Siapa yang enggak punya utang?
Kalau bisa sih enggak punya utang ya. Tapi tak bisa dipungkiri, utang bisa membantu kita memiliki barang dengan nilai tinggi, misalnya properti. Utang itu enggak dilarang kok, asal utangnya sehat.
Syarat utang sehat itu begini:
Jelas utangnya buat apa. Kenapa sih kita berutang? Pasti karena enggak punya uang dong. Enggak punya uang untuk apa dulu nih? Kalau enggak punya uang untuk beli rumah secara tunai, wajar. Itulah kenapa kita bisa mengambil kredit kepemilikan rumah dengan menyiapkan 30% down payment dan mencicil sisanya.
Yang enggak wajar itu kalau kamu utang untuk hal konsumtif. Yang paling sering terjadi adalah utang untuk beli gadget terbaru. Ini fakta menyakitkannya: kalau kamu enggak sanggup beli secara tunai, itu artinya kamu belum mampu. Narasumber siaran PowerTalk PowerYourMoney – Pak Alex Chandra menyarankan untuk “Hiduplah satu level di bawah kemampuanmu.” Ini yang ngomong pemilik bank loh. Beliau saja hidup satu level di bawah kemampuannya. Apa kabar kita ya?
So, asking this to yourself: Are you living the lifestyle you deserve? ☺
Ada periode yang cocok dengan yang dihutangi. Prinsipnya, jangka waktu penggunaan harus lebih lama dibanding jangka waktu pinjaman. Kalau beli rumah yang akan ditinggali selama 20-25 tahun, periode cicilan KPR bisa diatur selama 10-15 tahun. Jangka waktu pinjaman juga akan berpengaruh pada besarnya cicilan dan banyaknya bunga yang dibayarkan. Semakin lama pinjaman, cicilan semakin ringan namun total bunga yang dibayarkan semakin besar. Perlu dicatat jangan sampai utang untuk barang habis terpakai seperti beras yang sudah pasti habis dikonsumsi. Bayar tunai atau debit – enggak perlu sampai utang kartu kredit.
Sehat karena mampu bayarnya. Ukuran mampu biasanya dilihat dari komposisi utang terhadap penghasilan rutin, sebesar 10%-30%. Tapi selain memastikan penghasilan untuk membayar cicilan, kamu juga perlu menyiapkan Dana Darurat.
Saat #FinClic tentang Merdeka Dari Utang di instagram Ligwina Hananto @mrshananto, salah satu follower mengungkapkan dirinya tidak punya utang, tapi orangtuanya punya utang ke bank untuk renovasi rumah. Lalu muncul cobaan, orangtuanya kehilangan sumber pendapatan sehingga kemampuan membayar utang terganggu. Alhasil, anak-anaknya harus patungan untuk membayar cicilan tiap bulan. Sedih banget gak sih? Yang utang bukan kita, tapi kita kena dampaknya. Jadi kalau ada kasus kayak gini gimana dong?
Solusi pertama, di sinilah Dana Darurat menjalankan fungsinya. Salah satu fungsi Dana Darurat adalah menggantikan penghasilan yang hilang. Itulah kenapa perhitungannya menggunakan besaran pengeluaran bulanan. Agar saat terjadi keadaan darurat – seperti PHK misalnya – keluarga bisa tetap melanjutkan hidup dan membayarkan cicilan sembari si pencari nafkah mencari pekerjaan pengganti. Dengan begitu, tak perlu ada yang terdampak dari hilangnya penghasilan. Coba cek, Dana Daruratmu aman kan? ☺
Solusi kedua, punya banyak pintu penghasilan. Jadi saat pintu penghasilan utama tertutup, masih ada pintu penghasilan samping yang terbuka. Mungkin kamu jadi harus menurunkan lifestyle untuk sementara, tapi paling tidak cicilan dan biaya hidup tercukupi.
Jadi ternyata literasi finansial enggak boleh berhenti di kita saja ya. Sebarkan ke keluarga dan orang-orang terdekat. Karena meski kita sudah berhati-hati mengurus uang, urusan utang orang lain pun bisa berdampak pada kita juga.
Salam literasi finansial!
QM Admin
Related Posts
12 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] baca juga: Tiga Syarat Utang Sehat […]
[…] boleh punya utang? Boleh dong, hanya saja pastikan utangmu sehat. Salah satunya adalah memastikan utangmu tidak boleh melebihi jatah 10 – 30% dari penghasilan […]
[…] uang, sedangkan kita ada kebutuhan yang sangat penting. Namun, tentu saja enggak sembarang utang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar utang kita sehat. Nah, ini sih bisa kamu cek di artikel yang lalu […]
[…] memang boleh, tapi harus memenuhi 3 syarat utang sehat. Ya memang, lebih enak sih kalau enggak punya utang. Beban hidup ringan! Karenanya, ada beberapa […]
[…] tidak dilarang, tetapi harus dikelola dengan baik. Ingat akan 3 syarat utang sehat, dan penuhi. Buat skema pengembalian secara realistis dengan berpedoman pada penghasilan rutinmu. […]
[…] peminjam. Saat mengajukan pinjaman, apakah pengelolaan keuangan pribadi sudah baik? Sudah memenuhi 3 syarat utang sehat? Jika belum, maka berutang bisa menimbulkan masalah baru. Masalah yang lebih […]
[…] Sudah tahu kan 3 syarat utang sehat? […]
[…] kan, ada 3 syarat utang sehat? Yaitu memastikan ada kebutuhannya, ada yang jangka waktu yang pas, dan ada sumber dana yang akan […]
[…] kan, bahwa ada 3 ciri utang sehat? Yaitu jelas utangnya untuk apa, ada periode yang cocok dengan diutangi, dan pasti mampu dibayar […]
[…] dengan kartu kredit itu artinya utang. Begitu juga dengan paylater. Sementara, apakah kamu ingat 3 syarat utang sehat? Lalu, apakah belanja diskon akhir tahun bisa memenuhhi 3 syarat sehat […]
[…] lebih di masa depan, bukan untuk konsumsi yang enggak mendatangkan pengembalian. Ingat akan tiga syarat utang sehat ini […]
[…] Baca juga: Tiga Syarat Utang Sehat […]