Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Begini Cara Mengatur Uang yang Jitu
Banyak karyawan yang selalu merasa gaji tak cukup.
Bahkan sering di kalangan karyawan terdengar jokes begini, “Gaji 1 koma 4”. Bukan, bukan berarti mereka menerima gaji Rp1.400.000 per bulan, tetapi “gajian tanggal satu, sudah koma di tanggal empat.” Mungkin nggak hanya “gaji 1 koma 4” saja sih. Di kalangan PNS barangkali juga berlaku “gaji 25 koma 1”. Gajian tanggal 25, udah langsung koma di tanggal 1.
Sepertinya gaji berapa pun rasanya memang selalu kurang ya? Bahkan saat Anda sudah naik gaji pun, rasanya masih tak bisa mengejar harga-harga barang-barang yang ada di pasaran.
Apa yang salah? Apakah gajinya yang salah? Apakah ini berarti gaji Anda tidak ideal?
Bukan, ini bukan karena gaji yang tidak ideal. Bukan karena gaji tak cukup.
Yang harus Anda benahi adalah cara Anda mengatur gaji sehingga bisa dipakai hingga akhir bulan. Pada dasarnya, mau gaji berapa pun itu tetap bisa kok dipakai untuk mencukupi kebutuhan dalam satu bulan. Bahkan, bisa juga disisihkan untuk menabung dan investasi.
Coba ikuti beberapa tip berikut ya.
3 Cara Jitu Mengatur Keuangan bagi Karyawan yang Selalu Merasa Gaji Tak Cukup
1. Tetapkan skala prioritas
Dalam artikel Karyawan Bisa Gampang Belajar Atur Pengeluaran Dengan Rasio Keuangan Ini ada nih dijelaskan mengenai rasio mengatur pengeluaran, yaitu 30% cicilan, 10% tabungan. Inilah yang harus menempati prioritas utama Anda.
Selanjutnya, adalah memenuhi kebutuhan harian. Selain membuat daftar semua cicilan untuk mendapatkan rasio cicilan utang, Anda juga harus membuat daftar prioritas kebutuhan yang harus dibeli setiap bulannya.
Dengan memetakan kebutuhan mana yang lebih penting dari yang lainnya, Anda lantas bisa membuat perencanaan pengeluaran dengan lebih baik. Bisa jadi, Anda bisa melihat, bagian pos mana yang bisa dihemat agar bisa memenuhi kebutuhan yang lainnya.
2. Disiplin
Sudah mempunyai skala prioritas dan kemudian juga sudah membuat rencana anggaran pengeluaran setiap bulan, maka selanjutnya Anda harus disiplin.
Jangan sampai nih, sepulang dari belanja kebutuhan pokok malah ada barang-barang lain yang ada dalam daftar. Kebutuhan pokok yang penting malah dilupakan.
Rencana anggaran ini kan dibuat untuk ditaati, jadi disiplin ini sangat penting ya.
3. Butuh atau ingin?
Setiap kali tertarik untuk membeli sesuatu, selalu tanyakan pada diri sendiri, butuh atau pengin? Kalau butuh, berarti kalau tanpa barang tersebut, maka hidup keseharian Anda terganggu. Kalau pengin, saat barang tersebut tidak ada, maka sebenarnya Anda tidak terganggu atau mungkin masih bisa menggunakan barang pengganti lain yang harganya lebih terjangkau atau bahkan sudah Anda punya.
Nah, hanya Anda sendiri memang yang bisa memutuskan, butuh atau ingin?
Selain ketiga tip di atas, karyawan juga mesti tahu beberapa teori mengatur keuangan dari gaji yang didapat, dan sekaligus praktik memeriksa kesehatan keuangan pribadi masing-masing. Ingat lo, masalah keuangan karyawan bisa memengaruhi perkembangan bisnis perusahaan.
Jadi, yuk, sehatkan bisnis dengan menyehatkan kondisi keuangan karyawan lebih dulu dengan membuat mereka merasa cukup dengan gaji yang diterima.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan bagi karyawan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-
Dana Pensiun Karyawan: Mengapa Perusahaan Sebaiknya Mempersiapkannya Sejak Dini?
Masa pensiun seharusnya bisa dinikmati dengan damai sejahtera. Tapi, dengan apa para pensiunan itu bisa menikmati hidup dengan damai sejahtera? Pastinya dengan dana pensiun.
Memang sudah ada program JHT dan JP (Jaminan Pensiun) dari BPJS, yang telah dialokasikan sebesar 2% dari gaji karyawan ditambah 3,7% dari perusahaan yang dibayarkan sebelumnya. Tapi apakah itu cukup?
Padahal, menurut data statistik yang ada, konon angka harapan hidup di Indonesia kini cukup tinggi. Di Jakarta saja, misalnya, angka harapan hidupnya ternyata mencapai 73,56 tahun, dan termasuk dalam 5 kota dengan angka harapan hidup tertinggi lo. Padahal katanya hidup di Jakarta itu keras.
Ini berarti orang-orang Jakarta setidaknya panjang usia sampai usia 70 – 80-an tahun. Nah, ini menarik, karena rata-rata karyawan akan mulai pensiun di kisaran usia 55 – 65 tahun. Dengan demikian, ada waktu sekitar 10 – 15 tahun untuk menikmati masa istirahat pascakerja, yang dibiayai oleh dana pensiun.
Karena itulah pentingnya bagi para karyawan perusahaan untuk bisa mulai membuat dana pensiun mereka sendiri sejak dini. Namun, hal ini tak hanya menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing karyawan. Perusahaan pun sebaiknya juga mempersiapkan dana pensiun bagi karyawannya.
Ada lo kaitan langsung antara persiapan dana pensiun bagi karyawan sejak dini dengan kondisi perusahaan saat ini. Apa saja? Mari kita lihat.
3 Alasan Mengapa Perusahaan Sebaiknya Menyiapkan Dana Pensiun Karyawan Sejak Dini
1. Perusahaan berkewajiban untuk membayarkan pesangon pascakerja
Hal ini sejalan dengan UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa cepat ataupun lambat, perusahaan atau pihak pemberi kerja pasti akan sampai pada kewajiban membayarkan imbalan pascakerja, entah apa pun penyebabnya. Mungkin pensiun, atau mungkin pemutusan hubungan kerja.
Jika dananya tak dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu, maka akan bisa menjadi masalah karena nilainya akan semakin besar setiap tahunnya. Mengandalkan iuran JHT dan JP pun menjadi tak cukup lagi.
2. Arus kas perusahaan bisa terganggu
Bayangkan jika secara mendadak perusahaan harus memberikan pesangon pada karyawan yang harus berhenti bekerja mendadak. Jika dananya tidak dipersiapkan sejak dini, bisa-bisa perusahaan harus mengambil dana dari kas kantor.
Jika cash flow terganggu, maka pastinya efek terburuk bisa terjadi, bukan?
Dengan demikian, paling baik adalah memisahkan dana yang dialokasikan sebagai dana pascakerja, termasuk di dalamnya adalah dana pensiun, dan harus sudah dipersiapkan sejak dini.
3. Bisa memberikan nilai tambah pada perusahaan itu sendiri
Kondisi perusahaan yang sehat bisa dilihat dari kesejahteraan karyawannya, baik yang masih aktif bekerja maupun mereka yang sudah pensiun. Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan itu sendiri.
Coba bayangkan, jika sebuah perusahaan mengalami turnover yang besar lantaran karyawan keluar masuk, entah karena resign atau sebab pemutusan hubungan kerja yang lain. Bahkan saat karyawan itu terlihat stres ketika ia akan berangkat kerja pun bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tempat ia bekerja kurang nyaman.
Memang bisa banyak penyebabnya, tapi persentase terbesar karyawan stres di kantor adalah karena masalah keuangan pribadi mereka.
Bisa jadi juga salah satu masalah keuangan pribadi yang sedang membuat para karyawan gundah adalah tidak adanya jaminan pensiun bagi diri mereka.
Nah, karena 3 sebab di atas adalah beberapa alasan mengapa perusahaan perlu mempersiapkan dana pensiun bagi karyawannya. Sudahkah perusahaan Anda menyiapkan dana pensiun ini? Kalau belum, yuk, jangan tunda lagi. Segera susun rencana mulai dari sekarang.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-
Ternyata Ada Hubungan Antara Masalah Keuangan Pribadi Karyawan terhadap Kinerja di Kantor
Banyak perusahaan yang belum menyadari, bahwa masalah keuangan pribadi karyawan bisa memengaruhi performa kerja atau kinerja karyawan di kantor.
Kondisi dan Masalah Keuangan Pribadi Karyawan Memengaruhi Kinerja di Kantor
Ada survei yang dilakukan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin yang memberikan fakta, bahwa sebagian besar orang-orang kelas pekerja harus struggling over financial issues yang hampir sama.
Komposisinya adalah sebagai berikut:
- Masalah utang: 66%
- Masalah dana pensiun: 60%
- Masalah dana pendidikan anak: 51%
- Untuk menutup kebutuhan sehari-hari: 48%
- Masalah dana kesehatan: 36%
Penelitian lain yang dilakukan oleh Lockton Retirement Services, sebuah lembaga konsultan dan pialang, menemukan fakta bahwa satu dari 5 karyawan mengalami stres di tempat kerja, bukan karena workload atau beban kerja, tetapi dikarenakan masalah keuangan yang mereka alami.
Stres yang mereka alami kemudian menimbulkan masalah-masalah kesehatan yang rata-rata gejalanya adalah sakit kepala berkepanjangan, kelelahan, depresi, dan lain-lain. Hal ini lantas membuat adanya peningkatan izin sakit (sick days) dua kali lipat daripada yang sewajarnya.
Pastinya hal ini juga memengaruhi kinerja karyawan. Produktivitas yang menurun dan ketidakhadiran di kantor yang tinggi lantas akan berefek pada menurunnya performa perusahaan secara keseluruhan.
Perkembangan Bisnis Lambat Jika Kondisi Keuangan Karyawan Buruk
Lebih lanjut dalam penelitian yang sama oleh IFEBP juga terungkap fakta, bahwa 4 dari 5 perusahaan melaporkan bahwa masalah keuangan pribadi yang dialami oleh karyawan akhirnya memberikan dampak yang tak begitu baik bagi perkembangan bisnis perusahaan. Bahkan bisa memengaruhi dalam tingkat yang cukup ekstrem, di antaranya:
- Sebanyak 76% karyawan mengaku mengalami stres di kantor.
- 60% karyawan mengaku mengalami kesulitan untuk fokus pada pekerjaannya
- Terjadi peningkatan ketidakhadiran dan keterlambatan sebesar 34%
Wah, angka persentase yang cukup besar ya? Bahkan beberapa karyawan mengaku, telah terjebak dalam kondisi “generasi sandwich”—bahwa mereka harus menanggung kebutuhan anak-anak mereka serta juga harus menanggung kebutuhan orang tua yang sudah mulai memerlukan perhatian lebih lantaran usia yang sudah lanjut.
Jadi, sepakat kan, bahwa perusahaan harus melakukan sesuatu terkait hal ini? Bukan hanya untuk membantu karyawan agar penghidupan mereka lebih baik sehingga gaji yang diberikan juga cukup, tetapi untuk membuat perkembangan bisnis perusahan itu sendiri juga bisa survive.
Yang Penting Dilakukan oleh Perusahaan untuk Membantu Menyelesaikan Masalah Keuangan Pribadi Karyawan
Lalu, apa yang bisa dilakukan?
Masih menurut IFEBP, beberapa upaya perusahaan berikut ini terbukti bisa menyelesaikan permasalahan keuangan pribadi karyawan dengan baik. Apa saja?
- Memberikan edukasi mengenai pengelolaan keuangan pribadi
- Memberikan training mengenai dana pensiun
- Mengadakan konseling pelunasan utang
- Dan lain-lain
Dengan memberikan training keuangan untuk karyawan ini—masih dari data survei yang dilakukan oleh IFEBP, 2/3 perusahaan mengaku mengalami perkembangan bisnis ke arah yang lebih baik.
So, masih beranggapan bahwa masalah keuangan pribadi karyawan merupakan urusan pribadi masing-masing, dan tak ada kaitannya dengan perusahaan? Semoga tidak ya.
Yuk, bantu karyawan memperbaiki kondisi keuangannya, agar bisnis Anda bisa semakin lancar melalui training keuangan bagi karyawan.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-
Pentingnya Training Pengelolaan Keuangan Pribadi Bagi Karyawan Perusahaan
Pengelolaan keuangan pribadi memang menjadi masalah dan tantangan tersendiri bagi setiap orang ya. Apalagi untuk seorang karyawan. Sudah biasa kalau ada karyawan yang rempong banget atur keuangan keluarga, mulai dari pengelolaan gaji, pengelolaan utang, investasi, dan seterusnya.
Tahu nggak sih? Ada lo penelitian yang dilakukan oleh Virginia Tech Study menunjukkan, bahwa di Amerika Serikat, salah satu penyebab meningkatnya ketidakhadiran karyawan dan produktivitas kerja yang menurun adalah karena mereka terlilit permasalahan keuangan. Hal ini akhirnya bisa merugikan perusahaan hingga USD 450 per harinya.
Data statistik lainnya juga menyebutkan, bahwa satu dari 5 karyawan mengalami stres lantaran masalah pengelolaan keuangan pribadi. Hal ini menyebabkan rata-rata sebanyak 80% dari karyawan stres ini bekerja tanpa fokus di kantor. Iya, fisik mereka ada di kantor, tapi pikiran mereka melayang ke mana-mana, terutama ke masalah keuangan mereka.
Kondisi ini bisa merugikan perusahaan lo. Karena itu, akan baik bagi semua pihak jika perusahaan bisa ikut memberikan edukasi pengelolaan keuangan pribadi pada karyawannya.
Selain alasan penurunan produktivitas di atas, ada pula 3 alasan besar lain mengapa perusahaan sebaiknya memberikan training keuangan pada karyawannya. Yuk, kita lihat satu per satu.
3 Alasan besar mengapa perusahaan sebaiknya memberikan training pengelolaan keuangan pribadi pada karyawan
1. Mengurangi peluang kecurangan dan utang
Budaya menerima suap, gratifikasi, dan korupsi memang semakin mengakar kuat di kehidupan kita sehari-hari. Tak hanya di sektor politik, tapi di dalam bisnis hal ini pun kerap terjadi.
Sudah tak perlu disebutkan lagi kan, apa saja kerugian yang bisa diderita oleh perusahaan terkait kecurangan-kecurangan seperti ini? Semua orang juga pasti sudah tahu, apa akibat terburuk jika praktik suap, gratifikasi, dan korupsi membudaya di sebuah perusahaan.
Salah satu penyebab mengapa karyawan sampai terlibat budaya buruk seperti ini adalah jika mereka tak pernah merasa cukup dengan gaji, dan/atau kurang dalam pengelolaan keuangan pribadi mereka dengan baik.
Belum lagi soal utang. Jika seorang karyawan terlilit utang kartu kredit, misalnya, hingga tak mampu bayar, bisa saja kantor akan kedatangan beberapa “tamu tak diundang”, para debt collector, yang mencari si karyawan yang berutang tersebut. Pastinya, dampaknya akan tak baik ya. Selain ikut terteror, yang terburuk adalah jika perusahaan ikut mendapatkan reputasi negatif karena utang karyawan ini.
2. Meningkatkan komitmen bisnis
Saat seorang karyawan terampil dalam pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga, maka ia pun akan lebih paham mengenai seluk-beluk bisnis. Ia akan lebih mengerti, apa yang harus dilakukan agar perusahaan bisa mendapatkan pemasukan dan keuntungan yang baik, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatur pengeluaran secara lebih efisien.
Dengan pengetahuan akan pengelolaan keuangan pribadi yang lebih baik, karyawan akan bisa diajak berkomitmen bersama perusahaan untuk mengembangkan bisnis. Yang pastinya, jika bisnis berkembang dan semakin menguntungkan, maka benefit-nya akan kembali lagi pada karyawan, bukan?
3. Meningkatkan loyalitas
Saat karyawan terampil mengelola keuangannya, semakin produktif dalam bekerja, mereka pun akan mau diajak berkomitmen bersama memajukan bisnis, sehingga bisnis pun stabil dan mengalami kemajuan. Sudah pasti, hal ini akan berdampak pada keuntungan yang lebih baik.
Perusahaan dengan pengelolaan yang benar pasti akan memberikan pula apresiasi pada karyawan atas pencapaiannya tersebut. Bisa berupa tunjangan kesejahteraan meningkat, atau mungkin pula dalam bentuk bonus. Ada pula perusahaan yang mengagendakan liburan bareng karyawan beserta keluarganya ke luar kota, bahkan ke luar negeri!
Dengan adanya peningkatan kesejahteraan, pastinya loyalitas karyawan pun akan meningkat. Mereka akan semakin semangat bekerja untuk mencapai tujuan baik bersama.
Melihat beberapa alasan di atas, sekarang kita bisa melihat kan, betapa pentingnya memberikan training keuangan pada karyawan perusahaan.
Mungkin manfaatnya memang tak secara langsung bisa dirasakan, tapi jika training keuangan ini tidak dilakukan, dampaknya bisa sangat kurang baik bagi bisnis yang dijalankan. Memang, karyawan adalah aset perusahaan, karena itu menjadi hal yang harus dikelola dengan baik. Tak hanya memberikan kesempatan untuk meningkatkan skill terkait deskripsi pekerjaan masing-masing, tetapi juga memberikan training keuangan pada mereka.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan kamu? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
– Carolina Ratri –