Halo! Apa kabar nih, semua? Sudah balik dari liburan Idulfitri? Sudah puas mudik? Eh, belum ya? Ya, tapi apa mau dikata, hari ini sudah harus masuk kantor dan kembali bekerja lagi.
Rasa malas yang datang saat kembali bekerja setelah liburan panjang itu wajar kok. Meski kita sudah sempat beres-beres dulu sebelum mulai liburan kemarin–seperti sudah beresin meja supaya saat kembali bekerja nggak langsung berhadapan dengan meja yang berantakan–tapi yah, tetap saja perasaan belum move on dari liburan itu ada.
Yah, bersiap sajalah untuk sehari dua hari ke depan. Sekali lagi, itu wajar.
Tapi, kalau kita terus menerus mengalami kelelahan, malas melakukan apa pun, emosi nggak stabil bahkan depresi, setiap kali pulang dari liburan panjang, bisa jadi kita mengalami apa yang disebut sebagai post vacation syndrome.
Apa itu Post Vacation Syndrome?
Istilah ini muncul dari para psikolog dari Amerika Serikat dan Eropa yang mengamati banyaknya warga dua benua tersebut yang mengalaminya. Memang belum ada penelitian ilmiah tentang gejala ini sih, namun beberapa psikolog menyatakan banyak orang ternyata mengalami sindrom ini. Terutama bagi warga AS dan Eropa yang memang selalu punya beberapa periode libur panjang dari pemerintah dan perusahaan setiap tahunnya.
Begitu mereka selesai liburan dan kembali bekerja, banyak yang mengalami kesulitan beradaptasi kembali dengan kehidupan rutinitas sebelumnya.
Dr. Claudio Mencacci, psikiatris dan DIrektur Departement of Neuroscience Rumah SAkit Fatebenefrateli, Milan, Italia, menyebutkan, bahwa setidaknya 35% populasi dunia terutama para penduduk usia 25 – 45 tahun diperkirakan acap kali menderita Post Vacation Syndrome.
Transisi dari liburan panjang ke rutinitas pekerjaan sehari-hari menyebabkan rusaknya mental orang, untuk kembali bekerja dan melakukan banyak hal yang tertinggal sebelum liburan. Dari jenis kelamin, perempuan lebih potensial terkena sindrom ini daripada pria, karena biasanya perempuan multitasking–melakukan urusan domestik dan bekerja di luar rumah juga.
Pekerja yang potensial terkena gejala penyakit saat kembali bekerja ini adalah para perawat, dokter, pekerja sosial, pekerja shift, karyawan yang bekerja di meja depan kantor.
Hmmm, ada pekerjaan Anda yang disebut di atas?
Beberapa Jenis dan Gejala Post Vacation Syndrome
Sejauh ini, ada 2 jenis post vacation syndrome yang biasa menjangkiti para pekerja kantoran, yaitu:
- Dystimic, dengan gejala mengalami gangguan tidur, sistem pencernaan terganggu, dan memengaruhi juga sistem saraf perifer, atau sistem saraf tepi, yang berakibat munculnya neuropati perifer.
- Adaptation, yang berupa gangguan beradaptasi yang melibatkan nonfisik yang menimbulkan banyak halangan untuk melakukan apa pun.
Gejala yang umum dirasakan jika Anda mengalami post vacation syndrome saat kembali bekerja setelah liburan di antaranya:
- Merasa lelah terus
- Kehilangan selera makan
- Tiba-tiba merasa sedih bahkan sampai menangis, tanpa sebab yang jelas.
- Pikiran terus dipenuhi kenangan liburan terus hingga berhari-hari
- Enggan melakukan apa pun
- Perasaan jadi sensitif, mudah tersinggung dan marah
- Susah tidur
- Sakit lambung
- Depresi
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Sindrom Penyakit Orang yang Baru Kembali Bekerja Ini?
Well, beberapa di antara penderita memang tidak menyadari kalau mereka mengalami sindrom ini. Hanya dibilang, masih pengin libur saja. Padahal, ini sudah termasuk gangguan psikologis. Apalagi kalau ternyata uang tabungan juga terkuras habis. Duh, makin nyesek!
Berapa lama seseorang dapat mengatasi gangguan ini tergantung kepribadian orang tersebut, demikian jelas Mencacci. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan bila terserang gangguan ini.
Beberapa yang bisa dicoba:
1. Paksakan diri untuk back to reality
Ini berkaitan dengan kemauan dan keinginan. Mengembalikan diri kepada kenyataan, apalagi yang menyusahkan (pekerjaan menumpuk, banyak tugas dari bos, dan sebagainya) pasti agak susah. Namun, bukan berarti tidak bisa. Hidup berjalan terus, jadi kita pun harus membuat diri kita terus “bergerak”.
2. Teliti lagi catatan keuangan
Berapa sisa saldo hari ini? Semoga masih ada ya, buat hidup kira-kira 3 minggu lagi sebelum gajian tiba, bisa lebih bisa kurang. Proyeksikan keuangan dan buat anggaran hingga hari gajian tiba, and then, stick to it!
3. Apa rencana weekend?
Meski masih awal week days, nggak ada salahnya mulai mereka-reka rencana akhir pekan yang menyenangkan besok. Tapi, jangan merencanakan perjalanan panjang keluar kota lagi. Kalau masih ada sisa uang, bisa saja dipakai belanja tipis-tipis buat meningkatkan mood. Beli buku, atau mungkin beli atasan kerja yang matching dengan bawahan yang terakhir dibeli. Atau aksesori aja buat para ladies; kalung atau anting-anting lucu. Atau mungkin, skincare? Oke juga. Tapi ingat, tetap ingat batas bujet ya.
4. Olahraga
Mau meningkatkan mood, olahraga sudah yang paling cocok. Yes, jadwalkan lagi olahraganya. Apalagi habis libur Lebaran, badan juga barangkali jadi lebar-an–lebih lebar maksudnya. Kalau tidak suka olahraga, coba perbanyak jalan kaki. Pokoknya, jangan mager!
5. Cukup tidur
Ini penting. Kalau yang barusan balik kemarin dan hari ini sudah langsung kembali bekerja, maka ya pantas saja badan masih lesu dan letih. Jadi, nanti sepulang kantor, nggak usah mampir ke mana-mana dulu. Langsung pulang, dan istirahat ya.
6. Atur kembali pola makan
Jangan telat makan. Banyak konsumsi makanan yang baik untuk otak, seperti ikan yang mengandung Omega 3, buah-buahan, kacang-kacangan, dan banyak minum air putih.
7. Jangan memaksakan diri
Jangan paksakan untuk melupakan kenangan liburan panjang kemarin selama kembali bekerja. Belum move on itu enggak apa-apa kok. Pasang saja foto-foto liburan di tempat yang mudah dilihat, namun jangan habiskan waktu kita untuk menatapinya terus. Atau posting deh di Instagram semua fotonya. Biar semua orang iri #eh
Yang pasti, semakin sering dibicarakan, maka semakin membuat kita tidak memikirkannya terus di saat sendiri, atau sedang melakukan pekerjaan.
Nah, sambil membangkitkan mood, sekalian saja ceki-ceki kelas-kelas QM Financial di bulan Juni. Banyak kelas baru yang sudah di-improve agar semakin bisa memenuhi kebutuhan. Jadi, jangan sampai ketinggalan daftar untuk upgrade pengetahuanmu mengulik keuangan.
So, semoga sindrom pasca liburan kamu bisa segera sembuh ya, dan semangat untuk kembali bekerja segera pulih.