Gas LPG nonsubsidi harganya bikin auto pengin pensiun jadi kokinya anak-anak. Mau pindah ke LPG melon yang disubsidi oleh pemerintah, kok ya masih banyak yang lebih pantas dan butuh. Mau beralih ke kompor listrik, jangan-jangan malah lebih boros. Tapi kalau indikator di regulator gas sudah mulai mendekati merah, kok ya deg-degan semacam mau ditembak sama mantan.
Masalah kompor listrik, kan takut juga jangan-jangan tagihannya nanti yang gantian melonjak. Biasanya sebulan cuma beli token 2 kali paling banter, nanti jadi 3 – 4 kali kan sama saja.
Curhatan di atas pasti banyak yang relate di hari-hari belakangan. Betul? Mari sini gandengan dulu.
Lalu, sudah pernah benar-benar membandingkan antara kompor gas dan kompor listrik belum? Beberapa waktu yang lalu juga sempat beredar wacana bahwa subsidi gas 3 kg akan dialihkan ke kompor induksi. Nah, yang kayak apa pula itu kompor induksi? Memangnya bakalan lebih hemat daripada kompor gas ataupun kompor listrik?
Coba yuk, kita ulik
Menghitung Kinerja Kompor Gas dan Kompor Listrik
Mari kita langsung coba hitung.
LPG 12 kg sekarang harganya antara Rp210.000 – Rp270.000. Mari kita pakai yang paling tinggi, Rp270.000. Pemakaian gas kira-kira adalah 60 jam. Dengan demikian per jamnya, kita akan menghabiskan gas sebesar Rp4.500.
Selanjutnya, kita asumsikan listrik untuk rumah tangga sebesar 1.300 VA, tarifnya adalah Rp1.467 per kWh. Artinya setiap 1000 watt listrik per jamnya kita akan ditagih Rp1.467. Dari beberapa penelusuran ke para penjual kompor listrik online, rata-rata akan butuh daya antara 1.000 hingga 2.200 watt yang 2 tungku. Mari kita pakai yang terbesar, yaitu 2.200 watt. Artinya dalam pemakaian per jam, masak dengan kompor listrik akan butuh biaya Rp3.139,4.
So, kalau dilihat pemakaian per jam, kompor listrik jadi lebih hemat.
Lalu, bagaimana dengan kompor induksi? Beda atau sama dengan kompor listrik?
Dari penelusuran, rata-rata kompor induksi watt-nya lebih kecil, yaitu 400 – 1.000 watt. Dengan demikian, jika dihitung dengan watt terbesar, dalam 1 jamnya, tagihan listrik menjadi Rp1.467 untuk daya listrik yang sama.
Keunggulan dan Kelemahan Kompor Gas, Kompor Listrik, dan Kompor Induksi
Nah, kita sudah membuat perhitungannya, tetapi itu belum termasuk perhitungan beli kompornya sendiri dan juga utilitasnya.
Memang masing-masing ada plus dan minusnya, tinggal kita yang mesti pintar memanfaatkannya sesuai kondisi dan kemampuan.
Kompor Gas
Kompor gas sih sudah semua orang menggunakan, jadi sudah sangat user friendly. Kalau belum punya, harga beli kompor gas ini terjangkau. Yang satu tungku ada yang di bawah Rp100.000. Kalau yang 2 tungku antara Rp300.000 – Rp600.000. Yang portable harganya Rp150.000 – Rp200.000. Tapi untuk portable, kayaknya bakalan boros kalau dipakai untuk rumah tangga yang tiap hari masak untuk keluarga. Kompor portable lebih cocok buat anak kos, yang paling banter masak mi instan.
Selain kompornya, butuh selang dan regulator untuk mengalirkan gas dari tabung ke kompor. Jangan lupa menaruh tabung di area yang agak terbuka, setidaknya yang berventilasi bagus. Karena cukup berbahaya kalau berada di ruang tertutup.
Kalau pakai gas, tentu saja tagihan listrik bisa dikurangi. Tetapi ada harga juga buat beli gasnya. Perlu dicatat, bahwa efisiensi kompor gas hanya sekitar 60%. Inilah yang membuatnya lebih boros, karena energi yang benar-benar mengalir untuk memasak hanya 60%, selebihnya menguap. Apalagi kalau mengingat bahwa gas merupakan sumber energi tak terbarukan, yang lama kelamaan bakalan habis.
Kompor Listrik
Kompor listrik memang belum terlalu populer. Apalagi buat rumah tangga kelas menengah ke bawah. Harga kompor listrik 1 tungku antara Rp100.000 – Rp500.000. Dua tungku sampai dengan Rp1 jutaan. Lumayan ya?
Daya yang dibutuhkan juga antara 300 – 600 watt untuk 1 tungku. Dua tungku, berarti ya kira-kira butuh daya dua kalinya juga. Ini lumayan kalau untuk rumah tangga dengan daya listrik 450 watt hingga 900 watt. Padahal, rentang daya inilah yang paling banyak dimiliki oleh keluarga-keluarga di Indonesia.
Namun, biaya utilitas tidak serumit kompor gas, karena hanya butuh colokan listrik saja. Juga lebih aman, bebas dari risiko meledak. Untuk efisiensinya juga lebih baik, karena kompor listrik bisa menghasilkan panas sampai 70%. Listrik sendiri merupakan sumber energi yang bisa terbarukan, sehingga akan lebih ramah lingkungan. Tapi kalau lagi pemadaman listrik—seperti yang sering terjadi di daerah-daerah yang bisa dua kali seminggu pemadaman—jadi repot juga, karena semua tergantung pada listrik.
Kompor Induksi
Kompor induksi berbeda dengan kompor listrik. Kalau kompor listrik, sumber daya benar-benar dari listrik yang dihubungkan dengan colokan yang kemudian memanaskan pelat kawat. Sedangkan kompor induksi bekerja dengan sistem elektromagnetik, sehingga jauh lebih efisien hingga mendekati 99%. Karena itu, kompor induksi lebih cepat panas ketimbang kompor listrik, yang kadang sampai makan waktu 5 menit sekadar untuk memanaskan.
Kompor induksi biasanya dilengkapi dengan pengaturan suhu pemanasan, seperti microwave. Dengan demikian, pemakaiannya bisa diatur dengan daya listrik yang menyesuaikan dengan temperatur yang digunakan. Rata-rata sih maksimal 1.000 watt. Untuk kompor induksi 2 tungku, biasanya tungku yang satu akan lebih besar daripada tungku yang lain.
Harga kompor induksi lebih mahal sedikit ketimbang kompor listrik, yaitu Rp400.000 hingga Rp1 jutaan tergantung jumlah tungku dan fiturnya. Untuk rumah tangga dengan daya listrik 450 – 900 VA, kompor induksi mungkin juga akan berat.
Nah, demikian perhitungan dan perbandingan hemat antara kompor gas, kompor listrik, dan kompor induksi. Jadi, gimana? Pilih yang mana? Yang pasti, cash flow harus diatur dengan baik. Karena di situlah, kunci paling dasar dari penghematan agar semua kebutuhan tercukup dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
QM Financial
Related Posts
4 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Well, memang kondisinya sedang sulit. Tak hanya harga Pertalite yang cukup mengkhawatirkan, mau ditahan beban negara berat, mau dinaikkan beban rakyat yang meningkat. BBM naik, LPG juga bisa saja dinaikkan lagi. Sekarang saja sudah ada wacana untuk mengganti kompor gas menjadi kompor listrik. […]
Kalau msyrkt dialihkan ke kompor induksi untk bisa mggnakan alat masak harus kompatibel juga, siapa yg menyediakan ? Pemerintah juga ?
Update terbarunya sih begitu, Kak. Kita tunggu saja ya. Semoga semua baik-baik saja dan berjalan lancar.
[…] kamu bisa mempertimbangkan menggunakan energi alternatif untuk hal lain dulu. Mungkin mengganti kompor gas menjadi kompor listrik? Atau, bisa juga yang […]