Saya dan suami cukup kaget saat harus berhadapan dengan Demi kecil yang tantrum di pusat perbelanjaan. Kami belum pernah menghadapi situasi seperti ini. Dengan kedua kakaknya, Azra dan Dena, kami tidak pernah berhadapan dengan mereka tantrum hanya gara-gara tidak boleh membeli barang.
Azra dan Dena sudah mengalami proses belajar yang cukup panjang. Azra dan Dena sudah terbiasa untuk berencana sebelum berbelanja, merasakan sendiri proses memilih saat berbelanja, memeriksa apakah uang mereka cukup, baru memutuskan barang belanjaannya.
Hal seperti ini tentu belum bisa kami terapkan dengan lancar pada si kecil Demi. Tapi mari kita tidak melupakan proses belajar yang harus ditempuh. Jika Anda memiliki anak yang belum pernah belajar berbelanja, maka kemungkinan besar akan ada masa-masa tantrum seperti Demi, berapa pun usia anak itu.
Seperti apa training yang bisa kita terapkan pada anak untuk berbelanja? Anda bisa memilih beberapa cara berikut ini :
- Berbelanja Dengan Uang Saku
Coba berikan uang saku pada anak dan ajak dia memutuskan untuk apa saja uang saku tersebut. Anda bisa memberikan 1 x untuk 1 hari khusus per minggu. Untuk anak yang lebih besar – usia remaja > 12 tahun, Anda sudah bisa mencoba memberikan anggaran mingguan atau bulanan. Lihat bagaimana proses anak belajar membelanjakan uang sakunya. - Berbelanja Dengan Uang Angpau Hari Raya
Ajak anak melihat-lihat di toko mainan dan toko buku. Biarkan ia melihat sendiri dan membandingkan harga dari satu toko ke toko lain. Lalu jelaskan bahwa ia bisa memilih dan membeli barang yang ia inginkan dengan uang angpau Hari Raya nanti. Dengan begitu, anak tidak menangis tetapi menunggu waktu untuk berbelanja. - Berbelanja Saat Liburan
Saat berlibur biasanya orang dewasa berbelanja kan? Nah berikan uang untuk anak agar bisa turut memilih belanjaannya. Hal menarik untuk Azra dan Dena, saat liburan terakhir mereka tidak menghabiskan semua uang mereka. Azra memilih untuk menyimpan semua uang saku liburan untuk ditabung karena ia sedang berupaya membeli sebuah game console. Dena membelanjakan sebagian uangnya, lalu memilih menyimpan sebagian lainnya. Demi yang memang belum begitu mengerti, butuh bantuan lebih banyak saat memilih mainan yang ingin ia beli. Uangnya habis. Tapi ia cukup senang karena dan akhirnya tidak rewel meminta barang saat uangnya sudah habis. - ….. mari silakan menambahkan ide lain agar anak bisa belajar berbelanja.
Tentu saja proses belajar ini akan terus kita perbaharui.
Bahkan untuk orang dewasa seperti saya pun akhirnya belajar berbelanja dari anak-anak. :)
Selamat mencoba training berbelanja bersama anak!