Apakah Anda pernah mengalami tantrum anak di pusat perbelanjaan?
Saat anak tidak boleh membeli sebuah barang, anak ‘menghukum’ Anda dengan menangis sangat kencang. Air mata berlinangan. Lalu berguling-guling atau meronta-ronta di lantai. Semua pertanyaan tidak dijawab. Apa yang akan Anda lakukan?
Minggu lalu saya baru berhadapan dengan tantrum si Demi kecil. Demi, yang belum berusia 3 tahun, kelihatan sangat senang saat saya memasuki sebuah toko pakaian. Selama ini kami tidak pernah ada masalah saat pergi berbelanja. Demi kecil akan turut serta dengan gembira melihat-lihat pakaian. Lalu jika tidak jadi beli, ya tinggal keluar dari toko. Selesai.
Tapi hari ini ada yang berbeda. Demi sangat excited. Respon Demi saat memasuki toko pakaian tersebut agak berbeda dengan hari biasanya. Dia bahkan lebih aktif memilih pakaian dan langsung memasukkannya ke dalam keranjang. Seolah semuanya ingin ia beli. Saat Ayah menegur kenapa banyak sekali pakaian yang Demi ambil, Demi langsung marah dan mengamuk. Demi menangis sangat kencang, air mata berlinangan dan mulai berguling-guling di lantai.
Apa yang harus kami lakukan?
Saat Ayah bertanya ada apa, Demi tidak mau menjawab. Cara gampang meredakan tangisan ini adalah dengan mengijinkan Demi membeli semua yang sudah ia pilih dalam keranjang. Tapi hari itu Ayah dan Mamah memutuskan untuk berkata TIDAK.
Kalau Demi terus menangis maka tidak jadi berbelanja.
Pecah lebih keras lah tangis si manusia kecil ini. Dengan berat hati kami pun mengangkut Demi yang terus menangis dan meronta-ronta dalam gendongan. Keranjang pakaian kami tinggalkan begitu saja.
Setelah berjalan agak jauh, baru Demi mau berhenti menangis. Hanya saat Mas Azra yang bertanya, baru Demi mau menjawab. Rupanya Demi kecewa karena tidak boleh membeli semua pakaian yang sudah ia pilih. Kami pun sebagai orang tua akhirnya menjelaskan bahwa tidak semua barang bisa dibeli begitu saja. Saat belanja kita perlu memillih dulu dan cek apakah uangnya cukup. Kami pun berupaya tegas. Karena Demi menangis seperti itu, jadi tidak jadi belanja deh.
Ini bicara pada anak umur 3 tahun ya. Jadi kami pun tidak yakin Demi bisa mengerti. Ternyata 2 hari kemudian, Demi sendiri yang melakukan refleksi. Dengan suara cadel ia berkata, “Ayah, kemarin Demi nangis-nangis jadi gak jadi belanja ya? Nanti lagi kalo ke mall Demi gak nangis-nangis pinter. Demi pilih dulu yah.”
Kami hanya bisa tersenyum. Mari kita lihat dan biarkan Demi membuktikan kata-katanya sendiri.
Nah… Bagaimana caranya mengajarkan supaya anak tidak meraung-raung di pusat perbelanjaan? Ini pun hal baru bagi kami. Mas Azra dan Kakak Dena tidak pernah melakukan tantrum seperti ini. Jawabannya adalah… training! Training seperti apa untuk anak-anak kecil ini? Baca di artikel selanjutnyanya!