Mempersiapkan masa pensiun sebaiknya nggak ditunda sampai tua. Semakin cepat dimulai, semakin ringan jalan ke depan. Salah satu cara yang banyak dipilih adalah ikut program dana pensiun lembaga keuangan. Skema ini cocok buat yang pengin punya tabungan hari tua tapi nggak terikat pada tempat kerja tertentu.
Banyak yang masih bingung, padahal sistemnya cukup fleksibel dan bisa diikuti siapa saja. Gak perlu jadi karyawan kantoran dulu baru bisa mulai. Selama ada niat dan penghasilan rutin, program ini bisa jadi solusi jangka panjang yang aman dan terukur.
Table of Contents
Dana Pensiun Lembaga Keuangan: Pengertian, Dasar Hukum, dan Ciri Khas

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah program dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa. Tujuannya untuk memberikan manfaat pensiun bagi peserta yang bersumber dari iuran peserta dan/atau iuran pemberi kerja, yang dikelola dan diinvestasikan secara profesional.
Soal aturan mainnya, Dana Pensiun Lembaga Keuangan ini punya dasar hukum yang jelas. Payung utamanya ada di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Di sinilah dijelaskan apa itu dana pensiun, siapa yang boleh mengelola, sampai bagaimana hak dan kewajiban para pesertanya.
Selain itu, sekarang yang mengawasi jalannya DPLK adalah OJK alias Otoritas Jasa Keuangan. Dulu, tugas ini sempat dipegang Bapepam-LK. Tapi setelah sistem keuangan Indonesia makin berkembang, pengawasan dana pensiun diserahkan ke OJK biar lebih terintegrasi dan profesional.
DPLK punya ciri khas yang bikin beda dari program pensiun lain. Pertama, yang boleh bikin DPLK itu cuma bank atau perusahaan asuransi jiwa. Bukan perusahaan biasa kayak DPPK, yang khusus dibentuk buat para karyawan internalnya.
Kedua, DPLK terbuka untuk siapa saja. Gak harus kerja di kantor atau jadi karyawan. Perorangan juga bisa ikut, selama mau rutin menyetor iuran.
Soal iuran, nggak ada angka yang mengikat. Besarnya bisa disesuaikan sendiri, tergantung kondisi keuangan masing-masing. Kalau lagi longgar, bisa ditambah. Kalau lagi ketat, bisa dikurangi.
Semua iuran yang terkumpul nggak cuma ditaruh begitu aja. Dana itu bakal dikelola dan diinvestasikan biar tumbuh dan menghasilkan keuntungan. Harapannya, saat pensiun nanti, peserta bisa menikmati hasilnya.
Nah, dana yang udah terkumpul itu bisa dicairkan ketika peserta sudah masuk usia pensiun. Umumnya di umur 55 atau 56 tahun. Tapi kalau peserta mengalami cacat tetap atau meninggal dunia, dana juga bisa dicairkan lebih awal.
Baca juga: 6+ Investasi Terbaik untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Cara Memilih, Daftar, dan Mulai Investasi di Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Biar nggak bingung saat mulai, ada beberapa langkah penting yang perlu dipahami sebelum ikut dana pensiun lembaga keuangan. Mulai dari cara memilih program yang tepat, proses pendaftarannya, sampai bagaimana sistem investasinya bekerja.
1. Pilih DPLK yang Sesuai Kebutuhan
Langkah pertama, tentu pilih dulu dana pensiun lemvaga keuangan mana yang paling cocok. Sekarang sudah banyak pilihan dari bank dan perusahaan asuransi. Ada DPLK BRI, BNI, Mandiri, Manulife, dan masih banyak lagi. Masing-masing punya fitur dan skema yang sedikit berbeda.
Coba cari tahu dulu reputasi perusahaan pengelolanya. Apakah sudah punya izin resmi dari OJK? Bagaimana kinerja investasinya selama ini? Stabil atau naik-turun tajam? Hal-hal seperti ini penting buat jadi pertimbangan.
Jangan lupa juga cek biaya-biaya yang dikenakan. Misalnya, ada nggak biaya administrasi bulanan atau potongan saat mencairkan dana? Karena biaya ini nantinya akan berpengaruh ke total hasil yang diterima.
Kalau masih bingung, bisa juga lihat testimoni dari peserta lain atau tanya langsung ke customer service mereka. Semakin banyak informasi, makin mudah menentukan pilihan.
2. Perhatikan Profil Risiko dan Tujuan Pensiun
Setiap orang punya gaya investasi yang beda-beda. Ada yang nyaman ambil risiko tinggi demi hasil besar. Ada juga yang lebih tenang kalau dananya tumbuh pelan tapi stabil.
Nah, dana pensiun lembaga keuangan ini biasanya punya beberapa pilihan portofolio investasi. Mulai dari yang konservatif seperti deposito dan obligasi, sampai yang agresif seperti saham. Peserta bisa pilih sesuai dengan kenyamanan masing-masing.
Pertimbangkan juga tujuan pensiun. Mau punya dana pensiun yang cair sekaligus atau dikasih bulanan seperti gaji? Ini akan memengaruhi jenis investasi yang dipilih dan cara pencairannya nanti.
Intinya, semakin jelas tujuan dan batas risikonya, makin gampang mengelola dana pensiun dengan tenang.
3. Daftar ke DPLK Pilihan
Kalau sudah mantap dengan satu DPLK, saatnya daftar. Sekarang banyak yang sudah bisa dilakukan secara online. Tinggal buka website resmi atau aplikasi dari bank atau asuransi yang menyediakan dana pensiun lembaga keuangan ini. Tapi kalau lebih nyaman datang langsung ke kantor cabang juga nggak masalah.
Biasanya ada beberapa dokumen yang perlu disiapkan. Seperti fotokopi KTP, NPWP kalau ada, dan buku tabungan untuk autodebet iuran. Isi juga formulir pendaftaran dengan data diri dan pilihan jenis investasi.
Prosesnya nggak lama. Kalau semua data lengkap, umumnya akun DPLK bisa langsung aktif dan siap digunakan untuk mulai menabung pensiun. Well, ya bisa berbeda sih antara satu penyedia dengan yang lain. Coba riset ebih detail ya.
4. Tentukan Besaran Iuran
Setelah akun aktif, langkah berikutnya adalah menentukan berapa besar iuran bulanan. DPLK biasanya memberikan fleksibilitas di sini. Ada yang mulai dari Rp100.000 per bulan. Tapi boleh juga lebih besar kalau memang memungkinkan.
Besarnya iuran ini bisa disesuaikan dengan kemampuan. Yang penting konsisten. Kalau suatu saat kondisi keuangan berubah, biasanya masih bisa diubah besarannya—asal lapor dulu ke pengelola.
Ada juga opsi setor sekaligus (lumpsum) buat yang mau langsung simpan dana besar di awal. Tapi kebanyakan orang lebih nyaman pakai sistem cicilan bulanan karena terasa lebih ringan.

5. Mulai Setor dan Pantau Investasi
Kalau semua sudah jalan, tinggal rutin setor sesuai jadwal. Umumnya, dana akan langsung didebet dari rekening setiap bulan. Jadi kamu nggak perlu repot transfer manual.
Yang nggak kalah penting, jangan lupa pantau perkembangan investasinya. Dana pensiun lembaga keuangan biasanya memberikan laporan rutin setiap bulan atau triwulan. Bisa juga dicek lewat aplikasi, email, atau dikirim lewat pos.
Dari laporan itu, bisa kelihatan sejauh mana pertumbuhan dana pensiun. Kalau merasa kurang cocok dengan strategi investasinya, biasanya ada fitur switching. Jadi, peserta bisa pindah ke portofolio lain yang lebih sesuai.
Pantau terus dan evaluasi secara berkala. Karena kebutuhan dan kondisi keuangan bisa berubah, strategi pensiun juga sebaiknya ikut disesuaikan.
Baca juga: The 4% Rule untuk Dana Pensiun? Cocokkah Diterapkan di Indonesia?
Punya tabungan hari tua lewat dana pensiun lembaga keuangan bukan cuma soal siap pensiun, tapi juga tentang disiplin merancang masa depan.
Semakin dini mulai, semakin besar hasil yang bisa dinikmati nanti. Tinggal pilih program yang sesuai, daftar, lalu jalani dengan konsisten.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!