Dalam salah satu sesi training karyawan untuk sebuah BUMN, tim QM Financial pernah mendapatkan pertanyaan yang sangat menarik. Bagaimana perencanaan dana rumah pertama, jika seorang karyawan sering dipindahtugaskan?
Nah, ini memang sering terjadi ya, terutama buat kamu yang bekerja di perusahaan yang sudah berskala besar dan nasional. Penempatan karyawannya bisa di berbagai kota di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Sudah begitu, kadang menetap di satu kota hanya beberapa tahun—bahkan ada yang beberapa bulan saja.
Padahal, memiliki rumah sendiri merupakan salah satu tujuan finansial yang sangat penting. Barangkali buat kamu malah jadi salah satu yang diprioritaskan? Lalu, kalau sering pindah tugas, gimana cara membuat rencana dana rumah pertama? Di mana sebaiknya beli rumah?
Lalu, gimana ya enaknya? Yuk, ikuti penjelasannya berikut ini!
Perencanaan Dana Rumah Pertama untuk Karyawan yang Sering Pindah Tugas
1. Sewa atau beli?
Untuk yang pertama, pertimbangkan apakah akan lebih baik langsung membeli rumah, atau sementara menyewa saja dulu?
Jika sekarang kamu memang masih berada di tahap awal masa karier, masih akan sering dipindahtugaskan, nantinya ada potensi yang akan lebih berkembang, ada baiknya memang kamu menyewa dulu untuk bisa ditempati sementara bertugas di kota yang bersangkutan. Tak harus menyewa rumah, alias mengontrak, jika kamu masih single dan memungkinkan, menyewa kamar kos saja mungkin sudah cukup.
Seiring waktu, kamu bisa membuat rencana untuk mengumpulkan dana rumah dari penghasilanmu, sesuai dengan kriteria rumah idaman yang kamu inginkan.
2. Putuskan, mau tinggal di mana?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, menyebutkan bahwa kemungkinan ada 2 skenario dalam hal ini.
Skenario satu
Karyawan ditempatkan di suatu kota yang dirasa cukup nyaman untuk ditinggali dalam jangka waktu yang lama. Dia merasa bahwa kota tersebut cocok sebagai “tempatnya pulang”. Dengan demikian, dia dapat memutuskan untuk merencanakan untuk punya rumah di kota tersebut.
Skenario dua
Karyawan sering ditempatkan di berbagai kota, tetapi tidak merasa nyaman. Intinya, nggak pengin tinggal selamanya di kota tersebut, karena berbagai alasan. Dia memilih untuk nantinya “pulang” ke kota tempatnya dilahirkan atau dibesarkan. So, dia merencanakan untuk menabung dana rumah sesuai dengan kondisi kota kampung halamannya tersebut.
Nah, di luar dua skenario di atas, bisa jadi ada skenario yang lain. So, kamu sendiri yang bisa memutuskan kepingin tinggal dan menetap di mana. Jangan buru-buru memutuskan untuk beli rumah di domisili bekerja sekarang.
Ini erat kaitannya dengan kenyamanan, kebahagiaan, dan kepuasan diri sendiri. Jadi, setiap orang bisa jadi berbeda.
Selain itu, kita memang harus memilih rumah yang berada di daerah yang kita paham betul kondisinya, bukan? Kita harus memastikan banyak hal, mulai dari segi keamanan dari tindak kejahatan, keamanan dari sisi risiko bencana alam (rawan banjir, misalnya), dan berbagai aspek lain yang hanya kita sendiri yang tahu.
So, take your time untuk mempertimbangkannya dan buat rencana dana rumah pertamamu dengan saksama, jangan buru-buru memutuskan.
3. Pikirkan perawatannya
Ingat ya, membeli rumah itu bukan berarti kasih uang ke penjual rumah, dan kemudian selesai. Nggak seperti itu loh!
Setelah membeli rumah, akan ada banyak hal yang harus kamu pikirkan. Mulai dari mengurus surat-suratnya, membayar pajaknya, mengisinya dengan perabotan—apalagi jika berencana hendak ditempati dengan segera—dan juga perawatannya.
Apakah kamu sudah siap dengan semua itu, sementara kamu masih terus dipindahtugaskan dan jalan kariermu masih panjang?
Jika memang sudah siap, ya kenapa tidak segera membeli rumah? Mungkin kamu juga sudah dipepet kebutuhan. Karena sudah berkeluarga, misalnya.
Namun, jika tidak siap, kamu boleh kok menunda untuk segera punya rumah pertama. Ligwina Hananto sendiri menyebutkan, menunda beli rumah sih enggak apa, mengumpulkan uangnya yang harus segera dimulai.
Nah, kalau begitu, coba kita ke poin berikutnya.
4. Rencanakan dengan matang tanpa tergesa-gesa
Beli rumah pertama itu boleh saja ditunda, sampai situasi dan kondisi memungkinkan. Tapi, perencanaan dan pengumpulan dana rumah pertama harus segera dimulai.
Pasalnya, untuk beli rumah, kamu akan butuh dana yang cukup besar. Jika kamu akhirnya memutuskan untuk membeli dan membayar dengan cara kredit, itu juga butuh komitmen yang luar biasa dalam jangka waktu yang panjang.
Bukannya menakut-nakuti, tetapi ini justru jadi kesempatan kamu untuk membuat rencana yang matang, dan kemudian eksekusi pelan-pelan.
Nah, gimana? Siap untuk membuat rencana dana rumah pertama sekarang? Sebagai karyawan yang berada dalam usia produktif, ini memang waktunya kamu membuat berbagai tujuan keuangan yang nantinya akan meningkatkan kualitas hidupmu. Ingin memiliki rumah sendiri itu merupakan tanda bahwa kamu siap mandiri dan pengin hidup mapan. Sekarang, tinggal lanjutkan dengan komitmen dan realisasikan rencanamu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.