Bisa jadi, menjadi pemilik bisnis adalah cita-cita impian dari sebagian besar orang di zaman sekarang. Apalagi ketika pandemi mulai menyerang kita di awal tahun 2020. Ketika penghasilan menurun, menjadi tidak stabil, kebiasaan berubah, membuat kita pun jadi harus memikirkan satu dan lain cara untuk survive. Banyak akhirnya yang kemudian berusaha berdagang untuk menyambung hidup.
Sampai di sini, seharusnya kita sudah mulai bersyukur. Di balik musibah global ini, ternyata tersembunyi peluang baik juga, ya kan? Akhirnya, yang tadinya maju mundur cantik untuk mulai bisnis, jadi bisa berbisnis beneran, dengan dimulai dari berdagang.
Karena itu, diskusi finansial dalam Financial Dialogue volume 5 ini kami selenggarakan; untuk memberikan insight kepada teman-teman yang sekarang berdagang untuk dapat naik kelas menjadi pemilik bisnis.
Menghadirkan Mo Sidik dan Kania A. Anggiani–para pemilik bisnis (wanna be) yang berbagi cerita bagaimana mereka menyikapi keadaan yang berubah, juga ada William Budiman yang memberikan ulasan menjadi pebisnis dari perspektif psikologis, serta pastinya juga bersama Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, yang punya materi bernas seputar berdagang dan berbisnis.
Mari kita rangkum diskusi kita yang diadakan Sabtu, 28 November lalu, melalui webinar Zoom ini.
Financial Dialogue 05: Yuk, Naik Kelas Jadi Pebisnis
Dalam paparan pembukanya, Ligwina Hananto mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah sama sekali dengan berdagang. In fact, setiap pebisnis sukses akan selalu mengawali perjalanannya dengan berdagang lebih dulu.
Dagang menjadi salah satu solusi terbaik di tengah masa sulit, ketika kita mengalami kesulitan uang. Dagang lebih baik daripada utang. Karena itu, ayo, dagang, dan kemudian naikkan kelasnya menjadi bisnis.
Untuk berbisnis, kita akan perlu laporan keuangan, karena memang inilah hal utama yang membedakan antara berbisnis dan berdagang.
Ada 5 prinsip pengelolaan keuangan bisnis, yaitu:
- Pemisahan keuangan bisnis dari keuangan keluarga atau pribadi
- Punya anggaran tetap
- Punya catatan pengeluaran
- Periksa penjualan, pastikan margin tetap positif
- Hitung profit
Ligwina juga mengungkapkan bahwa ada 3 tugas pemilik bisnis yang utama, yang harus mulai diperankan oleh pedagang mana kala ia pengin naik kelas, yaitu:
- Operasional: memastikan bisnis berjalan dengan baik
- Manajerial: mengelola tim agar selalu solid dan produktif
- Strategis: membuat rencana dan strategi bisnis
Panelis 1: Mo Sidik
Mo Sidik terimbas oleh pandemi secara fatal. Bisnis stand up komedinya harus ditutup. Demikian juga bisnis sang istri, juga mengalami kendala. Mau tak mau, harus cari cara untuk bisa survive.
Kebiasaannya scrolling Tiktok ternyata membuahkan ide berdagang yang sederhana; menjadi dropshipper. Untungnya tipis, tetapi ternyata dengan cepat, usahanya membuahkan hasil. Bahkan Kang Mo bisa berjualan sampai 500+ produk dalam sehari.
Menurut Kang Mo, ada 3 hal yang sangat berpengaruh pada kesuksesan seseorang dalam berdagang, selain kerja keras, yaitu keberuntungan, timing, dan keturunan. Wait? Keturunan? Iya, betul. Keturunan. Maksudnya, adalah support system dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga.
Sampai dengan saat ini, omzet dagangan Kang Mo sudah banyak sekali. Tak lagi menjadi dropshipper, sekarang Kang Mo sudah jad stockist, dan bersemangat untuk menjadikan usaha dagangnya menjadi bisnis yang sukses.
Panelis 2: Kania A. Anggiani (Keke Kania)
Keke Kania dikenal sebagai pemilik bisnis @chicanddarling, sebuah brand lifestyle yang tak luput dari imbas pandemi COVID-19. Omzet yang menurun memaksa Keke untuk mencari jalan lain agar tetap survive.
Berawal dari niat suami yang ingin berkontribusi secara nyata dalam penanganan pandemi, bisnis Dapur Ruben pun tercipta. Kini, Dapur Ruben sudah melayani ratusan pesanan setiap harinya.
Menurut Keke Kania, meski terasa bittersweet, tetapi nyatanya ada blessing in disguise dalam masa pandemi ini. Dan, itulah yang patut disyukuri. Nyatanya, selalu ada peluang di setiap situasi, dari hal yang paling kecil sekalipun. Dagang apa pun enggak masalah, seiring waktu kita bisa mengelolanya dengan memperhitungkan cost dan pemasukan, sehingga menjadi profit yang terus bertumbuh.
Mulai dari jadi pedagang dulu, baru kemudian menjadi pemilik bisnis yang sesungguhnya.
Panelis 3: William Budiman
Panelis ketiga, William Budiman, memaparkan bahwa untuk berbisnis, kita memang butuh 3 jenis modal, yaitu modal uang, modal human capital, dan modal social capital. Nah, di sini kita sering lupa, bahwa kita juga butuh modal psikologis, yang akhirnya berpengaruh pada mental kita sebagai seorang pebisnis.
William tidak menampik, bahwa berbisnis itu nggak mudah. Di tengah perjalanan, akan banyak waktu dan godaan bagi kita untuk angkat tangan dan kibar bendera putih. Karena itu, mental memang harus disiapkan sebaik-baiknya, jika kita ingin menjadi pemilik bisnis yang sepenuhnya.
Wah, benar-benar diskusi yang sangat “daging”, dan kamu yang kemarin sempat ikut webinar pasti bisa mendapatkan insight yang luar biasa dari para panelis ini.
Terima kasih pada panelis yang luar biasa, nyonya rumah yang ramah, moderator yang cerdas, dan tentunya kamu, Teman Dialog yang sudah bergabung di Financial Dialogue Vol. 05.
Selamat menjalankan peranmu sebagai pemilik bisnis ya! Semoga sukses!
Sampai ketemu di Financial Dialogue selanjutnya dengan tema yang berbeda! Follow akun Instagram QM Financial agar kamu tak ketinggalan update-nya ya!
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Baca juga: Financial Dialogue 05: Jadi Pemilik Bisnis yang Berawal dari Berdagang […]