Setelah kamu belajar tentang 4 POIN penting di dalam bisnis, seberapa jauh kamu tahu pasti kondisi kesehatan keuangan usahamu? Untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan bisnis, kamu perlu melihat laporan keuangan. Pertanyaannya, “Apakah bisnismu sudah memiliki laporan keuangan?” karena menurut Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, “Tanpa laporan keuangan, sebetulnya kita bukan sedang berbisnis, kita sedang berdagang!”
Untuk bisa membuat laporan keuangan yang baik, kamu sebagai pemilik bisnis harus memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. QM Financial banyak menemui pemilik usaha yang tidak memiliki laporan keuangan bisnis. Bahkan seringkali keuangan pribadi tercampur aduk dengan keuangan bisnis. Apabila pemilik usaha tidak melakukan pemisahan pengelolaan keuangan pribadi vs bisnis, hal ini akan menimbulkan krisis dalam bisnis. Padahal, bisnis merupakan salah satu elemen perencanaan keuangan yang sifatnya generatif yaitu aset aktif yang menghasilkan passive income! Maka segera pisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis!
Baca juga: #FinClic Aset Aktif
Bila kamu sebagai pemilik usaha sudah melakukan pemisahan keuangan pribadi vs bisnis, tetaplah melakukan pencatatan yang lengkap mengenai pengeluaran yang terjadi di dalam perusahan dari jumlah yang besar sampai jumlah terkecil tanpa terkecuali. Dari hasil pencatatan ini, pemilik bisnis dapat memindahkan jumlah keseluruhan ke dalam laporan laba rugi sehingga bisa terlihat jelas apakah bisnis yang selama ini dijalani menghasilkan atau malahan merugi.
Baca juga: Laporan Keuangan Bisnis, Pentingkah?
Banyak orang memilih berbisnis karena mengharapkan profit/keuntungan/laba dari usahanya dan mendapatkan dividen yang diharapkan untuk dibayarkan setiap tahun. Bahkan, Wuri, akuntan QM Financial berujar, “Punya bisnis itu harus merasakan profit. Kalau tidak bagi hasil ya jadi karyawan saja!”
Agar usaha dapat mencetak profit, kamu sebagai pemilik bisnis perlu menciptakan revenue model. Sebenarnya mudah saja untuk menciptakan profit hanya dengan memperhatikan Variable Cost, Margin, Fixed Cost dan Net Profit terhadap Sales Revenue atau omzet.
Variable Cost
Dalam menjalankan bisnis, kamu pasti menentukan Sales Revenue atau omzet. Ketika menentukan target penjualan, bisa jadi ada biaya-biaya yang ikut naik seiring dengan kenaikan omzet yang diinginkan dan inilah yang disebut dengan variable cost. Misalnya, kamu berbisnis restoran, maka variable cost berupa bahan makanan, kemasan makanan dan lainnya.
Fixed Cost
Selain variable cost, dalam bisnis ada yang dinamakan fixed cost yaitu biaya tetap yang terjadi meskipun omzet bertambah. Misalnya sewa bangunan yang diperuntukkan untuk restoran, biaya gaji karyawan dan lainnya.
Margin
Pemilik usaha seringkali salah mendefinisikan margin sebagai keuntungan bisnis yang sesungguhnya. Padahal margin hanyalah selisih dari sales revenue dikurangi dengan variable cost. Jadi, kalau kamu sebagai pemilik bisnis menginginkan keuntungan yang besar, buatlah margin yang tinggi.
Net Profit
Nah inilah keuntungan usaha yang sesungguhnya! Net profit dihitung dari margin dikurangi fixed cost.
Semoga kamu sebagai pemilik bisnis dapat menentukan revenue model sesuai dengan target bisnismu!
Apakah kamu pemilik bisnis yang ingin belajar mengenai perencanaan keuangan bisnis? Yuk bergabung di Financial Clinic Online Series (FCOS) untuk bisnis setiap Rabu malam dengan menggunakan aplikasi zoom yang dapat diunduh di playstore. Untuk jadwal FCOS selengkapnya dapat dilihat di event.qmfinancial.com
-QM Financial-