Salah satu jenis aset aktif yang bisa kamu miliki untuk mendapatkan pendapatan pasif–atau passive income–adalah dengan memiliki surat berharga.
Jika kamu sekarang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi pada surat berharga demi mendapatkan passive income, maka ini adalah artikel yang tepat untukmu. Yuk, simak sampai selesai ya.
Apa Itu Surat Berharga?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berharga adalah
1. surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan sebagai agunan saham
2. bukti penyertaan modal
Jadi, kalau mau dijabarkan, surat berharga adalah dokumen yang bernilai uang, biasanya dipergunakan dalam transaksi-transaksi dagang, yang diakui dan dilindungi oleh hukum negara.
Surat berharga dapat diperjualbelikan, ataupun dapat difungsikan sebagai pengganti uang sebagai alat pembayaran.
Jenis-Jenis Surat Berharga Sebagai Aset Aktif
Sebenarnya ada banyak jenis surat berharga yang dikenal di dunia keuangan maupun perdagangan.
Misalnya saja:
- Wesel
- Surat kesanggupan
- Cek
- Kuitansi
- Bilyet giro
- Travel cheque
Bahkan seperti kartu kredit pun bisa dimasukkan ke dalam golongan surat berharga.
Lo, kok bisa? Ya, karena apa pun yang memenuhi ciri berikut, maka bisa dikategorikan sebagai surat berharga:
- Berbentuk dokumen tertulis
- Ada penyebutan nama pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam pembuatannya
- Ada tanda tangan pihak-pihak yang bertanggung jawab
- Ada janji atau perintah mengenai pembayaran
- Ada keterangan waktu pembayaran
Nah, meski surat berharga ada beberapa jenis, namun yang cukup populer untuk dimanfaatkan sebagai aset aktif ada 2 jenis. Mari kita lihat.
Saham
Untuk saham sendiri sebenarnya sudah banyak dibahas dalam artikel-artikel di situs ini. Kamu bisa menelusurinya satu per satu:
- 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula
- Kiat Berkenalan Investasi Saham
- 5 Hal Berinvestasi Saham
Saham merupakan salah satu instrumen aset aktif yang paling populer, dan semakin populer saja belakangan ini seiring semakin berkembangnya literasi keuangan masyarakat.
Mempunyai saham sebagai salah satu aset aktif merupakan salah satu langkah yang direkomendasikan oleh banyak financial planner demi mencapai tujuan finansial. Hal ini terkait dengan tingkat imbal saham yang terhitung cukup tinggi, meski dibarengi dengan tingkat risiko yang juga tinggi.
Karena itu, jika kamu memang mempertimbangkan untuk membeli jenis surat berharga satu ini sebagai salah satu aset aktifmu, maka sebaiknya kamu belajar dulu seluk-beluk mengenainya. Mulai dari mengenali karakteristiknya, trik memilih saham, hingga melakukan analisis dan review.
Surat Utang
Surat utang adalah surat pernyataan suatu pihak yang meminjam dana pada pihak lain, di mana dalam surat tersebut tercantum jumlah pinjaman serta kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak peminjam kepada investor.
Kewajiban tersebut meliputi:
- Pengembalian dana dalam jangka waktu sesuai kesepakatan
- Pemberian bunga atau kupon yang besarnya juga sesuai kesepakatan
Surat utang sering juga disebut obligasi, dan bisa diterbitkan baik oleh perseorangan, perusahaan, maupun negara.
Nah, biasanya sih obligasi negara merupakan salah satu bentuk surat berharga yang paling banyak diminati untuk dibeli sebagai aset aktif. Obligasi negara ada 2 macam, yaitu Obligasi Ritel (ORI) dan Sukuk (obligasi negara berbasis syariah).
Kalau kamu tertarik untuk mempunyai aset aktif yang berupa obligasi negara ini, ada baiknya kamu follow akun Kementrian Keuangan RI, agar enggak ketinggalan update ketika ORI dan Sukuk diluncurkan.
Tip Mulai Berinvestasi Surat Berharga
So, kamu mau membangun aset aktif melalui investasi surat berharga–apa pun itu? Perhatikan beberapa hal berikut ini ya.
1. #TujuanLoApa
Selalu mulailah dari #TujuanLoApa: tentukan tujuan finansialmu, tujuan investasimu, dan tentukan horizon waktumu berinvestasi.
Yes, memang dalam mengelola keuangan pribadi itu semuanya berawal dari #TujuanLoApa, karena tanpa tujuan ya gimana kita bisa memikirkan dan mencari jalan untuk mencapainya? Tujuan aja enggak ada loh!
Ibarat mau liburan, enggak tahu mau ke mana, ya gimana bisa bikin itinerary. Betul?
2. Sesuaikan kemampuan
Yang kedua, sesuaikan kemampuan. Kalau idealnya, jumlah dana yang harus diinvestasikan setiap bulan adalah 10% dari penghasilan.
Tentu saja ini bukan angka mutlak. Misalnya, kalau kamu sekarang sedang ada beban utang dan pengin segera menyelesaikannya, maka boleh saja kamu kurangi sedikit jatah investasi untuk aset aktif ini dan alokasikan ke cicilan utang.
Atau, misalnya kamu baru saja mendapatkan bonus akhir tahun. Maka kamu alokasikan semua bonusmu ke aset aktif, ya itu sah-sah saja.
Angka 10% adalah angka patokan. Kurang atau lebih, tentu harus disesuaikan dengan kondisimu.
3. Diversifikasi
Seperti nasihat yang sudah sangat klise ini: Jangan menaruh telur-telur dalam keranjang yang sama. Demikian juga investasi aset aktif surat berharga ini, sebisa mungkin kamu diversifikasikan juga.
Jika kamu malas ribet, ada reksa dana yang bisa kamu pilih. Tinggal serahkan saja asetmu pada manajer investasi terpercaya, dan kamu tinggal duduk manis sembari memantau asetmu.
4. Sadari risiko
Hal keempat ini harus selalu diingat, bahwa akan selalu ada risiko dalam setiap langkah investasi. Karena itu, belajar dan jangan hanya ikut-ikutan.
Uangmu, tanggung jawabmu sendiri.
5. Keep updated
Keep learning! Perkembangan literasi keuangan itu sangat cepat. Apalagi kalau kamu memang berniat untuk serius membangun aset aktif surat berharga ini.
Follow akun-akun media sosial yang tepat, yang bisa memberimu informasi dan ilmu yang bisa kamu manfaatkan. Sudah follow akun Instagram QM Financial kan? Nah, it’s a good start then!
So, gimana nih? Tertarik untuk menambah surat berharga sebagai aset aktif yang bisa mendatangkan passive income untukmu?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif–terutama surat berharga–sebelum memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!