Wabah virus korona akhirnya memaksa kita–para makhluk sosial ini–menjadi harus diam di rumah. Kerja di rumah, belajar di rumah, ibadah di rumah, katanya. Tapi, ya kadang ada saja hal yang harus dilakukan keluar rumah. Termasuk untuk belanja kebutuhan hidup.
Rasa waswas seakan jadi teman sehari-hari. Sudah mulai ngerasa belum, kalau habis pergi keluar rumah, begitu sampai di rumah rasanya diri ini begitu kotor dan penuh berlumur dosa? #ehgimana
Ya tapi yang namanya belanja kebutuhan hidup itu harus dilakukan. So, belanja sajalah, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita tetap aman dari ancaman wabah virus korona ini.
5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Belanja Kebutuhan Hidup Selama Masa Pandemi
1. Pastikan aman
Ada beberapa protokol yang bisa diikuti jika harus pergi keluar rumah untuk berbagai keperluan, termasuk untuk belanja kebutuhan hidup, yang sudah dirilis oleh BNPB. Silakan dicermati saja, dan semaksimal mungkin dipatuhi, demi kemaslahatan bersama.
Disclaimer: Pemilik masing-masing infografis sudah tertera pada gambar
Nah, sekiranya yang dijelaskan pada infografis di atas sudah cukup clear ya? Kita tinggal mematuhinya saja semaksimal mungkin.
2. Pakai e-cash
Di masa-masa seperti ini, akan lebih aman jika kamu bertransaksi dengan menggunakan e-money atau e-cash. So, yuk topup dompet digitalmu sebelum kamu berangkat untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan e-cash, kamu enggak perlu khawatir dengan virus-virus yang punya peluang untuk “singgah” di uang kertas maupun koin.
Hanya saja, memang di tempat tertentu, kita enggak bisa menggunakan nontunai untuk belanja. Mesti pakai tunai. Misalnya, kalau kamu belanja ke pasar tradisional atau ke warung tetangga. Ya, enggak apa. Siapkan saja uang secukupnya. Kalau perlu, sudah dimasukkan ke plastik sekalian.
Nggak usah berlebihan membawa uang. Bawalah senominal perkiraan jumlah belanjaan.
3. Prioritas kebutuhan primer
Di masa sekarang, kebutuhan hidup primer haruslah yang menjadi prioritas. Jadi, cermati, yang bisa ditunda, tunda saja dulu.
Kebutuhan pokok jelas yang mencakup kebutuhan pangan, dan ditambah kesehatan. So, sebelum mulai berangkat belanja kebutuhan hidup keluar rumah, catat apa saja yang kamu butuhkan. Sekarang sih enggak hanya kebutuhan vs keinginan lagi, tetapi sudah lebih mengerucut lagi: apa yang urgent?
Karena kamu butuh berhemat, pertimbangkan juga apakah kamu perlu menurunkan standar barang-barang yang biasanya kamu gunakan. Misalnya, tadinya selalu beli barang kualitas nomor satu, sekarang mungkin pilih saja yang kualitas di bawahnya.
Yang tadinya suka beli skincare impor, sekarang coba cari dulu merek produk lokal–kan sambil mendukung bisnis dalam negeri, ya kan? Penting loh, ini! Supaya ekonomi dalam negeri kita enggak stagnan-stagnan amat.
Begitu juga dengan buah dan sayur. Akan lebih baik jika kamu membeli hasil panen petani lokal.
4. No panic buying
Iya, ngapain coba stock piling? Seakan-akan enggak bisa keluar rumah selamanya lagi?
Enggak gitu juga kan? Kita tetap bisa kan, keluar rumah belanja kebutuhan hidup asalkan perhatikan rambu-rambu keamanannya. See point 1 di atas ya. Pokoknya patuhi saja.
Kalau kita panic buying, hal tersebut malah memperburuk keadaan lo. Stok habis, padahal pergerakan produksi juga sedang menurun. Efeknya akan berentetan dan bakalan nggak bagus juga buat negara.
So, keep calm. Percayalah, pasti akan ada jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari, tanpa stock piling.
5. Kalau bisa, belanja online aja
Sekarang semakin banyak gerai atau toko yang menyediakan layanan antar sampai di depan pintu. Kamu tinggal pesan saja sesuai ketentuan tokonya, ada yang via WhatsApp, ada yang via Instagram, atau mungkin di aplikasi smartphone, ojol, dan marketplace.
Tentunya, cara belanja kebutuhan hidup begini akan lebih praktis. Nah, nanti kalau menerima paket pembelian, lakukan saja beberapa tip berikut untuk memastikannya tetap aman sebelum kamu bawa masuk ke rumah atau gunakan:
- Jaga jarak, minta kurir/driver untuk meletakkan paket di depan pintu.
- Bersihkan paket dengan menyemprotkan cairan disinfektan, mengelapnya dengan tisu antiseptik beralkohol, atau mencucinya dengan air mengalir, tergantung pada bahan pembungkus paket.
- Jemur paket selama 15 – 30 menit di luar. Tentunya tergantung isi paketnya ya.
- Buka paket, keluarkan isinya, dan langsung buang pembungkusnya.
- Bersihkan barang yang ada di dalam paket (disemprot, dicuci, dilap, dsb).
- Cuci tangan setelah semua beres.
Nah, aman deh belanjanya. Ya kan?
Tetap #dirumahaja ya, Gaes! Sampai badai wabah ini berlalu. Semakin disiplin kita mau mematuhi anjuran pihak terkait (WHO, pemerintah, dan lain-lain), maka semakin cepat pula semua ini akan berakhir. Kita pun bisa kembali ke kehidupan normal kita yang menyenangkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
QM Financial
Related Posts
2 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Pergi belanja ke supermarket atau pasar tradisional, atau ke mana pun, belanja dengan cepat–hanya berdasarkan catatan saja–dan kalau sudah lengkap, segeralah pulang. […]
[…] ini salah satu to do list di masa-masa #dirumahaja sejak beberapa bulan lalu kan? Belanja jadi kebiasaan rutin yang “prosedur”-nya harus disesuaikan dengan kondisi yang baru terjadi. Ajak si kecil […]