaatkan promo-promo seperti ini.
3. Hadiah-Hadiah dan Perayaan
Mungkin kamu merasa perlu untuk memberi pacar kamu hadiah yang mahal untuk menunjukkan cinta kamu. Meskipun ini bisa jadi cara yang baik untuk menunjukkan perasaan kamu, hadiah-hadiah mahal bisa cepat menguras keuangan juga loh.
Sebaliknya, pertimbangkan untuk memberikan hadiah yang lebih pribadi dan bermakna, yang tidak selalu membutuhkan banyak uang. Misalnya, kamu bisa membuat hadiah sendiri, atau memberikan sesuatu yang kamu tahu pacar kamu akan hargai, meski tidak mahal.
Soal perayaan, misalnya seperti merayakan ulang tahun, anniversary, atau hari spesial lainnya sering kali juga melibatkan pengeluaran tambahan. Misalnya seperti makan malam mewah, liburan, atau hadiah. Meski penting untuk merayakan momen-momen ini, perlu diingat bahwa tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa cinta pada pacar, bukan untuk membelanjakan sebanyak mungkin uang.
So, cobalah untuk merencanakan perayaan yang berarti tapi tetap masuk dalam anggaran. Misalnya, kamu bisa memasak makanan favorit pacar kamu di rumah, atau merencanakan piknik di taman alih-alih makan malam mewah.
Begitu juga kadang-kadang, kamu mungkin ingin memberi kejutan pada pacar kamu dengan hadiah spontan. Meski ini bisa jadi cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan cinta kamu, jika dilakukan terlalu sering dan tanpa perencanaan, bisa menjadi beban keuangan. Jangan-jangan malah jadi kayak love scamming.
Pertimbangkan untuk membuat anggaran bulanan untuk hadiah dan kejutan ini. So, kamu bisa merencanakan pengeluaran ini dan tidak menghabiskan lebih dari yang kamu mampu.
Tip Mengendalikan Budget Pacaran
Untuk mengendalikan budget pacaran dan memastikan keuangan tetap aman, berikut adalah beberapa tip yang bisa kamu coba.
Buat Anggaran
Buatlah anggaran bulanan khusus untuk kegiatan pacaran. Jumlahnya bisa bervariasi tergantung pada pendapatan dan kebutuhan lainnya. Tetapkan batas dan usahakan untuk tidak melebihi anggaran tersebut.
Pertimbangkan Kebutuhan vs Keinginan
Bedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam aktivitas pacaran. Misalnya, makan malam di restoran mewah mungkin lebih ke arah keinginan daripada kebutuhan, sedangkan menghabiskan waktu bersama adalah kebutuhan. Fokuslah pada apa yang paling penting dan cobalah untuk memotong pengeluaran yang tidak perlu.
Ngobrol Keuangan
Jangan takut untuk membicarakan masalah keuangan dengan pasangan. Jika keduanya memahami kondisi keuangan masing-masing, ini akan membantu dalam membuat keputusan yang bijaksana tentang bagaimana menghabiskan waktu dan uang bersama.
Cari Alternatif Murah atau Gratis
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama yang tidak memerlukan banyak uang. Misalnya, piknik di taman, jalan-jalan, memasak makanan di rumah, atau menonton film di rumah.
Gunakan Diskon dan Promo
Manfaatkan diskon dan promo untuk menghemat uang. Misalnya, banyak restoran yang menawarkan diskon pada hari-hari tertentu, dan bioskop sering menawarkan harga tiket yang lebih murah di hari-hari kerja.
Hindari Pemborosan
Membeli hadiah yang mahal atau sering pergi ke tempat-tempat mahal bisa cepat menguras uang. Cobalah untuk menjadi kreatif dan pikirkan cara-cara untuk menunjukkan rasa sayang tanpa harus mengeluarkan banyak uang.
Simpan untuk Masa Depan
Jika kamu dan pasangan berencana untuk menjalani masa depan bersama, seperti mulai mengumpulkan dana menikah atau membeli rumah, penting untuk mulai menabung dari sekarang. Mengurangi pengeluaran pacaran dan menyisihkan uang untuk tujuan masa depan adalah langkah bijaksana.
Namun ingat ya, di fase pacaran, kamu belum perlu untuk memiliki rekening bersama. Menabunglah bersama di rekening masing-masing.
Menjaga keuangan tetap sehat sambil menjalani hubungan romantis memang membutuhkan keseimbangan. Mengatur budget pacaran yang ideal bukan berarti kamu harus mengorbankan momen berharga bersama pasangan. Dengan perencanaan dan komunikasi yang baik, kamu dapat mengelola pengeluaran dan tetap menikmati waktu berkualitas bersama.
Ingat ya, yang paling penting dalam sebuah hubungan bukanlah seberapa banyak uang yang kamu habiskan, melainkan seberapa banyak waktu dan perhatian yang kamu berikan kepada pasangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kompensasi dari Perusahaan yang Ditentukan oleh Performance Karyawan: Apa Manfaatnya?
Dalam dunia korporat modern, bagaimana kompensasi dari perusahaan yang ditentukan oleh performance karyawan telah menjadi isu sentral dalam strategi manajemen sumber daya manusia.
Konsep ini kini tidak hanya dilihat sebagai imbalan standar atas jasa, tetapi semakin berkembang menjadi instrumen untuk mendorong kinerja, memotivasi, dan memastikan keselarasan antara tujuan karyawan dengan tujuan bisnis perusahaan.
Pada era ketika talenta adalah kunci keberhasilan bisnis, kompensasi dari perusahaan yang diberikan dengan berdasarkan performa karyawan muncul sebagai pendekatan yang kritis, menggantikan model-model kompensasi tradisional yang sebelumnya mendominasi industri.
Namun, apa sebenarnya manfaat dari pendekatan ini bagi perusahaan dan karyawannya?
Manfaat Kompensasi dari Perusahaan bagi Karyawan
Dalam dunia kerja kontemporer, pendekatan kompensasi dari perusahaan berbasis performance karyawan seperti ini semakin diminati oleh banyak perusahaan. Meskipun alasan utama perusahaan mengadopsi model ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tak dapat dimungkiri bahwa kompensasi dari perusahaan berbasis performa juga membawa manfaat signifikan bagi karyawan. Apa saja?
1. Pemberian Penghargaan atas Prestasi
Salah satu keinginan dasar manusia dalam pekerjaannya adalah dihargai. Kompensasi dari perusahaan berbasis performance karyawan ini, pada intinya, merupakan bentuk pengakuan langsung atas hasil kerja seseorang.
Karyawan yang bekerja dengan keras, berinovasi, dan memberikan kontribusi besar bagi perusahaan akan merasa dihargai melalui insentif finansial yang diterima. Ini mendorong rasa pencapaian dan kepuasan kerja, yang keduanya krusial bagi kesejahteraan emosional karyawan.
2. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Ketika upaya karyawan dihargai dengan imbalan finansial, hal ini pun mendorong motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari adanya hadiah.
Namun tak hanya itu, kompensasi berbasis performa juga bisa menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari keinginan untuk melakukan tugas dengan baik karena merasa puas dengan tugas tersebut. Melalui pengakuan dan hadiah, karyawan dapat merasa pekerjaan mereka memiliki makna dan nilai.
3. Kesempatan untuk Meningkatkan Pendapatan
Salah satu keuntungan paling jelas dari pemberian kompensasi dari perusahaan berbasis performa adalah potensi untuk meningkatkan pendapatan. Sebagai gantinya dari sistem gaji tetap yang terbatas oleh posisi atau senioritas, karyawan memiliki kesempatan untuk meningkatkan penghasilan mereka berdasarkan kontribusi nyata yang diberikan.
Hal ini menawarkan kesempatan bagi mereka yang ambisius untuk mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik.
4. Transparansi dan Keterbukaan
Kompensasi dari perusahaan berbasis performance karyawan yang dirancang dengan baik harus transparan. Karyawan harus mengetahui kriteria apa yang digunakan untuk menilai performa mereka dan bagaimana hal itu dihubungkan dengan kompensasi dari perusahaan.
Transparansi ini memberikan kejelasan bagi karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka dapat mencapai target tersebut.
5. Pengembangan Profesional
Dengan insentif yang jelas untuk meningkatkan kinerja, karyawan akan lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka. Hal ini bisa dicapai melalui pelatihan formal, belajar mandiri, atau inisiatif pengembangan lainnya.
Hasilnya, karyawan tidak hanya mendapat kompensasi dari perusahaan yang lebih baik tetapi juga pertumbuhan profesional yang berkesinambungan.
Manfaat Kompensasi dari Perusahaan bagi Perusahaan Itu Sendiri
Kompensasi dari perusahaan yang diberikan berdasarkan performance karyawan ini juga bukan hanya sekadar tren semata. Namun, merupakan refleksi dari pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mengoptimalkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan bisnis.
Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi ini bukan hanya menghargai kinerja karyawan, tetapi juga menikmati sejumlah manfaat korporat yang berkelanjutan. Apa saja?
1. Peningkatan Produktivitas
Inti dari kompensasi dari perusahaan adalah memberikan insentif bagi karyawan untuk bekerja dengan efisiensi dan efektivitas maksimal. Dengan imbalan yang langsung terkait dengan performa, karyawan lebih cenderung untuk meningkatkan produktivitas mereka. Hasilnya adalah output yang lebih tinggi dengan sumber daya yang sama atau bahkan lebih sedikit.
2. Alokasi Sumber Daya yang Efisien
Dengan menghubungkan kompensasi dari perusahaan dengan performa, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan cara yang lebih efisien. Gaji dan insentif dialokasikan kepada mereka yang paling berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan, memastikan bahwa investasi dalam tenaga kerja memberikan imbal hasil maksimal.
3. Mendorong Budaya Berorientasi Hasil
Ketika kompensasi dari perusahaan diberikan dan dikaitkan dengan kinerja, seluruh organisasi bisnis akan cenderung bergerak ke arah budaya yang berorientasi pada hasil. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan pencapaian karyawan dirayakan dan dihargai.
4. Retensi Talent
Karyawan berkinerja tinggi ingin dihargai sesuai dengan kontribusi mereka. Kompensasi dari perusahaan yang diberikan berdasarkan performa menawarkan pengakuan finansial atas kontribusi tersebut, meningkatkan peluang perusahaan untuk mempertahankan talenta-talenta terbaiknya.
Hal ini menghemat biaya yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, dan orientasi karyawan baru.
5. Kemampuan Adaptasi dalam Lingkungan yang Berubah
Dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, perusahaan harus fleksibel dan adaptif. Dengan adanya kompensasi dari perusahaan seperti ini, perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan insentif berdasarkan prioritas bisnis yang berubah, memastikan bahwa karyawan tetap fokus pada tujuan utama saat ini.
6. Meningkatkan Kolaborasi dan Inovasi
Dengan sistem reward yang tepat, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk berkolaborasi dan berinovasi. Insentif berbasis tim, misalnya, bisa mendorong kolaborasi lintas departemen, sedangkan bonus untuk inovasi dapat mendorong pemikiran kreatif.
Dengan adanya kompensasi dari perusahaan berdasarkan performance karyawan ini, secara langsung dan tidak langsung, perusahaan mengakui bahwa karyawan adalah aset berharga. Insentif akan menjadi modal bagi mereka untuk lebih berkembang dan memberikan yang terbaik.
Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dan kompetitif, perusahaan memerlukan strategi yang tidak hanya menarik talenta terbaik tetapi juga mempertahankan dan memotivasi mereka untuk berkinerja optimal. Dengan menerapkan sistem kompensasi dari perusahaan yang berorientasi pada hasil, perusahaan dapat membangun hubungan win-win dengan karyawan, yang memungkinkan keduanya saling mendukung dalam mencapai keberhasilan bersama. Ini bukan hanya tentang pembayaran; ini adalah investasi dalam masa depan organisasi bisnis perusahaan terkait.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Behavior dalam 5 Fase Kehidupan yang Perlu Dipahami
Setiap fase dalam kehidupan kita datang dengan tantangan dan peluang finansialnya sendiri. Financial behavior adalah bagaimana kamu mengelola, menghabiskan, dan menginvestasikan uangmu dalam menghadapi setiap tantangan dan peluang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, prioritas, kebutuhan, dan tujuan keuangan kita berubah, memengaruhi cara kita memandang dan menggunakan uang. Bagaimana kamu menavigasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan ini dapat menentukan kualitas hidupmu di masa depan.
Dengan memahami financial behavior ini di setiap fase kehidupan, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin datang di depan.
Yuk, coba kita lihat seperti apa financial behavior yang bisa terjadi pada umumnya fase kehidupan kita semua.
Fase Kehidupan dan Financial Behavior
1. Remaja (Usia Sekolah Menengah dan Kuliah)
Fase remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa. Di fase ini, seorang remaja bisa mulai belajar dasar-dasar keuangan dalam skala yang masih terbatas. Uang saku mingguan menjadi sumber keuangan pertama bagi banyak remaja. Seiring dengan hal tersebut, muncul juga tantangan dalam mengelola uang dengan bijak.
Financial behavior khas remaja adalah pola konsumsi yang tinggi. Dengan adanya uang saku dari orang tua, mereka merasa memiliki kebebasan untuk membelanjakan uang sesuai keinginan, terutama untuk kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.
Pengetahuan yang terbatas tentang manajemen uang dan kurangnya pengalaman dalam mengelola keuangan sering kali membuat remaja lebih mementingkan kepuasan instan dibandingkan menabung untuk kebutuhan masa depan.
Mengingat fase remaja merupakan fondasi awal dalam pembentukan financial behavior, penting bagi remaja untuk mendapatkan edukasi literasi keuangan. Melalui edukasi ini, remaja dapat memahami konsep dasar keuangan seperti menghasilkan uang, belanja, berbagi, dan menabung.
2. Dewasa Awal (Usia 20-an)
Usia 20-an, merupakan fase kehidupan yang penuh dengan transisi dan perubahan signifikan. Kesempatan ini, meskipun menjanjikan, sering kali disertai dengan kebingungan finansial. Mengatur keuangan sendiri tanpa bantuan orang tua, menghadapi berbagai tawaran kredit, serta menimbang kebutuhan versus keinginan, semua menjadi bagian dari kurva belajar finansial di usia ini.
Usia 20-an sering kali dianggap sebagai fase eksplorasi dan penemuan diri. Banyak orang memulai karier mereka, menikmati pendapatan pertama yang sering kali lebih besar daripada uang saku yang pernah mereka terima. Namun, dengan pendapatan ini datang pula tanggung jawab baru: membayar sewa, mengelola tagihan, mempertahankan cash flow yang lancar, dan menabung untuk kebutuhan jangka panjang.
Sayangnya, tanpa fondasi literasi keuangan yang kuat, banyak orang di usia ini cenderung menghabiskan pendapatan mereka secepat mereka mendapatkannya. Gaya hidup yang konsumtif, dipengaruhi oleh tekanan sosial dan media, sering kali menjadi pangkal masalahnya.
3. Dewasa (Usia 30-an dan 40-an)
Inilah masa “pertengahan”. Di rentang usia ini, banyak orang merasa berada di persimpangan jalan, ketika tanggung jawab keluarga dan kebutuhan finansial meningkat, sementara aspirasi pribadi dan keinginan untuk mencapai stabilitas finansial menjadi semakin mendesak. Ini adalah masa ketika financial behavior dan keputusan yang dibuat tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tetapi juga keluarga dan masa depan mereka.
Mereka-mereka yang berada di usia ini biasanya sudah mapan dan umumnya sudah memiliki keluarga. Tanggung jawab finansial pun meningkat, terutama untuk mencakup biaya pendidikan anak, KPR, serta persiapan untuk masa pensiun. Meski pendapatan cenderung meningkat juga dibandingkan fase sebelumnya, begitu pula dengan pengeluarannya.
Banyak orang di fase ini berjuang untuk menemukan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan sekarang dan menabung untuk masa depan. Investasi jangka panjang, seperti properti dan dana pensiun, menjadi perhatian utama.
4. Pra-Pensiun (Usia 50-an)
Memasuki usia 50-an, banyak orang mulai merenung tentang tahap berikutnya dalam perjalanan hidup mereka: pensiun. Financial behavior pada fase ini sering kali dipenuhi dengan refleksi, penyesuaian, dan, yang paling penting, persiapan.
Melalui fase ini bukan hanya tentang mempersiapkan diri untuk berhenti bekerja, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa masa pensiun nanti dapat dinikmati dengan ketenangan dan kenyamanan finansial.
Di usia 50-an, banyak orang telah mencapai puncak karier mereka, dengan pendapatan yang stabil dan mungkin lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, ini juga menjadi saat ketika beban finansial, seperti pendidikan anak dan KPR, juga mulai berkurang. Fokus pun bergeser dari akumulasi aset ke pemeliharaan dan perlindungan aset yang sudah ada.
Tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan antara keinginan untuk menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun dengan kebutuhan untuk menyisihkan cukup dana untuk masa pensiun yang mungkin berlangsung 20 tahun atau lebih.
5. Pensiun (Usia 60 ke atas)
Setelah bertahun-tahun bekerja dan berjuang, memasuki usia 60-an dan fase pensiun menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidup banyak orang. Fase ini menggambarkan suatu periode ketika rutinitas harian bekerja sudah enggak ada lagi, tetapi kebutuhan untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan kenyamanan tetap ada.
Menghadapi fase kehidupan tanpa pendapatan tetap memerlukan financial behavior dan strategi keuangan yang matang untuk memastikan stabilitas dan kesejahteraan.
Dengan berakhirnya sumber pendapatan rutin dari pekerjaan, orang yang memasuki masa pensiun kini bergantung pada tabungan, investasi, dan kemungkinan tunjangan pensiun sebagai sumber pendapatan utamanya. Pengeluaran kesehatan sering meningkat, sementara keinginan untuk bepergian, menjalani hobi, atau bahkan memberikan warisan bagi keturunan juga menjadi prioritas.
Dalam perjalanan hidup yang dinamis, memahami dan menyesuaikan financial behavior di setiap fase adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan finansial. Setiap fase menawarkan pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan mengembangkan strategi yang lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, kamu akan menyadari bahwa bukan hanya jumlah uang yang kamu miliki yang penting, tetapi bagaimana kamu mengelolanya. Dengan kesadaran dan perencanaan keuangan yang tepat, kamu dapat menikmati ketenangan pikiran dan kebebasan finansial, memastikan bahwa masa depanmu dan orang-orang yang kamu cintai dilindungi dan sejahtera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Kesalahan Umum yang Menghambat Bebas Finansial di Usia Muda
Di era modern ini, bebas finansial di usia muda itu bisa jadi sangat mungkin. Pasalnya, sudah banyak hal bisa mendukung kalau memang kita niat betul untuk bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat.
Hal pertama, tentu mindset harus sudah benar. Ndilalahnya, zaman sekarang pengetahuan itu juga mudah didapatkan. Kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus terus-menerus khawatir tentang masalah finansial.
Dengan bebas finansial di usia muda, seseorang dapat memiliki pilihan yang lebih leluasa dalam mengejar passion, menjalankan hobinya, atau bahkan memutuskan untuk berhenti bekerja lebih awal. Namun, mencapai bebas finansial di usia muda bukanlah hal yang mudah. Banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, terutama kesalahan-kesalahan umum yang seringk ali dilakukan tanpa disadari.
Meski demikian, menjadi muda memiliki keunggulannya sendiri: energi, waktu, dan kesempatan. Namun, tanpa arahan yang benar, semua potensi ini bisa terbuang sia-sia, terutama dalam konteks keuangan. Kesalahan di awal perjalanan keuangan bisa berdampak jangka panjang dan menghambat pencapaian bebas finansial di usia muda.
Kesalahan Umum yang Bisa Menghambat Rencana Bebas Finansial di Usia Muda
1. Tidak Menetapkan Tujuan Keuangan dengan Jelas
Menetapkan tujuan finansial adalah langkah awal dan krusial jika kamu ingin bebas finansial di usia muda. Sayangnya, banyak generasi muda yang melewatkan tahap ini dan membiarkan arus kehidupan membawa mereka tanpa arah yang pasti.
Karena itu, setting up your goals menjadi hal penting pertama yang harus diperbaiki. Sebuah tujuan memberikan arah. Dengan mengetahui apa yang ingin dicapai, kamu akan memiliki panduan untuk setiap keputusan keuangan yang diambil. Tujuan yang jelas dapat memotivasimu untuk tetap konsisten dalam menjalankan rencana keuangan, bahkan di saat-saat sulit.
Selain itu, tanpa tujuan yang jelas, akan sulit bagimu untuk menentukan apakah kamu berada di jalur yang benar atau tidak. Hal ini bisa mengakibatkan pengambilan keputusan finansial yang impulsif, dan malah menyabotase rencana sendiri.
2. Menghabiskan Uang tanpa Kontrol
Sebenarnya juga enggak masalah kalau mau kasih self reward, self healing, atau apa pun namanya. Menikmati hasil kerja keras sendiri itu justru wajib hukumnya. Namun, jangan sampai melupakan bahwa hidup ke depannya masih panjang. Siapa lagi yang bisa memenuhi kebutuhan kita, kalau bukan kita sendiri ya kan?
Namun, kudu ingat. Menghabiskan uang tanpa kontrol atau tanpa adanya perencanaan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan finansial jangka panjang. Ini bisa berpengaruh pada rencana keuangan untuk menuju bebas finansial di usia muda.
Faktanya, pengendalian pengeluaran adalah kunci untuk mencapai kestabilan dan kebebasan finansial. Tanpa kontrol yang tepat atas uang yang dikeluarkan, kita jadi lebih mudah tergoda. Akhirnya, melencenglah dari track semula. Bahkan, paling parahnya, bisa terjerumus utang konsumtif yang tak terencana. Sebaliknya, dengan mengendalikan pengeluaran, kamu pun dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan nilai maksimal bagi kehidupanmu sekarang, hingga jauh ke depan.
3. Terjebak Utang Konsumtif Berkepanjangan
Utang konsumtif merujuk pada utang yang muncul saat kita membeli barang-barang konsumsi atau layanan yang tidak meningkatkan nilai atau menghasilkan pendapatan di masa depan.
Sumber utang konsumtif yang umumnya terjadi biasanya pada penggunaan kartu kredit, paylater, sampai pinjol. Lalu, mengapa utang konsumtif ini menjadi salah satu kesalahan yang terjadi saat kamu berproses untuk bisa bebas finansial di usia muda?
Umumnya, utang konsumtif itu memiliki tingkat bunga yang tinggi. Jika enggak segera dilunasi, bunga dapat membengkak dan meningkatkan jumlah utang secara signifikan. Di sisi lain, pembayaran bulanan untuk melunasi utang dapat membebani anggaran, mengurangi kemampuan untuk menabung atau berinvestasi. Pada akhirnya, beban utang yang terus-menerus bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan ujung-ujungnya, gagal bebas finansial.
4. Lalai Menyiapkan Dana Darurat
Dana darurat adalah simpanan khusus yang disisihkan untuk menanggulangi situasi darurat atau keadaan tak terduga yang membutuhkan dana segera. Baik itu untuk keadaan medis, kerusakan kendaraan, kehilangan pekerjaan, atau situasi lain yang memerlukan pengeluaran besar dalam waktu singkat. Bagi generasi muda, sering kali ada kelalaian dalam mempersiapkan dana ini.
Tanpa dana darurat, bisa jadi kamu akan menghadapi kesulitan finansial saat mengalami keadaan tak terduga, hingga akhirnya memilih mengambil pinjaman dengan bunga tinggi untuk menutupi kebutuhan. Akibatnya lagi, dana yang seharusnya dialokasikan untuk investasi atau tujuan lain mungkin harus dialihkan untuk menangani kondisi darurat tersebut.
Namun, mengapa orang bisa melalaikan dana darurat? Ya, penyebabnya bisa banyak. Banyak yang merasa bahwa mereka masih muda dan memiliki banyak waktu, sehingga mengabaikan kemungkinan risiko. Ada juga kecenderungan untuk memprioritaskan gaya hidup konsumtif daripada menabung. YOLO, you only live once. Kapan lagi, bisa menikmati hidup, ya kan?
Selain itu, juga karena kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang keuangan. Makanya, enggak tahu pentingnya punya dana darurat, saat ingin mencapai bebas finansial di usia muda.
5. Pengin Serbainstan
Siapa sih yang enggak akan tergiur kalau ada iming-iming, “cepat kaya”, atau “keuntungan cepat”?
Dalam era digital saat ini, ketika banyak hal dapat diakses dan diperoleh dengan cepat, budaya ‘instan’ telah mendominasi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal keuangan. Mereka yang tumbuh di tengah kemudahan teknologi, sering kali menginginkan segalanya serba cepat, termasuk kesuksesan finansial.
Dengan adanya aplikasi perbankan, investasi, dan e-commerce, segalanya tampak hanya sejauh satu klik. Ini bisa memengaruhi persepsi tentang bagaimana cara mendapatkan uang dan kekayaan. Apalagi dengan adanya media sosial, ya kan? Melihat teman-teman sebaya atau influencer yang menunjukkan kemewahan dan kesuksesan bisa menciptakan rasa ingin cepat sukses tanpa melihat proses yang mereka lalui.
Tanpa disadari, mentalitas ini dapat menghambat pencapaian bebas finansial di usia muda yang sebenarnya.
Tanpa pengetahuan yang cukup, keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat bisa mendorong kita untuk melakukan banyak hal secara impulsif, tanpa pertimbangan yang matang. Akhirnya, ya sudah banyak contohnya kan? Banyak orang terjebak investasi bodong. Banyak pula yang tertipu sehingga merugi hingga nominal fantastis.
Padahal, dalam pencapaian kebebasan finansial, proses seperti menabung, berinvestasi, dan belajar adalah hal yang esensial. Keinginan serbainstan bisa membuat kita mengabaikan proses ini.
Bebas finansial di usia muda bukanlah mimpi yang tidak mungkin diwujudkan. Namun, untuk mewujudkannya, kita perlu kesadaran, pengetahuan yang cukup, dan kedisiplinan.
Kesalahan-kesalahan yang kerap kita lakukan, kita mesti sadar akan hal ini. Namun, hal itu sudah jadi langkah pertama untuk bisa menghadapi hambatan-hambatan yang ada. Setiap orang memiliki potensi dan peluang untuk mencapai kebebasan finansial, asalkan mereka mau belajar, beradaptasi, dan tumbuh di tengah-tengah tantangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Negosiasi Gaji Karyawan dan Kiat Sukses untuk Mendapatkan Kompensasi yang Layak
Pernahkah kamu merasa bahwa kompensasi atau gaji yang kamu terima belum sesuai dengan kualifikasi dan kontribusi yang kamu berikan pada perusahaan? Atau mungkin, saat melamar pekerjaan baru, kamu merasa ragu untuk menyampaikan ekspektasi gaji yang kamu inginkan? Kamu enggak sendirian kok. Faktanya, banyak dari kita sering kali merasa canggung atau tidak yakin saat membahas topik negosiasi gaji karyawan ini.
Negosiasi gaji karyawan bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang menghargai diri sendiri, mengetahui nilai kontribusi yang bisa kamu berikan, dan tentunya mendapatkan hak yang layak atas kerja keras yang telah kamu investasikan.
Di sisi lain, bagi pemberi kerja, memberikan kompensasi yang tepat juga penting agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan performa terbaiknya.
Karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang negosiasi gaji karyawan dan bagaimana kamu bisa mendekati proses ini dengan persiapan dan strategi yang matang. Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Tantangan dalam Negosiasi Gaji Karyawan
Membahas gaji karyawan sering kali menjadi momen yang penuh tekanan. Kenapa? Karena ada beberapa tantangan yang mungkin kamu hadapi saat melakukan negosiasi. Tantangan seperti apa? Mari kita lihat satu per satu.
Kesalahpahaman antara Ekspektasi dan Realitas
Banyak karyawan beranggapan bahwa mereka seharusnya mendapatkan lebih berdasarkan kontribusi atau keahlian mereka.
Sementara itu, pemberi kerja mungkin memiliki anggaran atau pertimbangan lain yang membatasi tawaran yang mereka berikan. Kesalahpahaman ini bisa memicu frustrasi dan ketidakpuasan.
Kurangnya Informasi tentang Standar Gaji Karyawan
Tanpa informasi yang tepat mengenai standar gaji karyawan di industri tertentu, kamu mungkin merasa bingung tentang berapa seharusnya gaji yang layak untuk posisimu. Di sisi lain, pemberi kerja mungkin juga tidak memiliki informasi yang akurat untuk menentukan tawaran yang kompetitif.
Rasa Takut atau Ketidaknyamanan
Banyak yang merasa tidak nyaman, takut, hingga jengah untuk membuka topik negosiasi gaji karyawan ini. Rasa takut ditolak, dianggap serakah, atau bahkan kehilangan peluang pekerjaan membuat banyak orang memilih untuk menerima apa yang ditawarkan tanpa bernegosiasi.
Kurangnya Keterampilan Negosiasi
Memang enggak semua orang memiliki keterampilan (juga keberanian) atau pengalaman dalam bernegosiasi, apalagi jika ini adalah kali pertama dilakukan. Rasanya canggung, betul? Tanpa persiapan yang matang, kamu bisa jadi merasa enggak pede atau enggak yakin bagaimana cara menyampaikan argumenmu dengan efektif.
Nah, sebenarnya, dengan mengetahui tantangannya seperti ini, kamu sudah satu langkah untuk lebih siap untuk menghadapinya dan mendorong percakapan menuju hasil yang lebih positif. Tinggal diteruskan ke beberapa kiat sukses untuk nego berikut.
Kiat-kiat Sukses untuk Negosiasi Gaji Karyawan
Memperoleh kompensasi yang sesuai dengan kemampuan dan kontribusi kamu tentunya menjadi tujuan dalam negosiasi gaji. Namun, bagaimana cara mencapainya? Berikut beberapa kiat yang bisa kamu terapkan.
1. Percaya pada Nilai Diri
Sebelum memulai negosiasi, pastikan kamu mengetahui kelebihan, keahlian, dan pengalaman yang kamu miliki. Ini akan membantu kamu menyampaikan argumen dengan lebih percaya diri.
Kalau perlu, catat prestasi atau kontribusi yang telah kamu berikan (atau yang potensial bisa kamu berikan) pada perusahaan. Ini akan memperkuat posisi kamu dalam negosiasi.
2. Komunikasikan secara Profesional
Saat menyampaikan ekspektasi gaji, gunakan data dari riset gaji yang kamu lakukan. Menyebutkan standar industri atau benchmarking gaji juga dapat membuat argumenmu lebih objektif.
Hindari emosi berlebihan, tetap tenang dan profesional. Fokus pada fakta yang sudah kamu kumpulkan.
3. Berpikir Fleksibel
Pahami bahwa gaji karyawan bukan satu-satunya bentuk kompensasi. Manfaat lain seperti bonus, saham, asuransi kesehatan, atau waktu libur juga penting. Jika gaji yang ditawarkan kurang dari ekspektasi, mungkin kamu bisa bernegosiasi pada manfaat lainnya.
Selain itu, daripada memberikan satu angka spesifik, tawarkan rentang gaji yang kamu harapkan. Hal ini dapat memberi ruang fleksibilitas dan menunjukkan kesiapan kamu untuk bernegosiasi.
4. Jangan Takut Mengatakan “Tidak”
Kamu memiliki hak untuk menolak tawaran yang menurutmu tidak sesuai. Jika kamu merasa bahwa tawaran tersebut jauh dari ekspektasi dan tidak ada ruang untuk bernegosiasi, mungkin lebih baik untuk menunggu peluang yang lebih sesuai.
5. Siapkan Opsi Cadangan
Selalu punya rencana B. Jika negosiasi tidak berjalan sesuai harapan, pertimbangkan apa langkah selanjutnya yang akan kamu ambil. Apakah kamu akan mencari pekerjaan lain atau menerima tawaran dengan kondisi tertentu? Dengan mempunyai opsi cadangan, kamu akan merasa lebih aman dan percaya diri.
Dengan menerapkan kiat-kiat di atas, kamu akan lebih siap untuk menghadapi negosiasi gaji karyawan dan meningkatkan peluang mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai dan keahlianmu. Ingatlah bahwa negosiasi adalah proses timbal balik; dengan komunikasi yang baik dan persiapan yang matang, kamu dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua pihak.
Kesalahan Umum dalam Negosiasi Gaji
Dalam proses negosiasi gaji, terdapat beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh karyawan. Kesalahan-kesalahan ini bisa menghambat peluang untuk mendapatkan kompensasi yang lebih baik. Mari kita pelajari apa saja kesalahan tersebut agar kamu bisa menghindarinya.
Menerima Tawaran Pertama tanpa Bernegosiasi
Banyak karyawan yang menerima tawaran gaji pertama yang diberikan oleh pemberi kerja tanpa mencoba bernegosiasi. Padahal, banyak pemberi kerja yang sudah mengantisipasi adanya negosiasi dan memberikan tawaran awal di bawah anggaran yang mereka miliki.
Tidak Mempertimbangkan Manfaat Lainnya selain Gaji
Fokus hanya pada gaji pokok bisa membuat kamu melewatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat lain seperti bonus, insentif, fasilitas kesehatan, cuti yang lebih banyak, atau fleksibilitas jam kerja.
Terlalu Agresif atau Terlalu Pasif
Menyampaikan ekspektasi dengan terlalu agresif bisa membuat pemberi kerja merasa terintimidasi atau merasa kamu tidak fleksibel. Sementara dengan sikap yang terlalu pasif, kamu mungkin tidak akan mendapatkan kompensasi yang kamu layak.
Tidak Melakukan Riset Gaji Sebelumnya
Tanpa pengetahuan tentang standar gaji di industri atau untuk posisi tertentu, kamu mungkin akan menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Riset gaji adalah kunci untuk membekali diri dengan informasi yang objektif saat bernegosiasi.
Mengungkapkan Ekspektasi Gaji Terlalu Dini
Jika kamu menyampaikan ekspektasi gaji terlalu dini dalam proses wawancara, kamu mungkin kehilangan ruang bernegosiasi. Sebaiknya tunggu sampai kamu mendapatkan tawaran atau setidaknya sampai tahap akhir wawancara.
Berdasarkan pada Kebutuhan Pribadi
Menggunakan alasan pribadi seperti mau melunasi utang atau memenuhi kebutuhan hidup sebagai alasan untuk mendapatkan gaji lebih tinggi bisa membuat kamu tampak tidak profesional. Bahkan, hal ini mengindikasikan kalau keterampilan pengelolaan keuanganmu enggak mumpuni.
Fokuslah pada kualifikasi, pengalaman, dan kontribusi yang kamu bawa untuk perusahaan. Atau, kalau memang benar pengelolaan keuanganmulah yang kurang mumpuni, kamu bisa meminta perusahaan untuk memberikan kelas keuangan.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
Financial independence dan financial freedom merupakan dua konsep yang menjadi aspirasi bagi banyak orang di era modern ini.
Keduanya enggak hanya menyiratkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan finansial tanpa ketergantungan pada orang lain, tetapi juga menawarkan peluang untuk menjalani hidup dengan lebih sedikit kekhawatiran tentang uang.
Ide ini tampak menarik, tetapi bagaimana caranya mencapai kedua tingkatan kebebasan finansial ini? Bagaimana kita bisa merencanakan, menjalankan, dan mengawasi keuangan kita sehingga dapat membawa kita ke arah kemandirian dan kebebasan finansial yang diidam-idamkan?
So, dalam artikel kali ini, kita akan membahas langkah-langkah strategis yang dapat membantu kamu menuju financial independence dan financial freedom. Dari memahami arus kas, membuat anggaran yang efektif, hingga mengeksekusi strategi investasi yang tepat, panduan ini akan memberi kamu alat yang diperlukan untuk merencanakan masa depan keuanganmu dengan percaya diri.
Bersama-sama, kita akan mengeksplorasi rute paling efisien menuju tujuan keuangan yang bisa mengubah hidup.
Apa sih Beda Financial Independence dan Financial Freedom?
Istilah financial independence dan financial freedom memang tampaknya saling berkaitan dan kadang-kadang digunakan secara bergantian. Kadang disinonimkan, malahan. Padahal, sebenarnya ada perbedaan mendasar di antara keduanya.
Memahami nuansa di antara kedua konsep ini adalah langkah krusial, karena masing-masing memiliki implikasi dan target yang berbeda dalam manajemen keuangan. So, coba mari selami dulu beda antara financial independence dan financial freedom ini, serta bagaimana pemahaman yang tepat tentang keduanya dapat membantumu dalam menentukan tujuan keuanganmu.
Financial Independence
Financial Independence ditandai dengan beberapa karakteristik khusus. Seseorang yang telah mencapai kemandirian finansial biasanya sudah memiliki sumber penghasilan sendiri. Meskipun mungkin masih memiliki beberapa utang, umumnya mereka tidak menemui kesulitan untuk melunasinya.
Hal ini menunjukkan kematangan dalam mengelola keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan finansial dengan kebebasan dan sesuai dengan keinginannya sendiri.
Namun, kondisi kemandirian finansial ini masih mengharuskan seseorang untuk bekerja secara aktif guna mendapatkan imbalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, mereka sudah memiliki investasi yang cukup dan telah mulai mengonversi instrumen-instrumen investasinya menjadi aset aktif yang menghasilkan.
Financial Freedom
Financial freedom merupakan suatu kondisi ketika seseorang telah mencapai tingkatan keuangan yang memungkinkannya mendapatkan penghasilan tanpa harus terus-menerus bekerja secara aktif.
Orang-orang yang telah meraih kebebasan finansial ini biasanya sudah bebas dari beban utang. Keadaan ini memberikan mereka keleluasaan untuk memiliki waktu yang lebih banyak, yang dapat digunakan untuk mengejar hobi atau menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Kebebasan finansial juga berarti kemampuan untuk membuat keputusan finansial, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga dekat, dengan mudah dan tanpa hambatan.
Di balik semua ini, keberhasilan mereka sering kali didukung oleh kepemilikan instrumen investasi yang kini berfungsi sebagai pemberi penghasilan pasif, sehingga mereka tetap mendapatkan pendapatan meskipun tidak bekerja secara aktif.
Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
So, mau mencapai financial independence dan kemudian merasakan financial freedom? Pastinya dong! Masa enggak?
Mungkin tampak sangat jauh dari jangkauan, tetapi keduanya bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Apalagi kalau kamu masih berusia muda, berprospek cerah dalam karier, dan mau berdisiplin. Financial independence dan financial freedom pasti bisa kamu capai. Simak langkah-langkahnya berikut.
1. Pahami Cash Flow dan Buat Anggaran
Mulailah dengan mendokumentasikan semua sumber pendapatan dan pengeluaranmu. Dengan memahami cash flow, kamu bisa menentukan seberapa banyak yang bisa dihemat dan dialokasikan untuk investasi. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan, dan buatlah anggaran bulanan yang realistis.
2. Kurangi Beban Utang
Sebelum merencanakan investasi, fokuskan energimu untuk melunasi utang, terutama yang memiliki bunga tinggi. Tentukan strategi pelunasan utang, seperti metode bola salju atau bola lavanya, untuk membantumu tetap pada jalur.
3. Bangun Dana Darurat
Sebelum kamu berinvestasi dengan agresif, pastikan kamu memiliki dana darurat yang mencukupi setidaknya untuk biaya hidup 3-6 bulan. Ini akan memberi kamu ketenangan pikiran dan perlindungan dari keadaan darurat finansial.
Dana darurat juga akan semakin besar seiring semakin banyaknya tanggunganmu. Jadi, perhitungkan dengan cermat ya.
4. Mulailah Berinvestasi dengan Bijak
Setelah kamu memiliki dana darurat dan mengurangi beban utang, fokuskan pada investasi. Pelajari dasar-dasar investasi dan pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risikomu.
Lakukan juga diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.
5. Selalu Upgrade dengan Berbagai Pengetahuan Finansial
Dunia keuangan dan investasi terus berkembang. Luangkan waktu untuk belajar, membaca-baca buku atau artikel, atau ikuti akun-akun yang banyak membahas tentang keuangan pribadi dan investasi untuk memastikan kamu selalu update informasi terbaru.
Sudah follow Instagram dan TikTok QM Financial belum? Sudah subscribe di channel YouTube ataupun podcast-nya belum? Jangan sampai enggak ya.
6. Hidup Hemat dan Bijak
Membuat keputusan konsumsi yang bijak, seperti menghindari pembelian impulsif dan hidup di bawah kemampuanmu, akan membantumu mempertahankan dan meningkatkan kekayaanmu seiring waktu.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategimu
Setiap beberapa bulan atau setahun sekali, evaluasi kemajuanmu. Periksa apakah kamu tetap pada jalur untuk mencapai tujuanmu mencapai financial independence dan financial freedom. Pastikan untuk membuat penyesuaian jika diperlukan.
Dalam perjalanan mencapai financial independence dan financial freedom, setiap langkah yang kamu ambil adalah refleksi dari komitmen, disiplin, dan visi masa depanmu.
Meskipun tantangan dan hambatan mungkin akan muncul, memiliki rencana yang jelas dan ketekunan akan memastikan kamu tetap di jalur yang tepat. Ingatlah, kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih pada kemampuan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai dan impianmu. Oleh karena itu, tetapkan tujuanmu, lakukan yang terbaik, dan percayalah bahwa upayamu hari ini akan membentuk masa depan yang lebih cerah dan bebas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Panduan Lengkap: Cara Pinjam Uang di Bank dengan Aman dan Tepat
Dalam era modern ini, kebutuhan finansial seseorang atau suatu entitas bisnis sering kali melampaui apa yang dapat disediakan oleh tabungan atau pendapatan rutin. Baik untuk kebutuhan mendesak seperti biaya medis, pendidikan, pembelian rumah, atau modal usaha, cara pinjam uang di bank kemudian dipilih menjadi solusi.
Namun, cara pinjam uang di bank bukanlah sebuah proses yang sederhana. Bahkan sejak mulai kepikiran, kita sudah harus mulai juga membuat rencana keuangan untuk membayarnya kembali. Pasalnya, ada sederet kewajiban yang kemudian muncul, begitu kita menerima uang. Kewajiban tentu harus dipenuhi, bukan?
Oleh karena itu, pemahaman tentang cara pinjam uang di bank dengan aman dan tepat menjadi sangat penting.
Mengapa Memilih Pinjaman dari Bank?
Ya, mengapa harus meminjam dana sih? Lalu, mengapa bank?
Ketika menghadapi kebutuhan finansial yang mendesak, banyak opsi sumber dana yang dapat dipertimbangkan, mulai dari pinjaman dari keluarga atau teman, lembaga keuangan non-bank, hingga fintech.
Namun, faktanya, bank tetap menjadi pilihan populer bagi banyak orang. Berikut alasan mengapa memilih pinjaman dari bank.
Reputasi dan Kepercayaan
Bank merupakan institusi keuangan yang telah lama berdiri dan memiliki reputasi di masyarakat. Sistem pengawasan dan regulasi yang ketat membuat bank menjadi lebih terpercaya dibandingkan sumber pinjaman lain.
Regulasi dan Pengawasan oleh Otoritas Keuangan
Bank beroperasi di bawah pengawasan otoritas keuangan nasional, dalam hal ini Bank Indonesia, yang memastikan kepatuhan bank tersebut pada standar dan regulasi yang sudah ditetapkan. Perlindungan konsumen menjadi prioritas, sehingga hak dan kepentingan peminjam lebih terjamin.
Suku Bunga yang Kompetitif dan Kondisi Pinjaman yang Jelas
Bank biasanya menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan lembaga keuangan non-bank. Semua informasi terkait pinjaman, seperti suku bunga, biaya administrasi, dan lainnya, juga disajikan dengan jelas dalam perjanjian pinjaman. Istilahnya, mereka umumnya sudah pro.
Fasilitas Tambahan dan Layanan
Banyak bank menawarkan fasilitas tambahan bagi peminjam, seperti asuransi pinjaman, kemudahan dalam pelunasan dini, atau fleksibilitas dalam menyesuaikan tenor. Ada juga bank yang menyediakan layanan konsultasi keuangan bagi peminjam yang membutuhkan bantuan dalam pengelolaan keuangan.
Keamanan Data Pribadi
Yah, meskipun ini debatable, dengan regulasi yang ketat dan infrastruktur teknologi yang canggih, bank menjamin kerahasiaan dan keamanan data pribadi peminjam.
Kemudahan Akses dan Jaringan yang Luas
Kebanyakan bank memiliki jaringan cabang yang luas dan platform digital yang memudahkan proses pengajuan dan pelunasan pinjaman.
Sekali lagi, mengambil pinjaman dari bank bukan berarti tanpa risiko. Namun, dengan pemahaman cara pinjam uang di bank yang baik, serta pertimbangan matang, risiko tersebut dapat diminimalkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempelajari dan membandingkan berbagai opsi sebelum memutuskan sumber pinjaman yang tepat bagi kebutuhanmu.
Persiapan Sebelum Mengajukan Pinjaman
Sebelum mengikuti cara pinjam uang di bank, ada beberapa langkah persiapan yang perlu diperhatikan agar proses peminjaman berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut detail dari persiapan tersebut.
Menilai Kebutuhan Finansial
Apakah pinjaman untuk kebutuhan mendesak seperti biaya medis, pembelian properti, atau modal usaha? Tujuan pinjaman akan memengaruhi jenis pinjaman yang paling sesuai. Tentukan berapa banyak dana yang kamu butuhkan. Jangan tergoda untuk meminjam lebih dari yang dibutuhkan agar tidak terbebani dengan bunga dan cicilan yang tidak perlu.
Mempersiapkan Dokumen
Umumnya, ada beberapa syarat dokumen yang akan diminta. Seperti KTP, SIM, atau paspor. Untuk beberapa jenis pinjaman, diperlukan dokumen tambahan seperti NPWP, surat-surat perizinan misalnya yang terkait usaha, dan lain sebagainya.
Untuk memastikan kamu memiliki kemampuan membayar kembali pinjaman, bank biasanya juga meminta bukti pendapatan seperti slip gaji, laporan keuangan, atau bukti penghasilan lainnya. Selain itu, kadang juga diperlukan data aset yang kamu miliki, sehingga bank dapat menilai profil risikomu. Ini terutama akan diminta jika kamu mengajukan kredit dengan agunan.
Bisa jadi akan berbeda satu bank dengan yang lainnya, maka akan lebih baik jika langsung kamu cari informasinya ke bank terkait, dan cermati satu per satu.
Mengevaluasi Kesehatan Keuangan
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan kamu punya riwayat kredit yang baik. Umumnya bank akan mengecek hal ini di SLIK OJK, sebuah sistem yang merekam riwayat kreditur di Indonesia. Kalau kamu pernah punya kredit bermasalah, maka riwayatmu juga akan ada dalam sistem ini. Riwayat kredit yang baik dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pinjaman.
Pastikan juga bahwa cash flow kamu lancar, dengan penghasilan yang lebih besar daripada pengeluaran, dan hitung juga rasio cicilan yang mampu kamu penuhi. Pastikan cicilannya nanti secara total tidak lebih dari 30% dari penghasilanmu.
Cara Pinjam Uang di Bank dengan Aman
Tidak ada yang salah dengan pinjam dana dari bank. Faktanya, mengajukan pinjaman memang bisa menjadi pilihan finansial yang tepat bagi beberapa situasi. Namun, tanpa kehati-hatian, bisa berakhir dengan beban keuangan yang memberatkan. Untuk itu, ikuti tips dan trik cara pinjam uang di bank berikut agar lebih aman.
Pahami Kesepakatan dengan Baik
Sebelum menandatangani perjanjian, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua detailnya. Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas bank jika ada hal yang kurang jelas.
Pilih Tenor Pinjaman dengan Bijak
Sesuaikan tenor pinjaman dengan kemampuan kamu dalam melunasi. Ingat, semakin panjang tenor, bunganya mungkin semakin besar. Namun, tenor yang terlalu singkat juga bisa memberikan cicilan bulanan yang berat.
Hindari Pinjaman Berlebihan
Meski terkadang tawaran dari bank untuk pinjaman dengan jumlah besar terdengar menarik—biasanya sih iming-imingnya bunganya jatuh lebih ringan, atau ada bonus ini itu—kamu tetap harus berpegang pada rencana awal. Terutama, realistislah dengan kemampuan pembayaranmu.
Jauhkan Diri dari Pinjaman dengan Bunga Sangat Tinggi
Meski terkadang penawaran datang dengan proses yang cepat dan mudah, pinjaman dengan bunga tinggi bisa menjadi beban di kemudian hari. Bandingkan dengan bank atau lembaga keuangan lain untuk mendapatkan suku bunga terbaik.
Selalu Punya Rencana Cadangan
Sebelum mengajukan pinjaman, pikirkan juga rencana cadangan untuk pelunasan jika ada hal-hal tak terduga yang terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau situasi krisis lainnya.
Jangan Terlalu Bergantung pada Pinjaman
Usahakan agar pinjaman hanya menjadi solusi sementara atau untuk kebutuhan yang benar-benar penting. Jangan membuat diri kamu terjebak dalam siklus pinjaman berulang.
Dengan memperhatikan tips dan trik cara pinjam uang di bank di atas, kamu bisa mendekati proses pinjaman dengan lebih bijaksana dan mengurangi potensi risiko keuangan di masa depan. Ingatlah selalu untuk bertindak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhanmu, bukan berdasarkan impuls atau tawaran yang too good to be true.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelajaran Keuangan yang Bisa Didapatkan dari Lomba Panjat Pinang 17 Agustus
Seiring dengan perayaan 17 Agustus yang meriah, kamu mungkin pernah nonton atau bahkan ikut serta dalam salah satu tradisi paling ikonik, yaitu lomba panjat pinang. Sadar nggak sih, bahwa di balik gemanya anak-anak dan orang-orang yang berlomba untuk mencapai puncak pinang yang licin, tersembunyi sejumput pelajaran berharga yang tak hanya relevan untuk fisik, tetapi juga untuk kesehatan keuanganmu?
Kamu mungkin bertanya-tanya, kok bisa sebuah permainan tradisional dapat memberimu wawasan tentang dunia keuangan? Jangan salah deh. Kalau kamu melihat lebih dalam, lomba ini penuh dengan analogi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan uang dan investasi lo!
Yuk mari kita ulas lebih lanjut pelajaran keuangan apa saja yang bisa kita petik dari lomba panjat pinang di Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini.
7 Pelajaran Keuangan dari Lomba Panjat Pinang 17 Agustus
1. Persiapan
Sebelum ikut lomba panjat pinang 17 Agustus, ada persiapan yang harus dilakukan dulu oleh para peserta. Umumnya akan mencoba untuk menyusun strategi dan mencari perlengkapan yang mungkin akan dibutuhkan demi mencapai puncak pinang.
Hal yang sama juga terjadi saat kita hendak mencapai tujuan finansial. Yes, kita harus punya persiapan, strategi, dan perlengkapan yang pas. Kesesuaian dari ketiganya akan menjadi jaminan bisa enggaknya kita mencapai tujuan finansial kita.
2. Fokus pada Tujuan
Meskipun ada banyak halangan dan rintangan, peserta lomba panjat pinang 17 Agustus tetap fokus pada tujuan utama, yaitu mencapai puncak dan mendapatkan hadiah.
Begitu juga dalam perencanaan keuangan. Adalah sangat penting bagi kita untuk tetap fokus pada tujuan keuangan, baik itu jangka panjang ataupun jangka pendek.
3. Belajar dari Kesalahan
Setiap kali peserta jatuh atau gagal mencapai puncak, mereka belajar dari kesalahan mereka dan mencoba pendekatan yang berbeda. Kalau memang harus mengganti strategi, ya enggak masalah. Yang penting, bagaimana caranya tujuan tercapai dan kesalahan tidak terulang.
Dalam dunia keuangan, kesalahan adalah peluang untuk belajar lebih banyak. Berbagai tip keuangan bisa didapatkan dari mana pun, tetapi jika tidak dipraktikkan ya sekadar teori saja yang enggak ada artinya. Malahan, dari kesalahanlah kita akan banyak belajar. Sebaiknya kita menganalisis kesalahan atau kegagalan dan menggunakan pengalaman tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
4. Nilai Kesabaran
Enggak semua peserta lomba 17 Agustus bisa langsung mencapai puncak pinang dengan cepat. Apalagi umumnya, batang pinang akan diolesi dengan oli, agar licin, yang kadang membuat para peserta harus susah payah untuk bisa bertahan memanjatnya.
Begitu juga saat kita ingin mencapai tujuan finansial. Sabar itu penting. Apalagi kalau investasi, karena enggak ada investasi yang langsung instan memberikan keuntungan yang banyak, tanpa risiko.
Belajar sabar, apalagi untuk melihat pertumbuhan jangka panjang.
5. Pentingnya Strategi
Strategi ini penting banget untuk menang. Kadang ada beberapa peserta yang lebih fokus saling berkompetisi untuk meraih sendiri semua hadiah yang ada di puncak pinang. Namun sebenarnya, strategi terbaik adalah saling bekerja sama, membentuk tangga manusia, hingga ada salah satu yang naik sampai puncak pinang. Nantinya, hadiah yang bisa diambil dibagi-bagi.
Strategi juga sangat penting dalam pengelolaan keuangan atau investasi. Untuk bisa mendapatkan keuntungan yang optimal, kita harus memperhatikan banyak hal. Salah satunya tentang risiko. Sudah tahu kan, bahwa strategi investasi terbaik adalah bagaimana caranya menekan risiko seminimal mungkin, tetapi dengan mengupayakan keuntungan seoptimal mungkin? Karena itu, kesesuaian antara kita memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, kemampuan, dan tujuan menjadi kunci.
6. Menghargai Proses
Meskipun hadiah di puncak pinang sangat menarik, proses untuk mencapainya—kerja sama, usaha, dan kegigihan—adalah hal yang sebenarnya berharga.
Dalam konteks keuangan, menghargai proses berarti tidak hanya fokus pada kekayaan atau hasil investasi di akhir saja, tetapi juga pada pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama perjalanan mengelola dan menginvestasikan uang. Hal ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana di masa depan dan merasakan kepuasan yang lebih mendalam dari usaha kita.
7. Tidak Menyerah
Meski seringkali gagal dan jatuh, peserta lomba panjat pinang 17 Agustus umumnya akan terus mencoba untuk mencapai puncak. Begitu juga dalam perjalanan keuangan, terkadang ada masa-masa sulit, tetapi yang terpenting adalah terus berusaha dan tidak menyerah.
Sebagai refleksi, lomba panjat pinang bukan hanya sekedar permainan yang menghibur, tetapi juga sebuah cerminan dari perjalanan kehidupan, khususnya dalam hal keuangan.
Seperti peserta yang berupaya keras mencapai puncak pinang, dalam kehidupan nyata, kita semua berjuang untuk mencapai tujuan finansial kita. Penting untuk selalu ingat bahwa kesabaran, kerja sama, dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, baik dalam panjat pinang maupun dalam mengelola keuangan.
Semoga pelajaran dari tradisi 17 Agustus ini dapat menginspirasi kamu untuk terus berusaha dan tidak pernah menyerah dalam mengejar impianmu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengunduran Diri Karyawan: Panduan Keuangan untuk Mengundurkan Diri tanpa Pekerjaan Baru
Di tengah gelombang perubahan dunia kerja, pengunduran diri karyawan menjadi topik yang kerap diperbincangkan. Tak jarang, keputusan untuk meninggalkan pekerjaan diambil meskipun belum ada jaminan pekerjaan baru di depan mata. Hal ini tentu menimbulkan berbagai pertimbangan, terutama dari sisi keuangan.
Kamu juga mungkin bertanya-tanya, bagaimana cara menghadapi situasi seperti ini tanpa menjerumuskan diri ke dalam ketidakpastian finansial?
Well, kamu enggak sendirian. Banyak kok yang berada dalam posisi serupa, merasa terjepit antara keinginan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih baik dan kebutuhan untuk memastikan stabilitas finansial.
So, penting bagi kamu untuk mempersiapkan diri dengan panduan keuangan yang matang sebelum mengambil keputusan berisiko seperti pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan baru ini. Dalam artikel ini, akan ada beberapa langkah yang dapat kamu pertimbangkan agar proses pengunduran diri berjalan lancar dan tidak menghantam keuanganmu.
Berbagai Alasan Pengunduran Diri Karyawan padahal Belum Punya Pekerjaan Baru
Fenomena pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan pengganti sudah terjadi sejak lama. Namun, terkadang fenomena ini menjadi tren yang bergantung pada situasi ekonomi, sosial, dan budaya. Ada berbagai alasan di balik keputusan ini.
Ada mereka yang merasa telah mencapai puncak di tempat kerja mereka dan ingin mencari kesempatan lain. Keyakinan mereka terhadap kemampuan diri sendiri membuat mereka yakin dapat mendapatkan pekerjaan baru walaupun belum memiliki tawaran pasti. Sebagian lain merasa tekanan pekerjaan merusak kesejahteraan mental mereka. Alih-alih terus tertekan, mereka pun memilih untuk berhenti.
Sementara itu, ketika ekonomi sedang mengalami masa-masa baik, rasa optimisme mendorong beberapa orang untuk mengambil risiko, berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ada pula yang menginginkan keseimbangan hidup dan pekerjaan yang lebih baik, memilih untuk beristirahat sejenak atau fokus pada hobi sebelum kembali bekerja. Alasan pribadi, seperti kesehatan atau kebutuhan merawat keluarga, juga menjadi pertimbangan bagi sebagian orang.
Di sisi lain, zaman digital telah menyediakan peluang pekerjaan freelance dan online. Banyak yang melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan sambil menunggu pekerjaan tetap. Selain itu, ada juga yang merasa perlu mempertimbangkan kembali jalur karier mereka dan memutuskan apa yang sebenarnya mereka inginkan. Dari sinilah pengunduran diri karyawan terjadi.
Berbagai alasan memang bisa mendasari keputusan untuk resign padahal belum mendapatkan pekerjaan tetap. Kalau kamu, apa alasanmu?
Tantangan Terbesar Resign
Pengunduran diri karyawan tanpa memiliki pekerjaan baru bisa menimbulkan tantangan yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang biasanya dihadapi saat pengunduran diri karyawan terjadi tanpa rencana yang matang.
Ketidakstabilan Keuangan
Jelaslah ya. Aliran pendapatan tetap akan terganggu. Pastinya, hal ini akan menimbulkan tekanan keuangan, terutama jika kamu punya tanggungan, atau memiliki kewajiban bulanan seperti sewa, cicilan rumah, atau tagihan lainnya.
Ketidakpastian Masa Depan
Ketidakpastian tentang kapan kamu akan mendapatkan pekerjaan baru bisa menjadi sumber stres. Hal ini bisa menambah tekanan, terutama jika proses pencarian kerja memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Berhentinya Benefit
Of course, ketika terjadi pengunduran diri karyawan, maka benefit pun akan berhenti. Mulai dari asuransi kesehatan yang tadinya difasilitasi oleh perusahaan, bisa jadi akan berhenti. Begitu juga kalau kamu menjadi peserta program pensiun BPJS Ketenagakerjaan.
Hal ini pastinya akan kerasa banget misalnya kalau saat masih belum bekerja lagi, kamu atau keluarga kamu sakit.
Dampak Psikologis
Terlepas dari alasan mengundurkan diri, bisa jadi ada perasaan gagal, takut, atau cemas tentang masa depan. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan karyawan dan kepercayaan diri dalam mencari pekerjaan baru.
Pergeseran Status Sosial
Dalam banyak budaya, pekerjaan yang kita miliki itu sering kali dikaitkan dengan status sosial. Betul? So, enggak punya pekerjaan bisa menimbulkan pertanyaan atau komentar dari keluarga, teman, atau kenalan, yang mungkin tidak selalu mendukung.
Keterampilan yang Usang
Jika periode tanpa pekerjaan berlangsung lama, keterampilan tertentu mungkin menjadi usang atau tidak relevan, terutama di industri yang berkembang pesat.
Selain itu, semakin lama tanpa pekerjaan, semakin besar juga jeda yang muncul dalam riwayat kerja. Nah, ini nantinya akan perlu dijelaskan kepada pemberi kerja potensial di masa depan, kalau misalnya ada peluang melamar. Faktanya, beberapa pemberi kerja mungkin melihatnya sebagai titik lemah.
Mengingat tantangan-tantangan ini, sangat penting bagi seseorang untuk merencanakan dan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum mengambil keputusan untuk mengundurkan diri tanpa pekerjaan baru di tangan.
Pengunduran Diri Karyawan tanpa Pekerjaan Baru – Sebuah Panduan Finansial
Pengunduran diri karyawantanpa memiliki pekerjaan baru dapat menjadi keputusan yang berisiko, terutama dari sisi keuangan. Namun, jika memang sudah memutuskan untuk melakukan hal tersebut atau sedang mempertimbangkannya, berikut adalah beberapa panduan keuangan yang sebaiknya diperhatikan—siapa tahu dapat membantu.
Buat Anggaran
Tentukan pengeluaran bulananmu, dan buatlah anggaran yang ketat. Ketahui berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk biaya hidup, tagihan, dan kewajiban lainnya setiap bulannya.
Kumpulkan Dana Darurat
Idealnya, simpan setidaknya tiga hingga enam bulan biaya hidup dalam rekening tabungan sebagai dana darurat. Jumlah ini akan memberimu waktu untuk mencari pekerjaan baru tanpa harus khawatir tentang kebutuhan dasar.
Potong Pengeluaran Tidak Penting
Batasi pengeluaran untuk barang-barang yang bukan kebutuhan pokok, seperti makan di luar, hiburan, dan belanja impulsif. Fokuskan pada kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kerja Sampingan atau Freelance
Mencari pekerjaan sampingan atau freelance dapat menjadi cara yang baik untuk menghasilkan pendapatan sementara kamu mencari pekerjaan tetap.
Hati-hati dengan Utang
Cobalah untuk tidak mengambil utang baru sementara penghasilanmu belum stabil. Fokuskan pada pelunasan utang yang sudah ada, jika memang ada. Kalau punya kartu kredit, hindari menumpuk saldo dan bayar lebih dari jumlah minimum setiap bulannya.
Begitu juga kalau kamu merencanakan pembelian besar, seperti mobil atau rumah, ada baiknya ditunda dulu sampai kamu memiliki sumber pendapatan yang stabil lagi.
Buat Rencana Pencarian Kerja
Tentukan industri atau peran yang ingin kamu targetkan, update CV, dan lakukan pencarian kerja secara aktif. Gunakan network yang sudah kamu miliki. Misalnya kamu punya rekanan atau teman lama, kamu bisa mencari informasi apakah ada lowongan pekerjaan yang sesuai.
Upgrade!
Jika kamu merasa sulit mendapatkan pekerjaan karena kurangnya keterampilan atau pengalaman, pertimbangkan untuk mengambil kursus atau pelatihan yang dapat meningkatkan peluangmu ke depannya. Coba dulu cari yang gratis. Banyak juga penyedia yang menawarkan kelas-kelas yang terjangkau. Kamu bisa mengalokasikan dana khusus untuk kebutuhan ini. Anggaplah sebagai investasi.
Pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan baru adalah keputusan besar. Kalau hal ini sekarang sedang dijalani, maka pastikan telah mempertimbangkan semua konsekuensinya, terutama dari sisi keuangan. Selalu bijaksana dalam mengelola keuangan dan terus mencari peluang pekerjaan sampai menemukan yang cocok.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!